Kisah Imam Malik dan Imam Syafi'i yang memiliki pendapat berbeda mengenai rezeki. Imam Malik berpendapat bahwa rezeki datang dari Allah tanpa sebab, sedangkan Imam Syafi'i berpendapat bahwa manusia harus berusaha untuk mendapatkan rezeki. Keduanya saling berdiskusi untuk memahami pendapat masing-masing.
Transformasi Organisasi: Peningkatan Integritas Dalam Mewujudkan Budaya Mutu
Allah Sang Maha Bekehendak
1. Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi
Administrasi Negara LAN-RI
PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
2. Kisah Imam Malik dan Imam Syafi’i beda pendapat soal rezeki
Imam Malik (Guru Imam Syafi'i) dalam sebuah majelis
menyampaikan bahwa sesungguhnya rezeki itu
datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang
benar kepada Allah niscaya Allah akan memberikan
rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya
biarkan Allah mengurus lainnya.
Sementara Imam Syafi'i berpendapat lain, bahwa
seandainya seekor burung tidak keluar dari
sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan
mendapatkan rezeki.
Suatu saat imam Syafi'i melihat rombongan orang
yang sedang memanen Anggur, diapun membantu
mereka. Setelah pekerjaan selesai, Imam Syafi'i
memperoleh imbalan beberapa ikat anggur. Beliau
girang, bukan karena mendapatkan anggur, melainkan
pemberian itu telah menguatkan pendapatnya.
Bergegas Imam Syafi'i menjumpai Imam Malik.
Sambil memberikan oleh-oleh anggur itu
kepada Gurunya ia berkata: “Seandainya saya
tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu
(membantu memanen), tentu saja anggur ini
tidak akan pernah sampai ditangan saya.”
Mendengar itu Imam Malik tersenyum, seraya
mengambil anggur dan mencicipinya. Imam
Malik berucap:
“Sehari ini aku memang tidak keluar pondok,
hanya mengambil tugas sebagai guru, dan
sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam
hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur.
Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan
beberapa ikat anggur untukku.”
3. Kisah Cicak, binatang melata yang rezekinya binatang terbang
“Dan tidak ada satu binatang melata-
pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang
itu dan tempat penyimpanannya.”
QS. Huud (11): 6
4. Memberi rezeki
ﱠﻭ ٍﻥَﺳَﺣ ٍﻝ ْﻭُﺑَﻘِﺑ ﺎَﻬﱡﺑَﺭ ﺎَﻬَﻠﱠﺑَﻘَﺗَﻓ
ﱠﻔَﻛ ﱠﻭ ۖﺎًﻧَﺳَﺣ ﺎًﺗﺎَﺑَﻧ ﺎَﻬَﺗَﺑْۢﻧَﺍ
َﻝَﺧَﺩ ﺎَﻣﱠﻠُﻛ ۗ ﱠﺎﻳ ِ
ﺭَﻛَﺯ ﺎَﻬَﻠ
َﻫَﺩْﻧِﻋ َﺩَﺟ َﻭ َۙﺍﺏَﺭْﺣِﻣْﺍﻟ ﱠﺎﻳ ِ
ﺭَﻛَﺯ ﺎَﻬْﻳَﻠَﻋ
َﻟ ﻰﱣﻧَﺍ ُﻡَﻳ ْﺭَﻣٰﻳ َﻝﺎَﻗ ۚ ﺎًﻗ ْﺯ ِ
ﺭ ﺎ
ْﺕَﻟﺎَﻗ ۗ ﺍَﺫٰﻫ ِﻙ
ۗ ِ ﱣ
2 ِﺩْﻧِﻋ ْﻥِﻣ َﻭُﻫ
َﻣ ُﻕُﺯْﺭَﻳ َ ﱣ ﱠِﻥﺍ
ِ
ﺭْﻳَﻐِﺑ ُءَۤﺎﺷﱠﻳ ْﻥ
ٍﺏﺎَﺳ ِﺣ
Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan
pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali
Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di
sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam)
menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia
kehendaki tanpa perhitungan.
QS. Ali Imran (3): 37
5. Melapangkan atau membatasi rezeki
ْﻝُﻗ
َﻕْﺯ ِّﺍﻟﺭ ُﻁُﺳْﺑَﻳ ْﻲِّﺑَﺭ ﱠِﻥﺍ
ُِﺭﺩْﻘَﻳَﻭ ُءَۤﺎﺷﱠﻳ ْﻥَﻣِﻟ
َﺭَﺛْﻛَﺍ ﱠﻥِﻛٰﻟ َﻭ
َﻥ ْﻭُﻣَﻠْﻌَﻳ َ
ﻻ ِ
ﺎﺱﱠﻧﺍﻟ
ࣖ
Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang
Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki),
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
QS. Saba’ (34): 36
6. Memberi dan mencabut kekuasaan
ِﻙْﻠُﻣْﺍﻟ َﻙِﻠ ٰﻣ ﺍﻟﻠﻬﻡ ِﻝُﻗ
َﺗ ْﻥَﻣ َﻙْﻠُﻣْﻟﺍ ﻰِﺗْﺅُﺗ
ِﻣ َﻙْﻠُﻣْﻟﺍ ُﻉ ِ
ﺯْﻧَﺗَﻭ ُءَۤﺎﺷ
ُۖءَۤﺎﺷَﺗ ْﻥﱠﻣ
ُءَۤﺎﺷَﺗ ْﻥَﻣ ﱡﻝِﺫُﺗَﻭ ُءَۤﺎﺷَﺗ ْﻥَﻣ ﱡﺯِﻌُﺗَﻭ
ۗ
ٰﻠَﻋ َﻙﱠﻧِﺍ ۗ ُْﺭﻳَﺧْﺍﻟ َِﻙﺩَﻳِﺑ
ٌْﺭﻳِﺩَﻗ ٍءَْﻲﺷ ِّﻝُﻛ ﻰ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan
kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun
yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
QS. Ali Imran (3): 26
7. Menyesatkan atau memberi petunjuk
ُﻩٰﺍَﺭَﻓ ٖﻪِﻠَﻣَﻋ ُء ْۤﻭُﺳ ٗﻪَﻟ َﻥِّﻳُﺯ ْﻥَﻣَﻓَﺍ
ۗﺎًﻧَﺳَﺣ
َﻣ ﱡﻝ ِ
ﺿُﻳ َ ﱣ ﱠِﻥﺎَﻓ
ِْﻱﺩْﻬَﻳَﻭ ُءَۤﺎﺷﱠﻳ ْﻥ
ُۖءَۤﺎﺷﱠﻳ ْﻥَﻣ
َﻠَﻋ َﻙُﺳْﻔَﻧ ْﺏَﻫْﺫَﺗ َ
ﻼَﻓ
ِﻠَﻋ َ ﱣ
2 ﱠﻥِﺍ ٍۗﺕ ٰ
ﺭَﺳَﺣ ْﻡِﻬْﻳ
َﻥ ْﻭُﻌَﻧْﺻَﻳ ﺎَﻣِﺑۢ ٌﻡْﻳ
Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu
menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang
Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka
jangan engkau (Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap
mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
QS. Fatir (35): 8
8. Menyesatkan atau memberi petunjuk
ﱠﻭ ﱞﻡُﺻ َﺎﻧِﺗٰﻳٰﺎِﺑ ﺍ ْﻭُﺑﱠﺫَﻛ َْﻥﻳِﺫﱠﺍﻟ َﻭ
ِۗﺕ ٰﻣُﻠﱡﺍﻟﻅ ﻰِﻓ ٌﻡْﻛُﺑ
ﱠﻳ ْﻥَﻣ
ُﻪْﻠِﻠْﺿُﻳ ُ ﱣ ِﺎَﺷ
ٍﺍﻁَﺭ ِ
ﺻ ﻰَٰﻠﻋ ُﻪْﻠَﻌْﺟَﻳ َْﺄﺷﱠﻳ ْﻥَﻣَﻭ
ﱡﻣ
ٍﻡْﻳِﻘَﺗْﺳ
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah tuli, bisu dan
berada dalam gelap gulita. Barangsiapa dikehendaki Allah (dalam kesesatan),
niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa dikehendaki Allah (untuk diberi
petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.
QS. Al-Anam (6): 39
9. Memberi petunjuk
َْﺕﺑَﺑْﺣَﺍ ْﻥَﻣ ِْﻱﺩْﻬَﺗ َ
ﻻ َﻙﱠﻧِﺍ
ِﻛٰﻟَﻭ
ﱠﻳ ْﻥَﻣ ِْﻱﺩْﻬَﻳ َ ﱣ ﱠﻥ
ُءَۤﺎﺷ
ۚ
ُﻡَﻠْﻋَﺍ َﻭُﻫ َﻭ
َْﻥﻳِﺩَﺗْﻬُﻣْﺎﻟِﺑ
Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang
yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia
kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima
petunjuk.
QS. Al-Qasas (28): 56
10. Menghapus atau menetapkan sesuatu
ُﺕِﺑْﺛُﻳَﻭ ُءَۤﺎﺷَﻳ ﺎَﻣ ُ ﱣ ﻭﺍُﺣْﻣَﻳ
ۚ
ٰﺗِﻛْﺍﻟ ﱡﻡُﺍ ٓٗﻩَﺩْﻧِﻋ َﻭ
ِﺏ
Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di
sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).
QS. Ar-Ra’d (13): 39
11. Mengampuni dosa atau mengazab (1)
ۗ ِ
ﺽ ْﺭَ ْ
ﺍﻻ ﻰِﻓ ﺎَﻣ َﻭ ِﺕ ٰ
ﻭ ٰﻣﱠﺳﺍﻟ ﻰِﻓ ﺎَﻣ ِ ﱣ ِ
I
ُﻔْﻧَﺍ ْٓﻲِﻓ ﺎَﻣ ﺍ ُْﻭﺩْﺑُﺗ ْﻥِﺍ َﻭ
ُﻩ ْﻭُﻔْﺧُﺗ ْﻭَﺍ ْﻡُﻛِﺳ
ۗ ُ ﱣ
2 ِﻪِﺑ ْﻡُﻛْﺑِﺳﺎَﺣُﻳ
ْﻥَﻣِﻟ ُﺭِﻔْﻐَﻳَﻓ
َۤﺎﺷﱠﻳ ْﻥَﻣ ُِﺏّﺫَﻌُﻳَﻭ ُءَۤﺎﺷﱠﻳ
ُء
ۗ
ِّﻝُﻛ ﻰٰﻠَﻋ ُ ﱣ
2 َﻭ
ٌْﺭﻳِﺩَﻗ ٍءَْﻲﺷ
Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa
yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya
(tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan
mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
QS. Al-Baqarah (2): 284
12. Mengampuni dosa atau mengazab (2)
ﻰِﻓ ﺎَﻣ َﻭ ِﺕ ٰ
ﻭ ٰﻣﱠﺳﺍﻟ ﻰِﻓ ﺎَﻣ ِ ﱣ ِ
I َﻭ
ِۗ
ﺽ ْﺭَ ْ
ﺍﻻ
ْﻥَﻣِﻟ ُﺭِﻔْﻐَﻳ
ُءَۤﺎﺷﱠﻳ
ُءَۤﺎﺷﱠﻳ ْﻥَﻣ ُِﺏّﺫَﻌُﻳَﻭ
ۗ
ُ ﱣ
2 َﻭ
ٌﺭ ْﻭُﻔَﻏ
ٌﻡْﻳ ِﺣﱠﺭ
Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
QS Ali Imran (3): 129
13. Memberi pertolongan
ۗ ِ ﱣ
2 ِ
ﺭْﺻَﻧِﺑ
ﱠﻳ ْﻥَﻣ ُﺭُﺻْﻧَﻳ
ُۗءَۤﺎﺷ
ﺍﻟ ُْﺯﻳ ِ
ﺯَﻌْﺍﻟ َﻭُﻫ َﻭ
ُﻡْﻳ ِﺣﱠﺭ
Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki.
Dia Mahaperkasa, Maha Penyayang.
QS. Ar-Rum (30): 5
14. Memberi rahmat
َۤﺎﺷﱠﻳ ْﻥَﻣ ٖﻪِﺗَﻣْﺣَﺭِﺑ ﱡ
ﺹَﺗْﺧَﻳ
ُء
ۗ
ﺍ ِﻝْﺿَﻔْﺍﻟ ﻭُﺫ ُ ﱣ
2 َﻭ
ِْﻡﻳِﻅَﻌْﻟ
Dia menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah memiliki karunia yang besar.
QS. Ali-Imran (3): 74
15. Epilog …
Allah itu meliputi segala sesuatu (‘ala kulli syai’in qadir).
Allah berkehendak sesuai kehendaknya, tidak ada prasyarat atau prakondisi,
tidak pula tergantung pada sesuatu. Untuk sehat, untuk menjadi pandai, dan
untuk mendapat rezeki, seseorang memang harus berusaha. Namun bukan
usaha yang membuat orang tersebut sehat, pandai, atau berkecukupan,
melainkan iradat (kehendak) Allah.
Cukuplah kita bertaqwa kepada Allah, yakin sepenuhnya dan berserah diri
kepada-Nya, maka semua masalah akan selesai dengan sendirinya (waman
yattaqillaha yaj’al lahu makhroja – “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan membukakan jalan keluar baginya”, QS. At-Talak: 2).
Pertolongan Allah itu sangat dekat, maka mendekatlah kepada-NYA.
16. Hadirkan Allah di semua aspek hidup kita !!
PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL