Tiga hadits menjelaskan pentingnya mencari rizki secara halal. Hadits pertama menyatakan memberi lebih baik daripada meminta. Hadits kedua menyarankan menjual kayu bakar daripada meminta. Hadits ketiga menceritakan Nabi Daud makan dari hasil usahanya sendiri.
1. BAB I
PENDAHULUAN
Agama Islam telah memberikan penghargaan yang sangat tinggi terhadap
orang yang bekerja dengan sungguh-sugguh. Hal ini terbukti dengan begitu
banyaknya firman Allah SWT. dan hadits Nabi SAW. yang memotivasi manusia
untuk giat bekerja dan menjauhi sikap-sikap yang menunjukkan kelemahan dan
kemalasan. Nabi Muhammad SAW. juga telah menyatakan bahwa tangan di atas
lebih baik daripada tangan di bawah. Akan tetapi alangkah tersayatnya hati ini jika
melihat fenomena akhir-akhir ini. Begitu banyak orang yang dengan senang hati
menempatkan dirinya menjadi “tangan di bawah”. Bahkan hal itu sudah menjadi
panorama yang sangat tidak langka, dimana hampir di setiap perempatan dan
pemberhentian lampu merah, kita sering sekali menyaksikan orang-orang yang
mengulurkan tangannya meminta sedekah, bahkan mencegat para pengemudi
dengan kursi atau tong sampah dengan tanpa melupakan tulisan “untuk
pembangunan masjid”. Sungguhlah pemandangan seperti itu sangat tidak
mencerminkan karakteristik pribadi muslim yang merasa malu meminta dan besar
keinginannya untuk memberi.
Allah telah mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini termasuk rizki
manusia satu dengan yang lainnya. Tak bisa dielakkan lagi, kita hidup di dunia
memerlukan segala sesuatu termasuk harta. Mencari rizki merupakan usaha dalam
rangka memenuhi kebutuhan. Tetapi perlu diingat, sebagai seorang muslim dalam
usaha mencari rizki harus dengan cara yang benar dan dihalalkan secara hukum
Islam baik prosesnya maupun hasilnya. Bekerja dan berusaha dalam kehidupan
duniawi merupakan bagian penting dari kehidupan seseorang dalam
mempraktekan Islam, karena Islam sendiri tidak menganjurkan hidup semata-
semata hanya untuk beribadah dan berorientasi pada akhirat saja, namun Islam
menghendaki terjadi keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 1
2. Islam telah mengajarkan tentang bagaimana cara mencari rizki yang halal, tetapi
tidak semua orang dapat mengetahui dan memahami tentang hal itu
Makalah ini berisi sedikit penjelasan tentang beberapa hadits Nabi SAW.
Yang memotivasi kita untuk selalu giat bekerja dan mencari rizki halal. Yaitu
bekerja yang dilandasi dengan semangat tauhid dan tanggung jawab uluhiyah
yang merupakan salah satu ciri khas dari kepribadian seorang muslim. Pada
kesempatan kali ini pemakalah akan menguraikan berbagai masalah pokok yaitu:
A, Bagaimana konsep mencari rizki yang halal?
B, Apa syarat dan ketentuan dalam meminta-minta?
C, Bagaimana cara mencari rizki yang halal?
D, Apa hikmah mencari rizki yang halal?
BAB II
HADITS DAN TERJEMAHAN
A, Hadits Abdullah bin umar tentang orang yang memberi lebih baik dari pada orang
yang meminta-minta.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 2
3. نْ عَ عٍ فِ ناَ بَ وْ يّ اَ نْ عَ دٍ يْ زَ نُ بْ دُ ماّ حَ نأَ ثَ دّ حَ لَ قاَ نِ ماَ عْ نُ بوالُ اَ حدثنا
مَ لّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ هُ لياللّ صَ يّ بِ تّ ال تُ عْ مِ سَ لَ قاَ ماَ هُ نْ عَ اُ يَ ضِ رَ رَ مَ عُ نِ بْ ا
نِ بْ اِ دِ بْ عَ عن عٍ فِ ناَ نْ عَ كٍ لِ ماَ نْ عَ ةَ مَ لَ سْ مَ نُ بْ اِ دُ بْ عَ ناَ ثَ دّ حَ وَ
:مَ لّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ اُ لىّ صَ اِ لَ سوُ رَ ّقال يقول هُ نْ عَ اُ يَ ضِ رَ رَ مَ عُ
دُ يَ لْ ا ةِ لَ أَ سْ مَ لْ ا وِ فَ فّ عَ تّ والَ ةَ قَ دَ صّ ال رُ كُ ذْ وَ وَ هُ وَ رِ بَ نْ مِ لْ ا لىَ عَ وَ هُ وَ لَ قاَ
لىَ فْ سّ والَ ةُ قَ فِ نْ مُ لْ ا ياهيَ لْ عُ لْ ا دُ يَ لْ فاَ لىَ فْ سّ ال دِ يَ لْ ا نَ مِ رٌ يْ خَ ياَ لْ عُ لْ ا
الزكاة كتاب في }البخارى ةُ لَ ئِ ساّ ال هي}
“Bercerita kepada kita Abu Nu’man berkata telah bercerita pada kita Khammad
bin Zaid dari Ayyub dari Nafi’bin Umar r.a dia berkata: saya telah mendengar Nabi Saw
bercerita kepada kita Abdullah bin Maslamah dari Malik bin Nafi’. Diriwayatkan dari
Abdullah bin Umar r.a : di atas mimbar Rasulullah SAW berbicara tentang sedekah,
menghindari dari meminta pertolongan (keuangan) kepada orang lain, dan mengemis
kepada orang lain, dengan berkata “tangan atas lebih baik dari tangan di bawah.
Tangan di atas adalah tangan yang memberi, tangan di bawah adalah tangan yang
mengemis”.
B, Hadits Abu Hurairah tentang menjual kayu bakar lebih baik dari pada meminta-
minta.
:اُ لىّ صَ اِ لُ سوُ رَ لَ قاَ لُ قوُ يَ هُ نْ عَ اُ يَ ضِ رَ ةَ رَ يْ رَ هُ أبي عن
نْ أَ نْ مِ هُ لَ رٌ يْ خَ هِ رِ هْ ظَ لىَ عَ ةً مَ زْ حُ مْ كُ دُ حَ أَ بَ طِ تَ حْ يَ نْ لََ مَ لّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ
المساقة كتاب في البخارى ه}اخرجهُ عَ نَ مْ يَ وْ أَ هُ يَ طِ عْ يُ فَ داً حَ أَ لَ أَ سْ يَ }
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya
seseorang mencari kayu bakar dan dipikul di atas punggungnya, hal ini lebih
baik bagi seseorang dari pada meminta-minta pada orang lain yang kadang
diberinya, kadang-kadang pula ditolaknya”.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 3
4. C, Hadits Miqdam bin Ma’dikariba tentang Nabi Daud makan dari usahanya sendiri.
نْ عَ رٍ وْ ثَ نْ عَ سَ نُ يوُ نُ بْ سىَ عيِ ناَ رَ بَ خْ أَ سىَ موُ نُ بْ مُ هيِ راَ بْ إِ ناَ ثَ دّ حَ
هُ نْ عَ اُ يَ ضِ رَ مِ داَ قْ مِ لْ ا نْ عَ نَ داَ عْ مَ نِ بْ دِ لِ خاَلىّ صَ اُ لِ سوُ رَ نْ عَ
لَ كُ أْ يَ نْ أَ نْ مِ راً يْ خَ طّ قَ ماً عاَ طَ دٌ حَ أَ لَ كَ أَ ماَ لَ قاَ مَ لّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ اُ
لِ مَ عَ نْ مِ لُ كُ أْ يَ نَ كاَ لمَ سّ ال هِ يْ لَ عَ دَ وُ داَ اِ يّ بِ نَ نّ إِ وَ هِ دِ يَ لِ مَ عَ نْ مِ
)اخرجه هِ دِ يَالمساقاة كتاب في البخري )
“Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa, telah mengabarkan
kepada kami Isa bin Yunus, dari Tsaurin, dari Khalid bin Ma’dan, dari al-Miqdam
r.a.,dari: RasulullahSAW. Beliau bersabda, “tidak ada makanan yang lebih baik dari
seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah,
Daud AS, makan dari hasil keringatnya sendiri”.
D, Hadits Abu Hurairah tentang Nabi Zakaria seorang tukang kayu.
بيِ أَ نْ عَ تٍ بِ ثاَ نْ عَ ةَ مَ لَ سَ نُ بْ دُ ماّ حَ ناَ ثَ دّ حَ دٍ لِ خاَ نُ بْ بُ داّ هَ ناَ ثَ دّ حَ
لَ قاَ مَ لّ سَ وَ هِ يْ لَ عَ هُ لّ ال لىّ صَ هِ لّ ال لَ سوُ رَ نّ أَ ةَ رَ يْ رَ هُ بيِ أَ نْ عَ عٍ فِ راَ
)الفضائل كتاب في المسلم رواه راً جاّ نَ ءُ ياّ رِ كَ زَ نَ كاَ )
“Telah menceritakan kepada kami Haddab bin Khalid, telah
menceritakan kepada kami Khammad bin Salamah, dari Tsabit, dari Abi Raafi’, dari Abu
Hurairah r.a. Sesungguhnya Rasulullah SAW. telah bersabda: “Bahwa Nabi
Zakariya AS, adalah seorang tukang kayu”
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 4
5. BAB III
PEMBAHASAN
A Pengertian Rizki yang Halal
Suatu benda atau perbuatan itu tidak terlepas dari lima perkara, yaitu:
halal, haram, syubhat, makruh dan mubah.1
Adapun arti rizki ialah sesuatu yang dapat diambil manfaatnya oleh
makhluk hidup. 2
Hal lain yang perlu kita ketahui adalah kata halal. Kata halal
berasal dari kata yang berarti “lepas” dari ikatan atau “tidak terkait”. Sesuatu yang
halal adalah lepas dari ikatan bahaya duniawi dan ukhrawi.3
Jadi rizki yang halal adalah sesuatu yang dapat diambil manfaatnya dan
boleh dikerjakan atau dimakan dengan pengertian bahwa yang melakukannya
tidak mendapat sanksi dari Allah. Selain itu memohon dan berdo’a juga termasuk
salah satu bagian dalam usaha mencari rizki.
B Menahan Diri dari Meminta-minta
Dari hadits abdullah bin umar dapat dipahami bahwa orang yang memberi
lebih baik daripada orang yang meminta-minta. Karena perbuatan meminta-minta
merupakan perbuatan yang mengakibatkan seseorang menjadi tercela dan hina.
Sebenarnya meminta-minta itu boleh dan halal, tetapi boleh disini
diartikan bila seseorang dalam keadaan tidak mempunyai apa-apa pada saat itu,
dengan kata lain yaitu dalam keadaan mendesak atau sangat terpaksa sekali. Jadi
perbuatan meminta-minta itu dikatakan hina jika pekerjaan itu dalam keadaan
serba cukup, sehingga akan merendahkan dirinya sendiri baik di mata manusia
maupun dalam pandangan Allah SWT di akhirat nanti.
1 Ahmad Siddiq, Benang antara Halal dan Haram, (Surabaya: Putra Pelajar, 2002), hlm.
9.
2 M. Ali Usman, dkk., Hadits Qudsy, (CV. Diponegoro: Bandung, 1995), hlm. 263.
3 Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, (Mizan: Bandung, 2000), hlm. 148.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 5
6. Imam An-Nawawi berkata: “Para ulama” mengatakan bahwa meminta-
meminta dalam keadaan tidak terpaksa adalah terlarang, terhadap orang yang
sanggup berusaha. Pendapat yang lebih kuat menganggap bahwa pendapat ini
makruh, jika memenuhi 3 syarat, yaitu:
1 Tidak menghinakan diri.
2 Tidak meminta secara mendesak.
3 Tidak menyakiti orang yang diminta.
Apabila tidak syarat-syarat berikut ini maka hukumnya haram.4
Nabi
muhammad membolehkan seseorang untuk mengemis atau meminta-minta
sumbangan. Di antara keadaan-keadaan tersebut ialah sebagaimana berikut:
1 Ketika seseorang menanggung beban diyat (denda) atau pelunasan hutang
orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian
berhenti.
2 Ketika seseorang ditimpa musibah yang menghabiskan seluruh hartanya, ia
boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup.
3 Ketika seseorang tertimpa kefakiran yang sangat sehingga disaksikan oleh 3
orang berakal cerdas dari kaumnya bahwa dia tertimpa kefakiran, maka halal
baginya meminta-minta sampai dia mendapatkan penegak bagi kehidupannya.
Pada lafadz فَ فّ عَ تّ والَ ةَ قَ دَ صّ ال رُ كُ ذْ وَ وَ هُ وَ , yang dimaksud adalah
menyebut keutamaan shodaqoh dan ta’affuf (menjaga diri dari perbuatan
meminta-minta). Ukuran sedekah yang baik adalah jika seseorang mengeluarkan
sedekah dan setelah mengeluarkan sedekah tersebut masih tersisa harta yang
cukup untuk menutupi keperluannya.5
4 Tengku Muhammad Ahs-Shidiqie, Mutiara Hadits Jilid 4, (Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra, 2006), hlm. 45
5 Tengku muhammad hasbi ash-shiddiqi, Mutiara Hadis 4.(Semarang : PT.pustaka Rizki
Putra,2003).hlm.164.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 6
7. Dan pada lafadz لىَ فْ سّ ال دِ يَ لْ ا adalah orang yang mau menerima,
maksudnya orang yang tidak mau memberi dan diartikan pula orang yang
meminta-minta.ياَ لْ عُ لْ ا دُ يَ لْ ا diartikan orang yang memberi shodaqoh.6
Dari hadits di atas dapat diambil dapat dipahami bahwa orang yang
memberi lebih baik daripada orang yang meminta-minta. Karena perbuatan
meminta-minta merupakan perbuatan yang mengakibatkan seseorang menjadi
tercela dan hina.
Orang yang dermawan lebih utama dari pada orang yang kerjanya hanya
meminta-minta saja. Jadi bagi mereka yang memperoleh banyak harta harus
diamalkan kepada orang yang membutuhkan, sebab Islam telah memberi
tanggung jawab kepada orang muslim untuk memelihara orang-orang yang karena
alasan tertentu tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu melalui zakat dan
shadaqah dan Islam tidak menganjurkan hidup dari belas kasihan orang lain atau
dengan kata lain Islam tidak menyukai pengangguran dan mendorong manusia
untuk berusaha.
C Cara Mencari Rizki yang Halal
Dalam mencari rizki yang halal, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1 Di dalam mencari rizki hendaklah memperhatikan halal dan haramnya,
baik dan buruknya.
Rasulullah SAW juga Bersabda yang artinya:”Orang yang berusaha
untuk keluarganya dari yang halal, maka ia senilai dengan perjuangan di jalan
Allah SWT, dan orang yang mencari rizki dunia yang halal dengan
menghindari dosa, maka ia di tingkat para Syuhada”.7
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:
6 Muhammad bin ismail Al-amir as-shan’ani, Subulus salam.jilid.2 (jakarta : darus sunnah
press, 2012)hlm. 90.
7 Ahmad Sunarto, Halal dan Haram, (Jakarta: Pustaka Amani, 1989), hlm. 13-14.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 7
8. “Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Dan diantara
keduanya ada perkara-perkara yang meragukan yang tidak banyak di ketahui oleh
manusia”.8
Rizki itu berupa saham yang dipertaruhkan di dalam perusahaan
dunia ini, dimana terdapat saham makhluk manusia secara merata. Tidak
mungkin seseorang mendapatkan hasil dari sahamnya itu namun ia tidak
berusaha, sebab malas tidak membawa bahagia bagi manusia, 9
2 Di dalam mencari rizki yang halal tidak boleh mengikuti kehendak hawa
nafsu.
Karena mencari rizki yang halal itu wajib hukumnya, maka tidak
boleh mengikuti kehendak hawa nafsu yang menyimpang ajaran Islam
dan langkah-langkah setan karena rizki yang tidak halal akan berpengaruh
negatif dalam segi-segi hidup dan kehidupan manusia, baik pelakunya sendiri
maupun masyarakat sekitarnya.
3 Mencari rizki dengan bekerja dan berusaha serta makan dari usaha sendiri.
Kerja dalam pengertian luas adalah bentuk usaha yang dilakukan
manusia, baik dalam hal materi atau nonmateri, intelektual atau fisik, maupun
hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan atau keakhiratan. Adapun
pengertian kerja secara khusus adalah potensi yang dikeluarkan manusia
untuk memenuhi tuntutan hidupnya berupa makanan, pakaian, tempat tinggal,
dan peningkatan taraf hidupnya. Islam mempunyai perhatian besar terhadap
kerja, baik dalam pengertiannya yang umum maupun khusus
Bahwasanya Rasulullah SAW menganjurkan untuk bekerja dan
berusaha serta makan dari hasil keringatnya sendiri, bekerja dan berusaha
dalam islam adalah wajib, maka setiap muslim dituntut untuk bekerja dan
berusaha dalam memakmurkan hidup ini. Selain itu juga mengandung anjuran
8 Husein Khalid Bahreisj, Himpunan Hadits Shohih Muslim, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1984),
hlm. 278.
9 Fuad M. Fahruddin, Ekonomi Islam, (Jakarta: Mutiara, 1982), hlm. 22.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 8
9. untuk memelihara kehormatan dan menghindarkan diri dari perbuatan
meminta-minta karena Islam sebagai Agama yang mulia telah memerintahkan
untuk tidak melakukan pekerjaan yang hina.10
Kata Ibnu Atsir, Kasab adalah usaha mencari rizki dan penghidupan.
Sebaik-baik cara berusaha bekerja dengan tangannya sendiri di pabrik-pabrik
di perkebunan dan lahan-lahan pekerjaan yang halal. Bekerja termasuk
sunnah para Nabi. Nabi Daud membuat baju besi dan menjualnya sendiri.
Nabi Zakariya adalah tukang kayu Nabi kita Muhammad SAW bekerja
menggembala kambing dan pedagang yang menjual barang dagangan
Khadijah yang kelak menjadi istrinya. Setiap Jual beli yang maqbul, yang
tidak diikuti tipu daya dan khianat akan diterima Allah sebagai ibadah yang
berpahala.11
Firman Allah SWT yang artinya, “Wahai manusia! Makanlah dari
(makanan) yang terdapat di bumi yang halal dan baik dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu adalah musuh yang
nyata bagimu.” (QS.Al-Baqarah: 168)12
.
45 Dalam mencari rizki harus mengenal ketekunan dan keuletan.
Rasulullah memerintah mereka bekerja dengan kemampuan kerja dan
memberinya dorongan agar tidak merasa lemah dan mengharapkan belas
kasihan orang lain. Dalam al-Qur’an menyatakan bahwa pertolongan Allah
hanya datang kepada mereka yang berusaha dengan komitmen dan
kesungguhan. Dalam surat al-Isra’ ayat 84 menyatakan bahwa seseorang
harus bekerja sesuai dengan bakat dan kemampuan:
10 Imam Bukhari, hlm. 117-118.
11 Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi Ad Dimasyiqi, Asbabul Wurud 1 latar belakang
Historis timbulnya Hadits-Hadits Rasul, (Kalam Mulia: Jakarta, 1997), cet. ke-4. hlm. 223.
12 Soenarjo, Al-Qur’an dan Tarjamahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), hal. 41.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 9
10. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-
masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar
jalannya”.
Pekerjaan apapun tidak dipandang rendah oleh Islam, hanya perlu
ditekankan bahwa dalam berusaha harus memperhatikan prosesnya yang
terkait dengan halal dan haram. Nabi adalah contoh dan suri tauladan bagi
umatnya seperti yang tertera pada hadits ini bahwa Nabi pun mengajarkan
kita bahwa bekerja apapun asalkan halal, maka kita boleh melakukannya.
Nabi Muhammad SAW sendiri pun pernah menggembala kambing
milik penduduk Makkah sebelum menjadi Nabi. Hal ini menunjukkan bahwa
prosesi Nabi dan Rasul itu tidak merintangi tugasnya sebagai pembawa
risalah kebenaran dari Allah SWT.
Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya supaya berusaha memenuhi
hajat hidup dengan jalan apapun menurut kemampuan asal jalan yang
ditempuh itu halal. Penjelasan hadis di atas bahwasanya Nabi Daud AS. di
samping sebagai Nabi dan Rasul, juga seorang raja. Namun demikian,
sebagaimana diceritakan Nabi SAW. dalam hadis beliau ini, bahwa apa yang
dimakan oleh Nabi Daud adalah jerih payahnya sendiri dengan bekerja yang
menghasilkan sesuatu sehingga dapat memperoleh uang untuk keperluan
hidupnya sehari-hari. Di antaranya sebagaimana dikisahkan dalam al-Quran,
bahwa Allah menjinakkan besi buat Nabi Daud sehingga ia bisa membuat
aneka macam pakaian besi.13
bahkan Nabi zakariya adalah seorang tukang
kayu, nabi mengatakan bahwa orang yang mengumpulkan kayu,lalu
membawanya ke pasar dan menjualnya dan memanfaatkan hasil penjualannya
dan menyedekahkannya sebagian, adalah lebih baik dari pada meminta-minta
kepada orang,baik permintaannya itu diberikan ataupun tidak. 14
13 Husaini A. Majid Hasyim, Syarah Riyadhush Shalihin 2 (Surabaya: PT Bina Ilmu,
1993), hlm. 347.
14 Abdullah Amin, Tamamul minnah, shahih fikih sunnah 2 (Jakarta : Pustaka as-
sunnah,2010), hlm.167.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 10
11. Makna hadits tersebut adalah bahwasanya Rasulullah SAW
menganjurkan untuk kerja dan berusaha serta makan dari hasil keringatnya
sendiri, bekerja dan berusaha dalam Islam adalah wajib, maka setiap muslim
dituntut bekerja dan berusaha dalam memakmurkan hidup ini. Selain itu jika
mengandung anjuran untuk memelihara kehormatan diri dan menghindarkan
diri dari perbuatan meminta-minta karena Islam sebagai agama yang mulia
telah memerintahkan untuk tidak melakukan pekerjaan yang hina.15
D5 Hikmah Mencari Rizki yang Halal
Beberapa keutamaan mencari rizki yang halal antara lain:
15 Dosanya akan diampuni
Mencari rizki yang halal dalam rangka mencukupi kebutuhan
pribadinya dan keluaraganya adalah suatu hal yang sangat terpuji bahkan
dapat terampuni dosa-dosanya.
25 Menumbuhkan sikap juang yang tinggi dalam menegakkan ajaran Allah dan
Rasul-Nya.
Bagi orang yang selalu mengusahakan untuk menjaga makanannya
dari yang haram berarti ia telah berjuang di jalan Allah dengan derajat yang
tinggi.
35 Mendekatkan diri kepada Allah
Orang yang senantiasa mengkonsumsi makanan yang halal, maka
dengan sendirinya akan menambah keyakinan diri bahwa Allah dekat dengan
kita yang selalu mendengarkan permintaan doa kita.
15 Husaini A. Majid Hasyim, Syarah Riyadhush Shalihin, hlm. 347.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 11
12. BAB IV
PENUTUP
A5 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Rizki yang halal
adalah sesuatu yang dapat diambil manfaatnya dan boleh dilakukan atau
dikerjakan sesuai dengan ketentuan syari’at islam. Kriteria halal ada 2
macam, yaitu halal dari segi zat dan halal dari cara memperolehnya. Rizki yang
halal sebaiknya dilakukan dengan usaha yang baik dan dikerjakan sendiri,
diibaratkan seperti seseorang yang mencari kayu bakar dan menjualnya serta tidak
mendapatkan upah yang tidak sesuai. Cara mendapatkan rizki yang halal
sebaiknya tidak boleh mengikuti kehendak hawa nafsu yang menyimpang
ajaran Islam.
Adapun hikmah mencari rizki yang halal diantaranya: dosanya akan
diampuni, dan menumbuhkan sikap juang yang tinggi dalam menegakkan ajaran
Allah dan Rasul-Nya, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
B5Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Kami menyadari dalam
penulisan makalah ini masih membutuhkan penyempurnaan. Maka dari itu kritik
dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini
dan berikutnya. Besar harapan kami semoga makalah ini bisa memberikan banyak
manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah pada khususnya. Amin.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 12
13. DAFTAR PUSTAKA
Bukhari, Imam. 1981. Shahih Bukhari Juz1 . Beirut Libanon: Daarul Fikr.
Bukhari,Imam. 1992. Shahih Bukhari Juz 3. Beirut Libanon : Daarul Kutub al-
Ilmiyah.
Djuaidi,Soffadi. 2006. Terjemah Syarah Shahih Muslim. Jakrtata Selatan: Penerbit
Mustaqim.
Fahruddin, Fuad M. 1982. Ekonomi Islam. Jakarta: Mutiara.
Husaini, Majid Hasyim. 1993. Syarah Riyadhush Shalihin 2. Surabaya: PT Bina
Ilmu.
Husein,Khalid Bahreisj. 1984. Himpunan Hadits Shohih Muslim. Surabaya: Al-
Ikhlas.
Ibnu Hamzah, Al Husaini Al Hanafi Ad Dimasyiqi. 1997. Asbabul Wurud 1 latar
belakang Historis timbulnya Hadits-Hadits Rasul. Jakarta: Kalam Mulia.
Shihab, Quraish. 2000.Wawasan al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Siddiq, Ahmad. 2002. Benang antara Halal dan Haram. Surabaya: Putra Pelajar.
Soenarjo. 1989. Al-Qur’an dan Tarjamahnya. Semarang: CV. Toha Putra.
Sunarto, Ahmad. 1989. Halal dan Haram. Jakarta: Pustaka Amani.
Ahs-Shidiqie, Tengku Muhammad. 2006. Mutiara Hadits Jilid 4. Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra.
Usman, M. Ali, dkk. 1995. Hadits Qudsy. Bandung: CV Diponegoro.
Al-amir as-shan’ani,Muhammad bin ismail. 2012. Subulus salam.jilid.2. Jakarta :
darus sunnah press.
Dorongan Mencari Rizki yang Halal 13