Anúncio

Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf

22 de Mar de 2023
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Anúncio

Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf

  1. SALAM & BAHAGIA Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, Damai Sejahtera, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu untuk kita semua di ruang virtual ini"
  2. Elaborasi Pemahaman Modul 1.4 Budaya Positif Pengembang: Andri Nurcahyani, S.Pd, M.S., Diah Samsiati Rajasa, M.Sc., Dr. Murti Ayu Wijayanti, M.Pd
  3. Agenda: ▪ Pembukaan ▪ Kompetensi Lulusan, Capaian Umum, dan Capaian Khusus ▪ Pemahaman Inti ▪ Eksplorasi Konsep ▪ Refleksi
  4. Kompetensi Lulusan Modul 1.4 Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut: ● Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman. ● Guru Penggerak mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.
  5. Capaian Umum Modul 1.4 ● Memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak pada murid. ● Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan Indonesia secara umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai konsep disiplin positif untuk menciptakan murid dengan profil pelajar Pancasila. ● Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif dengan menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.
  6. Capaian Khusus Modul 1.4 ● Mendemonstrasikan pemahaman CGP mengenai konsep Budaya Positif yang di dalamnya terdapat konsep perubahan paradigma stimulus respons dan teori kontrol, 3 teori motivasi perilaku manusia, motivasi internal dan eksternal, keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan, 5 kebutuhan dasar Manusia, 5 posisi kontrol guru dan segitiga restitusi. ● Menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekaan murid untuk menciptakan ekosistem sekolah aman dan berpihak pada anak. ● Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif yang dapat mengembangkan karakter murid. ● Bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan emosional murid.
  7. Pertanyaan Pemantik 1. Hukuman dapat mendisiplinkan anak. 2. Pemberian hukuman dengan hal positif seperti membaca atau membersihkan halaman sekolah dapat meningkatkan disiplin anak. 3. Memberi penghargaan dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Setuju/Tidak Setuju?
  8. 2.1 Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal 2.2 Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi 2.3 Keyakinan Kelas 2.4 Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas 2.5 Restitusi: 5 Posisi Kontrol 2.6 Restitusi: Segitiga Restitusi Topik dalam Eksplorasi Konsep
  9. Pembelajaran 2.1 Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal Eksplorasi Konsep
  10. Perubahan Paradigma Kegiatan Kepalan Tangan Ada A dan B (Anda dan teman Anda). Sobeklah secarik kertas kecil, tuliskan benda atau sesuatu yang sangat berharga untuk Anda. Letakkan di salah satu tangan Anda dan genggam benda/sesuatu tersebut dengan segala daya. Buatlah sebuah kepalan. Teman Anda (B) akan mencoba dengan sekuat tenaga, dengan berbagai cara untuk meminta Anda memberikan benda tersebut. B bisa membujuk, mengancam, menghardik, merayu, menyuap, apa saja agar dapat membuka kepalan tangan Anda. Apa yang terjadi?
  11. Perubahan Paradigma Teori Kontrol/Teori Pilihan (Ilusi Kontrol) ● Ilusi guru mengontrol murid. ● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter. ● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat ● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
  12. Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol/Teori Pilihan Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol? Stimulus Respon Teori Kontrol/Pilihan Kita mencoba mengubah orang agar berpandangan sama dengan kita. Kita berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia. Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan. Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda. Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain. Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-pilihan baru. Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
  13. Makna Disiplin Belajar kontrol diri dengan menggali potensi kita, agar tercapai tujuan mulia, yaitu sesuatu menjadi seseorang yang kita inginkan berdasarkan nilai-nilai yang kita hargai. Nilai-Nilai Kebajikan Universal 1. Untuk menghindari hukuman Keyakinan Kelas 5 Kebutuhan Dasar Manusia Bertahan Hidup Penguasaan Kasih sayang dan Rasa Diterima Kesenangan Kebebasan 5 Posisi Kontrol 1. Menstabilkan Identitas Teori Kontrol/Teori Pilihan (Dr. William Glasser) Realitas (kebutuhan) kita berbeda. Kita berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia. Setiap orang memiliki gambaran berbeda. Semua perilaku memiliki tujuan. Anda tidak bisa mengontrol orang lain, hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda. - Model Berpikir Menang-menang, - Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-pilihan baru. 2. Untuk mendapatkan imbalan 3. Untuk menghargai diri sendiri Teori Motivasi 3. Teman 4. Pemantau 5. Manajer 1. Penghukum 2. Pembuat Rasa Bersalah Disiplin Positif Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik 2. Validasi Kebutuhan 3. Menanyakan Keyakinan Segitiga Restitusi
  14. • Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar. • Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari murid-murid Socrates dan Plato. • Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju sebuah tujuan, apa yang dia hargai. • Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum adalah menghubungkan kata disiplin dengan ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau pencapaian suatu tujuan mulia. Apakah makna ‘Disiplin’? Hak Cipta @ 2005 Yayasan Pendidikan Luhur DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
  15. Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang. ● Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984) ● Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane Gossen, 1998) ● Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila. - Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia. - Mandiri - Bernalar Kritis - Berkebinekaan Global - Bergotong royong - Kreatif Nilai-Nilai Kebajikan Universal
  16. Pembelajaran 2.2 Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi Eksplorasi Konsep
  17. Motivasi Internal (Tujuan Disiplin Positif) 3. Untuk menghargai diri sendiri Saya akan menjadi orang yang seperti apa bila saya melakukannya? Teori Motivasi Perilaku Manusia Motivasi Eksternal 2. Untuk mendapatkan imbalan dari orang lain/institusi Apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya? Motivasi Eksternal 1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?
  18. “Merdeka” menurut Ki Hajar Dewantara “...merdeka itu artinya; tidak hanya terlepas dari perintah; akan tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri” (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 469)
  19. Dihukum oleh Penghargaan Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang Penghargaan menghukum Penghargaan mengurangi ketepatan Penghargaan tidak efektif Penghargaan merusak hubungan Bahwa penghargaan berlaku ‘sama’ dengan hukuman, dalam arti meminta atau membujuk seseorang melakukan sesuatu untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang meminta/membujuk. Dorongannya eksternal dan akan ada faktor ketergantungan. Beberapa dampak dari pemberian penghargaan (Alfie Kohn, 1993).
  20. DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN Penghargaan menurunkan kualitas Penghargaan mematikan kreatifitas Penghargaan mengurangi motivasi intrinsik
  21. Bentuk Program Kebajikan (Apresiasi) Dalam memberikan apresiasi (pengakuan) perlu diingat beberapa hal: ● Beri pengakuan secara khusus. ● Beri pengakuan secara pribadi. ● Beri pengakuan kepada semua murid (bergantian). ● Beri pengakuan secara konsisten. ● Fokus pada proses.
  22. Contoh Pengakuan/Apresiasi Kebajikan Pembuka Nilai Kebajikan Situasi Kemarin saya perhatikan rasa empatimu besar sekali pada saat menolong murid baru di kelas kita. Saya menghargai kepedulianmu pada saat kamu membantu teman-temanmu di tugas kelompok. Terima kasih untuk rasa tanggung jawabmu pada saat kamu memungut kertas-kertas yang berserakan di lantai.
  23. TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU KONSEKUENSI Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena terlambat ke sekolah. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah. Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke sekolah. Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret. Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar. Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak mengenakan sepatu hitam. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk pelajaran PJOK. Tugas Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi
  24. TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU KONSEKUENSI Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena terlambat ke sekolah. Hukuman Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah. Hukuman Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke sekolah. Hukuman Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret. Konsekuensi Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar. Konsekuensi Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak mengenakan sepatu hitam. Hukuman Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk pelajaran PJOK. Konsekuensi
  25. Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi Hukuman Konsekuensi Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka waktu lama Membuat anak merasa tidak nyaman dalam jangka waktu pendek Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin Paksaan Stimulus-tanggapan Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak dihargai Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan untuk sementara (time out) Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur
  26. Apa itu ‘Restitusi’? Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)
  27. 9 Ciri-ciri Restitusi 1. Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan. 2. Memperbaiki hubungan. 3. Tawaran, bukan paksaan. 4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri. 5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan. 6. Restitusi-diri adalah cara yang paling baik. 7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan. 8. Restitusi fokus pada solusi. 9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.
  28. Pembelajaran 3 Keyakinan Kelas Eksplorasi Konsep
  29. Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas? ● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila mengendarai kendaraan roda dua? ● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak 1.5 meter? ● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti pelatihan? Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan-keyakinan lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
  30. Budaya Positif Lingkungan Positif Keyakinan Kelas Peraturan Kelas
  31. Yang mana yang merupakan keyakinan kelas, mengapa?
  32. Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y HORMAT Kami meyakini bahwa sangat penting untuk menghormati semua orang dan barang milik orang lain BEKERJA Kami meyakini bahwa sangat penting untuk mengerjakan segala pekerjaan atau mengikuti kegiatan yang telah ditugaskan. DITERIMA DAN DIMILIKI Kami meyakini bahwa sangat penting untuk merasa diterima pada suatu kelompok dan saling peduli satu dengan yang lain. Hormat Bekerja Diterima dan dimiliki Terdengar Terlihat Berperilaku Terdengar Terlihat Berperilaku HORMAT BEKERJA Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti
  33. Kegiatan Pendalaman Keyakinan Kelas - Tabel T & Y Hormat
  34. Peraturan Keyakinan kelas Selalu kembalikan buku ke tempatnya Dilarang Mengganggu Orang Lain Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai Dilarang Melakukan Kekerasan Dilarang Menggunakan Narkoba Bergantian atau menunggu giliran Gunakan masker Jangan berlari di kelas atau koridor
  35. Peraturan Keyakinan kelas Selalu kembalikan buku ke tempatnya Tanggung jawab Dilarang Mengganggu Orang Lain Menghormati Orang Lain Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai Menghormati Orang Lain, Berkomitmen Dilarang Melakukan Kekerasan Keselamatan, Menghormati Orang Lain. Dilarang Menggunakan Narkoba Kesehatan Bergantian atau menunggu giliran Menghormati orang lain, Bersabar Gunakan masker Kesehatan, Keselamatan Jangan berlari di kelas atau koridor Keselamatan, Keamanan
  36. Pembelajaran 4 Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas Eksplorasi Konsep
  37. Kebutuhan Dasar Manusia Penguasaan Kasih Sayang dan Rasa Diterima Kebebasan Kesenangan Bertahan Hidup
  38. Pembelajaran 5 5 Posisi Kontrol Eksplorasi Konsep
  39. 5 POSISI KONTROL MOTIVASI: IDENTITAS GAGAL (Kontrol dari Luar) IDENTITAS BERHASIL/SUKSES (Kontrol dari Luar) IDENTITAS BERHASIL/SUKSES (Kontrol Diri) Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Ketergantungan pada Orang Lain Menghargai Diri Sendiri PENGHUKUM PEMBUAT RASA BERSALAH TEMAN PEMANTAU MANAJER Guru Berbuat: Menghardik Menunjuk-nunjuk Menyakiti Menyindir Berceramah dan mengatakan, “Seharusnya…” “Ibu kecewa…” Membuatkan alasan-alasan untuk muridnya. Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan Guru Berkata: “Kalau kamu tidak melakukannya, awas ya! Rasakan!” “Kamu seharusnya kamu sudah tahu. Ibu lelah sekali mengatakannya. Ibu stress…” “Ayolah, lakukan demi Ibu…” “Masa kamu tidak mau, ingat tidak Ibu pernah bantu…” “Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini? Apa yang bisa kau kerjakan untuk memperbaiki masalah ini?” Hasil: Memberontak Menyalahkan orang lain Berbohong Menyembunyikan Menyangkal Berbohong Ketergantungan Menyesuaikan diri, bila diawasi Menguatkan pribadi Kaitan dengan Dunia Berkualitas Murid meletakkan guru di luar Dunia Berkualitas Murid meletakkan guru di dalam Dunia Berkualitas Murid meletakkan guru di sebagai orang yang sangat penting di Dunia Berkualitas Murid meletakkan guru peraturan dan hukum di dunia Berkualitas Murid meletakkan dirinya sebagai individu yang positif dalam Dunia Berkualitas Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti juga marah-marah lagi.” “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman saya. Ternyata begitu.” “Berapa banyak bintang yang saya harus peroleh?” “Berapa halaman yang harus saya tulis?” “Bagaimana caranya saya bisa memperbaiki keadaan?” Dampak pada Murid: Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, tergantung Menitikberatkan pada sanksi atau hadiah untuk dirinya. Mengevaluasi diri, bagaimana cara memperbaiki diri?
  40. Tugas Pernyataan-pernyataan Siapa yang Mengatakan? “Saya kecewa sekali dengan kamu…” Pembuat orang merasa bersalah “Kamu tidak pernah benar melakukannya….” Penghukum “Ayolah, lakukan demi Ibu/Bapak…” Teman “Apakah kamu mau mendapatkan stiker bintang hari ini?” Pemantau “Bagaimana kamu bisa menyelesaikan masalah ini?” Manajer “Kamu selalu yang paling terakhir…” Penghukum
  41. Bergerak antara Peraturan Pemantau Konsekuensi/Hadiah Nilai-nilai Manajer Memperbaikinya Kalau kamu tidak…… Saya akan _______________ (Diberi hukuman untuk membuat tidak nyaman) Apa yang kamu yakini? Bagaimana memperbaiki masalah ini? _______________ (Memperbaikinya. Kiat berdua mendapatkan apa yang kita butuhkan )
  42. Pembelajaran 6 Segitiga Restitusi Eksplorasi Konsep
  43. Menstabilkan Identitas Guru Berkata: Berbuat salah itu hal yang manusiawi Tidak ada manusia yang sempurna Bapak/Ibu juga buat salah Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar, siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah. Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah kamu bersikap baik pada dirimu sendiri? Untuk membuat anak yang merasa gagal karena berbuat salah menjadi positif terhadap dirinya
  44. Validasi Kebutuhan Guru Berkata: • Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan? • Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya. • Apa yang penting bagi kamu? • Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru. • Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul? • Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi? Membantu murid mengenali basic need/kebutuhan dasar yang ingin dipenuhinya ketika melakukan kesalahan itu. Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya adalah memenuhi kebutuhan dasar, apakah itu penguasaan, kebebasan, kasih sayang dan rasa diterima, kesenangan, atau bertahan hidup….
  45. Menanyakan Keyakinan Guru Berkata: Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita? Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati? Kelas yang ideal itu seperti apa sih? Kamu ingin jadi anak seperti apa?,.. Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi orang yang seperti apa? Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan norma sosial dan nilai-nilai yang mendasari manusia berinteraksi dengan orang lain.
  46. Intervensi 30 detik Intervensi ini bisa membantu murid kembali ke tujuan semula, dengan cukup singkat dan dengan cara non-konfrontatif. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan biasanya dikemukakan oleh seorang Pemantau dan Manajer. ● Apakah kamu ingin berbuat lebih baik? ● Apakah saat ini kamu sedang menjadi orang yang sedang kamu inginkan? ● Apakah kamu bisa mengubah kegiatan/perilaku kamu saat ini menjadi sikap yang lebih membantu? ● Apakah wajar membuat kesalahan? Bisakah kita memperbaikinya? ● Apa yang kamu lakukan saat ini sesuai (ok)? ● Kapan kamu siap untuk mulai? ● Peraturannya apa? ● Sepertinya kamu punya masalah, saya bisa bantu apa? ● Saat ini kamu seharusnya berbuat apa? ● Apa yang bisa saya bantu agar kamu bisa melakukannya? ● Apakah saya bisa bantu kamu agar dapat segera mulai? ● Apakah tugas kamu saat ini? ● Bagaimana kamu ingin diperlakukan pada kegiatan ini? Bisakah kamu melakukannya? ● Apa yang kamu inginkan, peraturannya apa?
  47. Refleksi 1. Hal baru apa yg mengubah paradigma saya, yang saya dapatkan? 2. Perasaan apa yang muncul selama mengikuti sesi ini khususnya mengenai makna disiplin dan motivasi intrinsik? 3. Peran among seperti apakah yang saya telah lakukan selama mengikuti modul ini? 4. Saya akan menjadi among yang seperti apakah setelah mengikuti modul ini?
  48. Terima Kasih
Anúncio