SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 28
Psikoana
  lisis




www.humanikaconsulting.com
Sigmund Freud
Struktur Kepribadian
   Tujuan hidup Manusia :mengejar
    kesempurnaan; mendapatkan kenikmatan,
    menghindarkan diri dari ketidak nikamatan
   Menurut Freud, pada manusia ada 3 tk
    kesadaran:
     Tak sadar : bag terpenting dari jiwa
    manusia; berisi insting; dorongan; impuls yang
    di bawa sejak lahir ; pengalaman2 traumatik
     Pra sadar : “memori siap” ; semula disadari
    tapi kemudian tidak lagi dicermati ( mimpi,
    lamunan, salah ucap, mekanisme
    pertahanan diri)
     Sadar : fikiran; persepsi; perasaan; ingatan
Struktur Kepribadian
   Kesadaran, pra
    sadar, ketidaksaran, id, ego, super ego bisa
    bekerja dengan baik karena adanya energi
    psikis yang berasal dari fisiologis yang
    bersumber dari makanan
   Energi psikis disimpan dalam instink2
   Menurut Freud, ada 2 macam insting dalam
    diri manusia :
     Instink hidup/ libido :untuk tetap bertahan
    hidup. Makan, minum, seksual
     instink mati :tidak jelas fungsinya; sifatnya
    destruktif. Dorongan agresif
Struktur Kepribadian
 mekanisme pertahanan diri
 Strategiyang di pakai individu untuk
  bertahan melawan ekspresi impuls id
  serta menentang tekanan superego
 Melindungi individu dari kecemasan yang
  berlebih
 Beroperasi pd tk ketidak sadaran; selalu
  menolak, memalsu, memutar balikkan
  kenyataan; mengubah persepsi nyata
  untuk mengurangi kecemasan
Sigmund Freud: Psikoanalisis
  (depth psychology




 Puncak gunung es: kesadaran
 Dasar gunung es: prakesadaran
Id ("es"), superego ("uber ich") dan ego ("ich")
Id terletak dalam ketidaksadaran. Ia merupakan tempat
dari dorongan-dorongan primitif, yaitu dorongan-dorongan
yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan.


Superego adalah suatu sistem yang merupakan
kebalikan dari id. Sistem ini sepenuhnya dibentuk oleh
kebudayaan.

Ego adalah sistem tempat kedua dorongan dari Id dan
superego beradu kekuatan. Fungsi ego adalah menjaga
keseimbangan antara kedua sistem yang lainnya, sehingga
tidak terlalu banyak dorongan dari Id yang dimunculkan ke
kesadaran sebaliknya tidak semua dorongan superego saja
yang dipenuhi
Carl Gustaf Jung
 Keseluruhan   kepribadian menurut
 Jung terdiri dari tiga sistem yang
 saling berhubungan yaitu
 kesadaran, ketidasadaran pribadi
 (personal unconciousness). Pusat
 dari kesadaran adalah ego yang
 terdiri dari ingatan, pikiran dan
 perasaan. Ego inilah yang
 memungkinkan seorang
 menyesuaikan diri dengan
 lingkungannya.
Berdasarkan fungsinya, manusia
dapat dibagi dalam 4 tipe
kepribadian:

1. Kepribadian yang
rasional, yaitu terdapat pada
orang-orang yang paling
dipengaruhi oleh akal atau
rasionya sehingga tiap
tindakannya diperhitungkannya
benar-benar.
Kepribadian yang intuitif
artinya kepribadian yang
sangat dipengaruhi oleh
firasat atau perasaan kira-
kira. Orang dengan
kepribadian seperti ini
bersifat spontan.
Kepribadian emosional, terdapat
pada orang-orang yang sangat
dikuasai oleh emosinya, cepat
menjadi sedih atau ceopat
menjadi gembira, menilai segala
sesuatu berdasarkan suka atau
tidak suka.
Kepribadian yang sensitif, yaitu
kepribadian yang dipengaruhi
terutama oleh pancaindra dan
cepat sekali bereaksi terhadap
rangsang yang diterima oleh
pancaindra ("sensation")
Selanjutnya, berdasarkan reaksi
terhadap lingkungan kerpibadian
dapat dibagi ke dalam dua
tipe, yaitu:

1. Kepribadian yang ekstrovert, yaitu
kepribadian yang terbuka terdapat
pada orang-orang yang lebih
berorientasi ke luar
lingkungan, kepada orang lain.
Orang-orang seperti ini senang
bergaul, ramah, mudah mengerti
perasaan orang lain.

Kepribadian yang introvert yaitu
kepribadian yang tertutup lebih
banyak berorientasi kepada diri
sendiri. tidak mudah kontak dengan
orang lain.
Defense Mechanism
   1. Represi ("repression"): suatu hal
    yang pernah dialami dan
    menimbulkan ancaman bagi ego
    ditekan masuk ke ketidaksadaran
    dan disimpan di sana agar tidak
    mengganggu ego lagi.
    Perbedaannya dengan proses
    lupa adalah bahwa lupa hal yang
    dilupakan itu hanya disimpan
    dalam bawah sadar dan sewaktu-
    waktu dapat muncul
    kembali, sedangkan pada represi
    hal yang direprestidak dapat
    dikeluarkan ke kesadaran dan
    disimpannya dalam
    ketidaksadaran.
2. Pembentukan Reaksi ("reaction
formation"): seseorang bereaksi
justru sebaliknya dari yang
dikehendakinya demi tidak
melanggar ketentuan dari
superego.

 3. Proyeksi ("projection"): Karena
superego seseorang melarang ia
mempunyai suatu perasaan atau
sikap tertentu terhadap orang
lain, maka ia berbuat seolah-olah
orang lain itulah yang punya sikap
atau perasaan tertentu itu
terhadap dirinya.
4. Penempatan yang keliru
(displacement): kalau seseorang
tidak dapat melampiaskan
perasaan tertentu terhadap
orang lain karena hambatan dari
superego, maka ia akan
melampiaskan perasaan tersebut
kepada pihak ketiga.

5. Rasionalisasi ("rasionalitation"):
dorongan-dorongan yang
sebenarnya dilarang oleh
superego dicarikan penalaran
sedemikian rupa sehingga
seolah-olah dapat dibenarkan.
6. Supresi ("supression"): Supresi
adalah juga menekankan sesuatu.
Tetapi berbeda dengan
represi, maka hal yang ditekan
dalam supresi adalah hal-hal yang
datang dari ketidaksadaran sendiri
dan belum pernah muncul dalam
kesadaran.

7. Sublimasi ("sublimation"):
dorongan-dorongan yang tidak
dibenarkan oleh superego tetap
dilakukan juga dalam bentuk yang
lebih sesuai dengan tuntutan
masyarakat.
8. Kompensasi
("compensation"): yaitu usaha
untuk menutupi kelemahan di
salah satu bidang atau organ
dengan membuat prestasi
yang tinggi di organ lain atau
bidang lain.

9. Regresi ("regression"): untuk
menghindari kegagalan-
kegagalan atau ancaman
terhadap ego, individu mundur
kembali ke taraf
perkembangan yang lebih
rendah.
Dinamika Kepribadian
Cara bagaimana energi psikis itu di
  pergunakan oleh Id, ego dan super ego
Aspek yang paling banyak menggunakan
  energi psikis, berpengaruh terhadap bentuk
  tingkah laku individu
• Apabila Id  tindakan bersifat
  promitif, impulsif, agresif
• Apabila Ego  bertindak dengan cara
  realistis, rasional-logis
• Apabila super ego  mengerjar hal2 yang
  moralistis, sempurna, kadang kurang rasional
Perkembangan Kepribadian
   Belajar mempergunakan cara-cara baru
    dalam mereduksi tegangan yang timbul
    dalam diri individu
   Sumber ketegangan : proses pertumbuhan
    fisiologis; frustasi; konflik; ancaman
   Menekankan pentingnya peran masa bayi
    dan awal kanak-kanak (0-5 tahun) dalam
    membentuk karakter sso.
   > 5 tahun  elaborasi dari struktur dasar yg
    terbentuk
Perkembangan Kepribadian
                             Oral (0-1 tahun)
 Dibagi   menjadi 3 tahap
                             Anal (1-2 atau 3 tahun)

  Infantil (0-5 tahun)      Phalic ( 2/3 thn – 5/6 thn)




  laten ( 5-12 tahun)
  genital (>12 tahun)
Perkembangan Kepribadian
   Fase oral (0-1 thn)  kenikmatan diperoleh
    dari rangsangan melalui bibir – rongga mulut
    – kerongkongan. TL
    menggigit, mengunyah, menelan, memuntah
    kan
    Kepuasan yg berlebih  oral incorporation
    personality  senang mengumpulkan
    pengetahuan, harta benda, gampang ditipu
    Kurang puas oral agresion personality 
    senang berdebat, sarkastik, senang
    makan, merokok, menggunjingkan orang lain
Perkembangan Kepribadian
   Fase Anal (1 – 2/3 tahun)  pusat aktivitas
    dinamik pada fungsi eliminer /pembuangan
    kotoran (membuang feces  menghilangkan
    tekanan yang tidak menyenangkan
    karenasisa makanan)
   Toilet training  bentuk latihan pemuasan id
    dan superego sekaligus
   Semua bentuk kontrol diri dan penguasaan
    diri bermula dari fase anal
Perkembangan Kepribadian
 Fase  Phalic ( 2/3 – 5/6 tahun)  alat
  kemain merupakan daerah erogen
  terpenting
 Timbul oedipus complex (permusuhan
  terhadap orang tua sejenis),yang diikuti
  fenomena castraction anxiety (takut di
  kebiri) dan penis envy (cemburu pada
  alat kelamin laki2)
 Manusia lahir biseksual
Perkembangan Kepribadian
   Fase laten ( 5/6 – 12/13 thn)  periode
    peredaan impuls seks; pengembangan
    kemampuan sublimasi (mengganti kepuasan
    libido dengan kepuasan non seksual  bid
    intelektual, keterampilan, hub teman
    sebaya, dsb); percepatan pembentukan
    superego
   Fase genital (12/13 thn - dewasa)  impuls
    seks mulai di salurkan ( kegiatan
    kelompok, penyiapan karir, cinta lain
    jenis, dsb), orientasi sosial, realistis, altruistik
Psikoanalisis

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertrina_nurjanah96
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistikRinatun4e
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiEndang20
 
Pengantar Psikopatologi Anak
Pengantar Psikopatologi AnakPengantar Psikopatologi Anak
Pengantar Psikopatologi Anakbungaazzahra
 
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&millerPretty A
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12  Erik H.EriksonPertemuan ke-12  Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12 Erik H.EriksonVivia Maya Rafica
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembanganarnee mahyudi
 
Putri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalPutri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalFaiz Sujudi
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGSiscaAdinda
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudVivia Maya Rafica
 

Mais procurados (20)

Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
teori erik erikson
 teori erik erikson teori erik erikson
teori erik erikson
 
Pengantar Psikopatologi Anak
Pengantar Psikopatologi AnakPengantar Psikopatologi Anak
Pengantar Psikopatologi Anak
 
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&miller
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Allport
AllportAllport
Allport
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12  Erik H.EriksonPertemuan ke-12  Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich FrommPertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
 
Bab 7.-adler-psikologi-individual
Bab 7.-adler-psikologi-individualBab 7.-adler-psikologi-individual
Bab 7.-adler-psikologi-individual
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Putri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksionalPutri liviana teori analisis transaksional
Putri liviana teori analisis transaksional
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
 

Destaque

Destaque (11)

Ppt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisisPpt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisis
 
Sigmund freud full
Sigmund freud fullSigmund freud full
Sigmund freud full
 
Teori Sigmund Freud
Teori Sigmund FreudTeori Sigmund Freud
Teori Sigmund Freud
 
PSV 3107 - Teori Psikoanalitik
PSV 3107 - Teori PsikoanalitikPSV 3107 - Teori Psikoanalitik
PSV 3107 - Teori Psikoanalitik
 
Rational emotive behavior therapy (rebt)
Rational emotive behavior therapy (rebt)Rational emotive behavior therapy (rebt)
Rational emotive behavior therapy (rebt)
 
Teori REBT
Teori REBTTeori REBT
Teori REBT
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi
 
Nota psikoanalitik
Nota psikoanalitikNota psikoanalitik
Nota psikoanalitik
 
Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)Psikoanalisis (freud)
Psikoanalisis (freud)
 
Teknik rebt
Teknik rebtTeknik rebt
Teknik rebt
 
Teori pemusatan klien
Teori pemusatan klienTeori pemusatan klien
Teori pemusatan klien
 

Semelhante a Psikoanalisis

Semelhante a Psikoanalisis (20)

Paradigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisisParadigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisis
 
Paradigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisisParadigma psikoanalisis
Paradigma psikoanalisis
 
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
Teori Psikoanalisis (Psikologi Perkembangan)
 
Teori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun FreudTeori Kepribadian Sigmun Freud
Teori Kepribadian Sigmun Freud
 
Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis
Teori psikoanalisis
 
Teori Tokoh Psikologi
Teori Tokoh PsikologiTeori Tokoh Psikologi
Teori Tokoh Psikologi
 
Copy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikCopy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitik
 
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISASEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
PSV3107 psiko-analitik
PSV3107  psiko-analitikPSV3107  psiko-analitik
PSV3107 psiko-analitik
 
N1. (kopsak)
N1. (kopsak)N1. (kopsak)
N1. (kopsak)
 
N1. (kopsak)
N1. (kopsak)N1. (kopsak)
N1. (kopsak)
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 
Psikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamilPsikoanalisis shamil
Psikoanalisis shamil
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
 
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa
 

Mais de Seta Wicaksana

Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)Seta Wicaksana
 
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)Seta Wicaksana
 
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)Seta Wicaksana
 
Organizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with CultureOrganizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with CultureSeta Wicaksana
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessSeta Wicaksana
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Seta Wicaksana
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessSeta Wicaksana
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneySeta Wicaksana
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesSeta Wicaksana
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquirySeta Wicaksana
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesSeta Wicaksana
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMSeta Wicaksana
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCASeta Wicaksana
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningSeta Wicaksana
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementSeta Wicaksana
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingSeta Wicaksana
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingSeta Wicaksana
 

Mais de Seta Wicaksana (20)

Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)
 
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)
 
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)
 
Organizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with CultureOrganizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with Culture
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful Business
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business Process
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and Values
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRM
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower Planning
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance Management
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management Practices
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
 

Último

RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRahmiRauf
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1AdiKurniawan24529
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdfindahningsih541
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
653099719-Aksi-Nyata-diskusi-Kelompok-Terarah-Kur-Merdeka-catur-Anggara.pptx
653099719-Aksi-Nyata-diskusi-Kelompok-Terarah-Kur-Merdeka-catur-Anggara.pptx653099719-Aksi-Nyata-diskusi-Kelompok-Terarah-Kur-Merdeka-catur-Anggara.pptx
653099719-Aksi-Nyata-diskusi-Kelompok-Terarah-Kur-Merdeka-catur-Anggara.pptxHengkiHulu1
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxDwiNovitaSari70
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptxyeniyoramapalimdam
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfRahayanaDjaila2
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docxKisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx1101416
 
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.AndiLukman13
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Último (20)

RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
 
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
653099719-Aksi-Nyata-diskusi-Kelompok-Terarah-Kur-Merdeka-catur-Anggara.pptx
653099719-Aksi-Nyata-diskusi-Kelompok-Terarah-Kur-Merdeka-catur-Anggara.pptx653099719-Aksi-Nyata-diskusi-Kelompok-Terarah-Kur-Merdeka-catur-Anggara.pptx
653099719-Aksi-Nyata-diskusi-Kelompok-Terarah-Kur-Merdeka-catur-Anggara.pptx
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docxKisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
 
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
Deskripsi Penilaian K13Penilaian kurikulum 2013 pada rapor pendidikan.
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Psikoanalisis

  • 3. Struktur Kepribadian  Tujuan hidup Manusia :mengejar kesempurnaan; mendapatkan kenikmatan, menghindarkan diri dari ketidak nikamatan  Menurut Freud, pada manusia ada 3 tk kesadaran:  Tak sadar : bag terpenting dari jiwa manusia; berisi insting; dorongan; impuls yang di bawa sejak lahir ; pengalaman2 traumatik  Pra sadar : “memori siap” ; semula disadari tapi kemudian tidak lagi dicermati ( mimpi, lamunan, salah ucap, mekanisme pertahanan diri)  Sadar : fikiran; persepsi; perasaan; ingatan
  • 4. Struktur Kepribadian  Kesadaran, pra sadar, ketidaksaran, id, ego, super ego bisa bekerja dengan baik karena adanya energi psikis yang berasal dari fisiologis yang bersumber dari makanan  Energi psikis disimpan dalam instink2  Menurut Freud, ada 2 macam insting dalam diri manusia :  Instink hidup/ libido :untuk tetap bertahan hidup. Makan, minum, seksual  instink mati :tidak jelas fungsinya; sifatnya destruktif. Dorongan agresif
  • 5. Struktur Kepribadian  mekanisme pertahanan diri  Strategiyang di pakai individu untuk bertahan melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan superego  Melindungi individu dari kecemasan yang berlebih  Beroperasi pd tk ketidak sadaran; selalu menolak, memalsu, memutar balikkan kenyataan; mengubah persepsi nyata untuk mengurangi kecemasan
  • 6. Sigmund Freud: Psikoanalisis (depth psychology  Puncak gunung es: kesadaran  Dasar gunung es: prakesadaran
  • 7. Id ("es"), superego ("uber ich") dan ego ("ich") Id terletak dalam ketidaksadaran. Ia merupakan tempat dari dorongan-dorongan primitif, yaitu dorongan-dorongan yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan. Superego adalah suatu sistem yang merupakan kebalikan dari id. Sistem ini sepenuhnya dibentuk oleh kebudayaan. Ego adalah sistem tempat kedua dorongan dari Id dan superego beradu kekuatan. Fungsi ego adalah menjaga keseimbangan antara kedua sistem yang lainnya, sehingga tidak terlalu banyak dorongan dari Id yang dimunculkan ke kesadaran sebaliknya tidak semua dorongan superego saja yang dipenuhi
  • 9.  Keseluruhan kepribadian menurut Jung terdiri dari tiga sistem yang saling berhubungan yaitu kesadaran, ketidasadaran pribadi (personal unconciousness). Pusat dari kesadaran adalah ego yang terdiri dari ingatan, pikiran dan perasaan. Ego inilah yang memungkinkan seorang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  • 10. Berdasarkan fungsinya, manusia dapat dibagi dalam 4 tipe kepribadian: 1. Kepribadian yang rasional, yaitu terdapat pada orang-orang yang paling dipengaruhi oleh akal atau rasionya sehingga tiap tindakannya diperhitungkannya benar-benar.
  • 11. Kepribadian yang intuitif artinya kepribadian yang sangat dipengaruhi oleh firasat atau perasaan kira- kira. Orang dengan kepribadian seperti ini bersifat spontan.
  • 12. Kepribadian emosional, terdapat pada orang-orang yang sangat dikuasai oleh emosinya, cepat menjadi sedih atau ceopat menjadi gembira, menilai segala sesuatu berdasarkan suka atau tidak suka.
  • 13. Kepribadian yang sensitif, yaitu kepribadian yang dipengaruhi terutama oleh pancaindra dan cepat sekali bereaksi terhadap rangsang yang diterima oleh pancaindra ("sensation")
  • 14. Selanjutnya, berdasarkan reaksi terhadap lingkungan kerpibadian dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu: 1. Kepribadian yang ekstrovert, yaitu kepribadian yang terbuka terdapat pada orang-orang yang lebih berorientasi ke luar lingkungan, kepada orang lain. Orang-orang seperti ini senang bergaul, ramah, mudah mengerti perasaan orang lain. Kepribadian yang introvert yaitu kepribadian yang tertutup lebih banyak berorientasi kepada diri sendiri. tidak mudah kontak dengan orang lain.
  • 16. 1. Represi ("repression"): suatu hal yang pernah dialami dan menimbulkan ancaman bagi ego ditekan masuk ke ketidaksadaran dan disimpan di sana agar tidak mengganggu ego lagi. Perbedaannya dengan proses lupa adalah bahwa lupa hal yang dilupakan itu hanya disimpan dalam bawah sadar dan sewaktu- waktu dapat muncul kembali, sedangkan pada represi hal yang direprestidak dapat dikeluarkan ke kesadaran dan disimpannya dalam ketidaksadaran.
  • 17. 2. Pembentukan Reaksi ("reaction formation"): seseorang bereaksi justru sebaliknya dari yang dikehendakinya demi tidak melanggar ketentuan dari superego. 3. Proyeksi ("projection"): Karena superego seseorang melarang ia mempunyai suatu perasaan atau sikap tertentu terhadap orang lain, maka ia berbuat seolah-olah orang lain itulah yang punya sikap atau perasaan tertentu itu terhadap dirinya.
  • 18. 4. Penempatan yang keliru (displacement): kalau seseorang tidak dapat melampiaskan perasaan tertentu terhadap orang lain karena hambatan dari superego, maka ia akan melampiaskan perasaan tersebut kepada pihak ketiga. 5. Rasionalisasi ("rasionalitation"): dorongan-dorongan yang sebenarnya dilarang oleh superego dicarikan penalaran sedemikian rupa sehingga seolah-olah dapat dibenarkan.
  • 19. 6. Supresi ("supression"): Supresi adalah juga menekankan sesuatu. Tetapi berbeda dengan represi, maka hal yang ditekan dalam supresi adalah hal-hal yang datang dari ketidaksadaran sendiri dan belum pernah muncul dalam kesadaran. 7. Sublimasi ("sublimation"): dorongan-dorongan yang tidak dibenarkan oleh superego tetap dilakukan juga dalam bentuk yang lebih sesuai dengan tuntutan masyarakat.
  • 20. 8. Kompensasi ("compensation"): yaitu usaha untuk menutupi kelemahan di salah satu bidang atau organ dengan membuat prestasi yang tinggi di organ lain atau bidang lain. 9. Regresi ("regression"): untuk menghindari kegagalan- kegagalan atau ancaman terhadap ego, individu mundur kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah.
  • 21. Dinamika Kepribadian Cara bagaimana energi psikis itu di pergunakan oleh Id, ego dan super ego Aspek yang paling banyak menggunakan energi psikis, berpengaruh terhadap bentuk tingkah laku individu • Apabila Id  tindakan bersifat promitif, impulsif, agresif • Apabila Ego  bertindak dengan cara realistis, rasional-logis • Apabila super ego  mengerjar hal2 yang moralistis, sempurna, kadang kurang rasional
  • 22. Perkembangan Kepribadian  Belajar mempergunakan cara-cara baru dalam mereduksi tegangan yang timbul dalam diri individu  Sumber ketegangan : proses pertumbuhan fisiologis; frustasi; konflik; ancaman  Menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal kanak-kanak (0-5 tahun) dalam membentuk karakter sso.  > 5 tahun  elaborasi dari struktur dasar yg terbentuk
  • 23. Perkembangan Kepribadian Oral (0-1 tahun)  Dibagi menjadi 3 tahap Anal (1-2 atau 3 tahun)  Infantil (0-5 tahun) Phalic ( 2/3 thn – 5/6 thn)  laten ( 5-12 tahun)  genital (>12 tahun)
  • 24. Perkembangan Kepribadian  Fase oral (0-1 thn)  kenikmatan diperoleh dari rangsangan melalui bibir – rongga mulut – kerongkongan. TL menggigit, mengunyah, menelan, memuntah kan Kepuasan yg berlebih  oral incorporation personality  senang mengumpulkan pengetahuan, harta benda, gampang ditipu Kurang puas oral agresion personality  senang berdebat, sarkastik, senang makan, merokok, menggunjingkan orang lain
  • 25. Perkembangan Kepribadian  Fase Anal (1 – 2/3 tahun)  pusat aktivitas dinamik pada fungsi eliminer /pembuangan kotoran (membuang feces  menghilangkan tekanan yang tidak menyenangkan karenasisa makanan)  Toilet training  bentuk latihan pemuasan id dan superego sekaligus  Semua bentuk kontrol diri dan penguasaan diri bermula dari fase anal
  • 26. Perkembangan Kepribadian  Fase Phalic ( 2/3 – 5/6 tahun)  alat kemain merupakan daerah erogen terpenting  Timbul oedipus complex (permusuhan terhadap orang tua sejenis),yang diikuti fenomena castraction anxiety (takut di kebiri) dan penis envy (cemburu pada alat kelamin laki2)  Manusia lahir biseksual
  • 27. Perkembangan Kepribadian  Fase laten ( 5/6 – 12/13 thn)  periode peredaan impuls seks; pengembangan kemampuan sublimasi (mengganti kepuasan libido dengan kepuasan non seksual  bid intelektual, keterampilan, hub teman sebaya, dsb); percepatan pembentukan superego  Fase genital (12/13 thn - dewasa)  impuls seks mulai di salurkan ( kegiatan kelompok, penyiapan karir, cinta lain jenis, dsb), orientasi sosial, realistis, altruistik