SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
PEMERIKSAAN AKUNTANSI I
     ( AUDITING I )

             MODUL 3

         LAPORAN AUDIT

   RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak




    FAKULTAS EKONOMI
 UNIVERSITAS MERCUBUANA
           2008
LAPORAN AUDIT



LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU
       Standar pelaporan yang keempat mengharuskan laporan audit berisi suatu petunjuk
yang jelas tentang sifat pekerjaan auditor serta tingkat tanggung jawab yang diembannya atas
laporan keuangan. Agar para pengguna laporan dapat memahami laporan audit, maka profesi
telah menyediakan standar kalimat yang digunakan dalam laporan auditor.


       Laporan audit bentuk baku (standar unqualified audit report)- adalah laporan yang
diterbitkan oleh seorang auditor ketika seluruh kondisi audit terpenuhi, tidak diketemukan
kesalahan saji yang signifikan yang tergeletak tak diperbaiki, serta laporan ini berisi pendapat
auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP/PSAK.


Unsur-Unsur Laporan Audit Bentuk Baku
   1. Judul laporan. Standar auditing mewajibkan setiap laporan diberi judul laporan, dan
       dalam judul tersebut tercantum pula kata independen. Sebagai contoh, judul yang
       tepat adalah “laporan auditor independen,” “laporan dari auditor independen,” atau
       “pendapat akuntan independen.” Kewajiban untuk mencantumkan kata independen
       dimaksudkan untuk memberitahu para pengguna laporan bahwa audit tersebut dalam
       segala aspeknya dilaksanakan secara objektif/tidak memihak.
   2. Alamat laporan audit. Laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, para
       pemegang saham atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir ini,
       telah menjadi suatu kebiasaan untuk mengalamatkan laporan ini kepada para
       pemegang saham untuk menunjukkan bahwa auditor itu independen terhadap
       perusahaan dan dewan direksi perusahaan yang diaudit.
   3. Paragraf pendahuluan. Paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal: Pertama,
       membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik telah
       melaksanakan audit. Paragraf scope (lihat unsur ke-4) akan menjelaskan maksud dari
       kata audit. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit,
       termasuk pencantuman tanggal neraca serta periode akuntansi dari laporan laba rugi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                             RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak
                                                                AUDITING 1
dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan menyatakan bahwa laporan
       keuangan merupakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor
       terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan
       audit. Tujuan dari pernyataan-pernyataan ini adalah untuk mengkomunikasikan
       bahwa manajemen bertanggung jawab atas pemilihan prinsip akuntansi yang tepat,
       atas keputusan mereka memilih ukuran yang digunakan serta pengungkapan mereka
       tentang penggunaan prinsip-prinsip tersebut serta untuk mengklarifikasikan peran
       manajemen dan auditor.
   4. Paragraf scope. Paragraf scope ini berisi pernyataan faktual tentang apa yang
       dilakukan auditor selama proses audit. Sesuai dengan SAS 93 mewajibkan bahwa
       negara asal prinsip akuntansi itu digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan
       dan standar audit yang diikuti oleh auditor yang identifikasikan dalam laporan audit.
   5. Paragraf pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit bentuk baku menyajikan
       kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Bagian
       ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan laporan audit, sehingga seringkali
       seluruh laporan audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor.
   6. Nama KAP. Nama tersebut akan mengidentifikasikan kantor akuntan publik atau
       praktisi mana yang telah melaksanakan proses audit. Umumnya yang dituliskan
       adalah nama kantor akuntan publik karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik
       tersebut bertanggung jawab, baik secara hukum maupun secara profesi, dalam
       memastikan agar kualitas pekerjaan audit memenuhi standar profesi.
   7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit
       adalah tanggal pada saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi
       pemeriksaan.


Kondisi-Kondisi bagi laporan Audit Wajar tanpa Syarat
Laporan wajar tanpa syarat dengan paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat- adalah
suatu laporan wajar tanpa syarat untuk suatu penyajian laporan keuangan yang wajar, tetapi
auditor menyakini bahwa merupakan hal yang penting, atau wajib, untuk memberikan
tambahan informasi.
Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat) diterbitkan bila kondisi-kondisi
berikut ini terpenuhi:
   1. Seluruh laporan keuangan-neraca, laporan laba rubi, laporan laba ditahan, dan laporan
       arus kas-telah lengkap.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                           RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak
                                                              AUDITING 1
2. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam penugasan
       audit tersebut.
   3. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah
       melaksanakan pengugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya
       mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi.
   4. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
       umum. Hal tersebut berarti bahwa pengungkapan informatif yang cukup telah
       tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainnya dari
       laporan keuangan tersebut.
   5. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan
       sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.


Gambar 3-2 Empat Kategori Laporan Audit

 Wajar tanpa syarat         Kelima kondisi yang dinyatakan pada halaman 47 telah terpenuhi


 Wajar tanpa Syarat         Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan
 dengan Paragraf            serta laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, tetapi auditor
 Penjelasan atau dengan     merasa perlu memberikan informasi tambahan.
 Modifikasi Kalimat

 Wajar dengan               Auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan memang
 Pengecualian               telah disajikan dengan wajar, tetapi lungkup audit telah dibatasi secara
                            material atau terjadi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
                            umum pada saat penyiapan laporan keuangan.

                            Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara
 Tidak Wajar (Adverse)
                            wajar (adverse), auditor tidak dapat memberikan opininya mengenai
 atau menolak
                            apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar (disclaimer),
 Memberikan Pendapat
                            atau auditor berada dalam posisi yang tidak independent (disclaimer).
 (Disclaimer)



       Berikut ini adalah penyebab-penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf
penjelasan atau modifikasi kalimat pada laporan audit bentuk baku:
   •   Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
   •   Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern)
   •   Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
       umum.
   •   Penekanan pada suatu masalah.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                           RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak
                                                              AUDITING 1
•   Laporan yang melibatkan auditor lainnya.


Tidak Adanya Konsistensi dalam Penerapan GAAP/PSAK
       Standar pelaporan kedua mewajibkan auditor untuk menaruh perhatian pada kondisi-
kondisi yang membuat prinsip akuntansi tidak diberlakukan secara konsisten antara prinsip
akuntansi yang digunakan pada tahun sebelumnya. GAAP/PSAK menghendaki agar
perubahan dalam prinsip atau metode akuntansi yang digunakan serta sifat dan pengaruh
perubahan tersebut diungkapkan secukupnya. Materialitas perubahan prinsip akuntansi
dievaluasi berdasarkan efek perubahan prinsip akuntansi tersebut pada tahun berjalan.
Konsistensi versus Komparabilitas Auditor harus dapat menentukan perbedaan antara
perubahan yang dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan serta perubahan yang dapat
mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi konsistensi pelaporan. Berikut ini
adalah contoh-contoh perubahan yang dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan dan
memerlukan suatu paragraf penjelasan saat perubahan tersebut bersifat material:
   1. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan metode penilaian persediaan dari
       FIFO menjadi LIFO.
   2. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan suatu perusahaan baru dalam
       laporan keuangan gabungan.
   3. Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip-prinsip akunatnsi, yaitu dengan
       melakukan perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak diterima secara umum pada
       prinsip akuntansi yang diterima secara umum, termasuk di dalamnya perbaikan atas
       akibat dari kesalahan penggunaan prinsip akuntansi tersebut.

   Termasuk     dalam   perubahan    yang    mempengaruhi     komparabilitas      tetapi   tidak
   mempengaruhi konsistensi pelaporan sehingga tidak perlu dicantumkan dalam laporan
   audit adalah sebagai berikut:
   1. Perubahan estimasi, seperti penurunan umur ekonomis suatu aktiva untuk tujuan
       perhitungan depresiasi.
   2. Perbaikan kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi, misalnya kesalahan
       perhitungan matematis dalam laporan keuangan terdahulu.
   3. Variasi format dan penyajian informasi keuangan.
   4. Perubahan yang terjadi akibat transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda, seperti
       suatu proyek penelitian dan pengembangan yang baru atau penjualan sebuah anak
       perusahaan.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                           RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak
                                                              AUDITING 1
SAS 59 (AU 341) membahas masalah ini di bawah judul Pertimbangan Hidupnya. Contoh
keberadaan satu atau lebih dari faktor-faktor berikut ini dapat menimbulkan ketidakpastian
atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya:
   1. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang signifikan.
   2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh temponya.
   3. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tak dijamin oleh
       asuransi seperti gempa bumi atau banjir, atau suatu masalah ketenagakerjaan yang
       tidak umum.
   4. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal lainnya yang serupa yang dapat
       mengancam kemampuan operasional perusahaan.

SAS 59 mengijinkan tetapi tidak mewajibkan suatu penolakan pemberian pendapat ketika
terdapat suatu ketidakpastian akan kelangsungan hidup perusahaan. Suatu contoh tentang
penolakan pemberian pendapat terjadi ketika suatu lembaga pengatur, seperti Badan
Perlindungan Lingkungan, telah memutuskan untuk membebankan sejumlah denda yang
sangat besar kepada sebuah perusahaan, dan jika hal tersebut mengakibatkan suatu hasil akhir
yang kurang menyenangkan, maka perusahaan mungkin terpaksa dilikuidasi.

Auditor Menyetujui Terjadinya Penyimpangan dari Perinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum
       Aturan 203dari Kode Etik Profesional AICPA menyatakan dari prinsip akuntasi yang
telah disusun sebuah lembaga untuk digunakan oleh AICPA sebagai panduan prinsip
akuntansi, barangkali tidak memerlukan suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar. Bagaimanapun, agar memperoleh pendapat wajar tanpa syarat, auditor
harus merasa puas serta harus menyatakan dan menjelaskan. Prinsip akuntansi yang dapat
menimbulkan suatu hasil yang menyesatkan pada situasi tersebut.

Penekanan Masalah
       Dalam beberapa situasi, akuntan publik barangkali ingin memberikan penekanan pada
beberapa masalah tertentu yang terkait dengan laporan keuangan,walaupun ia bermaksud
untuk memberikan suatu pendapat wajar tanpa syarat. Biasanya, beberapa informasi
tambahan yang menjelaskan masalah tersebut harus dinyatakan pada suatu paragraf terpisah
dalam laporan audit. Berikut adalah contoh-contoh kasus yang menyebabkan seorang auditor
berpikir bahwa ia harus menjelaskan permasalahan yang terjadi : terdapat transaksi dengan
pihak terkait yang bernilai sangat besar, peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal neraca,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                             RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak
                                                                AUDITING 1
penjelasan masalah akutansi yang mempengaruhi komparabilitas laporan keuangan tahun
berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya, serta ketidakpastian material yang
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.




Laporan yang Melibatkan Auditor Lainnya
        Ketika auditor menyandarkan dirinya pada sebuah kantor akuntan publik lain untuk
melaksanakan sebagian proses audit, yang biasa terjadi bila klien memiliki sejumlah cabang
atau subdivisi yang tersebar letaknya, maka kantor akuntan publik utama memiliki tiga
alternatif pilihan.
    1. Tidak Memberikan Referensi dalam Laporan Audit Ketika tak ada referensi
        yang dibuat untuk auditor lainnya, maka suatu pendapat wajar tanpa syarat yang
        diberikan kecuali terdapat kondisi lain yang mengharuskan dikeluarkannya pendapat
        lain di luar pendapat wajar tanpa syarat. Pendekatan ini dilakukan pada saat auditor
        lain mengaudit laporan keuangan dengan proporsi yang tidak material, auditor lain
        sangat dikenal atau disupervisi secara ketat oleh auditor utama, atau auditor utama
        telah melakukan review yang mendalam pada pekerjaan yang dilakukan oleh auditor
        lain.
    2. Memberikan Referensi dalam Laporan (Modifikasi Kalimat) Jenis laporan ini
        disebut pula sebagai suatu laporan atau pendapat bersama. Suatu laporan bersama
        wajar tanpa syarat merupakan laporan yang tepat untuk diterbitkan bila merupakan
        hal yang tidak praktis untuk mereview kembali pekerjaan auditor lain atau ketika
        proporsi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain material terhadap
        keseluruhan laporan keuangan.
    3. Mengeluarkan Pendapat Wajar dengan Pengecualian Auditor utama dapat
        menyimpulkan bahwa perlu diterbitkan suatu pendapat wajar dengan pengecualian.
        Suatu pendapat wajar tanpa syarat atau tidak memberikan pendapat (disclaimer),
        tergantung pada materialitasnya, diperlukan jika auditor utama tidak menginginkan
        untuk mengambil tanggung jawab apapun atas pekerjaan auditor lainnya.



PENYIMPANGAN DARI LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU
        Merupakan hal yang penting bagi para auditor dan pembaca laporan audit untuk
memahami kapan kondisi-kondisi yang tidak tepat untuk menerbitkan suatu laporan audit
bentuk baku serta jenis laporan audit yang harus diterbitkan dalam setiap kondisi tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                          RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak
                                                             AUDITING 1

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Dian Rahmah
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Herna Ferari
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
iyandri tiluk wahyono
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
ahmad rasyidin
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Syafdinal Ncap
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Herna Ferari
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi
mas ijup
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Herna Ferari
 

Mais procurados (20)

Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and Objectives
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 
Kertas kerja audit
Kertas kerja auditKertas kerja audit
Kertas kerja audit
 
PEMERIKSAAN SUBSEQUENT
PEMERIKSAAN SUBSEQUENTPEMERIKSAAN SUBSEQUENT
PEMERIKSAAN SUBSEQUENT
 
Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 

Destaque

12. contoh-laporan-audit-kelompok-2
12. contoh-laporan-audit-kelompok-212. contoh-laporan-audit-kelompok-2
12. contoh-laporan-audit-kelompok-2
Mohammad Ahadian
 
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
Jiantari Marthen
 
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
penabulu
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
sony4de
 
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalatenKedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
cambawa
 

Destaque (20)

12. contoh-laporan-audit-kelompok-2
12. contoh-laporan-audit-kelompok-212. contoh-laporan-audit-kelompok-2
12. contoh-laporan-audit-kelompok-2
 
Laporan audit
Laporan auditLaporan audit
Laporan audit
 
Laporan Audit
Laporan AuditLaporan Audit
Laporan Audit
 
Modul audit jadi
Modul audit jadiModul audit jadi
Modul audit jadi
 
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
Laporan audit manajemen pada kpn pelopor donggala (jiantari c 301 09 013)
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
Opini Auditor Independen dan Laporan Keuangan Yayasan Penabulu Tahun 2009
 
Laporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemenLaporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemen
 
Auditing
AuditingAuditing
Auditing
 
Auditing bab 3
Auditing bab 3Auditing bab 3
Auditing bab 3
 
Modul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libreModul audit jadi-libre
Modul audit jadi-libre
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
 
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaanBab 5 kertas kerja pemeriksaan
Bab 5 kertas kerja pemeriksaan
 
soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing soal dan jawaban soal auditing
soal dan jawaban soal auditing
 
prosedur audit keuangan
prosedur audit keuanganprosedur audit keuangan
prosedur audit keuangan
 
AUDITING 3
AUDITING 3AUDITING 3
AUDITING 3
 
Makalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh Hidayati
Makalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh HidayatiMakalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh Hidayati
Makalah Gambaran Tingkat Jaminan dan jasa jasa lainnya_Oleh Hidayati
 
Psikotes utk amt i edisi revisi
Psikotes utk amt i edisi revisiPsikotes utk amt i edisi revisi
Psikotes utk amt i edisi revisi
 
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalatenKedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
Kedudukan dan fungsi internal audit pada pt. alfema offset kalaten
 
Latihan Audit manajemen
Latihan Audit manajemen Latihan Audit manajemen
Latihan Audit manajemen
 

Semelhante a Laporan audit bentu baku

Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondangBab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
andre085252
 
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.docPELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
muhammadromli20
 
Makalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lainMakalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lain
dewi masita
 
AKC013 Pemeriksaan Akuntansi 1 Modul sesi 3.pdf
AKC013 Pemeriksaan Akuntansi 1 Modul sesi 3.pdfAKC013 Pemeriksaan Akuntansi 1 Modul sesi 3.pdf
AKC013 Pemeriksaan Akuntansi 1 Modul sesi 3.pdf
novan47
 
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit AkuntansiPrinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
QamarulHuda6
 
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
Materi2   prinsip dan postulat akuntansiMateri2   prinsip dan postulat akuntansi
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
Muhammad Anshar
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit
Faras Tika
 

Semelhante a Laporan audit bentu baku (20)

Audit Report
Audit ReportAudit Report
Audit Report
 
laporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptxlaporan_audit_ppt.pptx
laporan_audit_ppt.pptx
 
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptxKelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
Kelompok_3_Audit_Reports-topic_5[1][1].pptx
 
Auditor chapter 2
Auditor chapter 2Auditor chapter 2
Auditor chapter 2
 
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondangBab 3 2012110006 andre pratama ondang
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
 
Pelaporan Audit Keuangan dan Audit Kinerja
Pelaporan Audit Keuangan dan Audit KinerjaPelaporan Audit Keuangan dan Audit Kinerja
Pelaporan Audit Keuangan dan Audit Kinerja
 
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.docPELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
PELAPORAN_AUDIT_KEUANGAN_DAN_AUDIT_KINER.doc
 
Pelaporan Audit Keuangan dan Audit Kinerja
Pelaporan Audit Keuangan dan Audit KinerjaPelaporan Audit Keuangan dan Audit Kinerja
Pelaporan Audit Keuangan dan Audit Kinerja
 
(Pert 1) bab 3 audit reports
(Pert 1) bab 3 audit reports(Pert 1) bab 3 audit reports
(Pert 1) bab 3 audit reports
 
Kelompok 2 Auditing.pdf ardiansah yunuar
Kelompok 2 Auditing.pdf ardiansah yunuarKelompok 2 Auditing.pdf ardiansah yunuar
Kelompok 2 Auditing.pdf ardiansah yunuar
 
Makalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lainMakalah jasa dan pelaporan lain
Makalah jasa dan pelaporan lain
 
Pelaporan audit
Pelaporan auditPelaporan audit
Pelaporan audit
 
AKC013 Pemeriksaan Akuntansi 1 Modul sesi 3.pdf
AKC013 Pemeriksaan Akuntansi 1 Modul sesi 3.pdfAKC013 Pemeriksaan Akuntansi 1 Modul sesi 3.pdf
AKC013 Pemeriksaan Akuntansi 1 Modul sesi 3.pdf
 
Auditing
AuditingAuditing
Auditing
 
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit AkuntansiPrinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
Prinsip Audit : Sandard Internasional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
 
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
Materi2   prinsip dan postulat akuntansiMateri2   prinsip dan postulat akuntansi
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit
 
Bab 2 auditing
Bab 2 auditingBab 2 auditing
Bab 2 auditing
 
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 

Laporan audit bentu baku

  • 1. PEMERIKSAAN AKUNTANSI I ( AUDITING I ) MODUL 3 LAPORAN AUDIT RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCUBUANA 2008
  • 2. LAPORAN AUDIT LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU Standar pelaporan yang keempat mengharuskan laporan audit berisi suatu petunjuk yang jelas tentang sifat pekerjaan auditor serta tingkat tanggung jawab yang diembannya atas laporan keuangan. Agar para pengguna laporan dapat memahami laporan audit, maka profesi telah menyediakan standar kalimat yang digunakan dalam laporan auditor. Laporan audit bentuk baku (standar unqualified audit report)- adalah laporan yang diterbitkan oleh seorang auditor ketika seluruh kondisi audit terpenuhi, tidak diketemukan kesalahan saji yang signifikan yang tergeletak tak diperbaiki, serta laporan ini berisi pendapat auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP/PSAK. Unsur-Unsur Laporan Audit Bentuk Baku 1. Judul laporan. Standar auditing mewajibkan setiap laporan diberi judul laporan, dan dalam judul tersebut tercantum pula kata independen. Sebagai contoh, judul yang tepat adalah “laporan auditor independen,” “laporan dari auditor independen,” atau “pendapat akuntan independen.” Kewajiban untuk mencantumkan kata independen dimaksudkan untuk memberitahu para pengguna laporan bahwa audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara objektif/tidak memihak. 2. Alamat laporan audit. Laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, para pemegang saham atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir ini, telah menjadi suatu kebiasaan untuk mengalamatkan laporan ini kepada para pemegang saham untuk menunjukkan bahwa auditor itu independen terhadap perusahaan dan dewan direksi perusahaan yang diaudit. 3. Paragraf pendahuluan. Paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal: Pertama, membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik telah melaksanakan audit. Paragraf scope (lihat unsur ke-4) akan menjelaskan maksud dari kata audit. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit, termasuk pencantuman tanggal neraca serta periode akuntansi dari laporan laba rugi Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak AUDITING 1
  • 3. dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pelaksanaan audit. Tujuan dari pernyataan-pernyataan ini adalah untuk mengkomunikasikan bahwa manajemen bertanggung jawab atas pemilihan prinsip akuntansi yang tepat, atas keputusan mereka memilih ukuran yang digunakan serta pengungkapan mereka tentang penggunaan prinsip-prinsip tersebut serta untuk mengklarifikasikan peran manajemen dan auditor. 4. Paragraf scope. Paragraf scope ini berisi pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor selama proses audit. Sesuai dengan SAS 93 mewajibkan bahwa negara asal prinsip akuntansi itu digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan dan standar audit yang diikuti oleh auditor yang identifikasikan dalam laporan audit. 5. Paragraf pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit bentuk baku menyajikan kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Bagian ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan laporan audit, sehingga seringkali seluruh laporan audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor. 6. Nama KAP. Nama tersebut akan mengidentifikasikan kantor akuntan publik atau praktisi mana yang telah melaksanakan proses audit. Umumnya yang dituliskan adalah nama kantor akuntan publik karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik tersebut bertanggung jawab, baik secara hukum maupun secara profesi, dalam memastikan agar kualitas pekerjaan audit memenuhi standar profesi. 7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit adalah tanggal pada saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi pemeriksaan. Kondisi-Kondisi bagi laporan Audit Wajar tanpa Syarat Laporan wajar tanpa syarat dengan paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat- adalah suatu laporan wajar tanpa syarat untuk suatu penyajian laporan keuangan yang wajar, tetapi auditor menyakini bahwa merupakan hal yang penting, atau wajib, untuk memberikan tambahan informasi. Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat) diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi: 1. Seluruh laporan keuangan-neraca, laporan laba rubi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas-telah lengkap. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak AUDITING 1
  • 4. 2. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam penugasan audit tersebut. 3. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah melaksanakan pengugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi. 4. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal tersebut berarti bahwa pengungkapan informatif yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan keuangan serta bagian-bagian lainnya dari laporan keuangan tersebut. 5. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit. Gambar 3-2 Empat Kategori Laporan Audit Wajar tanpa syarat Kelima kondisi yang dinyatakan pada halaman 47 telah terpenuhi Wajar tanpa Syarat Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan dengan Paragraf serta laporan keuangan telah disajikan dengan wajar, tetapi auditor Penjelasan atau dengan merasa perlu memberikan informasi tambahan. Modifikasi Kalimat Wajar dengan Auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan memang Pengecualian telah disajikan dengan wajar, tetapi lungkup audit telah dibatasi secara material atau terjadi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum pada saat penyiapan laporan keuangan. Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara Tidak Wajar (Adverse) wajar (adverse), auditor tidak dapat memberikan opininya mengenai atau menolak apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar (disclaimer), Memberikan Pendapat atau auditor berada dalam posisi yang tidak independent (disclaimer). (Disclaimer) Berikut ini adalah penyebab-penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat pada laporan audit bentuk baku: • Tidak adanya konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum. • Ketidakpastian atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern) • Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum. • Penekanan pada suatu masalah. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak AUDITING 1
  • 5. Laporan yang melibatkan auditor lainnya. Tidak Adanya Konsistensi dalam Penerapan GAAP/PSAK Standar pelaporan kedua mewajibkan auditor untuk menaruh perhatian pada kondisi- kondisi yang membuat prinsip akuntansi tidak diberlakukan secara konsisten antara prinsip akuntansi yang digunakan pada tahun sebelumnya. GAAP/PSAK menghendaki agar perubahan dalam prinsip atau metode akuntansi yang digunakan serta sifat dan pengaruh perubahan tersebut diungkapkan secukupnya. Materialitas perubahan prinsip akuntansi dievaluasi berdasarkan efek perubahan prinsip akuntansi tersebut pada tahun berjalan. Konsistensi versus Komparabilitas Auditor harus dapat menentukan perbedaan antara perubahan yang dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan serta perubahan yang dapat mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi konsistensi pelaporan. Berikut ini adalah contoh-contoh perubahan yang dapat mempengaruhi konsistensi pelaporan dan memerlukan suatu paragraf penjelasan saat perubahan tersebut bersifat material: 1. Perubahan prinsip akuntansi, seperti perubahan metode penilaian persediaan dari FIFO menjadi LIFO. 2. Perubahan dalam entitas pelaporan, seperti penambahan suatu perusahaan baru dalam laporan keuangan gabungan. 3. Perbaikan kesalahan yang melibatkan prinsip-prinsip akunatnsi, yaitu dengan melakukan perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak diterima secara umum pada prinsip akuntansi yang diterima secara umum, termasuk di dalamnya perbaikan atas akibat dari kesalahan penggunaan prinsip akuntansi tersebut. Termasuk dalam perubahan yang mempengaruhi komparabilitas tetapi tidak mempengaruhi konsistensi pelaporan sehingga tidak perlu dicantumkan dalam laporan audit adalah sebagai berikut: 1. Perubahan estimasi, seperti penurunan umur ekonomis suatu aktiva untuk tujuan perhitungan depresiasi. 2. Perbaikan kesalahan yang tidak melibatkan prinsip akuntansi, misalnya kesalahan perhitungan matematis dalam laporan keuangan terdahulu. 3. Variasi format dan penyajian informasi keuangan. 4. Perubahan yang terjadi akibat transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda, seperti suatu proyek penelitian dan pengembangan yang baru atau penjualan sebuah anak perusahaan. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak AUDITING 1
  • 6. SAS 59 (AU 341) membahas masalah ini di bawah judul Pertimbangan Hidupnya. Contoh keberadaan satu atau lebih dari faktor-faktor berikut ini dapat menimbulkan ketidakpastian atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya: 1. Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang signifikan. 2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jatuh temponya. 3. Kehilangan pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tak dijamin oleh asuransi seperti gempa bumi atau banjir, atau suatu masalah ketenagakerjaan yang tidak umum. 4. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal lainnya yang serupa yang dapat mengancam kemampuan operasional perusahaan. SAS 59 mengijinkan tetapi tidak mewajibkan suatu penolakan pemberian pendapat ketika terdapat suatu ketidakpastian akan kelangsungan hidup perusahaan. Suatu contoh tentang penolakan pemberian pendapat terjadi ketika suatu lembaga pengatur, seperti Badan Perlindungan Lingkungan, telah memutuskan untuk membebankan sejumlah denda yang sangat besar kepada sebuah perusahaan, dan jika hal tersebut mengakibatkan suatu hasil akhir yang kurang menyenangkan, maka perusahaan mungkin terpaksa dilikuidasi. Auditor Menyetujui Terjadinya Penyimpangan dari Perinsip Akuntansi yang Berlaku Umum Aturan 203dari Kode Etik Profesional AICPA menyatakan dari prinsip akuntasi yang telah disusun sebuah lembaga untuk digunakan oleh AICPA sebagai panduan prinsip akuntansi, barangkali tidak memerlukan suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. Bagaimanapun, agar memperoleh pendapat wajar tanpa syarat, auditor harus merasa puas serta harus menyatakan dan menjelaskan. Prinsip akuntansi yang dapat menimbulkan suatu hasil yang menyesatkan pada situasi tersebut. Penekanan Masalah Dalam beberapa situasi, akuntan publik barangkali ingin memberikan penekanan pada beberapa masalah tertentu yang terkait dengan laporan keuangan,walaupun ia bermaksud untuk memberikan suatu pendapat wajar tanpa syarat. Biasanya, beberapa informasi tambahan yang menjelaskan masalah tersebut harus dinyatakan pada suatu paragraf terpisah dalam laporan audit. Berikut adalah contoh-contoh kasus yang menyebabkan seorang auditor berpikir bahwa ia harus menjelaskan permasalahan yang terjadi : terdapat transaksi dengan pihak terkait yang bernilai sangat besar, peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal neraca, Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak AUDITING 1
  • 7. penjelasan masalah akutansi yang mempengaruhi komparabilitas laporan keuangan tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya, serta ketidakpastian material yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan yang Melibatkan Auditor Lainnya Ketika auditor menyandarkan dirinya pada sebuah kantor akuntan publik lain untuk melaksanakan sebagian proses audit, yang biasa terjadi bila klien memiliki sejumlah cabang atau subdivisi yang tersebar letaknya, maka kantor akuntan publik utama memiliki tiga alternatif pilihan. 1. Tidak Memberikan Referensi dalam Laporan Audit Ketika tak ada referensi yang dibuat untuk auditor lainnya, maka suatu pendapat wajar tanpa syarat yang diberikan kecuali terdapat kondisi lain yang mengharuskan dikeluarkannya pendapat lain di luar pendapat wajar tanpa syarat. Pendekatan ini dilakukan pada saat auditor lain mengaudit laporan keuangan dengan proporsi yang tidak material, auditor lain sangat dikenal atau disupervisi secara ketat oleh auditor utama, atau auditor utama telah melakukan review yang mendalam pada pekerjaan yang dilakukan oleh auditor lain. 2. Memberikan Referensi dalam Laporan (Modifikasi Kalimat) Jenis laporan ini disebut pula sebagai suatu laporan atau pendapat bersama. Suatu laporan bersama wajar tanpa syarat merupakan laporan yang tepat untuk diterbitkan bila merupakan hal yang tidak praktis untuk mereview kembali pekerjaan auditor lain atau ketika proporsi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain material terhadap keseluruhan laporan keuangan. 3. Mengeluarkan Pendapat Wajar dengan Pengecualian Auditor utama dapat menyimpulkan bahwa perlu diterbitkan suatu pendapat wajar dengan pengecualian. Suatu pendapat wajar tanpa syarat atau tidak memberikan pendapat (disclaimer), tergantung pada materialitasnya, diperlukan jika auditor utama tidak menginginkan untuk mengambil tanggung jawab apapun atas pekerjaan auditor lainnya. PENYIMPANGAN DARI LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU Merupakan hal yang penting bagi para auditor dan pembaca laporan audit untuk memahami kapan kondisi-kondisi yang tidak tepat untuk menerbitkan suatu laporan audit bentuk baku serta jenis laporan audit yang harus diterbitkan dalam setiap kondisi tersebut. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak AUDITING 1