2. Pengertian ABC (Activity Based Costing)
Activity Based Costing merupakan metode yang
menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk
menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang
lebih akurat.
Mulyadi (1993:34)
“ABC merupakan metode penentuan HPP (product
costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi
harga pokok secara cermat bagi kepentingan
manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi
sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan
untuk menghasilkan produk.”
3. Kelemahan activity-based costing adalah:
=> Activity Based Costing sangat mahal untuk dikembangkan
=> Activity Based Costing membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
pengembangan dan implementasinya.
Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan menjual
produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:
a. Facility sustaining activity cost
b. Product sustaining activity cost
c. Bacth activity cost
d. Unit level activity cost
4. Prosedure Pembebanan Biaya Overhead dengan Sistem ABC
Menurut Mulyadi (1993: 94), prosedure pembebanan biaya overhead
dengan sisitem ABC melalui dua tahap kegiatan:
a. Tahap Pertama
1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktifitas
2. Mengklasifikasikan aktifitas biaya kedalam berbagai aktifitas, pada langkah
ini biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu:
=> Unit level
=> Batch level
=> Product-sustaining level
=> Facility level
5. b. Tahap Kedua
pada tahap ini proses pembebanan biaya aktivitas ke objek
biaya dengan mengidentifikasi setiap cost driver untuk setiap
aktivitas yang memiliki korelasi tinggi dalam satu level. Aktivitas
memiliki korelasi tinggi apabila aktivitas tersebut cenderung
terjadi bersamaan.
ABC pada perusahaan jasa
Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa.
Sistem kerja Activity Based Costing banyak diterapkan pada perusahaan
manufaktur, tetapi juga dapat diterapkan pada perusahaan jasa. Penerapan
metode Activity Based Costing pada perusahaan jasa memiliki beberapa
ketentuan khusus, hal ini disebabkan oleh karakteristik yang dimiliki
perusahaan jasa.
Menurut Brinker (1992), karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa, yaitu:
1) Output seringkali sulit didefinisi
2) Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi
3) Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost pada seluruh
kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan
aktivitasnya.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Activy Based
Costing pada perusahaan jasa adalah:
1) Identifying and Costing Activities
Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka
beberapa kesempatan untk pengoperasian yang efisien.
2) Spesial Challenger
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan
memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan itu
seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa
tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada
namun tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat
dihindari.
3) Output Diversity
Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam
mengidentifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity
yang menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal
yang berbeda mungkin sulit untuk dijelaskan atau ditentukan
7. Manfaat activity based costing adalah:
1. Untuk menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informatif,
yang
mengarahkan kepada pengukuran profitabilitas produk yang lebih
akurat
dan kepada keputusan strategik yang lebih baik tentang penentuan
harga jual, lini produk, pasar dan pengeluaran modal.
2. Untuk menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang
dipicu oleh adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen
untuk meningkatkan “nilai produk” dan nilai “proses” dengan
membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk dan
pengendalian biaya secara lebih baik.
3. Untuk memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya
relevan untuk pembuatan keputusan bisnis.