SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 23
BADAN STANDARISASI DAN KEBIJAKAN JASA INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
JAKARTA © 2022
Rancangan Peraturan
Menteri Perindustrian tentang
Standardisasi Industri
Hotel El Royal – Bandung, 14 Juli 2022
2
SISTEMATIKA
• BAB I KETENTUAN UMUM
• BAB II PERENCANAAN STANDARDISASI INDUSTRI
• BAB III PERUMUSAN STANDAR BIDANG INDUSTRI
• BAB IV PENERAPAN DAN PEMBERLAKUAN STANDAR BIDANG INDUSTRI
• BAB V PENUNJUKAN LPK
• BAB VI PENILAIAN KESESUAIAN
• BAB VII PEMBINAAN
• BAB VIII PENGEMBANGAN STANDARDISASI INDUSTRI
• BAB IX PENGAWASAN
• BAB X PPSI
• BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
3
KETENTUAN UMUM
Dalam rangka pelaksanaan ketentuan PP 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
dan PP 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian
PP 2 Tahun 2017
1. Pasal 7 ayat (3)
Pedoman perumusan Spesifikasi Teknis dan Pedoman Tata Cara untuk barang dan/atau jasa Industri
disusun dan ditetapkan oleh Menteri.
2. Pasal 10 ayat (11)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberlakuan SNI, Spesifikasi Teknis, dan/atau Pedoman Tata
Cara secara wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tanda kesesuaian sebagaimana dimaksud pada
ayat (9) dan ayat (10) diatur dengan Peraturan Menteri.
3. Pasal 21 ayat (6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan yang dilakukan oleh PPSI diatur dalam Peraturan
Menteri.
4. Pasal 23 ayat (5)
Penarikan barang yang dilakukan oleh Pelaku Usaha berdasarkan pemberitahuan Menteri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai dengan tata cara penarikan barang yang ditetapkan oleh
Menteri.
4
KETENTUAN UMUM
Dalam rangka pelaksanaan ketentuan PP 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
dan PP 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian
PP 28 Tahun
2021
1. Pasal 35 ayat (5)
Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama merek dan/atau maklun sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diatur dalam Peraturan Menteri
2. Pasal 37 ayat (2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan tanda SNI serta bentuk dan penggunaan tanda kesesuaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri
3. Pasal 38 ayat (13)
Ketentuan lebih lanjut mengenai:
a. tata cara penunjukan lembaga penilaian kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau
pada ayat (7); dan
b. evaluasi administratif dan evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
diatur dalam Peraturan Menteri.
4. Pasal 54 ayat (3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara evaluasi dan pemberian quick response code (qr code)
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri
5. Pasal 55 ayat (2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan pelaksanaan penilaian kesesuaian oleh Lembaga
P
enilaian Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri
5
PERENCANAAN STANDARDISASI INDUSTRI
ditetapkan oleh
Menteri dalam
Rencana Strategis
Kementerian
Perindustrian
Mengacu
kebijakan nasional
standardisasi (BSN)
kebijakan industri
nasional
Penyusunan
Perencanaan
Standardisasi
Industri
dikoordinasikan
oleh Kepala
Badan
6
PERUMUSAN STANDAR BIDANG INDUSTRI
Alur Perumusan ST dan PTC
Usulan penyu su nan dan
penetapan program
peru mu san ST dan PTC ,
paling sedikit memuat:
1 . J u d u l konsep ST/PTC;
2. Ruang lingkup;
3. Calon konseptor;
4 . C alonkeanggotaan tim
peru m us
Melakukan koordinasi
dan verifikasi atas
usulan Dirjen Pembina
Permohonan
Penetapan
oleh Menteri
Melakukan
koordinasi
Pelaksanaan Rapat
Pembahasan oleh
Tim Pembahas
Menyusun konsep
ST/PTC
DIREKTORAT
JENDERAL
PEMBINA
Kepala BSKJI
Konseptor
Ditetapkan dengan paling
sedikit berisi:
1. Judul konsep ST/PTC;
dan
2. Tim Perumus
Kepala
PPPPSI
Penetapan ST dan/atau PTC oleh
Menteri dengan ketentuan:
a. penetapan ST dilakukan
bersamaan dengan
pemberlakuan ST secara
wajib; dan
b. Penetapan PTC dapat
dilakukan dengan
pemberlakuan PTC secara
wajib.
SNI
ST dan PTC
Dilakukan
dengan
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan
1. Penyusunan dan penetapan program
perumusan ST dan PTC;
2. Pelaksanaan perumusan ST dan PTC; dan
3. Penetapan ST dan PTC
PEMBERLAKUAN STANDAR BIDANG INDUSTRI
SNI
PTC
PTC, dilakukan oleh Perusahaan Industri,
bukti kesesuaian berupa surat pernyataan diri
(Supplier’s Declaration of Conformity)
SNI, dilakukan oleh Perusahaan Industri sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
ST
STANDAR BIDANG INDUSTRI
SUKARELA
WAJIB Pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara waib
ditetapkan oleh Menteri
Penerapan
Pemberlakuan
Pemberlakuan wajib dilakukan untuk:
a. keamanan, kesehatan, dan keselamatan manusia,
hewan, dan tumbuhan;
b. pelestarian fungsi lingkungan hidup;
c. persaingan usaha yang sehat;
d. peningkatan daya saing; dan/atau
e. peningkatan efisiensi dan kinerja Industri
berlaku terhadap barang dan/atau jasa Industri hasil
produksi dalam negeri dan/atau impor yang dipasarkan di
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan/atau jasa Industri yang proses kegiatannya dilakukan di
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PROSES PEMBERLAKUAN STANDAR BIDANG INDUSTRI
DITJEN PEMBINA
INDUSTRI
KEPALA BSKJI
USULAN
PEMBERLAKUAN WAJIB
MELAKUKAN EVALUASI ATAS
USULAN PEMBERLAKUAN
a. tujuan dari
pemberlakuan SNI, ST,
dan/atau PTC secara
wajib;
b. analisis dampak
regulasi teknis; dan
c. peraturan perundang-
undangan dan/atau
perjanjian internasional
di bidang Standardisasi
Industri terkait yang
telah diratifikasi oleh
Pemerintah, apabila
ada.
dinyatakan telah memenuhi ketentuan
a. menyampaikan surat persetujuan
kepada Dirjen Pembina Industri;
b. menyampaikan usulan rencana
pemberlakuan SNI secara wajib
kepada BSN untuk ditetapkan dalam
program nasional regulasi teknis
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
c. menyiapkan rancangan Peraturan
Menteri mengenai pemberlakuan SNI,
ST, dan/atau PTC secara wajib.
maka, Kepala BSKJI
dinyatakan tidak memenuhi ketentuan
berpotensi kurang baik, menimbulkan
dampak negatif, dapat menimbulkan
pelanggaran dalam perjanjian bilateral,
regional, dan/atau internasional yang
telah diratifikasi, dan/atau tidak
memungkinkan untuk dilanjutkan
yaitu
menyampaikan surat pembatalan, penundaan,
dan/atau permintaan pengkajian ulang kepada
Dirjen Pembina Industri.
maka, Kepala BSKJI
paling sedikit memuat
a. Melakukan notifikasi ke Sekretariat TBT-
WTO
b. Mengajukan penetapan kepada Menteri
RPermenperin telah disusun, maka Ka BSKJI
PENUNJUKKAN LPK
LPK
Lembaga Penilaian Kesesuaian
LSPro
Lembaga Sertifikasi produk Laboratorium Uji Lembaga Inspeksi
a. memiliki perizinan berusaha atau penetapan
tupoksi oleh PemPus atau Pemda
b. memiliki sendiri:
1. Laboratorium Uji (terakreditasi berdasarkan
SNI ISO/IEC 17025); atau
2. Lembaga Inspeksi (terakreditasi berdasarkan
SNI ISO/IEC 17020;
c. telah terakreditasi oleh KAN untuk lingkup
yang sesuai; dan
d. berdomisili atau berkedudukan di wilayah
hukum negara Republik Indonesia.
a. memiliki perizinan berusaha
atau penetapan tupoksi oleh
PemPus atau Pemda
b. telah terakreditasi berdasarkan
SNI ISO/IEC 17025;
c. telah terakreditasi oleh KAN
untuk lingkup yang sesuai; dan
d. berdomisili atau berkedudukan
di wilayah hukum negara
Republik Indonesia.
a. memiliki perizinan berusaha
atau penetapan tupoksi oleh
PemPus atau Pemda
b. telah terakreditasi berdasarkan
SNI ISO/IEC 17020;
c. telah terakreditasi oleh KAN
untuk lingkup yang sesuai; dan
d. berdomisili atau berkedudukan
di wilayah hukum negara
Republik Indonesia.
Penunjukan LPK yang belum memenuhi kriteria terakreditasi oleh KAN berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
Menteri mencabut penunjukkan LPK yang belum terakreditasi untuk ruang lingkup yang sesuai dalam jangka waktu tsb.
Menteri dapat menunjuk LPK yang belum terakreditasi, jika:
a. Belum tersedia LPK terakreditasi namun sudah terakreditasi dengan ruang lingkup yang sejenis;
b. Telah tersedia LPK terakreditasi tetapi jumlahnya belum memadai
LPK yang berdomisili atau berkedudukan di luar wilayah negara hukum Republik Indonesia diakui sepanjang terdapat perjanjian saling
pengakuan antarnegara di bidang regulasi teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PROSES PENUNJUKKAN LPK
1. PENGUMUMAN
Dilakukan oleh Ka BSKJI
secara elektronik,
dengan paling sedikit
memuat informasi
a. Standar yang akan
diberlakukan wajib
b. Persyaratan LPK
yang akan ditunjuk
2. PENDAFTARAN
Dengan mengunggah
surat permohonan dan
dokumen pendukung
melalui SIINas
3. EVALUASI
ADMINISTASI
oleh petugas
yang ditunjuk
Ka BSKJI
LENGKAP
laporan hasil pemeriksaan
kelengkapan dokumen
pengajuan LPK
TIDAK LENGKAP
pemberitahuan secara
elektronik kepada LPK untuk
melengkapi dokumen
DILENGKA
PI
TIDAK
DILENGKAPI
Dianggap
batal atau
ditarik
kembali
4. EVALUASI
KOMPETENSI
LSPRO
melalui pemeriksaan lapangan atas kesesuaian kompetensi
sumber daya manusia LSPro yang meliputi auditor, petugas
pengambil contoh, dan personel pengambil keputusan dengan
dokumen yang diajukan
Lab Uji/Lembaga Inspeksi
pemeriksaan lapangan atas kesesuaian lingkup kompetensi,
peralatan utama, dan personel inspektor atau penguji dengan
dokumen yang diajukan
Untuk menilai aspek : legalitas; kepatuhan
terhadap regulasi; kompetensi; infrastruktur;
dan kinerja terakhir
• dilakukan oleh tim yang dibentuk Ka. Badan yang
paling sedikit terdiri atas unsur BSKJI dan Ditjen
Pembina Industri;
• Dapat melibatkan BSN/KAN dalam hal LPK belum
terakreditasi
• Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan keberterimaan
LPK (Lampiran II)
5. PENETAPAN
Kepala Badan menyampaikan
laporan:
a. hasil evaluasi administrasi;
dan
b. hasil evaluasi kompetensi,
Kepada Menteri
Dilakukan oleh Menteri
• Penetapan penunjukan LPK dilakukan
setelah memperoleh pertimbangan dari
Kepala Badan.
• Penetapan penunjukan LPK dapat
dilakukan bersamaan dengan penetapan
pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC
secara wajib.
PENILAIAN KESESUAIAN
PENILAIAN KESESUAIAN
Bukti pemenuhan terhadap
standar bidang industri
SUKARELA
WAJIB
SNI, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PTC, melalui verifikasi pihak pertama
untuk pemenuhan terhadap penerapan SNI secara sukarela
atau pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib
dilakukan melalui pengujian, inspeksi, dan/atau sertifikasi oleh
LPK yang telah terakreditasi KAN dan ditunjuk oleh Menterti
HASIL PENILAIAN KESESUAIAN
Lab Uji
Lembaga Inspeksi
LSPRO
laporan hasil uji atau sertifikat
pengujian
laporan hasil inspeksi atau
sertifikat inspeksi
SERTIFIKAT SNI
terhadap pemenuhan
pemberlakuan SNI
secara wajib dan
memiliki merek milik
sendiri
SERTIFIKAT
KESESUAIAN
terhadap pemenuhan
pemberlakuan ST
dan/atau PTC secara wajib
dan memiliki merek milik
sendiri
Dalam hal terdapat kerja sama merek dan/atau maklun,
dapat diberikan sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian
apabila:
a. merek yang digunakan merupakan merek milik pemberi
kerja sama atau pemberi maklun;
b. pemberi kerja sama atau pemberi maklun harus
berdomisili di Indonesia atau dalam hal tidak
berdomisili di Indonesia, pemberi kerja sama atau
pemberi maklun harus memiliki perwakilan resmi atau
pemegang lisensi di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan
c. Perusahaan industri atau produsen di luar negeri sudah
memiliki sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian untuk
mereknya sendiri
PRODUSEN DI LUAR NEGERI WAJIB MEMILIKI
PERWAKILAN RESMI DAN/ATAU PEMEGANG LISENSI
DI WILAYAH NKRI
TATA CARA MEMPEROLEH SERTIFIKAT SNI/SERTIFIKAT KESESUAIAN
1. PERMOHONAN
• Oleh perusahaan industri atau
produsen di luar negeri (atau
perwakilan resmi dari produsen di
luar negeri)
• Dilakukan melalui SIINAS dengan
Mengisi formulir dan menginput
data dan dokumen pendukung
2. VERIFIKASI
oleh Kepala BSKJI
Atas kebenaran isian formulir dan kelengkapan yang
diunggah (3 hari)
Jika 5 (lima) hari setelah Kepala BSKJI meminta
klarifikasi dan/atau melengkapi dokumen atas
ketidaksesuaian , pemohon tidak dapat memenuhi
maka permohonan dinyatakan batal
3. PENILAIAN KESESUAIAN
oleh LSPro
Jika diperlukan dokumen tambahan ,
pemohon harus melengkapi dan
menyampaikan kepada LSPro
menyampaikan hasil penilaian
kesesuaian ke Kepala BSKJI
4. EVALUASI
Oleh Kepala BSKJI
SESUAI
Validasi Kepala BSKJI diberikan dalam bentuk
bukti validasi berupa tanda elektronik yang
disampaikan ke LSPoi melalui SIINas
TIDAK SESUAI
Jika 5 (lima) hari setelah Kepala BSKJI meminta
klarifikasi, tidak memberikan klarifikasi atau tidak
dapat memenuhi ketentuan penilaan kesesuaian,
maka permohonan dinyatakan gagal
5. Pemberian sertifikat
• LSPro membubuhkan tanda elektronik pada sertifikat SNI atau sertifikat
kesesuaian.
• Tanda elektronik memuat tautan elektronik ke informasi sertifikat yang
terdapat dalam SIINas.
LSPro :
a. menyampaikan sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian
kepada Perusahaan Industri atau produsen di luar negeri; dan
b. mengunggah sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian ke
dalam SIINas.
PERSETUJUAN PENGGUNAAN TANDA SNI/TANDA KESESUAIAN
1. PERMOHONAN
Kepada Kepala BSKJI
• Oleh perusahaan industri atau produsen
di luar negeri (atau perwakilan resmi
dari produsen di luar negeri)
• Dilakukan melalui SIINAS dengan
mengisi formulir dan menginput data
dan dokumen pendukung
2. EVALUASI
Oleh Kepala BSKJI
• Kepala BSKJI membentuk Tim (terdiri dari
unsur BSKJI dan Ditjen Pembina Industri)
• Tim melakukan
a. pemeriksaan atas kebenaran isian formulir
dengan dokumen pendukung; dan
b. penilaian kelayakan permintaan jangka
waktu dan/atau jumlah barang yang
diajukan.
3. PENERBITAN SURAT
Oleh Kepala BSKJI
Dalam hal berdasarkan laporan hasil
evaluasi yaitu sesuai, lengkap dan benar,
atau telah melakukan perbaikan atas
ketidaksesuaian dan/atau
ketidaklayakan, Kepala BSKJI
menerbitkan surat persetujuan
penggunaan Tanda SNI atau Tanda
Kesesuaian disertai tanda elektronik
Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian
digunakan pada barang dan/ atau jasa
industri:
a. yang diproduksi dalam jangka waktu
berlaku surat persetujuan
penggunaan Tanda SNI atau Tanda
Kesesuaian; dan/atau
b. sejumlah yang ditetapkan dalam
surat persetujuan penggunaan
Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian,
c. sesuai dengan skema sertifikasi
Tanda SNI + QR Code produk
Tanda Kesesuaian + QR Code produk
(1) Pemohon wajib menyampaikan laporan
realisasi produksi atau impor kepada Kepala
BSKJI dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
sejak diterbitkan melalui SIINas dan
divalidasi oleh Kepala BSKJI dan Dirjen
Pembina Industri melalui SIINas.
(2) Pemohon yang tidak menyampaikan
laporan realisasi produksi atau impor tidak
dapat mengajukan permohonan sampai
dengan perusahaan industri melengkapi
laporan sebelumnya.
SURVEILEN
WAJIB DILAKUKAN OLEH LSPRO YANG MENERBITKAN SERTIFIKAT
2. LSPRO
memberikan
laporan hasil
surveilen melalui
SIINas kepada
Kepala BSKJI
3. Kepala BSKJI
mengevaluasi
laporan hasil
surveiilen dengan
membentuk tim
Kategori berdasar
waktu pelaksanaan
dilakukan secara
periodik,
memberitahukan jadwal
pelaksanaan surveilen
kepada Pelaku Usaha
atau Perusahaan
Industri.
a. pengaduan dari orang-
perorangan/masyarakat/
instansi/lembaga; atau
b. instruksi dari Kepala
BSKJI
Khusus
Berkala
1. LSPRO
melakukan
surveilen
4. Kepala BSKJI
a.Membekukan sertifikat
untuk hasil yang tidak
sesuai
b.Memberikan validasi
untuk hasil yang sesuai
Proses surveilen
Tim terdiri atas unsur:
a. Pejabat di lingkungan BSKJI dan
b. PPSI
Tugas Tim:
a. memeriksa kelengkapan dan
kebenaran dokumen laporan yang
disampaikan oleh LSPro; dan
b. memastikan proses surveilen telah
dilaksanakan sesuai Peraturan
Menteri mengenai pemberlakuan
SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib.
Jika terdapat ketidaksesuaian, maka
Kepala BSKJI menerbitkan Surat
pemberitahuan disampaikan secara
elektronik melalui SIINas.
LSPro wajib memperbaiki dan/atau
melengkapi dokumen dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender
sejak surat pemberitahuan disampaikan
PEMBINAAN
MENTERI MELAKUKAN PEMBINAAN KEPADA
LPK
Dalam bentuk:
Bantuan teknis, konsultasi,
pendidikan, dan pelatihan
Didelegasikan kepada:
Kepala BSKJI
Bentuk kegiatan :
• menyediakan, meningkatkan,
dan mengembangkan sarana
dan prasarana laboratorium
pengujian standar bidang
industri pada wilayah pusat
pertumbuhan Industri untuk
kelancaran pemberlakuan SNI,
ST, dan/atau PTC secara wajib
• Kerjasama penilaian kesesuaian
di tingkat nasional (dengan
pemangku kepentingan) dan
tingkat internasional (negara
mitra)
Perusahaan Industri
Didelegasikan kepada:
Eselon 1 Kemenperin
Dapat juga dilakukan oleh:
Gubernur dan/atau Bupati/Walikota
sesuai tupoksi dan kewenangan
Bentuk kegiatan :
• bantuan teknis, konsultasi,
pendidikan dan pelatihan, promosi
dan pemasyarakatan standardisasi
industri serta menumbuh
kembangkan budaya standar; dan
• pembiayaan dalam proses
penilaian kesesuaian dan/atau
pemberian fasilitas fiskal sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bagi
perusahaan industri skala kecil dan
menengah yang menerapkan SNI,
ST, dan/atau PTC yang diberlakukan
secara wajib.
SDM Industri
SDM industri terdiri atas:
• auditor;
• petugas pengambil contoh;
• petugas penguji;
• petugas inspeksi atau inspektor;
• pejabat fungsional AMMI;
• PPSI; dan
• PPNS Bidang Perindustrian.
Dalam bentuk:
Bantuan teknis, pendidikan, dan
pelatihan
Didelegasikan kepada:
Kepala BSKJI
Masyarakat
Bentuk kegiatan
Pemasyarakatan standardisasi
industri dan
menumbuhkembangkan budaya
standar.
Dilakukan oleh:
• Ditjen pembina industri
• Kepala BSKJI sesuai tupoksi
• Gubernur, Bupati, Walikota
sesuai tupoksi
Pengembangan Standardisasi Industri
dilakukan dalam rangka perencanaan, perumusan, penetapan, dan pemeliharaan Standardisasi Industri
Pengembangan
Standardisasi Industri
teknologi pengujian dan
standar mutu barang
dan/atau jasa Industri;
penerapan standar Industri
standar internasional untuk
disesuaikan dengan tingkat
perlindungan, perbedaan
iklim, lingkungan, geologi,
geografis, atau kemampuan
teknologi
Paling sedikit meliputi:
Dalam rangka pengembangan Standardisasi Industri , Menteri melakukan kerja sama Standardisasi Industri
Kerjasama dilakukan dengan
Didelegasikan kepada Eselon 1 di Kemenperin
1. Tingkat Nasional (Pelaku Usaha, instansi teknis terkait, dan para pemangku
kepentingan.)
Untuk
a. menyinergikan kebutuhan standardisasi industri dengan program kerja
pemerintah;
b. memetakan kemampuan laboratorium uji nasional; dan/atau
c. meningkatkan harmonisasi dan keberterimaan regulasi teknis.
2. Tingkat Internasional (negara mitra, baik secara bilateral, regional, maupun
multilateral)
a. memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam pengembangan standar
internasional;
b. memfasilitasi keberterimaan hasil penilaian kesesuaian di pasar internasional;
c. memfasilitasi pencegahan terhadap masuknya barang dan/atau jasa industri yang
tidak memenuhi ketentuan pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib;
d. pengembangan standardisasi industri dan penilaian kesesuaian; dan/atau
e. peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang standardisasi industri
dan penilaian kesesuaian.
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Tindak
lanjut
Menteri
Ka BSKJI
pelaku usaha
(distributor,toko, dll)
Lab Uji
Mendelegasikan
Pengawasan kepada
Kepala BSKJI
1
Pengawasan Penerapan SNI Sukarela (R Permen)
Meminta
data/laporan dari
LPK
2 Melaksanakan
pengawasan
(pemeriksaan dokumen,
legalitas perusahaan dan
penandaan SNI pada
produk )
Menerima
Pengawasan
Melakukan Pengujian
Membuat Laporan
Hasil Pengawasan
dan Melaporkan
Kepada Menteri
Menerima Laporan
Hasil Pengawasan
dari Ka BSKJI
Diberikan Sanksi sesuai
Ketentuan Per UU an
4
5
6
7
8 Lanjut
10
Evaluasi
9
3 Melakukan
evaluasi untuk
kemudian
menyususn
rencana uji petik
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Tindak
lanjut
Pengawasan SNI, ST, PTC Wajib di Pabrik (R Permen)
Kepala BSKJI
PPSI
pelaku usaha
Lab Uji
Menyusun rencana
pengawasan:
(tempat, personil,
anggaran)
Menerima Pengawasan
Melakukan Pengujian
Membuat Laporan Hasil
Pengawasan
Menerima
Pemberitahuan Hasil
pengawasan
2
3Melaksanakanpengawasan
(pemeriksaandokumen dan
pemeriksaan proses produksi
dan pengendali mutu)
4
5
6
7 Merekap Laporan Hasil
Pengawasan dan
Melaporkan Kepada
Menteri
K/L Terkait
Mendelegasikan
Pengawasan kepada
Kepala BSKJI
1 8Menerima Laporan Hasil
Pengawasan dari Ka
BSKJI
10
Lanjut
Membuat surat
pemberitahuan hasil
pengawasan
Membuat surat
pemberitahuan hasil
pengawasan via Ka BSKJI
9
11
Sanksi
10
12
Menteri
10
Pemberitahuan
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Tindak
lanjut
Pengawasan SNI, ST, PTC Wajib di Pasar (R Permen)
Kepala BSKJI
PPSI
pelaku usaha
(distributor, toko, dll)
Lab Uji
Menyusunrencana dan
membuat surat
pemberitahuan
pengawasan ke K/L
Terkait
Melaksanakan pengawasan
(pemeriksaanmutu produk)
Menerima Pengawasan
Melakukan Pengujian
Membuat Laporan Hasil
Pengawasan
Menerima
Pemberitahuan Hasil
pengawasan
2
4
5
6
7
8 Merekap Laporan Hasil
Pengawasan dan
Melaporkan Kepada
Menteri
K/L Terkait
Mendelegasikan
Pengawasan kepada
Kepala BSKJI
1 Menerima LaporanHasil
Pengawasan dari Ka
BSKJI
9
11
Lanjut
Membuat surat
pemberitahuan hasil
pengawasan
Membuat surat
pemberitahuan hasil
pengawasan via Ka BSKJI
12
Sanksi
11
13
Pemberitahuan
Menteri
11
Surat Pemberitahuan
pengawasan
3
10
3 Hari
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Tindak
lanjut
Pengawasan Lembaga Penilai Kesesuaian (LPK) R Permen
Evaluasi
Menteri
BSKJI
Ditjen Pembina
Industri
LPK
Mendelegasikan
Pengawasan kepada
Kepala BSKJI
1
Menyusun rencana
pengawasan LPK
2 Membuat Laporan
Hasil Pengawasan,
Melakukan Evaluasi
dan Membentuk Tim
Menerima Laporan
Hasil Pengawasan
LPK dari Ka BSKJI
Diberikan Sanksi sesuai
Ketentuan Per UU an
7
8 Lanjut
10
9
Melaksanakan
pengawasan LPK
Melakukan
Pengujian
6
Tim Evaluasi
Koordinasi
pengawasan LPK
3
4
Melakukan Evaluasi
PENGAWASAN OLEH PPSI
PPSI
 melaksanakan
pengawasan
terhadap penerapan
SNI secara sukarela
 Pengawasan
pemberlakuan SNI,
S T, dan/atau PTC
secara wajib di
pabrik dan/atau di
pasar
Ka. Badan Ka. P2SI
 verifikasi
atas
kelengkapan
dan
kebenaran
dokumen
usulan PPSI
Belum
lengkap
Surat
pemberitahuan
Melengkapi
Tdk Melengkapi
Ka. Badan
Pemberhentian
Pengangkatan
Terverifikasi Membuat
usulan
pengangkatan
PETUGAS PENGAWAS STANDAR INDUSTRI
PPSI dikoordinasikan oleh: Kepala Badan
PPSI terdiri atas:
a. PPSI Kemenperin; dan
b. PPSI pada perangkat daerah provinsi atau/kabupaten/kota yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian
Tugas PPSI: melaksanakan pengawasan terhadap penerapan SNI secara sukarela dan pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib di pabrik
dan/atau di pasar.
Diangkat dan diberhentikan oleh: Menteri  Didelegasikan kepada  Kepala Badan
Persyaratan PPSI:
a. berstatus Pegawai Negeri Sipil aktif pada Kementerian Perindustrian atau perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian dengan masa kerja paling sedikit 2 (dua) tahun;
b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;
c. berpendidikan paling rendah sarjana (S1);
d. setiap unsur penilaian prestasi kerja pegawai paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
e. sehat jasmani dan rohani;
f. bebas narkotika; dan
g. mengikuti dan dinyatakan lulus pembinaan di bidang pengawasan Standardisasi Industri.
Usulan pengangkatan PPSI disampaikan secara tertulis kepada Kepala Badan oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi madya bagi calon PPSI di lingkungan Kementerian Perindustrian;
b. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi kesekretariatan bagi calon PPSI di lingkungan pemerintah provinsi; atau
c. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi kesekretariatan bagi calon PPSI di lingkungan pemerintah kabupaten/kota.
TERIMA KASIH

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a RPERMENPERIN SI 14 JULI 2022 _ El Royal Bandung.pptx

69 pmk.02-2018per
69 pmk.02-2018per69 pmk.02-2018per
69 pmk.02-2018pertaufikplus2
 
Usulan Model Ukom Kes.pptx
Usulan Model Ukom Kes.pptxUsulan Model Ukom Kes.pptx
Usulan Model Ukom Kes.pptxdidinFt
 
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Penataan Ruang
 
JOGJA- Paparan Sosialisasi Permen PUPR No. 8 Tahun 2022 - Update 22Okt2022 #2...
JOGJA- Paparan Sosialisasi Permen PUPR No. 8 Tahun 2022 - Update 22Okt2022 #2...JOGJA- Paparan Sosialisasi Permen PUPR No. 8 Tahun 2022 - Update 22Okt2022 #2...
JOGJA- Paparan Sosialisasi Permen PUPR No. 8 Tahun 2022 - Update 22Okt2022 #2...masgon
 
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...MTauhid2
 
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...CIPTAKARYAMETRO
 
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkniPermen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkniMohammad Singgih
 
Materi Sosialisasi Pencatatan SDPK dan Klarifikasi Sewa-Feb 2024-WM.pdf
Materi Sosialisasi Pencatatan SDPK dan Klarifikasi Sewa-Feb 2024-WM.pdfMateri Sosialisasi Pencatatan SDPK dan Klarifikasi Sewa-Feb 2024-WM.pdf
Materi Sosialisasi Pencatatan SDPK dan Klarifikasi Sewa-Feb 2024-WM.pdfbambangsuprapto2024k
 
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptxSosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptxpebrifatoni
 
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptxSosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptxpebrifatoni
 
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptxBahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptxMallombasiMattawang1
 
PETUNJUK TEKNIK PEMANTAUAN DAN EVALUASI VERSI 2.pptx
PETUNJUK TEKNIK PEMANTAUAN DAN EVALUASI VERSI 2.pptxPETUNJUK TEKNIK PEMANTAUAN DAN EVALUASI VERSI 2.pptx
PETUNJUK TEKNIK PEMANTAUAN DAN EVALUASI VERSI 2.pptxMuhammadTaufiqHidaya35
 
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNIPermen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNIKacung Abdullah
 
PCM KONTRAK GEDUNG
PCM KONTRAK GEDUNGPCM KONTRAK GEDUNG
PCM KONTRAK GEDUNGRIONOASNAN3
 
Bab 12 "Verifikasi dan Cara Pengajuan Sertifikat Tanda Sah TKDN dan BMP" _Bu...
Bab 12 "Verifikasi dan Cara Pengajuan Sertifikat Tanda Sah TKDN dan BMP"  _Bu...Bab 12 "Verifikasi dan Cara Pengajuan Sertifikat Tanda Sah TKDN dan BMP"  _Bu...
Bab 12 "Verifikasi dan Cara Pengajuan Sertifikat Tanda Sah TKDN dan BMP" _Bu...Kanaidi ken
 
materi inspektur untuk disnakerBBB.BBptx
materi inspektur untuk disnakerBBB.BBptxmateri inspektur untuk disnakerBBB.BBptx
materi inspektur untuk disnakerBBB.BBptxAryTadjuddinSuly
 

Semelhante a RPERMENPERIN SI 14 JULI 2022 _ El Royal Bandung.pptx (20)

69 pmk.02-2018per
69 pmk.02-2018per69 pmk.02-2018per
69 pmk.02-2018per
 
Se menteri pupr22-2020
Se menteri pupr22-2020Se menteri pupr22-2020
Se menteri pupr22-2020
 
Usulan Model Ukom Kes.pptx
Usulan Model Ukom Kes.pptxUsulan Model Ukom Kes.pptx
Usulan Model Ukom Kes.pptx
 
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
Permen PU Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Na...
 
JOGJA- Paparan Sosialisasi Permen PUPR No. 8 Tahun 2022 - Update 22Okt2022 #2...
JOGJA- Paparan Sosialisasi Permen PUPR No. 8 Tahun 2022 - Update 22Okt2022 #2...JOGJA- Paparan Sosialisasi Permen PUPR No. 8 Tahun 2022 - Update 22Okt2022 #2...
JOGJA- Paparan Sosialisasi Permen PUPR No. 8 Tahun 2022 - Update 22Okt2022 #2...
 
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
Permenlhk nomor p.3 menlhk-setjen-kum.1-2-2018 ttg kerangka kualifikasi nasio...
 
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
01 - Dit. KSDK - Kebijakan Umum terkait Pembinaan Kelembagaan _ Sumber Daya K...
 
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkniPermen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
Permen pu07 2010 - pemberlakuan skkni
 
Permenakertrans 5 2012
Permenakertrans 5 2012Permenakertrans 5 2012
Permenakertrans 5 2012
 
Materi Sosialisasi Pencatatan SDPK dan Klarifikasi Sewa-Feb 2024-WM.pdf
Materi Sosialisasi Pencatatan SDPK dan Klarifikasi Sewa-Feb 2024-WM.pdfMateri Sosialisasi Pencatatan SDPK dan Klarifikasi Sewa-Feb 2024-WM.pdf
Materi Sosialisasi Pencatatan SDPK dan Klarifikasi Sewa-Feb 2024-WM.pdf
 
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptxSosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
 
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptxSosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
Sosialisasi PSKK 2021 15 feb.pptx
 
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptxBahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
Bahan Paparan Kelembagaan TN Gandang Dewata.pptx
 
PETUNJUK TEKNIK PEMANTAUAN DAN EVALUASI VERSI 2.pptx
PETUNJUK TEKNIK PEMANTAUAN DAN EVALUASI VERSI 2.pptxPETUNJUK TEKNIK PEMANTAUAN DAN EVALUASI VERSI 2.pptx
PETUNJUK TEKNIK PEMANTAUAN DAN EVALUASI VERSI 2.pptx
 
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNIPermen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
Permen No 5 tentang TTG Sistem SKKNI
 
5 tahun 2012
5 tahun 20125 tahun 2012
5 tahun 2012
 
PCM KONTRAK GEDUNG
PCM KONTRAK GEDUNGPCM KONTRAK GEDUNG
PCM KONTRAK GEDUNG
 
Bab 12 "Verifikasi dan Cara Pengajuan Sertifikat Tanda Sah TKDN dan BMP" _Bu...
Bab 12 "Verifikasi dan Cara Pengajuan Sertifikat Tanda Sah TKDN dan BMP"  _Bu...Bab 12 "Verifikasi dan Cara Pengajuan Sertifikat Tanda Sah TKDN dan BMP"  _Bu...
Bab 12 "Verifikasi dan Cara Pengajuan Sertifikat Tanda Sah TKDN dan BMP" _Bu...
 
Permenakertrans 8 2012
Permenakertrans 8 2012Permenakertrans 8 2012
Permenakertrans 8 2012
 
materi inspektur untuk disnakerBBB.BBptx
materi inspektur untuk disnakerBBB.BBptxmateri inspektur untuk disnakerBBB.BBptx
materi inspektur untuk disnakerBBB.BBptx
 

Último

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 

Último (20)

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 

RPERMENPERIN SI 14 JULI 2022 _ El Royal Bandung.pptx

  • 1. BADAN STANDARISASI DAN KEBIJAKAN JASA INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA © 2022 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Standardisasi Industri Hotel El Royal – Bandung, 14 Juli 2022
  • 2. 2 SISTEMATIKA • BAB I KETENTUAN UMUM • BAB II PERENCANAAN STANDARDISASI INDUSTRI • BAB III PERUMUSAN STANDAR BIDANG INDUSTRI • BAB IV PENERAPAN DAN PEMBERLAKUAN STANDAR BIDANG INDUSTRI • BAB V PENUNJUKAN LPK • BAB VI PENILAIAN KESESUAIAN • BAB VII PEMBINAAN • BAB VIII PENGEMBANGAN STANDARDISASI INDUSTRI • BAB IX PENGAWASAN • BAB X PPSI • BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
  • 3. 3 KETENTUAN UMUM Dalam rangka pelaksanaan ketentuan PP 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri dan PP 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian PP 2 Tahun 2017 1. Pasal 7 ayat (3) Pedoman perumusan Spesifikasi Teknis dan Pedoman Tata Cara untuk barang dan/atau jasa Industri disusun dan ditetapkan oleh Menteri. 2. Pasal 10 ayat (11) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberlakuan SNI, Spesifikasi Teknis, dan/atau Pedoman Tata Cara secara wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tanda kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dan ayat (10) diatur dengan Peraturan Menteri. 3. Pasal 21 ayat (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan yang dilakukan oleh PPSI diatur dalam Peraturan Menteri. 4. Pasal 23 ayat (5) Penarikan barang yang dilakukan oleh Pelaku Usaha berdasarkan pemberitahuan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai dengan tata cara penarikan barang yang ditetapkan oleh Menteri.
  • 4. 4 KETENTUAN UMUM Dalam rangka pelaksanaan ketentuan PP 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri dan PP 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian PP 28 Tahun 2021 1. Pasal 35 ayat (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama merek dan/atau maklun sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri 2. Pasal 37 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan tanda SNI serta bentuk dan penggunaan tanda kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri 3. Pasal 38 ayat (13) Ketentuan lebih lanjut mengenai: a. tata cara penunjukan lembaga penilaian kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau pada ayat (7); dan b. evaluasi administratif dan evaluasi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (9) diatur dalam Peraturan Menteri. 4. Pasal 54 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara evaluasi dan pemberian quick response code (qr code) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri 5. Pasal 55 ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan pelaksanaan penilaian kesesuaian oleh Lembaga P enilaian Kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri
  • 5. 5 PERENCANAAN STANDARDISASI INDUSTRI ditetapkan oleh Menteri dalam Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Mengacu kebijakan nasional standardisasi (BSN) kebijakan industri nasional Penyusunan Perencanaan Standardisasi Industri dikoordinasikan oleh Kepala Badan
  • 6. 6 PERUMUSAN STANDAR BIDANG INDUSTRI Alur Perumusan ST dan PTC Usulan penyu su nan dan penetapan program peru mu san ST dan PTC , paling sedikit memuat: 1 . J u d u l konsep ST/PTC; 2. Ruang lingkup; 3. Calon konseptor; 4 . C alonkeanggotaan tim peru m us Melakukan koordinasi dan verifikasi atas usulan Dirjen Pembina Permohonan Penetapan oleh Menteri Melakukan koordinasi Pelaksanaan Rapat Pembahasan oleh Tim Pembahas Menyusun konsep ST/PTC DIREKTORAT JENDERAL PEMBINA Kepala BSKJI Konseptor Ditetapkan dengan paling sedikit berisi: 1. Judul konsep ST/PTC; dan 2. Tim Perumus Kepala PPPPSI Penetapan ST dan/atau PTC oleh Menteri dengan ketentuan: a. penetapan ST dilakukan bersamaan dengan pemberlakuan ST secara wajib; dan b. Penetapan PTC dapat dilakukan dengan pemberlakuan PTC secara wajib. SNI ST dan PTC Dilakukan dengan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan 1. Penyusunan dan penetapan program perumusan ST dan PTC; 2. Pelaksanaan perumusan ST dan PTC; dan 3. Penetapan ST dan PTC
  • 7. PEMBERLAKUAN STANDAR BIDANG INDUSTRI SNI PTC PTC, dilakukan oleh Perusahaan Industri, bukti kesesuaian berupa surat pernyataan diri (Supplier’s Declaration of Conformity) SNI, dilakukan oleh Perusahaan Industri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan ST STANDAR BIDANG INDUSTRI SUKARELA WAJIB Pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara waib ditetapkan oleh Menteri Penerapan Pemberlakuan Pemberlakuan wajib dilakukan untuk: a. keamanan, kesehatan, dan keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan; b. pelestarian fungsi lingkungan hidup; c. persaingan usaha yang sehat; d. peningkatan daya saing; dan/atau e. peningkatan efisiensi dan kinerja Industri berlaku terhadap barang dan/atau jasa Industri hasil produksi dalam negeri dan/atau impor yang dipasarkan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan/atau jasa Industri yang proses kegiatannya dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 8. PROSES PEMBERLAKUAN STANDAR BIDANG INDUSTRI DITJEN PEMBINA INDUSTRI KEPALA BSKJI USULAN PEMBERLAKUAN WAJIB MELAKUKAN EVALUASI ATAS USULAN PEMBERLAKUAN a. tujuan dari pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib; b. analisis dampak regulasi teknis; dan c. peraturan perundang- undangan dan/atau perjanjian internasional di bidang Standardisasi Industri terkait yang telah diratifikasi oleh Pemerintah, apabila ada. dinyatakan telah memenuhi ketentuan a. menyampaikan surat persetujuan kepada Dirjen Pembina Industri; b. menyampaikan usulan rencana pemberlakuan SNI secara wajib kepada BSN untuk ditetapkan dalam program nasional regulasi teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. menyiapkan rancangan Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib. maka, Kepala BSKJI dinyatakan tidak memenuhi ketentuan berpotensi kurang baik, menimbulkan dampak negatif, dapat menimbulkan pelanggaran dalam perjanjian bilateral, regional, dan/atau internasional yang telah diratifikasi, dan/atau tidak memungkinkan untuk dilanjutkan yaitu menyampaikan surat pembatalan, penundaan, dan/atau permintaan pengkajian ulang kepada Dirjen Pembina Industri. maka, Kepala BSKJI paling sedikit memuat a. Melakukan notifikasi ke Sekretariat TBT- WTO b. Mengajukan penetapan kepada Menteri RPermenperin telah disusun, maka Ka BSKJI
  • 9. PENUNJUKKAN LPK LPK Lembaga Penilaian Kesesuaian LSPro Lembaga Sertifikasi produk Laboratorium Uji Lembaga Inspeksi a. memiliki perizinan berusaha atau penetapan tupoksi oleh PemPus atau Pemda b. memiliki sendiri: 1. Laboratorium Uji (terakreditasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17025); atau 2. Lembaga Inspeksi (terakreditasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17020; c. telah terakreditasi oleh KAN untuk lingkup yang sesuai; dan d. berdomisili atau berkedudukan di wilayah hukum negara Republik Indonesia. a. memiliki perizinan berusaha atau penetapan tupoksi oleh PemPus atau Pemda b. telah terakreditasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17025; c. telah terakreditasi oleh KAN untuk lingkup yang sesuai; dan d. berdomisili atau berkedudukan di wilayah hukum negara Republik Indonesia. a. memiliki perizinan berusaha atau penetapan tupoksi oleh PemPus atau Pemda b. telah terakreditasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17020; c. telah terakreditasi oleh KAN untuk lingkup yang sesuai; dan d. berdomisili atau berkedudukan di wilayah hukum negara Republik Indonesia. Penunjukan LPK yang belum memenuhi kriteria terakreditasi oleh KAN berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun. Menteri mencabut penunjukkan LPK yang belum terakreditasi untuk ruang lingkup yang sesuai dalam jangka waktu tsb. Menteri dapat menunjuk LPK yang belum terakreditasi, jika: a. Belum tersedia LPK terakreditasi namun sudah terakreditasi dengan ruang lingkup yang sejenis; b. Telah tersedia LPK terakreditasi tetapi jumlahnya belum memadai LPK yang berdomisili atau berkedudukan di luar wilayah negara hukum Republik Indonesia diakui sepanjang terdapat perjanjian saling pengakuan antarnegara di bidang regulasi teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
  • 10. PROSES PENUNJUKKAN LPK 1. PENGUMUMAN Dilakukan oleh Ka BSKJI secara elektronik, dengan paling sedikit memuat informasi a. Standar yang akan diberlakukan wajib b. Persyaratan LPK yang akan ditunjuk 2. PENDAFTARAN Dengan mengunggah surat permohonan dan dokumen pendukung melalui SIINas 3. EVALUASI ADMINISTASI oleh petugas yang ditunjuk Ka BSKJI LENGKAP laporan hasil pemeriksaan kelengkapan dokumen pengajuan LPK TIDAK LENGKAP pemberitahuan secara elektronik kepada LPK untuk melengkapi dokumen DILENGKA PI TIDAK DILENGKAPI Dianggap batal atau ditarik kembali 4. EVALUASI KOMPETENSI LSPRO melalui pemeriksaan lapangan atas kesesuaian kompetensi sumber daya manusia LSPro yang meliputi auditor, petugas pengambil contoh, dan personel pengambil keputusan dengan dokumen yang diajukan Lab Uji/Lembaga Inspeksi pemeriksaan lapangan atas kesesuaian lingkup kompetensi, peralatan utama, dan personel inspektor atau penguji dengan dokumen yang diajukan Untuk menilai aspek : legalitas; kepatuhan terhadap regulasi; kompetensi; infrastruktur; dan kinerja terakhir • dilakukan oleh tim yang dibentuk Ka. Badan yang paling sedikit terdiri atas unsur BSKJI dan Ditjen Pembina Industri; • Dapat melibatkan BSN/KAN dalam hal LPK belum terakreditasi • Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan keberterimaan LPK (Lampiran II) 5. PENETAPAN Kepala Badan menyampaikan laporan: a. hasil evaluasi administrasi; dan b. hasil evaluasi kompetensi, Kepada Menteri Dilakukan oleh Menteri • Penetapan penunjukan LPK dilakukan setelah memperoleh pertimbangan dari Kepala Badan. • Penetapan penunjukan LPK dapat dilakukan bersamaan dengan penetapan pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib.
  • 11. PENILAIAN KESESUAIAN PENILAIAN KESESUAIAN Bukti pemenuhan terhadap standar bidang industri SUKARELA WAJIB SNI, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan PTC, melalui verifikasi pihak pertama untuk pemenuhan terhadap penerapan SNI secara sukarela atau pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib dilakukan melalui pengujian, inspeksi, dan/atau sertifikasi oleh LPK yang telah terakreditasi KAN dan ditunjuk oleh Menterti HASIL PENILAIAN KESESUAIAN Lab Uji Lembaga Inspeksi LSPRO laporan hasil uji atau sertifikat pengujian laporan hasil inspeksi atau sertifikat inspeksi SERTIFIKAT SNI terhadap pemenuhan pemberlakuan SNI secara wajib dan memiliki merek milik sendiri SERTIFIKAT KESESUAIAN terhadap pemenuhan pemberlakuan ST dan/atau PTC secara wajib dan memiliki merek milik sendiri Dalam hal terdapat kerja sama merek dan/atau maklun, dapat diberikan sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian apabila: a. merek yang digunakan merupakan merek milik pemberi kerja sama atau pemberi maklun; b. pemberi kerja sama atau pemberi maklun harus berdomisili di Indonesia atau dalam hal tidak berdomisili di Indonesia, pemberi kerja sama atau pemberi maklun harus memiliki perwakilan resmi atau pemegang lisensi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan c. Perusahaan industri atau produsen di luar negeri sudah memiliki sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian untuk mereknya sendiri PRODUSEN DI LUAR NEGERI WAJIB MEMILIKI PERWAKILAN RESMI DAN/ATAU PEMEGANG LISENSI DI WILAYAH NKRI
  • 12. TATA CARA MEMPEROLEH SERTIFIKAT SNI/SERTIFIKAT KESESUAIAN 1. PERMOHONAN • Oleh perusahaan industri atau produsen di luar negeri (atau perwakilan resmi dari produsen di luar negeri) • Dilakukan melalui SIINAS dengan Mengisi formulir dan menginput data dan dokumen pendukung 2. VERIFIKASI oleh Kepala BSKJI Atas kebenaran isian formulir dan kelengkapan yang diunggah (3 hari) Jika 5 (lima) hari setelah Kepala BSKJI meminta klarifikasi dan/atau melengkapi dokumen atas ketidaksesuaian , pemohon tidak dapat memenuhi maka permohonan dinyatakan batal 3. PENILAIAN KESESUAIAN oleh LSPro Jika diperlukan dokumen tambahan , pemohon harus melengkapi dan menyampaikan kepada LSPro menyampaikan hasil penilaian kesesuaian ke Kepala BSKJI 4. EVALUASI Oleh Kepala BSKJI SESUAI Validasi Kepala BSKJI diberikan dalam bentuk bukti validasi berupa tanda elektronik yang disampaikan ke LSPoi melalui SIINas TIDAK SESUAI Jika 5 (lima) hari setelah Kepala BSKJI meminta klarifikasi, tidak memberikan klarifikasi atau tidak dapat memenuhi ketentuan penilaan kesesuaian, maka permohonan dinyatakan gagal 5. Pemberian sertifikat • LSPro membubuhkan tanda elektronik pada sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian. • Tanda elektronik memuat tautan elektronik ke informasi sertifikat yang terdapat dalam SIINas. LSPro : a. menyampaikan sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian kepada Perusahaan Industri atau produsen di luar negeri; dan b. mengunggah sertifikat SNI atau sertifikat kesesuaian ke dalam SIINas.
  • 13. PERSETUJUAN PENGGUNAAN TANDA SNI/TANDA KESESUAIAN 1. PERMOHONAN Kepada Kepala BSKJI • Oleh perusahaan industri atau produsen di luar negeri (atau perwakilan resmi dari produsen di luar negeri) • Dilakukan melalui SIINAS dengan mengisi formulir dan menginput data dan dokumen pendukung 2. EVALUASI Oleh Kepala BSKJI • Kepala BSKJI membentuk Tim (terdiri dari unsur BSKJI dan Ditjen Pembina Industri) • Tim melakukan a. pemeriksaan atas kebenaran isian formulir dengan dokumen pendukung; dan b. penilaian kelayakan permintaan jangka waktu dan/atau jumlah barang yang diajukan. 3. PENERBITAN SURAT Oleh Kepala BSKJI Dalam hal berdasarkan laporan hasil evaluasi yaitu sesuai, lengkap dan benar, atau telah melakukan perbaikan atas ketidaksesuaian dan/atau ketidaklayakan, Kepala BSKJI menerbitkan surat persetujuan penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian disertai tanda elektronik Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian digunakan pada barang dan/ atau jasa industri: a. yang diproduksi dalam jangka waktu berlaku surat persetujuan penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian; dan/atau b. sejumlah yang ditetapkan dalam surat persetujuan penggunaan Tanda SNI atau Tanda Kesesuaian, c. sesuai dengan skema sertifikasi Tanda SNI + QR Code produk Tanda Kesesuaian + QR Code produk (1) Pemohon wajib menyampaikan laporan realisasi produksi atau impor kepada Kepala BSKJI dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterbitkan melalui SIINas dan divalidasi oleh Kepala BSKJI dan Dirjen Pembina Industri melalui SIINas. (2) Pemohon yang tidak menyampaikan laporan realisasi produksi atau impor tidak dapat mengajukan permohonan sampai dengan perusahaan industri melengkapi laporan sebelumnya.
  • 14. SURVEILEN WAJIB DILAKUKAN OLEH LSPRO YANG MENERBITKAN SERTIFIKAT 2. LSPRO memberikan laporan hasil surveilen melalui SIINas kepada Kepala BSKJI 3. Kepala BSKJI mengevaluasi laporan hasil surveiilen dengan membentuk tim Kategori berdasar waktu pelaksanaan dilakukan secara periodik, memberitahukan jadwal pelaksanaan surveilen kepada Pelaku Usaha atau Perusahaan Industri. a. pengaduan dari orang- perorangan/masyarakat/ instansi/lembaga; atau b. instruksi dari Kepala BSKJI Khusus Berkala 1. LSPRO melakukan surveilen 4. Kepala BSKJI a.Membekukan sertifikat untuk hasil yang tidak sesuai b.Memberikan validasi untuk hasil yang sesuai Proses surveilen Tim terdiri atas unsur: a. Pejabat di lingkungan BSKJI dan b. PPSI Tugas Tim: a. memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen laporan yang disampaikan oleh LSPro; dan b. memastikan proses surveilen telah dilaksanakan sesuai Peraturan Menteri mengenai pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka Kepala BSKJI menerbitkan Surat pemberitahuan disampaikan secara elektronik melalui SIINas. LSPro wajib memperbaiki dan/atau melengkapi dokumen dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak surat pemberitahuan disampaikan
  • 15. PEMBINAAN MENTERI MELAKUKAN PEMBINAAN KEPADA LPK Dalam bentuk: Bantuan teknis, konsultasi, pendidikan, dan pelatihan Didelegasikan kepada: Kepala BSKJI Bentuk kegiatan : • menyediakan, meningkatkan, dan mengembangkan sarana dan prasarana laboratorium pengujian standar bidang industri pada wilayah pusat pertumbuhan Industri untuk kelancaran pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib • Kerjasama penilaian kesesuaian di tingkat nasional (dengan pemangku kepentingan) dan tingkat internasional (negara mitra) Perusahaan Industri Didelegasikan kepada: Eselon 1 Kemenperin Dapat juga dilakukan oleh: Gubernur dan/atau Bupati/Walikota sesuai tupoksi dan kewenangan Bentuk kegiatan : • bantuan teknis, konsultasi, pendidikan dan pelatihan, promosi dan pemasyarakatan standardisasi industri serta menumbuh kembangkan budaya standar; dan • pembiayaan dalam proses penilaian kesesuaian dan/atau pemberian fasilitas fiskal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi perusahaan industri skala kecil dan menengah yang menerapkan SNI, ST, dan/atau PTC yang diberlakukan secara wajib. SDM Industri SDM industri terdiri atas: • auditor; • petugas pengambil contoh; • petugas penguji; • petugas inspeksi atau inspektor; • pejabat fungsional AMMI; • PPSI; dan • PPNS Bidang Perindustrian. Dalam bentuk: Bantuan teknis, pendidikan, dan pelatihan Didelegasikan kepada: Kepala BSKJI Masyarakat Bentuk kegiatan Pemasyarakatan standardisasi industri dan menumbuhkembangkan budaya standar. Dilakukan oleh: • Ditjen pembina industri • Kepala BSKJI sesuai tupoksi • Gubernur, Bupati, Walikota sesuai tupoksi
  • 16. Pengembangan Standardisasi Industri dilakukan dalam rangka perencanaan, perumusan, penetapan, dan pemeliharaan Standardisasi Industri Pengembangan Standardisasi Industri teknologi pengujian dan standar mutu barang dan/atau jasa Industri; penerapan standar Industri standar internasional untuk disesuaikan dengan tingkat perlindungan, perbedaan iklim, lingkungan, geologi, geografis, atau kemampuan teknologi Paling sedikit meliputi: Dalam rangka pengembangan Standardisasi Industri , Menteri melakukan kerja sama Standardisasi Industri Kerjasama dilakukan dengan Didelegasikan kepada Eselon 1 di Kemenperin 1. Tingkat Nasional (Pelaku Usaha, instansi teknis terkait, dan para pemangku kepentingan.) Untuk a. menyinergikan kebutuhan standardisasi industri dengan program kerja pemerintah; b. memetakan kemampuan laboratorium uji nasional; dan/atau c. meningkatkan harmonisasi dan keberterimaan regulasi teknis. 2. Tingkat Internasional (negara mitra, baik secara bilateral, regional, maupun multilateral) a. memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam pengembangan standar internasional; b. memfasilitasi keberterimaan hasil penilaian kesesuaian di pasar internasional; c. memfasilitasi pencegahan terhadap masuknya barang dan/atau jasa industri yang tidak memenuhi ketentuan pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib; d. pengembangan standardisasi industri dan penilaian kesesuaian; dan/atau e. peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang standardisasi industri dan penilaian kesesuaian.
  • 17. Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Tindak lanjut Menteri Ka BSKJI pelaku usaha (distributor,toko, dll) Lab Uji Mendelegasikan Pengawasan kepada Kepala BSKJI 1 Pengawasan Penerapan SNI Sukarela (R Permen) Meminta data/laporan dari LPK 2 Melaksanakan pengawasan (pemeriksaan dokumen, legalitas perusahaan dan penandaan SNI pada produk ) Menerima Pengawasan Melakukan Pengujian Membuat Laporan Hasil Pengawasan dan Melaporkan Kepada Menteri Menerima Laporan Hasil Pengawasan dari Ka BSKJI Diberikan Sanksi sesuai Ketentuan Per UU an 4 5 6 7 8 Lanjut 10 Evaluasi 9 3 Melakukan evaluasi untuk kemudian menyususn rencana uji petik
  • 18. Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Tindak lanjut Pengawasan SNI, ST, PTC Wajib di Pabrik (R Permen) Kepala BSKJI PPSI pelaku usaha Lab Uji Menyusun rencana pengawasan: (tempat, personil, anggaran) Menerima Pengawasan Melakukan Pengujian Membuat Laporan Hasil Pengawasan Menerima Pemberitahuan Hasil pengawasan 2 3Melaksanakanpengawasan (pemeriksaandokumen dan pemeriksaan proses produksi dan pengendali mutu) 4 5 6 7 Merekap Laporan Hasil Pengawasan dan Melaporkan Kepada Menteri K/L Terkait Mendelegasikan Pengawasan kepada Kepala BSKJI 1 8Menerima Laporan Hasil Pengawasan dari Ka BSKJI 10 Lanjut Membuat surat pemberitahuan hasil pengawasan Membuat surat pemberitahuan hasil pengawasan via Ka BSKJI 9 11 Sanksi 10 12 Menteri 10 Pemberitahuan
  • 19. Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Tindak lanjut Pengawasan SNI, ST, PTC Wajib di Pasar (R Permen) Kepala BSKJI PPSI pelaku usaha (distributor, toko, dll) Lab Uji Menyusunrencana dan membuat surat pemberitahuan pengawasan ke K/L Terkait Melaksanakan pengawasan (pemeriksaanmutu produk) Menerima Pengawasan Melakukan Pengujian Membuat Laporan Hasil Pengawasan Menerima Pemberitahuan Hasil pengawasan 2 4 5 6 7 8 Merekap Laporan Hasil Pengawasan dan Melaporkan Kepada Menteri K/L Terkait Mendelegasikan Pengawasan kepada Kepala BSKJI 1 Menerima LaporanHasil Pengawasan dari Ka BSKJI 9 11 Lanjut Membuat surat pemberitahuan hasil pengawasan Membuat surat pemberitahuan hasil pengawasan via Ka BSKJI 12 Sanksi 11 13 Pemberitahuan Menteri 11 Surat Pemberitahuan pengawasan 3 10 3 Hari
  • 20. Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Tindak lanjut Pengawasan Lembaga Penilai Kesesuaian (LPK) R Permen Evaluasi Menteri BSKJI Ditjen Pembina Industri LPK Mendelegasikan Pengawasan kepada Kepala BSKJI 1 Menyusun rencana pengawasan LPK 2 Membuat Laporan Hasil Pengawasan, Melakukan Evaluasi dan Membentuk Tim Menerima Laporan Hasil Pengawasan LPK dari Ka BSKJI Diberikan Sanksi sesuai Ketentuan Per UU an 7 8 Lanjut 10 9 Melaksanakan pengawasan LPK Melakukan Pengujian 6 Tim Evaluasi Koordinasi pengawasan LPK 3 4 Melakukan Evaluasi
  • 21. PENGAWASAN OLEH PPSI PPSI  melaksanakan pengawasan terhadap penerapan SNI secara sukarela  Pengawasan pemberlakuan SNI, S T, dan/atau PTC secara wajib di pabrik dan/atau di pasar Ka. Badan Ka. P2SI  verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen usulan PPSI Belum lengkap Surat pemberitahuan Melengkapi Tdk Melengkapi Ka. Badan Pemberhentian Pengangkatan Terverifikasi Membuat usulan pengangkatan
  • 22. PETUGAS PENGAWAS STANDAR INDUSTRI PPSI dikoordinasikan oleh: Kepala Badan PPSI terdiri atas: a. PPSI Kemenperin; dan b. PPSI pada perangkat daerah provinsi atau/kabupaten/kota yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian Tugas PPSI: melaksanakan pengawasan terhadap penerapan SNI secara sukarela dan pemberlakuan SNI, ST, dan/atau PTC secara wajib di pabrik dan/atau di pasar. Diangkat dan diberhentikan oleh: Menteri  Didelegasikan kepada  Kepala Badan Persyaratan PPSI: a. berstatus Pegawai Negeri Sipil aktif pada Kementerian Perindustrian atau perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian dengan masa kerja paling sedikit 2 (dua) tahun; b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; c. berpendidikan paling rendah sarjana (S1); d. setiap unsur penilaian prestasi kerja pegawai paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; e. sehat jasmani dan rohani; f. bebas narkotika; dan g. mengikuti dan dinyatakan lulus pembinaan di bidang pengawasan Standardisasi Industri. Usulan pengangkatan PPSI disampaikan secara tertulis kepada Kepala Badan oleh: a. pejabat pimpinan tinggi madya bagi calon PPSI di lingkungan Kementerian Perindustrian; b. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi kesekretariatan bagi calon PPSI di lingkungan pemerintah provinsi; atau c. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi kesekretariatan bagi calon PPSI di lingkungan pemerintah kabupaten/kota.