SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiah-kedokteran/endokrinologi-
metabolik-penyakit-dalam/2011/04/12/ketoacidosis-diabetik/

Definisi

Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan salah satu bentuk komplikasi akut selain
Hyperglycemic Hyperosmolar State (HHS).1-6 Komplikasi ini sering terjadi pada pasien Diabetes
Tipe I, namun demikian pada dewasa dengan Diabetes Tipe II komplikasi ini dapat juga terjadi.1-
4
  Secara klinis KAD adalah kondisi akut yang parah akibat diabetes yang tidak terkontrol
ditandai dengan kadar keton lebih dari 5 mEq/L, glukosa lebih besar dari 250 mg/dL, pH darah
kurang dari 7,2, dan kadar bikarbonat lebih rendah atau sama dengan 18 mEq/L.1,2

[Hidepost=0]

Epidemiologi

Kejadian KAD mencapai 46-50 per 10.000 pasien DM setiap tahunnya dengan mortalitas
mencapai 5-10%, dan bisa lebih tinggi di negara-negara dengan pelayanan kesehatan minimal.1,3
Angka kematian akibat KAD ini tidak banyak berubah dalam 20 tahun terkahir meskipun dunia
kedokteran mengalami berbagai kemajuan.4 Mortalitas pada KAD tidak hanya terkait dengan
morbiditas yang menyebabkannya seperti infark miokardial, stroke, dan sepsis namun juga
karena komplikasi terminal KAD yaitu aritmia dan edema cerebri.3,4

Ketoacidosis diabetik yang ditangani dengan baik jarang menyebabkan komplikasi residual.2
Pada beberapa penelitian outcome pasien yang baik didapatkan dengan perawatan ruang ICU
selama 1-2 hari pertama masuknya pasien ke rumah sakit.2 Angka kejadian KAD juga lebih
tinggi pada perempuan dengan alasan yang belum diketahui hingga sekarang.2

Etiologi

Ketoacidosis diabetik lebih sering terjadi pada pasien DM tipe I akibat ketidakpatuhan
penggunaan insulin, namun demikian komplikasi ini sering juga terjadi pada pasien DM tipe II.
Pada pasien DM tipe II komplikasi ini muncul akibat penyakit dasar yang memicu peningkatan
hormon kontra insulin yaitu infeksi, stroke, pancreatitis akut, iskemia mesenteric, infark
miokardial, penggunaan obat-obatan (beta-bloker, thiazide, dan phenytoin), dan penggunaan
steroid.1-5

Dari berbagai pemicu KAD pada DM tipe II tersebut infeksi merupakan penyebab tersering
bahkan pada 25-30% kasus infeksi merupakan manifestasi utama yang menjadi dasar diagnosis
diabetes.5 Pada pasien DM tipe II yang mengunakan insulin, ketidakpatuhan juga sering menjadi
penyebab terjadinya KAD.5 Tabel berikut menunjukkan berbagai etiologi KAD.4

                                     Tabel 1. Etiologi KAD
Patogenesis

Proses patogenesis yang mendasari ketoasidosis diabetik dan hyperglycemic hyperosmolar state
(HHS) pada dasarnya sama yaitu defisiensi relatif atau absolut insulin terhadap hormon kontra
regulatornya.1-6 Ketika insulin berkurang dalam tubuh karena penyebab tertentu hormon kontra
regulatornya seperti kortisol, katekolamin, dan glucagon secara relatif atau absolut akan
meningkatkan produksi glukosa hati melalui glikogenolisis dan peningkatan glukoneogenesis.1-6
Pada HHS defisiensi insulin tidak menyebabkan ketosis, penyebabnya hingga saat ini belum
diketahui, namun diperkirakan akibat kadar asam lemak bebas yang rendah dan insulin yang
cukup tinggi di aliran vena porta pada pasien HHS.4

Hiperglikemia

Hypercortisolemia menyebabkan peningkatan proteolisis sehingga dihasilkan sejumlah asam
amino untuk gluneogenesis. Peningkatan kadar katekolamin yang terjadi bersamaan dengan
penurunan kadar insulin menyebabkan penurunan penggunaan glukosa di jaringan perifer.
Peningkatan kadar glukosa di sirkulasi dan penurunan utilisasinya di jaringan perifer menjadi
penyebab hiperglikemia pada pasien DKA atau HHS.

Hiperglikemia menyebabkan glukosa berlebihan dikeluarkan dari urin melalui ginjal. Glukosuria
menyebabkan diuresis osmotik sehingga caian dalam tubuh akan terkuras sampai pasien
mengalami dehidrasi. Diuresis akibat hiperglikemia bisa mencapai 5-7 liter pada pasien KAD
dan 7-12 liter pada pasien HHS artinya kehilangan cairan mencapai 10-15% berat total berat
badan. Volume plasma yang berkurang akan menyebabkan ginjal kekurangan perfusi sehingga
fungsinya berkurang. Fungsi yang berkurang diantaranya clearance glukosa plasma, akibatnya
hiperglikemia akan semakin parah, fenomena ini lebih jelas terjadi pada HHS.

Pada kasus tertentu kadar gula darah pasien dapat norma, kondisi ini dinamakan KAD
euglikemik dan terjadi pada sekitar 10% total kasus KAD. Euglikemik KAD khususnya ditemui
pada ibu hamil yang mengalami KAD. Secara umum tingkat mortalitas pada ibu hamil dengan
KAD euglikemik tidak meningkat namun demikian tingkat mortalitas pada anaknya meningkat
hingga mencapai 35%.

Ketosis

Peningkatan hormon kontra regulator insulin juga memiliki efek terhadap lipid yaitu terjadinya
lipolisis melalui aktivasi Hormone-Sensitive lipase. Hormon ini bekerja dengan memecah
trigliserida menjadi asam lemak. Asam lemak yang terbentuk beredar dalam sirkulasi dan
dirubah oleh hati menjadi badan keton melalui proses ketogenesis. Patogenesis komplikasi DM
akut dapat dilihat digambar berikut.

                  Gambar 1. Patogenesis komplikasi akut Diabetes Mellitus4




Proses ketogenesis diawali oleh tingginya kadar glucagon. Glukagon yang tingi menyebabkan
diaktifkannya enzim carnitine palmitoltransferase I yang bekerja untuk memfasilitasi masuknya
asam lemak ke dalam sel di organ mitokondria. Dalam mitokondria asam lemak akan diubah
menjadi asetil koenzim A oleh enzim carnitine palmitoltransfearse II. Asetil koenzim A yang
berlebihan akan dirubah menjadi asam asetoasetat dan asam b-hidroksibutirat, keduanya
merupakan asam derivat keton yang bisa menyebabkan asidosis pada pasien KAD. Reaksi
biokimia pembentukan badan keton pada KAD dapat dilihat pada gambar berikut

                  Gambar 2. Reaksi biokimia pembentukan keton pada KAD5




Asam asetoasetat akan mengalami dekarboksilasi spontan dalam sirkulasi menjadi aseton dengan
perbandingan linear artinya semakin banyak asam asetoasetat semakin banyak pula aseton yang
terbentuk. Asam b-hidroksibutirat dapat berubah menjadi asam asetoasetat begitupun sebalinya.
Dengan demikian ketosis pada KAD disebabkan oleh 3 zat yaitu asam asetoasetat, asam b-
hidroksibutirat, dan aseton. Benda-benda keton tersebut difiltrasi melalui urin dan sebagian
dieksresikan melalui urin sehingga keberadaanya bisa di deteksi melalui urin khususnya asam
asetoasetat dan asam b-hidroksibutirat. Ketoasidosis diabetik sering disertai dengan dehidrasi
berat yang mengakibatkan berkuranganya filtrasi benda keton sehingga retensi keton dalam
sirkulasi bertambah.

Asidosis

Ketosis pada pasien KAD menyebabkan peningkatan kadar ion hidrogen (H+) yang bersifat
asam. Pada awalnya kenaikan kadar H+ mampu di buffer oleh sistem buffer fisiologis tubuh yaitu
bikarbonat. Benda keton yang diketahui berperan menimbulkan asidosis hanya 2 yaitu asam
asetoasetat dan asam b-hidroksibutirat. Pada kondisi ketosis dimana H+ sudah terlalu banyak
dilepas maka bikarbonat sebagai buffer fisiologis tidak lagi dapat menetralkan H+ yang
jumlahnya terlalu banyak akibatnya terjadilah asidosis metabolik.

Benda-benda keton dengan mudah melepaskan H+ sehingga mereka selalu beredar dalam bentuk
anion, akibatnya jika terjadi asidosis pada KAD akan nampak tampilan yang khas yaitu asidosis
metabolik dengan anion gap yang tinggi. Nilai anion gap dapat diukur dengan persamaan
berikut.

Anion Gap = Na+ – (Cl- + HCO3-)

Semakin banyak H+ kadar HCO3- plasma semakin berkurang karena digunakan sebagai buffer
maka sesuai persamaan tersebut anion gap akan semakin tinggi.

Metabolik asidosis menyebabkan terangsangnya reseptor perifer dan pusat respirasi di batang
otak untuk meningkatkan kecepatan respirasi sehingga pasien mengalami hiperventilasi
(Kussmaul-Kien Breathing). Tujuan mekanisme ini adalah menurunkan tekanan parsial
karbondioksida dalam darah (PCO2) yang memfasilitasi pengeluaran badan keton melalui
pernafasan.

Elektrolit

Diuresis yang diinduksi oleh hiperglikemia juga menyebabkan natrium klorida dibuang dalam
jumlah besar sehingga tubuh mengalami gangguan elektrolit. Jumlah natrium yang terbuang
dapat mencapai 5-13 mmol/kg berat badan dan kalium terbuang mencapai 3-7 mmol/kg berat
badan . Pada fase awal KAD hiperglikemia menyebabkan cairan di intraselular tertarik ke ruang
ekstraseluler sehingga natrium intravaskuler akan terdilusi dan mempermudah kehilangan
natrium melalui diuresis, namun demikian kehilangan air tetap lebih banyak dibandingkan
kehilangan natrium. Pada fase akhir KAD jumlah cairan intraseluler dan ekstraseluler yang
berkurang akan berimbang kerena perbedaan tekanan osmotik begitu juga dengan natrium.
Dengan demikian maka sebaiknya nilai natrium dikoreksi dengan menambahkan 1,6 mmol untuk
setiap peningkatan nilai glukosa sebanyak 5,6 mmol/L (100-105 mg/dl) jika nilai glukosa darah
telah mencapai 5,6 mmol/L (100-105 mg/dl).5

Ketoasidosis diabetik dan Hyperglycemic Hyperosmolar State juga dapat menyebabkan
gangguan konsentrasi kalium berupa berkurangnya kalium 3-15 mmol/kg berat badan.
Hiperglikemia dalam sirkulasi menyebabkan kalium berpindah ke ruangan ekstraseluler dan
terbuang bersama air melalui diuresis yang meningkat. Dalam kondisi asidosis perpindahan
(shifting) kalium ke ekstraseluler juga akan bertambah karena banyak H+ yang berpindah ke
intraseluler. Pada KAD proses perpindahan kalium juga dipercepat oleh peningkatan proteolisis
dan insulinopenia. Hipokalemia juga dapat diperparah oleh intake yang buruk karena umumnya
pasien KAD berkurang jumlah makannya dan selalu muntah.

Selain 2 elektrolit utama tersebut KAD juga menyebakan berkurangnya elektrolit lain seperti
magnesium, kalsium, dan fosfat. Proses penyebab deplesi ion-ion tersebut sama yaitu
peningkatan diuresis osmotic hingga rata-rata mencapai 1-2 mmol/kg berat badan. Deplesi
berbagai elektrolit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

        Tabel 2. Presentasi umum kehilangan elektrolit dan cairan pada KAD dan HHS




Referensi:

   1. Powers AC. Diabetes Mellitus. In Harrison’s Principle of Internal Medicine, 16th ed. USA:
      McGraw Hill. 2005. Pp2152-2180.
   2. Hamdy O. Diabetic Ketoacidosis. www.medscape.com. Cited in March 10, 2011. September 1,
      2009.
   3. Van Zyl DG. Diagnosis & treatment of diabetic ketoacidosis. South African Journal of Family
      Practice, 2008, Vol 50, No.1. www.sajfp.com. Cited in March 10, 2011.
   4. Wallace TM & Matthews DR. Recent advances in the monitoring and management of diabetic
      ketoacidosis. Oxford Journal of Medicine, 2004, 97 (12): 773-780. www.qjmed.oxfordjournal.org.
      Cited in March 10, 2011.
   5. Chiasson JL, Aris-Jilwan N, Belanger R, Bertrand S, Beauregard H, & Ekoe JM, et al. Diagnosis &
      treatment of diabetic ketoacidosis and the hyperglycemic hyperosmolar state. Canadian
      Medical Association Journal, April 1, 2003, 168 (7): 859-866. www.CMAJ.org. cited in March 10,
      2011.
   6. Kitabchi AE & Wall BM. Management of Diabetic Ketoacidosis. American Academy of Family
      Physicians, August 1999. www.AAFP.com. Cited in March 10, 2011.
   7. American Diabetes Association. Hyperglycemic crises in Diabetes. In Diabetes Care, Vol 27, Jan
      2004. USA: Position Statement, Supp 1.www.ADA.org. Cited in March 10, 2011

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Asaesmen ulkus kaki diabetic
Asaesmen ulkus kaki diabeticAsaesmen ulkus kaki diabetic
Asaesmen ulkus kaki diabetic
Arnika Andiawan
 
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besi
Licia Dewi
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Prodalima Sinulingga, M.Kep
 

Mais procurados (17)

Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT asidosis-metabolik
PPT asidosis-metabolikPPT asidosis-metabolik
PPT asidosis-metabolik
 
Makalah puskesmas
Makalah puskesmasMakalah puskesmas
Makalah puskesmas
 
Asaesmen ulkus kaki diabetic
Asaesmen ulkus kaki diabeticAsaesmen ulkus kaki diabetic
Asaesmen ulkus kaki diabetic
 
Hipoglikemi
HipoglikemiHipoglikemi
Hipoglikemi
 
1. lp dm
1. lp dm1. lp dm
1. lp dm
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlit
 
Anemia gizi besi
Anemia gizi besiAnemia gizi besi
Anemia gizi besi
 
Ketogenesis
KetogenesisKetogenesis
Ketogenesis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Kebutuhan Electrolit
Kebutuhan ElectrolitKebutuhan Electrolit
Kebutuhan Electrolit
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
 
Efek metabolik dari sangat rendah karbohidrat1
Efek metabolik dari sangat rendah karbohidrat1Efek metabolik dari sangat rendah karbohidrat1
Efek metabolik dari sangat rendah karbohidrat1
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 

Semelhante a Kta

Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptAskep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
rikiab
 
Askep gawat-darurat-ketoasidosis
Askep gawat-darurat-ketoasidosisAskep gawat-darurat-ketoasidosis
Askep gawat-darurat-ketoasidosis
Deny Hardita
 
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Power Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahPower Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula Darah
Firdika Arini
 

Semelhante a Kta (20)

Askep diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Askep diabetes  AKPER PEMKAB MUNA Askep diabetes  AKPER PEMKAB MUNA
Askep diabetes AKPER PEMKAB MUNA
 
Materi penyuluhan
Materi penyuluhanMateri penyuluhan
Materi penyuluhan
 
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA Askep dm AKPER PEMDA MUNA
Askep dm AKPER PEMDA MUNA
 
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptAskep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
 
P2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdfP2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdf
 
Hubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetesHubungan karbohidrat dengan diabetes
Hubungan karbohidrat dengan diabetes
 
Dr. fill
Dr. fillDr. fill
Dr. fill
 
Askep gawat-darurat-ketoasidosis
Askep gawat-darurat-ketoasidosisAskep gawat-darurat-ketoasidosis
Askep gawat-darurat-ketoasidosis
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Tutor Endokrin sindrom metabolik sindrom metabolik.docx
Tutor Endokrin sindrom metabolik  sindrom metabolik.docxTutor Endokrin sindrom metabolik  sindrom metabolik.docx
Tutor Endokrin sindrom metabolik sindrom metabolik.docx
 
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
 
UTS WAODE AISYAH FEA REVISI
UTS WAODE AISYAH FEA REVISIUTS WAODE AISYAH FEA REVISI
UTS WAODE AISYAH FEA REVISI
 
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNASanti askep dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNA
 
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme KarbohidratMetabolisme Karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat
 
Dm gestasional
Dm gestasionalDm gestasional
Dm gestasional
 
Dm gestasional
Dm gestasionalDm gestasional
Dm gestasional
 
Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Power Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula DarahPower Point Pengaturan Gula Darah
Power Point Pengaturan Gula Darah
 
DM 29-30.pdf
DM 29-30.pdfDM 29-30.pdf
DM 29-30.pdf
 

Último

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 

Último (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 

Kta

  • 1. http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiah-kedokteran/endokrinologi- metabolik-penyakit-dalam/2011/04/12/ketoacidosis-diabetik/ Definisi Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan salah satu bentuk komplikasi akut selain Hyperglycemic Hyperosmolar State (HHS).1-6 Komplikasi ini sering terjadi pada pasien Diabetes Tipe I, namun demikian pada dewasa dengan Diabetes Tipe II komplikasi ini dapat juga terjadi.1- 4 Secara klinis KAD adalah kondisi akut yang parah akibat diabetes yang tidak terkontrol ditandai dengan kadar keton lebih dari 5 mEq/L, glukosa lebih besar dari 250 mg/dL, pH darah kurang dari 7,2, dan kadar bikarbonat lebih rendah atau sama dengan 18 mEq/L.1,2 [Hidepost=0] Epidemiologi Kejadian KAD mencapai 46-50 per 10.000 pasien DM setiap tahunnya dengan mortalitas mencapai 5-10%, dan bisa lebih tinggi di negara-negara dengan pelayanan kesehatan minimal.1,3 Angka kematian akibat KAD ini tidak banyak berubah dalam 20 tahun terkahir meskipun dunia kedokteran mengalami berbagai kemajuan.4 Mortalitas pada KAD tidak hanya terkait dengan morbiditas yang menyebabkannya seperti infark miokardial, stroke, dan sepsis namun juga karena komplikasi terminal KAD yaitu aritmia dan edema cerebri.3,4 Ketoacidosis diabetik yang ditangani dengan baik jarang menyebabkan komplikasi residual.2 Pada beberapa penelitian outcome pasien yang baik didapatkan dengan perawatan ruang ICU selama 1-2 hari pertama masuknya pasien ke rumah sakit.2 Angka kejadian KAD juga lebih tinggi pada perempuan dengan alasan yang belum diketahui hingga sekarang.2 Etiologi Ketoacidosis diabetik lebih sering terjadi pada pasien DM tipe I akibat ketidakpatuhan penggunaan insulin, namun demikian komplikasi ini sering juga terjadi pada pasien DM tipe II. Pada pasien DM tipe II komplikasi ini muncul akibat penyakit dasar yang memicu peningkatan hormon kontra insulin yaitu infeksi, stroke, pancreatitis akut, iskemia mesenteric, infark miokardial, penggunaan obat-obatan (beta-bloker, thiazide, dan phenytoin), dan penggunaan steroid.1-5 Dari berbagai pemicu KAD pada DM tipe II tersebut infeksi merupakan penyebab tersering bahkan pada 25-30% kasus infeksi merupakan manifestasi utama yang menjadi dasar diagnosis diabetes.5 Pada pasien DM tipe II yang mengunakan insulin, ketidakpatuhan juga sering menjadi penyebab terjadinya KAD.5 Tabel berikut menunjukkan berbagai etiologi KAD.4 Tabel 1. Etiologi KAD
  • 2. Patogenesis Proses patogenesis yang mendasari ketoasidosis diabetik dan hyperglycemic hyperosmolar state (HHS) pada dasarnya sama yaitu defisiensi relatif atau absolut insulin terhadap hormon kontra regulatornya.1-6 Ketika insulin berkurang dalam tubuh karena penyebab tertentu hormon kontra regulatornya seperti kortisol, katekolamin, dan glucagon secara relatif atau absolut akan meningkatkan produksi glukosa hati melalui glikogenolisis dan peningkatan glukoneogenesis.1-6 Pada HHS defisiensi insulin tidak menyebabkan ketosis, penyebabnya hingga saat ini belum diketahui, namun diperkirakan akibat kadar asam lemak bebas yang rendah dan insulin yang cukup tinggi di aliran vena porta pada pasien HHS.4 Hiperglikemia Hypercortisolemia menyebabkan peningkatan proteolisis sehingga dihasilkan sejumlah asam amino untuk gluneogenesis. Peningkatan kadar katekolamin yang terjadi bersamaan dengan penurunan kadar insulin menyebabkan penurunan penggunaan glukosa di jaringan perifer. Peningkatan kadar glukosa di sirkulasi dan penurunan utilisasinya di jaringan perifer menjadi penyebab hiperglikemia pada pasien DKA atau HHS. Hiperglikemia menyebabkan glukosa berlebihan dikeluarkan dari urin melalui ginjal. Glukosuria menyebabkan diuresis osmotik sehingga caian dalam tubuh akan terkuras sampai pasien mengalami dehidrasi. Diuresis akibat hiperglikemia bisa mencapai 5-7 liter pada pasien KAD dan 7-12 liter pada pasien HHS artinya kehilangan cairan mencapai 10-15% berat total berat badan. Volume plasma yang berkurang akan menyebabkan ginjal kekurangan perfusi sehingga fungsinya berkurang. Fungsi yang berkurang diantaranya clearance glukosa plasma, akibatnya hiperglikemia akan semakin parah, fenomena ini lebih jelas terjadi pada HHS. Pada kasus tertentu kadar gula darah pasien dapat norma, kondisi ini dinamakan KAD euglikemik dan terjadi pada sekitar 10% total kasus KAD. Euglikemik KAD khususnya ditemui pada ibu hamil yang mengalami KAD. Secara umum tingkat mortalitas pada ibu hamil dengan KAD euglikemik tidak meningkat namun demikian tingkat mortalitas pada anaknya meningkat hingga mencapai 35%. Ketosis Peningkatan hormon kontra regulator insulin juga memiliki efek terhadap lipid yaitu terjadinya lipolisis melalui aktivasi Hormone-Sensitive lipase. Hormon ini bekerja dengan memecah trigliserida menjadi asam lemak. Asam lemak yang terbentuk beredar dalam sirkulasi dan
  • 3. dirubah oleh hati menjadi badan keton melalui proses ketogenesis. Patogenesis komplikasi DM akut dapat dilihat digambar berikut. Gambar 1. Patogenesis komplikasi akut Diabetes Mellitus4 Proses ketogenesis diawali oleh tingginya kadar glucagon. Glukagon yang tingi menyebabkan diaktifkannya enzim carnitine palmitoltransferase I yang bekerja untuk memfasilitasi masuknya asam lemak ke dalam sel di organ mitokondria. Dalam mitokondria asam lemak akan diubah menjadi asetil koenzim A oleh enzim carnitine palmitoltransfearse II. Asetil koenzim A yang berlebihan akan dirubah menjadi asam asetoasetat dan asam b-hidroksibutirat, keduanya merupakan asam derivat keton yang bisa menyebabkan asidosis pada pasien KAD. Reaksi biokimia pembentukan badan keton pada KAD dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 2. Reaksi biokimia pembentukan keton pada KAD5 Asam asetoasetat akan mengalami dekarboksilasi spontan dalam sirkulasi menjadi aseton dengan perbandingan linear artinya semakin banyak asam asetoasetat semakin banyak pula aseton yang terbentuk. Asam b-hidroksibutirat dapat berubah menjadi asam asetoasetat begitupun sebalinya. Dengan demikian ketosis pada KAD disebabkan oleh 3 zat yaitu asam asetoasetat, asam b- hidroksibutirat, dan aseton. Benda-benda keton tersebut difiltrasi melalui urin dan sebagian
  • 4. dieksresikan melalui urin sehingga keberadaanya bisa di deteksi melalui urin khususnya asam asetoasetat dan asam b-hidroksibutirat. Ketoasidosis diabetik sering disertai dengan dehidrasi berat yang mengakibatkan berkuranganya filtrasi benda keton sehingga retensi keton dalam sirkulasi bertambah. Asidosis Ketosis pada pasien KAD menyebabkan peningkatan kadar ion hidrogen (H+) yang bersifat asam. Pada awalnya kenaikan kadar H+ mampu di buffer oleh sistem buffer fisiologis tubuh yaitu bikarbonat. Benda keton yang diketahui berperan menimbulkan asidosis hanya 2 yaitu asam asetoasetat dan asam b-hidroksibutirat. Pada kondisi ketosis dimana H+ sudah terlalu banyak dilepas maka bikarbonat sebagai buffer fisiologis tidak lagi dapat menetralkan H+ yang jumlahnya terlalu banyak akibatnya terjadilah asidosis metabolik. Benda-benda keton dengan mudah melepaskan H+ sehingga mereka selalu beredar dalam bentuk anion, akibatnya jika terjadi asidosis pada KAD akan nampak tampilan yang khas yaitu asidosis metabolik dengan anion gap yang tinggi. Nilai anion gap dapat diukur dengan persamaan berikut. Anion Gap = Na+ – (Cl- + HCO3-) Semakin banyak H+ kadar HCO3- plasma semakin berkurang karena digunakan sebagai buffer maka sesuai persamaan tersebut anion gap akan semakin tinggi. Metabolik asidosis menyebabkan terangsangnya reseptor perifer dan pusat respirasi di batang otak untuk meningkatkan kecepatan respirasi sehingga pasien mengalami hiperventilasi (Kussmaul-Kien Breathing). Tujuan mekanisme ini adalah menurunkan tekanan parsial karbondioksida dalam darah (PCO2) yang memfasilitasi pengeluaran badan keton melalui pernafasan. Elektrolit Diuresis yang diinduksi oleh hiperglikemia juga menyebabkan natrium klorida dibuang dalam jumlah besar sehingga tubuh mengalami gangguan elektrolit. Jumlah natrium yang terbuang dapat mencapai 5-13 mmol/kg berat badan dan kalium terbuang mencapai 3-7 mmol/kg berat badan . Pada fase awal KAD hiperglikemia menyebabkan cairan di intraselular tertarik ke ruang ekstraseluler sehingga natrium intravaskuler akan terdilusi dan mempermudah kehilangan natrium melalui diuresis, namun demikian kehilangan air tetap lebih banyak dibandingkan kehilangan natrium. Pada fase akhir KAD jumlah cairan intraseluler dan ekstraseluler yang berkurang akan berimbang kerena perbedaan tekanan osmotik begitu juga dengan natrium. Dengan demikian maka sebaiknya nilai natrium dikoreksi dengan menambahkan 1,6 mmol untuk setiap peningkatan nilai glukosa sebanyak 5,6 mmol/L (100-105 mg/dl) jika nilai glukosa darah telah mencapai 5,6 mmol/L (100-105 mg/dl).5 Ketoasidosis diabetik dan Hyperglycemic Hyperosmolar State juga dapat menyebabkan gangguan konsentrasi kalium berupa berkurangnya kalium 3-15 mmol/kg berat badan.
  • 5. Hiperglikemia dalam sirkulasi menyebabkan kalium berpindah ke ruangan ekstraseluler dan terbuang bersama air melalui diuresis yang meningkat. Dalam kondisi asidosis perpindahan (shifting) kalium ke ekstraseluler juga akan bertambah karena banyak H+ yang berpindah ke intraseluler. Pada KAD proses perpindahan kalium juga dipercepat oleh peningkatan proteolisis dan insulinopenia. Hipokalemia juga dapat diperparah oleh intake yang buruk karena umumnya pasien KAD berkurang jumlah makannya dan selalu muntah. Selain 2 elektrolit utama tersebut KAD juga menyebakan berkurangnya elektrolit lain seperti magnesium, kalsium, dan fosfat. Proses penyebab deplesi ion-ion tersebut sama yaitu peningkatan diuresis osmotic hingga rata-rata mencapai 1-2 mmol/kg berat badan. Deplesi berbagai elektrolit dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Presentasi umum kehilangan elektrolit dan cairan pada KAD dan HHS Referensi: 1. Powers AC. Diabetes Mellitus. In Harrison’s Principle of Internal Medicine, 16th ed. USA: McGraw Hill. 2005. Pp2152-2180. 2. Hamdy O. Diabetic Ketoacidosis. www.medscape.com. Cited in March 10, 2011. September 1, 2009. 3. Van Zyl DG. Diagnosis & treatment of diabetic ketoacidosis. South African Journal of Family Practice, 2008, Vol 50, No.1. www.sajfp.com. Cited in March 10, 2011. 4. Wallace TM & Matthews DR. Recent advances in the monitoring and management of diabetic ketoacidosis. Oxford Journal of Medicine, 2004, 97 (12): 773-780. www.qjmed.oxfordjournal.org. Cited in March 10, 2011. 5. Chiasson JL, Aris-Jilwan N, Belanger R, Bertrand S, Beauregard H, & Ekoe JM, et al. Diagnosis & treatment of diabetic ketoacidosis and the hyperglycemic hyperosmolar state. Canadian Medical Association Journal, April 1, 2003, 168 (7): 859-866. www.CMAJ.org. cited in March 10, 2011. 6. Kitabchi AE & Wall BM. Management of Diabetic Ketoacidosis. American Academy of Family Physicians, August 1999. www.AAFP.com. Cited in March 10, 2011. 7. American Diabetes Association. Hyperglycemic crises in Diabetes. In Diabetes Care, Vol 27, Jan 2004. USA: Position Statement, Supp 1.www.ADA.org. Cited in March 10, 2011