SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 73
1
Kebijakan Publik
Konsep dan Teori
Evidence-based Policy
Randy R. Wrihatnolo
Edisi ©September 2013
Bagian 1
2
Teori Kebijakan
Pragmatis
Tergantung tindakan
Formal
 Tergantung aturan
Proses
 Tergantung tata cara
pembentukan kebijakan
(prosedur)
Politik
 Tergantung pada
kekuasaan
Substansi
 Tergantung
pemanfaatan
Sejarah
 Tergantung
kepentingan
Teori Kebijakan
1
2
3
4
6
5
Formal
• Tergantung adanya peraturan yang
berstatus hukum positif (hukum yang
efektif berlaku dan ditegakkan).
• Bila ada peraturan, maka ada kebijakan
(vis persa).
• Contoh: apakah kebijakan
penanggulangan kemiskinan itu ada? 
ada dasar hukumnya nggak?
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Sifat Peraturan/perundangan-
undangan:
 Menjalankan UUD.
Formatnya:
Merujuk UU 12/2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Sifat Hukum:
1. Keadilan
2. Penengah (mediasi)
3. Pembentukan hukum (judisial)
Formatnya:
1. Hukum Pidana
2. Hukum Perdata
3. Hukum Agama
4. Hukum Konstitusi
5. Hukum Tata Usaha Negara
6. Hukum Adat (?)  bagaimana menurut
Anda?
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Sifat Regulasi:
1. Adanya kepentingan publik (kepentingan
umum). Contoh: aset negara yang
dikelola oleh lembaga bisnis,
pembangunan infrastruktur publik atau
utilitas, mencegah monopoli, dll.
2. Adanya kebutuhan publik.
3. Adanya tuntutan publik.
Formatnya:
1. Energi (listrik, bahan bakar baku).
2. Telekomunikasi (frekuensi, konten, penyadapan,
dan satelit)
3. Media Komunikasi (media massa, internet)
4. Penyiaran (broadcast dan konten)
5. Air (air minum/bersih dan air limbah)
6. Transportasi (pelabuhan, bandara, transportasi
udara, transportasi laut, transportasi darat
publik/massal, jalan tol)
7. Pangan.
8. Dan lain-lain.
Pragmatis
• Tergantung adanya tindakan yang dapat
menentukan diputuskannya suatu tindakan
berikutnya tanpa menunggu adanya
hukum positif.
• Bila ada tindakan, maka ada kebijakan.
• Contoh: adat dan tradisi.
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Konvensi (kesepakatan
publik):
1. Ditumbuhkan dari proses
manajemen organisasi
publik, i.e. upacara rutin,
SOP-SOP tidak tertulis,
atau tertulis tetapi tidak
diformalkan.
2. Ditumbuhkan dari aktor
organisasi publik, i.e.
Pidato Presiden setiap
tanggal 16 Agustus.
3. Ditumbuhkan dari publik,
i.e. selamatan 17 Agustus,
selamatan atas kejadian
yang berkenaan dengan
kelembagaan publik.
Pernyataan Pejabat:
1. Mencakup pejabat politik
dan pejabat administratif
yang telah mempunyai
kewenangan politik.
2. Disampaikan pada forum
publik, yaitu forum yang
terbuka kepada para
pemilik dan pemangku
kepentingan terkait.
Perilaku:
1. Perilaku perseorangan.
2. Perilaku kelompok.
3. Perilaku keluarga.
Substansi
• Tergantung adanya efektivitas
kemanfaatan pada suatu tatanan (baik
tatanan sosial, kemasyarakatan,
pemerintahan, perusahaan, dan lan-lain).
• Contoh: Bila pimpinan suatu perusahaan mengatakan
bahwa agar Anda dihargai orang lain, maka hargailah diri
sendiri dengan berpakaian rapih, maka jadilah kebijakan.
Bila sekelompok orang mengatakan bahwa bersiul di
depan perempuan itu tidak sopan lalu disepakati dalam
suatu tatanan, maka jadilah itu kebijakan.
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
“Leveraging Factors”
Public policy is determining to where the nation will
become
1
Todays policies determine what will be the nation in
the next 5-10 year
2
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
 Public policy consists of two basic concepts: policy and public.
 Policy is an authoritative decision, made by somebody who
hold authority, formal or informal.
 Public is a group of people who are tightened by certain
issues. Public is people, society or stakeholders. It is a
collectivity who its member is connected strongly to a specific
issues. Public is also a sphere where people become a citizen,
a space where citizens interact, where state and society exist.
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
 Therefore, public policy is any of State or Government (as the
holder of the authority) decision to manage public life (as the
sphere) in order to reach the mission of a nation.
 Public policy is an institutionalized political decision.
 In developing countries, public policy is any government or
state’s decision regarding strategy to accomplish the mission of
the nation, the vision of the nation’s leader. Public policy is a
strategy to bring today’s society entering transition toward
idealized society.
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
 Public policy is an institutionalized
political decision.
 Kebijakan publik adalah keputusan
yang dibuat oleh Negara sebagai
strategi untuk merealisasikan tujuan
dari Negara yang bersangkutan.
 Jadi, Kebijakan publik adalah strategi
untuk mengantar masyarakat pada
masa awal, memasuki masyarakat
pada masa transisi, untuk menuju
kepada masyarakat yang dicita-citakan
(Riant Nugroho, 2003) Kebijakan publik
Masyarakat yang
dicita-citakan
Masyarakat pada
masa transisi
Masyarakat pada
masa awal (sekarang)
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
 Keputusan politik yang dibuat oleh lembaga publik
 Lembaga publik adalah lembaga yang didanai dari
dana/uang publik, yaitu uang yang dipungut secara
kolektif dari publik, baik berupa pajak, retribusi, atau
pungutan-pungutan lain yang ditetapkan secara
formal.
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Sejarah
• Sejarah merupakan perjalanan manusia
menuju bertahan hidup.
• Sejarah merupakan akumulasi peristiwa
menuju suatu kesepakatan secara de
facto baik sukarela maupun terpaksa.
• Kesepakatan ini menimbulkan adanya
kebijakan.
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
• Code Napolen (1804). Otto von Bismarck (1871)
• Kebijakan publik = hukum publik
• Pemerintah membuat kebijakan/hukum, rakyat mematuhi
• Didisain untuk tidak lengkap : makro  messo  mikro
• Lebih mengedepankan “tata cara”
Continentalist
• Raja John, Magna Charta (1215). Mills (1589) On Liberty.
Declaration of Independence (1776)
• Kebijakan publik = pertemuan kepentingan state dan society
• Pemerintah bersama rakyat merumuskan kebijakan
• Didisain untuk lengkap
• Lebih mengedepankan “substansi”
Anglo-Saxonist
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Public policy as product of public
administration (state or government)
Public
policy
Public
policy
Public policy as the meeting and agreement of
state interest and society interest
STATE
(Public
Administration)
STATE
(Public
Administration)
PEOPLE (Society)
PEOPLE (Society)
Public policy as product of public
administration (state or government)
Public
policy
Public
policy
Public policy as the meeting and agreement of
state interest and society interest
STATE
(Public
Administration)
STATE
(Public
Administration)
PEOPLE (Society)
PEOPLE (Society)
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Politik
• Politik menyangkut (1) kompetisi
kekuasaan, (2) pemusatan kekuasaan,
dan (3) penyelenggaraan kekuasaan yang
menimbulkan adanya (4) pengambilan
keputusan dan (5) pelaksanaan keputusan
atas suatu (6) sumberdaya.
• Menimbulkan adanya kebijakan.
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
Proses
• Hadirnya suatu kebijakan ditentukan tata
cara pembentukan dan adanya prosedur
pembentukan kebijakan itu. Bila tidak ada
prosedur pembentukan kebijakan, maka
tidak ada kebijakan.
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
Policy Process as Value Chain
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
Policy Process  Public Policy as Management
formulation implementation control
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
Policy Process  Public Policy as Management (comprehensive)
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
Policy Process  Pentahapan Pembentukan Kebijakan
1 2 3 4 5 6
Teori Kebijakan
Policy Process  Public Policy as Agenda Setting
3
27
Bias Kebijakan
Masalah Kebijakan  menimbulkan Bias Kebijakan
1. Conflicting Goal.
2. Memakan waktu.
3. Persoalan “legacy”.
4. Interaksi dengan swasta dan ‘pasar’.
5. Ada limit anggaran.
6. Perhitungan biaya “mudah”, manfaat “sulit”.
7. Politis dari kelompok “kepentingan”.
8. Lemahnya komunikasi publik.
9. Birokratis dan traumatis.
10. Kapasitas dalam pengambilan keputusan.
Masalah Kebijakan
Kebijakan harus cepat tapi bukan
berarti menerapkan ilmu sihir!
1. Diversifikasi  banyak sekali cara untuk menyusun
kebijakan. Tidak semuanya dapat diikuti.
2. Dimensi  terdapat aneka ragam faktor dan variabel dalam
penyusunan kebijakan. Semakin banyak dimensinya, semakin
baik produk kebijakannya  N!
3. Domain  jangkauan kebijakan banyak, ada yang sempit,
ada yang lebar.
4. Delusi  terdapat kebijakan dimana tujuan dan manfaatnya
bertolak belakang atau melenceng dari tujuan semula
(delineasi).
5. Determinasi  kualitas kebijakan tergantung kapasitas
penyusun kebijakan, kualitas data/informasi, dan kekuatan
negosiasi, dan tuntutan publik.
6. Desain  ada kebijakan yang disusun sesuai kebutuhan
jangka pendek, ada juga yang disusun untuk jangka panjang.
Bias Kebijakan
Bias Kebijakan
Determinasi
Desain
Dimensi E
Dimensi C
Dimensi A
Dimensi B
Dimensi D
Domain
Delusi-
Delineasi
Diversifikasi Kebijakan
Dimensi
Diversifikasi
Desain
DeterminasiDomain
Delusi
Bias Kebijakan
1
2
3
4
6
5
Diversifikasi
• Terdapat berbagai cara untuk
menyusun kebijakan. Tidak semuanya
perlu dipelajari, diikuti, dan diterapkan.
Bias Kebijakan
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
Bias Kebijakan
Dimensi
• Terdapat aneka
ragam faktor dan
variabel dalam
penyusunan
kebijakan. Semakin
banyak dimensinya,
semakin baik
produk
kebijakannya.
Domain
• Suatu kebijakan pasti ada “pembuat”. Masing-
masing pembuat kebijakan mempunyai
jangkauan pengaruh kebijakannya sendiri.
1 2 3 4 5 6
Bias Kebijakan
Domain kebijakan ada yang sempit,
ada yang luas  berbanding lurus
dengan otoritas pembuatnya.
1 2 3 4 5 6
Bias Kebijakan
Delusi - Delienasi
• Setiap kebijakan berpotensi bertolak
belakang antara tujuan dan
manfaatnya (delusi) atau melenceng
dari tujuan semula (delineasi).
1 2 3 4 5 6
Bias Kebijakan
Determinasi
Kualitas kebijakan tergantung:
• Kapasitas penyusun kebijakan (degree).
• Kualitas data/informasi (data).
• Kekuatan negosiasi (debate).
• Tuntutan publik/penggunanya (demand).
1 2 3 4 5 6
Bias Kebijakan
Desain
Setiap kebijakan mempunyai kekhasan masing-masing
sesuai kebutuhan menurut:
• Guna waktu (time utility)  urgen, jangka pendek, jangka
menengah, jangka panjang.
• Guna manfaat (applicability).
• Guna lokasi (place utility).
• Guna kepentingan (interest-based utility).
Cara Menghindari Bias Kebijakan
Cara Menghindari Bias Kebijakan
Integrasi Isu Kebijakan dengan Kebutuhannya  indentik kah?
Cara Menghindari Bias Kebijakan
Integrasi Isu Kebijakan dengan Kebutuhannya  indentik kah?
Cara Menghindari Bias Kebijakan
Integrasi Isu Kebijakan dengan Kebutuhannya  indentik kah?
Cara Menghindari Bias Kebijakan
Integrasi Isu Kebijakan dengan Kebutuhannya  indentik kah?
44
Contoh Tata Cara
Penyusunan Kebijakan
Kontekstualisasi: PermenPAN PER/04/M.PAN/4/2007 Tentang Pedoman
Formulasi, Implementasi, Evaluasi Kinerja dan Revisi Kebijakan Publik di Lingkungan Lembaga
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Sederhana
Kredibel
Cepat
Terkendali
Bentuk, Stratifikasi, dan Sifat Kebijakan Publik
Bentuk kebijakan publik adalah:
1. Peraturan yang terkodifikasi secara
formal dan legal
Peraturan yang terkodifikasi terdiri dari
peraturan perundang-udangan sebagaimana
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2004 tentang pembentukan
Peraturan Perundang-undangan; serta
peraturan pelaksana lainnya.
Bagaimanakah
pedoman dapat
fit-in dengan UU
10/2004
tersebut?
Yang penting mempunyai rujukan
definitif yang jelas!
Bentuk, Stratifikasi, dan Sifat Kebijakan Publik
Bentuk kebijakan publik adalah:
2. Pernyataan Pejabat Publik di depan publik
Pernyataan pejabat publik dimaksud adalah
pernyataan-pernyataan dari pejabat publik, baik
dalam bentuk pidato tertulis, pidato lisan, ataupun
pernyataan-pernyataan publik, termasuk
didalamnya pernyataan kepada media massa di
depan publik. Kriteria pernyataan Pejabat Publik:
• Harus berisikan kebenaran, baik secara legal
maupun material.
• Apabila berkenaan dengan hal-hal yang harus
dengan segera diimplementasikan oleh struktur
atau kelembagaan di bawahnya, sudah
dikomunikasikan terlebih dahulu dengan
struktur atau kelembagaan di bawahnya, dan
sudah siap dengan manajemen
implementasinya.
• Apabila berkenaan dengan hal-hal yang masih
berkenaan dengan konsep, rencana atau
wacana, harus disampaikan secara jelas bahwa
yang dinyatakannya adalah konsep, rencana
atau wacana.
Seberapa jauh
relevansinya
terhadap
pedoman ini?
Yang penting dapat
dipertanggung-jawabkan!
Bentuk, Stratifikasi, dan Sifat Kebijakan Publik
Stratifikasi kebijakan publik
1. Kebijakan di tingkat pusat, yaitu
kebijakan yang ditetapkan oleh
lembaga pemerintah di tingkat
pusat dan mempunyai ruang
lingkup nasional.
2. Kebijakan di tingkat daerah,
yaitu kebijakan yang ditetapkan
oleh lembaga pemerintah di
tingkat daerah dan mempunyai
ruang lingkup daerah.
Seberapa jauh
relevansinya
terhadap
pedoman ini?
Kebijakan di tingkat Pusat:
•Presiden.
•Kepala Kementerian/Lembaga.
•Pejabat Eselon I.
Kebijakan di tingkat Daerah:
•Gubernur/Bupati/Walikota.
•Kepala SKPD/Camat.
Bentuk, Stratifikasi, dan Sifat Kebijakan Publik
Sifat kebijakan publik, meliputi:
1. Kebijakan publik strategis/politis,
berkaitan dengan penetapan politik
dan strategi dasar negara, yang
menyentuh wewenang dan
penyelenggaraan tugas lembaga
pemerintah.
2. Kebijakan publik manajemen,
berkaitan dengan pembentukan
kebijakan pemerintah sebagai
penjabaran terhadap politik dan
strategi dasar pemerintahan.
3. Kebijakan publik teknis, sebagai
acuan dalam pelaksanaan
pencapaian sasaran-sasaran tertentu
secara teknis dalam rangka
pelaksanaan kebijakan pemerintah
pada umumnya.
Seberapa jauh
relevansinya
terhadap
pedoman ini?
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!
Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik
A.Menetapkan isu kebijakan
Pada langkah ini, organisasi publik menetapkan
suatu isu menjadi isu kebijakan. Isu kebijakan
adalah masalah dan/atau kebutuhan dari
masyarakat dan/atau negara, yang sudah dan
sedang muncul, dan masalah yang berpotensi
besar untuk muncul di masa depan, yang bersifat
mendasar, mempunyai cakupan dan/atau dampak
yang luas, sehingga memerlukan pengaturan dari
pemerintah.
Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan yang
muncul pada saat ini, dan kebutuhan yang
berpotensi muncul di masa depan, yang dapat
bermula dari isu di masyarakat atau muncul
sebagai akibat munculnya kebijakan sebelumnya.
Di sini, variabel ketanggapan (responsiveness)
diperlukan, dalam arti pemerintah harus tanggap
menangkap isu kebijakan. Berkenaan dengan isu
kebijakan, dapat pula pemerintah menyerapnya
dari aspirasi masyarakat, yang disampaikan baik
secara langsung maupun melalui forum tertentu
yang digalang oleh pemerintah. Waktu untuk
menangkap isu kebijakan maksimal 7 hari kerja.
Bagaimanakah cara
menetapkan isu?
1
7
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!
B.Membentuk Tim Penyusun Formulasi
Kebijakan Publik
1. Setelah pemerintah menangkap isu, maka perlu
dibentuk Tim Penyusun kebijakan yang bersifat
adhoc, terdiri dari pejabat birokrasi terkait. Waktu
untuk pembentukan Tim ini maksimal 7 hari kerja.
Susunan keanggotaan terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Anggota yang secara teknis menguasai
substansi permasalahan kebijakan, anggota yang
menguasai hukum peraturan perundang-undangan,
anggota yang menguasai analisis kebijakan, dan
anggota yang menguasai tata bahasa Indonesia.
2.Tim Penyusun kebijakan bekerja dan mengawal
serta menjaga tingkat keamanan rumusan draft
kebijakan, berkenaan dengan materi pasal-pasal,
substansinya (isi), dan fisik dokumen, sejak
dibentuknya Tim hingga kebijakan ditetapkan oleh
pejabat publik. Apabila terjadi penyimpangan
dan/atau kesalahan dan/atau kelalaian, baik
disengaja atau tidak disengaja, atas rumusan draft
final kebijakan yang akan disahkan oleh pejabat
publik, maka Tim penyusunan harus
bertanggungjawab dan dapat dikenakan sanksi
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagaimanakah
dengan:
1.Kompetensi?
2.Data/Informasi?
3.Negosisasi?
Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik
1
7 0
Yang penting cepat = tidak
time consuming!!
C.Melaksanakan Tugas Penyusunan
Pra Kebijakan
Tugas pra kebijakan adalah:
a.Merumuskan naskah akademik, yang
berisi landasan-landasan teoritis dan
metodologis dari kebijakan yang akan
dikembangkan.
b.Merumuskan draft nol kebijakan.
Bentuk draft nol tidak harus berbentuk
pasal-pasal, melainkan hal-hal yang
akan diatur oleh kebijakan tersebut dan
konsekuensi-konsekuensinya. Untuk
membuat konsep atau draft nol ini,
tidak harus dikontrakkan atau
dikerjakan kepada pihak luar. Waktu
untuk merumuskan naskah akademik
bersama dengan draft nol kebijakan
maksimum 14 hari kerja.
Metode apakah yang
bisa menjamin
pekerjaan ini selesai
dalam 14 hari kerja?
Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik
1
7 0 14
Yang penting cepat = tidak
time consuming!!
X
D.Proses Publik Pertama
Setelah terbentuk, rumusan draft nol
kebijakan didiskusikan bersama forum
publik, dalam empat jenjang. Forum
publik yang pertama, yaitu para pakar
kebijakan dan pakar yang berkenaan
dengan masalah terkait. Apabila
dimungkinkan, perlu diikutsertakan
anggota legislatif yang membidangi
bidang terkait. Tujuan dari diskusi ini
adalah melalukan verifikasi secara
akademis dan kebenaran ilmiah. Proses
publik pertama ini paling banyak
dilakukan maksimal 3 kali dalam waktu
paling lama 30 hari.
Proses yang
bagaimanakah dapat
menjamin diskusi publik
dapat memberikan
argumentasi untuk
memverifikasi secara
akademis dan ilmiah?
Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik
1
7 0 14 30
Yang penting dapat
dipertanggung-jawabkan!
E.Proses Publik Kedua
Diskusi publik kedua adalah diskusi
dengan instansi pemerintah di luar
lembaga pemerintahan yang
merumuskan kebijakan tersebut. Pada
tingkat tertentu, diskusi forum publik
yang kedua ini melibatkan komisi atau
bidang terkait di lembaga legislatif.
Proses publik kedua dilakukan
maksimal 3 kali dalam waktu paling
lama 30 hari.
Sejauhmana dapat
kompetensi pihak
yang diminta
memberikan
argumentasi?
Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik
1
7 0 14 30 30
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!
X
F.Proses Publik Ketiga
Proses publik ketiga adalah diskusi dengan
para pihak yang terkait langsung dengan
kebijakan atau yang terkena impact
langsung, atau juga yang disebut sebagai
kelompok sasaran (beneficiaries). Diskusi ini
dilakukan dengan tujuan mendapatkan
verifikasi secara sosial dan politik dari
kelompok masyarakat yang terkait secara
langsung. Proses publik ketiga dilakukan
maksimal 3 kali dalam waktu paling lama 30
hari.
Sejauhmana indikator
keberhasilan dapat
menjelaskan
kemanfaatan hasil
pelaksanaan kebijakan
publik?
Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik
1
7 0 14 30 30 30
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!
X
G.Proses Publik Keempat
Proses publik keempat adalah diskusi
dengan seluruh pihak terkait secara luas,
dengan menghadirkan tokoh-tokoh
masyarakat, termasuk di dalamnya adalah
lembaga swadaya masyarakat yang
mengurusi isu terkait, asosiasi usaha terkait.
Diskusi ini ditujukan untuk membangun
pemahaman publik (public awareness)
terhadap rencana dibangunnya suatu
kebijakan. Tujuannya bukan untuk
mendapatkan persetujuan seluruh peserta,
melainkan untuk mendapatkan
masukan/kritisi dari publik terhadap
kebijakan yang akan dibuat. Pada diskusi
forum publik keempat, materi diskusi dapat
bersifat umum, atau tidak dalam bentuk
formulasi pasal-pasal, melainkan dalam
bentuk kebijakan umum. Proses publik
keempat ini diselenggarakan maksimal 2 kali
dalam waktu maksimal 30 hari.
Sejauhmana kebutuhan
dan dorongan untuk
menerbitkan kebijakan
apabila ternyata
kebijakan ditolak?
Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik
1
7 0 14 30 30 30 30
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!
X
H.Merumuskan Draft Final Pertama
Hasil diskusi publik ini kemudian dijadikan sebagai
materi penyusunan pasal-pasal kebijakan yang
akan dikerjakan oleh Tim Perumus. Draft in disebut
sebagai Draft -1. Formulasi Draft -1 maksimal 5
hari kerja.
Sejauhmana jaminan
ketepatan penafsiran
dalam perumusan
pasal-pasal
berdasarkan hasil
Draft Nol?
I.Menyelenggarakan diskusi kelompok
terfokus
Draft -1 didiskusikan dan diverifikasi dalam diskusi
kelompok terfokus (focused group discussion/FGD)
yang melibatkan instansi/dinas terkait, pakar
kebijakan, dan pakar dari permasalahan yang akan
diatur. Diskusi kelompok terfokus (FGD)
dilaksanakan paling banyak 2 kali dalam jangka
waktu maksimal 10 hari kerja.
J.Merumuskan Draft Final Kedua
Informasi yang dihasilkan dari diskusi kelompok
terfokus merupakan materi draft final kedua. Tim
perumus kemudian merumuskan Draft - 2, yang
merupakan Draft Final dari kebijakan. Proses
formulasi maksimal 5 hari kerja.
Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik
1
7 0 14 30 30 30 30
5 10 6
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!
K.Pengesahan (atau pelanjutan ke langkah
legislasi)
Draft final ini kemudian disahkan oleh Pejabat
Publik yang berwenang, atau untuk kebijakan
berbentuk undang-undang, dibawa kepada proses
legislasi, sebagaimana telah diatur dalam UU
Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, Peraturan
Pemerintah Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata
Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang,
Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah,
dan Rancangan Peraturan Presiden.
Dari seluruh proses formulasi kebijakan di atas,
sebuah kebijakan dapat diselesaikan dalam waktu
lebih kurang 6 bulan. Sebagai suatu pedoman,
batasan waktu di sini bersifat panduan atau
koridor, dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan
formulasi kebijakan yang dilaksanakan. Namun
demikian, apabila dapat memenuhi kriteria kurang
dari 6 bulan, dapat dinilai sebagai produk yang
efisien dan efektif secara proses.
Sejauhmana azas
formalitasme menjamin
manfaat kebijakan?
Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik
1
7 0 14 30 30 30 30
5 10 6 6 bulan
=
Yang penting dapat
dipertanggung-jawabkan! =
kredibel
Yang penting cepat = tidak time
consuming!!
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!  bermanfaat!!
1. Penyiapan Implementasi Kebijakan (0 s.d
6 bulan), termasuk kegiatan sosialisasi dan
pemberdayaan para pihak yang menjadi
pelaksana kebijakan, baik dari kalangan
pemerintah (birokrasi) maupun publik
(masyarakat). Tahapan sosialisasi dilakukan
dengan cara penyebarluasan kepada publik
melalui media massa elektronik, media cetak
dan temu publik.
2. Implementasi kebijakan publik
dilaksanakan tanpa sanksi (masa ujicoba)
dengan jangka waktu selama 6 bulan s.d 1
tahun dan disertai perbaikan atau
penyempurnaan kebijakan (policy
refinement) apabila diperlukan.
3. Implementasi kebijakan publik dengan
sanksi dilakukan setelah masa ujicoba
selesai disertai pengawasan dan
pengendalian. Setelah dilakukan
implementasi kebijakan selama 3 tahun,
dilaksanakan evaluasi kebijakan.
Sejauhmana upaya
sosialisasi dan
pemberdayaan,
pelaksanaan tanpa
sanski, dan pelaksanaan
dengan sanksi itu dapat
menjamin manfaat
kebijakan?
Langkah-langkah Implementasi Kebijakan Publik
2
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!
A.Perencanaan
Mempersiapkan rencana evaluasi, yang
disusun paling lama 10 hari kerja, dan
menentukan tim penilai, target evaluasi, dan
metode evaluasi.
B.Pembentukan Tim
Pembentukan tim evaluasi kinerja kebijakan
yang berasal dari pejabat intern lembaga
pemerintah, dibentuk paling lama 10 hari
kerja. Jika tim evaluasi kinerja kebijakan
berasal dari luar lembaga pemerintah,
diperlukan proses yang lebih karena
mengikuti aturan peraturan perundangan,
antara lain ketentuan tentang pengadaan
barang dan jasa pemerintah.
C.Rencana Kerja
Setelah terbentuk Tim, maka tim menyusun
rencana kerja. Proses penyusunan rencana
kerja paling lama 10 hari kerja.
Sejauhmana upaya
evaluasi kinerja dapat
menjamin manfaat
kebijakan?
Langkah-langkah Evaluasi Kinerja Kebijakan Publik
3
10 10 10 30 hari
=
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!  bermanfaat!!
D.Proses Evaluasi
Evaluasi kinerja kebijakan berbeda dengan riset
kebijakan. Evaluasi kinerja kebijakan lebih bersifat
makro daripada mikro. Oleh karena itu, sampel
atau data uji petik untuk evaluasi kinerja kebijakan
disarankan bersifat kelembagaan, dan bukan
bersifat individu. Secara ideal proses evaluasi
kinerja kebijakan dapat diselenggarakan maksimal
3 bulan.
E.Pelaporan Hasil Evaluasi
Proses lanjutan dari pelaksanaan evaluasi kinerja
kebijakan adalah pelaporan, yang dilaksanakan
paling lambat 15 hari kerja setelah evaluasi kinerja
kebijakan selesai dilaksanakan.
Dengan melihat rangkaian proses evaluasi kinerja
kebijakan di atas, evaluasi kebijakan dapat
dilaksanakan maksimal 6 bulan. Sebagai pedoman,
maka batasan waktu di sini bersifat acauan dasar
atau koridor, dan dapat disesuaikan sesuai
kebutuhan evaluasi kebijakan yang dilaksanakan.
Namun demikian, apabila dapat memenuhi kriteria
kurang dari 6 bulan, dapat dinilai sebagai produk
yang efisien dan efektif secara proses.
Sejauhmana upaya
evaluasi kinerja dapat
menjamin manfaat
kebijakan?
Langkah-langkah Evaluasi Kinerja Kebijakan Publik
3
10 10 10 15 6 bulan
=
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!  bermanfaat!!
Revisi kebijakan diperlukan karena
kebijakan publik adalah dinamis, serta
kebijakan publik hadir di dalam
masyarakat yang dinamis. Oleh sebab
itu, pada kondisi tertentu, diperlukan
perubahan kebijakan yang ada dalam
rangka untuk adaptasi terhadap
perubahan isu kebijakan yang muncul
atau perlu diatur kembali, dan dalam
rangka antisipasi terhadap isu
kebijakan di masa depan. Proses revisi
kebijakan merupakan gabungan antara
evaluasi kebijakan dan formulasi
kebijakan, dengan langkah sebagai
berikut:
Sejauhmana upaya
revisi dapat menjamin
manfaat kebijakan?
Langkah-langkah Revisi Kebijakan Publik
4
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!  bermanfaat!!
1. Penetapan perlunya revisi suatu kebijakan. Penetapan
dilakukan oleh Pebajat Publik yang terkait apabila terdapat
kebutuhan yang kuat untuk melakukan revisi dari suatu
kebijakan publik, baik yang berasal dari masyarakat
maupun dari pemerintah.
2. Pembentukan Tim Evaluasi Kebijakan yang merangkap Tim
Revisi, maksimal dalam waktu 7 hari kerja.
3. Proses evaluasi kebijakan (lihat tentang evaluasi kebijakan;
maksimal 6 bulan).
4. Forum publik I (para pakar kebijakan dan pakar yang
berkenaan dengan masalah terkait) maksimal 2 kali dalam
waktu paling lama 15 hari.
5. Forum publik II (instansi pemerintah di luar lembaga
pemerintahan yang merumuskan kebijakan tersebut)
maksimum 2 kali dalam waktu paling lama 15 hari.
6. Forum publik III (mereka yang memperoleh impact secara
langsung paling banyak diselenggarakan 2 kali dalam wkatu
paling lama 15 hari).
7. Forum publik IV (seluruh pihak terkait secara luas: tokoh-
tokoh masyarakat, LSM, Asosiasi Usaha terkait)
dilaksanakan maksimal 2 kali dalam waktu maksimal 15
hari.
8. Formulasi draft -1 maksimal 5 hari kerja.
9. Diskusi kelompok terfokus atau FGD draft -1 dilaksanakan
paling banyak 2 kali dalam jangka waktu maksimal 15 hari.
10. Formulasi draft -2 (Draft Final) dilaksanakan maksimal 5
hari kerja.
11. Pengesahan (untuk kebijakan yang bersifat bukan Undang-
Undang), oleh Pejabat Publik yang berwenang: atau
dilanjutkan ke proses legislasi (untuk kebijakan yang
bersifat undang-undang).
Sejauhmana upaya revisi
dapat menjamin manfaat
kebijakan?
Langkah-langkah Revisi Kebijakan Publik
4
7 180 15 15 15 5 15
5 9 bulan
=
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!  bermanfaat!!
Revisi kebijakan publik dapat
dilaksanakan maksimal 9 bulan.
Sebagai pedoman, maka batasan waktu
di sini bersifat acuan dasar atau koridor,
dan dapat disesuaikan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan revisi
kebijakan. Namun demikian, apabila
dapat dilakukan dan memenuhi kriteria
maksimal 9 bulan, dapat dinilai sebagai
produk yang efisien dan efektif secara
proses.
Sejauhmana upaya
revisi dapat menjamin
manfaat kebijakan?
Langkah-langkah Revisi Kebijakan Publik
4
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!  bermanfaat!!
• Bila diterapkan: Ada
isu lamanya waktu
menyusun
kebijakan?
• Bila lama
penyusunan
ditolerasikan: harus
ada pembatasan
domain kebijakan 
artinya: PermenPAN
hanya berlaku untuk
dokumen jangka
menengah (lima
tahunan), misalnya
Renstra. PermenPAN
ini sesuai bila
digunakan untuk
pedoman
penyusunan Renstra
K/L.
Konsekuensi
Yang penting dapat dipertanggung-
jawabkan! = kredibel
Yang penting cepat = tidak time
consuming!!
Yang penting efektif = dapat
dijalankan!!  bermanfaat!!
Kebijakan di tingkat Pusat:
•Presiden.
•Kepala Kementerian/Lembaga.
•Pejabat Eselon I.
Kebijakan di tingkat Daerah:
•Gubernur/Bupati/Walikota.
•Kepala SKPD/Camat.
Sederhana
Kredibel
Cepat
Terkendali
Lampiran 2: Proses Kebijakan Publik
Isu Kebijakan
(Agenda
Pemerintah)
Formulasi
Kebijakan
Implementasi
Kebijakan
Evaluasi
Kinerja
Kebijakan
Revisi
Kebijakan
Lampiran 3: Proses Formulasi Kebijakan Publik
Masalah
bersama
Tujuan
bersama
Pemerintah
menangkapnya,
dan membentuk
Tim Perumus
Kebijakan
Isu
Kebijakan
Persiapan
Naskah
Akademik
Draft Nol
Kebijakan
Publik
Forum 1
Pakar
Forum II
Pemerintah
Forum III
Pemanfaat
Utama
Forum IV
Umum
Diskusi Publik
Pra Kebijakan
Draft-1
Kebijakan
Publik
FGD
Draft-2 (Final)
Kebijakan
Publik
Perumusan
Kebijakan
Keputusan
Kebijakan
Proses
Legislasi
Penetapan
Kebijakan
Proses Publik
Lampiran 4: Kuadran Bentuk Kebijakan Publik
I
Kebijakan Publik
II
Kebijakan Publik
Khusus
III
Keputusan
Organisasi
Publik
External
IV
Keputusan
Organisasi
Publik
Internal
Luas
Tinggi
Sempit
Rendah
Luasan
Akibat
Tingkat
Kedaruratan
Lampiran 5: Tim Penyusun Formulasi Kebijakan Publik
Ketua
Anggota
Teknis
Anggota
Hukum
Anggota
Kebijakan
Anggota
Bahasa
Sekretaris
Lampiran 6: Proses Implementasi Kebijakan Publik
Sosialisasi Kebijakan (0-
6 bulan)
Penerapan Kebijakan tanpa
sanski (6-12 bulan) disertai
perbaikan kebijakan apabila
diperlukan.
Penerapan dengan sanksi
disertai pengawasan dan
pengendalian.
Evaluasi Kebijakan (pada
akhir tahun ke-3 dan/atau
ke-5 sejak ditetapkan
dengan sanksi.
Lampiran 7: Proses Evaluasi Kebijakan Publik
Perencanaan evaluasi
kinerja Kebijakan
Pembentukan Tim
Evaluasi
Penyusunan rencana
kerja evaluasi
Pelaporan hasil evaluasi
Lampiran 8: Proses Revisi Kebijakan Publik
Masalah
bersama
Tujuan
bersama
Pembentukan Tim
Revisi Kebijakan
Isu Kebijakan Persiapan
Evaluasi
Kebijakan
Draft Nol
Revisi
Kebijakan
Forum 1
Pakar
Forum II
Pemerintah
Forum III
Pemanfaat
Utama
Forum IV
Umum
Diskusi Publik
Pra Krevisi ebijakan
Draft-1
Revisi
Kebijakan
FGD
Draft-2 (Final)
Revisi Kebijakan
Perumusan Revisi
Kebijakan
Keputusan
Kebijakan
Proses
Legislasi
Penetapan Revisi Kebijakan
Proses Publik
Rekomendasi
muatan revisi
kebijakan
Naskah
akademik
revisi
kebijakan
73
Randy R. Wrihatnolo
Kepala Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan MP3EI
Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Jalan Medan Merdeka Barat No. 7,
Jakarta Pusat – Indonesia 10110
email: wrihatnolo@yahoo.com
www.kp3ei.go.id
Terima kasih

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Modul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan Publikunitpublikasi
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakanunitpublikasi
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publikEnvaPya
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikAgenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Tri Widodo W. UTOMO
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikSiti Sahati
 
Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan Amri Syam
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifDadang Solihin
 
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif KebijakanModul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakanunitpublikasi
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiti Sahati
 

Mais procurados (20)

Modul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.1 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publik
 
Kebijakan publik
Kebijakan publik Kebijakan publik
Kebijakan publik
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikAgenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publik
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan Formulasi Kebijakan
Formulasi Kebijakan
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif KebijakanModul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
 
Siklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publikSiklus & lingkungan kebijakan publik
Siklus & lingkungan kebijakan publik
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 

Semelhante a Kebijakan Publik - Bagian I Teori

analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikAfif Alfianto
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Kasmiah Ali
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktklailashare
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaputulina
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptRastikaLiaran1
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppteghadewi398
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikYafiAlghifari
 
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikKeputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikIWAN SUKMA NURICHT
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikEsti Dyah
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikMuh Firyal Akbar
 
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKKebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKTri Widodo W. UTOMO
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011walfie
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy Nur Asda
 
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukumPelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukumFuji Lestari
 

Semelhante a Kebijakan Publik - Bagian I Teori (20)

analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publikanalisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
analisi kebijakan pendidikan: teori proses kebijakan publik
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
W hat is public policy
W hat is public policyW hat is public policy
W hat is public policy
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadja
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
 
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politikTEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
TEORI-KEBIJAKAN-PUBLIK-2018 dalam ilmu politik
 
Dimensi kebpub
Dimensi kebpubDimensi kebpub
Dimensi kebpub
 
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan PublikKeputusan Politik dan Kebijakan Publik
Keputusan Politik dan Kebijakan Publik
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publik
 
Pengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan PublikPengertian Kebijakan Publik
Pengertian Kebijakan Publik
 
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKKebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
 
Politik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasionalPolitik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasional
 
Makalah politik di indonesia
Makalah politik di indonesiaMakalah politik di indonesia
Makalah politik di indonesia
 
Keputusan politik
Keputusan politikKeputusan politik
Keputusan politik
 
Public Policy
Public Policy Public Policy
Public Policy
 
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukumPelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
Pelangaran terhadap polstranas di bidang hukum
 

Mais de Randy Wrihatnolo

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiRandy Wrihatnolo
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaRandy Wrihatnolo
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Randy Wrihatnolo
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Randy Wrihatnolo
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Randy Wrihatnolo
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPRandy Wrihatnolo
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisRandy Wrihatnolo
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Randy Wrihatnolo
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Randy Wrihatnolo
 
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Randy Wrihatnolo
 

Mais de Randy Wrihatnolo (20)

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
 
Tips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFPTips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFP
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana Menulis
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
 
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
Intermezzo dengan Rubik 3X3X3
 

Último

SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 

Último (20)

SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

Kebijakan Publik - Bagian I Teori

  • 1. 1 Kebijakan Publik Konsep dan Teori Evidence-based Policy Randy R. Wrihatnolo Edisi ©September 2013 Bagian 1
  • 3. Pragmatis Tergantung tindakan Formal  Tergantung aturan Proses  Tergantung tata cara pembentukan kebijakan (prosedur) Politik  Tergantung pada kekuasaan Substansi  Tergantung pemanfaatan Sejarah  Tergantung kepentingan Teori Kebijakan 1 2 3 4 6 5
  • 4. Formal • Tergantung adanya peraturan yang berstatus hukum positif (hukum yang efektif berlaku dan ditegakkan). • Bila ada peraturan, maka ada kebijakan (vis persa). • Contoh: apakah kebijakan penanggulangan kemiskinan itu ada?  ada dasar hukumnya nggak? Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 5. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6 Sifat Peraturan/perundangan- undangan:  Menjalankan UUD. Formatnya: Merujuk UU 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat 3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang 4. Peraturan Pemerintah 5. Peraturan Presiden 6. Peraturan Daerah Provinsi 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
  • 6. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6 Sifat Hukum: 1. Keadilan 2. Penengah (mediasi) 3. Pembentukan hukum (judisial) Formatnya: 1. Hukum Pidana 2. Hukum Perdata 3. Hukum Agama 4. Hukum Konstitusi 5. Hukum Tata Usaha Negara 6. Hukum Adat (?)  bagaimana menurut Anda?
  • 7. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6 Sifat Regulasi: 1. Adanya kepentingan publik (kepentingan umum). Contoh: aset negara yang dikelola oleh lembaga bisnis, pembangunan infrastruktur publik atau utilitas, mencegah monopoli, dll. 2. Adanya kebutuhan publik. 3. Adanya tuntutan publik. Formatnya: 1. Energi (listrik, bahan bakar baku). 2. Telekomunikasi (frekuensi, konten, penyadapan, dan satelit) 3. Media Komunikasi (media massa, internet) 4. Penyiaran (broadcast dan konten) 5. Air (air minum/bersih dan air limbah) 6. Transportasi (pelabuhan, bandara, transportasi udara, transportasi laut, transportasi darat publik/massal, jalan tol) 7. Pangan. 8. Dan lain-lain.
  • 8. Pragmatis • Tergantung adanya tindakan yang dapat menentukan diputuskannya suatu tindakan berikutnya tanpa menunggu adanya hukum positif. • Bila ada tindakan, maka ada kebijakan. • Contoh: adat dan tradisi. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 9. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6 Konvensi (kesepakatan publik): 1. Ditumbuhkan dari proses manajemen organisasi publik, i.e. upacara rutin, SOP-SOP tidak tertulis, atau tertulis tetapi tidak diformalkan. 2. Ditumbuhkan dari aktor organisasi publik, i.e. Pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus. 3. Ditumbuhkan dari publik, i.e. selamatan 17 Agustus, selamatan atas kejadian yang berkenaan dengan kelembagaan publik. Pernyataan Pejabat: 1. Mencakup pejabat politik dan pejabat administratif yang telah mempunyai kewenangan politik. 2. Disampaikan pada forum publik, yaitu forum yang terbuka kepada para pemilik dan pemangku kepentingan terkait. Perilaku: 1. Perilaku perseorangan. 2. Perilaku kelompok. 3. Perilaku keluarga.
  • 10. Substansi • Tergantung adanya efektivitas kemanfaatan pada suatu tatanan (baik tatanan sosial, kemasyarakatan, pemerintahan, perusahaan, dan lan-lain). • Contoh: Bila pimpinan suatu perusahaan mengatakan bahwa agar Anda dihargai orang lain, maka hargailah diri sendiri dengan berpakaian rapih, maka jadilah kebijakan. Bila sekelompok orang mengatakan bahwa bersiul di depan perempuan itu tidak sopan lalu disepakati dalam suatu tatanan, maka jadilah itu kebijakan. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 11. “Leveraging Factors” Public policy is determining to where the nation will become 1 Todays policies determine what will be the nation in the next 5-10 year 2 Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 12.  Public policy consists of two basic concepts: policy and public.  Policy is an authoritative decision, made by somebody who hold authority, formal or informal.  Public is a group of people who are tightened by certain issues. Public is people, society or stakeholders. It is a collectivity who its member is connected strongly to a specific issues. Public is also a sphere where people become a citizen, a space where citizens interact, where state and society exist. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 13.  Therefore, public policy is any of State or Government (as the holder of the authority) decision to manage public life (as the sphere) in order to reach the mission of a nation.  Public policy is an institutionalized political decision.  In developing countries, public policy is any government or state’s decision regarding strategy to accomplish the mission of the nation, the vision of the nation’s leader. Public policy is a strategy to bring today’s society entering transition toward idealized society. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 14.  Public policy is an institutionalized political decision.  Kebijakan publik adalah keputusan yang dibuat oleh Negara sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan dari Negara yang bersangkutan.  Jadi, Kebijakan publik adalah strategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju kepada masyarakat yang dicita-citakan (Riant Nugroho, 2003) Kebijakan publik Masyarakat yang dicita-citakan Masyarakat pada masa transisi Masyarakat pada masa awal (sekarang) Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 15.  Keputusan politik yang dibuat oleh lembaga publik  Lembaga publik adalah lembaga yang didanai dari dana/uang publik, yaitu uang yang dipungut secara kolektif dari publik, baik berupa pajak, retribusi, atau pungutan-pungutan lain yang ditetapkan secara formal. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 16. Sejarah • Sejarah merupakan perjalanan manusia menuju bertahan hidup. • Sejarah merupakan akumulasi peristiwa menuju suatu kesepakatan secara de facto baik sukarela maupun terpaksa. • Kesepakatan ini menimbulkan adanya kebijakan. Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 17. • Code Napolen (1804). Otto von Bismarck (1871) • Kebijakan publik = hukum publik • Pemerintah membuat kebijakan/hukum, rakyat mematuhi • Didisain untuk tidak lengkap : makro  messo  mikro • Lebih mengedepankan “tata cara” Continentalist • Raja John, Magna Charta (1215). Mills (1589) On Liberty. Declaration of Independence (1776) • Kebijakan publik = pertemuan kepentingan state dan society • Pemerintah bersama rakyat merumuskan kebijakan • Didisain untuk lengkap • Lebih mengedepankan “substansi” Anglo-Saxonist Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 18. Public policy as product of public administration (state or government) Public policy Public policy Public policy as the meeting and agreement of state interest and society interest STATE (Public Administration) STATE (Public Administration) PEOPLE (Society) PEOPLE (Society) Public policy as product of public administration (state or government) Public policy Public policy Public policy as the meeting and agreement of state interest and society interest STATE (Public Administration) STATE (Public Administration) PEOPLE (Society) PEOPLE (Society) Teori Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 19. Politik • Politik menyangkut (1) kompetisi kekuasaan, (2) pemusatan kekuasaan, dan (3) penyelenggaraan kekuasaan yang menimbulkan adanya (4) pengambilan keputusan dan (5) pelaksanaan keputusan atas suatu (6) sumberdaya. • Menimbulkan adanya kebijakan. 1 2 3 4 5 6 Teori Kebijakan
  • 20. 1 2 3 4 5 6 Teori Kebijakan
  • 21. 1 2 3 4 5 6 Teori Kebijakan Proses • Hadirnya suatu kebijakan ditentukan tata cara pembentukan dan adanya prosedur pembentukan kebijakan itu. Bila tidak ada prosedur pembentukan kebijakan, maka tidak ada kebijakan.
  • 22. 1 2 3 4 5 6 Teori Kebijakan Policy Process as Value Chain
  • 23. 1 2 3 4 5 6 Teori Kebijakan Policy Process  Public Policy as Management formulation implementation control
  • 24. 1 2 3 4 5 6 Teori Kebijakan Policy Process  Public Policy as Management (comprehensive)
  • 25. 1 2 3 4 5 6 Teori Kebijakan Policy Process  Pentahapan Pembentukan Kebijakan
  • 26. 1 2 3 4 5 6 Teori Kebijakan Policy Process  Public Policy as Agenda Setting 3
  • 28. Masalah Kebijakan  menimbulkan Bias Kebijakan 1. Conflicting Goal. 2. Memakan waktu. 3. Persoalan “legacy”. 4. Interaksi dengan swasta dan ‘pasar’. 5. Ada limit anggaran. 6. Perhitungan biaya “mudah”, manfaat “sulit”. 7. Politis dari kelompok “kepentingan”. 8. Lemahnya komunikasi publik. 9. Birokratis dan traumatis. 10. Kapasitas dalam pengambilan keputusan. Masalah Kebijakan
  • 29. Kebijakan harus cepat tapi bukan berarti menerapkan ilmu sihir!
  • 30. 1. Diversifikasi  banyak sekali cara untuk menyusun kebijakan. Tidak semuanya dapat diikuti. 2. Dimensi  terdapat aneka ragam faktor dan variabel dalam penyusunan kebijakan. Semakin banyak dimensinya, semakin baik produk kebijakannya  N! 3. Domain  jangkauan kebijakan banyak, ada yang sempit, ada yang lebar. 4. Delusi  terdapat kebijakan dimana tujuan dan manfaatnya bertolak belakang atau melenceng dari tujuan semula (delineasi). 5. Determinasi  kualitas kebijakan tergantung kapasitas penyusun kebijakan, kualitas data/informasi, dan kekuatan negosiasi, dan tuntutan publik. 6. Desain  ada kebijakan yang disusun sesuai kebutuhan jangka pendek, ada juga yang disusun untuk jangka panjang. Bias Kebijakan
  • 31. Bias Kebijakan Determinasi Desain Dimensi E Dimensi C Dimensi A Dimensi B Dimensi D Domain Delusi- Delineasi Diversifikasi Kebijakan
  • 33. Diversifikasi • Terdapat berbagai cara untuk menyusun kebijakan. Tidak semuanya perlu dipelajari, diikuti, dan diterapkan. Bias Kebijakan 1 2 3 4 5 6
  • 34. 1 2 3 4 5 6 Bias Kebijakan Dimensi • Terdapat aneka ragam faktor dan variabel dalam penyusunan kebijakan. Semakin banyak dimensinya, semakin baik produk kebijakannya.
  • 35. Domain • Suatu kebijakan pasti ada “pembuat”. Masing- masing pembuat kebijakan mempunyai jangkauan pengaruh kebijakannya sendiri. 1 2 3 4 5 6 Bias Kebijakan Domain kebijakan ada yang sempit, ada yang luas  berbanding lurus dengan otoritas pembuatnya.
  • 36. 1 2 3 4 5 6 Bias Kebijakan Delusi - Delienasi • Setiap kebijakan berpotensi bertolak belakang antara tujuan dan manfaatnya (delusi) atau melenceng dari tujuan semula (delineasi).
  • 37. 1 2 3 4 5 6 Bias Kebijakan Determinasi Kualitas kebijakan tergantung: • Kapasitas penyusun kebijakan (degree). • Kualitas data/informasi (data). • Kekuatan negosiasi (debate). • Tuntutan publik/penggunanya (demand).
  • 38. 1 2 3 4 5 6 Bias Kebijakan Desain Setiap kebijakan mempunyai kekhasan masing-masing sesuai kebutuhan menurut: • Guna waktu (time utility)  urgen, jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. • Guna manfaat (applicability). • Guna lokasi (place utility). • Guna kepentingan (interest-based utility).
  • 40. Cara Menghindari Bias Kebijakan Integrasi Isu Kebijakan dengan Kebutuhannya  indentik kah?
  • 41. Cara Menghindari Bias Kebijakan Integrasi Isu Kebijakan dengan Kebutuhannya  indentik kah?
  • 42. Cara Menghindari Bias Kebijakan Integrasi Isu Kebijakan dengan Kebutuhannya  indentik kah?
  • 43. Cara Menghindari Bias Kebijakan Integrasi Isu Kebijakan dengan Kebutuhannya  indentik kah?
  • 44. 44 Contoh Tata Cara Penyusunan Kebijakan Kontekstualisasi: PermenPAN PER/04/M.PAN/4/2007 Tentang Pedoman Formulasi, Implementasi, Evaluasi Kinerja dan Revisi Kebijakan Publik di Lingkungan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah.
  • 46. Bentuk, Stratifikasi, dan Sifat Kebijakan Publik Bentuk kebijakan publik adalah: 1. Peraturan yang terkodifikasi secara formal dan legal Peraturan yang terkodifikasi terdiri dari peraturan perundang-udangan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan; serta peraturan pelaksana lainnya. Bagaimanakah pedoman dapat fit-in dengan UU 10/2004 tersebut? Yang penting mempunyai rujukan definitif yang jelas!
  • 47. Bentuk, Stratifikasi, dan Sifat Kebijakan Publik Bentuk kebijakan publik adalah: 2. Pernyataan Pejabat Publik di depan publik Pernyataan pejabat publik dimaksud adalah pernyataan-pernyataan dari pejabat publik, baik dalam bentuk pidato tertulis, pidato lisan, ataupun pernyataan-pernyataan publik, termasuk didalamnya pernyataan kepada media massa di depan publik. Kriteria pernyataan Pejabat Publik: • Harus berisikan kebenaran, baik secara legal maupun material. • Apabila berkenaan dengan hal-hal yang harus dengan segera diimplementasikan oleh struktur atau kelembagaan di bawahnya, sudah dikomunikasikan terlebih dahulu dengan struktur atau kelembagaan di bawahnya, dan sudah siap dengan manajemen implementasinya. • Apabila berkenaan dengan hal-hal yang masih berkenaan dengan konsep, rencana atau wacana, harus disampaikan secara jelas bahwa yang dinyatakannya adalah konsep, rencana atau wacana. Seberapa jauh relevansinya terhadap pedoman ini? Yang penting dapat dipertanggung-jawabkan!
  • 48. Bentuk, Stratifikasi, dan Sifat Kebijakan Publik Stratifikasi kebijakan publik 1. Kebijakan di tingkat pusat, yaitu kebijakan yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah di tingkat pusat dan mempunyai ruang lingkup nasional. 2. Kebijakan di tingkat daerah, yaitu kebijakan yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah di tingkat daerah dan mempunyai ruang lingkup daerah. Seberapa jauh relevansinya terhadap pedoman ini? Kebijakan di tingkat Pusat: •Presiden. •Kepala Kementerian/Lembaga. •Pejabat Eselon I. Kebijakan di tingkat Daerah: •Gubernur/Bupati/Walikota. •Kepala SKPD/Camat.
  • 49. Bentuk, Stratifikasi, dan Sifat Kebijakan Publik Sifat kebijakan publik, meliputi: 1. Kebijakan publik strategis/politis, berkaitan dengan penetapan politik dan strategi dasar negara, yang menyentuh wewenang dan penyelenggaraan tugas lembaga pemerintah. 2. Kebijakan publik manajemen, berkaitan dengan pembentukan kebijakan pemerintah sebagai penjabaran terhadap politik dan strategi dasar pemerintahan. 3. Kebijakan publik teknis, sebagai acuan dalam pelaksanaan pencapaian sasaran-sasaran tertentu secara teknis dalam rangka pelaksanaan kebijakan pemerintah pada umumnya. Seberapa jauh relevansinya terhadap pedoman ini? Yang penting efektif = dapat dijalankan!!
  • 50. Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik A.Menetapkan isu kebijakan Pada langkah ini, organisasi publik menetapkan suatu isu menjadi isu kebijakan. Isu kebijakan adalah masalah dan/atau kebutuhan dari masyarakat dan/atau negara, yang sudah dan sedang muncul, dan masalah yang berpotensi besar untuk muncul di masa depan, yang bersifat mendasar, mempunyai cakupan dan/atau dampak yang luas, sehingga memerlukan pengaturan dari pemerintah. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan yang muncul pada saat ini, dan kebutuhan yang berpotensi muncul di masa depan, yang dapat bermula dari isu di masyarakat atau muncul sebagai akibat munculnya kebijakan sebelumnya. Di sini, variabel ketanggapan (responsiveness) diperlukan, dalam arti pemerintah harus tanggap menangkap isu kebijakan. Berkenaan dengan isu kebijakan, dapat pula pemerintah menyerapnya dari aspirasi masyarakat, yang disampaikan baik secara langsung maupun melalui forum tertentu yang digalang oleh pemerintah. Waktu untuk menangkap isu kebijakan maksimal 7 hari kerja. Bagaimanakah cara menetapkan isu? 1 7 Yang penting efektif = dapat dijalankan!!
  • 51. B.Membentuk Tim Penyusun Formulasi Kebijakan Publik 1. Setelah pemerintah menangkap isu, maka perlu dibentuk Tim Penyusun kebijakan yang bersifat adhoc, terdiri dari pejabat birokrasi terkait. Waktu untuk pembentukan Tim ini maksimal 7 hari kerja. Susunan keanggotaan terdiri dari Ketua, Sekretaris, Anggota yang secara teknis menguasai substansi permasalahan kebijakan, anggota yang menguasai hukum peraturan perundang-undangan, anggota yang menguasai analisis kebijakan, dan anggota yang menguasai tata bahasa Indonesia. 2.Tim Penyusun kebijakan bekerja dan mengawal serta menjaga tingkat keamanan rumusan draft kebijakan, berkenaan dengan materi pasal-pasal, substansinya (isi), dan fisik dokumen, sejak dibentuknya Tim hingga kebijakan ditetapkan oleh pejabat publik. Apabila terjadi penyimpangan dan/atau kesalahan dan/atau kelalaian, baik disengaja atau tidak disengaja, atas rumusan draft final kebijakan yang akan disahkan oleh pejabat publik, maka Tim penyusunan harus bertanggungjawab dan dapat dikenakan sanksi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagaimanakah dengan: 1.Kompetensi? 2.Data/Informasi? 3.Negosisasi? Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik 1 7 0 Yang penting cepat = tidak time consuming!!
  • 52. C.Melaksanakan Tugas Penyusunan Pra Kebijakan Tugas pra kebijakan adalah: a.Merumuskan naskah akademik, yang berisi landasan-landasan teoritis dan metodologis dari kebijakan yang akan dikembangkan. b.Merumuskan draft nol kebijakan. Bentuk draft nol tidak harus berbentuk pasal-pasal, melainkan hal-hal yang akan diatur oleh kebijakan tersebut dan konsekuensi-konsekuensinya. Untuk membuat konsep atau draft nol ini, tidak harus dikontrakkan atau dikerjakan kepada pihak luar. Waktu untuk merumuskan naskah akademik bersama dengan draft nol kebijakan maksimum 14 hari kerja. Metode apakah yang bisa menjamin pekerjaan ini selesai dalam 14 hari kerja? Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik 1 7 0 14 Yang penting cepat = tidak time consuming!! X
  • 53. D.Proses Publik Pertama Setelah terbentuk, rumusan draft nol kebijakan didiskusikan bersama forum publik, dalam empat jenjang. Forum publik yang pertama, yaitu para pakar kebijakan dan pakar yang berkenaan dengan masalah terkait. Apabila dimungkinkan, perlu diikutsertakan anggota legislatif yang membidangi bidang terkait. Tujuan dari diskusi ini adalah melalukan verifikasi secara akademis dan kebenaran ilmiah. Proses publik pertama ini paling banyak dilakukan maksimal 3 kali dalam waktu paling lama 30 hari. Proses yang bagaimanakah dapat menjamin diskusi publik dapat memberikan argumentasi untuk memverifikasi secara akademis dan ilmiah? Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik 1 7 0 14 30 Yang penting dapat dipertanggung-jawabkan!
  • 54. E.Proses Publik Kedua Diskusi publik kedua adalah diskusi dengan instansi pemerintah di luar lembaga pemerintahan yang merumuskan kebijakan tersebut. Pada tingkat tertentu, diskusi forum publik yang kedua ini melibatkan komisi atau bidang terkait di lembaga legislatif. Proses publik kedua dilakukan maksimal 3 kali dalam waktu paling lama 30 hari. Sejauhmana dapat kompetensi pihak yang diminta memberikan argumentasi? Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik 1 7 0 14 30 30 Yang penting efektif = dapat dijalankan!! X
  • 55. F.Proses Publik Ketiga Proses publik ketiga adalah diskusi dengan para pihak yang terkait langsung dengan kebijakan atau yang terkena impact langsung, atau juga yang disebut sebagai kelompok sasaran (beneficiaries). Diskusi ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan verifikasi secara sosial dan politik dari kelompok masyarakat yang terkait secara langsung. Proses publik ketiga dilakukan maksimal 3 kali dalam waktu paling lama 30 hari. Sejauhmana indikator keberhasilan dapat menjelaskan kemanfaatan hasil pelaksanaan kebijakan publik? Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik 1 7 0 14 30 30 30 Yang penting efektif = dapat dijalankan!! X
  • 56. G.Proses Publik Keempat Proses publik keempat adalah diskusi dengan seluruh pihak terkait secara luas, dengan menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk di dalamnya adalah lembaga swadaya masyarakat yang mengurusi isu terkait, asosiasi usaha terkait. Diskusi ini ditujukan untuk membangun pemahaman publik (public awareness) terhadap rencana dibangunnya suatu kebijakan. Tujuannya bukan untuk mendapatkan persetujuan seluruh peserta, melainkan untuk mendapatkan masukan/kritisi dari publik terhadap kebijakan yang akan dibuat. Pada diskusi forum publik keempat, materi diskusi dapat bersifat umum, atau tidak dalam bentuk formulasi pasal-pasal, melainkan dalam bentuk kebijakan umum. Proses publik keempat ini diselenggarakan maksimal 2 kali dalam waktu maksimal 30 hari. Sejauhmana kebutuhan dan dorongan untuk menerbitkan kebijakan apabila ternyata kebijakan ditolak? Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik 1 7 0 14 30 30 30 30 Yang penting efektif = dapat dijalankan!! X
  • 57. H.Merumuskan Draft Final Pertama Hasil diskusi publik ini kemudian dijadikan sebagai materi penyusunan pasal-pasal kebijakan yang akan dikerjakan oleh Tim Perumus. Draft in disebut sebagai Draft -1. Formulasi Draft -1 maksimal 5 hari kerja. Sejauhmana jaminan ketepatan penafsiran dalam perumusan pasal-pasal berdasarkan hasil Draft Nol? I.Menyelenggarakan diskusi kelompok terfokus Draft -1 didiskusikan dan diverifikasi dalam diskusi kelompok terfokus (focused group discussion/FGD) yang melibatkan instansi/dinas terkait, pakar kebijakan, dan pakar dari permasalahan yang akan diatur. Diskusi kelompok terfokus (FGD) dilaksanakan paling banyak 2 kali dalam jangka waktu maksimal 10 hari kerja. J.Merumuskan Draft Final Kedua Informasi yang dihasilkan dari diskusi kelompok terfokus merupakan materi draft final kedua. Tim perumus kemudian merumuskan Draft - 2, yang merupakan Draft Final dari kebijakan. Proses formulasi maksimal 5 hari kerja. Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik 1 7 0 14 30 30 30 30 5 10 6 Yang penting efektif = dapat dijalankan!!
  • 58. K.Pengesahan (atau pelanjutan ke langkah legislasi) Draft final ini kemudian disahkan oleh Pejabat Publik yang berwenang, atau untuk kebijakan berbentuk undang-undang, dibawa kepada proses legislasi, sebagaimana telah diatur dalam UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Peraturan Presiden. Dari seluruh proses formulasi kebijakan di atas, sebuah kebijakan dapat diselesaikan dalam waktu lebih kurang 6 bulan. Sebagai suatu pedoman, batasan waktu di sini bersifat panduan atau koridor, dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan formulasi kebijakan yang dilaksanakan. Namun demikian, apabila dapat memenuhi kriteria kurang dari 6 bulan, dapat dinilai sebagai produk yang efisien dan efektif secara proses. Sejauhmana azas formalitasme menjamin manfaat kebijakan? Langkah-langkah Formulasi Kebijakan Publik 1 7 0 14 30 30 30 30 5 10 6 6 bulan = Yang penting dapat dipertanggung-jawabkan! = kredibel Yang penting cepat = tidak time consuming!! Yang penting efektif = dapat dijalankan!!  bermanfaat!!
  • 59. 1. Penyiapan Implementasi Kebijakan (0 s.d 6 bulan), termasuk kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan para pihak yang menjadi pelaksana kebijakan, baik dari kalangan pemerintah (birokrasi) maupun publik (masyarakat). Tahapan sosialisasi dilakukan dengan cara penyebarluasan kepada publik melalui media massa elektronik, media cetak dan temu publik. 2. Implementasi kebijakan publik dilaksanakan tanpa sanksi (masa ujicoba) dengan jangka waktu selama 6 bulan s.d 1 tahun dan disertai perbaikan atau penyempurnaan kebijakan (policy refinement) apabila diperlukan. 3. Implementasi kebijakan publik dengan sanksi dilakukan setelah masa ujicoba selesai disertai pengawasan dan pengendalian. Setelah dilakukan implementasi kebijakan selama 3 tahun, dilaksanakan evaluasi kebijakan. Sejauhmana upaya sosialisasi dan pemberdayaan, pelaksanaan tanpa sanski, dan pelaksanaan dengan sanksi itu dapat menjamin manfaat kebijakan? Langkah-langkah Implementasi Kebijakan Publik 2 Yang penting efektif = dapat dijalankan!!
  • 60. A.Perencanaan Mempersiapkan rencana evaluasi, yang disusun paling lama 10 hari kerja, dan menentukan tim penilai, target evaluasi, dan metode evaluasi. B.Pembentukan Tim Pembentukan tim evaluasi kinerja kebijakan yang berasal dari pejabat intern lembaga pemerintah, dibentuk paling lama 10 hari kerja. Jika tim evaluasi kinerja kebijakan berasal dari luar lembaga pemerintah, diperlukan proses yang lebih karena mengikuti aturan peraturan perundangan, antara lain ketentuan tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. C.Rencana Kerja Setelah terbentuk Tim, maka tim menyusun rencana kerja. Proses penyusunan rencana kerja paling lama 10 hari kerja. Sejauhmana upaya evaluasi kinerja dapat menjamin manfaat kebijakan? Langkah-langkah Evaluasi Kinerja Kebijakan Publik 3 10 10 10 30 hari = Yang penting efektif = dapat dijalankan!!  bermanfaat!!
  • 61. D.Proses Evaluasi Evaluasi kinerja kebijakan berbeda dengan riset kebijakan. Evaluasi kinerja kebijakan lebih bersifat makro daripada mikro. Oleh karena itu, sampel atau data uji petik untuk evaluasi kinerja kebijakan disarankan bersifat kelembagaan, dan bukan bersifat individu. Secara ideal proses evaluasi kinerja kebijakan dapat diselenggarakan maksimal 3 bulan. E.Pelaporan Hasil Evaluasi Proses lanjutan dari pelaksanaan evaluasi kinerja kebijakan adalah pelaporan, yang dilaksanakan paling lambat 15 hari kerja setelah evaluasi kinerja kebijakan selesai dilaksanakan. Dengan melihat rangkaian proses evaluasi kinerja kebijakan di atas, evaluasi kebijakan dapat dilaksanakan maksimal 6 bulan. Sebagai pedoman, maka batasan waktu di sini bersifat acauan dasar atau koridor, dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan evaluasi kebijakan yang dilaksanakan. Namun demikian, apabila dapat memenuhi kriteria kurang dari 6 bulan, dapat dinilai sebagai produk yang efisien dan efektif secara proses. Sejauhmana upaya evaluasi kinerja dapat menjamin manfaat kebijakan? Langkah-langkah Evaluasi Kinerja Kebijakan Publik 3 10 10 10 15 6 bulan = Yang penting efektif = dapat dijalankan!!  bermanfaat!!
  • 62. Revisi kebijakan diperlukan karena kebijakan publik adalah dinamis, serta kebijakan publik hadir di dalam masyarakat yang dinamis. Oleh sebab itu, pada kondisi tertentu, diperlukan perubahan kebijakan yang ada dalam rangka untuk adaptasi terhadap perubahan isu kebijakan yang muncul atau perlu diatur kembali, dan dalam rangka antisipasi terhadap isu kebijakan di masa depan. Proses revisi kebijakan merupakan gabungan antara evaluasi kebijakan dan formulasi kebijakan, dengan langkah sebagai berikut: Sejauhmana upaya revisi dapat menjamin manfaat kebijakan? Langkah-langkah Revisi Kebijakan Publik 4 Yang penting efektif = dapat dijalankan!!  bermanfaat!!
  • 63. 1. Penetapan perlunya revisi suatu kebijakan. Penetapan dilakukan oleh Pebajat Publik yang terkait apabila terdapat kebutuhan yang kuat untuk melakukan revisi dari suatu kebijakan publik, baik yang berasal dari masyarakat maupun dari pemerintah. 2. Pembentukan Tim Evaluasi Kebijakan yang merangkap Tim Revisi, maksimal dalam waktu 7 hari kerja. 3. Proses evaluasi kebijakan (lihat tentang evaluasi kebijakan; maksimal 6 bulan). 4. Forum publik I (para pakar kebijakan dan pakar yang berkenaan dengan masalah terkait) maksimal 2 kali dalam waktu paling lama 15 hari. 5. Forum publik II (instansi pemerintah di luar lembaga pemerintahan yang merumuskan kebijakan tersebut) maksimum 2 kali dalam waktu paling lama 15 hari. 6. Forum publik III (mereka yang memperoleh impact secara langsung paling banyak diselenggarakan 2 kali dalam wkatu paling lama 15 hari). 7. Forum publik IV (seluruh pihak terkait secara luas: tokoh- tokoh masyarakat, LSM, Asosiasi Usaha terkait) dilaksanakan maksimal 2 kali dalam waktu maksimal 15 hari. 8. Formulasi draft -1 maksimal 5 hari kerja. 9. Diskusi kelompok terfokus atau FGD draft -1 dilaksanakan paling banyak 2 kali dalam jangka waktu maksimal 15 hari. 10. Formulasi draft -2 (Draft Final) dilaksanakan maksimal 5 hari kerja. 11. Pengesahan (untuk kebijakan yang bersifat bukan Undang- Undang), oleh Pejabat Publik yang berwenang: atau dilanjutkan ke proses legislasi (untuk kebijakan yang bersifat undang-undang). Sejauhmana upaya revisi dapat menjamin manfaat kebijakan? Langkah-langkah Revisi Kebijakan Publik 4 7 180 15 15 15 5 15 5 9 bulan = Yang penting efektif = dapat dijalankan!!  bermanfaat!!
  • 64. Revisi kebijakan publik dapat dilaksanakan maksimal 9 bulan. Sebagai pedoman, maka batasan waktu di sini bersifat acuan dasar atau koridor, dan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan revisi kebijakan. Namun demikian, apabila dapat dilakukan dan memenuhi kriteria maksimal 9 bulan, dapat dinilai sebagai produk yang efisien dan efektif secara proses. Sejauhmana upaya revisi dapat menjamin manfaat kebijakan? Langkah-langkah Revisi Kebijakan Publik 4 Yang penting efektif = dapat dijalankan!!  bermanfaat!!
  • 65. • Bila diterapkan: Ada isu lamanya waktu menyusun kebijakan? • Bila lama penyusunan ditolerasikan: harus ada pembatasan domain kebijakan  artinya: PermenPAN hanya berlaku untuk dokumen jangka menengah (lima tahunan), misalnya Renstra. PermenPAN ini sesuai bila digunakan untuk pedoman penyusunan Renstra K/L. Konsekuensi Yang penting dapat dipertanggung- jawabkan! = kredibel Yang penting cepat = tidak time consuming!! Yang penting efektif = dapat dijalankan!!  bermanfaat!! Kebijakan di tingkat Pusat: •Presiden. •Kepala Kementerian/Lembaga. •Pejabat Eselon I. Kebijakan di tingkat Daerah: •Gubernur/Bupati/Walikota. •Kepala SKPD/Camat. Sederhana Kredibel Cepat Terkendali
  • 66. Lampiran 2: Proses Kebijakan Publik Isu Kebijakan (Agenda Pemerintah) Formulasi Kebijakan Implementasi Kebijakan Evaluasi Kinerja Kebijakan Revisi Kebijakan
  • 67. Lampiran 3: Proses Formulasi Kebijakan Publik Masalah bersama Tujuan bersama Pemerintah menangkapnya, dan membentuk Tim Perumus Kebijakan Isu Kebijakan Persiapan Naskah Akademik Draft Nol Kebijakan Publik Forum 1 Pakar Forum II Pemerintah Forum III Pemanfaat Utama Forum IV Umum Diskusi Publik Pra Kebijakan Draft-1 Kebijakan Publik FGD Draft-2 (Final) Kebijakan Publik Perumusan Kebijakan Keputusan Kebijakan Proses Legislasi Penetapan Kebijakan Proses Publik
  • 68. Lampiran 4: Kuadran Bentuk Kebijakan Publik I Kebijakan Publik II Kebijakan Publik Khusus III Keputusan Organisasi Publik External IV Keputusan Organisasi Publik Internal Luas Tinggi Sempit Rendah Luasan Akibat Tingkat Kedaruratan
  • 69. Lampiran 5: Tim Penyusun Formulasi Kebijakan Publik Ketua Anggota Teknis Anggota Hukum Anggota Kebijakan Anggota Bahasa Sekretaris
  • 70. Lampiran 6: Proses Implementasi Kebijakan Publik Sosialisasi Kebijakan (0- 6 bulan) Penerapan Kebijakan tanpa sanski (6-12 bulan) disertai perbaikan kebijakan apabila diperlukan. Penerapan dengan sanksi disertai pengawasan dan pengendalian. Evaluasi Kebijakan (pada akhir tahun ke-3 dan/atau ke-5 sejak ditetapkan dengan sanksi.
  • 71. Lampiran 7: Proses Evaluasi Kebijakan Publik Perencanaan evaluasi kinerja Kebijakan Pembentukan Tim Evaluasi Penyusunan rencana kerja evaluasi Pelaporan hasil evaluasi
  • 72. Lampiran 8: Proses Revisi Kebijakan Publik Masalah bersama Tujuan bersama Pembentukan Tim Revisi Kebijakan Isu Kebijakan Persiapan Evaluasi Kebijakan Draft Nol Revisi Kebijakan Forum 1 Pakar Forum II Pemerintah Forum III Pemanfaat Utama Forum IV Umum Diskusi Publik Pra Krevisi ebijakan Draft-1 Revisi Kebijakan FGD Draft-2 (Final) Revisi Kebijakan Perumusan Revisi Kebijakan Keputusan Kebijakan Proses Legislasi Penetapan Revisi Kebijakan Proses Publik Rekomendasi muatan revisi kebijakan Naskah akademik revisi kebijakan
  • 73. 73 Randy R. Wrihatnolo Kepala Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan MP3EI Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jalan Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat – Indonesia 10110 email: wrihatnolo@yahoo.com www.kp3ei.go.id Terima kasih