SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Baixar para ler offline
MATERI PERKULIAHAN

4. Potensial Fungsi Delta

Fungsi Delta Dirac dalam satu dimensi dituliskan dengan             −    , merupakan
suatu “fungsi” yang secara matematis tidak memenuhi kriteria sebagai sebuah
fungsi karena bernilai tak hingga pada suatu titik. Namun demikian, dalam fisika
Fungsi Delta Dirac merupakan konstruksi yang penting. Beberapa karakteristik
dari Fungsi Delta Dirac yaitu

                          0, jika ≠
              −       =                                                           1
                          ∞, jika =
   a)

   b)                 −       =1                                                  2

   c)                     −        =                                              3

   d)             ′        −       =−                                             4


Jika Fungsi Delta Dirac berbentuk           , artinya    = 0 maka fungsi ini bernilai
tak hingga pada titik          = 0 dan bernilai nol pada titik lainnya. Gambar 1
menunjukkan grafik Fungsi Delta Dirac              −     . Fungsi Delta Dirac mirip
dengan fungsi gaussian dengan area yang sangat sempit dan dengan puncak yang
tak hingga.



                                   ∞




                          Gambar 1. Fungsi delta Dirac     −


Sekarang kita tinjau partikel bermassa        dengan energi negatif     , berada pada
daerah dengan potensial berbentuk fungsi delta
= −!                                                                                5

dengan ! adalah konstanta.




                                                                  = −!



                                          −∞

                                Gambar 2. Fungsi delta Dirac           = −!


Bagaimana fungsi gelombang dari partikel tersebut? Jelas bahwa potensial
bernilai tak hingga pada titik                  = 0 dan bernilai nol pada daerah lainnya. Untuk
itu, kita pecahkan persamaan Schrodinger pada daerah                       < 0 dan   >0


Pada daerah                < 0,           = 0 maka persamaan Schrödingernya adalah

    ℏ&        &
                  '
−                          = '                                                                   6
    2                 &

 &
     '                    2
              =−                 '
         &                ℏ&
 &
     '
         &
              = )&'                                                                              7

                               &-
dengan ) ≡ ,−                  ℏ.
                                     , bernilai real dan positif (karena   negatif). Persamaan (7)

adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar real berlainan, solusinya
adalah

'            =/0          12
                               + 4 0 12                                                          8

Syarat fungsi gelombang pada daerah                      < 0 adalah jika    → −∞ maka '        →0

' −∞ = 0
/0 +40             =0

/=0

Jadi persamaan (8) menjadi

'     = 4 0 12                                                             9


Sama halnya pada daerah        < 0, pada daerah   > 0,      = 0 maka persamaan
Schrödingernya sama dengan persamaan (6). Dengan demikian, solusinya juga
sama hanya saja koefisiennya dibedakan

'     =80     12
                   + 9 0 12                                               10

Syarat fungsi gelombang pada daerah      > 0 adalah jika   → +∞ maka '    →0

' ∞ =0

80     +90         =0

9=0

Jadi persamaan (8) menjadi

'     =80     12
                                                                          11


Dengan demikian, solusi persamaan Schrodinger untuk semua daerah telah
diperoleh, yaitu

          4 0 12 , :;<:)      <0
'     =                                                                   12
          8 0 12 , :;<:)      >0


Untuk memperoleh hubungan antara koefisien 4 dan 8 maka kita terapkan syarat
kontinuitas fungsi gelombang pada     = 0 maka

' 0   =>?=1 2@A    =' 0   =>?=1 2BA

4 0A = 8 0A

4=8

Maka '      pada persamaan (12) menjadi
4 0 12 , untuk     ≤0
'       =                                                                              13
                4 0 12 , untuk     ≥0


                                                '




                Gambar 2. Fungsi gelombang '           untuk potensial fungsi delta


Dari grafik tampak bahwa pada titik              = 0, kemiringan grafik tidak sama. Hal ini
berarti bahwa turunan pertama fungsi gelombang pada                        = 0 mengalami
diskontinuitas (tidak kontinue). Turunan pertama '                pada    = 0 untuk fungsi
gelombang daerah kiri adalah

    '       H       =      4 0 12 H
            2IA                         2IA


    '       H       = )40 12 |2IA
            2IA

    '       H       = )4                                                              14
            2IA

sedangkan turunan pertama '                    pada   = 0 untuk fungsi gelombang daerah
kanan adalah

    '       H       =      40    12
                                        H
            2IA                          2IA


                                 12 |
    '&          H     = −)40            2IA
                2IA

    '&          H     = −)4                                                            15
                2IA
Ketidakkontinuan fungsi gelombang pada permasalahan potensial tak hingga,
adalah kasus pengecualian bahwa turunan pertama fungsi gelombang harus
kontinue pada semua .


Pada area yang sangat sempit di sekitar                      = 0, persamaan Schrödingernya adalah

    ℏ&       &
                 '
−                            −!              '    = '                                                16
    2                &


Kemudian kita integralkan persamaan Schrödinger di sekitar titik                              = 0, yaitu
dari – L sampai +L maka dengan L → 0

    ℏ& NO                &
                             '                    NO                     NO
−     M                                   −!M            '        =    M '
    2 –O                         &
                                                 –O                     –O

  ℏ&    '
−    P∆                          R−!' 0 = 0
  2
     '                            2
P∆               R=−                 !' 0
                                  ℏ&
 '                                '                    2
         H               −               H       =−       !' 0
          2INO                            2I O         ℏ&
         ST 2                                                                          ST 2
                     U                                                                        U
          S2         2INO                                                               S2    2I O
Suku                                 tidak lain adalah persamaan (15) sedangkan suku

adalah persamaan (14). Sementara itu, dari persamaan (13) diperoleh bahwa
' 0 = 4, maka diperoleh

                                  2
−)4 − )4 = −                         !4
                                  ℏ&
         !
)=                                                                                                   17
       ℏ&

                                                             &-
dengan menghubungkan definisi ) ≡ ,−                         ℏ.
                                                                      dengan persamaan (17) maka


     2                        !
V−               =
     ℏ&                      ℏ&

             ℏ&  !       &
    = −W & X
        ℏ    2
!&
    =−                                                                       18
                2ℏ&



Normalisasi fungsi gelombang '
    N
M         |'            |&        =1

    A                                   N
M |'Y                   |&        +M            |'&      |&   =1
                                     A

    A                                N
M |40 12 |&                   +M            |40       12 |&
                                                              =1
                                    A

          A                                 N
4 M 0
 &                  &12
                              +4 M  &
                                                 0    &12
                                                              =1
                                            A

                A
        Z .[                     Z ].[
4&       &1
                U       + 4&        &1 A
                                            U =1

4& 4&
  +   =1
2) 2)

4 = √)

                    !
4=,
                ℏ&

                          !       -_
           =,
                                     |2|
'                             0   ℏ.                                         13
                        ℏ&

Inilah fungsi gelombang ternormalisasi dari partikel berenergi negatif yang berada
dalam daerah dengan potensial berbentuk fungsi delta, −!           .



Lalu bagaimana persamaan fungsi gelombang dan berapa energi yang dimiliki
partikel jika energinya positif ?

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatAhmad Faisal Harish
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Materi 12 interferensi_difraksi
Materi 12 interferensi_difraksiMateri 12 interferensi_difraksi
Materi 12 interferensi_difraksiRafika Witama
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerNur Yunani Yuna
 
081211332010 tetes minyak milikan.
081211332010 tetes minyak milikan.081211332010 tetes minyak milikan.
081211332010 tetes minyak milikan.Fakhrun Nisa
 
Makalah difraksi elektron
Makalah difraksi elektronMakalah difraksi elektron
Makalah difraksi elektronAldiRijaldi
 
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdfSejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdfMuhammad Sudarbi
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasikRyzkha Gso
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gaussanggundiantriana
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiSamantars17
 
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaDesain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaVina Serevina
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaAyuShaleha
 

Mais procurados (20)

Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Ekspansi multipole
Ekspansi multipoleEkspansi multipole
Ekspansi multipole
 
Materi 12 interferensi_difraksi
Materi 12 interferensi_difraksiMateri 12 interferensi_difraksi
Materi 12 interferensi_difraksi
 
Bahan magnetisasi
Bahan magnetisasiBahan magnetisasi
Bahan magnetisasi
 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
 
081211332010 tetes minyak milikan.
081211332010 tetes minyak milikan.081211332010 tetes minyak milikan.
081211332010 tetes minyak milikan.
 
Makalah difraksi elektron
Makalah difraksi elektronMakalah difraksi elektron
Makalah difraksi elektron
 
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdfSejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 
Handout listrik-magnet-ii
Handout listrik-magnet-iiHandout listrik-magnet-ii
Handout listrik-magnet-ii
 
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan FisikaDesain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
Desain Pembelajaran Fisika: Kurikulum Pendidikan Fisika
 
Kuis1 elektrodinamika-2014-2015
Kuis1 elektrodinamika-2014-2015Kuis1 elektrodinamika-2014-2015
Kuis1 elektrodinamika-2014-2015
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
 

Semelhante a Fungsi delta

Semelhante a Fungsi delta (8)

Divergensi
DivergensiDivergensi
Divergensi
 
Introduksi skso
Introduksi sksoIntroduksi skso
Introduksi skso
 
R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2R5 g kel 6 allin2 2
R5 g kel 6 allin2 2
 
Bab iv-persamaan-diferensial-linier
Bab iv-persamaan-diferensial-linierBab iv-persamaan-diferensial-linier
Bab iv-persamaan-diferensial-linier
 
Pd7
Pd7Pd7
Pd7
 
Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)
 
Electric Potential
Electric PotentialElectric Potential
Electric Potential
 
Trigonometri ppt bab6
Trigonometri ppt bab6Trigonometri ppt bab6
Trigonometri ppt bab6
 

Fungsi delta

  • 1. MATERI PERKULIAHAN 4. Potensial Fungsi Delta Fungsi Delta Dirac dalam satu dimensi dituliskan dengan − , merupakan suatu “fungsi” yang secara matematis tidak memenuhi kriteria sebagai sebuah fungsi karena bernilai tak hingga pada suatu titik. Namun demikian, dalam fisika Fungsi Delta Dirac merupakan konstruksi yang penting. Beberapa karakteristik dari Fungsi Delta Dirac yaitu 0, jika ≠ − = 1 ∞, jika = a) b) − =1 2 c) − = 3 d) ′ − =− 4 Jika Fungsi Delta Dirac berbentuk , artinya = 0 maka fungsi ini bernilai tak hingga pada titik = 0 dan bernilai nol pada titik lainnya. Gambar 1 menunjukkan grafik Fungsi Delta Dirac − . Fungsi Delta Dirac mirip dengan fungsi gaussian dengan area yang sangat sempit dan dengan puncak yang tak hingga. ∞ Gambar 1. Fungsi delta Dirac − Sekarang kita tinjau partikel bermassa dengan energi negatif , berada pada daerah dengan potensial berbentuk fungsi delta
  • 2. = −! 5 dengan ! adalah konstanta. = −! −∞ Gambar 2. Fungsi delta Dirac = −! Bagaimana fungsi gelombang dari partikel tersebut? Jelas bahwa potensial bernilai tak hingga pada titik = 0 dan bernilai nol pada daerah lainnya. Untuk itu, kita pecahkan persamaan Schrodinger pada daerah < 0 dan >0 Pada daerah < 0, = 0 maka persamaan Schrödingernya adalah ℏ& & ' − = ' 6 2 & & ' 2 =− ' & ℏ& & ' & = )&' 7 &- dengan ) ≡ ,− ℏ. , bernilai real dan positif (karena negatif). Persamaan (7) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar real berlainan, solusinya adalah ' =/0 12 + 4 0 12 8 Syarat fungsi gelombang pada daerah < 0 adalah jika → −∞ maka ' →0 ' −∞ = 0
  • 3. /0 +40 =0 /=0 Jadi persamaan (8) menjadi ' = 4 0 12 9 Sama halnya pada daerah < 0, pada daerah > 0, = 0 maka persamaan Schrödingernya sama dengan persamaan (6). Dengan demikian, solusinya juga sama hanya saja koefisiennya dibedakan ' =80 12 + 9 0 12 10 Syarat fungsi gelombang pada daerah > 0 adalah jika → +∞ maka ' →0 ' ∞ =0 80 +90 =0 9=0 Jadi persamaan (8) menjadi ' =80 12 11 Dengan demikian, solusi persamaan Schrodinger untuk semua daerah telah diperoleh, yaitu 4 0 12 , :;<:) <0 ' = 12 8 0 12 , :;<:) >0 Untuk memperoleh hubungan antara koefisien 4 dan 8 maka kita terapkan syarat kontinuitas fungsi gelombang pada = 0 maka ' 0 =>?=1 2@A =' 0 =>?=1 2BA 4 0A = 8 0A 4=8 Maka ' pada persamaan (12) menjadi
  • 4. 4 0 12 , untuk ≤0 ' = 13 4 0 12 , untuk ≥0 ' Gambar 2. Fungsi gelombang ' untuk potensial fungsi delta Dari grafik tampak bahwa pada titik = 0, kemiringan grafik tidak sama. Hal ini berarti bahwa turunan pertama fungsi gelombang pada = 0 mengalami diskontinuitas (tidak kontinue). Turunan pertama ' pada = 0 untuk fungsi gelombang daerah kiri adalah ' H = 4 0 12 H 2IA 2IA ' H = )40 12 |2IA 2IA ' H = )4 14 2IA sedangkan turunan pertama ' pada = 0 untuk fungsi gelombang daerah kanan adalah ' H = 40 12 H 2IA 2IA 12 | '& H = −)40 2IA 2IA '& H = −)4 15 2IA
  • 5. Ketidakkontinuan fungsi gelombang pada permasalahan potensial tak hingga, adalah kasus pengecualian bahwa turunan pertama fungsi gelombang harus kontinue pada semua . Pada area yang sangat sempit di sekitar = 0, persamaan Schrödingernya adalah ℏ& & ' − −! ' = ' 16 2 & Kemudian kita integralkan persamaan Schrödinger di sekitar titik = 0, yaitu dari – L sampai +L maka dengan L → 0 ℏ& NO & ' NO NO − M −!M ' = M ' 2 –O & –O –O ℏ& ' − P∆ R−!' 0 = 0 2 ' 2 P∆ R=− !' 0 ℏ& ' ' 2 H − H =− !' 0 2INO 2I O ℏ& ST 2 ST 2 U U S2 2INO S2 2I O Suku tidak lain adalah persamaan (15) sedangkan suku adalah persamaan (14). Sementara itu, dari persamaan (13) diperoleh bahwa ' 0 = 4, maka diperoleh 2 −)4 − )4 = − !4 ℏ& ! )= 17 ℏ& &- dengan menghubungkan definisi ) ≡ ,− ℏ. dengan persamaan (17) maka 2 ! V− = ℏ& ℏ& ℏ& ! & = −W & X ℏ 2
  • 6. !& =− 18 2ℏ& Normalisasi fungsi gelombang ' N M |' |& =1 A N M |'Y |& +M |'& |& =1 A A N M |40 12 |& +M |40 12 |& =1 A A N 4 M 0 & &12 +4 M & 0 &12 =1 A A Z .[ Z ].[ 4& &1 U + 4& &1 A U =1 4& 4& + =1 2) 2) 4 = √) ! 4=, ℏ& ! -_ =, |2| ' 0 ℏ. 13 ℏ& Inilah fungsi gelombang ternormalisasi dari partikel berenergi negatif yang berada dalam daerah dengan potensial berbentuk fungsi delta, −! . Lalu bagaimana persamaan fungsi gelombang dan berapa energi yang dimiliki partikel jika energinya positif ?