SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
FILSAFAT IPTEKFILSAFAT IPTEK
BAB 9BAB 9
LOGIKALOGIKA
OLEH :OLEH :
YUNUS TJANDI/P08 003 05 009YUNUS TJANDI/P08 003 05 009
HALIDIN ARFAN/P08 003 05 014HALIDIN ARFAN/P08 003 05 014
LogikaLogika
LogikaLogika dapat didefinisikan sebagai :dapat didefinisikan sebagai : pengkajian untukpengkajian untuk
berfikir secara sahih.berfikir secara sahih.
Logika dipakai untuk menarik kesimpulan dari suatu prosesLogika dipakai untuk menarik kesimpulan dari suatu proses
berpikir berdasar cara tertentu, yang mana proses berpikirberpikir berdasar cara tertentu, yang mana proses berpikir
di sini merupakan suatu penalaran untuk menghasilkandi sini merupakan suatu penalaran untuk menghasilkan
suatu pengetahuan.suatu pengetahuan.
Cara berpikir secara logis terbagi dua, yaitu :Cara berpikir secara logis terbagi dua, yaitu :
induksiinduksi dandan deduksideduksi
InduksiInduksi merupakan suatu cara berpikir di manamerupakan suatu cara berpikir di mana ditarikditarik
suatu kesimpulan yang bersifatsuatu kesimpulan yang bersifat umumumum dari berbagai kasusdari berbagai kasus
yang bersifatyang bersifat individualindividual..
DeduksiDeduksi adalah suatu cara berpikir di manaadalah suatu cara berpikir di mana daridari
pernyataan yang bersifatpernyataan yang bersifat umumumum ditarik kesimpulan yangditarik kesimpulan yang
bersifatbersifat khususkhusus..
Contoh suatu pemikiranContoh suatu pemikiran induksiinduksi ::
faktafakta memperlihatkan : kambing mempunyai mata, gajahmemperlihatkan : kambing mempunyai mata, gajah
mempunyai mata, begitu pula singa, kucing dan binatang-mempunyai mata, begitu pula singa, kucing dan binatang-
binatang lainnya. Secara induksi dapatbinatang lainnya. Secara induksi dapat disimpulkan secaradisimpulkan secara
umumumum bahwa: semua binatang mempunyai mata.bahwa: semua binatang mempunyai mata.
Contoh suatu pemikiranContoh suatu pemikiran deduksideduksi ::
contoh berikut memakai pola berpikir yang dinamakancontoh berikut memakai pola berpikir yang dinamakan
silogismussilogismus, suatu pola berpikir yang sering dipakai dalam, suatu pola berpikir yang sering dipakai dalam
menarik kesimpulan secara deduksi.menarik kesimpulan secara deduksi.
 Semua mahluk mempunyai mataSemua mahluk mempunyai mata (Premis mayor)(Premis mayor)
 Si Polan adalah seorang mahlukSi Polan adalah seorang mahluk (Premis minor)(Premis minor)
 Jadi si Polan mempunyai mataJadi si Polan mempunyai mata (Kesimpulan)(Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan secara deduksi harusPenarikan kesimpulan secara deduksi harus
memenuhi syarat:memenuhi syarat:
Premis mayor harus benarPremis mayor harus benar
Premis minor harus benarPremis minor harus benar
Kesimpulan harus sahih (mempunyai keabsahan)Kesimpulan harus sahih (mempunyai keabsahan)
2. Penalaran2. Penalaran
 Penalaran merupakan hal yang sangat penting dalamPenalaran merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena dengan adanya penalarankehidupan manusia, karena dengan adanya penalaran
pada manusia, maka manusia dapat seperti sekarang inipada manusia, maka manusia dapat seperti sekarang ini
dan menjadi penguasa di bumi, tempatnya hidup.dan menjadi penguasa di bumi, tempatnya hidup.
 Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampuKemampuan menalar menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasiamengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia
kekuasaannya.kekuasaannya.
Manusia secara terus menerus, melalui ilmuManusia secara terus menerus, melalui ilmu
pengetahuannya, harus mengambil pilihan: mana jalanpengetahuannya, harus mengambil pilihan: mana jalan
yang benar mana yang salah, mana tindakan yang baikyang benar mana yang salah, mana tindakan yang baik
mana yang buruk dan apa saja yang indah dan apa sajamana yang buruk dan apa saja yang indah dan apa saja
yang jelek.yang jelek.
Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena duaManusia mampu mengembangkan pengetahuan karena dua
hal :hal :
 Pertama, manusia mempunyaiPertama, manusia mempunyai bahasabahasa yang dapat dipakaiyang dapat dipakai
untuk berkomunikasiuntuk berkomunikasi
 Kedua, manusia mempunyaiKedua, manusia mempunyai daya nalardaya nalar, yang dipakai, yang dipakai
untuk mengembangkan pengetahuan dengan cepat danuntuk mengembangkan pengetahuan dengan cepat dan
mantap menurut suatu alur pikir tertentumantap menurut suatu alur pikir tertentu
Hakikat PenalaranHakikat Penalaran
Penalaran dapat dikatakan sebagai suatuPenalaran dapat dikatakan sebagai suatu proses berpikirproses berpikir
dalam menarik suatu kesimpulan yang berupadalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.pengetahuan.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkanPenalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan
dengan kegiatan berpikir dandengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaanbukan dengan perasaan..
Berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukanBerpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan yang benar.pengetahuan yang benar.
Sebagai kegiatan berpikir, maka penalaran mempunyaiSebagai kegiatan berpikir, maka penalaran mempunyai ciri-ciri-
ciriciri tertentu:tertentu:
 Pertama, adanya suatu pola berpikir yang secara luasPertama, adanya suatu pola berpikir yang secara luas
dapat disebutdapat disebut logikalogika
 Kedua, adanya prosesKedua, adanya proses analitikanalitik dari proses berpikirnyadari proses berpikirnya
a. Berpikir logis adalah kegiatan berpikir berjalana. Berpikir logis adalah kegiatan berpikir berjalan
menurut pola, alur dan kerangka tertentu (frame ofmenurut pola, alur dan kerangka tertentu (frame of
logic) tegasnya, menurut logika berpikir yaitulogic) tegasnya, menurut logika berpikir yaitu
:deduksi-induksi ; rasionalism-empirism; abstrak-:deduksi-induksi ; rasionalism-empirism; abstrak-
kongkrit; apriori-aposteriori).kongkrit; apriori-aposteriori).
b. Berpikir analitis adalah konsekuensi dari adanya suatu polab. Berpikir analitis adalah konsekuensi dari adanya suatu pola
berpikir analisis-sintesis berdasarkan langkah-langkahberpikir analisis-sintesis berdasarkan langkah-langkah
tertentu (metode ilmiah/penelitian).tertentu (metode ilmiah/penelitian).
Logika ilmiah menggabungkan penalaran induktif danLogika ilmiah menggabungkan penalaran induktif dan
deduktif atau gabungan empirisme dengan rasionalismededuktif atau gabungan empirisme dengan rasionalisme
hingga menemukan kebenaran sementara atau hipotesis.hingga menemukan kebenaran sementara atau hipotesis.
Hipotesis harus dibuktikan melalui kritisisme (Imanuel Kant)Hipotesis harus dibuktikan melalui kritisisme (Imanuel Kant)
seperti yang telah diuraikan dalam kritik ilmu atau Filsafatseperti yang telah diuraikan dalam kritik ilmu atau Filsafat
Ilmu Pengetahuan.Ilmu Pengetahuan.
3. Sumber Pengetahuan3. Sumber Pengetahuan
Terdapat dua cara pokok untuk mendapatkan pengetahuanTerdapat dua cara pokok untuk mendapatkan pengetahuan
yang benar :yang benar :
a. Berdasar kepada rasioa. Berdasar kepada rasio
b. Berdasar kepada pengalaman (empiris)b. Berdasar kepada pengalaman (empiris)
 Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalamKaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalam
penalaran. Premis yang dipakai dalam penalaran didapatpenalaran. Premis yang dipakai dalam penalaran didapat
daridari ideide yang menurut anggapannya jelas dan dapatyang menurut anggapannya jelas dan dapat
diterima. Ide ini dianggap sudah ada sejak dahulu, jadiditerima. Ide ini dianggap sudah ada sejak dahulu, jadi
bukan ciptaan manusia, yang mana manusia hanyabukan ciptaan manusia, yang mana manusia hanya
memperolehnya dari pemikirannya.memperolehnya dari pemikirannya.
 Kaum empiris menyatakan sebaliknya, bahwa pengalamanKaum empiris menyatakan sebaliknya, bahwa pengalaman
diperoleh dari pengalaman yangdiperoleh dari pengalaman yang kongkret,kongkret, bukan hasilbukan hasil
pemikiran yang abstrakpemikiran yang abstrak

Kriteria KebenaranKriteria Kebenaran
Beberapa teori tentang kebenaran dibahas pada bagian ini.Beberapa teori tentang kebenaran dibahas pada bagian ini.
Teori kebenaran yang pertama disebut :Teori kebenaran yang pertama disebut : teori koherensiteori koherensi..
Di mana suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataanDi mana suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan
itu bersifat koheren atau konsisten denan pernyataan-itu bersifat koheren atau konsisten denan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
 Teori yang kedua adalah :Teori yang kedua adalah : teori korespondensi.teori korespondensi.
 Di mana suatu pernyataan adalah benar jika materiDi mana suatu pernyataan adalah benar jika materi
pengetahuan yang dikandung pernyataan itupengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yangberkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan itu. Contoh : penyataan “Ibu kotadituju oleh pernyataan itu. Contoh : penyataan “Ibu kota
Republik Indonesia adalah Jakarta” adalah benar karenaRepublik Indonesia adalah Jakarta” adalah benar karena
bersifat faktual, sementara pernyataan : Ibu kota Republikbersifat faktual, sementara pernyataan : Ibu kota Republik
Indonesia adalah Bandung” adalah salah karena tidakIndonesia adalah Bandung” adalah salah karena tidak
bersifat faktual.bersifat faktual.

Kedua teori di atas dapat dipergunakan dalamKedua teori di atas dapat dipergunakan dalam
cara berpikir ilmiah.cara berpikir ilmiah.
Sedangkan untuk menemukan kebenaran ilmiah,Sedangkan untuk menemukan kebenaran ilmiah,
disamping Logika harus disertai dengan :disamping Logika harus disertai dengan :
1. Penggunaan bahasa yang jelas, mudah1. Penggunaan bahasa yang jelas, mudah
ditafsirkan hingga tidak salah persepsi.ditafsirkan hingga tidak salah persepsi.
2. Penggunaan metode ilmiah seperti yang telah2. Penggunaan metode ilmiah seperti yang telah
diutarakan dipengembangan ilmu pengetahuan.diutarakan dipengembangan ilmu pengetahuan.
3. Penggunaan analisis dan statistik hingga3. Penggunaan analisis dan statistik hingga
menemukan kebenaran yang dapat dipertanggungmenemukan kebenaran yang dapat dipertanggung
jawabkan dan bukan kebenaran karena perasaanjawabkan dan bukan kebenaran karena perasaan
atau perkiraanatau perkiraan..
Teori lain adalah :Teori lain adalah : teori pragmatisteori pragmatis..
Teori ini menyatakan kebenaran suatu pernyataanTeori ini menyatakan kebenaran suatu pernyataan
diukur dengan kriteria apakah pernyataan itu bersifatdiukur dengan kriteria apakah pernyataan itu bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis Dalam teori ini ,fungsional dalam kehidupan praktis Dalam teori ini ,
suatu pernyataan di masa lalu benar, bisa sajasuatu pernyataan di masa lalu benar, bisa saja
menjadi salah pada saat ini.menjadi salah pada saat ini.
TERIMATERIMA KASIHKASIH
YUNUS . T & HALIDIN. AYUNUS . T & HALIDIN. A

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
adysintang
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
ghilmannafadza
 
5 m.-sidik
5 m.-sidik5 m.-sidik
5 m.-sidik
rendengs
 
Makalah msi kelompok 4 beberapa prinsip dasar epistemologi islam
Makalah msi kelompok 4 beberapa prinsip dasar epistemologi islamMakalah msi kelompok 4 beberapa prinsip dasar epistemologi islam
Makalah msi kelompok 4 beberapa prinsip dasar epistemologi islam
nandang alfatah
 

Mais procurados (20)

Logika Hukum - Teori
Logika Hukum - TeoriLogika Hukum - Teori
Logika Hukum - Teori
 
Isi tugas logika
Isi tugas logikaIsi tugas logika
Isi tugas logika
 
Penerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiqPenerangan ilmu mantiq
Penerangan ilmu mantiq
 
10 aspek dasar ilmu manthiq
10 aspek dasar ilmu manthiq10 aspek dasar ilmu manthiq
10 aspek dasar ilmu manthiq
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
 
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuKelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
 
Epistimologi
EpistimologiEpistimologi
Epistimologi
 
Epistemologi Keilmuan (Logika)
Epistemologi Keilmuan (Logika)Epistemologi Keilmuan (Logika)
Epistemologi Keilmuan (Logika)
 
Ppt Dilalah ilmu mantiq
Ppt Dilalah ilmu mantiqPpt Dilalah ilmu mantiq
Ppt Dilalah ilmu mantiq
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Epistimologi
EpistimologiEpistimologi
Epistimologi
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
 
Bab 2 new
Bab 2 newBab 2 new
Bab 2 new
 
makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6
 
Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1
 
Metode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islamMetode berpikir-filsafat-islam
Metode berpikir-filsafat-islam
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
5 m.-sidik
5 m.-sidik5 m.-sidik
5 m.-sidik
 
Makalah msi kelompok 4 beberapa prinsip dasar epistemologi islam
Makalah msi kelompok 4 beberapa prinsip dasar epistemologi islamMakalah msi kelompok 4 beberapa prinsip dasar epistemologi islam
Makalah msi kelompok 4 beberapa prinsip dasar epistemologi islam
 

Destaque

Destaque (6)

13 zemach beautiful pictures 5
13 zemach beautiful pictures   513 zemach beautiful pictures   5
13 zemach beautiful pictures 5
 
Gabriel bodiford
Gabriel bodifordGabriel bodiford
Gabriel bodiford
 
الوقاية خير من العلاج
الوقاية خير من العلاجالوقاية خير من العلاج
الوقاية خير من العلاج
 
J2 c midterm project
J2 c midterm projectJ2 c midterm project
J2 c midterm project
 
Tes Kemahiran Berbicara
Tes Kemahiran BerbicaraTes Kemahiran Berbicara
Tes Kemahiran Berbicara
 
Figuratif & majas
Figuratif & majasFiguratif & majas
Figuratif & majas
 

Semelhante a Filsafat Iptek

Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
Ferdy Tohopi
 
Epistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okEpistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran ok
Rizal Fahmi
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Sigit Kindarto
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
hiriza
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
AhmadTirtayasa3
 

Semelhante a Filsafat Iptek (20)

Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdfFilsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
Filsafat sebagai Dasar dasar pengetahuan.pdf
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
MAKALAH 3.pptx
MAKALAH 3.pptxMAKALAH 3.pptx
MAKALAH 3.pptx
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
Makalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran KaranganMakalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran Karangan
 
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuModul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
 
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full MateriKelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
Kelompok 6 Filsafat Ilmu Full Materi
 
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
1 Ilmu Pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.pptx
 
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
 
Epistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran okEpistemologi makna & kebenaran ok
Epistemologi makna & kebenaran ok
 
Tugas Filsafat.pdf
Tugas Filsafat.pdfTugas Filsafat.pdf
Tugas Filsafat.pdf
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
 
2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan2 dasar dasar pengetahuan
2 dasar dasar pengetahuan
 
Kelompok 5 logika
Kelompok 5 logikaKelompok 5 logika
Kelompok 5 logika
 
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
KELOMPOK 3_SLIDE SHARE_MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT_KELAS S_UNTAG SU...
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptxKel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)
 

Mais de Miftah Ridho (8)

Analisis struktural (tipografi) dan semiotik puisi
Analisis struktural (tipografi) dan semiotik puisiAnalisis struktural (tipografi) dan semiotik puisi
Analisis struktural (tipografi) dan semiotik puisi
 
Kesusastraan arab modern
Kesusastraan arab modernKesusastraan arab modern
Kesusastraan arab modern
 
Pandangan linguistik menurut ibnu jinni
Pandangan linguistik menurut ibnu jinniPandangan linguistik menurut ibnu jinni
Pandangan linguistik menurut ibnu jinni
 
Inovasi kurikulum berbasis masyarakat
Inovasi kurikulum berbasis masyarakatInovasi kurikulum berbasis masyarakat
Inovasi kurikulum berbasis masyarakat
 
أداب المعاشرة
أداب المعاشرةأداب المعاشرة
أداب المعاشرة
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaTugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja
 
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi DareahMasalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
 

Filsafat Iptek

  • 1. FILSAFAT IPTEKFILSAFAT IPTEK BAB 9BAB 9 LOGIKALOGIKA OLEH :OLEH : YUNUS TJANDI/P08 003 05 009YUNUS TJANDI/P08 003 05 009 HALIDIN ARFAN/P08 003 05 014HALIDIN ARFAN/P08 003 05 014
  • 2. LogikaLogika LogikaLogika dapat didefinisikan sebagai :dapat didefinisikan sebagai : pengkajian untukpengkajian untuk berfikir secara sahih.berfikir secara sahih. Logika dipakai untuk menarik kesimpulan dari suatu prosesLogika dipakai untuk menarik kesimpulan dari suatu proses berpikir berdasar cara tertentu, yang mana proses berpikirberpikir berdasar cara tertentu, yang mana proses berpikir di sini merupakan suatu penalaran untuk menghasilkandi sini merupakan suatu penalaran untuk menghasilkan suatu pengetahuan.suatu pengetahuan. Cara berpikir secara logis terbagi dua, yaitu :Cara berpikir secara logis terbagi dua, yaitu : induksiinduksi dandan deduksideduksi InduksiInduksi merupakan suatu cara berpikir di manamerupakan suatu cara berpikir di mana ditarikditarik suatu kesimpulan yang bersifatsuatu kesimpulan yang bersifat umumumum dari berbagai kasusdari berbagai kasus yang bersifatyang bersifat individualindividual.. DeduksiDeduksi adalah suatu cara berpikir di manaadalah suatu cara berpikir di mana daridari pernyataan yang bersifatpernyataan yang bersifat umumumum ditarik kesimpulan yangditarik kesimpulan yang bersifatbersifat khususkhusus..
  • 3. Contoh suatu pemikiranContoh suatu pemikiran induksiinduksi :: faktafakta memperlihatkan : kambing mempunyai mata, gajahmemperlihatkan : kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata, begitu pula singa, kucing dan binatang-mempunyai mata, begitu pula singa, kucing dan binatang- binatang lainnya. Secara induksi dapatbinatang lainnya. Secara induksi dapat disimpulkan secaradisimpulkan secara umumumum bahwa: semua binatang mempunyai mata.bahwa: semua binatang mempunyai mata. Contoh suatu pemikiranContoh suatu pemikiran deduksideduksi :: contoh berikut memakai pola berpikir yang dinamakancontoh berikut memakai pola berpikir yang dinamakan silogismussilogismus, suatu pola berpikir yang sering dipakai dalam, suatu pola berpikir yang sering dipakai dalam menarik kesimpulan secara deduksi.menarik kesimpulan secara deduksi.  Semua mahluk mempunyai mataSemua mahluk mempunyai mata (Premis mayor)(Premis mayor)  Si Polan adalah seorang mahlukSi Polan adalah seorang mahluk (Premis minor)(Premis minor)  Jadi si Polan mempunyai mataJadi si Polan mempunyai mata (Kesimpulan)(Kesimpulan)
  • 4. Penarikan kesimpulan secara deduksi harusPenarikan kesimpulan secara deduksi harus memenuhi syarat:memenuhi syarat: Premis mayor harus benarPremis mayor harus benar Premis minor harus benarPremis minor harus benar Kesimpulan harus sahih (mempunyai keabsahan)Kesimpulan harus sahih (mempunyai keabsahan) 2. Penalaran2. Penalaran  Penalaran merupakan hal yang sangat penting dalamPenalaran merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya penalarankehidupan manusia, karena dengan adanya penalaran pada manusia, maka manusia dapat seperti sekarang inipada manusia, maka manusia dapat seperti sekarang ini dan menjadi penguasa di bumi, tempatnya hidup.dan menjadi penguasa di bumi, tempatnya hidup.  Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampuKemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasiamengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaannya.kekuasaannya.
  • 5. Manusia secara terus menerus, melalui ilmuManusia secara terus menerus, melalui ilmu pengetahuannya, harus mengambil pilihan: mana jalanpengetahuannya, harus mengambil pilihan: mana jalan yang benar mana yang salah, mana tindakan yang baikyang benar mana yang salah, mana tindakan yang baik mana yang buruk dan apa saja yang indah dan apa sajamana yang buruk dan apa saja yang indah dan apa saja yang jelek.yang jelek. Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena duaManusia mampu mengembangkan pengetahuan karena dua hal :hal :  Pertama, manusia mempunyaiPertama, manusia mempunyai bahasabahasa yang dapat dipakaiyang dapat dipakai untuk berkomunikasiuntuk berkomunikasi  Kedua, manusia mempunyaiKedua, manusia mempunyai daya nalardaya nalar, yang dipakai, yang dipakai untuk mengembangkan pengetahuan dengan cepat danuntuk mengembangkan pengetahuan dengan cepat dan mantap menurut suatu alur pikir tertentumantap menurut suatu alur pikir tertentu
  • 6. Hakikat PenalaranHakikat Penalaran Penalaran dapat dikatakan sebagai suatuPenalaran dapat dikatakan sebagai suatu proses berpikirproses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupadalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkanPenalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dandengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaanbukan dengan perasaan.. Berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukanBerpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar.pengetahuan yang benar. Sebagai kegiatan berpikir, maka penalaran mempunyaiSebagai kegiatan berpikir, maka penalaran mempunyai ciri-ciri- ciriciri tertentu:tertentu:  Pertama, adanya suatu pola berpikir yang secara luasPertama, adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebutdapat disebut logikalogika  Kedua, adanya prosesKedua, adanya proses analitikanalitik dari proses berpikirnyadari proses berpikirnya
  • 7. a. Berpikir logis adalah kegiatan berpikir berjalana. Berpikir logis adalah kegiatan berpikir berjalan menurut pola, alur dan kerangka tertentu (frame ofmenurut pola, alur dan kerangka tertentu (frame of logic) tegasnya, menurut logika berpikir yaitulogic) tegasnya, menurut logika berpikir yaitu :deduksi-induksi ; rasionalism-empirism; abstrak-:deduksi-induksi ; rasionalism-empirism; abstrak- kongkrit; apriori-aposteriori).kongkrit; apriori-aposteriori). b. Berpikir analitis adalah konsekuensi dari adanya suatu polab. Berpikir analitis adalah konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir analisis-sintesis berdasarkan langkah-langkahberpikir analisis-sintesis berdasarkan langkah-langkah tertentu (metode ilmiah/penelitian).tertentu (metode ilmiah/penelitian). Logika ilmiah menggabungkan penalaran induktif danLogika ilmiah menggabungkan penalaran induktif dan deduktif atau gabungan empirisme dengan rasionalismededuktif atau gabungan empirisme dengan rasionalisme hingga menemukan kebenaran sementara atau hipotesis.hingga menemukan kebenaran sementara atau hipotesis. Hipotesis harus dibuktikan melalui kritisisme (Imanuel Kant)Hipotesis harus dibuktikan melalui kritisisme (Imanuel Kant) seperti yang telah diuraikan dalam kritik ilmu atau Filsafatseperti yang telah diuraikan dalam kritik ilmu atau Filsafat Ilmu Pengetahuan.Ilmu Pengetahuan.
  • 8. 3. Sumber Pengetahuan3. Sumber Pengetahuan Terdapat dua cara pokok untuk mendapatkan pengetahuanTerdapat dua cara pokok untuk mendapatkan pengetahuan yang benar :yang benar : a. Berdasar kepada rasioa. Berdasar kepada rasio b. Berdasar kepada pengalaman (empiris)b. Berdasar kepada pengalaman (empiris)  Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalamKaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalam penalaran. Premis yang dipakai dalam penalaran didapatpenalaran. Premis yang dipakai dalam penalaran didapat daridari ideide yang menurut anggapannya jelas dan dapatyang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide ini dianggap sudah ada sejak dahulu, jadiditerima. Ide ini dianggap sudah ada sejak dahulu, jadi bukan ciptaan manusia, yang mana manusia hanyabukan ciptaan manusia, yang mana manusia hanya memperolehnya dari pemikirannya.memperolehnya dari pemikirannya.  Kaum empiris menyatakan sebaliknya, bahwa pengalamanKaum empiris menyatakan sebaliknya, bahwa pengalaman diperoleh dari pengalaman yangdiperoleh dari pengalaman yang kongkret,kongkret, bukan hasilbukan hasil pemikiran yang abstrakpemikiran yang abstrak 
  • 9. Kriteria KebenaranKriteria Kebenaran Beberapa teori tentang kebenaran dibahas pada bagian ini.Beberapa teori tentang kebenaran dibahas pada bagian ini. Teori kebenaran yang pertama disebut :Teori kebenaran yang pertama disebut : teori koherensiteori koherensi.. Di mana suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataanDi mana suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten denan pernyataan-itu bersifat koheren atau konsisten denan pernyataan- pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.  Teori yang kedua adalah :Teori yang kedua adalah : teori korespondensi.teori korespondensi.  Di mana suatu pernyataan adalah benar jika materiDi mana suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itupengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yangberkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan itu. Contoh : penyataan “Ibu kotadituju oleh pernyataan itu. Contoh : penyataan “Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta” adalah benar karenaRepublik Indonesia adalah Jakarta” adalah benar karena bersifat faktual, sementara pernyataan : Ibu kota Republikbersifat faktual, sementara pernyataan : Ibu kota Republik Indonesia adalah Bandung” adalah salah karena tidakIndonesia adalah Bandung” adalah salah karena tidak bersifat faktual.bersifat faktual. 
  • 10. Kedua teori di atas dapat dipergunakan dalamKedua teori di atas dapat dipergunakan dalam cara berpikir ilmiah.cara berpikir ilmiah. Sedangkan untuk menemukan kebenaran ilmiah,Sedangkan untuk menemukan kebenaran ilmiah, disamping Logika harus disertai dengan :disamping Logika harus disertai dengan : 1. Penggunaan bahasa yang jelas, mudah1. Penggunaan bahasa yang jelas, mudah ditafsirkan hingga tidak salah persepsi.ditafsirkan hingga tidak salah persepsi. 2. Penggunaan metode ilmiah seperti yang telah2. Penggunaan metode ilmiah seperti yang telah diutarakan dipengembangan ilmu pengetahuan.diutarakan dipengembangan ilmu pengetahuan. 3. Penggunaan analisis dan statistik hingga3. Penggunaan analisis dan statistik hingga menemukan kebenaran yang dapat dipertanggungmenemukan kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan dan bukan kebenaran karena perasaanjawabkan dan bukan kebenaran karena perasaan atau perkiraanatau perkiraan..
  • 11. Teori lain adalah :Teori lain adalah : teori pragmatisteori pragmatis.. Teori ini menyatakan kebenaran suatu pernyataanTeori ini menyatakan kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan itu bersifatdiukur dengan kriteria apakah pernyataan itu bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Dalam teori ini ,fungsional dalam kehidupan praktis Dalam teori ini , suatu pernyataan di masa lalu benar, bisa sajasuatu pernyataan di masa lalu benar, bisa saja menjadi salah pada saat ini.menjadi salah pada saat ini.
  • 12. TERIMATERIMA KASIHKASIH YUNUS . T & HALIDIN. AYUNUS . T & HALIDIN. A