SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Menyusun Kerangka Teori
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu dan Logika
Dosen : Mulyo Wiharto
Seksi : 04
Th. Ajaran : 2013
Komunikasi dengan Budaya Organisasi
Disusun oleh
Nama : Yunita Martha Irine
NIM : 201358021
Konsentrasi : Broadcasting
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Esa Unggul
2013
Komunikasi dengan Budaya Organisasi
Adakah hubungan komunikasi dengan budaya organisasi?
Komunikasi
a. Pengertian komunikasi
Ditinjau dari dua sudut pandang, pengertian komunikasi ada yang secara umum, dan
secara paradigmatik:
Secara Umum
Pengertian komunikasi secara umum dapat di lihat dari dua segi:
Secara Estimologis
Komunikasi berasal dari bahasa latin “Cmmunicatio”, dan bersumber pada
kata “Communis” yang artinya sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna
mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
Secara Terminologis
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain. (Effendy, 1986 : 4)
Secara Paradigmatik
Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada
yang di lakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media. Jadi komunikasi
dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional (intentional), mengandung tujuan;
karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu,
bergantung kepada pesan yang akan di komunikasikan dan pada komunikan yang
dijadikan sasaran. (Effendy, 1986 : 5)
Jadi, kesimpulan dari pengertian komunikasi ini adalah proses penyampaian
pesan seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku secara langsung maupun tidak langsung.
b. Proses Komunikasi
- Proses komunikasi tatap muka (komunikasi langsung)
Berdasarkan jumlah, proses komunikasi tatap muka diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu komunikasi antar persona dan komunikasi kelompok.
a. Komunikasi antarpersona (Interpersonal Communication)
Yaitu komunikasi antara komunikator dengan seseorang komunikan.
Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya dialogis, yakni berupa
percakapan. Feedback atau timbal balik dari komunikan pun bersifat langsung.
b. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok ini termasuk komunikasi tatap muka. Karena
komunikator dan komunikan berada dalam situasi saling berhadapan dan saling
melihat. Pengertian komunikasi kelompok sendiri adalah komunikasi dengan
sejumlah komunikan. Dalam komunikasi kelompok, ada yang namanya
komunikasi kelompok kecil, dan komunikasi kelompok besar. (Effendy, 1986 : 8)
- Proses Komunikasi Bermedia (komunikasi tidak langsung)
Yaitu komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan
suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan atau banyak jumlahnya.
Feedback tidak terjadi pada saat komunikasi dilakukan. Dan berdasarkan
banyaknya, komunikasi bermedia di bagi menjadi dua, yaitu:
Komunikasi bermedia massa
Digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak
dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang di gunakan yaitu radio, surat
kabar, televisi, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi, dan rekreasi.
Komunikasi bermedia nirmassa
Digunakan dalam komuniaksi untuk orang-orang tertentu atau
kelompok-kelompok tertentu. Surat, telepon, telegram, telex, papan
pengumuman, poster, spanduk, pamflet, brosur, dll adalah media nirmassa
karena tidak memiliki daya keserempakan dan komunikannya tidak bersifat
massal. (Effendy, 1986 : 11)
c. Faktor-faktor Penghambat Komunikasi
1. Hambatan sosio-antro-psikologis
Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti
bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi
dilangsungkan, sebab situasi amat berpengaruh terhadap kelancaran
komunikasi, terutama situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor
sosiologis-antropologis-psikologis.
a. Hambatan Sosiologis
Masyarakat terdiri dari berbagai golongan dan lapisan yang
menimbulkan perbedaan dalam status sosial, agama, ideologi, tingkat
pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya yang kesemuanya dapat
menjadi hambatan bagi kelancaran komunikasi. (Effendy, 1986 : 12)
b. Hambatan Antropologis
Komunikasi akan berjalan lancar jika suatu pesan yang disampaikan
komunikator diterima oleh komunikan secara tuntas, yaitu diterima dalam
pengertian received atau secara inderawi, dan dalam pengertian accepted
atau secara rohani.
Seorang pemirsa televisi mungkin menerima acara yang disiarkan
dengan baik karena gambar yang tampil pada pesawat televisi amat terang
dan suara yang keluar amat jelas, tetapi mungkin ia tidak dapat menerima
ketika seorang pembicara pada acara itu mengatakan bahwa daging babi
lezat sekali. Si pemirsa tadi hanya menerimanya dalam pengertian
accepted. Jadi teknologi komunikasi tanpa dukungan kebudayaan tidak
akan berfungsi.
c. Hambatan Psikologis
Faktor psikologis seringkali menjadi hambatan dalam komunikasi. Hal
ini umumnya disebabkan si komunikator sebelum melancarkan
komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan. Komunikasi sulit untuk
berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa
kecewa, merasa iri hati, dan kondisi psokologis lainnya; juga jika
komunikasi menaruh prasangka (prejudice) kepada komunikator.
Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan
komunikasi, karna orang yang berprasangka belum apa-apa bersikap
menentang komunikator. Pada orang yang bersifat prasangka emosinya
menyebabkan dia menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran secara
rasional.
Prasangka sebagai faktor psikologis dapat disebabkan oleh aspek
antropologis dan sosiologis; dapat terjadi pada ras, bangsa, suku bangsa,
agama, partai politik, kelompok dan apa saja yang bagi seseorang
merupakan suatu perangsang disebabkan dalam pengalamannya pernah di
beri kesan yang tidak enak. (Effendy, 1986 : 13)
2. Hambatan Semantis
Jika hambatan sosiologis-antropologis-psikologis terdapat pada pihak
komunikan, maka hambatan semantis terdapat pada diri komunikator.
Faktor semantis menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai
“alat” untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi
kelancaran komunikasinya, seorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat
menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir
(misinterpretation), yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi
(miscomunication).
3. Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehiduan
sehari-hari; suara telepon yang krotokan, ketika huruf yang buram pada surat,
suara yang hilang-muncul pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit
dicari sambungan kolomnya, gambar yang meliuk-liuk pada pesawat televisi,
dan lain-lain.
4. Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap
proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungannya.
Contoh hambatan ekologis adalah suara riuh orang-orang atau kebisingan
lalu-lintas, suara hujan atau petir, suara pesawat terbang lewat, dan lain-lain
pada saat komunikator sedang berpidato. (Effendy, 1986 : 16)
Budaya Organisasi
a. Pengertian
Menurut Schein
Budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang
ditemukan, diciptakan, atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan
maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalah yang
timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan
cukup baik, sehingga perlu di ajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang
benar untuk memahami, memikirkan, dan merasakan berkenaan dengan masalah-
masalah tersebut.
Menurut Sarplin
Merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu
organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk
menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. (Riani, 2010 : 6)
Menurut Peter F. Drucker
Pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian
mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait. (Riani, 2010 : 7)
Jadi, kesimpulan dari pengertian budaya organisasi adalah pola dasar yang
diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk
karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-
anggota organisasi.
b. Konsep Budaya Organisasi (Riani, 2010 : 3)
Salah satu konsep tentang budaya organisasi yang menjadi rujukan dalam
mempelajari teori organisasi pada umumnya dan budaya organisasi pada khususnya
adalah apa yang oleh Peters dan Waterman (1982) sebutkan sebagai “McKinsey 7–S
Franework”, yang terdiri dari tujuh buah konsep yang saling terkait laksana sebuah
mutiara. Enam buah konsep dalam bentuk lingkaran yang dihubungkan dengan tali
temali, masing-masing yaitu; Strategy, Structure, Style, Staff, dan Skill saling terkait
dan di tengahnya adalah lingkaran Share Values yang tidak lain adalah budaya
organisasi. Kerangka 7-S dari McKinsey adalah model Manajemen Berbasis Nilai
(Value Based Management/VBM) yang menjelaskan bagaimana seseorang dapat
secara holistik dan efektif mengatur perusahaan. Faktor-faktor secara bersama-sama
akan menentukan bagaimana cara perusahaan beroperasi.
Shared Values. Pusat interkoneksi dalam model McKinsey adalah: shared
values/nilai bersama. Merupakan dasar dan pedoman organisasi yang dipercayai
dan dianut oleh anggota organisasi.
Srategy. Rencana aokasi sumber daya perusahaan yang langka dari waktu ke
waktu, untuk mencapai tujuan diidentifikasi.
Structure. Cara unit organisasi berhubungan satu sama lain: terpusat, divisi
fungsional (top-down); terdesentralisasi; matriks, jaringan, holding, dll.
System. Prosedur, proses dan rutinitas yang mencirikan betapa pentingnya
pekerjaan yang harus dilakukan: sistem keuangan; perekrutan, sistem promosi
dan penilaian kinerja; sistem informasi.
Staff. Jumlah dan jenis personil dalam organisasi.
Style. Gaya budaya organisasi dan bagaimana manajer-manajer kunci berperilaku
dalam mencapai tujuan organisasi.
Skill. Kemampuan khusus dari personil atau organisasi secara keseluruhan.
c. Fungsi Budaya Organisasi (Riani, 2010 : 9)
Terdapat beberapa fungsi budaya organisasi dari beberapa ahli. Namun pada bahasan
kali ini, saya mengambil pendapat dari Sunarto (2003) yang disebutkan bahwa budaya
organisasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
Pengikat Organisasi
Budaya organisasi berfungsi sebagai pengikat seluruh komponen organisasi,
terutama pada saat organisasi menghadapi guncangan baik dari dalam maupun
dari luar akibat adanya perubahan.
Integrator
Budaya organisasi merupakan alat untuk menyatukan beragam sifat, karakter,
bakat, dan kemampuan yang ada di dalam organisasi.
Identitas Organisasi
Budaya organisasi merupakan salah satu identitas organisasi. Sebagai contoh
adalah The Jakarta Consulting Group. Logo yang di gunakan adalah orang
memanah, yang melambangkan ketepatan dan kecepatan. Artinya bahwa
perusahaan ini memiliki identitas sebagai perusahaan yang mengutamakan
ketepatan dan kecepatan.
Energi untuk mencapai kinerja yang tinggi
Berfungsi sebagai suntikan energi untuk mencapai kinerja yang tinggi. Salah
satu kredo yang dipegang The Jakarta Consulting Group adalah bekerja dalam
tim.
Ciri Kualitas
Budaya organisasi merupakan representasi dari ciri kualitas yang berlaku
dalam organisasi tersebut.
Motivator
Budaya organisasi juga merupakan pemberi semangat bagi para anggota
organisasi. Organisasi yang kuat akan menjadi motivator yang kuat juga bagi para
anggotanya.
Pedoman gaya kepemimpinan
Adanya perubahan di dalam suatu organisasi akan membawa pandangan baru
tentang kepemimpinan. Seorang pemimpin akan dikatakan berhasil apabila dapat
membawa anggotanya keluar dari krisis akibat perubahan yang terjadi.
Sebaliknya, keberhasilan itu tentu disebabkan ia memiliki visi dan misi yang
kuat.
Value Enhancer
Salah satu fungsi organisasi adalah untuk meningkatkan nilai dari
stakeholders-nya, yaitu anggota organisasi, pelanggan, pemasok dan pihak-pihak
lain yang berhubungan dengan organisasi.
d. Proses Budaya Organisasi (Riani, 2010 : 17)
1. Proses terbentuknya budaya organisasi
Untuk membentuk budaya organisasi, prosesnya dimulai dari tahap
pembentukan ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Meski pada tahap
pembentukan ide organisasi tersebut belum menjadi kenyataan atau ada wujudnya
secara fisik, tahap ini menjadi dasar terbentuknya budaya organisasi. Pada saat
para pendiri organisasi memiliki ide untuk mendirikan organisasi, maka budaya
organisasi pasti akan ikut terpikirkan meskipun masih secara eksplisit. Budaya
organisasi baru menjadi kenyataan ketika organisasi sudah benar-benar berdiri.
Dapat dikatakan bahwa ketika organisasi berdiri, pembentukan budaya organisasi
pun ikut dimulai.hal ini dijelaskan oleh Schein (1985) yang menyatakan bahwa
pembentukan budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri
organisasi. Prosesnya mengikuti alur berikut:
a. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai-
nilai, perspektif, artefak ke dalam organisasidan menanamkannya kepada
karyawan.
b. Budaya muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk
memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi
internal dan adaptasi eksternal.
c. Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh menjadi seorang
pencipta budaya baru (culture creator) dengan mengembangkan berbagai cara
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas
diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima
oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus.
Berikut ini adalah proses terbentuknya budaya organisasi menurut Robbins
(2001):
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa budaya organisasi diturunkan dari
filsafat pendirinya, kemudian budaya ini sangat mempengaruhi kriteria yang
digunakan dalam merekrut/mempekerjakan anggota organisasi. Tindakan dari
manajemen puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima
baik dan yang tidak. Tingkat kesuksesan dala mensosialisasikan budaya
organisasi tergantung pada kecocokan nilai-nilai karyawan baru dengan nilai-nilai
organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi manajemen puncak akan
metode-metode sosialisasi.
2. Proses mempertahankan budaya organisasi
Simma Lieberman menjelaskan langkah-langkah untuk mempertahankan
sebuah budaya yang mampu melewati pertumbuhan dan peubahan, seperti berikut
ini:
 Mendefinisikan budaya dan apa bedanya dari konsep lainnya.
 Mengembangkan sebuah rencana strategis untuk menerapkan budaya.
 Manajemen puncak harus mengimplementasikan budaya organisasi dalam
setiap hal yang dilakukan: perekrutan, penggajian, tunjangan dan intensuf,
pembentukan lingkungan organisasi dan pemasaran.
 Memastikan bahwa para anggota organisasi mereka dan bahwa mereka ikut
terlibat di dalamnya.
 Memiliki anggota berpengalaman yag bermanfaat untuk melatih anggota
baru dan mengembangkan sebuah sistem di mana anggota baru dapat
mempelajari parameter dari budaya yang tertulis dan tidak tertulis.
 Secara rutin mengevaluasi kemajuan dan kesuksesan seiring dengan
pertumbuhan organisasi.
 Selalu terbuka terhadap perubahan dan pastikan bahwa anggota organisasi
tahu terhadap perubahan yang dilakukan dan apa untungnya bagi mereka.
3. Proses mengubah budaya organisasi
Ada tiga langkah penting yang dilakukan dalam perubahan budaya organisasi.
Pertama, sebelum organisasi bisa merubah budayanya, pertama harus memahami
budaya yang ada. Kedua, pikirkanlah bentuk organisasi Anda dimasa datang, dan
putuskan bagaimana budaya organisasi bisa mendukung kesuksesan. Visi apa
yang dimiliki organisasi untuk masa depannya dan bagaimana seharusnya
perubahan budaya bisa mendukung pemenuhan visi tersebut? Ketiga, individu
dalam organisasi harus memutuskan untuk merubah perilaku mereka untuk
menciptakan budaya organisasi yang diinginkan. Ini adalah langkah tersulit dalam
perubahan budaya.
HIPOTESIS
Dari penjabaran di atas, ada hubungan antara komunikasi dengan budaya organisasi.
Pada dasarnya, sebuah budaya organisasi terbentuk dari sebuah ide dan diikuti oleh lahirnya
organisasi. Atau dapat juga muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk
memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan
adaptasi eksternal. Untuk menuangkan ide atau memecahkan masalah-masalah pokok
organisasi, dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik dari seorang komunikator kepada
komunikan agar saat pembentukan budaya organisasi, para pendengar (komunikan) dapat
mencerna perkataan atau ide yang diberikan komunikator dengan baik dan terciptalah sebuah
budaya organisasi yang baik dari rundingan atau komunikasi kelompok yang di lakukan.
Tanpa adanya komunikasi yang baik, mungkin sebuah budaya organisasi tak akan tercipta
dengan baik. Komunikasi di sini tak hanya berbentuk lisan, namun dapat juga dengan sikap
seorang pimpinan kepada pegawai dan sebagainya.
◦◦♪ Sekian ♪◦◦
Daftar pustaka:
Effendy, Onong Uchjana. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Riani, Asri Laksmi. 2010. Budaya Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

5. hubungan internal dan ekternal public relations
5. hubungan internal dan ekternal public relations5. hubungan internal dan ekternal public relations
5. hubungan internal dan ekternal public relationsblade_net
 
Definisi manajemen strategik
Definisi  manajemen strategikDefinisi  manajemen strategik
Definisi manajemen strategiknasruddien
 
analisis strategi PT blue bird indonesia
analisis strategi PT blue bird indonesiaanalisis strategi PT blue bird indonesia
analisis strategi PT blue bird indonesiaElsa Rahmi Husin
 
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Mirza Syah
 
Analisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisAnalisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisPT Lion Air
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiasusatya
 
Opinion leader (pemimpin opini)
Opinion leader (pemimpin opini)Opinion leader (pemimpin opini)
Opinion leader (pemimpin opini)Rezka Judittya
 
Manajemen kontemporer
Manajemen kontemporerManajemen kontemporer
Manajemen kontemporerdzakiaziz
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKinanti Tyas
 
Perbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambunganPerbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambunganIma Sumadir
 
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmPpt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmRizky Akbar
 
komunikasi pemasaran dasar
komunikasi pemasaran dasarkomunikasi pemasaran dasar
komunikasi pemasaran dasarsuryawinata
 
Proposal pengajuan-judul-skripsi
Proposal pengajuan-judul-skripsiProposal pengajuan-judul-skripsi
Proposal pengajuan-judul-skripsiAlisubkhan0711
 
Makalah komunikasi bisnis
Makalah komunikasi bisnisMakalah komunikasi bisnis
Makalah komunikasi bisnisvitalfrans
 

Mais procurados (20)

5. hubungan internal dan ekternal public relations
5. hubungan internal dan ekternal public relations5. hubungan internal dan ekternal public relations
5. hubungan internal dan ekternal public relations
 
Definisi manajemen strategik
Definisi  manajemen strategikDefinisi  manajemen strategik
Definisi manajemen strategik
 
Analisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internalAnalisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internal
 
analisis strategi PT blue bird indonesia
analisis strategi PT blue bird indonesiaanalisis strategi PT blue bird indonesia
analisis strategi PT blue bird indonesia
 
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
Manajemen Pemasaran Principles of Marketing Philip Kotler & Gary Armstrong Ba...
 
Analisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisAnalisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan Bisnis
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi
 
Opinion leader (pemimpin opini)
Opinion leader (pemimpin opini)Opinion leader (pemimpin opini)
Opinion leader (pemimpin opini)
 
Manajemen kontemporer
Manajemen kontemporerManajemen kontemporer
Manajemen kontemporer
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal
 
Perbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambunganPerbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambungan
 
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmPpt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
Komunikasi pendidikan
Komunikasi pendidikanKomunikasi pendidikan
Komunikasi pendidikan
 
Advertising
AdvertisingAdvertising
Advertising
 
komunikasi pemasaran dasar
komunikasi pemasaran dasarkomunikasi pemasaran dasar
komunikasi pemasaran dasar
 
Proposal pengajuan-judul-skripsi
Proposal pengajuan-judul-skripsiProposal pengajuan-judul-skripsi
Proposal pengajuan-judul-skripsi
 
Perilaku Organisasi Bab 11 Komunikasi
Perilaku Organisasi Bab 11 KomunikasiPerilaku Organisasi Bab 11 Komunikasi
Perilaku Organisasi Bab 11 Komunikasi
 
Makalah komunikasi bisnis
Makalah komunikasi bisnisMakalah komunikasi bisnis
Makalah komunikasi bisnis
 

Semelhante a Komunikasi dengan Budaya Organisasi (Menyusun kerangka teori)

Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumberIlmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumberSTAIN Datokarama Palu
 
Kemampuan interpersonal dan massa
Kemampuan interpersonal dan massa  Kemampuan interpersonal dan massa
Kemampuan interpersonal dan massa nunaa
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
 
Komunikasi antar pribadi, komunikasi publik & komunikasi massa
Komunikasi antar pribadi, komunikasi publik & komunikasi massaKomunikasi antar pribadi, komunikasi publik & komunikasi massa
Komunikasi antar pribadi, komunikasi publik & komunikasi massaputiandinis
 
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPANIMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPANNur Arifaizal Basri
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasiWarnet Raha
 
suci,fatimah.docx
suci,fatimah.docxsuci,fatimah.docx
suci,fatimah.docxYuuYushaku
 
Komunikasi dan interpersonal skill
Komunikasi dan interpersonal skillKomunikasi dan interpersonal skill
Komunikasi dan interpersonal skillDani Maulana
 
Media dan strategi komunikasi
Media dan strategi komunikasiMedia dan strategi komunikasi
Media dan strategi komunikasiputi andinis15
 
Materi-1 Dasar kmnikasi bisnis.ppt
Materi-1 Dasar kmnikasi bisnis.pptMateri-1 Dasar kmnikasi bisnis.ppt
Materi-1 Dasar kmnikasi bisnis.pptMohammedYusuf991610
 
Komunikasi Sebagai Ilmu_Kelompok 4.pptx
Komunikasi Sebagai Ilmu_Kelompok 4.pptxKomunikasi Sebagai Ilmu_Kelompok 4.pptx
Komunikasi Sebagai Ilmu_Kelompok 4.pptxalzarefa
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi SosialDiana Amelia Bagti
 

Semelhante a Komunikasi dengan Budaya Organisasi (Menyusun kerangka teori) (20)

Sap kelompok xv
Sap kelompok xvSap kelompok xv
Sap kelompok xv
 
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumberIlmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
Ilmu komunikasi (Bahan Ajar) dirangkum dari berbagai sumber
 
Kemampuan interpersonal dan massa
Kemampuan interpersonal dan massa  Kemampuan interpersonal dan massa
Kemampuan interpersonal dan massa
 
Komunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasiKomunikasi dalam organisasi
Komunikasi dalam organisasi
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
 
pertemuan 1 & 2
pertemuan 1 & 2pertemuan 1 & 2
pertemuan 1 & 2
 
Komunikasi antar pribadi, komunikasi publik & komunikasi massa
Komunikasi antar pribadi, komunikasi publik & komunikasi massaKomunikasi antar pribadi, komunikasi publik & komunikasi massa
Komunikasi antar pribadi, komunikasi publik & komunikasi massa
 
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPANIMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN
 
Pertemuan 1&2
Pertemuan 1&2Pertemuan 1&2
Pertemuan 1&2
 
Pertemuan 1&2
Pertemuan 1&2Pertemuan 1&2
Pertemuan 1&2
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
suci,fatimah.docx
suci,fatimah.docxsuci,fatimah.docx
suci,fatimah.docx
 
Komunikasi dan interpersonal skill
Komunikasi dan interpersonal skillKomunikasi dan interpersonal skill
Komunikasi dan interpersonal skill
 
Media dan strategi komunikasi
Media dan strategi komunikasiMedia dan strategi komunikasi
Media dan strategi komunikasi
 
Materi-1 Dasar kmnikasi bisnis.ppt
Materi-1 Dasar kmnikasi bisnis.pptMateri-1 Dasar kmnikasi bisnis.ppt
Materi-1 Dasar kmnikasi bisnis.ppt
 
Komunikasi Sebagai Ilmu_Kelompok 4.pptx
Komunikasi Sebagai Ilmu_Kelompok 4.pptxKomunikasi Sebagai Ilmu_Kelompok 4.pptx
Komunikasi Sebagai Ilmu_Kelompok 4.pptx
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
 

Último

presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 

Último (20)

presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 

Komunikasi dengan Budaya Organisasi (Menyusun kerangka teori)

  • 1. Menyusun Kerangka Teori Mata Kuliah : Filsafat Ilmu dan Logika Dosen : Mulyo Wiharto Seksi : 04 Th. Ajaran : 2013 Komunikasi dengan Budaya Organisasi Disusun oleh Nama : Yunita Martha Irine NIM : 201358021 Konsentrasi : Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul 2013
  • 2. Komunikasi dengan Budaya Organisasi Adakah hubungan komunikasi dengan budaya organisasi? Komunikasi a. Pengertian komunikasi Ditinjau dari dua sudut pandang, pengertian komunikasi ada yang secara umum, dan secara paradigmatik: Secara Umum Pengertian komunikasi secara umum dapat di lihat dari dua segi: Secara Estimologis Komunikasi berasal dari bahasa latin “Cmmunicatio”, dan bersumber pada kata “Communis” yang artinya sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Secara Terminologis Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. (Effendy, 1986 : 4) Secara Paradigmatik Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang di lakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media. Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional (intentional), mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan di komunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran. (Effendy, 1986 : 5) Jadi, kesimpulan dari pengertian komunikasi ini adalah proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku secara langsung maupun tidak langsung. b. Proses Komunikasi - Proses komunikasi tatap muka (komunikasi langsung)
  • 3. Berdasarkan jumlah, proses komunikasi tatap muka diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu komunikasi antar persona dan komunikasi kelompok. a. Komunikasi antarpersona (Interpersonal Communication) Yaitu komunikasi antara komunikator dengan seseorang komunikan. Komunikasi ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya dialogis, yakni berupa percakapan. Feedback atau timbal balik dari komunikan pun bersifat langsung. b. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok ini termasuk komunikasi tatap muka. Karena komunikator dan komunikan berada dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat. Pengertian komunikasi kelompok sendiri adalah komunikasi dengan sejumlah komunikan. Dalam komunikasi kelompok, ada yang namanya komunikasi kelompok kecil, dan komunikasi kelompok besar. (Effendy, 1986 : 8) - Proses Komunikasi Bermedia (komunikasi tidak langsung) Yaitu komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya dan atau banyak jumlahnya. Feedback tidak terjadi pada saat komunikasi dilakukan. Dan berdasarkan banyaknya, komunikasi bermedia di bagi menjadi dua, yaitu: Komunikasi bermedia massa Digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang di gunakan yaitu radio, surat kabar, televisi, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi, dan rekreasi. Komunikasi bermedia nirmassa Digunakan dalam komuniaksi untuk orang-orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu. Surat, telepon, telegram, telex, papan pengumuman, poster, spanduk, pamflet, brosur, dll adalah media nirmassa karena tidak memiliki daya keserempakan dan komunikannya tidak bersifat massal. (Effendy, 1986 : 11) c. Faktor-faktor Penghambat Komunikasi 1. Hambatan sosio-antro-psikologis
  • 4. Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi dilangsungkan, sebab situasi amat berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi, terutama situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor sosiologis-antropologis-psikologis. a. Hambatan Sosiologis Masyarakat terdiri dari berbagai golongan dan lapisan yang menimbulkan perbedaan dalam status sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya yang kesemuanya dapat menjadi hambatan bagi kelancaran komunikasi. (Effendy, 1986 : 12) b. Hambatan Antropologis Komunikasi akan berjalan lancar jika suatu pesan yang disampaikan komunikator diterima oleh komunikan secara tuntas, yaitu diterima dalam pengertian received atau secara inderawi, dan dalam pengertian accepted atau secara rohani. Seorang pemirsa televisi mungkin menerima acara yang disiarkan dengan baik karena gambar yang tampil pada pesawat televisi amat terang dan suara yang keluar amat jelas, tetapi mungkin ia tidak dapat menerima ketika seorang pembicara pada acara itu mengatakan bahwa daging babi lezat sekali. Si pemirsa tadi hanya menerimanya dalam pengertian accepted. Jadi teknologi komunikasi tanpa dukungan kebudayaan tidak akan berfungsi. c. Hambatan Psikologis Faktor psikologis seringkali menjadi hambatan dalam komunikasi. Hal ini umumnya disebabkan si komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri komunikan. Komunikasi sulit untuk berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati, dan kondisi psokologis lainnya; juga jika komunikasi menaruh prasangka (prejudice) kepada komunikator. Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karna orang yang berprasangka belum apa-apa bersikap menentang komunikator. Pada orang yang bersifat prasangka emosinya menyebabkan dia menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran secara rasional.
  • 5. Prasangka sebagai faktor psikologis dapat disebabkan oleh aspek antropologis dan sosiologis; dapat terjadi pada ras, bangsa, suku bangsa, agama, partai politik, kelompok dan apa saja yang bagi seseorang merupakan suatu perangsang disebabkan dalam pengalamannya pernah di beri kesan yang tidak enak. (Effendy, 1986 : 13) 2. Hambatan Semantis Jika hambatan sosiologis-antropologis-psikologis terdapat pada pihak komunikan, maka hambatan semantis terdapat pada diri komunikator. Faktor semantis menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasinya, seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscomunication). 3. Hambatan mekanis Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehiduan sehari-hari; suara telepon yang krotokan, ketika huruf yang buram pada surat, suara yang hilang-muncul pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, gambar yang meliuk-liuk pada pesawat televisi, dan lain-lain. 4. Hambatan Ekologis Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungannya. Contoh hambatan ekologis adalah suara riuh orang-orang atau kebisingan lalu-lintas, suara hujan atau petir, suara pesawat terbang lewat, dan lain-lain pada saat komunikator sedang berpidato. (Effendy, 1986 : 16) Budaya Organisasi a. Pengertian
  • 6. Menurut Schein Budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan, atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu di ajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan, dan merasakan berkenaan dengan masalah- masalah tersebut. Menurut Sarplin Merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. (Riani, 2010 : 6) Menurut Peter F. Drucker Pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait. (Riani, 2010 : 7) Jadi, kesimpulan dari pengertian budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota- anggota organisasi. b. Konsep Budaya Organisasi (Riani, 2010 : 3) Salah satu konsep tentang budaya organisasi yang menjadi rujukan dalam mempelajari teori organisasi pada umumnya dan budaya organisasi pada khususnya adalah apa yang oleh Peters dan Waterman (1982) sebutkan sebagai “McKinsey 7–S Franework”, yang terdiri dari tujuh buah konsep yang saling terkait laksana sebuah mutiara. Enam buah konsep dalam bentuk lingkaran yang dihubungkan dengan tali temali, masing-masing yaitu; Strategy, Structure, Style, Staff, dan Skill saling terkait dan di tengahnya adalah lingkaran Share Values yang tidak lain adalah budaya organisasi. Kerangka 7-S dari McKinsey adalah model Manajemen Berbasis Nilai (Value Based Management/VBM) yang menjelaskan bagaimana seseorang dapat
  • 7. secara holistik dan efektif mengatur perusahaan. Faktor-faktor secara bersama-sama akan menentukan bagaimana cara perusahaan beroperasi. Shared Values. Pusat interkoneksi dalam model McKinsey adalah: shared values/nilai bersama. Merupakan dasar dan pedoman organisasi yang dipercayai dan dianut oleh anggota organisasi. Srategy. Rencana aokasi sumber daya perusahaan yang langka dari waktu ke waktu, untuk mencapai tujuan diidentifikasi. Structure. Cara unit organisasi berhubungan satu sama lain: terpusat, divisi fungsional (top-down); terdesentralisasi; matriks, jaringan, holding, dll. System. Prosedur, proses dan rutinitas yang mencirikan betapa pentingnya pekerjaan yang harus dilakukan: sistem keuangan; perekrutan, sistem promosi dan penilaian kinerja; sistem informasi. Staff. Jumlah dan jenis personil dalam organisasi. Style. Gaya budaya organisasi dan bagaimana manajer-manajer kunci berperilaku dalam mencapai tujuan organisasi. Skill. Kemampuan khusus dari personil atau organisasi secara keseluruhan. c. Fungsi Budaya Organisasi (Riani, 2010 : 9) Terdapat beberapa fungsi budaya organisasi dari beberapa ahli. Namun pada bahasan kali ini, saya mengambil pendapat dari Sunarto (2003) yang disebutkan bahwa budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain: Pengikat Organisasi Budaya organisasi berfungsi sebagai pengikat seluruh komponen organisasi, terutama pada saat organisasi menghadapi guncangan baik dari dalam maupun dari luar akibat adanya perubahan. Integrator Budaya organisasi merupakan alat untuk menyatukan beragam sifat, karakter, bakat, dan kemampuan yang ada di dalam organisasi. Identitas Organisasi
  • 8. Budaya organisasi merupakan salah satu identitas organisasi. Sebagai contoh adalah The Jakarta Consulting Group. Logo yang di gunakan adalah orang memanah, yang melambangkan ketepatan dan kecepatan. Artinya bahwa perusahaan ini memiliki identitas sebagai perusahaan yang mengutamakan ketepatan dan kecepatan. Energi untuk mencapai kinerja yang tinggi Berfungsi sebagai suntikan energi untuk mencapai kinerja yang tinggi. Salah satu kredo yang dipegang The Jakarta Consulting Group adalah bekerja dalam tim. Ciri Kualitas Budaya organisasi merupakan representasi dari ciri kualitas yang berlaku dalam organisasi tersebut. Motivator Budaya organisasi juga merupakan pemberi semangat bagi para anggota organisasi. Organisasi yang kuat akan menjadi motivator yang kuat juga bagi para anggotanya. Pedoman gaya kepemimpinan Adanya perubahan di dalam suatu organisasi akan membawa pandangan baru tentang kepemimpinan. Seorang pemimpin akan dikatakan berhasil apabila dapat membawa anggotanya keluar dari krisis akibat perubahan yang terjadi. Sebaliknya, keberhasilan itu tentu disebabkan ia memiliki visi dan misi yang kuat. Value Enhancer Salah satu fungsi organisasi adalah untuk meningkatkan nilai dari stakeholders-nya, yaitu anggota organisasi, pelanggan, pemasok dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. d. Proses Budaya Organisasi (Riani, 2010 : 17) 1. Proses terbentuknya budaya organisasi Untuk membentuk budaya organisasi, prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Meski pada tahap pembentukan ide organisasi tersebut belum menjadi kenyataan atau ada wujudnya secara fisik, tahap ini menjadi dasar terbentuknya budaya organisasi. Pada saat para pendiri organisasi memiliki ide untuk mendirikan organisasi, maka budaya organisasi pasti akan ikut terpikirkan meskipun masih secara eksplisit. Budaya organisasi baru menjadi kenyataan ketika organisasi sudah benar-benar berdiri. Dapat dikatakan bahwa ketika organisasi berdiri, pembentukan budaya organisasi pun ikut dimulai.hal ini dijelaskan oleh Schein (1985) yang menyatakan bahwa pembentukan budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Prosesnya mengikuti alur berikut: a. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai- nilai, perspektif, artefak ke dalam organisasidan menanamkannya kepada karyawan.
  • 9. b. Budaya muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal. c. Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh menjadi seorang pencipta budaya baru (culture creator) dengan mengembangkan berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus. Berikut ini adalah proses terbentuknya budaya organisasi menurut Robbins (2001): Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa budaya organisasi diturunkan dari filsafat pendirinya, kemudian budaya ini sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam merekrut/mempekerjakan anggota organisasi. Tindakan dari manajemen puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima baik dan yang tidak. Tingkat kesuksesan dala mensosialisasikan budaya organisasi tergantung pada kecocokan nilai-nilai karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi. 2. Proses mempertahankan budaya organisasi Simma Lieberman menjelaskan langkah-langkah untuk mempertahankan sebuah budaya yang mampu melewati pertumbuhan dan peubahan, seperti berikut ini:  Mendefinisikan budaya dan apa bedanya dari konsep lainnya.  Mengembangkan sebuah rencana strategis untuk menerapkan budaya.  Manajemen puncak harus mengimplementasikan budaya organisasi dalam setiap hal yang dilakukan: perekrutan, penggajian, tunjangan dan intensuf, pembentukan lingkungan organisasi dan pemasaran.  Memastikan bahwa para anggota organisasi mereka dan bahwa mereka ikut terlibat di dalamnya.
  • 10.  Memiliki anggota berpengalaman yag bermanfaat untuk melatih anggota baru dan mengembangkan sebuah sistem di mana anggota baru dapat mempelajari parameter dari budaya yang tertulis dan tidak tertulis.  Secara rutin mengevaluasi kemajuan dan kesuksesan seiring dengan pertumbuhan organisasi.  Selalu terbuka terhadap perubahan dan pastikan bahwa anggota organisasi tahu terhadap perubahan yang dilakukan dan apa untungnya bagi mereka. 3. Proses mengubah budaya organisasi Ada tiga langkah penting yang dilakukan dalam perubahan budaya organisasi. Pertama, sebelum organisasi bisa merubah budayanya, pertama harus memahami budaya yang ada. Kedua, pikirkanlah bentuk organisasi Anda dimasa datang, dan putuskan bagaimana budaya organisasi bisa mendukung kesuksesan. Visi apa yang dimiliki organisasi untuk masa depannya dan bagaimana seharusnya perubahan budaya bisa mendukung pemenuhan visi tersebut? Ketiga, individu dalam organisasi harus memutuskan untuk merubah perilaku mereka untuk menciptakan budaya organisasi yang diinginkan. Ini adalah langkah tersulit dalam perubahan budaya. HIPOTESIS Dari penjabaran di atas, ada hubungan antara komunikasi dengan budaya organisasi. Pada dasarnya, sebuah budaya organisasi terbentuk dari sebuah ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Atau dapat juga muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal. Untuk menuangkan ide atau memecahkan masalah-masalah pokok organisasi, dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik dari seorang komunikator kepada komunikan agar saat pembentukan budaya organisasi, para pendengar (komunikan) dapat mencerna perkataan atau ide yang diberikan komunikator dengan baik dan terciptalah sebuah budaya organisasi yang baik dari rundingan atau komunikasi kelompok yang di lakukan. Tanpa adanya komunikasi yang baik, mungkin sebuah budaya organisasi tak akan tercipta dengan baik. Komunikasi di sini tak hanya berbentuk lisan, namun dapat juga dengan sikap seorang pimpinan kepada pegawai dan sebagainya. ◦◦♪ Sekian ♪◦◦ Daftar pustaka: Effendy, Onong Uchjana. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Riani, Asri Laksmi. 2010. Budaya Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu