Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh ditandai dengan suhu tubuh meningkat, kulit teraba hangat, kulit kemerahan. Tujuan penanganan keperawatan adalah mengembalikan suhu tubuh pasien ke dalam batas normal dengan berbagai intervensi seperti pemantauan suhu tubuh, kompres, peningkatan cairan dan nutrisi, serta kolaborasi dengan tenaga medis dalam penggunaan antipyretik.
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
Lp hypertermi
1. 1. I. DEFINISI
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu tubuh
mencapai sekitar 40o secara terus menerus .
1. II. ETIOLOGI
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu . zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat
pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen . zat pirogen ini dapat
berupa protein , pecahan protein , dan zat lain . terutama toksin polisakarida , yang dilepas
oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit .
Fase – fase terjadinya hipertermi
Fase I : awal
Peningkatan denyut jantung .
Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan .
Menggigil akibat tegangan dan kontraksi obat .
Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi .
Merasakan sensasi dingin .
Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi .
Rambut kulit berdiri .
Pengeluaran keringat berlebih .
Peningkatan suhu tubuh .
Fase II : proses demam
Proses menggigil lenyap .
Kulit terasa hangat / panas .
Merasa tidak panas / dingin .
Peningkatan nadi & laju pernapasan .
Peningkatan rasa haus .
Dehidrasi ringan sampai berat .
Mengantuk , delirium / kejang akibat iritasi sel saraf .
Lesi mulut herpetik .
Kehilangan nafsu makan .
Kelemahan , keletihan dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein .
Fase III : pemulihan
Kulit tampak merah dan hangat .
Berkeringat .
Menggigil ringan .
Kemungkinan mengalami dehidrasi .
1. III. MANIFESTASI KLINIK
2. Pasien dengan gangguan thypoid akan mengalami
Minggu I
Pada umumnya demam berangsur naik , terutama sore hari dan malam hari . Dengan keluhan
dan gejala demam , nyeri otot , nyeri kepala , anoreksia , dan mual , batuk , epitaksis ,
obstipasi / diare , perasaan tidak enak di perut .
Minggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam , bradikardi , lidah yang khas ( putih ,
kotor pinggir hiperemi ) hepatomegali , meteorismus , penurunan kesadaran .
1. IV. PATOFISIOLOGI
KUMAN MASUK PEMBULUH DARAH
PENGELUARAN ENDOTOKSIN
MERANGSANG HIPOTALAMUS
PROSES INFLAMASI
RESPON TUBUH
HIPERTERMI
1. V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan SGOT & SGPT
SGOT & SGPT pada demam typoid seringkali meningkatkan tetapi dapat kembali normal
setelah sembuhnya tipoid .
Uji widal
Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody . Aglutinin yang spesifik terhadap
salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang
pernah divaksinasi . Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin
dalam serum klien yang disangka menderita typhoid .
1. VI. PENATALAKSANAAN MEDIS
Yaitu tindakan yang diberikan meliputi :
BHSP .
Kenakan pakaian yang tipis .
Beri banyak minum .
Beri banyak istirahat .
Beri kompres .
3. Beri obat penurun panas .
1. VII. TINJAUAN KEPERAWATAN
1. A. Pengkajian
Adalah pengkajian dasar proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan tentang
penderita agar dapat mengidentifikasi kebutuhan serta masalahnya .
Pengkajian ada 4 macam
1. Pengumpulan data
1. Data subyektif : data yang didapat oleh pencatat dan pasien atau keluarga dan
dapat diukur dengan menggunakan standart yang diakui .
2. Data obyektif : data yang didapat oleh pencatat dari pemeriksaan dan dapat
diukur dengan menggunakan standart yang diakui .
3. Analisa data
1. Data primer : data yang diperoleh dari pasien itu sendiri melalui
percakapan dengan pesien , pemeriksaan fisik pasien .
2. Data sekunder : data yang diperoleh dari orang lain yang mengetahui
keadaan pasien melalui komunikasi dengan orang yang dikenal , dokter
/ perawat .
Biodata
1. Nama : berkaitan dengan identitas klien .
2. Umur : demam dapat terjadi pada semua umur baik pria / wanita lebih
sering pada anak – anak .
3. Jenis kelamin : mengantisipasi kesamaan , nama pada pasien dengan jenis
kelamin berbeda .
4. Agama : mengetahui pola perilaku pasien dan pendekatan spiritual .
5. Pekerjaan : perlu dikaji berhubungan dengan kesamaan dan aktivitas sehari –
hari .
6. Suku bangsa : dikaji sehubungan dengan metode pendekatan yang digunakan
untuk mendukung kesehatan klien serta untuk mengetahui adat istiadat .
7. Alamat : untuk mengetahui kondisi lingkungan dan sanitasi uang ada
disekitar .
8. Nomor register : perlu dikaji untuk membedakan pasien dengan nama yang sama .
9. MRS : untuk mengetahui kapan pasien itu datang ke RS dan dilakukan
penanganan .
1. B. Anamnese
2. Keluhan utama
Biasanya klien dengan thypoid maka mengalami hipertermi , itu adalah yang paling menonjol
.
1. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian meliputi tindakan pertama yang pernah diberikan pada keluhan utama .
4. 1. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian mengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit yang
dialami saat ini . pernahkah mengalami panas yang dialami sekarang .
1. Riwayat psikososial dan spiritual
a) Riwayat psikososial
Pada klien yang mengalami hipertermi akan timbul kecemasan .
b) Aspek sosial
Pada klien yang mengalami hipertermi akan terjadi gangguan dalam berinteraksi dengan
orang lain .
c) Aspek spiritual
Klien akan mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah karena klien harus menjalani
ibadah . namun ada klien yang cenderung lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan begitu
sebaliknya menyalahkan Tuhan akan penyakitnya yang di deritanya .
1. C. Pola kebiasaan sehari – hari
2. Pola aktivitas
Pola aktivitas menurun karena mengalami kelelahan disebabkan oleh hipertermi .
1. Pola istirahat
Pola istirahat terganggu diakibatkan hipertermi .
1. Pola kebersihan diri
Kebersihan diri kurang karena pasien cenderung memikirkan penyakit yang dideritanya
daripada kebersihan diri .
1. Pola nutrisi
Pola nutrisi terganggu karena hipertermi .
1. D. Pemeriksaan fisik
2. Keadaan umum
1. Menggigil .
2. Kulit pecah .
3. Pengeluaran keringat berlebihan .
4. Tampak lemah .
5. Bibir kering .
6. Tingkat kesadaran compos mentis sampai terjadi shock
GCS : mata = 4
5. Verbal = 5
Motorik = 6
1. Tanda – tanda vital
1. Tensi : 105/65 mmHg – 125/80 mmHg dibawah / diatas normal .
2. Nadi : 70 – 110 x/menit dibawah / diatas normal .
3. Respirasi : 19 – 23 x/menit
4. Suhu : > 37 o C
5. Berat badan
Perlu dikaji untuk menilai apakah reaksi fisiologis terhadap penyakit klien mengalami
kehilangan / penurunan berat badan , asupan nutrisi yang tidak adekuat ataupun reaksi
psikologis .
1. E. Pemeriksaan sistemcephalocaudal
2. Pemeriksaan kepala
Bibir : mukosa bibir kering , tidak ada cyanosis .
Lidah : tampak kotor & berwarna putih .
1. Pemeriksaan ekstrimitas
2. Pemeriksaan integumen
1. F. Diagnosa keperawatan
2. ketidak seimbangan volume cairan & elektrolit berhubungan dengan
hipertermi .
3. hipertermi berhubungan dengan proses infeksi .
4. gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat .
Telapak tangan dan kaki berwarna kakuningan / tampak pucat .
Terjadi kelemahan & nyeri pada otot .
Kulit tampak kemerahan .
Akral hangat – panas .
Turgor baik .
Terjadi kelembapan kulit .
Dada tampak normal .
Abdomen nyeri tekan perut bagian kanan atas .
1. G. Intervensi
2. hipertermi berhubungan dengan proses penyakit .
BHSP
Beri penjelasan pada klien & keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan .
Lakukan kompres air dingin .
Anjurkan memakai pakaian tipis & menyerap keringat .
Mengatur jumlah pengunjung .
Observasi suhu tubuh .
Beri banyak minum , sedikit tapi sering .
6. 1. gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat .
BHSP
Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan .
Anjurkan makan & minum sedikit tapi sering .
Anjurkan makan selagi hangat .
Beri makanan yang menarik dan tidak bertentangan dengan diit yang dianjurkan .
Ciptakan lingkungan yang optimal seperti menjaga kebersihan kamar .
1. VIII. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito , lynda jual . 2006 . buku saku diagnosa keperawatan edisi 10 , EGC , Jakarta .
www.nursingbegin.com
www.perawatindonesia.co.cc
Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh ditandai dengan suhutubuh
meningkat, kulit teraba hangat, kulit kemerahanTujuanSetelah diberikan asuhan
keperawatan selama ….x24 jam, diharapkan menunjukkansuhu tubuh pasien dalam
batas normal dengan kriteria hasil :
-
Kulit pasien tidak kemerahan
-
Suhu tubuh dalam batas normal (36-37
o
C)
-
Kulit pasien tidak teraba hangatIntervensi
KeperawatanI n t e r
v e n s i R
a s i o n a
l 1.Pantau suhu pasien (derajat dan pola); perhatikan menggigil
/diaphoresis
2.
P a n t a u s u h u
l i n g k u n g a n , b a t a s i / t a m b a h a n l i n e n t e m p a t
t i d u r , sesuai indikasi
3.
Berikan kompres mandi hangat padal i p a t a n p a h a d a n a k s i l a ,
h i n d a r i penggunaan alcohol4.Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi5 . K o l a b o r a s i d e n g a n p e m b e r i a n
-
suhu 38,9
o
– 41,1
o
7. C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapatme mb a nt u d a la m
d ia gno s is ; mis , k ur va dema m lanjut berakhir lebih dari 24
jammenunjukkan demam remitten ( bervariasihanya beberapa derajat pada arah
tertentu.Menggigil sering mendahului puncak suhu.
-
suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubahunt uk mempertaha nka n suhu
mendekatinormal.
-
d a p a t me mb a nt u me ngur a n g i d e ma m. C a t a t a n : p e n g g u n a a n
a i r e s / a l c o h o l m u n g k i n m e n y e b a b k a n
k e d i n g i n a n , Peningkatan suhu secara actual. Selain itualcohol dapat
mengeringkan kulit.
-
A d a n y a p e n i n g k a t a n m e t a b o l i s m e me nyebabka n
kehilanga n banyak energi.U nt uk itu diperluka n peningkata n intake cairan
dan nutrisi
8. a nt ip ir e t i k , mis a l n ya A S A ( a s p ir in) , asetaminofen(Tylenol)
-
d i g u n a k a n u n t u k m e n g u r a n g i d e m a m dengan aksi sentral nya pada
hipotalamus,meskipun demam mungkin dapat bergunadalam membatasi
pertumbuhan organismedan meningkatkan autodestruksi dari sel-selyang terinfeksi.