Pasien mengalami malunion pada fraktur radius dan ulna setelah kecelakaan 6 tahun lalu. Pasien mengeluh nyeri yang membatasi aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan menunjukkan malunion pada radius dan ulna bagian tengah kanan. Pasien menjalani osteotomy dan pemasangan paku untuk memperbaiki malunion. Hasil pasca operasi menunjukkan posisi dan aposisi yang baik.
3. Fraktur adalah diskontinuitas tulang, tulang rawan, tulang
rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial.
Pada proses penyembuhan tulang dapat terjadi hasil
yang tidak diinginkan, dimana tulang menyatu sesuai
dengan harapan, baik cara penyatuan maupun waktu
terjadinya penyatuan. Proses penyembuhan yang
dimaksud adalah malunion, delayed nonunion dan
union.
5. DEFINSI
Fraktur atau patah tulang adalah terputus atau hilangnya
kontinuitas dari struktur tulang “epiphiseal plate” serta
“cartilage” (tulang rawan sendi). (1)
8. Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh
ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius dan di distal oleh sendi
radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar yang mengandung fibrokartilago
triangularis.
Radius dan ulna dihubungkan oleh otot antar tulang, yaitu m. supinator,
m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang membuat gerakan pronasi-
supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada
radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai
dislokasi angulasi dan rotasi, terutama pada radius
10. Menurut Arif Mansjoer (2000: 351) ada 4 klasifikasi fraktur
antebrachii antara lain:
Fraktur Monteggia
Fraktur Galeazzi
Fraktur Colles
Fraktur Smith
11. Fraktur Monteggia
DEFINISI
fraktur sepertiga proksimal ulna disertai
dislokasi ke anterior dari kapitulum
radius(1,2). Penyebabnya biasanya trauma
langsung terhadap ulna, misalnya sewaktu
melindungi kepala pada pukulan, sehingga
disebut patah tulang tangkis.
12. Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering) dan tipe
fleksi. Pada tipe ekstensi gaya yang terjadi mendorong ulna
kearah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe
fleksi, gaya mendorong dari depan kearah fleksi yang
menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke
posterior. (3)
Gambaran Klinik
13.
14. PENGOBATAN
Pada anak-anak kadang-kadang dapat dilakukan manipulasi
atau dengan pengobatan konservatif, tetapi pada orang
dewasa lebih baik dilakukan reduksi terbuka dan
pemasangan flat.
15. Fraktur Galeazzi
DEFINISI
Fraktur ini merupakan fraktur distal radius
disertai dislokasi atau subluksasi sendi
radioulnar distal. Terjadinya fraktur ini
biasanya akibat trauma langsung sisi lateral
ketika jatuh.
16. Ujung bagian bawah ulna yang menonjol
merupakan tanda yang mencolok. Gambaran
klinisnya bergantung pada derajat dislokasi
fragmen fraktur. Bila ringan. nyeri dan tegang
hanya dirasakan pada daerah fraktur; bila berat,
biasanya terjadi pemendekan lengan bawah.
Tampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi
ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba
tonjolan ujung distal ulna.
Gambaran Klinik
19. Pengobatan
Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di
atas siku, posisi netral untuk dislokasi radius ulna
distal, deviasi ulnar, dan fleksi. Secara konservatif
mungkin kurang memuaskan dan terapi bedah
menjadi pilihan. (1)
20. Fraktur Colles
DEFINISI
Cedera yang diuraikan oleh Abraham Colles pada
tahun 1814 adalah fraktur melintang pada radius
tepat diatas pergelangan tangan dengan
pergeseran dorsal fragmen distal.
21. Dikenal dengan sebutan deformitas garpu makan malam,
dengan penonjolan punggung pergelangan tangan dan
depresi di depan. Pada pasien dengan sedikit deformitas
mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila
pergelangan tangan digerakkan, kekakuan, gerakan yang
bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena(2)
Gambaran Klinik
22.
23.
24. Pengobatan
Fraktur tak bergeser dibebat dalam slab gips yang dibalutkan
sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan tangan dan
dibalut kuat dalam posisinya.
Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi.
25. Komplikasi
D i n i
Cedera saraf ligamen karpal yang melintang harus dibelah sehingga tekanan
saluran dalam karpal berkurang.
Distrofi refleks simpatetik terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada
sendi-sendi jari.
26. L a n j u t
Malunion karena reduksi tidak lengkap atau karena pergeseran dalam gips
yang terlewatkan. Penampilannya buruk, kelemahan dan hilangnya rotasi
dapat bersifat menetap.
Penyatuan lambat dan non-union pada radius tidak terjadi, tetapi processus
stiloideus ulna sering hanya diikat dengan jaringan fibrosa saja dan tetap
mengalaminyeri dan nyeri tekan selama beberapa bulan.
Kekakuan pada bahu / Kekakuan pergelangan tangan dapat terjadi akibat
pembebatan yang lama.
Atrofi Sudeck, kalau tidak diatasi dapat mengakibatkan kekakuan dan
pengecilan tangan dengan perubahan trofik yang berat.
Ruptur tendon biasanya terjadi beberapa minggu setelah fraktur radius bawah
yang tampaknya sepele dan tidak bergeser. (2)
28. Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi
volar pergelangan, dan deviasi tangan ke radial (garden
spade devormity). (1)
Gambaran Klinik
29.
30. Pengobatan
Pengobatannya merupakan kebalikan dari pengobatan patah tulang
Colles dan pascareduksi, posisi dipertahankan dalam posisi
dorsofleksi ringan, deviasi ulnar, dan supinasi maksimal. Lalu
diimobilisasi dengan gips di atas siku selama 4-6 minggu. (3)
32. Identitas Penderita
Nama : Tn. A.A
Usia : 28 tahun 2 bulan 23 hari
No. RM : 1097532
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Ds. Bolo RT 03/07, Demak
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : Tamat SLTA
Status : Belum kawin
Suku Bangsa : Jawa (WNI)
Ruangan : Ma_wa
Tanggal masuk : 20 Oktober 2015
34. 6 tahun SMRS, pasien mengalami bengkak pada lengan bawah tangan
kanannya, dikarenakan pasien mengalami kecelakaan jatuh dari sepeda motor
lalu pasien terjatuh ke arah kanan. Pasien mengaku memakai helm, pada
daerah lengan bawah tangan kanan tampak bengkak, nyeri dan didapatkan
adanya perubahan bentuk disertai lecet pada wajah dan kaki, tidak pingsan,
tidak pusing, tidak muntah, tidak sesak, tidak nyeri pada perut, tidak ada
perdarahan. Setelah kejadian pasien dibawa ke RSI Sultan Agung Semarang
dan dilakukan pemasangan spalk dan membaik.
Riwayat Penyakit Sekarang
35. 2 hari SMRS, pasien mengeluh nyeri di lengan bawah tangan kanan, nyeri dirasakan
hanya pada satu tempat dan tidak menjalar ke daerah lain, bengkak (-), deformitas
(+). Nyeri dirasakan terus menerus dan semakin memberat hingga pasien kesulitan
menjalankan aktivitas sehari-hari. Maka pada tanggal 20 Oktober 2015 pasien
dibawa ke poli bedah RSI Sultan Agung Semarang dan setelah mendapat hasil foto
rontgen ekstremitas atas pasien dianjurkan untuk mondok serta mendapat advise
dari dokter untuk program osteotomy orif radius + ulna pada tanggal 23 Oktober
2015.
Pada tanggal 23 Oktober 2015 pasien menjalani program osteotomy pk. 13.30 WIB
serta dilakukan pengambilan foto rontgen ekstremitas atas post osteotomy orif
radius + ulna.
37. Hipertensi (+)
diabetes mellitus (-)
alergi (-)
asma (-)
Riwayat penyakit yang sama di keluarga (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
38. Pasien seorang laki-laki berusia 28 tahun sebagai seorang
mahasiswa, biaya kehidupan sehari-hari ditanggung oleh orang
tua. Pasien berobat menggunakan fasilitas UMUM.
Riwayat sosial ekonomi dan
pribadi
39. Kesadaran : Composmentis, GCS E4M6V5
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Tekanan darah : 150 / 100 mmHg
Nadi : 88 x/menit reguler
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu :36,5 0C
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg
IMT : 22,2 kg/m2
Pemeriksaan Fisik
40. Status generalis
Kulit : sawo matang
Kepala : mesocephale, rambut hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-), pupil isokor Ø 3
mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+).
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), tidak ada pembesaran
tiroid.
Paru : pernapasan simetris saat statis dan dinamis, tidak ada napas
cuping hidung, tidak ada penggunaan otot bantu napas, suara
napas vesikuler (+/+), rhonki (-), wheezing (-).
41. Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V, 2 cm di medial linea
midclavicula sinistra
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal.
Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), bising (-)
42. Abdomen :
Inspeksi : datar, venektasi (-), jejas (-), gambaran gerak
usus (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), lien dan hepar tak teraba.
Perkusi : timpani pada seluruh regio abdomen, pekak alih
(-), pekak sisi (-), shifting dullness (-)
43. Ekstremitas Atas
Kanan Kiri
Otot Eutrofi Eutrofi
Tonus Normotoni Normotoni
Massa Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Sendi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Gerakkan Aktif terbatas Aktif
Kekuatan Normal Normal
Oedema Tidak ada Tidak ada
:
44. Status lokalis region antebrachii dekstra :
Look :
(-) pembengkakan di lengan bawah tangan kanan ; (-) angulasi ; (-) rotasi
(+) deformitas
Feel :
(-) pembengkakan di lengan bawah tangan kanan, suhu kulit normal, teraba keras, (-)
mobile, (+) nyeri tekan, pulsasi ke distal (-), CRT 2”
Move :
(-) krepitasi
(-) ROM aktif-pasif terbatas akibat nyeri
50. Foto antebrachii dextra
perbandingan
Dibanding foto sebelumnya tanggal 20 Oktober 2015
Tampak terpasang drain dengan ujung distal pada soft tissue regio
antebrachii dextra 1/3 tengah.
Tampak terpasang fiksasi interna pada os. Radius dan ulna dextra
1/3 tengah, posisi baik.
Tampak garis fraktur pada os. Radius dan ulna dextra 1/3 tengah,
dengan aposisi dan alignment baik.
51. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 22 Oktober 2015
HASIL
Hb 17,3 gr/dl
Ht 51,4 %
Leukosit 7300 uL
Trombosit 220.000 uL
Gol. Darah O Rh +
APTT 26,8 detik
Prot. Time 10,3 detik
Natrium 145 mmol/liter
Kalium 4,75 mmol/liter
Chloride 105,4 mmol/liter
HbsAg non reaktif
52. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 23 Oktober 2015 (post operasi)
HASIL
Hb 15,8 gr/dl
Ht 46,7 %
Leukosit 19900 uL
Trombosit 209.000 uL
54. Fraktur adalah diskontinuitas tulang, tulang rawan, tulang
rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial.
Pada proses penyembuhan tulang dapat terjadi hasil yang
tidak diinginkan.
Proses penyembuhan yang dimaksud adalah malunion,
delayed nonunion dan union
55. Pada kasus ini pasien dengan nama Tn. A.A, usia 28 tahun
berdasarkan anamnesis pasien mengeluh nyeri pada lengan
bawah tangan kanan disertai dengan perubahan bentuk dari
lengan bawah tangan kanan tersebut.
Pemeriksaan radiologis x foto ekstremitas atas besar (non
kontras) tanggal 20 Oktober 2015 menunjukkan garis fraktur 1/3
tengah radius ulna sudah tak tampak, kallus (+), didapatkan kesan
malunion 1/3 tengah radius ulna dextra.
56. Pada tanggal 23 Oktober 2015 pasien menjalani osteotomy orif
radius ulna dextra dan kemudian dilakukan pengambilan x foto
ekstremitas atas besar (non kontras) yang mendapatkan hasil
Tampak terpasang drain dengan ujung distal pada soft tissue
regio antebrachii dextra 1/3 tengah.
Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian antara landasan teori
klinis fraktur malunioun dengan kondisi klinis serta hasil
pemeriksaan radiologis x foto ekstremitas atas besar (non
kontras) pasien. Sehingga pada pasien ini dapat didiagnosis
sebagai malunion fraktur 1/3 tengah radius ulna dextra.
58. Dari anamnesis ditemukan adanya keluhan nyeri pada
lengan bawah tangan kanan, perubahan bentuk pada
ekstremitas bersangkutan disertai adanya riwayat
trauma. Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya
keterbatasan pada gerakan aktif dan pasif pada lengan
bawah tangan kanan, adanya deformitas dan nyeri
pada ekstremitas tersebut, sedangkan dari
pemeriksaan radiologis tak ditemukan adanya garis
fraktur dan ditemukan adanya kallus.
59. Berdasarkan teori diketahui bahwa klinis fraktur
malunion merupakan suatu penyambungan yang tidak
normal pada fraktur yang secara fisik ditandai dengan
ditemukannya deformitas. Hal ini sesuai antara teori
dan kondisi klinis pasien jadi diagnosis fraktur
malunion radius ulna dextra pada pasien ini dapat
ditegakkan.