Dokumen tersebut membahas tentang pembetulan SPT Masa PPN, termasuk cara menentukan status SPT yang dibetulkan berdasarkan nilai di butir II.D atau II.F, serta contoh kasus pembetulan status SPT dari Lebih Bayar menjadi Nihil atau Kurang Bayar beserta pilihan yang dapat diambil oleh wajib pajak.
1. PEMBETULAN SPT MASA
PPN 1111 DAN 1111 DM
SE-20/PJ/2011 TANGGAL 28 FEBRUARI 2011
2. STATUS SPT MASA PPN DITENTUKAN
1. Untuk SPT yang disampaikan pertama kali (bukan SPT
Pembetulan), status SPT Kurang Bayar, Lebih Bayar, atau Nihil
ditentukan berdasarkan nilai yang diisi oleh PKP pada butir II.D
Formulir Induk SPT Masa PPN.
2. Untuk SPT Pembetulan, status SPT Kurang Bayar, Lebih
Bayar, atau Nihil ditentukan berdasarkan nilai yang diisi oleh
PKP pada butir II.D atau butir II.F Formulir Induk SPT Masa
PPN, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Apabila PKP mengisi SPT Masa PPN Pembetulan hanya
sampai dengan butir II.D (butir II.E dan II.F tidak diisi)
maka status SPT untuk SPT Masa PPN Pembetulan
adalah sesuai dengan nilai yang tercantum pada butir II.D
b. Apabila PKP mengisi SPT Masa PPN Pembetulan sampai
dengan butir II.F maka status SPT untuk SPT Masa PPN
Pembetulan adalah sesuai dengan nilai yang tercantum
pada butir II.F
3. MASALAH PEMBETULAN SPT
MASA PPN
Permasalahan timbul jika yang dibetulkan adalah SPT
Masa PPN yang sebelumnya status SPT tersebut adalah
Lebih Bayar
4. CONTOH 1
Pembetulan SPT yang semula dilaporkan Lebih Bayar menjadi
Nihil
a. SPT masa PPN Masa Januari 2011 menyatakan Lebih Bayar
Rp.1.000.000,00 dan telah dikompensasikan ke masa pajak
berikutnya
b. Pada bulan April 2011, dilakukan pembetulan SPT Masa PPN
Masa Januari 2011 menjadi Nihil
c. Untuk contoh kasus ini PKP mempunyai 2 (dua) pilihan, yaitu:
1. Pilihan pertama: menyetor PPN Kurang Bayar pada butir
II.F sebesar Rp1.000.000,00; atau
2. Pilihan kedua: menggunakan status SPT pada butir
II.D, yaitu status SPT Nihil,
5. Dalam hal PKP memilih pilihan pertama, maka:
a) PKP cukup melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa
Pajak Januari 2011 saja dan menyetor PPN Kurang Bayar
pada butir II.F sebesar Rp1.000.000,00.
b) PKP tidak perlu melakukan pembetulan SPT Masa PPN
Masa Pajak Februari dan Masa-Masa Pajak seterusnya.
c) Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa
Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:
Penghitungan PPN kurang atau (lebih)
PPN (Rupiah)
bayar
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 0
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang
Rp. (1.000.000) (-)
dibetulkan
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 1.000.000
d) Atas pembetulan SPT tersebut PKP akan dikenai sanksi
administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
6. Dalam hal PKP memilih pilihan kedua, maka:
a) PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak
Januari 2011, dan hanya mengisi sampai butir II.D
saja, sehingga SPT Pembetulan menunjukkan Nihil.
b) PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak
Februari dan Masa-Masa Pajak berikutnya yang
terpengaruh oleh Pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak
Januari 2011.
c) PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak
Februari 2011 dengan membetulkan jumlah kompensasi
yang berasal dari Masa Pajak Januari dari semula
Rp1.000.000.00 menjadi Nihil.
d) Butir II.E dan II.F pada SPT Masa PPN Pembetulan Masa
Pajak Januari 2011 tidak diisi.
e) Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan
Masa Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:
7. Penghitungan PPN kurang atau (lebih)
PPN (Rupiah)
bayar
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 0
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang
Rp. (-)
dibetulkan
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp.
8. CONTOH 2
Pembetulan SPT yang semula dilaporkan Lebih Bayar menjadi
Kurang Bayar
a. SPT masa PPN Masa Januari 2011 menyatakan Lebih Bayar
Rp.1.000.000,00 dan telah dikompensasikan ke masa pajak
berikutnya
b. Pada bulan April 2011, dilakukan pembetulan SPT Masa PPN
Masa Januari 2011 menjadi Kurang Bayar Rp.250.000,00
c. Untuk contoh kasus ini PKP mempunyai 2 (dua) pilihan, yaitu:
1. Pilihan pertama: menyetor PPN Kurang Bayar pada butir
II.F sebesar Rp1.250.000,00; atau
2. Pilihan kedua: menyetor PPN Kurang Bayar ada butir II.D
sebesar Rp. 250.000,00.
9. Dalam hal PKP memilih pilihan pertama, maka:
a) PKP cukup melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa
Pajak Januari 2011 saja dan menyetor PPN Kurang Bayar
pada butir II.F sebesar Rp1.250.000,00.
b) PKP tidak perlu melakukan pembetulan SPT Masa PPN
Masa Pajak Februari dan Masa-Masa Pajak seterusnya.
c) Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa
Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:
Penghitungan PPN kurang atau (lebih)
PPN (Rupiah)
bayar
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 250.000
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang
Rp. (1.000.000) (-)
dibetulkan
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp. 1.250.000
d) Atas pembetulan SPT tersebut PKP akan dikenai sanksi
administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
10. Dalam hal PKP memilih pilihan kedua, maka:
a) PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak
Januari 2011, dan menyetorkan PPN Kurang Bayar pada
butir II.D sebesar Rp.250.000,00.
b) PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak
Februari dan Masa-Masa Pajak berikutnya yang terpengaruh
oleh Pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak Januari 2011.
c) PKP melakukan pembetulan SPT Masa PPN Masa Pajak
Februari 2011 dengan membetulkan jumlah kompensasi
yang berasal dari Masa Pajak Januari dari semula
Rp1.000.000.00 menjadi Nihil.
d) Butir II.E dan II.F pada SPT Masa PPN Pembetulan Masa
Pajak Januari 2011 tidak diisi.
e) Pengisian pada formulir SPT Masa PPN Pembetulan Masa
Pajak Januari 2011 adalah sebagai berikut:
11. Penghitungan PPN kurang atau (lebih)
PPN (Rupiah)
bayar
Butir II.D - PPN KB (LB) Rp. 250.000
Butir II.E - PPN KB (LB) pada SPT yang
Rp. (-)
dibetulkan
Butir II.F - PPN KB (LB) karena pembetulan Rp.
f) Atas pembetulan SPT tersebut PKP akan dikenai sanksi
administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.