SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



                    RESPON KETAHANAN TEMBAKAU KASTURI TERHADAP
                         SERANGAN Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV)




                                                   Andi Muhammad Amir
                                  Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Malang
                                            e-mail: andimohamir@yahoo.co.id


                                                             ABSTRAK

        Penelitian respon ketahanan tembakau Kasturi terhadap serangan tobacco leaf curl virus (TLCV),
        telah di laksanakan secara semi lapang di rumah kasa Laboratorium Entomologi dan Fitopatologi Balai
        Penelitian Tanaman Tembakau Dan Serat (BALITTAS) Malang, Jawa Timur, mulai bulan Mei sampai
        dengan Desember 2010, bertujuan untuk mengetahui kriteria ketahanan aksesi tembakau Kasturi
        terhadap serangan TLCV. Perlakuan terdiri atas aksesi-aksesi tembakau Kasturi yaitu, S 2153; S
        2154; S 2155; S 2156; S 2242; S 2243; S 2245; S 2246; S 2247; S 2248; S 2249; S 2254; S 2255;
        S 2256; dan S 2293. Metode penularan secara mekanis dengan menggunakan serangga Bemisia tabaci
        Genn. sebagai vektor TLCV, disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) diulang tiga kali.
        Parameter pengamatan meliputi masa inkubasi, luas serangan, intensitas serangan TLCV dan jumlah
        trichoma/rambut daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 aksesi tembakau Kasturi yang
        diuji ketahanannya terhadap TLCV, 5 aksesi yang mempunyai kriteria agak tahan yaitu S 2242, S
        2243, S 2245, S 2246, dan S 2293, sedang 10 aksesi lainnya mempunyai kriteria ketahanan rentan
        yaitu S 2153, S 2154, S 2155, S 2156, S 2247, S 2248, S 2249, S 2254, S 2255, S 2256

        Kata kunci: Tembakau Kasturi, tobacco leaf curl virus (TLCV) dan ketahanan.


                                                             ABSTRACT

        The research of response resistence of tobacco line Kasturi againts viral pathogens tobacco leaf curl
        virus (TLCV) was contucted in the Pest and Diseases Laboratry and Green Hoese Indonesia Tobacco
        and Fibre Crops Research Institute (IToFCRI) Malang form May to December 2010, to test the
        resisntences of some Kasturi tobacco line to TLCV as a genetic resourses on crossing to new prime.
        The treatment consisted of fefteen Kasturi line that is, S 2153; S 2154; S 2155; S 2156; S 2242; S
        2243; S 2245; S 2246; S 2247; S 2248; S 2249; S 2254; S 2255; S 2256; and S 2293, compiled in a
        randomized completely block Design (RCBD) replicated 3 times. Parameters of observation is the
        incubation period, attack wide, the intensity of attack pathogens TLCV and number of trichom. The
        results showed that of the 15 line tested tobacco Kasturi, 5 line that have a moderate resistance
        criteria of S 2242, S 2243, S 2245, S 2246, S 2293, currently has 10 other line S 2153, S 2154, S
        2155, S 2156, S 2247, S 2248, S 2249, S 2254, S 2255, S 2256 criteria virus resistance of
        pathogens susceptible against TLCV.

        Key words: Kasturi Tobacco, Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV) and resistences.



                                                           PENDAHULUAN

       Salah satu hambatan yang dapat menurunkan produktifitas tanaman tembakau (Nicotiana
tabaccum L.) adalah adanya organisme pengganggu tanaman (OPT) baik hama mapun penyakit (jamur,
cendawan dan virus).     Penyakit khususnya virus tembakau umumnya masih kurang disadari
keberadaannya dan kerugian yang ditimbulkan oleh petani, karena tanaman yang terserang virus tidak
                                                                8
Andi Muhammad Amir : Respon Ketahanan Tembakau Kasturi Terhadap Serangan Tobacco Leaf Curl Virus (Tlcv)



menimbulkan kematian tanaman sehingga masih dapat memberikan hasil, tetapi kerugian yang
ditimbulkan cukup banyak. Daun tembakau yang terinfeksi virus pada umumnya menunjukkan gejala
mosaik, berkerut atau menggulung, ukuran daun lebih kecil, rapuh, elastisitas dan daya bakarnya
menurun. Besarnya kerugian tersebut bervariasi tergantung dari jenis virus yang menyerang, jenis
tembakau dan waktu terjadinya infeksi (Sitepu dan Susilowati, 1985). Khususnya untuk tembakau jenis
cerutu, disamping dapat mengurangi kuantum produksi, juga sangat menurunkan mutu daun (Sismadi,
1987).
        Dari hasil identifikasi Saleh et al. (1992), patogen virus yang banyak ditemukan pada tanaman
tembakau antara lain adalah virus mosaik mentimun (Cucumber Mozaic Virus /CMV), virus mosaik
tembakau (Tobacco Mozaic Virus/TMV, virus bethok tembakau (Tobacco Etch Virus/TEV) dan virus
keriting tembakau atau biasa dikenal penyakit krupuk (Tobacco Leaf Curl Virus/TLCV).
        Dibandingkan dengan penyakit akibat patogen virus tersebut diatas, TLCV ini relatif jarang
ditemukan, tetapi pada kondisi yang mendukung perkembangan serangga vektornya yaitu Myzus persicae
Sulz. dan/atau Bemisia tabaci Genn. yang menularkan secara persisten (Harris and Maramorosh, 1980),
penyakit virus ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar.
        Agensia pengendali yang efektif untuk mengendalikan penyakit akibat serangan patogen virus
TLCV ini belum ditemukan. Tanaman yang terinfeksi virus ini tidak mungkin lagi untuk disembuhkan,
sehingga dapat menjadi tanaman sumber infeksi bagi tanaman sehat sekitarnya. Penyebaran patogen
virus ini sangat dipengaruhi oleh mobilitas serangga vektor yang mengambil makanan dengan cara
menusuk dan mengisap menggunakan stylet (Kalshoven, 1991).
        Dalam usaha pengendalian patogen virus ini, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang
beberapa sifat karaktarestik, bioekologi virus dan serangga vektor yang menentukan penyebaran serta
perkembangan penyakit virus di lapang.
        Plasma nutfah tembakau Kasturi mempunyai berbagai aksesi yang belum diuji sehingga evaluasi
ketahanan terhadap patogen virus TLCV perlu dilakukan untuk mencari sumber ketahanan dalam merakit
varietas yang tahan terhadap penyakit virus tersebut dengan kualitas yang sesuai dengan permintaan
konsumen. Informasi ketahanan terhadap penyakit merupakan salah satu syarat pelepasan suatu
varietas (release).
        Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria ketahanan aksesi tembakau Kasturi
terhadap serangan TLCV yang nantinya akan dijadikan sebagai sumber genetik untuk persilangan dalam
merakit varietas unggul baru.

                                                      METODOLOGI

        Penelitian telah dilakukan secara semi lapang di rumah kasa Laboratorium Entomologi dan
Fitopatologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau Dan Serat (BALITTAS) Malang, Jawa Timur, mulai
bulan Januari sampai dengan Desember 2010.
        Perlakuan terdiri atas 15 aksesi tembakau Kasturi yaitu S 2153; S 2154; S 2155; S 2156; S
2242; S 2243; S 2245; S 2246; S 2247; S 2248; S 2249; S 2254; S 2255; S 2256; dan S 2293,
disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) diulang 3 kali. Sumber inokulum patogen virus TLCV
diambil dari areal sentra-sentra pertanaman tembakau Kasturi yang telah endemik patogen penyakit
tersebut, dengan cara mencabut tanaman yang terserang kemudian di tanam pada polybag yang
berukuran besar, atau pada pertanaman cabe, tomat (Lycopersicun esculentum) yang terserang patogen
virus TLCV. Sedangkan serangga vektor berasal dari tanaman kacang tanah ( Arachis hypogea) kemudian
diperbanyak di laboratorium pada tempat yang tertutup agar supaya serangga vektor tidak dapat
menyebar ke tanaman lainnya dan diberi pakan tanaman yang sehat (tidak terinfeksi dengan patogen
virus TLCV dan virus lainnya.
        Penanaman bibit tembakau dilakukan di polybag berukuran 10 liter yang telah berisi campuran
tanah, pasir dan pupuk kandang dengan populasi satu tanaman/polybag. Setiap unit perlakuan terdiri
                                                               9
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



atas 10 tanaman. Penanaman bibit tembakau pada polybag dari pesemaian diambil bersama-sama dengan
tanahnya kemudian ditanam dalam lubang tanam, kemudian disiram untuk mempertahankan kelembaban.
        Pemeliharaan tanaman disesuaikan dengan baku teknis agronomi tanaman tembakau Kasturi,
sehingganya akhir akan diperoleh tanaman yang pertumbuhannya relatif baik. Penyiangan dilakukan di
sekitar polybag dan mencabut rumput yang tumbuh di polybag sambil menggemburkan tanahnya. Untuk
pemupukan digunakan pupuk majemuk NPK (15:15:15) dilakukan pada 7-10 HST sebanyak 5 g/polybag.
        Setelah serangga vektor yang telah mencukupi untuk perlakuan baik jumlah maupun
fase/stadianya (dewasa), serangga vektor tersebut kemudian dipuasakan (tidak diberi makan) terlebih
dahulu selama 30-60 menit, selanjutnya diberi pakan daun tembakau jenis Kasturi yang telah terinfeksi
patogen virus TLCV selama ± 30 menit dan kemudian dipindahkan ke tanaman tembakau yang sehat
(tidak terinfeksi patogen virus TLCV dan virus lainnya dengan populasi 5 ekor/tanaman dan dibiarkan
makan/mengisap cairan daun selama 48 jam. Setelah mencapai waktu makan/mengisap, serangga vektor
tersebut dimatikan dengan cara menyemprotkan insektisida dan tanaman yang telah terinfeksi
selanjutnya dipelihara di lapang dengan menutup tanaman tersebut dengan kerodong.
        Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman sampel mulai 24 jam setelah inokulasi dengan interval
waktu pengamatan 7 hari sekali. Parameter pengamatan meliputi;
        1. Masa inkubasi patogen virus TLCV;
        2. Luas serangan patogen virus TLCV, dengan menggunakan persamaan:

                                            a
                                     R = ------- x 100 %
                                            b


                               dimana, R = luas serangan;
                                       a = Jumlah tanaman terserang;
                                       b = Jumlah tanaman yang diamati.

          3. Intensitas serangan patogen virus TLCV, dengan menggunakan nilai skore. Nilai skor terdiri
             atas:
                        Skor 0 = sehat/tidak ada serangan
                        Skor 1 = 1-25% daun terserang
                        Skor 2 = 26-50% daun keriting
                        Skor 3 = 51-75% daun keriting
                        Skor 4 = 76-100% daunkeriting dan telah melengkung
          Intensitas kerusakan tanaman dihitung dengan menggunakan persamaan dari Hunter et al.,
(1998).

                                                (n x v)

                                     I = ---------- x 100 %
                                                 N x V

                              dimana, I = Intensitas serangan
                                      n = Banyaknya daun yang diamati untuk setiap kategori serangan
                                       v = Nilai skala dari setiap kategori serangan
                                      N = Jumlah daun yang diamati
                                      V = Nilai skala dari kategori serangan tertinggi


                                                           10
Andi Muhammad Amir : Respon Ketahanan Tembakau Kasturi Terhadap Serangan Tobacco Leaf Curl Virus (Tlcv)



        Pengelompokan kriteria ketahanan diadpsi dari Mandal (1988), yaitu: sangat tahan (ST) = < 1%;
tahan = 1-10%; moderat = 10,1-20%; rentan = 20,1-50%; sangat rentan = > 50%.
        4. Jumlah trichom/bulu daun setiap 1 cm2.

                                                                        HASIL DAN PEMBAHASAN

        Masa inkubasi patogen virus Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV) pada beberapa aksesi tembakau
Kasturi disajikan pada Gambar 1.

                                                             8
                                                                                            7.53                                 7.53
                                                                                                              7.13
                                      Masa inkubasi (hari)

                                                             7          6.67                       6.8 6.73                                    6.8          6.67
                                                                                      6.4                                               6.57         6.33
                                                                  6.2                                                      6.2
                                                             6
                                                                               5.47                                  5.6
                                                             5

                                                             4

                                                             3

                                                             2

                                                             1

                                                             0
                                                                  S      S     S      S     S      S   S      S      S     S     S      S      S     S       S
                                                                 215322452249224621562154224322552256225421552248229322472242


                                                                                      Aksesi tembakau kasturi



                            Gambar 1. Rata-rata masa inkubasi patogen virus tobacco leaf
                                      curl virus (TLCV) pada 15 aksesi tembakau Kasturi.

         Masa inkubasi yaitu saat mulai timbulnya gejala setelah tanaman tersebut terinfeksi suatu
patogen baik berupa patogen cendawan, jamur maupun virus, penularannya secara teknis maupun dengan
melalui perantaraan serangga vektor seperti patogen virus TLCV yang dapat ditularkan oleh serangga
vektor B. tabaci.
         Dari gambar tersebut diatas terlihat bahwa masa inkubasi patogen virus TLCV pada 15 aksesi
aksesi tembakau Kasturi cukup bervariasi. Secara statistik masa inkubasi patogen virus tersebut
diantara aksesi-aksesi tembakau Kasturi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, yaitu rata-rata
antara 5,47 sampai dengan 7,53 hari. Masa inkubasi tercepat pada aksesi S 2254 dan S 2256 dengan
waktu rata-rata 5,47 hari dan 5,60 hari, sedangkan aksesi lainnya antara 6,47 hari sampai dengan 7,53
hari.
         Munculnya gejala pada tanaman tembakau Kasturi yang diuji diduga karena patogen virus mampu
menghambat proses metabolisme tanaman sehingga menyebabkan berkurangnya klorofil tanaman.
Menurut Boss (1983), menyatakan bahwa munculnya gejala sebagai akibat berkurangnya konsentrasi
klorofil tanaman karena terinfeksi virus sehingga pigmen daun menjadi berkurang. Patogen virus sangat
tergantung pada pertumbuhan sel tanaman inang untuk replikasinya, sehingga perbedaan fase
pertumbuhan tanaman dan faktor-faktor lain akan berpengaruh terhadap perkembangan pathogen virus
yang diekspresikan dalam bentuk gejala.
         Adanya perbedaan masa inkubasi pada setiap aksesi dimungkinkan oleh keberhasilan virus dalam
memperbanyak diri atau bermultiplikasi dalam jaringan tanaman, selain itu juga tingkat ketahanan
tanaman yang berbeda dapat menghambat virus untuk memperbanyak diri. Kemampuan virus untuk
menyerang tanaman inang tergantung pada sikap keagresifan virus dan kerentanan inang. Selanjutnya
(Sastrahidayat, 1990), menyatakan bahwa periode inkubasi yang bervariasi dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan inang, suhu dan kelembaban lingkungan serta kombinasi antara inang dan patogen virus.
Pada suhu yang tinggi perkembangan virus sangat cepat, hal ini disebabkan oleh bertambahnya aliran
protoplasma dan makin cepatnya aktivitas sel inang

                                                                                                        11
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



        Kejadian penyakit patogen virus TLCV dengan menggunakan serangga vektor B. tabaci yang
parameternya terdiri atas luas serangan dan intensitas serangan pada 15 aksesi tembakau Kasturi
disajikan pada Tabel 1.

         Tabel 1.Rata-rata persentase luas serangan, intensitas serangan, kriteria ketahanan dan
                 nilai skore 15 aksesi tembakau Kasturi terhadap patogen virus Tobacco Leaf Curl
                 Virus (TLCV).
        No.          Aksesi             Luas serangan          Intensitas     Kriteria    Nilai
                                               (%)            serangan (%)   ketahanan    skore
       1.           S 2153            95,55 ab             21,67 abcd          Rentan       >2
       2.           S 2154            91,11 abc            25,33 abc           Rentan       >2
       3.           S 2155            98,83 a              21,50 abcd          Rentan       >2
       4.           S 2156            88,89 abc            25,00 abc           Rentan       >2
       5.           S 2242            92,22 abc            17,33 de          Agak Tahan     >2
       6.           S 2243            91,11 abc            18,06 cde         Agak Tahan    1-2
       7.           S 2245            87,79 abc            19,67 bcde        Agak tahan    1-2
       8.           S 2246            76,67 c              12,65 e           Agak tahan    1-2
       9.           S 2247            95,55 ab             28,72 a             Rentan       >2
       10.          S 2248            95,55 ab             23,11 abcd          Rentan       >2
       11.          S 2249            81,11 bc             25,61 ab            Rentan       >2
       12.          S 2254            95,55 ab             22,72 abcd          Rentan       >2
       13.          S 2255            91,11 abc            23,22 abcd          Rentan       >2
       14.          S 2256            100,00 a             23,33 abcd          Rentan       >2
       15.          S 2293            90,00 abc            19.39 bcde        Agak Tahan    1-2

        Pada tabel tersebut, diketahui bahwa hasil pengamatan kejadian penyakit pada masing-masing
aksesi tembakau Kasturi mempunyai respon yang berbeda-beda. Rata-rata persentase luas serangan
yaitu antara 76,67-100%, penghitungan secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata
antara semua aksesi tembakau Kasturi yang diuji. Luas serangan terendah terjadi pada aksesi S 2246,
sedangkan tertinggi pada aksesi S 2256. Berturut-turut rata-rata luas serangan adalah S 2155 yaitu
98,89%, S 2247 yaitu 95,56%, S 2135, S 2254 dan S 2248 yaitu 95,55% kemudian S S 2242 yaitu
92,22%, S 2154, S 2243, dan S 2255 yaitu 91,11%, S 2293 yaitu 90% S 2156 yaitu 88,89%, S 2245
yaitu 87,78% dan S 2249 yaitu 81,11%. Perbedaan luas serangan dimungkinkan karena masa inkubasi
yang berbeda dan faktor lingkungan seperti suhu dan curah hujan, dimana pada saat penelitian
dilaksanakan curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi terjadi setiap saat. Menurut Semangun
(1996), patogen penyakit baik berupa cendawan, jamur maupun virus akan menyerang jika 1) tanaman
rentan, 2) patogen yang virulen dan 3) lingkungan yang mendukung.
        Tingkat intensitas serangan atau serangan penyakit khususnya virus merupakan tanaman atau
bagian tanaman yang menunjukkan gejala penyakit. Seperti pada tanaman tembakau, yang terserang
adalah daun. Selanjutnya rata-rata persentase intensitas serangan pada berbagai aksesi tembakau
Kasturi juga cukup bervariasi mulai dari 12,67% pada aksesi S 2246 sampai dengan 28,72% pada aksesi
S 2247. Berturut-turut rata-rata intensitas serangan patogen virus TLCV adalah S 2249 yaitu 25,61%,
S 2154 yaitu 25,33%, S 2156 yaitu 25,00%, S 2153 yaitu 21,67%, S 2255 yaitu 23,22%, S 2256 yaitu
23,22%, S 2254 yaitu 22,72%, S 2155 yaitu 21,50% dan S 2248 yaitu 23,11%. Intensitas serangan
dipengaruhi oleh fase pertumbuhan tanaman serta konsentrasi dan virulensi virus. Bila tanaman berada
pada fase generatif intensitas serangan cukup ringan dibanding dengan intensitas serangan pada fase
vegetatif. Masa vegetatif merupakan masa yang sangat peka terhadap setiap gangguan serangan viurs


                                                           12
Andi Muhammad Amir : Respon Ketahanan Tembakau Kasturi Terhadap Serangan Tobacco Leaf Curl Virus (Tlcv)



dan dapat berlangsung hingga tanaman masa reproduktif. Semakin tinggi konsentrasi dan virulensi virus
maka semakin tinggi pula intensitas serangan penyakit khususnya virus (Horsfall and Cowling, 1978).
         Jumlah trichom/bulu daun pada 15 aksesi tembakau Kasturi dsajikan pada Gambar 2. Pada
Gambar 2, menunjukkan bahwa rata-rata jumlah trichom/bulu daun yang terbanyak ditemukan aksesi S
2246 yaitu 1106,33 helai, kemudian berturut-turut adalah S 2243 yaitu 1013,00 helai, S 2245 yaitu
1008,67 helai, S 2242 yaitu 988,33 helai, S 2293 yaitu 972,67 helai, S 2154 yaitu 899,00 helai, S
2256 yaitu 851,67 helai, S 2248 yaitu 848,67, S 2156 yaitu 831,00 helai, S 2254 yaitu 824,33 helai, S
2155 yaitu 792,67 helai, S 2153 yaitu 789,67 helai, S 2274 yaitu 785,67 helai.
         Perbedaan jumlah trichoma/bulu daun pada setiap aksesi tanaman tembakau Kasturi merupakan
parameter untuk mengukur ketahanan suatu tanaman. Menurut Kasumbogo (1993), hubungan serangga
dengan tanaman inang selain dilihat dari segi fisiologi serangga, juga dilihat dari sifat morfologi dan
fisiologis tanaman sebagai sumber rangsangan utama.          Ciri morfologi tanaman tertentu dapat
menimbulkan rangsangan fisik untuk kegiatan makan serangga. Variasi dalam ukuran daun, bentuk,
warna, kekerasan jaringan tanaman, adanya trichoma/bulu daun dan tonjolan menentukan seberapa jauh
derajat penerimaan serangga terhadap tanaman tertentu.


                                                                         1200
                                      Jumlah trichom/bulu daun (helai)




                                                                                                            1106. 33

                                                                                           1008. 67                                1013
                                                                         1000                                                                                                           972. 67             988. 33

                                                                                                                             899
                                                                                                                       831                      851. 67                       848. 67
                                                                                                                                          819             824. 33
                                                                          800    789. 67              788. 33                                                       795. 33                       785. 67




                                                                          600




                                                                          400




                                                                          200




                                                                            0
                                                                                S 2153 S 2245 S 2249 S 2246 S 2156 S 2154 S 2243 S 2255 S 2256 S 2254 S 2155 S 2248 S 2293 S 2247 S 2242


                                                                                                                       Aksesi tembakau Kasturi




                              Gambar 2. Rata-rata jumlah trichom/bulu daun per cm2
                                        pada 15 aksesi tembakau Kasturi.

                                                                                                                   KESIMPULAN
        Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 15 aksesi tembakau Kasturi yang diuji, 5 aksesi
yang mempunyai kriteria agak tahan yaitu S 2242, S 2243, S 2245, S 2246, dan S 2293, sedang 10
aksesi lainnya yaitu S 2153, S 2154, S 2155, S 2156, S 2247, S 2248, S 2249, S 2254, S 2255, S 2256
mempunyai kriteria ketahanan rentan tehadap patogen virus Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV).

                                                                                           UCAPAN TERIMA KASIH

       Ucapan terima kasih disampaikan kepada Sdr. Yunita Mahtutik (Mahasiswa Jurusan Hama dan
Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang) atas bantuan yang telah diberikan.

                                                                                                        DAFTAR PUSTAKA

Boss. L. 1983. Introduction To Plant Virology. Centre For Agricultur Publishing And Documentation.
        Wageningen. P.225.

Harris, K.E. and K. Maramorosh. 1980. Vector of Plant Patogens. Academic Press New York. USA.
        P.257-372.


                                                                                                                                   13
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011



Horsfall, JG., EB. Cowling 1978. The Measurementof Plant Disease. Plant Disease and Advanced. Vol.II.
       Ac Press Inc. London. Pp. 119-196.
Hunter, WB., E. Hiebert, SE. Webb, JH. Tsai, JE. Polston. 1988. Location of Geminivirus In The
       Whitefly Bemisia tabaci Genn. Plant Desease No. 82:1147-1151. The American Pytophatological
       Society.

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops In Indonesia. PT. Ichtiar Baru van Hoeve. Jakarta. 635 hal.
Kasumbogo U. 1993. Pengantar pengelolaan hama terpadu. Gajah mada press Jogyakarta
Mandal, N. 1988. Evaluation of Germplasm or Diseases Resitence in Jute. Paper presented for
       International of “Jute and Kenaf Breeding Varietal Improvement” IJO/JARI (ICAR).
       Barrackpore. India. 9p.
Saleh N., S.E. Susuilowati, Soerjono dan B. Hari Adi, 1992. Pengendalian Penyakit Virus Tanaman
       Tembakau Prosiding Diskusi II Tembakau Besuki Na Oosgt. Tgl. 6 Oktober 1990 di Malang.
       Hal.9-14.

Sismadi. 1987. Pengaruh infeksi mosaik tembakau terhadap produksi tembakau Vorstenlanden. Risalah
       Seminar Ilmiah PFI tanggal 29-31 Oktober 1985 di Jakarta. Hal. 219-221.

Sitepu dan S. E. Susilowati. 1985. Penyakit Keriting Tembakau. Lokakarya Peningkatan Produksi dan
       Kualitas Tembakau Virginia Di Kabupaten Bojonegoro. Tgl.27-28 Februari 1985. 7 hal.




                                                           14

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...Repository Ipb
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogensxie_yeuw_jack
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabacixie_yeuw_jack
 
Dipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakitDipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakitAndrew Hutabarat
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera lituraxie_yeuw_jack
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianfahmiganteng
 
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...Novayanti Simamora
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanAli Babang
 
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhanMakalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhanTidar University
 
Dasar-dasar parasitologi
Dasar-dasar parasitologi Dasar-dasar parasitologi
Dasar-dasar parasitologi Ami Febriza
 

Mais procurados (20)

VIRUS
VIRUSVIRUS
VIRUS
 
Materi#6 bakteri
Materi#6 bakteri Materi#6 bakteri
Materi#6 bakteri
 
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
 
Dipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakitDipt 04 diagnosis penyakit
Dipt 04 diagnosis penyakit
 
Pathogen Tanaman
Pathogen TanamanPathogen Tanaman
Pathogen Tanaman
 
14bookcabe
14bookcabe14bookcabe
14bookcabe
 
5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura5 bedjo-spodoptera litura
5 bedjo-spodoptera litura
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
Studi Penyakit Busuk Hitam Bakteri Xanthomonas campestris (Xcc) pada Tanaman ...
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
Trichokompos power point
Trichokompos power pointTrichokompos power point
Trichokompos power point
 
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhanMakalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
 
2 1-presentasi-virus
2 1-presentasi-virus2 1-presentasi-virus
2 1-presentasi-virus
 
Lap plaque adz
Lap plaque adzLap plaque adz
Lap plaque adz
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Dasar-dasar parasitologi
Dasar-dasar parasitologi Dasar-dasar parasitologi
Dasar-dasar parasitologi
 
09 e02781 4
09 e02781 409 e02781 4
09 e02781 4
 

Destaque

Castres Tarn Henry
Castres Tarn HenryCastres Tarn Henry
Castres Tarn HenryRenny
 
Journal el khabar du 27.06.2012
Journal   el khabar du 27.06.2012Journal   el khabar du 27.06.2012
Journal el khabar du 27.06.2012marsed kadha
 
Masterclass Neprom (Vincent Ariens)
Masterclass Neprom (Vincent Ariens)Masterclass Neprom (Vincent Ariens)
Masterclass Neprom (Vincent Ariens)Seats2meetcom
 
Fresh Forward - Gemeente Almere
Fresh Forward - Gemeente AlmereFresh Forward - Gemeente Almere
Fresh Forward - Gemeente AlmereSeats2meetcom
 
Week 3 markets in action
Week 3 markets in actionWeek 3 markets in action
Week 3 markets in actionAli Madridista
 
Society 3.0 presentation for NEVAP
Society 3.0 presentation for NEVAPSociety 3.0 presentation for NEVAP
Society 3.0 presentation for NEVAPSeats2meetcom
 

Destaque (7)

Castres Tarn Henry
Castres Tarn HenryCastres Tarn Henry
Castres Tarn Henry
 
Journal el khabar du 27.06.2012
Journal   el khabar du 27.06.2012Journal   el khabar du 27.06.2012
Journal el khabar du 27.06.2012
 
Bg6
Bg6Bg6
Bg6
 
Masterclass Neprom (Vincent Ariens)
Masterclass Neprom (Vincent Ariens)Masterclass Neprom (Vincent Ariens)
Masterclass Neprom (Vincent Ariens)
 
Fresh Forward - Gemeente Almere
Fresh Forward - Gemeente AlmereFresh Forward - Gemeente Almere
Fresh Forward - Gemeente Almere
 
Week 3 markets in action
Week 3 markets in actionWeek 3 markets in action
Week 3 markets in action
 
Society 3.0 presentation for NEVAP
Society 3.0 presentation for NEVAPSociety 3.0 presentation for NEVAP
Society 3.0 presentation for NEVAP
 

Semelhante a 4 amir-tembakau kesturi

112-181-2-PB.Pdf
112-181-2-PB.Pdf112-181-2-PB.Pdf
112-181-2-PB.Pdffebjoki
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 
4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakau4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakauxie_yeuw_jack
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanAbd Wahid
 
70487 id-mekanisme-resistensi-isoniazid-mutasi-ge
70487 id-mekanisme-resistensi-isoniazid-mutasi-ge70487 id-mekanisme-resistensi-isoniazid-mutasi-ge
70487 id-mekanisme-resistensi-isoniazid-mutasi-geKessiVikaneswari2
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanAbdul Wahid
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning tehxie_yeuw_jack
 
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))Mubin Viwiiardians
 

Semelhante a 4 amir-tembakau kesturi (15)

112-181-2-PB.Pdf
112-181-2-PB.Pdf112-181-2-PB.Pdf
112-181-2-PB.Pdf
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakau4 am amir-virus tembakau
4 am amir-virus tembakau
 
Antimikroba adila
Antimikroba adilaAntimikroba adila
Antimikroba adila
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawan
 
Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5
Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5
Makalah_34 Makalah presentasi gulma kel 5
 
70487 id-mekanisme-resistensi-isoniazid-mutasi-ge
70487 id-mekanisme-resistensi-isoniazid-mutasi-ge70487 id-mekanisme-resistensi-isoniazid-mutasi-ge
70487 id-mekanisme-resistensi-isoniazid-mutasi-ge
 
trichoderma loh.
trichoderma loh.trichoderma loh.
trichoderma loh.
 
Makalah hortikultura
Makalah hortikulturaMakalah hortikultura
Makalah hortikultura
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Viro arti
Viro artiViro arti
Viro arti
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
3_Perikehidupan Serangga.pdf
3_Perikehidupan Serangga.pdf3_Perikehidupan Serangga.pdf
3_Perikehidupan Serangga.pdf
 
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
Tugas metodologi penelitian ((m. mubin, dkk (biologi 2))
 

Mais de xie_yeuw_jack

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwxie_yeuw_jack
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagarxie_yeuw_jack
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puruxie_yeuw_jack
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccanixie_yeuw_jack
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabatixie_yeuw_jack
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang baranganxie_yeuw_jack
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011xie_yeuw_jack
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisanxie_yeuw_jack
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---okxie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacanganxie_yeuw_jack
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanahxie_yeuw_jack
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigeraxie_yeuw_jack
 

Mais de xie_yeuw_jack (20)

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
12 sampul belakang
12 sampul belakang12 sampul belakang
12 sampul belakang
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 

4 amir-tembakau kesturi

  • 1. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 RESPON KETAHANAN TEMBAKAU KASTURI TERHADAP SERANGAN Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV) Andi Muhammad Amir Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Malang e-mail: andimohamir@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian respon ketahanan tembakau Kasturi terhadap serangan tobacco leaf curl virus (TLCV), telah di laksanakan secara semi lapang di rumah kasa Laboratorium Entomologi dan Fitopatologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau Dan Serat (BALITTAS) Malang, Jawa Timur, mulai bulan Mei sampai dengan Desember 2010, bertujuan untuk mengetahui kriteria ketahanan aksesi tembakau Kasturi terhadap serangan TLCV. Perlakuan terdiri atas aksesi-aksesi tembakau Kasturi yaitu, S 2153; S 2154; S 2155; S 2156; S 2242; S 2243; S 2245; S 2246; S 2247; S 2248; S 2249; S 2254; S 2255; S 2256; dan S 2293. Metode penularan secara mekanis dengan menggunakan serangga Bemisia tabaci Genn. sebagai vektor TLCV, disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) diulang tiga kali. Parameter pengamatan meliputi masa inkubasi, luas serangan, intensitas serangan TLCV dan jumlah trichoma/rambut daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 aksesi tembakau Kasturi yang diuji ketahanannya terhadap TLCV, 5 aksesi yang mempunyai kriteria agak tahan yaitu S 2242, S 2243, S 2245, S 2246, dan S 2293, sedang 10 aksesi lainnya mempunyai kriteria ketahanan rentan yaitu S 2153, S 2154, S 2155, S 2156, S 2247, S 2248, S 2249, S 2254, S 2255, S 2256 Kata kunci: Tembakau Kasturi, tobacco leaf curl virus (TLCV) dan ketahanan. ABSTRACT The research of response resistence of tobacco line Kasturi againts viral pathogens tobacco leaf curl virus (TLCV) was contucted in the Pest and Diseases Laboratry and Green Hoese Indonesia Tobacco and Fibre Crops Research Institute (IToFCRI) Malang form May to December 2010, to test the resisntences of some Kasturi tobacco line to TLCV as a genetic resourses on crossing to new prime. The treatment consisted of fefteen Kasturi line that is, S 2153; S 2154; S 2155; S 2156; S 2242; S 2243; S 2245; S 2246; S 2247; S 2248; S 2249; S 2254; S 2255; S 2256; and S 2293, compiled in a randomized completely block Design (RCBD) replicated 3 times. Parameters of observation is the incubation period, attack wide, the intensity of attack pathogens TLCV and number of trichom. The results showed that of the 15 line tested tobacco Kasturi, 5 line that have a moderate resistance criteria of S 2242, S 2243, S 2245, S 2246, S 2293, currently has 10 other line S 2153, S 2154, S 2155, S 2156, S 2247, S 2248, S 2249, S 2254, S 2255, S 2256 criteria virus resistance of pathogens susceptible against TLCV. Key words: Kasturi Tobacco, Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV) and resistences. PENDAHULUAN Salah satu hambatan yang dapat menurunkan produktifitas tanaman tembakau (Nicotiana tabaccum L.) adalah adanya organisme pengganggu tanaman (OPT) baik hama mapun penyakit (jamur, cendawan dan virus). Penyakit khususnya virus tembakau umumnya masih kurang disadari keberadaannya dan kerugian yang ditimbulkan oleh petani, karena tanaman yang terserang virus tidak 8
  • 2. Andi Muhammad Amir : Respon Ketahanan Tembakau Kasturi Terhadap Serangan Tobacco Leaf Curl Virus (Tlcv) menimbulkan kematian tanaman sehingga masih dapat memberikan hasil, tetapi kerugian yang ditimbulkan cukup banyak. Daun tembakau yang terinfeksi virus pada umumnya menunjukkan gejala mosaik, berkerut atau menggulung, ukuran daun lebih kecil, rapuh, elastisitas dan daya bakarnya menurun. Besarnya kerugian tersebut bervariasi tergantung dari jenis virus yang menyerang, jenis tembakau dan waktu terjadinya infeksi (Sitepu dan Susilowati, 1985). Khususnya untuk tembakau jenis cerutu, disamping dapat mengurangi kuantum produksi, juga sangat menurunkan mutu daun (Sismadi, 1987). Dari hasil identifikasi Saleh et al. (1992), patogen virus yang banyak ditemukan pada tanaman tembakau antara lain adalah virus mosaik mentimun (Cucumber Mozaic Virus /CMV), virus mosaik tembakau (Tobacco Mozaic Virus/TMV, virus bethok tembakau (Tobacco Etch Virus/TEV) dan virus keriting tembakau atau biasa dikenal penyakit krupuk (Tobacco Leaf Curl Virus/TLCV). Dibandingkan dengan penyakit akibat patogen virus tersebut diatas, TLCV ini relatif jarang ditemukan, tetapi pada kondisi yang mendukung perkembangan serangga vektornya yaitu Myzus persicae Sulz. dan/atau Bemisia tabaci Genn. yang menularkan secara persisten (Harris and Maramorosh, 1980), penyakit virus ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Agensia pengendali yang efektif untuk mengendalikan penyakit akibat serangan patogen virus TLCV ini belum ditemukan. Tanaman yang terinfeksi virus ini tidak mungkin lagi untuk disembuhkan, sehingga dapat menjadi tanaman sumber infeksi bagi tanaman sehat sekitarnya. Penyebaran patogen virus ini sangat dipengaruhi oleh mobilitas serangga vektor yang mengambil makanan dengan cara menusuk dan mengisap menggunakan stylet (Kalshoven, 1991). Dalam usaha pengendalian patogen virus ini, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang beberapa sifat karaktarestik, bioekologi virus dan serangga vektor yang menentukan penyebaran serta perkembangan penyakit virus di lapang. Plasma nutfah tembakau Kasturi mempunyai berbagai aksesi yang belum diuji sehingga evaluasi ketahanan terhadap patogen virus TLCV perlu dilakukan untuk mencari sumber ketahanan dalam merakit varietas yang tahan terhadap penyakit virus tersebut dengan kualitas yang sesuai dengan permintaan konsumen. Informasi ketahanan terhadap penyakit merupakan salah satu syarat pelepasan suatu varietas (release). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria ketahanan aksesi tembakau Kasturi terhadap serangan TLCV yang nantinya akan dijadikan sebagai sumber genetik untuk persilangan dalam merakit varietas unggul baru. METODOLOGI Penelitian telah dilakukan secara semi lapang di rumah kasa Laboratorium Entomologi dan Fitopatologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau Dan Serat (BALITTAS) Malang, Jawa Timur, mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2010. Perlakuan terdiri atas 15 aksesi tembakau Kasturi yaitu S 2153; S 2154; S 2155; S 2156; S 2242; S 2243; S 2245; S 2246; S 2247; S 2248; S 2249; S 2254; S 2255; S 2256; dan S 2293, disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) diulang 3 kali. Sumber inokulum patogen virus TLCV diambil dari areal sentra-sentra pertanaman tembakau Kasturi yang telah endemik patogen penyakit tersebut, dengan cara mencabut tanaman yang terserang kemudian di tanam pada polybag yang berukuran besar, atau pada pertanaman cabe, tomat (Lycopersicun esculentum) yang terserang patogen virus TLCV. Sedangkan serangga vektor berasal dari tanaman kacang tanah ( Arachis hypogea) kemudian diperbanyak di laboratorium pada tempat yang tertutup agar supaya serangga vektor tidak dapat menyebar ke tanaman lainnya dan diberi pakan tanaman yang sehat (tidak terinfeksi dengan patogen virus TLCV dan virus lainnya. Penanaman bibit tembakau dilakukan di polybag berukuran 10 liter yang telah berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan populasi satu tanaman/polybag. Setiap unit perlakuan terdiri 9
  • 3. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 atas 10 tanaman. Penanaman bibit tembakau pada polybag dari pesemaian diambil bersama-sama dengan tanahnya kemudian ditanam dalam lubang tanam, kemudian disiram untuk mempertahankan kelembaban. Pemeliharaan tanaman disesuaikan dengan baku teknis agronomi tanaman tembakau Kasturi, sehingganya akhir akan diperoleh tanaman yang pertumbuhannya relatif baik. Penyiangan dilakukan di sekitar polybag dan mencabut rumput yang tumbuh di polybag sambil menggemburkan tanahnya. Untuk pemupukan digunakan pupuk majemuk NPK (15:15:15) dilakukan pada 7-10 HST sebanyak 5 g/polybag. Setelah serangga vektor yang telah mencukupi untuk perlakuan baik jumlah maupun fase/stadianya (dewasa), serangga vektor tersebut kemudian dipuasakan (tidak diberi makan) terlebih dahulu selama 30-60 menit, selanjutnya diberi pakan daun tembakau jenis Kasturi yang telah terinfeksi patogen virus TLCV selama ± 30 menit dan kemudian dipindahkan ke tanaman tembakau yang sehat (tidak terinfeksi patogen virus TLCV dan virus lainnya dengan populasi 5 ekor/tanaman dan dibiarkan makan/mengisap cairan daun selama 48 jam. Setelah mencapai waktu makan/mengisap, serangga vektor tersebut dimatikan dengan cara menyemprotkan insektisida dan tanaman yang telah terinfeksi selanjutnya dipelihara di lapang dengan menutup tanaman tersebut dengan kerodong. Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman sampel mulai 24 jam setelah inokulasi dengan interval waktu pengamatan 7 hari sekali. Parameter pengamatan meliputi; 1. Masa inkubasi patogen virus TLCV; 2. Luas serangan patogen virus TLCV, dengan menggunakan persamaan: a R = ------- x 100 % b dimana, R = luas serangan; a = Jumlah tanaman terserang; b = Jumlah tanaman yang diamati. 3. Intensitas serangan patogen virus TLCV, dengan menggunakan nilai skore. Nilai skor terdiri atas: Skor 0 = sehat/tidak ada serangan Skor 1 = 1-25% daun terserang Skor 2 = 26-50% daun keriting Skor 3 = 51-75% daun keriting Skor 4 = 76-100% daunkeriting dan telah melengkung Intensitas kerusakan tanaman dihitung dengan menggunakan persamaan dari Hunter et al., (1998).  (n x v) I = ---------- x 100 % N x V dimana, I = Intensitas serangan n = Banyaknya daun yang diamati untuk setiap kategori serangan v = Nilai skala dari setiap kategori serangan N = Jumlah daun yang diamati V = Nilai skala dari kategori serangan tertinggi 10
  • 4. Andi Muhammad Amir : Respon Ketahanan Tembakau Kasturi Terhadap Serangan Tobacco Leaf Curl Virus (Tlcv) Pengelompokan kriteria ketahanan diadpsi dari Mandal (1988), yaitu: sangat tahan (ST) = < 1%; tahan = 1-10%; moderat = 10,1-20%; rentan = 20,1-50%; sangat rentan = > 50%. 4. Jumlah trichom/bulu daun setiap 1 cm2. HASIL DAN PEMBAHASAN Masa inkubasi patogen virus Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV) pada beberapa aksesi tembakau Kasturi disajikan pada Gambar 1. 8 7.53 7.53 7.13 Masa inkubasi (hari) 7 6.67 6.8 6.73 6.8 6.67 6.4 6.57 6.33 6.2 6.2 6 5.47 5.6 5 4 3 2 1 0 S S S S S S S S S S S S S S S 215322452249224621562154224322552256225421552248229322472242 Aksesi tembakau kasturi Gambar 1. Rata-rata masa inkubasi patogen virus tobacco leaf curl virus (TLCV) pada 15 aksesi tembakau Kasturi. Masa inkubasi yaitu saat mulai timbulnya gejala setelah tanaman tersebut terinfeksi suatu patogen baik berupa patogen cendawan, jamur maupun virus, penularannya secara teknis maupun dengan melalui perantaraan serangga vektor seperti patogen virus TLCV yang dapat ditularkan oleh serangga vektor B. tabaci. Dari gambar tersebut diatas terlihat bahwa masa inkubasi patogen virus TLCV pada 15 aksesi aksesi tembakau Kasturi cukup bervariasi. Secara statistik masa inkubasi patogen virus tersebut diantara aksesi-aksesi tembakau Kasturi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, yaitu rata-rata antara 5,47 sampai dengan 7,53 hari. Masa inkubasi tercepat pada aksesi S 2254 dan S 2256 dengan waktu rata-rata 5,47 hari dan 5,60 hari, sedangkan aksesi lainnya antara 6,47 hari sampai dengan 7,53 hari. Munculnya gejala pada tanaman tembakau Kasturi yang diuji diduga karena patogen virus mampu menghambat proses metabolisme tanaman sehingga menyebabkan berkurangnya klorofil tanaman. Menurut Boss (1983), menyatakan bahwa munculnya gejala sebagai akibat berkurangnya konsentrasi klorofil tanaman karena terinfeksi virus sehingga pigmen daun menjadi berkurang. Patogen virus sangat tergantung pada pertumbuhan sel tanaman inang untuk replikasinya, sehingga perbedaan fase pertumbuhan tanaman dan faktor-faktor lain akan berpengaruh terhadap perkembangan pathogen virus yang diekspresikan dalam bentuk gejala. Adanya perbedaan masa inkubasi pada setiap aksesi dimungkinkan oleh keberhasilan virus dalam memperbanyak diri atau bermultiplikasi dalam jaringan tanaman, selain itu juga tingkat ketahanan tanaman yang berbeda dapat menghambat virus untuk memperbanyak diri. Kemampuan virus untuk menyerang tanaman inang tergantung pada sikap keagresifan virus dan kerentanan inang. Selanjutnya (Sastrahidayat, 1990), menyatakan bahwa periode inkubasi yang bervariasi dipengaruhi oleh tingkat perkembangan inang, suhu dan kelembaban lingkungan serta kombinasi antara inang dan patogen virus. Pada suhu yang tinggi perkembangan virus sangat cepat, hal ini disebabkan oleh bertambahnya aliran protoplasma dan makin cepatnya aktivitas sel inang 11
  • 5. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 Kejadian penyakit patogen virus TLCV dengan menggunakan serangga vektor B. tabaci yang parameternya terdiri atas luas serangan dan intensitas serangan pada 15 aksesi tembakau Kasturi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1.Rata-rata persentase luas serangan, intensitas serangan, kriteria ketahanan dan nilai skore 15 aksesi tembakau Kasturi terhadap patogen virus Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV). No. Aksesi Luas serangan Intensitas Kriteria Nilai (%) serangan (%) ketahanan skore 1. S 2153 95,55 ab 21,67 abcd Rentan >2 2. S 2154 91,11 abc 25,33 abc Rentan >2 3. S 2155 98,83 a 21,50 abcd Rentan >2 4. S 2156 88,89 abc 25,00 abc Rentan >2 5. S 2242 92,22 abc 17,33 de Agak Tahan >2 6. S 2243 91,11 abc 18,06 cde Agak Tahan 1-2 7. S 2245 87,79 abc 19,67 bcde Agak tahan 1-2 8. S 2246 76,67 c 12,65 e Agak tahan 1-2 9. S 2247 95,55 ab 28,72 a Rentan >2 10. S 2248 95,55 ab 23,11 abcd Rentan >2 11. S 2249 81,11 bc 25,61 ab Rentan >2 12. S 2254 95,55 ab 22,72 abcd Rentan >2 13. S 2255 91,11 abc 23,22 abcd Rentan >2 14. S 2256 100,00 a 23,33 abcd Rentan >2 15. S 2293 90,00 abc 19.39 bcde Agak Tahan 1-2 Pada tabel tersebut, diketahui bahwa hasil pengamatan kejadian penyakit pada masing-masing aksesi tembakau Kasturi mempunyai respon yang berbeda-beda. Rata-rata persentase luas serangan yaitu antara 76,67-100%, penghitungan secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak nyata antara semua aksesi tembakau Kasturi yang diuji. Luas serangan terendah terjadi pada aksesi S 2246, sedangkan tertinggi pada aksesi S 2256. Berturut-turut rata-rata luas serangan adalah S 2155 yaitu 98,89%, S 2247 yaitu 95,56%, S 2135, S 2254 dan S 2248 yaitu 95,55% kemudian S S 2242 yaitu 92,22%, S 2154, S 2243, dan S 2255 yaitu 91,11%, S 2293 yaitu 90% S 2156 yaitu 88,89%, S 2245 yaitu 87,78% dan S 2249 yaitu 81,11%. Perbedaan luas serangan dimungkinkan karena masa inkubasi yang berbeda dan faktor lingkungan seperti suhu dan curah hujan, dimana pada saat penelitian dilaksanakan curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi terjadi setiap saat. Menurut Semangun (1996), patogen penyakit baik berupa cendawan, jamur maupun virus akan menyerang jika 1) tanaman rentan, 2) patogen yang virulen dan 3) lingkungan yang mendukung. Tingkat intensitas serangan atau serangan penyakit khususnya virus merupakan tanaman atau bagian tanaman yang menunjukkan gejala penyakit. Seperti pada tanaman tembakau, yang terserang adalah daun. Selanjutnya rata-rata persentase intensitas serangan pada berbagai aksesi tembakau Kasturi juga cukup bervariasi mulai dari 12,67% pada aksesi S 2246 sampai dengan 28,72% pada aksesi S 2247. Berturut-turut rata-rata intensitas serangan patogen virus TLCV adalah S 2249 yaitu 25,61%, S 2154 yaitu 25,33%, S 2156 yaitu 25,00%, S 2153 yaitu 21,67%, S 2255 yaitu 23,22%, S 2256 yaitu 23,22%, S 2254 yaitu 22,72%, S 2155 yaitu 21,50% dan S 2248 yaitu 23,11%. Intensitas serangan dipengaruhi oleh fase pertumbuhan tanaman serta konsentrasi dan virulensi virus. Bila tanaman berada pada fase generatif intensitas serangan cukup ringan dibanding dengan intensitas serangan pada fase vegetatif. Masa vegetatif merupakan masa yang sangat peka terhadap setiap gangguan serangan viurs 12
  • 6. Andi Muhammad Amir : Respon Ketahanan Tembakau Kasturi Terhadap Serangan Tobacco Leaf Curl Virus (Tlcv) dan dapat berlangsung hingga tanaman masa reproduktif. Semakin tinggi konsentrasi dan virulensi virus maka semakin tinggi pula intensitas serangan penyakit khususnya virus (Horsfall and Cowling, 1978). Jumlah trichom/bulu daun pada 15 aksesi tembakau Kasturi dsajikan pada Gambar 2. Pada Gambar 2, menunjukkan bahwa rata-rata jumlah trichom/bulu daun yang terbanyak ditemukan aksesi S 2246 yaitu 1106,33 helai, kemudian berturut-turut adalah S 2243 yaitu 1013,00 helai, S 2245 yaitu 1008,67 helai, S 2242 yaitu 988,33 helai, S 2293 yaitu 972,67 helai, S 2154 yaitu 899,00 helai, S 2256 yaitu 851,67 helai, S 2248 yaitu 848,67, S 2156 yaitu 831,00 helai, S 2254 yaitu 824,33 helai, S 2155 yaitu 792,67 helai, S 2153 yaitu 789,67 helai, S 2274 yaitu 785,67 helai. Perbedaan jumlah trichoma/bulu daun pada setiap aksesi tanaman tembakau Kasturi merupakan parameter untuk mengukur ketahanan suatu tanaman. Menurut Kasumbogo (1993), hubungan serangga dengan tanaman inang selain dilihat dari segi fisiologi serangga, juga dilihat dari sifat morfologi dan fisiologis tanaman sebagai sumber rangsangan utama. Ciri morfologi tanaman tertentu dapat menimbulkan rangsangan fisik untuk kegiatan makan serangga. Variasi dalam ukuran daun, bentuk, warna, kekerasan jaringan tanaman, adanya trichoma/bulu daun dan tonjolan menentukan seberapa jauh derajat penerimaan serangga terhadap tanaman tertentu. 1200 Jumlah trichom/bulu daun (helai) 1106. 33 1008. 67 1013 1000 972. 67 988. 33 899 831 851. 67 848. 67 819 824. 33 800 789. 67 788. 33 795. 33 785. 67 600 400 200 0 S 2153 S 2245 S 2249 S 2246 S 2156 S 2154 S 2243 S 2255 S 2256 S 2254 S 2155 S 2248 S 2293 S 2247 S 2242 Aksesi tembakau Kasturi Gambar 2. Rata-rata jumlah trichom/bulu daun per cm2 pada 15 aksesi tembakau Kasturi. KESIMPULAN Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 15 aksesi tembakau Kasturi yang diuji, 5 aksesi yang mempunyai kriteria agak tahan yaitu S 2242, S 2243, S 2245, S 2246, dan S 2293, sedang 10 aksesi lainnya yaitu S 2153, S 2154, S 2155, S 2156, S 2247, S 2248, S 2249, S 2254, S 2255, S 2256 mempunyai kriteria ketahanan rentan tehadap patogen virus Tobacco Leaf Curl Virus (TLCV). UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Sdr. Yunita Mahtutik (Mahasiswa Jurusan Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang) atas bantuan yang telah diberikan. DAFTAR PUSTAKA Boss. L. 1983. Introduction To Plant Virology. Centre For Agricultur Publishing And Documentation. Wageningen. P.225. Harris, K.E. and K. Maramorosh. 1980. Vector of Plant Patogens. Academic Press New York. USA. P.257-372. 13
  • 7. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011 Horsfall, JG., EB. Cowling 1978. The Measurementof Plant Disease. Plant Disease and Advanced. Vol.II. Ac Press Inc. London. Pp. 119-196. Hunter, WB., E. Hiebert, SE. Webb, JH. Tsai, JE. Polston. 1988. Location of Geminivirus In The Whitefly Bemisia tabaci Genn. Plant Desease No. 82:1147-1151. The American Pytophatological Society. Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops In Indonesia. PT. Ichtiar Baru van Hoeve. Jakarta. 635 hal. Kasumbogo U. 1993. Pengantar pengelolaan hama terpadu. Gajah mada press Jogyakarta Mandal, N. 1988. Evaluation of Germplasm or Diseases Resitence in Jute. Paper presented for International of “Jute and Kenaf Breeding Varietal Improvement” IJO/JARI (ICAR). Barrackpore. India. 9p. Saleh N., S.E. Susuilowati, Soerjono dan B. Hari Adi, 1992. Pengendalian Penyakit Virus Tanaman Tembakau Prosiding Diskusi II Tembakau Besuki Na Oosgt. Tgl. 6 Oktober 1990 di Malang. Hal.9-14. Sismadi. 1987. Pengaruh infeksi mosaik tembakau terhadap produksi tembakau Vorstenlanden. Risalah Seminar Ilmiah PFI tanggal 29-31 Oktober 1985 di Jakarta. Hal. 219-221. Sitepu dan S. E. Susilowati. 1985. Penyakit Keriting Tembakau. Lokakarya Peningkatan Produksi dan Kualitas Tembakau Virginia Di Kabupaten Bojonegoro. Tgl.27-28 Februari 1985. 7 hal. 14