SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
Tri Widodo W. Utomo




Disampaikan dalam Seminar “Prospek Penerapan Desentralisasi
Asimetris Dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia”
PKP2A I LAN Bandung, 26 November 2012
DESENTRALISASI


Penataan Hubungan     DESENTRALISASI
   Pusat-Daerah         ASIMETRIS

   Kebutuhan          Hubungan Pusat-
  Kelembagaan        Daerah yg Asimetris
(pengelola urusan)

                     Model Kelembagaan
                        yg Asimetris
• Hubungan Kewenangan
• Hubungan Kelembagaan
• Hubungan Keuangan
• Hubungan Pengawasan
DESENTRALISASI                   DESENTRALISASI
     “SIMETRIS”                       ASIMETRIS

  Sistem campuran                  Sistem campuran
 dengan penekanan                       dengan
   pada urusan RT                   penekanan pada
   Formil & Riil *)                urusan RT Materiil



*) PP No. 25/2000 dan PP No. 38/2007 hanya
   menyediakan rincian secara umum, tidak berlaku sama
   untuk setiap daerah (bukan rincian spesifik).
• Urusan RT Materiil (materiele huishouding)
  – Negara & daerah otonom mempunyai urusan
    masing2 yg (materinya) spesifik;
  – Pembagian tugas Pusat-Daerah diperinci secara
    tegas dalam peraturan per-UU-an;
  – Urusan yg tidak masuk dalam rincian urusan
    daerah, menjadi urusan pusat (Residu).
• Urusan RT Formil (formele huishouding)
  – Urusan pusat pada prinsipnya dapat dikerjakan
    pula oleh daerah;
  – Pembagian tugas hanya didasarkan atas alasan
    rasional dan praktis, bukan karena materi yg
    diatur berbeda sifatnya, melainkan semata-
    mata karena pertimbangan efektivitas
    (Konkordan).
• Urusan RT Riil (riele huishouding)
   – Setiap UU pembentukan daerah mencantumkan
     urusan rumah tangga daerah (urusan
     pangkal), dan dapat ditambah sesuai dengan
     kemampuan daerah ybs;
   – Jalan tengah antara urusan RT Materiil dan
     Formil?;
   – Paling banyak dipakai dalam UU Pemda di
     Indonesia (memori penjelasan UU No.
     1/1957, penjelasan UU No. 18/1965).
     • UU No. 1/1945 dan UU No. 22/1948 tidak menyatakan
       secara eksplisit sistem rumah tangga yg dianut.
     • UU No. 5/1974: otonomi nyata dan bertanggungjawab.
     • UU No. 22/1999: otonomi seluas-luasnya.
Urusan RT Materiil Yogyakarta (UU No. 13/2012):
–   Psl 1 butir 3: “Kewenangan istimewa adalah
    wewenang tambahan tertentu yg dimiliki DIY selain
    wewenang sebagaimana ditentukan dalam UU
    Pemda”.
–   Psl 7 (2): “kewenangan dalam urusan keistimewan
    meliputi: a) tata cara pengisian
    jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur
    dan Wagub; b) kelembagaan Pemda DIY; c)
    kebudayaan; d) pertanahan; dan e) tata ruang”.
–   Psl 18: “Cagub dan cawagub adalah WN-RI yg harus
    memenuhi syarat: c. Bertakhta sbg Sultan HB untuk
    cagub dan bertakhta sbg Adipati PA untuk cawagub”.
–   Psl 25: “Sultan HB yang bertakhta sbg Gubernur dan
    Adipati PA yg bertakhta sbg Wagub tidak terikat
    ketentuan 2 kali periodisasi masa jabatan
    sebagaimana diatur dlm UU Pemda”.
• Urusan RT Materiil Aceh (UU No.
  18/2001)
  – Pasal 23: “Peradilan Syariat Islam di
    Provinsi NAD sebagai bagian dari sistem
    peradilan nasional dilakukan oleh
    Mahkamah Syar’iyah yg bebas dari
    pengaruh pihak manapun”.
  – “Kewenangan Mahkamah Syar’iyah
    didasarkan atas syariat Islam dalam
    sistem hukum nasional, yg diatur lebih
    lanjut dengan Qanun Provinsi NAD”.
• Urusan RT Materiil Aceh (UU No.
  11/2006)
  – Harus dengan konsultasi dan pertimbangan
    DPRA sepanjang berkaitan langsung dengan
    Pemerintahan Aceh: rencana persetujuan
    internasional, rencana pembentukan UU.
  – Harus dengan konsultasi dan pertimbangan
    Gubernur: kebijakan administratif.
  – Mengadakan kerja sama dengan lembaga atau
    badan di LN.
  – Berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan
    seni, budaya, dan olah raga internasional.
  – Membentuk lembaga, badan, dan/atau komisi
    dengan persetujuan DPRA/DPRK kecuali yang
    menjadi kewenangan Pemerintah.
• Urusan RT Materiil Papua (UU No. 21/1999)
  – Pasal 5 (2): “Dalam rangka penyelenggaraan
    Otonomi Khusus di Provinsi Papua dibentuk
    Majelis Rakyat Papua yg merupakan
    representasi kultural orang asli Papua yg
    memiliki kewenangan tertentu dalam rangka
    perlindungan hak-hak orang asli Papua …”.
  – Pasal 12: “Yang dapat dipilih menjadi Gubernur &
    Wakil Gubernur adalah WN RI dengan syarat: a.
    orang asli Papua”.
  – Pasal 18 ayat (1): “Penduduk Provinsi Papua
    dapat membentuk partai politik”.
  – Pasal 19: “Perdasus dibuat dan ditetapkan oleh
    DPRP bersama-sama Gubernur dengan
    pertimbangan dan persetujuan MRP”.
• Urusan RT Materiil DKI Jakarta (UU No.
  29/2007)
  – Pasal 26: ”Kewenangan Pemerintah Provinsi DKI
    sebagai Ibukota NKRI meliputi penetapan dan
    pelaksanaan kebijakan dalam bidang: a. tata
    ruang, sumber daya alam, dan lingkungan
    hidup; b. pengendalian penduduk dan
    permukiman; c. transportasi; d. industri dan
    perdagangan; dan e. pariwisata”.
  – Pasal 33: “Pendanaan Pemprov DKI Jakarta
    dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
    yg bersifat khusus dalam kedudukannya sbg
    Ibukota NKRI dianggarkan dalam APBN”.
DESENTRALISASI                    DESENTRALISASI
    “SIMETRIS”                        ASIMETRIS

   Agency Model                      Partnership
   > Partnership                    Model > Agency
      Model                           Model *)


            *) Model ini mensyaratkan kemampuan daerah yg
         memadai, baik kemampuan SDM, anggaran, maupun
                                       partisipasi masyarakat.
*) Membuka peluang dimunculkannya kelembagaan tradisional
    spt Wali Nanggroe, Tuha Nanggroe dan Mahkamah Syariah
                   (Aceh); atau Majelis Rakyat Papua (Papua).
• Agency Model:
  – Central government has the power to create or
    abolish local government bodies and their
    powers. In this model, the national framework
    of a policy is established centrally and local
    authorities carry it out, with little scope for
    discretion or variation.
• Partnership Model:
  – Local government has its own political
    legitimacy, finance, resources, and even legal
    powers, and the balance of power between the
    center and locality fluctuates according to the
    contexs.
               (Dennis Kavanagh, dalam Adi Lesmana, 2010)
DESENTRALISASI   DESENTRALISASI
  “SIMETRIS”       ASIMETRIS


By Percentage      Desentralisasi
  (eg. PBB)        Fiskal yg lebih
By Origin (eg.   besar (persentase)
    Migas)         atau lebih luas
 By Formula           (obyek)
  (eg. DAU)
• Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan
  urusan pemerintahan (ps. 217 ay. 1);
• Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan
  daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang
  meliputi: a). Pengawasan atas pelaksanaan-urusan
  pemerintahan di daerah; b). Pengawasan terhadap
  Perda dan Peraturan KDH (ps. 218 ay. 1);
• Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
  Pemda secara berjenjang  Gubernur kepada
  Kab/Kota; Bupati/Walikota kepada Desa (ps. 222).



    Harus makin diperkuat dalam konteks
          Desentralisasi Asimetris
 Sayap kanan dan kiri diibaratkan sebagai urusan.
  Semakin kebawah, sayap semakin lebar, yang
  melambangkan luas otonomi di kab/kota semakin
  besar, sementara di pusat justru sedikit.
 Tangkai di tengah diibaratkan fungsi Pusat melalui
  fungsi pengawasan dan/atau dekonsentrasi.
  Semakin kebawah, tangkai semakin besar & kuat
  yg melambangkan kebutuhan pengawasan yg
  semakin intensif & efektif.
 Meskipun desentralisasi diberikan dalam skala
  besar bahkan secara asimetris sekalipun, namun
  urusan tersebut tidak akan lepas dari tangkai
  (simbol NKRI). Artinya, desentralisasi luas atau
  asimetris diyakini tidak akan menjurus pada upaya
  memisahkan diri sepanjang didasarkan pada
  falsafah “gunungan” ini.
• Apakah Asimetrisme akan menjurus
  pada Federalisme?
 o Tidak, sebab Asimetrisme tidak mengubah
   sistem ketatanegaraan (HTN), hanya
   perubahan pada aspek tata pemerintahan
   (HAN), cq. hubungan Pusat-Daerah.
 o Daerah dengan otonomi yg asimetris tetap
   tidak memiliki atribut dan/atau karakter
   sebuah “negara”, seperti
   konstitusi, bendera, bahasa kesatuan, dll.
 o Desentralisasi (reguler) maupun
   Desentralsiasi Asimetris tetap berjalan
   dalam kerangka & koridor NKRI.
• Apakah Asimetrisme akan menjadi
  preseden bagi daerah lain? (1)
 o Tidak, sebab daerah yg menginginkan
   desentralisasi asimetris harus
   membuktikan bahwa secara historis
   mereka adalah zelfbestuurende
   landschappen (swapraja) atau
   volksgemeenschappen
   (desa, nagari, dusun, marga, dll) yg
   memiliki susunan asli, sebagaimana diatur
   dalam Pasal 18 UUD 1945.
 o Jadi, asimetrisme bukan tuntutan
   daerah, melainkan lebih sbg pengakuan
   negara thd faktor historisitas sebuah
   daerah.
• Apakah Asimetrisme akan menjadi
  preseden bagi daerah lain? (2)
 o Meskipun demikian, negara jangan
   menunggu daerah menuntut, namun harus
   memiliki peta heterogenitas & keragaman
   daerah, kemudian mengakuinya.
 o Pengakuan negara tsb kemudian
   dituangkan dalam UU, dan akan semakin
   memperkokoh pilar “Bhinneka Tunggal
   Ika”.
 o Daerah yg tidak memiliki alasan historis
   untuk asimetris, tetap berlaku UU Pemda
   sebagai lex generalis.
Sira Gajah Mada pepatih
   amungkubumi tan ayun amukti
  palapa, sira Gajah Mada: Lamun
   huwus kalah nusantara ingsun
  amukti palapa, lamun kalah ring
Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring
  Haru, ring Pahang, Dompu, ring
Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, sa
     mana ingsun amukti palapa

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sistem administrasi-negara-republik-indonesia
Sistem administrasi-negara-republik-indonesiaSistem administrasi-negara-republik-indonesia
Sistem administrasi-negara-republik-indonesiavera pasaribu
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Manajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editManajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editkwanhaeli
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politiknona aliya
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...CIFOR-ICRAF
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSSally Salsabila
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
 
Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikDadang Solihin
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahDadang Solihin
 
Pedoman indikator penilaian kinerja unit penyelengaraa pelayanan publik
Pedoman indikator penilaian kinerja unit penyelengaraa pelayanan publikPedoman indikator penilaian kinerja unit penyelengaraa pelayanan publik
Pedoman indikator penilaian kinerja unit penyelengaraa pelayanan publikMus kamal
 

Mais procurados (20)

Sistem administrasi-negara-republik-indonesia
Sistem administrasi-negara-republik-indonesiaSistem administrasi-negara-republik-indonesia
Sistem administrasi-negara-republik-indonesia
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Manajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editManajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli edit
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
 
Isu kontemporer
Isu kontemporerIsu kontemporer
Isu kontemporer
 
Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan Publik
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Analisa SWOT Pada Sektor Publik
Analisa SWOT Pada Sektor PublikAnalisa SWOT Pada Sektor Publik
Analisa SWOT Pada Sektor Publik
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
SOSIALISASI UU ASN 2014
SOSIALISASI UU ASN 2014SOSIALISASI UU ASN 2014
SOSIALISASI UU ASN 2014
 
Pengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
Pengelolaan Aset Daerah
 
Pedoman indikator penilaian kinerja unit penyelengaraa pelayanan publik
Pedoman indikator penilaian kinerja unit penyelengaraa pelayanan publikPedoman indikator penilaian kinerja unit penyelengaraa pelayanan publik
Pedoman indikator penilaian kinerja unit penyelengaraa pelayanan publik
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 

Semelhante a Desentralisasi Asimetris Ditinjau dari Dimensi Kelembagaan & Hubungan Pusat-Daerah

Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”Tri Widodo W. UTOMO
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekDadang Solihin
 
Peran gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat
Peran gubernur sebagai Wakil Pemerintah PusatPeran gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat
Peran gubernur sebagai Wakil Pemerintah PusatFrans Dione
 
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan DaerahSistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan DaerahDadang Solihin
 
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatHarmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatEga Anistia
 
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdfPerbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdfRasya Rianto
 
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi DareahMasalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi DareahMiftah Ridho
 
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakariaMenata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakariakeuangandesa
 
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 20219 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021damarjatisupardal71
 
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahPenataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
 
SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...
SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...
SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...Suprijanto Rijadi
 

Semelhante a Desentralisasi Asimetris Ditinjau dari Dimensi Kelembagaan & Hubungan Pusat-Daerah (20)

Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
Merenungkan lagi (dan lagi) “Desentralisasi Asimetris”
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
Peran gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat
Peran gubernur sebagai Wakil Pemerintah PusatPeran gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat
Peran gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat
 
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan DaerahSistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatHarmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
 
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdfPerbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
Perbandingan_Sistem_Pemerintahan_.pdf
 
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi DareahMasalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
 
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakariaMenata desa, menyembuhkan indonesia   r. yando zakaria
Menata desa, menyembuhkan indonesia r. yando zakaria
 
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 20219 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
9 Tahun Keistimewaan Yogyakarta-tahun 2021
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Uu 22-1999
Uu 22-1999Uu 22-1999
Uu 22-1999
 
Undang-undang Nomer 22 tahun 1999
Undang-undang Nomer 22 tahun 1999 Undang-undang Nomer 22 tahun 1999
Undang-undang Nomer 22 tahun 1999
 
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...
 
Pp 38 2007
Pp 38 2007Pp 38 2007
Pp 38 2007
 
SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...
SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...
SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...
 

Mais de Tri Widodo W. UTOMO

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluTri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNTri Widodo W. UTOMO
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarTri Widodo W. UTOMO
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightTri Widodo W. UTOMO
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaTri Widodo W. UTOMO
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakTri Widodo W. UTOMO
 

Mais de Tri Widodo W. UTOMO (20)

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 

Desentralisasi Asimetris Ditinjau dari Dimensi Kelembagaan & Hubungan Pusat-Daerah

  • 1. Tri Widodo W. Utomo Disampaikan dalam Seminar “Prospek Penerapan Desentralisasi Asimetris Dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia” PKP2A I LAN Bandung, 26 November 2012
  • 2. DESENTRALISASI Penataan Hubungan DESENTRALISASI Pusat-Daerah ASIMETRIS Kebutuhan Hubungan Pusat- Kelembagaan Daerah yg Asimetris (pengelola urusan) Model Kelembagaan yg Asimetris
  • 3. • Hubungan Kewenangan • Hubungan Kelembagaan • Hubungan Keuangan • Hubungan Pengawasan
  • 4. DESENTRALISASI DESENTRALISASI “SIMETRIS” ASIMETRIS Sistem campuran Sistem campuran dengan penekanan dengan pada urusan RT penekanan pada Formil & Riil *) urusan RT Materiil *) PP No. 25/2000 dan PP No. 38/2007 hanya menyediakan rincian secara umum, tidak berlaku sama untuk setiap daerah (bukan rincian spesifik).
  • 5. • Urusan RT Materiil (materiele huishouding) – Negara & daerah otonom mempunyai urusan masing2 yg (materinya) spesifik; – Pembagian tugas Pusat-Daerah diperinci secara tegas dalam peraturan per-UU-an; – Urusan yg tidak masuk dalam rincian urusan daerah, menjadi urusan pusat (Residu). • Urusan RT Formil (formele huishouding) – Urusan pusat pada prinsipnya dapat dikerjakan pula oleh daerah; – Pembagian tugas hanya didasarkan atas alasan rasional dan praktis, bukan karena materi yg diatur berbeda sifatnya, melainkan semata- mata karena pertimbangan efektivitas (Konkordan).
  • 6. • Urusan RT Riil (riele huishouding) – Setiap UU pembentukan daerah mencantumkan urusan rumah tangga daerah (urusan pangkal), dan dapat ditambah sesuai dengan kemampuan daerah ybs; – Jalan tengah antara urusan RT Materiil dan Formil?; – Paling banyak dipakai dalam UU Pemda di Indonesia (memori penjelasan UU No. 1/1957, penjelasan UU No. 18/1965). • UU No. 1/1945 dan UU No. 22/1948 tidak menyatakan secara eksplisit sistem rumah tangga yg dianut. • UU No. 5/1974: otonomi nyata dan bertanggungjawab. • UU No. 22/1999: otonomi seluas-luasnya.
  • 7. Urusan RT Materiil Yogyakarta (UU No. 13/2012): – Psl 1 butir 3: “Kewenangan istimewa adalah wewenang tambahan tertentu yg dimiliki DIY selain wewenang sebagaimana ditentukan dalam UU Pemda”. – Psl 7 (2): “kewenangan dalam urusan keistimewan meliputi: a) tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan Wagub; b) kelembagaan Pemda DIY; c) kebudayaan; d) pertanahan; dan e) tata ruang”. – Psl 18: “Cagub dan cawagub adalah WN-RI yg harus memenuhi syarat: c. Bertakhta sbg Sultan HB untuk cagub dan bertakhta sbg Adipati PA untuk cawagub”. – Psl 25: “Sultan HB yang bertakhta sbg Gubernur dan Adipati PA yg bertakhta sbg Wagub tidak terikat ketentuan 2 kali periodisasi masa jabatan sebagaimana diatur dlm UU Pemda”.
  • 8. • Urusan RT Materiil Aceh (UU No. 18/2001) – Pasal 23: “Peradilan Syariat Islam di Provinsi NAD sebagai bagian dari sistem peradilan nasional dilakukan oleh Mahkamah Syar’iyah yg bebas dari pengaruh pihak manapun”. – “Kewenangan Mahkamah Syar’iyah didasarkan atas syariat Islam dalam sistem hukum nasional, yg diatur lebih lanjut dengan Qanun Provinsi NAD”.
  • 9. • Urusan RT Materiil Aceh (UU No. 11/2006) – Harus dengan konsultasi dan pertimbangan DPRA sepanjang berkaitan langsung dengan Pemerintahan Aceh: rencana persetujuan internasional, rencana pembentukan UU. – Harus dengan konsultasi dan pertimbangan Gubernur: kebijakan administratif. – Mengadakan kerja sama dengan lembaga atau badan di LN. – Berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan seni, budaya, dan olah raga internasional. – Membentuk lembaga, badan, dan/atau komisi dengan persetujuan DPRA/DPRK kecuali yang menjadi kewenangan Pemerintah.
  • 10. • Urusan RT Materiil Papua (UU No. 21/1999) – Pasal 5 (2): “Dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Khusus di Provinsi Papua dibentuk Majelis Rakyat Papua yg merupakan representasi kultural orang asli Papua yg memiliki kewenangan tertentu dalam rangka perlindungan hak-hak orang asli Papua …”. – Pasal 12: “Yang dapat dipilih menjadi Gubernur & Wakil Gubernur adalah WN RI dengan syarat: a. orang asli Papua”. – Pasal 18 ayat (1): “Penduduk Provinsi Papua dapat membentuk partai politik”. – Pasal 19: “Perdasus dibuat dan ditetapkan oleh DPRP bersama-sama Gubernur dengan pertimbangan dan persetujuan MRP”.
  • 11. • Urusan RT Materiil DKI Jakarta (UU No. 29/2007) – Pasal 26: ”Kewenangan Pemerintah Provinsi DKI sebagai Ibukota NKRI meliputi penetapan dan pelaksanaan kebijakan dalam bidang: a. tata ruang, sumber daya alam, dan lingkungan hidup; b. pengendalian penduduk dan permukiman; c. transportasi; d. industri dan perdagangan; dan e. pariwisata”. – Pasal 33: “Pendanaan Pemprov DKI Jakarta dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yg bersifat khusus dalam kedudukannya sbg Ibukota NKRI dianggarkan dalam APBN”.
  • 12. DESENTRALISASI DESENTRALISASI “SIMETRIS” ASIMETRIS Agency Model Partnership > Partnership Model > Agency Model Model *) *) Model ini mensyaratkan kemampuan daerah yg memadai, baik kemampuan SDM, anggaran, maupun partisipasi masyarakat. *) Membuka peluang dimunculkannya kelembagaan tradisional spt Wali Nanggroe, Tuha Nanggroe dan Mahkamah Syariah (Aceh); atau Majelis Rakyat Papua (Papua).
  • 13. • Agency Model: – Central government has the power to create or abolish local government bodies and their powers. In this model, the national framework of a policy is established centrally and local authorities carry it out, with little scope for discretion or variation. • Partnership Model: – Local government has its own political legitimacy, finance, resources, and even legal powers, and the balance of power between the center and locality fluctuates according to the contexs. (Dennis Kavanagh, dalam Adi Lesmana, 2010)
  • 14. DESENTRALISASI DESENTRALISASI “SIMETRIS” ASIMETRIS By Percentage Desentralisasi (eg. PBB) Fiskal yg lebih By Origin (eg. besar (persentase) Migas) atau lebih luas By Formula (obyek) (eg. DAU)
  • 15. • Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan (ps. 217 ay. 1); • Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi: a). Pengawasan atas pelaksanaan-urusan pemerintahan di daerah; b). Pengawasan terhadap Perda dan Peraturan KDH (ps. 218 ay. 1); • Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemda secara berjenjang  Gubernur kepada Kab/Kota; Bupati/Walikota kepada Desa (ps. 222). Harus makin diperkuat dalam konteks Desentralisasi Asimetris
  • 16.
  • 17.  Sayap kanan dan kiri diibaratkan sebagai urusan. Semakin kebawah, sayap semakin lebar, yang melambangkan luas otonomi di kab/kota semakin besar, sementara di pusat justru sedikit.  Tangkai di tengah diibaratkan fungsi Pusat melalui fungsi pengawasan dan/atau dekonsentrasi. Semakin kebawah, tangkai semakin besar & kuat yg melambangkan kebutuhan pengawasan yg semakin intensif & efektif.  Meskipun desentralisasi diberikan dalam skala besar bahkan secara asimetris sekalipun, namun urusan tersebut tidak akan lepas dari tangkai (simbol NKRI). Artinya, desentralisasi luas atau asimetris diyakini tidak akan menjurus pada upaya memisahkan diri sepanjang didasarkan pada falsafah “gunungan” ini.
  • 18. • Apakah Asimetrisme akan menjurus pada Federalisme? o Tidak, sebab Asimetrisme tidak mengubah sistem ketatanegaraan (HTN), hanya perubahan pada aspek tata pemerintahan (HAN), cq. hubungan Pusat-Daerah. o Daerah dengan otonomi yg asimetris tetap tidak memiliki atribut dan/atau karakter sebuah “negara”, seperti konstitusi, bendera, bahasa kesatuan, dll. o Desentralisasi (reguler) maupun Desentralsiasi Asimetris tetap berjalan dalam kerangka & koridor NKRI.
  • 19. • Apakah Asimetrisme akan menjadi preseden bagi daerah lain? (1) o Tidak, sebab daerah yg menginginkan desentralisasi asimetris harus membuktikan bahwa secara historis mereka adalah zelfbestuurende landschappen (swapraja) atau volksgemeenschappen (desa, nagari, dusun, marga, dll) yg memiliki susunan asli, sebagaimana diatur dalam Pasal 18 UUD 1945. o Jadi, asimetrisme bukan tuntutan daerah, melainkan lebih sbg pengakuan negara thd faktor historisitas sebuah daerah.
  • 20. • Apakah Asimetrisme akan menjadi preseden bagi daerah lain? (2) o Meskipun demikian, negara jangan menunggu daerah menuntut, namun harus memiliki peta heterogenitas & keragaman daerah, kemudian mengakuinya. o Pengakuan negara tsb kemudian dituangkan dalam UU, dan akan semakin memperkokoh pilar “Bhinneka Tunggal Ika”. o Daerah yg tidak memiliki alasan historis untuk asimetris, tetap berlaku UU Pemda sebagai lex generalis.
  • 21. Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, sa mana ingsun amukti palapa