Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan agama dalam pengembangan moral anak, metode penanaman nilai moral untuk anak usia dini seperti bercerita dan bermain, serta perlunya kurikulum pendidikan yang berkarakter dengan menanamkan nilai-nilai religius, jujur, dan tanggung jawab melalui setiap mata pelajaran seperti pendidikan agama.
2. METODE PENANAMAN NILAI MORAL
UNTUK ANAK USIA DINI
Usia dini merupakan masa keemasan (golden
age) yang hanya terjadi satu kali dalam
perkembangan kehidupan manusia. Masa ini
sekaligus merupakan masa yang kritis dalam
perkembangan anak. Jika pada masa ini anak
kurang mendapat perhatian dalam hal
pendidikan, perawatan, pengasuhan dan
layanan kesehatan serta kebutuhan gizinya
dikhawatirkan anak tidak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. 2
3. Adapun pengertian moral menurut K. Prent
(Soenarjati, 1989: 25) berasal dari bahasa
latin mores, dari suku kata mos yang
artinya adat istiadat, kelakuan, watak,
tabiat, akhlak. Dalam perkembangannya
moral diartikan sebagai kebiasaan dalam
bertingkah laku yang baik, yang susila. Dari
pengertian tersebut dinyatakan bahwa
moral adalah berkenaan dengan kesusilaan.
3
4. Dalam pelaksanaan penanaman nilai moral pada
anak usia dini banyak metode yang dapat
digunakan oleh guru atau pendidik. Metode
dalam penanaman nilai moral kepada anak usia
dini sangatlah bervariasi, diantaranya
bercerita, bernyanyi, bermain, bersajak dan
karya wisata. Masing-masing metode
mempunyai kelemahan dan kelebihan.
Penggunaan salah satu metode penanaman nilai
moral yang dipilih tentunya disesuaikan dengan
kondisi sekolah atau kemampuan seorang guru
dalam menerapkannya.
4
6. PENDIDIKAN AGAMA DALAM PERSPEKTIF
PENGEMBANGAN NILAI MORAL ANAK
Dari segi etimologi, moral berasal dari kata
mores (latin) yang berarti dapat kebiasaan atau
cara hidup, sedangkan nilai dari kata value yang
berarti harga. Nilai inilah yang dikatakan
Newcomb (1985) sebagai suatu keyakinan yang
mendorong seseorang untuk bertindak atas
dasar pilihannya. Moral Thought adalah
bagaimana remaja berpikir tentang standar
benar dan salah. Piaget mengatakan bahwa anak
berpikir dengan dua cara yang berkaitan dengan
moral, tergantung pada kematangan
perkembangannya.
6
7. Mengingat pentingnya penanaman moral bagi
peserta didik, ada beberapa usulan agenda
pendidikan bermuatan moral yang harus segera
direalisasikan: Pendidikan harus berdasarkan
nilai-nilai agama, budaya, dan adat istiadat
bangsa yang bernilai luhur. Nilai-nilai ini
ditanamkan (diinternalisasikan) ke dalam diri
peserta didik harus secara komprehensif dan
melekat dalam setiap mata pelajaran. Dalam
setiap mata pelajaran seharusnya ada pesan
nilai dan moral tersebut untuk kemudian
dihayati dan dipraktikan dalam kehidupan
sehari-hari.
7
8. Islam selalu mendorong umatnya untuk
menggunakan akal dan menuntut ilmu
pengetahuan, agar dengan demikian mereka
dapat membedakan mana yang benar dan
mana yang salah, dapat menyelami hakekat
alam. Islam mewajibkan kepada umatnya
untuk melaksanakan pendidikan. Karena
menurut ajaran Islam, pendidikan adalah juga
merupakan kebutuhan hidup manusia yang
mutlak harus dipenuhi untuk mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan
akhirat.
8
9. Namun pendidikan agama yang diajarkan di
sekolah hendaknya tidak hanya berupa pemberian
pengetahuan agama. Akan tetapi lebih luas
daripada itu yaitu menggugah perasaan/emosi
anak, sehingga nilai-nilai agama akan lebih
tertanam dan dihayati oleh anak didik.
Suliswiyadi
Mahasiswa Pascasarjana Program Doktoral
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
9
10. KURIKULUM PENDIDIKAN YANG
BERKARAKTER
Pada saat ini yang diperlukan sekarang adalah
kurikulum pendidikan yang berkarakter; dalam arti
kurikulum itu sendiri memiliki karakter, dan
sekaligus diorientasikan bagi pembentukan
karakter peserta didik.Perbaikan kurikulum
merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum
itu sendiri (inherent), bahwa suatu kurikulum yang
berlaku harus secara terus-menerus dilakukan
peningkatan dengan mengadopsi kebutuhan yang
berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan
peserta didik.
10
11. Pendidikan karakter bukan merupakan hal yang
baru sekarang.penanamannilai-nilai sebagai
sebuah karakteristik seseorang sudah
berlangsung sejak dahulu kala.
Penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan
(embeded) ke dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai
sebuah karakter yang selama ini semakin
memudar. Setiap mata palajaran mempunyai nilai-
nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri
anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya
keutamaan fokus dari tiap mapel yang tentunya
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
11
12. Pendidikan Agama: Nilai utama yang
ditanamkan antara lain: religius, jujur, santun,
disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin
tahu, percaya diri, menghargai keberagaman,
patuh pada aturan, sosial, bergaya hidup
sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja
keras, dan adil.
Setiap mata palajaran mempunyai nilai-nilai
tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak
didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan
fokus dari tiap mapel yang tentunya mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda.
Dikutip dari jurnal “Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI 12