SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 94
Baixar para ler offline
ANALISIS PENDAPATAN PENGUSAHA AYAM POTONG
        (Studi Kasus Kota Jakarta Selatan)


                       SKRIPSI




                        Oleh :


       Nama                    : Dedy Suprihatin
       Nomor Mahasiswa         : 00313053
       Program Studi           : Ilmu Ekonomi




       UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
              FAKULTAS EKONOMI
                 YOGYAKARTA
                        2008
Analisis Pendapatan Pengusaha Ayam Potong
              (Studi Kasus Kota Jakarta Selatan)




                          SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna
         memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1
                Program Studi Ilmu Ekonomi,
     pada Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia




                            Oleh :


       Nama                        : Dedy Suprihatin
       Nomor Mahasiswa             : 00313053
       Program Studi               : Ilmu Ekonomi




            UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
                  FAKULTAS EKONOMI
                       YOGYAKARTA
                            2008
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME



“Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah

ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan

penjiplakan karya orang lain seperti dimaksud dalam buku pedoman

penyusunan skripsi Program Studi Ilmu Ekonomi FE UII. Apabila di

kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka Saya

sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.“




                      Yogyakarta, 28 Februari 2008

                                Penulis,



                            Dedy Suprihatin
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PENDAPATAN PENGUSAHA AYAM POTONG
        (Studi Kasus Kota Jakarta Selatan)




      Nama                   : Dedy Suprihatin
      Nomor Mahasiswa        : 00313053
      Program Studi          : Ilmu Ekonomi




             Yogyakarta, 28 Januari 2008
         Telah disetujui dan disahkan oleh
                 Dosen Pembimbing




              (Drs. Nur Feriyanto, M.Si)
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI
                       SKRIPSI BERJUDUL
  ANALISIS PENDAPATAN PENGUSAHA AYAM POTONG
              (Studi Kasus di Kota Jakarta Selatan)




               Disusun Oleh : DEDY SUPRIHATIN
                   Nomor Mahasiswa : 00313053


    Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS
                     Pada tanggal : 17 Maret 2008


Penguji/Pembimbing Skripsi      : Drs. Nur Feriyanto M.Si       ………

Penguji I                       : Drs. Priyonggo Suseno, M.Sc   ……...

Penguji II                      : Dra. Indah Susantun, M.Si     ……...




                             Mengetahui
                       Dekan Fakultas Ekonomi
                      Universitas Islam Indonesia




                    Drs. Asmai Ishak, M. Bus, Ph. D
HALAMAN PERSEMBAHAN




 Karya kecil ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku yang
tak pernah berhenti menyayangiku, saudara-saudaraku tercinta dan
                    keluarga besar tersayang
Motto



Pada hari itu bergembiralah orang-orang beriman karena pertolongan
    Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dialah Yang
  Mahaperkasa lagi Maha Penyayang (sebagai) janji yang sebenar-
     benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya.
  Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS ar-Ruum
                             [30]: 4-6).


Dia (Allah) telah menamai kalian (sebagai) orang-orang Muslim dari
    dulu, dan (begitu pula) dalam (al-Quran) ini, supaya Rasul itu
  menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kalian sekalian menjadi
 saksi atas segenap manusia. Oleh karena itu, dirikanlah oleh kalian
 shalat, tunaikanlah zakat, dan berpeganglah kalian pada tali Allah.
Dia adalah Pelindung kalian. Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-
               baik Penolong. (TQS. al-Hajj [20]: 78).


Siapa saja yang mati sementara di pundaknya tidak ada baiat (kepada
        khalifah), matinya adalah mati jahiliah. (HR Muslim).
i




                           KATA PENGANTAR




Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

       Alhamdulillahirobbil’alamin dan kepada-Nya kami memohon bantuan atas

segala urusan duniawi dan agama, sholawat dan salam penulis panjatkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W, serta seluruh keluarga dan sahabatnya.

       Skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Pengusaha Ayam Potong “ ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S-1 pada Jurusan Ilmu

Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas, Islam Indonesia.

       Pada kesempatan ini, kendati belum setimpal penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih kepada Bapak Drs. Nur Feriyanto M. Si, selaku Dosen

pembimbing skripsi yang telah memberikan dan meluangkan begitu banyak

waktu, arahan serta bimbingannya.

       Bapak – Ibu atas segalanya yang telah diberikan, cintanya, kasihnya,

kesabarannya, tak bisa ku sebutkan satu persatu dan tak akan pernah bisa ku

menggantinya dengan apapun dalam seluruh hidupku.

       Saudaraku tercinta Mbak Nti, Budi dan si kecil Irul yang tiada pernah

bosan memberikanku semangat, ejekan, motivasi, dan kasih, aku tahu kalian

sangat menyayangi aku.

       Teman – teman seperjuangan di basecamp EP 2000 ( Eko, Oki Kancil, Oki

Jeruk, Dod y Jemblung and Pandu ) friends for ever!!, my team “||Brigade||”
ii




dalam permainan Counter Strike (Deny, Topan, Aji, Endra) jangan berhenti

berlatih siapa tau suatu saat kita bisa menjuarai World Cyber Game.

       Untuk temen-temen EP ; Bondan, Dandi, Big, Rano, Kincex, Pras, Itong,

Bagus, Lia, Melani, Savitri dan semua teman-teman yang mustahil disebutkan

satu persatu.

       Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pengusaha

ayam potong Kota Jakarta, pegawai Badan Pusat Statistik Pusat DKI Jakarta dan

semua pihak yang telah meluangkan waktunya dalam membantu menyelesaikan

penulisan skripsi ini

       Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan permohonan maaf

apabila di dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan.

Mengingat skripsi ini adalah tulisan pertama dan keterbatasan penulis dalam

pikiran dan waktu. Dan pada akhirnya mudah – mudahan skripsi ini akan

memberikan manfaat bagi pembacanya.

       Amiiin

       Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.




                                               Yogyakarta, 28 Januari 2008



                                                     Dedy Suprihatin
iii




                                                DAFTAR ISI



Halaman Judul

Pernyataan Bebas Plagiarisme

Lembar Pengesahan

Lembar Berita Acara

Halaman Persembahan

Halaman Motto

KATA PENGANTAR .....................................................................................                i

DAFTAR ISI ...................................................................................................     iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................                   1

         1.1 Latar Belakang ...............................................................................         1

         1.2 Perumusan Masalah ........................................................................             4

         1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................                  5

             1.3.1 Tujuan Penelitian .....................................................................          5

             1.3.2 Manfaat Penelitian ...................................................................           6

         1.4 Sistematika Penulisan .....................................................................            6

BAB II TINJAUAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ...................................                                         8

         1.1 Geografis .........................................................................................   8

         2.2 Keadaan Alam .................................................................................        8

         2.3 Keadaan Penduduk ..........................................................................           9
iv




        2.4 Kesehatan dan Keluarga Berencana ................................................                      11

        2.5 Pertanian ..........................................................................................   12

        2.6 Keadaan Ekonomi ...........................................................................            12

BAB III KAJIAN PUSTAKA .........................................................................                   15

BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .........................................                                      18

    A. Landasan Teori.......................................................................................       18

        4.1 Teori Produksi .................................................................................       18

        4.2 Hukum Penambahan Hasil yang Semakin Berkurang ....................                                     20

        4.3 Pendapatan ......................................................................................      23

        4.4 Penjualan .........................................................................................    25

        4.5 Persaingan Pasar...............................................................................        26

    B. Hipotesis Penelitian ...............................................................................        27

BAB V METODOLOGI PENELITIAN..........................................................                              28

5.1 Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................             28

5.2. Metode Dasar ...........................................................................................      28

    5.2.1. Jenis dan Sumber Data ......................................................................            29

    5.2.2 Populasi dan Sampling ......................................................................             30

    5.2.3 Definisi Variabel ...............................................................................        31

5.3. Metode Analisis Data ..............................................................................           31

    5.3.1 Metode Regresi Kuadrat Terkecil ......................................................                   32

    5.3.2 Pemilihan Model Regresi...................................................................               33

    5.3.3 Uji Statistik .......................................................................................    34

5.3. Pengujian Asumsi Klasik .........................................................................             37
v




     a. Multikolinieritas.....................................................................................       37

     b. Heteroskedastisitas.................................................................................         38

     c. Autokorelasi ...........................................................................................     39

BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................                    41

6.1. Diskripsi Data ...........................................................................................      41

             a. Jenis Usaha ....................................................................................     41

             b. Umur .............................................................................................   42

             c. Tingkat Pendidikan .......................................................................           42

             d. Lama Berusaha..............................................................................          43

             e. Jumlah Pekerja ..............................................................................        43

             f. Prospek Usaha ...............................................................................        44

6.2. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis .......................................                          45

    6.2.1 Pemilihan Model Regresi ..................................................................                 45

    6.2.2. Hasil Regresi ....................................................................................        46

    6.2.3 Analisis Statistik ...............................................................................         47

           1. Uji Tanda ........................................................................................     47

           2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial ................................................                    48

    6.2.4 Uji F-Statistik ....................................................................................       54

    6.2.5 Penaksiran Koefisien Determinasi (R²) .............................................                        55

6.3 Pengujian Asumsi Klasik ...........................................................................              56

    6.3.1 Uji Heteroskedastisitas.......................................................................             56

    6.3.2 Uji Autokorelasi .................................................................................         58

    6.3.3 Uji Multikolinieritas...........................................................................           59
vi




6.4 Pembahasan Hasil Analisis ........................................................................               60

    6.4.1 Jumlah Pesaing (X 1 ) ..........................................................................           60

    6.4.2 Biaya Transportasi (X 2 ) ....................................................................             61

    6.4.3 Jumlah Ayam Terjual (X 3 ) ................................................................                62

    6.4.4 Variabel Dummy Flu Burung (dm)....................................................                         62

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................                                    64

7.1. Kesimpulan ..............................................................................................       64

7.2. Implikasi ...................................................................................................   65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
vii




                            DAFTAR TABEL



Tabel 1     :Data Kasus Flu Burung pada Manusia di Indonesia Sampai

            Dengan 28 Januari 2008                                       3

Tabel 2.1   :Persentase Luas Tanah menurut Penggunaannya menurut

            Kecamatan 2005                                               9

Tabel 2.2   :Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Sex Ratio menurut

            Kecamatan 2004                                               10

Tabel 2.3   :Jumlah kelahiran bayi, Kematian Bayi dan Kematian Anak

            Balita Menurut Kecamatan, 2005                               11

Tabel 2.4   :Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku

            menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)                         14

Tabel 6.1 : Karakteristik Responden Menurut Jenis Usaha                  42

Tabel 6.2 : Karakteristik Responden Menurut Umur                         42

Tabel 6.3 : Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan           43

Tabel 6.4 : Karakteristik Responden Menurut Lama Berusaha                44

Tabel 6.5 :Karakteristik Responden Menurut Jumlah Pekerja                44

Tabel 6.6 :Uji Statistik Durbin-Watson                                   45

Tabel 6.7 :Hasil Regresi LogLinear                                       46

Tabel 6.8 :Nilai t Hitung Tiap Variabel Bebas                            49

Tabel 6.9 :Hasil Uji White Test                                          57

Tabel 6.10 :Hasil Uji LM Test                                            59
viii




Tabel 6.11 :Hasil Pengujian Multikolinearitas                                                       60

                                     DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Kurva Hukum Pertambahan yang Semakin Berkurang ............... 21

Gambar 5.1 : Statistik Durbin-Watson ............................................................... 43

Gambar 6.1 : Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Pesaing ............................ 50

Gambar 6.2 : Kurva Uji t-Statistik Variabel biaya transportasi ......................... 51

Gambar 6.3 : Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Ayam Terjual .................. 52

Gambar 6.4 : Kurva Uji t-Statistik Variabel Dummy ........................................ 54
1




                                    BAB I
                             PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang

          Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pendapatan penduduk

   Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk

   bahan makanan yang berasal dari hewan terutama daging. Salah satu jenis

   ternak yang yang menjadi sumber utama penghasil daging adalah ayam di

   mana pemeliharaan dan konsumsi sudah menyebar di seluruh Indonesia, di

   samping itu, beberapa kelebihan yang dimiliki ayam sebagai bahan konsumsi

   telah menyebabkan terdapatnya preferensi yang tinggi dari masyarakat

   terhadap daging ayam potong. Di DKI Jakarta saja, kebutuhan ayam potong

   mencapai 1,5 juta ekor per hari. Sementara di Tanah Air kebutuhan ayam

   potong diperkirakan mencapai tiga juta sampai lima juta ekor per hari.(Tim

   Liputan 6 SCTV, Dusta Pedagang Atam Potong, Diambil 2 Mei 2007, dari

   http://www.Liputan6.com). Komoditas unggas mempunyai prospek pasar

   yang baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat

   diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, harga yang

   relatif murah dengan akses yang mudah karena sudah merupakan barang

   publik dan merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional.

          Namun dewasa ini terdapat beberapa permasalahan yang menghambat

   usaha daging ayam potong di Indonesia. Beberapa masalah tersebut adalah

   merebaknya kasus flu burung pada pertengahan 1997 dan kenaikan BBM yang

   mencapai 100% pada akhir 2005.
2




        Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah

suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan

ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian

infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik

Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia

dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan

transportasi unggas yang terinfeksi.

        Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali,

Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat

dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya

kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi

terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian

influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di

10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang

paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat dengan kematian

1.541.427 ekor.

            Flu burung pada mulanya hanya menyerang burung sampai pada

tahun 1997 di Hongkong, 18 orang tertular dan 6 di antaranya meninggal

dunia. Pada Januari 2004 virus ini telah menyebar hampir ke seluruh kawasan

Asia dan ditemukan di Indonesia pada Februari 2004. Hingga 28 Januari 2008

Departemen Kesehatan RI telah mencatat 124 kasus dengan 100 kematian

pada manusia yang disebabkan virus flu burung dengan rincian sebagai

berikut :
3




                                  Tabel 1
                     Data Kasus Flu Burung pada Manusia
              di Indonesia Sampai Dengan, 28 Januari 2008
                                        Positif Flu Burung
       No            Propinsi
                                  Jumlah Kasus       Meninggal
      1      Jawa Barat                      31                   25
      2      DKI Jakarta                     29                   25
      3      Banten                          24                   20
      4      Sumatera Utara                      8                 7
      5      Jawa Timur                          7                 5
      6      Jawa Tengah                         9                 8
      7      Lampung                             3                 0
      8      Sulawesi Selatan                    1                 1
      9      Sumatera Barat                      3                 1
      10     Sumatera Selatan                    1                 1
      11     Riau                                6                 5
      12     Bali                                2                 2
                    Jumlah                  124                  100
      Sumber : Depkes RI, 2008

           Di Kota Jakarta Selatan, upaya pencegahan dilakukan dengan

melarang warga untuk memelihara unggas-unggas tanpa sertifikat. Bagi

mereka yang melanggar akan dikenakan sanksi kurungan penjara 3 bulan dan

denda maksimal 50 juta rupiah.

           Beberapa kasus di Kota Jakarta Selatan yang berhubungan dengan

flu burung di antaranya adalah pada 16 februari 2006 seorang warga

meninggal di Kebayoran Baru yang merupakan korban meninggal ke delapan

akibat flu burung di Jakarta Selatan, kemudian hal tersebut ditindak lanjuti

dengan merazia rumah-rumah penduduk di Kel.Pondok Pinang oleh para

aparat kota dan ditemukan 1500 unggas yang kemudian didepopulasi pada 4

Maret 2008. Kebun Raya Ragunan juga pernah ditutup beberapa hari untuk

memeriksa kesehatan hewan terutama unggas.
4




            Flu burung telah mengakibatkan banyak pengusaha daging ayam

   mulai dari peternak sampai penjual gulung tikar karena masyarakat menjadi

   takut untuk mengkonsumsi daging ayam. Menurut data terdapat lebih dari 600

   pangkalan ayam, 1200 rumah potong, dan ribuan pedagang daging ayam yang

   tersebar di seluruh pasar tradisional di Jakarta terancam gulung tikar karena

   secara rata – rata, total kebutuhan daging ayam di Jakarta adalah 500 ribu

   hingga 600 ribu ekor perhari, setelah kasus flu burung mencuat, permintaan itu

   menurun 60% ( Kompas 28 Juli 2005). Penjualan ayam potong di pasar

   tradisional Pasar Minggu Jakarta Selatan juga turun 25-50 persen

            Pada tanggal 1 Oktober 2005 pemerintah menaikkan harga Bahan

   Bakar Minyak (BBM). Harga bensin jenis premium yang semula Rp 2.400,00

   naik menjadi Rp 4.500,00/liter dan solar yang sebelumnya Rp 2.100,00 naik

   menjadi Rp 4.300,00/liter. Secara langsung kenaikan harga BBM tersebut

   akan menaikkan beban biaya transportasi hingga 100%. Kenaikan tersebut

   tertuang dalam Peraturan Presiden No. 55/2005 tentang Kenaikan Harga Jual

   Eceran BBM Dalam Negeri, tertanggal 30 September 2005.

1.2. Rumusan Masalah

   Bertitik tolak dari uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan

   permasalahan penelitian yaitu

   1. Apakah jumlah pesaing mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam

      potong?

   2. Apakah biaya transportasi mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam

      potong?
5




   3. Apakah banyaknya jumlah ayam terjual mempengaruhi pendapatan

      pengusaha ayam potong?

   4. Apakah flu burung dianggap mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam

      potong?

   5. Apakah secara bersama-sama jumlah pesaing, biaya transportasi dan

      jumlah ayam terjual serta variabek dummy flu burung mempengaruhi

      pendapatan pengusaha ayam potong?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

   1.3.1. Tujuan Penelitian :

          1. Menganalisis pengaruh jumlah pesaing terhadap pendapatan

             pengusaha ayam potong.

          2. Menganalisis pengaruh biaya transportasi terhadap pendapatan

             pengusaha ayam potong.

          3. Menganalisis pengaruh banyaknya jumlah ayam terjual terhadap

             pendapatan pengusaha ayam potong.

          4. Menganalisis pengaruh Flu burung terhadap pendapatan pengusaha

             ayam potong.

          5. Menganalisis pengaruh secara bersama-sama jumlah pesaing, biaya

             transportasi dan jumlah ayam terjual serta variabek dummy Flu

             burung terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
6




   1.3.2. Manfaat Penelitian :

      1. Bagi Penulis

                 Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat

          mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di

          Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, selain itu

          penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di

          lapangan.

      2. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan

                 Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi

          banding bagi mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian yang

          sejenis. Di samping itu, guna meningkatkan, memperluas dan

          memantapkan wawasan dan keterampilan yang membentuk mental

          mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja.

1.4. Sistematika Penulisan

     BAB I   PENDAHULUAN

             Membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,

             tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan

             penelitian.

     BAB II TINJAUAN UMUM SUBYEK PENELITIAN

             Bab ini menerangkan mengenai diskripsi wilayah penelitian yang

             menguraikan tentang keadaan wilayah Kotamadya Jakarta Selatan.
7




BAB III KAJIAN PUSTAKA

      Berisi penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian

      ini.

BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

      Dalam bab ini memuat teori – teori yang relevan yang menjadi

      acuan dalam penulisan dan hipotesa penelitian.

BAB V METODE PENELITIAN

      Akan dijelaskan tentang metode pengambilan sampel serta definisi

      operasional penelitian

BAB VI ANALISIS DATA

      Berisi tentang analisis data yang diperoleh dalam penelitian serta

      pengujian – pengujian terhadap hasil estimasi data yang diperoleh

      dan pembahasannya.

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

      Bab ini merupakan bab penutup yang berisi pembahasan,

      kesimpulan dan saran-saran dari hasil analisis data pada bab-bab

      sebelumnya.
8




                                     BAB II

                TINJAUAN UMUM SUBYEK PENELITIAN



2.1.   Geografis

              Kota Jakarta Selatan merupakan salah satu dari 5 kota yang

       terdapat di Propinsi DKI Jakarta. Kota ini mempunyai luas daerah

       seluruhnya 145,73 km 2 (22,41% dari Luas DKI Jakarta) yang berada pada

       posisi 06 15 40.8 Lintang Selatan dan 106 45 0.00 Bujur barat. Kota

       Jakarta Selatan terbagi menjadi 10 kecamatan yaitu Kebayoran Baru,

       Kebayoran Lama, Pesanggrahan, Cilandak, Pasar Minggu, Jagakarsa,

       Mampang Prapatan, Pancoran, Tebet, dan Setiabudi. Secara administratif

       batas – batas wilayah dari Kota Jakarta Selartan adalah sebagai berikut :

        - Sebelah Utara      :   Banjir kanal, Jalan Sudirman, Kecamatan Tanah

                                 Abang, Jalan Kebayoran Lama dan Kebon Jeruk

                                 (Kota Jakarta Barat)

        - Sebelah Timur      :   Kali Ciliwung (Kota Jakarta Timur)

        - Sebelah Selatan    :   Kotamadya Depok

        - Sebelah Barat      :   Kecamatan Ciputat dan Cileduk, Kabupaten

                                 Tangerang, Propinsi Jawa Barat)

2.2.   Keadaan Alam

              Kotamadya Jakarta Selatan terletak pada ketinggian 26,2 m di atas

       permukaan laut, bercirikan daerah yang beriklim khas tropis dengan

       tempratur udara sekitar 27,5 o celcius dan kelembaban udara rata-rata 80
9




             persen, yang disapu angin dengan kecepatan sekitar 0,2 knot sepanjang

             tahun. Curah hujan mencapai ketinggian rata-rata 1999,5 mm per-hari

             yang terjadi selama 210 hari dalam setahun. Penggunaan tanah 71,56%

             untuk perumahan, 12,26% untuk perkantoran, 1,62% untuk perindustrian,

             1,06% untuk taman, 1,04% untuk tempat tidur, 10,48% untuk waserda dan

             1,93% untuk lahan pertanian.

                                          Tabel 2.1
                     Persentase Luas Tanah menurut Penggunaannya
                                menurut Kecamatan 2005

                                              Kantor
                                               dan                          Lahan
       Kecamatan      Perumahan    Industri   Gudang   Taman    Pertanian   Tidur   Waserda
  1   Jagakarsa        52,76%       1,54%     3,81%    2,48%     19,13%     4,44%   15,84%
  2   Pasar Minggu     78,01%       0,43%     6,44%    3,38%     0,06%      0,53%   11,15%
  3   Cilandak         77,61%       1,50%     6,65%    0,09%     0,23%         -    13,92%
  4   Pesanggrahan     80,61%       1,33%     1,22%    0,54%     1,62%      1,62%   13,06%
      Kebayoran
  5   Lama             70,01%       8,00%     18,58%   0,48%        -       0,5%     2,43%
      Kebayoran
  6   Baru             68,25%       0,08%     19,97%   2,32%     0,03%      0,2%     9,15%
      Mampang
 7    Prapatan         77,13%       0,01%      3,03%      -         -          -    19,83%
 8    Pancoran         77,42%       3,67%     10,71%   1,21%     0,08%      0,83%   6,08%
 9    Tebet            73,94%       0,38%     14,57%   0,31%        -       0,29%   10,51%
 10   Setia Budi       65,42%       0,78%     22,82%   0,97%        -       2,17%   7,84%
          Jumlah       71,56%       1,62%     12,06%   1,31%     1,93%      1,04%   10,48%
           2004        71,56%       1,62%     12,06%   1,31%     1,93%      1,04%   10,48%
Sumber:Survei Fisik Kecamatan, BPS Jakarta Selatan

      2.3.   Keadaan Penduduk

                     Pada tahun 2004 jumlah penduduk di Jakarta Selatan 1.707.767
             jiwa kemudian pada tahun 2005 naik menjadi 1.745.195 jiwa, dengan
             kepadatan penduduk mencapai 11.976 per Km 2 . Dari Jumlah tersebut,
             jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan seperti
             terlihat pada sex ratio yang lebih besar dari 100 yaitu 110. Penduduk laki-
             laki berjumlah 914.951 jiwa dan penduduk perempuan 830.244 jiwa.
10




                                   Tabel 2.2
         Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Sex Ratio
                          menurut Kecamatan 2004

                              Penduduk Hasil Registrasi
                           Laki-                                          Sex
     Kecamatan              laki    Perempuan     Jumlah    Kepadatan    Ratio
  1 Jagakarsa            111.781       102.817   214.598      8.580     108,72
  2 Ps. Minggu           141.038       111.284   252.322     11.522     126,74
  3 Cilandak              76.546       76.821    153.367      8.427      99,64
  4 Pesanggrahan 82.099                73.829    155.928     11.576     111,20
  5 Keb. Lama            120.850       108.585   229.435     11.876     111,30
  6 Keb. Baru             74.837        72.322   147.159     11.399     103,48
  7 Mp. Prapatan          54.779        49.235   104.014     13.456     111,26
  8 Pancoran              63.886       59.577    123.463     14.474     107,23
  9 Tebet                127.310       115.171   242.481     26.793     110,54
 10 Setia Budi            61.825        60.603   122.428     12.740     102,00
       Jumlah Total 914.951            830.244  1.745.195    11.976     110,20
            2004         894.784       812.983  1.707.767    11.719     110,06
            2003         892.059       809.317  1.701.376    11.675     110,00
Sumber : Statistik Wilayah DKI Jakarta

             Status kewarganegaraan di Jakarta Selatan terdiri WNA sebanyak

     574 jiwa, sementara warga negara asing yang terbanyak adalah warga

     Cina. Kegiatan penduduk berusia 10 tahun ke atas dibedakan menjadi 2

     kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja; yang masing-

     masing tercatat 58,39 persen dan 41,61 persen. Dari angkatan kerja

     tersebut terdapat 49,51 persen penduduk bekerja dan 8,88 persen yang

     mencari pekerjaan.

             Pada kelompok bukan angkatan kerja terdapat 17,31 persen yang

     sekolah 19,89 mengurus rumah tangga dan 4,39 persen lainnya.

     Dibandingkan tahun 2004, jumlah penduduk yang bekerja naik, jika pada

     tahun 2004 ada 57,95 persen penduduk bekerja dan 42,60 persen tidak
11




        bekerja. Jumlah rumahtangga miskin di Jakarta Selatan ada sebanyak

        11.196 rumahtangga.

2.4.    Kesehatan dan Keluarga Berencana

               Fasilitas kesehatan di Jakarta Selatan terdiri dari 66 rumah sakit

        (3.398 tempat tidur), 130 poliklinik atau balai kesehatan, 78 puskesmas, 19

        laboratorium, 283 apotik, 101 toko obat, 1.037 dokter praktek, 750 praktek

        dokter gigi dan 103 praktek bersama. Infeksi saluran pernapasan bagian

        atas (ISPA) masih menunjukkan persentase tertinggi dibandingkan dengan

        penyakit lain yang berarti pencemaran lingkungan masih tinggi, sedangkan

        penderita diare mengalami kenaikan pada tahun ini dibandingkan tahun

        lalu. Peserta KB Aktif perbulan rata-rata 178.688 akseptor, sedangkan

        peserta KB baru 45.843 akseprot.

                                      Tabel 2.3
       Jumlah kelahiran bayi, Kematian Bayi dan Kematian Anak Balita
                            Menurut Kecamatan, 2005

                        Lahir      Lahir       Jumlah bayi mati   Jumlah Bayi Mati
      Kecamatan        Hidup        Mati          0-28 Hari         0-<1 Tahun
     Jagakarsa                0           0                   0                 0
     Pasar Minggu         1.385         55                   55                 3
     Cilandak             2.373         94                   72               135
     Pesanggrahan         1.200           4                   0                 0
     Keb. Lama            4.579         12                    7                 1
     Keb. Baru            5.777         60                   31                 0
     Mp.Prapatan              0           0                   0                 0
     Pancoran             1.561         14                    2                 0
     Tebet                  201           2                   0                 0
     Setiabudi            2.683         15                   11                 3
     Jumlah              19.759        250                  178               248
    Sumber :Sudin Yankes Kodya Jakarta Selatan
12




2.5.   Pertanian

       1. Pertanian

          Produk tanaman jagung tahun 2005 sekitar 167 ton, ubi kayu 414 ton

          dan kacang tanah 45 ton. Komoditi ekspor tanaman hias jenis anggrek

          merupakan komoditi unggulan, produksi tanaman anggrek segala

          jenins mencapai lebih dari 1,6 juta tangka dengan nilai mencapai

          hampir 5 milyar lebih.

       2. Perikanan

          Produksi ikan darat selama 2005 sebanyak 365.758 kg dengan nilai

          lebih dari 30 juta rupiah.

       3. Peternakan

          Pada tahun 2005 populasi kambing 2.465 ekor, sapi perah 2.432 ekor,

          kuda 74 ekor dan kambing 2.465 ekor. Produksi susu sebanyak

          4.553.352 liter, telur 217.058 butir dan ayam buras 25.000 ekor.

2.6.   Keadaan Ekonomi

              Perekonomian Jakara selatan tahun 2005 (angka sementara)

       didominasi oleh empat sektor utama, yaitu sektor keuangan (45,04%),

       sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,18%), sektor bangunan (13,46)

       dan sektor jasa (13,46%). Jumlah pasar wilayah di Jakarta Selatan

       sebanyak 27 pasar yang menyediakan fasilitas tempat usaha/dagang

       sebanyak 22.944 tempat usaha dagang atau jualan, yang terdiri dari 9.639

       kios, 4.860 kios, 4.860 counter, 2.600 tempat jualan sayur dan buah, 644

       tempat jualan daging sapi, 26 tempat jualan daging babi, 375 tempat jual
13




ikan basah, 47 tempat jual ikan hidup, 352 tempat jual ayam potong, 43

tempat jual ayam hidup, 1.118 tenda, 2.020 kaki lima dalam pasar, 1.120

kaki lima di luar pasar. Adapun jenis barang yang diperdagangkan

meliputi kebutuhan pokok, mulai dari jasa konsumsi, logam mulia, barang

teknik, restoran dan warung, kelontong, tekstil dan jasa produksi.

       Realisasi penerimaan pajak-pajak sebagian didapat dari denda

pajak yang antara lain dari pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, PPABT

dan parkir sebesar 168,920 milyar rupiah. Selama lima tahun terakhir sejak

tahun 2000 sampai tahun 2005, nilai produk domestik regional bruto

(PDRB) Kotamadya Jakarta Selatan setiap tahunnya telah mengalami

peningkatan yang cukup berarti. Nilai PDRB pada tahun 2003 atas harga

berlaku menurut lapangan usaha adalah sebesar 75.078.360 juta rupiah,

naik sekitar 54,87 persen dari tahun sebelumnya. Nilai PDRB tahun 2005

atas harga berlaku menurut lapangan usaha adalah sebesar 97.352.170 juta

rupiah. Angka PDRB perkapita secara tidak langsung bisa dijadikan salah

satu indikator untuk mengukur kemakmuran suatu wilayah dan

keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Pada tahun 2005 PDRB

perkapita penduduk Jakarta Selatan atas dasar harga kosdtan 2000

mencapai hampir 60 juta rupiah.
14




                                         Tabel 2.4
     Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut
                          Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

                                                                    *            **
                 Lapangan usaha                     2003         2004        2005
                       (1)                           (5)           (6)          (7)
 1   Pertanian                                     84.748        90.498       91.934
 2   Industri                                    1.516.588    1.640.447    1.900.262
 3   Listrik, gas dan air bersih                  302.584       442.934      497.199
 4   Bangunan                                    9.897.863    10.964.039   13.111.757
 5   Perdagangan, hotel dan restoran             13.954.404   15.615.757   17.893.349
 6   Pengangkutan dan komunikasi                 3.960.043     4.950.506    6.097.015
     Keuangan, persewaan dan jasa
 7 perusahaan                                    34.998.025   38.862.567   43.848.334
 8 Jasa-jasa                                     10.364.104   11.869.681   13.912.318
     Produk Domestik Regional Bruto              75.078.360   84.436.429   97.352.170
Sumber : BPS Kotamadya Jakarta Selatan
Keterangan :
*) angka perbaikan
**) angka sementara
15


                                       BAB III

                                KAJIAN PUSTAKA



         Laporan penelitian M.Faisal,Drs,MM (2008) yang berjudul "Analisis

Variabel-variabel yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Peternak Ayam

Pedaging/potong" yang merupakan suatu studi di Desa Blabak, Kecamatan Kandat,

Kabupaten Kediri Jawa Timur.

          Perumusan masalah adalah variabel manakah yang signifikan pengaruhnya

serta memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan peternak. Alat analisis

yang digunakan adalah analisa regresi Linier Berganda, yaitu suatu analisa untuk

mengetahui pengaruh antara variabel bebas yang meliputi jumlah ayam (X1), biaya

pakan (X2), biaya pemeliharaan (X3), dan upah tenaga kerja (X4) serta variabel

terikat (Y), yaitu tingkat pendapatan peternak.

         Dari hasil analisa ditunjukkan bahwa budidaya ternak ayam potong

dipengaruhi oleh jumlah ayam (ekor), biaya pakan (Rp), biaya pemeliharaan (Rp) dan

upah tenaga kerja (Rp). Demikian pula pada analisa secara keseluruhan juga

menunjukkan bahwa keempat variabel bebas tersebut mempengaruhi tingkat

pendapatan peternak sebesar 99,98%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel

lain yang diluar perhitungan regresi. Kesimpulan yang didapat adalah perlu adanya

pengembangan dan peningkatan budidaya ternak ayam potong, selain sebagai

penunjang ekspor non migas juga untuk meningkatkan pendapatan peternak dan

masyarakat sekitarnya.
16

         Ir. Ikrar Moh. Saleh, M.Sc. (2005) dalam penelitiannya “Analisis Efisiensi

Finansial Peternakan Ayam Broiler pada Berbagai Slaka Usaha di Kecamatan

Pallangga Kabupaten Gowa” yang bertujuan untuk megetahui tingkat pendapatan

yang diperoleh peternak ayam broiler pada skala usaha yang berbeda, dan mengetahui

pada skala usaha berapa yang memberikan efesiensi finansial yang paling tinggi pada

peternak ayam broiler. Penelitian ini menggunakan metode stratified purposive

random sampling, yaitu mengambil peternak yang menggunakan jenis pakan dan

bibit yang sama dari berbagai skala usaha dengan wawancara langsung pada peternak

ayam yang berpedoman pada kusioner yang telah dibuat..Sampel penelitian ini

sebanyak 50% dari keseluruhan peternak di Kecamatan Palangga yang jumlahnya 62

orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan peternak semakin

bertambah seiring dengan bertambahnya skala usaha yang dipelihara, dimana

pendapatan tertinggi pada skala usaha 2500 yaitu Rp. 8.363.748,- Efesiensi finansial

semakin meningkat dengan bertambahnya skala usaha yang dipelihara, dimana pada

skala 2500 memperoleh efesiensi finansial tertinggi yaitu 1.37554428.

         Ibnu Edy Wiyono (2007) dalam Analisis ekonomi             mingguan Charoen

Pokphand Indonesia yang berjudul “Peluang dan Tantangan Industri Peternakan”

mengungkapkan beberapa hal penting yang mampu merangsang pertumbuhan usaha

peternakan di Indonesia, yaitu :

       a. Pertumbuhan      pendapatan   dan    laju   urbanisasi   berdampak   pada

           meningkatnya asupan protein hewani masyarakat Indonesia, dimana

           daging dan telur ayam masih menjadi sumber utama protein hewani

           daging.
17

b. Dengan tingkat pendapatan dan kondisi urbanisasi seperti saat ini, sektor

   perunggasan    Indonesia   dimungkinkan    untuk   dapat   meningkatkan

   konsumsi daging ayam perkapita sebesar 2 kg melalui kampanye sadar

   gizi.

c. Dampak negatif flu burung telah dapat dikelola dengan baik. Meskipun

   demikian, Industri peternakan masih harus mencari solusi efektif untuk

   mengurangi tekanan biaya produksi akibat kenaikan harga jagung dan

   bungkil kacang kedelai.
18




                                    BAB IV

                   LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS



A. Landasan Teori

   4.1.   Teori Produksi

          Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan mengacu pada

   teori perilaku produsen, khususnya teori produksi. Teori produksi merupakan

   analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha atau produsen,

   dalam teknologi tertentu memilih dan mengkombinasikan berbagai macam

   faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu, seefisien

   mungkin ( Ari Sudarman, 1989 : 120 )

          Produksi adalah suatu proses pengubahan faktor produksi atau input

   menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah Penentuan kombinasi

   faktor – faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi sangatlah

   penting agar proses produksi yang dilaksanakan dapat efisien dan hasil

   produksi yang didapat menjadi optimal. Input pada suatu proses produksi

   terdiri dari tanah, tenaga kerja, kapital dan bahan baku, jadi input adalah

   barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan pada suatu proses produksi

   sedangkan yang dimaksud dengan output adalah barang dan jasa yang

   dihasilkan dari suatu proses produksi.

          Suatu perekonomian senantiasa menggunakan teknologi yang dimiliki

   untuk mengkombinasikan berbagai input guna menghasilkan output.
19




4.1.1. Fungsi Produksi

     Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi

     dengan hasil produksi. Fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah

     barang yang diproduksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang

     digunakan.

     Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :

                            Q = f (K, L, R, T)

     Keterangan :

            Q = output

            K = kapital / modal

            L = labour / tenaga kerja

            R = resuources / sumber daya

            T = teknologi

     Dari persamaan tersebut berarti bahwa besar kecilnya tingkat produksi

     suatu barang tergantung kepada       jumlah modal, jumlah tenaga kerja,

     jumlah kekayaan alam dan tingkat produksi yang digunakan. Jumlah

     produksi yang berbeda – beda tentunya memerlukan faktor produksi yang

     berbeda pula. Tetapi ada juga bahwa jumlah produksi yang tidak sama

     akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap tetap, biasanya adalah

     faktor produksi seperti modal, mesin, peralatannya serta bangunan

     perusahaan. Sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan adalah
20




   tenaga kerja. Berkaitan dengan periode produksi, situasi produksi dimana

   perusahaan tidak dapat mengubah outputnya disebut jangka waktu yang

   sangat pendek sedangkan situasi produksi dimana output dapat dirubah

   namun demikian ada sebagian faktor produksi yang bersifat tetap atau

   input tetap dan sebagian lagi faktor produksinya dapat dirubah atau input

   variabel disebut produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang

   yaitu suatu produksi tidak hanya output dapat berubah tetapi mungkin

   semua input dapat diubah dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak

   mengalami perubahan.

4.2.   Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang

       Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang menerangkan arah

umum dan tingkat perubahan umum output perusahaan bila salah satu sumber

yang digunakan berubah – ubah jumlahnya. Hukum ini menerangkan jika

salah satu input ditambah secara terus – menerus maka produksi total akan

semakin meningkat sampai pada suatu tingkat tertentu ( titik maksimum ) dan

apabila sudah pada tingkat maksimum tersebut faktor produksinya terus

ditambah maka produksi total akan semakin menurun.
21




           Q
           Q3


           Q2                                                     TP

           Q1



                  0      L1      L2             L3         L4            L


           Q
                      Tahap 1        Tahap II         Tahap III




                                                                  AP L


                 0              L2               L3               MP L       L

       Gambar 4.1 Kurva Hukum Pertambahan yang Semakin Berkurang


Keterangan :

TP adalah total produksi

L   adalah tenaga kerja

MP L adalah marginal produk tenaga kerja


AP L adalah produksi rata-rata tenaga kerja
22




              Dimana :

                       ΔTP
               MPL =
                        ΔL

                       TP
               APL =
                        L

Gambar diatas merupakan cara lain untuk menggambarkan fungsi produksi

yang menggunakan kombinasi faktor produksi tidak sebanding, dimana modal

dan teknologi dianggap tetap. Sumbu horisontal menunjukkan jumlah input

tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah produksi yang

dihasilkan. Tahap I menunjukkan penggunaan tenaga kerja yang masih sedikit

dan apabila diperbanyak tenaga kerjanya menjadi L 2 maka total produksinya

akan meningkat dari Q 1 menjadi Q 2 , produksi rata-rata dan produksi

marjinalnya juga turut meningkat. Produsen yang rasional jelas akan memilih

menambah jumlah tenaga kerjanya. Pada tahap ini kita juga dapat melihat

bahwa laju kenaikan produksi marjinal juga semakin besar sehingga dalam

tahap ini dikatakan berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin

meningkat. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena adanya spesialisasi faktor

produksi tenaga kerja, semakin banyak tenaga kerja yang digunakan semakun

memungkinkan produsen melakukan spesialisasi tenaga kerja sehingga dapat

meningkatkan produktivitasnya. Sementara itu produksi rata-rata pada tahap

ini terus meningkat hingga mencapai titik puncak pada saat penggunaan

tenaga kerja sebanyak L 2 dan pada saat itu kurva MP L berpotongan dengan

kurva AP L . Pada kondisi demikian jika tenaga kerja terus ditambah lagi
23




penggunaannya hingga mencapai L 3 atau masuk pada tahap II maka total

produksi terus meningkat hingga mencapai Q 3 atau mencapai titik optimum

produksi. Pada tahap II tersebut produksi total terus meningkat sedangkan

produksi rata-rata mulai menurun dan produksi marjinal bertambah dengan

proporsi yang semakin menurun pula hingga pada akhirnya produksi marjinal

mencapai titik nol. Hal demikian berlaku hukum penambahan hasil produksi

yang semakin berkurang dan jika pada kondisi tersebut penggunaan tenaga

kerja masih saja ditambah maka memasuki tahap III, dimana penambahan

tenaga kerja akan menyebabkan turunnya total produksi. Jadi penggunaan

tenaga kerja sudah terlalu banyak hingga produksi rata-rata menurun dan

produksi marjinal menjadi negatif. ( Ida Nuraini, 2001 : 57 )

4.3.   Pendapatan

       Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa

uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa

manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan

dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang

diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain.

(Samuelson dan Nordheus, 1995:255). Kondisi seseorang dapat diukur dengan

menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang

yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.

(Samuelson dan Nordhaus, 1995:258)
24




        Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan

 bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan

 dapat digolongkan menjadi 3

 1. Gaji dan upah

     Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu

     pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah.

 2. Pendapatan dari kekayaan

     Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total produksi dikurangi

     dengan biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk uang atau lainnya,

     tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak

     diperhitungkan

 3. Pendapatan dari sumber lain

     Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja

     antara lain penerimaan dari pemerintah, asuransi pengangguran, menyewa

     aset, bunga bank serta sumbangan dalam bentuk lain. Tingkat pendapatan

     (income level) adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh seorang

     individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau

     sumber-sumber pendatapan lain. (Samuelson dan Nordhaus, 1995:250)

4.3.1. Hubungan Pendapatan dengan Produksi

     Setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian adalah dimiliki

     oleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada

     pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh

     pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji dan upah, tanah memperoleh
25




    sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh

    keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing – masing jenis faktor

    produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing – masing

    faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang diperoleh

    berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu

    barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut. ( Sadono Sukirno,

    1996 : 329)

4.4 .   Penjualan

        Adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh

penjual pada umumnya untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli

barang atau jasa yang ditawarkan oleh si penjual. Penjualan sangat penting

dalam mekanisme pasar karena dapat menciptakan seatu proses pertukaran

barang atau jasa antara penjual dan pembeli. Dalam perekonomian kita

(perekonomian uang), seseorang yang menjual sesuatu akan mendapatkan

imbalan berupa uang. Oleh karena itu, jika seseorang makin pandai untuk

menawarkan barang atau jasanya akan semakin cepat pula mencari kesuksesan

dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga tujuan yang diinginkan akan

segera terlaksana. Dalam segala bidang dan tingkatan, taktik penjualan harus

digunakan agar pelayanan yang diberikan kepada orang lain dapat

memberikan kepuasan. (Basu, 1993:8)
26




4.5      Persaingan Pasar

         Para   pesaing   adalah   perusahaan-perusahaan   yang   memuaskan

  kebutuhan konsumen yang sama Ada lima kekuatan yang menentukan daya

  tarik laba jangka panjang. Lima kekuatan tersebut adalah para pesaing

  industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan pemasok. ( Philip Kotler,

  2006:417)

         Mengindentifikasi pesaing sepertinya merupakan tugas sederhana

  perusahaan. Akan tetapi perusahaan bahkan lebih mungkin terpukul oleh

  pesaing yang baru muncul atau teknologi terbaru ketimbang oleh pesaing

  sekarang. Berfokus pada pada pesaing saat ini dan bukan pada pesaing

  tersembunyi telah menyebabkan beberapa perusahaan tersingkir.

         Setelah mengidentifikasi para pesaing utamanya, perusahaan harus

  mengetahui dengan pasti kekuatan dan kelemahan serta tujuan strategis

  mereka. Hal yang harus segera dilakukan adalah menentukan strategi, tujuan

  dan menganalisis kekuatan dan kelemahan.

         Secara umum setiap perusahaan harus memantau tiga variabel ketika

  menganalisis para pesaingnya. ( Philip Kotler, 2006:419 )

      1. Pangsa pasar atau sasaran pasar

      2. Pangsa ingatan, atau persentase pelanggan yang menyebut nama

         pesaing dalam menanggapi pertanyaan, “sebutkan perusahaan pertama

         di Industri ini yang ada dalam pikiran anda.”
27




       3. Pangsa hati atau persentase pelanggan yang menyebut nama pesaing

           dalam menanggapi pertanyaan, “Sebutkan perusahaan yang produknya

           lebuh anda sukai untuk dibeli.”

           Setelah perusahaan melakukan analisis nilai pelanggannya, ia dapat

     memusatkan serangannya pada salah satu kelas pesaing yaitu pesaing kuat

     versus lemah, pesaing dekat versus jauh dan kelas pesaing yang “baik”

     versus “buruk”.

           Untuk bertahan, perusahaan dituntut untuk melakukan tindakan di tiga

     bidang.   Pertama,   perusahaan     tersebut   harus    mencari   cara   untuk

     memperbesar permintaan pasar keseluruhan, melindungi pangsa pasar dan

     tetap berusaha meningkatkan pangsa pasarnya lebih jauh walaupun ukuran

     pasarnya tetap sama. ( Philip Kotler, 2007:417)


B. Hipotesis Penelitian

   Sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian ini disusun hipotesis sebagai

   berikut :

   1. Pendapatan pengusaha ayam potong dipengaruhi secara negatif dan

       signifikan oleh jumlah pesaing.

   2. Pendapatan pengusaha ayam potong dipengaruhi secara negatif dan

       signifikan oleh besarnya biaya transport per bulan.

   3. Pendapatan pengusaha ayam potong dipengaruhi secara positif dan

       signifikan oleh jumlah ayam terjual per bulan.

   4. Pendapatan pengusaha ayam potong dipengaruhi secara negatif dan

       signifikan oleh pengaruh kasus flu burung.
28




                                      BAB V

                         METODOLOGI PENELITIAN



5.1. Ruang Lingkup Penelitian

             Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengusaha ayam

      potong sebagai unit analisisnya. Pengertian pengusaha ayam potong di sini

      adalah pengusaha ayam potong yang melayani pembelian maupun penjualan

      ayam potong hidup ataupun mati, termasuk di dalamnya adalah peternak,

      rumah potong dan penjual. Daerah penelitian yang diambil adalah Kota

      Jakarta Selatan.

5.2   Metode Dasar

             Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptis analitis, yaitu

      suatu prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaan obyek

      penelitian pada saat sekarang, berdasarkan pada penemuan fakta-fakta atau

      keadaan    yang    sebenarnya   (Nawawi      dan   Martini,   1994).   Tujuan

      digunakannya metode ini adalah untuk menggali faktor-faktor yang

      mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong.

             Teknik pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan studi kasus.

      Studi kasus adalah teknik studi dengan memusatkan perhatian pada suatu

      kasus secara intensif dan mendetail. Obyek yang diteliti terdiri dari satu unit

      atau kesatuan unit yang dipandang sebagai suatu kasus (Surakhmad, 1990).
29




5.2.1. Jenis dan Sumber Data

  a. Data primer

     Adalah merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

     individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil

     pengisian kuisioner (Umar, 2002). Penelitian ini menggunakan data

     Croos Section yaitu data yang dikumpulkan dalam kurun waktu

     tertentu dari sample. Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan

     september sampai dengan bulan oktober tahun 2007.

     Cara memperoleh data :

     - Interview (wawancara)

     Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara bertanya

     langsung kepada responden. Wawancara dilakukan kepada pengusaha

     ayam potong yang terpilih sebagai sampel.

     - Observasi

     Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan

     secara cermat dan sistematis terhadap pola perilaku orang, obyek, atau

     kejadian-kejadian tanpa bertanya atau berkomunikasi dengan orang,

     obyek, atau kejadian tersebut. Metode ini dimaksudkan untuk

     mendapatkan gambaran awal tentang seberapa besar pengaruh variabel

     independen terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
30




     - Metode Angket / Kuisioner

     Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempersiapkan daftar

     pertanyaan yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti yang

     kemudian dibagikan kepada responden untuk diisi.

     b. Data Sekunder

        Adalah data-data pendukung yang diperoleh dari buku-buku,

        majalah, dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian atau

        dengan mengambil dari sumber lain yang diterbitkan oleh lembaga

        yang dianggap kompeten.

5.2.2. Populasi dan Sampling

 1. Populasi

     Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha ayam potong

     yang berdomisili di Kota Jakarta Selatan.

 2. Sampel

     Sampel adalah bagian populasi. Pada penelitian ini metode

     pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive

     sampling menggunakan metode purposive random sampling yaitu

     teknik    cuplikan   yang   bersifat   selektif   dengan      menggunakan

     pertimbangan     berdasarkan    konsep      teoritis   yang     digunakan,

     keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empiris dan lainnya (H.B.

     Sutopo, 2002 : 185).
31




           Selanjutnya dari seluruh populasi pengusaha ayam potong di Kota

           Jakarta Selatan diambil 100 pengusaha ayam potong yang tersebar di

           wilayah Kota Jakarta Selatan sebagai sample.

     5.2.3. Definisi Variabel

           Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

       1. Pendapatan pengusaha ayam potong (Y) adalah pendapatan kotor atau

           besarnya rata – rata pendapatan yang diterima oleh pengusaha ayam

           potong sebelum dikurangi dengan total biaya operasional usaha dan

           dihitung dalam satuan Ribu rupiah.

       2. Jumlah pesaing (X1) adalah jumlah pesaing usaha menurut persepsi

           sampel dan dinyatakan dalam satuan unit.

       3. Biaya transportasi (X2) yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarakan

           untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya dan

           dinyatakan dalam satuan ribu rupiah.

       4. Jumlah ayam yang terjual (X3) yaitu jumlah ayam yang terjual dalam

           satu bulan dan dinyatakan dalam satuan kilogram.

       5. Dummy flu burung (Dm) adalah persepsi responden tentang pengaruh

           penyakit flu burung terhadap usaha ayam potong. Dinyatakan dengan

           nilai “1” apabila flu burung dianggap berpengaruh dan diberi nilai “0”

           apabila flu burung dianggap tidak berpengaruh.

5.3. Metode Analisa Data

           Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

   dan kualitatif.
32




1. Metode kualitatif adalah metode mengenai hal-hal yang berhubungan

   dengan penelitian terhadap pendapat dan tanggapan responden, serta teori-

   teori yang ada dengan masalah penelitian.

2. Metode kuantitatif adalah metode yang disarankan pada dianalisis

   variabel-variabel yang dapat dinyatakan dengan jelas atau menggunakan

   rumus yang pasti yaitu:

   5.3.1. Metode Regresi Kuadrat Terkecil

            Analisis data yang dilakukan dengan Metode Regresi Kuadrat

   Terkecil/OLS (ordinary least square), dengan fungsi Produksi Cobb

   Douglass. Model hubungan antara variabel independen dan variabel

   dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

                        Y = f (X1, X2, X3, DM)

   Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi maka dapat

   ditarik suatu model ekonometrik sebagai berikut:

                 Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + DM + e

        Keterangan:

        Y         = Pendapatan Pengusaha Ayam Potong (Rp/Bulan)

        X1        = Jumlah Pesaing (unit)

        X2        = Biaya Transportasi (Rp/Bulan)

        X3        = Jumlah ayam terjual (ekor)

        Dm        = Dummy Variabel

                  1 = Terpengaruh flu bururng

                  0 = Tidak terpengaruh flu burung
33




      β0               = Konstanta regresi

      β1, β2, β3, β4   = Koefisien regresi

      e                = Kesalahan pengganggu

5.3.2. Pemilihan Model Regresi

          Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, white

and Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model

yang akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Persamaan

matematis untuk model regresi linier dan regresi log linier adalah sebagai

berikut :

Linier           Y     = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + dm X4+ e

Log Linier LnY         = βo + β1 lnX1 + β2 lnX2 + β3 lnX3 + dm X4+e

Untuk melakukan uji MWD ini kita asumsikan bahwa

Ho :Y adalah fungsi linier dari variabel independen X (model linier)

Ha :Y adalah fungsi log linier dari varibel independen X (model log linier)

      Adapun prosedur metode MWD adalah sebagai berikut :

  1. Estimasi model linier dan dapatkan nilai prediksinya (fitted value)

      dan selanjutnya dinamai F1.

  2. Estimasi model log linier dan dapatkan nilai prediksinya, dan

      selanjutnya dinamai F2.

  3. Dapatkan nilai Z1 = ln F1-F2 dan Z2 = antilog F2-F1

  4. Estimasi persamaan berikut ini :

      Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + dm X4 + β5 Z1 + e
34




     Jika Z1 signifikan secara statistik melalui uji t maka kita menolak

     hipotesis nul dan model yang tepat untuk digunakan adalah model

     log linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima

     hipotesis nul dan model yang tepat digunakan adalah model linier

 5. Estimasi persamaan berikut :

     LnY = βo + β1 lnX1 + β2 lnX2 + β3 lnX3 + dm X4+ β5 Z1 + e

Jika Z2 signifikan secara statistik malalui uji t maka kita menolak hipotesis

alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier

dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis

alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model linier.

(Agus Widarjono ; 2005).

5.3.3. Uji Statistik

       Selanjutnya untuk mengetahui keakuratan data maka perlu

dilakukan beberapa pengujian : (Gujarati, 2003)

   a. Uji t Statistik

             Uji t statistik melihat hubungan atau pengaruh antara variabel

       independen secara individual terhadap variabel dependen.

       1. Hipotesis yang digunakan :

           a. Jika Hipotesis positif

               Ho       : βi ≤ 0            variabel     independent tidak

                        mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

               Ha       : βi   >0       variabel independen mempengaruhi

                        variabel dependen secara positif dan signifikan
35




       b. Jika Hipotesis negatif

           Ho        :   βi   ≥   0        variabel   independent      tidak

                     mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

           Ha        :   βi < 0       variabel independent mempengaruhi

                     variabel dependen secara negatif dan signifikan

   2. Pengujian satu sisi

       Jika T table ≥ t hitung, Ho diterima berarti variabel independen

       secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

       variabel dependen.

       Jika T table < t hitung, Ho ditolak berarti variabel independen

       secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

       dependen.

b. Uji F statistik

         Uji F digunakan untuk menghitung apakah model yang

   digunakan secara keseluruhan tepat digunakan dengan tingkat

   kepercayaan tertentu (Sritua Arief, 1993 : 13)

         Adapun langkah – langkah pengujian untuk uji f adalah

   sebagai berikut :

         1. Menentukan hipotesis

          H o : β1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0

         (tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel indipenden

         terhadap variabel dependen secara bersama – sama)

          H o : β1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4 ≠ 0
36




(ada pengaruh yang signifikan dari variabel indipenden

terhadap variabel dependen secara bersama – sama)

2. Perhitungan nilai F-tes:

               R 2 (k − 1)
Fhitung =
            (     )
            1 − R 2 (N − k )

keterangan :

k           = jumlah variabel

N           = jumlah sample

R2          = koefisien determinasi




                 Daerah                     Daerah
                Ho diterima                Ho ditolak


                                 f-tabel


3. Pengambilan keputusan uji f

Apabila F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak berarti secara

bersama – sama variabel independen secara signifikan

mempengaruhi variabel dependen

Apabila F-hitung < F-tabel maka Ho diterima yang berarti

secara bersama – sama variabel independen secara signifikan

tidak mempengaruhi variabel dependen.
37




          c. Koefisien Determinasi (R2)

             Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung seberapa besar

             varian dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi

             variabel-variabel independent. Nilai R2 paling besar 1 dan paling

             kecil 0 (0<R2<1). Bila R2 sama dengan 0 maka garis regresi tidak

             dapat digunakan untuk membuat ramalan variabel dependen, sebab

             variabel-variabel yang dimasukan kedalam persamaan regresi tidak

             mempunyai pengaruh varian variabel dependen adalah 0. Semakin

             dekat R2 dengan 1, maka semakin tepat regresi untuk meramalkan

             variabel dependen, dan hal ini menunjukan hasil estimasi keadaan

             yang sebenarnya.

5.4. Pengujian Asumsi Klasik

          Pengujian   ini   dimaksudkan   untuk   mendeteksi   ada   tidaknya

   autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedastisitas. Apabila terjadi

   penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut uji t dan uji F yang dilakukan

   sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan

   kesimpulan

   a. Multikolinearitas

             Pengujian multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu

      atau lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear

      dari variabel lainya. Salah satu cara untuk mengetahui adanya

      multikolinearitas adalah dengan pengujian terhadap masing-masing

      variabel independen untuk mengetahui seberapa jauh korelasinya (r2) yang
38




   dapat kemudian dibandingkan dengan R2 yang didapat dari hasil regresi

   secara bersama variabel independent dengan variabel dependen. Jika r2

   melebihi R2 pada model regresi maka dari hasil regresi tersebut terdapat

   multikolinearitas, sebaliknya apabila R2 lebih besar dari semua r2 maka ini

   menunjukan tidak terdapatnya multikolinearitas pada model regresi yang

   diuji.

b. Heteroskedastisitas

            Adanya heteroskedastisitas dalam model analisis mengakibatkan

   varian dan koefisien-koefisien OLS tidak lagi minimum dan penaksir-

   penaksir OLS menjadi tidak efisien meskipun penaksir OLS tetap tidak

   bias dan konsisten. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya

   heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah pengujian White, langkah

   pengujiannya antara lain:

   Estimasi persamaan model dan dapatkan residualnya.

       a. Melakukan regresi pada persamaan berikut yang disebut regresi

            auxiliary

       b. Hipotesis nul dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji

            White didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2

            yang akan mengikuti distribusi Chi-squares dengan degree of

            freedom sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta

            dalam regresi auxiliary. Nilai hitung statistik Chi-squares (χ2) dapat

            dicari dengan formula sebagai berikut:

                                   n R2 ≈ χ2df
39




         c. Jika nilai Chi-squares hitung (n. R2) lebih besar dari nilai χ2 kritis

                dengan        derajat      kepercayaan       tertentu     (α)     maka       ada

                heteroskedastisitas dan sebaliknya jika Chi-squares hitung lebih

                kecil    dari     nilai     χ2   kritis   menunjukkan           tidak   adanya

                heteroskedastisitas

c. Autokorelasi

                Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antar anggota

     serangkaian observasi menurut waktu. Dalam konteks regresi, model

     linear klasik mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat

     dalam disturbansi atau gangguan Ui dengan menggunakan lambang:

                                          E (Ui Uj) = 0 ; 1 ≠J

                Secara sederhana dapat dikatakan model klasik mengasumsikan

     bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi tidak

     dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang berhubungan

     dengan pengamatan lain yang manapun (Gujarati, 2003)

                                        GAMBAR 5.1
                          STATISTIK DURBIN-WATSON


    autokorelasi Ragu-            tidak ada               ragu-         autokorelasi
      positif          ragu       autokorelasi            ragu          negatif




0                 dl             du          2        4-du        4-dl                   4
40




Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam gambar 5.1 berikut ini :

                                    TABEL 5.6
                    UJI STATISTIK DURBIN-WATSON
      Nilai Statistik                         Hasil
    0<d<dl                Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif
    dl≤d≤du               Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
    du≤d≤4-du             Menurut hipotesis nul; tidak ada autokorelasi
    4-du≤d≤4-dl           positif/negatif
    4-dl≤d≤4              Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
                          Menolak      hipotesis   nul;   ada   autokorelasi
                          negative



               Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan

      Durbin Watson (DW test), dengan hipotesa sebagai berikut:

        1) Jika nilai DW statistik < DL, atau DW statistik > 4-DL, maka Ho

           ditolak yang berarti terdapat autokorelasi

        2) Jika nilai DU < DW < 4-DU, maka Ho diterima, berarti tidak

           terdapat autokorelasi.

        3) Jika DL ≤ DW ≤ DU atau 4- DU ≤ DW ≤ 4-DL, berarti dianggap

           tidak meyakinkan (Widarjono, 2005)
41




                                 BAB VI
                           ANALISIS DATA



6.1. Diskripsi Data

          Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data primer

   yang diperoleh dari sejumlah pengusaha ayam potong di Kota Jakarta

   Selatan melalui metode observasi, wawancara dan kuisioner sebagaimana

   disebutkan dalam bab sebelumnya.

          Dari seluruh populasi pengusaha ayam di Kota Jakarta Selatan

   diambil 100 pengusaha untuk dijadikan sample dengan karakterisrik

   responden sebagai berikut :

       a. Jenis Usaha

          Jenis usaha ayam potong bisa dibedakan menjadi 3, yaitu peternak,

          rumah potong dan penjual. Namun hasil data primer menunjukkan

          bahwa di Kota Jakarta Selatan tidak terdapat peternakan ayam

          potong. Hal tersebut bisa dimengerti dengan alasan bahwa

          peternakan membutuhkan lahan yang luas dan jauh dari

          pemukiman. Sedangkan data primer menunjukkan 73 responden

          merupakan penjual dan sisanya adalah rumah potong. Secara rinci

          jumlah responden yang dikelompokkan menurut jenis usaha

          disajikan dalam tabel 6.1 :
42




                           Tabel 6.1
    Karakteristik Responden Menurut Jenis Usaha
               Jenis Usaha                  Jumlah
       Peternakan                                    0
       Rumah Potong                                 27
       Penjual                                      73
       Total                                       100
      Sumber Data : Data Hasil survei, 2007

b. Umur

   Data primer yang diperoleh dari pengusaha ayam potong di Kota

   Jakarta Selatan menunjukkan bahwa pengusaha ayam potong di

   Kota Jakarta Selatan paling banyak berusia antara 39 sampai umur

   45 tahun yaitu sebesar 37% dan rata-rata pengusaha ayam potong

   berumur 39,69 tahun. Umur terendah 19 tahun sedangkan umur

   tertinggi 61 tahun. Secara rinci jumlah responden yang

   dikelompokkan menurut umur disajikan dalam tabel 6.2 :

                          Tabel 6.2
       Karakteristik Responden Menurut Umur
          Umur          Jumlah responden          Persentase
     18 - 24                                 3           3%
     25 - 31                                16          16%
     32 - 38                                22          22%
     39 - 45                                37          37%
     46 - 52                                16          16%
     53 - 59                                 4           4%
     60 - 66                                 2           2%
                                            100        100%
    Sumber Data : Data Hasil survei, 2007

c. Tingkat Pendidikan

   Menurut data primer yang diperoleh dari para dari pengusaha ayam

   potong di Kota Jakarta Selatan, para pengusaha ayam potong paling
43




        banyak berpendidikan tamatan SLTP yaitu sebesar 36% dari jumlah

        responden, dan sebagian kecil tamatan perguruan tinggi yaitu

        sebesar 7 pengusaha atau sebesar 7% dari jumlah sample pengusaha

        ayam potong. Secara rinci jumlah responden menurut tingkat

        pendidikan ditunjukkan pada tabel 6.3 sebagai berikut :

                                 Tabel 6.3
    Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
        Pendidikan terakhir             Jumlah responden   Persentase
Sekolah dasar                                  29            29%
Sekolah Menengah Pertama                       36             36%
Sekolah Menengah Atas                          28             28%
Sarjana                                        7              7%
            Total                             100            100%
Sumber Data : Data Hasil survei, 2007

   d. Lama Usaha

        Menurut data primer yang diperoleh dari para pengusaha ayam

        potong di Kota Jakarta Selatan, lama usaha dari para pengusaha

        ayam potong paling banyak antara 2 - 5 tahun yaitu sebesar 27

        pengusaha atau 27% dari total responden, paling sedikit antara 26-

        29 tahun yaitu ada 3 pengusaha atau sebesar 3% , dengan rata-rata

        lama usaha adalah 11,34 tahun. Secara rinci lama usaha dalam

        menjalankan usaha ayam potong ditunjukkan pada tabel 6.4.

        sebagai berikut :
44




                         Tabel 6.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha
 Lama Berusaha (tahun)        Jumlah responden    Persentase
 2–5                                         27         27%
 6–9                                         15         14%
 10 – 13                                     22         22%
 14 – 17                                     17         17%
 18 – 21                                     12         12%
 22 – 25                                      4          4%
 26 – 29                                      3          4%
 Total                                      100        100%
Sumber Data : Data Hasil survei, 2007

e. Jumlah Pekerja

   Menurut data primer yang diperoleh dari para pengusaha ayam

   potong di Kota Jakarta Selatan, 85 pengusaha ayam potong

   mempekerjakan         0 – 5 karyawan, dengan rata-rata jumlah

   karyawan adalah 3 orang. Secara rinci karakteristik pengusaha

   ayam berdasarkan jumlah karyawan dalam menjalankan usaha

   ayam potong ditunjukkan pada tabel 6.5. sebagai berikut :

                         Tabel 6.5
Karakteristik Sample Berdasarkan Jumlah Karyawan
   Jumlah Karyawan         Jumlah responden   Persentase
   0 - 4                             85          85%
   5 - 9                             11          11%
   10 - 14                           2            2%
   15 - 19                           2            2%
   Total                            100         100%
  Sumber Data : Data Hasil survei, 2007

f. Prospek Usaha

   Kebanyakan pengusaha ayam potong mengeluhkan tentang

   lambatnya penanganan kasus flu burung sehingga banyak dari

   mereka merasa pendapatannya merosot dengan tajam. Flu burung

   dianggap telah mengurangi stok ayam sehat dan menurunnya minat
45




           masyarakat untuk mengkonsumsi. Hal tersebut diperparah dengan

           tingginya harga ayam potong pada saat masyarakat banyak yang

           takut mengkonsumsi ayam potong akibat flu burung, sehingga para

           pengusaha sulit menentukan harga jual.

           Namun ada juga yang merasa bahwa usaha ayam potong ini masih

           menguntungkan karena mereka merasa kasus flu burung tidak

           mempengaruhi pendapatan mereka.

6.2 Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis

   6.2.1. Pemilihan Model Regresi

           Spesifikasi model untuk menentukan bentuk suatu fungsi suatu

   model empirik dinyatakan dalam bentuk linier ataukah nonlinier dalam

   suatu penelitian, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji

   tersebut. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan uji

   MacKinnon, White, Davidson (MWD test). Hasil estimasi dari uji MWD

   dapat dilihat di bawah ini:

                               Tabel 6.6
                             Hasil Uji MWD

                                     Nilai Tabel t α
   Variabel      Nilai Statistik t        (=5%)        Probabilitas
     Z1             13,46416               1,658         0,0000
      Z2            -1,359798             1,658          0,1771
   Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)


           Berdasarkan dari hasil regresi di atas, maka dapat disimpulkan

   bahwa dengan menggunakan uji MWD ditemukan adanya perbedaan

   antara kedua bentuk fungsi model empiris (linier dengan log - linier).
46




           Dengan derajat kepercayaan 95% ( α = 5%) bentuk fungsi model empiris

           linier tidak bisa digunakan untuk analisis karena Z1 signifikan sedangkan

           untuk log linear bisa digunakan untuk analisis karena Z2 tidak signifikan

           secara statistik.

           6.2.2. Hasil Regresi

                                         Tabel 6.7
                                  Hasil Regresi LogLinear

           Dependent Variable: LOG(Y)
           Method: Least Squares
           Date: 09/26/07 Time: 14:07
           Sample: 1 100
           Included observations: 100
                    Variable         Coefficient     Std. Error       t-Statistic      Prob.
                   LOG(X1)            -0.033245      0.014276        -2.328768        0.0220
                   LOG(X2)            -0.001583      0.015466        -0.102368        0.9187
                   LOG(X3)             0.956544      0.018464         51.80643        0.0000
                      DM              -0.051521      0.019951        -2.582334        0.0113
                       C               3.308057      0.200084         16.53334        0.0000
           R-squared                   0.990817    Mean dependent var              10.56886
           Adjusted R-squared          0.990430    S.D. dependent var              0.593124
           S.E. of regression          0.058022    Akaike info criterion          -2.807267
           Sum squared resid           0.319827    Schwarz criterion              -2.677009
           Log likelihood              145.3634    F-statistic                     2562.521
           Durbin-Watson stat          1.902686    Prob(F-statistic)               0.000000
         Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)
   Dari hasil regresi tersebut di atas dapat dihasilkan persamaan regresi sebagai

   berikut :

LogY = 3,308057 − 0,033245 LogX 1 − 0,001583LogX 2 + 0,956544 LogX 3 − 0,051521Dm + E
   (16,53334 )   (−2,328768 )        (-0.102368 )     ( 51.80643)    (-2.582334 )

           R-squared                = 0,990817
           Adjusted R-squared = 0,990430
           F-statistic              = 2562,521
       Di mana :

       Y       adalah rata – rata pendapatan kotor pengusaha ayam potong (Rupish/bulan)

       X1 adalah jumlah pesaing usaha menurut persepsi sampel (Unit usaha)
47




X2 adalah biaya transportasi perbulan (Rupiah/bulan)

X3 adalah jumlah ayam terjual (Kilogram/bulan)

Dm adalah dummy variabel pengaruh flu burung terhadap usaha menurut persepsi

sample

   6.2.3 Analisisi Statistik

   Untuk menentukan parameter dalam model, metode yang digunakan

   adalah Ordinary Least Square (OLS). Dengan metode ini diharapkan

   dapat diperoleh penaksiran tidak bias linier terbaik (Best Linear Unbiased

   Estimator / BLUE), pada dasarnya isi dari metode tersebut adalah

   penentuan normal melalui peminimuman jumlah error kuadrat.

   1. Uji Tanda

         Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan

         bahwa variabel independen yaitu jumlah pesaing, biaya transport dan

         dummy variabel flu burung mempunyai koefisien regresi negatif. Hal

         ini menunjukkan suatu hubungan negatif antara variabel independen

         dan variabel dependen (pendapatan pengusaha ayam potong) artinya

         jika terjadi peningkatan dalam jumlah pesaing, biaya transport dan

         pengaruh flu burung maka pendapatan pengusaha ayam potong akan

         menurun.

         Sedangkan variabel independen jumlah ayam terjual memiliki

         koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan suatu hubungan positif

         antara variabel independen dan variabel dependen (pendapatan

         pengusaha ayam potong) yang berarti jika terjadi peningkatan dalam
48




   jumlah ayam yang terjual maka pendapatan pengusaha ayam potong

   juga akan meningkat.

2. Pengujian Hipotesisi Secara Parsial

   Pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji t statistik

   satu sisi terhadap masing-masing variabel independen, dari hasil

   pengujuan regresi didapat nilai t hitung dari masing-masing variabel

   independen untuk selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel. Cara

   yang dilakukan untuk menentukan t tabel adalah :

   T tabel = α df (n-k)

   Di mana :

   α adalah tingkat signifikansi

   df adalah derajat bebas

   n adalah jumlah data

   k adalah jumlah variabel independen yang digunakan termasuk

   konstanta kemudian dicari pada tabel t

   Dengan demikian dapat ditentukan nilai t tabel yang dipakai dalam

   penelitian ini, dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05

   dan derajat bebas (100-5) sebesar 95 maka nilai t tabel didapat 1,658.

   Apabila nilai t hitung > t tabel; maka variabel independen berpengaruh

   secara signifikan terhadap variabel dependen, dan sebaliknya jika t

   hitung < t tabel; berarti variabel independen tidak signifikan

   mempengaruhi variabel dependen.
49




 Dari hasil pengujian regresi didapat t hitung seperti tercantum dalam

 tabel berikut:

                           Tabel 6.8
              Nilai t Hitung Tiap Variabel Bebas
      Variabel       t-hitung      t-tabel    Keterangan
        X1         |-2,328768|    |-1,658|     Signifikan

         X2        |-0,102368|    |-1,658|   Tidak signifikan

         X3         51,806434      1,658       Signifikan

         Dm        |-2,582334|    |-1,658|     Signifikan

    Sumber : Data priner diolah

2.1 Uji t-Statistik terhadap variabel jumlah pesaing (β1)

    Hipotesanya

    Bila Ho : β1 ≤ 0 Variabel jumlah pesaing tidak berpengaruh secara

                  signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha

                  ayam potong.

    Bila Ha : β1 > 0 Variabel jumlah pesaing berpengaruh secara negatif

                  dan signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha

                  ayam potong.

    Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti variabel

    independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap

    variabel dependen.

    Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, berarti variabel independen

    secara individual berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

    variabel dependen.
50




      Derajat kebebasan α = 0,05 dan df = 95 (100 - 5)

      Nilai t tabel = 1,658 ; t hitung = -2,328768

      Karena nilai t hitung > t tabel atau │-2,328768 │> │-1,658│ maka

      Ho ditolak, sehingga jumlah pesaing berpengaruh negatif dan

      signifikan terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.

                              Gambar 6.1
             Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Pesaing




 Daerah
Ho ditolak               Daerah
                        Ho diterima


│-2,328768│      │-1,658│



  2.2 Uji t-Statistik terhadap variabel biaya transportasi (β2)

      Hipotesanya

      Bila Ho : β2 ≤ 0 Variabel biaya transportasi tidak berpengaruh secara

                     signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha

                     ayam potong.

      Bila Ha    :    β2 > 0 Variabel biaya transportasi berpengaruh secara

                     negatif dan signifikan terhadap variabel pendapatan

                     pengusaha ayam potong.

      Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti variabel

      independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap

      variabel dependen.
51




      Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, berarti variabel independen

      secara individual berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

      variabel dependen.

      Derajat kebebasan α = 0,05 dan df = 95 (100-5)

      Nilai t tabel = 1,658 ; t hitung = -0,102368

      Karena nilai t hitung < t tabel atau │-0,102368│ < │ -1,658 │ maka

      Ho ditolak, sehingga biaya transportasi berpengaruh secara negatif

      namun tidak signifikan terhadap pendapatan pengusaha ayam

      potong.

                                Gambar 6.2
             Kurva Uji t-Statistik Variabel biaya transportasi




 Daerah
Ho ditolak              Daerah
                       Ho diterima


             │- 1,658│ │-0,102368│


  2.3 Uji t-Statistik terhadap variabel jumlah ayam terjual (β3)

      Hipotesanya

      Bila Ho : β3 ≤ 0 Variabel jumlah ayam terjual tidak berpengaruh

                  secara signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha

                  ayam potong.
52




Bila Ha : β3 > 0 Variabel jumlah ayam terjual berpengaruh secara

          positif dan signifikan     terhadap variabel pendapatan

          pengusaha ayam potong.

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti variabel

independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, berarti variabel independen

secara individual berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

variabel dependen.

Derajat kebebasan α = 0,05 dan df = 95 (100-5)

Nilai t tabel = 1,658 ; t hitung = 51,80643

Karena nilai t hitung > t tabel atau 51,80643 > 1,658 maka Ho

ditolak, sehingga jumlah ayam terjual berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.

                       Gambar 6.3
  Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Ayam Terjual




                 Daerah                    Daerah
                Ho diterima               Ho ditolak


                                 1,658           51,8064
53




2.4 Uji t-Statistik terhadap variabel dummy variabel pengaruh flu burung

   (β4)

    Hipotesanya

    Bila Ho   : β4 ≤ 0 Variabel pengaruh flu burung tidak berpengaruh

              terhadap variabel pendapatan pengusaha ayam potong.

    Bila Ha   : β4 > 0 Variabel pengaruh flu burung berpengaruh secara

              negatif dan signifikan terhadap variabel pendapatan

              pengusaha ayam potong.

    Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti variabel

    independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap

    variabel dependen.

    Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, berarti variabel independen

    secara individual berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

    variabel dependen.

    Derajat kebebasan α = 0,05 dan df = 95 (100-5)

    Nilai t tabel = 1,658 ; t hitung = -2,582334

    Karena nilai t hitung > t tabel atau │-2,582334│ >│-1,658│ maka

    Ho ditolak, sehingga jumlah pesaing berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
54




                          Gambar 6.4
             Kurva Uji t-Statistik Variabel Dummy




 Daerah
Ho ditolak                Daerah
                         Ho diterima


│-2,582334│     │-1,658│



6.2.4. Uji F-Statistik

              Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan antara

      variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel

      dependen. Pengujian F-statistik ini dilakukan dengan cara

      membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel. (Gujarati, 2003)

                      R 2 /(k − I )
      F-hitung =
                   (1 − R 2 ) /(n − k )

      F-tabel = ( α : k-1, n-k ) α = 5 %, ( 5 - 1= 4 ; 100 - 5 = 95 )

              Jika F-tabel < F-hitung berarti Ho ditolak atau variabel

      independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

      variabel independen, tetapi jika F-tabel ≥ F-hitung berarti Ho

      diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak

      berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
55




     Hipotesis yang digunakan adalah :

     Ho : β1 = β2 = β3 = 0, berarti variabel independen secara

     keseluruhan tidak berpengaruh terhadap variabel independen.

     Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, berarti variabel independen secara

     keseluruhan berpengaruh terhadap variabel independen.

            Hasil perhitungan yang didapat adalah F-hitung = 2562,521

    sedangkan F-tabel = 2,53 ( α = 0,05 ; 4, 95),sehingga F-hitung > F-

    tabel (2562,521 > 2,53 ).

            Perbandingan    antara     F-hitung   dengan   F-tabel   yang

     menunjukkan bahwa F-hitung > F-tabel, menandakan bahwa

     variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan

     terhadap variabel dependen, sehingga bahwa variabel jumlah

     pesaing (X1), biaya transportasi (X2) dan jumlah ayam terjual (X3)

     serta dummy variabel flu burung secara bersama-sama berpengaruh

     signifikan terhadap pendpatan pengusaha ayam potong.

6.2.5. Penaksiran Koefisien Determinasi (R²)

           Untuk mengukur koefisien garis regresi dengan sebaran

    data/dengan    kata    lain   R²     digunakan    untuk    mengukur

    proporsi/prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu

    dijelaskan oleh model regresi yang diperoleh. Dari hasil R² 0,990817

    artinya variabel independen (jumlah pesaing, biaya transportasi dan

    jumlah ayam terjual serta dummy ) variabel adanya flu burung

    mampu menjelaskan variasi total variabel dependen (pendapatan
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSujatmiko Wibowo
 
Persiapan pemeriksaan pajak
Persiapan pemeriksaan pajakPersiapan pemeriksaan pajak
Persiapan pemeriksaan pajakAde Septian
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakkaromah95
 
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...Harisno Al-anshori
 
Aspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikanAspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikanjamuddin
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjonoxyrces
 
Tata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
Tata Cara Pemungutan dan Tarif PajakTata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
Tata Cara Pemungutan dan Tarif Pajakgadis sriyamti
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlabarusdiman1
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAMahyuni Bjm
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPTTinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPTPutri Yulia R
 
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerahKonsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerahShi Chin
 
Tugas 3 metode harga perolehan
Tugas 3 metode harga perolehanTugas 3 metode harga perolehan
Tugas 3 metode harga perolehanfadhly arsani
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahReza Yudhalaksana
 
PSAK No 1 - Penyajian Laporan Keuangan
PSAK No 1 - Penyajian Laporan KeuanganPSAK No 1 - Penyajian Laporan Keuangan
PSAK No 1 - Penyajian Laporan Keuanganluthfi nk
 

Mais procurados (20)

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Persiapan pemeriksaan pajak
Persiapan pemeriksaan pajakPersiapan pemeriksaan pajak
Persiapan pemeriksaan pajak
 
sistem penerimaan kas
sistem penerimaan kassistem penerimaan kas
sistem penerimaan kas
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajak
 
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
 
Aspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikanAspek perpajakan yayasan pendidikan
Aspek perpajakan yayasan pendidikan
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
Tata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
Tata Cara Pemungutan dan Tarif PajakTata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
Tata Cara Pemungutan dan Tarif Pajak
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPTTinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi PPT
 
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerahKonsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
Tugas 3 metode harga perolehan
Tugas 3 metode harga perolehanTugas 3 metode harga perolehan
Tugas 3 metode harga perolehan
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
Ak komparatif eropa
Ak komparatif eropaAk komparatif eropa
Ak komparatif eropa
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
 
PSAK No 1 - Penyajian Laporan Keuangan
PSAK No 1 - Penyajian Laporan KeuanganPSAK No 1 - Penyajian Laporan Keuangan
PSAK No 1 - Penyajian Laporan Keuangan
 

Semelhante a Analisis pendapatan industri ayam potong

Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiyogieardhensa
 
Skripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudusSkripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudusDeny Sulistio
 
PTK BV Servis Bawah.docx
PTK BV Servis Bawah.docxPTK BV Servis Bawah.docx
PTK BV Servis Bawah.docxsarwani sarwani
 
1 Cover dll.pdf
1 Cover dll.pdf1 Cover dll.pdf
1 Cover dll.pdfMayangAM1
 
Analisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkaAnalisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkayogieardhensa
 
Laporan observasi lapangan kepatuhan penggunaan apd terhadap penyebaran penya...
Laporan observasi lapangan kepatuhan penggunaan apd terhadap penyebaran penya...Laporan observasi lapangan kepatuhan penggunaan apd terhadap penyebaran penya...
Laporan observasi lapangan kepatuhan penggunaan apd terhadap penyebaran penya...rina0107
 
Tesis ajuan
Tesis ajuanTesis ajuan
Tesis ajuansukmaidi
 
Yustinus krisna kusnendar lk
Yustinus krisna kusnendar lkYustinus krisna kusnendar lk
Yustinus krisna kusnendar lkrundee87
 
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedungSimulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedungOhen Razak
 
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps08552723782
 
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-gururikosmith
 

Semelhante a Analisis pendapatan industri ayam potong (20)

Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesia
 
Sk 206112106
Sk 206112106Sk 206112106
Sk 206112106
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasi
 
Pretermik Restrik
Pretermik RestrikPretermik Restrik
Pretermik Restrik
 
Skripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudusSkripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudus
 
Eko sri darminto
Eko sri darmintoEko sri darminto
Eko sri darminto
 
1947 h-2011
1947 h-20111947 h-2011
1947 h-2011
 
PTK BV Servis Bawah.docx
PTK BV Servis Bawah.docxPTK BV Servis Bawah.docx
PTK BV Servis Bawah.docx
 
1 Cover dll.pdf
1 Cover dll.pdf1 Cover dll.pdf
1 Cover dll.pdf
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Analisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkaAnalisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangka
 
59491206200907011
5949120620090701159491206200907011
59491206200907011
 
Laporan observasi lapangan kepatuhan penggunaan apd terhadap penyebaran penya...
Laporan observasi lapangan kepatuhan penggunaan apd terhadap penyebaran penya...Laporan observasi lapangan kepatuhan penggunaan apd terhadap penyebaran penya...
Laporan observasi lapangan kepatuhan penggunaan apd terhadap penyebaran penya...
 
Tesis ajuan
Tesis ajuanTesis ajuan
Tesis ajuan
 
Yustinus krisna kusnendar lk
Yustinus krisna kusnendar lkYustinus krisna kusnendar lk
Yustinus krisna kusnendar lk
 
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedungSimulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
Simulator penghitung jumlah orang pada pintu masuk dan keluar gedung
 
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
04520016 dwi-kameluh-agustina.ps
 
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
 

Mais de yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanyogieardhensa
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiyogieardhensa
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuyogieardhensa
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamyogieardhensa
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopyogieardhensa
 

Mais de yogieardhensa (20)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaan
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio saham
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shop
 

Analisis pendapatan industri ayam potong

  • 1. ANALISIS PENDAPATAN PENGUSAHA AYAM POTONG (Studi Kasus Kota Jakarta Selatan) SKRIPSI Oleh : Nama : Dedy Suprihatin Nomor Mahasiswa : 00313053 Program Studi : Ilmu Ekonomi UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2008
  • 2. Analisis Pendapatan Pengusaha Ayam Potong (Studi Kasus Kota Jakarta Selatan) SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1 Program Studi Ilmu Ekonomi, pada Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Oleh : Nama : Dedy Suprihatin Nomor Mahasiswa : 00313053 Program Studi : Ilmu Ekonomi UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2008
  • 3. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME “Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan penjiplakan karya orang lain seperti dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi Program Studi Ilmu Ekonomi FE UII. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka Saya sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.“ Yogyakarta, 28 Februari 2008 Penulis, Dedy Suprihatin
  • 4. HALAMAN PENGESAHAN ANALISIS PENDAPATAN PENGUSAHA AYAM POTONG (Studi Kasus Kota Jakarta Selatan) Nama : Dedy Suprihatin Nomor Mahasiswa : 00313053 Program Studi : Ilmu Ekonomi Yogyakarta, 28 Januari 2008 Telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pembimbing (Drs. Nur Feriyanto, M.Si)
  • 5. BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI BERJUDUL ANALISIS PENDAPATAN PENGUSAHA AYAM POTONG (Studi Kasus di Kota Jakarta Selatan) Disusun Oleh : DEDY SUPRIHATIN Nomor Mahasiswa : 00313053 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS Pada tanggal : 17 Maret 2008 Penguji/Pembimbing Skripsi : Drs. Nur Feriyanto M.Si ……… Penguji I : Drs. Priyonggo Suseno, M.Sc ……... Penguji II : Dra. Indah Susantun, M.Si ……... Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Drs. Asmai Ishak, M. Bus, Ph. D
  • 6. HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku yang tak pernah berhenti menyayangiku, saudara-saudaraku tercinta dan keluarga besar tersayang
  • 7. Motto Pada hari itu bergembiralah orang-orang beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang (sebagai) janji yang sebenar- benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS ar-Ruum [30]: 4-6). Dia (Allah) telah menamai kalian (sebagai) orang-orang Muslim dari dulu, dan (begitu pula) dalam (al-Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kalian sekalian menjadi saksi atas segenap manusia. Oleh karena itu, dirikanlah oleh kalian shalat, tunaikanlah zakat, dan berpeganglah kalian pada tali Allah. Dia adalah Pelindung kalian. Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong. (TQS. al-Hajj [20]: 78). Siapa saja yang mati sementara di pundaknya tidak ada baiat (kepada khalifah), matinya adalah mati jahiliah. (HR Muslim).
  • 8. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbil’alamin dan kepada-Nya kami memohon bantuan atas segala urusan duniawi dan agama, sholawat dan salam penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W, serta seluruh keluarga dan sahabatnya. Skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Pengusaha Ayam Potong “ ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S-1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas, Islam Indonesia. Pada kesempatan ini, kendati belum setimpal penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Drs. Nur Feriyanto M. Si, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dan meluangkan begitu banyak waktu, arahan serta bimbingannya. Bapak – Ibu atas segalanya yang telah diberikan, cintanya, kasihnya, kesabarannya, tak bisa ku sebutkan satu persatu dan tak akan pernah bisa ku menggantinya dengan apapun dalam seluruh hidupku. Saudaraku tercinta Mbak Nti, Budi dan si kecil Irul yang tiada pernah bosan memberikanku semangat, ejekan, motivasi, dan kasih, aku tahu kalian sangat menyayangi aku. Teman – teman seperjuangan di basecamp EP 2000 ( Eko, Oki Kancil, Oki Jeruk, Dod y Jemblung and Pandu ) friends for ever!!, my team “||Brigade||”
  • 9. ii dalam permainan Counter Strike (Deny, Topan, Aji, Endra) jangan berhenti berlatih siapa tau suatu saat kita bisa menjuarai World Cyber Game. Untuk temen-temen EP ; Bondan, Dandi, Big, Rano, Kincex, Pras, Itong, Bagus, Lia, Melani, Savitri dan semua teman-teman yang mustahil disebutkan satu persatu. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pengusaha ayam potong Kota Jakarta, pegawai Badan Pusat Statistik Pusat DKI Jakarta dan semua pihak yang telah meluangkan waktunya dalam membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan permohonan maaf apabila di dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Mengingat skripsi ini adalah tulisan pertama dan keterbatasan penulis dalam pikiran dan waktu. Dan pada akhirnya mudah – mudahan skripsi ini akan memberikan manfaat bagi pembacanya. Amiiin Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yogyakarta, 28 Januari 2008 Dedy Suprihatin
  • 10. iii DAFTAR ISI Halaman Judul Pernyataan Bebas Plagiarisme Lembar Pengesahan Lembar Berita Acara Halaman Persembahan Halaman Motto KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 4 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 5 1.3.1 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5 1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................... 6 1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................... 6 BAB II TINJAUAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ................................... 8 1.1 Geografis ......................................................................................... 8 2.2 Keadaan Alam ................................................................................. 8 2.3 Keadaan Penduduk .......................................................................... 9
  • 11. iv 2.4 Kesehatan dan Keluarga Berencana ................................................ 11 2.5 Pertanian .......................................................................................... 12 2.6 Keadaan Ekonomi ........................................................................... 12 BAB III KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 15 BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ......................................... 18 A. Landasan Teori....................................................................................... 18 4.1 Teori Produksi ................................................................................. 18 4.2 Hukum Penambahan Hasil yang Semakin Berkurang .................... 20 4.3 Pendapatan ...................................................................................... 23 4.4 Penjualan ......................................................................................... 25 4.5 Persaingan Pasar............................................................................... 26 B. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 27 BAB V METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 28 5.1 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 28 5.2. Metode Dasar ........................................................................................... 28 5.2.1. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 29 5.2.2 Populasi dan Sampling ...................................................................... 30 5.2.3 Definisi Variabel ............................................................................... 31 5.3. Metode Analisis Data .............................................................................. 31 5.3.1 Metode Regresi Kuadrat Terkecil ...................................................... 32 5.3.2 Pemilihan Model Regresi................................................................... 33 5.3.3 Uji Statistik ....................................................................................... 34 5.3. Pengujian Asumsi Klasik ......................................................................... 37
  • 12. v a. Multikolinieritas..................................................................................... 37 b. Heteroskedastisitas................................................................................. 38 c. Autokorelasi ........................................................................................... 39 BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................ 41 6.1. Diskripsi Data ........................................................................................... 41 a. Jenis Usaha .................................................................................... 41 b. Umur ............................................................................................. 42 c. Tingkat Pendidikan ....................................................................... 42 d. Lama Berusaha.............................................................................. 43 e. Jumlah Pekerja .............................................................................. 43 f. Prospek Usaha ............................................................................... 44 6.2. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis ....................................... 45 6.2.1 Pemilihan Model Regresi .................................................................. 45 6.2.2. Hasil Regresi .................................................................................... 46 6.2.3 Analisis Statistik ............................................................................... 47 1. Uji Tanda ........................................................................................ 47 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial ................................................ 48 6.2.4 Uji F-Statistik .................................................................................... 54 6.2.5 Penaksiran Koefisien Determinasi (R²) ............................................. 55 6.3 Pengujian Asumsi Klasik ........................................................................... 56 6.3.1 Uji Heteroskedastisitas....................................................................... 56 6.3.2 Uji Autokorelasi ................................................................................. 58 6.3.3 Uji Multikolinieritas........................................................................... 59
  • 13. vi 6.4 Pembahasan Hasil Analisis ........................................................................ 60 6.4.1 Jumlah Pesaing (X 1 ) .......................................................................... 60 6.4.2 Biaya Transportasi (X 2 ) .................................................................... 61 6.4.3 Jumlah Ayam Terjual (X 3 ) ................................................................ 62 6.4.4 Variabel Dummy Flu Burung (dm).................................................... 62 BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................ 64 7.1. Kesimpulan .............................................................................................. 64 7.2. Implikasi ................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 14. vii DAFTAR TABEL Tabel 1 :Data Kasus Flu Burung pada Manusia di Indonesia Sampai Dengan 28 Januari 2008 3 Tabel 2.1 :Persentase Luas Tanah menurut Penggunaannya menurut Kecamatan 2005 9 Tabel 2.2 :Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Sex Ratio menurut Kecamatan 2004 10 Tabel 2.3 :Jumlah kelahiran bayi, Kematian Bayi dan Kematian Anak Balita Menurut Kecamatan, 2005 11 Tabel 2.4 :Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 14 Tabel 6.1 : Karakteristik Responden Menurut Jenis Usaha 42 Tabel 6.2 : Karakteristik Responden Menurut Umur 42 Tabel 6.3 : Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan 43 Tabel 6.4 : Karakteristik Responden Menurut Lama Berusaha 44 Tabel 6.5 :Karakteristik Responden Menurut Jumlah Pekerja 44 Tabel 6.6 :Uji Statistik Durbin-Watson 45 Tabel 6.7 :Hasil Regresi LogLinear 46 Tabel 6.8 :Nilai t Hitung Tiap Variabel Bebas 49 Tabel 6.9 :Hasil Uji White Test 57 Tabel 6.10 :Hasil Uji LM Test 59
  • 15. viii Tabel 6.11 :Hasil Pengujian Multikolinearitas 60 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 : Kurva Hukum Pertambahan yang Semakin Berkurang ............... 21 Gambar 5.1 : Statistik Durbin-Watson ............................................................... 43 Gambar 6.1 : Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Pesaing ............................ 50 Gambar 6.2 : Kurva Uji t-Statistik Variabel biaya transportasi ......................... 51 Gambar 6.3 : Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Ayam Terjual .................. 52 Gambar 6.4 : Kurva Uji t-Statistik Variabel Dummy ........................................ 54
  • 16. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pendapatan penduduk Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal dari hewan terutama daging. Salah satu jenis ternak yang yang menjadi sumber utama penghasil daging adalah ayam di mana pemeliharaan dan konsumsi sudah menyebar di seluruh Indonesia, di samping itu, beberapa kelebihan yang dimiliki ayam sebagai bahan konsumsi telah menyebabkan terdapatnya preferensi yang tinggi dari masyarakat terhadap daging ayam potong. Di DKI Jakarta saja, kebutuhan ayam potong mencapai 1,5 juta ekor per hari. Sementara di Tanah Air kebutuhan ayam potong diperkirakan mencapai tiga juta sampai lima juta ekor per hari.(Tim Liputan 6 SCTV, Dusta Pedagang Atam Potong, Diambil 2 Mei 2007, dari http://www.Liputan6.com). Komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, harga yang relatif murah dengan akses yang mudah karena sudah merupakan barang publik dan merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional. Namun dewasa ini terdapat beberapa permasalahan yang menghambat usaha daging ayam potong di Indonesia. Beberapa masalah tersebut adalah merebaknya kasus flu burung pada pertengahan 1997 dan kenaikan BBM yang mencapai 100% pada akhir 2005.
  • 17. 2 Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat dengan kematian 1.541.427 ekor. Flu burung pada mulanya hanya menyerang burung sampai pada tahun 1997 di Hongkong, 18 orang tertular dan 6 di antaranya meninggal dunia. Pada Januari 2004 virus ini telah menyebar hampir ke seluruh kawasan Asia dan ditemukan di Indonesia pada Februari 2004. Hingga 28 Januari 2008 Departemen Kesehatan RI telah mencatat 124 kasus dengan 100 kematian pada manusia yang disebabkan virus flu burung dengan rincian sebagai berikut :
  • 18. 3 Tabel 1 Data Kasus Flu Burung pada Manusia di Indonesia Sampai Dengan, 28 Januari 2008 Positif Flu Burung No Propinsi Jumlah Kasus Meninggal 1 Jawa Barat 31 25 2 DKI Jakarta 29 25 3 Banten 24 20 4 Sumatera Utara 8 7 5 Jawa Timur 7 5 6 Jawa Tengah 9 8 7 Lampung 3 0 8 Sulawesi Selatan 1 1 9 Sumatera Barat 3 1 10 Sumatera Selatan 1 1 11 Riau 6 5 12 Bali 2 2 Jumlah 124 100 Sumber : Depkes RI, 2008 Di Kota Jakarta Selatan, upaya pencegahan dilakukan dengan melarang warga untuk memelihara unggas-unggas tanpa sertifikat. Bagi mereka yang melanggar akan dikenakan sanksi kurungan penjara 3 bulan dan denda maksimal 50 juta rupiah. Beberapa kasus di Kota Jakarta Selatan yang berhubungan dengan flu burung di antaranya adalah pada 16 februari 2006 seorang warga meninggal di Kebayoran Baru yang merupakan korban meninggal ke delapan akibat flu burung di Jakarta Selatan, kemudian hal tersebut ditindak lanjuti dengan merazia rumah-rumah penduduk di Kel.Pondok Pinang oleh para aparat kota dan ditemukan 1500 unggas yang kemudian didepopulasi pada 4 Maret 2008. Kebun Raya Ragunan juga pernah ditutup beberapa hari untuk memeriksa kesehatan hewan terutama unggas.
  • 19. 4 Flu burung telah mengakibatkan banyak pengusaha daging ayam mulai dari peternak sampai penjual gulung tikar karena masyarakat menjadi takut untuk mengkonsumsi daging ayam. Menurut data terdapat lebih dari 600 pangkalan ayam, 1200 rumah potong, dan ribuan pedagang daging ayam yang tersebar di seluruh pasar tradisional di Jakarta terancam gulung tikar karena secara rata – rata, total kebutuhan daging ayam di Jakarta adalah 500 ribu hingga 600 ribu ekor perhari, setelah kasus flu burung mencuat, permintaan itu menurun 60% ( Kompas 28 Juli 2005). Penjualan ayam potong di pasar tradisional Pasar Minggu Jakarta Selatan juga turun 25-50 persen Pada tanggal 1 Oktober 2005 pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Harga bensin jenis premium yang semula Rp 2.400,00 naik menjadi Rp 4.500,00/liter dan solar yang sebelumnya Rp 2.100,00 naik menjadi Rp 4.300,00/liter. Secara langsung kenaikan harga BBM tersebut akan menaikkan beban biaya transportasi hingga 100%. Kenaikan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden No. 55/2005 tentang Kenaikan Harga Jual Eceran BBM Dalam Negeri, tertanggal 30 September 2005. 1.2. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu 1. Apakah jumlah pesaing mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong? 2. Apakah biaya transportasi mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong?
  • 20. 5 3. Apakah banyaknya jumlah ayam terjual mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong? 4. Apakah flu burung dianggap mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong? 5. Apakah secara bersama-sama jumlah pesaing, biaya transportasi dan jumlah ayam terjual serta variabek dummy flu burung mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian : 1. Menganalisis pengaruh jumlah pesaing terhadap pendapatan pengusaha ayam potong. 2. Menganalisis pengaruh biaya transportasi terhadap pendapatan pengusaha ayam potong. 3. Menganalisis pengaruh banyaknya jumlah ayam terjual terhadap pendapatan pengusaha ayam potong. 4. Menganalisis pengaruh Flu burung terhadap pendapatan pengusaha ayam potong. 5. Menganalisis pengaruh secara bersama-sama jumlah pesaing, biaya transportasi dan jumlah ayam terjual serta variabek dummy Flu burung terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
  • 21. 6 1.3.2. Manfaat Penelitian : 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, selain itu penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan. 2. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian yang sejenis. Di samping itu, guna meningkatkan, memperluas dan memantapkan wawasan dan keterampilan yang membentuk mental mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja. 1.4. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan penelitian. BAB II TINJAUAN UMUM SUBYEK PENELITIAN Bab ini menerangkan mengenai diskripsi wilayah penelitian yang menguraikan tentang keadaan wilayah Kotamadya Jakarta Selatan.
  • 22. 7 BAB III KAJIAN PUSTAKA Berisi penelitian sebelumnya yang erat kaitannya dengan penelitian ini. BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Dalam bab ini memuat teori – teori yang relevan yang menjadi acuan dalam penulisan dan hipotesa penelitian. BAB V METODE PENELITIAN Akan dijelaskan tentang metode pengambilan sampel serta definisi operasional penelitian BAB VI ANALISIS DATA Berisi tentang analisis data yang diperoleh dalam penelitian serta pengujian – pengujian terhadap hasil estimasi data yang diperoleh dan pembahasannya. BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Bab ini merupakan bab penutup yang berisi pembahasan, kesimpulan dan saran-saran dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumnya.
  • 23. 8 BAB II TINJAUAN UMUM SUBYEK PENELITIAN 2.1. Geografis Kota Jakarta Selatan merupakan salah satu dari 5 kota yang terdapat di Propinsi DKI Jakarta. Kota ini mempunyai luas daerah seluruhnya 145,73 km 2 (22,41% dari Luas DKI Jakarta) yang berada pada posisi 06 15 40.8 Lintang Selatan dan 106 45 0.00 Bujur barat. Kota Jakarta Selatan terbagi menjadi 10 kecamatan yaitu Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Pesanggrahan, Cilandak, Pasar Minggu, Jagakarsa, Mampang Prapatan, Pancoran, Tebet, dan Setiabudi. Secara administratif batas – batas wilayah dari Kota Jakarta Selartan adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Banjir kanal, Jalan Sudirman, Kecamatan Tanah Abang, Jalan Kebayoran Lama dan Kebon Jeruk (Kota Jakarta Barat) - Sebelah Timur : Kali Ciliwung (Kota Jakarta Timur) - Sebelah Selatan : Kotamadya Depok - Sebelah Barat : Kecamatan Ciputat dan Cileduk, Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat) 2.2. Keadaan Alam Kotamadya Jakarta Selatan terletak pada ketinggian 26,2 m di atas permukaan laut, bercirikan daerah yang beriklim khas tropis dengan tempratur udara sekitar 27,5 o celcius dan kelembaban udara rata-rata 80
  • 24. 9 persen, yang disapu angin dengan kecepatan sekitar 0,2 knot sepanjang tahun. Curah hujan mencapai ketinggian rata-rata 1999,5 mm per-hari yang terjadi selama 210 hari dalam setahun. Penggunaan tanah 71,56% untuk perumahan, 12,26% untuk perkantoran, 1,62% untuk perindustrian, 1,06% untuk taman, 1,04% untuk tempat tidur, 10,48% untuk waserda dan 1,93% untuk lahan pertanian. Tabel 2.1 Persentase Luas Tanah menurut Penggunaannya menurut Kecamatan 2005 Kantor dan Lahan Kecamatan Perumahan Industri Gudang Taman Pertanian Tidur Waserda 1 Jagakarsa 52,76% 1,54% 3,81% 2,48% 19,13% 4,44% 15,84% 2 Pasar Minggu 78,01% 0,43% 6,44% 3,38% 0,06% 0,53% 11,15% 3 Cilandak 77,61% 1,50% 6,65% 0,09% 0,23% - 13,92% 4 Pesanggrahan 80,61% 1,33% 1,22% 0,54% 1,62% 1,62% 13,06% Kebayoran 5 Lama 70,01% 8,00% 18,58% 0,48% - 0,5% 2,43% Kebayoran 6 Baru 68,25% 0,08% 19,97% 2,32% 0,03% 0,2% 9,15% Mampang 7 Prapatan 77,13% 0,01% 3,03% - - - 19,83% 8 Pancoran 77,42% 3,67% 10,71% 1,21% 0,08% 0,83% 6,08% 9 Tebet 73,94% 0,38% 14,57% 0,31% - 0,29% 10,51% 10 Setia Budi 65,42% 0,78% 22,82% 0,97% - 2,17% 7,84% Jumlah 71,56% 1,62% 12,06% 1,31% 1,93% 1,04% 10,48% 2004 71,56% 1,62% 12,06% 1,31% 1,93% 1,04% 10,48% Sumber:Survei Fisik Kecamatan, BPS Jakarta Selatan 2.3. Keadaan Penduduk Pada tahun 2004 jumlah penduduk di Jakarta Selatan 1.707.767 jiwa kemudian pada tahun 2005 naik menjadi 1.745.195 jiwa, dengan kepadatan penduduk mencapai 11.976 per Km 2 . Dari Jumlah tersebut, jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan seperti terlihat pada sex ratio yang lebih besar dari 100 yaitu 110. Penduduk laki- laki berjumlah 914.951 jiwa dan penduduk perempuan 830.244 jiwa.
  • 25. 10 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Sex Ratio menurut Kecamatan 2004 Penduduk Hasil Registrasi Laki- Sex Kecamatan laki Perempuan Jumlah Kepadatan Ratio 1 Jagakarsa 111.781 102.817 214.598 8.580 108,72 2 Ps. Minggu 141.038 111.284 252.322 11.522 126,74 3 Cilandak 76.546 76.821 153.367 8.427 99,64 4 Pesanggrahan 82.099 73.829 155.928 11.576 111,20 5 Keb. Lama 120.850 108.585 229.435 11.876 111,30 6 Keb. Baru 74.837 72.322 147.159 11.399 103,48 7 Mp. Prapatan 54.779 49.235 104.014 13.456 111,26 8 Pancoran 63.886 59.577 123.463 14.474 107,23 9 Tebet 127.310 115.171 242.481 26.793 110,54 10 Setia Budi 61.825 60.603 122.428 12.740 102,00 Jumlah Total 914.951 830.244 1.745.195 11.976 110,20 2004 894.784 812.983 1.707.767 11.719 110,06 2003 892.059 809.317 1.701.376 11.675 110,00 Sumber : Statistik Wilayah DKI Jakarta Status kewarganegaraan di Jakarta Selatan terdiri WNA sebanyak 574 jiwa, sementara warga negara asing yang terbanyak adalah warga Cina. Kegiatan penduduk berusia 10 tahun ke atas dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja; yang masing- masing tercatat 58,39 persen dan 41,61 persen. Dari angkatan kerja tersebut terdapat 49,51 persen penduduk bekerja dan 8,88 persen yang mencari pekerjaan. Pada kelompok bukan angkatan kerja terdapat 17,31 persen yang sekolah 19,89 mengurus rumah tangga dan 4,39 persen lainnya. Dibandingkan tahun 2004, jumlah penduduk yang bekerja naik, jika pada tahun 2004 ada 57,95 persen penduduk bekerja dan 42,60 persen tidak
  • 26. 11 bekerja. Jumlah rumahtangga miskin di Jakarta Selatan ada sebanyak 11.196 rumahtangga. 2.4. Kesehatan dan Keluarga Berencana Fasilitas kesehatan di Jakarta Selatan terdiri dari 66 rumah sakit (3.398 tempat tidur), 130 poliklinik atau balai kesehatan, 78 puskesmas, 19 laboratorium, 283 apotik, 101 toko obat, 1.037 dokter praktek, 750 praktek dokter gigi dan 103 praktek bersama. Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA) masih menunjukkan persentase tertinggi dibandingkan dengan penyakit lain yang berarti pencemaran lingkungan masih tinggi, sedangkan penderita diare mengalami kenaikan pada tahun ini dibandingkan tahun lalu. Peserta KB Aktif perbulan rata-rata 178.688 akseptor, sedangkan peserta KB baru 45.843 akseprot. Tabel 2.3 Jumlah kelahiran bayi, Kematian Bayi dan Kematian Anak Balita Menurut Kecamatan, 2005 Lahir Lahir Jumlah bayi mati Jumlah Bayi Mati Kecamatan Hidup Mati 0-28 Hari 0-<1 Tahun Jagakarsa 0 0 0 0 Pasar Minggu 1.385 55 55 3 Cilandak 2.373 94 72 135 Pesanggrahan 1.200 4 0 0 Keb. Lama 4.579 12 7 1 Keb. Baru 5.777 60 31 0 Mp.Prapatan 0 0 0 0 Pancoran 1.561 14 2 0 Tebet 201 2 0 0 Setiabudi 2.683 15 11 3 Jumlah 19.759 250 178 248 Sumber :Sudin Yankes Kodya Jakarta Selatan
  • 27. 12 2.5. Pertanian 1. Pertanian Produk tanaman jagung tahun 2005 sekitar 167 ton, ubi kayu 414 ton dan kacang tanah 45 ton. Komoditi ekspor tanaman hias jenis anggrek merupakan komoditi unggulan, produksi tanaman anggrek segala jenins mencapai lebih dari 1,6 juta tangka dengan nilai mencapai hampir 5 milyar lebih. 2. Perikanan Produksi ikan darat selama 2005 sebanyak 365.758 kg dengan nilai lebih dari 30 juta rupiah. 3. Peternakan Pada tahun 2005 populasi kambing 2.465 ekor, sapi perah 2.432 ekor, kuda 74 ekor dan kambing 2.465 ekor. Produksi susu sebanyak 4.553.352 liter, telur 217.058 butir dan ayam buras 25.000 ekor. 2.6. Keadaan Ekonomi Perekonomian Jakara selatan tahun 2005 (angka sementara) didominasi oleh empat sektor utama, yaitu sektor keuangan (45,04%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,18%), sektor bangunan (13,46) dan sektor jasa (13,46%). Jumlah pasar wilayah di Jakarta Selatan sebanyak 27 pasar yang menyediakan fasilitas tempat usaha/dagang sebanyak 22.944 tempat usaha dagang atau jualan, yang terdiri dari 9.639 kios, 4.860 kios, 4.860 counter, 2.600 tempat jualan sayur dan buah, 644 tempat jualan daging sapi, 26 tempat jualan daging babi, 375 tempat jual
  • 28. 13 ikan basah, 47 tempat jual ikan hidup, 352 tempat jual ayam potong, 43 tempat jual ayam hidup, 1.118 tenda, 2.020 kaki lima dalam pasar, 1.120 kaki lima di luar pasar. Adapun jenis barang yang diperdagangkan meliputi kebutuhan pokok, mulai dari jasa konsumsi, logam mulia, barang teknik, restoran dan warung, kelontong, tekstil dan jasa produksi. Realisasi penerimaan pajak-pajak sebagian didapat dari denda pajak yang antara lain dari pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, PPABT dan parkir sebesar 168,920 milyar rupiah. Selama lima tahun terakhir sejak tahun 2000 sampai tahun 2005, nilai produk domestik regional bruto (PDRB) Kotamadya Jakarta Selatan setiap tahunnya telah mengalami peningkatan yang cukup berarti. Nilai PDRB pada tahun 2003 atas harga berlaku menurut lapangan usaha adalah sebesar 75.078.360 juta rupiah, naik sekitar 54,87 persen dari tahun sebelumnya. Nilai PDRB tahun 2005 atas harga berlaku menurut lapangan usaha adalah sebesar 97.352.170 juta rupiah. Angka PDRB perkapita secara tidak langsung bisa dijadikan salah satu indikator untuk mengukur kemakmuran suatu wilayah dan keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Pada tahun 2005 PDRB perkapita penduduk Jakarta Selatan atas dasar harga kosdtan 2000 mencapai hampir 60 juta rupiah.
  • 29. 14 Tabel 2.4 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) * ** Lapangan usaha 2003 2004 2005 (1) (5) (6) (7) 1 Pertanian 84.748 90.498 91.934 2 Industri 1.516.588 1.640.447 1.900.262 3 Listrik, gas dan air bersih 302.584 442.934 497.199 4 Bangunan 9.897.863 10.964.039 13.111.757 5 Perdagangan, hotel dan restoran 13.954.404 15.615.757 17.893.349 6 Pengangkutan dan komunikasi 3.960.043 4.950.506 6.097.015 Keuangan, persewaan dan jasa 7 perusahaan 34.998.025 38.862.567 43.848.334 8 Jasa-jasa 10.364.104 11.869.681 13.912.318 Produk Domestik Regional Bruto 75.078.360 84.436.429 97.352.170 Sumber : BPS Kotamadya Jakarta Selatan Keterangan : *) angka perbaikan **) angka sementara
  • 30. 15 BAB III KAJIAN PUSTAKA Laporan penelitian M.Faisal,Drs,MM (2008) yang berjudul "Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Peternak Ayam Pedaging/potong" yang merupakan suatu studi di Desa Blabak, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri Jawa Timur. Perumusan masalah adalah variabel manakah yang signifikan pengaruhnya serta memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan peternak. Alat analisis yang digunakan adalah analisa regresi Linier Berganda, yaitu suatu analisa untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas yang meliputi jumlah ayam (X1), biaya pakan (X2), biaya pemeliharaan (X3), dan upah tenaga kerja (X4) serta variabel terikat (Y), yaitu tingkat pendapatan peternak. Dari hasil analisa ditunjukkan bahwa budidaya ternak ayam potong dipengaruhi oleh jumlah ayam (ekor), biaya pakan (Rp), biaya pemeliharaan (Rp) dan upah tenaga kerja (Rp). Demikian pula pada analisa secara keseluruhan juga menunjukkan bahwa keempat variabel bebas tersebut mempengaruhi tingkat pendapatan peternak sebesar 99,98%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang diluar perhitungan regresi. Kesimpulan yang didapat adalah perlu adanya pengembangan dan peningkatan budidaya ternak ayam potong, selain sebagai penunjang ekspor non migas juga untuk meningkatkan pendapatan peternak dan masyarakat sekitarnya.
  • 31. 16 Ir. Ikrar Moh. Saleh, M.Sc. (2005) dalam penelitiannya “Analisis Efisiensi Finansial Peternakan Ayam Broiler pada Berbagai Slaka Usaha di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa” yang bertujuan untuk megetahui tingkat pendapatan yang diperoleh peternak ayam broiler pada skala usaha yang berbeda, dan mengetahui pada skala usaha berapa yang memberikan efesiensi finansial yang paling tinggi pada peternak ayam broiler. Penelitian ini menggunakan metode stratified purposive random sampling, yaitu mengambil peternak yang menggunakan jenis pakan dan bibit yang sama dari berbagai skala usaha dengan wawancara langsung pada peternak ayam yang berpedoman pada kusioner yang telah dibuat..Sampel penelitian ini sebanyak 50% dari keseluruhan peternak di Kecamatan Palangga yang jumlahnya 62 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan peternak semakin bertambah seiring dengan bertambahnya skala usaha yang dipelihara, dimana pendapatan tertinggi pada skala usaha 2500 yaitu Rp. 8.363.748,- Efesiensi finansial semakin meningkat dengan bertambahnya skala usaha yang dipelihara, dimana pada skala 2500 memperoleh efesiensi finansial tertinggi yaitu 1.37554428. Ibnu Edy Wiyono (2007) dalam Analisis ekonomi mingguan Charoen Pokphand Indonesia yang berjudul “Peluang dan Tantangan Industri Peternakan” mengungkapkan beberapa hal penting yang mampu merangsang pertumbuhan usaha peternakan di Indonesia, yaitu : a. Pertumbuhan pendapatan dan laju urbanisasi berdampak pada meningkatnya asupan protein hewani masyarakat Indonesia, dimana daging dan telur ayam masih menjadi sumber utama protein hewani daging.
  • 32. 17 b. Dengan tingkat pendapatan dan kondisi urbanisasi seperti saat ini, sektor perunggasan Indonesia dimungkinkan untuk dapat meningkatkan konsumsi daging ayam perkapita sebesar 2 kg melalui kampanye sadar gizi. c. Dampak negatif flu burung telah dapat dikelola dengan baik. Meskipun demikian, Industri peternakan masih harus mencari solusi efektif untuk mengurangi tekanan biaya produksi akibat kenaikan harga jagung dan bungkil kacang kedelai.
  • 33. 18 BAB IV LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 4.1. Teori Produksi Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan mengacu pada teori perilaku produsen, khususnya teori produksi. Teori produksi merupakan analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha atau produsen, dalam teknologi tertentu memilih dan mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu, seefisien mungkin ( Ari Sudarman, 1989 : 120 ) Produksi adalah suatu proses pengubahan faktor produksi atau input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah Penentuan kombinasi faktor – faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi sangatlah penting agar proses produksi yang dilaksanakan dapat efisien dan hasil produksi yang didapat menjadi optimal. Input pada suatu proses produksi terdiri dari tanah, tenaga kerja, kapital dan bahan baku, jadi input adalah barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan pada suatu proses produksi sedangkan yang dimaksud dengan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Suatu perekonomian senantiasa menggunakan teknologi yang dimiliki untuk mengkombinasikan berbagai input guna menghasilkan output.
  • 34. 19 4.1.1. Fungsi Produksi Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi dengan hasil produksi. Fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang yang diproduksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut : Q = f (K, L, R, T) Keterangan : Q = output K = kapital / modal L = labour / tenaga kerja R = resuources / sumber daya T = teknologi Dari persamaan tersebut berarti bahwa besar kecilnya tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam dan tingkat produksi yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda – beda tentunya memerlukan faktor produksi yang berbeda pula. Tetapi ada juga bahwa jumlah produksi yang tidak sama akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap tetap, biasanya adalah faktor produksi seperti modal, mesin, peralatannya serta bangunan perusahaan. Sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan adalah
  • 35. 20 tenaga kerja. Berkaitan dengan periode produksi, situasi produksi dimana perusahaan tidak dapat mengubah outputnya disebut jangka waktu yang sangat pendek sedangkan situasi produksi dimana output dapat dirubah namun demikian ada sebagian faktor produksi yang bersifat tetap atau input tetap dan sebagian lagi faktor produksinya dapat dirubah atau input variabel disebut produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang yaitu suatu produksi tidak hanya output dapat berubah tetapi mungkin semua input dapat diubah dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak mengalami perubahan. 4.2. Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang menerangkan arah umum dan tingkat perubahan umum output perusahaan bila salah satu sumber yang digunakan berubah – ubah jumlahnya. Hukum ini menerangkan jika salah satu input ditambah secara terus – menerus maka produksi total akan semakin meningkat sampai pada suatu tingkat tertentu ( titik maksimum ) dan apabila sudah pada tingkat maksimum tersebut faktor produksinya terus ditambah maka produksi total akan semakin menurun.
  • 36. 21 Q Q3 Q2 TP Q1 0 L1 L2 L3 L4 L Q Tahap 1 Tahap II Tahap III AP L 0 L2 L3 MP L L Gambar 4.1 Kurva Hukum Pertambahan yang Semakin Berkurang Keterangan : TP adalah total produksi L adalah tenaga kerja MP L adalah marginal produk tenaga kerja AP L adalah produksi rata-rata tenaga kerja
  • 37. 22 Dimana : ΔTP MPL = ΔL TP APL = L Gambar diatas merupakan cara lain untuk menggambarkan fungsi produksi yang menggunakan kombinasi faktor produksi tidak sebanding, dimana modal dan teknologi dianggap tetap. Sumbu horisontal menunjukkan jumlah input tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah produksi yang dihasilkan. Tahap I menunjukkan penggunaan tenaga kerja yang masih sedikit dan apabila diperbanyak tenaga kerjanya menjadi L 2 maka total produksinya akan meningkat dari Q 1 menjadi Q 2 , produksi rata-rata dan produksi marjinalnya juga turut meningkat. Produsen yang rasional jelas akan memilih menambah jumlah tenaga kerjanya. Pada tahap ini kita juga dapat melihat bahwa laju kenaikan produksi marjinal juga semakin besar sehingga dalam tahap ini dikatakan berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin meningkat. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena adanya spesialisasi faktor produksi tenaga kerja, semakin banyak tenaga kerja yang digunakan semakun memungkinkan produsen melakukan spesialisasi tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Sementara itu produksi rata-rata pada tahap ini terus meningkat hingga mencapai titik puncak pada saat penggunaan tenaga kerja sebanyak L 2 dan pada saat itu kurva MP L berpotongan dengan kurva AP L . Pada kondisi demikian jika tenaga kerja terus ditambah lagi
  • 38. 23 penggunaannya hingga mencapai L 3 atau masuk pada tahap II maka total produksi terus meningkat hingga mencapai Q 3 atau mencapai titik optimum produksi. Pada tahap II tersebut produksi total terus meningkat sedangkan produksi rata-rata mulai menurun dan produksi marjinal bertambah dengan proporsi yang semakin menurun pula hingga pada akhirnya produksi marjinal mencapai titik nol. Hal demikian berlaku hukum penambahan hasil produksi yang semakin berkurang dan jika pada kondisi tersebut penggunaan tenaga kerja masih saja ditambah maka memasuki tahap III, dimana penambahan tenaga kerja akan menyebabkan turunnya total produksi. Jadi penggunaan tenaga kerja sudah terlalu banyak hingga produksi rata-rata menurun dan produksi marjinal menjadi negatif. ( Ida Nuraini, 2001 : 57 ) 4.3. Pendapatan Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain. (Samuelson dan Nordheus, 1995:255). Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. (Samuelson dan Nordhaus, 1995:258)
  • 39. 24 Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan dapat digolongkan menjadi 3 1. Gaji dan upah Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah. 2. Pendapatan dari kekayaan Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk uang atau lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan 3. Pendapatan dari sumber lain Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari pemerintah, asuransi pengangguran, menyewa aset, bunga bank serta sumbangan dalam bentuk lain. Tingkat pendapatan (income level) adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau sumber-sumber pendatapan lain. (Samuelson dan Nordhaus, 1995:250) 4.3.1. Hubungan Pendapatan dengan Produksi Setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian adalah dimiliki oleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji dan upah, tanah memperoleh
  • 40. 25 sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing – masing jenis faktor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing – masing faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut. ( Sadono Sukirno, 1996 : 329) 4.4 . Penjualan Adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual pada umumnya untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan oleh si penjual. Penjualan sangat penting dalam mekanisme pasar karena dapat menciptakan seatu proses pertukaran barang atau jasa antara penjual dan pembeli. Dalam perekonomian kita (perekonomian uang), seseorang yang menjual sesuatu akan mendapatkan imbalan berupa uang. Oleh karena itu, jika seseorang makin pandai untuk menawarkan barang atau jasanya akan semakin cepat pula mencari kesuksesan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga tujuan yang diinginkan akan segera terlaksana. Dalam segala bidang dan tingkatan, taktik penjualan harus digunakan agar pelayanan yang diberikan kepada orang lain dapat memberikan kepuasan. (Basu, 1993:8)
  • 41. 26 4.5 Persaingan Pasar Para pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang memuaskan kebutuhan konsumen yang sama Ada lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang. Lima kekuatan tersebut adalah para pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan pemasok. ( Philip Kotler, 2006:417) Mengindentifikasi pesaing sepertinya merupakan tugas sederhana perusahaan. Akan tetapi perusahaan bahkan lebih mungkin terpukul oleh pesaing yang baru muncul atau teknologi terbaru ketimbang oleh pesaing sekarang. Berfokus pada pada pesaing saat ini dan bukan pada pesaing tersembunyi telah menyebabkan beberapa perusahaan tersingkir. Setelah mengidentifikasi para pesaing utamanya, perusahaan harus mengetahui dengan pasti kekuatan dan kelemahan serta tujuan strategis mereka. Hal yang harus segera dilakukan adalah menentukan strategi, tujuan dan menganalisis kekuatan dan kelemahan. Secara umum setiap perusahaan harus memantau tiga variabel ketika menganalisis para pesaingnya. ( Philip Kotler, 2006:419 ) 1. Pangsa pasar atau sasaran pasar 2. Pangsa ingatan, atau persentase pelanggan yang menyebut nama pesaing dalam menanggapi pertanyaan, “sebutkan perusahaan pertama di Industri ini yang ada dalam pikiran anda.”
  • 42. 27 3. Pangsa hati atau persentase pelanggan yang menyebut nama pesaing dalam menanggapi pertanyaan, “Sebutkan perusahaan yang produknya lebuh anda sukai untuk dibeli.” Setelah perusahaan melakukan analisis nilai pelanggannya, ia dapat memusatkan serangannya pada salah satu kelas pesaing yaitu pesaing kuat versus lemah, pesaing dekat versus jauh dan kelas pesaing yang “baik” versus “buruk”. Untuk bertahan, perusahaan dituntut untuk melakukan tindakan di tiga bidang. Pertama, perusahaan tersebut harus mencari cara untuk memperbesar permintaan pasar keseluruhan, melindungi pangsa pasar dan tetap berusaha meningkatkan pangsa pasarnya lebih jauh walaupun ukuran pasarnya tetap sama. ( Philip Kotler, 2007:417) B. Hipotesis Penelitian Sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian ini disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Pendapatan pengusaha ayam potong dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh jumlah pesaing. 2. Pendapatan pengusaha ayam potong dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh besarnya biaya transport per bulan. 3. Pendapatan pengusaha ayam potong dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh jumlah ayam terjual per bulan. 4. Pendapatan pengusaha ayam potong dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh pengaruh kasus flu burung.
  • 43. 28 BAB V METODOLOGI PENELITIAN 5.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengusaha ayam potong sebagai unit analisisnya. Pengertian pengusaha ayam potong di sini adalah pengusaha ayam potong yang melayani pembelian maupun penjualan ayam potong hidup ataupun mati, termasuk di dalamnya adalah peternak, rumah potong dan penjual. Daerah penelitian yang diambil adalah Kota Jakarta Selatan. 5.2 Metode Dasar Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptis analitis, yaitu suatu prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan pada penemuan fakta-fakta atau keadaan yang sebenarnya (Nawawi dan Martini, 1994). Tujuan digunakannya metode ini adalah untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong. Teknik pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan studi kasus. Studi kasus adalah teknik studi dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Obyek yang diteliti terdiri dari satu unit atau kesatuan unit yang dipandang sebagai suatu kasus (Surakhmad, 1990).
  • 44. 29 5.2.1. Jenis dan Sumber Data a. Data primer Adalah merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner (Umar, 2002). Penelitian ini menggunakan data Croos Section yaitu data yang dikumpulkan dalam kurun waktu tertentu dari sample. Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan september sampai dengan bulan oktober tahun 2007. Cara memperoleh data : - Interview (wawancara) Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden. Wawancara dilakukan kepada pengusaha ayam potong yang terpilih sebagai sampel. - Observasi Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap pola perilaku orang, obyek, atau kejadian-kejadian tanpa bertanya atau berkomunikasi dengan orang, obyek, atau kejadian tersebut. Metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran awal tentang seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
  • 45. 30 - Metode Angket / Kuisioner Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempersiapkan daftar pertanyaan yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti yang kemudian dibagikan kepada responden untuk diisi. b. Data Sekunder Adalah data-data pendukung yang diperoleh dari buku-buku, majalah, dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian atau dengan mengambil dari sumber lain yang diterbitkan oleh lembaga yang dianggap kompeten. 5.2.2. Populasi dan Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha ayam potong yang berdomisili di Kota Jakarta Selatan. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi. Pada penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling menggunakan metode purposive random sampling yaitu teknik cuplikan yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empiris dan lainnya (H.B. Sutopo, 2002 : 185).
  • 46. 31 Selanjutnya dari seluruh populasi pengusaha ayam potong di Kota Jakarta Selatan diambil 100 pengusaha ayam potong yang tersebar di wilayah Kota Jakarta Selatan sebagai sample. 5.2.3. Definisi Variabel Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pendapatan pengusaha ayam potong (Y) adalah pendapatan kotor atau besarnya rata – rata pendapatan yang diterima oleh pengusaha ayam potong sebelum dikurangi dengan total biaya operasional usaha dan dihitung dalam satuan Ribu rupiah. 2. Jumlah pesaing (X1) adalah jumlah pesaing usaha menurut persepsi sampel dan dinyatakan dalam satuan unit. 3. Biaya transportasi (X2) yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarakan untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya dan dinyatakan dalam satuan ribu rupiah. 4. Jumlah ayam yang terjual (X3) yaitu jumlah ayam yang terjual dalam satu bulan dan dinyatakan dalam satuan kilogram. 5. Dummy flu burung (Dm) adalah persepsi responden tentang pengaruh penyakit flu burung terhadap usaha ayam potong. Dinyatakan dengan nilai “1” apabila flu burung dianggap berpengaruh dan diberi nilai “0” apabila flu burung dianggap tidak berpengaruh. 5.3. Metode Analisa Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif.
  • 47. 32 1. Metode kualitatif adalah metode mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian terhadap pendapat dan tanggapan responden, serta teori- teori yang ada dengan masalah penelitian. 2. Metode kuantitatif adalah metode yang disarankan pada dianalisis variabel-variabel yang dapat dinyatakan dengan jelas atau menggunakan rumus yang pasti yaitu: 5.3.1. Metode Regresi Kuadrat Terkecil Analisis data yang dilakukan dengan Metode Regresi Kuadrat Terkecil/OLS (ordinary least square), dengan fungsi Produksi Cobb Douglass. Model hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Y = f (X1, X2, X3, DM) Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi maka dapat ditarik suatu model ekonometrik sebagai berikut: Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + DM + e Keterangan: Y = Pendapatan Pengusaha Ayam Potong (Rp/Bulan) X1 = Jumlah Pesaing (unit) X2 = Biaya Transportasi (Rp/Bulan) X3 = Jumlah ayam terjual (ekor) Dm = Dummy Variabel 1 = Terpengaruh flu bururng 0 = Tidak terpengaruh flu burung
  • 48. 33 β0 = Konstanta regresi β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi e = Kesalahan pengganggu 5.3.2. Pemilihan Model Regresi Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, white and Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Persamaan matematis untuk model regresi linier dan regresi log linier adalah sebagai berikut : Linier Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + dm X4+ e Log Linier LnY = βo + β1 lnX1 + β2 lnX2 + β3 lnX3 + dm X4+e Untuk melakukan uji MWD ini kita asumsikan bahwa Ho :Y adalah fungsi linier dari variabel independen X (model linier) Ha :Y adalah fungsi log linier dari varibel independen X (model log linier) Adapun prosedur metode MWD adalah sebagai berikut : 1. Estimasi model linier dan dapatkan nilai prediksinya (fitted value) dan selanjutnya dinamai F1. 2. Estimasi model log linier dan dapatkan nilai prediksinya, dan selanjutnya dinamai F2. 3. Dapatkan nilai Z1 = ln F1-F2 dan Z2 = antilog F2-F1 4. Estimasi persamaan berikut ini : Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + dm X4 + β5 Z1 + e
  • 49. 34 Jika Z1 signifikan secara statistik melalui uji t maka kita menolak hipotesis nul dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis nul dan model yang tepat digunakan adalah model linier 5. Estimasi persamaan berikut : LnY = βo + β1 lnX1 + β2 lnX2 + β3 lnX3 + dm X4+ β5 Z1 + e Jika Z2 signifikan secara statistik malalui uji t maka kita menolak hipotesis alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model linier. (Agus Widarjono ; 2005). 5.3.3. Uji Statistik Selanjutnya untuk mengetahui keakuratan data maka perlu dilakukan beberapa pengujian : (Gujarati, 2003) a. Uji t Statistik Uji t statistik melihat hubungan atau pengaruh antara variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. 1. Hipotesis yang digunakan : a. Jika Hipotesis positif Ho : βi ≤ 0 variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Ha : βi >0 variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara positif dan signifikan
  • 50. 35 b. Jika Hipotesis negatif Ho : βi ≥ 0 variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan Ha : βi < 0 variabel independent mempengaruhi variabel dependen secara negatif dan signifikan 2. Pengujian satu sisi Jika T table ≥ t hitung, Ho diterima berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika T table < t hitung, Ho ditolak berarti variabel independen secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji F statistik Uji F digunakan untuk menghitung apakah model yang digunakan secara keseluruhan tepat digunakan dengan tingkat kepercayaan tertentu (Sritua Arief, 1993 : 13) Adapun langkah – langkah pengujian untuk uji f adalah sebagai berikut : 1. Menentukan hipotesis H o : β1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel indipenden terhadap variabel dependen secara bersama – sama) H o : β1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ β 4 ≠ 0
  • 51. 36 (ada pengaruh yang signifikan dari variabel indipenden terhadap variabel dependen secara bersama – sama) 2. Perhitungan nilai F-tes: R 2 (k − 1) Fhitung = ( ) 1 − R 2 (N − k ) keterangan : k = jumlah variabel N = jumlah sample R2 = koefisien determinasi Daerah Daerah Ho diterima Ho ditolak f-tabel 3. Pengambilan keputusan uji f Apabila F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak berarti secara bersama – sama variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen Apabila F-hitung < F-tabel maka Ho diterima yang berarti secara bersama – sama variabel independen secara signifikan tidak mempengaruhi variabel dependen.
  • 52. 37 c. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung seberapa besar varian dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independent. Nilai R2 paling besar 1 dan paling kecil 0 (0<R2<1). Bila R2 sama dengan 0 maka garis regresi tidak dapat digunakan untuk membuat ramalan variabel dependen, sebab variabel-variabel yang dimasukan kedalam persamaan regresi tidak mempunyai pengaruh varian variabel dependen adalah 0. Semakin dekat R2 dengan 1, maka semakin tepat regresi untuk meramalkan variabel dependen, dan hal ini menunjukan hasil estimasi keadaan yang sebenarnya. 5.4. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedastisitas. Apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut uji t dan uji F yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan a. Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel lainya. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan pengujian terhadap masing-masing variabel independen untuk mengetahui seberapa jauh korelasinya (r2) yang
  • 53. 38 dapat kemudian dibandingkan dengan R2 yang didapat dari hasil regresi secara bersama variabel independent dengan variabel dependen. Jika r2 melebihi R2 pada model regresi maka dari hasil regresi tersebut terdapat multikolinearitas, sebaliknya apabila R2 lebih besar dari semua r2 maka ini menunjukan tidak terdapatnya multikolinearitas pada model regresi yang diuji. b. Heteroskedastisitas Adanya heteroskedastisitas dalam model analisis mengakibatkan varian dan koefisien-koefisien OLS tidak lagi minimum dan penaksir- penaksir OLS menjadi tidak efisien meskipun penaksir OLS tetap tidak bias dan konsisten. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah pengujian White, langkah pengujiannya antara lain: Estimasi persamaan model dan dapatkan residualnya. a. Melakukan regresi pada persamaan berikut yang disebut regresi auxiliary b. Hipotesis nul dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji White didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang akan mengikuti distribusi Chi-squares dengan degree of freedom sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta dalam regresi auxiliary. Nilai hitung statistik Chi-squares (χ2) dapat dicari dengan formula sebagai berikut: n R2 ≈ χ2df
  • 54. 39 c. Jika nilai Chi-squares hitung (n. R2) lebih besar dari nilai χ2 kritis dengan derajat kepercayaan tertentu (α) maka ada heteroskedastisitas dan sebaliknya jika Chi-squares hitung lebih kecil dari nilai χ2 kritis menunjukkan tidak adanya heteroskedastisitas c. Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antar anggota serangkaian observasi menurut waktu. Dalam konteks regresi, model linear klasik mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi atau gangguan Ui dengan menggunakan lambang: E (Ui Uj) = 0 ; 1 ≠J Secara sederhana dapat dikatakan model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain yang manapun (Gujarati, 2003) GAMBAR 5.1 STATISTIK DURBIN-WATSON autokorelasi Ragu- tidak ada ragu- autokorelasi positif ragu autokorelasi ragu negatif 0 dl du 2 4-du 4-dl 4
  • 55. 40 Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam gambar 5.1 berikut ini : TABEL 5.6 UJI STATISTIK DURBIN-WATSON Nilai Statistik Hasil 0<d<dl Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif dl≤d≤du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan du≤d≤4-du Menurut hipotesis nul; tidak ada autokorelasi 4-du≤d≤4-dl positif/negatif 4-dl≤d≤4 Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi negative Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan Durbin Watson (DW test), dengan hipotesa sebagai berikut: 1) Jika nilai DW statistik < DL, atau DW statistik > 4-DL, maka Ho ditolak yang berarti terdapat autokorelasi 2) Jika nilai DU < DW < 4-DU, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat autokorelasi. 3) Jika DL ≤ DW ≤ DU atau 4- DU ≤ DW ≤ 4-DL, berarti dianggap tidak meyakinkan (Widarjono, 2005)
  • 56. 41 BAB VI ANALISIS DATA 6.1. Diskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari sejumlah pengusaha ayam potong di Kota Jakarta Selatan melalui metode observasi, wawancara dan kuisioner sebagaimana disebutkan dalam bab sebelumnya. Dari seluruh populasi pengusaha ayam di Kota Jakarta Selatan diambil 100 pengusaha untuk dijadikan sample dengan karakterisrik responden sebagai berikut : a. Jenis Usaha Jenis usaha ayam potong bisa dibedakan menjadi 3, yaitu peternak, rumah potong dan penjual. Namun hasil data primer menunjukkan bahwa di Kota Jakarta Selatan tidak terdapat peternakan ayam potong. Hal tersebut bisa dimengerti dengan alasan bahwa peternakan membutuhkan lahan yang luas dan jauh dari pemukiman. Sedangkan data primer menunjukkan 73 responden merupakan penjual dan sisanya adalah rumah potong. Secara rinci jumlah responden yang dikelompokkan menurut jenis usaha disajikan dalam tabel 6.1 :
  • 57. 42 Tabel 6.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Usaha Jenis Usaha Jumlah Peternakan 0 Rumah Potong 27 Penjual 73 Total 100 Sumber Data : Data Hasil survei, 2007 b. Umur Data primer yang diperoleh dari pengusaha ayam potong di Kota Jakarta Selatan menunjukkan bahwa pengusaha ayam potong di Kota Jakarta Selatan paling banyak berusia antara 39 sampai umur 45 tahun yaitu sebesar 37% dan rata-rata pengusaha ayam potong berumur 39,69 tahun. Umur terendah 19 tahun sedangkan umur tertinggi 61 tahun. Secara rinci jumlah responden yang dikelompokkan menurut umur disajikan dalam tabel 6.2 : Tabel 6.2 Karakteristik Responden Menurut Umur Umur Jumlah responden Persentase 18 - 24 3 3% 25 - 31 16 16% 32 - 38 22 22% 39 - 45 37 37% 46 - 52 16 16% 53 - 59 4 4% 60 - 66 2 2% 100 100% Sumber Data : Data Hasil survei, 2007 c. Tingkat Pendidikan Menurut data primer yang diperoleh dari para dari pengusaha ayam potong di Kota Jakarta Selatan, para pengusaha ayam potong paling
  • 58. 43 banyak berpendidikan tamatan SLTP yaitu sebesar 36% dari jumlah responden, dan sebagian kecil tamatan perguruan tinggi yaitu sebesar 7 pengusaha atau sebesar 7% dari jumlah sample pengusaha ayam potong. Secara rinci jumlah responden menurut tingkat pendidikan ditunjukkan pada tabel 6.3 sebagai berikut : Tabel 6.3 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan terakhir Jumlah responden Persentase Sekolah dasar 29 29% Sekolah Menengah Pertama 36 36% Sekolah Menengah Atas 28 28% Sarjana 7 7% Total 100 100% Sumber Data : Data Hasil survei, 2007 d. Lama Usaha Menurut data primer yang diperoleh dari para pengusaha ayam potong di Kota Jakarta Selatan, lama usaha dari para pengusaha ayam potong paling banyak antara 2 - 5 tahun yaitu sebesar 27 pengusaha atau 27% dari total responden, paling sedikit antara 26- 29 tahun yaitu ada 3 pengusaha atau sebesar 3% , dengan rata-rata lama usaha adalah 11,34 tahun. Secara rinci lama usaha dalam menjalankan usaha ayam potong ditunjukkan pada tabel 6.4. sebagai berikut :
  • 59. 44 Tabel 6.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha Lama Berusaha (tahun) Jumlah responden Persentase 2–5 27 27% 6–9 15 14% 10 – 13 22 22% 14 – 17 17 17% 18 – 21 12 12% 22 – 25 4 4% 26 – 29 3 4% Total 100 100% Sumber Data : Data Hasil survei, 2007 e. Jumlah Pekerja Menurut data primer yang diperoleh dari para pengusaha ayam potong di Kota Jakarta Selatan, 85 pengusaha ayam potong mempekerjakan 0 – 5 karyawan, dengan rata-rata jumlah karyawan adalah 3 orang. Secara rinci karakteristik pengusaha ayam berdasarkan jumlah karyawan dalam menjalankan usaha ayam potong ditunjukkan pada tabel 6.5. sebagai berikut : Tabel 6.5 Karakteristik Sample Berdasarkan Jumlah Karyawan Jumlah Karyawan Jumlah responden Persentase 0 - 4 85 85% 5 - 9 11 11% 10 - 14 2 2% 15 - 19 2 2% Total 100 100% Sumber Data : Data Hasil survei, 2007 f. Prospek Usaha Kebanyakan pengusaha ayam potong mengeluhkan tentang lambatnya penanganan kasus flu burung sehingga banyak dari mereka merasa pendapatannya merosot dengan tajam. Flu burung dianggap telah mengurangi stok ayam sehat dan menurunnya minat
  • 60. 45 masyarakat untuk mengkonsumsi. Hal tersebut diperparah dengan tingginya harga ayam potong pada saat masyarakat banyak yang takut mengkonsumsi ayam potong akibat flu burung, sehingga para pengusaha sulit menentukan harga jual. Namun ada juga yang merasa bahwa usaha ayam potong ini masih menguntungkan karena mereka merasa kasus flu burung tidak mempengaruhi pendapatan mereka. 6.2 Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis 6.2.1. Pemilihan Model Regresi Spesifikasi model untuk menentukan bentuk suatu fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linier ataukah nonlinier dalam suatu penelitian, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji tersebut. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan uji MacKinnon, White, Davidson (MWD test). Hasil estimasi dari uji MWD dapat dilihat di bawah ini: Tabel 6.6 Hasil Uji MWD Nilai Tabel t α Variabel Nilai Statistik t (=5%) Probabilitas Z1 13,46416 1,658 0,0000 Z2 -1,359798 1,658 0,1771 Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran) Berdasarkan dari hasil regresi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan uji MWD ditemukan adanya perbedaan antara kedua bentuk fungsi model empiris (linier dengan log - linier).
  • 61. 46 Dengan derajat kepercayaan 95% ( α = 5%) bentuk fungsi model empiris linier tidak bisa digunakan untuk analisis karena Z1 signifikan sedangkan untuk log linear bisa digunakan untuk analisis karena Z2 tidak signifikan secara statistik. 6.2.2. Hasil Regresi Tabel 6.7 Hasil Regresi LogLinear Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 09/26/07 Time: 14:07 Sample: 1 100 Included observations: 100 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG(X1) -0.033245 0.014276 -2.328768 0.0220 LOG(X2) -0.001583 0.015466 -0.102368 0.9187 LOG(X3) 0.956544 0.018464 51.80643 0.0000 DM -0.051521 0.019951 -2.582334 0.0113 C 3.308057 0.200084 16.53334 0.0000 R-squared 0.990817 Mean dependent var 10.56886 Adjusted R-squared 0.990430 S.D. dependent var 0.593124 S.E. of regression 0.058022 Akaike info criterion -2.807267 Sum squared resid 0.319827 Schwarz criterion -2.677009 Log likelihood 145.3634 F-statistic 2562.521 Durbin-Watson stat 1.902686 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran) Dari hasil regresi tersebut di atas dapat dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut : LogY = 3,308057 − 0,033245 LogX 1 − 0,001583LogX 2 + 0,956544 LogX 3 − 0,051521Dm + E (16,53334 ) (−2,328768 ) (-0.102368 ) ( 51.80643) (-2.582334 ) R-squared = 0,990817 Adjusted R-squared = 0,990430 F-statistic = 2562,521 Di mana : Y adalah rata – rata pendapatan kotor pengusaha ayam potong (Rupish/bulan) X1 adalah jumlah pesaing usaha menurut persepsi sampel (Unit usaha)
  • 62. 47 X2 adalah biaya transportasi perbulan (Rupiah/bulan) X3 adalah jumlah ayam terjual (Kilogram/bulan) Dm adalah dummy variabel pengaruh flu burung terhadap usaha menurut persepsi sample 6.2.3 Analisisi Statistik Untuk menentukan parameter dalam model, metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Dengan metode ini diharapkan dapat diperoleh penaksiran tidak bias linier terbaik (Best Linear Unbiased Estimator / BLUE), pada dasarnya isi dari metode tersebut adalah penentuan normal melalui peminimuman jumlah error kuadrat. 1. Uji Tanda Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel independen yaitu jumlah pesaing, biaya transport dan dummy variabel flu burung mempunyai koefisien regresi negatif. Hal ini menunjukkan suatu hubungan negatif antara variabel independen dan variabel dependen (pendapatan pengusaha ayam potong) artinya jika terjadi peningkatan dalam jumlah pesaing, biaya transport dan pengaruh flu burung maka pendapatan pengusaha ayam potong akan menurun. Sedangkan variabel independen jumlah ayam terjual memiliki koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan suatu hubungan positif antara variabel independen dan variabel dependen (pendapatan pengusaha ayam potong) yang berarti jika terjadi peningkatan dalam
  • 63. 48 jumlah ayam yang terjual maka pendapatan pengusaha ayam potong juga akan meningkat. 2. Pengujian Hipotesisi Secara Parsial Pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji t statistik satu sisi terhadap masing-masing variabel independen, dari hasil pengujuan regresi didapat nilai t hitung dari masing-masing variabel independen untuk selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel. Cara yang dilakukan untuk menentukan t tabel adalah : T tabel = α df (n-k) Di mana : α adalah tingkat signifikansi df adalah derajat bebas n adalah jumlah data k adalah jumlah variabel independen yang digunakan termasuk konstanta kemudian dicari pada tabel t Dengan demikian dapat ditentukan nilai t tabel yang dipakai dalam penelitian ini, dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan derajat bebas (100-5) sebesar 95 maka nilai t tabel didapat 1,658. Apabila nilai t hitung > t tabel; maka variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, dan sebaliknya jika t hitung < t tabel; berarti variabel independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
  • 64. 49 Dari hasil pengujian regresi didapat t hitung seperti tercantum dalam tabel berikut: Tabel 6.8 Nilai t Hitung Tiap Variabel Bebas Variabel t-hitung t-tabel Keterangan X1 |-2,328768| |-1,658| Signifikan X2 |-0,102368| |-1,658| Tidak signifikan X3 51,806434 1,658 Signifikan Dm |-2,582334| |-1,658| Signifikan Sumber : Data priner diolah 2.1 Uji t-Statistik terhadap variabel jumlah pesaing (β1) Hipotesanya Bila Ho : β1 ≤ 0 Variabel jumlah pesaing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha ayam potong. Bila Ha : β1 > 0 Variabel jumlah pesaing berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha ayam potong. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, berarti variabel independen secara individual berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap variabel dependen.
  • 65. 50 Derajat kebebasan α = 0,05 dan df = 95 (100 - 5) Nilai t tabel = 1,658 ; t hitung = -2,328768 Karena nilai t hitung > t tabel atau │-2,328768 │> │-1,658│ maka Ho ditolak, sehingga jumlah pesaing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha ayam potong. Gambar 6.1 Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Pesaing Daerah Ho ditolak Daerah Ho diterima │-2,328768│ │-1,658│ 2.2 Uji t-Statistik terhadap variabel biaya transportasi (β2) Hipotesanya Bila Ho : β2 ≤ 0 Variabel biaya transportasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha ayam potong. Bila Ha : β2 > 0 Variabel biaya transportasi berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha ayam potong. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
  • 66. 51 Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, berarti variabel independen secara individual berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kebebasan α = 0,05 dan df = 95 (100-5) Nilai t tabel = 1,658 ; t hitung = -0,102368 Karena nilai t hitung < t tabel atau │-0,102368│ < │ -1,658 │ maka Ho ditolak, sehingga biaya transportasi berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap pendapatan pengusaha ayam potong. Gambar 6.2 Kurva Uji t-Statistik Variabel biaya transportasi Daerah Ho ditolak Daerah Ho diterima │- 1,658│ │-0,102368│ 2.3 Uji t-Statistik terhadap variabel jumlah ayam terjual (β3) Hipotesanya Bila Ho : β3 ≤ 0 Variabel jumlah ayam terjual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha ayam potong.
  • 67. 52 Bila Ha : β3 > 0 Variabel jumlah ayam terjual berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha ayam potong. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, berarti variabel independen secara individual berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kebebasan α = 0,05 dan df = 95 (100-5) Nilai t tabel = 1,658 ; t hitung = 51,80643 Karena nilai t hitung > t tabel atau 51,80643 > 1,658 maka Ho ditolak, sehingga jumlah ayam terjual berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha ayam potong. Gambar 6.3 Kurva Uji t-Statistik Variabel Jumlah Ayam Terjual Daerah Daerah Ho diterima Ho ditolak 1,658 51,8064
  • 68. 53 2.4 Uji t-Statistik terhadap variabel dummy variabel pengaruh flu burung (β4) Hipotesanya Bila Ho : β4 ≤ 0 Variabel pengaruh flu burung tidak berpengaruh terhadap variabel pendapatan pengusaha ayam potong. Bila Ha : β4 > 0 Variabel pengaruh flu burung berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap variabel pendapatan pengusaha ayam potong. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, berarti variabel independen secara individual berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kebebasan α = 0,05 dan df = 95 (100-5) Nilai t tabel = 1,658 ; t hitung = -2,582334 Karena nilai t hitung > t tabel atau │-2,582334│ >│-1,658│ maka Ho ditolak, sehingga jumlah pesaing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
  • 69. 54 Gambar 6.4 Kurva Uji t-Statistik Variabel Dummy Daerah Ho ditolak Daerah Ho diterima │-2,582334│ │-1,658│ 6.2.4. Uji F-Statistik Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian F-statistik ini dilakukan dengan cara membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel. (Gujarati, 2003) R 2 /(k − I ) F-hitung = (1 − R 2 ) /(n − k ) F-tabel = ( α : k-1, n-k ) α = 5 %, ( 5 - 1= 4 ; 100 - 5 = 95 ) Jika F-tabel < F-hitung berarti Ho ditolak atau variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel independen, tetapi jika F-tabel ≥ F-hitung berarti Ho diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
  • 70. 55 Hipotesis yang digunakan adalah : Ho : β1 = β2 = β3 = 0, berarti variabel independen secara keseluruhan tidak berpengaruh terhadap variabel independen. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, berarti variabel independen secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel independen. Hasil perhitungan yang didapat adalah F-hitung = 2562,521 sedangkan F-tabel = 2,53 ( α = 0,05 ; 4, 95),sehingga F-hitung > F- tabel (2562,521 > 2,53 ). Perbandingan antara F-hitung dengan F-tabel yang menunjukkan bahwa F-hitung > F-tabel, menandakan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga bahwa variabel jumlah pesaing (X1), biaya transportasi (X2) dan jumlah ayam terjual (X3) serta dummy variabel flu burung secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendpatan pengusaha ayam potong. 6.2.5. Penaksiran Koefisien Determinasi (R²) Untuk mengukur koefisien garis regresi dengan sebaran data/dengan kata lain R² digunakan untuk mengukur proporsi/prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi yang diperoleh. Dari hasil R² 0,990817 artinya variabel independen (jumlah pesaing, biaya transportasi dan jumlah ayam terjual serta dummy ) variabel adanya flu burung mampu menjelaskan variasi total variabel dependen (pendapatan