Dokumen tersebut membahas tentang pengertian pertumbuhan dan perkembangan remaja. Pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif seperti peningkatan ukuran dan struktur, sedangkan perkembangan adalah perubahan kualitatif seperti penyempurnaan fungsi. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis. WHO mendefinisikan remaja sebagai masa
1. BAB 1
PENDAHULUAN
Perkembangan merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ – organ jasmaniah dan
bukan pada organ jasmani tersebgut sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis. Proses perkembangan akan berlangsung sepanjang kehidupan manusia,
sedangkan proses pertumbuhan seringkali akan berhenti jika seseorang telah mencapai kematangan fisik.
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai perbedaan pengertian, tetapi selalu harus dipahami bahwa antara
keduanya merupakan proses saling tergantung dan saling mempengaruhi. Misalnya, ketika membahas perkembangan kecerdasan
anak tidak akan dapat terlepas dari pembahasan tentang berfungsinya sel–sel otak sebagai faktor fisiologis yang menunjang
manifestasi kecerdasan itu sendiri.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia mengikuti pola yang bersifat umum, tetapi irama dan tempo perkambangan
bersifat individual. Irama pertumbuhan dan perkembangan menyangkut urutan dari kemampuan spesifik seseorang termasuk sikap
dalam menerima perubahan tersebut, sedangkan tempo perkembangan menyangkut waktu atau satuan waktu untuk memperoleh
perubahan kata perkembang sering kali digandengkan dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya mempunyai hubungan
yang sangat erat. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan, perubahan menuju ketahap yanh lebih tinggi
dan lebih baik. Terdapat beberapa perbedaan antara pertumbuhan dengan perkembangan. Pertumbuhan lebih banyak berkenaan
dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedangkan perkembangan berhubungan dengan aspek-aspek psikis atau rohaniah.
Pertumbuhan menunjukan perubahan atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran besar atau tinggi,
sedangkan perkembangan berkenaan dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur, sedangkan perkembangan dengan
penyempurnaan fungsi.
BAB 2
PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut Drs. H.M Arifin, M. Ed, mengemukakan bahwa ” Pertumbuhan ” dan diartikan sebagai suatu penambahan dalam
ukuran bentuk, berat atau ukuran Demensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangkan ” Perkembangan ” menunjuk pada
perubahan-perubahan dalam bentuk/bagian tubuh dan integrasi ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu
berlangsung. Menurut Bonng Langfeld dan Weld, dicakup dalam satu kata Yaitu “ Kematangan “ Alasannya, manusia itu disebut
Matang bila fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat-tingkat tertentu, contohnya
seorang remaja dapat berkenan manakala organ-organ seks telah tumbuh dan sikap, perasaan, dan pikiran mereka telah
berkembang dalam arti telah ada ketertarikan dengan lawan jenis. Sedangkan H.C Witherington dalam bukunya lagi diterjemahkan
oleh M. Buchari, menguraikan bahwa makna istilah pertumbuhan, perkembangan, pendewasaan, pendidikan dan belajar.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik berlangsung
secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan tertenrtu. Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme berproses untuk
menjadi ( the process of coming into being). Organisme merupakan sistem mekar secara kontinu, yang selalu beroperasi atau
berfungsi, juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis secara komplet.
Faktor-faktor yang yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada organisme ada bermacam-macam, yaitu
:
a). Faktor sebelum lahir : peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada
dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri syphilis, terkena penyakit gabag, TBC, kolera, tifus, gondok, sakit gula, dll.
b). Faktor ketika lahir atau saat kelahiran : intracranial haemorage atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan
oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan dan oleh efek susunan saraf pusat, karena proses kelahiran bayi
2. dilakukan dengan bantuan tang (tangver-lossing).
c). Faktor dialami bayi sesudah lahir : pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terbuka karena kepala bayi
terpukul, atau serangan sinar matahari (zonnestiek). Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya penyakit cerebral meningitis,
gabag, malaria tropika, dypteria dll, ini mengakibatkan pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu.
d). Faktor psikologi : bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya. Sebab lain anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti
rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi dll. Sehingga mereka kurang sekali mendapat perawatan jasmaniah dan
cinta kasih orang tua. Mereka mengalami kehampaan psikis.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner dalam Sunarto dan Hartono (2002) sebagain berikut :
perkembangan sejalan dengan prinsip ortogenetis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang
berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, sebagai prinsip totalitas pada diri anak, bahwa pada totalitas itu
lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan. Sedangkan menurut
Nagel (1957), perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi
tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan
perubahan fungsi.
Perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai
sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan proresif meliputi dua faktor yakni kematangan dan
pengalaman ini menurut Schneirla (1957).
Spiker (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang dihubungakan dengan perkembangan yakni :
1). Ortogenetik, yakni berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
2). Filogenetik, yakni perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang.
Bijou dan Baer (1961) mengemukakan perkembangan psikologis adalah perubahan progresif yang menunjukkan cara organisme
bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungan.
Sedangkan menurut Libert, Paulus, dan Strauss (Singgih 1990), yaitu bahwa perkembangan adalah proses perubahan
dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Perkembangan juga dapat
dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap menuju kearah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar (Monks, 1984).
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek baik fisik maupun psikis yang dibagi atas 4 kategori utama yaitu :
1). Perubahan dalam ukuran : dapat berbentuk pertambahan ukuran panjang atau tinggi maupun berat badan.
2). Perubahan dalam perbandingan : dari sudut fisik terjadi perubahan proposional antara kepala, anggota badan, dan anggota
gerak.
3). Berubah untuk mengganti hal-hal yang lama : contohnya pada bayi terdapat rambut-rambut bayi yang lama kelamaan akan
hilang, dari ,merangkak kemudian menghilang dan diganti dengan berjalan dan sebagainya.
4). Berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru : ketika bayi dilahirkan, bayi belum mempunyai gigi, dan beberapa waktu
kemudian bayi tersebut gigi nya akan tumbuh, dengan demikian bayi tersebut memperoleh atau menambah sesuatu yang baru
yang sebelumnya belum ada atau belum dimiliki.
Selama perkembangan manusia masih tetap menerima dan memperoleh hal-hal yang baru, terutama berhubungan dengan
kehidupan psikis.
2.2 Pengertian Remaja
Hurlock (1999) dalam bukunya menuliskan bahwa istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Jersild (dalam Hidayat, 1977) dalam bukunya “The Psychology of Adolescence”
menyatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana pribadi manusia berubah dari kanak-kanak menuju ke arah pribadi orang
dewasa. Stone (dalam Hidayat, 1977) berpendapat bahwa masa remaja adalah masa yang ditandai oleh adanya badai dan
tekanan, yang dimulai adanya perubahan-perubahan biologis. Sedangkan Stanley Hall (dalam Hidayat, 1977) berpendapat masa
remaja adalah masa kelahiran baru yang ditandai dengan gejala yang menonjol, yaitu: perubahan pada seluruh kepribadian dengan
cepat; perubahan pada segi biologis, mulai berfungsinya kelenjar kelamin dan sikap sosial yang eksplosif dan bergelora.
3. Remaja Menurut Hukum
Dalam hubungan dengan hukum, tampaknya hanya undang-undang perkawinan saja yang mengenal konsep “remaja”
walaupun tidak secara terbuka. Usia minimal untuk suatu perkawinan menurut undang-undang disebutkan 16 tahun untuk wanita
dan 19 tahun untuk pria (Pasal 7 Undang-Undang No.1/1974 tentang Perkawinan).
Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait, remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana
alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Masa pematangan fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya
dihitung mulai menstruasi (haid) pertama pada anak wanita atau sejak anak pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani
pada waktu tidur) yang pertama kali. Khusus berkaitan dengan kematangan seksual merangsang remaja untuk memperoleh
kepuasan seksual. Hal ini dapat menimbulkan gejala onani atau masturbasi. Kartini Kartono (1990: 217) memandang gejala onani
ini sebagai tindakan remaja yang negatif, karena gejala ini merupakan usaha untuk mendapatkan kepuasan seksual yang semu
(penodaan diri).
Batasan Remaja Menurut WHO
Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana:
1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual.
2) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang
dikutip oleh Sarlito, 1991: 9)
Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
Salah satu ciri remaja di samping tanda-tanda seksualnya adalah: “Perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa”. Puncak perkembangan jiwa itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi “entropy” ke
kondisi “negen-tropy” (Sarlito, 1991: 11).
Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan,
perasaan, dan sebagainya), namun isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik, sehingga belum bisa berfungsi secara
maksimal. Isi kesadaran masih saling bertentangan, saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kerjanya dan menimbulkan
pengalaman yang kurang menyenangkan buat orang yang bersangkutan.
Negentropy adalah keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau
sikap. Orang dalam keadaan negentropy ini merasa dirinya sebagai kesatuan yang utuh dan bisa bertindak dengan tujuan yang
jelas, ia tidak perlu dibimbing lagi untuk bisa mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi.
Definisi Remaja untuk Masyarakat Indonesia
Menurut Sarlito (1991), tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Masalahnya adalah
karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat dan tingkatan sosial-ekonomi, maupun pendidikan. Sebagai pedoman
umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11 – 24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya
adalah sebagai berikut:
1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
2) Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga
masyarakat tidak lagi mempermalukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).
3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri,
tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif maupun moral.
4. 4) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia
tersebut masih menggantungkan diri pada orang lain, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara
tradisi).
5) Status perkawinan sangat menentukan, karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat Indonesia secara
menyeluruh. Seorang yang sudah menikah pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan sebagai orang dewasa
penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.
2.3 Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
Lingkungan dan latar belakang kebudayaan masing-masing bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan dan
perkembangan bangsa, dan demikian terjadi atau terbentuk karakteristik yang menjadi pola khusus bangsa yang
bersangkutan.perbedaan akan tampak lebih jelas apabila dibandingkan secara keseluruhan pribadi bangsa itu.
Hukum-hukum perkembangan antara lain :
1. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki.
Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal,
yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih “matang”
daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya.
Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal, rnaupun anak-anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya
mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.
2. Hukum Proximodistal
Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik
berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan
lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah
pusat itu lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila
terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat
fatal.
3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi
sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti dikemukakan oleh Werner. Anak lebih dahulu mampu
menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu daripada menggerakkan jari-jari tangannya.
4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan
Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa perkembangan. Pada setiap masa
perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-
ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain.
Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, yang hal ini disebut fiksasi. Aspek intelek
pada anak-anak tertentu yang memang secara konstitusional terbatas, pada suatu saat akan relatif berhenti, tidak bisa atau sulit
berkembang dan dikembangkan.
Contoh penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi: masa pra-lahir, masa jabang bayi (0 – 2 minggu), masa
bayi (2 minggu – 1 tahun), masa anak pra-sekolah (1 – 5 tahun), masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja (13 – 21 tahun), masa
dewasa (21 – 65 tahun), dan masa tua (65 tahun ke atas).
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
5. Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif
tetap serta bisa berlaku umum. Justru perbedaan-perbedaan waktu, yaitu cepat-lambatnya sesuatu penahapan perkembangan
terjadi, atau sesuatu masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan-perbedaan individu.
Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a) Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada
fungsionalitas fisiknya yang terganggu.
b) Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkembangan
yang sama. Seorang anak yang pada umur empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara,
mengemukakansesuatu dan terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan anak itu akan mengalami kelambatan pada seluruh
aspek perkembangannya.
2.4 Ciri-ciri Remaja
Menurut Hurlock (1999) ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting, karena perkembangan fisik, mental yang cepat dan penting dan adanya
penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan, adanya suatu perubahan sikap dan perilaku dari anak-anak ke menuju dewasa.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan, karena ada 5 perubahan yang bersifat universal yaitu perubahan emosi, tubuh,
minat dan pola perilaku, dan perubahan nilai
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah, karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya sebagian besar
diselesikan oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah.
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, karena remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa
peranannya.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena adanya anggapan stereotip budaya bahwa remaja
adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa
harus membimbing dan mengawasi.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Karena remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang
diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, karena remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan
dengan orang dewasa.
6. BAB 3
KESIMPULAN
Masa remaja adalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada pertumbuhan fisik terjadi ketidakseimbangan. Hal ini
akan mempengaruhi perkembangan berpikir, bahasa, emosi, dan sosial anak. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan
waktu tertentu. Sedangkan perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi
kematangan dan interaksi dengan lingkungannya.
Pertumbuhan dan perkembangan keduanya bekerja sama dalam satu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-
aspek fisik dan psikis individu, saling bertumpang tindih satu sama lain, pertumbuhan lebih condong pemakainya bagi perubahan
fisik individu. Sedangkan perkembangan lebih condong dengan perubahan psikis tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan
sekitar, dari segi hasil pertumbuhan mudah diukur secara langsung, sedangkan perkembangan lebih sukar, sebab hanya melalui
pengukuran gejala-gejalanya saja.
Hukum pertumbuhan adalah hukum Cepphalocoudal yang artinya pertumbuhan fisik dari kepala kearah kaki, dan hukum
Proximodistal artinya pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Sedangkan hukum perkembangan
menyatakan bahwa perkembangan kemampuan sosio-psikologi berawal dari hal-hal yang umum menuju hal-hal yang khusus.