SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Disusun oleh:
M Wafa Zaenal Alam
Kelas 1B
i
Kata pengantar
Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang
dalam situasi tertentu berdasarkan pengalamn kita sendir. Akan tetapi, kenyataannya, dalam
banyak hal, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya, kita mengalami salah paham dengan teman
sejawat dikantor, dengan tetangga, atau bahkan dengan suami/istri serta anak- anak di rumah.
Oleh karena itu, manusia membutuhkan semacam kerangka acuan untuk memahami dan
menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami definisi kepribadian
dan cara terbentuknya kepribadian itu. Kita juga membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku
dan kepribadian agar terbentuk suatu kepribadian yang baik. Dengan demikian, gangguan-
gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.
Karena kepribadian merupakan organisasi dinamis dari system psikofisik dalam individu yang
turut menentukan cara-cara unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, sukar sekali membuat gambaran umum tentang
kepribadian. Hal yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal seseorang dengan mengetahui
struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap
sejarah hidup, cita-cita, dan persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang.
ii
Daftar isi
Bab1
Sejarah perkembangan psikologi................................................................................................2
A. Psikologi zaman yunani kuno.........................................................................................2
B. Psikologi bagian dari flsafat............................................................................................4
C. Psikologi sebagai ilmu mandiri.......................................................................................6
D. Pengembangan metode dalam psikologi.........................................................................6
E. Asumsi dasar tingkah laku manusia................................................................................7
1
2
Bab 1
Sejarah perkembangan psikologi
A. Psikologi zaman yunani kuno
Psikologi berasal dari kata yunani, yang psyche yang berarti “jiwa” dan logos yang berarti
“ilmu pengetahuan”. Secara definitive, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang perilaku dan proses mental1 artinya, psikologi adalah ilmu yang berusaha
menjelaskan gejala perilaku manusia.
Sejarah perkembangan psikologi dimulai saat psikologi masih bersatu dan menjadi bagian dari
filsafat. Banyak ahli yang menyebutkan bahwa sejarah perkembangan psikologi dimulai dengan
munculnya pandangan tentang jiwa dan manusia dari trio filsuf besar zaman yunani kuno, yaitu
Socrates, plato, dan aristoteles.
Sebelum 1879, psikologi dainggap sebagai bagaian dari filsafat atau ilmu faal. kemudian, para
ahli filsafat dari zaman yunani kuno mulai memikirkan gejala-gejala kejiwaaan. Saat itu belum
ada pembuktian secara empiris/ilmiah. Mereka mencoba menerangkan gejala-gejala kejiwaan
melalui mitologi. Cara pendekatan itu disebut sebagai cara pendekatan yang naturalistic.
Diantara sejarawan yunani yang menggunakan pendekatan naturalistic adalah Thales (624-548
SM) yang sering disebut sebagai bapak filsafat. Ia meyakini bahwa jiwa dan hal-hal supernatural
lainnya tidak ada karena sesuatu yang ada harus diterangkan dengan gejala alam (natural
phenomenon). Ia pun percaya bahwa segala sesuatu berasal dari air dan karena jiwa tidak
mungkin berasal dari air, jiwa dianggap tidak ada. Tokoh lainnya adalah Anaximander (611-546
SM) yang mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari sesuatu yang tidak tentu, sementara
Anaximenes (abad 6 SM) mengataka segala sesuatu berasal dari udara. Tokoh yang tidak kalah
pentingnya adalah Empedocles, Hippocrates, dan Democritos.
Empedocles (490-430 SM) mengatakan bahwa ada 4 elemen besar dalam alam semesta, yaitu
bumi/tanah, udara,api, dan air. Manusia berasal dari tulang, otot, dan usus yang merupakan unsur
dari tanah; cairan tubuh berasal dari air; fungsi rasio dan mental berasal dari api; sedangkan
pendukung elemen-elemen atau atau fungsi hidup adalah udara. Berdasarkan pandangan
Empedocles, Hippocrates (460-375 SM) yang dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran,
menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat 4 cairan tubuh yang memiliki kesesuaian dengan
keempat elemen dasar tersebut.
Berdasarkan komposisi cairan yang ada didalam tubuh manusia tersebut, Hippocrates membagi
manusia dalam empat golongan, yaitu:
 Sanguine, orang yang mempunyai kelebihan darah dalam tubuhnya mempunyai
tempramen penggembira
 Melancholic, orang yang terlalu banyak sumsum hitam, bertempramen pemurung
 Choleric, orang yang terlalu banyak sumsum kuning, bertempramen semangat dan
gesit
 Plegmatic, orang yang terlalu banyak lender bertempramen lamban
1 Arkinson,Rita L., pengantar psikologi,I,(batam: interaksa,t.t.), hlm. 15.
3
Democritus (406-370SM) berpendapat bahwa seluruh realitas yang ada dimuka bumi ini
terbagi atas partikel-partikel yang tidak dapat dibagi lagi yang kemudian oleh Einstein diberi
nama “atom”. Berates-ratus tahun sesudah masa Democritus, prinsip tersebut masih dikuti oleh
beberapa sarjana, antara lain I.P. Pavlov dan J.B Watson yang berpendapat bahwa “atom” dari
jiwa adalah refleks-refleks.
Tokoh-tokoh yunani tersebut pada dasarnya menganggap bahwa jiwa bersatu dengan badan.
Jiwa dan badan berasal dari unsur-unsur yang sama dan tunduk pada hokum yang sama
(pandangan monoisme). Selain pandangan monoisme, ada pula pandangan dualisme, yaitu
pandangan yang memisahkan jiwa dari badan, jiwa tidak sama dengan badan, dan masing-
masing tunduk pada peraturan atau hukum yang terpisah. Took-tokoh terkenal yang menganut
pandangan dualisme, antara lain Socrates, plato, aristoteles.
Adapun benjafiled (1996) dalam bukunya a history of psychology menulis bahwa sejarah
psikologi dimulai saat munculnya teori tentang jiwa yang ditinjau berdasarkan pandangan
matematis berdasarkan Pythagoras (572-497 SM). Masa-masa berikutnya, psikologi terus
berkembang hingga tahun 1879, resmi lahir sebagai ilmu yang berdiri sendiridan terpisah dari
filsafat. Lahirnya ilmu ini dipelopori oleh wilhem wundt (1832-1920) yang mendirikan
laboratorium Leipzig di jerman, yang merupakan laboratorium pertama yang mempelajari ilmu
tingkah laku manusia.2
Dalam dunia islam, istilah “jiwa” disamakan dengan istilah an-nafs dan ar-ruh. Al Farabi
membedakan antara jiwa khalidah dan jiwa fana. Jiwa khalidah adalah fadilah, yaitu jiwa yang
mengetahui kebaikan dan berbuat baik, serta dapat melepaskan diri dari ikatan jasmani. Jiwa
ini tidak hancur dengan hancurnya badan, yang termasuk yang termasuk dalam kelompok ini
adalah jiwa yang telah berada dalam tingkat akal mustafad, sedangkan jiwa fana adalah jiwa
jahilah, tidak mencapai kesempurnaan karena belum dapat melepaskan diri dari ikatan materi,
ia akan hancur dengan hancunrnya badan.3
Ibnu sina berpendapat bahwa, jiwa terbagi dua, yaitu praktis dana teoritis, dan jiwa dapat
menggapai perkara-perkara universal melalui akal teoritis dari substansi-substansi yang tinggi.
karena jiwa menggunakan badan sebagai wadah atau tempat, diperoleh empat hal, yaitu:
 Jiwa melepaskan perkara-perkara universal dari perkara-perkara particular denga car
a memurnikan maknanya
 Jiwa menciptakan ikatan antara perkara-perkara universal dan cara negasi dan avernasi
 Memperoleh premis-premis empiris
 Berita-berita yang dipercaya karena banyaknya pemberitaan. 4
Oleh karena itu, jiwa terpecah pada yang universal, bukan pada hal-hal particular yang terindra
melalui pemurnian pembelajaran. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pengajaran itu
sampai pada pemilik intuisi. Syarat pemilik intuisi adalah mampu mengukuhkan jiwa dengan
kesucian dan memperkuat hubungan dengan prinsip-prinsip rasional yang membangkitkan
intuisi, yaitu menerima ilham dari akal aktif sehingga muncul bentuk-bentuk yang rasional,
bukan imitasi.5
2 Benson,N.C.&grove,s.,psikologi for beginner, (bandung:mizan,2001),hlm 25.
3 Hasyimsyah Nasution, filsafatislam, (Jakarta:gaya media pratama,1999),hlm.40
4 Ibnu sina,psikologi ibnu sina ,(bandung: pustaka hidayah,2009),hlm37-39.
5 Ibnu sina,psikologi ibnu sina,hlm. 40.
4
Selain al farabi dan ibnu sina, filsuf muslim lainnya, seperti imam Al ghazaly, Ibnu’ Arabi
dan lain-lain, memiliki pendapat yang hamper serupa mengenai pembahasan tentang jiwa.
Pembahasan tentang jiwa terus berkembang dan berlanjut, sehingga ilmu jiwa disebut juga
dengan psikologi. Akan tetapi, perkembangan selanjutnya dalam psikologi modern, tampaknya
pembahasan tentang jiwa tidak lagi relevan, jika tidak dikatakan pembahasan yang mustahil.6
sebab, konsep jiwa dalam ruang lingkup psikologi modern merupakan entitas yang sudah
disingkirkan semenjak psikologi melepaskan diri dari induk filsafat dan bergabung dalam
ranah sains modern.7 Hal ini merupakan konsekuensi logis, sekaligus pengorbanan yang harus
ditanggung psikologi ketika memasuki bidang sains yang empiris. Selanjutnya, psikologi
ditandai dengan hadirnya ilmuan-ilmuan psikologi dengan berbagai aliran serta teori yang
dihasilkannya, hingga psikologi mampu menjadi disiplin ilmu tersendiri.
B. PSIKOLOGI BAGIAN DARI FILSAFAT
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa psikologi masih bersatu dengan filsafat, dimulai
sejak zaman yunani kuno. Banyak filsuf yang telah mengemukakan pendapatnya mengenai
jiwa dan manusia. Dimulai dengan Pythagoras (572-497 SM) melalui pendapatnya bahwa
jiwa merupakan sesuatau yang berdiri sendiri dan tidak dapat mati.8 Selanjutnya
perkembangan psikologi dilanjutkan dengan hadirnya berbagai pandangan dari filsuf, yaitu
Socrates, plato, dan aristoteles.
1. Socrates (469-399 SM)
Socrates memandang bahwa jiwa sebagai intisari manusia.9 Menurutnya, pada
setiap manusia terpendam jawaban mengenai berbagai persoalan dalam dunia
nyata. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak menyadarinya. Oleh karena itu,
diperlukan orang lain semacam bidan yang membantu melahirkan sang “ide” dari
dalam kalbu manusia. Sacrotes mengembangkan metode Tanya jawab untuk
menggali jawaban-jwaban terpendam mengenai berbagai persoalan. Dengan
metode Tanya jawab yang disebut”socratic method”itu, timbul pengertian yang
disebut “maieutics” (menarik keluar seperti yang dilakukan oleh bidan). Pada tahun
1943, maieutics ini ditumbangkan oleh R. rogers menjadi teknik dalam psikoterapi
yang disebut “non directive technique”, teknik yang digunakan oleh psikolog atau
psikoterapis untuk menggali persoalan-persoalan dalam diri pasiensehingga ia
menyadari sendiri persoalan-persoalannya tanpa perlu diarahkan oleh psikolog atau
psikoterapisnya.
Ajaran Socrates menekankan pentingnya peneertian tentang diri sendiri atau
kesadaran bagi setiap manusia. Menurutnya, kewajiaban setiap orang adalah
mengetahui dirinya sendiri terlebih dahulu kalau ia ingin mengerti tentang hal-hal
diluar dirinya. Semboyannya yang terkenal adalah “kenalilah dirimu”, yaitu belajar
yang sesungguhnya pada manusia adalah belajar tentang manusia.
6 Robert Frager,hati,diri,dan jiwa,penerjemah: Hasmiyah Rauf,(Jakarta:serambi ilmu semesta,2005), hlm. 34.
7 James F Brennan, sejarah dan system psikologi, penerjemah: nurmala sari fajar,(Jakarta:rajagrafindo
persada,2006),hlm.230-231.
8 Harun Hadiwijono,sari sejarah filsafatbarat,(Yogyakarta:kanisius,1980),hlm.19.
9 Harun Hadiwijono, sari sejarah filsafat barat, hlm. 36.
5
C. Psikologi sebagai ilmu mandiri
Perkembangan psikologi sebagai bagian dari ilmu filsafat, seperti yang telah diuraikan,
masih banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam. Hal ini tidak mengherankan karena
setelah memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami banyak kemajuan
pesat, sehingga menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi. Pada
masa tersebut jiwa masih dipandang sebagai objek yang harus tunduk pada hokum-hukum
alam. Pendekatan terhadap jiwa dan manusia didasarkan pada proses pemikiran secara
filsafati, yaitu berpikir tentang hakikat atau substansinya dan berdasarkan hasil abstraksi dari
pengalaman, bukan berdasarkan data-data empiris.dasar pendekatan empiris terhadap
psikologi baru berkembang setelah psikologi menjadi ilmu yang mandiri dan terlepas dari
filsafat.
D. Pengembangan metode dalam psikologi
Sebagai ilmu, psikologi terus berkembang siring dengan mazhab-mazhab dan teori-teori baru
yang bermunculan. Teori-teori ysng muncul biasanya kritik dari teori-teori sebelumnya.
Meskipun harus daikui bahwa titik pandang dalam psikologi tidak ada yang sempurna,
sehingga terbuka bagi siapapun untuk memberikan kritik dan masukan ataupun
penyempurnaan dari teori yang sudah ada. Karena psikologi terus bergerak seiringa dengan
perkembangan kebutuhan manusia. Oleh sebab itu, dalam sejarah psikologi mengalami
dinamika pemikiran yang menyesuaikan dengan problem yang dihadapi oleh manusia. Selain
itu, perkembangan psikologi juga disebabkan psikologi menyandarkan dirinya pada ilmu
positive murni yang empiris, rasional, dan kebenarannya dapat dibuktikan. Oleh karena itu,
sering terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ahli psikologi, sehingga melahirkan banyak
aliran dan metode dalam menyelesaikan masalah-masalah berkaitan dengan jiwa manusia.
E. Asumsi dasar tingkah laku manusia
dalam ilmu psikologi, banyak teori yang mengungkapkan cara manusia bertingkah laku,
terkadang teori satu dan lainnya bertentangan, tetapi ada juga yang saling melengkapi dalam
mengungkapkan sebuah kasus. Teori yang complement ini banyak diterapkan dalam praktik-
praktik psikoterapis saat ini.
6
2. Plato
tidak dapat mati.10sebagai penganut dualisme yang sebenar-benarnya , plato
mengatakan bahwa dunia kejiwaan berisi ide-ide yang berdiri sendiri, terlepas dari
pengalaman hidup sehari-hari. Pada orang dewasa dan itelektual, mereka dapat
membedakan jiwa dan badan. Akan tetapi, pada anak-anak, jiwa masih bercampur
dengan badan, belum bisa memisahkan dari benda-benda konkret.
Jiwa yang berisi ide-ide ini diberi nama “psyche”. Selain itu, plato juga meyakini
bahwa sejak lahir, setiap orang telah ditetapkan status dan kedudukannya pada
masyakrakat, yaitu sebagai seorang filsuf, prajurit, atau pekerja. Ia percaya bahwa
setiap orang dikhususkan tersendiri, tidak sama antara satu sama lain. Dengan
demikian, selain dianngap dengan penganut paham determinisme atau nativisme,
ia pun dianngap sebagai pemula dari paham”individual diffrences”. Dalam
perkembangan psikologi selanjutnya, paham ini membawa sarjana kearah
10 Harun Hadiwijono,sari sejarah filsafatberat,hlm. 42.
7
penemuan alat-alat psikologi(psikotes). Mengenai kebenaran, kedua tokoh ini
percaya bahwa kebenaran dapat ditemukan dengan cara berfikir, bukan berbuat.11
3. Aristoteles (385-322 SM)
Aristoteles memahami jiwa dalam arti yang luas. Ia menganngap bahwa segala
sesuatu yang hidup, baik tumbuhan, hewan dan manusia mempunyai jiwa.12lebih
lanjut, aristoteles mengungkapan bahwa jiwa manusia mempunyai keududkan
istimewa karena manusia berkat jiwanya yang khas itu tidak hanya sanggup
mengamati dunia sekitarnya secara indriawi, tetapi juga sanggup mengerti dunia
dan dirinya.13 Akan tetapi aristoteles lebih menekankan kesatuan antara tubuh dan
jiwa, sehingga menurutnya, jiwa itu tidak otonom.14
11Benson,N.C & Groove, S.,psikologi for beginner
12 K. Bertens, sejarah filsafat yunani:dari thales sampai aristoteles. Hlm. 148.
13 Fx. Mudji sutrisno dan f. budi hariman, para filsuf penentu gerak zaman,(Yogyakarta: kanisius,1992),hlm.22.
14 J. ohoitimur,” metafisika th aquinas dan A.N. Whithead tentang realitas dan tuhan”, hlm. 40.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Idealisme, positivisme dan materialisme
Idealisme, positivisme dan materialismeIdealisme, positivisme dan materialisme
Idealisme, positivisme dan materialismeUmi Nisa
 
Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"Fahrinfren
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012D066567
 
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...DIANTO IRAWAN
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialismeErna Mariana
 
Cabang cabang falsafah
Cabang cabang falsafahCabang cabang falsafah
Cabang cabang falsafahKathal Paiya
 
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahFilsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahMeylinLagi
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Materialismereskikur
 
Hakikat Kejadian Manusia
Hakikat Kejadian ManusiaHakikat Kejadian Manusia
Hakikat Kejadian ManusiaNasir Hassan
 
Metafizik (ontologi)
Metafizik (ontologi)Metafizik (ontologi)
Metafizik (ontologi)chenta_miamor
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSISUFINA SHUKRI
 
Filsafat Agama Islam
Filsafat Agama IslamFilsafat Agama Islam
Filsafat Agama Islamfikarcool
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusiaDonnyHari
 

Mais procurados (19)

Idealisme, positivisme dan materialisme
Idealisme, positivisme dan materialismeIdealisme, positivisme dan materialisme
Idealisme, positivisme dan materialisme
 
Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga Tentang "Filosofi Manusia"
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012
 
PENGANTAR FALSAFAH
 PENGANTAR FALSAFAH PENGANTAR FALSAFAH
PENGANTAR FALSAFAH
 
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialisme
 
Cabang cabang falsafah
Cabang cabang falsafahCabang cabang falsafah
Cabang cabang falsafah
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Materialisme
 
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahFilsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Materialisme
 
Hakikat Kejadian Manusia
Hakikat Kejadian ManusiaHakikat Kejadian Manusia
Hakikat Kejadian Manusia
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
PSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUMPSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUM
 
Metafizik (ontologi)
Metafizik (ontologi)Metafizik (ontologi)
Metafizik (ontologi)
 
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSIOntologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
Ontologi Ilmu FALSAFAH ILMU HNF 3012 UPSI
 
Peta minda kaedah epistemologi
Peta minda kaedah epistemologiPeta minda kaedah epistemologi
Peta minda kaedah epistemologi
 
Filsafat Agama Islam
Filsafat Agama IslamFilsafat Agama Islam
Filsafat Agama Islam
 
Ciri-ciri Sains
Ciri-ciri SainsCiri-ciri Sains
Ciri-ciri Sains
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 

Semelhante a Psikologi Kepribadian dalam

Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihWiwin Prehati
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantarModul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantarsuher lambang
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiIchdaAsy
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiGalihSetyo5
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiAyuNurCahya
 
Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)Dellvico1226
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalIkha Mardiyah
 
MATERI PENGANTAR PSIKOLOGI KULIAH UMUM.ppt
MATERI PENGANTAR PSIKOLOGI KULIAH UMUM.pptMATERI PENGANTAR PSIKOLOGI KULIAH UMUM.ppt
MATERI PENGANTAR PSIKOLOGI KULIAH UMUM.pptriki554567
 
filsafat manusia
filsafat manusiafilsafat manusia
filsafat manusiaAdib L
 
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"KeyshaWahono
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiLtfltf
 
PENGANTAR PSIKOLOGI.ppt
PENGANTAR PSIKOLOGI.pptPENGANTAR PSIKOLOGI.ppt
PENGANTAR PSIKOLOGI.pptMahyudinRosi1
 
PENGANTAR DASAR ILMU PSIKOLOGI DAN JIWA.ppt
PENGANTAR DASAR ILMU PSIKOLOGI DAN JIWA.pptPENGANTAR DASAR ILMU PSIKOLOGI DAN JIWA.ppt
PENGANTAR DASAR ILMU PSIKOLOGI DAN JIWA.pptMadarinafitria
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendirifebedwi
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri amandayu
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendirifebedwi
 

Semelhante a Psikologi Kepribadian dalam (20)

Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
 
Psikologi- Diklat Dasar 2015.pptx
Psikologi- Diklat Dasar 2015.pptxPsikologi- Diklat Dasar 2015.pptx
Psikologi- Diklat Dasar 2015.pptx
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantarModul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
 
Philosophy of man
Philosophy of manPhilosophy of man
Philosophy of man
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)Filsafat manusia (sefia niken arneta)
Filsafat manusia (sefia niken arneta)
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonal
 
MATERI PENGANTAR PSIKOLOGI KULIAH UMUM.ppt
MATERI PENGANTAR PSIKOLOGI KULIAH UMUM.pptMATERI PENGANTAR PSIKOLOGI KULIAH UMUM.ppt
MATERI PENGANTAR PSIKOLOGI KULIAH UMUM.ppt
 
filsafat manusia
filsafat manusiafilsafat manusia
filsafat manusia
 
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
PENGANTAR PSIKOLOGI.ppt
PENGANTAR PSIKOLOGI.pptPENGANTAR PSIKOLOGI.ppt
PENGANTAR PSIKOLOGI.ppt
 
PENGANTAR DASAR ILMU PSIKOLOGI DAN JIWA.ppt
PENGANTAR DASAR ILMU PSIKOLOGI DAN JIWA.pptPENGANTAR DASAR ILMU PSIKOLOGI DAN JIWA.ppt
PENGANTAR DASAR ILMU PSIKOLOGI DAN JIWA.ppt
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
 
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri SendiriMakalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Makalah Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
 

Último

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Último (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Psikologi Kepribadian dalam

  • 1. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Disusun oleh: M Wafa Zaenal Alam Kelas 1B
  • 2. i Kata pengantar Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalamn kita sendir. Akan tetapi, kenyataannya, dalam banyak hal, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya, kita mengalami salah paham dengan teman sejawat dikantor, dengan tetangga, atau bahkan dengan suami/istri serta anak- anak di rumah. Oleh karena itu, manusia membutuhkan semacam kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami definisi kepribadian dan cara terbentuknya kepribadian itu. Kita juga membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku dan kepribadian agar terbentuk suatu kepribadian yang baik. Dengan demikian, gangguan- gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari. Karena kepribadian merupakan organisasi dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-cara unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, sukar sekali membuat gambaran umum tentang kepribadian. Hal yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal seseorang dengan mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang.
  • 3. ii Daftar isi Bab1 Sejarah perkembangan psikologi................................................................................................2 A. Psikologi zaman yunani kuno.........................................................................................2 B. Psikologi bagian dari flsafat............................................................................................4 C. Psikologi sebagai ilmu mandiri.......................................................................................6 D. Pengembangan metode dalam psikologi.........................................................................6 E. Asumsi dasar tingkah laku manusia................................................................................7
  • 4. 1
  • 5. 2 Bab 1 Sejarah perkembangan psikologi A. Psikologi zaman yunani kuno Psikologi berasal dari kata yunani, yang psyche yang berarti “jiwa” dan logos yang berarti “ilmu pengetahuan”. Secara definitive, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental1 artinya, psikologi adalah ilmu yang berusaha menjelaskan gejala perilaku manusia. Sejarah perkembangan psikologi dimulai saat psikologi masih bersatu dan menjadi bagian dari filsafat. Banyak ahli yang menyebutkan bahwa sejarah perkembangan psikologi dimulai dengan munculnya pandangan tentang jiwa dan manusia dari trio filsuf besar zaman yunani kuno, yaitu Socrates, plato, dan aristoteles. Sebelum 1879, psikologi dainggap sebagai bagaian dari filsafat atau ilmu faal. kemudian, para ahli filsafat dari zaman yunani kuno mulai memikirkan gejala-gejala kejiwaaan. Saat itu belum ada pembuktian secara empiris/ilmiah. Mereka mencoba menerangkan gejala-gejala kejiwaan melalui mitologi. Cara pendekatan itu disebut sebagai cara pendekatan yang naturalistic. Diantara sejarawan yunani yang menggunakan pendekatan naturalistic adalah Thales (624-548 SM) yang sering disebut sebagai bapak filsafat. Ia meyakini bahwa jiwa dan hal-hal supernatural lainnya tidak ada karena sesuatu yang ada harus diterangkan dengan gejala alam (natural phenomenon). Ia pun percaya bahwa segala sesuatu berasal dari air dan karena jiwa tidak mungkin berasal dari air, jiwa dianggap tidak ada. Tokoh lainnya adalah Anaximander (611-546 SM) yang mengatakan bahwa segala sesuatu berasal dari sesuatu yang tidak tentu, sementara Anaximenes (abad 6 SM) mengataka segala sesuatu berasal dari udara. Tokoh yang tidak kalah pentingnya adalah Empedocles, Hippocrates, dan Democritos. Empedocles (490-430 SM) mengatakan bahwa ada 4 elemen besar dalam alam semesta, yaitu bumi/tanah, udara,api, dan air. Manusia berasal dari tulang, otot, dan usus yang merupakan unsur dari tanah; cairan tubuh berasal dari air; fungsi rasio dan mental berasal dari api; sedangkan pendukung elemen-elemen atau atau fungsi hidup adalah udara. Berdasarkan pandangan Empedocles, Hippocrates (460-375 SM) yang dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran, menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat 4 cairan tubuh yang memiliki kesesuaian dengan keempat elemen dasar tersebut. Berdasarkan komposisi cairan yang ada didalam tubuh manusia tersebut, Hippocrates membagi manusia dalam empat golongan, yaitu:  Sanguine, orang yang mempunyai kelebihan darah dalam tubuhnya mempunyai tempramen penggembira  Melancholic, orang yang terlalu banyak sumsum hitam, bertempramen pemurung  Choleric, orang yang terlalu banyak sumsum kuning, bertempramen semangat dan gesit  Plegmatic, orang yang terlalu banyak lender bertempramen lamban 1 Arkinson,Rita L., pengantar psikologi,I,(batam: interaksa,t.t.), hlm. 15.
  • 6. 3 Democritus (406-370SM) berpendapat bahwa seluruh realitas yang ada dimuka bumi ini terbagi atas partikel-partikel yang tidak dapat dibagi lagi yang kemudian oleh Einstein diberi nama “atom”. Berates-ratus tahun sesudah masa Democritus, prinsip tersebut masih dikuti oleh beberapa sarjana, antara lain I.P. Pavlov dan J.B Watson yang berpendapat bahwa “atom” dari jiwa adalah refleks-refleks. Tokoh-tokoh yunani tersebut pada dasarnya menganggap bahwa jiwa bersatu dengan badan. Jiwa dan badan berasal dari unsur-unsur yang sama dan tunduk pada hokum yang sama (pandangan monoisme). Selain pandangan monoisme, ada pula pandangan dualisme, yaitu pandangan yang memisahkan jiwa dari badan, jiwa tidak sama dengan badan, dan masing- masing tunduk pada peraturan atau hukum yang terpisah. Took-tokoh terkenal yang menganut pandangan dualisme, antara lain Socrates, plato, aristoteles. Adapun benjafiled (1996) dalam bukunya a history of psychology menulis bahwa sejarah psikologi dimulai saat munculnya teori tentang jiwa yang ditinjau berdasarkan pandangan matematis berdasarkan Pythagoras (572-497 SM). Masa-masa berikutnya, psikologi terus berkembang hingga tahun 1879, resmi lahir sebagai ilmu yang berdiri sendiridan terpisah dari filsafat. Lahirnya ilmu ini dipelopori oleh wilhem wundt (1832-1920) yang mendirikan laboratorium Leipzig di jerman, yang merupakan laboratorium pertama yang mempelajari ilmu tingkah laku manusia.2 Dalam dunia islam, istilah “jiwa” disamakan dengan istilah an-nafs dan ar-ruh. Al Farabi membedakan antara jiwa khalidah dan jiwa fana. Jiwa khalidah adalah fadilah, yaitu jiwa yang mengetahui kebaikan dan berbuat baik, serta dapat melepaskan diri dari ikatan jasmani. Jiwa ini tidak hancur dengan hancurnya badan, yang termasuk yang termasuk dalam kelompok ini adalah jiwa yang telah berada dalam tingkat akal mustafad, sedangkan jiwa fana adalah jiwa jahilah, tidak mencapai kesempurnaan karena belum dapat melepaskan diri dari ikatan materi, ia akan hancur dengan hancunrnya badan.3 Ibnu sina berpendapat bahwa, jiwa terbagi dua, yaitu praktis dana teoritis, dan jiwa dapat menggapai perkara-perkara universal melalui akal teoritis dari substansi-substansi yang tinggi. karena jiwa menggunakan badan sebagai wadah atau tempat, diperoleh empat hal, yaitu:  Jiwa melepaskan perkara-perkara universal dari perkara-perkara particular denga car a memurnikan maknanya  Jiwa menciptakan ikatan antara perkara-perkara universal dan cara negasi dan avernasi  Memperoleh premis-premis empiris  Berita-berita yang dipercaya karena banyaknya pemberitaan. 4 Oleh karena itu, jiwa terpecah pada yang universal, bukan pada hal-hal particular yang terindra melalui pemurnian pembelajaran. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pengajaran itu sampai pada pemilik intuisi. Syarat pemilik intuisi adalah mampu mengukuhkan jiwa dengan kesucian dan memperkuat hubungan dengan prinsip-prinsip rasional yang membangkitkan intuisi, yaitu menerima ilham dari akal aktif sehingga muncul bentuk-bentuk yang rasional, bukan imitasi.5 2 Benson,N.C.&grove,s.,psikologi for beginner, (bandung:mizan,2001),hlm 25. 3 Hasyimsyah Nasution, filsafatislam, (Jakarta:gaya media pratama,1999),hlm.40 4 Ibnu sina,psikologi ibnu sina ,(bandung: pustaka hidayah,2009),hlm37-39. 5 Ibnu sina,psikologi ibnu sina,hlm. 40.
  • 7. 4 Selain al farabi dan ibnu sina, filsuf muslim lainnya, seperti imam Al ghazaly, Ibnu’ Arabi dan lain-lain, memiliki pendapat yang hamper serupa mengenai pembahasan tentang jiwa. Pembahasan tentang jiwa terus berkembang dan berlanjut, sehingga ilmu jiwa disebut juga dengan psikologi. Akan tetapi, perkembangan selanjutnya dalam psikologi modern, tampaknya pembahasan tentang jiwa tidak lagi relevan, jika tidak dikatakan pembahasan yang mustahil.6 sebab, konsep jiwa dalam ruang lingkup psikologi modern merupakan entitas yang sudah disingkirkan semenjak psikologi melepaskan diri dari induk filsafat dan bergabung dalam ranah sains modern.7 Hal ini merupakan konsekuensi logis, sekaligus pengorbanan yang harus ditanggung psikologi ketika memasuki bidang sains yang empiris. Selanjutnya, psikologi ditandai dengan hadirnya ilmuan-ilmuan psikologi dengan berbagai aliran serta teori yang dihasilkannya, hingga psikologi mampu menjadi disiplin ilmu tersendiri. B. PSIKOLOGI BAGIAN DARI FILSAFAT Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa psikologi masih bersatu dengan filsafat, dimulai sejak zaman yunani kuno. Banyak filsuf yang telah mengemukakan pendapatnya mengenai jiwa dan manusia. Dimulai dengan Pythagoras (572-497 SM) melalui pendapatnya bahwa jiwa merupakan sesuatau yang berdiri sendiri dan tidak dapat mati.8 Selanjutnya perkembangan psikologi dilanjutkan dengan hadirnya berbagai pandangan dari filsuf, yaitu Socrates, plato, dan aristoteles. 1. Socrates (469-399 SM) Socrates memandang bahwa jiwa sebagai intisari manusia.9 Menurutnya, pada setiap manusia terpendam jawaban mengenai berbagai persoalan dalam dunia nyata. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak menyadarinya. Oleh karena itu, diperlukan orang lain semacam bidan yang membantu melahirkan sang “ide” dari dalam kalbu manusia. Sacrotes mengembangkan metode Tanya jawab untuk menggali jawaban-jwaban terpendam mengenai berbagai persoalan. Dengan metode Tanya jawab yang disebut”socratic method”itu, timbul pengertian yang disebut “maieutics” (menarik keluar seperti yang dilakukan oleh bidan). Pada tahun 1943, maieutics ini ditumbangkan oleh R. rogers menjadi teknik dalam psikoterapi yang disebut “non directive technique”, teknik yang digunakan oleh psikolog atau psikoterapis untuk menggali persoalan-persoalan dalam diri pasiensehingga ia menyadari sendiri persoalan-persoalannya tanpa perlu diarahkan oleh psikolog atau psikoterapisnya. Ajaran Socrates menekankan pentingnya peneertian tentang diri sendiri atau kesadaran bagi setiap manusia. Menurutnya, kewajiaban setiap orang adalah mengetahui dirinya sendiri terlebih dahulu kalau ia ingin mengerti tentang hal-hal diluar dirinya. Semboyannya yang terkenal adalah “kenalilah dirimu”, yaitu belajar yang sesungguhnya pada manusia adalah belajar tentang manusia. 6 Robert Frager,hati,diri,dan jiwa,penerjemah: Hasmiyah Rauf,(Jakarta:serambi ilmu semesta,2005), hlm. 34. 7 James F Brennan, sejarah dan system psikologi, penerjemah: nurmala sari fajar,(Jakarta:rajagrafindo persada,2006),hlm.230-231. 8 Harun Hadiwijono,sari sejarah filsafatbarat,(Yogyakarta:kanisius,1980),hlm.19. 9 Harun Hadiwijono, sari sejarah filsafat barat, hlm. 36.
  • 8. 5 C. Psikologi sebagai ilmu mandiri Perkembangan psikologi sebagai bagian dari ilmu filsafat, seperti yang telah diuraikan, masih banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan alam. Hal ini tidak mengherankan karena setelah memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami banyak kemajuan pesat, sehingga menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi. Pada masa tersebut jiwa masih dipandang sebagai objek yang harus tunduk pada hokum-hukum alam. Pendekatan terhadap jiwa dan manusia didasarkan pada proses pemikiran secara filsafati, yaitu berpikir tentang hakikat atau substansinya dan berdasarkan hasil abstraksi dari pengalaman, bukan berdasarkan data-data empiris.dasar pendekatan empiris terhadap psikologi baru berkembang setelah psikologi menjadi ilmu yang mandiri dan terlepas dari filsafat. D. Pengembangan metode dalam psikologi Sebagai ilmu, psikologi terus berkembang siring dengan mazhab-mazhab dan teori-teori baru yang bermunculan. Teori-teori ysng muncul biasanya kritik dari teori-teori sebelumnya. Meskipun harus daikui bahwa titik pandang dalam psikologi tidak ada yang sempurna, sehingga terbuka bagi siapapun untuk memberikan kritik dan masukan ataupun penyempurnaan dari teori yang sudah ada. Karena psikologi terus bergerak seiringa dengan perkembangan kebutuhan manusia. Oleh sebab itu, dalam sejarah psikologi mengalami dinamika pemikiran yang menyesuaikan dengan problem yang dihadapi oleh manusia. Selain itu, perkembangan psikologi juga disebabkan psikologi menyandarkan dirinya pada ilmu positive murni yang empiris, rasional, dan kebenarannya dapat dibuktikan. Oleh karena itu, sering terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ahli psikologi, sehingga melahirkan banyak aliran dan metode dalam menyelesaikan masalah-masalah berkaitan dengan jiwa manusia. E. Asumsi dasar tingkah laku manusia dalam ilmu psikologi, banyak teori yang mengungkapkan cara manusia bertingkah laku, terkadang teori satu dan lainnya bertentangan, tetapi ada juga yang saling melengkapi dalam mengungkapkan sebuah kasus. Teori yang complement ini banyak diterapkan dalam praktik- praktik psikoterapis saat ini.
  • 9. 6 2. Plato tidak dapat mati.10sebagai penganut dualisme yang sebenar-benarnya , plato mengatakan bahwa dunia kejiwaan berisi ide-ide yang berdiri sendiri, terlepas dari pengalaman hidup sehari-hari. Pada orang dewasa dan itelektual, mereka dapat membedakan jiwa dan badan. Akan tetapi, pada anak-anak, jiwa masih bercampur dengan badan, belum bisa memisahkan dari benda-benda konkret. Jiwa yang berisi ide-ide ini diberi nama “psyche”. Selain itu, plato juga meyakini bahwa sejak lahir, setiap orang telah ditetapkan status dan kedudukannya pada masyakrakat, yaitu sebagai seorang filsuf, prajurit, atau pekerja. Ia percaya bahwa setiap orang dikhususkan tersendiri, tidak sama antara satu sama lain. Dengan demikian, selain dianngap dengan penganut paham determinisme atau nativisme, ia pun dianngap sebagai pemula dari paham”individual diffrences”. Dalam perkembangan psikologi selanjutnya, paham ini membawa sarjana kearah 10 Harun Hadiwijono,sari sejarah filsafatberat,hlm. 42.
  • 10. 7 penemuan alat-alat psikologi(psikotes). Mengenai kebenaran, kedua tokoh ini percaya bahwa kebenaran dapat ditemukan dengan cara berfikir, bukan berbuat.11 3. Aristoteles (385-322 SM) Aristoteles memahami jiwa dalam arti yang luas. Ia menganngap bahwa segala sesuatu yang hidup, baik tumbuhan, hewan dan manusia mempunyai jiwa.12lebih lanjut, aristoteles mengungkapan bahwa jiwa manusia mempunyai keududkan istimewa karena manusia berkat jiwanya yang khas itu tidak hanya sanggup mengamati dunia sekitarnya secara indriawi, tetapi juga sanggup mengerti dunia dan dirinya.13 Akan tetapi aristoteles lebih menekankan kesatuan antara tubuh dan jiwa, sehingga menurutnya, jiwa itu tidak otonom.14 11Benson,N.C & Groove, S.,psikologi for beginner 12 K. Bertens, sejarah filsafat yunani:dari thales sampai aristoteles. Hlm. 148. 13 Fx. Mudji sutrisno dan f. budi hariman, para filsuf penentu gerak zaman,(Yogyakarta: kanisius,1992),hlm.22. 14 J. ohoitimur,” metafisika th aquinas dan A.N. Whithead tentang realitas dan tuhan”, hlm. 40.