SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
MAKALAH OPTIMASI PABRIK
(HMKB 766)
OPTIMASI PROSES PENGOLAHAN CRUDE PALM OIL
(CPO)
Disusun Oleh :
ZUHAL ISTIADI (H1F113227)
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah tropis yang
memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila
dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara penghasil buah tropis
lainnya. Produksi buah tropika nusantara terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, pada tahun 2007 produksi buah Indonesia sebesar 17.116.622
ton atau naik sekitar 4,18 % bila dibandingkan dengan produksi tahun 2008
sebesar 17.831.252 ton.
Salah satu buah tropis yang paling laku di pasaran dunia saat ini adalah
buah kelapa sawit, dimana buah kelapa sawit ini dapat diolah menjadi minyak
goreng, biodiesel, bahan pembuatan sabun dan lain-lainnya. Pada saat ini,
kelapa sawit lebih banyak diolah menjadi bahan bakar biodiesel, mengingat
dimasa mendatang minyak bumi akan habis sehingga diperlukan bahan
alternative lain untuk menggantikan bahan bakar tersebut, sementara di dalam
negeri sendiri, kelapa sawit lebih banyak diolah menjadi minyak goring, bahan
baku sabun, deterjen dan oleo chemical.
Pada saat ini, Indonesia merupakan produsen ke dua minyak kelapa
sawit terbesar di dunia setelah Malaysia, dengan junlah produksi CPO Indonesia
sebesar 41 % dari total produksi CPO seluruh dunia, sedangkan Malaysia
sendiri, produksi CPO nya sendiri sebesar 45 % dari total produksi CPO dunia
dan sisanya oleh Negara lain termasuk Thailand dan lain-lainnya.
Pengolahan Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan yang
menghasilkan minyak kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit
(PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit
ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS)
kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi
perlakuan mekanis, fisik, dan kimia.
Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas
produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri
perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui
bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi
buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam
pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga
kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang
masuk ke dalam pabrik.
Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi
CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti
dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari
beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama
lain kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses
berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan norma-norma yang ada.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kegunaan optimasi dalam menjalankan produksi
pada perusahaan/pabrik
2. Untuk mengetahui standar mutu dari minyak kelapa sawit
3. Untuk mengetahui proses pengolahan minyak kelapa sawit (crude
palm oil)
. Untuk mengetahui manfaat dari minyak kelapa sawit
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Optimalisasi proses produksi
Pertumbuhan berbagai sektor industri dapat menimbulkan persaingan
yang semakin kuat antara industri yang satu dengan industri lainnya, terutama
industri yang memiliki bidang sejenis. Kewajiban suatu perusahaan adalah
meningkatkan kualitas kinerjanya dalam segala bidang untuk memenuhi standar
yang telah ditetapkan oleh lingkungan serta sektor industri. Persaingan dalam
dunia industri menjadi semakin ketat dengan adanya teknologi-teknologi
manufaktur baru yang inovatif sehingga hal ini membuat perusahaan dapat terus
mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi. Sehingga
diperlukan berbagai strategi dalam menjalankan perusahaan agar mampu
bertahan dan bersaing dalam menghasilkan suatu produk yang memberikan
kepuasan bagi para penggunanya. Adapun beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika menyusun rancana produksi di dalam perusahaan agar
mampu mengoptimalkan setiap unsur didalam lini produksi, misalnya quality
control, sumber daya manusia, tata letak perusahaan, produktivitas karyawan
dan sistem penjadwalan karyawan.
2.2 Quality control
Pengendalian kualitas mutu dalam proses produksi sangat penting untuk
diperhatikan dalam menjamin kualitas produk yang dihasilkan bekualitas
sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen atau pemakai dari
produk tersebut. Mengontrol proses manufaktur yang sebenarnya memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh designer dapat dipahami juga sebagai
pengendali kualitas. Meskipun banyak perusahaan mempromosikan kualitas
sebagai faktor penentu keberhasilan, tidak ada kesepakatan umum tentang
definisi apa dan bagaimana menghitung biaya kualitas (Schiffauerova dan
Thomson, 2006). Proses standar kontrol kualitas didefinisikan dan ditentukan
oleh Quality control serta idealnya didukung dan divalidasi melalui proses audit
yang dirancang untuk menjamin kepatuhan yang tepat untuk standar tersebut.
Standar laporan yang ditetapkan adalah tonggak penunjuk dimana penilaian
harus diselesaikan. Standar ini harus ditulis dan dipahami dengan jelas oleh staf
produksi.
Quality control memberikan ruang lingkup dan minimalnya diulas dengan
mengidentifikasi masalah umum dan bagian-bagian penting yang harus dikaji
secara rinci untuk memastikan bahwa produk cacat dapat dikoreksi. Proses
Quality control yang efektif melibatkan audit. Meskipun standar dipahami dengan
baik, namun tidak akan berguna jika parameter yang telah ditentukan tidak
diikuti. Tujuan dari proses Quality control adalah untuk membantu pengiriman
jaminan penilaian yang secara konsisten memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan sementara mengikuti standar industri dan peraturan yang berlaku.
Proses ini harus didokumentasikan dan jelas referensi dan memasukkan laporan
perusahaan dan standar Quality control. Tinjauan Quality control adalah tentu
"baris pertahanan terakhir" untuk menangkap dan memperbaiki produk cacat
yang mungkin telah masuk selama proses produksi.
2.3 Efisiensi produksi
Pengertian efisiensi adalah komponen produktivitas dan mengacu pada
perbandingan aktual dan jumlah optimal dari input dan output (Lovell, 1993), di
mana produktivitas merupakan hubungan antara output dan input dalam bentuk
rasio. Susantun (2000) menyatakan bahwa pengertian efisiensi dalam produksi
adalah perbandingan output dan input berhubungan dengan tercapainya output
maksimum dengan sejumlah input, artinya apabila rasio output/input besar maka
efisiensi dikatakan tinggi. Soekartawi (1990) mengartikan efisiensi sebagai upaya
penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang
sebesar-besarnya, di mana situasi tersebut dapat terjadi apabila proses produksi
membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal untuk suatu input sama
dengan harga input tersebut. Pada umumnya bertambahnya efisiensi disebabkan
karena (Komaruddin, 1986):
a. Penggunaan manajemen modern
b. Penggunaan sumber-sumber yang bukan manusia
c. Mekanisme yang dengan sendirinya dapat menyesuaikan diri
d. Pemakaian bagian-bagian alat-alat yang distandarisasikan dan dapat
ditukarkan satu sama lain
e. Meninggalkan proses produksi yang kompleks dan menggantinya dengan
pekerjaan dan produksi yang repetitif.
f. Pengkhususan tugas-tugas dan pembagian kerja dan wewenang.
Fungsi produksi frontier menggambarkan produksi maksimum yang dapat
dihasilkan untuk sejumlah masukan (input) produksi yang dikorbankan. Fungsi
produksi Frontier pertama kali dikembangkan oleh Aigner et al.(1977) dan
Meeusen dan Van den Broek (1977) melalui pendekatan Stochastic Production
Frontier (SPF). Spesifikasi asli mencakup fungsi produksi dispesifikasi untuk data
silang (cross-sectional data) yang mempunyai error term yang mempunyai dua
komponen, satu disebabkan oleh random effects dan yang lain disebabkan oleh
inefisiensi teknis. Soekartawi (2003) menjelaskan bahwa aplikasi fungsi produksi
ini digunakan untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap
posisi frontier. Pada awalnya fungsi atau model ini diaplikasikan untuk
menganalisis ekonomi produksi pertanian yang kemudian aplikasinya
berkembang pada bidang-bidang lain seperti keuangan, perikanan, manufaktur,
dan lainnya. Battese dan Coelli (1992) mengajukan fungsi produksi frontier
stokhastik untuk panel data (yang tidak seimbang) yang mempunyai pengaruh
terhadap perusahaan yang diasumsikan didistribusikan sebagai truncated normal
random variables, yang juga dibolehkan bervariasi dengan waktu. Dalam banyak
kenyataan, penggunaan fungsi produksi frontier dipakai untuk mengukur
tingkatan efisiensi teknik dari suatu usaha.
2.4 Peningkatan produktivitas
Lean manufacturing dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik
dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste)
atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value-adding activities)
melalui peningkatan terus menerus secara radikal (radical continuous
improvement) dengan cara mengalirkan produk (material, work in process,
output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan
internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan dalam
industri manufaktur. Tujuan dari penerapan Lean Manufacturing adalah untuk
meningkatkan kinerja manufaktur lainnya. Sebagai gambaran, industri yang
menerapkan Lean Manufacturing secara keseluruhan (Plant Wide) mencapai
kemajuan berikut ini:
a. Meningkatkan ketersediaan tenaga kerja langsung,
b. Meningkatkan keterpakaian tenaga kerja langsung,
c. Pengurangan persediaan (inventory).
Value stream mapping adalah sebuah metode visual untuk memetakan jalur
produksi dari sebuah produk yang di dalamnya termasuk material dan informasi
dari masing-masing stasiun kerja.Value stream mapping ini dapat dijadikan titik
awal bagi perusahaan untuk mengenali pemborosan dan mengidentifikasi
penyebabnya. Menggunakan value stream mapping berarti memulai dengan
gambaran besar dalam menyelesaikan permasalahan bukan hanya pada proses-
proses tunggal dan melakukan peningkatan secara menyeluruh dan bukan
hanya pada proses-proses tertentu saja. Peta atngan kiri dan kangan kanan
merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan yang efisien
yaitu gerakan-gerakan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Peta ini sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana tiap
siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang. Kegunaan peta
tangan kanan dan tangan kiri :
a. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
b. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan
tidak produktif, sehingga bisa mempersingkat waktu kerja.
c. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.
d. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru dengan cara yang ideal.
Karyawan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dapat
menyeimbangkan produksi yang lebih efektif untuk menghilangkan hambatan
atau interupsi dari proses produksi (Appelbaum et al. (2000)). Meningkatkan
keterlibatan karyawan dan insentif keuangan tampaknya meningkatkan
produktivitas perusahaan dalam estimasi cross-sectional. Oleh karena itu, untuk
membuat proses produksi mereka lebih efisien, perusahaan yang menghadapi
masalah produktivitas struktural cenderung menggunakan keterlibatan karyawan
yang lebih tinggi sehingga keterlibatan karyawan tampaknya mendorong
produktivitas. Hasil ini juga ditemukan oleh Huselid (1995), Ichniowski et al.
(1997), Godard (1999), Hitam dan Lynch (2001), dan Zwick (2004). Meskipun
keterlibatan karyawan tampaknya setidaknya meningkatkan produktivitas
pembentukan, kita tidak memperhitungkan pengaruh tindakan sumber daya
manusia yang inovatif pada karyawan, seperti intensifikasi kerja, tanggung jawab
yang lebih tinggi, dan ketidakamanan (Ramsay et al. (2000)). Kami juga tidak
melihat biaya yang lebih tinggi, misalnya, karena insentif yang dibayarkan di
samping gaji biasa, atau program pelatihan mahal menemani pengenalan
teamwork (Godard (2004)).
2.5 Standar Mutu Mnyak Kelapa Sawit
Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama,
benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak
kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu
dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua,
pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur
berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air,
kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan.
Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku
industri pangan dan non pangan masing‐masing berbeda. Oleh karena itu
keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih
Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya,
penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan
pengangkutan.
Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut,
didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini :
a) Crude Palm Oil
b) Crude Palm Stearin
c) RBD Palm Oil
d) RBD Olein
e) RBD Stearin
f) Palm Kernel Oil
g) Palm Kernel Fatty Acid
h) Palm Kernel
i) Palm Kernel Expeller (PKE)
j) Palm Cooking Oil
k) Refined Palm Oil (RPO)
l) Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)
m) Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)
n) Palm Kernel Pellet
o) Palm Kernel Shell Charcoal
Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:
a) Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP‐SMP‐13‐1975
b) Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP‐SMP‐7‐1975
c) Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP‐SMP‐31‐19975
d) Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP‐SMP‐31‐1975
2.6 komposisi kimia minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari
fatty acids, esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam
keduanya tinggi serta penuh akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masing‐
masingnya. Minyak kelapa sawit mempunyai 16 nama carbon yang penuh asam
lemak palmitic acid berdasarkan dalam minyak kelapa minyak kelapa sawit
sebagian besar berisikan lauric acid. Minyak kelapa sawit sebagian besarnya
tumbuh berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian dari vitamin E. Minyak kelapa
sawit didalamnya banyak mengandung vitamin K dan magnesium. Napalm
namanya berasal dari naphthenic acid, palmitic acid dan pyrotechnics atau hanya
dari cara pemakaian nafta dan minyak kelapa sawit. Ukuran dari asam lemak
(Fas) dalam minyak kelapa sawit sebagai acuan:
Tabel II.1 Kadar Asam Lemak Dalam Minyak Sawit
Tabel II.2 Kadar Asam Lemak Dalam Minyak Inti Sawit
2.7 proses pengolahan minyak kelapa sawit (crude palm oil)
Pengolahan Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan yang
menghasilkan minyak kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh
ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa
sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai
unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS)
kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi
perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi
ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin
daya saing industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya.
1. loading ramp
Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp
cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu yang dibuka
tutup dengan sistem hidrolik, terdiri dari 2 line sebelah kiri dan kanan. Pada saat
pintu dibuka lori yang berada dibawah cage akan terisi dengan TBS. Setelah
terisi, lori ditarik dengan capstand ke transfer carriage, dimana transfer
carriage dapat memuat 3 lori yang masing – masing mempunyai berat rata-rata
3,3 – 3,5 ton. Dengan transfer carriage lori diarahkan ke rel sterilizer yang
diinginkan. Kemudian diserikan sebanyak 12 lori untuk dimasukan
kedalam sterilizer. Pemasukan lori ke dalam sterilizer menggunakan loader.
2. sterilizer
Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut
dengansterilizer. Adapun fungsi dari perebusan adalah sebagai berikut:
1. Mematikan enzyme.
2. Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan.
3. Mengurangi kadar air dalam buah.
4. Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan proses pelumatan dan
pengepressan.
5. Memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya.
Proses perebusan dilakukan selama 85 -95 menit. Untuk media pemanas
dipakai steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar.
Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak ( tiga puncak tekanan). Puncak
pertama tekanan sampai 1,5 Kg/cm2
, puncak kedua tekanan sampai 2,0
Kg/cm2
dan puncak ketiga tekanan sampai 2,8 – 3,0 Kg/cm2
.
Berikut proses perebusan sistem tiga peak :
1. Deaeration dilakukan 2 menit, dimana posisi condensate terbuka.
2. Memasukkan uap untuk peak pertama yang dicapai dalam waktu 10 menit.
Biasanya tekanan mencapai 1,2 bar.
3. Uap dan kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0 bar dalam waktu 5
menit.
4. Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar.
5. Uap kondensat dibuang lagi selama 3 menit.
6. Kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 dalam waktu
15 – 20 menit.
7. Setalah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40 – 50
menit.
8. Uap kondensat dibuang selama 5 – 7 menit sampai tekanan 0
3. thresser
Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresser dengan
mengggunakan hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori diangkat
dan dibalikkan diatas hopper thresser (auto feeder).
Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk
dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk
kedalam thresser TBS yang telah direbus diatur pemasukannya dengan
menggunakan auto feeder. Dengan menggunakan putaran TBS dibanting
sehingga berondolan lepas dari tandannya dan jatuh
ke conveyordan elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan
kedua kalinya.Thresser mempunyai kecepatan putaran 22 – 25 rpm. Pada
bagian dalam thresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga
membentuk kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser. Untuk
tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk
didistribusikan ke penampunganempty bunch.
4. stasiun press
Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian
diangkut dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan
berondolan kedistributing conveyor untuk dimasukkan dalam tiap-
tiap digester. Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau
pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat
dicacah di dalam tangki ini. Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka
brondolan menuju ke conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk
dikembalikan ke digester. Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas
dari bijisehingga mudah di-press. Untuk memudahkan pelumatan buah,
pada digester di-injectsteam bersuhu sekitar 90 – 95 °C.
Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press untuk diperas
sehingga dihasilkan minyak (crude oil). Pada proses ini dilakukan penyemprotan
air panas agar minyak yang keluar tidak terlalu kental (penurunan viscositas)
supaya pori-pori silinder tidak tersumbat, sehingga kerja screw press tidak terlalu
berat. Penyemprotan air dilakukan melalui nozzle-nozzle pada pipa berlubang
yang dipasang pada screw press. Kapasitas mesin press adalah 15 ton per jam.
Tekanan mesin press harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat
menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan
mesin press terlalu rendah maka oil losses di ampas tinggi.
Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke sand trap tank untuk
pengendapan. Hasil lain adalah ampas (terdiri dari biji dan fiber), yang akan
dipisahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor (CBC).
5. Stasiun Pemurnian
Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung
kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain.
Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan
pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit
alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi : Sand Trap
Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank, Continous Settling Tank (CST), Oil
Tank, Purifier, Vacum Dryer, Sludge Oil Tank, Sludge Vibrating Screen, Sludge
Centrifuge, Fat Pit, dan Storage Tank.
a. Sand Trap Tank
Minyak hasil mesin press merupakan minyak mentah yang masih banyak
mengandung kotoran-kotoran. Minyak tersebut masuk ke sand trap tank untuk
mengendapkan partikel-partikel yang mempunyai densitas tinggi. Sand trap
tankadalah sebuah bejana yang berbentuk silinder tegak.
b. Vibrating Screen
Minyak bagian atas dari sand trap tank yang masih mengandung serat dan
sedikit kotoran dialirkan ke ayakan getar (vibrating screen). Proses penyaringan
memakaivibrating screen bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti :
serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang masih terbawa dari sand trap
tank. Vibrating yang digunakan adalah double deck vibrating screen,
dimana screen pertama berukuran 30mesh dan screen kedua 40 mesh. Padatan
yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke digester melalui conveyor,
sedangkan minyak dipompakan ke crude oil tank.
c. Crude Oil Tank (COT)
Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk
ditampung sementara. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan
dengan steammelalui sistem pipa pemanas, dan suhu dipertahankan 90-95°C.
Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continuous Settling Tank).
d. Continous Settling Tank (CST)
Minyak dari COT dipompakan ke CST dimana sebelumnya dilewatkan ke buffer
tankagar aliran minyak masuk ke CST tidak terlalu kencang. CST bertujuan untuk
mengendapkan lumpur (sudge) berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di CST
suhu dipertahankan 86-90 o
C. Minyak pada bagian atas CST dikutip dengan
bantuanskimmer menuju oil tank, sedangkan sludge (yang masih mengandung
minyak) pada bagian bawah dialirkan secara underflow ke sludge vibrating
screen sebelum kesludge oil tank. Sludge dan pasir yang mengendap didasar
CST di-blowdown untuk dibawa ke sludge drain tank .
e. Oil Tank
Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara waktu, sebelum
dialirkan ke oil purifier. Dalam oil tank juga terjadi pemanasan (75-80°C) dengan
tujuan untuk mengurangi kadar air.
f. Purifier
Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran dan
kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan densitas
dengan menggunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya 7500
rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada
bagian yang luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang mempunyai densitas
lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudu-sudu untuk dialirkan
ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blowdown ke
saluran pembuangan untuk dibawa ke Fat Pit.
g. Vacuum Drier
Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi
kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Di sini minyak disemprot
dengan menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan
pecah. Hal ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak
yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan
kemudian dipompakan ke storage tank.
h. Sludge Tank
Untuk overflow dari tangki ini di alirkan ke drain tank sedangkan under flownya
dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung ke bak transit
untuk dipompakan ke sand cyclone. Untuk mempercepat pengendapan lumpur,
sludge dipanaskan (80-90o
C) dengan menggunakan uap yang dialirkan melalui
coil pemanas. Sehingga densitas minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus
yang melekat pada minyak akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki.
Dari sand cyclone atau brush strainer sludge dialirkan ke balance tank sebagai
umpan untuk decanter atau sludge centrifuge.
i. Sludge centrifuge
Sludge centrifuge untuk mengolah sludge. Sludge Centrifuge adalah alat yang
digunakan untuk memisahkan minyak yang masih terkandung di dalam sludge,
dengan cara pemisahan berdasarkan gaya sentrifugal. Didalam sludge centrifuge
ini terdapat bowl yang berputar 1450 rpm, bowl ini berbentuk bintang yang
diujungnya terdapat nozzle dengan diameter lubang tertentu dan nozzle ini dapat
diganti sesuai keinginan.
Prinsip kerjanya adalah nozzle separator berputar dengan gaya centifugal
dimana pemisahannya, fraksi berat ( lumpur, kotoran ) terlempar ke dinding bowl
dan fraksi ringan (air dan minyak) akan ketengah. Minyak yang mempunyai
densitas lebih kecil akan menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu
(paring disk), dan ditampung di reclaimed tank sebelum dipompakan oleh
reclaimed oil pump untuk alirkan kembali ke CST. Sedangkan sludge
(mengandung air) yang mempuyai densitas lebih besar akan terdorong ke bagian
dinding bowl dan keluar melalui nozzle, kemudian sludge keluar melalui saluran
pembuangan menuju fat pit.
j. Sludge drain tank
Lapisan bawah dari CST, dan sludge tank pada selang waktu tertentu didrain
menuju sludge drain tank. Di sludge drain tank minyak mengalir tenang dan
dibiarkan overflow untuk mengalir dan ditampung pada reclaimed tank, dan
kemudian dipompakan kembali ke CST untuk kemudian dimurnikan lagi.
Sedangkan kotoran dan air dialirkan menuju fat pit.
k. Fat Pit
Sebelum sludge di buang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu
ditampung di fat pit dengan maksud agar minyak yang masih terbawa dapat
terpisah kembali. Di Fat Pit diinjeksikan uap sebagai pemanas untuk
mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang ada
pada permukaan dibiarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak ditampung
pada sebuah bak pada pinggiran kolam fat pit, dan kemudian dipompakan
kembali ke sludge drain tank.
l. Storage Tank
Minyak dari vacuum dryer, kemudian dipompakan ke storage tank (tangki
timbun), pada suhu simpan 45-55°C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu.
Minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut Crude
Palm Oil (CPO).
6. STASIUN KERNEL
Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut,
pemisahan inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang
digunakan di stasiun ini, diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC),
Depericarper, Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo.
a. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih menggumpal
masuk ke CBC. CBC merupakan suatu screw conveyor namun screwnya
dipasang palt persegi sebagai pelempar fiber dan nut. CBC berfungsi untuk
mengurai gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.
b. Depericarper
Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan nut dari
CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber dihisap
dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai bahan bakar pada
boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke polishing
drum.
c. Nut Polishing Drum
Nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berrputar. Akibat dari
perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih
menempel pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut
diangkut oleh nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk
memisahkan batu dan benda – benda yang lebih berat dari nut seperti besi. Nut
yang terbawa ke atas jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung oleh nut
elevator untuk dibawa ke dalam nut silo.
d. Nut Silo
Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lekang dari
cangkangnya.
e. Ripple Mill
Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari
cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal
sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan
cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang masih bercampur dengan
kotoran-kotoran di bawa ke kernel grading drum.
f. Kernel Grading Drum
Pada kernel grading drum ini di saring antara nut,shell dan kotoran dengan nut
yang belum terpecahkan. Untuk nut shell dan kotoran lolos dari saringan dibawa
ke LTDS. Sementara untuk nut atau yang tertahan dikembalikan ke nut conveyor.
g. Light Tenera Dry Separator (LTDS)
Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih ringan
akan dihisap oleh LTDS cyclone. Fraksi-fraksi yang ringan di hisap yang terdiri
dari cangkang dan serabut akan di bawa ke shell hopper melalui fibre and shell
conveyor. Inti dan sebagian cangkang yang belum terpisahkan, dipisahkan lagi
pada clay bath.
h. Clay Bath
Clay bath adalah alat pemisahan Inti dengan cangkang. Proses pemisahan ini
secara basah yang menggunakan larutan CaCO3 dan air dengan ukuran partikel
CaCO3 lolos mesh 400. Clay bath berfungsi sebagai larutan pemisah antara
kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis. Berat jenis Kernel basah = 1,07
dan berat jenis cangkang = 1,15 – 1,20, maka untuk memisah kernel dan
cangkang tersebut dibuat larutan dengan berat jenis = 1,12. Bagian yang ringan
akan mengapung dan bagian yang berat akan tenggelam. Inti yang merupakan
fraksi ringan akan dibawa ke kernel silo untuk disimpan dengan suhu tertentu.
i. Kernel Silo
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%. Inti
yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel conveyor
didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan.
Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari
steam heater yang dihembuskan oleh Fan kernel silo ke dalam kernel silo.
Pengeringan dilakukan pada temperatur 60-80°C selama 4-8 jam. Kernel yang
telah dikeringkan ini dibawa ke kernel bulk silo melalui dry kernel transport fan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam proses produksi untuk mencapai optimalisasi produksi dibutuhkan
banyak hal yang harus diperhatikan terutama dalam menyusun rencana
produksi, karena rencana produksi ini akan menjadi landasan dalam melakukan
proses produksi. Optimasi proses produksi merupakan cara untuk
memaksimalkan hasil produksi (output) dengan meminimalkan bahan produksi
(input) dan tanpa mengenyampingkan kualitas produksi serta standar produk
yang telah ditetapkan. Optimalisai produksi dapat dicapai dengan meningkatkan
produktivitas, sehingga tingkat efisiensi akan menjadi tinggi dan berdampak pada
produk yang dihasilkan akan menjadi tinggi sehingga rencana produksi atau
target produksi dapat dicapai dengan tepat. Namun, dalam mencapai tingkat
efisiensi yang tinggi diperlukan beberapa hal yang akan mampu mendorong hal
itu tercapai, diantaranya: perlunya perhatian dan pelatihan kepada sumber daya
manusia sebagai unsur dari proses produksi, perencanaan penyediaan bahan
baku, perancangan tata letak pabrik, standar kualitas dan pengontrolan kualitas
yang dilakukan secara berkesinambungan dan sistem penjadwalan kerja bagi
karyawan. Hal-hal tersebut sangat perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana
produksi agar mampu mencapai keoptimalan secara maksimal.
Aspek-aspek yang telah tergabung didalam unsur proses produksi
merupakan aspek yang harus mendapat perhatian secara maksimal, karena
aspek tersebut akan menentukan tingkat produktivitas yang akan dihasilkan oleh
sebuah perusahaan tergolong pada produktivitas yang tinggi atau rendah dan itu
dapat dilihat dari unsur-unsur yang ada didalam perusahaan tersebut, karena
unsur tersebut akan saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya
Dari makalah diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa salah satu
komoditas andalan eksport Indonesia adalah minyak kelapa sawit, dimana
kelapa sawit memberikan sumbangan kepada Negara yang paling besar. Dan
saat ini pula, Indonesia menempati posisi ke dua Negara penghasil minyak
kelapa sawit setelah Malaysia.
3.2 Saran
Perlunya meningkatkan produksi minyak kelapa sawit, mengingat di masa
yang akan datang, kelapa sawit akan digunakan sebagai bahan bakar alternative
untuk menggantikan bahan bakar fosil, dan perlunya pemerintah
mempertahankan harga minyak kelapa sawit, baik di pasar domestic maupun di
pasar international guna meningkatkan pendapatan petani kelapa sawit dimana
akan berpengaruh langsung terhadap tingkat pendapatan Negara.
Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka kedisiplinan tenaga kerja
harus diperhatikan serta pengoprasian alat agar sesuai dengan standar
oprasional pabrik yang telah ditentukan.
Agar memperhatikan perawatan yang sesuai dengan buku panduan
perawatan mesin berkala agar mendapat hasil yang maksimal
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk siapa saja dan dapat
mengambil pelajaran yang ada didalam makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. M. (1990). Tataletak pabrik dan pemindahan bahan. Bandung: Penerbit
ITB.
Asri, M., & Budi, A. D. (1986). pengelolaan KARYAWAN. Yogyakarta: BPFE.
Batubara, S., & Kudsiah, F. (2008). PENERAPAN KONSEP LEAN
MANUFACTURING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI.
Jurnal Teknik Industri , 147-159.
Fahed-Sreih, J. (2012). THE EFFECT OF INVESTING IN HIRING, HUMAN
RESOURCE PLANNING, AND EMPLOYEE DEVELOPMENT ON LABOR
PRODUCTIVITY: CASE OF LEBANON. Journal of International Business
Research 11. 1 , 29-51.
Haynes, B. P. (2008). THE IMPACT OF OFFICE LAYOUT ON PRODUCTIVITY.
Journal of Facilities Management6. 3 , 189-201.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Its undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paperIts undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paper
mukmin91
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
guestc5111e
 
Manajemen produksi
Manajemen produksiManajemen produksi
Manajemen produksi
adlyzth
 
Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )
nurulllah
 

Mais procurados (20)

Manajemen operasional
Manajemen operasionalManajemen operasional
Manajemen operasional
 
Operasi dan produktivitas
Operasi dan produktivitas Operasi dan produktivitas
Operasi dan produktivitas
 
Managemen operasi
Managemen operasiManagemen operasi
Managemen operasi
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
 
Its undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paperIts undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paper
 
Manpro sesi 1
Manpro sesi 1Manpro sesi 1
Manpro sesi 1
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
 
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Manajemen operasional.1
Manajemen operasional.1Manajemen operasional.1
Manajemen operasional.1
 
Manajemen produksi & memperbaiki kualitas dan efisiensi produksi
Manajemen produksi & memperbaiki kualitas dan efisiensi produksi Manajemen produksi & memperbaiki kualitas dan efisiensi produksi
Manajemen produksi & memperbaiki kualitas dan efisiensi produksi
 
Manajemen produksi
Manajemen produksiManajemen produksi
Manajemen produksi
 
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen Operasi
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen OperasiEKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen Operasi
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen Operasi
 
5. kapasitas produksi
5. kapasitas produksi5. kapasitas produksi
5. kapasitas produksi
 
Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )Operasi & produktiv ( 1 )
Operasi & produktiv ( 1 )
 
Manajemen produksi
Manajemen produksiManajemen produksi
Manajemen produksi
 
6. manajemen produksi
6. manajemen produksi6. manajemen produksi
6. manajemen produksi
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Manajemen produksi dalam matkul pengantar bisnis dan hukum bisnis
Manajemen produksi dalam matkul pengantar bisnis dan hukum bisnis Manajemen produksi dalam matkul pengantar bisnis dan hukum bisnis
Manajemen produksi dalam matkul pengantar bisnis dan hukum bisnis
 
Manajemen produksi(scm)
Manajemen produksi(scm)Manajemen produksi(scm)
Manajemen produksi(scm)
 

Semelhante a MAKALAH OPTIMASI JADI

Its undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paperIts undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paper
mukmin91
 
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri
University of Brawijaya
 
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
Taruna36
 
Contoh Skripsi
Contoh SkripsiContoh Skripsi
Contoh Skripsi
hakimdenis
 
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesinPeranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
akbarali_
 

Semelhante a MAKALAH OPTIMASI JADI (20)

7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri7. manajemen produksi agroindustri
7. manajemen produksi agroindustri
 
Its undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paperIts undergraduate-17589-paper
Its undergraduate-17589-paper
 
Powerpoint gula kelapa
Powerpoint gula kelapaPowerpoint gula kelapa
Powerpoint gula kelapa
 
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri
 
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
15.04.1036_jurnal_eproc.pdf
 
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEEJurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
 
Contoh Skripsi
Contoh SkripsiContoh Skripsi
Contoh Skripsi
 
Mpo 1-2
Mpo 1-2Mpo 1-2
Mpo 1-2
 
MANAJEMEN PRODUKSI.ppt
MANAJEMEN PRODUKSI.pptMANAJEMEN PRODUKSI.ppt
MANAJEMEN PRODUKSI.ppt
 
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesinPeranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
Peranan managemen dan filosofi perawatan dalam merawat mesin
 
HACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdfHACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdf
 
97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran
 
97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran
 
D014468741
D014468741D014468741
D014468741
 
Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...
Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...
Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...
 
Manaj mutu
Manaj mutuManaj mutu
Manaj mutu
 
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi ...
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi ...11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi ...
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi ...
 
Manajemen Produksi Dasar
Manajemen Produksi DasarManajemen Produksi Dasar
Manajemen Produksi Dasar
 
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisFUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
 

MAKALAH OPTIMASI JADI

  • 1. MAKALAH OPTIMASI PABRIK (HMKB 766) OPTIMASI PROSES PENGOLAHAN CRUDE PALM OIL (CPO) Disusun Oleh : ZUHAL ISTIADI (H1F113227) PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2016
  • 2.
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah tropis yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara penghasil buah tropis lainnya. Produksi buah tropika nusantara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2007 produksi buah Indonesia sebesar 17.116.622 ton atau naik sekitar 4,18 % bila dibandingkan dengan produksi tahun 2008 sebesar 17.831.252 ton. Salah satu buah tropis yang paling laku di pasaran dunia saat ini adalah buah kelapa sawit, dimana buah kelapa sawit ini dapat diolah menjadi minyak goreng, biodiesel, bahan pembuatan sabun dan lain-lainnya. Pada saat ini, kelapa sawit lebih banyak diolah menjadi bahan bakar biodiesel, mengingat dimasa mendatang minyak bumi akan habis sehingga diperlukan bahan alternative lain untuk menggantikan bahan bakar tersebut, sementara di dalam negeri sendiri, kelapa sawit lebih banyak diolah menjadi minyak goring, bahan baku sabun, deterjen dan oleo chemical. Pada saat ini, Indonesia merupakan produsen ke dua minyak kelapa sawit terbesar di dunia setelah Malaysia, dengan junlah produksi CPO Indonesia sebesar 41 % dari total produksi CPO seluruh dunia, sedangkan Malaysia sendiri, produksi CPO nya sendiri sebesar 45 % dari total produksi CPO dunia dan sisanya oleh Negara lain termasuk Thailand dan lain-lainnya. Pengolahan Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan yang menghasilkan minyak kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri
  • 4. perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik. Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma yang ada. 1.2 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui kegunaan optimasi dalam menjalankan produksi pada perusahaan/pabrik 2. Untuk mengetahui standar mutu dari minyak kelapa sawit 3. Untuk mengetahui proses pengolahan minyak kelapa sawit (crude palm oil) . Untuk mengetahui manfaat dari minyak kelapa sawit
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Optimalisasi proses produksi Pertumbuhan berbagai sektor industri dapat menimbulkan persaingan yang semakin kuat antara industri yang satu dengan industri lainnya, terutama industri yang memiliki bidang sejenis. Kewajiban suatu perusahaan adalah meningkatkan kualitas kinerjanya dalam segala bidang untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh lingkungan serta sektor industri. Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat dengan adanya teknologi-teknologi manufaktur baru yang inovatif sehingga hal ini membuat perusahaan dapat terus mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi. Sehingga diperlukan berbagai strategi dalam menjalankan perusahaan agar mampu bertahan dan bersaing dalam menghasilkan suatu produk yang memberikan kepuasan bagi para penggunanya. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyusun rancana produksi di dalam perusahaan agar mampu mengoptimalkan setiap unsur didalam lini produksi, misalnya quality control, sumber daya manusia, tata letak perusahaan, produktivitas karyawan dan sistem penjadwalan karyawan. 2.2 Quality control Pengendalian kualitas mutu dalam proses produksi sangat penting untuk diperhatikan dalam menjamin kualitas produk yang dihasilkan bekualitas sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen atau pemakai dari produk tersebut. Mengontrol proses manufaktur yang sebenarnya memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh designer dapat dipahami juga sebagai pengendali kualitas. Meskipun banyak perusahaan mempromosikan kualitas sebagai faktor penentu keberhasilan, tidak ada kesepakatan umum tentang definisi apa dan bagaimana menghitung biaya kualitas (Schiffauerova dan Thomson, 2006). Proses standar kontrol kualitas didefinisikan dan ditentukan oleh Quality control serta idealnya didukung dan divalidasi melalui proses audit yang dirancang untuk menjamin kepatuhan yang tepat untuk standar tersebut. Standar laporan yang ditetapkan adalah tonggak penunjuk dimana penilaian
  • 6. harus diselesaikan. Standar ini harus ditulis dan dipahami dengan jelas oleh staf produksi. Quality control memberikan ruang lingkup dan minimalnya diulas dengan mengidentifikasi masalah umum dan bagian-bagian penting yang harus dikaji secara rinci untuk memastikan bahwa produk cacat dapat dikoreksi. Proses Quality control yang efektif melibatkan audit. Meskipun standar dipahami dengan baik, namun tidak akan berguna jika parameter yang telah ditentukan tidak diikuti. Tujuan dari proses Quality control adalah untuk membantu pengiriman jaminan penilaian yang secara konsisten memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sementara mengikuti standar industri dan peraturan yang berlaku. Proses ini harus didokumentasikan dan jelas referensi dan memasukkan laporan perusahaan dan standar Quality control. Tinjauan Quality control adalah tentu "baris pertahanan terakhir" untuk menangkap dan memperbaiki produk cacat yang mungkin telah masuk selama proses produksi. 2.3 Efisiensi produksi Pengertian efisiensi adalah komponen produktivitas dan mengacu pada perbandingan aktual dan jumlah optimal dari input dan output (Lovell, 1993), di mana produktivitas merupakan hubungan antara output dan input dalam bentuk rasio. Susantun (2000) menyatakan bahwa pengertian efisiensi dalam produksi adalah perbandingan output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, artinya apabila rasio output/input besar maka efisiensi dikatakan tinggi. Soekartawi (1990) mengartikan efisiensi sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya, di mana situasi tersebut dapat terjadi apabila proses produksi membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal untuk suatu input sama dengan harga input tersebut. Pada umumnya bertambahnya efisiensi disebabkan karena (Komaruddin, 1986): a. Penggunaan manajemen modern b. Penggunaan sumber-sumber yang bukan manusia c. Mekanisme yang dengan sendirinya dapat menyesuaikan diri d. Pemakaian bagian-bagian alat-alat yang distandarisasikan dan dapat ditukarkan satu sama lain
  • 7. e. Meninggalkan proses produksi yang kompleks dan menggantinya dengan pekerjaan dan produksi yang repetitif. f. Pengkhususan tugas-tugas dan pembagian kerja dan wewenang. Fungsi produksi frontier menggambarkan produksi maksimum yang dapat dihasilkan untuk sejumlah masukan (input) produksi yang dikorbankan. Fungsi produksi Frontier pertama kali dikembangkan oleh Aigner et al.(1977) dan Meeusen dan Van den Broek (1977) melalui pendekatan Stochastic Production Frontier (SPF). Spesifikasi asli mencakup fungsi produksi dispesifikasi untuk data silang (cross-sectional data) yang mempunyai error term yang mempunyai dua komponen, satu disebabkan oleh random effects dan yang lain disebabkan oleh inefisiensi teknis. Soekartawi (2003) menjelaskan bahwa aplikasi fungsi produksi ini digunakan untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap posisi frontier. Pada awalnya fungsi atau model ini diaplikasikan untuk menganalisis ekonomi produksi pertanian yang kemudian aplikasinya berkembang pada bidang-bidang lain seperti keuangan, perikanan, manufaktur, dan lainnya. Battese dan Coelli (1992) mengajukan fungsi produksi frontier stokhastik untuk panel data (yang tidak seimbang) yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan yang diasumsikan didistribusikan sebagai truncated normal random variables, yang juga dibolehkan bervariasi dengan waktu. Dalam banyak kenyataan, penggunaan fungsi produksi frontier dipakai untuk mengukur tingkatan efisiensi teknik dari suatu usaha. 2.4 Peningkatan produktivitas Lean manufacturing dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value-adding activities) melalui peningkatan terus menerus secara radikal (radical continuous improvement) dengan cara mengalirkan produk (material, work in process, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan dalam industri manufaktur. Tujuan dari penerapan Lean Manufacturing adalah untuk meningkatkan kinerja manufaktur lainnya. Sebagai gambaran, industri yang menerapkan Lean Manufacturing secara keseluruhan (Plant Wide) mencapai kemajuan berikut ini:
  • 8. a. Meningkatkan ketersediaan tenaga kerja langsung, b. Meningkatkan keterpakaian tenaga kerja langsung, c. Pengurangan persediaan (inventory). Value stream mapping adalah sebuah metode visual untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang di dalamnya termasuk material dan informasi dari masing-masing stasiun kerja.Value stream mapping ini dapat dijadikan titik awal bagi perusahaan untuk mengenali pemborosan dan mengidentifikasi penyebabnya. Menggunakan value stream mapping berarti memulai dengan gambaran besar dalam menyelesaikan permasalahan bukan hanya pada proses- proses tunggal dan melakukan peningkatan secara menyeluruh dan bukan hanya pada proses-proses tertentu saja. Peta atngan kiri dan kangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan gerakan yang efisien yaitu gerakan-gerakan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana tiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang. Kegunaan peta tangan kanan dan tangan kiri : a. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan. b. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga bisa mempersingkat waktu kerja. c. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja. d. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru dengan cara yang ideal. Karyawan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dapat menyeimbangkan produksi yang lebih efektif untuk menghilangkan hambatan atau interupsi dari proses produksi (Appelbaum et al. (2000)). Meningkatkan keterlibatan karyawan dan insentif keuangan tampaknya meningkatkan produktivitas perusahaan dalam estimasi cross-sectional. Oleh karena itu, untuk membuat proses produksi mereka lebih efisien, perusahaan yang menghadapi masalah produktivitas struktural cenderung menggunakan keterlibatan karyawan yang lebih tinggi sehingga keterlibatan karyawan tampaknya mendorong produktivitas. Hasil ini juga ditemukan oleh Huselid (1995), Ichniowski et al. (1997), Godard (1999), Hitam dan Lynch (2001), dan Zwick (2004). Meskipun keterlibatan karyawan tampaknya setidaknya meningkatkan produktivitas pembentukan, kita tidak memperhitungkan pengaruh tindakan sumber daya manusia yang inovatif pada karyawan, seperti intensifikasi kerja, tanggung jawab yang lebih tinggi, dan ketidakamanan (Ramsay et al. (2000)). Kami juga tidak
  • 9. melihat biaya yang lebih tinggi, misalnya, karena insentif yang dibayarkan di samping gaji biasa, atau program pelatihan mahal menemani pengenalan teamwork (Godard (2004)). 2.5 Standar Mutu Mnyak Kelapa Sawit Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini : a) Crude Palm Oil b) Crude Palm Stearin c) RBD Palm Oil d) RBD Olein e) RBD Stearin f) Palm Kernel Oil g) Palm Kernel Fatty Acid h) Palm Kernel i) Palm Kernel Expeller (PKE) j) Palm Cooking Oil k) Refined Palm Oil (RPO) l) Refined Bleached Deodorised Olein (ROL) m) Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)
  • 10. n) Palm Kernel Pellet o) Palm Kernel Shell Charcoal Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut: a) Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SP‐SMP‐13‐1975 b) Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SP‐SMP‐7‐1975 c) Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SP‐SMP‐31‐19975 d) Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SP‐SMP‐31‐1975 2.6 komposisi kimia minyak kelapa sawit Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids, esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi serta penuh akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masing‐ masingnya. Minyak kelapa sawit mempunyai 16 nama carbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkan dalam minyak kelapa minyak kelapa sawit sebagian besar berisikan lauric acid. Minyak kelapa sawit sebagian besarnya tumbuh berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian dari vitamin E. Minyak kelapa sawit didalamnya banyak mengandung vitamin K dan magnesium. Napalm namanya berasal dari naphthenic acid, palmitic acid dan pyrotechnics atau hanya dari cara pemakaian nafta dan minyak kelapa sawit. Ukuran dari asam lemak (Fas) dalam minyak kelapa sawit sebagai acuan: Tabel II.1 Kadar Asam Lemak Dalam Minyak Sawit
  • 11. Tabel II.2 Kadar Asam Lemak Dalam Minyak Inti Sawit 2.7 proses pengolahan minyak kelapa sawit (crude palm oil) Pengolahan Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan yang menghasilkan minyak kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. 1. loading ramp Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu yang dibuka tutup dengan sistem hidrolik, terdiri dari 2 line sebelah kiri dan kanan. Pada saat pintu dibuka lori yang berada dibawah cage akan terisi dengan TBS. Setelah terisi, lori ditarik dengan capstand ke transfer carriage, dimana transfer carriage dapat memuat 3 lori yang masing – masing mempunyai berat rata-rata 3,3 – 3,5 ton. Dengan transfer carriage lori diarahkan ke rel sterilizer yang diinginkan. Kemudian diserikan sebanyak 12 lori untuk dimasukan kedalam sterilizer. Pemasukan lori ke dalam sterilizer menggunakan loader.
  • 12. 2. sterilizer Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengansterilizer. Adapun fungsi dari perebusan adalah sebagai berikut: 1. Mematikan enzyme. 2. Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan. 3. Mengurangi kadar air dalam buah. 4. Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan proses pelumatan dan pengepressan. 5. Memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya. Proses perebusan dilakukan selama 85 -95 menit. Untuk media pemanas dipakai steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar. Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak ( tiga puncak tekanan). Puncak pertama tekanan sampai 1,5 Kg/cm2 , puncak kedua tekanan sampai 2,0 Kg/cm2 dan puncak ketiga tekanan sampai 2,8 – 3,0 Kg/cm2 . Berikut proses perebusan sistem tiga peak : 1. Deaeration dilakukan 2 menit, dimana posisi condensate terbuka. 2. Memasukkan uap untuk peak pertama yang dicapai dalam waktu 10 menit. Biasanya tekanan mencapai 1,2 bar. 3. Uap dan kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0 bar dalam waktu 5 menit. 4. Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar. 5. Uap kondensat dibuang lagi selama 3 menit. 6. Kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 dalam waktu 15 – 20 menit. 7. Setalah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40 – 50 menit. 8. Uap kondensat dibuang selama 5 – 7 menit sampai tekanan 0 3. thresser Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresser dengan mengggunakan hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori diangkat dan dibalikkan diatas hopper thresser (auto feeder). Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk
  • 13. kedalam thresser TBS yang telah direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder. Dengan menggunakan putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke conveyordan elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan kedua kalinya.Thresser mempunyai kecepatan putaran 22 – 25 rpm. Pada bagian dalam thresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser. Untuk tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk didistribusikan ke penampunganempty bunch. 4. stasiun press Berondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian diangkut dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan berondolan kedistributing conveyor untuk dimasukkan dalam tiap- tiap digester. Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-pisau pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga brondolan dapat dicacah di dalam tangki ini. Bila tiap-tiap digester telah terisi penuh maka brondolan menuju ke conveyor recycling, diteruskan ke elevator untuk dikembalikan ke digester. Tujuan pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari bijisehingga mudah di-press. Untuk memudahkan pelumatan buah, pada digester di-injectsteam bersuhu sekitar 90 – 95 °C. Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press untuk diperas sehingga dihasilkan minyak (crude oil). Pada proses ini dilakukan penyemprotan air panas agar minyak yang keluar tidak terlalu kental (penurunan viscositas) supaya pori-pori silinder tidak tersumbat, sehingga kerja screw press tidak terlalu berat. Penyemprotan air dilakukan melalui nozzle-nozzle pada pipa berlubang yang dipasang pada screw press. Kapasitas mesin press adalah 15 ton per jam. Tekanan mesin press harus diatur, karena bila tekanan terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus. Sebaliknya, jika tekanan mesin press terlalu rendah maka oil losses di ampas tinggi. Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke sand trap tank untuk pengendapan. Hasil lain adalah ampas (terdiri dari biji dan fiber), yang akan dipisahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor (CBC). 5. Stasiun Pemurnian
  • 14. Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan lain-lain. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, yang meliputi : Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank, Continous Settling Tank (CST), Oil Tank, Purifier, Vacum Dryer, Sludge Oil Tank, Sludge Vibrating Screen, Sludge Centrifuge, Fat Pit, dan Storage Tank. a. Sand Trap Tank Minyak hasil mesin press merupakan minyak mentah yang masih banyak mengandung kotoran-kotoran. Minyak tersebut masuk ke sand trap tank untuk mengendapkan partikel-partikel yang mempunyai densitas tinggi. Sand trap tankadalah sebuah bejana yang berbentuk silinder tegak. b. Vibrating Screen Minyak bagian atas dari sand trap tank yang masih mengandung serat dan sedikit kotoran dialirkan ke ayakan getar (vibrating screen). Proses penyaringan memakaivibrating screen bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti : serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang masih terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang digunakan adalah double deck vibrating screen, dimana screen pertama berukuran 30mesh dan screen kedua 40 mesh. Padatan yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke digester melalui conveyor, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil tank. c. Crude Oil Tank (COT) Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke crude oil tank untuk ditampung sementara. Pada crude oil tank ini minyak dipanaskan dengan steammelalui sistem pipa pemanas, dan suhu dipertahankan 90-95°C. Dari sini minyak dipompakan ke CST (Continuous Settling Tank). d. Continous Settling Tank (CST) Minyak dari COT dipompakan ke CST dimana sebelumnya dilewatkan ke buffer tankagar aliran minyak masuk ke CST tidak terlalu kencang. CST bertujuan untuk mengendapkan lumpur (sudge) berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Di CST
  • 15. suhu dipertahankan 86-90 o C. Minyak pada bagian atas CST dikutip dengan bantuanskimmer menuju oil tank, sedangkan sludge (yang masih mengandung minyak) pada bagian bawah dialirkan secara underflow ke sludge vibrating screen sebelum kesludge oil tank. Sludge dan pasir yang mengendap didasar CST di-blowdown untuk dibawa ke sludge drain tank . e. Oil Tank Minyak dari CST menuju ke oil tank untuk ditampung sementara waktu, sebelum dialirkan ke oil purifier. Dalam oil tank juga terjadi pemanasan (75-80°C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air. f. Purifier Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada bagian yang luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudu-sudu untuk dialirkan ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blowdown ke saluran pembuangan untuk dibawa ke Fat Pit. g. Vacuum Drier Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Di sini minyak disemprot dengan menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan kemudian dipompakan ke storage tank. h. Sludge Tank Untuk overflow dari tangki ini di alirkan ke drain tank sedangkan under flownya dialirkan ke vibrating screen dan brush strainer atau langsung ke bak transit untuk dipompakan ke sand cyclone. Untuk mempercepat pengendapan lumpur, sludge dipanaskan (80-90o C) dengan menggunakan uap yang dialirkan melalui
  • 16. coil pemanas. Sehingga densitas minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada minyak akan terlepas dan mengendap pada dasar tangki. Dari sand cyclone atau brush strainer sludge dialirkan ke balance tank sebagai umpan untuk decanter atau sludge centrifuge. i. Sludge centrifuge Sludge centrifuge untuk mengolah sludge. Sludge Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak yang masih terkandung di dalam sludge, dengan cara pemisahan berdasarkan gaya sentrifugal. Didalam sludge centrifuge ini terdapat bowl yang berputar 1450 rpm, bowl ini berbentuk bintang yang diujungnya terdapat nozzle dengan diameter lubang tertentu dan nozzle ini dapat diganti sesuai keinginan. Prinsip kerjanya adalah nozzle separator berputar dengan gaya centifugal dimana pemisahannya, fraksi berat ( lumpur, kotoran ) terlempar ke dinding bowl dan fraksi ringan (air dan minyak) akan ketengah. Minyak yang mempunyai densitas lebih kecil akan menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu (paring disk), dan ditampung di reclaimed tank sebelum dipompakan oleh reclaimed oil pump untuk alirkan kembali ke CST. Sedangkan sludge (mengandung air) yang mempuyai densitas lebih besar akan terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle, kemudian sludge keluar melalui saluran pembuangan menuju fat pit. j. Sludge drain tank Lapisan bawah dari CST, dan sludge tank pada selang waktu tertentu didrain menuju sludge drain tank. Di sludge drain tank minyak mengalir tenang dan dibiarkan overflow untuk mengalir dan ditampung pada reclaimed tank, dan kemudian dipompakan kembali ke CST untuk kemudian dimurnikan lagi. Sedangkan kotoran dan air dialirkan menuju fat pit. k. Fat Pit Sebelum sludge di buang ke kolam pengolahan limbah, terlebih dahulu ditampung di fat pit dengan maksud agar minyak yang masih terbawa dapat terpisah kembali. Di Fat Pit diinjeksikan uap sebagai pemanas untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan kotoran. Minyak yang ada pada permukaan dibiarkan melimpah (overflow). Selanjutnya minyak ditampung
  • 17. pada sebuah bak pada pinggiran kolam fat pit, dan kemudian dipompakan kembali ke sludge drain tank. l. Storage Tank Minyak dari vacuum dryer, kemudian dipompakan ke storage tank (tangki timbun), pada suhu simpan 45-55°C. Setiap hari dilakukan pengujian mutu. Minyak yang dihasilkan dari daging buah berupa minyak yang disebut Crude Palm Oil (CPO). 6. STASIUN KERNEL Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut, pemisahan inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan yang digunakan di stasiun ini, diantaranya : Cake Breaker Conveyor (CBC), Depericarper, Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel Silo. a. Cake Breaker Conveyor (CBC) Ampas dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut yang masih menggumpal masuk ke CBC. CBC merupakan suatu screw conveyor namun screwnya dipasang palt persegi sebagai pelempar fiber dan nut. CBC berfungsi untuk mengurai gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper. b. Depericarper Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut. Fiber dan nut dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber dihisap dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai bahan bakar pada boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke polishing drum. c. Nut Polishing Drum Nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berrputar. Akibat dari perputaran ini terjadi gesekan yang mengakibatkan serabut yang masih menempel pada nut terkikis dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut oleh nut conveyor dan destoner (second depericarper) untuk memisahkan batu dan benda – benda yang lebih berat dari nut seperti besi. Nut yang terbawa ke atas jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung oleh nut elevator untuk dibawa ke dalam nut silo.
  • 18. d. Nut Silo Fungsi dari alat ini sebagai tempat penampungan nut, hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lekang dari cangkangnya. e. Ripple Mill Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti terpisah dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti yang masih bercampur dengan kotoran-kotoran di bawa ke kernel grading drum. f. Kernel Grading Drum Pada kernel grading drum ini di saring antara nut,shell dan kotoran dengan nut yang belum terpecahkan. Untuk nut shell dan kotoran lolos dari saringan dibawa ke LTDS. Sementara untuk nut atau yang tertahan dikembalikan ke nut conveyor. g. Light Tenera Dry Separator (LTDS) Pada bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih ringan akan dihisap oleh LTDS cyclone. Fraksi-fraksi yang ringan di hisap yang terdiri dari cangkang dan serabut akan di bawa ke shell hopper melalui fibre and shell conveyor. Inti dan sebagian cangkang yang belum terpisahkan, dipisahkan lagi pada clay bath. h. Clay Bath Clay bath adalah alat pemisahan Inti dengan cangkang. Proses pemisahan ini secara basah yang menggunakan larutan CaCO3 dan air dengan ukuran partikel CaCO3 lolos mesh 400. Clay bath berfungsi sebagai larutan pemisah antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis. Berat jenis Kernel basah = 1,07 dan berat jenis cangkang = 1,15 – 1,20, maka untuk memisah kernel dan cangkang tersebut dibuat larutan dengan berat jenis = 1,12. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang berat akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel silo untuk disimpan dengan suhu tertentu.
  • 19. i. Kernel Silo Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%. Inti yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui top wet kernel conveyor didistribusikan ke dalam unit kernel silo untuk dilakukan proses pengeringan. Pada kernel silo ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari steam heater yang dihembuskan oleh Fan kernel silo ke dalam kernel silo. Pengeringan dilakukan pada temperatur 60-80°C selama 4-8 jam. Kernel yang telah dikeringkan ini dibawa ke kernel bulk silo melalui dry kernel transport fan.
  • 20. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam proses produksi untuk mencapai optimalisasi produksi dibutuhkan banyak hal yang harus diperhatikan terutama dalam menyusun rencana produksi, karena rencana produksi ini akan menjadi landasan dalam melakukan proses produksi. Optimasi proses produksi merupakan cara untuk memaksimalkan hasil produksi (output) dengan meminimalkan bahan produksi (input) dan tanpa mengenyampingkan kualitas produksi serta standar produk yang telah ditetapkan. Optimalisai produksi dapat dicapai dengan meningkatkan produktivitas, sehingga tingkat efisiensi akan menjadi tinggi dan berdampak pada produk yang dihasilkan akan menjadi tinggi sehingga rencana produksi atau target produksi dapat dicapai dengan tepat. Namun, dalam mencapai tingkat efisiensi yang tinggi diperlukan beberapa hal yang akan mampu mendorong hal itu tercapai, diantaranya: perlunya perhatian dan pelatihan kepada sumber daya manusia sebagai unsur dari proses produksi, perencanaan penyediaan bahan baku, perancangan tata letak pabrik, standar kualitas dan pengontrolan kualitas yang dilakukan secara berkesinambungan dan sistem penjadwalan kerja bagi karyawan. Hal-hal tersebut sangat perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana produksi agar mampu mencapai keoptimalan secara maksimal. Aspek-aspek yang telah tergabung didalam unsur proses produksi merupakan aspek yang harus mendapat perhatian secara maksimal, karena aspek tersebut akan menentukan tingkat produktivitas yang akan dihasilkan oleh sebuah perusahaan tergolong pada produktivitas yang tinggi atau rendah dan itu dapat dilihat dari unsur-unsur yang ada didalam perusahaan tersebut, karena unsur tersebut akan saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya Dari makalah diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa salah satu komoditas andalan eksport Indonesia adalah minyak kelapa sawit, dimana kelapa sawit memberikan sumbangan kepada Negara yang paling besar. Dan saat ini pula, Indonesia menempati posisi ke dua Negara penghasil minyak kelapa sawit setelah Malaysia.
  • 21. 3.2 Saran Perlunya meningkatkan produksi minyak kelapa sawit, mengingat di masa yang akan datang, kelapa sawit akan digunakan sebagai bahan bakar alternative untuk menggantikan bahan bakar fosil, dan perlunya pemerintah mempertahankan harga minyak kelapa sawit, baik di pasar domestic maupun di pasar international guna meningkatkan pendapatan petani kelapa sawit dimana akan berpengaruh langsung terhadap tingkat pendapatan Negara. Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka kedisiplinan tenaga kerja harus diperhatikan serta pengoprasian alat agar sesuai dengan standar oprasional pabrik yang telah ditentukan. Agar memperhatikan perawatan yang sesuai dengan buku panduan perawatan mesin berkala agar mendapat hasil yang maksimal Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk siapa saja dan dapat mengambil pelajaran yang ada didalam makalah ini
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Apple, J. M. (1990). Tataletak pabrik dan pemindahan bahan. Bandung: Penerbit ITB. Asri, M., & Budi, A. D. (1986). pengelolaan KARYAWAN. Yogyakarta: BPFE. Batubara, S., & Kudsiah, F. (2008). PENERAPAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI. Jurnal Teknik Industri , 147-159. Fahed-Sreih, J. (2012). THE EFFECT OF INVESTING IN HIRING, HUMAN RESOURCE PLANNING, AND EMPLOYEE DEVELOPMENT ON LABOR PRODUCTIVITY: CASE OF LEBANON. Journal of International Business Research 11. 1 , 29-51. Haynes, B. P. (2008). THE IMPACT OF OFFICE LAYOUT ON PRODUCTIVITY. Journal of Facilities Management6. 3 , 189-201.