SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
Baixar para ler offline
LABORATORIUM PILOT PLANT
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

MODUL

: EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)

PEMBIMBING

: Ir. Oemar Khayam

Praktikum

: 17 Desember 2013

Penyerahan : 24 Desember 2013

Oleh

:

Kelompok

: IV (Empat)

Nama

: Iffa Ma’rifatunnisa

Kelas

: 3B

NIM.111411046

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar belakang
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut
organik (wikipedia, 2013). Dalam praktiknya, proses Ekstraksi dapat berlangsung secara caircair atau pun padat-cair.
Ekstraksi padat-cair dikenal atau Leaching yaitu peristiwa pelarutan terarah dari satu
atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan
pelarut cair didmana pelarut akan melarutkan sebagian bahan padatan sehingga bahan terlarut
yang diinginkan dapat diperoleh. Ekstraksi padat cair (leaching) biasanya diterapkan pada
industri pembuatan Teh.
Dalam industri Teh kandungan kafein haruslah serendah mungkin karena dalam kadar
yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan. Oleh karena efek negatif tersebut
maka proses ekstraksi padat-cair digunakan untuk mengurangi kadar kafein.

Beberapa

pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah air, diklorometan, etanol, etil asetat, benzen,
kloroform (en.wikipedia.org).
Selain Industri Teh, ekstraksi padat cair (leaching) banyak digunakan dalam industri
metalurgi alumunium, cobalt, mangan, nikel dan timah. Juga digunakan dalam industri kopi,
minyak kedelai, dan dalam pembuatan gula.

1.2 Tujuan Percobaan
1. Menjalankan peralatan ekstraksi padat-cair (Leaching)di Politeknik Negeri Bandung
2. Menjelaskan fenomena perpindahan massa (proses fisis ekstraksi tersebut)
3. Menghitung kalor yang dilepas oleh steam untuk pemanasan pelarut
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian dan Prinsip Kerja Leaching
Ekstraksi padat-cair atau lebih dikenal dengan sebutan leaching merupakan proses

pemisahan zat padat yang dapat melarut (zat terlarut) dari campurannya dengan zat padat lain
yang tidak dapat larut atau inert dengan cara pelarutan. Secara garis besar, proses pemisahan
secara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar, yaitu:
1. Penambahan sejumlah massa solven untuk dikontakkan dengan sampel, biasanya
melalui proses difusi.
2. Solute akan terpisah dari sampel dan larut oleh solven membentuk fase ekstrak.
3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel. (Wilson, et al., 2000 dalam N Tharic,
2010)
Prinsip kerja dari proses leaching adalah pelarut akan melarutkan sebagian bahan
padatan sehingga bahan terlarut yang diinginkan diperoleh setelah itu dilakukan proses
pemisahan larutan yang terbentuk dari padatan sisa. Pemisahan fasa padat dari cair dapat
dilakukan dengna operasi sedimentasi, filtrasi, ataupun sentrifugasi.
Operasi leaching dapat dilakukan dengan sistem batch, semibatch, ataupun continue.
Operasi ini biasanya dilakukan pada suhu tinggi untuk meningkatkan kelarutan solut di dalam
pelarut. Untuk meningkatkan performance, sistem aliran dapat dibuat secara co-current
ataupun counter current.
Setelah operasi leaching selesai, pemisahan fasa padat dari fasa cair dapat dilakukan
dengan operasi seddimentasi, filtrasi atau sentrifugasi. Pemisahan sempurna hampir tidak
mungkin dilakukan karena adanya kesetimbangan fasa, di samping secara mekanis sangat
sulit untuk mencapainya. Oleh karena itu akan selalu adda bagian yang basah atau air yang
terperangkap di dalam padatan.
Perhitungan dalam operasi ini melibatkan 3 komponen, yaitu padatan, pelarut dan
solut. Asupan umumnya berupa padatan yang terdiri dari bahan pembawa tak larut dan
senyawa dapat larut. senyawa dapat larut inilah yang biasanya merupakan bahan atau
mengandung bahan yang diinginkan.
Bahan yang diinginkan akan larut sampai titik tertentu dan keluar dari ekstraktor pada
aliran atas, sementara padatan keluar pada aliran bawah. Sebagaimana disebutkan di atas,
aliran bawah biasanya basah karena campuran pelarut/solut masih terbawa juga. Bagian atau
persentase solut yang dapat dipisahkan dari padatan basah/kering disebut sebagai rendemen.
2.2 Pelarut (Solvent)
Solvent atau pelarut berfungsi melarutkan zat terlarut dari suatu senyawa. Solven
harus memenuhi criteria sebagai berikut (Perry,1997 dalam N Tharic, 2010):
1. Daya larut terhadap solute cukup besar
2. Dapat diregenerasi
3. Memiliki koefisien distribusi solute yang tinggi
4. Dapat memuat solute dalam jumlah yang besar
5. Sama sekali tidak melarutkan diluen atau hanya sedikit melarutkan diluen
6. Memiliki kecocokan dengan solute yang akan diekstraksi
7. Viskositas rendah
8. Antara solven dengan diluenharus mempunyai perbedaan densitas yang cukup
besar
9. Memiliki tegangan antarmuka yang cukup
10. Dapat mengurangi potensi terbentuknya fase ketiga
11. Tidak korosi.
12. Tidak mudah terbakar
13. Tidak beracun
14. Tidak berbahaya bagi lingkungan
15. Murah dan mudah didapat
2.3 Metode Operasi Leaching
Ada beberapa jenis metode operasi leaching, yaitu :
1. Operasi kontinu dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan
(countercurrent). Dalam sistem ini aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan.
Operasiini dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat,
yangmerupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru, operasi berakhir pada tahap
ke n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut barudan padatan yang
berasal dari tahap ke-n (n-1). Sistem ini memungkinkan didapatnya perolehan solute
yang tinggi, sehingga banyak digunakan didalam industri.
2. Operasi dengan sistem bertahap tunggal.

Metode ini merupakan proses

pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan sekaligus dankemudian disusul
dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini jarangditemui dalam operasi
industri, karena perolehan solute yang rendah.

Gambar1. Pross Leaching dengan sistem tunggal
(sumber http://akademik.che.itb.ac.id)
3. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan. Dalam sistem ini, aliran bawah
dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi dimulai pada tahap pertama dengan
mengontakkan larutan pekat yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru.
Operasi berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara
pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1).
4. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan.
Di dalam sistem ini, padatan dibiarkan stationer dalam setiap tangki dan dikontakkan
dengan beberapa larutan yang konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hampir
tidak mengandung solut meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut
baru, sedangkan larutan pekat sebelum ke luar dari rangkaian terlebih dahulu
dikontakkan dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.
2.3 Faktor-Faktor Penting Dalam Proses Leaching

UKURAN PARTIKEL

PENGADUKAN

TEMPERATUR

PELARUT

•Semakin kecil
ukuranpartikel maka
areal terbesar antara
padatan terhadap
cairan memungkinkan
terjadi kontak secara
tepat. Semakin besar
partikel, makacairan
yang akan mendifusi
akan memerlukan
waktu yang relatif lama.

•Semakin cepat laju
putaran pengaduk
partikel akan semakin
terdistribusi dalam
permukaan kontak akan
lebih luas terhadap
pelarut. Semakin lama
waktu pengadukan
berarti difusi dapat
berlangsung terus dan
lama pengadukan harus
dibatasi pada harga
optimum agar dapat
optimum agar konsumsi
energi tak terlalu besar.

• kelarutan material
yang akan diekstraksi
akan meningkat dengan
temperatur serta
keceapatan reaksi akan
bertambah

•Pelarut yang baik
adalah pelarut yang
sesuai dengan
viskositas yangcukup
rendah agar
sirkulasinya bebas.
Umumnya pelarut
murni akan digunakan
meskipun dalam
operasi ekstraksi
konsentrasi dari solute
akan meningkat dan
kecepatan reaksi akan
melambat

IV. Komponen-Komponen Proses Leaching

Gambar2. Jenis Ekstraktor proses Leaching
(sumber www.engineering-resource.com)
Adapun bagian-bagian dari ekstraktor padat-cair yang terdapat di laboratorium Pilot
Plant Teknik Kimia POLBAN berserta fungsinya:
No

Gambar

Keterangan

1

Satu set perlengkapan
ekstraksi padat-cair
(leaching)

2

Basket atau wadah umpan
sebagai tempat proses
leaching berlangsung
yaitu kontak antara umpan
dengan pelarut

3

Labu Bulat sebagai
penampung pelarut
sebelum dikontakan
dengna umpan
4

Packing Column
berfungsi untuk
meningkatkan kemurnian
pelaarut

5

Sistem pengendalian
tekanan pada proses
Leaching
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
Operasi leaching dapat dilakukan dengan sistem batch, semibatch, ataupun continue.
Pada praktikum leaching kali ini, sistem yang dilakukan adalah sistem batch dimana umpan
hanya dimasukan satu kali ke dalam basket (wadah umpan). Tekanan yang digunakan pa
pada
percobaan di jaga antara 1 bar.
1-3

Pelarut yang telah dipanaskan oleh heater akan

terkondensasi sehingga fasanya akan berubah dari uap menjadi cair. Pelarut yang dihasilkan
merupakan pelarut murni yang kemudian dikontakan dengan umpan pada basket. Pema
Pemanasan
pada pelarut dengan suhu yang optimal akan menghasilkan pross leaching yang baik.
Proses leaching sendiri terjadi pada basket (wadah umpan). Proses Leaching pada
system batch akan berakhir ketika semua solute yang terkadung di dalam padatan telah habis
terekstrak Hasil dari proses ekstraksi diukur kualitasnya dengan pengukuran kekeruhan
(turbidity).

Gambar 3. Ekstraktor padat
padat-cair (Leaching) Teknik Kima POLBAN
3.1 Alat dan Bahan
No

Nama Alat

Nama Bahan

Kapasitas/Jumlah

1

Ekstraktor Pada-Cair

1 buah

2

Ember

2 buah

3

Gelas Kimia

100 ml/ 10 buah

4

Termometer

1 buah

5

Teh Hijau

400 gram

6

Air

Disesuaikan

7

Tabung reaksi

10 buah

8

Turbidity Meter

1 buah

9

Stopwatch

1 buah

3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Persiapan
Memasukan teh
kering dalam ember
kososng

Menimbang teh
hingga 400 gram
3.2.3 Ekstraksi Daun Teh

Memasukan teh
kedalam basket
(wadah)

Mengalirkan Steam

Mengatur tekanan
proses 1-3 bar

Menampung ekstrak
dan rafinat ketika

Mencatat suhu
steam dan labu,
serta Tcin dan Tcout
proses

Analisa Kekeruhan
ekstrak dan rafinat
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1 Kondisi Proses Leaching
Run

T steam
(oC)

T labu
(oC)

97
98
98
98
98

98
98
98
98
98

1
2
3
4
5

T cairan
Ekstraktor
(oC)
85
82
78
84
87

P (bar)

T cold in
(oC)

T cold
Out (oC)

2
2,1
2,1
2,1
2

23
23
22
23
23

24
24
24
25
24

4.2 Penentuan Laju Kukus
Run

Waktu
(menit)

Waktu
(Jam)

Massa
(kg)

1
2
3
4
5

35
35
35
35
35

0.0167
0.0167
0.0167
0.0167
0.0167

11.7
14.84
8.87
7.69
9.28

Massa
jenis Air
(kg/ m3)
1000
1000
1000
1000
1000

4.3 Data Kekeruhan
Run
1
2
3
4
5

Ekstrak
(NTU)
212.2
205.4
146.4
17.21
10.93

Rafinat
(NTU)
314
261
329
142
343

Volume Volume
(m3)
(L)
0.0117
0.01484
0.00887
0.00769
0.00928

11.7
14.84
8.87
7.69
9.28

LajuAlir
Kukus
(L/Jam)
702
890.4
532.2
461.4
556.8
4.4 Pengamatan Proses
PROSES LEACHING

ANALISA KEKERUHAN PADA EKSTRAK DAN RAFINAT
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Kurva Kekeruhan Ekstrak dan R
Rafinat

Kurva kekeruhan ekstrak
Kekeruhan (NTU)

250
212,2

200

205,4

150

146,4

100

run ke-

50
17,21

0
0

1

2

3

4

10,93
5

6

Run ke-

Gambar. 4 Kurva kekeruhan ekstrak

Kurva kekeruhan rafinat
400
Kekeruhan (NTU)

350

343

329

314

300

261

250
200
150

142

Run ke-

100
50
0
0

1

2

3

4

5

Run ke-

Gambar. 4 Kurva kekeruhan rafinat

6
5.2 Menghitung Kalor Yang Dilepas
Rumus perhitungan :
Q

= S x Hg – S x Hf + S x Hgf

Hgf

= Hg – Hf

S
Kg/
menit

S
(kg/jam)

hg
(KJ/Kg)

Hf
(KJ/Kg)

Hgf
(KJ/Kg)

Sx Hg
(Kj/jam)

S x Hf
(Kj/jam)

SxHgf
(Kj/jam)

2

0.33

20.1

2706.3

504.7

2201.6

54280.6

10122.8

44157.8

88315.6

2.1

0.42

25.4

2708.5

511.15

2197.3

68902.9

13003.7

55899.3

111798.6

2.1

0.25

15.2

2708.5

511.15

2197.3

41183.9

7772.4

33411.5

66823

2.1

0.22

13.2

2708.5

511.15

2197.3

35705.

6738.4

28966.7

57933.4

2

0.26

15.9

2706.3

504.7

2201.6

43053.4

8029.1

35024.3

70048.6

P Steam
(bar)

Q
(KJ/jam)
BAB VI
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan proses Ekstraksi padat-cair (leaching) pada daun
Teh hijau kering. Pada dasarnya leaching dilakukan untuk mengambil suatu zat atau senyawa
yang terkandung di dalam teh hijau dengan menggunakan pelarut (slovent) berupa air. Proses
leaching sendiri terjadi pada basket (wadah) ekstraktor. Proses leaching in terjdi pada saat
pengambilan suatu zat/senyawa yang akan diambil dalam Teh hijau menggunan pelarut air.
Ketika bahan ekstraksi di campur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler
dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak.
Secara umum proses ekstraksi padat-cair pada teh dapat diasumsikan dalam tiga
bagian. Pertama, perubahan fasa dari zat/senyawa yang akan diambil (solute) ketika terlarut
ke dalam air (pelarut). Kedua, difusi dari suatu zat/senyawa melalui air dalam pori-pori
padatan berupa Teh hijuau kering keluar dari partikel tersebut. Ketiga, perpindahan dari
zat/senyawa yang akan diambil dari air dalam kontak dengan partikel ke larutan keseluruhan.
Dari percobaan diperoleh data kekeruhan yang diplotkan dalam kurva ekstrak dan
rafinat. Berdasarkan kurva kekeruhan Ekstrak, nilai kekeruhan awal yang diperoleh pada run
pertama dalah 212, 2 NTU sedangkan pada run ke- 5 niai kekeruhan akhir adalah 10,93 NTU.
Selain itu presentasi penurunan kekeruhan pada ekstrak tinggi yaitu sebesar 94, 85 %. Hal in
menunjukan bahwa semakin lama proses ekstraksi, semakin rendah kekeruhan ekstrak yang
dihasilkan. Sedangkan pada kurva kekeruahn Rafinat, awalnya kekeruhan meningkat pada
run ke-1 hingga run ke-3, kemudian menurun pada run ke-4 sebesar 142 NTU dan meningkat
kembali pada run ke-5 sebesar 343 NTU.
Pada data pelepasan kalor proses ekstraksi padat-cair, didapatkan nilai kalor yang
berbeda pada setiap tahap. Produksi kukus tertinggi sebesar 890.4 L/Jam pada run ke-2 dan
produksi kukus terndah sebesar 461,4 pada run ke-4. Untuk Kalor yang dilepaskan terbesar
diperoleh sebesar 111798.6 KJ/h pada run ke-2 dan nilai kalor terkecil terjadi pada run ke-3
dengan perolehan kalor sebesar 66823 KJ/h.
Run ke-

Laju kukus (L/Jam)

Q lepas (KJ/h)

1

702

88315.6

2

890.4

111798.6

3

532.2

66823
4

461.4

57933.4

5

556.8

70048.6

Dari data terebut dapat dikatakan tidak sesuai dengan literatur yang diperoleh, karena
semakin lama proses leaching, maka laju kukus yang diperoleh semakin besar serta kalor
yang dilepaskanpun akan semakin banyak. Kondisi tesebut biasanya terjadi karena performa
alat yang tidak maksimal sewaktu proses leaching..

Pada saat percobaan, pelarut (air)

terkontaminasi oleh kotoran-kotoran dan adanya lumut pada peralatan bagian dalam sehingga
mengganggu kinerja peralatan dan proses leaching. Penyimpangan juga dapat terjadi akibat
kurang telitinya dalam pembacaan suhu dan pengaturan tekanan (human eror) sehingga
menyebabkan steam dan panas yang dihasilkan fluktuatif setiap waktunya saat pengambilan
sempel dan pengukuran laju alir steam. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan
perawatan secara berkala pada ekstraktor-leaching dengan cara memebersihkan bagian –
bagian yang dipenuhi lumut/kotoran, pada sistem perpiaan, dan uni utilitas.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1) Dengan kondisi operasi tekanan 2-2,1 bar maka dapat diperoleh efisiensi penurunan
kekeruhan ekstrak pada proses leaching teh yaitu sebesar 94, 85 %.
2) Kalor yang dibutuhkan pada setiap siklus pada proses leaching (ekstraksi padat-cair)
adalah sebagai berikut
Run ke1

Q (KJ/h)
88315.6

2

111798.6

3

66823

4

57933.4

5

70048.6

3) Kebersihan dari ekstraktor padat-cair (leaching) dan sistem yang melewatinya
merupakan salah satu faktor terpenting dan paling mempengaruhi terhadap
kinerja/performa alat selain faktor suhu pelarut, jenis pelarut, luas are kontak, dan
ukuran partikel.
6.2 Saran
 Diperlukan perawatan secara berkala pada ekstraktor padat-cair (leaching) dengan
cara membersihkan bagian–bagian yang dipenuhi lumut/kotoran, pada sistem
perpiaan, dan uni utilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. ‘Kolom Ekstraksi’
(sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/kolomekstraksi/)

Departemen Teknik Kimia ITB. 2012. ‘Modul Ekstraksi Padat Cair’. Panduan Pelaksanaan

Laboratorium Instruksional I/I
(sumber http://akademik.che.itb.ac.id)

Yusuf, Muhammad Firdaus. 2012. ‘Leaching’.
(sumber: http:// muhammadyusuffirdaus.wordpress.com)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Filtrasi
FiltrasiFiltrasi
Filtrasi
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimiaKristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
 
Batch Reactor
Batch ReactorBatch Reactor
Batch Reactor
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
Ion Exchange
Ion ExchangeIon Exchange
Ion Exchange
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasi
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 

Destaque

Leaching process (solid-liquid extraction)
Leaching process (solid-liquid extraction)Leaching process (solid-liquid extraction)
Leaching process (solid-liquid extraction)Asim Farooq
 
jurnal-identifikasi-arnida 23-29- jurnal ku fix klt
jurnal-identifikasi-arnida 23-29- jurnal ku fix kltjurnal-identifikasi-arnida 23-29- jurnal ku fix klt
jurnal-identifikasi-arnida 23-29- jurnal ku fix kltIndah Ayu Septriyaningrum
 
A mass transfer-operations-robert-treybal
A mass transfer-operations-robert-treybalA mass transfer-operations-robert-treybal
A mass transfer-operations-robert-treybalNilesh Kumar
 
El proceso terapéutico en psi quiatria
El proceso terapéutico en psi quiatriaEl proceso terapéutico en psi quiatria
El proceso terapéutico en psi quiatriaBURROBALL
 
Software As A Service
Software As A ServiceSoftware As A Service
Software As A ServiceSandipan Sen
 
Happy New Year 2011 - Reflection
Happy New Year 2011 - ReflectionHappy New Year 2011 - Reflection
Happy New Year 2011 - ReflectionhOw Global
 
Informativo mensal da Associação Brasileira de Advogados Trabalhistas
Informativo mensal da Associação Brasileira de Advogados TrabalhistasInformativo mensal da Associação Brasileira de Advogados Trabalhistas
Informativo mensal da Associação Brasileira de Advogados TrabalhistasDavidson Malacco
 
Como crear una cuenta en yahoo !
Como crear una cuenta en yahoo !Como crear una cuenta en yahoo !
Como crear una cuenta en yahoo !krnrch
 

Destaque (20)

EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Leaching process (solid-liquid extraction)
Leaching process (solid-liquid extraction)Leaching process (solid-liquid extraction)
Leaching process (solid-liquid extraction)
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Klt bioautografi
Klt bioautografiKlt bioautografi
Klt bioautografi
 
jurnal-identifikasi-arnida 23-29- jurnal ku fix klt
jurnal-identifikasi-arnida 23-29- jurnal ku fix kltjurnal-identifikasi-arnida 23-29- jurnal ku fix klt
jurnal-identifikasi-arnida 23-29- jurnal ku fix klt
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Ekstraksi mangan
Ekstraksi manganEkstraksi mangan
Ekstraksi mangan
 
Metode pemisahan
Metode pemisahanMetode pemisahan
Metode pemisahan
 
A mass transfer-operations-robert-treybal
A mass transfer-operations-robert-treybalA mass transfer-operations-robert-treybal
A mass transfer-operations-robert-treybal
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Mais Educação 2
Mais Educação 2Mais Educação 2
Mais Educação 2
 
El proceso terapéutico en psi quiatria
El proceso terapéutico en psi quiatriaEl proceso terapéutico en psi quiatria
El proceso terapéutico en psi quiatria
 
Clipagem Diponto Maio 2011
Clipagem Diponto Maio 2011Clipagem Diponto Maio 2011
Clipagem Diponto Maio 2011
 
Curitiba
CuritibaCuritiba
Curitiba
 
Software As A Service
Software As A ServiceSoftware As A Service
Software As A Service
 
Happy New Year 2011 - Reflection
Happy New Year 2011 - ReflectionHappy New Year 2011 - Reflection
Happy New Year 2011 - Reflection
 
Jn 26 27 04
Jn 26 27 04Jn 26 27 04
Jn 26 27 04
 
Informativo mensal da Associação Brasileira de Advogados Trabalhistas
Informativo mensal da Associação Brasileira de Advogados TrabalhistasInformativo mensal da Associação Brasileira de Advogados Trabalhistas
Informativo mensal da Associação Brasileira de Advogados Trabalhistas
 
Como crear una cuenta en yahoo !
Como crear una cuenta en yahoo !Como crear una cuenta en yahoo !
Como crear una cuenta en yahoo !
 
Vpa (1)
Vpa (1)Vpa (1)
Vpa (1)
 

Semelhante a Leaching

Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporanChaLim Yoora
 
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptxSOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptxSunaSeptianiAndini
 
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxtugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxAnggiHerlindia
 
laporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairlaporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairagusasnafi
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiSMAN 4 MERLUNG
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiRukmana Suharta
 
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdfkuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdfBenySaputra8
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranRena Choerunisa
 
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranRena Choerunisa
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxakqj10oke
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaCarlosEnvious
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaCarlosEnvious
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiArwinAr
 
Laporan organik acara iv
Laporan organik acara ivLaporan organik acara iv
Laporan organik acara ivmuhlisun_azim
 
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptxPPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptxNovriDoank2
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxWahyuniMinangkabau
 

Semelhante a Leaching (20)

Chemistry
ChemistryChemistry
Chemistry
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptxSOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
 
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxtugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
 
laporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairlaporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cair
 
Ekstraksi-dengan-pelarut
Ekstraksi-dengan-pelarutEkstraksi-dengan-pelarut
Ekstraksi-dengan-pelarut
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdfkuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 4 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
 
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membranKelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
Kelompok 3 aspek teori pelarutan dan perlintasan membran
 
Pemisahan
PemisahanPemisahan
Pemisahan
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Laporan organik acara iv
Laporan organik acara ivLaporan organik acara iv
Laporan organik acara iv
 
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptxPPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
PPT KIMIA LINGKUNGAN II - EKSTRAKSI - KELOMPOK 3 rmk refisi.pptx
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
 

Mais de Iffa M.Nisa

Mais de Iffa M.Nisa (10)

Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryer
 
Plat heat exchanger
Plat heat exchangerPlat heat exchanger
Plat heat exchanger
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Mixing
MixingMixing
Mixing
 
Spray drayer 5
Spray drayer 5Spray drayer 5
Spray drayer 5
 
Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksiKecepatan reaksi
Kecepatan reaksi
 
P h metri
P h metriP h metri
P h metri
 
Ion exchange
Ion exchangeIon exchange
Ion exchange
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 

Leaching

  • 1. LABORATORIUM PILOT PLANT SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014 MODUL : EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING) PEMBIMBING : Ir. Oemar Khayam Praktikum : 17 Desember 2013 Penyerahan : 24 Desember 2013 Oleh : Kelompok : IV (Empat) Nama : Iffa Ma’rifatunnisa Kelas : 3B NIM.111411046 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013
  • 2. BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar belakang Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik (wikipedia, 2013). Dalam praktiknya, proses Ekstraksi dapat berlangsung secara caircair atau pun padat-cair. Ekstraksi padat-cair dikenal atau Leaching yaitu peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair didmana pelarut akan melarutkan sebagian bahan padatan sehingga bahan terlarut yang diinginkan dapat diperoleh. Ekstraksi padat cair (leaching) biasanya diterapkan pada industri pembuatan Teh. Dalam industri Teh kandungan kafein haruslah serendah mungkin karena dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan. Oleh karena efek negatif tersebut maka proses ekstraksi padat-cair digunakan untuk mengurangi kadar kafein. Beberapa pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah air, diklorometan, etanol, etil asetat, benzen, kloroform (en.wikipedia.org). Selain Industri Teh, ekstraksi padat cair (leaching) banyak digunakan dalam industri metalurgi alumunium, cobalt, mangan, nikel dan timah. Juga digunakan dalam industri kopi, minyak kedelai, dan dalam pembuatan gula. 1.2 Tujuan Percobaan 1. Menjalankan peralatan ekstraksi padat-cair (Leaching)di Politeknik Negeri Bandung 2. Menjelaskan fenomena perpindahan massa (proses fisis ekstraksi tersebut) 3. Menghitung kalor yang dilepas oleh steam untuk pemanasan pelarut
  • 3. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Leaching Ekstraksi padat-cair atau lebih dikenal dengan sebutan leaching merupakan proses pemisahan zat padat yang dapat melarut (zat terlarut) dari campurannya dengan zat padat lain yang tidak dapat larut atau inert dengan cara pelarutan. Secara garis besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar, yaitu: 1. Penambahan sejumlah massa solven untuk dikontakkan dengan sampel, biasanya melalui proses difusi. 2. Solute akan terpisah dari sampel dan larut oleh solven membentuk fase ekstrak. 3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel. (Wilson, et al., 2000 dalam N Tharic, 2010) Prinsip kerja dari proses leaching adalah pelarut akan melarutkan sebagian bahan padatan sehingga bahan terlarut yang diinginkan diperoleh setelah itu dilakukan proses pemisahan larutan yang terbentuk dari padatan sisa. Pemisahan fasa padat dari cair dapat dilakukan dengna operasi sedimentasi, filtrasi, ataupun sentrifugasi. Operasi leaching dapat dilakukan dengan sistem batch, semibatch, ataupun continue. Operasi ini biasanya dilakukan pada suhu tinggi untuk meningkatkan kelarutan solut di dalam pelarut. Untuk meningkatkan performance, sistem aliran dapat dibuat secara co-current ataupun counter current. Setelah operasi leaching selesai, pemisahan fasa padat dari fasa cair dapat dilakukan dengan operasi seddimentasi, filtrasi atau sentrifugasi. Pemisahan sempurna hampir tidak mungkin dilakukan karena adanya kesetimbangan fasa, di samping secara mekanis sangat sulit untuk mencapainya. Oleh karena itu akan selalu adda bagian yang basah atau air yang terperangkap di dalam padatan. Perhitungan dalam operasi ini melibatkan 3 komponen, yaitu padatan, pelarut dan solut. Asupan umumnya berupa padatan yang terdiri dari bahan pembawa tak larut dan senyawa dapat larut. senyawa dapat larut inilah yang biasanya merupakan bahan atau mengandung bahan yang diinginkan. Bahan yang diinginkan akan larut sampai titik tertentu dan keluar dari ekstraktor pada aliran atas, sementara padatan keluar pada aliran bawah. Sebagaimana disebutkan di atas,
  • 4. aliran bawah biasanya basah karena campuran pelarut/solut masih terbawa juga. Bagian atau persentase solut yang dapat dipisahkan dari padatan basah/kering disebut sebagai rendemen. 2.2 Pelarut (Solvent) Solvent atau pelarut berfungsi melarutkan zat terlarut dari suatu senyawa. Solven harus memenuhi criteria sebagai berikut (Perry,1997 dalam N Tharic, 2010): 1. Daya larut terhadap solute cukup besar 2. Dapat diregenerasi 3. Memiliki koefisien distribusi solute yang tinggi 4. Dapat memuat solute dalam jumlah yang besar 5. Sama sekali tidak melarutkan diluen atau hanya sedikit melarutkan diluen 6. Memiliki kecocokan dengan solute yang akan diekstraksi 7. Viskositas rendah 8. Antara solven dengan diluenharus mempunyai perbedaan densitas yang cukup besar 9. Memiliki tegangan antarmuka yang cukup 10. Dapat mengurangi potensi terbentuknya fase ketiga 11. Tidak korosi. 12. Tidak mudah terbakar 13. Tidak beracun 14. Tidak berbahaya bagi lingkungan 15. Murah dan mudah didapat 2.3 Metode Operasi Leaching Ada beberapa jenis metode operasi leaching, yaitu : 1. Operasi kontinu dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan (countercurrent). Dalam sistem ini aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasiini dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat, yangmerupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru, operasi berakhir pada tahap ke n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut barudan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1). Sistem ini memungkinkan didapatnya perolehan solute yang tinggi, sehingga banyak digunakan didalam industri.
  • 5. 2. Operasi dengan sistem bertahap tunggal. Metode ini merupakan proses pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan sekaligus dankemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini jarangditemui dalam operasi industri, karena perolehan solute yang rendah. Gambar1. Pross Leaching dengan sistem tunggal (sumber http://akademik.che.itb.ac.id) 3. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan. Dalam sistem ini, aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru. Operasi berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1). 4. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan. Di dalam sistem ini, padatan dibiarkan stationer dalam setiap tangki dan dikontakkan dengan beberapa larutan yang konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hampir tidak mengandung solut meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut baru, sedangkan larutan pekat sebelum ke luar dari rangkaian terlebih dahulu dikontakkan dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.
  • 6. 2.3 Faktor-Faktor Penting Dalam Proses Leaching UKURAN PARTIKEL PENGADUKAN TEMPERATUR PELARUT •Semakin kecil ukuranpartikel maka areal terbesar antara padatan terhadap cairan memungkinkan terjadi kontak secara tepat. Semakin besar partikel, makacairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang relatif lama. •Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin terdistribusi dalam permukaan kontak akan lebih luas terhadap pelarut. Semakin lama waktu pengadukan berarti difusi dapat berlangsung terus dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga optimum agar dapat optimum agar konsumsi energi tak terlalu besar. • kelarutan material yang akan diekstraksi akan meningkat dengan temperatur serta keceapatan reaksi akan bertambah •Pelarut yang baik adalah pelarut yang sesuai dengan viskositas yangcukup rendah agar sirkulasinya bebas. Umumnya pelarut murni akan digunakan meskipun dalam operasi ekstraksi konsentrasi dari solute akan meningkat dan kecepatan reaksi akan melambat IV. Komponen-Komponen Proses Leaching Gambar2. Jenis Ekstraktor proses Leaching (sumber www.engineering-resource.com)
  • 7. Adapun bagian-bagian dari ekstraktor padat-cair yang terdapat di laboratorium Pilot Plant Teknik Kimia POLBAN berserta fungsinya: No Gambar Keterangan 1 Satu set perlengkapan ekstraksi padat-cair (leaching) 2 Basket atau wadah umpan sebagai tempat proses leaching berlangsung yaitu kontak antara umpan dengan pelarut 3 Labu Bulat sebagai penampung pelarut sebelum dikontakan dengna umpan
  • 8. 4 Packing Column berfungsi untuk meningkatkan kemurnian pelaarut 5 Sistem pengendalian tekanan pada proses Leaching
  • 9. BAB III METODELOGI PERCOBAAN Operasi leaching dapat dilakukan dengan sistem batch, semibatch, ataupun continue. Pada praktikum leaching kali ini, sistem yang dilakukan adalah sistem batch dimana umpan hanya dimasukan satu kali ke dalam basket (wadah umpan). Tekanan yang digunakan pa pada percobaan di jaga antara 1 bar. 1-3 Pelarut yang telah dipanaskan oleh heater akan terkondensasi sehingga fasanya akan berubah dari uap menjadi cair. Pelarut yang dihasilkan merupakan pelarut murni yang kemudian dikontakan dengan umpan pada basket. Pema Pemanasan pada pelarut dengan suhu yang optimal akan menghasilkan pross leaching yang baik. Proses leaching sendiri terjadi pada basket (wadah umpan). Proses Leaching pada system batch akan berakhir ketika semua solute yang terkadung di dalam padatan telah habis terekstrak Hasil dari proses ekstraksi diukur kualitasnya dengan pengukuran kekeruhan (turbidity). Gambar 3. Ekstraktor padat padat-cair (Leaching) Teknik Kima POLBAN
  • 10. 3.1 Alat dan Bahan No Nama Alat Nama Bahan Kapasitas/Jumlah 1 Ekstraktor Pada-Cair 1 buah 2 Ember 2 buah 3 Gelas Kimia 100 ml/ 10 buah 4 Termometer 1 buah 5 Teh Hijau 400 gram 6 Air Disesuaikan 7 Tabung reaksi 10 buah 8 Turbidity Meter 1 buah 9 Stopwatch 1 buah 3.2 Prosedur Percobaan 3.2.1 Persiapan Memasukan teh kering dalam ember kososng Menimbang teh hingga 400 gram
  • 11. 3.2.3 Ekstraksi Daun Teh Memasukan teh kedalam basket (wadah) Mengalirkan Steam Mengatur tekanan proses 1-3 bar Menampung ekstrak dan rafinat ketika Mencatat suhu steam dan labu, serta Tcin dan Tcout proses Analisa Kekeruhan ekstrak dan rafinat
  • 12. BAB IV DATA PENGAMATAN 4.1 Kondisi Proses Leaching Run T steam (oC) T labu (oC) 97 98 98 98 98 98 98 98 98 98 1 2 3 4 5 T cairan Ekstraktor (oC) 85 82 78 84 87 P (bar) T cold in (oC) T cold Out (oC) 2 2,1 2,1 2,1 2 23 23 22 23 23 24 24 24 25 24 4.2 Penentuan Laju Kukus Run Waktu (menit) Waktu (Jam) Massa (kg) 1 2 3 4 5 35 35 35 35 35 0.0167 0.0167 0.0167 0.0167 0.0167 11.7 14.84 8.87 7.69 9.28 Massa jenis Air (kg/ m3) 1000 1000 1000 1000 1000 4.3 Data Kekeruhan Run 1 2 3 4 5 Ekstrak (NTU) 212.2 205.4 146.4 17.21 10.93 Rafinat (NTU) 314 261 329 142 343 Volume Volume (m3) (L) 0.0117 0.01484 0.00887 0.00769 0.00928 11.7 14.84 8.87 7.69 9.28 LajuAlir Kukus (L/Jam) 702 890.4 532.2 461.4 556.8
  • 13. 4.4 Pengamatan Proses PROSES LEACHING ANALISA KEKERUHAN PADA EKSTRAK DAN RAFINAT
  • 14. BAB V PENGOLAHAN DATA 5.1 Kurva Kekeruhan Ekstrak dan R Rafinat Kurva kekeruhan ekstrak Kekeruhan (NTU) 250 212,2 200 205,4 150 146,4 100 run ke- 50 17,21 0 0 1 2 3 4 10,93 5 6 Run ke- Gambar. 4 Kurva kekeruhan ekstrak Kurva kekeruhan rafinat 400 Kekeruhan (NTU) 350 343 329 314 300 261 250 200 150 142 Run ke- 100 50 0 0 1 2 3 4 5 Run ke- Gambar. 4 Kurva kekeruhan rafinat 6
  • 15. 5.2 Menghitung Kalor Yang Dilepas Rumus perhitungan : Q = S x Hg – S x Hf + S x Hgf Hgf = Hg – Hf S Kg/ menit S (kg/jam) hg (KJ/Kg) Hf (KJ/Kg) Hgf (KJ/Kg) Sx Hg (Kj/jam) S x Hf (Kj/jam) SxHgf (Kj/jam) 2 0.33 20.1 2706.3 504.7 2201.6 54280.6 10122.8 44157.8 88315.6 2.1 0.42 25.4 2708.5 511.15 2197.3 68902.9 13003.7 55899.3 111798.6 2.1 0.25 15.2 2708.5 511.15 2197.3 41183.9 7772.4 33411.5 66823 2.1 0.22 13.2 2708.5 511.15 2197.3 35705. 6738.4 28966.7 57933.4 2 0.26 15.9 2706.3 504.7 2201.6 43053.4 8029.1 35024.3 70048.6 P Steam (bar) Q (KJ/jam)
  • 16. BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini dilakukan proses Ekstraksi padat-cair (leaching) pada daun Teh hijau kering. Pada dasarnya leaching dilakukan untuk mengambil suatu zat atau senyawa yang terkandung di dalam teh hijau dengan menggunakan pelarut (slovent) berupa air. Proses leaching sendiri terjadi pada basket (wadah) ekstraktor. Proses leaching in terjdi pada saat pengambilan suatu zat/senyawa yang akan diambil dalam Teh hijau menggunan pelarut air. Ketika bahan ekstraksi di campur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Secara umum proses ekstraksi padat-cair pada teh dapat diasumsikan dalam tiga bagian. Pertama, perubahan fasa dari zat/senyawa yang akan diambil (solute) ketika terlarut ke dalam air (pelarut). Kedua, difusi dari suatu zat/senyawa melalui air dalam pori-pori padatan berupa Teh hijuau kering keluar dari partikel tersebut. Ketiga, perpindahan dari zat/senyawa yang akan diambil dari air dalam kontak dengan partikel ke larutan keseluruhan. Dari percobaan diperoleh data kekeruhan yang diplotkan dalam kurva ekstrak dan rafinat. Berdasarkan kurva kekeruhan Ekstrak, nilai kekeruhan awal yang diperoleh pada run pertama dalah 212, 2 NTU sedangkan pada run ke- 5 niai kekeruhan akhir adalah 10,93 NTU. Selain itu presentasi penurunan kekeruhan pada ekstrak tinggi yaitu sebesar 94, 85 %. Hal in menunjukan bahwa semakin lama proses ekstraksi, semakin rendah kekeruhan ekstrak yang dihasilkan. Sedangkan pada kurva kekeruahn Rafinat, awalnya kekeruhan meningkat pada run ke-1 hingga run ke-3, kemudian menurun pada run ke-4 sebesar 142 NTU dan meningkat kembali pada run ke-5 sebesar 343 NTU. Pada data pelepasan kalor proses ekstraksi padat-cair, didapatkan nilai kalor yang berbeda pada setiap tahap. Produksi kukus tertinggi sebesar 890.4 L/Jam pada run ke-2 dan produksi kukus terndah sebesar 461,4 pada run ke-4. Untuk Kalor yang dilepaskan terbesar diperoleh sebesar 111798.6 KJ/h pada run ke-2 dan nilai kalor terkecil terjadi pada run ke-3 dengan perolehan kalor sebesar 66823 KJ/h. Run ke- Laju kukus (L/Jam) Q lepas (KJ/h) 1 702 88315.6 2 890.4 111798.6 3 532.2 66823
  • 17. 4 461.4 57933.4 5 556.8 70048.6 Dari data terebut dapat dikatakan tidak sesuai dengan literatur yang diperoleh, karena semakin lama proses leaching, maka laju kukus yang diperoleh semakin besar serta kalor yang dilepaskanpun akan semakin banyak. Kondisi tesebut biasanya terjadi karena performa alat yang tidak maksimal sewaktu proses leaching.. Pada saat percobaan, pelarut (air) terkontaminasi oleh kotoran-kotoran dan adanya lumut pada peralatan bagian dalam sehingga mengganggu kinerja peralatan dan proses leaching. Penyimpangan juga dapat terjadi akibat kurang telitinya dalam pembacaan suhu dan pengaturan tekanan (human eror) sehingga menyebabkan steam dan panas yang dihasilkan fluktuatif setiap waktunya saat pengambilan sempel dan pengukuran laju alir steam. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan perawatan secara berkala pada ekstraktor-leaching dengan cara memebersihkan bagian – bagian yang dipenuhi lumut/kotoran, pada sistem perpiaan, dan uni utilitas.
  • 18. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1) Dengan kondisi operasi tekanan 2-2,1 bar maka dapat diperoleh efisiensi penurunan kekeruhan ekstrak pada proses leaching teh yaitu sebesar 94, 85 %. 2) Kalor yang dibutuhkan pada setiap siklus pada proses leaching (ekstraksi padat-cair) adalah sebagai berikut Run ke1 Q (KJ/h) 88315.6 2 111798.6 3 66823 4 57933.4 5 70048.6 3) Kebersihan dari ekstraktor padat-cair (leaching) dan sistem yang melewatinya merupakan salah satu faktor terpenting dan paling mempengaruhi terhadap kinerja/performa alat selain faktor suhu pelarut, jenis pelarut, luas are kontak, dan ukuran partikel. 6.2 Saran  Diperlukan perawatan secara berkala pada ekstraktor padat-cair (leaching) dengan cara membersihkan bagian–bagian yang dipenuhi lumut/kotoran, pada sistem perpiaan, dan uni utilitas.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Rahayu, Suparni Setyowati. 2009. ‘Kolom Ekstraksi’ (sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/kolomekstraksi/) Departemen Teknik Kimia ITB. 2012. ‘Modul Ekstraksi Padat Cair’. Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/I (sumber http://akademik.che.itb.ac.id) Yusuf, Muhammad Firdaus. 2012. ‘Leaching’. (sumber: http:// muhammadyusuffirdaus.wordpress.com)