Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang masalah pernikahan dalam Islam mulai dari pengertian nikah, hukum pernikahan, khitbah, melihat calon istri, hikmah pernikahan, jenis pernikahan terlarang, kewajiban suami istri dan dasar hukum kedudukan suami istri.
1. RANGKUMAN FIKIHXI IPS 1
06-10-2015
A. Masalah Perkawinan
1. Pengertian Nikah
Secara bahasa (etimologi) : mengumpulkan, menggabungkan,
menjodohkan, atau bersenggama (wat’i). Dalam bahasa Indonesia
sering disebut “kawin”
Secara istilah (terminologi) : Menurut Pasal 1 Bab I, UU
Perkawinan No. 1 tahun 1974, “Perkawinan ialah ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri, dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”. Ada juga yang mengartikan,
“Suatu perjanjian atau aqad (ijab dan qabul) antara seolarang laki-laki
dan perempuan untuk menghalalkanhubungan badaniyah sebagaimana
suamiistri yang sah yang mengandung syarat-syarat dan rukun-rukun
yang sitentukan oleh syariat Islam.”
Ijab adalah suatu pernyataan berupa penyerahan dari seorang wali
perempuan atau wakilnya kepada seorang laki-laki dengan kata-kata
tertentu maupun syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh syara’
Qabul adalah suatu pernyataan penerimaan oleh pihak laki-laki
terhadap pernyataan wali perempuan atau wakilnya sebagaimana yang
dimaksud diatas.
Allah Swt. berfirman :
ْنِإ َوْمُتف ِخَّْلَأواُطِسقُتيِفىَامَتَيالواُحِكانَفاَمَْابَطْمُكَلَْنِمَىنثَمِاءَسِِّنالَْث ََلُث َوَْعاَبُرَوْنِإَفْمُتف ِخَّْلَأواُلِدعَت
ْةَد ِاح َوَفْوَأاَمْتَكَلَمْمُكُناَميَأَْكِلَذَىندَأَّْلَأواُولُعَت
“Maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau
empat.Tetapijika kamukhawatirtidka akan mampu berlaku aidl, maka
(nikahilah) seorang saja.” (QS. An-Nisa/4:3)
2. Hukum Pernikahan
a. Sunah
2. “dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang diantara
kamu , dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-
hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika merek
miskin,Allah akan memberi kemampuankepada mereka dengan
karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberina-Nya), Maha
Mengetahui,” (QS. An-Nur/24:32)
b. Mubah (boleh)
Bagi orang yang tidak mempunyai faktor pendorong atau faktor
yang melarang untuk menikah. Ini beralasan kepada umumnya
ayat dan hadis yang menganjurkan untuk menikah.
c. Wajib
Bagi orang yang secara jasmaniah sudah layak untuk menikah,
secara rohaniah sudah dewasa dan matang serta memiliki
kemampuan biaya untuk menikah dan menghidupi keluarganya.
Bila tidak menikah khawatir jatuh pad perbuat zina, maka
hukumnu menjaid wajib.
d. Makruh
Bagi orang (laki-laki) yang secara jasmaniyah sudah layak untuk
menikah, kedewasaan rohaniayh sudah matang, tetapi tidak
mempunyai biaya untuk menikah dan bekal hidup berumah
tangga. Karena secara lahiriah pernikahan baginya akan
membawa kesengsaraan atau bencana, baik bagi dirinya, istri
maupun anak-anaknya.
e. Dosa
Bagi laki-laki yang menikahi wanita dengan maksud menyakiti dan
mempermainkannya. Pernikahan ini sah jika terpenuhi syarat dan
rukunny, tetapi berdosa dihadapan Allah karena tujuannya buruk.
3. Pengertian dan Hukum Khitbah
Meminang atau khitbah atau melamar adalah pernyataan atau
ajakan untuk menikah dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan atau
sebaliknya dengan cara yang baik.
Hukumnya mubah dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Perempuan yang akan dipinang harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
1)Tidak teirkat oleh pernikahan.
3. 2)Tidak berada dalam masa iddah talak raj’i.
3)Bukan pinangan lakki-laki lain.
b. Cara megajukan pinangan
1)Pinangankepada gadis atau janda yang sudah habis masa
iddahnya boleh dinyatakan secara terang-terangan.
2)Pinangan kepada janda yang masih dalam talak bain atau iddah
ditinggal wafat suaminya, tidak boleh dinyatakan secara ternag-
terangan. Pinangan kepad mereka hanya boleh dilakukan secara
sendiri saja.
4. Melihat Wanita yang Akan Dinikahi
Melihat wanita yang akan dinikah, dianjurkan bahkan disunahkan
agama. Melihta calon istri untuk mengetahui penampilan dan
kecantikannya, dipandang perlu untuk mewujudkan kehidupan rumah
tangga yang bahagia sekaligus menghindari penyesalan setelah
menikah.
Menurut jumhur ulama bahwa yang boleh dilihat adalah wajah dan
kedua telapak tangan, karena dengan demikian akan diketahui
kehalusna tubuh dan kecantikan wajahnya.
8. Hikmah Pernikahan
a) Hikmah pernikahan bagi individu
Terwujudnya kehidupan yang tenang dan tenteram;
Terhindar dari perbuatan maksiat, terutama masturbasi, perzinaan,
dan pemerkosaan;
Merupakan jalan terbaik untuk menciptakan keturunan yang baik
dan mulia, sekaligus upaya menjaga kelangsungan hidup manusia
sesuai dengan ajaran agama;
Menumbuhkan naluri keibuan maupun kebapakan ketika sudah
memiliki anak;
Mendorong seseorang menjadi labih dewasa, terutama laki-laki
sebagai seorang kepala rumah tangga;
Memperluas persaudaraan;
Mendatangkan keberkahan;
4. b) Hikmah pernikahan bagi masyarakat
Terjaminnya ketenangan dan ketenteraman anggota masyarakat;
Meringankan beban masyarakat;
Memperkokoh hubugan tali persaudaraan dan memperteguh
kelanggengan rasa cinta dan kasih sayang serta tolong-menolong
antar keluarga dalam masyarakat;
9. Macam-macamPernikahanTerlarang
1. NikahMut’ah
Adalah nikah yang diniatkan hanya untuk bersenang-senang dan
hanya untuk jangka waktu seminggu, sebulan, setahun, dan seterusnya.
Awalnya dibolehkan oleh Rasul, tapi kemudian dilarang karena
dikhawatirkan ada unsur pelecehan terhadap wanita dan juga tidak sesuai
dengan tujuan pernikahan.
Dasar hukum dilarangnya pernikahan ini sesuai dengan sabdaNabi
saw. yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah,
dan Ibnu Hibban.
2. NikahSyighar
Adalah pernikahan yang didasarkan pada janji atau kesepakatan
penukaran. Yaitu menjadikan 2 orang perempuan sebagai mahar atau
jaminan masing-masing.
Jika pernikahan ini sampai terjadi, maka pernikahannya dibatalkan.
Dasar hukumnya adalah sabdaNabi saw. yang diriwayatkan oleh
Bukhari – Muslim.
3. NikahMuhallil
Adalah pernikahan yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan
untuk menghalalkan perempuan yang dinikahinya agar dinikahi lagi oleh
mantan suaminya yang telah menalak 3 (talak ba’in).
Disebut pernikahan muhallil karena pernikahan dilakukan untuk
menghalalkan mantan suami yang telah menalak 3 untuk menikahinya
lagi. Suami yang baru disebut muhallil (orang yang menghalalkan), dan
suami yang telah menalak 3 disebut muhallallahu (orang yang dihalalkan
untuknya).
Dasar humnya adalah sabda Nabi saw. yang diriwayatkan oleh
Ibnu Majah.
5. 4. PernikahanSilang
Adalah pernikahan antara laki-laki dengan perempuan yang
berbeda agama atau keyakinan. Pernikahan seperti ini ada 2 macam :
Laki-laki mukmin yang menikahi perempuan musyrik (non-
muslim)
Perempuan mukmin yang menikahi laki-laki musyrik (non-
muslim)
Dasar hukumnya adalah firman Allah yang terkandung dalam surat
Al-Baqarah : 221.
5. PernikahanKhadan
Adalah pernikahan yang menjadikan pasangannya sebagai
piaraannya. Secara bahasa khadan artinya gundik atau piaraan.
Dasar hukumnya ada 2, yaitu : qur’an surat An-Nisa’: 25, dan surat
Al-Ma’idah : 5.
6. Menikahiperempuan yang berzina
Adalah pernikahan yang dilakukan oleh laki-laki yang suci (tidak
berzina) dengan perempuan yang sudah berzina, dan sebaliknya.
Ada perbedaan pendapat diantara para ulama mengenai hukum
pernikahan ini.
Menurut Ali, Al-Barraj, Siti Aisyah, dan Ibnu Mas’ud hukumnya
haram, berdasarkan firman Allah di dalam surat An-Nur : 3.
Menurut Abu Bakar, Umar, Ibnu Abbas, dan Jumhur menyatakan
boleh, berdasarkan sabdaNabi SAW.:
“permulaannyaperzinaan,tetapiakhirnya adalah pernikahan.
Dan yang haram itu tidak mengharamkan yang halal.”(HR. At-Thabrani
dan Daruquthny)
10. Hikmah Adanya PernikahanTerlarang
a. Mengangkat harkat dan martabat manusia, bahwa manusia berbeda
dengan binatang.
b. Manusia tidak sembarangan menikah/mencari jodoh, karena pernikahan
akan dipertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat.
6. c. Terhinndar dari pernikahan inses, yaitu pernikahan satu darah, yang
menurut kedokteran akan menimbulkan kelumpuhan dan kemusnahan
secara genetika.
d. Terhindar dari adanya penganiayaan antara satu pihak terhadap pihak lain
dari sikap lari dari tanggung jawab.
Kewajiban dan hak suami istri
1. Kewajiban suami (hak istri)
a. Membayar mahar
b. Memberi nafkah (pangan,sandang,papan,kesehatan) dengan makruf
(baik)
c. Menggauli istri dengan makruf (mu’asyarah bilma’ruf) dengan cara
penuh kasih sayang karena Allah Ta’ala
d. Memimpin keluarga menjadi keluarga harmonis
e. Mendidik dan membimbing anggota keluarga ke jalan yang benar
f. Adil dan bijaksana terhadap anggota keluarga
2. Kewajiban istri (hak suami)
1. Mentaati suamijika meminta atau memerintah , kecuali kepada
kemungkaran.
2. Menjaga diri dan kehormatan keluarga
3. Menjaga harta kepunyaan suami
4. Mengatur rumah tangga
5. Mendidik anak
Kewajiban Bersama
Maksud darikewajiban bersama dari suamidan istri adalah kewajiban yang
harus dilakukan baik oleh istri maupun suami.
Adapun yang bisa dilakukan adalah :
Menjaga nama baik seluruh anggota keluarga
Menghormati dan berbuat baik kepada keluarga keduanya
7. Memelihara kepercayaan diri dan menyimpan rahasia rumah tangga dan
memelihara keutuhannya
Memelihara dan mendidik anak anak nya dengan penuh kasih sayang
Dll
Dasar Hukum Kedudukan SuamiIstridalam Rumah Tangga
Dasar hukum tentang kedudukan suamiistri dalam rumah tangga antara lain
:Ar
Artinya : “Laki– laki (suami) itu pelindung bagi perempuan karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan),
dan karena laki laki telah memberikah nafkah darihartanya. Maka perempuan
perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri
ketika suamitidak ada, karena Allah telah menjaga mereka.” (QS. An-nisa
/4;34)
Rasulullah SAW bersabda :
8. “ Kewajiban suami (hak istri) adalah : suami memberi makan istrijika ia sendiri
makan, memberi pakain kepada istri jika ia sendiri berpakaian, tidak boleh
memukul wajahnya, tidak boleh mengejek istri dan suamitidak boleh menjauhi
istri kecuali di dalam rumah.” (HR. Hakim)
Rasulullah SAW bersabda :
“ Kewajiban Istri(hak suami) ialah : istri tidak meninggalkan tempat tidur
suaminya, istrihendaklah bersikap baik mengenai bagian suaminya (yang harus
diberikan olehnya), Istritaat atas perintah suami, istri tidak keluar rumah
kecuali atas izin suami, istri tidak memasukkan orang lain yang tidak disukai
suaminya”
Prinsip Kafa’ah dalam pernikahan
Bahasa: Kafa’ah berarti serupa, simbang, serasi.
Istilah: Keseimbangan dan keserasian antara calon istri dan suami, dalam
berbagai aspek kehidupan, sehingga tidak ada yang merasa keberatan
Hukum
Menurut Ibn Hazm, kafa’ah tidak menjadipertimbangan
Menurut ImamMalikiyah, kafa’ah harus dijadikan pertimbangan (kafa’ah yang
termasuk adalah istiqamah dalam agama dan akhlak)
Menurut jumhur ulama kafa’ah itu penting.
Menurut jumhur ulama kafa’ah menjadi hak perempuan dan para wali.
Menurut Syafi’iyah, itu adalah hak perempuan dan para wali yang mempunyai
hak pada waktu itu
Menurut ImamAhmad, itu hak Allah.
Pengertian MahramNikah dan Pembagiannya
9. Mahramadalah perempuan-perempuan yang haram untuk dinikahi, yang
memiliki beberapa faktor:
Faktor Keturunan:
Ibu
Ibu dariibu dan seterusnya keatas
Anak, cucu, dan seterusnya kebawah
Saudara perempuan kandung, saudara perempuan seayah, saudara
perempuan seibu
Saudara perempuan ayah
Saudara perempuan ibu
Anak perempuan darisaudara laki-laki dan seterusnya kebawah
Anak perempuan darisaudara perempuan dan seterusnya kebawah
Faktor Persusuan
Ibu yang menyusui
Saudara perempuan sepersusuan
Faktor perkawinan
Ibu dariistri (mertua)
Anak tiri jika ibunya sudah digauli
Istridarianak (menantu)
Istribapak (ibu tiri)
Dalilnya adalah Q.S An-Nisa 22-23
Rukun dan syaratnikah
Pernikahan itu sah jika memenuhi rukun dan syarat-syaratberikut:
Calon suami, syarat:
Muslim
Merdeka
Berakal
Benar-benar laki-laki
Adil
Tidak beristriempat
10. Tidak mempunyaihubungan mahram dengan calon istri
Tidak sedang berhaji/umrah
Calon istri, syarat:
Muslimah
Benar-benar perempuan
Telah diizinkan oleh walinya
Tidak bersuamiatau dalam masa iddah
Tidak mempunyaihubungan mahram dengan calon suami
Tidak sedang berhaji/umrah
Sighat (ijab qabul), syarat:
Lafaznya harus lafaz nikah atau tazwij
Lafaznya bukan kata-kata kinayah (kiasan)
Lafaznya tidak bersyarat
Lafaz harus segera diucapkan setelaj ijab
WAli calon pengantin, syarat:
Muslim
Berakal
Tidak fasik
Laki-laki
Mempunyai hak untuk menjadi wali
Dua orang saksi, syarat:
Muslim
Baligh
Berakal
Merdeka
Laki-laki
Adil
Pendengaran dan pengelihatan sempurna
Memahami bahasa ijab qabul
Tidak berhaji/umrah
11. WALI, SAKSI, IJAB, QABUL, DAN WALIMAH
1. Pengertian Wali dan Saksi
Wali adalah orang yang berhak menikahkan perempuan dengan laki – laki
sesuai dengan syari’at Islam.
Saksi adalah orang yang menyaksikan dengan sadar pelaksanaan ijab qabul
dalam pernikahan.
2. Persyaratan Wali dan Saksi
a. Wali calon pengantin perempuan syaratnya :
• Laki – laki
• Muslim
• Balig
• Berakal
• Tidak fasik
• Punya hak untuk jadi wali
b. Persyaratan saksi , harus dua orang saksi
• Laki – laki
• Balig
• Berakal
• Merdeka
• Adil
• Pendengaran dan penglihatannya sempurna
• Memahami bahasa yang diucapkan dalam ijab kabul
• Tidak sedang mengerjakan ihram haji/umrah
12. 3. Kedudukan Wali
Wali dalam pernikahan mempunyai kedudukan sangat penting bahkan dapat
menentukan sah tidaknya pernikahan. Pernikahan tanpa saksi tidak sah atau
batal
Rasulullah Faw. Bersabda :
النكاحاالبوليمرشد
“tidak sah pernikahan kecuali dengan wali yang dewasa”
4. Tingkatan Wali
Wali nikah dibagi menjadi 2 macam. Pertama, wali masa = wali karena ada
hubungan darah dan wali hakim = orang yang diberi hak oleh penguasa untuk
menjadi wali nikah dalam keadaan tertentu dan sebab tertentu pula.
Urutan wali dalam pernikahan menurut Imam Syafi’i :
• Ayah kandung
• Kakek dari pihak ayah dan seterusnya ke atas
• Saudara laki – laki kandung (seayah seibu)
• Saudara laki – laki seayah
• Anak laki – laki saudara laki – laki kandung
• Anak laki – laki saudara laki – laki seayah
• Paman (saudara ayah) kandung
• Paman (saudara ayah) seayah
• Anak laki – laki dari paman kandung
• Anak laki – laki dari paman seayah
• Wali hakim
13. MACAM-MACAM WALI
a) Wali mujbir
Mujbir artinya orang yang memaksa. Sedangkan yang dimaksud dengan
wali mujbir adalah wali yang mempunyai hak untuk menikahkan orang
yang diwalikan tanpa minta izin dan menanyakan terlebih dahulu
pendapat mereka.wali mujbir ini berlaku bagi perempuan yang
kehilangan kemampuannya, seperti anak yang masih belum sampai umur
mumayyiz(dewasa). Juga berlaku bagi perempuan, seperti anak-anak dan
orang yang kurang sempurna akalnya.
Adanya wali mujbir ini diakui oleh agama karena mempertimbangkan
kepentingan orang yang diwalikan. Karena orang yang kurang
kemampuannya apabila kehilangan kemampuannya tentu tidak dapat
memikirkan kemaslahatan dirinya. Karena segala persoalan orang-orang
seperti ini harus dikembalikan kepada walinya.
Para ulama berpendapat bahwa yang berhak menjadi wali mujbir bagi
orang gila dan kurang mampu akalnya adalah ayah-nya, kakeknya, dan
seterusnya. Sedagkan menurut imam syafi’i berada di tangan ayah dan
kakeknya.
Para ulama yang membolehkan menikahkan anak perempuan tanpa
meminta izin terlebih dahulu memberikan syarat sebagai berikut:
-tidak ada permusuhan antara ayah dan anak
-hendaknya dikawinkan dengan orang yang setara
-maharnya tidak kurang dari mahar misil (sebanding)
-tidak dinikahkan dengan orang yang tidak mampu membayar mahar
-tidak dinikahkan dengan laki-laki yang mengecewakan si anak kelak
Wali hakim
Wewenang wali berpindah ke tangan wali hakim disebabkan oleh dua
hal, yaitu;
1. Terjadi pertentangan diantara para wali
2. Tidak adanya wali nasab, baik karena meninggal, hilang atau gaib.
Apabila calon suami yang sekufu telah datang dan calon istri telah setuju
sementara walinya tidak ada, baik karena telah meninggal, hilang, atau
14. gaib, maka hakim berhak menikahkannya, kecuali bila calon pengantin
bersedia menunggu kedatangan wali tersebut.
Wali adhal
Wali adhal adalah wali yang enggan aau menolak untuk menkahkan
perempuan yang ada di bawah kewaliannya. Para ulama sepakat bahwa
wali tidak boleh menolak untuk menikahkn perempuan yng menjadi
tanggung jawabnya dalam perwalian bila ada laki-laki sekufu ingin
menikahinya dengan mahar misil dan perempuan menyetujuinya. Apabila
wali menolak menikahkan dalam keadaan seperti ini tanpa ada alasan
yang dapat diterima, maka perempuan itu berhak mengadukan perkaranya
kepada hakim dan meminta kepadanya untuk menikahkannya.
b) Kedudukan dan jumlah saksi
Menurut jumhur ulama bahwa akad nikah dinyatakan tidak sah bila tidak
di hadiri oleh dua orang saksi yang telah memenuhi syarat
c) Ijab qabul
Ijab qabul ialah ucapan penyerahan yang dilakukan oleh wali mempelai
perempun dan penerimaan oleh mempelai laki-laki, berikut adalah ucapan
ijab qabul:
Wali perempuan:
Mempelai laki-laki:
“saya terima nikahnya ..... binti....... dengan maskawin.........tunai”
Atau
Mempelai laki-laki:
“nikahkanlah saya dengan...... binti......... dengan maskawin ..... tunai”
Wali perempuan:
“saya nikahkan engkau dengan anak saya bernama..... dengan maskawin
....... tunai”
15. Hukum dan Macam-macamMahar
Yang dimaksud dengan mahar adalah “mas kawin, yaitu pemberian dari pihak
lelaki kepada pihak perempuan disebabkan terjadinya suatu pernikahan.”
Hukumnya wajib bagi laki-laki, walaupun bukan termasuk syarat atau rukun
nikah.
وواُتآساءِّالننِّهِّتُقادصةلْحِّنْنِّإفنْبِّطْمُكلْنعْيشءُهْنِّمساْفنُهوُلُكفنيئاهريئام (Q.S Annisa ayat 4)
Artinya : Berikanlah maskawin( mahar ) kepada wanita ( yang kamu nikahi )
sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan
kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (
ambillah ) pemberian itu ( sebagai makanan ) yang sedap lagi baik akibatnya.
Islam tidak menetapkan dengan tegas banyak sedikitnya jumlah mahar yang
harus diberikan pihak laki-laki. Didasarkan pada nilai dan manfaat yang
terkandung di dalamnya.
Di Indonesia pada umumnya mahar di berikan berupa emas dan
perlengkapan/alat shalat. Di bolehkan pula dengan kitab Suci Al-Qur’an.
Mahar boleh di bayar tunai, utang, maupun separuh-separuh, asal sang
perempuan rela. Mahar yang di utangi wajib dibayar seluruhnya bila istri sudah
diguli dan suami atau istri meninggal dunia.
Walaupun cerai tetap waji bayar. Jika suami-istri cerai tapi istrinya
belum”dicampuri” mantan suami wajib bayar separuh. Tapi kalau belum
ditentukan, mantan suami boleh tidak bayar tapi wajib bayar mut’ah atau
pemberian sebagai kenang-kenangan dan penghibur.
Hukum Walimah Dalam Pernikahan
Walimah makna asalnya adalah “Makanan dalam pernikaha”. Menurut bahasa,
mengnadung arti “Pesta”,”Kenduri” atau “resepsi”.
Walimatun nikah adalah pesta yang diselenggarakan setelah dilaksanakannya
akad nikah dengan menghidangkan jamuan yang biasanya disesuaikan
dengan adat istiadat setempat.
16. Menurut Jumhur Ulama mengadakan walimatun nikah hukumnya Sunnah
Muakkadah
“Umumkanlah pernikahan itu, selenggarakanlah akadnya di masjid dan setelah
itu adakanlah pertunjukan rebana” (H.R Ahmad dan Tirmidzi)
Menghadiri pesta pernikahan hukumnya wajib bagi orang-orang yang diundang.
Ada ulama yang bilang fardhu kifayah namun ada juga yang bilang sunah saja.
Hikmah Walimah
1. Merupakan rasa syukur kepada Allah Swt
2. Tanda penyerahan anak gadis kepada suami dari kedua orang tuanya
3. Sebagai tanda resminya adanya akad nikah
4. Sebagai tanda memulai hidup baru bagi suami-istri
5. Pemberitahuan kepada orang lain tentang telah dilaksanakannya ijab qabul
(pernikahan) anatara si fulan dengan fullanah
6. Supaya terhindar dari fitnah
HADHANAH
Berasal darikata ‘hidhn’ artinya bagian samping tubuh yang bisa dipergunakan
untuk menggendong anak kecil. Dalam kehidupan rumah tangga disebut
mengasuh, memelihara, dan mendidik anak kecilyang belum mumayyiz.
Secara terminologis, hadhanah adalah menjaga anak yang belum bisa
mengatur dan merawat dirinya sendiri, serta belum mampu menjaga dirinya
dari hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.
Hadhanah adalah hak bagi anak kecil karena masih butuh penjagaan,
pengawasan, dan pendidikan.
Hadhanah menjadi kewajiban bersama suamiistri.
Tapi bagaimana kalau suamiistri bercerai?
Menurut pemahaman HR. Ahmad dan Abu Dawud:
17. 1. Jika anak masih kecil maka ibu lebih berhak untuk mengasuh dan
memeliharanya
2. Apabila ibu menikah lagi, maka hak untuk mengasuh pindah ke bapak
Diriwayatkan dariAmr bin Syu’aib dengan menukil dari ayahnya, dari
kakeknya bahwa ada seorang wanita yang mengadu kepada Rasulullah r:
“Wahai RAsulullah, anak ini dulu pernah menjadikan perutku sebagai
wadahnya, payudaraku sebagaisumber minumnya dan kamarku sebagai
rumahnya. Kiniayahnya telah menceraikanku dan ingin merampasnya
dariku.” Rasulullah bersabda kepada wanita ini “Kamu lebih berhak
terhadapnya selama kamu belum menikah lagi“. (hasan HR Abu Daud,
Ahmad dan Al-Baihaqi)
Meskipun ibu berhak untuk mengasuh tapi, nafkah untuk keperluan anaknya
masih ditanggung bapak. Apabila ibu tidak mampu menjaga anaknya maka
bapaknya berhak mengambilal alih urusan hadhanah. Apabila keduanya tidak
mampu maka beralih ke keluarganya yang sudah dewasa, atau apabila si anak
telah usia 7 tahun diberi hak untuk memilih.
URUTAN ORANG YANG BERHAK MENGASUH
1. Golongan Mazhab Hanafiberpendapat bahwa orang yang paling berhak
mengasuh anak adalah
- Ibu kandungnya sendiri
- Nenek daripihak ibu
- nenek daripihak ayah
- saudara perempuan (kakak perempuan)
- ibu saudara daripihak ibu
- anak perempuan saudara perempuan
- anak perempuan saudara laki-laki
- ibu saudara daripihak ayah
2. Golongan Mazhab Maliki berpendapat bahwa urutan hak anak asuh dimulai
dari
- Ibu kandung
- nenek daripihak ibu
18. - ibu saudara daripihak ibu
- nenek daripihak ayah
- saudara perempuan
- ibu saudara daripihak ayah
- anak perempuan dari saudara lelaki
- penerima wasiat
- dan kerabatlain (ashabah) yang lebih utama
3. Golongan Mazhab Syafi’iberpendapatbahwa hak anak asuh dimulai dari
- Ibu kandung
- nenek daripihak ibu
- nenek daripihak ayah
- saudara perempuan
- ibu saudara daripihak ibu
- anak perempuan darisaudara laki-laki
- anak perempuan darisaudara perempuan
- ibu saudara daripihak ayah
- dan kerabatyang masih menjadimahram bagisi anak yang mendapatkan
bahagian warisan ashabah sesuaidengan urutan pembagian harta warisan.
PendapatMadzhab Syafi’isama dengan pendapatmadzhab Hanafi.
4. Golongan Mazhab Hanbali
- ibu kandung
- nenek daripihak ibu
- kakek dan ibu kakek
- ibu saudara darikedua orang tua
- saudara perempuan se ibu
- saudara perempuan seayah
- ibu saudara dariibu kedua orangtua
- ibu saudara bagiibu
- ibu saudara ayah
- ibu saudara darijalur ibu
- ibu saudara ayah darijalur ibu
- ibu saudara ayah daripihak ayah
- anak perempuan darisaudara laki-laki
19. - anak perempuan daripakcik ayah daripihak ayah
- kemudian kalangan kerabatdariurutan yang paling dekat
SyaratHadhanah:
1. Berakal
2. Menjalankan agama
3. Merdeka
4. Dapat menjaga kehormatan dirinya
5. Amanah
6. Menetap di dalam negara anak yang dididiknya
7. Keadaan perempuan yang tidak bersuami, kecuali kalau dia bersuami
dengan keluarga dari anak yang memang berhak pula untuk mendidik
anak itu, maka haknya tetap
UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DI INDONESIA
1. Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam di Indonesia
Masalah perkawiana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan
No.1 tahun 1974 yang terdiri dari 14 Bab dan 47 Pasal. Undang-Undang
tersebut tidak sama persis dengan hukum pernikahan di dalam Fiqh Islam,
namun tidak ada pertentangan.
Kompilasi menurut bahasa ialah kegiatan pengumpulan berbagai bahan
tertulis yang diambil dari berbagai sumber atau rujukan mengenai suatu
persoalan tertentu. Kompilasi menurut hukum ialah buku kumpulan hukum-
hukum Islam.
Kompilasi Hukum Islam adalah Fiqh Indonesia, karena isinya disusun
dengan memperhatikan kondisi hukum umat Islam Indonesia. Susunan KHI
bersumber dari 38 jenis kitab standar dari berbagai madzhab.
2. Batasan Umur Pernikahan
Dalam Islam batasan umur tidak disebutkan atau ditentukan dengan tegas,
tetapi lebih ditekankan pada kemampuan fisik dan metal. Di Indonesia
terdapat dalam Undang-Undang RI No.1 tahun 1974 dalam Bab II
disebutkan batas minimal usia pernikahan untuk pria adalah 19 dan untuk
wanita adalah 16. Undang-Undang Perkawinan menganut prinsip bahwa
calon sumi-istri itu harus matang jiwa raganya.
20. Dengan batasan minimal tersebut diharapkan pula dapat mencegah adanya
pernikahan dini (di bawah umur), karena sering menimbulkan masalh bagi
pasangan tersebut.
3. Kedudukan Pencatatan Pernikahan
Kedudukan pencatatan pernikahan umat Islam di Indonesia dilaksanakan di
KUA. Dibawah naungan Departemen Agama, berkedudukan di kecamatan.
Sifat prosesinya adalah administratif dan teknis, bukan untuk masalah
pengesahan secara agama. Berfungsi untuk menjadikan bukti kedudukannya
di keluarga yang erat kaitannya dengan hukum dan UU Negara.
4. Hukum Talak di Pengadilan Agama
Pencatatan perceraian suami istri dilakukan di pengadilan agama dengan
rekomendasi dari KUA, karena hanya dapatditerima apabila mendapat
rekomendasi dari KUA, sebagai bukti bahawa mereke benar-benar suami
istri.
Perceraian di depan Pengadilan Agama bersifat sama halnya dengan
pencatatan pernikahan di KUA. Hanya bersifat teknis dan administratif.
MASALAH PERCERAIAN
Talak artinya melepaskan ikatan. Secara istilah, talak berarti lepasnya
ikatan pernikahan dengan ucapan talak atau lafal lain yang maksudnya sama
dengan talak.
“Talak adalah melepaskan tali perkawinan dan mengakhirihubungan
suami istri.” –Sayyid Sabiq
“Talak adalah melepastali aqad nikah dengan kalimattalak dan yang
semacamnya.” –Abu Zakaria Al-Ansari
Talak adalah HAK SUAMI, istritidak bisa melepaskan diri dari ikatan.
Meskipun talak adalah hak suami, Islam tidak membenarkan suami
menjatuhkan talak dengan sewenang-wenang dan gegabah dan hanya
mengikuti hawa nafsu.
Hukum talak adalah MAKRUH (menurut ulama Syafi’iyah dan Hambaliyah).
Berdasarkan hadits Nabi saw:
21. “DariUmar ra dariRasulullah saw bersabda, ‘Perbuatan halalyang paling
dibenciAllah adalah perceraian’.” (HR. Abu Dawud dan Hakim)
Sementara ada yang bilang, hukum talak adalah HARAM (menurut ulama
Hanifiyah). Berdasakan sabda Nabisaw:
“Allah mengutuk orang yang kawin hanya maksud mencicipidan sering
menceraiistri.”
Menurut golongan Hambali diperinci:
a. Bisa jadi WAJIBkalau talak dijatuhkan oleh pihak hakam
(penengah), karena benar-benar tidak bisa disatukan lagi.
b. Bisa jaadi HARAMkarena tidak ada alasan dasar yang benar.
c. Bisa jadi SUNNAH karena istri tidak dapat menjalankan kewajiban
kepada Allah dengan benar, padahal sudah diupayakan (untuk
diperbaiki) oleh suaminya. MenurutImam Ahmad, tidak usah
dipertahankan karena dapat mengganggu iman suami dan ketenangan
dalam rumah tangga.
Rukun dan SyaratTalak:
a). Suami>> (yang menjatuhkan talak) harus berakal, baligh, atas kemauan
sendiri. Kalau terpaksa, oleh Imam Hanafi, dianggap sah. Kalau
mabu/marah/lupa ada yang bilang sah, ada yang bilang tidak sah.
b). Istri>> (yang dijatuhkan talak) masih dalam ikatan suamiistri secara sah
dan dalam keadaan iddah talak raj’I atau ba’in sugra yang dijatuhkan
sebelumnya.
c). Sigat talak >> kata-kata talak, baik secara sarih (jelas) maupun kinayah
(sindiran), tulisan, isyarat.
d). Qasdu (disengaja)
Macam-MacamTalak:
1). Dari segi jumlah
a. Talak satu
22. b. Talak dua
c. Talak tiga
2). Dari segi boleh/tidak bekas suami untuk rujuk
a. Talak raj’i>> boleh rujuk lagi selama masa iddah atau sebelum masa
iddahnya berakhir. Yang termasuk adalah talak satu dan dua.
b. Talak ba’in >> talak yang dijatuhkan suamidan bekas suamitidak boleh
rujuk lagi kecuali ada aqad nikah baru. Terbagi menjadi dua: (1) Ba’in sugra
(menghilangkan pemilikan mantan suami terhadap mantan istri, tetapi boleh
rujuk dengan memperbaharuiaqad nikah), (2) Ba’in qubra (talak tiga, mantan
suaminggak boleh rujuk kecualimantan istrinya udah pernah menikah sama
lelaki lain lalu diceraikan dengan lelaki itu.
3). Dari segi keadaan istri
a. Talak sunny >> dijatuhkan suamike istri yang pernah dicampurinya.
Keadaan istri sedang sucidan pada saatsuci tersebut belum dicampuri, atau
sedang hamil dan jelas kehamilannya.
b. Talak bid’iy >> dijatuhkan suamike istri yang pernah dicampurinya.
Keadaan istri sedang haid, atau dalam keadaan suci tetapi pada waktu suci
tersebut sudah dicampuri.
c. Talak la sunny wala bid’iy >> dijatuhkan suamiketika keadaan istribelum
pernah dicampuri, atau belum pernah haid karena masih kecil atau sudah
berhenti haid.
4). Dari segi tegas atau tidak kata-katanya
a. Talak sarih
b. Talak kinayah
5). Dari segi langsung atau tidak menjatuhkan talaknya
a. Talak muallaq >> dikaitkan dengan syarat
b. Tallak gairu muallaq >> nggak ada syaratnya
6). Dari segicara suamimenyampaikan talak
a. Talak dengan ucapan
23. b. Talak dengan tulisan
c. Talak dengan isyarat>> hanya kepada suamiyang bisu
d. Talak dengan utusan
Khuluk adalah talak yang dijatuhkan suami karena menyutujuiatau
memenuhi permintaan istrinya, dengan jalan sang istri membayar tebusan.
Menurut ulama Zhahiriyah dan Ibnu Mundzir, khuluk bisa sah jika istri
nusyuz. MenurutImamSyafi’I dan Abu Hanifah, khuluk sah walau istri tidak
nusyuz.
Hukum khuluk bisa jadi wajib (suaminggak nafkahin), haram (bila
maksudnya untuk menyengsarakan istridan keluarga), mubah (kalau ada
keperluan), makruh (kalau gak ada keperluan), dan sunah (untuk mencapai
kemashlahatan bagi keduanya) sepertitalak.
Status khuluk sama seperti talak ba’in sugra.
Fasakh adalah jatuhnya talak oleh keputusan hakim atas dasar pengaduan
istri, sementara hakim mempertimbangkan kelayakannya, sementara suami
tidak mau menjatuhkan talak.
Fasakh berlakubila:
a. Terdapat aib (cacat) pada satu pihak
b. Suami tidak mau memberi nafkah
c. Mengumpulkan dua orang saudara menjadiistri
d. Penganiayaan yang berat pada fisik
e. Suami murtad atau hilang (tidak jelas hidup atau mati)
Idah
• Pengertian :
Masa mneunggu yang ditetapkan oleh syara’ kepada wanita yang di cerai
suaminya, baik karena cerai hidup maupun mati.
24. Hanya berlaku bagi wanita yang sudah digauli suaminya.
• Al-ahzab:49
• “wahaiorang-orangyang beriman!Apabila kamu menikahi perempuan-
perempuan mukmin, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu
mencampurinya, maka tidak ada idah bagi mereka”
Macam Idah
1. Istri yang ditinggal mati suaminyadan ia dalam keadaan tidak hamil,
maka masa idahnya 40 hari.
2. Istri yang ditinggal mati suaminya dan dalam keadaan hamil, maka masa
idahnya ialah sampai ia melahirkan, walaupun kurang dari 4 bulan 10
hari.
3. 3. Istri yang ditalak suaminya dalam keadaan hamil, maka masa idahnya
adlah sampai ia melahirkan kandungannya.
4. 4. Istri yang ditalak suaminya dan dia dalam keadaan haid. Masa idahnya
ialah sampai 3 kali suci.
5. 5. Istri yang ditalak suaminya padahal ia belum pernah haid atau sudah
menoopause masa idahnya 3 bulan.
Hikmah perceraian, khuluk, fasakh
• 1. hikmah cerai
– Sebagai jalan atau pintu darurart bagi pasangan suami istri yang
tidak cocok.
– Sarana untuk dapat meilih pasangan hidup yang harmonis
– Pengakuan islam atas realitas kehidupan.
– Dilihat dari segi kejiwaan, perceraian salah satu ob at sakit mental.
• 2. hikmah khuluk
– Terhindar dari kemungkinan suami istri tidak menjalankan
kewajibannya dengan baik.
– Istri terhindar dari ketidaktaatan kepada suami terutama jika istri
membenci suamikarena alasan tertentu.
25. • 3. hikmah faassakh
– Istri memperoleh kebebasan untuk memilih sejau mana yang
dibolehkan agama.
– Terhindar dr kezaliman yang mungkin dilakukan oleh suami/istri
Kewajiban mantan suami dan istri selama masa idah.
• Kewajiban mantan suami
– Memberikan nafkah makan/belanja dan tempat tinggal bagi
perempuan yang ditalak raj’i.
– Memberi nafkah dan tempat tinggal bagi perempuan yang ditalak
ba’in dalam keadaan hamil.
– Memberi tempat tinggal saja bagi perempuan yang ditalak ba’in.
• Kewajiban mantan istri
– Tinggal dirumah yang disediakan mantan suaminya.
– Dapat menjaga dirinya dari perbuatan maksiat yang
bisamenimbulkan fitnah.
– Tidak booleh menerima pinangan kecuali mantan suaminya yang
ditalak raj’i.
A. PENGERTIAN RUJUK
Rujuk artinya kembali. Menurut syara’ adalah kembalinya seorang suami
kepada mantan istrinya dengan perkawinan dalam masa iddah sesudah ditalak
raj’iy
Firman Allah :
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahandiri(menunggu) tiga kali
quru’. tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
rahimnya, jika merekaberiman kepada Allah dan hariakhirat. dan suami-
suaminya berhak merujukinya dalammasa menanti itu, jika mereka (para
suami) menghendaki ishlah. dan para wanita mempunyaihak yang seimbang
dengan kewajibannya menurutcara yang ma’ruf. akantetapipara suami,
26. mempunyaisatu tingkatan kelebihan daripada isterinya dan Allah Maha
Perkasa lagiMaha Bijaksana. (Q.S. Al-Baqarah: 228)
Bila seorang suamitelah menceraikan istrinya, maka ia boleh bahkan
dianjurkan untuk rujuk kembalidengan syaratbila keduanya betul-betul
hendak berbaikan kembali (islah). Dengan arti bahwa keduanya benar-benar
sama-sama saling mengerti dan penuh rasa tanggung jawab antara satu
dengan lainnya. Akan tetapi bila suami mempergunakan kesempatan rujuk itu
bukan untuk berbuat islah, bahkan bertujuan untuk menganiaya tanpa
memberi nafkah, atau semata-mata untuk menahan istri agar jangan menikah
dengan orang lain, maka suamitersebut tidak berhak untuk merujuk istrinya
itu, malah haram hukumnya.
B. Hukum Rujuk
Ada dalam ayat [Al-Baqarah : 229-230]
ُْق ََلّلطِْانَت ّرَمْْۖاكَسمِإَفْوفُرعَمِبْوَأْيح ِرسَتْانَسحِإِبََْْۖلَوْل ِحَيْمُكَلْنَأواُذُخأَتاّمِمّْنُهوُمُتيَتآائَيشِْإَّْلْنَأ
اَفخَاَيَّْلَأاَيمِقُيَْدُودُحِ ّاَّللْْۖنِإَفْمُتف ِخَّْلَأاَيمِقُيَْدُودُحِ ّاَّللََْلَفََْاحنُجاَمِهيَلَعاَيمِفْتَدَتافِْهِبْْۖلِتَْكُْدُودُحِ ّاَّللََْلَف
َاهُودَتعَتْْۖنَمَوّدَعَتَيَْدُودُحِ ّاَّللَْكِئََٰلوُأَفُْمُهَْونُمِلاّالظْنِإَفاَهَقّلَطََْلَفْل ِحَتُْهَلْنِمُْدعَبَْٰىّتَحَْحِكنَتْوَزاجُْهَرَيغْۖ
ْنِإَفاَهَقّلَطََْلَفََْاحنُجاَمِهيَلَعْنَأاَعَاج َرَتَيْنِإاّنَظْنَأاَيمِقُيَْدُودُحِ ّاَّللَْْۖكلِت َوُْدُودُحِ ّاَّللاَهُنِِّيَبُيْموَقِلَْيَْونُمَلع
Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara
yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu
mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka,
kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum
Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-istri) tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang
bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum
Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar
hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zhalim. Kemudian jika
suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak
halal lagi baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika
suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya
(bekas suami pertama dan istri) untuk kawin kembali jika keduanya
berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-
27. hukum Allah diterangkanNya kepada kamu yang (mau) mengetahui” [Al-
Baqarah : 229-230]
1. Haram, apabila rujuk merugikan pihak istri, seperti keadaannya akan
lebih menderita dari sebelumnya.
2. Makruh, jika cerai lebih bermanfaat bagi kedunya.
3. Sunnah, apabila diketahui bahwa rujuk lebih bermanfaat dibanding
meneruskan perceraian.
4. Wajib, khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu jika salah
seorang ditalak sebelum waktu gilirannya disempurnakan
C. SYARAT-SYARATRUJUK
Syarat-syaratrujukyang harus dipenuhiantara lain :
1. Saksiuntuk rujuk
Fuqaha berbeda pendapat tentang adanya saksidalam rujuk, apakah menjadi
syaratsahnya rujuk atau tidak. Imam Malik berpendapat bahwa saksidalam
rujuk adalah disunahkan sedangkan Imam Syafi’imewajibkan.
1. Rujuk dengan kata-kata atau pergaulan istri
Terdapat perbedaan pendapat pula dalam hal ini, sebagai berikut:
Menurut pendapat Imam Malik mengatakan bahwa rujuk dengan
pergaulan, istri hanya dianggap sah apabila diniatkan untuk merujuk.
Karena bagi golongan ini, perbuatan disamakan dengan kata-kata dan
niat.
Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, yang mempersoalkan rujuk
dengan pergaulan, jika ia bermaksud merujuk dan ini tanpa niat.
Menurut pendapat Imam Syafi’i, bahwa rujuk itu disamakan dengan
perkawinan dan Allah SWT memerintahkan untuk diadakan persaksian,
sedang persaksian hanya terdapatdalam kata-kata.
1. Kedua belah pihak yakin dapat hidup bersama kembali dengan baik
2. Istritelah dicampuri
Jika istri yang dicerai belumpernah dicampuri, maka tidak sah rujuk, tetapi
harus dengan perkawinan baru lagi
28. 1. Istribaru dicerai dua kali
Jika istri telah ditalak tiga maka tidak sah rujuk lagi, melainkan harus telah
menikah dengan orang lain kemudian bercerai, barulah boleh rujuk kembali
dengan akad yang baru.
Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua),Maka
perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengansuamiyang
lain. Kemudian jika suamiyang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa
bagikeduanya (bekassuamipertama dan isteri) untuk kawin kembalijika
keduanya berpendapatakan dapatmenjalankan hukum-hukum Allah. Itulah
hukum-hukum Allah, diterangkan-Nyakepadakaum yang (mau)
Mengetahui.(Q.S. Al-Baqarah : 230)
1. Istriyang dicerai dalam masa iddah raj’iy
Jika bercerainya dari istri karena fasakh atau khulu’ atau talak ba’in atau istri
yang dicerai belum pernah dicampuri, maka rujuknya tidak sah.
D. RUKUN RUJUK
1. Ada suamiyang merujuk atau wakilnya
2. Ada istri yang dirujuk dan sudah dicampuri
3. Kedua belah pihak sama-sama suka dan ridho
4. Dengan pernyataan ijab dan qobul
Misalnya, “Aku rujuk engkau pada hariini” atau “Telah kurujuk istriku yang
bernama ………… pada hariini” dan lain sebagainya yang semakna.
E. Hikmah Rujuk
1. Sarana memikir ulang substansi perceraian yang telah dilakukan; apakah
karena emosi, hawa nafsu atau karena kemaslahatan.
2. Sarana mempertanggung jawabkan anak secara bersama-sama.
3. Sarana menjalin kembali pasangan suami istri yang bercerai, sehingga
pasangan tersebut bisa lebih hati-hati, saling menghargai dan
menghormati.
4. Saran perbaikan hubungan diantara 2 manusia atau lebih, sehingga
muncul rasa saling menyayangi yang lebih besar.
29. 5. Rujuk akan menghindari perpecahan hubungan kekerabatan diantara
keluarga suami atau istri.