Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting tentang metodologi penelitian, yaitu: 1) hubungan antara pendekatan deduktif dan induktif dalam penelitian ilmiah; 2) pentingnya pelaporan hasil penelitian untuk mengembangkan teori dan membuktikan hipotesis; 3) kebebasan akademik dan budaya akademik yang mendukung proses penelitian.
1. Nama : Utari Gita Mutiara 13 April 2018
NPM : 1720011021
“Ujian 1 Metodologi Penelitian”
1. Prosedur berfikir ilmiah penalaran rasional dan empiris yang merupakan dua model yang
selalu menjadi sumber sekaligus metodologis dalam menghasilkan ilmu pengetahuan, ilmu
yang dihasilkan dari sumber yang ada, selalu menuntut untuk melakukan observasi dan
penjelajahan baru terhadap masalah yang dihadapi dari para anggapan atau biasa dikenal
dengan hipotesis/deduksi, dimana pengujian dilakukan melalui studi lapangan
(empiris/induksi) dalam membangun pengetahuan yang ada. adi logikanya gabungan antara
deduktifdaninduktifdimanarasionalismedanempirismesalingberdampinganuntukdapatmenghasilkanhasil
ilmiah yang baik. Oleh karena itu, sebuah penelitian apabila belumteruji kebenarannya secara empiris dan
rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara yang biasa disebut hipotesi.Hipotesis adalah
dugaan atau jawaban sementara, berfungsi sebagai penunjuk jalan yang memungkinkan kita memperoleh
jawaban.Apabilapenelitianataupermasalahansudahterujikebenarannyasecaraempiris danrasionaldisebut
dengantesis.Jadi,hubunganantarahipotesis–tesisdenganempirismedanrasionalismeadalahuntukmenilai
ataumembuktikanpermasalahanataupenelitianitubersifatsementaraatausudahpastiteruji.
2. Pentingnya adanya pelaporan tesis adalah untuk menciptakan teori baru dan
mengembangkan teori yang sudah ada serta membuktikan bahwa penelitian atau
permasalahan yang kita buat itu telah teruji secara empiris dan rasional. Selain itu, dengan
adanya pelaporan akan menciptakan suasana diskusi yang baik, serta saran dan kritik terkait
tesis. Masyarakat atau orang sekitar pun dengan adanya pelaporan tesis dapat melihat
dengan jelas dan ada buktinya telah melakukan penelitian, tidak hanya omongan saja.
Dimana tesis itu adalah penelitian yang sudah terlewati masa uji secara empiris dan rasional.
3. Kebebasan akademik adalah kebebasan yang dimiliki pribadi masing-masing anggota sivitas
akademika yaitu mahasiswa dan dosen. Gunanya kebebasan akademik untuk dapat
bertanggungjawab dan mandiri berkaitan dengan upaya penguasaan dan pengembangan
IPTEK dan seni yang mendukung pembangunan nasional. Kebebasan akademik contohnya
adalah kebebasan menulis, meneliti, mengabdi, menghasilkan karya keilmuan,
menyampaikan pendapat, pikiran, gagasan yang sesuai dengan bidang ilmu masing-masing
yang diminati tapi masih di dalam lingkup akademik. Makin berkembangnya zaman makin
meluas pula arti kebebasan akademik, selain yang disebutkan di atas kebebasan akademik
yang paling penting saat ini adalah memiliki kebebasan berpendapat. Kebebasan
berpendapat disini dalamhal yang logis dan sesuai dengan akal pikiran serta kenyataan yang
ada, tidak hanya omong kosong atau “tong kosong nyaring bunyi nya”.
2. 4. Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal. Artinya, dimiliki oleh setiap orang
yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Membangun budaya akademik bukan
perkara yang mudah. Diperlukan upaya sosialisasi terhadap kegiatan akademik, sehingga
terjadi kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan norma-norma kegiatan akademik
tersebut.
Pemilikan budaya akademik ini seharusnya menjadi idola semua insan akademisi perguruan
tinggi, yakni dosen dan mahasiswa. Ada beberapa contoh, misalnya:
Derajat akademik tertinggi bagi seorang dosen adalah dicapainya kemampuan
akademik pada tingkat guru besar (profesor).
Sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu mencapai prestasi akademik
yang setinggi-tingginya. Khusus bagi mahasiswa, faktor-faktor yang dapat
menghasilkan prestasi akademik tersebut ialah terprogramnya kegiatan belajar, kiat
untuk berburu referensi aktual dan mutakhir, diskusi substansial akademik, dsb.
Dengan melakukan aktivitas seperti itu diharapkan dapat dikembangkan budaya
mutu (quality culture) yang secara bertahap dapat menjadi kebiasaan dalam perilaku
tenaga akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan di perguruaan tinggi.
Oleh karena itu, tanpa melakukan kegiatan-kegiatan akademik, mustahil seorang
akademisi akan memperoleh nilai-nilai normative akademik. Bisa saja ia mampu
berbicara tentang norma dan nilai-nilai akademik tersebut didepan forum namun
tanpa proses belajar dan latihan, norma-norma tersebut tidak akan pernah terwujud
dalam praktik kehidupan sehari-hari. Bahkan sebaliknya, ia tidak segan-segan
melakukan pelanggaran dalam wilayah tertentu, baik disadari ataupun tidak.
Perguruan tinggi merupakan wadah pembinaan intelektualitas dan moralitas yang
mendasari kemampuan penguasaan IPTEK dan budaya dalam pengertian luas
disamping dirinya sendirilah yang berperan untuk perubahan tersebut.
5. Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang
merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang
sumber pengetahuan, antara lain:
Empirisme
Menurut aliran ini, manusia meperoleh pengetahuan melalui pengalamannya,
kebenaran pengetahuan hanya didasarkan pada fakta-fakta yang ada dilapangan.
Pengetahuan manusia itu dapat diperoleh melalui pengalaman yang konkret karena
gejala-gejala alamiah yang terjadi dimuka bumi ini adalah bersifat konkret dan dapat
dinyatakan melalui pancaindra manusia.
Sumber pengetahuan adalah pengamatan. Pengamatan memberikan dua hal, yakni
kesan-kesan (impressions) dan pengertian-pengertian atau ide-ide (ideas). Yang
3. dimaksud kesan-kesan adalah pengamatan langsung yang diterima dari pengalaman,
seperti merasakan tangan terbakar. Yang dimaksud dengan ide adalah gambaran
tentang pengamatan yang samar-samar yang dihasilkan dengan merenungkan
kembali atau terefleksikan dalam kesan-kesan yang diterima dari pengalaman.
Berdasarkan teori ini, akal hanya megelola konsep gagasan inderawi. Sumber utama
untuk memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang diperoleh dari panca
indera. Akal tidak berfungsi banyak, kalaupun ada, itu pun sebatas ide yang kabur.
Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan
yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan
melalui kegiatan menangkap objek. Fungsi pancaindera hanya untuk memperoleh
data-data dari alam nyata dan akalnya menghubungkan data-data itu satu dengan
yang lain. Dalam penyusunan ini akal menggunakan konsep-konsep rasional atau ide-
ide universal.
Spinoza memberikan penjelasan yang lebih mudah dengan menyusunn sistem
rasionalisme atas dasar ilmu ukur. Dalil ilmu ukur merupakan dalil kebenaran yang
tidak perlu dibuktikan lagi. Contohnya “sebuah garis lurus merupakan jarak terdekat
diantara dua titik”.
Kant menekankan pentingnya meneliti lebih lanjut terhadap apa yang telah dihasilkan
oleh indera dengan datanya dan dilanjutkan oleh akal dengan melakukan penelitian
yang lebih mendalam. Ia mencontohkan bagaimana kita dapat menyimpulkan kalau
kuman tipus menyebabkan demam tipus tanpa penelitian yang mendalam dan
eksperimen.
Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.
Intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan
pengetahuan yang nisbi. Intuisi mengatasi sifat lahiriyah pengetahuan simbolis, yang
pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh
penggambaran secara simbolis. Karena itu, intuisi adalah sarana untuk mengetahui
secara langsung dan seketika.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun
pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat diandalkan. Pengetahuan intuisi
dapat dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam menentukan
benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan. Kegiatan intuisi dan analisis bisa
bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran.
Bagi Nietzchen intuisi merupakan “intelegensi yang paling tinggi” dan bagi Maslow
intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak experience). Adapun perbedaan
antara intuisi dalam filsafat barat dengan makrifat dalam islam adalah kalau intuisi
4. dalam filsafat barat diperoleh lewat perenungan dan pemikiran yang konsisten,
sedangkan dalam islam makifat diperoleh lewat perenungan dan penyinaran dari
Tuhan .
Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantara para Nabi. Para Nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya,
tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Pengetahuan, mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta.
Pengetahuan dengan jalan ini merupkan kekhususan para Nabi. Hal inilah yang
membedakan mereka dengan manusia-manusia lainnya. Akal meyakinkan bahwa
kebenaran pengetahuan mereka berasal dari Tuhan, karena memang pengetahuan
itu ada pada saat manusia biasa tidak mampu mengusahakannya. Bagi manusia tidak
ada jalan lain kecuali menerima dan membenarkan semua yang berasal dari Nabi.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang
yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup masalah transendental.
Kepercayaan ini yang merupakan titik tolak dalam agama lewat pengkajian
selanjutnya dapat menigkatkan atau menurunkan kepercayaan itu
6. Periode authority and tradition adalah dimana pendapat-pendapat dari “pemimpin-
pemimpin” di masa lampau selalu dikutip kembali. Pendapat para pemimpin dijadikan
doktrin yang harus diikuti tanpa sesuatu kritik, the master always says the truth, meskipun
belum tentu pendapat itu benar. Dan dijadikan tradisi kedepannya serta membuat mindset
masyarakat bahwa setiap pendapat dan ucapan Pemimpin selalu selalu benar. Contohnya
adalah lahirnya dunia coprnicus karena dikemukakan oleh pemimpin dan diucapkan dengan
penuh keyakinan dan semangat. Untuk saat ini terkadang masih diberlakukan periode
authority and tradition walaupun sering disalahgunakan.
7. Jenis- jenis pengetahuan di dunia akademik adalah
Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang
memiliki sesuatu dimana orang itu menerima secara baik. Semua orang menyebutnya
sesuatu itu biru karena memang itu biru, dan juga benda itu dingin karena memang
dirasakan dingin, dan sebagainya.
Pengetahuan ilmiah, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian
yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam. Ilmu
dapat merupakan suatu metode berpikir secar objektif, tujuannya untuk
menggambarkan dan memberi makana terhadap dunia factual.
5. Pengetahuan Filsafat,yaitu pengetahuan yang diperoleh dari suatu pemikiran.
Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian
tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan
rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya
memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis.
Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan lewat Rasul-Nya.
Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
Pengetahuan ini mengandung hal-hal yang pokok yaitu ajaran tentang cara
berhubungan dengan Tuhan dan cara berhubungan dengan sesama manusia. Dan
yang lebih penting dari pengetahuan ini disamping informasi tentang Tuhan, juga
informasi tentang hari Akhir.
8. Tahapan-tahapan Metode Ilmiah adalah
Memilih dan mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan
atau diangkat ke dalam sebuah penelitian. Untuk menghilangkan keragu-raguan,
masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Contoh Penelitian : “Bagaimana pengaruh
mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?” Berikan definisi tentang usaha
tani, mekanisasi, pada musim apa, dan sebagainya.
Survei data yang tersedia
Mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada
hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. (Langkah pertama dan kedua
dapat dikerjakan secara bersamaan).
Merumuskan hipotesis (bila penelitian bertujuan menguji hipotesis)
Hipotesa adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antar variabel atau
fenomena-fenomena dalam penelitian.
Menyusun kerangka analisa dan alat-alat dalam menguji hipotesis
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian.
Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa, data terserbut perlu dikumpulkan.
Mengolah, menganalisa dan membuat interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk dianalisa. Penyusunan data
dapat berbentuk tabel ataupun membuat coding untuk dianalisa dengan komputer.
Setelah dianalisa, data perlu diberikan interpretasi terhadap data tersebut.
Generalisasi dan membuat kesimpulan
6. Kesimpulan dan generalisasi harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar
untuk diterima ataukah ditolah. Apakah ada hubungan antar fenomena yang diperoleh
atau tidak.
Membuat laporan penelitian
Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-
hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut.
Unsur Pemikiran Ilmiah
Observasi dengan tujuan tertentu
Analisa sintesa
Mengingat dan memunculkan kembali secara selektif
Hipotesis (bila penelitian bertujuan menguji hipotesis)
Verifikasi terhadap inferensi
Pemberian alasan
Keputusan
9. Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh
antara variable dengan variable lainnya.
Contohnya : Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMP.
Untuk hipotesis alternative ada 2 macam, yaitu:
Directional hipotesis (hipotesis terarah) yaitu hipotesis yang diajukan peneliti dimana
peneliti sudah merumuskan dengan tegas bahwa variable independen member
pengaruh besar pada variable dependen.
Contohnya: Seseorang yang melakukan aktivitas fisik berat lebih rendah beresiko
terkena obesitas dibandingkan dengan seseorang yang tidak melakukan aktivitas fisik
berat.
Non directional hipotesis (hipotesis tidak terarah) yaitu hipotesis yang diajukan dan
dirumuskan oleh peneliti tetapi belum tegas bahwa variable independen berpengaruh
terhadap variable dependen, lalu peneliti pun tidak menyusun prediksi hasil yang akan
didapat seperti apa.
Contohnya: Ada perbedaan antara seseorang yang melakukan aktivitas fisik berat
dibanding dengan yang tidak melakukan aktivitas fisik berat.
Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungannya atau pengaruh
antara variable dengan variable lainnya.
Contohnya:
Tidak ada hubungan warna pakaian mahasiswa dengan prestasi belajarnya
7. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan kecerdasan anak