SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 137
Baixar para ler offline
1
percakapan
dengan
david tobing Widhyanto
Muttaqien
Ahmad
buku puisi
KEDAI buku SINAU
2
3
percakapan
dengan
david tobing
buku puisi
Widhyanto
Muttaqien
Ahmad
KEDAI buku SINAU
4
Judul: Percakapan Dengan David Tobing
Kumpulan Puisi
oleh: Widhyanto Muttaqien Ahmad
Penerbit Kedai Buku Sinau, 2014
ix + 127 hal: 11,5 x 17,5 cm
1. Puisi
Sastra Indonesia
Gambar Sampul Depan: Foto oleh David Tobing
Tata Letak Sampul dan Isi: Wees Skool
Katalog Dalam Terbitan
ISBN: 978-979-15449-8-6
Penerbit Kedai Buku Sinau
Pemesanan buku via sms atau w.a ke 0815 8840310
atau email: red.sinau@gmail.com
ii
5
iii
Visi
ruang belajar ruang
Misi
gerakan literasi dan melek budaya
Layanan
dokumentasi, riset, dan pengembangan1.	
sekolah partisipatif2.	
tata ruang•	
video partisipatoris•	
kursus dan workshop3.	
penulisan kreatif•	
metodologi penelitian•	
seni dan kriya•	
film•
6
Widhyanto Muttaqien Ahmad
lahir dan besar di Jakarta. Kini berdagang
buku, menyeduh kopi, dan bekerja sebagai
peneliti lepas.
iv
Sec2:1
Daftar Isi
(SEBUAH) KISAH MAJENUN DAN (BELUM) BERAKHIR
Plateu	 2
Malam di Semarang 	3
setelah membaca (se)buah sajak	 4
Perjalanan 1, Mahulu	 6
Malam di Palembang 	 7
Apakah ini sebuah pertanyaan tentang kemungkinan 8
Perjalanan 2, Malakuli	 20
Jika nanti	21
Musim	 22
Ciliwung	 23
Perjalanan 3, Coffee Cantata	 24
Sebab bawang 	 25
Perjanjian 	 26
jam dua dinihari	 27
Malam di Gaza	 28
(Sebuah) kisah majenun dan (belum) berakhir 	 29
Perjalanan 4, Batu 	 30
Teduh	 31
Malam di Papua	 32
kucing hitam di lantai sembilan memandang bulan di jendela
basah hujan	 33
buat: wildan	 34
Katumburi	 35
Disonansi Rock ‘N Roll 	 36
doa puputan	 39
Rencana Kontijensi	 40
malam sebuah laporan	 41
rasa kopi 	42
Di Tempat Jack 	 43
sajak sepatu	 44
v
2
PERCAKAPAN DENGAN DAVID TOBING	
Percakapan 1	 46
Percakapan 2	 47
Sebuah siang di sebuah kedai kopi yang merahasiakan
namanya sendiri bersama pujangga yang tidak mengucap
sastra 	 48
Percakapan 3	 50
Percakapan 4	 51
Percakapan 5	 52
seorang penyair dan perempuan yang diincarnya 	 53
Kwatrin talkin 	 54
Buat Ibrahim	 55
di bangku tunggu	 56
Percakapan 6	 57
Percakapan 7	 59
Kepada Bung	 60
sebuah topi	 61
seperti yang pernah kupertanyakan	 62
Percakapan 8	 63
Percakapan 9	 64
Percakapan 10	 65
Sympathy for The Devil	 66
tubuh (puisi)	 68
apa yang dilakukan ikan ketika letih	 69
dunia telah tua	 71
Seperti Itu 	 73
jika tuhan marah	 74
sip	 75
Tanah Karang	 76
Percakapan 11	 78
MENGAPAAKU SELALU MENYUKAI TAMAN	
Senja di perjalanan	 80
beranda rumah	 81
ruang tengah	 82
vi
3
vii
ruang tidur	 83
samping rumah	 84
Rumah	 85
kampung halaman yang jauh	 87
Dunia dalam sebuah kamar tidur	 89
Malem satu babak	 91
Tetangga	 94
Pantun Ambu	 96
Kemana orang-orang pergi	 97
Pernah kutuang laut	 100
buat: Paz	 101
Mengapa aku selalu menyukai taman	 103
Setumpuk malam dengan mimpi yang sama	 105
kubah langit	 106
Sungai kita sekarang	108
mata malam	 110
ketika hujan	 111
usai persetubuhan	 112
A-Z menata rumah	 114
tentu tuhan tidak menciptakan dada dan pinggul hanya untuk
mata	 116
buat alejandra pizarnik	 117
Kapan	 118
dalam perjalanan ke pedalaman yang (tidak lagi) asing namun
tidak lagi memiliki masa depan	119
Banda	 121
Rambut	 122
epitaf	 125
4
viii
Tapi,
dapatkah kehidupan seseorang menjadi sebuah seni.
Mengapa lampu atau rumah dapat menjadi objek seni, tapi
kehidupan kita sendiri tidak. (Foucault, 1983)
1
(SEBUAH)
KISAH MAJENUN DAN
(BELUM)
BERAKHIR
2
Plateu
cahaya keluar dari gelapnya. dataran tinggi ini
seperti berenang di dalamnya. Raja Ali Haji,
pusang, kepada fikiran sesak dan walang1
.
‘dari jendela kulihat dua ekor anjingku terbang
mengelilingi langit di atas halaman rumah2
’ .
tapi itu langit malam. dua orang bercakap-cakap
selama berabad-abad. tak ada yang hilang. kutipan
semakin rindang, bercabang-dahan. sebuah pena
membujur di langit. dua anjing, satu kelinci, dan
sang pemburu melihat sebuah peta yang gaib di
langit jadi musim pembuka sawah-ladang. dataran
tinggi ini seperti cahaya yang memeriksa abjad di
kepala. seakan usia langit sama dengan usia padi
yang menjadi beras hendak kutanak. setiap malam
anak-anak bercerita tentang serial sekolah dan
ninja, kisah lain yang kutempatkan di langit paling
malam. sajak tentang lawan saling pandang dengan
cahaya yang keluar dari mulut anak. dataran tinggi
ini kini penuh dengan tawa penasaran dan kedipan
heran, umurnya sama dengan padi, kelinci, anjing,
dan bintang.
2014
[1]Hooykaas, C. Penjedar Sastra. Terjemahan Raihoel Amar
gl. Datoek Besar. Penerbit JB. Wolters-Groningen, Jakarta
(dijelaskan pusang yang dimaksud oleh Raja Ali Haji adalah
pusing, agar rima terjaga maka diganti pusing menjadi pusang)
[2] Dikutip dari sajak dua ekor anjing di dataran tinggi, Afrizal
Malna, Dalam teman-temanku dari atap bahasa (2008)
3
Malam di Semarang
di penginapan
seorang kawan membaca pesan
cinta tidak berkeliaran
(walau) tidak mengenal jam malam
di pantai
dua bayangan menggoyang bulan
seekor ikan dan nelayan
cemas akan masa depan
- di lamun gelombang
dan lengkung karang -
2013
4
setelah membaca (se)buah sajak
tempat teristimewa
mungkin rumah
di situ waktu
batas percaya
nelan semua
mata
ruparupa
benda
bergerak
menyusun ketegangan
menyisipkan ketenangan
tempat teristimewa
mungkin rumah
sajak
tidak ada duka
untuk sajak yang jadi
kata-kata seperti Adam bertemu Hawa
saling menyapa
memahami pandangan pertama
anak-anaknya mengucap
- terkutuklah, syair yang tidak menyimpan rahasia -
mengupas lembar demi lembar airmata
di antara kangen dan bahaya
ada makanan dan tempat berteduh
disana, kata-kata hidup
rahasia menjadi hangat
5
tempat teristimewa
(mungkin)
milik masa depan
yang pergi
ke dalam diri
terbuka
pelayan segala
tempat teristimewa
(se)buah sajak
yang terus muda
bergoyang
sampai cahaya
menembus
biji
berbiak
bakal
lepas.
2012
6
Perjalanan 1, Mahulu
aku mencarimu
ke arah bunyi
berjalan lebih jauh lagi
2014
7
Malam di Palembang
di kepalaku ada semacam perahu
mengeluarkan nada ganjil
seperti dering handphone
lagu tak besyair
tibatiba gelombang kata-kata
membawa genit di busanya
‘nggak ada yang gratis abang’
di kampung Ayib
daging durian menyusuri
belepotan di lidah dan tangan
rasanya riuh seperti berjalan di atas seng
membuatku mabuk ditimpa bulan
di atas sungai Musi
kerlip lampu
mata yang menipu
tapi lidahku telah mahir
membelah durian
mencium dan meremas durinya
mendengarnya mengucap
‘nggak ada yang gratis abang’
2013
8
Apakah ini sebuah pertanyaan tentang
kemungkinan
all the leaves is brown, and the sky is grey/ I pretend
to pray1
daun kisah
berisi gaib usia
lepas jarak antara
masa depan adalah - matahari, angin, hujan,
dan sebuah tulisan -
kumpulkan semua wajah
kerjap riang pemetik teh
senyum ulat di daun pisang
renyah seledri digenggam tukang bubur
daun benalu menumpang nasib hangat kayu
kupu-kupu
menyimpan waktu di sayapnya
orang-orang bersikeras membuatnya abadi
kisah daun
sepertinya sederhana
silsilah nama-nama di ekor batang
cabang dan ranting
nama-nama menjadi seribu
satu terpetik, menjadi nama kembali
yang patah yang
gagal tumbuh
menunggu alam yang rahim
daun
kisah
daun
logika
ditanam dan diperam
buah tangan klorofil
9
yang rumit dan mikrokospik penjelasannya
lihatlah, ada pepaya, mangga, pisang, dan jambu
pada sebuah lagu
dan jus stroberi di restoran langgananmu
Descartes menyebutnya tuan dan pemilik alam
daun yang jatuh
mengantar pada kuasa
-matahari bisa menguningkan semua benda,
juga bisa digeser ke lain arah-
tapi Tuhan dan tuan telah pergi
silahkan masuk, rumah-rumah runtuh, masjid tinggal
gema, ke puncak jalan-jalan berliku-padat merayap
pepatah Yahudi mengatakan, Ketika Manusia
Berpikir Maka Tuhan Tertawa
kawanku David Tobing mengatakan rest in
philosophy
mungkin ada benarnya, semua telah hampa
tapi sebuah hampa bukanlah semata kosong belaka
daun
tawa
daun
massa
daun
lenyap
Gambar yang diperbincangkan orang tentang saya
lebih riil dari diri aktual saya, kata Kundera
dimana akan kubayangkan diri yang tenggelam
yang tertanam dalam
tak ubah tak tentu
yang paling masuk akal:
menyanyikan lagu
Nina Bobo kepada anak, mengantarnya pergi
sekolah untuk kali pertama, mencebokinya sambil
mengatakan, wah kamu sudah besar sekarang
10
- lihat apa yang telah kau makan seharian-
yang paling masuk akal:
memecat pegawai yang
tidak suka bekerja dan celamitan, mencatat daftar
belanjaan dan inventaris, menabung seperak demi
seperak, membersihkan rumah dan halaman
yang paling masuk akal:
saat orang-orang yang
berkhotbah pagi hari masuk berita sore karena
korupsi
saat anak-anak bertanya
tentang rupa orang jahat
yang tidak menggunakan topeng
seperti dalam kisah Batman atau Spiderman
yang paling masuk akal:
ngoyo kerja serabutan
untuk sekadar membeli beras, dan menerima
kenyataan bahwa setiap berutang seperti bersiap
kehilangan satu teman
yang paling masuk akal:
KB setelah anak ke tiga.
Karena dua anak tidak berselisih dalam sebuah
jajak pendapat, kita sibuk berpura-pura memihak
satu di antaranya, sebab netral sebuah pilihan
palsu
yang paling masuk akal:
mempertanyakan apakah
puisi dapat gagal dalam kehidupan bagi dirinya
atau untuk orang lain
yang paling masuk akal:
menjadi peneliti untuk diri
sendiri, mengamati laku pribadi, memihak pada
yang berhak
11
yang paling masuk akal:
berkemah di pekan
musim penghujan, bercerita betapa rumah bisa
menjadi tempat yang sangat nyaman
yang paling masuk akal:
percaya bahwa daun-
daun tak butuh diceritakan tentang masa depan, ia
berjemur dan riang, layu dan hilang
yang paling masuk akal:
mengajar anak bersepeda,
mengajaknya menanam pohon, bermain layangan
bersama di lapangan, dan mendengar keajaiban di
sisa makan malam
daun kisah
berisi jalan
berbicara padamu
akan waktu
datang waktu
lewat waktu
sampai waktu
tepat waktu lapuk di jam tangan di jam dinding
dia punya
adakah waktu itu
menghunus logika
atau menghumus di usia
Siapa sanggup menjawabnya tanpa teori, sebab
waktu adalah uban di kepala
dan kau akan lihat 25 tahun ke depan
kecurangan Pemilu 2009 diumumkan
dan waktu mengubah kasihan menjadi
cinta berkepanjangan sebab telanjang 25
12
tahun ke depan cuma kenangan atau cerita
tentang bilah angan, panjang dan pendek,
menyelinap di sekitar keriput susu dan
di lekuk paha dan bila kau perempuan,
berharaplah pada suatu layanan lekas dan
sedap
itulah sebuah kesalahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang, menduga
tanpapernahmembayangkanpembusukkan
dan osteoporosis yang diidap masyarakat
kebanyakan, yang kehilangan bobot, daya
pikir, dan hilangnya generasi masa depan
yang terus keracunan
daun-daun terus berjatuhan
sela siang dan malam
hari-hari seperti layak ditinggali
menyentuh silam
saat perempuan masih sembunyi untuk mandi di
kali
saat mata masih malu menatap ibu
saat ibu masih mendongengi bintang-bintang
saat itu lalu
siapa punya
sejarah memandikan anak-anak di sekolah. sejarah
yang bukan suci dari hadas besar dan kecil.
sejarah yang sementara. dongeng bintang-bintang
dan dongeng binatang-binatang, serupa dengan
mitologi pahlawan. kali ini buaya dermawan dan
kancil bukan pemenang licik. dongeng bukan
tentang kiri dan kanan. harimau bukan raja hutan
di Vietnam sebab tikuslah yang mengusir anak
baru gede dan labil dari Amerika yang gemar
menenteng senjata. Dongeng tentang sebab
perang tanpa standar ganda. Kennedy di awal
13
tahun 1960-an mengatakan seni dalam masyarakat
yang bebas bukanlah alat perang, tapi milik ruang
diskursus ideologi dan sejarah mencatat jaman
itu sebagai perang dingin. Obama dan Osama
berumah di surga, b buat batu dan s buat es, yaitu
ketika batu diganti dengan es, dua kekerasan
dengan kadar dingin dan kebebalan yang sama
sedang aku berdiam di dunia
daun
salju
daun
sakura
daun
pinus
luruh dan pasti
di Utara tempat konferensi tentang Selatan
dan sisa poros Setan, di pelosok paling
udik Utara dan Selatan orang-orang biasa
merayakan hari dengan roti, nasi, sup
panas, dan secangkir kopi
sebuah bom meledak bukan di tempat
orang-orang rapat dan segala agama
menjadi tidak berguna
di Barat orang mesti ikut konstitusi, di
Timur orang mesti ikut kebebasan dan
demokrasi. tradisi kelu, satu-satu disebut
represi
pelajaran pertama adalah berteriak sesuai
aturan dan sopan /, lantas/ (dan) 1+1=
belum tentu 2. orang-orang hilang peluang
jika bukan partisan
14
daun
anomali
daun
komedi
lesat bertubrukan
menggambar chimera sebagai diri. lapis demi
lapis sulit dikenali. ada mangsa di mulut memiliki
ekor seperti milik sendiri. ada yang berkepakan
di tangan tak jua terbang. ada yang membuang
jantungnya sendiri, menggantinya dengan plastik.
ada yang pusing dengan nama dan memesannya
dari sebuah buku menu
daun
hujan
daun
ladang
daun menghias langit
daun yang telanjang
daun yang menelikung cahaya
daun Adam bertemu Hawa
sekarang berpikir sengit tentang penyakit ketika
bercumbu ketika kawin ketika mulai memikirkan
warisan dan setiap tindakan dibuatkan surat
perjanjian dan mesti diumumkan
Dongeng kini
tentang daun-daun
seperti lengan
yang menyelamatkan
menjepit sekarang
tentang udara yang dihabiskan
dalam air menenggelamkan
di tujuhbelas Juli
daun-daun menjadi obat sakit pinggang
15
sakit sendi tulang, dan selinting untuk sakit angan
daun-daun berbicara di tembok
bersama Bob Marley
kita tak pernah tahu
- emak terus menanaknya dalam nasi
santan dan gule pindang, minus reggae yang
ambang -
daun
kafan
daun
gurau
daun
raib
daun
kabar
daun yang menjadi pintu
yang mendengar maksud
daun menyimpan waktu
di hijau dan kuningnya
di bulu dan lapis lilinnya
di jari-jari dan lekuknya
di mata kita
usia
tampak
seperti daun
menjadi merah di setiap kapilernya
dimakan sapi suci atau kambing kurban
di sela gusi suku Indian atau Batak Angkola
dipatahkan dari batang oleh belalang
telinga mengucapnya kembali, mata
memakluminya,
tangan dan kaki merasukinya, dan kulit gatal
karenanya
usia
tampak
seperti tembang bersahut
bahasa, algoritma, atau cuma sunyi
16
yang asik berteka-teki
tentang rasa dan tanggal kadaluarsa
daun
kertas
daun
latu
daun
bayang
di sungai Nil
dibentangkan
cakrawala
dihidupkan-dimatikan
diabadikan-dihidangkan
daun-daun dari laut
daun-daun lumut
penanda hidup yang tak kalut
yang manis yang bukan perisa
sebuah kenangan
daun
pengetahuan
daun
amagram
bertemu penulis dan sumbu dinamitnya
bertemu ilmuwan dan nuklir di kepalanya
daun
detonator
daun
apokalips
menghitung mundur
membilang awal sekaligus akhir
tanpa hilang destinasi
seperti cerita tentang sementara
logika yang fana
akhir yang tak kunjung sempurna
17
hanya selesai
pada aku menjadi tanya
pada anakku, sehelai daun pada batang keluarga
yang tak berhenti pada nama-nama
seperti pengasih dan penyayang dengan maha atau
kesederhanaannya
entah siapa menyebutnya
tak jadi kiamat
daun-daun tiba
rontok
terlahir kembali
belia
daun
peristiwa
kapilerisasi dari akar ke ujung daun-daun
hulu daun memasak matahari untuk akar dan
batang
daun
sejarah
tentang makam yang dialiri peziarah
selamatan kandungan usia 7 bulan
daun
dialektika
kaum pedagang yang urakan
mengisi pamflet belanja
yang kita percaya membawa
keberuntungan
miliki benda ini dan kaupun ada
setialah pada produk kami dan
berkorbanlah
kita memilikinya hanya dengan uang muka
isilah kolom garansi
ikutlah asuransi
dialektika sungguh terjadi, aku
menjadi benda, dan surplus kecemasan menjadi
tuan
18
belanjalah secara cerdas
kurangi konsumsi energi
akhir sebuah seni adalah
keringnya minyak, batu-bara, gas bumi -dan
sebuah kebaruan adalah rongsokan daur ulang,
bekas pakai, dan melarang uranium untuk dunia
ketiga, menggantinya dengan sawit setelah
merusak hutan dan menyelundupkan kayu
gelondongan, sambil memaksakan ideologi
afirmasi pasar dan erotika ekonomi hijau
daun-daun tersusun
berabad jadi babad
daun utopia
bertanya tentang
maksud baik dan maksud buruk
sampai pada batas samar dan sangsi
ia bertanya untuk apa
Ada
hutan tropis
rawa-rawa
pesut
jeruk purut
70 bidadari, (nanti)
dan kekuasaan yang disembunyikan dalam
vagina menjadi simulakra kotak suara berisi penis
19 cm (dan tiruan
penis) yang menolak masuk ke lubang yang sama
tidak sama seperti pepatah keledai buta
daun fetis dengan berahi dan telur Oriental,
menetap, menghimpit tanpa ampun celah pikiran
datang lewat tiga baris haiku hembuskan nafas
terhangat
19
70 bidadari, sebuah puisi
daun yang berbaris
daun
kepompong
daun
tinggal
daun
ajal
daun
kenangan
seperti harum bunga kopi tempat pendahulu
menyimpan tradisi. seperti kumpulan kumbang
mencari jalan keluar. menyapa setiap kesempatan
hai
helo
apa kabar
daun
perak
daun
melankoli
musim semi
hari ini datanglah puisi
hiruplah oksigen
tulislah tentang dirimu yang pernah diberi nama
namailah tulisanmu di luar semua kategori
bersikap tempur
membaca matahari
bersiap gugur
tiada
2012
1. Petikan syair California Dreaming, pernah dipopulerkan oleh
grup rock Soft Machine
20
Perjalanan 2, Malakuli
seperti laut yang perlahan surut
lain hari waktu yang kau lahirkan berhenti
barangkali itulah sunyi
hadiah yang kau pendam buat petualang
2013
21
Jika nanti
1.
Jika nanti kita tak lagi muda
lihatlah matahari
2.
Pesta, terik waktu tropika
milik kita
tak sisa
3.
Kenangan itu buta
lihatlah matahari
saksi tersembunyi
2013
22
Musim
Ada kabar membawa hujan
buka bekal kita
keladi, bunga pepaya, rica, dan udang
udara penuh cemara
burung membawa gelombang laut di sayapnya
aku mau mengunyah dadamu saja
menuang gerimis di setiap rongga
saat itu kau bercerita tentang ikan dan teripang
singgahi semua
teluk
hujan dan gelombang laut menyatu
dan burung
menemukan sarangnya
Larut dalam laut yang melayang
2013
23
Ciliwung
ada sungai telah tua
datang tanpa rayu
baca kampung
lalu kaupun mengerti
2013
24
Perjalanan 3, Coffee Cantata1
suara biola, aroma kopi di setiap liuk
jarum jam
leher jenjang
yang kukenal mencair, di bibir
menebak yang bakal tiba
buku-buku jari terbuka kemudian
menerima yang tidak mudah dipahami
2012
1. Coffee Cantata, komposisi dari J. S Bach (1734)
25
Sebab bawang
sayang, apakah bawang
sebab kegelisahan
siung demi siung seakan terbang
tumben, baunya dinanti
sayang, apakah bawang
mengupas lapis kulit ekonomi
di dapurmu semua terhitung
mestinya ada perubahan, serumu
sebab sederhana
nasi goreng butuh matematika juga
2012
26
Perjanjian
udara bersih
harum mentega
lekas bernyanyi
dan menggoda
sebelum usang usia
hidup
bukan gula yang harus tertuang dalam pahit
kopi, mimpi, atau apalah
berjanjilah terus bernyanyi
bagi hidup dan mati
berjanjilah memetik hidup
sampai dipetik mati
2012
27
jam dua dinihari
malam buatan
tenggelamkan metromini
malam kupas arkeologi
tubuh
lumat alpukat
buatmu kenyang gelisah
sudahlah
pejam saja
harap manis
pulang bawa kembang
sudah jam dua
lekaslah
kupas ambar
betis bunga
lunaskan
asmara
sebelum Dinas Kebersihan Kota
mengamuk
2012
28
Malam di Gaza
Di Gaza hidup terus tumbuh
Menikahi nyanyian tubuh
Langit biru-abuabu
Angin mendayu pelan
Dingin di lengan hangat perlahan
Hari ini beroposisi dengan apa
Tuhan tak mungkin kau salib ke dua kali
Di Gaza neraka tak jadi berdomisili
Sayup terdengar seruan menang kembali
2012
29
(Sebuah) kisah majenun dan (belum)
berakhir
Ia ikan tak punya kolam
2012
30
Perjalanan 4, Batu
bunga rekahkan batu
akarnya tanah hulu
ulurkan hidup padamu
2012
31
Teduh
dalam bisu
semua indra, relakan
air
api
jilati atap doa
persaksian ini
debaran hati kupukupu
di surga bunga
bermain cinta
sapa setiap cahaya
genggam setiap tangan
di setiap taman
dan senja bersegera
ajak beranjak dan bergerak
2012
32
Malam di Papua
hari ke tujuh
di hotel transit
hanya ada doa
seekor anjing menggonggong
malam keras kepala
anggur terlanjur diminum
hujan di luar mematuk jendela
paksa mata cari cahaya
tapi kelam tanah
benamkan segala
bintang kejora
menyeret ekornya
malam hampir habis
menjadi kudus
dan bergembira
menikmati lelehan bahagia
di antara mimpi yang pedih
melawan segala
2012
33
kucing hitam di lantai sembilan
memandang bulan di jendela basah
hujan
apa yang bisa dilakukannya
duduk menggaruk-garuk punggung dengan
cakarnya
menyeringai ke atas dan ngiau serupa tertawa
menghirup udara dalam-dalam
bersin, mungkin sedikit batuk karena debu knalpot
turun terbawa hujan
sesekali menyimak dengan mata tajam
segaris umpatan ngiau serupa ‘jancuk’, ‘puki’,
‘ma dirodok’ atau ‘sial dangkalan’
berguling ke kiri jendela bikin ngeri
menguap dan pasrah
dahinya berkerut kumisnya bergerak
hari ini bukan hari yang tepat untuk mampus
ia melompat
dan selamat
2012
34
buat: wildan
Malam nanti
Unggun usia
Tak bikin abu
Sebab batu-batu
percik api
wangi stroberi
bikin segala tampak muda
Malam nanti nampak menyenangkan
berbahaya bagi pemula
hidup sehari saja
reguklah batu-batu
Buat peta dengan bibir
kekasih, lepaskan yang sementara
gelindingkan batu-batu
nyalakan sumbu
Malam nanti, abadilah
awet dalam manis tebu
doa-doa sekujur tubuhmu
Mengucap abu
Panas batu
Malam nanti
2012
35
Katumburi
: ODHA
hanya butuh cahaya
atau pensil warna
untuk hidup yang sebentar
2012
36
Disonansi Rock ‘N Roll
betterman
kata Ebes yang malas, Bunda ngegoreng nasi
nyanyi
Ultraman
kata Fathi meniup bubur di sendok
Satir
sekarang hilang sejak pagi, sayup terdengar
suara ‘mau main ke taman’, Bunda nyanyi
ngegoreng pagi
Sebuah hari
Gumam tetangga di rumah tipe 22 terdengar
Percakapan tidak selesai dan piring
berkelontangan
Teriakan
Anak menangis
Derum motor di-starter
Aroma nakal tetangga yang barusan
mandi basah
Anak sekolah
Persuasi tukang sayur dan pedagang
tirai yang datang kepagian
Kawasan yang tidak pernah didatangi
pedagang koran, puji Tuhan
sebuah kompleks tidak sederhana
hening jam 9, ritual harian
Taman Satir dan geng anak-anak usia lima tahun
Imajinasi tak lepas dari benak
Tentang suara azan yang kini dipermasalahkan
menurutku cuma kurang nge-beat
sungguh nge-blues
merbot di masjid Al Muttaqien itu lebih
serak dari Tom Waits, but it’s ok
37
Sebuah panggilan untuk menggenapi kerinduan
Tak terbayang 6 bulan kemudian Satir menang
lomba azan
Usia lima setengah tahun mesti kubawa ke Cikini
dan diskusi perkotaan sambil ngerujak
dengan imajinasi demikian bukan saja tradisi yang
ia bela tapi sejenis hibrida perkawinan antara
kerongkongan dan mikropon
ia akan memainkan komposisi hujan,
azan, dan taman
Begitu saja bukan begitu deh
Argumen negara jadi agama jadi sekular
jadi warga
kelaparan, tidak Kelaparan
peminta-minta dalam catatan kawan Herni
bukan persoalan, bunga bank apalagi
salahmu miskin Bung
jangan demonstrasi apalagi buat kemacetan
di jalan
seseorang sialan memaki-maki satu hari
lupa 364 hari dia memerkosa trotoar-pedestrian
menyemprotkan CO2
mendiskusikan urbanitas
sambil melanggar aturan
kapan sialan seperti ini disudahi,
setidaknya ia tahu diri
sudah azan kawan
mari genapi kerinduan
dengarkan lonceng dan gregorian chant
atau cukupkan dengan melankoli c’est la vie
mari promosikan Johnny Be Good kembali
2012
38
Jakarta Ketika Air Datang
1.
Sekali lagi air menyusun gambar di langit kamar
kuasan coklat saja tersisa
aku terlatih untuk mendaur semua hal
yang kadung basah
di Jakarta aku terlatih membuat hatiku gembira
2.
Ada berita air mengetuk pintu di Manggarai
lewat di Kramatjati, merendam Rawajati
kembali pesta di bulan Januari
hujan pandai merasai hati
jejak di sungai, kali, selokan, dan sisa makan di
tanganmu
adalah janji gerimis
alam menyempurnakan imaji
kita kembali saling sapa di atap rumah
3.
Tak ada seorangpun di jalan
aku memungut satu yang luput
tak ada yang memerhatikan
di kejauhan atau di kejenuhan
kudekap jam itu, jarumnya sampai padaku
tak ada seorangpun di jalan
hanya genangan yang membuat penasaran
4.
Hujan tempat mengenang
Ada bulan buram kaca, joget disana
Kerjap pikiran, berkejaran
Atap pohon, semak bayang
Bukit yang indah - rimba perawan
Tanganku ngelayap - mastikan yang basah
2013
39
doa puputan
langit dupa
asap pesan
hutan yang terbakar
pita awan
matahari kuning kentang
mata merekam hujan
di buritan
bianglala
bosan menggantung pikiran
ingin api
bakar sampan
agar tuhan tak pulang
2014
40
Rencana Kontijensi
Sebuah rencana, dari satu kota ke kota lainnya
Jakarta seperti hal pertama: pikiran penuh bau
uang
Kita di sini sekarang, sebuah kedai remang
kenang, rana membuka perlahan, Jalan tawarkan
fatamorgana, lagu pujian dalam rekaman LP
diulang-ulang
Hari itu kau begitu Kelaparan
bercerita tentang Malang yang kau hindarkan
Rencana kedua,
demikian kau menyebutnya, tak percuma
Jakarta - seperti hal pertama
(tapi ia tak pernah lupa
memandang kecemasan di garis tangan)
Hari itu kau begitu Kehausan
bercerita tentang Batu yang kau pikul
Kau berkata, beri aku manis pada mulutku
di suatu tempat sebuah pinta terbentuk
Mana mulutmu yang terbaik,
aku menduga-duga janji
Degup jantungnya terbaca
Harapan di suaranya
Kerling di persetujuannya
berubah menjadi Desis
samar aku mendengar Tawa Ular1
2012/2013
1. Tawa Ular, metafora yang diambil dari puisi Iqbal, Javidnama:
Tersenyum dengan semuanya, dia bukan kawan siapapun -
Tidak ragu lagi ular adalah ular meskipun ia tertawa.
41
malam sebuah laporan
menulis di antara garis
ada buta
di antara yang nyata,
mata
guguran hati,
metafisika
dalam lembaran laporan
ada api yang belum jadi
api
membakar bunyi
ada tuli memberi definisi
2012
42
rasa kopi
sepanjang adukan
mengendus aroma
menyeruput krema
di dalamnya anak muda
lelaki dan perempuan
bermain-main dengan lidah mereka
waktu perawan ketika itu
2012
43
Di Tempat Jack
di pojok hari, 	ragumu hitam
latu sisa
bakaran hati
Dionysian, tangismu hitam
tanganku hitam 	aku ingin menang
bumi piatu kobarkan ibu
dalam abu 	lepas dadaku
mari menyanyi panggil hujan
di bumi rantau panggil kawan
udara habis bangun panggung
padang kikis mainkan logika buntung
Zarathustra, bawa api itu, anakku
Dia telah mati
Hari ini aku ingin menang
kenapa banyak orang ingin menang,
apakah itu hasil akhir kehidupan
apakah kebenaran tinggal kata-kata
dari bibir pemenang-pemenang semu
aku menjadi lelah dan sangsi, terhadap
kemenangan-kemenangan itu1
Zarathustra, 	 kita punya naluri hewan
		 belum pernah diganti
aku ingin menang anakku
2012/14
1. Dipetik dari syair Lagu 4: Menang, Iwan Fals
44
sajak sepatu
di antara sol sepatu
terbuka dunia
sebelum lupa, aku menjahitnya
dengan benang matahari
aku berjalan
mejamkan mata
mejamkan mata
(sebelum buta segala)
diantara sol sepatu
terbuka dunia
kuhirup semua cahaya
dari gang-gang tak bernama
2014
45
PERCAKAPAN
DENGAN DAVID TOBING
46
Percakapan 1
aku undang kau
dalam telanjang
kebebasan yang rindang
aku undang kau
dalam anarki
rahasia ilahi
aku undang kau
dalam kejujuran
sebuah pesta akal-akalan
aku undang kau
untuk bunuh diri
sebab di luar hanya Neraka
aku undang kau
ke tempat paling setan
di limbik paling dalam
aku undang kau
untuk bertemu
dirimu sendiri
2012
47
Percakapan 2
Jadilah, lalu sepadang matahari
Wajah dipahat cahaya
-generasi ke generasi-
Seorang mencari api sambil menetak berhala
-di kepalanya gema-
Hancurlah, lalu gelap seusia mata
Seseorang mengantarnya pergi membunuh
Sepagi ini, pelajaran pertama tumbuh dari tubuh
yang rubuh
-Lidah, mata, kaki, tangan, dan kulitnya
bergelora-
Ini api menanam sumbu di jejak sepatu
Seorang perempuan berahi cuma dilintasi
-puisi senja terus tua di kelamin redup-
Jadilah, seseorang ingin jadi perempuan juga
Ibu, ibu,
Ibu?
kata-kata menebak yang melahirkannya
Dalam patriarki seperti ini adakah ayah
sesungguhnya
Pohon akarnya tertanam di tubuhku, rahim ini
Usia diciptakan oleh lupa yang berbisa
-Laki-laki seperti titik api
padam di induk ladang -
2012
48
Sebuah siang di sebuah kedai
kopi yang merahasiakan namanya
sendiri bersama pujangga yang tidak
mengucap sastra
ada bunga tanjung
ikut mendengarkan The Carpenter
Yesterday Once More
kemarin orang-orang bicara
tentang orang-orang yang tiada
orang-orang yang tiada
hadir hari ini dalam menu makan siang
rasanya masih seperti kemarin
kemesraan membuatnya teramat sedih
seakan hari ini hari terakhir
dan ciuman tadi akan menjadi rindu
yang tinggal di langit mulut
seperti pahit kopi
(dalam cangkir yang sama seperti hari kemarin
bersama pujangga kemarin)
ada bunga tanjung
ikut mendengarkan pujangga bersedih
sebab ditinggal perempuan
tapi memaki pengemis dan pelayan
yang memiliki menu sama setiap harinya
pujangga pandai merayu janda kaya
atau pengusaha
lantas apa yang dicari mereka dari hari yang lewat
di menu makan siang
kecuali sanjung berlebihan
tanpa ada satupun karya terucap
49
sambil melirik sana-sini
pura-pura berwibawa pada yang membawa
nampan
menjelaskan hal-hal yang tidak penting
seperti kisah lada dan cengkeh
dan eksotisme timur yang ditulis kawanan asing
inilah yang membuat pujangga bangga
senandung The Carpenters selesai
si pujangga berkata, aku tidak suka lagu itu
terlalu mendayu dan kita tidak tinggal di gudang
kenang
pujangga bangkit dan mengambil dompetnya
yang 20 tahun lalu
juga tidak berisi uang
biarkan The Carpenter yang bayar, ucapku
sambil membayangkan,
“ sang pujangga menjadi anggota ke tiga mereka”
dan tersedu di bait Every Sha-la-la-la
2012
50
Percakapan 3
kolam doa selalu kau selipkan
seperti belati
hati
jantungmu
dengar suara
malam tengadah
kawan, kitalah yang tentukan
jalan simpang
cinta gigil
kebenaran cemerlang
baca suratan
musim terkering
cahaya runtuh
kita dekap langit
berdetak dalam kata
nafas merdeka
dan sunyi ini api bagi sementara
kawan, airmatamu selalu mengingatkanku pada
awan
2012
51
Percakapan 4
awal rindu
sunyi api
abu adalah tunggu
2013
52
Percakapan 5
Ah, apalah hidup. Ia ujung jalan, tepian jurang,
atau aliran sungai. Tubuh cuma pagar dilintasi
segala serangga dan cemar. Ah, apalah kata
jika ia bukan semacam persaksian
sebuah mantra menjadi senjata.
Dan apalah arti dosa, jika cuma ada kau dan aku
saja. Dan neraka terlalu lembek buat kita berdua.
2013
53
seorang penyair dan perempuan yang
diincarnya
/naluri ular nyembul di pinggul perempuan
menggelinjang, jemari lelaki mencengkram
gunung/1
apa yang dilakukan kata pada tubuhmu
yang disebutnya misteri
helai demi helai aroma membebaskan nyeri
lekuk tubuh serupa gotri
dalam payung kata
seorang padri, mengisahkan keindahan puisi
katanya, dirimu seperti hujan yang datang
mengurut hasrat di setiap pori
perempuan itu lalu berkata
tak perlu basa-basi, jika kau mau dagingku
dada, paha, dan kelaminku
ini untuk diriku sendiri
aku tak memenggalnya hanya untuk puisi
seorang padri, penasaran dengan senjatanya
mengungkap pucat isi kepala
seluruh puisinya gaib tiba-tiba
berebut gelisah dengan konaknya
2014
1. Petikan sajak Genesis ditulis oleh Sitok Srengenge
54
Kwatrin talkin
doa di ujung teruk
sekantung rahasia
undang seorang tua
masuk sepi penuh jeruk
asam di mulut nyalakan takut
menyahut dalam serak
mengiris mata berat
hadirkan tipis kulit maut
waktu telanjang bulat
kucuri dari Conrad dan Balzac
aku memesan kopi dan kau jus sirsak
siang harum karat
2014
55
Buat Ibrahim
Adalah bidang sajadah
rumah bahagia rupa-rupa
semakin yakin
semakin intim
Adalah ladang ziarah
rumah sejarah segala arah
segala pasrah kini berdarah
akukau mendaku pisau
dimatakau punahku
punahkau dimataku
Ibrahim wariskan Tuhan
talut kemelut
hakikat Hidup
Maut
Kecup
Kecut
2014
56
di bangku tunggu
Waktu membiak
matamu,
terpejam
Tuhan
selalu berahasia
dengan usia
2013
57
Percakapan 6
bahkan bahasa
yang licin
tembus pandang
dapat patah
patah darahnya
patah tulangnya
patah giginya
patah berserak
patah berderak
patah batu
patah mata
patah sayap
aku bayangkan burung gagak
patah semangat melihat sekarat pada mayat
gagap terhadap laparnya sendiri
bahkan seraknya tak lagi mengundang curiga
bahkan bahasa
yang tampak
serba mungkin
jadi kuburan kelak
bersama apa
disayat
disadap
diendapkan
58
dengan api
ia uap
jadi hujan jadi keringat
kau tadah
nanti
jadi doa
2014
59
Percakapan 7
Sajak ini mungkin pernah lahir di gardu telepon,
sebelum ada handphone, atau lebih kuno lagi
sebelum ada masehi, di bawah pohon kurma,
di hangat cuaca, mungkin ia lahir dari knalpot
mobil atau dari mesin cuci, atau lebih kuno lagi
dari sekawanan burung-burung, mungkin pula
dari bahu beruang madu, siapa yang tahu. Sajak
ini lahir di hari Rabu, usai suara dan dering
yang datang dari televisi, mungkin juga di masa
lalu lahir di gua dalam hutan cemara. Sajak ini
mungkin saja lahir tanpa ayah, hanya berkawan
Jibril walau terdengar hampir mustahil. Sajak
ini layaknya bayi Isa sanggup mengatakan
kebenarannya. Sajak ini menyusun nasib sendiri,
ia menjelma kuda, lepas kekang tak ingin mencari
tuan. Sajak ini menjejali kata dengan maksudnya,
mungkin dulu mantra, atau gambar yang penuh
rahasia. Sajak ini seperti rambut poni, yang
sesekali kau akan seka atau kau lemparkan ke
belakang, sambil menduga dimana jatuhnya.
Sajak ini telah memberi tanda di antara mata dan
kepala, ada dada dan paha terbuka, mungkin tak
menjadi sajak di tempat yang berbeda, mungkin
tanda yang mereka sukai adalah empat mata, cula
badak, kadal hitam, bukan tubuh tempat rajah tak
hendak dibungkus. Sajak ini sangat mungkin lahir
dari kamus atau kakus, dulu, dalam purbanya lahir
dari batu sungai atau topan lesus. Mungkin sajak
ini hanya hampa atau hanya lega.
2014
60
Kepada Bung
berjalanlah
pacu semua kuda
dan damba
bebas dari menghamba
2013
61
sebuah topi
ada mata rantai
kemiskinan
ternyata pikiranku
terlalu lama dibiarkan sendirian
kulihat orang-orang menjadi hijau
dengan aroma kayu manis
ada kemiskinan
rantai pikiranku
ternyata mata
terlalu hijau dibiarkan berkeliaran
orang-orang berbau amis
dengan topi berisi ikan
kuselidiki bukan nelayan
tapi ikan memakai topi hijau
membawa rantai beraroma kayu manis
sendirian berkeliaran
kau seharusnya percaya
karena ciri topinya sama
dengan apa yang kaupakai
2012
62
seperti yang pernah kupertanyakan
kuganti apa kata tuhan dengan kamu dengan k
besar atau dengan kau saja dengan k kecil namun
pembaca merasa kau ada dalam dirinya atau
kuganti cinta seperti puisi terdahulu yang dibuat
dari anggur yang berisi mawar dan kau telanjang
di dalamnya seperti dalam film American Pie
tuhan di setiap lekukmu aku kutuk sebab anggur
hilangkan pikirku dan mawar kupasku sedemikian
rupa hingga duri semakin masuk dalam darahku
gantikan setiap k besar dan kecil dimana aku
ingin menyebutmu tanpa bahasa tanpa metafora
kuganti apa semua bahasa apakah setelah itu
manusia punah atau dunia seperti sedia kala tanpa
aku tanpa kau tanpa American Pie tanpa apapun
yang bisa membuat cinta jadi rudal jadi tentara
terakota jadi kerajaan jadi tuhan jadi kuganti saja
dengan t besar atau t kecil yang bagi orangorang
percuma dan mengapa harus dipersoalkan segala
tetek bengek tentang tuhan bukankah perintahnya
sudah jelas 10 atau sebelas ada yang mengatakan
14 ada yang satu kitab ada yang membuat kitab
sendiri tapi tuhan bukan sekadar huruf besar atau
kecil seperti dalam kategori puisi ia tidak butuh
tanda baca titik atau koma apalagi tanda tanya
mungkin ia juga tak membutuhkan bahasa sama
sekali seperti yang pernah kubilang seperti yang
pernah kupertanyakan tentang tuhan yang pernah
mati berkalikali
2013
63
Percakapan 8
jam pasir itu
tidak menunjuk apapun
kata-kata
bahkan rintihan
(kecuali) harapan,
guguran tanpa suara
tak lekas,
mirip sajak dari mama
jam pasir itu
musafir dalam kurungan waktu
2012
64
Percakapan 9
ada yang memindahkan kata dalam tulisanmu,
bersembunyi lalu diam-diam bercerita, sesuatu
pernah kau rasakan, sesuatu pernah kau rindukan,
sesuatu yang pernah kau baca entah bagaimana
dan tetap saja, kata-kata itu bersembunyi, tak kau
temukan letaknya, hanya suara yang mengajakmu
bercakap-cakap, sampai kau merasa tak takut
untuk menceritakan siapa dirimu yang dituliskan
oleh kata-kata yang bersembunyi itu
kata itu, kau tahu, adalah seorang kawan, yang
ingin mengasihimu, memberangkatkanmu
ke tepi lain dari gelap, menyusup kedalam tenaga,
membuatmu merasa sejahtera
2014
65
Percakapan 10
yang kusuka dari sesuatu yang asing:
ia mengajak mata-telinga berkeringat
tubuh bergulat
mata melipat kaki melipat pusar
melipat punggung melipat leher
melipat dada melipat mata
memindahkan tangan ke setiap lekuk pemahaman
ke setiap bayangan
yang asing itu, selalu pernah menyentuhmu
kadang selesai terkunyah, ia sampah
mendaur-ulang ketakutan
dukalara
bahagia
curiga pada suatu ketika
yang kusuka dari sampah itu
bagian dari tubuhmu bagian dari tubuhku
bagian dari moyangmu bagian dari moyangku
dan yang paling kusuka adalah keasingan:
ia menyindir diriku
mengenalkan hal yang paling muskil
Siapa
Aku
2014
66
Sympathy for The Devil
:bagian kedua
Bayangan Adam meluap
godaan
meluap
nestapa
Adam kawin lagi
putus asa ia bertanya, bukankah aku pasangannya
satu-satunya
kloningnya,
DNA yang sama
aku rusuk kiri
bengkok demi Adam
Adam, oh Tuhan
aku diciptakan dengan cara tak biasa
berpikir diarahkan dengan cara tak biasa
bertindak disuratkan dengan cara tak biasa
Adam, kulahirkan kembali replikamu
Oh Tuhan
mengapa kau kutuk aku sebagai pemberi kasih
sayang, rahim yang lapang, ladang penuh curahan
bayangan Adam meluap
aku menyukaimu, seperti aku menyukai Apple Pie
Adam surga ini sungguh aneh untuk kita berdua
Replikamu, meringkus aku di dunia
aku binasa sejak mulanya
Surga itu selembar tikar, kubawa ke dunia luas
tempat kita diikat pikiran
Peta tempat kita pertama menyulam pakaian
67
Adam yang telanjang, sebenarnya lebih sering
sendirian
Sebab di surga semua serba ada
tak dibutuhkan pikiran
Satu-satunya puisi adalah bayangan siksaan
pertanyaan tentang keabadian
Aku tak ingat pertemuan kita dengan setan
atau kueja Setan, biar kau mendengar keluhku
Adam, Oh Tuhan
sungguhkah Setan itu ada
karena takdirku memujamu di dunia tempat sisa
Hidup
aku selalu meraba-raba
siapakah laki-laki itu sesungguhnya
1986-2014
68
tubuh (puisi)
cuma pada (tubuh) puisi
baris spasi
alinea
dibiarkan tak berisi
mungkin jeda
menghimpun kosong di antara liminal tanda-tanda
jadi tuan atas kata-kata sebelum dan sesudahnya
mungkin makna atau apalah sedang disiksa
tepat pada saat itu
sambil menelan ludah aku selalu berhenti
pada kekosongan itu
yang lebih kecut dibanding hidup
2014
69
apa yang dilakukan ikan ketika letih
di sebuah kolam ada tangan tak kelihatan
ikan yang sembahyang berharap surga ikan
ikan lain berharap kolam yang luas dan tenang
mungkin tak tenang
tak harus tenang
luas kolam idaman ikan yang butuh banyak
mainan
masa depan milik semua ikan di sebuah kolam
yang letih hanya berharap
tangan tak kelihatan memberikan sebuah
pandangan yang tak meluaskan 			
						
	 kesemuan
di sebuah kolam
ikan-ikan memilih tangan yang membawanya ke
penggorengan
kematian yang hanya ikan cuma seharga usia
kesegaran
(kenangan akan sejarah kolam tak sama di sirip
ikan)
dan kenangan di mata ikan, hujan meluapkan
kolam
semesta ikan semesta pengulangan
tak ada yang sia-sia di piring makan
ikan di sebuah kolam ikan pingitan
menunggu ksatria malam
70
ksatria piningit
terjepit dalam perang
perang sebenarnya ada di antara kucing
dan kucing pemenang berkeliaran di dapur tuan-
tuan
2014
71
dunia telah tua
semua bernyanyi
			 ikuti aku ikuti dia
			 kita (akan) bebas
tapi nasib
tertawa
meletus
tak terbaca
			 di telapak tangan
			 di langit
		 hidup
		 itu-itu saja
		 melarat
		 sialan,
		 kena najis polisi brengsek
di tikungan
di tempat pelacuran
di hutan
di bar
di masjid
di warung kopi
dia ada
sang najis
	 hidup yang kecut
	 tak butuh makian
	
	 sial dangkalan pukimak
	 masturbasi jadi tak asik
ah, Si Burung Merak
aku rindu bluesmu
yang membuka kutang
memamah dada yang belum matang
72
jadilah Jalang
lari ke bukan pasar
pergi ke bukit pala
ah, rindu melihat bintang kelap-kelip
pantat bulat beludru
mata mengerjap rindu
bergetar, bergetar seperti pertama membaca Surat
buat Dien Tamaela
hati Beta berdesir, aduhai puisi
		 laut yang kalut
		 carut yang larut
		 ini hidup berharga
		 bukan untung-untungan
		 masuk kau dalam aku
		 kucari kau
ini belum selesai
sampai kuhilangkan semua najis
sampai kuberikan sperma yang paling matang
sampai kau tidak lagi pura-pura menolak
dan menjadi binal
aku menolak mati
sampai aku masuk dalam kau
dan sempurna
tak bernama
2012
73
Seperti Itu
puisi, itulah pengantar bundamu tidur
dongeng kesetiaan dan harapan
bintang yang kelak kujadikan kuda pacu
atau kusematkan di rambutmu
pada waktu itu puisi adalah semacam tanah
kubentuk suka hati
ia kugendong, sempat terinjak
terselip di rimba kenangmu
puisi, itulah yang mengantarmu sekolah
ia harum sabun dan omelan bunda
kau kayuh setiap harinya
kau seka dengan lengan bajumu
seperti itulah puisi
guratan yang kau tulis di papan tulis
dan kau sebut itu angka empat
atau papan tulis yang kau rubuhkan
karena kawan merebut kapur di jarimu
ia sederhana
kelak kau rasakan denyutnya
ketika mulai naik gunung
ada yang menggelagak di sana
saranku, jangan mengelak
puisi, itulah yang menyeduh kopi setiap pagi
riang dan matang
di situ mungkin ada yang masih disembunyikan
kita akan mencarinya
terus percaya
sebab ia rindu
sebab ia rayu
tak baku
tak henti laju
2012
74
jika tuhan marah
: buat AF Rabbani-Godilkooh
jika tuhan marah
ia tidak akan berani
melawan anakku sendirian
sebab ia tanpa dosa
akan menggulingkannya
di kasur dan dapur
tanpa ampun
dan aku tak sanggup melerai
yang demikian binal dan kekanakkan
2012
75
sip
: terkenang choky rh
telanjang seperti itu
sip. terlalu
walau ada deru
ludah tertelan
adakah setan baru
sip. terlalu
walau ada puja
harum dupa
di mata beradu luka
merangkum semua
sip. semua
terlalu
tak pernah tahu
2012
76
Tanah Karang
matahari hari ini kita selidiki. mungkin berguna
untuk kesehatan: bokong bulat coklat dan susu
sempurna. keringat penaklukan datang dari uap,
gairah, dan serakah. uh ah
kulit hitam mengkilat, rambut gelap kemiri.
bibir yang penuh dan mata yang menantang.
tanda untuk pekerja rumah tangga atau budak
perkebunan. selain nyamuk malaria tentu mandor
dan tuan-tuan suka tidur di atasnya. menghirup
secangkir capucin di malam bulan terang.
berdansa menghitung setiap peluang perubahan
kekerasan di selangkangan. uh ah
dengan sopan dan kemuliaan. penaklukan itu
memahami setiap kesuburan, mineral, dan cerita
lisan yang dianggap berbahaya. mencium dengan
tenang, sambil menyusun mesiu, mengajarkan
sebuah lagu. para budak menyanyikan hanya
sebuah lagu, hanya sebuah, ketika matahari di atas
kepala, hanya satu matahari untuk banyak kepala.
uh ah
tuan bilang begitu, duduk di atas tanah karang,
duduk di atas kata-kata, duduk di atas kepala,
duduk di atas jalan dan tujuan, duduk di atas
segala nyanyian, yang diwariskan kemudian. satu
matahari untuk banyak kepala. sesiapa menggugat
tentulah tidak bersetuju dengan gairah dan serakah
yang terus diurap. uh ah
gemerincing rantai besi sejenis ketagihan
diberikan di sekolah. uh ah
77
sekarang menjelma buruh dengan berbagai strata,
masih teriak merdeka. tanah-tanah seharusnya
basah setelah ereksi, namun mulut bertukar
tempat sering sekali, seperti asap, hari ini kering
setelah tiga hari lubrikasi, pasanganmu tetap
terbelenggu tanpa gairah.uh ah
mall tak mungkin kosong sebab anak istri
berekreasi menatap setiap ironi, kepalsuan abadi
ini permainan tuan dan budak, setelah matahari
ramai diselidiki dan badai yang menyertai
membuat pucat semua khidmat jadilah tuan dan
belilah budak. uh ah
hidup untuk hari ini, telanjang dan mabuk
kepayang. para tuan berejakulasi di wajah setiap
orang di jalan, teriakannya mengundang berahi.
aku sampai, aku sampai. para tuan, tentu sangat
percaya dengan revolusi- ada gairah disana- yang
ia tidak dapatkan selama ia dalam posisi seperti
ini. uh ah
2013
78
Percakapan 11
kemana daun jatuh
tulis angin di tempat yang kosong itu
di luang nanti
2012
79
MENGAPAAKU
SELALU
MENYUKAI TAMAN
80
Senja di perjalanan
runcing senja
anyaman laba-laba
langit limau terasa
luka di bawah luka
jalan di kota-kota
mati dan mati lagi
karnaval cahaya
melukis bayangan
menari dan menari
di selimut cakrawala
2014
81
beranda rumah
tempat pertama
debu di pohon
debu di bintang
debu di burung-burung
sayap kupu-kupu
aku menyambar petir
meniup angin
mewarnai atmosfir
menatap setiap drama
dari beranda
mencuri tenaga dari matahari
membuat rumah
dari debu yang ingin menetap di mataku
2014
82
ruang tengah
dua per tiga luas pandang
deretan buku kusebut tamu
ruang itu tempat tunggu
arena gulat dan adu tinju
hanya aku sebagai pelaku
aku tiran
bagi waktu sekelilingku
sepertiga luas pandang
tersisa lampu
sebuah meja
bangku
hembusan huruf semalam
2014
83
ruang tidur
memandang populasi seperti disini
ramai suara tertanam
dinding merah muda
langit kaca
serangan dari belakang dan depan
tiga prajurit kavaleri kini tertawa
waktu berkuda di punggungku
teriakan frontal
demokrasi
jalan-jalan
jampi-jampi
mimpi-mimpi
seliweran
ini pertempuran
seperti permainan layang-layang di tanah lapang
kadang singit
kadang mati angin
tak pernah ada pertempuran begitu manja
begitu terbuka
penuh rayuan
2014
84
samping rumah
matahari,
hinggap sudah
hari kemarin rampung
di setiap ujung
mata,
kiri dan kanan
menjerat keindahan
sayang
kasih
bertumbuhan
di dahan yang sama
burung kecil lincah
mencari makan
2014
85
Rumah
orangorang pergi
binatang-binatang membuat jejak
bolong di langit-langit
retak di pintu
pecahan-pecahan
tikus
ular
kecoak
kucing hitam
terpajang
Anno 1945
mati dan direlokasi
Anno 1955
demi demokrasi
Anno 1965
demi revolusi
Anno 1972
sebuah awal
Anno 1978
rumah tumbuh dari tanah
Anno 1985
rumah dalam tanah
86
Anno 1991
rumah remaja
Anno 1998
demi reformasi
Anno 2006
rumah belah
Anno 2009
rumah pindah
menyalakan tubuh rumah
isi buku
sepeda roda tiga
nangka
mangga
jambu jamaica
manggis
suara tangis minta susu
suatu ketika
orang-orang pergi
binatang-binatang ganti menempati
(teriakkan kembali)
revolusi
revolusi
(tak jadi)
revolusi
revolusi
(tak sampai hati)
2014
87
kampung halaman yang jauh
i.
Perjalanan melewati bangunan rubuh
atap-atap runtuh
pohon-pohon mati akar
wajah-wajah licin dimakan angin
Kutanam rasa takut pada yang tersembunyi
daunnya gelisah
buahnya rindu
Kuberikan bekal pada orang di pinggir jalan
siang
malam
menuju tempat paling jauh yang bisa kudatangi
Kutangkap suara kubenamkan api
di antara yang tajam
kualiri kata-kata
ke tempat paling terang
- mungkin sepi belaka -
arah perjalanan
memakan usia
pecahkan mata
Aku mencoba berpayung awan
- yang selalu mengajakku menjadi hujan -
88
Di tanah api
mimpi kering
kubiasakan punggungku untuk bernyanyi
mengikuti kakiku yang menyala-nyala
menuju tempat dimana aku bermula
ii.
jika aku angin
dimana tepiku
tebing gunung
sayap burung
kain bendera
dalam mimpi bangsaku
di dahan yang muda, aku menyeru
-bangunlah,
lihat cakrawala
dimana langit dan bumi menyatukan pandangmu -
jika aku angin
aku menepi dalam kuduk
dan pelupukmu
menguncimu
dalam layar
menuju tempat paling jauh yang bisa kudatangi
2014
89
Dunia dalam sebuah kamar tidur
pusat bumi
tangisan anak yang minta dibacakan dongeng
ada kota
gereja
masjid
pura
taman dengan perosotan dan ayunan
ada serigala
ular
beruang
ayam
kunang-kunang di atas kolam
berbagai pertanyaan
menimbulkan permainan
tebak-menebak
pukul-pukulan
di sebuah kamar dunia dibentangkan
pertanyaan tentang cinta
pelajaran ciuman tak pernah kelar
2 juta tahun cahaya bagai jeda
ada gunung yang dibangun setiap hari
lebih tinggi dari Golgotha
lebih runcing dari piramida
lebih sunyi dari puncak stupa
tumpukkan bantal mengantar mimpi
melintasi aneka galaksi
90
ada mimpi
membangun pagi
menyentuh kini
beranak hari
mimpi-mimpi yang bukan fotokopi
dunia kita
sebuah kamar
pintunya membuka cahaya
semua cerita
tegak di atasnya dengan tangan mungil
sebagai penjaga
dunia kita
sebuah kamar, sering pesing dan berantakan,
penuh mainan dan pujian, sebuah perjalanan
khayal dari mantra-mantra menuju kehidupan
sebuah kamar
replika sorga
2014
91
Malem satu babak
Beib, di luar angin santer tuh, sayang kantong lagi
kojor kalo gak kite nonton ada teater di Cikini,
ada calon presiden di Monas, sayang die kagak
sudi, ribet banyak piaraannye, mending tereak Oi
katenye, orang-orang pade nyemut deh
Beib, ape bener ye peruntungan itu penting, kate
orang Jawa bejo, kok kite dagang gak laris-laris
ye, tetangge mata jual beras aje naik haji dua
kali, lha kite jual kitab, siapa nyang mau makan
ye paling si kacamata ama si juling yang suka
puyeng bicara bangsa
- bentar, ngomong-ngomong masih penting ape
bicara bangsa, pan kite mahfum deh, susah amat
cari duit hari gini, jalan macet, kampung terus
banjir, kite terus keok, yang untung siape ye -
Beib, elu pake sampo ape parfum apaan, jadi
pengen gituan neh, harumnye gak ketolongan,
sempet loe ye kredit minyak wangi pas dagangan
sepi, eh beib, pake yang ada rendanye ye, ni kan
malem minggu, biar kite susah, bikin anak tujuh,
siape nyangke nanti ade satu dua yang bawa rejeki
Beib, buruan, di tipi ada si biang kerok tuh,
mau buka tempat gituan lagi, ntar aye ada yang
ngajak lagi, elu emak-emak kudunye protes dong,
niru orang pinter, demonstrasi, emang orang
kuliahan aje yang bisa nuntut, dulu jaman bang
Ali beda, itu orde baru, die mau bikin ape kek
orang takut, sekarang pan jaman orang insap,
92
walau banyak yang muke gile, besok abis ngaji
pade demonstrasi deh, jangan cuma pas beli panci
kekep elu pade demo
Beib, kire-kire pemilu kite nyoblos gak ye, itu
orang-orang yang pernah kite tusuk gak kapok
ye disumpahin orang kecil, kagak kualat kagak
cilaka, dose kite bejibun kali ye, jadi doa kite
kagak dikabulin, tapi masa iye orang kecil banyak
dosanye yang ade banyak makan ati
Beib, besok ane nyaleg ye, kadung jadi warga,
tapi duitnye darimane ye, buat pasang poster
ma baliho, bagi-bagi sembako, tapi enggak ah,
ane gak mau pasang poster dimane-mane, nanti
muke kite diludahin orang, gw aje eneg liatnye,
tapi gw timbang lagi dulu deh, tuh orang yang
mukenye dipajang di mane-mane pade sarap kali
ye, soalnya nipu melulu, ade nyang udeh 15 taon
di DPR kerjanya korupsi- walau haji dlapan kali,
kan cuman orang sarap yang begitu, ane gak jadi
deh nyaleg, nanti orang kira ane sudah sarap juga,
mati rasa
Beib, elu ikhlaskan idup begini, nyang penting
halal, meski shalat gw juga bolong-bolong,
dapur masih kaya kapal pecah, rambut gw masih
gondrong, he he klimis ntar disangke copet,
mending gini dikira tukang lenong
Beib, gw cinte ma elu kaya penggorengan ma
sudit, kaya kuali ma tutupnya, kaya tudung saji
ma bakul nasi, puitis kan beib, daripade kucing
langsung nyosor brisik di genteng, semoga malem
ini ujan, dikit aje biar gak banjir, kite bisa kekepan
bentaran di belakang, biar bokek kite blusukan ke
kebon belakang
93
Beib, masup dulu nyok, ntar malah kite kerokan,
periksa kurcaci udeh pade ngorok belon
2014
Catatan: Beib, disini adalah kependekkan dari
habibah, yaitu kekasih
94
Tetangga
Mungkin ia hanya ingin berdiskusi
pagi penuh bunga
ketika selembar koran melecehkan isi kepala
Mungkin melankolia belaka
sebab waktu terus terulur
bukan malam semakin bujur
Mungkin ia penasaran
pada kata setia
menguji arti merdeka
Mungkin ia cuma rindu pada mata yang terlihat
dahaga
dan hasratnya yang tidak kesampaian
Mungkin ia hanya membuat kisah
tentangmu yang diberi nama baru
Mungkin ia memang butuh terjaga
menanti sinyal paling liar
melayani kesepian paling binal
Mungkin hanya itu yang bisa dikerjakan
menyusun syair yang bergegas lupa
sebab tempat untuknya tidak ada
Mungkin ia berharap sedikit saja
kata tersingkap
memijak puncak paling sedap
95
Mungkin rayuan tidak butuh estetika
sebab gombal dan kriminal
hanya butuh angka-angka
Mungkin hanya penyair sungguhan yang susah
payah mencetak sawah dari kata-kata
yang dipinjamnya lewat kenyataan
yang bahkan tidak dialaminya
Sebab imaji tidak butuh pekerjaan
Ia hanya butuh tanda tanya
Mungkin ia hanya ingin memindahkan rasa
isengnya ke bibirmu
dan berlalu
2014
96
Pantun Ambu
1.
aduhai rambutan binjai
sungai masai, jalan-jalan hampir selesai
lesap rasa susumu
langit Ambu lalu cumbu waktu kecilku
2.
duh katamu bersepeda kayuh
bahagia urung runtuh
dia sehasta saja
dari guguran nangka yang menari polka
3.
malam kabut perca
serabut lili laut
nyata hidup lebih setangkup
aliran vena bermuara dalam erata
2014
97
Kemana orang-orang pergi
i.
Membersihkan rumah
memungut remah
bahasa yang hilang
seperti shaman
kami membakar menyan
melihat masa depan
kubiarkan sebuah kembang
ungu muda tumbuh di sela
dinding terbuka
cahaya beranakpinak
dan si bungsu
mengenalkan kembali percakapan
ii.
Ada kutipan terunduh dari masa lalu
anakku, Adriana bertanya dimana Aku ketika itu,
menunjuk foto di Puncak
(ia tak ada di situ)
“Tak ada Na”, katanya sambil menangis
Satir menyambutnya, “Adik sedang minum susu
bersama Fathi di perut Bunda”, waktu itu
minum susu sambil menunggu
Satir punya pertanyaan susulan, kemana orang-
orang mati pergi
di kuburan orang-orang tidak bisa bergerak
“Barangkali, mereka di tempat yang sama,
sebelum ada kelahiran
menunggu sambil minum susu”, kataku agak ragu
98
Satir berkata, “Di Surga, Ebes, jika berbuat baik”
Lantas kemana lagi orang mesti pergi, tanyaku
Pulang, katanya lagi, seperti Superman dan
Ultraman yang terus mencari ibu dan bapaknya
Mencari keluarga
(saya merasa hidup ribuan tahun, dan belum
pernah berduka)
Ebes jangan pergi, Bunda jangan pergi
Satir menutup percakapan
menguap
berdoa
Rabbi firli waliwali dayya warhamhumma kamma
rabbayaani shoghiraa
Adakah sayang yang berbatas
saya menelan semua percakapan dari mulut
kejujuran
dua menit kemudian hanya diam
Saya berpikir, alangkah sunyinya sebuah
keabadian
dan sebuah restu untuk kematian, mungkinkah
saya menemukan satu kata untuk menjelaskan
rasa sukacita yang sangat dalam:
Pulang
iii.
Sebelum masa tua
embun, itulah kita
baka di pertemuan
antara bilah matahari
dan dingin hati
menetak
mengambil kilau di lekuk cahaya
tak berjarak dengan yang fana
99
embun, itulah kita
merebut pandang
setiap ladang
setiap padang
jendela kaca
tak berjarak
dengan yang akan datang
2014
100
Pernah kutuang laut
pernah kutuang laut dalam rumah
agar dekat denganmu
asin bersamamu
tapi aku lupa
alfabet laut
pulau ikan gelombang
lupa haus
laut tanpa dinding
juga seperti labirin
2014
101
buat: Paz
ia bergegas
ayo nasib
keluarlah
dari gulita
sembab
- jantung air -
bertukar sejenak, bulan demikian bulat
gembung pipinya seperti milikmu
kita berpasangan kau berotasi mencoba mengenali
kuat gravitasi
aku bergegas sebelum sinyal hilang dan udara
menjadi vakum, tanpa nafasmu
air ngalir
dari mata
kampung
jantung
aku mengambil satu uban (satu-satunya yang baru
tumbuh) di kepalamu, nyaris kubilang, kita pernah
mencoba menahan waktu
aku melihat ke arah anakku
yang mungkin dilakukan menyambungnya
menghubungkan kisah
lihatlah, waktu lahir dari tubuh kita
102
dari mulut anak kita
kelak mereka berkejaran dengan siang
belajar membaca apa yang kita punya
Ayo nasib, dahului aku
sementara itu, aku istirahat dulu
bercinta di batu-batu yang melahirkan suku-suku
di rumahku
2014
103
Mengapa aku selalu menyukai taman
Ada yang berulang
di kerikil yang kuinjak
bunyi merdu
di semilir ingatan
Ada orangtua
menggandeng tangan pasangannya
ada yang bermain dengan cucu
melihat masa kecilnya
Lalu masa damai
Penuh bunga
Di taman ada bangku
dari kayu selalu memanggil aku
ada bangku dari besi tempa selalu bersapa
Ada yang seperti meja
tempat si gadis memangku tangan
dan bersila
Aku menyukai taman
karena banyak pengulangan
jalan setapak saling terhubung
pengunjung yang sama tanpa nama
tempat keluyuran tanpa alamat
Dan jika aku bersedih
Sangat banyak teman disana
Ada yang menundukkan kepalanya
atau menanduk langit nasibnya
ada gelandangan yang setiap hari pidato
ada orangtua yang menawarkan peta harta
pemusik yang seolah terkenal
dan pelukis dengan gaya kolonial
104
Di taman sesuatu dibiarkan terbuka
untuk kita bisa menebaknya
pinggul yang goyang
hati yang masygul
Aku meremas tanah di taman
dan semua duka hilang
ada yang melompat dan semua duka hilang
ada yang teriak dan semua duka hilang
ada yang menangis berharap duka mengalir pergi
ada yang menanam duka dan membiarkannya
berkembang
Aku senang berjalan di taman pada waktu malam
Mencari sisa kenangan yang luput terambil orang
2014
105
Setumpuk malam dengan mimpi
yang sama
buat: HR
cadangan mineral, stok ikan, babi hutan
dan udara penuh polutan
sewa akuntan untuk menghitungnya
generasi yang belum lahir
janin yang cacad
demi apa masa depan kita rusak
dengan apa kita menghitung cinta
kita tentu tak butuh pengacara
untuk menyogok masa depan
atau donor yang melakukan implan
pada kebebasan dan kesejahteraan
sampai kita sulit mengucap selamat malam
2012
106
kubah langit
di sana, zona bintang
waktu antar galaksi
doa bersambut
yang mati mengharap bumi
mendaki tanah
mencakar tanah
yang mati menapaki tanah
hanya tanah
kolong sunyi
jalan tanah
jalan langit
tak ada jalan lain
menuju
rumah lempung
rumah harum bunga
berahi
asmara
dengannya
tak nemu jalan lain
hanya doa di zona bintang
bersambut ke tempat paling tinggi
dari batu-batu, kucium debu
susunan laku
liku jalan
jiwa
tengadah
menjaga aksara
107
dimana-mana
semua penghuni
memeluk bintang
meski tak percaya segala dewa
tengadah
ada kecut mampir
doa membanjir
kota-kota mencair
menara-menara tumbuh menuju rindu
yang mati bersinar di sana
bagai kunang-kunang berdandan
zona bintang dimana hidup rabuk
suara
cahaya
berubah gemuruh
dari jauh
lekat dalam kenangan
musim biji-biji
hujan tumbuh
syahdu jalan
segarkan pemburu yang pulang
2014
108
Sungai kita sekarang
menawar letih
menawar diam
menawar hidup
menawar dingin
guling
rebah
ditawar
angin
datang selembar dua
menawar sungai
menawar tempat
menawar kisah
kambing hidup hanyut (di mulut penduduk)
tikus mati tak hanyut
plastik
botol
mahluk non organik
menumpuk
sampah peradaban
menawar petaka
menawar harga
menawar masa depan
menawar riam
ke diam kesekian
menawar penduduk
menawar buntu
menawar hantu
hanyut
tumpuk-menumpuk
angin hulu
109
sungai hulu
tumpuk-menumpuk
menawar sisa
pandangan mata
ngalir duka
mulut ke mulut
2014
110
mata malam
malam matanya
serigala sekaligus manusia
lahirkan malam lain
mata lain
taring mencabik malam
rimba memeluk malam
ekornya mengibas malam
mata nyalang
malam berbulu serigala
mencipta pandangan baru,
malam dalam genggam
aku ingat tangan mungil antar malam ke peraduan
bulan di semak awan
bayangan harapan
aku ingat tangan mungil itu lahirkan aku
antarkan gerbang ambang
serigala penuh bulan
bergegas di mulut malam
bahagia menatap segala
fasih dengan masa lalu
takdirnya memburu
memelihara yang paling purba
di matanya
aku ingat tangan mungil itu nuntunku ke mulut
bulan
nyala malam
mata api
bulu api
nafas api
sihir malam
tak bisa padam
2013/2014
111
ketika hujan
kimia darahku tertanam
humus rumus
selebihnya senyawa yang sulit kutafsirkan
O, bumi yang manis
tempat harap berdiang
dan senyum telentang
sambut aku di setiap porimu
sambut aku seperti pecinta yang haus
2013
112
usai persetubuhan
peluhmu membaca cinta barusan saja
lepas bedug magrib
katamu,
inilah bahaya
epidemi
bulan demi bulan cuma berhias bualan
kita harus bisa memengaruhi masyarakat, katamu
lagi
mereka terlalu rakus
makan ruang tidur kita
makan mimpi kita
tidak ada yang lebih rakus dari mereka
bahkan bukan itu yang utama
lebih mengerikan lagi
mereka selingkuh dari pikirannya sendiri
tidak setia dengan suara hati
kemarin ada yang tumbuh dari televisi
sebuah sandiwara
orang-orang bercerita dalam arisan, usai Jum’atan,
saat begadang
kamarku, kamarmu, dan kamar
tetangga
sebuah kotak kaca juga
masa lalu hadir di kamarku
satu demi satu berucap
masyarakat mengambil sunyi
mungkin murung
bahagia juga kurasa
merampas segenap rindu
bahkan pengetahuan
dan syahwatku
113
mungkin tak selamanya
tapi, seperti kita
- sepenuhnya,
mencari
memindahkan
dan menghapus, apa -
barusan memang bukan jalan pembebasan tapi
aku merasa waktu menjadi berharga
peluhmu mengatakan itu barusan pada tubuhku
lidah karam
malam bertambah muda
hujan di ranjang
masa depan sepenuhnya basah
kuharap kau menerima itu, bersama masyarakat
menuliskan dengan cermat:
hidup mulia di dahi anak kita.
2012
114
A-Z menata rumah
Berpikir untuk melakukan sesuatu
Berpikir untuk melakukan hal lain
Berpikir untuk mengubah sesuatu
Melakukan ini
Melakukan itu
Berpikir ini
Melakukan itu
Melakukan ini
Berpikir itu
Lagi Dan Sekali lagi
Mengubah letak
Memindahkan barang
Menanam cabai
Memotong dahan kenangan yang menjulur
di tempat tidur
Lagi Dan Sekali lagi
Menghias kamar mandi dengan bohlam
dan srigading
Mewarnai rumah
Membereskan semua buku perjanjian
yang melantur simpang-siur
Lagi Dan Sekali lagi
Berpikir untuk melakukan sesuatu
Dari cahaya
Dari yang manis
Dari harum pala
115
Sekali lagi
Cahaya Manis Harum Pala
Lagi,
dan sekali ini sebuah rahasia
2013
116
tentu tuhan tidak menciptakan dada
dan pinggul hanya untuk mata
aku mengenalnya, jatuh di atasnya, melahapnya
seperti telur dadar goreng mentega, aku
mengenalnya, membaui harumnya yang kadung
mapan dalam sarapan, susu yang dahaga
terhidang, dan hasrat tak bisa padam, anakku
bertambah besar, bertigaan bergandengan tangan,
celingukkan dengan tanya, mentertawakan
lingkaran tak sempurna buatannya, mencari hantu
di lapangan, menciptakan mahluk menakutkan di
kamarnya, sambil menyisakan peluang padaku
untuk tetap menatap dada dan pinggul yang
bergerak-gerak di dapur, aku mengenalnya, harum
bawang, asam, uap minyak menawar mawar,
menghidangkan layar untuk terbang dan melihat
masa depan, tentu tuhan menciptakan dada dan
pinggul untuk mengenalnya, dan aku merindukan
setiap tatapan dan perasaan gembira bertemu
dengannya
2013
117
buat alejandra pizarnik
kesunyian itu saat kau menggigit kuku
	 nasib melubangi hitam matamu
	 maut datang ketika putus asa
hidup bertaut pada senyum
	 pada tabu yang kau bisikkan
	 dan penjelajahan daerah terlarang
kesunyian itu saat kau memandang gelora
	 mekar di halaman tanpa barisan kata
	 hidup dalam ketidakhadiran
2013
118
Kapan
terkenang Jibal
kapan kau jadikan saji jadi taji
waktu hidangkan kaji jadi ragi
bersigisigi liturgi pagi
kapan kau jadikan anti jadi api
2012
119
dalam perjalanan ke pedalaman yang
(tidak lagi) asing namun tidak lagi
memiliki masa depan
teluk peluk
laut bulan hutan
berangkat pergi
parit ingatan
vas dupa rupa-rupa bunga
peristiwa letih direka
rimba sunyi dalam lagu
mencuri ingatan sepatu
pandang laju padang lanturan
ada pematang tajam
merentang di simpang koramil dan rumah bordil
tiga dekade laknat tak beranjak
mimpi yang tak matang
disadap pohon kenyataan
serangga hilang kulit dan sarang
beliung kelu
di pucuk akasia dan eukaliptus
menusuk mata pribumi
pahlawan tak dikenal
dikisahkan dalam sebuah nisan
jadi Datuk dan dikubur kembali
sebuah rencana
gagal mengiris bencana
120
kematian hutan dan hilangnya pesona liburan
kisah pohon ulam dan siamang
usia membuka rahasianya
ingatan masa depan
seekor burung hantu
sibuk dalam gelap meluap
meminjam pagi menutup mata
2012
121
Banda
hutan
matahari
sayur-mayur
kutanam
di mataku
kebun-kebun tumbuh
di kepala
daun rumbia
aroma pala
air kelapa
di mataku
tungkai waktu
menjulur
milikku milikmu satu
dalam bubu
di mataku
vegetasi rahasia
lebat terbuka
mendahului kata
2014
122
Rambut
Rambut, katamu menyusun seluruh kenangan
minyak kelapa menyumbang cahaya dan devisa
kemiri membuat bangsa Eropa betah berlama
lidah buaya ditanam Jidah
oleh-oleh untuk saudara
negara berutang kepada rambut, katamu
rambut itu juga
membuatku kenal diriku
terbuat dari rambutmu
kini kelabu-ungu
jingga keperakan, menanam matahari senja
Aku melihat sebuah kereta menyusur rambutmu
kereta tanpa stasiun tanpa penumpang lain
selain aku dan rambutmu
dan sebuah sisir yang lebih mirip pisau
berkilauan seperti ingin membedah semua kisah
sementara kereta di rambutmu seperti tergesa
menunda tujuan perjalanan
rambutmu bercerita tentang rumah
tempat pulang
kau rindukan
pernah sekali sebuah laci terisi
rambut yang nanti jadi peri
pernah sekali rambutmu disanggul agar sesuai
dengan ideologi
di sebuah penataran kau bertanya
rambut seperti apa yang sesuai
dengan Pancasila
sementara anakmu makan nasi kepal dengan
garam
123
dan tentara mengurus model rambut seperti
bahaya (lebih berbahaya dibandingkan hutan
Papua dan bangkai hutan di Kalimantan yang
rambutnya tidak lagi tumbuh di kepala)
Rambut itu kini kau tata
bersamanya detik luruh
aku melihat kereta berlari cepat
gerbong-gerbong kosong belaka, neon-neon nyala
meski kau bisa membaca berita dan iklan di
dalamnya (iklan itu kau pasang sebagai berita dan
sinyal antara gemuruh kereta dan kuning wajah)
Rambut itu kini bergerilya
dari gerbong D ke gerbong E ke gerbong I
dari gerbong E ke gerbong I ke gerbong D
dari gerbong I ke gerbong D ke gerbong E
samar bergerak pelan ke sasaran
agar indah dan menyenangkan
kau menanam peneduh di kursi
penumpang
setiap sore ia menjadi rumah
perdu hangat matahari
masa lalu piknik disana
dengan bekal selalu usil bertanya
pemandangan kau petik dalam setiap petualangan
rel-rel berisik tertempa koper dan rantang
(yang isinya tak habis dalam perjalanan pergi-
pulang)
Rambut, katamu menyusun kerinduan
rambut yang disanggul itu seperti perempuan
merindukan perempuan
rambut yang dishaggy itu seperti perempuan
merindukan perempuan
124
rambut sebahu itu seperti perempuan merindukan
perempuan
rambut berselimut jilbab itu seperti perempuan
merindukan perempuan
rambut itu (kini) milik laki-laki
sebab itu ada minyak kelapa,
kemiri, dan lidah buaya
dan perdagangan bebas tentunya
rambut itu laki-laki
sebab ia hanya punya kepala
rambut itu laki-laki
sebab ia mahluk melankolia
laki-laki mabuk kepayang
(tempat) aku melihat kereta
membawa dunia
di dalamnya,
menuju perempuan
yang merindukan perempuan
sebab hanya perempuan tempat pulang
2014
125
epitaf
di pasir merah bata pahatan angin menggoda
yang datang telanjang, sepasang burung layang
mengiringi gelombang, menyapu tipis-tebal udara
menyibak yang tak tertampung mata
tak ada yang lebih kental selain gemerisik pasir
mencuri tuli di telinga, di ujung selatan
matahari membiarkan dirinya menjadi raja
panas di wajah, aroma laut terasa perasan pepaya
sebuah suasana persiapan upacara
mawar kuning dimana-mana
orkes gambus secara khusus memainkan pesanan
heart shaped box versi Nirvana
berharap setiap yang datang senang
membiasakan diri dengan peristiwa alam
ikan bakar dihidangkan, cumi-cumi, ubur-ubur
dimasak dengan jeruk, kelapa, garam, dan rica
udara terasa seperti pusat yang lega
berdiri di tengahnya, menghisap semua nyawa
yang pernah hidup di dunia
sungguh, meski matahari tak henti melecut kulit
nyala mata begitu bergaram:
melihat orang yang cemas-hati bahagia
melihat orang yang marah-hati bahagia
melihat orang yang bimbang-hati bahagia
melihat orang yang curiga-hati bahagia
melihat tawa-hati bahagia
pantai adalah senda gurau
bagi rindu tak tertahankan
126
ada yang tumbuh berabad
berabjad-abjad
lapis demi lapis jadi rumah kerang
stalagnit usia
lidah berpasir
gumuk amsal digeser angin penasaran
orkes gambus memainkan lagu Mesir
sebuah pembuka- el iftitah marsch -
pikiran bergoyang irama rumba, bertepuk tangan
melempar pekikan, dunia terasa begitu jingga,
sehampar mawar kuning menerbangkan pujian
luas angkasa
bening cahaya
datang telanjang
pulang telanjang
mengendarai siang malam
wajahnya seperti petualang bahagia
lewati air terjun
riam sungai
laut garang
wajahnya bersinar
merah tembaga
2014
127
kedai sinau didirikan tahun 2002, bergerak di bidang
literasi. bertujuan merayakan buku, merayakan
pengetahuan, dan merayakan keberagaman. kedai
sinau memiliki unit kreatif:
| kedai buku sinau yang khusus menerbitkan buku
prosa, puisi, dan filsafat dan pemikiran kritis
| akademi sinau melayani workshop penulisan kreatif,
etnografi, dan metode penelitian partisipatif
| galeri latifah melayani manajemen seni pertunjukkan
dan ruang pamer seni rupa
sastra/puisi
ISBN: 978-979-15449-8-6
percakapan
dengan
david tobing
Widhyanto
Muttaqien
Ahmad
bukupuisi

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)safiradita
 
1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupanmprieska_h
 
Jenis Puisi dan contohnya
Jenis Puisi dan contohnyaJenis Puisi dan contohnya
Jenis Puisi dan contohnyamuhammad afung
 
Antologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amienAntologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amienMaghfur Amien
 
doa dan puisi
doa dan puisidoa dan puisi
doa dan puisiariyan29
 
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWARW.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWARbuwarnisutopo
 
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaKumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaDikha Wijanarko
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisDesy Sri Cahyani
 
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriAnalisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriMuhammad Yossi
 
Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014
Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014
Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014ekraisira
 

Mais procurados (19)

Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)
 
Teks Puisi2 Ws
Teks Puisi2 WsTeks Puisi2 Ws
Teks Puisi2 Ws
 
Puisi cinta
Puisi cintaPuisi cinta
Puisi cinta
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan
 
Jenis Puisi dan contohnya
Jenis Puisi dan contohnyaJenis Puisi dan contohnya
Jenis Puisi dan contohnya
 
Antologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amienAntologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amien
 
Puisi kontemporer
Puisi kontemporerPuisi kontemporer
Puisi kontemporer
 
doa dan puisi
doa dan puisidoa dan puisi
doa dan puisi
 
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWARW.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
W.S. RENDRA, TAUFIK ISMAIL, SUTARDJI CALZOUM BACHRI, CHAIRIL ANWAR
 
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanitaKumpulan 30 puisi tentang wanita
Kumpulan 30 puisi tentang wanita
 
Koleksi puisi
Koleksi puisiKoleksi puisi
Koleksi puisi
 
bung!
bung!bung!
bung!
 
Apresiasi puisi kontemporer
Apresiasi puisi kontemporerApresiasi puisi kontemporer
Apresiasi puisi kontemporer
 
Analisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi FenomenologisAnalisis Puisi Fenomenologis
Analisis Puisi Fenomenologis
 
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum BachriAnalisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
Analisis Puisi “O” karya Sutardji Calzoum Bachri
 
Puisi Saya
Puisi SayaPuisi Saya
Puisi Saya
 
Hujan bulan juni
Hujan bulan juniHujan bulan juni
Hujan bulan juni
 
Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014
Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014
Modul 4 UN bahasa Indonesia 2013 2014
 

Semelhante a Percakapan Dengan David Tobing

Rumputeki online-edisi-mei-2010
Rumputeki online-edisi-mei-2010Rumputeki online-edisi-mei-2010
Rumputeki online-edisi-mei-2010rumputeki
 
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1Ambara Al Ambar
 
Workshop tewe damae untuk m2net
Workshop tewe damae untuk m2netWorkshop tewe damae untuk m2net
Workshop tewe damae untuk m2netdamae53
 
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1Zaenuddin Chanafie
 
soal-un-bahasa-indonesia-sd-2012
 soal-un-bahasa-indonesia-sd-2012 soal-un-bahasa-indonesia-sd-2012
soal-un-bahasa-indonesia-sd-2012Edi Topan
 
Bahan sastera
Bahan sasteraBahan sastera
Bahan sasteraNineZero
 
materi Majas.docx
materi Majas.docxmateri Majas.docx
materi Majas.docxDirman19
 
Kisi - kisi bahasa Indonesia UN SMA
Kisi - kisi bahasa Indonesia UN SMA Kisi - kisi bahasa Indonesia UN SMA
Kisi - kisi bahasa Indonesia UN SMA Dewi Setyowati
 
Ensiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smpEnsiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smpDhek Prasetya
 
Tugas resensi dan analisis Novel Bidadari-bidadari Surga
Tugas resensi dan analisis Novel Bidadari-bidadari SurgaTugas resensi dan analisis Novel Bidadari-bidadari Surga
Tugas resensi dan analisis Novel Bidadari-bidadari SurgaMitha Ye Es
 
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdfHamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdfmuhammadrakaaknar
 
Karangan kumpulan b
Karangan kumpulan bKarangan kumpulan b
Karangan kumpulan bMari Govin
 
B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2asyafiul
 
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Operator Warnet Vast Raha
 

Semelhante a Percakapan Dengan David Tobing (20)

-
  -  -
-
 
Rumputeki online-edisi-mei-2010
Rumputeki online-edisi-mei-2010Rumputeki online-edisi-mei-2010
Rumputeki online-edisi-mei-2010
 
Peribahasa
PeribahasaPeribahasa
Peribahasa
 
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
 
Soal bhs-ind-2012
Soal bhs-ind-2012Soal bhs-ind-2012
Soal bhs-ind-2012
 
Workshop tewe damae untuk m2net
Workshop tewe damae untuk m2netWorkshop tewe damae untuk m2net
Workshop tewe damae untuk m2net
 
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
Prediksi soal-bahasa-indonesia-uasbn-sd-mi-2011-paket1
 
soal-un-bahasa-indonesia-sd-2012
 soal-un-bahasa-indonesia-sd-2012 soal-un-bahasa-indonesia-sd-2012
soal-un-bahasa-indonesia-sd-2012
 
Bahan sastera
Bahan sasteraBahan sastera
Bahan sastera
 
materi Majas.docx
materi Majas.docxmateri Majas.docx
materi Majas.docx
 
Sivik b4 d5e1
Sivik b4 d5e1Sivik b4 d5e1
Sivik b4 d5e1
 
Kisi - kisi bahasa Indonesia UN SMA
Kisi - kisi bahasa Indonesia UN SMA Kisi - kisi bahasa Indonesia UN SMA
Kisi - kisi bahasa Indonesia UN SMA
 
Ensiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smpEnsiklopedia sastra indonesia sd smp
Ensiklopedia sastra indonesia sd smp
 
Tugas resensi dan analisis Novel Bidadari-bidadari Surga
Tugas resensi dan analisis Novel Bidadari-bidadari SurgaTugas resensi dan analisis Novel Bidadari-bidadari Surga
Tugas resensi dan analisis Novel Bidadari-bidadari Surga
 
PEMAHAMAN KOMSAS TINGKATAN 4
PEMAHAMAN KOMSAS TINGKATAN 4PEMAHAMAN KOMSAS TINGKATAN 4
PEMAHAMAN KOMSAS TINGKATAN 4
 
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdfHamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
 
Karangan kumpulan b
Karangan kumpulan bKarangan kumpulan b
Karangan kumpulan b
 
7 b jawa
7  b jawa7  b jawa
7 b jawa
 
B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2
 
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Contoh karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
 

Mais de widhyanto muttaqien (19)

Modul dasar partisipasi
Modul dasar partisipasiModul dasar partisipasi
Modul dasar partisipasi
 
Partisipasi publik rtrw_palu
Partisipasi publik rtrw_paluPartisipasi publik rtrw_palu
Partisipasi publik rtrw_palu
 
FPIC
FPICFPIC
FPIC
 
AI TM3 DKI
AI TM3 DKI AI TM3 DKI
AI TM3 DKI
 
Analisis sosial
Analisis sosialAnalisis sosial
Analisis sosial
 
Intoleransi masy risiko
Intoleransi masy risikoIntoleransi masy risiko
Intoleransi masy risiko
 
Menengok bumdes wma 2709
Menengok bumdes wma 2709Menengok bumdes wma 2709
Menengok bumdes wma 2709
 
Jenama tm3
Jenama tm3Jenama tm3
Jenama tm3
 
Webinar on ai
Webinar on aiWebinar on ai
Webinar on ai
 
Mengelola Relasi Digital: Leila Mona Ganiem
Mengelola Relasi Digital: Leila Mona GaniemMengelola Relasi Digital: Leila Mona Ganiem
Mengelola Relasi Digital: Leila Mona Ganiem
 
Relasi Sosial-Digital
Relasi Sosial-DigitalRelasi Sosial-Digital
Relasi Sosial-Digital
 
Sociopreneur dansoar
Sociopreneur dansoarSociopreneur dansoar
Sociopreneur dansoar
 
Sociopreneur
SociopreneurSociopreneur
Sociopreneur
 
Keamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan RestaurantKeamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan Restaurant
 
Bekasi berkelanjutan
Bekasi berkelanjutanBekasi berkelanjutan
Bekasi berkelanjutan
 
Laporan creata insos
Laporan creata insosLaporan creata insos
Laporan creata insos
 
Sosial budaya jelantah akhir
Sosial budaya jelantah akhirSosial budaya jelantah akhir
Sosial budaya jelantah akhir
 
Presentasi masyarakat rw 3
Presentasi  masyarakat rw 3Presentasi  masyarakat rw 3
Presentasi masyarakat rw 3
 
Presentasi Appreciative Inquiry oleh Widhyanto Muttaqien
Presentasi  Appreciative Inquiry oleh Widhyanto MuttaqienPresentasi  Appreciative Inquiry oleh Widhyanto Muttaqien
Presentasi Appreciative Inquiry oleh Widhyanto Muttaqien
 

Percakapan Dengan David Tobing

  • 2. 2
  • 4. 4 Judul: Percakapan Dengan David Tobing Kumpulan Puisi oleh: Widhyanto Muttaqien Ahmad Penerbit Kedai Buku Sinau, 2014 ix + 127 hal: 11,5 x 17,5 cm 1. Puisi Sastra Indonesia Gambar Sampul Depan: Foto oleh David Tobing Tata Letak Sampul dan Isi: Wees Skool Katalog Dalam Terbitan ISBN: 978-979-15449-8-6 Penerbit Kedai Buku Sinau Pemesanan buku via sms atau w.a ke 0815 8840310 atau email: red.sinau@gmail.com ii
  • 5. 5 iii Visi ruang belajar ruang Misi gerakan literasi dan melek budaya Layanan dokumentasi, riset, dan pengembangan1. sekolah partisipatif2. tata ruang• video partisipatoris• kursus dan workshop3. penulisan kreatif• metodologi penelitian• seni dan kriya• film•
  • 6. 6 Widhyanto Muttaqien Ahmad lahir dan besar di Jakarta. Kini berdagang buku, menyeduh kopi, dan bekerja sebagai peneliti lepas. iv
  • 7. Sec2:1 Daftar Isi (SEBUAH) KISAH MAJENUN DAN (BELUM) BERAKHIR Plateu 2 Malam di Semarang 3 setelah membaca (se)buah sajak 4 Perjalanan 1, Mahulu 6 Malam di Palembang 7 Apakah ini sebuah pertanyaan tentang kemungkinan 8 Perjalanan 2, Malakuli 20 Jika nanti 21 Musim 22 Ciliwung 23 Perjalanan 3, Coffee Cantata 24 Sebab bawang 25 Perjanjian 26 jam dua dinihari 27 Malam di Gaza 28 (Sebuah) kisah majenun dan (belum) berakhir 29 Perjalanan 4, Batu 30 Teduh 31 Malam di Papua 32 kucing hitam di lantai sembilan memandang bulan di jendela basah hujan 33 buat: wildan 34 Katumburi 35 Disonansi Rock ‘N Roll 36 doa puputan 39 Rencana Kontijensi 40 malam sebuah laporan 41 rasa kopi 42 Di Tempat Jack 43 sajak sepatu 44 v
  • 8. 2 PERCAKAPAN DENGAN DAVID TOBING Percakapan 1 46 Percakapan 2 47 Sebuah siang di sebuah kedai kopi yang merahasiakan namanya sendiri bersama pujangga yang tidak mengucap sastra 48 Percakapan 3 50 Percakapan 4 51 Percakapan 5 52 seorang penyair dan perempuan yang diincarnya 53 Kwatrin talkin 54 Buat Ibrahim 55 di bangku tunggu 56 Percakapan 6 57 Percakapan 7 59 Kepada Bung 60 sebuah topi 61 seperti yang pernah kupertanyakan 62 Percakapan 8 63 Percakapan 9 64 Percakapan 10 65 Sympathy for The Devil 66 tubuh (puisi) 68 apa yang dilakukan ikan ketika letih 69 dunia telah tua 71 Seperti Itu 73 jika tuhan marah 74 sip 75 Tanah Karang 76 Percakapan 11 78 MENGAPAAKU SELALU MENYUKAI TAMAN Senja di perjalanan 80 beranda rumah 81 ruang tengah 82 vi
  • 9. 3 vii ruang tidur 83 samping rumah 84 Rumah 85 kampung halaman yang jauh 87 Dunia dalam sebuah kamar tidur 89 Malem satu babak 91 Tetangga 94 Pantun Ambu 96 Kemana orang-orang pergi 97 Pernah kutuang laut 100 buat: Paz 101 Mengapa aku selalu menyukai taman 103 Setumpuk malam dengan mimpi yang sama 105 kubah langit 106 Sungai kita sekarang 108 mata malam 110 ketika hujan 111 usai persetubuhan 112 A-Z menata rumah 114 tentu tuhan tidak menciptakan dada dan pinggul hanya untuk mata 116 buat alejandra pizarnik 117 Kapan 118 dalam perjalanan ke pedalaman yang (tidak lagi) asing namun tidak lagi memiliki masa depan 119 Banda 121 Rambut 122 epitaf 125
  • 10. 4 viii Tapi, dapatkah kehidupan seseorang menjadi sebuah seni. Mengapa lampu atau rumah dapat menjadi objek seni, tapi kehidupan kita sendiri tidak. (Foucault, 1983)
  • 12. 2 Plateu cahaya keluar dari gelapnya. dataran tinggi ini seperti berenang di dalamnya. Raja Ali Haji, pusang, kepada fikiran sesak dan walang1 . ‘dari jendela kulihat dua ekor anjingku terbang mengelilingi langit di atas halaman rumah2 ’ . tapi itu langit malam. dua orang bercakap-cakap selama berabad-abad. tak ada yang hilang. kutipan semakin rindang, bercabang-dahan. sebuah pena membujur di langit. dua anjing, satu kelinci, dan sang pemburu melihat sebuah peta yang gaib di langit jadi musim pembuka sawah-ladang. dataran tinggi ini seperti cahaya yang memeriksa abjad di kepala. seakan usia langit sama dengan usia padi yang menjadi beras hendak kutanak. setiap malam anak-anak bercerita tentang serial sekolah dan ninja, kisah lain yang kutempatkan di langit paling malam. sajak tentang lawan saling pandang dengan cahaya yang keluar dari mulut anak. dataran tinggi ini kini penuh dengan tawa penasaran dan kedipan heran, umurnya sama dengan padi, kelinci, anjing, dan bintang. 2014 [1]Hooykaas, C. Penjedar Sastra. Terjemahan Raihoel Amar gl. Datoek Besar. Penerbit JB. Wolters-Groningen, Jakarta (dijelaskan pusang yang dimaksud oleh Raja Ali Haji adalah pusing, agar rima terjaga maka diganti pusing menjadi pusang) [2] Dikutip dari sajak dua ekor anjing di dataran tinggi, Afrizal Malna, Dalam teman-temanku dari atap bahasa (2008)
  • 13. 3 Malam di Semarang di penginapan seorang kawan membaca pesan cinta tidak berkeliaran (walau) tidak mengenal jam malam di pantai dua bayangan menggoyang bulan seekor ikan dan nelayan cemas akan masa depan - di lamun gelombang dan lengkung karang - 2013
  • 14. 4 setelah membaca (se)buah sajak tempat teristimewa mungkin rumah di situ waktu batas percaya nelan semua mata ruparupa benda bergerak menyusun ketegangan menyisipkan ketenangan tempat teristimewa mungkin rumah sajak tidak ada duka untuk sajak yang jadi kata-kata seperti Adam bertemu Hawa saling menyapa memahami pandangan pertama anak-anaknya mengucap - terkutuklah, syair yang tidak menyimpan rahasia - mengupas lembar demi lembar airmata di antara kangen dan bahaya ada makanan dan tempat berteduh disana, kata-kata hidup rahasia menjadi hangat
  • 15. 5 tempat teristimewa (mungkin) milik masa depan yang pergi ke dalam diri terbuka pelayan segala tempat teristimewa (se)buah sajak yang terus muda bergoyang sampai cahaya menembus biji berbiak bakal lepas. 2012
  • 16. 6 Perjalanan 1, Mahulu aku mencarimu ke arah bunyi berjalan lebih jauh lagi 2014
  • 17. 7 Malam di Palembang di kepalaku ada semacam perahu mengeluarkan nada ganjil seperti dering handphone lagu tak besyair tibatiba gelombang kata-kata membawa genit di busanya ‘nggak ada yang gratis abang’ di kampung Ayib daging durian menyusuri belepotan di lidah dan tangan rasanya riuh seperti berjalan di atas seng membuatku mabuk ditimpa bulan di atas sungai Musi kerlip lampu mata yang menipu tapi lidahku telah mahir membelah durian mencium dan meremas durinya mendengarnya mengucap ‘nggak ada yang gratis abang’ 2013
  • 18. 8 Apakah ini sebuah pertanyaan tentang kemungkinan all the leaves is brown, and the sky is grey/ I pretend to pray1 daun kisah berisi gaib usia lepas jarak antara masa depan adalah - matahari, angin, hujan, dan sebuah tulisan - kumpulkan semua wajah kerjap riang pemetik teh senyum ulat di daun pisang renyah seledri digenggam tukang bubur daun benalu menumpang nasib hangat kayu kupu-kupu menyimpan waktu di sayapnya orang-orang bersikeras membuatnya abadi kisah daun sepertinya sederhana silsilah nama-nama di ekor batang cabang dan ranting nama-nama menjadi seribu satu terpetik, menjadi nama kembali yang patah yang gagal tumbuh menunggu alam yang rahim daun kisah daun logika ditanam dan diperam buah tangan klorofil
  • 19. 9 yang rumit dan mikrokospik penjelasannya lihatlah, ada pepaya, mangga, pisang, dan jambu pada sebuah lagu dan jus stroberi di restoran langgananmu Descartes menyebutnya tuan dan pemilik alam daun yang jatuh mengantar pada kuasa -matahari bisa menguningkan semua benda, juga bisa digeser ke lain arah- tapi Tuhan dan tuan telah pergi silahkan masuk, rumah-rumah runtuh, masjid tinggal gema, ke puncak jalan-jalan berliku-padat merayap pepatah Yahudi mengatakan, Ketika Manusia Berpikir Maka Tuhan Tertawa kawanku David Tobing mengatakan rest in philosophy mungkin ada benarnya, semua telah hampa tapi sebuah hampa bukanlah semata kosong belaka daun tawa daun massa daun lenyap Gambar yang diperbincangkan orang tentang saya lebih riil dari diri aktual saya, kata Kundera dimana akan kubayangkan diri yang tenggelam yang tertanam dalam tak ubah tak tentu yang paling masuk akal: menyanyikan lagu Nina Bobo kepada anak, mengantarnya pergi sekolah untuk kali pertama, mencebokinya sambil mengatakan, wah kamu sudah besar sekarang
  • 20. 10 - lihat apa yang telah kau makan seharian- yang paling masuk akal: memecat pegawai yang tidak suka bekerja dan celamitan, mencatat daftar belanjaan dan inventaris, menabung seperak demi seperak, membersihkan rumah dan halaman yang paling masuk akal: saat orang-orang yang berkhotbah pagi hari masuk berita sore karena korupsi saat anak-anak bertanya tentang rupa orang jahat yang tidak menggunakan topeng seperti dalam kisah Batman atau Spiderman yang paling masuk akal: ngoyo kerja serabutan untuk sekadar membeli beras, dan menerima kenyataan bahwa setiap berutang seperti bersiap kehilangan satu teman yang paling masuk akal: KB setelah anak ke tiga. Karena dua anak tidak berselisih dalam sebuah jajak pendapat, kita sibuk berpura-pura memihak satu di antaranya, sebab netral sebuah pilihan palsu yang paling masuk akal: mempertanyakan apakah puisi dapat gagal dalam kehidupan bagi dirinya atau untuk orang lain yang paling masuk akal: menjadi peneliti untuk diri sendiri, mengamati laku pribadi, memihak pada yang berhak
  • 21. 11 yang paling masuk akal: berkemah di pekan musim penghujan, bercerita betapa rumah bisa menjadi tempat yang sangat nyaman yang paling masuk akal: percaya bahwa daun- daun tak butuh diceritakan tentang masa depan, ia berjemur dan riang, layu dan hilang yang paling masuk akal: mengajar anak bersepeda, mengajaknya menanam pohon, bermain layangan bersama di lapangan, dan mendengar keajaiban di sisa makan malam daun kisah berisi jalan berbicara padamu akan waktu datang waktu lewat waktu sampai waktu tepat waktu lapuk di jam tangan di jam dinding dia punya adakah waktu itu menghunus logika atau menghumus di usia Siapa sanggup menjawabnya tanpa teori, sebab waktu adalah uban di kepala dan kau akan lihat 25 tahun ke depan kecurangan Pemilu 2009 diumumkan dan waktu mengubah kasihan menjadi cinta berkepanjangan sebab telanjang 25
  • 22. 12 tahun ke depan cuma kenangan atau cerita tentang bilah angan, panjang dan pendek, menyelinap di sekitar keriput susu dan di lekuk paha dan bila kau perempuan, berharaplah pada suatu layanan lekas dan sedap itulah sebuah kesalahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang, menduga tanpapernahmembayangkanpembusukkan dan osteoporosis yang diidap masyarakat kebanyakan, yang kehilangan bobot, daya pikir, dan hilangnya generasi masa depan yang terus keracunan daun-daun terus berjatuhan sela siang dan malam hari-hari seperti layak ditinggali menyentuh silam saat perempuan masih sembunyi untuk mandi di kali saat mata masih malu menatap ibu saat ibu masih mendongengi bintang-bintang saat itu lalu siapa punya sejarah memandikan anak-anak di sekolah. sejarah yang bukan suci dari hadas besar dan kecil. sejarah yang sementara. dongeng bintang-bintang dan dongeng binatang-binatang, serupa dengan mitologi pahlawan. kali ini buaya dermawan dan kancil bukan pemenang licik. dongeng bukan tentang kiri dan kanan. harimau bukan raja hutan di Vietnam sebab tikuslah yang mengusir anak baru gede dan labil dari Amerika yang gemar menenteng senjata. Dongeng tentang sebab perang tanpa standar ganda. Kennedy di awal
  • 23. 13 tahun 1960-an mengatakan seni dalam masyarakat yang bebas bukanlah alat perang, tapi milik ruang diskursus ideologi dan sejarah mencatat jaman itu sebagai perang dingin. Obama dan Osama berumah di surga, b buat batu dan s buat es, yaitu ketika batu diganti dengan es, dua kekerasan dengan kadar dingin dan kebebalan yang sama sedang aku berdiam di dunia daun salju daun sakura daun pinus luruh dan pasti di Utara tempat konferensi tentang Selatan dan sisa poros Setan, di pelosok paling udik Utara dan Selatan orang-orang biasa merayakan hari dengan roti, nasi, sup panas, dan secangkir kopi sebuah bom meledak bukan di tempat orang-orang rapat dan segala agama menjadi tidak berguna di Barat orang mesti ikut konstitusi, di Timur orang mesti ikut kebebasan dan demokrasi. tradisi kelu, satu-satu disebut represi pelajaran pertama adalah berteriak sesuai aturan dan sopan /, lantas/ (dan) 1+1= belum tentu 2. orang-orang hilang peluang jika bukan partisan
  • 24. 14 daun anomali daun komedi lesat bertubrukan menggambar chimera sebagai diri. lapis demi lapis sulit dikenali. ada mangsa di mulut memiliki ekor seperti milik sendiri. ada yang berkepakan di tangan tak jua terbang. ada yang membuang jantungnya sendiri, menggantinya dengan plastik. ada yang pusing dengan nama dan memesannya dari sebuah buku menu daun hujan daun ladang daun menghias langit daun yang telanjang daun yang menelikung cahaya daun Adam bertemu Hawa sekarang berpikir sengit tentang penyakit ketika bercumbu ketika kawin ketika mulai memikirkan warisan dan setiap tindakan dibuatkan surat perjanjian dan mesti diumumkan Dongeng kini tentang daun-daun seperti lengan yang menyelamatkan menjepit sekarang tentang udara yang dihabiskan dalam air menenggelamkan di tujuhbelas Juli daun-daun menjadi obat sakit pinggang
  • 25. 15 sakit sendi tulang, dan selinting untuk sakit angan daun-daun berbicara di tembok bersama Bob Marley kita tak pernah tahu - emak terus menanaknya dalam nasi santan dan gule pindang, minus reggae yang ambang - daun kafan daun gurau daun raib daun kabar daun yang menjadi pintu yang mendengar maksud daun menyimpan waktu di hijau dan kuningnya di bulu dan lapis lilinnya di jari-jari dan lekuknya di mata kita usia tampak seperti daun menjadi merah di setiap kapilernya dimakan sapi suci atau kambing kurban di sela gusi suku Indian atau Batak Angkola dipatahkan dari batang oleh belalang telinga mengucapnya kembali, mata memakluminya, tangan dan kaki merasukinya, dan kulit gatal karenanya usia tampak seperti tembang bersahut bahasa, algoritma, atau cuma sunyi
  • 26. 16 yang asik berteka-teki tentang rasa dan tanggal kadaluarsa daun kertas daun latu daun bayang di sungai Nil dibentangkan cakrawala dihidupkan-dimatikan diabadikan-dihidangkan daun-daun dari laut daun-daun lumut penanda hidup yang tak kalut yang manis yang bukan perisa sebuah kenangan daun pengetahuan daun amagram bertemu penulis dan sumbu dinamitnya bertemu ilmuwan dan nuklir di kepalanya daun detonator daun apokalips menghitung mundur membilang awal sekaligus akhir tanpa hilang destinasi seperti cerita tentang sementara logika yang fana akhir yang tak kunjung sempurna
  • 27. 17 hanya selesai pada aku menjadi tanya pada anakku, sehelai daun pada batang keluarga yang tak berhenti pada nama-nama seperti pengasih dan penyayang dengan maha atau kesederhanaannya entah siapa menyebutnya tak jadi kiamat daun-daun tiba rontok terlahir kembali belia daun peristiwa kapilerisasi dari akar ke ujung daun-daun hulu daun memasak matahari untuk akar dan batang daun sejarah tentang makam yang dialiri peziarah selamatan kandungan usia 7 bulan daun dialektika kaum pedagang yang urakan mengisi pamflet belanja yang kita percaya membawa keberuntungan miliki benda ini dan kaupun ada setialah pada produk kami dan berkorbanlah kita memilikinya hanya dengan uang muka isilah kolom garansi ikutlah asuransi dialektika sungguh terjadi, aku menjadi benda, dan surplus kecemasan menjadi tuan
  • 28. 18 belanjalah secara cerdas kurangi konsumsi energi akhir sebuah seni adalah keringnya minyak, batu-bara, gas bumi -dan sebuah kebaruan adalah rongsokan daur ulang, bekas pakai, dan melarang uranium untuk dunia ketiga, menggantinya dengan sawit setelah merusak hutan dan menyelundupkan kayu gelondongan, sambil memaksakan ideologi afirmasi pasar dan erotika ekonomi hijau daun-daun tersusun berabad jadi babad daun utopia bertanya tentang maksud baik dan maksud buruk sampai pada batas samar dan sangsi ia bertanya untuk apa Ada hutan tropis rawa-rawa pesut jeruk purut 70 bidadari, (nanti) dan kekuasaan yang disembunyikan dalam vagina menjadi simulakra kotak suara berisi penis 19 cm (dan tiruan penis) yang menolak masuk ke lubang yang sama tidak sama seperti pepatah keledai buta daun fetis dengan berahi dan telur Oriental, menetap, menghimpit tanpa ampun celah pikiran datang lewat tiga baris haiku hembuskan nafas terhangat
  • 29. 19 70 bidadari, sebuah puisi daun yang berbaris daun kepompong daun tinggal daun ajal daun kenangan seperti harum bunga kopi tempat pendahulu menyimpan tradisi. seperti kumpulan kumbang mencari jalan keluar. menyapa setiap kesempatan hai helo apa kabar daun perak daun melankoli musim semi hari ini datanglah puisi hiruplah oksigen tulislah tentang dirimu yang pernah diberi nama namailah tulisanmu di luar semua kategori bersikap tempur membaca matahari bersiap gugur tiada 2012 1. Petikan syair California Dreaming, pernah dipopulerkan oleh grup rock Soft Machine
  • 30. 20 Perjalanan 2, Malakuli seperti laut yang perlahan surut lain hari waktu yang kau lahirkan berhenti barangkali itulah sunyi hadiah yang kau pendam buat petualang 2013
  • 31. 21 Jika nanti 1. Jika nanti kita tak lagi muda lihatlah matahari 2. Pesta, terik waktu tropika milik kita tak sisa 3. Kenangan itu buta lihatlah matahari saksi tersembunyi 2013
  • 32. 22 Musim Ada kabar membawa hujan buka bekal kita keladi, bunga pepaya, rica, dan udang udara penuh cemara burung membawa gelombang laut di sayapnya aku mau mengunyah dadamu saja menuang gerimis di setiap rongga saat itu kau bercerita tentang ikan dan teripang singgahi semua teluk hujan dan gelombang laut menyatu dan burung menemukan sarangnya Larut dalam laut yang melayang 2013
  • 33. 23 Ciliwung ada sungai telah tua datang tanpa rayu baca kampung lalu kaupun mengerti 2013
  • 34. 24 Perjalanan 3, Coffee Cantata1 suara biola, aroma kopi di setiap liuk jarum jam leher jenjang yang kukenal mencair, di bibir menebak yang bakal tiba buku-buku jari terbuka kemudian menerima yang tidak mudah dipahami 2012 1. Coffee Cantata, komposisi dari J. S Bach (1734)
  • 35. 25 Sebab bawang sayang, apakah bawang sebab kegelisahan siung demi siung seakan terbang tumben, baunya dinanti sayang, apakah bawang mengupas lapis kulit ekonomi di dapurmu semua terhitung mestinya ada perubahan, serumu sebab sederhana nasi goreng butuh matematika juga 2012
  • 36. 26 Perjanjian udara bersih harum mentega lekas bernyanyi dan menggoda sebelum usang usia hidup bukan gula yang harus tertuang dalam pahit kopi, mimpi, atau apalah berjanjilah terus bernyanyi bagi hidup dan mati berjanjilah memetik hidup sampai dipetik mati 2012
  • 37. 27 jam dua dinihari malam buatan tenggelamkan metromini malam kupas arkeologi tubuh lumat alpukat buatmu kenyang gelisah sudahlah pejam saja harap manis pulang bawa kembang sudah jam dua lekaslah kupas ambar betis bunga lunaskan asmara sebelum Dinas Kebersihan Kota mengamuk 2012
  • 38. 28 Malam di Gaza Di Gaza hidup terus tumbuh Menikahi nyanyian tubuh Langit biru-abuabu Angin mendayu pelan Dingin di lengan hangat perlahan Hari ini beroposisi dengan apa Tuhan tak mungkin kau salib ke dua kali Di Gaza neraka tak jadi berdomisili Sayup terdengar seruan menang kembali 2012
  • 39. 29 (Sebuah) kisah majenun dan (belum) berakhir Ia ikan tak punya kolam 2012
  • 40. 30 Perjalanan 4, Batu bunga rekahkan batu akarnya tanah hulu ulurkan hidup padamu 2012
  • 41. 31 Teduh dalam bisu semua indra, relakan air api jilati atap doa persaksian ini debaran hati kupukupu di surga bunga bermain cinta sapa setiap cahaya genggam setiap tangan di setiap taman dan senja bersegera ajak beranjak dan bergerak 2012
  • 42. 32 Malam di Papua hari ke tujuh di hotel transit hanya ada doa seekor anjing menggonggong malam keras kepala anggur terlanjur diminum hujan di luar mematuk jendela paksa mata cari cahaya tapi kelam tanah benamkan segala bintang kejora menyeret ekornya malam hampir habis menjadi kudus dan bergembira menikmati lelehan bahagia di antara mimpi yang pedih melawan segala 2012
  • 43. 33 kucing hitam di lantai sembilan memandang bulan di jendela basah hujan apa yang bisa dilakukannya duduk menggaruk-garuk punggung dengan cakarnya menyeringai ke atas dan ngiau serupa tertawa menghirup udara dalam-dalam bersin, mungkin sedikit batuk karena debu knalpot turun terbawa hujan sesekali menyimak dengan mata tajam segaris umpatan ngiau serupa ‘jancuk’, ‘puki’, ‘ma dirodok’ atau ‘sial dangkalan’ berguling ke kiri jendela bikin ngeri menguap dan pasrah dahinya berkerut kumisnya bergerak hari ini bukan hari yang tepat untuk mampus ia melompat dan selamat 2012
  • 44. 34 buat: wildan Malam nanti Unggun usia Tak bikin abu Sebab batu-batu percik api wangi stroberi bikin segala tampak muda Malam nanti nampak menyenangkan berbahaya bagi pemula hidup sehari saja reguklah batu-batu Buat peta dengan bibir kekasih, lepaskan yang sementara gelindingkan batu-batu nyalakan sumbu Malam nanti, abadilah awet dalam manis tebu doa-doa sekujur tubuhmu Mengucap abu Panas batu Malam nanti 2012
  • 45. 35 Katumburi : ODHA hanya butuh cahaya atau pensil warna untuk hidup yang sebentar 2012
  • 46. 36 Disonansi Rock ‘N Roll betterman kata Ebes yang malas, Bunda ngegoreng nasi nyanyi Ultraman kata Fathi meniup bubur di sendok Satir sekarang hilang sejak pagi, sayup terdengar suara ‘mau main ke taman’, Bunda nyanyi ngegoreng pagi Sebuah hari Gumam tetangga di rumah tipe 22 terdengar Percakapan tidak selesai dan piring berkelontangan Teriakan Anak menangis Derum motor di-starter Aroma nakal tetangga yang barusan mandi basah Anak sekolah Persuasi tukang sayur dan pedagang tirai yang datang kepagian Kawasan yang tidak pernah didatangi pedagang koran, puji Tuhan sebuah kompleks tidak sederhana hening jam 9, ritual harian Taman Satir dan geng anak-anak usia lima tahun Imajinasi tak lepas dari benak Tentang suara azan yang kini dipermasalahkan menurutku cuma kurang nge-beat sungguh nge-blues merbot di masjid Al Muttaqien itu lebih serak dari Tom Waits, but it’s ok
  • 47. 37 Sebuah panggilan untuk menggenapi kerinduan Tak terbayang 6 bulan kemudian Satir menang lomba azan Usia lima setengah tahun mesti kubawa ke Cikini dan diskusi perkotaan sambil ngerujak dengan imajinasi demikian bukan saja tradisi yang ia bela tapi sejenis hibrida perkawinan antara kerongkongan dan mikropon ia akan memainkan komposisi hujan, azan, dan taman Begitu saja bukan begitu deh Argumen negara jadi agama jadi sekular jadi warga kelaparan, tidak Kelaparan peminta-minta dalam catatan kawan Herni bukan persoalan, bunga bank apalagi salahmu miskin Bung jangan demonstrasi apalagi buat kemacetan di jalan seseorang sialan memaki-maki satu hari lupa 364 hari dia memerkosa trotoar-pedestrian menyemprotkan CO2 mendiskusikan urbanitas sambil melanggar aturan kapan sialan seperti ini disudahi, setidaknya ia tahu diri sudah azan kawan mari genapi kerinduan dengarkan lonceng dan gregorian chant atau cukupkan dengan melankoli c’est la vie mari promosikan Johnny Be Good kembali 2012
  • 48. 38 Jakarta Ketika Air Datang 1. Sekali lagi air menyusun gambar di langit kamar kuasan coklat saja tersisa aku terlatih untuk mendaur semua hal yang kadung basah di Jakarta aku terlatih membuat hatiku gembira 2. Ada berita air mengetuk pintu di Manggarai lewat di Kramatjati, merendam Rawajati kembali pesta di bulan Januari hujan pandai merasai hati jejak di sungai, kali, selokan, dan sisa makan di tanganmu adalah janji gerimis alam menyempurnakan imaji kita kembali saling sapa di atap rumah 3. Tak ada seorangpun di jalan aku memungut satu yang luput tak ada yang memerhatikan di kejauhan atau di kejenuhan kudekap jam itu, jarumnya sampai padaku tak ada seorangpun di jalan hanya genangan yang membuat penasaran 4. Hujan tempat mengenang Ada bulan buram kaca, joget disana Kerjap pikiran, berkejaran Atap pohon, semak bayang Bukit yang indah - rimba perawan Tanganku ngelayap - mastikan yang basah 2013
  • 49. 39 doa puputan langit dupa asap pesan hutan yang terbakar pita awan matahari kuning kentang mata merekam hujan di buritan bianglala bosan menggantung pikiran ingin api bakar sampan agar tuhan tak pulang 2014
  • 50. 40 Rencana Kontijensi Sebuah rencana, dari satu kota ke kota lainnya Jakarta seperti hal pertama: pikiran penuh bau uang Kita di sini sekarang, sebuah kedai remang kenang, rana membuka perlahan, Jalan tawarkan fatamorgana, lagu pujian dalam rekaman LP diulang-ulang Hari itu kau begitu Kelaparan bercerita tentang Malang yang kau hindarkan Rencana kedua, demikian kau menyebutnya, tak percuma Jakarta - seperti hal pertama (tapi ia tak pernah lupa memandang kecemasan di garis tangan) Hari itu kau begitu Kehausan bercerita tentang Batu yang kau pikul Kau berkata, beri aku manis pada mulutku di suatu tempat sebuah pinta terbentuk Mana mulutmu yang terbaik, aku menduga-duga janji Degup jantungnya terbaca Harapan di suaranya Kerling di persetujuannya berubah menjadi Desis samar aku mendengar Tawa Ular1 2012/2013 1. Tawa Ular, metafora yang diambil dari puisi Iqbal, Javidnama: Tersenyum dengan semuanya, dia bukan kawan siapapun - Tidak ragu lagi ular adalah ular meskipun ia tertawa.
  • 51. 41 malam sebuah laporan menulis di antara garis ada buta di antara yang nyata, mata guguran hati, metafisika dalam lembaran laporan ada api yang belum jadi api membakar bunyi ada tuli memberi definisi 2012
  • 52. 42 rasa kopi sepanjang adukan mengendus aroma menyeruput krema di dalamnya anak muda lelaki dan perempuan bermain-main dengan lidah mereka waktu perawan ketika itu 2012
  • 53. 43 Di Tempat Jack di pojok hari, ragumu hitam latu sisa bakaran hati Dionysian, tangismu hitam tanganku hitam aku ingin menang bumi piatu kobarkan ibu dalam abu lepas dadaku mari menyanyi panggil hujan di bumi rantau panggil kawan udara habis bangun panggung padang kikis mainkan logika buntung Zarathustra, bawa api itu, anakku Dia telah mati Hari ini aku ingin menang kenapa banyak orang ingin menang, apakah itu hasil akhir kehidupan apakah kebenaran tinggal kata-kata dari bibir pemenang-pemenang semu aku menjadi lelah dan sangsi, terhadap kemenangan-kemenangan itu1 Zarathustra, kita punya naluri hewan belum pernah diganti aku ingin menang anakku 2012/14 1. Dipetik dari syair Lagu 4: Menang, Iwan Fals
  • 54. 44 sajak sepatu di antara sol sepatu terbuka dunia sebelum lupa, aku menjahitnya dengan benang matahari aku berjalan mejamkan mata mejamkan mata (sebelum buta segala) diantara sol sepatu terbuka dunia kuhirup semua cahaya dari gang-gang tak bernama 2014
  • 56. 46 Percakapan 1 aku undang kau dalam telanjang kebebasan yang rindang aku undang kau dalam anarki rahasia ilahi aku undang kau dalam kejujuran sebuah pesta akal-akalan aku undang kau untuk bunuh diri sebab di luar hanya Neraka aku undang kau ke tempat paling setan di limbik paling dalam aku undang kau untuk bertemu dirimu sendiri 2012
  • 57. 47 Percakapan 2 Jadilah, lalu sepadang matahari Wajah dipahat cahaya -generasi ke generasi- Seorang mencari api sambil menetak berhala -di kepalanya gema- Hancurlah, lalu gelap seusia mata Seseorang mengantarnya pergi membunuh Sepagi ini, pelajaran pertama tumbuh dari tubuh yang rubuh -Lidah, mata, kaki, tangan, dan kulitnya bergelora- Ini api menanam sumbu di jejak sepatu Seorang perempuan berahi cuma dilintasi -puisi senja terus tua di kelamin redup- Jadilah, seseorang ingin jadi perempuan juga Ibu, ibu, Ibu? kata-kata menebak yang melahirkannya Dalam patriarki seperti ini adakah ayah sesungguhnya Pohon akarnya tertanam di tubuhku, rahim ini Usia diciptakan oleh lupa yang berbisa -Laki-laki seperti titik api padam di induk ladang - 2012
  • 58. 48 Sebuah siang di sebuah kedai kopi yang merahasiakan namanya sendiri bersama pujangga yang tidak mengucap sastra ada bunga tanjung ikut mendengarkan The Carpenter Yesterday Once More kemarin orang-orang bicara tentang orang-orang yang tiada orang-orang yang tiada hadir hari ini dalam menu makan siang rasanya masih seperti kemarin kemesraan membuatnya teramat sedih seakan hari ini hari terakhir dan ciuman tadi akan menjadi rindu yang tinggal di langit mulut seperti pahit kopi (dalam cangkir yang sama seperti hari kemarin bersama pujangga kemarin) ada bunga tanjung ikut mendengarkan pujangga bersedih sebab ditinggal perempuan tapi memaki pengemis dan pelayan yang memiliki menu sama setiap harinya pujangga pandai merayu janda kaya atau pengusaha lantas apa yang dicari mereka dari hari yang lewat di menu makan siang kecuali sanjung berlebihan tanpa ada satupun karya terucap
  • 59. 49 sambil melirik sana-sini pura-pura berwibawa pada yang membawa nampan menjelaskan hal-hal yang tidak penting seperti kisah lada dan cengkeh dan eksotisme timur yang ditulis kawanan asing inilah yang membuat pujangga bangga senandung The Carpenters selesai si pujangga berkata, aku tidak suka lagu itu terlalu mendayu dan kita tidak tinggal di gudang kenang pujangga bangkit dan mengambil dompetnya yang 20 tahun lalu juga tidak berisi uang biarkan The Carpenter yang bayar, ucapku sambil membayangkan, “ sang pujangga menjadi anggota ke tiga mereka” dan tersedu di bait Every Sha-la-la-la 2012
  • 60. 50 Percakapan 3 kolam doa selalu kau selipkan seperti belati hati jantungmu dengar suara malam tengadah kawan, kitalah yang tentukan jalan simpang cinta gigil kebenaran cemerlang baca suratan musim terkering cahaya runtuh kita dekap langit berdetak dalam kata nafas merdeka dan sunyi ini api bagi sementara kawan, airmatamu selalu mengingatkanku pada awan 2012
  • 61. 51 Percakapan 4 awal rindu sunyi api abu adalah tunggu 2013
  • 62. 52 Percakapan 5 Ah, apalah hidup. Ia ujung jalan, tepian jurang, atau aliran sungai. Tubuh cuma pagar dilintasi segala serangga dan cemar. Ah, apalah kata jika ia bukan semacam persaksian sebuah mantra menjadi senjata. Dan apalah arti dosa, jika cuma ada kau dan aku saja. Dan neraka terlalu lembek buat kita berdua. 2013
  • 63. 53 seorang penyair dan perempuan yang diincarnya /naluri ular nyembul di pinggul perempuan menggelinjang, jemari lelaki mencengkram gunung/1 apa yang dilakukan kata pada tubuhmu yang disebutnya misteri helai demi helai aroma membebaskan nyeri lekuk tubuh serupa gotri dalam payung kata seorang padri, mengisahkan keindahan puisi katanya, dirimu seperti hujan yang datang mengurut hasrat di setiap pori perempuan itu lalu berkata tak perlu basa-basi, jika kau mau dagingku dada, paha, dan kelaminku ini untuk diriku sendiri aku tak memenggalnya hanya untuk puisi seorang padri, penasaran dengan senjatanya mengungkap pucat isi kepala seluruh puisinya gaib tiba-tiba berebut gelisah dengan konaknya 2014 1. Petikan sajak Genesis ditulis oleh Sitok Srengenge
  • 64. 54 Kwatrin talkin doa di ujung teruk sekantung rahasia undang seorang tua masuk sepi penuh jeruk asam di mulut nyalakan takut menyahut dalam serak mengiris mata berat hadirkan tipis kulit maut waktu telanjang bulat kucuri dari Conrad dan Balzac aku memesan kopi dan kau jus sirsak siang harum karat 2014
  • 65. 55 Buat Ibrahim Adalah bidang sajadah rumah bahagia rupa-rupa semakin yakin semakin intim Adalah ladang ziarah rumah sejarah segala arah segala pasrah kini berdarah akukau mendaku pisau dimatakau punahku punahkau dimataku Ibrahim wariskan Tuhan talut kemelut hakikat Hidup Maut Kecup Kecut 2014
  • 66. 56 di bangku tunggu Waktu membiak matamu, terpejam Tuhan selalu berahasia dengan usia 2013
  • 67. 57 Percakapan 6 bahkan bahasa yang licin tembus pandang dapat patah patah darahnya patah tulangnya patah giginya patah berserak patah berderak patah batu patah mata patah sayap aku bayangkan burung gagak patah semangat melihat sekarat pada mayat gagap terhadap laparnya sendiri bahkan seraknya tak lagi mengundang curiga bahkan bahasa yang tampak serba mungkin jadi kuburan kelak bersama apa disayat disadap diendapkan
  • 68. 58 dengan api ia uap jadi hujan jadi keringat kau tadah nanti jadi doa 2014
  • 69. 59 Percakapan 7 Sajak ini mungkin pernah lahir di gardu telepon, sebelum ada handphone, atau lebih kuno lagi sebelum ada masehi, di bawah pohon kurma, di hangat cuaca, mungkin ia lahir dari knalpot mobil atau dari mesin cuci, atau lebih kuno lagi dari sekawanan burung-burung, mungkin pula dari bahu beruang madu, siapa yang tahu. Sajak ini lahir di hari Rabu, usai suara dan dering yang datang dari televisi, mungkin juga di masa lalu lahir di gua dalam hutan cemara. Sajak ini mungkin saja lahir tanpa ayah, hanya berkawan Jibril walau terdengar hampir mustahil. Sajak ini layaknya bayi Isa sanggup mengatakan kebenarannya. Sajak ini menyusun nasib sendiri, ia menjelma kuda, lepas kekang tak ingin mencari tuan. Sajak ini menjejali kata dengan maksudnya, mungkin dulu mantra, atau gambar yang penuh rahasia. Sajak ini seperti rambut poni, yang sesekali kau akan seka atau kau lemparkan ke belakang, sambil menduga dimana jatuhnya. Sajak ini telah memberi tanda di antara mata dan kepala, ada dada dan paha terbuka, mungkin tak menjadi sajak di tempat yang berbeda, mungkin tanda yang mereka sukai adalah empat mata, cula badak, kadal hitam, bukan tubuh tempat rajah tak hendak dibungkus. Sajak ini sangat mungkin lahir dari kamus atau kakus, dulu, dalam purbanya lahir dari batu sungai atau topan lesus. Mungkin sajak ini hanya hampa atau hanya lega. 2014
  • 70. 60 Kepada Bung berjalanlah pacu semua kuda dan damba bebas dari menghamba 2013
  • 71. 61 sebuah topi ada mata rantai kemiskinan ternyata pikiranku terlalu lama dibiarkan sendirian kulihat orang-orang menjadi hijau dengan aroma kayu manis ada kemiskinan rantai pikiranku ternyata mata terlalu hijau dibiarkan berkeliaran orang-orang berbau amis dengan topi berisi ikan kuselidiki bukan nelayan tapi ikan memakai topi hijau membawa rantai beraroma kayu manis sendirian berkeliaran kau seharusnya percaya karena ciri topinya sama dengan apa yang kaupakai 2012
  • 72. 62 seperti yang pernah kupertanyakan kuganti apa kata tuhan dengan kamu dengan k besar atau dengan kau saja dengan k kecil namun pembaca merasa kau ada dalam dirinya atau kuganti cinta seperti puisi terdahulu yang dibuat dari anggur yang berisi mawar dan kau telanjang di dalamnya seperti dalam film American Pie tuhan di setiap lekukmu aku kutuk sebab anggur hilangkan pikirku dan mawar kupasku sedemikian rupa hingga duri semakin masuk dalam darahku gantikan setiap k besar dan kecil dimana aku ingin menyebutmu tanpa bahasa tanpa metafora kuganti apa semua bahasa apakah setelah itu manusia punah atau dunia seperti sedia kala tanpa aku tanpa kau tanpa American Pie tanpa apapun yang bisa membuat cinta jadi rudal jadi tentara terakota jadi kerajaan jadi tuhan jadi kuganti saja dengan t besar atau t kecil yang bagi orangorang percuma dan mengapa harus dipersoalkan segala tetek bengek tentang tuhan bukankah perintahnya sudah jelas 10 atau sebelas ada yang mengatakan 14 ada yang satu kitab ada yang membuat kitab sendiri tapi tuhan bukan sekadar huruf besar atau kecil seperti dalam kategori puisi ia tidak butuh tanda baca titik atau koma apalagi tanda tanya mungkin ia juga tak membutuhkan bahasa sama sekali seperti yang pernah kubilang seperti yang pernah kupertanyakan tentang tuhan yang pernah mati berkalikali 2013
  • 73. 63 Percakapan 8 jam pasir itu tidak menunjuk apapun kata-kata bahkan rintihan (kecuali) harapan, guguran tanpa suara tak lekas, mirip sajak dari mama jam pasir itu musafir dalam kurungan waktu 2012
  • 74. 64 Percakapan 9 ada yang memindahkan kata dalam tulisanmu, bersembunyi lalu diam-diam bercerita, sesuatu pernah kau rasakan, sesuatu pernah kau rindukan, sesuatu yang pernah kau baca entah bagaimana dan tetap saja, kata-kata itu bersembunyi, tak kau temukan letaknya, hanya suara yang mengajakmu bercakap-cakap, sampai kau merasa tak takut untuk menceritakan siapa dirimu yang dituliskan oleh kata-kata yang bersembunyi itu kata itu, kau tahu, adalah seorang kawan, yang ingin mengasihimu, memberangkatkanmu ke tepi lain dari gelap, menyusup kedalam tenaga, membuatmu merasa sejahtera 2014
  • 75. 65 Percakapan 10 yang kusuka dari sesuatu yang asing: ia mengajak mata-telinga berkeringat tubuh bergulat mata melipat kaki melipat pusar melipat punggung melipat leher melipat dada melipat mata memindahkan tangan ke setiap lekuk pemahaman ke setiap bayangan yang asing itu, selalu pernah menyentuhmu kadang selesai terkunyah, ia sampah mendaur-ulang ketakutan dukalara bahagia curiga pada suatu ketika yang kusuka dari sampah itu bagian dari tubuhmu bagian dari tubuhku bagian dari moyangmu bagian dari moyangku dan yang paling kusuka adalah keasingan: ia menyindir diriku mengenalkan hal yang paling muskil Siapa Aku 2014
  • 76. 66 Sympathy for The Devil :bagian kedua Bayangan Adam meluap godaan meluap nestapa Adam kawin lagi putus asa ia bertanya, bukankah aku pasangannya satu-satunya kloningnya, DNA yang sama aku rusuk kiri bengkok demi Adam Adam, oh Tuhan aku diciptakan dengan cara tak biasa berpikir diarahkan dengan cara tak biasa bertindak disuratkan dengan cara tak biasa Adam, kulahirkan kembali replikamu Oh Tuhan mengapa kau kutuk aku sebagai pemberi kasih sayang, rahim yang lapang, ladang penuh curahan bayangan Adam meluap aku menyukaimu, seperti aku menyukai Apple Pie Adam surga ini sungguh aneh untuk kita berdua Replikamu, meringkus aku di dunia aku binasa sejak mulanya Surga itu selembar tikar, kubawa ke dunia luas tempat kita diikat pikiran Peta tempat kita pertama menyulam pakaian
  • 77. 67 Adam yang telanjang, sebenarnya lebih sering sendirian Sebab di surga semua serba ada tak dibutuhkan pikiran Satu-satunya puisi adalah bayangan siksaan pertanyaan tentang keabadian Aku tak ingat pertemuan kita dengan setan atau kueja Setan, biar kau mendengar keluhku Adam, Oh Tuhan sungguhkah Setan itu ada karena takdirku memujamu di dunia tempat sisa Hidup aku selalu meraba-raba siapakah laki-laki itu sesungguhnya 1986-2014
  • 78. 68 tubuh (puisi) cuma pada (tubuh) puisi baris spasi alinea dibiarkan tak berisi mungkin jeda menghimpun kosong di antara liminal tanda-tanda jadi tuan atas kata-kata sebelum dan sesudahnya mungkin makna atau apalah sedang disiksa tepat pada saat itu sambil menelan ludah aku selalu berhenti pada kekosongan itu yang lebih kecut dibanding hidup 2014
  • 79. 69 apa yang dilakukan ikan ketika letih di sebuah kolam ada tangan tak kelihatan ikan yang sembahyang berharap surga ikan ikan lain berharap kolam yang luas dan tenang mungkin tak tenang tak harus tenang luas kolam idaman ikan yang butuh banyak mainan masa depan milik semua ikan di sebuah kolam yang letih hanya berharap tangan tak kelihatan memberikan sebuah pandangan yang tak meluaskan kesemuan di sebuah kolam ikan-ikan memilih tangan yang membawanya ke penggorengan kematian yang hanya ikan cuma seharga usia kesegaran (kenangan akan sejarah kolam tak sama di sirip ikan) dan kenangan di mata ikan, hujan meluapkan kolam semesta ikan semesta pengulangan tak ada yang sia-sia di piring makan ikan di sebuah kolam ikan pingitan menunggu ksatria malam
  • 80. 70 ksatria piningit terjepit dalam perang perang sebenarnya ada di antara kucing dan kucing pemenang berkeliaran di dapur tuan- tuan 2014
  • 81. 71 dunia telah tua semua bernyanyi ikuti aku ikuti dia kita (akan) bebas tapi nasib tertawa meletus tak terbaca di telapak tangan di langit hidup itu-itu saja melarat sialan, kena najis polisi brengsek di tikungan di tempat pelacuran di hutan di bar di masjid di warung kopi dia ada sang najis hidup yang kecut tak butuh makian sial dangkalan pukimak masturbasi jadi tak asik ah, Si Burung Merak aku rindu bluesmu yang membuka kutang memamah dada yang belum matang
  • 82. 72 jadilah Jalang lari ke bukan pasar pergi ke bukit pala ah, rindu melihat bintang kelap-kelip pantat bulat beludru mata mengerjap rindu bergetar, bergetar seperti pertama membaca Surat buat Dien Tamaela hati Beta berdesir, aduhai puisi laut yang kalut carut yang larut ini hidup berharga bukan untung-untungan masuk kau dalam aku kucari kau ini belum selesai sampai kuhilangkan semua najis sampai kuberikan sperma yang paling matang sampai kau tidak lagi pura-pura menolak dan menjadi binal aku menolak mati sampai aku masuk dalam kau dan sempurna tak bernama 2012
  • 83. 73 Seperti Itu puisi, itulah pengantar bundamu tidur dongeng kesetiaan dan harapan bintang yang kelak kujadikan kuda pacu atau kusematkan di rambutmu pada waktu itu puisi adalah semacam tanah kubentuk suka hati ia kugendong, sempat terinjak terselip di rimba kenangmu puisi, itulah yang mengantarmu sekolah ia harum sabun dan omelan bunda kau kayuh setiap harinya kau seka dengan lengan bajumu seperti itulah puisi guratan yang kau tulis di papan tulis dan kau sebut itu angka empat atau papan tulis yang kau rubuhkan karena kawan merebut kapur di jarimu ia sederhana kelak kau rasakan denyutnya ketika mulai naik gunung ada yang menggelagak di sana saranku, jangan mengelak puisi, itulah yang menyeduh kopi setiap pagi riang dan matang di situ mungkin ada yang masih disembunyikan kita akan mencarinya terus percaya sebab ia rindu sebab ia rayu tak baku tak henti laju 2012
  • 84. 74 jika tuhan marah : buat AF Rabbani-Godilkooh jika tuhan marah ia tidak akan berani melawan anakku sendirian sebab ia tanpa dosa akan menggulingkannya di kasur dan dapur tanpa ampun dan aku tak sanggup melerai yang demikian binal dan kekanakkan 2012
  • 85. 75 sip : terkenang choky rh telanjang seperti itu sip. terlalu walau ada deru ludah tertelan adakah setan baru sip. terlalu walau ada puja harum dupa di mata beradu luka merangkum semua sip. semua terlalu tak pernah tahu 2012
  • 86. 76 Tanah Karang matahari hari ini kita selidiki. mungkin berguna untuk kesehatan: bokong bulat coklat dan susu sempurna. keringat penaklukan datang dari uap, gairah, dan serakah. uh ah kulit hitam mengkilat, rambut gelap kemiri. bibir yang penuh dan mata yang menantang. tanda untuk pekerja rumah tangga atau budak perkebunan. selain nyamuk malaria tentu mandor dan tuan-tuan suka tidur di atasnya. menghirup secangkir capucin di malam bulan terang. berdansa menghitung setiap peluang perubahan kekerasan di selangkangan. uh ah dengan sopan dan kemuliaan. penaklukan itu memahami setiap kesuburan, mineral, dan cerita lisan yang dianggap berbahaya. mencium dengan tenang, sambil menyusun mesiu, mengajarkan sebuah lagu. para budak menyanyikan hanya sebuah lagu, hanya sebuah, ketika matahari di atas kepala, hanya satu matahari untuk banyak kepala. uh ah tuan bilang begitu, duduk di atas tanah karang, duduk di atas kata-kata, duduk di atas kepala, duduk di atas jalan dan tujuan, duduk di atas segala nyanyian, yang diwariskan kemudian. satu matahari untuk banyak kepala. sesiapa menggugat tentulah tidak bersetuju dengan gairah dan serakah yang terus diurap. uh ah gemerincing rantai besi sejenis ketagihan diberikan di sekolah. uh ah
  • 87. 77 sekarang menjelma buruh dengan berbagai strata, masih teriak merdeka. tanah-tanah seharusnya basah setelah ereksi, namun mulut bertukar tempat sering sekali, seperti asap, hari ini kering setelah tiga hari lubrikasi, pasanganmu tetap terbelenggu tanpa gairah.uh ah mall tak mungkin kosong sebab anak istri berekreasi menatap setiap ironi, kepalsuan abadi ini permainan tuan dan budak, setelah matahari ramai diselidiki dan badai yang menyertai membuat pucat semua khidmat jadilah tuan dan belilah budak. uh ah hidup untuk hari ini, telanjang dan mabuk kepayang. para tuan berejakulasi di wajah setiap orang di jalan, teriakannya mengundang berahi. aku sampai, aku sampai. para tuan, tentu sangat percaya dengan revolusi- ada gairah disana- yang ia tidak dapatkan selama ia dalam posisi seperti ini. uh ah 2013
  • 88. 78 Percakapan 11 kemana daun jatuh tulis angin di tempat yang kosong itu di luang nanti 2012
  • 90. 80 Senja di perjalanan runcing senja anyaman laba-laba langit limau terasa luka di bawah luka jalan di kota-kota mati dan mati lagi karnaval cahaya melukis bayangan menari dan menari di selimut cakrawala 2014
  • 91. 81 beranda rumah tempat pertama debu di pohon debu di bintang debu di burung-burung sayap kupu-kupu aku menyambar petir meniup angin mewarnai atmosfir menatap setiap drama dari beranda mencuri tenaga dari matahari membuat rumah dari debu yang ingin menetap di mataku 2014
  • 92. 82 ruang tengah dua per tiga luas pandang deretan buku kusebut tamu ruang itu tempat tunggu arena gulat dan adu tinju hanya aku sebagai pelaku aku tiran bagi waktu sekelilingku sepertiga luas pandang tersisa lampu sebuah meja bangku hembusan huruf semalam 2014
  • 93. 83 ruang tidur memandang populasi seperti disini ramai suara tertanam dinding merah muda langit kaca serangan dari belakang dan depan tiga prajurit kavaleri kini tertawa waktu berkuda di punggungku teriakan frontal demokrasi jalan-jalan jampi-jampi mimpi-mimpi seliweran ini pertempuran seperti permainan layang-layang di tanah lapang kadang singit kadang mati angin tak pernah ada pertempuran begitu manja begitu terbuka penuh rayuan 2014
  • 94. 84 samping rumah matahari, hinggap sudah hari kemarin rampung di setiap ujung mata, kiri dan kanan menjerat keindahan sayang kasih bertumbuhan di dahan yang sama burung kecil lincah mencari makan 2014
  • 95. 85 Rumah orangorang pergi binatang-binatang membuat jejak bolong di langit-langit retak di pintu pecahan-pecahan tikus ular kecoak kucing hitam terpajang Anno 1945 mati dan direlokasi Anno 1955 demi demokrasi Anno 1965 demi revolusi Anno 1972 sebuah awal Anno 1978 rumah tumbuh dari tanah Anno 1985 rumah dalam tanah
  • 96. 86 Anno 1991 rumah remaja Anno 1998 demi reformasi Anno 2006 rumah belah Anno 2009 rumah pindah menyalakan tubuh rumah isi buku sepeda roda tiga nangka mangga jambu jamaica manggis suara tangis minta susu suatu ketika orang-orang pergi binatang-binatang ganti menempati (teriakkan kembali) revolusi revolusi (tak jadi) revolusi revolusi (tak sampai hati) 2014
  • 97. 87 kampung halaman yang jauh i. Perjalanan melewati bangunan rubuh atap-atap runtuh pohon-pohon mati akar wajah-wajah licin dimakan angin Kutanam rasa takut pada yang tersembunyi daunnya gelisah buahnya rindu Kuberikan bekal pada orang di pinggir jalan siang malam menuju tempat paling jauh yang bisa kudatangi Kutangkap suara kubenamkan api di antara yang tajam kualiri kata-kata ke tempat paling terang - mungkin sepi belaka - arah perjalanan memakan usia pecahkan mata Aku mencoba berpayung awan - yang selalu mengajakku menjadi hujan -
  • 98. 88 Di tanah api mimpi kering kubiasakan punggungku untuk bernyanyi mengikuti kakiku yang menyala-nyala menuju tempat dimana aku bermula ii. jika aku angin dimana tepiku tebing gunung sayap burung kain bendera dalam mimpi bangsaku di dahan yang muda, aku menyeru -bangunlah, lihat cakrawala dimana langit dan bumi menyatukan pandangmu - jika aku angin aku menepi dalam kuduk dan pelupukmu menguncimu dalam layar menuju tempat paling jauh yang bisa kudatangi 2014
  • 99. 89 Dunia dalam sebuah kamar tidur pusat bumi tangisan anak yang minta dibacakan dongeng ada kota gereja masjid pura taman dengan perosotan dan ayunan ada serigala ular beruang ayam kunang-kunang di atas kolam berbagai pertanyaan menimbulkan permainan tebak-menebak pukul-pukulan di sebuah kamar dunia dibentangkan pertanyaan tentang cinta pelajaran ciuman tak pernah kelar 2 juta tahun cahaya bagai jeda ada gunung yang dibangun setiap hari lebih tinggi dari Golgotha lebih runcing dari piramida lebih sunyi dari puncak stupa tumpukkan bantal mengantar mimpi melintasi aneka galaksi
  • 100. 90 ada mimpi membangun pagi menyentuh kini beranak hari mimpi-mimpi yang bukan fotokopi dunia kita sebuah kamar pintunya membuka cahaya semua cerita tegak di atasnya dengan tangan mungil sebagai penjaga dunia kita sebuah kamar, sering pesing dan berantakan, penuh mainan dan pujian, sebuah perjalanan khayal dari mantra-mantra menuju kehidupan sebuah kamar replika sorga 2014
  • 101. 91 Malem satu babak Beib, di luar angin santer tuh, sayang kantong lagi kojor kalo gak kite nonton ada teater di Cikini, ada calon presiden di Monas, sayang die kagak sudi, ribet banyak piaraannye, mending tereak Oi katenye, orang-orang pade nyemut deh Beib, ape bener ye peruntungan itu penting, kate orang Jawa bejo, kok kite dagang gak laris-laris ye, tetangge mata jual beras aje naik haji dua kali, lha kite jual kitab, siapa nyang mau makan ye paling si kacamata ama si juling yang suka puyeng bicara bangsa - bentar, ngomong-ngomong masih penting ape bicara bangsa, pan kite mahfum deh, susah amat cari duit hari gini, jalan macet, kampung terus banjir, kite terus keok, yang untung siape ye - Beib, elu pake sampo ape parfum apaan, jadi pengen gituan neh, harumnye gak ketolongan, sempet loe ye kredit minyak wangi pas dagangan sepi, eh beib, pake yang ada rendanye ye, ni kan malem minggu, biar kite susah, bikin anak tujuh, siape nyangke nanti ade satu dua yang bawa rejeki Beib, buruan, di tipi ada si biang kerok tuh, mau buka tempat gituan lagi, ntar aye ada yang ngajak lagi, elu emak-emak kudunye protes dong, niru orang pinter, demonstrasi, emang orang kuliahan aje yang bisa nuntut, dulu jaman bang Ali beda, itu orde baru, die mau bikin ape kek orang takut, sekarang pan jaman orang insap,
  • 102. 92 walau banyak yang muke gile, besok abis ngaji pade demonstrasi deh, jangan cuma pas beli panci kekep elu pade demo Beib, kire-kire pemilu kite nyoblos gak ye, itu orang-orang yang pernah kite tusuk gak kapok ye disumpahin orang kecil, kagak kualat kagak cilaka, dose kite bejibun kali ye, jadi doa kite kagak dikabulin, tapi masa iye orang kecil banyak dosanye yang ade banyak makan ati Beib, besok ane nyaleg ye, kadung jadi warga, tapi duitnye darimane ye, buat pasang poster ma baliho, bagi-bagi sembako, tapi enggak ah, ane gak mau pasang poster dimane-mane, nanti muke kite diludahin orang, gw aje eneg liatnye, tapi gw timbang lagi dulu deh, tuh orang yang mukenye dipajang di mane-mane pade sarap kali ye, soalnya nipu melulu, ade nyang udeh 15 taon di DPR kerjanya korupsi- walau haji dlapan kali, kan cuman orang sarap yang begitu, ane gak jadi deh nyaleg, nanti orang kira ane sudah sarap juga, mati rasa Beib, elu ikhlaskan idup begini, nyang penting halal, meski shalat gw juga bolong-bolong, dapur masih kaya kapal pecah, rambut gw masih gondrong, he he klimis ntar disangke copet, mending gini dikira tukang lenong Beib, gw cinte ma elu kaya penggorengan ma sudit, kaya kuali ma tutupnya, kaya tudung saji ma bakul nasi, puitis kan beib, daripade kucing langsung nyosor brisik di genteng, semoga malem ini ujan, dikit aje biar gak banjir, kite bisa kekepan bentaran di belakang, biar bokek kite blusukan ke kebon belakang
  • 103. 93 Beib, masup dulu nyok, ntar malah kite kerokan, periksa kurcaci udeh pade ngorok belon 2014 Catatan: Beib, disini adalah kependekkan dari habibah, yaitu kekasih
  • 104. 94 Tetangga Mungkin ia hanya ingin berdiskusi pagi penuh bunga ketika selembar koran melecehkan isi kepala Mungkin melankolia belaka sebab waktu terus terulur bukan malam semakin bujur Mungkin ia penasaran pada kata setia menguji arti merdeka Mungkin ia cuma rindu pada mata yang terlihat dahaga dan hasratnya yang tidak kesampaian Mungkin ia hanya membuat kisah tentangmu yang diberi nama baru Mungkin ia memang butuh terjaga menanti sinyal paling liar melayani kesepian paling binal Mungkin hanya itu yang bisa dikerjakan menyusun syair yang bergegas lupa sebab tempat untuknya tidak ada Mungkin ia berharap sedikit saja kata tersingkap memijak puncak paling sedap
  • 105. 95 Mungkin rayuan tidak butuh estetika sebab gombal dan kriminal hanya butuh angka-angka Mungkin hanya penyair sungguhan yang susah payah mencetak sawah dari kata-kata yang dipinjamnya lewat kenyataan yang bahkan tidak dialaminya Sebab imaji tidak butuh pekerjaan Ia hanya butuh tanda tanya Mungkin ia hanya ingin memindahkan rasa isengnya ke bibirmu dan berlalu 2014
  • 106. 96 Pantun Ambu 1. aduhai rambutan binjai sungai masai, jalan-jalan hampir selesai lesap rasa susumu langit Ambu lalu cumbu waktu kecilku 2. duh katamu bersepeda kayuh bahagia urung runtuh dia sehasta saja dari guguran nangka yang menari polka 3. malam kabut perca serabut lili laut nyata hidup lebih setangkup aliran vena bermuara dalam erata 2014
  • 107. 97 Kemana orang-orang pergi i. Membersihkan rumah memungut remah bahasa yang hilang seperti shaman kami membakar menyan melihat masa depan kubiarkan sebuah kembang ungu muda tumbuh di sela dinding terbuka cahaya beranakpinak dan si bungsu mengenalkan kembali percakapan ii. Ada kutipan terunduh dari masa lalu anakku, Adriana bertanya dimana Aku ketika itu, menunjuk foto di Puncak (ia tak ada di situ) “Tak ada Na”, katanya sambil menangis Satir menyambutnya, “Adik sedang minum susu bersama Fathi di perut Bunda”, waktu itu minum susu sambil menunggu Satir punya pertanyaan susulan, kemana orang- orang mati pergi di kuburan orang-orang tidak bisa bergerak “Barangkali, mereka di tempat yang sama, sebelum ada kelahiran menunggu sambil minum susu”, kataku agak ragu
  • 108. 98 Satir berkata, “Di Surga, Ebes, jika berbuat baik” Lantas kemana lagi orang mesti pergi, tanyaku Pulang, katanya lagi, seperti Superman dan Ultraman yang terus mencari ibu dan bapaknya Mencari keluarga (saya merasa hidup ribuan tahun, dan belum pernah berduka) Ebes jangan pergi, Bunda jangan pergi Satir menutup percakapan menguap berdoa Rabbi firli waliwali dayya warhamhumma kamma rabbayaani shoghiraa Adakah sayang yang berbatas saya menelan semua percakapan dari mulut kejujuran dua menit kemudian hanya diam Saya berpikir, alangkah sunyinya sebuah keabadian dan sebuah restu untuk kematian, mungkinkah saya menemukan satu kata untuk menjelaskan rasa sukacita yang sangat dalam: Pulang iii. Sebelum masa tua embun, itulah kita baka di pertemuan antara bilah matahari dan dingin hati menetak mengambil kilau di lekuk cahaya tak berjarak dengan yang fana
  • 109. 99 embun, itulah kita merebut pandang setiap ladang setiap padang jendela kaca tak berjarak dengan yang akan datang 2014
  • 110. 100 Pernah kutuang laut pernah kutuang laut dalam rumah agar dekat denganmu asin bersamamu tapi aku lupa alfabet laut pulau ikan gelombang lupa haus laut tanpa dinding juga seperti labirin 2014
  • 111. 101 buat: Paz ia bergegas ayo nasib keluarlah dari gulita sembab - jantung air - bertukar sejenak, bulan demikian bulat gembung pipinya seperti milikmu kita berpasangan kau berotasi mencoba mengenali kuat gravitasi aku bergegas sebelum sinyal hilang dan udara menjadi vakum, tanpa nafasmu air ngalir dari mata kampung jantung aku mengambil satu uban (satu-satunya yang baru tumbuh) di kepalamu, nyaris kubilang, kita pernah mencoba menahan waktu aku melihat ke arah anakku yang mungkin dilakukan menyambungnya menghubungkan kisah lihatlah, waktu lahir dari tubuh kita
  • 112. 102 dari mulut anak kita kelak mereka berkejaran dengan siang belajar membaca apa yang kita punya Ayo nasib, dahului aku sementara itu, aku istirahat dulu bercinta di batu-batu yang melahirkan suku-suku di rumahku 2014
  • 113. 103 Mengapa aku selalu menyukai taman Ada yang berulang di kerikil yang kuinjak bunyi merdu di semilir ingatan Ada orangtua menggandeng tangan pasangannya ada yang bermain dengan cucu melihat masa kecilnya Lalu masa damai Penuh bunga Di taman ada bangku dari kayu selalu memanggil aku ada bangku dari besi tempa selalu bersapa Ada yang seperti meja tempat si gadis memangku tangan dan bersila Aku menyukai taman karena banyak pengulangan jalan setapak saling terhubung pengunjung yang sama tanpa nama tempat keluyuran tanpa alamat Dan jika aku bersedih Sangat banyak teman disana Ada yang menundukkan kepalanya atau menanduk langit nasibnya ada gelandangan yang setiap hari pidato ada orangtua yang menawarkan peta harta pemusik yang seolah terkenal dan pelukis dengan gaya kolonial
  • 114. 104 Di taman sesuatu dibiarkan terbuka untuk kita bisa menebaknya pinggul yang goyang hati yang masygul Aku meremas tanah di taman dan semua duka hilang ada yang melompat dan semua duka hilang ada yang teriak dan semua duka hilang ada yang menangis berharap duka mengalir pergi ada yang menanam duka dan membiarkannya berkembang Aku senang berjalan di taman pada waktu malam Mencari sisa kenangan yang luput terambil orang 2014
  • 115. 105 Setumpuk malam dengan mimpi yang sama buat: HR cadangan mineral, stok ikan, babi hutan dan udara penuh polutan sewa akuntan untuk menghitungnya generasi yang belum lahir janin yang cacad demi apa masa depan kita rusak dengan apa kita menghitung cinta kita tentu tak butuh pengacara untuk menyogok masa depan atau donor yang melakukan implan pada kebebasan dan kesejahteraan sampai kita sulit mengucap selamat malam 2012
  • 116. 106 kubah langit di sana, zona bintang waktu antar galaksi doa bersambut yang mati mengharap bumi mendaki tanah mencakar tanah yang mati menapaki tanah hanya tanah kolong sunyi jalan tanah jalan langit tak ada jalan lain menuju rumah lempung rumah harum bunga berahi asmara dengannya tak nemu jalan lain hanya doa di zona bintang bersambut ke tempat paling tinggi dari batu-batu, kucium debu susunan laku liku jalan jiwa tengadah menjaga aksara
  • 117. 107 dimana-mana semua penghuni memeluk bintang meski tak percaya segala dewa tengadah ada kecut mampir doa membanjir kota-kota mencair menara-menara tumbuh menuju rindu yang mati bersinar di sana bagai kunang-kunang berdandan zona bintang dimana hidup rabuk suara cahaya berubah gemuruh dari jauh lekat dalam kenangan musim biji-biji hujan tumbuh syahdu jalan segarkan pemburu yang pulang 2014
  • 118. 108 Sungai kita sekarang menawar letih menawar diam menawar hidup menawar dingin guling rebah ditawar angin datang selembar dua menawar sungai menawar tempat menawar kisah kambing hidup hanyut (di mulut penduduk) tikus mati tak hanyut plastik botol mahluk non organik menumpuk sampah peradaban menawar petaka menawar harga menawar masa depan menawar riam ke diam kesekian menawar penduduk menawar buntu menawar hantu hanyut tumpuk-menumpuk angin hulu
  • 119. 109 sungai hulu tumpuk-menumpuk menawar sisa pandangan mata ngalir duka mulut ke mulut 2014
  • 120. 110 mata malam malam matanya serigala sekaligus manusia lahirkan malam lain mata lain taring mencabik malam rimba memeluk malam ekornya mengibas malam mata nyalang malam berbulu serigala mencipta pandangan baru, malam dalam genggam aku ingat tangan mungil antar malam ke peraduan bulan di semak awan bayangan harapan aku ingat tangan mungil itu lahirkan aku antarkan gerbang ambang serigala penuh bulan bergegas di mulut malam bahagia menatap segala fasih dengan masa lalu takdirnya memburu memelihara yang paling purba di matanya aku ingat tangan mungil itu nuntunku ke mulut bulan nyala malam mata api bulu api nafas api sihir malam tak bisa padam 2013/2014
  • 121. 111 ketika hujan kimia darahku tertanam humus rumus selebihnya senyawa yang sulit kutafsirkan O, bumi yang manis tempat harap berdiang dan senyum telentang sambut aku di setiap porimu sambut aku seperti pecinta yang haus 2013
  • 122. 112 usai persetubuhan peluhmu membaca cinta barusan saja lepas bedug magrib katamu, inilah bahaya epidemi bulan demi bulan cuma berhias bualan kita harus bisa memengaruhi masyarakat, katamu lagi mereka terlalu rakus makan ruang tidur kita makan mimpi kita tidak ada yang lebih rakus dari mereka bahkan bukan itu yang utama lebih mengerikan lagi mereka selingkuh dari pikirannya sendiri tidak setia dengan suara hati kemarin ada yang tumbuh dari televisi sebuah sandiwara orang-orang bercerita dalam arisan, usai Jum’atan, saat begadang kamarku, kamarmu, dan kamar tetangga sebuah kotak kaca juga masa lalu hadir di kamarku satu demi satu berucap masyarakat mengambil sunyi mungkin murung bahagia juga kurasa merampas segenap rindu bahkan pengetahuan dan syahwatku
  • 123. 113 mungkin tak selamanya tapi, seperti kita - sepenuhnya, mencari memindahkan dan menghapus, apa - barusan memang bukan jalan pembebasan tapi aku merasa waktu menjadi berharga peluhmu mengatakan itu barusan pada tubuhku lidah karam malam bertambah muda hujan di ranjang masa depan sepenuhnya basah kuharap kau menerima itu, bersama masyarakat menuliskan dengan cermat: hidup mulia di dahi anak kita. 2012
  • 124. 114 A-Z menata rumah Berpikir untuk melakukan sesuatu Berpikir untuk melakukan hal lain Berpikir untuk mengubah sesuatu Melakukan ini Melakukan itu Berpikir ini Melakukan itu Melakukan ini Berpikir itu Lagi Dan Sekali lagi Mengubah letak Memindahkan barang Menanam cabai Memotong dahan kenangan yang menjulur di tempat tidur Lagi Dan Sekali lagi Menghias kamar mandi dengan bohlam dan srigading Mewarnai rumah Membereskan semua buku perjanjian yang melantur simpang-siur Lagi Dan Sekali lagi Berpikir untuk melakukan sesuatu Dari cahaya Dari yang manis Dari harum pala
  • 125. 115 Sekali lagi Cahaya Manis Harum Pala Lagi, dan sekali ini sebuah rahasia 2013
  • 126. 116 tentu tuhan tidak menciptakan dada dan pinggul hanya untuk mata aku mengenalnya, jatuh di atasnya, melahapnya seperti telur dadar goreng mentega, aku mengenalnya, membaui harumnya yang kadung mapan dalam sarapan, susu yang dahaga terhidang, dan hasrat tak bisa padam, anakku bertambah besar, bertigaan bergandengan tangan, celingukkan dengan tanya, mentertawakan lingkaran tak sempurna buatannya, mencari hantu di lapangan, menciptakan mahluk menakutkan di kamarnya, sambil menyisakan peluang padaku untuk tetap menatap dada dan pinggul yang bergerak-gerak di dapur, aku mengenalnya, harum bawang, asam, uap minyak menawar mawar, menghidangkan layar untuk terbang dan melihat masa depan, tentu tuhan menciptakan dada dan pinggul untuk mengenalnya, dan aku merindukan setiap tatapan dan perasaan gembira bertemu dengannya 2013
  • 127. 117 buat alejandra pizarnik kesunyian itu saat kau menggigit kuku nasib melubangi hitam matamu maut datang ketika putus asa hidup bertaut pada senyum pada tabu yang kau bisikkan dan penjelajahan daerah terlarang kesunyian itu saat kau memandang gelora mekar di halaman tanpa barisan kata hidup dalam ketidakhadiran 2013
  • 128. 118 Kapan terkenang Jibal kapan kau jadikan saji jadi taji waktu hidangkan kaji jadi ragi bersigisigi liturgi pagi kapan kau jadikan anti jadi api 2012
  • 129. 119 dalam perjalanan ke pedalaman yang (tidak lagi) asing namun tidak lagi memiliki masa depan teluk peluk laut bulan hutan berangkat pergi parit ingatan vas dupa rupa-rupa bunga peristiwa letih direka rimba sunyi dalam lagu mencuri ingatan sepatu pandang laju padang lanturan ada pematang tajam merentang di simpang koramil dan rumah bordil tiga dekade laknat tak beranjak mimpi yang tak matang disadap pohon kenyataan serangga hilang kulit dan sarang beliung kelu di pucuk akasia dan eukaliptus menusuk mata pribumi pahlawan tak dikenal dikisahkan dalam sebuah nisan jadi Datuk dan dikubur kembali sebuah rencana gagal mengiris bencana
  • 130. 120 kematian hutan dan hilangnya pesona liburan kisah pohon ulam dan siamang usia membuka rahasianya ingatan masa depan seekor burung hantu sibuk dalam gelap meluap meminjam pagi menutup mata 2012
  • 131. 121 Banda hutan matahari sayur-mayur kutanam di mataku kebun-kebun tumbuh di kepala daun rumbia aroma pala air kelapa di mataku tungkai waktu menjulur milikku milikmu satu dalam bubu di mataku vegetasi rahasia lebat terbuka mendahului kata 2014
  • 132. 122 Rambut Rambut, katamu menyusun seluruh kenangan minyak kelapa menyumbang cahaya dan devisa kemiri membuat bangsa Eropa betah berlama lidah buaya ditanam Jidah oleh-oleh untuk saudara negara berutang kepada rambut, katamu rambut itu juga membuatku kenal diriku terbuat dari rambutmu kini kelabu-ungu jingga keperakan, menanam matahari senja Aku melihat sebuah kereta menyusur rambutmu kereta tanpa stasiun tanpa penumpang lain selain aku dan rambutmu dan sebuah sisir yang lebih mirip pisau berkilauan seperti ingin membedah semua kisah sementara kereta di rambutmu seperti tergesa menunda tujuan perjalanan rambutmu bercerita tentang rumah tempat pulang kau rindukan pernah sekali sebuah laci terisi rambut yang nanti jadi peri pernah sekali rambutmu disanggul agar sesuai dengan ideologi di sebuah penataran kau bertanya rambut seperti apa yang sesuai dengan Pancasila sementara anakmu makan nasi kepal dengan garam
  • 133. 123 dan tentara mengurus model rambut seperti bahaya (lebih berbahaya dibandingkan hutan Papua dan bangkai hutan di Kalimantan yang rambutnya tidak lagi tumbuh di kepala) Rambut itu kini kau tata bersamanya detik luruh aku melihat kereta berlari cepat gerbong-gerbong kosong belaka, neon-neon nyala meski kau bisa membaca berita dan iklan di dalamnya (iklan itu kau pasang sebagai berita dan sinyal antara gemuruh kereta dan kuning wajah) Rambut itu kini bergerilya dari gerbong D ke gerbong E ke gerbong I dari gerbong E ke gerbong I ke gerbong D dari gerbong I ke gerbong D ke gerbong E samar bergerak pelan ke sasaran agar indah dan menyenangkan kau menanam peneduh di kursi penumpang setiap sore ia menjadi rumah perdu hangat matahari masa lalu piknik disana dengan bekal selalu usil bertanya pemandangan kau petik dalam setiap petualangan rel-rel berisik tertempa koper dan rantang (yang isinya tak habis dalam perjalanan pergi- pulang) Rambut, katamu menyusun kerinduan rambut yang disanggul itu seperti perempuan merindukan perempuan rambut yang dishaggy itu seperti perempuan merindukan perempuan
  • 134. 124 rambut sebahu itu seperti perempuan merindukan perempuan rambut berselimut jilbab itu seperti perempuan merindukan perempuan rambut itu (kini) milik laki-laki sebab itu ada minyak kelapa, kemiri, dan lidah buaya dan perdagangan bebas tentunya rambut itu laki-laki sebab ia hanya punya kepala rambut itu laki-laki sebab ia mahluk melankolia laki-laki mabuk kepayang (tempat) aku melihat kereta membawa dunia di dalamnya, menuju perempuan yang merindukan perempuan sebab hanya perempuan tempat pulang 2014
  • 135. 125 epitaf di pasir merah bata pahatan angin menggoda yang datang telanjang, sepasang burung layang mengiringi gelombang, menyapu tipis-tebal udara menyibak yang tak tertampung mata tak ada yang lebih kental selain gemerisik pasir mencuri tuli di telinga, di ujung selatan matahari membiarkan dirinya menjadi raja panas di wajah, aroma laut terasa perasan pepaya sebuah suasana persiapan upacara mawar kuning dimana-mana orkes gambus secara khusus memainkan pesanan heart shaped box versi Nirvana berharap setiap yang datang senang membiasakan diri dengan peristiwa alam ikan bakar dihidangkan, cumi-cumi, ubur-ubur dimasak dengan jeruk, kelapa, garam, dan rica udara terasa seperti pusat yang lega berdiri di tengahnya, menghisap semua nyawa yang pernah hidup di dunia sungguh, meski matahari tak henti melecut kulit nyala mata begitu bergaram: melihat orang yang cemas-hati bahagia melihat orang yang marah-hati bahagia melihat orang yang bimbang-hati bahagia melihat orang yang curiga-hati bahagia melihat tawa-hati bahagia pantai adalah senda gurau bagi rindu tak tertahankan
  • 136. 126 ada yang tumbuh berabad berabjad-abjad lapis demi lapis jadi rumah kerang stalagnit usia lidah berpasir gumuk amsal digeser angin penasaran orkes gambus memainkan lagu Mesir sebuah pembuka- el iftitah marsch - pikiran bergoyang irama rumba, bertepuk tangan melempar pekikan, dunia terasa begitu jingga, sehampar mawar kuning menerbangkan pujian luas angkasa bening cahaya datang telanjang pulang telanjang mengendarai siang malam wajahnya seperti petualang bahagia lewati air terjun riam sungai laut garang wajahnya bersinar merah tembaga 2014
  • 137. 127 kedai sinau didirikan tahun 2002, bergerak di bidang literasi. bertujuan merayakan buku, merayakan pengetahuan, dan merayakan keberagaman. kedai sinau memiliki unit kreatif: | kedai buku sinau yang khusus menerbitkan buku prosa, puisi, dan filsafat dan pemikiran kritis | akademi sinau melayani workshop penulisan kreatif, etnografi, dan metode penelitian partisipatif | galeri latifah melayani manajemen seni pertunjukkan dan ruang pamer seni rupa sastra/puisi ISBN: 978-979-15449-8-6 percakapan dengan david tobing Widhyanto Muttaqien Ahmad bukupuisi