Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh stabilitas keuangan, kondisi industri, dan tekanan eksternal terhadap kecurangan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilitas keuangan dan tekanan eksternal tidak berpengaruh secara parsial terhadap kecurangan laporan keuangan, sedangkan kondisi industri berpen
Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada Mega Phone ...Trisnadi Wijaya
Mais conteúdo relacionado
Semelhante a Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
tindak pidana pencucian uang dikaitkan dengan prinsip mengenal nasabahAsef Adianto, S.H
Semelhante a Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020 (20)
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, dan Tekanan Eksternal terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
1. PengaruhStabilitas Keuangan, Kondisi Industri, DanTekanan
EksternalTerhadap Kecurangan Laporan Keuangan Pada
Perusahaan ManufakturYangTerdaftarDi BEI
Tahun 2018-2020
Rizky Josafat Jonathan’s1
, Trisnadi Wijaya2
,
Jurusan Akuntansi Universitas Multi Data Palembang
1
ryosafat001@mhs.mdp.ac.id , 2
trisnadi@mdp.ac.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh stabilitas keuangan, kondisi industri, dan tekanan
eksternal terhadap kecurangan laporan keuangan. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling dan diperoleh 100 sampel. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan yang
dipublikasikan melalui www.idx.co.id dan website resmi perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
stabilitas keuangan, dan tekanan eksternal tidak berpengaruh secara parsial, sedangkan kondisi industri
berpengaruh secara parsial. Kemudian stabilitas keuangan, kondisi industri, dan tekanan eksternal berpengaruh
secara simultan.
Kata kunci: Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri, Tekanan Eksternal, dan Kecurangan Laporan Keuangan.
Abstract: The purpose in this research is to analyze the effect of financial stability, nature of industry, and external
pressures on financial statement fraud. The sample selection in this study used purposive sampling method and
obtained 100 samples. The data used are financial reports published through www.idx.co.id and the company’s
official website. The results of this study indicate that financial stability and external pressures have no partial
effect, while industrial conditions have a partial effect. Then financial stability, industrial conditions, and external
pressures have a simultaneous effect.
Keywords: Financial Stability; Nature Of Industry; External Pressure; and Financial Statement Fraud.
1. PENDAHULUAN
Tujuan umum perusahaan menerbitkan
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
keuangan oleh suatu perusahaan sehingga dapat
digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan
dalam mengambil keputusan, selain itu tujuan laporan
keuangan bertujuan untuk menampilkan data
perusahaan secara terbaik, namun hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya tindak kecurangan laporan
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.
Tindakan kecurangan dalam laporan
keuangan tersebut dapat mengakibatkan informasi
yang ada di dalam laporan keuangan menjadi tidak
relevan sehingga menyebabkan kesalahan dalam
penyajian material, apabila analisis laporan keuangan
yang disajikan merupakan analisis manipulasi atau
tidak sebenarnya, maka analisis laporan keuangan
tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar
pengambilan karena analisis yang digunakannya tidak
berdasarkan informasi yang sebenarnya.
Tindakan kecurangan merupakan tindakan
yang salah yang bersifat material maupun non
material, mengarah ke penipuan, dan dapat
memberikan keuntungan bagi pelaku tindak
kecurangan, namun pihak lain akan merasakan
kerugian yang bersifat material maupun non material.
Penyajian laporan keuangan yang disajikan oleh suatu
perusahaan sangat bergantung pada informasi yang
terdapat di laporan keuangan perusahaan, apabila
laporan keuangan tersebut tidak sesuai dengan
sebenarnya, maka laporan keuangan tersebut tidak
Hal - 86 Vol. 3 No. 2 Mei 2022
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
2. relevan, maka dari itu penyajian laporan keuangan
harus memberikan informasi yang relevan dan sesuai
dengan peraturan pelaporan laporan keuangan yang
sebenarnya.
Berdasarkan konsep hukum, kecurangan
atau yang biasa juga disebut dengan fraud merupakan
suatu tindakan ketidakjujuran yang dilakukan oleh
seseorang atau suatu badan dengan sengaja untuk
menguntungkan satu pihak (perorangan, perusahaan
atau institusi) secara tidak adil atau melanggar hukum
yang mengakibatkan kerugian di pihak lain.Adanya
kekeliruan dalam salah saji laporan keuangan
merupakan suatu indikasi perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan (Tunggal, 2012).
Tidak sedikit perusahaan yang melakukan
kecurangan laporan keuangan di Dunia, maupun di
Indonesia. Badan pengawas pasar modal
menemukan sebagian perusahaan yang diduga
melakukan kecurangan (fraud), khususnya
kecurangan dalam laporan keuangan, contohnya ialah
memanipulasi laporan keuangan.
Salah satu kasus yang cukup banyak menarik
perhatian masyarakat, yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera
Tbk (AISA) yang merupakan perusahaan terkenal
yang diduga telah melakukan kecurangan laporan
keuangan. PT AISA merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang manufakatur sektor bahan
konsumsi. Berita ini cukup banyak tersebar di internet
seperti Jawapos, Detik.com, Kontan, Bisnis.com, dan
CNBC Indonesia. Kasus ini bermula ketika hasil
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di mana
pemegang saham menolak laporan keuangan tahun
2017 karena diduga mengungkapkan laporan
keuangan secara tidak relevan dan tidak memadai
kepada stakeholder.
Berdasarkan beberapa kasus yang telah
terjadi, maka perlu adanya pencegahan dan
pendeteksian kecurangan pada laporan keuangan
menggunakan proksi Beneish M Score agar tidak
terus terjadi pada periode berikutnya. Fraud triangle
terjadi dengan adanya dua kepentingan yang berbeda
antara pihak pemilik dan pembuat laporan laporan
keuangan. Pihak pemilik memaksa pembuat laporan
keuangan agar melaporkan keuntungan yang besar,
namun kenyataannya keuntungan yang didapat tidak
besar ataupun kerugian yang didapat pada periode
tersebut. Berdasarkan latar belakang yang terjadi,
maka penulis akan meneliti tentang Kecurangan
LaporanKeuangan,sehinggapenelitianinidiberijudul
“Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi
Industri, dan Tekanan Eksternal Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Tahun 2018-2020.”
2. LANDASAN TEORI
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan yang diprakasai dan
dijabarkan oleh Jensen & Meckling (1976)
menjelaskan tentang adanya hubungan antara
keagenan serta berkaitan dengan masalah yang timbul
dari hubungan keagenan.Agensi teori ini timbul ketika
dalam sistem tata kelola perusahaan terjadi
pemisahan pemilik yaitu pemegang saham sebagai
principal dan manajemen sebagai agent yang
memiliki hubungan kontraktual.
Kecurangan (fraud)
Kecurangan atau fraud dilakukan oleh suatu
pihak yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
dari orang lain melalui tindakan dan cara yang salah
dan mencakup semua cara yang dapat dirancang oleh
kecerdasan manusia, yang melalui satu individu
Albrecht dan Zimbelman (2009:7) dalam Iqbal dan
Murtanto (2016).
Sejauh ini belum ada aturan yang jelas
tentang fraud untuk dijadikan dasar hukum karena
fraud mencakup kejutan, penipuan, kelicikan yang
tak terduga oleh pihak lain dan cara-cara lain yang
dilakukannya agar pihak lain tidak menyadari adanya
kecurangan yang dilakukan.
Vol. 3 No. 2 Mei 2022 Hal - 87
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
3. Kecurangan Laporan Keuangan
Kecurangan laporan keuangan (financial
statement fraud) merupakan salah saji material
maupun non material yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan Association Of Certified Fraud Exam-
iners (ACFE, 1998), dalam Maghfiroh dkk (2015).
Kecurangan ini banyak merugikan beberapa pihak
diantaranya pemegang saham, investor, dan kreditur
serta dapat merugikan pihak tersebut dalam bentuk
finansial maupun non finansial.
Manajemen Laba (Earning Management)
Menurut Schipper (1989) dalam (Sulistyanto,
2014) Manajemen laba (earning management)
bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi
(manajemen perusahaan, dan pemilik perusahaan)
proses ini melibatkan campur tangan antara
penyusunan pelaporan keuangan eksternal suatu
a. Tekanan
Berdasarkan pengadopsian fraud triangle yang
dilakukan oleh Statement On Auditing Standards
(SAS) No. 99, tekanan merupakan hal yang umum
bagi perusahaan untuk melakukan kecurangan
ataupun manipulasi terhadap laporan keuangan
karena menurunnya prospek tentang keuangan
perusahaan.
perusahaan agar dapat membuat laporan keuangan
dengan laba yang besar sehingga banyak investor
baru yang akan berinvestasi di perusahaan tersebut.
Secara umum manajemen laba merupakan suatu
tindakan yang dilakukan oleh pihak tertentu yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi agar
pihak lain dapat berinvestasi di perusahaan tersebut.
Fraud Triangle Theory
Kecurangan dalam laporan keuangan
merupakan tindakan yang mengabaikan jumlah atau
pengungkapan yang dilakukan secara sengaja agar
pemakai laporan keuangan tertipu dengan laporan
keuangan yang disajikan (Arens, 2015). Statement
On Auditing Standards (SAS) 99 menguraikan Tiga
kondisi kecurangan yang dilakukan oleh pihak inter-
nal perusahaan yang berasal dari pelaporan keuangan
yang curang dan penyalahgunaan aset, hal tersebut
diuraikan dalam bagan fraud triangle dibawah ini:
b. Kesempatan
Berdasarkan pengadopsian fraud triangle yang
dilakukan oleh Statement On Auditing
Standards (SAS) No. 99, pergantian karyawan
perusahaan yang membuat laporan keuangan, dan
kelemahan dalam pengawasan dapat
menciptakan kesempatan terjadinya salah saji
dalam pencatatan laporan keuangan. Tidak
Gambar 1. Fraud Triangle
Hal - 88 Vol. 3 No. 2 Mei 2022
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
4. efektifnya pengawasan yang dilakukan dapat
menimbulkan kasus terhadap kecurangan laporan
keuangan.
c. Rasionalisasi
Berdasarkan pengadopsian fraud triangle yang
dilakukan oleh Statement On Auditing Standards
(SAS) No. 99, kecurangan laporan keuangan
terjadi karena adanya sikap yang dilakukan oleh
CEO atau manajemen puncak terhadap pihak yang
melaporkan laporan keuangan. Jika CEO atau
manajer puncak hanya melihat hasil dari laporan
keuangan, maka akan mengeluarkan prakiraan
yang terlalu optimis atau terlalu cemas mengenai
pencapaian prakiraan laba yang dibuat analisis,
sehingga kemungkinan dilakukannya kecurangan
dalam pelaporan laporan keuangan lebih sering
terjadi. Karakter manajemen atau serangkaian
nilai-nilai etis juga mungkin dapat mempermudah
analisis tindakan rasionalisasi yang curang.
Stabilitas Keuangan (Financial Stability)
Stabilitas keuangan merupakan gambaran
mengenai stabil atau tidaknya suatu kondisi keuangan
perusahaan dalam periode tertentu. Manajemen
perusahaan akan selalu berusaha agar keuangan
suatu perusahaan selalu terlihat dengan baik atau
selalu terlihat dengan stabil.
Maka dari itu, manajemen perusahaan akan
melakukan bebagai strategi maupun berbagai cara
agar stabilitas keuangan tersebut dapat terlihat stabil
dari periode-periode sebelumnya. Ketika kondisi
keuangan perusahaan sedang terancam, maka hal
ini dapat membuat manajemen perusahaan menjadi
tertekan sehingga membuat manajemen perusahaan
menjadi terdorong untuk melakukan kecurangan
terhadap laporan keuangan yang akan dibuat dan
dilaporkannya (Aprillia dkk, 2015).
Kondisi Industri (Nature Of Industry)
Kondisi industri atau Nature Of Industry
merupakan suatu kondisi dari kesempatan atau
opportunity yang memerlukan pengawasan dari
struktur organisasi. Agen atau manajer akan
melakukan tindakan kecurangan, dan dijadikan
sebagai peluang apabila tidak adanya pengawasan
atau pengawasan yang lemah terhadap laporan
keuangan. Salah satu cara untuk melihat dan
mengukur kondisi induustri atau nature of industry
adalah dengan menggunakan piutang atau receivable
(Iqbal dan Murtanto, 2016).
Tekanan Eksternal (External Pressure)
Tekanan eksternal atau External Pressure
merupakan suatu tekanan yang berlebihan kepada
manajemen perusahaan agar dapat memenuhi
persyaratan atau harapan dari pihak ketiga yang
terdiri dari pemegang saham, investor, dan kreditur.
Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman atau
sumber pembiayaan dari pihak eksternal (kreditur)
agar dapat tetap berkompetitif dengan perusahaan-
perusahaan lainnya.
Skousen et al. (2008) dalamAnnisya (2016)
berpendapat bahwa salah satu sumber dari tekanan
eksternal ialah dengan melihat kemampuan suatu
perusahaan untuk melakukan pembayaran utang,
serta memenuhi persyaratan utang dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
Kerangka Pemikiran yang digunakan di
dalam penelitian sebagai berikut:
Vol. 3 No. 2 Mei 2022 Hal - 89
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
5. Sumber: Penulis 2021
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan gambar tersebut, dapat
diidentifikasikan bahwa variabel independen terdiri
dari Stabilitas Keuangan (X1), Kondisi Industri (X2),
Tekanan Eksternal (X3), dan Stabilitas Keuangan,
Kondisi Industri, Tekanan eksternal berpengaruh
simultan (X4). Sedangkan variabel dependennya yaitu
Kecurangan Laporan Keuangan (Y).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
H1: Stabilitas Keuangan berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan.
H2: Kondisi Industri berpengaruh terhadap
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
H1: Stabilitas Keuangan berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan.
H2: Kondisi Industri berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan.
H3: Tekanan Eksternal berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan.
H4: Stabilitas keuangan, kondisi industri, dan tekanan
eksternal berpengaruh secara simultan terhadap
kecurangan laporan keuangan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
metode penelitian kuantitatif karena penelitian ini
menggunakan data laporan keuangan perusahaan
yang berupa angka-angka yang didapat dari laporan
keuangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia
maupun didapat dari masing-masing website
perusahaan, sehingga dapat memperjelas hubungan
antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
Objek Penelitian
Sugiyono (2014) menyatakan bahwa objek
penelitian adalah suatu sifat, atribut atau nilai dari
orang atau kegiatan yang telah ditetapkan oleh peneliti
sebagai bahan penelitian untuk dapat dipelajari yang
akan dibuat kesimpulan ketika hasil dari penelitian
tersebut telah selesai dilakukan. Pada penelitian ini
ditetapkan objek penelitian adalah stabilitas keuangan,
kondisi industri, dan tekanan eksternal serta
pengaruhnya terhadap kecurangan laporan keuangan.
Hal - 90 Vol. 3 No. 2 Mei 2022
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
6. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan suatu metode
ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang
diperlukan dengan tujuan dan kepentingan tertentu
tentang suatu hal atau variabel yang objektif dan
tentunya dipercaya keabsahan atau sumbernya
(Sugiyono, 2014). Subjek penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2018-2020.
Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014) Sampel
merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimilikiolehpopulasitersebut.Sampelyangdigunakan
dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel
yang berdasarkan kriteria tertentu, kriteria yang
dimaksud adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018-2020.
2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-
turut dari tahun 2018-2020
3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan
keuangan secara berturut-turut selama tahun
2018-2020.
4. Perusahaan yang menggunakan mata uang
rupiah dalam laporan keuangan 2018-2020.
5. Perusahaan yang tidak melakukan revisi selama
periode penelitian tahun 2018-2020
6. Perusahaan yang mengalami laba selama periode
penelitian tahun 2018-2020.
7. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data
dalam periode penelitian tahun 2018-2020.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, proses
seleksi sampel disajikan pada tabel 1
Tabel 1. Proses Pemilihan Sampel
Sumber: Penulis, 2021
Vol. 3 No. 2 Mei 2022 Hal - 91
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
7. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran
suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum
(Ijudien, 2018).
Berikut adalah tabel statistik deskriptif dari
masing-masing variabel.
Hal - 92 Vol. 3 No. 2 Mei 2022
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
Tabel 2. Difinisi Operasional
8. Tabel 3. Statistik Deskriptif
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Pada tabel 3 diperoleh variabel stabilitas
keuangan (STAB) memiliki rata-rata 0,04859 dengan
deviasi standar 0,0985868, nilai terendah -0.2499 dan
nilai tertinggi 0,2509.Variabel kondisi industri (KND)
memiliki rata-rata 0,319979 dengan deviasi standar
0,297044, nilai terendah -0.726 dan nilai tertinggi
0,643. Variabel tekanan eksternal (EKS) memiliki
rata rata 0,319979 dengan deviasi standar 0,1886115,
nilai terendah 0,0564 dan nilai tertinggi 0,8796.
Variabel kecurangan laporan keuangan (KLK)
memiliki rata-rata -0,012993 dengan deviasi standar
0,0798243, nilai terendah -0,2731 dan nilai tertinggi
0,1650.
Tabel 4. Uji Normalitas
4.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau variabel residual memiliki distribusi normal
(Ijudien, 2018). Dalam penelitian ini uji normalitas
data menggunakan uji statistik non-parametik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan melihat nilai
asymp sig (2-tailed).
Vol. 3 No. 2 Mei 2022 Hal - 93
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
9. Pada Tabel 4 diperoleh nilai test statistic
sebesar 0,083 dengan asymp Sig. (2-tailed) sebesar
0,083. Karena nilai signifikansi yang diperoleh 0,083
lebih besar dari nilai 0,05 maka hal tersebut
Hasil pengujian data yang disajikan pada
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk
variabel stabilitas keuangan adalah sebesar 0,940 yang
lebih besar dari pada 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,064
yang lebih kecil daripada 10. Untuk variabel kondisi
industri nilai tolerance menunjukkan nilai adalah
sebesar 0,940 yang lebih besar dari 0,10 dan nilai
VIF sebesar 1,063 yang lebih kecil daripada 10.
Variabel tekanan eksternal nilai tolerance
menunjukkan nilai adalah sebesar 0,986 yang lebih
besar daripada 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,015 yang
Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin-Watson pada Tabel 6 di atas
makadapatdilihatnilaiDurbin-Watsonyangdihasilkan
sebesar 1,826 dan jumlah variabel independen 3 (k=3),
maka pada tabel DW akan didapatkan nilai dU
sebesar 1,7364 dan nilai 4-dU sebesar 2,2636,
Tabel 5. Uji Multikolinearitas
menyatakan bahwa residual untuk semua variabel
dalam penelitian ini sudah berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Multikolinieritas
lebih kecil dari 10.
4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah pengujian untuk
mendeteksi apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dan
dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW test).
Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu
model regresi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson
yang kemudian dibandingkan dengan nilai d-tabel.
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai DW terletak
pada dU < DW < 4 – dU, yaitu 1,7364 < 1,826 <
2,2636 yang artinya tidak ada autokorelasi positif
maupun negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi.
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Tabel 6. Uji Autokorelasi
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Hal - 94 Vol. 3 No. 2 Mei 2022
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
10. Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin-Watson pada Tabel 6 di atas
makadapatdilihatnilaiDurbin-Watsonyangdihasilkan
sebesar 1,826 dan jumlah variabel independen 3 (k=3),
maka pada tabel DW akan didapatkan nilai dU
sebesar 1,7364 dan nilai 4-dU sebesar 2,2636,
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai DW terletak
pada dU < DW < 4 – dU, yaitu 1,7364 < 1,826 <
2,2636 yang artinya tidak ada autokorelasi positif
maupun negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi.
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa
titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi dapat dipakai untuk memprediksi
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian. Prasyarat yang harus
terpenuhi dalam model regresi ini adalah tidak adanya
gejala heteroskedastisitas (Ijudien, 2018). Dalam
penelitian ini menggunakan grafik scatter plot dari
nilai ZPRED (nilai residual, sumbu X), dan nilai
SRESID (nilai prediksi, sumbuY). Dasar analisis jika
ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola
tertentu (bergelombang, menyebar kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Berikut merupakan grafik scatterplot:
kecurangan laporan keuangan berdasarkan masukan
variabel independen yaitu stabilitas keuangan, kondisi
industri, dan tekanan eksternal.
4.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas
Vol. 3 No. 2 Mei 2022 Hal - 95
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
11. Tabel 7. Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda
yang disajikan pada Tabel 7, maka diperoleh
persamaan regresi linear, sebagai berikut:
KLK = 0,000 + 0,059 STAB + 0,593 KND - 0,052
EKS
Keterangan:
KLK = Kecurangan Laporan Keuangan
STAB = Stabilitas Keuangan
KND = Kondisi Industri
EKS = Tekanan Eksternal
Dari hasil perhitungan Tabel 8 dapat dilihat
bahwa nilai adjusted R2
sebesar 0,055 atau 5,5%.
Artinya kemampuan variabel independen pada
variabelpenelitianiniyaitustabilitaskeuangan,kondisi
industri, dan tekanan eksternal dalam menjelaskan
variasi variabel kecurangan laporan keuangan
sebesar 5,5% dan sisanya yaitu sebesar 94,5% (100%
- 5,5%) hal ini terjadi karena kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen
Tabel 8. Hasil Koefisien Determinasi (R2
)
Persamaan linear diperoleh yaitu konstanta 0,000,
0,059 STAB sebagai variabel stabilitas keuangan,
0,593 KND sebagai variabel kondisi industri, -0,052
EKS sebagai variabel tekanan eksternal.
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2
)
Tujuan analisis koefisien determinasi adalah
untuk mengetahui kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen dalam
model regresi (Ijudien, 2018). Hasil analisis koefisien
determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 8.
pada penelitian ini masih sangat rendah, dan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain yang termasuk dalam
fraud diamond theory maupun fraud pentagon
theory tidak dimasukkan kedalam penelitian ini
contohnya target keuangan, ketidakefektifan
pengawasan, perubahan auditor, opini audit,
perubahan dewan direksi, dan frekuensi kemunculan
foto CEO.
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Hal - 96 Vol. 3 No. 2 Mei 2022
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
12. 4.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji F)
Uji F merupakan uji yang dilakukan untuk
menunjukkan apakah semua variabel yang
dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2012).
Berdasarkan Tabel 9 dapat disimpulkan
bahwa uji simultan diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,039 yang berarti < 0,05. Berdasarkan ketentuan
hipotesis, maka semua variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji t)
Tabel 9. Hasil Uji F
Uji ini untuk melihat pengaruh stabilitas
keuangan, kondisi industri, dan tekanan eksternal
secara simultan atau bersama-sama berpengaruh
terhadap kecurangan laporan keuangan.
Hasil uji F dapat dilihat di Tabel 9 berikut:
Uji t merupakan uji yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel
independen secara individual dalam menjelaskan
pengaruhnya terhadap variabel dependen (Ghozali,
2012). Uji t ini dilakukan untuk melihat dari masing-
masing variabel independen yaitu stabilitas keuangan,
kondisi industri, dan tekanan eksternal apakah
berpengaruh secara parsial terhadap kecurangan
laporan keuangan. Hasil dari Uji t dapat dilihat di
Tabel 4.10 sebagai berikut:
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Tabel 10. Hasil Uji t
Sumber: Data Sekunder yang Diolah, 2021
Vol. 3 No. 2 Mei 2022 Hal - 97
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
13. Berdasarkan Tabel 10 dapat disimpulkan
bahwa hasil uji parsial terhadap stabilitas keuangan
memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,471 yang
berarti > 0,05 sehingga tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.
Uji parsial terhadap kondisi industri memperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,031 yang berarti < 0,05 sehingga
memiliki pengaruh signifikan terhadap kecurangan
laporan keuangan. Uji parsial terhadap tekanan
eksternal memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,217
yang berarti > 0,05 sehingga tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.
4.4 Pembahasan
Pengaruh Stabilitas Keuangan Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari stabilitas keuangan yang diproksikan
dengan change in assets atau ACHANGE terhadap
kecurangan laporan keuangan dengan tingkat
signifikansi 0,471 > 0,05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2017),
Rachmania (2017) dan Ijudien (2018) yang
menyatakan bahwa stabilitas keuangan tidak
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Namun berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Putriasih, dkk (2017), Susianti
dan Yasa (2015) serta Iqbal, dkk (2016) yang
menyatakan stabilitas keuangan berpengaruh
terhadap kecurangan laporan keuangan.
Pengaruh Kondisi Industri Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dari kondisi industri terhadap kecurangan laporan
keuangan dengan tingkat signifikansi 0,031 < 0,05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putriasih, dkk (2016) dan Susianti dan
Yasa (2015) yang menyatakan kondisi industri
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan,
namun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2017), Iqbal, dkk
(2016), dan Ijudien (2018) yang menyatakan bahwa
kondisi industri tidak berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan.
Pengaruh Tekanan Eksternal Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
dilakukan, menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh dari tekanan eksternal yang diproksikan
dengan rasio leverage terhadap kecurangan laporan
keuangan dengan tingkat signifikansi 0,217 > 0,05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2017), Susianti dan
Yasa (2015), Iqbal, dkk (2016), dan Ijudien (2018)
yang menyatakan tekanan eksternal tidak
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan
namun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Putriasih, dkk (2016) dan Rachmania
(2017) yang menyatakan tekanan eksternal
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Pengaruh Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri,
dan Tekanan Eksternal Secara Simultan
Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil uji simultan yang
dilakukan, menyatakan bahwa adanya pengaruh
simultan dari Stabilitas Keuangan, Kondisi Industri,
dan Tekanan Eksternal secara simultan terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan dengan tingkat
signifikansi 0,039 yang berarti < 0,05. Berdasarkan
ketentuan hipotesis, maka semua variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putriasih, dkk
(2016) menyatakan bahwa stabilitas keuangan,
kondisi industri dan tekanan eksternal berpengaruh
terhadap kecurangan dalam laporan keuangan, namun
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahmawati (2017), dan Ijudien (2018) yang
menyatakan bahwa stabilitas keuangan, kondisi
industri, dan tekanan eksternal tidak berpengaruh
Hal - 98 Vol. 3 No. 2 Mei 2022
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
14. terhadap kecurangan laporan keuangan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan dan pembahasan yang telah
dijabarkan maupun dijelaskan pada bab 4 atau bab-
bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil penelitian, melalui uji hipotesis secara
parsial stabilitas keuangan tidak berpengaruh
secara signifikan atau tidak memiliki dampak
terhadap kecurangan laporankeuangan, karena
dari sebagian perusahaan, kenaikan total aset
hanya sedikit, sehingga kenaikannya menjadi
tidak signifikan, sebagian perusaahan menaikkan
jumlah akun akun seperti piutang, kas, dan akun-
akun lainnya.
2. Dari hasil penelitian, melalui uji hipotesis secara
parsial kondisi industri berpengaruh secara
signifikan atau memiliki dampak terhadap
kecurangan laporan keuangan, karena dalam suatu
periode, akun piutang pasti akan mengalami
perubahan dengan meningkatmaupun menurun
secara perlahan atau drastis, sehingga akan
mempengaruhi manajemen untuk melakukan
kecurangan terhadap laporan keuangan.
3. Dari hasil penelitian, melalui uji hipotesis secara
parsial tekanan eksternal tidak berpengaruh
secara signifikan atau tidak memiliki dampak
terhadap kecurangan laporan keuangan, karena
dari sebagian perusahaan memiliki nilai rasio
leverage yang menurun atau berkurang setiap
tahunnya, artinya perusahaan dalam kondisi
bagus sehingga kemungkinan terjadinya
kecurangan laporan keuangan juga semakin
rendah.
4. Dari hasil penelitian, melalui uji hipotesis secara
simultan stabilitas keuangan, kondisi industri, dan
tekanan eksternal berpengaruh secara simultan
atau memiliki dampak terhadap kecurangan
laporan keuangan, tetapi tidak hanya dari ketiga
variable tersebut, masih banyak variabel-variabel
lain yang dapat digunakan dalam penelitian
terhadap kecurangan laporan keuangan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpullan yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat
memberikan saran kepada perusahaan maupun
penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Kepada perusahan diharapkan mampu
meningkatkan kinerjanya dalam melaporkan
laporan keuangan secara relevan (andal), ril
(sesungguhnya), efektif, efisien dan juga
dilaporkan secara jujur tanpa adanya kecurangan.
2. Kepada investor, dan kreditur diharapkan mampu
memberikan penilaian terhadap perusahaan, dan
juga memperhatikan faktor lain yang
mempengaruhi nilai suatu perusahaan contohnya
aktivitas perusahaan, dan kualitas laba.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat
memperpanjang waktu pengamatan misalnya data
yang digunakan selama 4 periode atau 5 periode
dan menambah variabel bebas lebih b a n y a k
lagi yang berkaitan dengan kecurangan laporan
keuangan (financial statement fraud) agar hasil
penelitian yang dilakukan menjadi lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Annisya, M., Lindrianasari, & Asmaranti, Y.
2016, Pendeteksian Kecurangan Laporan
Keuangan Menggunakan Fraud Diamond,
Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
[2] Aprillia, Orlin Cicilia, dan Rafaela Pratiwi
Sergius. 2015, “The Effectiveness of Fraud
Triangle on Detecting Fraudulent
Financial Statement: Using Beneish Model
and the Case of Special Companies,” Jurnal
Riset Akuntansi dan Keuangan.
Vol. 3 No. 2 Mei 2022 Hal - 99
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)
15. [3] Arens, A A et al. 2015, Auditing & Jasa
Assurance, Airlangga, Jakarta.
[4] Ghozali, I. 2012, Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM SPSS.
[5] Ijudien, D. 2018, Pengaruh Stabilitas
Keuangan, Kondisi Industri dan Tekanan
Eksternal Terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan. Jurnal Kajian Akuntansi.
[6] Iqbal, Muhammad, dan Murtanto. 2016,
“Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Fraud
Triangle Terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan pada Perusahaan Proferty dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.” Seminar Nasional Cendikiawan
2016.
[7] Jensen, M. C., and Meckling W. H. 1976, “No
Title.” Theory of the Firm:M a n a g e r i a l
Behavior, Agency Costs, and Ownership
Structure. Journal of Financial Econimics.
[8] Maghfiroh, N.,Ardiyan, K., dan Syafnita 2015.
Analisis Pengaruh Financial Stability,
Personal Financial Need, External Pressure
dan Ineffective Monitorng pada Financial
Statement Fraud dalam Perspektif Fraud
Diamond. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Fakultas
Ekonomi Universitas Pekalongan.
[9] Putriasih, Ketut, Ni Nyoman Trisna Herawati,
dan Made Arie Wahyuni. 2016, “Analisis
Fraud Diamond Dalam Mendeteksi
Financial Statement Fraud/: Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2013-2015.” JIMAT (Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi) Undiksha.
[10] Rachmania, Annisa, Budiman Slamet, dan Lia
Dahlia Iryani. 2017, “Analisis Pengaruh
Fraud Triangle Terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
BEI Periode 2013-2015”.
[11] Rahmawati, Andini Dwirizki, Mohamad Rafki
Nazar, dan Dedik Nur Triyanto. 2017,
“Pengaruh Faktor-Faktor Fraud Triangle
Terhadap Financial Statement Fraud (Studi
pada Perusahaan Sektor Jasa yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).”
E-Proceeding of Management.
[12] Sugiyono. 2014, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.
[13] Sulistyanto, S. 2014, Manajemen Laba Teori
dan Model Empiris Edisi 2, Grasindo, Jakarta
[14] Susianti, Ni Kadek Dwi, dan Ida Bgs Anom
Yasa. 2015, “Pengaruh Variabel Fraud
Triangle Terhadap Financial Statement
Fraud pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
[15] Tunggal A. W. , 2012, Audit Kecurangan dan
Akuntansi Forensik, Harvarindo, Jakarta.
Hal - 100 Vol. 3 No. 2 Mei 2022
Publikasi Riset Mahasiswa Akuntansi (PRIMA)