Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Laboratorium Inovasi 2015: Kota Yogyakarta, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Muara Enim
1. Kota Yogyakarta | Kabupaten Majalengka | Kabupaten Muara Enim
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL Deputi Inovasi Administrasi Negara
LAN-RI Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://inovasi.lan.go.id
2. Sekilas Lab. Inovasi
Lab Inovasi adalah program advokasi yang terdiri atas 5 tahap, yakni Drum-up,
Diagnose, Design, Deliver, Display.
5 tahap tsb bertujuan untuk membangkitkan kesadaran dan kemauan
berinovasi, meningkatkan kemampuan menggunakan metode berinovasi,
menghasilkan produk konkrit inovasi, serta mengimplementasikan
pengalaman berinovasi.
Lab Inovasi adalah mekanisme inside-out yang dilakukan sendiri oleh instansi
yang hendak berinovasi (logika telor pecah). Pendampingan dari luar (outside-
in) hanya bersifat stimulatif (logika “pengeraman” atau inkubasi).
Lab Inovasi membutuhkan proses berkesinambungan agar inovasi dapat
tumbuh menjadi kebiasaan dalam birokrasi. Untuk itu, instansi pemerintah
perlu membangun sistem inovasi yang lebih sistemik.
3. Sandaran Langit (Fondasi Filosofis) Lab. Inovasi
Inovasi itu cukup sederhana dan KECIL, sebab …
Kecil itu INDAH, dan …
Indah itu MEMBAHAGIAKAN banyak orang, sementara …
Membahagiakan orang itu PERBUATAN BAIK, maka …
“INOVASI ITU PERBUATAN BAIK, BERBUATLAH KEBAIKAN
MELALUI INOVASI”
4. NO DAERAH JML GAGASAN
INOVASI
JML PRODUK
INOVASI
1 Kota Yogyakarta 120 120
2 Kabupaten Majalengka 56 56
3 Kabupaten Muara Enim 79 79
4 Kabupaten Ciamis 26 26
5 Kota Samarinda 298
Ongoing
process (2016)
6 Kota Pontianak 149
7 Kabupaten Kebumen 177
8 Kabupaten Garut 107
9 Kabupaten Kupang 100
10 Kabupaten Pakpak Bharat 168
11 Kota Tarakan 182
12 Kota Bau-Bau 85
Jumlah / Rata2
1.547 128,9
Updated 17-5-2016
5. NO DAERAH JML GAGASAN
INOVASI
JML PRODUK
INOVASI
1 Kota Yogyakarta 120 120
2 Kabupaten Majalengka 56 56
3 Kabupaten Muara Enim 79 79
4 Kabupaten Ciamis 26 26
5 Kota Samarinda 289
Ongoing
process (2016)
6 Kota Pontianak 149
7 Kabupaten Kebumen 182
8 Kabupaten Garut 107
9 Kabupaten Kupang 147
10 Kabupaten Pakpak Bharat 258
11 Kota Tarakan 140
12 Kota Bau-Bau 84
Jumlah / Rata2
1.637 136,4
Updated 10-6-2016
6. 1. “Jamila” Inovasi Cantik Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah
2. Mujib Bung Ali
3. Kampung Tangguh Bencana
4. Ekstensi Pelayanan Dengan Standar
Profesi Tertinggi Berbasis Keselamatan
Pasien
5. Optimalisasi CSR dalam Pembangunan
Kewilayahan Daerah Bantaran Sungai dan
Tanah Magersari.
6. JUMANTIK MANDIRI
7. Pelayanan Perizinan Usaha Secara Paralel
8. Rumah Terampil Keparakan.
9. Sayangi Bumi Dengan Gerakan
Pembuatan Seribu Biopori Kelurahan
Mantrijeron
10. SIM Barang Persediaan (SIMBARA)
11. Mbangun Kampung
12. Optimalisasi Kapasitas APIP “Klinik Konsultasi
Good & Clean Government”
13. Pemberantasan Sarang Nyamuk Mandiri
(PESAN MANDIRI)
14. Kegiatan Belajar Siswa (KBS) Online
15. Taman Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
16. Onestop Service Keterangan Domisili
Perusahaan Kel. Warungboto Kec. Umbulharjo
17. “PONPELSUMAT” Kelurahan Patehan (Telfon
Pelayanan Surat Keterangan Kematian
Kelurahan)
18. Akselerasi Perubahan Status Perkawinan
Kerjasama Kecamatan Gondomanan
19. Aplikasi Pengakses Informasi Pelelangan
Berbasis Android
20. Karangwaru Nyaman Huni
20/12020/12020/12020/120 InovasiInovasiInovasiInovasi Kota Yogyakarta 2015Kota Yogyakarta 2015Kota Yogyakarta 2015Kota Yogyakarta 2015
7. Visi Yogya sebagai Kota Pendidikan dan obsesi menyajikan
layanan dynamic library;
Indeks Minat Baca Masyarakat 2014 sebesar 79,42 (tertinggi
se Prov DIY);
Keterbatasan gedung & ruang baca karena peningkatan
kunjungan yang signifikan setiap tahun;
Mengapa?
Peningkatan jumlah peminjaman buku;
Kenyamanan pengunjung meningkat karena area
perpustakaan tidak sepadat sebelum adanya “JAMILA”;
Memberi pilihan layanan yang bervariasi sesuai kebutuhan
masyarakat.
Apa Dampaknya?
Meminjam buku
melalui web, sosial
media, atau aplikasi
berbasis smart-phone;
Mampu menjangkau
masyarakat yang tidak
memiliki waktu
mengunjungi
perpustakaan;
Pengantaran dilakukan
pada hari Senin, Rabu,
Jumat pada jam 13.00-
15.00 wib.
Apa Inovasinya?
1. JAMILA (Jaminan Layanan Mengantar Buku ke Pemustaka)
8. 2014 terjadi peralihan hak atas tanah dan/bangunan
sebanyak 4.061 WP BPHTB, tetapi jumlah pemohon mutasi
PBB hanya 806 orang (19,8%).
Mengapa?
Mengintegrasikan 2 jenis layanan yang selama ini dilakukan
secara terpisah/berbeda, yakni pelayanan PBB dan BPHTB;
Mutasi nama wajib PBB dilaksanakan secara otomatis,
sehingga surat ketetapan PBB yang diterima oleh Wajib
Pajak BPHTB pada tahun pajak berikutnya sudah atas nama
WP BPHTB tsb.
Apa Inovasinya?
Surat Pemberitahuan
Pajak Terhutang PBB
lebih valid dan up to
date (sesuai dengan
pemilik hak atas
tanah);
Rasio Jumlah Mutasi
WP PBB secara
Jabatan dengan
Jumlah WP BPHTB
semakin ideal;
Mampu memantau
kinerja notaris.
Apa Dampaknya?
2. Mujib Bung Ali (mutasi nama wajib PBB simultan dengan peralihan hak
atas tanah akibat jual beli )
9. Yogyakarta memiliki kerawanan
bencana cukup tinggi, salah satu
yang terparah adalah gempa bumi
2006.
Mengapa?
Terbangun modal sosial di kampung
& kesiapsiagaan masyarakat.
Tersedianya dokumen seperti
dokumen kajian risiko kampung, peta
sebaran bahaya, titik kumpul, jalur
evakuasi, rencana tanggap darurat,
dsb.
Apa Dampaknya?
KTB merupakan bentuk pengurangan risiko
bencana berbasis komunitas (PRBBK) yang
diinisiasi oleh beberapa LSM, kemudian
diadopsi oleh BPBD dlm bentuk program KTB.
Semangat KTB adalah gotong royong pada
setiap fase pengurangan risiko bencana
antara pengurus kampung, RT, RW, PKK,
pemuda, kelompok rentan, hingga dunia
usaha/perusahaan.
Kelompok masyarakat inilah yang melakukan
penilaian terhadap risiko bencana (mitigasi),
perencanaan, hingga tindakan untuk
mengurangi risiko bencana yang ada.
Apa Inovasinya?
3. Kampung Tangguh Bencana (KTB)
10. Tersedianya Klinik Sore mulai pukul 15.00 WIB yg dapat
diakses dengan pendaftaran by phone.
Tersedianya anjungan pendaftaran mandiri yang dapat
mendeteksi barcode untuk identifikasi pasien dalam
pengambilan rekam medik.
Informasi ketersediaan tempat tidur melalui web RSUD.
Tersedianya layanan home care bagi pasien pasca opname
di RS maupun pasien yang tidak dapat datang ke RSUD.
Apa Inovasinya?
Memberikan pilihan layanan berupa layanan pendaftaran
mandiri, pendaftaran by phone, dan pendaftaran loket.
Proses pendaftaran menjadi lebih cepat dan waktu tunggu
menjadi lebih singkat.
Adanya kepastian mendapatkan nomor klinik pagi pasien.
Apa Dampaknya?
• Rata2 kunjungan pasien rawat
jalan tahun 2014: 400 orang/
hari, dan terjadi antrian
panjang sejak pagi sebelum
jam buka, sehingga
memunculkan calo.
• Terjadi penumpukan pasien di
ruang tunggu, pasien merasa
tidak nyaman, lelah dan
bosan, bahkan memungkinkan
terjadinya penularan penyakit
melalui udara.
• Rata2 waktu pemeriksaan
dokter hanya 5 menit,
sehingga pasien tidak punya
kesempatan untuk konsultasi.
Mengapa?
4. Ekstensi Pelayanan Berbasis Keselamatan Pasien RSUD
11. Sebagian wilayah Kelurahan Kotabaru berada di daerah pinggir S.
Code dan tanah Magersari, sehingga banyak kebutuhan masyarakat
terkait prasarana fisik yang tidak dapat diampu dengan APBD.
Anggaran Kel. Kotabaru sangat kecil yakni sebesar 200 juta (2015)
dan 220 juta (2016).
Kel. Kotabaru sebagian wilayah merupakan zona perkantoran,
perdagangan dan jasa, sehingga memungkinkan adanya andil dari
para pelaku usaha dalam pembangunan.
Mengapa?
Dilakukannya forum sarasehan antar pemangku kepentingan.
Sinergi swadaya masyarakat dengan stimulan stakeholder, termasuk
CSR.
Apa Inovasinya?
Hilangnya tradisi
mandi cuci dan
berhajat kecil dan
besar di sungai karena
terbangunnya MCK.
Meningkatnya
kesejahteraan sosial
seperti terlihat pada
indikator kelancaran
akses jalan, air bersih,
kesehatan lingkungan,
penerangan jalan,
sirkulasi udara, dll.
Apa Dampaknya?
5. Optimalisasi CSR di Bantaran Sungai & Tanah Magersari
12. Gedongkiwo adalah kelurahan yang paling banyak
mengidap DB se Kec. Mantrijeron, karena perilaku
masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan
lingkungan.
Penggunaan fogging tidak efektif, karena tidak bisa
membunuh nyamuk dan bahkan berakibat pada
kematian hewan peliharaan (burung).
Mengapa?
Menghapus siklus 5 tahunan bahaya DB, serta
mengurangi jumlah warga yang terserang DB.
Apa Dampaknya?
Setiap 1 rumah ada 1
anggota keluarga sbg
Pelopor tindakan 3M
(menutup, menguras,
menimbun).
2 kali dalam 1 minggu,
Pelopor melakukan
tindakan 3M.
Terbangun budaya hidup
sehar secara kolektif.
Apa Inovasinya?
6. JUMANTIK MANDIRI
13. Sudah ada pelayanan terpadu, namun pengurusan masih
sendiri-sendiri untuk jenis layanan yang berbeda.
Mengapa?
Mempercepat waktu layanan dari 18 hari menjadi 12 hari.
Sebelumnya antri 3 kali cukup dilakukan 1 kali.
Mendorong pertumbuhan usaha bagi para pelaku usaha.
Apa Dampaknya?
Pengurusan 3 ijin (HO,
SIUP, TDP) secara
bersama-sama.
Apa Inovasinya?
7. Perijinan Usaha secara PARALEL
14. Keparakan masuk dalam 5 besar kelurahan dengan
jumlah warga miskin terbanyak, sebagian tinggal di
bantaran S. Code.
Warga dengan usia produktif masih banyak yg
menganggur atau setengah pengangguran.
Sebagian warga sudah berhasil mengembangan usaha
kerajinan dan menjadikan Keparakan sbg kampung
kerajinan.
Mengapa?
Adanya wadah (rumah) untuk transfer pengetahuan,
pelatihan, dan pembimbingan dari warga yg sudah
berhasil dalam usaha tertentu ke warga yg lain.
Apa Inovasinya?
Meningkatnya keterampilan
warga untuk menjalankan
usaha kerajinan tertentu
(batik, kulit, sepatu, sandal,
tas, asesoris, souvenir, dll).
Meningkatnya jumlah
pengrajin.
Pada jangka panjang akan
meningkatkan kemandirian
dan kesejahteraan warga
(penurunan kemiskinan).
Apa Dampaknya?
8. Rumah Trampil Keparakan
15. Adanya kekhawatiran berkurangnya jumlah persediaan air
tanah karena berkembangnya hotel dan industri yang
banyak menyedot air bawah tanah.
Mengapa?
Telah dibuat 200 unit resapan air lubang biopori di
Jogokariyan yang meliputi RW 09, 10,11,12.
1 hunian diharapkan dapat membuat 10 biopori.
Apa Inovasinya?
Menabung air
dimusim hujan.
Sebagai media
membuat pupuk
organik.
Mengurangi genangan
air sekaligus
mencegah
berkembang biaknya
nyamuk.
Apa Dampaknya?
9. Sayangi Bumi dengan Gerakan 1000 Biopori Mantrijeron
16. Data laporan barang persediaan masih dilakukan secara
manual sehingga membutuhkan waktu lama, lebih rumit,
dan sering terlambat. Data di neracapun cenderung kurang
akurat dan sering berubah-ubah.
Permendagri 17/2007 memerintahkan inventaris data
barang menggunakan SIMBADA, namun untuk barang
persediaan tidak diatur.
Mengapa?
Kesamaan nama barang untuk jenis barang yang sama
(manual banyak yang tidak sama sehingga
membingungkan SKPD sendiri).
Setiap terjadi transaksi penerimaan atau pengeluaran
barang dapat langsung di entry ke SIM Persediaan.
Apa Inovasinya?
Mempermudah pengelolaan
barang pakai habis di SKPD
Entry per transaksi tidak perlu
melakukan rekapitulasi
manual.
Satu input transaksi
menghasilkan pelaporan yang
lengkap.
Mempercepat penyusunan
pelaporan barang pakai habis
di SKPD.
Mempermudah integrasi
pelaporan barang pakai habis
secara online.
Apa Dampaknya?
10. SIMBARA (SIM Barang Persediaan)
17. Pemirsa TV cenderung tertarik dengan isu-isu aktual yang
bersifat nasional, sedangkan untuk sajian TV lokal,
masyarakat cenderung tertarik untuk menyaksikan acara
yang menampilkan sajian dan karakteristik lokal secara
sederhana dan ringan.
Mengapa?
Acara dialog interaktif di TV dengan menghadirkan
narasumber Walikota atau SKPD dengan menampilkan
potensi kesenian dari wilayah/kecamatan sebagai
hiburannya.
Apa Inovasinya?
Masyarakat lebih
memahami kebijakan
Pemerintah Kota.
Program
pembangunan lebih
berhasil karena
mendapat dukungan
masyarakat.
Apa Dampaknya?
11. Mbangun Kampung
18. Upaya pencegahan terjadinya penyimpangan masih minim karena
lebih banyak kegiatan audit yang sifatnya post-audit.
Keterbatasan sumber daya: auditor baru terpenuhi 30% dari hasil
anjab, anggaran APIP hanya 0,35% dari total APBD.
Pergeseran paradigma inspektorat dari watchdog menjadi early
warning dan quality assurance.
Mengapa?
Auditan (SKPD) yang semula menjadi obyek audit berganti
sebagai subyek.
Layanan konsultasi langsung (tatap muka) setiap Jumat jam
09.00-14.00. Sedangkan untuk layanan tidak langsung dilakukan
melalui email, telp/fax, dan Kotak Konsultasi.
Apa Inovasinya?
Meminimalkan temuan
pemeriksaan oleh
aparat pemeriksa
eksternal.
Dengan peran aktif
SKPD, maka tantangan
keterbatasan jumlah
personil dan anggaran
dapat diatasi.
Target jangka
menengah: IPK minimal
7,5 serta survei IKM
dengan rerata minimal
85.
Apa Dampaknya?
12. Klinik Konsultasi Good Governance
19. Masih cukup tingginya kejadian DBD di Kelurahan
Suryodiningratan Kecamatan Mantrijeron.
Mengapa?
Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan oleh anggota
keluarga. Pemeriksaan oleh kader kesehatan, Puskesmas,
Kecamatan, Kelurahan, Koramil, dan Polsek hanya dilakukan
secara acak. Jika ditemukan jentik di kamar mandi, akan
diumumkan pada pertemuan RT, RW, atau Dasa Wisma PKK,
untuk menumbuhkan budaya malu.
Pemberian reward bagi rumah yang bebas dari jentik nyamuk
dan sanction berupa denda bagi rumah yang terdapat jentik.
Apa Inovasinya?
Mampu
menghapus siklus
lima tahunan akan
bahaya DBD.
Berkurangnya
frekuensi fogging /
pengasapan.
Apa Dampaknya?
13. PESAN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) Mandiri
20. Adanya sebagian peserta didik yang mengalami
kesulitan memahami pelajaran di kelas
Mengapa?
Web kbs.jogjakota.go.id sebagai media
pembelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan IPA
bagi siswa SMP serta Matematika, Bahasa Inggris,
Fisika, Kimia dan Biologi bagi siswa SMA;
Pengembangan ke Media Sosial (Facebook,
Whatsapp).
Apa Inovasinya?
Proses pembelajaran online
yang sangat aktif,
diindikasikan oleh indikator
Jumlah pertanyaan
sebanyak 10.819; Jumlah
pertanyaan terjawab
10.447; Jumlah pengunjung
14.702.398; Jumlah
kunjungan 15.628.035;
Apa Dampaknya?
14. Konsultasi Belajar Siswa (KBS) Online
21. Kepadatan lalu lintas Kota Yogya yang semakin tinggi, yang
meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan.
Mengapa?
Program penanaman kesadaran etika dan keselamatan
berlalu lintas sejak dini kepada anak-anak;
Membangun perilaku disiplin berlalu lintas melalui metode
yang menyenangkan bagi anak dalam bentuk permainan.
Monev berkala terhadap jumlah pengendara usia anak
sekolah, jumlah pelanggaran pengendara usia sekolah dan
jumlah kecelakaan lalu lintas pengendara usia sekolah.
Apa Inovasinya?
Menurunnya jumlah
pelanggaran lalu lintas
di Kota Yogya;
Menurunnya jumlah
kecelakaan lalu lintas;
Meningkatnya
kesadaran dan
ketaatan terhadap
rambu-rambu lalu
lintas.
Apa Dampaknya?
15. Taman Edukasi Keselamatan Lalu Lintas
22. Perangkat kelurahan Warungboto, Kec. Umbulharjo
saat ini merupakan “produk” lama sehingga sulit
menyesuaikan dengan kultur birokrasi modern.
Pelayanan sederhana seperti legalisir surat-surat
masih harus diproses dua pejabat di dua meja yang
berbeda.
Mengapa?
Penyederhanaan prosedur pelayanan.
Apa Inovasinya?
Proses penerbitan surat
tidak lagi melalui 2-3 meja
namun cukup dilayani di
satu meja yaitu Seksi
Pelayanan;
Waktu pengurusan lebih
cepat. Jika sebelumnya
butuh waktu 10
menit/permohonan,
sekarang dapat diselesaikan
dalam waktu 5 menit.
Apa Dampaknya?
16. One Stop Service Keterangan Domisili Perusahaan
23. Masih banyaknya ahli waris yang tidak mengurus Surat
Keterangan Kematian karena ketidaktahuan atau malas
karena dirasa berbelit-belit.
Mengapa?
Pelayanan dilakukan melalui Telpon (tidak perlu datang ke
kantor Kelurahan);
Atas dasar telpon tersebut, Surat Keterangan Kematian
langsung diproses, sehingga pembuatan Akta Kematian
juga lebih cepat.
Apa Inovasinya?
Dalam waktu 3 hari
sejak kematian, Surat
Keterangan Kematian
sudah diterima ahli
waris untuk digunakan
dalam mengurus Akta
Kematian.
Apa Dampaknya?
17. PONPELSUMAT (Telpon Pelayanan Surat Keterangan Kematian)
24. Banyak warga yang telah melaksanakan perkawinan tidak
langsung merubah statusnya di KTP maupun KK, sehingga
rentan penyalahgunaan KTP/KK.
Perubahan status banyak dilakukan setelah memiliki anak
(mengurus perubahan KTP/KK sekalian dengan Akta
Kelahiran anaknya).
Mengapa?
Buku Nikah tidak diberikan sampai dilakukan perubahan
status pada KTP/KK.
Menyelaraskan prosedur layanan KTP/KK di Kelurahan dan
Kecamatan, serta layanan Akta Nikah di KUA.
Apa Inovasinya?
Perubahan status
KTP/KK menjadi
lebih cepat (1
bulan).
Apa Dampaknya?
18. Akselerasi Perubahan Status Perkawinan
25. Untuk mendapatkan informasi tersedianya pelelangan,
penyedia barang/jasa biasanya mengakses web LPSE.
Kesibukan para penyedia barang/jasa membuat tidak
sempat melakukan pengecekan di website adanya paket
pekerjaan baru, sehingga berimbas pada terlambatnya
penyedia barang jasa dalam mendaftarkan diri untuk
mengikuti pelelangan.
Mengapa?
Aplikasi berbasis dengan tampilan sederhana berisi
informasi pelelangan.
Apa Inovasinya?
Meningkatnya
partisipasi penyedia
barang/jasa dalam
mengikuti proses
pelelangan di LPSE
Kota Yogya.
Apa Dampaknya?
19. Informasi Pelelangan Berbasis Android
26. Karangwaru selama ini terkenal sebagai kampung
yang kumuh dengan Kali Buntung yang kotor
karena dijadikan sebagai tempat pembuangan
akhir sampah.
Banjir 2011 karena meluapnya Kali Buntung
sempat merenggut korban jiwa.
Mengapa?
Lingkungan permukiman lebih nyaman dan lebih
layak huni.
Apa Dampaknya?
Menjadikan kali Buntung
sebagai halaman depan
melalui penataan lingkungan
permukiman berbasis
komunitas.
Dibukanya akses jalan
disepanjang bantaran kali
Buntung, sebagai jalan
penghubung antar wilayah.
Apa Inovasinya?
20. Karangwaru Nyaman Huni
27. 10/5610/5610/5610/56 InovasiInovasiInovasiInovasi MajalengkaMajalengkaMajalengkaMajalengka 2015201520152015
1. Sambung Rasa Kopi Darat
2. Pelayanan Kaka Primas
3. Ipin Beruang Berdasi
4. Kawitwangi My Destiny
5. Membangun Komunitas Koma
6. Simplifikasi Sistem Agenda Dan Informasi
7. Senyumku Obat Bagimu
8. Gema Tancap Vasektomi
9. RKPD Berbasis Networking
10.Digitalisasi SIPP
28. Ide dasarnya untuk menyampaikan informasi publik &
menyerap aspirasi masyarakat demi mewujudkan situasi
yang aman dan kondusif.
Mengapa?
Komunikasi dua arah (timbal balik) antara pimpinan daerah
dengan masyarakat melalui jariangan RRI, TV lokal, serta
diupload dalam website pemerintah daerah.
Program kerja pemerintah daerah dirumuskan berdasar
aspirasi masyarakat, misalnya tambal jalan.
Apa Inovasinya?
Pemenuhan aspirasi
masyarakat secara
lebih baik.
Pelayanan publik lebih
meningkat.
Apa Dampaknya?
1. Sambung Rasa “Kopi Darat” (Komunikasi Pimpinan dengan Rakyat)
29. Pelayanan pembuatan Kartu Keluarga (KK) di
kecamatan selama ini relatif lama (1 minggu).
Mengapa?
Instalasi hardware dan software untuk
penyempurnaan pelayanan secara online.
Apa Dampaknya?
Pembuatan KK yang biasanya
sampai satu minggu, sekarang
bisa diselesaikan hanya dalam
kurun waktu 4 hari kerja;
Angka partisipasi pembuatan KK
meningkat dari semula hanya 200
blanko per bulan menjadi 300
blanko per bulan.
Apa Inovasinya?
2. Pelayanan Kaka Primas
30. Kontak tangan merupakan salah satu media persebaran
infeksi.
Di RSUD saat ini terdapat kejadian Phebitis sebesar 0.89%,
melebihi angka standar maksimal 0.5%. Untuk itu
diperlukan upaya intensif untuk melakukan pengendalian
infeksi, bagi pasien dan karyawan RS.
Mengapa?
Pemberlakuan standar kebersihan tangan dan pemasangan
gelang identifikasi. Dengan gelang tersebut, identifikasi
pasien untuk pemberian obat/tranfusi darah lebih tepat.
Apa Inovasinya?
Penurunan angka
infeksi Nosokomial di
RSUD.
Peningkatkan kualitas
pelayanan RSUD.
Apa Dampaknya?
3. Ipin Beruang Berdasi (Intensifikasi Pengendalian Infeksi Nosokomial
Melalui Kebersihan Tangan dan Gelang Identifikasi)
31. Kecamatan Sindangwangi memiliki banyak sekali
potensi wisata yang belum diketahui wisatawan,
sehingga sepi dari pengunjung.
Penyebarluasan informasi daerah wisata hanya
disampaikan dari mulut ke mulut.
Mengapa?
Meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke tempat
wisata di Kecamatan Sindangwangi.
Meningkatnya PAD sektor pariwisata.
Apa Dampaknya?
Sarana promosi dalam
bentuk website untuk
menyebarluaskan
informasi tempat wisata
di Kecamatan
Sindangwangi.
Pendirian stand
pelayanan informasi
daerah wisata Kecamatan
Sindangwangi.
Apa Inovasinya?
4. Kawitwangi My Destiny (Kawasan Wisata Sindangwangi dan Daerah
wisata Tertib, Indah dan Nyaman)
32. Masih cukup tingginya emisi gas rumah kaca dari aktivitas
pembukaan/pembersihan lahan dan kebakaran alamiah di
kawasan hutan dan lahan.
Tahun 1982/83 terjadi kebakaran cukup besar yang diikuti
rentetan kebakaran hutan beberapa tahun berikutnya.
Mengapa?
Membentuk anggota Koma dari tingkat Desa, Kecamatan,
sampai Kabupaten.
Penerapan Sistem “Ronda Anti Api”.
Apa Inovasinya?
Terwujudnya sistem
penanggulangan
bencana kebakaran
hutan dan lahan
secara terintegrasi
berbasis masyarakat.
Income tambahan bagi
masyarakat sekitar
hutan dalam
penyelenggaraan
perdagangan korban
dunia (Carbon Trade).
Apa Dampaknya?
5. Membangun “Koma” (Komunitas Masyarakat Anti Api)
33. Tidak terkelolanya data agenda kegiatan dari
para Kasi, Kasubag, Sekcam dan Camat;
Informasi masih menggunakan papan manual
(white board) yang tidak dituliskan secara
lengkap.
Mengapa?
Layanan informasi agenda kegiatan dan
pelaporan kegiatan melalui media elektronik
berupa layar monitor.
Apa Inovasinya?
Pengawasan rutin dari pimpinan
(Camat & Sekcam) tentang
pelaporan mingguan dari para
Kasi dan Kasubag.
Input data pelaporan mingguan
dari setiap unit kerja.
Terkelolanya data agenda
kegiatan dalam sebuah aplikasi.
Peningkatan kinerja pegawai
dalam PATEN.
Apa Dampaknya?
6. Simplifikasi Sistem Agenda dan Informasi
34. Masih ada petugas RSUD yang memberikan pelayanan
tidak ramah.
Mengapa?
Tagline “Kami petugas yang ramah”.
SMS center untuk keluhan jika ada petugas yang tidak
ramah.
Pembuatan standar etika dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan.
Apa Inovasinya?
Pegawai yang
mengikuti program
etika costumer service
95% berubah sikap
menjadi lebih ramah.
Meningkatnya
kunjungan pasien di
bagian poliklinik, IGD
maupun rawat inap
sebesar 5%.
Apa Dampaknya?
7. Senyumku Obat Bagimu
35. Prosentase pemakai KB pria hanya 2,63 % (dari 5.407
akseptor), sedangkan pemakai wanita 97,37 % (dari
199.836 akseptor), sehingga terjadi ketidakadilan dan
ketidaksetaraan gender dalam ber-KB.
Mengapa?
Advokasi oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Pembentukan Paguyuban Peserta KB Vasektomi di
tingkat kabupaten dan kecamatan.
Apa Inovasinya?
Peran serta pria dalam
ber-KB meningkat
menjadi 12,5 % dari
kodisi awal hanya 2,63 %.
Apa Dampaknya?
8. “Gema Tancap” (Gerakan Masyarakat Tandang Pencapaian) Vasektomi
36. Permasalahan perencanaan terjadi secara berulang setiap
tahun, misalnya keterlambatan data sektoral dari setiap
SKPD.
Mengapa?
Penyediaan aplikasi RKPD Online.
Apa Inovasinya?
Penyusunan RKPD
yang lebih tepat
waktu.
Apa Dampaknya?
9. RKPD Berbasis Networking
37. Pelaporan administrasi penduduk (pindah, datang, lahir,
mati) masih dilakukan secara manual dan berjenjang dari
Desa sampai Dinas Dukcapil, sehingga sangat lambat.
Mengapa?
Desa dapat melaporkan data penduduk lebih cepat ke
kecamatan. Kemudian, operator di kecamatan
mengelola data tersebut untuk disampaikan ke tingkat
kabupaten.
Apa Dampaknya?
Aplikasi SIPP online
Apa Inovasinya?
10. Digitalisasi SIPP (Sistem Informasi Pelaporan Penduduk)
38. 10/7910/7910/7910/79 InovasiInovasiInovasiInovasi MuaraMuaraMuaraMuara EnimEnimEnimEnim 2015201520152015
1. Energi Alternatif Gas Metan TA Bukit Kancil
2. Teluk Lubuk Bebas Pasung Pasian GKJ
3. Pelayanan Kartu Kuning – Kecamatan
4. Saung Ilmu Pelakat – Semende Darat Ulu
5. Desa Green MOL (Mikro Organisme Lokal)
6. Akibat Suka Facebook
7. Perpustakaan Pusat Kegiatan dan Belajar Masyarakat
8. Bayar Raskin Dengan Sampah Kelurahan Air Lintang
9. Air Bersih Mandiri Pedesaan
10.Home Care RSUD Dr. H. Mohamad Rabain
39. Sampah saat ini sudah menjadi permasalahan serius. Timbunan
sampah di TPA mengandung gas metan (CH4) yang berbahaya dan
meningkatkan pemanasan global.
Setiap ton sampah menyumbang 50 kg metana ke atmosfir, dan
setiap ton metan yang dilepaskan setara dengan pelepasan 72 ton
gas karbon dioksida.
Permintaan energi semakin meningkat dan tidak seimbang dengan
kemampuan untuk menyediakan, sehingga menimbulkan krisis
energi.
Mengapa?
Pemanfaatan sampah sebagai energi alternatif pengganti LPG yang
bersifat terbarukan, sekaligus menangkal pemanasan global.
Apa Dampaknya?
Pembuatan sarana
pemanfaatan gas
metan ke
pemukiman
penduduk berupa
tangki pengumpul,
pipanisasi gas, dan
kompor gas.
Penggratisan
pemanfaatan energi
bagi masyarakat
menengah kebawah,
terutama yang
tinggal di perumahan
TPA Bukit Kancil.
Apa Inovasinya?
1. Energi Alternatif Gas Metan TPA Bukit Kancil
40. Berdasar Riskesdas 2007, prevalensi gangguan jiwa berat (skizofrenia)
di Muara Enim sebesar 1,1% lebih besar dari angka nasional (0,46%).
Jumlah penderita gangguan jiwa berdasarkan pendataan puskesmas:
1184 orang (2013) dan 1.008 orang (2014). Di wilayah Puskesmas
Teluk Lubuk terdapat 45 kasus (2013) & meningkat menjadi 48 (2014).
Jumlah pemasungan yang terjadi adalah: 62 (2012), 12 (2013) dan 31
orang (2014).
Mengapa?
Monitoring pengobatan dapat berjalan baik. Setiap kondisi yang
terjadi pada pasien dapat terdata dengan cepat.
Distribusi obat & pemantauan minum obat lebih berkesinambungan.
Menghilangkan stigma, diskriminasi dan pelanggaran HAM bagi
penderita gangguan jiwa, sekaligus meningkatkan peran masyarakat
terhadap kesehatan jiwa.
Apa Dampaknya?
Pelayanan pengobatan
tidak lagi di Puskesmas
namun di desa dengan
melibatkan Bides, Kader
desa, Aparat, Tomas, dan
keluarga pasien.
Pelimpahan sebagian
kewenangan Dokter
Puskesmas kepada
petugas di desa.
Obat dapat diambil di
Poskesdes Pustu & jika
tidak diambil, obat diantar
langsung ke rumah pasien.
Tidak ada lagi kasus
pemasungan.
Apa Inovasinya?
2. Teluk Lubuk Bebas Pasung Pasian GKJ
41. Pelayanan Form AK. I (kartu kuning) selama ini tersentral di
Dinas Tenaga Kerja, sehingga sulit terjangkau warga yang
berdomisili jauh dari ibukota kabupaten.
Jumlah pencari kerja terus meningkat. Pada tahun 2014
terdapat 955 orang pencaker, dan akhir 2015 menjadi 1027
orang.
Mengapa?
Pilot project di 6 Kecamatan yang dapat melayani
penerbitan Kartu Kuning.
Apa Inovasinya?
Pelayanan lebih cepat,
murah, dan dekat
dengan domisili
pencari kerja.
Rekapitulasi data
pencari kerja di
Kecamatan dan diolah
untuk Bursa Kerja
Online.
Apa Dampaknya?
3. Pelayanan Kartu Kuning - Kecamatan
42. Desa Pelakat merupakan desa yang masih tertutup dari
jangkauan listrik dan informasi publik.
Mengapa?
Aktivitas musyawarah yang lebih aktif dalam
menentukan program-program desa.
Proses edukasi dan akses informasi yang lebih terbuka,
terutama bagi anak usia sekolah.
Akan dikembangkan sebagai sentra pengelolah hasil
pertanian dan perkebunan.
Apa Dampaknya?
Adanya pusat interaksi
warga yang berfungsi
sebagai sarana edukasi
(internet, bahan bacaan,
fasilitator) serta wadah
musyawarah, yang
dikelola secara mandiri
oleh masyarakat.
Apa Inovasinya?
4. Saung Ilmu Pelakat
43. Penggunaan pupuk kimia yang semakin masif memiliki
dampak merusak kondisi biologis mikroba tanah. Selain itu,
kemampuan lahan menjadi overdosis dan lahan menjadi sakit
(komponen C-organik dari 65% tanah persawahan di Indonesia
dibawah 1%, harusnya diatas 2%, yang berarti tanah itu sudah
sangat rusak dan kelelahan).
Mengapa?
Pemanfaatan limbah & sumber daya hayati yang ada di sekitar
pekarangan/kebun yang bisa digunakan untuk membuat
pupuk organik yang ramah lingkungan.
Pelaksanaan di 100 desa di 20 kecamatan yang melibatkan
hampir 2.000 kelompok tani.
Apa Inovasinya?
Meningkatnya
kemandirian
petani, revitalisasi
lahan pertanian,
serta promosi
pertanian organik.
Apa Dampaknya?
5. Desa Green MOL (Mikro Organisme Lokal)
44. Wilayah yang luas dengan kondisi topografi daerah
beragam (dataran tinggi hingga rawa), mempersulit
pengiriman surat secara cepat.
Belum ada jaringan telepon kabel di semua kecamatan.
Pengiriman dan penerimaan berita menggunakan
pesawat radio HF SSB dirasakan juga kurang efektif.
Pengiriman via email juga tidak efektif karena mindset
aparat & warga yang masih manual.
Mengapa?
Pemanfaatan media sosial Facebook sebagai media
pengiriman surat kawat, sehingga lebih cepat diterima
& direspon oleh penerima.
Apa Inovasinya?
Sangat efektif
mengatasi
miskomunikasi akibat
kesalahan dalam
membaca isi surat
kawat.
Tidak ada lagi
kegaduhan akibat suara
mesin & operator.
Lebih efisien karena
operator tidak perlu
membaca surat
berulang-ulang & tidak
tergantung cuaca.
Apa Dampaknya?
6. “Akibat Suka” (Andalkan Kirim Berita & Surat Kawat) Facebook
45. Kondisi perpustakaan dirasa sudah ketinggalan zaman di
era teknologi informasi saat ini.
Mengapa?
Digitalisasi koleksi perpustakaan yang dapat diakses oleh
pengguna tanpa harus datang langsung ke perpustakaan.
Pembentukan Perpustakaan Desa di 4 Desa.
Apa Inovasinya?
Peningatan layanan
perpustakaan bagi
pemustaka.
Apa Dampaknya?
7. Perpustakaan Pusat Kegiatan & Belajar Masyarakat
46. Kelurahan Air Lintang mengalami keterbatasan anggaran
namun berprinsip untuk menghindari segala bentuk pungli.
Ada 2 masalah utama yakni: 1) persampahan, dimana masih
banyak yang membuang sampah di aliran sungai, lahan
kosong, atau membakar; 2) masalah kemiskinan, dimana
terdapat 131 KK miskin dan berhak mendapatkan bantuan
Raskin, namun kesulitan menebusnya. Sampai dengan April
2015, RTS Raskin masih banyak yang belum menyetor uang
tebus yang hanya sebesar Rp 24.000/bln (15 kg sebulan).
Mengapa?
Lingkungan Kelurahan Air Lintang menjadi lebih bersih, rapi
indah, dan nyaman.
Pemenuhan Raskin lebih terpenuhi tanpa memberi beban
tambahan bagi KK miskin.
Apa Dampaknya?
Mengubah Sampah yang
sebelumnya masalah menjadi
potensi.
Masyarakat melaksanakan
pemilahan sampah, dan
melaksanakan pengolahan
sampah secara MANDIRI,
dibantu Petugas Motor
Sampah keliling dari dana
swadaya masyarakat.
Membuat Tempat Pemilahan
Sampah Terpadu (TPST).
Membentuk Bank Sampah.
Sampah non-organik
ditimbang dan ditabung di
Bank Sampah.
Apa Inovasinya?
8. Bayar Raskin Dengan Sampah
47. Akses air minum tahun 2010 adalah sebesar 46,30%, jauh dari
target sebesar 68% akhir tahun 2015.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku
hidup bersih dan sehat, dengan mengambil air minum dari
sungai yang sehari-hari juga digunakan untuk MCK.
Mengapa?
Replikasi program Pamsimas pusat.
Pembangunan teknologi instalasi pengolahan air bersih (IPAB)
Micro di desa.
Penyambungan baru instalasi rumah dan penyediaan Hidran
Umum bagi warga yang belum punya sambungan rumah.
Apa Inovasinya?
Sampai dengan
akhir 2015, telah
dibangun sarana air
bersih melalui
program Pamsimas
di 114 desa.
Capaian akses air
minum meningkat
menjadi 76,50%.
Meningkatnya
partispasi aktif
masyarakat dalam
pengelolaan sarana
air bersih.
Apa Dampaknya?
9. Air Bersih Mandiri Pedesaan
48. Adanya pasien yang datang kembali ke RSUD dengan
penyakit yang sama namun kondisi lebih parah dibanding
saat pertama datang.
Kunjungan pasien Jamsoskes 2014 sebanyak 15.862, 10%
diantaranya termasuk resiko tinggi dan pasien dengan
perilaku hidup sehat yang buruk.
Mengapa?
Meningkatnya kemandirian klien dalam mencegah
komplikasi penyakit kronik.
Menekan biaya pengobatan bagi masarakat dengan
ekonomi di bawah garis pra sejahtera.
Peningkatan kepuasan masyarakat.
Apa Dampaknya?
Fokus pada
pelayanan preventif
dan promotif tanpa
mengabaikan aspek
kuratif dan
rehabilitatif.
Pelayanan bukan
hanya kepada
pasien namun juga
anggota keluarga
yang lain.
Apa Inovasinya?
10. Home Care RSUD
49. 1. Optimalisasi Pola Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Kontrasepsi Tingkat Jejaring Fasilitas
Kesehatan KB sesuai Sistem JKN
2. Optimalisasi Penyajian Data & Pelayanan
Informasi Kepegawaian Melalui Media Center
Berbasis Website
3. Penyediaan Cadangan Pangan Pokok Daerah
4. Masterplan Pengembangan Penanaman Modal
5. Gerakan Pengembangan BUM Desa
6. Penanganan Pasca Bencana Secara Terpadu
Antara Pemerintah, Dunia Usaha dan
Masyarakat
7. Optimalisasi Akses Data dan Informasi
Pembangunan Bidang LH Berbasis Website
8. Ciamis Zero Waste
9. Mencapai Kelestarian Hutan Melalui Strategi
Pembangunan “Wood Centre”
10. Aplikasi AppVillage
11. Deteksi Dini Kesehatan Generasi Penerus
12. Optimalisasi Penyajian secara digitalisasi
Data/informasi Sektor Pasar tradisional
13. Safari Kreatif Sebagai Strategi Penunjang
Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif
14. Sistem Pelayanan BPHTB Terintegrasi
15. Optimalisasi Peran & Fungsi Ikatan Guru
Olahraga (IGORA) Demi
16. Proyek Inovasi Informasi Kondisi Lalu
Lintas di Persimpangan dan Terminal
Melalui TIK
17. Optimalisasi Penyajian Data Peternakan
& Perikanan
18. Pembangunan Sistem Pengawasan
Eletronik (E-audit)
19. Website KORPRI
20. Wisata Buku Sahabat Anak
20/2620/2620/2620/26 InovasiInovasiInovasiInovasi CiamisCiamisCiamisCiamis 2015201520152015
50. Tak pernah terlambat untuk memulai, Tak ada akhir untuk berinovasi … !!
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Deputi Inovasi Administrasi Negara
LAN-RI Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://inovasi.lan.go.id