Gangguan identitas gender dan disfungsi seksualitas meliputi ketidakpuasan psikologis terhadap gender biologis, gangguan dalam memahami identitas gender, serta kesulitan berfungsi secara seksual seperti gangguan nafsu, rangsangan, orgasme, dan nyeri seksual. Penyebabnya meliputi faktor biologis, psikologis, dan pengalaman traumatik.
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Gangguan Seksual dan Identitas Gender
1. Gangguan Seksualitas
dan Identitas Gender
Gangguan identitas gender
Merupakan ketidakpuasan psikologis terhadap
gender biologisnya sendiri, gangguan dalam
memahami identitasnya sendiri—sebagai laki-laki
atau perempuan. Tujuan utamanya bukan
rangsangan seksual namun lebih pada keinginan
untuk menjalani kehidupan lawan jenisnya.
2. Penyebab
Adanya predisposisi biologis, tingkat hormon
testosteron atau estrogen yang agak lebih
tinggi pada periode tertentu dalam
perkembangan---karena obat yang diminum
ibu saat hamil, perhatian atau kontak fisik
berlebihan pada ibu, pola asuh dalam
keluarga, proses belajar yang salah.
3. Disfungsi Seksual
Pengertian:
Gangguan seksual di mana klien mengalami
kesulitan untuk berfungsi secara adekuat ketika
melakukan hubungan seksual.
Meliputi:
4. Gangguan nafsu seksual hipoaktif
Minat terhadap kegiatan atau fantasi seksual yang
sangat kurang yang mestinya tidak diharapkan bila
dilihat dari umur dan situasi kehidupan yang
bersangkutan.
4. 2. Gangguan aversi seksual
Merupakan perasaan tidak suka yang
persisten dan ekstrim terhadap kontak seksual
atau kegiatan serupa.
3. Gangguan rangsangan seksual:
a. Pada laki-laki:
Ketidakmampuan sebagian laki-laki untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi penis
sampai aktivitas seksual selesai dan ini terjadi
berulangkali.
5. b. Gangguan pada perempuan:
Ketidakmampuan sebagianperempuan
untuk mencapai atau mempertahankan
lubrikasi vagina dan respon
keterangsangan seksual yang membuat vagina
membesar sampai aktivitas seksual selesai
dan keadaan ini terjadi berulangkali.
6. 4. Gangguan orgasme
b. Orgasme terhambat/inhibited orgasm
Ketidakmampuan mencapai orgasme meskipun
nafsu seksual dan keterangsangan seksualnya
adekuat, biasanya terjadi pada perempuan, jarang
terjadi pada laki-laki.
d. Gangguan orgasme pada perempuan
Orgasme yang terlambat atau tidak terjadi sama
sekali, yang terjadi berulangkali pada sebagian
perempuan, menyusul fase perangsangan seksual
yang normal; berhubungan dengan pengalaman
sebelumnya dn stimulasi saat itu.
7. c. Gangguan orgasme pada laki-laki
idem.
d. Ejakulasi dini
Ejakulasi sebelum orang menginginkannya, dengan
stimulasi minimal dan keadaan ini terjadi
berulangkali
5. Gangguan nyeri seksual
Merupakan nyeri genital yang berulangkali terjadi,
yang dialami oleh laki-laki dan perempuan,
sebelum, selama dan sesudah berhubungan
seksual.
8. a. Dyspareunia
Rasa sakit/nyeri atau perasaan tidak nyaman
selama melakukan hubungan seksual
c. Vaginismus
Spasme/kejang urat pada otot2 di pertiga
luar vagina, yang terjadi di luar kehendak,
yang mengganggu hubungan seksual dan
keadaan ini berulangkali terjadi
9. Penyebab disfungsi seksual
• Faktor pekerjaan
• Penyakit2 biologis, sakit kronis
• Penggunaan obat tertentu---anti depresan,
obat tekanan darah tinggi, alkoholisme
• Kecemasan, proses kognitif yang negatif, afek
negatif, stres
• Pengalaman traumatik masa lalu
10. Gangguan Rangsangan Seksual/Parafilia
Parafilia adalah gangguan dan penyimpangan seksual di
mana rangsangan seksual muncul secara eksklusif
dalam konteks objek2 atau individu2 yang tidak
semestinya.
Gangguan tersebut terdiri atas:
• Fetisisme
Dorongan, fantasi, dan perilaku yang merangsang
secara seksual yang melibatkan penggunaan
benda2 tak hidup dan tak lazim, yang
mengakibatkan distres dan hendaya dalam
kehidupan, dan berulangkali terjadi.
11. 1. Voyeurism
Parafilia di mana rangsangan seksualnya
berasal dari melihat individu yang tidak
menaruh curiga sedang membuka pakaian
atau telanjang.
3. Exhibitionism
Kepuasan seksual diperoleh dengan
mempertontonkan alat kelamin pada orang2
yang tidak menaruh rasa curiga.
12. 4. Transvestic fetishism
Parafilia di mana individu, biasanya laki-laki
terangsang secara seksual atau mengalami
kepuasan dengan mengenakan pakaian yang
biasa dikenakan lawan jenisnya.
5. Sexual sadism
Parafilia di mana rangsangan seksualnya
berhubungan dengan menyakiti atau
menghina
13. 6. Sexual masochism
Parafilia di mana rangsangan seksualnya
berhubungan dengan disakiti dan dihina.
7. Pedophilia
Parafilia yang melibatkan ketertarikan seksual yang
kuat terhadap anak2.
8. Incest
Ketertarikan seksual yang menyimpang yang
diarahkan pada anggota keluarga sendiri, sering kali
berupa ketertarikan ayah terhadap putrinya yang
mulai matang secara fisik.