SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
PRINSIP DAN PROSEDUR
     PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

                                  Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
                               Pada Mata Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan
                                               Semester I (Ganjil)




                                               Disusun Oleh :
                                              Kelompok IV
                                             Lisbeth Siagian
                                           Lavanter J. Simamora


                                            Dosen Pengampu :
                                Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd.




        PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
              PROGRAM PASCA SARJANA
             UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
                        2012
                                                                                1
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
BAB I
                                           PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini perkembangan teori-teori tentang bagaimana siswa belajar, berkembang bermacam-
macam paket atau media belajar, ditemukannya metode-metode belajar baru, telah mendorong
para pendidik untuk mencari pendekatan baru dalam mengembangkan sistem dan disain
instruksional. Pendekatan baru ini didasarkan atas kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar
merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain
harus bekerja bersama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Pengembangan
perencanaan untuk tujuan tersebut yang sekarang mendapatkan perhatian besar adalah yang
didasarkan atas konsep sistem. Konsep sistem ini menurut Kemp (1977, p. 6) "refers to the
terhnleal integration of men and machine". Konsep pendekatan sistem (systems approach)
tersebut membedakan mana-mana tugas yang kiranya lebih baik bila dikerjakan oleh manusia,
dan mana yang paling baik bila dilakukan oleh mesin. Diterapkan kepada kegiatan pendidikan,
konsep pendekatan sistem pada hakekatnya adalah proses untuk menemukan suatu cara untuk
memecahkan problem pendidikan dan mencari altematif pemecahannya. Untuk memahami hal
tersebut berbagai model pengembangan sistem instruksional telah dikembangkan dewasa ini,
berikut akan diuraikan mengenai definisi, dasar-dasar dan model pengembangan sistem
instruksional.


B. PERUMUSAN MASALAH
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Model Pengembangan Sistem Instruksional ?
2. Apa yang menjadi Dasar Pengembangan Siatem Instruksional ?
3. Bagaimana proses pengembangan model sistem instruksional ?


C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Landasan Teknologi Pendidikan juga agar penulis dapat memahami Definisi, Dasar dan
Proses Pengembangan Instruksional.




                                                                                               2
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Pertama: Pendahuluan, meliputi Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah dan Sistematika Penulisan, Manfaat Penulisan. Kedua: Pembahasan,
meliputi : Definisi Model Pengembangan Sistem Instruksional, Dasar-dasar Pengembangan
Sistem Instruksional, Proses Pengembangan System Instruksional. Ketiga : Penutup, meliputi :
Simpulan, Saran-saran.


E. METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang ketahui, penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan.
Digunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk
mencari bahan dan data–data tentang topik ataupun materi yang digunakan untuk makalah ini.


F. MANFAAT PENULISAN
    1. Manfaat Praktis
    a. Bagi Penulis
         Sebagai bahan belajar, bagi penulis agar lebih mengetahui mengenai definisi, dasar dan
         proses pengembangan system instruksional.
    b. Bagi Akademisi
         Bagi akademisi sebagai wacana untuk terus menggali ilmu pengetahuan terkait dengan
         Definisi, Dasar dan Proses Pengembangan Instruksional.




                                                                                                  3
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
BAB II
                                           PEMBAHASAN


A. DEFINISI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL
"Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti
penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi". (Briggs, 1978, p. 23). Sedangkan
Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional systems development) dan disain
instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan
secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada perbedaan antara
"disain" dan "pengembangan". Kata "disain" berarti "membuat sketsa atau pola atau outline atau
rencana pendahuluan". Sedang "mengembangkan" berarti "membuat tumbuh secara teratur untuk
menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif, dan sebagainya." Beberapa definisi
yang menunjukkan persamaan antara keduanya adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan sistem istruksional adalah suatu proses secara sistematis dan logis untuk
    mempelajari problem-problem pengajaran, agar mendapatkan pemecahan yang teruji
    validitasnya, dan praktis bisa dilaksanakan (Ely, 1979, p.4).
2. Sistem instruksional adalah semua materi pelajaran dan metode yang telah diuji dalam
    praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaan senyatanya (Baker; 1971,
    p:16).
3. Disain instruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta
    pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan
    tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengem-bangan paket pelajaran, kegiatan mengajar,
    uji coba, revisi, dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar (Briggs, 1979, p. 20).
4. Disain sistem instruksional ialah pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan
    pengembangan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan dan tujuan instruksional. Semua
    komponen sistem ini (tujuan, materi, media, alat, evaluasi) dalam hubungannya satu sama
    lain dipandang sebagai kesatuan yang teratur sistematis. Komponen-komponen tersebut
    terlebih dulu diuji coba efektifitasnya sebelum disebarluaskan penggunaannya (Briggs, 1979,
    p. XXI).


Sesuai dengan pengertian tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan model pengembangan
sistem instruksional adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan
pengembangan sistem instruksional.



                                                                                                   4
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
B. DASAR - DASAR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL
    Untuk memahami dasar-dasar pengembangan sistem instruksional, perlu diketahui terlebih
dahulu apakah yang dimaksud dengan "Pengajaran" (instruction). Menurut Merril (1971, p. 10),
"pengajaran" adalah suatu kegiatan di mana seseorang dengan sengaja diubah dan dikontrol,
dengan maksud agar ia dapat bertingkah laku atau bereaksi trrhadap kondisi tertentu. Pengajaran
merupakan salah satu bagian dari keseluruhan kegiatan mengajar. Termasuk di dalamnya adalah
menyiapkan pengalaman yang siap dipakai, mengerjakan tugas-tugas administrasi, mengadakan
pendekatan terhadap siswa,dan sebagainya. Pengajaran berbeda dengan pengembangan
kurikulum. Pengembangan kurikulum meliputi penyusunan disain suatu bidang studi (subject
matter) dari suatu tingkat sekolah atau lembaga pendidikan tertentu. Pengajaran lebih
menekankan pada aspek bagaimana (how to), sedang pengembangan kurikulum lebih
menekankan pada aspek "apa" (what to). Keputusan yang berkenaan dengan kurikulum
berorientasi kepada isi atau materi (content oriented), sedang putusan yang berkenan dengan
pengajaran adalah berorientasi kepada proses (process oriented). Pengajaran erat berkait dengan
belajar namun tak persis sama. Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang
kehidupan makhluk hidup. Pengajaran hanya berlangsung manakala usaha tertentu telah dibuat
untuk mengubah suatu keadaan sedemikian rupa, sehingga suatu hasil belajar tertentu dapat
dicapai. Dengan demikian "kesengajaan" merupakan karakteristik dari suatu pengajaran.


    Apakah yang dimaksudkan dengan Pengembangan Sistem lnstruksional? Dihubungkan
dengan pengertian "Instruction" seperti tersebut di atas, maka definisi pengembangan sistem
instruksional adalah "suatu. proses menentukan dan menciptakan situasi dari kondisi tertentu
yang menyebabkan siswa dapat berinteraksi sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan di
dalam tingkah lakunya" (Carey, 1977, p. 6). Pengembangan sistem instruksional lebih lanjut
meliputi proses "monitoring" interaksi siswa dengan situasi dan pengalaman belajar, agar para
penyusun disain instruksional dapat menilai efektifitas suatu disain. Pengembangan sistem
instruksional senantiasa didasarkan atas pengalaman empiris, dan prinsip-prinsip yang telah
teruji kebenarannya, dalam arti telah ditentukan berdasar prosedur yang sistematis, pengamatan
yang tepat, dan percobaan yang terkontrol. Hal ini berbeda dengan metode atau cara mengajar
yang diperoleh secara tradisional dan dikembangkan melalui pengalaman semata-mata.


    Apakah yang dikerjakan oleh para pengembang sistem dan disain instruksional? Kegiatan
pokok bagi para pengembang sistem dan disain instruksional meliputi:



                                                                                                  5
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
1. Menentukan hasil belajar dalam arti prestasi siswa yang bisa diamati dan diukur (learning
    outcomes).
2. Identifikasi karakteristik siswa yang akan belajar.
3. Berdasar 1 dan 2 tersebut, memilih dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar bagi
    para siswa.
4. Menentukan media untuk kegiatan tersebut.
5. Menentukan situasi dan kondisi, dalam mana responsi siswa akan diamati dan dipandang
    sebagai salah satu contoh dari tingkah laku yang diharapkan.
6. Menentukan kriteria, seberapa prestasi siswa telah dianggap cukup.
7. Memilih metode yang tepat untuk menilai kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan
    tingkah laku seperti tersebut pada angka 1.
8. Menentukan metode untuk memonitor responsi siswa- sewaktu
9. Berada dalam proses pengajaran dan sewaktu dievaluasi.
10. Mengadakan perbaikan yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar bila ternyata
    responsi siswa tidak sesuai dengan hasil yang telah ditentukan.


C. PROSES PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL
    Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional bisa meliputi
dua cara:
1. Dengan pendekatan secara empiris
         Proses ini dilaksanakan tanpa menggunakan dasar-dasar teori secara sistematis. Di sini
    paket atau bahan pengajaran disusun berdasar pengalaman si pengembang, siswa disuruh
    mempelajari lalu hasilnya diamati. Bila hasilnya tak sesuai dengan apa yang diharapkan,
    materi pengajaran tersebut direvisi dan pekerjaan penyusunan paket (materi) pengajaran
    diulang.
    Adapun pendekatan semacam ini mempunyai beberapa kelemahan diantaranya :
    a. Setiap pengembang harus mulai dari awal untuk mencari atau menemukan semua
         langkah dan dasar yang diperlukan untuk mengembangkan suatu materi pengajaran.
    b. Berulang kalinya pembuatan materi (paket) pengajaran baru. Hal ini berarti menghendaki
         berulang kau uji coba, dan ini berarti kurang efisien.
2. Dengan mengikuti atau membuat suatu model (paradigm approach).
         Menurut pendekatan ini, hasil belajar yang diharapkan, bisa diklasifikasikan sesuai
    dengan tipe-tipe tertentu. Untuk, tiap tipe tujuan khusus (objective) dapat dipilihkan cara-cara
    tertentu untuk mencapainya, kondisi tertentu untuk mengamati responsi siswa bisa

                                                                                                       6
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
diciptakan, dan perubahan-perubahan bilamana perlu bisa diadakan. Di dalam penyusunan
    disain instruksional, diadakan langkah-langkah secara sistematis, sehingga uji coba secara
    empiris terhadap suatu program dapat mendorong untuk adanya informasi mengenai
    efektifitas suatu program, yang sekaligus bisa untuk menguji model tersebut.


D. MODEL – MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL
    Ada beberapa model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan instruksional
model Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach & Ely, model IDI
(Instruksional Development Institute), dan lain-lainnya.
    1. Model Bela H. Banathy
         Pengembangan Instruksional model Banathy ini dapat diinformasikan dalam enam
         langkah sebagai berikut:
          Langkah pertama; merumuskan tujuan (Formulate objectives)
          Langkah kedua; mengembangkan test (develop test)
          Langkah ketiga; menganalisis kegiatan belajar (analyze learning task)
          Langkah keempat; mendesain struktur instruksional (design system)
          Langah kelima; melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (Implement and test
             output)
          Langkah keenam; mengadakan perbaikan (change to improve)
    2. Model Pengembangan Sistem Instruksional (MPSI)
         Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional systems development) dan
         disain instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya
         tidak dibedakan secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada
         perbedaan antara "disain" dan "pengembangan". Kata "disain" berarti "membuat sketsa
         atau pola atau outline atau rencana pendahuluan". Sedang "mengembangkan" berarti
         "membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih
         efektif, dan sebagainya."
    3. Model Briggs
         Model Brigs ini berorientasi pada rancangan sistim dengan sasaran dosen atau guru yang
         akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupun tim pengembangan
         instruksional yang susunan anggotanya meliputi: dosen, administrator, ahli bidang studi,
         ahli evaluasi, ahli media dan perancang instruksional (Mudhoffir, 1986 : 34)
         Brigs berkeyakinan bahwa banyak pengetahuan tentang belajar mengajar dapat
         diterapkan untuk semua jajaran dalam bidang pendidikan dan latihan. Karena itu dia

                                                                                                    7
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
berpendapat bahwa model ini juga sesuai untuk pengembangan program latihan jabatan,
         tidak hanya terbatas pada program-program akademis saja. Di samping itu, model ini
         dirancang sebagai metodologi pemecahan masalah instruksional.
         Dalam pengembangan instruksional ini berlaku prinsip keselarasan antara tujuan yang
         akan dicapai, strategi pencapaiannya dan evaluasi keberhasilannya, yang ketiganya
         merupakan tiang pancang desain instruksionalnya Briggs.
    4. Model Kemp
         Pengembangan instruksional yang dikembangkan oleh Kemp (1977) ini juga disebut
         sebagai Desain Instruksional, yang terdiri dari 10 langkah.
         a. Penentuan tujuan instruksional umum (TIU); yaitu tujuan yang ditetapkana menurut
             masing-masing pokok bahasan.
         b. Menganalisis karakteristik siswa; dalam analisis ini memuat hal-hal yang berkenaan
             dengan latar belakang pendidikan siswa, sosial budaya yang memungkinkan dapat
             mengikuti program kegiatan belajar, serta langkah-langkah apa yang perlu ditetapkan.
         c. Menentukan tujuan instruksional khusus (TIK); yakni tujuan yang ditetapkan secara
             operasional, spesifik dan dapat diukur. Dengan demikian siswa dapat mengetahui apa
             yang akan mereka lakukan, bagaimana melakukannya dan apa ukuran yang
             digunakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan belajar tersebut.
         d. Menentukan materi pelajaran;yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang
             telah ditetapkan.
         e. Mengadakan penjajakan awal (preassesment); langkah ini sama halnya dengan test
             awal yang fungsinya untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa, apakah telah
             memenuhi syarat belajar yang ditentukan ataukah belum.
         f. Menentukan strategi belajar dan mengajar yang relevan; sebagai patokan untuk
             memilih strategi yang dimaksud, Kemp menentukan 4 kriteria;
                              1) Efisiensi;               3) Ekonomis;
                              2) Keefektifan;             4) Kepraktisan.
             Dalam memilih strategi belajar-mengajar tersebut harus melalui analisis alternatif.
         g. Mengkoordinasi sarana penunjang yang dibutuhkan, meliputi:
                              1) Biaya;                    4) Waktu dan
                              2) Fasilitas;                5) Tenaga
                              3) Peralatan;
         h. Mengadakan evaluasi; hasil evaluasi tersebuut digunakan untuk mengontrol dan
             mengkaji sejauhmana keberhasilan suatu program yang telah direncanakan mencapai

                                                                                                    8
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
sasaran yang diinginkan. Hasil evaluasi merupakan umpan balik untuk merevisi
             kembali tentang; program instruksional yang telah dibuat, instrument tes, metode
             strategi yang dipakai dan sebagainya.
    5. Model IDI
         Pengembangan instruksional model IDI (Instrucsional Development Institute) merupakan
         suatu hasil konsorsium antar perguruan tinggi di Amerika Serikat yang dikenal dengan
         University Consorsium Instructional Development and Technology (UCIDT).
         Model IDI ini telah dikembangkan dan diuji-cobakan pada beberapa negara di Asia dan
         Eropa dan telah berhasil di 334 institusi pendidikan di Amerika. Sebagaimana halnya
         dengan model-model pengembangan instruksional lainnya, model ini juga menggunakan
         model pendekatan sistim yang meliputi tiga tahapan, yakni;
         a) Tahap pembatasan (define)
         Identifikasi masalah, dimulai dengan analisis kebutuhan atau yang disebut need
         assesment. Pada dasarnya need assisment ini berusaha menemukan suatu perbedaan
         (descrypancy) antara apa yang ada dan apa yang idealnya (yang diinginkan). Karena
         banyaknya kebutuhan pengajaran, maka perlu diadakan prioritas mana yang didahulukan
         dan mana yang dikemudian.
         b) Tahap Pengembangan
         Identifikasi tujuan; tujuan instruksional yang hendak dicapai perlu diidentifikasikan
         terlebih dahulu, baik tujuan instruksional umum (TIU) dalam hal ini IDI menyebutkan
         dengan Terminal Objectives dan tujuan instruksional khusus (TIK) yang disebut
         Enabling Objectives.
         c) Tahap penilaian
         Tes uji coba, setelah prototipe program instruksional tersebut disusun, maka langkah
         berikutnya harus diadakan uji-coba. Uji-coba ini dapat dilakukan pada sampel audien
         untuk menentukan kelemahan dan kebaikan serta efesiensi dan keefektifan suatu program
         yang dikembangkan.
         Analisis hasil, Hasil uji coba yang dilakukan perlu dianalisis terutama yang berkenaan
         dengan;
         1) Apakah tujuan dapat dicapai, bila tidak atau belum semuanya, dimanakah letak
         kesalahannya?
         2) Apakah metode atau teknik yang dipakai sudah cocok denganpencapaian tujuan-tujuan
         tersebut, mengingat karakteristik siswa yang telah diidentivikasi?
         3) Apakah tidak ada kesalahan dalam pembuatan instrumen evaluasi?

                                                                                                  9
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
4) Apakah sudah dievaluasi hal-hal yang seharusnya perlu dievaluasi?
    6. Model PPSI
         PPSI merupakan singkatan dari prosedur pengembangan sistem intruksional. Istilah
         sistem instruksional mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan
         sistem dimana pembelajaran adalah suatu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri dari
         seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara
         fungsional dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
         Dengan demikian PPSI adalah suatu langkah-langkah pengembangan dan pelaksanaan
         pembelajaran sebagai suatu sistem dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan
         secara efektif dan efisien (Harjanto, 2008 : 75).
         Model pengembangan intruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok yaitu:
         a. Perumusan tujuan/kompetensi
         Merumuskan tujuan/kompetensi beserta indicator ketercapaiannya yang harus memenuhi
         4 kriteria sebagai berikut:
              Menggunakan istilah yang operasional
              Berbentuk hasil belajar
              Berbentuk tingkah laku
              Hanya satu jenis tingkah laku
         b. Pengembangan alat penilaian
              Menentukan jenis tes/intrumen yang akan digunakan untuk menilai tercapai
                  tidaknya tujuan
              Merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan
         c. Kegiatan belajar
              Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
              Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh
              Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh
         d. Pengembangan program kegiatan
              Merumuskan materi pelajaran                Alat pelajaran/buku yang dipakai
              Menetapkan model yg dipakai                Menyusun jadwal
         e. Pelaksanaan
              Mengadakan pretest
              Menyampaikan materi pelajaran
              Mengadakan posttest
              Perbaikan

                                                                                                  10
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
BAB III
                                           PENUTUP


A. SIMPULAN
Setelah kami uraikan tentang Model - model Pengembangan Sistem Instruksional , secara garis
besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Model pengembangan sistem instruksional adalah seperangkat prosedur yang berurutan
    untuk melaksanakan pengembangan sistem instruksional.
2. Dasar – dasar Pengembangan sistem instruksional adalah atas dasar pengalaman empiris, dan
    prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya.
3. Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional bisa meliputi
    dua cara: Pendekatan secara Empiris dan Dengan mengikuti atau membuat suatu model
    (paradigm approach).
4. Model – Model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan instruksional model
    Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach & Ely, model IDI (Instrucsional
    Development Institute), dan lain-lainnya.


B. SARAN – SARAN
Setelah membaca dan menguraikan tentang makalah ini, saran yang dapat diberikan adalah :
1. Penulis perlu menggali kembali mengenai pentingnya pengembangan system instruksional.
2. Perlunya mengaplikasikan model-model pengembangan system instruksional yang sesuai
    dengan kondisi yang ada.




                                                                                                11
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
DAFTAR PUSTAKA


AECT, 1986
Baker, Robert L & Richard R Schutz, 1971,”Instructional Product Development”, New York :
         Van Nostrand Reinhold Company.
Briggs, Leslie, J. 1979,”Instruksional Design : Prinsiples and Aplication”, Educational
         Technology Publicatios : Englewood Cliffs, N.J.
Ely, Donal P. 1978,,”Instrucsional Design & Development”, New York : Syracuse University
         Publ.
Harjanto, 2005,”Perencanaan Pengajaran”, Jakarta : Rineka Cipta.
Harjanto, 2008,”Perencanaan Pengajaran”, Jakarta : Rineka Cipta.
http://hadzuka.blogspot.com/2010/11/model-pengembangan-instruksional.html
Mudhoffir. 1986. ”Teknologi Instruksional”, Bandung : CV. Remadja Karya.




                                                                                           12
makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranRusli Lahiya
 
Panduan Usulan Dan Laporan Ptk
Panduan Usulan Dan Laporan PtkPanduan Usulan Dan Laporan Ptk
Panduan Usulan Dan Laporan Ptkruro kenzim
 
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5Nana Umar Sumarna
 
Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)Hida II
 
Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019
Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019
Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019Qonita Aliyatunnuha
 
Objek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VI
Objek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VIObjek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VI
Objek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VIQonita Aliyatunnuha
 
Desain pembelajaran fisika: Kurikulum Sistematik
Desain pembelajaran fisika: Kurikulum SistematikDesain pembelajaran fisika: Kurikulum Sistematik
Desain pembelajaran fisika: Kurikulum SistematikVina Serevina
 
Karya ilmiah bu sumi 1
Karya ilmiah bu sumi 1Karya ilmiah bu sumi 1
Karya ilmiah bu sumi 1Fahma Bepee
 
Modul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIAModul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIAEKO SUPRIYADI
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumAgus Ncus
 
Model kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnyaModel kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnyaRisma Amalia
 
Materi kuliah ptk
Materi kuliah ptkMateri kuliah ptk
Materi kuliah ptkfadlum
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaranwidawidiawati
 
1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang
1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang
1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruangNuzli Muhammad
 
Model pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranModel pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranAzief Ramoz
 

Mais procurados (19)

Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaran
 
Panduan Usulan Dan Laporan Ptk
Panduan Usulan Dan Laporan PtkPanduan Usulan Dan Laporan Ptk
Panduan Usulan Dan Laporan Ptk
 
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5
 
kurikulum dan pembelajaran
kurikulum dan pembelajarankurikulum dan pembelajaran
kurikulum dan pembelajaran
 
Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)
 
Ppt resume teknologi pendidikan
Ppt resume teknologi pendidikanPpt resume teknologi pendidikan
Ppt resume teknologi pendidikan
 
Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019
Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019
Resume UAS - Pembelajaran Inovatif smst V thn 2019
 
Objek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VI
Objek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VIObjek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VI
Objek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VI
 
Desain pembelajaran fisika: Kurikulum Sistematik
Desain pembelajaran fisika: Kurikulum SistematikDesain pembelajaran fisika: Kurikulum Sistematik
Desain pembelajaran fisika: Kurikulum Sistematik
 
Karya ilmiah bu sumi 1
Karya ilmiah bu sumi 1Karya ilmiah bu sumi 1
Karya ilmiah bu sumi 1
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Modul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIAModul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIA
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
 
Model kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnyaModel kurikulum dan pengembangnnya
Model kurikulum dan pengembangnnya
 
Materi kuliah ptk
Materi kuliah ptkMateri kuliah ptk
Materi kuliah ptk
 
Tugas heru
Tugas heruTugas heru
Tugas heru
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang
1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang
1. pengertian, tujuan, fungsi, dan ruang
 
Model pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaranModel pengembangan pembelajaran
Model pengembangan pembelajaran
 

Semelhante a PRINSIP DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaranDesmon Kamaludin Sihaloho
 
Desain pembelajaran PNF landasaan berfikir
Desain pembelajaran PNF landasaan berfikirDesain pembelajaran PNF landasaan berfikir
Desain pembelajaran PNF landasaan berfikirSalma Van Licht
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungRose Lind
 
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsepPengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konseprenatanurlaily77
 
Prinsip dan prosedur bg ucok
Prinsip dan prosedur bg ucokPrinsip dan prosedur bg ucok
Prinsip dan prosedur bg ucoklavanter simamora
 
Ppt uas tekno
Ppt uas teknoPpt uas tekno
Ppt uas teknouus_yuli
 
Desain pembelajaran landasaan berfikir
Desain pembelajaran landasaan berfikirDesain pembelajaran landasaan berfikir
Desain pembelajaran landasaan berfikirSalma Van Licht
 
Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014Rochimudin
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranAde Mufti Kholil
 
Tugas P Point Nurjanah
Tugas P  Point NurjanahTugas P  Point Nurjanah
Tugas P Point Nurjanahnoerjanah
 
Tugas P Point Nurjanah
Tugas P  Point NurjanahTugas P  Point Nurjanah
Tugas P Point Nurjanahnurjanahimut
 
Ppt uas resume ida
Ppt uas resume idaPpt uas resume ida
Ppt uas resume idaqiararisty
 

Semelhante a PRINSIP DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL (20)

01.TUGAS.pptx
01.TUGAS.pptx01.TUGAS.pptx
01.TUGAS.pptx
 
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
1811021012 desmon kamaludin_uas_desainpembelajaran
 
Desain pembelajaran PNF landasaan berfikir
Desain pembelajaran PNF landasaan berfikirDesain pembelajaran PNF landasaan berfikir
Desain pembelajaran PNF landasaan berfikir
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran LangsungModel Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran Langsung
 
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsepPengertian dan karakteristik pencapaian konsep
Pengertian dan karakteristik pencapaian konsep
 
Prinsip dan prosedur bg ucok
Prinsip dan prosedur bg ucokPrinsip dan prosedur bg ucok
Prinsip dan prosedur bg ucok
 
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptxPPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
 
Ppt uas tekno
Ppt uas teknoPpt uas tekno
Ppt uas tekno
 
Desain pembelajaran landasaan berfikir
Desain pembelajaran landasaan berfikirDesain pembelajaran landasaan berfikir
Desain pembelajaran landasaan berfikir
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014
 
Portovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaranPortovolio design pembelajaran
Portovolio design pembelajaran
 
Tugas P Point Nurjanah
Tugas P  Point NurjanahTugas P  Point Nurjanah
Tugas P Point Nurjanah
 
Tugas P Point Nurjanah
Tugas P  Point NurjanahTugas P  Point Nurjanah
Tugas P Point Nurjanah
 
Ppt uas resume ida
Ppt uas resume idaPpt uas resume ida
Ppt uas resume ida
 
Ppt uas resume ida
Ppt uas resume idaPpt uas resume ida
Ppt uas resume ida
 
Telaah riris pert 3
Telaah riris pert 3Telaah riris pert 3
Telaah riris pert 3
 
Deri
DeriDeri
Deri
 

Mais de lavanter simamora

In tech quality-assurance_in_university_administrative_services_models_techni...
In tech quality-assurance_in_university_administrative_services_models_techni...In tech quality-assurance_in_university_administrative_services_models_techni...
In tech quality-assurance_in_university_administrative_services_models_techni...lavanter simamora
 
In tech different-approach_to_information_technology_teaching_the_intelligent...
In tech different-approach_to_information_technology_teaching_the_intelligent...In tech different-approach_to_information_technology_teaching_the_intelligent...
In tech different-approach_to_information_technology_teaching_the_intelligent...lavanter simamora
 
In tech competence-based_curriculum_development_in_higher_education_a_globali...
In tech competence-based_curriculum_development_in_higher_education_a_globali...In tech competence-based_curriculum_development_in_higher_education_a_globali...
In tech competence-based_curriculum_development_in_higher_education_a_globali...lavanter simamora
 
Tgs.prof.tina ict dalam pembelajaran
Tgs.prof.tina ict dalam  pembelajaranTgs.prof.tina ict dalam  pembelajaran
Tgs.prof.tina ict dalam pembelajaranlavanter simamora
 
Soal ujian fisika kelas X SMK
Soal ujian fisika kelas X SMKSoal ujian fisika kelas X SMK
Soal ujian fisika kelas X SMKlavanter simamora
 
Garis besar-ruhut-paradaton-parsadaan-raja-sitorus-dohot-boruna-se-jabodetabek-1
Garis besar-ruhut-paradaton-parsadaan-raja-sitorus-dohot-boruna-se-jabodetabek-1Garis besar-ruhut-paradaton-parsadaan-raja-sitorus-dohot-boruna-se-jabodetabek-1
Garis besar-ruhut-paradaton-parsadaan-raja-sitorus-dohot-boruna-se-jabodetabek-1lavanter simamora
 

Mais de lavanter simamora (20)

Makalah rps
Makalah rpsMakalah rps
Makalah rps
 
In tech quality-assurance_in_university_administrative_services_models_techni...
In tech quality-assurance_in_university_administrative_services_models_techni...In tech quality-assurance_in_university_administrative_services_models_techni...
In tech quality-assurance_in_university_administrative_services_models_techni...
 
In tech different-approach_to_information_technology_teaching_the_intelligent...
In tech different-approach_to_information_technology_teaching_the_intelligent...In tech different-approach_to_information_technology_teaching_the_intelligent...
In tech different-approach_to_information_technology_teaching_the_intelligent...
 
In tech competence-based_curriculum_development_in_higher_education_a_globali...
In tech competence-based_curriculum_development_in_higher_education_a_globali...In tech competence-based_curriculum_development_in_higher_education_a_globali...
In tech competence-based_curriculum_development_in_higher_education_a_globali...
 
Tgs.prof.tina ict dalam pembelajaran
Tgs.prof.tina ict dalam  pembelajaranTgs.prof.tina ict dalam  pembelajaran
Tgs.prof.tina ict dalam pembelajaran
 
Ujian final prof sahat 2013
Ujian final prof sahat 2013Ujian final prof sahat 2013
Ujian final prof sahat 2013
 
Script produksi media
Script produksi mediaScript produksi media
Script produksi media
 
Slide proposal tesis
Slide proposal tesisSlide proposal tesis
Slide proposal tesis
 
Soal ujian fisika kelas X SMK
Soal ujian fisika kelas X SMKSoal ujian fisika kelas X SMK
Soal ujian fisika kelas X SMK
 
Pengelolaan Ruang PSB
Pengelolaan Ruang PSBPengelolaan Ruang PSB
Pengelolaan Ruang PSB
 
Jawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genapJawaban psb semester genap
Jawaban psb semester genap
 
Marhata Umpasa Adat Batak
Marhata Umpasa Adat BatakMarhata Umpasa Adat Batak
Marhata Umpasa Adat Batak
 
Garis besar-ruhut-paradaton-parsadaan-raja-sitorus-dohot-boruna-se-jabodetabek-1
Garis besar-ruhut-paradaton-parsadaan-raja-sitorus-dohot-boruna-se-jabodetabek-1Garis besar-ruhut-paradaton-parsadaan-raja-sitorus-dohot-boruna-se-jabodetabek-1
Garis besar-ruhut-paradaton-parsadaan-raja-sitorus-dohot-boruna-se-jabodetabek-1
 
Posisi transmisi
Posisi transmisiPosisi transmisi
Posisi transmisi
 
Slide manpower
Slide manpowerSlide manpower
Slide manpower
 
Slide guru prof
Slide guru profSlide guru prof
Slide guru prof
 
Pengembengan kurikulum smk
Pengembengan kurikulum smkPengembengan kurikulum smk
Pengembengan kurikulum smk
 
Tugas 2 inggris case study
Tugas 2 inggris case studyTugas 2 inggris case study
Tugas 2 inggris case study
 
Tugas 1 inggris
Tugas 1 inggrisTugas 1 inggris
Tugas 1 inggris
 
Tugas teori comunikcasi
Tugas teori comunikcasi Tugas teori comunikcasi
Tugas teori comunikcasi
 

PRINSIP DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

  • 1. PRINSIP DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan Semester I (Ganjil) Disusun Oleh : Kelompok IV Lisbeth Siagian Lavanter J. Simamora Dosen Pengampu : Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012 1 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini perkembangan teori-teori tentang bagaimana siswa belajar, berkembang bermacam- macam paket atau media belajar, ditemukannya metode-metode belajar baru, telah mendorong para pendidik untuk mencari pendekatan baru dalam mengembangkan sistem dan disain instruksional. Pendekatan baru ini didasarkan atas kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja bersama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Pengembangan perencanaan untuk tujuan tersebut yang sekarang mendapatkan perhatian besar adalah yang didasarkan atas konsep sistem. Konsep sistem ini menurut Kemp (1977, p. 6) "refers to the terhnleal integration of men and machine". Konsep pendekatan sistem (systems approach) tersebut membedakan mana-mana tugas yang kiranya lebih baik bila dikerjakan oleh manusia, dan mana yang paling baik bila dilakukan oleh mesin. Diterapkan kepada kegiatan pendidikan, konsep pendekatan sistem pada hakekatnya adalah proses untuk menemukan suatu cara untuk memecahkan problem pendidikan dan mencari altematif pemecahannya. Untuk memahami hal tersebut berbagai model pengembangan sistem instruksional telah dikembangkan dewasa ini, berikut akan diuraikan mengenai definisi, dasar-dasar dan model pengembangan sistem instruksional. B. PERUMUSAN MASALAH Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan Model Pengembangan Sistem Instruksional ? 2. Apa yang menjadi Dasar Pengembangan Siatem Instruksional ? 3. Bagaimana proses pengembangan model sistem instruksional ? C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan juga agar penulis dapat memahami Definisi, Dasar dan Proses Pengembangan Instruksional. 2 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 3. D. SISTEMATIKA PENULISAN Makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Pertama: Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah dan Sistematika Penulisan, Manfaat Penulisan. Kedua: Pembahasan, meliputi : Definisi Model Pengembangan Sistem Instruksional, Dasar-dasar Pengembangan Sistem Instruksional, Proses Pengembangan System Instruksional. Ketiga : Penutup, meliputi : Simpulan, Saran-saran. E. METODE PENULISAN Dari banyak metode yang ketahui, penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan. Digunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data–data tentang topik ataupun materi yang digunakan untuk makalah ini. F. MANFAAT PENULISAN 1. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Sebagai bahan belajar, bagi penulis agar lebih mengetahui mengenai definisi, dasar dan proses pengembangan system instruksional. b. Bagi Akademisi Bagi akademisi sebagai wacana untuk terus menggali ilmu pengetahuan terkait dengan Definisi, Dasar dan Proses Pengembangan Instruksional. 3 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL "Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi". (Briggs, 1978, p. 23). Sedangkan Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional systems development) dan disain instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada perbedaan antara "disain" dan "pengembangan". Kata "disain" berarti "membuat sketsa atau pola atau outline atau rencana pendahuluan". Sedang "mengembangkan" berarti "membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif, dan sebagainya." Beberapa definisi yang menunjukkan persamaan antara keduanya adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan sistem istruksional adalah suatu proses secara sistematis dan logis untuk mempelajari problem-problem pengajaran, agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitasnya, dan praktis bisa dilaksanakan (Ely, 1979, p.4). 2. Sistem instruksional adalah semua materi pelajaran dan metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaan senyatanya (Baker; 1971, p:16). 3. Disain instruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengem-bangan paket pelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi, dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar (Briggs, 1979, p. 20). 4. Disain sistem instruksional ialah pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan dan tujuan instruksional. Semua komponen sistem ini (tujuan, materi, media, alat, evaluasi) dalam hubungannya satu sama lain dipandang sebagai kesatuan yang teratur sistematis. Komponen-komponen tersebut terlebih dulu diuji coba efektifitasnya sebelum disebarluaskan penggunaannya (Briggs, 1979, p. XXI). Sesuai dengan pengertian tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan model pengembangan sistem instruksional adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem instruksional. 4 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 5. B. DASAR - DASAR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL Untuk memahami dasar-dasar pengembangan sistem instruksional, perlu diketahui terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan "Pengajaran" (instruction). Menurut Merril (1971, p. 10), "pengajaran" adalah suatu kegiatan di mana seseorang dengan sengaja diubah dan dikontrol, dengan maksud agar ia dapat bertingkah laku atau bereaksi trrhadap kondisi tertentu. Pengajaran merupakan salah satu bagian dari keseluruhan kegiatan mengajar. Termasuk di dalamnya adalah menyiapkan pengalaman yang siap dipakai, mengerjakan tugas-tugas administrasi, mengadakan pendekatan terhadap siswa,dan sebagainya. Pengajaran berbeda dengan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum meliputi penyusunan disain suatu bidang studi (subject matter) dari suatu tingkat sekolah atau lembaga pendidikan tertentu. Pengajaran lebih menekankan pada aspek bagaimana (how to), sedang pengembangan kurikulum lebih menekankan pada aspek "apa" (what to). Keputusan yang berkenaan dengan kurikulum berorientasi kepada isi atau materi (content oriented), sedang putusan yang berkenan dengan pengajaran adalah berorientasi kepada proses (process oriented). Pengajaran erat berkait dengan belajar namun tak persis sama. Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang kehidupan makhluk hidup. Pengajaran hanya berlangsung manakala usaha tertentu telah dibuat untuk mengubah suatu keadaan sedemikian rupa, sehingga suatu hasil belajar tertentu dapat dicapai. Dengan demikian "kesengajaan" merupakan karakteristik dari suatu pengajaran. Apakah yang dimaksudkan dengan Pengembangan Sistem lnstruksional? Dihubungkan dengan pengertian "Instruction" seperti tersebut di atas, maka definisi pengembangan sistem instruksional adalah "suatu. proses menentukan dan menciptakan situasi dari kondisi tertentu yang menyebabkan siswa dapat berinteraksi sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan di dalam tingkah lakunya" (Carey, 1977, p. 6). Pengembangan sistem instruksional lebih lanjut meliputi proses "monitoring" interaksi siswa dengan situasi dan pengalaman belajar, agar para penyusun disain instruksional dapat menilai efektifitas suatu disain. Pengembangan sistem instruksional senantiasa didasarkan atas pengalaman empiris, dan prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya, dalam arti telah ditentukan berdasar prosedur yang sistematis, pengamatan yang tepat, dan percobaan yang terkontrol. Hal ini berbeda dengan metode atau cara mengajar yang diperoleh secara tradisional dan dikembangkan melalui pengalaman semata-mata. Apakah yang dikerjakan oleh para pengembang sistem dan disain instruksional? Kegiatan pokok bagi para pengembang sistem dan disain instruksional meliputi: 5 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 6. 1. Menentukan hasil belajar dalam arti prestasi siswa yang bisa diamati dan diukur (learning outcomes). 2. Identifikasi karakteristik siswa yang akan belajar. 3. Berdasar 1 dan 2 tersebut, memilih dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar bagi para siswa. 4. Menentukan media untuk kegiatan tersebut. 5. Menentukan situasi dan kondisi, dalam mana responsi siswa akan diamati dan dipandang sebagai salah satu contoh dari tingkah laku yang diharapkan. 6. Menentukan kriteria, seberapa prestasi siswa telah dianggap cukup. 7. Memilih metode yang tepat untuk menilai kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan tingkah laku seperti tersebut pada angka 1. 8. Menentukan metode untuk memonitor responsi siswa- sewaktu 9. Berada dalam proses pengajaran dan sewaktu dievaluasi. 10. Mengadakan perbaikan yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar bila ternyata responsi siswa tidak sesuai dengan hasil yang telah ditentukan. C. PROSES PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional bisa meliputi dua cara: 1. Dengan pendekatan secara empiris Proses ini dilaksanakan tanpa menggunakan dasar-dasar teori secara sistematis. Di sini paket atau bahan pengajaran disusun berdasar pengalaman si pengembang, siswa disuruh mempelajari lalu hasilnya diamati. Bila hasilnya tak sesuai dengan apa yang diharapkan, materi pengajaran tersebut direvisi dan pekerjaan penyusunan paket (materi) pengajaran diulang. Adapun pendekatan semacam ini mempunyai beberapa kelemahan diantaranya : a. Setiap pengembang harus mulai dari awal untuk mencari atau menemukan semua langkah dan dasar yang diperlukan untuk mengembangkan suatu materi pengajaran. b. Berulang kalinya pembuatan materi (paket) pengajaran baru. Hal ini berarti menghendaki berulang kau uji coba, dan ini berarti kurang efisien. 2. Dengan mengikuti atau membuat suatu model (paradigm approach). Menurut pendekatan ini, hasil belajar yang diharapkan, bisa diklasifikasikan sesuai dengan tipe-tipe tertentu. Untuk, tiap tipe tujuan khusus (objective) dapat dipilihkan cara-cara tertentu untuk mencapainya, kondisi tertentu untuk mengamati responsi siswa bisa 6 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 7. diciptakan, dan perubahan-perubahan bilamana perlu bisa diadakan. Di dalam penyusunan disain instruksional, diadakan langkah-langkah secara sistematis, sehingga uji coba secara empiris terhadap suatu program dapat mendorong untuk adanya informasi mengenai efektifitas suatu program, yang sekaligus bisa untuk menguji model tersebut. D. MODEL – MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL Ada beberapa model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan instruksional model Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach & Ely, model IDI (Instruksional Development Institute), dan lain-lainnya. 1. Model Bela H. Banathy Pengembangan Instruksional model Banathy ini dapat diinformasikan dalam enam langkah sebagai berikut:  Langkah pertama; merumuskan tujuan (Formulate objectives)  Langkah kedua; mengembangkan test (develop test)  Langkah ketiga; menganalisis kegiatan belajar (analyze learning task)  Langkah keempat; mendesain struktur instruksional (design system)  Langah kelima; melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (Implement and test output)  Langkah keenam; mengadakan perbaikan (change to improve) 2. Model Pengembangan Sistem Instruksional (MPSI) Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional systems development) dan disain instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada perbedaan antara "disain" dan "pengembangan". Kata "disain" berarti "membuat sketsa atau pola atau outline atau rencana pendahuluan". Sedang "mengembangkan" berarti "membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif, dan sebagainya." 3. Model Briggs Model Brigs ini berorientasi pada rancangan sistim dengan sasaran dosen atau guru yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupun tim pengembangan instruksional yang susunan anggotanya meliputi: dosen, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli media dan perancang instruksional (Mudhoffir, 1986 : 34) Brigs berkeyakinan bahwa banyak pengetahuan tentang belajar mengajar dapat diterapkan untuk semua jajaran dalam bidang pendidikan dan latihan. Karena itu dia 7 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 8. berpendapat bahwa model ini juga sesuai untuk pengembangan program latihan jabatan, tidak hanya terbatas pada program-program akademis saja. Di samping itu, model ini dirancang sebagai metodologi pemecahan masalah instruksional. Dalam pengembangan instruksional ini berlaku prinsip keselarasan antara tujuan yang akan dicapai, strategi pencapaiannya dan evaluasi keberhasilannya, yang ketiganya merupakan tiang pancang desain instruksionalnya Briggs. 4. Model Kemp Pengembangan instruksional yang dikembangkan oleh Kemp (1977) ini juga disebut sebagai Desain Instruksional, yang terdiri dari 10 langkah. a. Penentuan tujuan instruksional umum (TIU); yaitu tujuan yang ditetapkana menurut masing-masing pokok bahasan. b. Menganalisis karakteristik siswa; dalam analisis ini memuat hal-hal yang berkenaan dengan latar belakang pendidikan siswa, sosial budaya yang memungkinkan dapat mengikuti program kegiatan belajar, serta langkah-langkah apa yang perlu ditetapkan. c. Menentukan tujuan instruksional khusus (TIK); yakni tujuan yang ditetapkan secara operasional, spesifik dan dapat diukur. Dengan demikian siswa dapat mengetahui apa yang akan mereka lakukan, bagaimana melakukannya dan apa ukuran yang digunakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan belajar tersebut. d. Menentukan materi pelajaran;yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditetapkan. e. Mengadakan penjajakan awal (preassesment); langkah ini sama halnya dengan test awal yang fungsinya untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa, apakah telah memenuhi syarat belajar yang ditentukan ataukah belum. f. Menentukan strategi belajar dan mengajar yang relevan; sebagai patokan untuk memilih strategi yang dimaksud, Kemp menentukan 4 kriteria; 1) Efisiensi; 3) Ekonomis; 2) Keefektifan; 4) Kepraktisan. Dalam memilih strategi belajar-mengajar tersebut harus melalui analisis alternatif. g. Mengkoordinasi sarana penunjang yang dibutuhkan, meliputi: 1) Biaya; 4) Waktu dan 2) Fasilitas; 5) Tenaga 3) Peralatan; h. Mengadakan evaluasi; hasil evaluasi tersebuut digunakan untuk mengontrol dan mengkaji sejauhmana keberhasilan suatu program yang telah direncanakan mencapai 8 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 9. sasaran yang diinginkan. Hasil evaluasi merupakan umpan balik untuk merevisi kembali tentang; program instruksional yang telah dibuat, instrument tes, metode strategi yang dipakai dan sebagainya. 5. Model IDI Pengembangan instruksional model IDI (Instrucsional Development Institute) merupakan suatu hasil konsorsium antar perguruan tinggi di Amerika Serikat yang dikenal dengan University Consorsium Instructional Development and Technology (UCIDT). Model IDI ini telah dikembangkan dan diuji-cobakan pada beberapa negara di Asia dan Eropa dan telah berhasil di 334 institusi pendidikan di Amerika. Sebagaimana halnya dengan model-model pengembangan instruksional lainnya, model ini juga menggunakan model pendekatan sistim yang meliputi tiga tahapan, yakni; a) Tahap pembatasan (define) Identifikasi masalah, dimulai dengan analisis kebutuhan atau yang disebut need assesment. Pada dasarnya need assisment ini berusaha menemukan suatu perbedaan (descrypancy) antara apa yang ada dan apa yang idealnya (yang diinginkan). Karena banyaknya kebutuhan pengajaran, maka perlu diadakan prioritas mana yang didahulukan dan mana yang dikemudian. b) Tahap Pengembangan Identifikasi tujuan; tujuan instruksional yang hendak dicapai perlu diidentifikasikan terlebih dahulu, baik tujuan instruksional umum (TIU) dalam hal ini IDI menyebutkan dengan Terminal Objectives dan tujuan instruksional khusus (TIK) yang disebut Enabling Objectives. c) Tahap penilaian Tes uji coba, setelah prototipe program instruksional tersebut disusun, maka langkah berikutnya harus diadakan uji-coba. Uji-coba ini dapat dilakukan pada sampel audien untuk menentukan kelemahan dan kebaikan serta efesiensi dan keefektifan suatu program yang dikembangkan. Analisis hasil, Hasil uji coba yang dilakukan perlu dianalisis terutama yang berkenaan dengan; 1) Apakah tujuan dapat dicapai, bila tidak atau belum semuanya, dimanakah letak kesalahannya? 2) Apakah metode atau teknik yang dipakai sudah cocok denganpencapaian tujuan-tujuan tersebut, mengingat karakteristik siswa yang telah diidentivikasi? 3) Apakah tidak ada kesalahan dalam pembuatan instrumen evaluasi? 9 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 10. 4) Apakah sudah dievaluasi hal-hal yang seharusnya perlu dievaluasi? 6. Model PPSI PPSI merupakan singkatan dari prosedur pengembangan sistem intruksional. Istilah sistem instruksional mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem dimana pembelajaran adalah suatu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri dari seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara fungsional dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian PPSI adalah suatu langkah-langkah pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran sebagai suatu sistem dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien (Harjanto, 2008 : 75). Model pengembangan intruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok yaitu: a. Perumusan tujuan/kompetensi Merumuskan tujuan/kompetensi beserta indicator ketercapaiannya yang harus memenuhi 4 kriteria sebagai berikut:  Menggunakan istilah yang operasional  Berbentuk hasil belajar  Berbentuk tingkah laku  Hanya satu jenis tingkah laku b. Pengembangan alat penilaian  Menentukan jenis tes/intrumen yang akan digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan  Merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan c. Kegiatan belajar  Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan  Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh  Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh d. Pengembangan program kegiatan  Merumuskan materi pelajaran  Alat pelajaran/buku yang dipakai  Menetapkan model yg dipakai  Menyusun jadwal e. Pelaksanaan  Mengadakan pretest  Menyampaikan materi pelajaran  Mengadakan posttest  Perbaikan 10 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 11. BAB III PENUTUP A. SIMPULAN Setelah kami uraikan tentang Model - model Pengembangan Sistem Instruksional , secara garis besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Model pengembangan sistem instruksional adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem instruksional. 2. Dasar – dasar Pengembangan sistem instruksional adalah atas dasar pengalaman empiris, dan prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya. 3. Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional bisa meliputi dua cara: Pendekatan secara Empiris dan Dengan mengikuti atau membuat suatu model (paradigm approach). 4. Model – Model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan instruksional model Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach & Ely, model IDI (Instrucsional Development Institute), dan lain-lainnya. B. SARAN – SARAN Setelah membaca dan menguraikan tentang makalah ini, saran yang dapat diberikan adalah : 1. Penulis perlu menggali kembali mengenai pentingnya pengembangan system instruksional. 2. Perlunya mengaplikasikan model-model pengembangan system instruksional yang sesuai dengan kondisi yang ada. 11 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212
  • 12. DAFTAR PUSTAKA AECT, 1986 Baker, Robert L & Richard R Schutz, 1971,”Instructional Product Development”, New York : Van Nostrand Reinhold Company. Briggs, Leslie, J. 1979,”Instruksional Design : Prinsiples and Aplication”, Educational Technology Publicatios : Englewood Cliffs, N.J. Ely, Donal P. 1978,,”Instrucsional Design & Development”, New York : Syracuse University Publ. Harjanto, 2005,”Perencanaan Pengajaran”, Jakarta : Rineka Cipta. Harjanto, 2008,”Perencanaan Pengajaran”, Jakarta : Rineka Cipta. http://hadzuka.blogspot.com/2010/11/model-pengembangan-instruksional.html Mudhoffir. 1986. ”Teknologi Instruksional”, Bandung : CV. Remadja Karya. 12 makalah Landasan Tek. Pendidikan, 180212