Penyakit Balantidiasis disebabkan oleh parasit Balantidium coli yang menginfeksi saluran pencernaan. Parasit ini menyebabkan gejala gangguan pencernaan seperti diare dan nyeri perut. Penularannya terjadi melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi oleh tinja yang mengandung kista parasit. Pencegahannya meliputi hygiene dan sanitasi yang baik serta penyuluhan tentang kebersihan.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Parasit merupakan salah satu faktor penyebab penyakit pada manusia. Salah
satu penyakit yang disebabkan parasit pada manusia adalah penyakit Balantidiasis
yang disebabkan oleh parasit Balantidium Coli, sejenis penyakit ber sel satu.
Balantidiasis ini merupakan infestasi protozoa bersilia yang menimbulkan
gejala gangguan pencernaan. Penyakit ini tersebar luas, terutama di daerah yang
yang tingkat kebersihan masih rendah.
Umumnya parasit Balantidium Coli ini ini banyak terdapat pada daerah
tropis. Pada manusia frekuensinya rendah. Merupakan parasit yang terbanyak pada
babi, dimana dalam hal ini babi merupakan mucosa host.Biasanya parasit ini
berhabitat pada mucosa dan sub mucosa usus besar.
Untuk itulah penulis membahas tentang penyakit Balantidiasis tersebut,
guna melihat / mengetahui faktor penyebab, bagaimana penularannya, gejala yang
ditimbulkan serta pencegahan penyakit tersebut.
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Apakah yang menjadi penyebab penyakit Balantidiasis tersebut?
2. Bagaimanakah penularan penyakit tersebut serta apa dampak atau
gejalanya?
3. Bagaimana pencegahan serta penanganan dari penyakit tersebut ?
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang saya bahas dalam makalah ini hanya membahas tentang:
1. Apakah penyakit Balantidiasis itu?
2. Bagaimana gejala dan penularannya ?
3. Langkah apa saja yang dilakukan untuk mencegahnya ?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan
Tujuan penulisan dari karya tulis ilmiah ini adalah:
a. Untuk mengetahui lebih dalam tentang penyakit Balantidiasis.
2. b. Untuk mengetahui bagaimana penularan serta cara pencegahan dari penyakit
tersebut.
2. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan diatas, maka tulisan ini diharapkan berguna untuk :
1. Bahan masukan bagi para pembaca agar dapat menghindari penyakit tersebut
dengan lebih memperhatikan kebersihan.
2. Menambah pengetahuan, memperluas wawasan berfikir bagi para pembaca
pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Balantidiasis merupakan suatu penyakit disentri yang disebabkan oleh
parasit Balantidiom Coli, yaitu sejenis parasit ber sel satu.
Penyakit ini kiranya perlu di pertimbangkan pada penderita BAB dengan
tinja yang berlendir dan berdarah apalagi disertai keluhan mulas.
Parasit Balantidum Coli merupakan protozoa bersilia yang menginfeksi
saluran pencernaan. Habitatnya pada mucosa dan sub mucosa usus besar.
Balantidium Colipaling sering ditemukan di daerah sanitasi yang buruk serta
daerah yang dimana banyak orang kontak dekat dengan babi. Karena babi
merupakan reservoir utama dari parasit ini.
Ada 3 jenis manifestasi infeksi B. Coli :
1. Asimtomik, eksresi kita
2. Infeksi kronis dengan episode berulang dari nyeri perut dan diare
mungkin berdarah.
3. Kolitis akut dengan mual, muntah, sakit perut dan diare yang menonjol
yang mungkin berdarah.
Penyakit yang ditimbulkan oleh Balantidium Coli ini hamper mirip dengan
penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba Histolytica.Diselaput lendir usus
besar, bentuk vegetatif membentuk obses-obses kecil yang kemudian pecah
menjadi ulkus yang mengaung.
Penyakit ini dapat berlangsung akut dengan ulkus merata pada selaput lendir
usus besar. Pada kasus berat, ulkus ini dapat menjadi gangrenyang berakibat
fatal.
Balantidium Coli kadang-kadang dapat menimbulkan infeksi eksterinternal,
misalnya dapat menyebabkan parontis dan urethritis. Pernah ditemukan bahwa
balantidium coli di hepar dan & pulmo, bahkan di Ekuador Balantidium Coli
ditemukan sebagai sindrom disentri dan obsess hepar.
1. Morfologi Parasit
4. Morfologi parasit berbeda-beda tergantung pada tahap siklus hidupnya.
Parasit Balantidium Coli, memiliki 2 bentuk :
a. Trophozoit
b. Cysta
a. Trophozoit
- Bentuk oval (seperti kantong) ukuran ± 60 µ (30-50 mikron) x 45
mikron (25-120 mikron)
- Tubuh berdinding tipis diliputi cilia berbaris longitudiral dan
tersusun sebagai spiral pada bagian anterior (bagian mulut) lebih
panjang, disebut Aderal Cilia.
- Bagian anterior terdapat Cystome (mulut), pada sebagian
posterior terdapat Cytopyge (lubang eksresi)
- Di dalam citoplamasma terdapat :
Nukleus, yang terdiri dari MacroNucleus dan Micronucleus
Contractile Vacoule
Food Vacoule
b. Cysta
- Bentuk bulat sampai lonjong
- Ukuran 50-60 mikron, dinding double
- Isinya sama dengan trophozoit juga dengan cilianya
- Merupakan bentuk infektif dan protektif, tidak untuk membelah
diri.
2. Siklus Hidup
Protozoa genus Balantidium Coli merupakan protozoa yang
dapat menginfeksi manusia dan hewan. Protozoa ini merupakan
protozoa yang terbesar. Habitatnya adalah di dalam usus besar pada
hewan dan manusia.
Balantidium Kista hidup di dalam tinja, dapat hidup 1-2 hari
pada suhu kamar.
Parasit ini hidup diselaput lendir usus besar terutama pada di
daerah sekum. Bentuk kista ini adalah bentuk infektif. Bila bentuk kista
5. tertelan terjadi terjadi ekskistasi di dinding usus halus. Dari satu, keluar
satu bentuk vegetative yang segera berkembang biak dan membentuk
koloni selaput lendir usus besar.
Setelah itu Balantidium berkembang dan dewasa lalu bertelur.
Bentuk kista dan bentuk vegetative keluar bersama tinja hospes.
Tropozoit dapat menembus dinding usus besar dan mengalir
bersama aliran darah menuju organ-organ lain misalnya ke-pulmo (paru-
paru), liver dan enchepalon (otak). Lalu memperbanyak diri di
extrainternasional, lalu membentuk kista dan mengeluarkannya bersama
faces.
Reproduksi berlangsung secara sexual dan asexual. Perkembang
biakan secara asexual yaitu dengan belah pasang, yaitu dengan
membelah jadi dua parasit yang sama bentuknya. Hanya terjadi bila
situasi kurang menguntungkan. Misalnya tidak ada pejantan.
Perkembangbiakan secara sexual terjadi pada pembiakan ini
dibentuk sel kelamin, yaitu makrogematosit dan mikrogametosit yang
kemudian membelah membentuk makrogamet dan mikrogamet. Setelah
pertumbuhan menjadi zigot. Inti zigot membelaj menjadi banyak yang
disebut sprozoit. Proses ini disebut sporogeni.
Selain itu ada 2 cara multiplikasi, yaitu
1. Birari transferse fission
2. Conjugation
1. Birari transferre fission
Terjadi pada bentuk tropozoit, mula-mula micro nucleus
membelah diri kemudian di ikuti berturut-turut macro
nucleus, cytoplasma, dan dinding sel yang membelah secara
transversal.
Bagian dari tropozoit yang mempunyai cycostome akan
membentuk cytopige.
2. Conjugation
6. Dua tropozoit saling mendekati membentuk satu saluran
yang dipergunakan untuk saling tukar menukar nucleus dan
bahan-bahan yang diperlukan, kamudian masing-masing
memisahkan diri diikuti oleh pembelajaran biasa.
B. Cara Penularan
Penularan penyakit ini terutama melalui air yang terkontaminasi. Penularan
sporadic terjadi karena masuknya kotoran ke mulut melalui tangan atau melalui air,
dan makanan yang terkontaminasi.
Penularan pada manusia terjadi dari tangan ke mulut melalui makanan yang
terkontaminasi, misal pada orang yang memelihara babi dan yang membersihkan
kandang babi, bila tangan ini terkontaminasi dengan tinja babi yang mengandung
bentuk kista dan kista ini tertelan, maka terjadilah infeksi.
C. Gejala Kunis
Umumnya keluhan saluran cerna seperti kadang-kadang sembelit. Gejala lainnya
terlihat :
- Berak mencret (diare)
- Mual-mual
- Nyeri perut
- Nafsu makan kurang
- Sakit kepala
- Badan lesu
- Berat badan turun
Pada yang lebih berat, tinja bercampur dengan air dan kekurangan cairan
seperti disentri, kemudian bisa jatuh pada dehidrasi. Tetapi kadang-kadang tanpa
gejala sama sekali.
Faktor resiko terjangkit penyakit ini adalah:
- Orang dengan keadaan sakit karena suatu penyakit sebelumnya, bila terinfeksi
oleh parasit ini akan menjadi serius bahkan fatal.
- Orang yang kontak langsung atau mengurus kotoran reservoir
7. - Orang yang tinggal di daerah dengan fasilitas air tercemar kotoran babi atau
hewan lain.
D. Pencegahan
Pencegahan penyakit ini dapat dengan Hygiene dam sanitasi yang baik,
terutama ditempat-tempat pembantaian.
Selain itu diperlukan langkah-langkah pencegahan efektif :
1. Beri penyuluhan pada masyarakat tentang hygine perorangan
2. Beri penyuluhan dan bimbingan kepada pemjamah makanan melalui
instansi kesehatan, memperhatikan kebersihan dalam mengolah
makanan, memasak dengan matang.
E.
8. KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini bisa diselesaikan.
Dalam Karya Tulis ini penuli membahas tentang penyakit Balantidiasis baik
penyebabnya, cara penularan serta pencegahan dan pengobatannya. Penulis menyadari
di dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna perbaikan ke depan.
Akhirnya penulis berharap sekiranya karya tulis ilmiha ini berguna bagi penulis-
penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Padangsidimpuan, Oktober 2011
Penulis
9. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
B.
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................
A. Pengertian ...............................................................................
B. Cara Penularan .......................................................................
C. Gejala Klinis ...........................................................................
D. Pencegahan .............................................................................
BAB III PENUTUP ....................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran .......................................................................................