Kerajaan Makassar merupakan kerajaan maritim yang berkembang pesat di Sulawesi Selatan pada abad ke-17. Kerajaan ini memiliki letak strategis di jalur pelayaran antara Malaka dan Maluku. Namun, kerajaan ini akhirnya jatuh ke tangan Belanda setelah kalah dalam perang melawan mereka akibat adanya politik adu domba yang dilakukan Belanda.
2. Di Sulawesi Selatan pada
awalnya berdiri beberapa kerajaan
seperti Gowa, Tallo, Luwu, Bone dan
Sopeng. Kemudian, kerajaan
Soppeng,Wajo, dan Bone bergabung
menjadi satu dengan nama Tellum
Pacceu, sedangkan kerajaan Gawo, dan
Tallo bergabung menjadi satu dengan
nama Kerajaan Makassar. Letak
Kerajaan Makassar sangat strategis
yaitu berada di jalur lalu lintas
pelayaran antara Malaka dan Maluku ,
dengan pusat pemerintahannya
terletak di Sombaopu.
A. Letak Geografis
3. B. Kehidupan Politik
Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk
Robandang/Dato’ Ri Bandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam
berkembang pesat di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama
Islam. Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng
Ma’towaya Tumamenanga Ri Agamanna (Raja Gowa) yang bergelar Sultan
Alaudin, Sejak pemerintahannya pula kerajaan Makassar berkembang sebagai
kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja
Muhammad Said . Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya
pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin yang berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya. Sultan Hasannudin menentang kehadiran dan monopoli yg
dilakukan VOC , sehingga terjadilah perperangan. Upaya Belanda untuk
mengakhiri perang tersebut yaitu dengan cara adu-domba politik antara Makassar
dengan Kerajaan Bone. Raja Bone (aru palaka) bersekutu dengan VOC. Akibat
persekutuan tersebut Kerajaan Makassar harus mengakui kekalahannya dan
menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat
merugikan kerajaan Makasar.
4. Isi dari perjanjian Bongaya antara lain:
a. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makasar.
b. Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar.
c. Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan
pulau-pulau di luar Makasar.
d. Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makasar terhadap
Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasannudin yaitu
Mapasomba (putra Hasannudin) meneruskan perlawanan melawan Belanda.
Raja-Raja yg pernah memerintah Kerajaan Makassar:
1. Sultan Alauddin (Tahun 1591-1639)
2. Sultan Muhammad Said (Tahun 1639-1653)
3. Sultan Hasanuddin (Tahun 1653-1669)
4. Raja Mapasomba
5. C. Ekonomi
Letak Kerajaan Makassar sangat strategis
yaitu berada di jalur lalu lintas pelayaran atau
perdagangan antara Malaka dan Maluku, sehingga
Kerajaan tersebut berkembang pesat menjadi pusat
perdagangan. Kegiatan perekonomian masyarakat
Makassar pun bertumpu pada perdagangan dan
pelayaran dan hal tersebut juga menjadikan Makassar
sebagai pelabuhan Internasional yg disinggahi banyak
oleh pedagang-pedagang asing. Kemudian dibuatlah
hukum perniagaan untuk mengatur pelayaran dan
perdagangan di wilayah tersebut yang di beri nama
Ade Allopiloping Bicaranna Pabbahi’e.
Selain perdagangan dan pelayaran ,
sebagian masyarakat Makassar juga melakukan
kegiatan pertanian.
6. D. Sosial dan Budaya
Masyarakat Makassar sangat giat berusaha atau bekerja untuk
meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang mereka merantau untuk
menambah kemakmuran hidupnya. Walaupun masyarakat Makasar memiliki
kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi
dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka
anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar tersebut diatur
berdasarkan adat dan agama Islam.
Masyarakat Kerajaan Makassar dibedakan menjadi 3 lapisan yaitu:
• Kareng yang terdiri dari kaum Bangsawan.
• Tumasaraq gelar untuk rakyat biasa.
• Ata untuk Hamba Sahaya
Masyarakat Makassar pada saat itu umumnya menghasilkan
kebudayaan yang berkaitan dengan dunia pelayaran seperti alat penangkap ikan
.Selain itu mereka juga mengembangkan Seni Sastra.
7. E. Keruntuhan
Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makasar yaitu
dengan melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan kerajaan Bone.
Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makasar bersekutu dengan
VOC untuk menghancurkan Makasar.
Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota
kerajaan Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui
kekalahannya dan menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya
sangat merugikan kerajaan Makasar. Walaupun perjanjian telah diadakan,
tetapi perlawanan Makasar terhadap Belanda tetap berlangsung. Bahkan
pengganti dari Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba (putra Hasannudin)
meneruskan perlawanan melawan Belanda.Untuk menghadapi perlawanan
rakyat Makasar, Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran.
Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya kerajaan Makasar, dan Makasar
mengalami kehancurannya.
9. Letak kerajaan mataram
• Letak kerajaan mataram di jawa tengah bagian
selatan dengan pusat kerajaan di kotagede atau
di pasar gede dekat daerah yogyakarta. Dari
daerah ini kerajaan berkembang sampai
menjadi kerajaan besar dengan wilayah
kekuasaan meliputi jawa tengah,jawa timur,dan
sebagian daerah jawa barat.kerajaan mataram
ini tidak ada hubungannya dengan kerajaan
mataram zaman hindu-budha.
11. Sistem pemerintahan
• Sutawijaya ( 1586-1601 m)
adalah raja pertama kerajaan mataram islam dan
sekaligus pendiri kerajaan mataram islam yang
berlokasi di kota gede yogyakarta.
• Raden mas rangsang ( sultan agung)
mataram mencapai puncak kejayaannya.
• Amangkurat 1
orang belanda (voc)mulai masuk ke daerah
kerajaan mataram, bahkan amangkurat 1
menjalin hubungan dengan belanda .
12. • Amangkurat II
wilayah kekuasaan kerajaan semakin sempit.
Akibat amangkuarat ll sangat patuh terhadap voc.
• Amangkurat lll
wilayah kerajaan terbagi menjadi 2 kesultanan
karna perjanjian giyanti. Dan ini merupakan
faktor kemunduran kerajaan mataram islam.
13. Kehidupan ekonomi dan
kebudayaan
• Kemajuan dalam bidang ekonomi meliputi
hal-hal berikut ini:
Ø Sebagai negara agraris, Mataram mampu
meningkatkan produksi beras dengan
memanfaatkan beberapa sungai di Jawa
sebagai irigasi. Mataram juga mengadakan
pemindahan penduduk (transmigrasi) dari
daerah yang kering ke daerah yang subur
dengan irigasi yang baik. Dengan usaha
tersebut, Mataram banyak mengekspor beras
ke Malaka.
14. • Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa
Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara,
dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang
adalah Upacara Kejawen yang merupakan
akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha
dengan Islam.
• Di samping itu, perkembangan di bidang
kesusastraan memunculkan karya sastra yang
cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang
merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan
adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya
Alam.
15. Kehidupan sosial
• Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram,
tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam
tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu
saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram
Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat
kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat
penghulu, khotib, naid, dan surantana yang
bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan.
Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat
jabatan jaksa yang bertugas menjalankan
pengadilan istana.
• Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan,
diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger
yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk.
16. Faktor kemunduran
• Meninggalnya raja mataram yaitu sultan agung
• Masuknya kolonial Belanda ke nusantara yang
berusaha untuk melemahkan kekuasaan kesultanan
Mataram.
• Dipecahnya Mataram menjadi 2 kerajaan,
berdasarkan perjanjian Giyanti.
• Perpecahan yang terjadi di dalam kesultanan
Mataram. Berdasarkan perjanjian salatiga.
19. I. Sumber- Sumber Berita:
1. Babad Tanah Djawi
2. Babad Meinsma
3. Serat Kandha
4. Serat Centini
5. Serat Cabolek
6. Serat Dharma Wirayat (yang sangat populer sebagai karya Sri Paku
Alam III.)
7. Serat Nitipraja
8. Babad Sangkala
9. Babad Sankalaniang Momana
10.Sadjarah Dalem
20. II.Seni dan Tradisi
1. Sastra Ghending karya Sultan Agung
2. Tahun Saka
Pada tahun 1633, Sultan Agung mengganti perhitungan
tahun Hindu yang berdasarkan perhitungan matahari dengan
tahun Islam yang berdasarkan perhitungan bulan
3. Kerajinan Perak
Perak Kotagede sangat terkenal hingga ke
mancanegara, kerajinan ini warisan masyarakat mataram.
21. 4. Kalang Obong
Upacara tradisional kematian orang Kalang, upacara
ini seperti Ngaben di Bali, tetapi upacara Kalang Obong
ini bukan mayatnya yg dibakar melainkan pakaian dan
barang-barang peninggalannya
5. Kue Kipo
Makanan tradisional ini sangat khas dan hanya ada di
Kotagede, terbuat dari kelapa, tepung, dan gula
merah.yang dinilai ini adalah makanan pada zaman
kerajaan.
22. III. Bangunan- Bangunan, Benda Pusaka, dan Lainnya:
1. Segara Wana dan Syuh Brata
Adalah meriam- meriam yang sangat indah yang
diberikan oleh J.P. Coen (pihak Belanda) atas perjanjiannya
dengan Sultan Agung. Sekarang meriam itu diletakkan di
depan keraton Surakarta dan merupakan meriam yang
paling indah di nusantara.
23. 2. Batu Datar di Lipura yang tidak jauh di barat Yogyakarta
3. Baju “keramat” Kiai Gundil atau Kiai Antakusuma
4. Masjid Agung Negara
Masjid Agung dibangun pada tahun 1763 dan selesai
pada tahun 1768.
24. 6. Masjid Jami Pakuncen
Masjid Jami Pekuncen yang berdiri di Tegal Arum,
Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, merupakan salah bangunan
peninggalan Islam yang dibuat Sunan Amangkurat I sebagai
salah satu tempat penting untuk penyebaran Islam kala itu.
7. Gerbang Makam Kota Gede
.
25. 8. Masjid Makam Kota Gede
Sebagai kerajaan Islam, Mataram memiliki banyak
peninggalan masjid kuno, inilah masjid di komplek makam
Kotagede yang bangunannya bercorak Jawa.
9. Bangsal Duda
10. Rumah Kalang
11. Makam Raja- Raja Mataram di Imogiri