1. ← Membuat Pipi Lesung Pipit
Chrisye – Sendiri →
Struktur Penahan Tanah Pada Galian Basemen Dalam
Posted on June 14, 2011 by irawan firmansyah
Pada setiap galian basemen dalam dapat dipastikan dibutuhkan struktur penahan tanah untuk
menstabilkan galian. Galian terbuka hampir bisa dipastikan tidak bisa dilakukan karena
terbatasnya lahan proyek, untuk mengakomodasi kemiringan dinding galian. Permasalahan
lainnya adalah turunya muka air tanah disekeliling area galian secara signifikan karena tidak
ada dinding yang memotong/memperpanjang aliran air tanah masuk kedalam area galian.
Kejadian ini dapat memicu terjadinya settlement/differential settlement yang selanjutnya
menyebabkan timbulnya retak-retak pada tembok bangunan-bangunan low rise diseliling area
galian. Bangunan-bangunan low rise seperti ruko-ruko dan rumah 2 – 3 lantai paling rentan
terhadap penurunan muka air tanah.
Tipe Struktur Penahan Tanah
Untuk galian basmen dalam ( 3 lapis basmen atau lebih), persyaratan yang harus dipenuhi
oleh struktur penahan tanah adalah: Kaku (EI tinggi), dan Relatif kedap air. Pilihan yang ada
dari yang kurang kedap sampai yang paling kedap air adalah Contiguous Bored pile Wall
(kadang2 disebut soft secant pile), Secant Pile Wall, dan Diaphragm Wall. Kemampuan alat
menjaga vertikalitas membatasi kekedapan dinding terhadap air. Misalnya alat bor secant pile
lebih mampu menjaga vertikalitas dibandingkan dengan alat bor untuk contiguous bored pile,
karena keseluruhan casing ikut masuk, dan guide beam dapat berfungsi menjaga vertikalitas.
Karena menggunakan bucket dan kelly bar yg kecil, tidak ada yg dapat menjaga vertikalitas
alat bor pada contiguous bored pile. Kemampuan menjaga vertikalitas sampai 1H:250V
dimiliki oleh alat grabber DWall.
Dulu sebelum krismon, dapat dipastikan harga Diaphragm Wall lebih mahal dari kedua
alternatif lainnya, tetapi sekarang, Contiguous Bored Pile Wall atau Secant Pile Wall
ditambah lapisan dinding beton dimukanya setebal 15 cm atau lebih, harganya sebanding
dengan harga Diaphragm Wall.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam desain struktur penahan tanah adalah; stabilitas
struktur penahan tanah itu sendiri dan stabilitas dasar galian dari bahaya piping / blow in /
heave. Persyaratan2 tersebut menentukan besarnya kekakuan (EI) struktur penahan tanah,
jumlah dan lokasi sistim penunjang, dan besarnya penetration depth struktur penahan tanah
dibawah dasar galian.
2. Sistim Penunjang
Pilihan yang tersedia adalah ground anchor, steel strut, temporary berm, dan lantai basemen
terpilih (selected basement slabs). Tiga pilihan pertama adalah untuk bottom-up construction
method sedangkan yang terakhir adalah untuk top-down construction method. Jika kondisi
memungkinkan (ada izin tetangga bila masuk dibawah tanah tetangga, ada izin PU bila
3. masuk dibawah jalan protokol), ground anchor selalu menjadi pilihan pertama karena
pertimbangan harga dan keleluasaan kerja. Sekalipun penggunaan lantai basemen terpilih
sebagai sistim penunjang secara teoritis tidak membuang bahan, karena lantai basemen
terpilih tersebut nantinya akan menjadi lantai basemen permanen, tetapi sistim ini menjadi
pilihan terakhir karena alasan biaya konstruksi yang tinggi. Keterbatasan suplai udara segar
dan sinar matahari menyebabkan keterbatasan kemampuan pekerja kasar untuk bekerja
sehingga menyebabkan jumlah shift bertambah, dan pada akhirnya menyebabkan biaya
konstruksi melambung. Kemungkinan lainnya adalah ketidak akuratan penempatan king post
pada lokasi kolom, menyebabkan adanya pekerjaan ekstra. Selain itu beton untuk fondasi
king post kadang kala telah set sebelum king post dimasukkan kedalam beton. Jika dipilih
cara konstruksi dimana steel king post diikatkan pada pembesian bored pile pendukung king
post, sebelum pengecoran beton, maka oengecoran beton dengan pipa tremie mengalami
kesulitan karena terganggu oleh adanya steel king post.
Steel struts dapat berupa rakers atau wall to wall struts. Di Singapore wall to wall strut lazim
dipakai, karena ketatnya persyaratan defleksi, tetapi di Indonesia tidak, karena tidak ada
persyaratan defleksi dan karena menyebabkan kesulitan penggalian tanah. Rakers lebih
disukai dari pada wall to wall strut.
Temporary berm biasa diaplikaskan pada “island construction method”, dimana
pembangunan basemen dimulai pada bagian tengah, menyisakan berm disekeliling galian
sebagai penahan struktur penahan tanah sampai konstruksi basemen ditengah selesai. Desain
temporary berm sedemikian sehingga top levelnya sedikit dibawah rencana level strut baris-1.
Kemudian pasangan strut baris – 1 yang bertumpu pada struktur basemen ditengah. Langkah
berikutnya adalah menggali temporary berm sampai sedikit dibawah level strut baris-2, lalu
pasang strut baris-2. Demikian seterusnya sampai seluruh strut terpasang. Terakhir gali habis
sisa temporary berm dan cor ground slab. Kadang-kadang penggalian sisa temporary berm
dan pengecoran ground slab ini tidak bisa dilakukan sekaligus, tapi harus dilakukan secara
intermitten, karena untuk mengurangi bending moment pada dinding penahan tanah. Setelah
ground slab berhasil dibangun, pembangunan basemen ditepi disekeliling galian bisa
diselesaikan
4.
5. Tipikal spacing ground anchor: horizontal 2 m dan vertikal 3 ~ 4 m. Di Indonesia ada
kecenderungan untuk memakai vertical spacing lebih besar, tanpa menyadari bahwa semakin
besar vertical spacing, semakin besar defleksi struktur penahan tanah saat tanah digali sampai
level ground anchor bawah dan ground anchor bawah belum di stressing dan di locked,
berarti gaya prestress belum bekerja. Ground anchor spacing ditentukan sedemikian sehingga
gaya anchor sekitar 60 – 80 ton. Ground anchor dengan kapasitas Safety Factor x (60 – 80
ton) relatif mudah dibuat. Tersedia paling tidak 3 buah standard/code untuk pekerjaan ground
anchor yaitu Swiss Standard, British Standard, dan PCA, tetapi yang paling detail mengatur
mengenai desain, pelaksanaan, dan material ground anchor hanyalah British Standard, yaitu
BS 8081 Code of Practie for Ground Anchorage. British Standard membedakan SF tendon,
SF grout/tendon interface, SF ground/groutinterface, dan SF proof load test. SF tersebut
6. diatas dibedakan atas 3 kategori yaitu untuk temporary ground anchor dengan umur layan <=
6 bulan, temporary ground anchor dengan umur layan <= 2 tahun, dan permanent ground
anchor.
BS nensyaratkan 3 macam test ground anchor yaitu: Prooving Test, Suitability Test,
danAcceptance Test. Proving Test dilakukan pada vertical preliminary anchor sampai
mencapai ultimate capacity anchor, dimaksudkan untuk mendapatkan tahanan friksi tanah
pada kedalaman dimana bond length direncanakan akan terbenam. Kedua test lainnya
dilakukan pada production anchor. Setiap production anchor harus menjalanisalah satu dari
kedua test tersebut. Kedua test tersebut pada prinsipnya sama, hanyajumlah siklus loading-
unloading pada Suitability Test adalah 3, sedangkan pada Acceptance Test adalah
2. Suitability Test dilakukan pada 3 anchor yg pertama dibuat dan pada 1 buah anchor dari
masing-masing tipe anchor. Test pada production anchor dilakukan sampai 125% gaya
anchor untuk temporary ground anchor dan 150% gaya anchor untuk permanent ground
anchor. Ground anchor lolos test bila perpanjangan strand berada pada daerah elastik
ditambah atau dikurangi suatu nilai offset tertentu. Selain itu loss of prestress selama 15
menit ditahan harus < 2%.
Jarak anatar strut berkisar antara satu lapis basemen sampai dua lapis basemen, atau antara 3
~ 6 m. Agar tidak mengganggu pengecoran slab basemen, maka strut biasanya tidak dipasang
pada level lantai basemen. Karena strut meupakan batang tekan, perlu diperhatikan bahaya
tekuk. Perlu diperhatikan juga bahwa strut ini kadang-kadang berubah levelnya dari rencana,
naik / turun 25-50 cm, menyesuaikan dengan kondisi lapangan, sehingga cukup dihitung
sebagai batang pendel yg menahan tekanan tanah pada level strut tsb, sehingga analisa
struktur 3 dimensi merupakan sesuatu yang berlebihan dan tidak tepat.
Temporary berm hanya bisa diaplikasikan pada tanah yg relatif keras sehingga berm tanah itu
sendiri stabil dan sanggup memberikan tahanan pasif pada struktur penahan tanah. Lebar
permukaan atas berm sedemikian sehingga sekurang-kurangnya memotong passive rupture
7. line, sedangkan lebar dasarnya dibuat sedemikian sehingga lereng berm stabil. Island
construction method dimana temporary berm ini biasa diaplikasikan, hanya cocok untuk
galian yang lebar dan idealnya berbentuk mendekati segi empat, tidak seperti parit.
Penggunaan selected basement slabs sebagai supporting system selama penggalian
mensyaratkan ruang bebas vertikal setinggi 2 lapis basemen atau sekitar 6m untuk pekerjaan
penggalian. Selain itu bukaan harus diberikan sebesar-besarnya untuk masuknya cahaya
matahari dan oksigen yg dibutuhkan oleh pekerja. Pemilihan lantai basemen yg dicor
dilakukan sedemikian sehingga struktur penahan tanah diatas dasar galian kira-kira dibagi
sama panjang, dengan demikian momen lentur yang timbul juga merata. Kadang-kadang
diperlukan temporary berm didasar galian untuk meratakan panjang dinding yang tidak
ditunjang, seperti gambar dibawah.
Penunjang teratas harus terletak tidak terlalu jauh dari permukaan tanah, dan juga tidak jauh
dari top of retaining structure, karena itu biasanya dipilih slab B-1. Kalau digunakan 2m
open cut, maka kira-kira slab B-1 berada 1m dibawak top of retaining structure. Mengingat
lantai-lantai basemen terpilih ini akan dilalui kendaraan pengangkut tanah, paling tidak lantai
tersebut didesain untuk beban hidup 2.5 ton. Pada saat penggalian basemen, pile cap belum
dikerjakan, sehingga masing2 bored pile pendukung king post bekerja sebagai tiang tunggal.
Diameter minimum dari bored pile pendukung king post adalah 1.2 m.
Perlu diketahui bahwa untuk suatu proyek bisa digunakan beberapa kombinasi sistim
penunjang seperti gambar dibawah. Bahkan untuk satu section struktur penahan tanah dapat
digunakan lebih dari satu jenis sistim penunjang, misalnya ground anchor dibagian atas dan
steel strut untuk bagian bawah karena tanah dibawah tidak cocok untuk memakai ground
anchor.
8. Sebagai catatan terakhir perlu diketahui bahwa analisa DWall mengikuti sedekat mungkin
tahapan pelaksanaan dilapangan. Dari diagarm momen dan shear, dibuatlah envelope diagram
yang selanjutnya dipakai untuk menghitung tulangan. Gambar-gambar berikut menyajikan
tahapan analisa DWall dengan support 2 baris ground anchor beserta moment diagram untuk
masing-masing stage.
9.
10. –oo00oo–
About these ads
Like this:
Related
Instrumentasi & Monitoring Untuk Pekerjaan Galian Basemen In "Anything About
Geotechics"
Masalah Galian Basemen Dan Solusinya Pada Suatu Proyek di MedanIn "Anything About
Geotechics"
Fluktuasi Muka Air Tanah di Jakarta In "Anything About Geotechics"
11. About irawan firmansyah
I am a civil engineer, BS Univ of Indonesia, graduated in 1978, MS univ of Wisconsin-
Madison, USA, graduated in 1984. I am married, having 3 children.
View all posts by irawan firmansyah →
This entry was posted in Anything About Geotechics and tagged contiguous bored pile,
diaphragm wall, ground anchor, island construction method, retaining structure, secant pile,
strut, temporary berm, top down construction. Bookmark the permalink.
← Membuat Pipi Lesung Pipit
Chrisye – Sendiri →
9 Responses to Struktur Penahan Tanah Pada Galian Basemen Dalam
1. Hadi says:
July 18, 2012 at 8:17 am
Pak Irawan,
Saya ada pertanyaan, apakah proving test dapat dilakukan pada posisi vertical.
Mengingat kami ingin melakukan hal tersebut terlebih dahulu, karena untuk posisi
aktual harus dilakukan pengalian terlebih dahulu yang cukup dalam
Reply
o irawan firmansyah says:
July 19, 2012 at 11:16 am
Pak Hadi,
Secara umum proving test bisa dilakukan vertical sedemikian sehingga bond
length pada test anchor jatuh pada range kedalaman yg sama dengan
production anchor yg diwakili, dan friksi yg diperoleh dari proving test bisa
dipakai utk menentukan panjang actual bond length pada production anchor.
Pengecualian jika diatasnya ada lapisan tanah yg sangat lunak. Pengeboran
vertical tdk memberikan kondisi yg sama dengan pengeboran miring.
Misalnya adanya lapisan tnh sangat lunak yg terbawa masuk kedalam lapisan
tanah keras sehingga menyerupai pelumas pada bagian atas bond length, tdk
akan terlihat kalau melakukan vertical proving test.
Proving test miring bisa dilakukan dari muka tanah, dengan menyesuaikan
panjang free length. Pengganti dinding vertical bisa digunakan lantai
horizontal yg kaku (kira2 sama kaku dengan rencana dinding), dan diberi
semacam waler utk mengatur kemiringan.
12. Salam,
IF
Reply
2. Sando says:
January 22, 2013 at 11:42 am
Siang pak, saya baru belajar mengenai program frew untuk menghitung dinding
penahan tanah. Saya dapat info kalo bapak sudah familiar dengan program tersebut.
Oleh karena itu mohon pencerahannya tentang analisis kondisi drained dan undrained
menggunakan frew.
Setelah saya baca di tutorialnya,
1. apakah benar untuk kondisi drained maupun undrained pada stage 0 semua
parameter menggunakan kondisi drained? Jika benar mengapa demikian?
2. jika menganalisis kondisi Undrained, apakah benar pada stage 0 parameater yang
dipakai adalah drained kemudian pada stage 1 parameter kita rubah ke kondisi
undrained, kemudian baru pada stage terakhir yaitu long term effect parameter
dikembalikan lagi ke kondisi drained? Sebaliknya pada kondisi Drained semua
parameter menggunakan kondisi drained dari stage awal sampai akhir?
Mohon pencerahannya, terima kasih
Reply
o irawan firmansyah says:
January 26, 2013 at 11:21 am
Dear Sando,
Jawaban saya sbb:
1. Pada stage 0 dimasukkan parameter drained dengan maksud untuk
menghitung tegangan2 awal (initial stresses), sebelum ada sesuatu kegiatan.
Jadi sebelum dilakukan apa2, tanah sudah dalam kondisi stabil utk jangka
waktu yg lama. Tegangan awal inilah yg ingin dihitung dengan parameter
drained. Tegangan ini hanya disimpan dan belum digunakan utk menghitung
deformasi, karena tanah masih dalam keadaan setimbang.
2. Pada stage 1 (pasang Ddg Penahan Tanah) dan beberapa stage berikutnya,
digunakan parameter undrained, karena pada beberapa saat diawal konstruksi,
tanah masih dalam kondisi undrained.
Setelah beberapa saat barulah tanah mencapai kondisi drained, dan parameter
dirubah menjadi drained, dengan beberapa penyesuaian, misalnya pore water
pressure adjustment.
3. Perlu diketahui bahwa kondisi drained itu lebih kritis. Kalau anda
mengambil sertifikasi ahli geoteknik akan dijelaskan bahwa untuk kasus
galian, maka kondisi drained lebih kritis. Jadi hasil lebih konservatif akan di
13. peroleh jika dari stage-stage awal sampai akhir menggunakan kondisi drained.
Agak sulit menentukan sampai stage keberapa kondisi tanah masih dalam
kondisi undrianed.
Salam,
Reply
3. Sando says:
February 7, 2013 at 6:04 pm
Terima kasih pak Irawan atas penjelasannya mengenai kondisi dalam tahap galian.
tapi saya masih bingung dalam penggunaan parameter pada program Frew. Apakah
benar seperti ini
1. Kondisi Drained
Pada Stage 0 paremeter yang dipakai adalah drained, stage 1 (pasang DPT) kondisi
Undrained baru pada stage selanjutnya kondisi drained sampai akhir?
2. Kondisi Undrained
Pada stage stage 0 parameter drained, stage 1 kondisi undrained kemudian stage
berikut kondisi undrained, tahap akhir adalah drained yang mana perlu beberapa
penyesuaian parameter.
Saya bingung karena di tutorialnya pada stage 1 saat instal wall keterangannya change
to undrained materials (if required). Apakah pada stage 1 “si program” memang
meminta kondisi undrained wlaupun kita menganalisis kondisi drained? Karena agak
rancu mengenai maksud maksud “if required”. Mohon pencerahanya Pak, TQ
O ya pak, pada coment saya sebelumnya saya sudah berikan centang pada notify via
email tapi ko update dari blog ini tidak bisa masuk email saya y? coba ini saya
centang lagi
Reply
o irawan firmansyah says:
February 8, 2013 at 2:50 pm
Dear Sando,
Kalau analisa drained, benar seperti point 1. Bisa juga analisa undrained nya
tdk hanya pada waktu pasang DPT, tetapi sampai galian pertama, tergantung
judgement.
14. Untuk analisa undrained, setelah stage 0, stage-stage berikutnya sampai akhir
pakai undrained parameter.
Salam,
Reply
4. Annin Hudaya_Stadin says:
October 2, 2013 at 10:25 pm
P.Irawan,
Apa khabar Pak?
Mohon tanya, apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan Design dan
Pelaksanaan DPT galian basemen dengan kondisi tanah gambut(peat) dengan
ketebalan kira2 setinggi galian basemen….?
Menurut pengalaman p.Irawan, berapa kira2 typical values parameter shear strength
dan E nya?
Btw, tulisan tentang gesturenya menarik juga untuk dibaca tuh….
Terimakasih&Salam,
Reply
o irawan firmansyah says:
October 3, 2013 at 3:50 pm
Kabar baik P Annin, terima kasih atas pujiannya.
Bagaimana komentar anda mengenai Fondasi Jambatan bentang Panjang?
Saya tdk hapal shear strength tanah gambut, yang saya tahu banyak melakukan
penelitian mengenai gambut adalah P Budi Susilo (UI) dan Bu Noer Endah
(ITS), bisa dicari tulisan2 mereka pada seminar2 HATTI beberapa tahun yl.
Pada prinsipnya tanah gambut itu adalah serat dengan kuat tarik yg tinggi
(seperti fibre), tetapi kompresibilitas nya tinggi. Karena perbaikan tanah yg
banyak disarankan utk gambut adalah melakukan preloading atau
mengaduknya dengan semen, seperti pada Deep Mixing sehingga jadinya
seperti Fibre reinforced Concrete.
Kalau ketebalan tanah gambut hanya sedalam rencana galian, saya sarankan
memakai steel sheetpile dengan support wall to wall strutting.
Kalau tanah gambut lebih tebal dari kedalaman galian, perlu perbaikan tanah
setebal kira2 1m ~ 2m pada dasar galian. Jangan lupa check stabilitas dasar
15. galian.
Mudah2 an membantu
Salam,
Reply
5. Annin Hudaya_Stadin says:
November 10, 2013 at 8:07 pm
Yth.p.Irawan,
Mhn maaf baru mampir lagi ke blognya p.Irawan.
Terima kasih atas sharingnya…
Tulisan tentang pondasi jembatan bentang panjang menarik ….
Salam,
Reply
Leave a Reply
Search in this blog
Latest posts
o Retaining Structure Analyses: PLAXIS vs FREW
o Body Gesture-6: Gesture Evaluasi
o Fondasi Jembatan Bentang Panjang
o Menghilangkan Bau Amis Cumi-Cumi
o Desain Fondasi Jetty
o Tai Chi versus Chi Kung
o Etiket: Penghargaan Kepada Wanita
Top Rated
Posts | Pages | Comments
All | Today | This Week | This Month
16. o There are no rated items for this period.
Archives
June 2011
M T W T F S S
« May Jul »
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
Web sites
o Eng Tips Forums
o howstuffworks.com
Langganan Surel
Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima
pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.
Join 155 other followers
The Twenty Ten Theme. Create a free website or blog at WordPress.com.
Follow
Follow “”
Get every new post delivered to your Inbox.
Join 155 other followers
Build a website with WordPress.com