Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilu 2019 di Desa Pacarejo Semanu, Gunungkidul berdasarkan studi penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yasir Abdad.
1. “PEMILIH PEMULA DALAM PARTISIPASI POLITIK”
(Studi Penelitian terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor
Desa Pacarejo Semanu Kabupaten Gunungkidul)
Diajukan Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
Badan KESBANGPOL Gunungkidul 2019
Oleh:
Muhammad Yasir Abdad
NBA. 12. 03. 59422
Pimpinan Daerah
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Kabupaten Gunungkidul
Alamat: Komplek Masjid Agung Al-Ikhlas Wonosari, Gunungkidul 55812
Telp: 083869660636
@Copyright2019
2. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Tulis
“PEMILIH PEMULA DALAM PARTISIPASI POLITIK”
(Studi Penelitian terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor
Desa Pacarejo Semanu Kabupaten Gunungkidul)
Disusun untuk memenuhi syarat mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
Badan KESBANGPOL Gunungkidul 2019
Disususn Oleh:
Muhammad Yasir Abdad
NBA. 12. 03. 59422
Mengetahui,
Ketua Umum
PD IPM Gunungkidul,
Ali Nur Syamsi Dahlan
NBA. 12.
3. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Muhammad Yasir Abdad
NBA : 12. 03. 59422
Judul Karya Tulis : “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
(Studi Penelitian terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor
Desa Pacarejo Semanu Kabupaten Gunungkidul)
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang saya sertakan dalam Lomba
Karya Tulis Ilmiah Badan KESBANGPOL 2019 adalah benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain dan belum pernah diikutkan dalam
segala bentuk perlombaan serta belum pernah dimuat di manapun.
Apabila di kemudian hari ternyata karya tulisini tidak sesuai dengan
pernyataan ini, maka secara otomatis karya tulis saya dianggap gugur. Demikian
pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Gunungkidul, 9 Agustus 2019
Muhammad Yasir Abdad
NBA. 12. 03. 59422
4. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Politik adalah jalan terang dalam mencari sebuah problematika kehidupan,
mencari dan menemukan, dan menyelesaikannya dengan cara yang gila
Diam dan menjaga itu penting, tetapi berbicara untuk menyelamatkan itu luar
biasa
Cerdas bukan berarti intelektualitas
“Sesungguhnya, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum
Sampai kaum itu sendiri yang merubahnya”
(QS. Ar-Raad-11)
Tanpa mengurangi rasa syukur terhadap Allah SWT dan cintaku kepada
Muhammad.
Karya ini ku persembahkan:
1. Umi dan Abi, terimakasih doa-doanya. Ridho Allah adalah ridhomu
2. Kakak-Kakakku, terimakasih dukungan morill dan materiilnya
3. Teman-teman baikku, sampai jumpa di ujung sukses
4. Seluruh Putra Bangsa, jadikan hidupmu sebuah pengabdianmu
5. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page v
“PEMILIH PEMULA DALAM PARTISIPASI POLITIK”
(Studi Penelitian terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor
Desa Pacarejo Semanu Kabupaten Gunungkidul)
Abstraksi
Disusun Oleh : Muhammad Yasir Abdad
Pemilihan umum (PEMILU) sebagai sarana pelaksanaan
demokrasi sudah dipakai oleh banyak Negara di dunia termasuk Negara Indonesia
yang termasuk dalam jajaran Negara yang masayarakatnya bersifat heterogen.
Pemilihan umum sebagai media pelaksanaan demokrasi sangat memungkinkan
bagi semua pihak agar dapat terakomodir apa yang ingin dicapai dan menjadi
nawacita dalam bermasyarakat. Pemilu tahun 2019 yang terlaksana pada tanggal
17 April yang lalu menjadi langkah besar Indonesia dalam mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur, serta memenuhi hak dan kewajiban dalam
berbangsa bernegara. Faktor determinan dalam partisipasi politik di kalangan
masyarakat Indonesia adalah tingkat kesadaran politiknya, artinya segala hal yang
berkorelasi pengetahuan dan kesadaran mengenai hak serta kewajiban dalam
kegiatan politik menjadi ukuran bagi seseorang yang terlibat di dalam proses
partisipasi politik. Berkaca dari pemilihan yang terlaksana dalam beberapa decade
terakhir menunjukkan bahwa masih banyak pemilih yang tidak memberikan hak
suaranya. Sebagai gambaran yang nyata, apabila seseorang memiliki kesadaran
politik dan tingkat kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi, maka akan
berdampak pula pada tingkat partisipasi politik yang cenderung aktif, sedangkan
apabila kesadaran dan kepercaan itu rendah makan akan berimbas pada kecilnya
tingkat partisipasi politik dan cenderung apatis. Permasalahan yang dikaji pada
penelitian ini adalah seputar bentuk partisipasi politik pemilih pemula dan factor
yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam pemilu 2019 di
Dusun Kwangen Lor. Hasil penelitian menunjukkan bentuk partisipasi politik
pemilih pemula di Dusun Kwangen meliputi pemberian suara, kampanye dan
diskusi isu-isu politik. Faktor penghambat yang ditemukan dalam partisipasi
politik pemilih pemula antara lain kesibukan sehari-hari, perasaan tidak mampu,
dan larangan dari pihak keluarga. Sedangkan factor pendukungnya adalah rasa
ingin tahu dan kesadaran politik pemilih pemula. Saran yang disampaikan peneliti
dari penelitian ini adalah: 1) hendaknya pemilih pemula membuka diri dengan
dunia politik dan lebih percaya terhadap kemampuan diri sendiri. 2) dukungan
keluarga yang senantiasa ditingkatkan. Dan 3) pemerintah diharapkan mampu
menambah fasilitas yang menunjang partisipasi politik pemilih pemula.
Kata kunci: politik, demokrasi, pemilih pemula, pemilu 2019.
6. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page vi
"BEGINNING VOTERS IN POLITICAL PARTICIPATION"
(Research Study of the Implementation of 2019 Elections in Kwangen Lor
Hamlet, Pacarejo Semanu Village, Gunungkidul Regency)
Abstraction
Compiled by: Muhammad Yasir Abdad
General Election (ELECTION) as a means of implementing democracy
has been used by many countries in the world, including the State of Indonesia,
which is included in the ranks of the State where the community is heterogeneous.
Elections as a medium for the implementation of democracy is very possible for
all parties to be able to accommodate what they want to be approved and become
nawacita in the community. The 2019 elections that took place on April 17
became a major step for Indonesia in realizing a just and prosperous society, as
well as fulfilling the rights and obligations in the nationhood. The deciding factor
in political participation in Indonesian society is the level of political awareness,
the meaning of everything that correlates knowledge and awareness about rights
and needs in political activities Reflecting on the elections carried out in the last
few decades shows that there are still many voters who do not vote. As a clear
illustration, a discussion about politics and a high level of trust in the
government, will also have an impact on the level of political participation that
requires active, while raising awareness and belief in low eating will impact when
the level of political participation is low and requires apathy. The problems
examined in this study are regarding the political participation of novice voters
and the factors that influence the participation of political voters in the 2019
elections in the Kwangen Lor Hamlet. The results of this study indicate the form
of political participation in beginners in Kwangen Hamlet who were given votes,
campaigns and discussions of political issues. The inhibiting factors found in
political voter participation include daily busyness, feelings of inadequacy, and
prohibitions on the part of the family. While the supporting factors are curiosity
and political awareness of the novice voter. Suggestions submitted by researchers
from this study are: 1) the proposed voter beginners who want to free themselves
from the world of politics and believe more in their own abilities. 2) family
support that is always being improved. And 3) the government is expected to
provide support that supports the political participation of novice voters.
Keywords: politics, democracy, beginner elections, 2019 elections
7. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas
pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada
waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat,
semoga selalu dapat menuntun penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi syarat mengikuti Lomba Karya
Tulis Ilmiah Badan KESBANGPOL Gununungkidul dengan judul:
“PEMILIH PEMULA DALAM PARTISIPASI POLITIK”
(Studi Penelitian terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor
Desa Pacarejo Semanu Kabupaten Gunungkidul)
Untuk menyelesaikan karya tulis ini penulis mendapatkan bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Afnan Hadikusumo, selaku anggota DPD RI
sekaligus sebagai narasumber penelitian.
2. Bapak Is Sumarsono, S. H., selaku ketua BAWASLU Kabupaten
Gunungkidul sekaligus narasumber penelitian.
3. Bapak Ahmad Ruslan Hani, selaku ketua KPUD Gunungkidul yang turut
mendukung pengumpulan data penelitian.
4. Bapak Purwanto, selaku kepala kepala Dusun Kwangen Lor sekaligus
menjadi narasumber penelitian.
5. Ipmawan Ali Nur Syamsi Dahlan, selaku ketua umum PD IPM
Gunungkidul.
6. Ipmawan dan Ipmawati di jajaran PD IPM Gunungkidul yang turut serta
dalam observasi lapangan.
7. Serta semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak
langsung hingga terselesaikannya karya tulis ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak,
apabila terdapat kekurangan dalam pembuatan karya tulis ini, penulis mohon
8. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page viii
maaf karena penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa
penulis tunggu.
Gunungkidul, 9 Agustus 2019
Penulis,
Muhammad Yasir Abdad
NBA. 12. 03. 59422
9. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................... ii
ABSTRAK ......................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................... ix
DAFTAR LAMPRAN ......................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah …...................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................... 4
A. Sosialisasi Politik ......................................................... 4
B. Kesadaran Politik Remaja...................................................... 4
C. Jenis Sosialisasi Politik ......................................................... 5
D. Proses Sosialisasi Politik........................................................ 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................... 8
A. Desain Penelitian ……………....................................... 8
B. Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian…................................. 8
C. Populasi dan Sampel ……………….................................... 8
D. Metode Pengumpulan Data.................................................... 9
E. Teknik Analisis Data ......................................................... 10
BAB IV ANALISA DATA ……………………………………..… 11
A. Gambaran Umum Objek Penelitian........................................ 11
B. Gambaran Responden ………………................................... 11
C. Analisa data ………….......................................... 13
D. Proses Sosialisasi Politik di SMK N 2 Wonosari……………. 16
10. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page x
E. Hasil Sosialisasi Politik di SMK N 2 Wonosari....................... 17
BAB V PENUTUP .........................................................
A. Kesimpulan ......................................................... 19
B. Saran ......................................................... 20
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Responden Berdasarkan Umur.................................. 11
Tabel 2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................... 12
Tabel 3. Responden Berdasarkan Agama............................... 12
Tabel 4. Mendiskusikan Pelajaran Terkait Politik..................... 13
Tabel 5. Tingkat Aktivitas Organisasi Sekolah......................... 13
Tabel 6. Menganalisis dan Mengkritisi Berita Politik................ 14
Tabel 7. Memahami Tentang Cara Memilih sebagai
Pemilih Pemula Pemilu............................................... 14
Tabel 8. Memiliki Informasi Perkembangan
Politik di Indonesi ……….................................. 15
12. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Muhammad Yasir Abdad…. 22
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Siswa………………………. 24
Lampiran 3. Pedoman Wawancara PANWASLU………………. 25
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Wabup……………………… 27
Lampiran 5. Questioner Penelitian………………………………. 30
Lampiran 6. Foto Dokumentasi Penelitian……………………… 32
13. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemilihan umum (PEMILU) sebagai sarana pelaksanaan demokrasi sudah
dipakai oleh banyak Negara di dunia termasuk Negara Indonesia yang termasuk
dalam jajaran Negara yang msayarakatnya bersifat heterogen. Pemilihan umum
sebagai media pelaksanaan demokrasi sangat memungkinkan bagi semua pihak
agar dapat terakomodir apa yang ingin dicapai dan menjadi nawacita dalam
bermasyarakat. Pemilu tahun 2019 yang terlaksana pada tanggal 17 April yang
lalu menjadi langkah besar Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur, serta memenuhi hak dan kewajiban dalam berbangsa bernegara.
Masyarakat merupakan struktur penentu berhasil atau tidaknya
pelaksanaan pemilu, karena secara harfiah kekuatan masyarakat yang memiliki
hak pilihlah yang akan menentukan nasip bangsa dan Negara pada periode
kepemimpinan yang akan datang. Heterogenitas masyarakat Indonesia yang
memiliki banyak corak agama, ras, dan golongan tidak membedakan hak mereka
dalam berserikat, berkumpul, dan menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah
dan para pejabat Negara secara kritis. Semua hak ini bias mereka dapatkan secara
menyeluruh dan diaplikasikan dalam bentuk nyata pada proses pemilihan umum.
Indonesia adalah Negara yang berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat
dalam rangka demokrasi pancasila. Dimana untuk mewujudkan pola kehidupan
system kedaulatan rakyat yang demokratis tersebut adalah melalui pemilihan
umum. Dengan pemilihan umum tersebut, rakyat Indonesia ingin turut serta
secara aktif untuk berpartisipasi dalam memilih wakil mereka dan secara langsung
atau tidak langsung mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah karena partisipasi
politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan Negara demokrasi
sekaligus merupakan cirri khas adanya modernisasi politik. Sastroatmojo
(1995:67)
Kedaulatan rakyat menjadi tujuan dilaksanakannya pemilu dan merupakan
salah satu bentuk pastisipasi politik dalam menentukan arah kebijakan pemerintah
di periode mendatang. Partisipasi masyarakat inilah yang menjadi aspek
terpenting dalam sebuah system Negara yang demokratis. Anggapan yang
14. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 2
mendasari demokrasi adalah orang (partisipan) yang paling tahu tentang apa yang
paling baik bagi dirinya adalah orang itu sendiri karena keputusan politik yang
dibuat dan dilaksanakan oleh pejabat pemerintah akan menyangkut dan
mempengaruhi kehidupan warga Negara. Segingga warga Negara atau masyarakat
memiliki hak absolut dalam menentukan arah kebijakan tersebut melalui pemilu.
Faktor determinan dalam partisipasi politik di kalangan masyarakat
Indonesia adalah tingkat kesadaran politiknya, artinya segala hal yang berkorelasi
pengetahuan dan kesadaran mengenai hak serta kewajiban dalam kegiatan politik
menjadi ukuran bagi seseorang yang terlibat di dalam proses partisipasi politik.
Berkaca dari pemilihan yang terlaksana dalam beberapa decade terakhir
menunjukkan bahwa masih banyak pemilih yang tidak memberikan hak suaranya.
Sebagai gambaran yang nyata, apabila seseorang memiliki kesadaran politik dan
tingkat kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi, maka akan berdampak pula
pada tingkat partisipasi poliyik yang cenderung aktif, sedangkan apabila
kesadaran dan kepercaan itu rendah makan akan berimbas pada kecilnya tingkat
partisipasi politik dan cenderung apatis.
Berikut adalah gambar diagram sejarah penyelenggaraan pemilu Indonesia
yang menunjukkan rendahnya tingkat partisipasi pemilih.
Gambar 1. Diagram Golput dalam Persen
(Sumber: TirtoId-KPU)
8.6 3.4 3.5 3.5 3.6 4.9 6.4 7.3
15.9
21.823.4
29.128.5
24.89
29.1
0
5
10
15
20
25
30
35
Tingkat Golput dalam Persen (%)
15. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 3
Dilihat dari data diatas, selama masa orde baru ditemukan bahwa
partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum selalu di atas 90%. Partisipasi
politik di bawah rezim pemerintah Soeharto dinilai semu, banyak faktor yang
menggiring pada prespektif ini adalah represi politik dan mobilisasi yang sangat
kuat selama 32 tahun pemerintahan Orde Baru. Tingkat partisipasi politik
masyarakat era Orde baru terdapat kecenderungan penurunan namun tidak terlalu
signifikan. Di era reformasi penyelenggaraan pemilu pertama antusiasme pemilih
masih dinilai tinggi yaitu 92,7% (tahun 1999) dari total pemilih yang
menggunakan hak pilihnya. Sedangkan pada pileg dengan system langsung pada
tahun 2004, tingkat partisipasi masyarakat menurun drastis hingga menyentuh
angka 84,1%. Kemudian pada pilpres putaran satu tercatat sebesar 21,8%
masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya dan dan kembali memburuk
pada pilpres putaran kedua di angka 23,4%. Pemilu legislative tahun 2009, angka
partisipasi politik masyarakat kian memburuk dan hanya mencapai pada angka
70,9%, namun pada pilpres 2009 menunjukkan angka perbaikan di 71,5%
dilanjutkan pada pileg 2014 yang menunjukkan angka golput menurun menjadi
24,89%. Hingga pada akhir pilpres 2014 angka golput kembali naik menjadi
29,1%. Data tersebut menunjukkan bahwa angka partisipasi politik masyarakat
Indonesia masih perlu perbaikan.
Melonjaknya jumlah emilih yang tidak menggunakan hak pilihnya ini,
peneliti memiliki pandangan bahwa peran pemilih pemula sangat mendominasi
mengingat pada usia pemilih pemula kebanyakan adalah usia yang belum
memiliki cukup jangkauan mengenai perpolitikan di Indonesia. Selain hal
tersebut, sering kali ketidak tahuan soal praktik politik praktis mengakibatkan
pemilih pemula ini tidak berpikir secara rasional sehingga hanya berorientasi pada
kepentingan jangka pendek. Sehingga kadang pilihan yang mereka ambil tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pasal 1 ayat (22) UU No 10 tahun 2008 menjelaskan bahwa pemilih
adalah warga Negara Indonesia yang telah genap berusia 17 tahun atau lebih atau
sudah/pernah kawin, kemudian pada pasal 19 ayat (1 dan 2) memberikan
penjelasan bahwa yang memiliki hak pilih adalah WNI yang terdaftar oleh
penyelenggara pemilu dalam DPT dan pada hari pemungutan suara telah genap
16. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 4
berusia 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin. Dari pengertian tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dalam kategori pemilih pemula
adalah WNI yang didaftar oleh penleyenggara pemilu dalam DPT dan baru
mengikuti pemilu untuk pertama kali dengan range usia 17-21 tahun
Layaknya seorang oemilih pemula yang masih belum memiliki
pengalaman dalam pemilihan sebelumnya, bukan menjadi cerminan bahwa
pemilih tersebut dibatasi dalam proses menyalurkan aspirasi politik. Hal ini
dijelaskan dalam UUD N RI tahun 1945 pada pasal 1 ayat (2) bahwa kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Amanah konstitusi
tersebut digunakan untuk memenuhi perkembangan demokrasi yang sejalan
dengan perkembangan demokrasi dan peradaban dalam berbangsa dan bernegara.
Kemudian wujud kedaulatan ini dilaksanakan melalui pemilu langsung sebagai
sarana bagi masyarakat untuk menentukan pemimpinnya yang akan menentukan
arah kebijakan pemerintah kedepan.
Pemilih pemula adalah subjek sekaligus objek di dalam kegiatan
perpolitikan termasuk di dalamnya terdapat pemilu. Pemilih pemula adalah
pemilih yang masih memerlukan pembinaan dalam orientasi menuju pada arah
perkembangan potensi dan kemampuannya dalam melaksanakan peran di bidang
perpolitikan. Mereka sebagai penerus pergerakan bangsa Indonesia dituntut untuk
memiliki pengetahuan dalam bidang politik termasuk di dalamnya adalah
pelaksanaan pemilu itu sendiri agar tidak memilih jalan golput. Karena merupakan
tindakan yang tidak bertanggung jawab atas pembangunan dan keberlangsungan
peradaban bangsa dan Negara. Dalam konteks ini, pemilih pemula harus paham
makna demokrasi dalam sebuah Negara dan mengerti bagaimana cara untuk
mencapainya.
Dusun Kwangen Lor merupakan dusun yang juga memiliki kewajoban
dalam menyelenggarakan pemilihan umum secara serentak dengan daerah lain
dan sesuai perundang-undangan demi turut serta dalam mensukseskan pesta
demokrasi di Indonesia. Melalui kacamata peneliti, dapat diindikasikan bahwa
Dusun Kwangen Lor yang masuk pada wilayah Kecamatan Semanu ini tidak jauh
berbeda dengan dusun lain di Kabupaten Gununungkidul yang mana daerah ini
masih sedikit penyebaran pendidikan politik dari anggota partai politik maupun
17. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 5
pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya pengurus partai politik yang
ada di tingkat dusun dan juga pengetahuan tentang politik pemilih pemula yang
masih sangat kurang. Sehongga dari kurangnya pengetahuan tersebut dapat
menjadi salah satu penyebab kurangnya angka partisipasi politik di tingkat
kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional.
Untuk mengetahui bagaimana bentuk partisipasi politik pemilih pemula
pada pemilu 2019 yang sudah terlaksana ini, maka perlu diadakannya sebuah
penelitian yang membahas hal tersebut agar dapat dijadikan rujukan dalam
pelaksanaan pesta demokrasi yang akan datang. Dari latar belakang tersebut,
penulis terdorong untuk mengkaji lebih lanjut dan mengadakan penelitian dengan
judul “Pemilih Pemula dalam Partisipasi Politik (Studi Penelitian terhadap
Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor Desa Pacarejo Semanu
Kabupaten Gunungkidul)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasar pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk partisipasi politik pemilih pemula dalam
pelaknsaan pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor?
2. Apa faktor yang mempengaruhi pertisipasi politik pemilih pemula
dalam pelaksanaan pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis ini memiliki setidaknya 2 tujuan
utama, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk partisipasi politik pemilih pemula di Dusun
Kwangen Lor dalam pelaksanaan emilu tahun 2019.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi olitik
di kalngan pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu 2019 di Dusun
Kwangen Lor.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki kebermanfaatan diantaranya
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
18. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 6
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengaplikasian ilmu yang didapat peneliti melalui
organisasi dan pendidikan sebelumnya pada problematika dan kondisi
masyarakat, hingga didapat sebuah pengalaman antara teori yang telah
dipelajari dengan keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan.
b. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan sumbang sih pemikiran terhadap ilmu pengetahuan
khususnya di bidang ilmu politik dan demokrasi serta mengenai hak dan
kewajiban sebagai warga Negara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
tentang bagaimana peran atau partisipasi politik pemilih pemula pada
pelaksanaan pemilu tahun 2019.
b. Bagi pemilih pemula, dapat memberikan pengetahuan bahwa
pertisipasi politik adalah hal yang penting dan turut menentukan apakah
proses demokrasi itu berjalan dengan baik atau tidak.
c. Bagi para aktivis partai politik dan tokoh politik, diharapkan
penelitian ini mampu memberikan gambaran betapa pentingnya
melibatkan pemilih pemula dalam kegiatan politik dan meningkatkan
peran serta pemilih pemula di dalam proses pemilu di masa yang akan
datang.
d. Bagi masyarakat, agar dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan politik dan menamah rasa kecintaan terhadap bangsa dan
Negara dengan kehidupan yang demokratis.
19. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PEMILIHAN UMUM
Berdasarkan UUD 1945 Bab I Pasal 1 ayat (2), kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang dasr. Dalam demokrasi
modern yang menjalankan kedaulatan itu adalah wakil-wakil rakyat yang
ditentukan sendiri oleh rakyat. Untuk menentukan siapakah yang berwenang
mewakili rakyat maka dilaksanakanlah pemilihan umum. Pemilihan umum adalah
suatu cara memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan
rakyat erta salah satu pelayanan hak-hak asasi warga Negara dalm bidang politik
(Syarbani, 2002:80).
Pemilu adalah media untuk membentuk pola kedaulatan rakyat demokratis
dengan cara memilih wakil rakyat secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil. Karena pemilu merupakan hak bagi setiap warga Negara, maka pemilu
tahun 2019 menjadi momentum yang tepat digunakan oleh warga Negara
Indonesia untuk memilih wakilnya baik legislatif maupun presiden beserta
wakilnya.
B. PARTISIPASI POLITIK
Di dalam sebuah tatanan Negara demokrasi, partisipasi politik merupakan
aspek yang penting sekaligus menjadi ciri yang khas akan adanya modernisasi
politik. Negara dengan modernisasi politik yang baik biiasanya akan ditandai
dengan turut meningkatnya partisipasi politik warga Negara tersebut. Modernisasi
politik ini berkorelasi dengan aspek berjalannya kebijakan pemerintahan.
Partisipasi politik pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan
warga Negara yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan dengan tujuan
untuk mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan pemerintah
(Sastroatmodjo, 1995:67).
Dalam membuat sebuah produk kebijakan dan keputusan politik,
pemerintah akan menyangkut dan mempengaruhi kehidupan wrga masyarakatnya.
Inilah yang menjadi dasar betapa pentingnya masyarakat tersebut turut serta
dalam menentukan isi politik. Konteks ini mengacu pada perilaku-perilaku yang
20. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 8
mencakup semua kegiatan politik secara sukarela dimana seseorang akan ikut
serta dalam pemilihan pemimpin yang akan membentuk kebijakan bagi
masyarakat umum.
Menurut Budiarjo, partisipasi politik adalah kegiatan dimana seseorang
atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu
dengan jalan memilih pemimpin Negara dan secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kebijakan pemerintah (Sastroatmodjo, 1995:68).
C. PEMILIH PEMULA
Menurut pasal 1 ayat (22) UU No 10 tahun 2008, pemilih adalah warga
Negara yang gebap berusia 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin,
kemudian pasal 19 ayat (1 dan 2) menerangkan bahwa yang memiliki hak
memilih ialah warga Negara Indonesia yang didaftar oleh penyelenggara pemilu
dan pada hari pemungutan suara telah genap berusia 17 tahun atau sudah/pernah
kawin. Dari dasar ini, maka dapat dtarik secara garis besar bahwa pemilih pemula
adalah warga Negara yang didaftar oleh penyelenggara pemilu dalam daftar
pemilih dan baru mengikuti pemilu pertama kali sejak dilaksanakan pemilu di
Indonesia dalam rentang usia 17-21 tahun.
21. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian tentang pemilih pemula dalam partisipasi politik pemilu
2019 ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan sikap atau perilaku yang dapat
diamati secara langsung. Sementara itu Kirk dan Miler mendefinisikan bahwa
pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang
secara fundamental bergantung pada obesrvasi manusia dalam jangkauannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan
peristilahan sendiri.
Dengan pendekatan ini, peneliti diharapkan mampu mengumpulkan dan
menjaring kenyataan di lapangan dengan pengumpulan data secara langsung
melalui wawancara, dokumentasi dan observasi secara langsung.
B. SUMBER DATA PENELITIAN
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain
(Moelong, 2007:157)
Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa
sesuatu yang diketahui atau yang dianggap. Data dapat digambarkan lewat angka,
symbol, dan lain-ain. Data perlu dikelompok-kelompokkan terlebih dahulu
sebelum dipakai dalam proses analisis. Pengelompokan dessuaikan dengan
karakterustik yang menyertainya (Hasan, 2002:8).
Berikut adalah sumber data yang digunakan dalam penelitian ini pemilih
pemula dalam partisipasi politik:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil atau didapatkan secara langsung
dari lapangan atau dapat disebut juga dengan data asli. Sumber data ini
22. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 10
yang diambil dari responden yang dalam pnelitian ini adalah pemilih
pemula yang memiliki hak pilih di Dusun Kwangen Lor Desa Pacarejo,
Kecamatan Semanu.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat melalui sumber-sumber yang
sebelumnya sudah ada dan dapat berbentuk buku, majalah ilmiah,
dokumen resmi atau literature sejenis. Untuk penelitian ini data yang
didapat adalah dari sumber tertulis bersumber dari buku-buku atau
literature terkait dengan judul dan tema penelitian.
C. METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini
menggunakan bebrapa teknik sebagai berikut:
1. Teknik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan [encatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan
dan pencatatan yang dilakukan terhadap gejala objek du tempat terjadi
atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek
yang diselidiki, yang disebut observer langsung. Sedangkan observasi
tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada
berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut
diamati melalui film atau rangkaian slide atau rangkaian foto (Rachman,
1999:77).
Observasi inilah yang digunakan untuk memperoleh variable
partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019
di Dusun Kwangen Lord an kemudian dapat digunakan untuk menjawab
rumusan masalah yang telah diuraikan. Pada penelitian ini, diadakan
observasi dengan cara mengamati aktivitas politik pemilih pemula di
Dusun Kwangen Lor pada pelaksanaan pemilu 2019.
23. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 11
2. Wawancara
Teknik wawancara adalah mengumpulkan data melalui kontak atau
hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data (Rachman,
1999:82).
Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik komunikasi langsung yang
berbentuk wawancara acak tak berstruktur. Teknik ini dianggap oleh
peneliti memiliki kelebihan antara lain:
a. Memungkinkan peneliti mendapatkan informasi dalam waktu yang
cepat.
b. Adanya keyakinan pada penafsiran responden terhadap pertanyaan
yang diajukan adalah tepat.
c. Sifat pembahasan yang luas namun apabila terdapat pembatanan
dapat dilakukan secara langsung, apabila jawaban yang dibberikan
melampaui batas ruang lingkup masalah yang diteliti.
d. Kebenaran jawaban yang dapat dibuktikan secara langsung.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari dan
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan transkip, buku, surat
kabar, prasasti, notulan surat dan lain-lain (Arikunto, 2002:206).
Sesuai pengertian tersebut, metode dokumentasi yang digunakan untuk
mendapatkan data yang berkaitan dengan pemilih pemilih pemula dalam
partisipasi politik pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor adalah sebagai
berikut:
a. Rekapitulasi Daftar Pemilih tetap warga Dusun Kwangen Lor yang
diperoleh dari data KPUD Gunungkidul. Data ini dapat dijadikan
sebagai pemetaan jumlah warga dusun yang memiliki hak pilih.
Namun dalam penelitian ini terdapat kendala dalam pengumpulan
data jumlah pemilih pemula yang ada, sehinngga diperlukan data
24. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 12
dukungan yang kemudian diolah dari arsip kependudukan dan
dioah dari data yang dimiliki oleh pemerintah Desa Pacarejo.
b. Buku pedoman teknis pelaksanaan pemungutan sekaligus
[enghitungan suara pemiu 2019. Dari buku ini dapat diperoleh data
mengenai teknis serta tata cara pemungutan dan pengihungan
suara.
D. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian yang ditempuh dalam pelkaksanaan penelitian ini
meliputi tiga tahapan yaitu:
1. Pembuatan rancangan Penelitian
Tahap ini peneliti membuat rancangan yang akan digunakan dalam
penelitian yang mencakup proposal penelitian, kerangka teoritis, dan
metodologi yang akan digunakan dalam penelitian tersebut.
2. Pelaksanaan Penelitian
Di tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperlukan dalam
bentuk data primer dan sekunder. Data inilah yang digunakan untuyk
menjelaskan keadaan lapangan dan menjadi fokus penelitian sehingga
dapat member hasil yang valid terhadap objek yang diteliti.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Hasil penelitian disusun, ditulis secara sistematis sesuai dengan
peraturan yang telah ditentukan agar hasilnya dapat diketahui orang lain.
Dismpung itu dengan disusun dan ditulisnya hasil penelitian prosedur
yang ditempuh dalam penelitian pun dapat juga diketahui oleh orang lain
sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan peneliti (Arikunto,
2002:24).
25. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 13
E. ANALISIS DATA
Patton mengatakan bahwa analisi data adalah proses yang mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatau pola, kategori dan satuan uraian
dasar (Hasan, 2002:97).
Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan teknik analisis data non
statistik. Mengingat data penulisan bukan berbentuk data statistic sehingga tidak
menggunakan model matematik. Analisis data ini hanya dilakukan pada
pengolahan data seperti pengecekan data lapangan, yang dalam hal ini mencakup
table, grafik dan angka yang sudah didapatkan dalam penelitian kemudian
dilakukan proses penguraian serta penafsiran.
Data penelitian yang telah didapat kemudian dianalisis dan diolah dengan
cara sebagai berikut:
1. Reduksi data, proses ini adalah langkah pemilihan atau pemusatan
perhatian pada tingkat yang lebih sederhana, memberikan gambaran
trandformasi data yang ada dan diolah dari data yang ada di lapangan.
Proses ini disebut juga bentuk analisis yang menajamkan hasil data dengan
cara memilah atau membuang informasi yang tidak diperlukan serta
mengorganisasikan data agar kesimpulan akhir dapat ditarik dan di
verifikasi dengan lebih mudah.
2. Penyajian data, penyajian sekumpulan informasi dari lapangan
yang disusun dan member kemungkinan untuk ditarik kesimpulan serta
pengambilan tindakan lanjutan.
3. Verifikasi data, menarik kesimpulan dari informasi yang telah
didapat dari lapangan yang dapat ditinjau dan diuji kebenarannya.
26. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dusun Kwangen Lor merupakan daerah yang masuk dalam wilayah
administrative Desa Pacarejo, Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Di sebelah
utara berbatasan langsung dengan Dusun Jonge, sebelah selatan bebatasan
dengan Dusun Kwangen Kidul. Sementara itu, di sisi timur bebratasan dengan
Dusun Jetis dan bagian barat dengan Dusun Kuwon. Dusun Kwangen Lor
terdiri dari 15 RT yang mana pada pemilu tahun 2019 terbagi menjadi empat
lokasi TPS yaitu TPS 11, 12, 13, dan 14. Sebagian besar Dusun Kwangen Lor
adalah lahan pertanian. Jarak Dusun Kwangen Lor dengan ibu kota Kabupaten
Gunungkidul dapat ditempuh selama 20 menit perjalanan motor. Dusun ini
dikepalai oleh Bapak Purwanto.
2. Jumlah Pemilih Pada Pemilu 2019
Berikut adalah table yang menunjukkan jumlah Daftar Pemilih Tetap di
Dusun Kwangen Lor yang bersumber dari pendataan KPUD Gunungkidul:
Tabel 1. Jumlah DPT Kwangen Lor
No TPS Jumlah
1 DPT TPS 11 190
2 DPT TPS 12 249
3 DPT TPS 13 231
4 DPT TPS 14 298
Jumlah 968
(Sumber: KPUD Gunungkidul)
Jumlah warga Dusun Kwangen Lor yang terdaftar sebagai pemilih tetap
pada Pemilu 2019 tercatat 968 jiwa. Data ini belum bias menjadi ukuran dalam
menentukan jumlah responden (pemilih pemula) karena KPUD Gunungkidul
saat penelitian ini berlangsung belum dapat mengeluarkan jumlah riil dari
pemilih pemula tersebut yang disebabkan masih banyaknya pemilih yang
tercantum daftar pemilih khusus (DPK). Untuk mengantisipasi kesalahan data
dalam penelitian, peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk mendata secara
independen pemilih pemula di Dusun Kwangen Lor. Data yang didapat adalah
27. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 15
dari pengamatan secara langsung dan wawancara non formal sehingga didapat
daftar pemilih pemula sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah Pemilih Pemula per-DPT Kwangen Lor
No TPS Jumlah
1 DPT TPS 11 5
2 DPT TPS 12 9
3 DPT TPS 13 6
4 DPT TPS 14 10
Jumlah 30
(Sumber: Dok. Peneliti)
Data yang ditulis dalam table tersebut diatas adalah hasil pnelusuran
secara langsung oleh peneliti yang mana ditemukan sebanyak 30 pemilih
pemula yang kemudian seluruhnya dijadikan sebagai responden penelitian.
Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan data yang akan ditarik
kesimpulan.
B. PEMBAHASAN
1. Bentuk Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pelaksanaan Pemilu 2019
di Dusun Kwangen Lor
Bentuk partisipasi pemilih pemula di Dusun Kwangen Lor tampak
dalam aktivitas politiknya. Berdasar pada pernyataan yang mereka kemukakan
partisipasi politik tersebut berupa:
a. Pemberian Suara
Berkaitan dengan dilaksanakannya pemilu 2019 di Dusun
Kwangen, masyarakat secara umum terlihat antuusias dalam
memberikan hak pilihnya yang terbukti dengan banyaknya
masyarakat yang hadir ke TPS dalam rangka menyumbangkan
suaranya. Banyaknya pemilih pemula yang hadir ke TPS juga
menunjukkan bahwa antusiasme pemilih pemula juga ak kalah
seeperti masyarakat umum yang lain.
b. Kampanye
Kampanye merupakan momen penting dalam sebuah demokrasi.
Bagi pemilih pemula di Dusun Kwangen secara keseluruhan mereka
sudah paham apa arti dan tujuan kampanya tersebut. Namun mereka
beranggapan bahwa kampanya terlalu membutuhkan banyak tenaga
28. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 16
dan menyita waktu sehingga harus mengalahkan segala rutinitas
mereka yang mengakibatkan sedikitnya pemilih pemula yang aktif
dalam kegiatan kampanye.
c. Berdiskusi Masalah Politik
Pada musim pemilu, masyarakat suka membicarakan tentang isu-isu
politik. Meskipun hanya sebatas obrolan-obrolan ringan, namun
diskusi tersebut dapat berlangsung menarik. Hal ini dimungkinkan
karena hubungan persahabatan atau lingkungan yang baik antar
lawan bicara. Dari hasil wawancara, ditemukan fakta bahwa pemilih
pemula sering membicarakan isu-isu politik ini, baik di lingkungan
sekolah hingga di sela kegiatan yang mereka jalani. Namun
demikian, dalam kenyataanya tidak semua orang dapat
melakukannya, hanya pemilih pemula tertentu saja yang
membicarakan isu-isu politik.
2. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam
Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor
Kesadaran politik warga Negara menjadi factor determinan dalam
partisipasi politik, yang artinya sebagai hal yang berkorelasi dengan
pengetahuan dan kesadaran mengenai hak dan kewajiban di lingkungan
masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran seseorang melibatkan dirinya
dalam partisipasi politik.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggali informasi dari
beberapa responden dan narasumber tentang factor penghambat maupun
pendorong partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu 2019
di Dusun Kwangen Lor.
a. Faktor Penghambat
1) Kesibukan Kegiatan Sehari-hari
Faktor ini menjadi factor utama yang menghambat keterlibatan
pemilih pemula di dalam pelaksanaan pemilu. Hal ini menjadi
suatu perkara yang lumrah, mengingat pemilih pemula
kebanyakan ialah masyarakat yang berusia 17-21 tahun yang
notabene kebanyakan dari mereka adalah, pelajar, mahasiswa,
29. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 17
dan pekerta muda. Fakta ini diungkapkan oleh Tia (18 tahun)
saat diwawancara oleh peneliti pada tanggal 17 April 2019
setelah ia selesai memberikan hak pilihnya. Tia berpendapat
bahwa tugas utamanya adalah sekolah, dan kewajiban sebagai
warga Negara di dalam pemilu cukup dengan memberikan hak
suaranya ke TPS. Kemudian untuk mengurus kegiatan yang
berkaitan dengan poliytik menurutnya sudah ada petugas sendiri
sehingga ia tidak perlu terlibat di dalamnya.
2) Perasaan Tidak Mampu
Peran pemilih pemula dalam proses pemungutan suara pada
pemilu 2019 dianggap istimewa oleh sebagian besar
masyarakat. Mereka beranggapan bahwa yang boleh
berpartisipasi dalam proses pemilu hanya kalangan tertentu saja
yaito orang kaya dan berpendidikan. Hal ini disampaikan oleh
beberapa responden, salah satunya Icha (17 tahun) yang
diwawancara pada 17 April 2019. Ia manyatakan merasa malu
untuk ikut serta dalam jajaran anggota panitia pemilu karena ia
beranggapan bahwa untuk menjadi penitia harus bias berbicara
di depan umum dan harus berhadapan dengan orang yang sangat
banyak. Beberapa responden berpendapat hal yang sama seperti
halnya yang diungkapkan oleh Fathur (19 tahun). Dalam
penjelasannya ia menyampaikan kalau ia belum berani menjadi
panitia karena sama sekali tidak paham terkait pelaksanaan
pemilu, menurutnya panitia lebih baik diisi oleh orang yang
lebih tua dan berpengalaman saja.
3) Larangan keluarga
Masyarakat desa di Dusun Kwangen Lor saat ini, masih
menjunjung tinggi nilai ketimuran dengan teguh.
Mengedepankan keluarga di atas kepentingan lain adalah hal
yang lumrah. Kepentingan politik pun tak luput dari hal
30. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 18
tersebut. Ketika anggota keluarga yang lain tidak setuju dengan
suatu aktivitas politik, maka lebih baik berhenti melakukannya.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh
Mela (17 tahun) saat diwawancara oleh peneliti pada 17 April
2019 yang menyatakan bahwa ia dilarang oleh ibunya untuk
ikut terlibat dalam masalah pemilu, karena menurut ibunya dia
masih dianggap terlalu dini untuk terjun di dalam dunia
perpolitikan.
b. Faktor Pendorong Partisipasi Politik
1) Rasa Ingin Tahu
Sebagai pemilih pemula yang masih belum begitu mengenal
dunia perpolitikan, justru mendorong mereka untuk lenih dekat
dengan pemilu. Hal tersebut dirasakan oleh Agung (18 tahun)
saat diwawancara pada 17 April 2019. Menyatakan bahwa
dirinya baru pertama kali melakukan kegiatan mencoblos kertas
suara. Sehingga ia tidak melewatkan untuk pergi ke TPS
memberikan hak suaranya dan turut andil dalam memilih wakil
rakyat sekaligus merasakan pengalaman pertama kali dalam
hidupnya.
2) Kesadaran Politik
Kesadaran politik pemilih pemula di Dusun Kwangen Lor
cukup baik, ditandai dengan adanya responden yang
menyatakan “Saya dating ke TPS mas, bahkan mruput ( red.
datang lebih pagi dalam bahasa jawa) karena ini adalah
kewajiban saya selaku masyarakat Indonesia. Saya sudah cukup
umur, jadi harus nyoblos.” Petikan wawancara pada responden
Nanang (21 tahun).
31. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 19
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada bab
IV, maka penulis dapat menarik kesimbpulan sebagai berikut:
1. Bentuk partisipasi pemeilih pemula dalam pemilu 2019 di Dusun
Kwangen Lor meliputi pemberian suara, mengikuti kampanye, dan
membahas mengenai isu-isu politik yang ada di lingkungan
masyarakat.
2. Faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemula
a. Faktor Penghambat
Faktor yang menghambat partisipasi politik di kalangan pemilih
pemula di Dusun Kwangen Lor meliputi kegiatan sehari-hari,
perasaan tidak mampu, dan larangan dari pihak keluarga.
b. Faktor Pendorong
Faktor yang mendorong partisipasi politik pemilih pemula adalah:
1) rasa ingin tahu pemilih pemula yang sebelumnya hanya sebagai
penonton proses pemilihan umum kini menjadi pelaku dan turut
andil dalam pelaksanaan pemilu 2019. Mereka berkeinginan untuk
ikut menentukan pemimpinnya, dari sinilah rasa keinginan itu
muncul. 2) Kesadaran politik pemilih, kesadaran politik inilah
tentu menjadi factor pendorong yang kuat. Kesadaran bahwa
pemilu 2019 harus menjadi ajang penyampaian aspirasi masyarakat
menjadikan pemilih pemula terdorong dalam proses pemilihan
umum ini.
32. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 20
B. SARAN
Saran yang diasmpaikan oleh penulis setelah melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pemilih pemula hendaknya berani untuk membuka diri dan
menunjukkan bahwa dirinya mampu untuk masuk di dalam dunia
perpolitikan di Indonesia. Sikap minder dan tertutup hanya akan
menghambat proses berjalannya penegakan demokrasi.
2. Dukungan dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal seharusnya
mampu memberikan pendidikan politik secara maksimal pada pemilih
pemula, agar peningkatan kualitas peran pemilih pemula dapat terus
berkembang
3. Pemerintah diharapkan mampu memberikan fasilitas yang lebih
memadahi demi menunjang partisipasi pemilih pemula di dalam dunia
politik. Selain itu, sosialisasi poltitik yang merata di sudut-sudut
Kabupaten Gunungkidul perlu ditingkatkan.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Ibarat kata tidak ada gading yang tak retak, penelitian ini tentu saja
memiliki banyak kelemahan dan keterbatasan didalamnya, walaupun peneliti
sudah memaksimalkan untuk mengungkap hasil penelitiannya. Penelitian ini
kurang mempresentasikan keseluruhan hasil penelitian karena keterbatasan
pemikiran dan keterbatasan jumlah halaman penyusunan karya tulis ini yang telah
diatur oleh panitia yaitu maksimal 20 halaman. Kelemahan yang terdapat dalam
penyusunan ini diharapkan menjadi masukan dan pertimbangan positif bagi
penulis agar lebih baik pada penelitian yang akan datang.
33. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 21
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsismi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Hasan, Ikbal. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Moleong Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Ranchman, Maman. 1999. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Semarang:
IKIP Semarang Pers
Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Partisipasi Politik. Semarang: IKIP Semarang
Press
Syarbaini, Syahrial, DKK. 2002. Sosiologi dan Politik. Jakarta: Ghalia Indonesia
TirtoId https://tirto.id/gelombang-golput-yang-tak-pernah-surut-cVnc Diakses pada 1
Agustus Pukul 19.11 WIB
34. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 22
Lampiran 1. Riwayat Hidup
Muhammad Yasir Abdad
IDENTITAS
1. Nama : Muhammad Yasir Abdad
2. Tempat, Tanggal Lahir : Gunungkidul, 14 Mei 2000
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Nama Orang Tua
- Ayah : Lugiyono
- Ibu : Rawen
6. Alamat : Kwangen Lor, Rt 03/Rw 05, Pacarejo, Semanu,
;ihnpoisdhfpnodifhnpoihdfopnGunungkidul, 558931
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD : SD N Kwangen (2007-2013)
2. SMP : SMP PGRI Semanu (2013-2016)
3. SMK : SMK Muh. 2 Ponjong (2016-sekarang)
RIWAYAT ORGANISASI
1. Ketua OSIS SMP PGRI Semanu (2014-2015)
2. Ketua Umum Pimpinan Ranting IPM SMK M 2 Ponjong (2016-2017)
3. Ketua Umum Pimpinan Cabang IPM Ponjong (2017-Sekarang)
4. Bid. Pengkajian Ilmu Pengetahuan PD IPM Kab. Gunungkidul (2018-Sekarang)
5. Ketua Umum Dewan DSW Provinsi DIY (2018-Sekarang)
KEPANITIAAN DAN SEMINAR
1. Ketua Panitia Long March OSIS PGRI (2015)
2. Ketua Panitia PKTM 1 PR IPM SMKM 2 Ponjong (2017)
3. Ketua Panitia PPDB SMK M 2 Ponjong (2017)
4. Ketua Panitia Ekspedisi MUDA (2017)
5. Ketua Panitia Musyawarah Pimpinan Cabang IPM Ponjong (2017)
6. Div. PDD Konferensi Pimpinan Daerah IPM Gunungkidul (2018)
7. Div. PDD PKTM 2 PD IPM Gunungkidul (2018)
8. Penanggung Jawab Millenial Generation Seminars (2018)
9. Penanggung Jawab Lomba Lintas Alam Pelajar Gunungkidul (2018)
10. Seminar Sustainable Development Goals 2030 (2018)
35. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 23
KARYA TULIS
1. Penerapan “3R” Pada Masyarakat Konsumtif (2016)
2. Smart City Concept (2017)
3. Perbaikan Pola Politik Masyarakat Indonesia (2017)
4. Internet and Social Media to Boost The Potential of Student (2017)
5. Maintaining Diversity by Fostering Religious Tolerance in Student (2017)
6. El-Inc Machine sebagai Penyedia BBM Terbarukan (2017)
7. Hexagonal Filtration System (2018)
CATATAN PRESTASI
1. Juara II Ceramah Agama Putra Tingkat Kecamatan semanu (2014)
2. Juara IV Senam Pramuka Jilid 2 Tingkat Kabupaten Gunungkidul (2015)
3. Juara I Ceramah Agama Putra Tingkat Kecamatan Semanu (2015)
4. Juara I Macapat SLTA Putra Tingkat Kecamatan Ponjong (2016)
5. Juara I Ceramah Agama Putra Tingkat Kecamatan Ponjong (2016)
6. Juara I Ceramah Agama Putra Tingkat Kabupaten Gunungkidul (2016)
7. Juara II Ceramah Agama Putra Tingkat Provinsi DIY (2016)
8. Sebagai Peserta LKS Tingkat Kabupaten Gunungkidul (2016)
9. Juara II Cipta Baca Puisi FLSSN Kabupaten Gunungkidul (2016)
10. Sebagai peserta PDH Kader Muhammadiyah Gunungkidul (2017)
11. Juara I MYPC Tingkat Nasional (2017)
12. The Best Participant In International Diplomatic Course (2017)
13. Sepuluh Besar Audisi Mubaligh Muda DIY (2017)
14. Predikat Terbaik Pada Pesantren Ramadhan (2017)
15. Sebagai Peserta FNQ Kabupaten Gunungkidul (2017)
16. Juara III Lomba Karya Tulis KESBANGPOL Gunungkidul (2017)
17. Peserta Test of English International Communication (2017)
18. Juara III LKTI Olympicad V Bandar Lampung Tingkat Nasional (2017)
19. Juara I Khutbah Jum’at Tingkat Kecamatan Ponjong (2017)
20. Juara III Khutbah Jum’at Tingkat Kabupaten Gunungkidul (2017)
21. Penganugrahan Gunungkidul Award Pemuda Berprestasi (2018)
22. Juara I Lomba Film Pendek FLSSN Kab. Gunungkidul (2018)
23. The Ambassador of Indonesian Peace (2018)
24. Juara Harapan III LKI KRENOVAMASKAT (2019)
36. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 24
Lampiran 2.
“PEMILIH PEMULA DALAM PARTISIPASI
POLITIK”
(Studi Penelitian terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun
Kwangen Lor Desa Pacarejo Semanu Kabupaten Gunungkidul)
(Pedoman Wawancara untuk Responden)
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pendidikan terakhir :
5. Pekerjaan :
B. Daftar pertanyaan
1. Sebagai pemilih pemula, apa pendapat saudara tentang pemilu tahun 2019?
2. Tahukah saudara berapa jumlah partai politik peserta pemilu 2019 ?
3. Dari mana saudara mengetahui jumlah itu ?
4. Partai apa yang saudara sukai ? Mengapa ?
5. Kalau partai yang tidak saudara sukai ? Mengapa ?
6. Apakah saudara mengetahui syarat sebagai pemilih ?
7. Apakah saudara sudah terdaftar sebagai pemilih ?
8. Bagaimana saudara tahu bahwa saudara tercatat dalam daftar pemilih ?
9. Apakah saudara mengetahui tata cara pemberian suara pada pemilu tahun 2019?
10. Apakah saudara tahu apa itu golput ?
11. Bagaimana tanggapan saudara mengenai golput ?
12. Apakah saudara mengetahui tujuan kampanye ?
13. Menurut saudara perlukah diadakan kampanye ?
14. Pendapat saudara jika ada pihak yang memaksa untuk memilih partai dan caleg
tertentu ?
FIELD
RESEARCH
DATA 1
37. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 25
15. Apakah saudara mengikuti perkembangan pemilu 2019? di media cetak lokal ataupun
yang lain ? Alasan ?
16. Apakah saudara kenal dengan caleg yang ada di Kabupaten Gunungkidul ?
17. Apakah saudara menjagokan calon legislatif tertentu dalam pemilu tahun 2019?
18. Apa alasan saudara menjagokan calon legislatif tersebut ?
19. Apakah saudara mempunyai keinginan untuk mencalonkan diri sebagai calon anggota
legislatif ? Alasan ?
20. Apakah saudara menggunakan hak pilih dalam pemilu legislatif ? Alasan ?
21. Apa yang saudara jadikan pertimbangan utama ketika memilih calon legislatif pada
pemilu tahun 2019 ? Alasan ?
22. Apakah saudara ikut kampanye terbuka dalam pemilu 2019 ? Alasan ?
23. Apakah saudara ikut kampanye tertutup dalam pemilu 2019 ? Alasan ?
24. Apakah saudara mengkoordinasi masyarakat untuk ikut kampanye ? Alasan?
25. Apakah saudara ikut berpartisipasi menjadi tim sukses calon anggota legislatif
tertentu pada pemilu 2019 ? Alasan ?
26. Apakah saudara menjadi saksi calon anggota legislatif tertentu dalam pemungutan
suara pada pemilu 2019 ? Alasan ?
27. Apakah saudara terlibat dalam kepanitiaan penyelengara pemungutan suara? Alasan ?
28. Hambatan apa yang saudara rasakan mengenai keterlibatan saudara sebagai panitia ?
(apabila menjadi panitia)
29. Apakah saudara menjadi panitia pengawas pemilu 2019 ? Alasan ?
30. Apakah saudara melakukan sosialisasi tentang peraturan dan tatacara pemberian suara
dalam pemilu kepada masyarakat ? Alasan ?
31. Apakah saudara memantau pelaksanaan pemungutan suara dalam pemilu 2019?
Alasan ?
32. Apakah saudara memantau perhitungan suara dalam pemilu 2019 ? Alasan ?
33. Apakah saudara ikut menjaga ketertiban pelaksanaan Pemilu 2019 ? Alasan ?
34. Apa saja yang sudah saudara lakukan demi menjaga ketertiban pelaksanaan pemilu
2019?
35. Apa yang menjadi pendorong dan penghambat keterlibatan saudara dalam proses
pemilu legislatif secara keseluruhan ?
38. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 26
Lampiran 3.
“PEMILIH PEMULA DALAM PARTISIPASI
POLITIK”
(Studi Penelitian terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun
Kwangen Lor Desa Pacarejo Semanu Kabupaten Gunungkidul)
(Pedoman Wawancara KPPS)
A. Identitas Informan
Nama :
Alamat :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Jabatan dalam KPPS :
B. Daftar pertanyaan
1. Apa saja yang perlu dipersiapkan oleh KPPS dalam pemilu 2019 di Dusun Kwangen
Lor?
2. Ada berapa jumlah keseluruhan calon pemilih tetap dalam pemilu 2019 di Dusun
Kwangen Lor?
3. Disetiap TPS ada berapa jumlah calon pemilih dalam pemilu pemilu 2019 di Dusun
Kwangen Lor?
4. Ada berapa jumlah TPS dalam pemilu pemilu 2019 di Dusun Kwangen Lor?
5. Dalam kegiatan pemungutan suara maupun penghitungan suara apakah keamanan
cukup kondusif ?
6. Bagaimana peran pemilih pemula dalam menjaga keamanan pemilu ?
FIELD
RESEARCH
DATA 2
39. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 27
Lampiran 4.
“PEMILIH PEMULA DALAM PARTISIPASI
POLITIK”
(Studi Penelitian terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun
Kwangen Lor Desa Pacarejo Semanu Kabupaten Gunungkidul)
(Pedoman Wawancara BAWASLU)
A. Identitas Informan
Nama :
Alamat :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Jabatan :
B. Daftar pertanyaan
1. Siapa saja yang berhak menjadi pemilih dalam pemilu 2019?
2. Apakah pelajar dapat menyalurkan hak politiknya melalui pemilu?
3. Seberapa besar pengaruh pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu 2019?
4. Seperti apa potensi pemilih pemula dalam menyukseskan pemilu 2019?
5. Apa saja yang menjadi aspek penentu keberhasilan/kesuksesan pemilu di kalangan
pemilih pemula?
6. Apa saja risiko yang dialami pemilih pemula jika tidak mendapat sosialisasi politik
yang memadahi?
7. Bagaimana cara sosialisasi politik yang palling tepat untuk diterapkan terhadap pemilih
pemula?
8. Mengapa sosialisasi politik perlu diberikan kepada pemilih pemula?
9. Bagaimana peran serta pemerintah dalam memberikan sosialisasi politik terhadap
pemilih pemula?
FIELD
RESEARCH
DATA 3
40. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 28
10. Ada pemilih yang menganggap karena nilai suara mereka hanya satu maka tidak ada
artinya, sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk memilih. Apa peran
PANWASLU terhadap apatisme politik pemilih?
11. Seperti apa target dari PANWASLU dalam menyukseskan pemilu 2019? Dan apakah
sudah tercapai?
12. Seperti apa potret perpolitikan di kabupaten Gunungkidul saat ini?
13. Bagaimana pesan dan kesan saudara mengenai diadakannya Lomba Karya Tulis Ilmiah
dari Badan KESBANGPOL Gunungkidul?
41. “Pemilih Pemula Dalam Partisipasi Politik”
Oleh: Muhammmad Yasir Abdad Page 29
Lampiran 5.
“PEMILIH PEMULA DALAM PARTISIPASI
POLITIK”
(Studi Penelitian terhadap Pelaksanaan Pemilu 2019 di Dusun
Kwangen Lor Desa Pacarejo Semanu Kabupaten Gunungkidul)
(Pedoman Wawancara Kepala Dusun dan DPD RI)
A. Identitas Informan
Nama :
Alamat :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Jabatan :
B. Daftar pertanyaan
1. Bagaimana pendapat bapak mengenai pelaksanaan pemilu serentak 2019?
2. Sebagai tokoh yang sudah lama berkiprah di dunia politik, apa saja yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan demokrasi?
3. Menurut bapak, bagaimana sosialisasi politik yang paling efektif digunakan untuk
memberikan pengetahuan politik di kalangan masyarakat?
4. Seperti apa potensi suara yang dimiliki oleh pemilih pemula?
5. Bagaimana pendapat bapak tentang masyarakat yang memilih jalan golput?
FIELD
RESEARCH
DATA 4