3. Puer (bayi) parous (melahirkan), puerpurium = masa setelah
melahirkan bayi.
Dalam BAHASA LATIN disebut
By. Triana S.P 3
4. • Masa nifas dimulai SETELAH PLASENTA LAHIR & berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, kira-kira 6
MINGGU. (Abdul Bari,2000:122).
• Masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-
minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi KEMBALI KE
KEADAAN TIDAK HAMIL YANG. (F.Gary cunningham,Mac
Donald,1995:281).
By. Triana S.P 4
6. Suatu masa pemulihan dimana ibu sudah diperbolehkan
untuk berdiri dan berjalan-jalan (24 jam pp).
Suatu masa dimana kepulihan menyeluruh dari organ-organ
reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlm keadaan
sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi.
By. Triana S.P 6
7. minggu II – IV PP
24 jam PP
minggu pertama PP
By. Triana S.P 7
8. Pelayanan Masa Nifas
Terintegrasi
Selaras dengan program
kesehatan yang lain;
program gizi, penyakit
menular, penyakit tidak
menular, imunisasi,
kesehatan jiwa dsb.
Komprehensif
Pelayanan diberikan mulai dari
anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang
(termasuk laboratorium),
pelayanan KB, tatalaksana
kasus, KIE dan rujukan jika
diperlukan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan bagi ibu dan bayi
baru lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari setelah
melahirkan, yang dilaksanakan secara terintegrasi dan
komprehensif.
Definisi
Pelaksana pelayanan kesehatan
Tenaga kesehatan; dokter, bidan dan perawat
yang kompeten
9. 8. Meningkatkan kelancaran
peredaran darah shg
mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme.
7. Melancarkan fungsi alat
gastro intestinal dan
perkemihan.
4. Memberikan pelayanan keluarga
berencana.
3. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, KB, cara
dan manfaat menyusui,
pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari.
2. Melaksanakan skrinning secara
komprehensif, deteksi dini,
mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayi.
1. Menjaga kesehatan ibu dan
bayinya, baik fisik maupun
psikologis.
5. Mendapatkan kesehatan emosi.
6. Mempercepat involusi uteri,
melancarkan pengeluaran
lochea dan mengurangi bahaya
infeksi puerperalis.
11. 1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik
dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta
keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman.
By. Triana S.P 11
12. 4. Membuat kebijakan, perencana program
kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan
kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai
cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
By. Triana S.P 12
13. 7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
periode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.
By. Triana S.P 13
14. pada masa nifas yaitu paling sedikit TIGA kali
melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan
tujuan untuk:
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan
ibu nifas maupun bayinya.
By. Triana S.P 14
15. post partum
1. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia
uteri.
2. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
By. Triana S.P 15
16. post partum
5. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
7. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
By. Triana S.P 16
17. post partum
1. Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi dan perdarahan.
2. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat yang
cukup.
3. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
cairan.
By. Triana S.P 17
18. post partum
4. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/perdarahan abnormal.
5. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak
ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
6. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
By. Triana S.P 18
19. post partum
Asuhan pada > 1 minggu post partum sama dengan asuhan
yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
1. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama
masa nifas.
2. Memberikan konseling KB secara dini.
By. Triana S.P 19
post partum
Asuhan sama seperti kunjungan sebelumnya
20. Ruang Lingkup Pelayanan Nifas
5. Pemeriksaan
kontraksi
uterus
7. Pemeriksaan lokhia &
perdarahan
10. Indentifikasi
risiko dan
komplikasi
4. Pemeriksaan
TFU
9. Pemeriksaan payudara
dan pemberian ASIE
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan TTV
3. Pemeriksaan tanda anemia
6. Pemeriksaan kandung
kemih & sal.kencing
8. Pemeriksaan jalan
lahir
11. Penanganan
risti dan
komplikasi
12. Pemeriksaan status
mental ibu
13. Pelay.KB
14. KIE & konseling
15. Pemberian kapsul vit.A
22. By. Triana S.P 22
1. Hak mendapatkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas
Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
Azazi Manusia. Pasal 41 ayat (2) Undang-Undang ini mengatur
sebagai berikut:“(2) Setiap penyandang cacat, orang yang
berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak, berhak memperoleh
kemudahan dan perlakuan khusus”.
23. By. Triana S.P 23
2. Hak menyusui dan mendapatkan fasilitas.
a. Menyusui selama 6 bulan s.d 2 tahun
b. Mendapatkan privasi khusus pada saat menyusui
c. Memperoleh fasilitas menyusui terutama di tempat-tempat umum
d. Kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI
Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja.
(Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun
2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif)
24. By. Triana S.P 24
UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Ketentuan terkait
dengan hak perempuan setelah melahirkan diatur sebagai berikut:
Pasal 82 (1)
“Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5
(satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu
setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter
kandungan atau bidan”
3. Hak mendapatkan cuti kerja
25. By. Triana S.P 25
UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pasal 142 ayat (1)
“Upaya perbaikan gizi dilakukan pada seluruh siklus kehidupan
sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan prioritas
kepada kelompok rawan:
a. Bayi dan balita;
b. Remaja perempuan; dan
c. Ibu hamil dan menyusui.”
4. Hak mendapatkan gizi yang terbaik
26. By. Triana S.P 26
5. Hak mendapatkan jaminan kesehatan
6. Hak yang harus diberikan suami,
keluarga dan masyarakat.
27. Jenis Pelayanan Nifas
Tabel Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu
No Pelayanan KF 1 KF 2 KF 3 KF 4
1 Pemeriksaan dg form.pemeriksaan
ibu nifas
v v v v
2 Skrining status TT dan berikan
imunisasi Td apabila perlu
- - - v
3 Skrining HIV, Hep B, Sifilis* * * * *
4 Skrining status TB (tuberculosis) * * * *
5 KIE masa nifas v v v v
6 Pencatatan buku KIA & Kartu ibu v v v v
Keterangan: V: pemeriksaan rutin
*: atas indikasi
28. Pelayanan masa nifas
Skrin.HIV Skrin.TB Kesh.Jiwa KIE
Tes HIV upaya
pencegahan penularan
ke bayi saat menyusui
dan pemberian ARV
profilaksis.
Skrining st.HIV
Deteksi baby blues pada 2
minggu pertama dan
Depresi post partum >
dari 2 minggi pasca salin.
Kesehatan Jiwa
Apakah ibu dalam pengobatan TB dan
tanda gejala TB pada bayi yg muncul
minggu 1 sd 3 pasca lahir; letargi, sulit
minum dan kesulitan penambahan BB.
Profilaksis INH 10 mg/kb BB selama 6
bln (jika by TDK ada gejala).
Skrining st.TB
Pendidikan kesehatan
utk perawatan pasca
salin dan perawatan
BBL
KIE
Skrining St.TT
Melindungi dari Tetanus
maternal dan mencegah
penularan Tetanus neonatal.
Syarat minimal boster
imunisasi Td jika belum T5
Skrining St.TT
29. Tatalaksana Kasus
Kasus pasca salin; perdarahan vaginal,
anemia, R.hipertensi dalam kehamilan,
R.preeklampsi dan eksklampsi, demam,
lokhia berbau, inkontinensia urine,
pus/nyeri perineal, cairan vagina, infeksi
HIV, ISR/ISK, gangg.pernafasan, depresi
pasca salin dan masalah payudara.
01
Saat kunjungan nifas ibu harus diperiksa
menggunakan formulir pemeriksaan ibu
nifas dan bagan tatalaksana terpadu
pasca salin
02
Bagan tatalaksana terpadu pasca salin
adalah suatu alogaritma dalam
tatalaksana kasus ibu pasca salin
sehingga diperoleh pelayanan kesh.yang
berkualitas.
03
30. 01
Setiap ibu di skrining
menggunakan NF 1
02
Jika ditemukan tanda
kegawatdaruratan, segera
laksanakan tatalaksana gadar
03
Ditemukan tanda tidak normal/
masalah gunakan alogaritam NF2-NF
11
04 Hasil dari bagan ditemukan klasifikasi
05
Klasifikasi kemudian dipindahkan ke
formulir
06 Klasifikasi; kotak merah muda dirujuk, kota
kuning waspada, kotak hijau kondisi ibu
aman.
Langkah-langkah tatalaksana terpadu
31. Manfaat bagan/alogaritma
1. Memperbaiki perencaaan dan manajemen
pely.kesh
2. Meningkatkan kualitas pely. kesh
3. Keterpaduan tatalaksana kasus
4. Mengurangi kehilangan kesempatan
5. Alat bantu bagi tenakes
6. Pemakaian obat tepat
7. Memperbaiki penanganan komplikasi secara
dini
8. Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu
9. Konseling pada saat memberikan pelayanan
32. KIE
Pemilihan metode
kontrasepsi khususnya
ibu yg berisiko dan
perencanaan keluarga.
Bayi dari ibu ODHA Bayi dari ibu
dengan masalah
mental
Pemberian ASI
Ekslusif
Bayi dari ibu
Hepatitis B
Masalah kesh.yg
lain yg berisiko
pada ibu dan bayi