SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 83
BAB I
                                   PENDAHULUAN



G. Latar Belakang Masalah

           Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan oleh

semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa. Mata pelajaran PKn

dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak siswa yang

merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini.

           Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa siswa merasa kurang

tertarik, menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang menjemukan. Keberadaan

mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat bagi siswa. Sejak mata pelajaran

PKn tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional, maka

semakin dianggap tidak berarti bagi siswa.

           Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut memperburuk pan-

dangan berbagai pihak tentang mata pelajaran PKn. Terlebih lagi jika mata pelajaran ini

disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik. Penggunaan metode menga-jar yang

monoton, kurang variasi akan semakin memperparah keadaan. Kejenuhan siswa akan

lebih cepat muncul dalam kondisi seperti ini.

           Kondisi seperti di atas merupakan bukti bahwa siswa memiliki motivasi yang

rendah dalam kegiatan pembelajaran, terutama pelajaran PKn. Dengan motivasi yang

rendah, sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pem-belajaran

yang diharapkan.

           Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa “Suatu masalah di

dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol
minat-minat”. Minat belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar

mengajar. Minat belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau

aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses membangkitkan minat

belajar, mempertahankan minat belajar dan mengon-trol minat belajar menjadi bagian

yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang

memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.

          Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dirinya maupun dari luar

dirinya. Kecerdasan, cita-cita atau harapan, kesenangan merupakan faktor yang berasal

dari dalam diri siswa yang dapat menumbuhkan minat belajar yang tinggi. Kondisi

lingkungan, metode mengajar, waktu belajar merupakan faktor-faktor yang berasal dari

luar diri siswa yang dapat mempengaruhi minat belajar. Jika faktor-faktor yang

mempengaruhi tersebut dalam kondisi baik, maka minat belajar siswa juga semakin

tinggi. Namun jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut kondi-sinya kurang

kondusif, maka motivasi belajar siswa juga akan rendah.

          Keadaan tersebut juga terjadi pada siswa kelas 1 SDN Merjosari V,

Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Motivasi belajar siswa sangat rendah. Kondisi ini

disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) mata pelajaran PKni diberikan pada jam

pelajaran terakhir; (2) siswa merasa kurang tertarik pada pelajaran PKn; (3) siswa sulit

untuk menguasai materi pelajaran; (4) kondisi in-put siswa relatif rendah; penggunaan

metode yang kurang tepat.

          SDN Merjosari V merupakan salah satu sekolah yang berada di pinggiran

kota. Siswa banyak yang kurang berminat terhadap mata pelajaran PKn. Pada siswa
kelas 1 mata pelajaran PKn diberikan pada jam pelajaran terakhir. Kondisi siswa yang

sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh selalu muncul setiap kali menerima

pelajaran. Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn masih relatif kurang. Sehingga siswa

semakin sulit untuk dapat menguasai materi pada mata pelajaran PKn.

          Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi guru. Bagimana agar siswa dapat

memiliki motivasi yang lebih besar terhadap mata pelajaran PKn. Salah satu untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan meto-de ‘Tatas’.

Metode ‘Tatas’ merupakan kombinasi dari metode ‘Tanya jawab’ dan metode

‘Penugasan/Pemberian tugas’ yang dikemas secara terpadu dengan membe-rikan

berbagai tambahan yang berupa ‘sangsi’ yang dapat mendorong siswa untuk dapat lebih

menguasai materi pelajaran. Dengan penggunaan metode ‘Tatas’ yang dirancang secara

matang dan dilaksanakan secara tepat diharapkan dapat mendo-rong siswa lebih dapat

meningkatkan persiapan dalam menerima pelajaran. Pening-katan motivasi belajar siswa

juga diharapkan membawa dampak positif yaitu pening-katan prestasi belajar pelajaran

PKn.

          Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka untuk mengkaji lebih

mendalam tentang peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti ingin melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan

Menggunakan Metode ‘Tatas’ Siswa Kelas 1 SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru,

Kota Malang”.



H. Fokus Penelitian

          Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka fokus
penelitian dalam PTK ini adalah “Apakah motivasi belajar PKn dapat meningkat

dengan penerapan metode ‘Tatas’ pada siswa kelas I SDN Merjosari V, Kecamatan

Lowokwaru, Kota Malang”.



I. Tujuan Penelitian

          Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi meningkatnya

motivasi belajar pelajaran PKn pada siswa kelas I SDN Merjosari V Kecamatan

Lowokwaru, Kota Malang dengan penerapan metode ‘Tatas’ dalam pembelajaran mata

pelajaran PKn. Dengan peningkatan motivasi belajar pada siswa, diharapkan juga

membawa dampak positif yaitu peningkatan prestasi belajar pada pelajaran PKn.




J. Hipotesis Tindakan

          Berdasarkan latar belakang masalah, fokus penelitian dan tujuan penelitian

tersebut di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “jika metode ‘Tatas’

diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas

I SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, akan meningkat”.



K. Manfaat Penelitian

          Manfaat penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:

L. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pedoman dalam

   melakukan kegiatan pembelajaran pada siswa yang berbeda tetapi memiliki kon-disi

   permasalahan yang sama.
M. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melaku-kan

   kegiatan penelitian yang sejenis.

N. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

   merumuskan berbagai kebijakan tentang kegiatan pembelajaran yang dapat dila-

   kukan oleh guru yang berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar siswa dan

   peningkatan prestasi belajar.




                                        BAB II

                                   KAJIAN PUSTAKA



           Yang diuraikan dalam kajian pustaka ini adalah meliputi: (1) motivasi belajar;

(2) metode mengajar; (3) Pelajaran PKn; dan (4) pengaruh metode ‘Tatas’ terhadap

motivasi belajar.


O. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi

           Motivasi sering disebut motif. Banyak para ahli memberikan pengertian yang

berbeda tentang motivasi. Perbedaan pandangan dapat dipahami sebagai kera-gaman pola
berfikir, sudut pandang, situasi dan kondisi serta berbagai perbedaan se-cara khusus pada

pribadi setiap manusia. Namun perbedaan yang ada justru semakin memperkaya

wawasan berbagai pihak tentang motivasi.

           McDonald dalam Hamalik (1992:173) menyatakan, “motivation is an energy

change within the person characterized by effective arousal and anticipa-tory goal

reaction”. (Motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri se-seorang yang

dikarakteristiki oleh pemacu yang efektif dan reaksi-reaksi tujuan awalnya).

           Atas dasar pengertian di atas, motivasi mengandung tiga (3) unsur, yaitu (a)

perubahan energi dalam pribadi, (b) timbulnya perasaan, (c) pencapaian tujuan.

a. Motivasi dimulai dari perubahan energi dalam diri pribadi, yaitu adanya peru-bahan-

   perubahan tertentu dalam organisme manusia. Dengan berbagai peru-bahan-

   perubahan yang terjadi akan mendorong manusia untuk selalu mengada-kan

   penyesuaian.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Perasaan ini dapat muncul setiap saat

   dan dapat menekan emosinya sehingga dapat menimbulkan perilaku yang bermotif.

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Reaksi ini berupa

   respon yang wajar dari akibat adanya perubahan energi dan munculnya perasaan yang

   mendorong manusia memiliki berbagai tujuan yang harus dipenuhi.

           Perubahan kebutuhan motivasi menurut Festinger dalam Toha (1996: 188)

dikemukakan bahwa perbedaan dalam kognisi mendorong seseorang untuk berbuat

sesuatu. Perbedaan itu meliputi ketidakserasian dan adanya kontradiksi antara dua hal.

Hubungan perbedaan ini muncul, bila dua hal tersebut tidak dapat muncul secara

bersama-sama.
Dorongan motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme,

sekaligus merupakan system yang memungkinkan organisme dapat memelihara ke-

langsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab mun-

culnya dorongan akan mengaktifkan tingkah laku yang dapat mengembalikan kese-

imbangan fisiologis organisme. Dorongan menjadi motivasi penggerak utama ting-kah

laku.

           Tujuan merupakan pemberi arah pada tingkah laku. Jika tujuan sudah tercapai,

maka kebutuhan juga sudah terpenuhi untuk sementara. Dengan demikian orang akan

menjadi puas. Sedangkan dorongan terhadap mental untuk berbuat se-suatu akan berhenti

untuk sementara. Motivasi tujuan dapat digambarkan situasinya sebagai berikut ( Toha,

1996: 189) :

                           Gambar 2.1 : Situasi yang termotivasi




           Dorongan yang ada dalam diri seseorang mengarahkan ketercapaiannya

tujuan. Dorongan yang paling kuat menghasilkan adanya perilaku, baik yang berupa

aktivitas terarah ke tujuan atau aktivitas tujuan.

            Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa “Suatu masalah di
dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol

minat-minat”. Membangkitkan atau menumbuhkan minat pada seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan sangat diperlukan. Mempertahankan berarti memelihara minat

yang sudah tumbuh secara baik dan selalu mengontrol agar minat tersebut tidak padam

dari diri seseorang.

           Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa motivasi merupa-kan

segala sesuatu yang dapat menumbuhkan keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan.

Motif juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk

melakukan berbagai aktifitas dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Motif juga

dapat diartikan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).

           Motivasi sering dikaitkan dengan prestasi. Keberhasilan seseorang dalam

mencapai tujuan yang diharapkan akan menjadi prestasi yang membanggakan dirinya.

Prestasi yang tinggi merupakan harapan semua orang. Secara umum prestasi yang tinggi

hanya dapat dicapai apabila seseorang memiliki motivasi yang tinggi pula.

           Menurut Moekijat (1999: 192) bahwa “… motivasi yang tinggi mengaki-

batkan moril yang tinggi - suatu sikap dan persamaan yang positif terhadap peru-sahaan,

pekerjaan, atasan, teman-teman sekerja, dan orang-orang bawahan – dan moril yang

tinggi mempunyai hubungan positif terhadap hasil yang tinggi”. Jadi motivasi dapat

mempengaruhi moril yang dapat diwujudkan dalam kinerja dan selan-jutnya

mempengaruhi      hasil   yaitu   meningkatkan   produktifitas,   baik   kualitas   maupun

kuantitasnya.

           Motivasi untuk berprestasi juga dikemukakan oleh Mangkunegara (2001:

103), “Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang
untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya

guna mencapai prestasi dengan predikat terpuji”. Dengan demikian setiap orang yang

mempunyai motivasi yang tinggi akan cende-rung bekerja dengan giat dan rajin guna

mencapai prestasi yang diharapkan.

             Menurut   Clelland dalam   Mangkunegara (2001: 102) menyatakan ada 6

karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi, yaitu:

P. Memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi, setiap kegiatan selalu dikerjakan

   dengan serius.

Q. Berani mengambil dan memikul resiko.

R. Memiliki tujuan yang realistik, dapat diukur dengan jelas dan nyata.

S. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.

T. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan.

U. Memberi kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogram.

             Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa motivasi berprestasi

merupakan keinginan seseorang untuk memperoleh prestasi tertentu          sehingga dapat

mendorong dirinya melakukan kegiatan-kegiatan yang terarah pada prestasi yang

diharapkan. Prestasi yang tinggi merupakan harapan bagi setiap orang, sehingga akan

selalu berusaha untuk dapat mewujudkannya.


2. Macam-macam Motivasi

             Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda dalam melakukan kegiatan.

Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor umur, lingkungan tujuan hidup, dan

kebutuhan.     Hamalik (1992: 174 – 175) menjelaskan tentang macam-macam motivasi,

dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Motivasi memenuhi kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah adanya peru-bahan

   organisme dalam diri manusia. Perubahan organisme ini akan menimbul-kan motivasi

   dan kelakukan untuk memenuhinya.

b. Motivasi memenuhi perubahan neurofisiologis. Perubahan neurofisiologis atau

   disebut ‘drive’, yaitu merupakan dasar organis perubahan energi dalam diri ma-nusia

   sehingga menimbulkan motivasi untuk memenuhi.

c. Motivasi mencapai tujuan. Tujuan merupakan segala sesuatu yang diinginkan.

   Keinginan yang sudah dirumuskan secara jelas dapat menjadi pemacu lahirnya

   motivasi dalam diri seseorang agar tujuannya dapat tercapai.


3. Motivasi Belajar

           Motivasi dapat tejadi di dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Lingkungan,

pendidikan, keluarga, budaya menjadi faktor penentu jenis motivasi yang dimiliki oleh

seseorang. Perbedaan kondisi dari berbagai faktor tersebut akan menyebabkan motivasi

yang berkembang dalam kehidupan masyarakat juga berbeda satu dengan yang lain.

           Perbedaan usia juga mempengaruhi motivasi. Orang tua memilki motivasi

yang berbeda dengan anak-anak dalam kehidupannya. Anak dalam usia sekolah lebih

mengedepankan motivasi dalam belajar yang lebih dominan. Sedangkan motivasi yang

lain bersifat pelengkap.

           Motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang dapat menumbuhkan ke-

inginan seseorang sehingga orang tersebut melakukan kegiatan belajar. Keinginan antara

orang yang satu dengan yang lain tidak selalu sama, meskipun kegiatan yang dilakukan

bisa sama, yaitu belajar. Motivasi untuk belajar dapat berasal dari dalam diri sendiri

maupun yang berasal dari luar diri sendiri.
Motivasi belajar akan menumbuhkan minat belajar. Minat belajar anak harus

dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang tinggi akan

sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar. Proses membangkitkan minat belajar, mem-pertahankan minat belajar

dan mengontrol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang

terkait dengan pembelajaran untuk dapat men-capai tujuan yang diharapkan.

           Minat belajar anak dapat dibangkitkan atau ditumbuhkan dengan berbagai

cara. Di rumah peran orang tua sangat besar dalam membangkitkan minat belajar anak.

Kepedulian orang tua terhadap motivasi belajar anak dapat berupa penyediaan sarana

belajar yang memadai,      penciptaan kondisi yang kondusif, selalu bertanya tentang

pelajaran di sekolah, dan sebagainya.

           Minat belajar anak juga dapat ditumbuhkan di lingkungan sekolah mela-lui

kegiatan belajar mengajar. Peran guru dan pihak sekolah sangat besar dalam me-

numbuhkan minat belajar pada anak. Dalam kegiatan belajar selalu ada interaksi antara

guru dengan anak didik. Anak didik harus memiliki motivasi belajar yang tinggi agar

kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan bersama.

Namun jika motivasi anak didik sangat rendah, maka sangat sulit untuk dapat mencapai

tujuan yang diharapkan. Untuk itu penyediaan sarana belajar yang memadai dan

lingkungan sekolah yang kondusif menjadi tugas pihak sekolah.

           Dalam kondisi motivasi belajar anak didik yang rendah, maka peran guru dan

pihak lain yang terkait baik langsung maupun tidak langsung, sangat diharapkan agar

dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik.      Peran guru sangat besar dalam
menumbuhkan mituvasi belajar pada anak didik agar dalam menjalankan tugasnya dapat

berhasil dengan baik.       Disebutkan oleh Soetomo (1993: 141), “Pengertian dan

penggunaan yang tepat dari teknik-teknik motivasi akan menimbulkan minat, moral yang

baik, belajar yang efektif, sehingga dengan demikian anak telah mencapai sesuatu yang

realistis”.

              Hamalik (1992: 181) menyebutkan bahwa ada 17 prinsip motivasi belajar

yang dikembangkan berdasarkan pandangan demokratis, yaitu:

V. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.

W. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang harus

    mendapat pemuasan.

X. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang

    dipaksakan dari luar.

Y. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keingingan) memerlukan usaha

    penguatan (reinforcement).

Z. Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang lain.

AA.Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi.

BB.Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih

    besar untuk mengerjakannya ketimbang bila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.

CC.Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external rewards) kadang-kadang di-

    perlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.

DD.Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif untuk meme-lihara

    minat siswa.

EE.Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal
lainnya.

FF. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong ku-rang

   tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai.

GG.Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam memotivasi diban-

   dingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

HH.Motivasi yang tinggi erat hubungannya dengan kreatifitas siswa.

II. Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar.

JJ. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik.

KK.Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju pada

   demoralisasi.

LL.Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlainan.

          Jika prinsip-prinsip motivasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka

hasil yang diharapkan juga lebih baik. Namun perlu disadari bahwa prinsip-prinsip

motivasi yang didasarkan pada pendekatan pendekatan demokratis tidak se-lalu cocok

untuk diterapkan dalam segala situasi. Dalam kondisi tertentu penggunaan pendekatan

yang lain juga perlu diterapkan, yaitu pendekatan terpimpin maupun bebas. Di sini

diperlukan kemampuan untuk membaca situasi, baik situasi ling-kungan maupun situasi

kejiwaan anak didik.

          Selanjutnya Hamalik (1992: 184) menjelaskan tentang pemberian motivasi

secara efektif akan dapat memberikan dampak yang positif terhadap moti-vasi belajar

anak didik. Ada beberapa teknik dalam memberikan motivasi belajar, yaitu:

MM.Pemberian penghargaan atau ganjaran. Perlu disadari bahwa penghargaan yang

   diberikan adalah bukan tujuan, tetapi merupakan alat yang dapat mendorong minat
belajar secara terus menerus.

NN.Pemberian angka atau grade. Dengan pemberian angka akan mengukur tingkat

   keberhasilan anak didik. Namun perlu diperhatikan bahwa jangan sampai pembe-rian

   angka justru menimbulkan masalah bagi anak didik.

OO.Pemberian pujian. Pujian harus dilakukan secara tepat dan melihat situasi dan kondisi

   pada masing-masing anak didik.

PP. Berorientasi pada keberhasilan pekerjaan yang mendahuluinya. Pemberian peker-jaan

   kepada siswa hendaknya bertumpu pada pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan

   oleh anak didik dan berhasil dengan baik. Sehingga dapat menum-buhkan minat

   untuk mengerjakan lagi.

QQ.Pembentukan situasi kompetisi dan kooperasi/kerja sama. Persaingan dapat di-

   tumbuhkan antar individu atau personal, antar kelompok, dan persaingan dengan diri

   sendiri. Sedangkan kerja sama merupakan dasar dari hubungan-hubungan antar

   kelompok.

RR.Pemberian harapan, yaitu mengacu pada keberhasilan di masa depan. Dengan

   harapan-harapan tertentu akan dapat menumbuhkan minat belajar anak didik.

          Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa dibedakan dalam dua kelom-pok,

yaitu kemandirian belajar siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.


SS. Kemandirian Belajar

           Untuk dapat memiliki kemandirian belajar, maka setiap siswa harus dapat

menciptakan minat belajar pada diri sendiri.       DePorter (2005: 51) menyebutkan

“Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk memberikan motivasi pada diri

anda demi mencapai tujuan anda”. Apabila minat belajar sudah tumbuh dalam diri siswa,
maka kemandirian belajar akan dapat muncul dengan sendirinya.

           Kemandirian belajar dalam penelitian ini meliputi tujuan belajar, kebutuhan

belajar, sumber belajar, strategi belajar, dan hasil belajar. Adapun indikator tentang

kemandirian belajar siswa adalah sebagai berikut :

TT.Merumuskan tujuan belajar

UU.Menyiapkan tempat belajar

VV.Menyiapkan kebutuhan belajar

WW.Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari

XX.Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi

YY.Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami

ZZ.Selalu mengerjakan tugas yang diberikan

AAA.Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri

BBB.Berusaha menemukan cara belajar yang tepat

CCC.Mengevaluasi masteri yang sudah dipelajari


DDD.Sikap Siswa

           Sikap siswa merupakan tanggapan yang dilakukan oleh siswa terhadap

berbagai komponen yang terdapat dalam kegiatan belajar. Sikap siswa dalam mengi-kuti

kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator sebagai berikut:

           EEE.Materi yang disajikan

           FFF.Penggunaan metode pembelajaran

           GGG.Suasana pada saat mengikuti pelajaran

           HHH.Minat saya mengikuti proses pembelajaran

           III. Terhadap tugas yang diberikan
JJJ.Cara guru mengajar

           KKK.Kesan terhadap model pembelajaran



LLL.Metode Mengajar

           Slameto (1991: 84) menyebutkan bahwa “Mengajar adalah kegiatan

mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa belajar”.

Mengajar dapat diartikan sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan

tertentu kepada anak didik. Yang lain menyebutkan bahwa mengajar adalah mengor-

ganisasi lingkungan secara kondusif        sehingga dapat menciptakan bagi siswa untuk

melakukan proses belajar secara efektif.

           Mengajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh guru dalam melaku-kan

interaksi dengan siswa. Aktifitas guru dilakukan secara bertahap, diawali dengan

menyusun perencanaan secara menyeluruh tentang segala sesuatu yang akan dila-kukan

pada saat terjadi interaksi dengan siswa dan pemanfaatan sumber-sumber yang ada untuk

mendukung selama kegiatan interaksi dengan siswa berlangsung. Pada tahap akhir guru

masih harus melakukan berbagai kegiatan yaitu melakukan eva-luasi, menganalisis, dan

melakukan pencatatan-pencatatan terhadap sesuatu yang ter-jadi pada saat interaksi

berlangsung.

           Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan mela-kukan

dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat berjalan dengan

kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Cara-cara yang dilakukan oleh

guru dalam melakukan interaksi dengan siswa tersebut disebut meto-de mengajar.

           Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Soetomo (1993: 144) menyebutkan “ Metode mengajar sebagai suatu alat

untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik

penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, …”. Penggunaan

metode mengajar secara tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk dapat mengikuti

kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas anak akan muncul dan

berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika penggunaan metode mengajar ini

kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna bahkan dapat mematikan kreatifitas

siswa.

          Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi pada

saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu tepat digunakan un-tuk

menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar sangat banyak ragamnya, antara lain:

metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pembe-rian tugas, metode

bermain peran, metode inkuiri, metode demontrasi, metode pemecahan masalah.

Berbagai metode tersebut memiliki kelebihan dan keku-rangannya masing-masing.

          Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini metode yang digunakan adalah me-tode

‘Tatas’, yaitu penggabungan metode tanya jawab dan metode pemberian tugas.


4. Metode Tanya Jawab

          Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban, baik dari guru maupun siswa un-

tuk mencapai tujuan ( Mulyasa, 2005: 115). Pertanyaan-pertanyaan dapat muncul dari

guru maupun dari siswa. Sedangkan jawaban juga dapat yang berasal dari guru maupun

dari siswa. Masing-masing saling mengisi, baik memberikan pertanyaan maupun

jawaban. Penggunaan metode tanya jawab secara tepat dapat mendorong aktivitas dan
kreativitas berfikir peserta didik.

            Dalam penggunaan metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan kepada anak didik harus sudah dipersiapkan sedemikian rupa, agar kegiatan

belajar mengajar tidak menyimpang dari materi pelajaran yang sedang diba-has. Soetomo

(1993: 151) menjelaskan langkah-langkah yang perlu disiapkan oleh guru dalam

pemberian pertanyaan adalah:

        MMM.Merumuskan tujuan secara jelas.

        NNN.Mengemukakan alasan tentang penggunaan metode tanya jawab.

        OOO.Menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan.

        PPP.Membuat garis besar jawaban dari setiap pertanyaan.

        QQQ.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

            Metode tanya jawab akan dapat berhasil dengan baik apabila dilaksana-kan

pada situasi yang tepat dalam proses belajar mengajar. Soetomo (1993: 151 – 152)

menjelaskan bahwa metode tanya jawab tepat digunakan apabila :

RRR.Guru hendak meletakkan hubungan antara pelajaran yang lalu dengan pelajaran

    yang baru.

SSS.Guru hendak memberikan kesempatan kepada anak didik menanyakan hal-hal yang

    belum dimengerti.

TTT.Guru melihat keadaan siswa di kelas semakin kurang tertarik terhadap materi yang

    disampaikan.

UUU.Guru hendak mendorong aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan

    belajar mengajar.

VVV.Guru hendak mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah
disampaikan.

          Sebagaimana metode mengajar yang lain, metode tanya jawab tidak selalu

baik untuk diterapkan dalam segala situasi. Untuk itu guru diharapkan benar-benar dapat

mengambil keputusan secara tepat kapan metode tanya jawab digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar. Pelaksanaan metode tanya jawab tidak terlepas dari kelebihan dan

kekurangannya. Soetomo (1993: 153) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan

metode tanya jawab sebagai berikut:

Kelebihan metode tanya jawab:

WWW.Suasana belajar lebih aktif.

XXX.Peserta didik memperoleh kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum

   dipahami.

YYY.Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan peserta didik secara langsung.

       ZZZ.Dapat melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara lisan.

Kelemahan metode tanya jawab antara lain :

AAAA.Pertanyaan yang disampaikan cenderung menghendaki jawaban yang bersifat

   hafalan.

BBBB. Penggunaan secara terus menerus lebih mudah menyimpang dari materi yang

   sedang dipelajari.

CCCC.Guru sulit mengetahui secara pasti tentang peserta didik yang tidak mengajukan

   pertanyaan, apakah sudah menguasai atau belum.

          Berdasarkan uraian tentang kelebihan dan kelemahan tersebut maka setiap

guru yang menggunakan metode Tanya jawab harus mampu memaksimalkan kelebihan

dan meminimalisasikan kekurangan, sehingga penggunaan metode tanya jawab dapat
berhasil sesuai dengan tujuan yang harapkan.


5. Metode Penugasan/Pemberian Tugas

           Metode pemberian tugas juga sering diartikan sebagai pekerjaan rumah.

Namun sebenarnya metode ini memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari pada

pekerjaan rumah. Soetomo (1993: 160) menyebutkan bahwa “metode pemberian tugas

adalah pemberian tugas dari guru kepada anak-anak untuk diselesaikan dan

dipertanggungjawabkan”. Tugas dapat diberikan di rumah, maupun di sekolah pada saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

           Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, pemberian tugas dari guru akan

dapat memupuk peserta didik dalam mengembangkan penalarannya dan melatih siswa

untuk belajar secara mandiri, serta dapat melatih siswa dalam bekerja secara kelompok.

Sehingga peranan guru semakin berkurang, bahkan hanya sebatas sebagai motivator

peserta didik dalam belajar.

           Pemberian tugas secara tepat juga dapat memupuk rasa tanggung jawab

peserta didik dalam berbagai kehidupan yang dialaminya. Setiap tugas selalu menun-tut

penyelesaian yang baik, untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan hasilnya kepa-da

guru.   Kebiasaan seperti ini akan dapat membawa dampak positif           terhadap pola

kehidupan peserta didik di luar kegiatan belajar mengajar maupun di luar sekolah.

           Tidak semua situasi selalu sesuai dengan penggunaan metode pemberian

tugas. Metode pemberian tugas ini tepat digunakan apabila :

DDDD.Materi yang disampaikan memiliki keterkaitan yang besar terhadap kehidupan

   sehari-hari, sehingga melibatkan beberapa sumber belajar.

EEEE.Materi pelajaran sangat luas, sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas.
FFFF.Guru ingin mencari suatu keterkaitan antara meteri yang disajikan dengan materi-

   materi yang lain.

            Mulyasa (2005: 113) menjelaskan agar pelaksanaan metode pemberian tugas

ini dapat berlangsung secara efektif, maka guru perlu memperhatikan langkah-langkah

sebagai berikut:

GGGG.Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis.

HHHH.Tugas yang diberikan harus benar-benar sudah dipahami oleh peserta didik.

IIII.Jika berupa tugas kelompok, diharapkan bahwa setiap anggota kelompok dapat

   terlibat secara aktif.

JJJJ.Jika memungkinkan, guru hendaknya mengontrol proses penyelesaian tugas yang

   diberikan.

KKKK.Guru hendaknya memberikan penilaian yang proporsional terhadap tugas-tugas

   yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

           Soetomo (1993:161 – 162) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan

penggunaan metode pemberian tugas dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai

berikut:

Kelebihan metode pemberian tugas:

    Dapat membangkitkan minat belajar anak.

    Dapat memupuk rasa tanggung jawab.

    Dapat memupuk rasa percaya diri.

    Dapat mengembangkan kreatifitas anak didik.

Kelemahan metode pemberian tugas:

    Guru sulit mengontrol tugas yang diberikan.
 Sulit mencari tugas yang dapat menampung perbedaan individu siswa.

    Tugas yang terlalu sulit akan dapat menurunkan minat belajar siswa.

           Agar penggunaan metode pemberian tugas dapat berjalan secara efektif, maka

guru harus mampu menemukan solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut, misalnya:

mengontrol tugas yang diberikan secara cermat, memberikan tugas yang berbeda kepada

masing-masing individu atau mengelompokkan siswa yang yang memiliki potensi

tertentu untuk diberikan tugas yang sama. Sehingga tugas tidak me-nyulitkan bagi siswa,

tetapi justru dapat menumbuhkan kesenangan bagi siswa untuk menyelesaikan.


6. Metode ‘Tatas’

           Berdasarkan uraian di atas, jika kedua metode tanya jawab dan metode

pemberian tugas dilaksanakan dengan saling mengisi, maka akan dapat digunakan untuk

menyampaikan materi pelajaran secara tepat dan baik. Namun juga perlu diperhatikan

bahwa tidak semua situasi dan kondisi cocok menggunakan kombinasi kedua metode

tersebut. Dalam konteks ini, penulis berusaha untuk menyusun formula penggabungan

kedua metode tersebut dengan nama metode ‘Tatas’.

           Metode ‘Tatas’ adalah metode tanya jawab dan metode pemberian tugas yang

dikemas secara terpadu untuk dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar me-ngajar

dengan situasi dan kondisi tertentu. Metode ‘Tatas’ dapat dilaksanakan de-ngan langkah-

langkah sebagai berikut:

LLLL.Guru menyusun tujuan pembelajarn secara rinci.

MMMM.Guru menyusun pertanyaan beserta dengan jawabannya. Pertanyaan dapat ber-

   asal dari guru sendiri maupun yang dijaring dari siswa melalui pemberian tugas.

   Pertanyaan yang berasal dari siswa dikemas ulang sedemikian rupa dengan baha-sa
yang dapat dipahami oleh siswa yang lain.

NNNN.Setiap pertanyaan yang disampaikan harus dijawab minimal oleh dua siswa yang

   ditunjuk oleh guru.

OOOO.Siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar diberi sangsi secara langsung

   berupa mengerjakan/menuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut pada lembaran

   kertas, minimal dua kali jawaban.

PPPP.Jika jam pelajaran sudah habis, maka tugas dapat dikerjakan di rumah.

           Sedangkan yang dimaksud dengan situasi dan kondisi tertentu antara lain:

QQQQ.Pelajaran diberikan pada jam pelajaran terakhir.

RRRR.Kondisi siswa mengantuk, lelah sehingga kurang bergairah dalam mengikuti ke-

   giatan belajar mengajar.

SSSS.Siswa sulit untuk memahami materi pelajaran.

TTTT.Tingkat kecerdasan siswa relatif rendah.

UUUU.Siswa menganggap pelajaran tersebut kurang berarti dalam kehidupannya.

           Situasi dan kondisi seperti tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai moti-vasi

belajar peserta didik yang rendah. Dengan motivasi belajar yang rendah sangat sulit bagi

siswa untuk dapat menyerap materi pelajaran yang sedang diajarkan, se-hingga prestasi

belajar siswa juga akan rendah.



VVVV.Pelajaran PKn

           Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang

wajib bagi siswa SD. Lebih lanjut tentang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengertian, Visi, dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

          Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) adalah merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,

sosio – kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

          Berdasarkan    pengertian    tersebut,   maka Pendidikan   Kewarganegaraan

mempunyai visi yaitu mewujudkan proses pendidikan yang terarah pada pengem-bangan

kemampuan individu sehingga menjadi warganegara yang cerdas, parti-sipatif, dan

bertanggung jawab, yang pada gilirannya mampu mendukung berkem-bangnya

kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang cerdas.

          Sedangkan untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Pendidikan Kewarga-

negaraan mempunyai misi sebagai berikut :

a. Memanfaatkan kenyataan dan kecenderungan dalam masyarakat yang semakin

   transparan, tuntutan kendali mutu yang semakin mendesak, dan proses demokrasi

   yang semakin inten dan meluas sebagai konteks dan orientasi dalam pendidikan

   demokrasi.

b. Memanfaatkan substansi berbagai disiplin ilmu yang relevan sebagai wahana

   pedagogis untuk menghasilkan dampak instruksional dan pengiringnya berupa

   wawasan, sikap, dan ketrampilan kewarganegaraan, sehingga bisa dihasilkan desain

   kurikulum yang bersifat interdisipliner.

c. Memanfaatkan berbagai konsep, prinsip, dan prosedur pembelajaran yang

   memungkinkan para peserta didik mampu belajar demokrasi, dalam situasi yang

   demokratis, dan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat yang lebih
demokratis.


2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

           Pelaksanaan     pembelajaran   untuk   setiap   materi   pelajaran   memiliki

karakteristik sendiri-sendiri.   Pokok bahasan, siswa, tujuan, dan materi yang akan

disajikan merupakan komponen yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran. Agar

kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal, maka setiap guru harus dapat

memahami komponen-komponen tersebut secara mendalam. Berdasarkan komponen-

komponen tersebut, guru dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat.

           Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru haruslah dapat dilaksanakan

secara efektif dan efisien sehingga mampu memberikan pengalaman belajar dan

memberikan fasilitas kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dengan

strategi pembelajaran yang tepat akan memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran

oleh sebanyak mungkin siswa sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

           Strategi pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat

memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa dalam menuju tercapainya tujuan

pembelajaran. Dengan demikian strategi memiliki makna yang lebih luas dari pada

metode mengajar. Jadi strategi mengandung makna berbagai alternatif kegiatan dan

pendekatan yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.

           Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga menuntut keca-kapan

guru untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dapat tercapai dengan baik. Secara umum pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga

negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, sikap, dan ketrampilan kewarganegaraan
yang memadai, yang memungkinkan untuk berpar-tisipasi secara cerdas dan bertanggung

jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Indonesia.

             Berdasarkan tujuan tersebut, maka pembelajaran Pendidikan Kewargane-

garaan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah di-

tetapkan, yaitu sebagai berikut:

a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewargane-garaan.

b. Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab, serta bertindak secara sadar

   dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada

   karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-

   bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau

   tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.



WWWW.Pengaruh Metode ‘Tatas’ Terhadap Motivasi Belajar

             Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode ‘Tatas’ yang disertai

dengan ‘sangsi’ yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, menuntut persiapan belajar

yang memadai baik oleh guru maupun siswa. Setiap guru harus sudah siap terhadap

materi yang diajarkan, termasuk juga pengembangan materi jika diperlukan. Kesiapan

guru akan sangat membantu dalam penggunaan metode ‘Tatas’ dalam proses

pembelajaran.

             Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan kesiapan
siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan secara terus menerus, akan memaksa siswa untuk ikut serta secara aktif dalam

proses pembelajaran. Agar siswa secara aktif dan kreatif dalam mengi-kuti proses

pembelajaran, maka setiap siswa dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

           Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa motivasi belajar siswa semakin

meningkat. Diharapkan peningkatan motivasi selalu diikuti dengan pening-katan minat

belajar siswa, baik secara mandiri maupun dalam kegiatan belajar di sekolah, sehingga

dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi belajarnya. Peningkatan prestasi

belajar ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai yang di-peroleh oleh siswa pada saat

dilakukan evaluasi.
BAB III

                              METODE PENELITIAN



A. Latar Penelitian

           Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Merjosari V Kecamatan

Lowokwaru, Kota Malang, pada kelas I, dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahun pelajaran

2006/2007, semester genap, bulan Pebruari 2007 sampai dengan April 2007. Jumlah

siswa kelas I sebanyak 38 anak, jumlah siswa kelas I sampai dengan kelas VI ada 197

anak.

           Kelas I merupakan input dari Taman Kanak-kanak, yang memiliki karakter

yang beragam, yaitu berbasis agama dan umum. SDN Merjosari V ini berada di kawasan

Perumahan, yaitu Perumahan Joyo Grand Malang, tetapi siswanya tidak hanya dari

kawasan Perumahan saja, namun juga berasal dari kampung sekitar,yaitu Clumprit,

Watugong, dan Genting.


B. Persiapan Penelitian

           Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan berbagai

persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Refleksi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan motivasi belajar pada siswa

kelas I.

2.   Peneliti merumuskan permasalahan secara operasional yang relevan dengan rumusan

     masalah penelitian.
3.   Peneliti merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan ini bersifat tentatif,

     sehingga sangat mungkin akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di

     lapangan.

4.   Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi:

a. Menetapkan indikator-indikator desain pembelajaran dengan metode ’Tatas’.

b. Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan metode ’Tatas’.

c. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa angket, catatan di lapangan,

     pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian.

d. Menyusun rancangan pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun

     kuantitatif.

e. Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang

     dilakukan.


C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

             Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dalam penelitian ini dibagi dalam 2

siklus. Setiap siklus dibagi dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan pelaksanaan tindakan

dalam setiap siklus, dibarengi dengan pengamatan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Guru melaksanakan desain pembelajaran dengan metode ’Tatas’ yang telah

     direncanakan.

2. Guru melakukan pembelajaran dengan metode ‘Tatas’.

3. Guru memberikan sangsi berupa tugas kepada masing-masing siswa yang belum

     dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.

4. Guru mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan alat perekam, pedoman

     pengamatan serta catatan lapangan.
5. Setiap akhir siklus, guru memberikan kuesioner kepada siswa tentang kemandirian

   belajar dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran.


D. Refleksi

            Peneliti mengadakan telaah terhadap data-data hasil penelitian yang telah

dilakukan, melalui: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan menyimpulkan. Hasil

yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas desain pembelajaran dengan metode

‘Tatas’ yang telah dirancang, dan menginventarisir daftar permasalahan yang muncul di

lapangan, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan

perencanaan pada kegiatan berikutnya.


E. Instrumen Penelitian

           Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang digunakan untuk menjaring

data penelitian, yaitu: kuesioner, dokumen, dan catatan lapangan. Instrument penelitian

disusun secara fleksibel dengan harapan agar segala bentuk permasalahan yang mungkin

timbul dapat dieliminir dan dapat dicarikan solusinya dengan cepat dan tepat.

           Instrumen penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini berupa:

Instrumen Penelitian

            Kuesioner diberikan kepada siswa setelah setiap siklus kegiatan selesai

dilaksanakan. Kuesioner yang diberikan untuk menjaring data tentang motivasi belajar,

dapat berupa kemandirian siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

            Kemandirian siswa dalam belajar dapat dirumuskan dengan indikator sebagai

berikut:
XXXX.Merumuskan tujuan belajar

YYYY.Menyiapkan tempat belajar

ZZZZ.Menyiapkan kebutuhan belajar

AAAAA.Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari

BBBBB.Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi

CCCCC.Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami

DDDDD.Selalu mengerjakan tugas yang diberikan

EEEEE.Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri

FFFFF.Berusaha menemukan cara belajar yang tepat

GGGGG.Mengevaluasi materi yang sudah dipelajari

           Kemandirian belajar tersebut diuraikan dalam bentuk pernyataan yang

dituangkan dalam angket kemandirian siswa. Skala penilaian dengan menggunakan

empat (4) titik, yaitu : 1 = tidak pernah; 2 = jarang; 3 = sering; 4 = selalu (lihat lampiran

1).

           Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa dalam kegiatan be-lajar

mengajar menggunakan kriteria sebagai berikut:




                  Tabel 3.1 : Klasifikasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa

           No               Prosentase                      Klasifikasi
           1                  0 – 50              Tidak mandiri
           2                 51 – 65              Kurang mandiri
           3                 66 – 85              Mandiri
           4                86 – 100              Sangat mandiri


           Angket juga digunakan untuk menjaring data yang berupa sikap siswa. Sikap
siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator pernyataan

sebagai berikut:

a. Materi yang disajikan

b. Penggunaan metode pembelajaran

c. Suasana pada saat mengikuti pelajaran

d. Minat saya mengikuti proses pembelajaran

e. Terhadap tugas yang diberikan

f. Cara guru mengajar

g. Kesan terhadap model pembelajaran

           Sedangkan skala penilaian yang digunakan adalah: skor 1 = tidak senang; skor

2 = kurang senang; skor 3 = senang; skor 4 = sangat senang (lihat lampiran 2).

           Untuk mengetahui sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggu-

nakan kriteria sebagai berikut:




                           Tabel 3.2 : Klasifikasi Penilaian Sikap Siswa

           No                Prosentase                     Klasifikasi
           1                   0 – 50            Tidak senang
           2                  51 – 65            Kurang senang
           3                  66 – 85            Senang
           4                 86 – 100            Sangat senang


HHHHH.Dokumentasi

           Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berupa nilai hasil

belajar siswa. Hasil belajar ini hanya digunakan sebagai pelengkap dan sekaligus untuk

mengetahui kemajuan hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar selanjutnya disebut sebagai
prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dijaring melalui evaluasi pada saat sebelum

pelaksanaan tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus II.

           Siswa disebut memiliki prestasi belajar atau berhasil dalam proses kegiatan

belajar mengajar apabila masing-masing siswa telah memperoleh nilai minimal 75.

Sedangkan secara klasikal disebut berhasil atau tuntas belajar apabila minimal 85 % dari

siwa telah memperoleh nilai minimal 75.


IIIII.Wawancara

           Untuk melengkapi informasi tentang pelaksanaan pembelajaran, parti-sipasi

siswa, perlu dilakukan wawancara. Kegiatan wawancara digunakan sebagai triangulasi

data, biasa disebut ‘cross check,’ apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dalam proses

pengamatan maupun dalam pengisian angket.



JJJJJ.Catatan Lapangan

           Pencatatan lapangan dilakukan dengan jalan mencatat berbagai kejadian yang

dianggap penting pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, dan data

tersebut belum terekam oleh instrumen yang lain. Dengan demikian diharapkan tidak ada

data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini.


F. Teknik Analisis Data

           Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data interaktif. Secara garis

besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan.             Penelaahan dilakukan dengan cara

   menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan membuat kesimpulan.
Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal penjaringan data.

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan

   pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh dapat berupa pola-pola dan kecenderungan-

   kecenderungan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ‘Tatas’.

3. Menyusun keterkaitan atau pengaruh dari metode ‘Tatas’ dengan motivasi belajar

   siswa.

4. Menyusun kesimpulan dari keterkaitan atau pengaruh yang ada.


G. Penyiapan Partisipan

            Agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, maka

perlu ada penyiapan terhadap partisipan. Metode ‘Tatas’ tidak akan dapat dilakukan

secara efektif bila tidak melalui persiapan yang matang. Konsep dan kondisi siswa harus

benar-benar sudah siap. Penjelasan tentang tugas masing-masing siswa dalam kegiatan

belajar mengajar harus jelas.

            Dengan kondisi yang benar-benar sudah siap, diharapkan kegiatan belajar

mengajar dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar juga diharapkan

dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi atau hasil belajarnya.
BAB IV

                      HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Penelitian

            Hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan dalam tiga

kegiatan, yaitu (1) pra tindakan, (2) siklus I, dan (3) siklus II


1. Pra Tindakan

            Kegiatan pra tindakan yang dilakukan pada siswa kelas I SDN Merjosari V

menemukan permasalahan yaitu motivasi belajar siswa rendah, sebagaimana ditunjukkan

dalam rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa berikut ini (lihat lampiran 3)

:

       Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Pra Tindakan

    Skor              Keterangan                     Jumlah         %       Skor
                                                                            Mean
1     Tidak mandiri                             0            0           0

   2     Kurang mandiri                            15         39,47       0,81

   3     Mandiri                                   19          50         1,59

   4     Sangat mandiri                            4          10,53       0,25

                         Jumlah                    38                     2,66


Berdasarkan hasil tersebut, masih terlalu banyak siswa yang kurang mandiri dalam

belajar, yaitu sebesar 39,47%.

           Sedangkan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran juga kurang baik,

sebagaimana ditunjukkkan oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini

(lihat lampiran 4) :

           Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan

 Skor                  Keterangan               Jumlah          %         Skor
                                                                          Mean

   1    Tidak senang                               6          15,79        0.2

   2    Kurang senang                              15         39,47        0.8

   3    Senang                                     14         36,85        1.1

   4    Sangat senang                              3           7,89        0.3

                         Jumlah                    38          100         2.4


           Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut dapat

diketahui bahwa sebagian besar siswa bersikap kurang senang terhadap ke-giatan belajar

mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,4.

           Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes

siswa pada pra tindakan (lihat lampiran 5), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar
sebesar 17 siswa (44,74%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 21 siswa (55,26 %).


2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

           Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari tiga (3) kali

pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 70 menit. Jadi siklus I

menggunakan waktu 210 menit.

       KKKKK.Perencanaan

           Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus I

sebagai berikut:

                   Tabel 4.3 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus I

 No       Komponen           Waktu                    Kegiatan
 1      Kegiatan awal       15 menit        Guru mengadakan presensi kelas
                                            Guru       menjelaskan      tujuan
                                      pembelajaran
                                            Guru menjelaskan metode mengajar
                                      yang digunakan
                                            Guru memotivasi siswa
  2     Kegiatan inti       150             Guru memberikan pertanyaan-
                            menit     pertanyaan yang sudah dipersiapkan.
                                            Siswa menjawab pertanyaan setelah
                                      ditun-juk oleh guru.
                                            Guru memberikan tugas secara
                                      langsung maupun tidak langsung terhadap
                                      siswa yang belum mampu menjawab
                                      pertanyaan yang diajukan.
                                            Guru memberikan pertanyan yang
                                      bersifat membimbing.

  3     Kegiatan akhir      15 menit      Guru membuat kesimpulan bersama
                                      siswa
  4     Evaluasi            30 menit      Guru melaksanakan evaluasi



LLLLL.Pelaksanaan/Implementasi

           Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Kegiatan awal (15 menit)

   MMMMM.Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus I.

   NNNNN.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

   OOOOO.Guru menjelaskan metode yang digunakan.

   PPPPP.Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

       pada setiap pertemuan.

2) Kegiatan Inti (150 menit)

   QQQQQ.Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

   RRRRR.Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan.

   SSSSS.Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa.

   TTTTT.Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa yang

       belum bisa menjawab.

   UUUUU.Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab perta-

       nyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dalam

       lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali se-bagai bentuk

       sangsi bagi siswa.

3) Kegiatan akhir (15 menit)

    Bersama-sama dengan siswa, guru membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah

       dilakukan.

4) Evaluasi (30 menit)

    Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada akhir

       siklus I.
c. Pengamatan

            Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai

berikut :

    VVVVV.Pada pertemuan pertama, pada saat guru menyampaikan tentang

        penggunaan metode ‘Tatas’ dan ketentuannya, siswa masih terlihat tegang.

    WWWWW.Pertama kali guru menyampaikan pertanyaan, sebagian besar siswa juga

        masih terlihat tegang.

    XXXXX.Setelah beberapa pertanyaan sudah disampaikan, kondisi siswa sudah mulai

        terbiasa.

    YYYYY.Pada pertemuan pertama, ada tujuh siswa yang mendapat sangsi karena

        belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

    ZZZZZ.Pada pertemuan kedua ada empat siswa yang mendapat tugas tambahan.

    AAAAAA.Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan.

    BBBBBB.Pada        pertemuan   pertama   guru    sering   memberikan    pertanyaan

        membimbing, namun dalam pertemuan berikutnya sudah semakin berkurang.

    CCCCCC.Pada pertemuan pertama, pengambilan kesimpulan masih didominasi oleh

        guru. Namun pada pertemuan selanjutnya sudah banyak didominasi oleh siswa.

            Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan ketiga

siklus I juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan pertama

sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut :



1) Kemandirian Belajar
Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat

dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 6) :

         Tabel 4.4 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus I

 Skor                 Keterangan                       Jumlah       %          Skor
                                                                               Mean

   1    Tidak mandiri                                    0           0          0

   2    Kurang mandiri                                  11         28,95       0,56

   3    Mandiri                                         21         55,26       1,78

   4    Sangat mandiri                                   6         15,79       0,50

                         Jumlah                         38                     2,84


Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu

sebesar 55,26% dan 15,79%. Sedangkan skor mean sudah menunjukkan angka 2,84.


2) Sikap Siswa

           Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan oleh

table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 7) :




               Tabel 4.5 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus I

 Skor                 Keterangan                       Jumlah       %          Skor
                                                                               Mean
1     Tidak senang                                0            0           0

  2     Kurang senang                               12         31,58        0,63

  3     Senang                                      17         44,74        1,41

  4     Sangat senang                               9          23,68        0,88

                        Jumlah                      38          100         2.91


           Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut dapat

diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan belajar

mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,91.


3) Hasil Belajar

           Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes

siswa pada siklus I (lihat lampiran 8), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 22

siswa (68,75%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 10 siswa (31,25 %). Jadi hasil

belajar siswa ada peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra tindakan.


d. Refleksi

           Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi da-lam

siklus I, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut:

   DDDDDD.Kondisi kelas sudah kondusif, sehingga perlu terus dijaga bahkan diting-

       katkan lebih baik lagi.

   EEEEEE.Sangsi yang diberikan sering dianggap ringan oleh siswa, sehingga perlu di-

       pertimbangkan sangsi yang lebih berat sesuai dengan tingkat kesalahannya.

   FFFFFF.Pertanyaan yang bersifat membimbing sudah baik, sehingga perlu terus

       diper-tahankan bahkan ditingkatkan.
GGGGGG.Pembuatan rangkuman sudah didominasi oleh siswa, sehingga guru cukup

       menjadi fasilitator.

   HHHHHH.Kemandirian belajar siswa cukup baik, yaitu memperoleh skor mean 2,84.

   IIIIII.Sikap siswa semakin baik, yaitu memperoleh skor mean 2,91.

   JJJJJJ.Secara klasikal kegiatan pembelajaran belum tuntas, karena hanya 22 siswa

       (68,75 %) yang telah memperoleh nilai 65 atau lebih. Namun sudah ada

       peningkatan jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pada pra tindakan.


3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

           Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II terdiri dari tiga (3) kali

pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 90 menit. Jadi siklus I

menggunakan waktu 270 menit.


a. Perencanaan

           Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus II

sebagai berikut:



                   Tabel 4.6 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus II

 No       Komponen             Waktu                    Kegiatan
 1      Kegiatan awal         15 menit        Guru mengadakan presensi kelas
                                        Guru            menjelaskan      tujuan
                                        pembelajaran
                                        Guru menjelaskan metode mengajar
                                        yang digunakan
                                        Guru memotivasi siswa
  2     Kegiatan inti         150       Guru memberikan pertanyaan-
                              menit     pertanyaan yang sudah dipersiapkan.
                                        Siswa menjawab pertanyaan setelah
                                        ditun-juk oleh guru.
                                        Guru memberikan tugas secara
langsung maupun tidak langsung terhadap
                                         siswa yang belum mampu menjawab
                                         pertanyaan yang diajukan.
                                         Guru memberikan pertanyan yang
                                         bersifat membimbing.

  3     Kegiatan akhir      15 menit      Guru membuat kesimpulan bersama
                                      siswa
  4     Evaluasi            30 menit      Guru melaksanakan evaluasi


b. Pelaksanaan/Implementasi

          Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kegiatan awal (15 menit)

   KKKKKK.Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus II.

   LLLLLL.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

   MMMMMM.Guru menjelaskan metode yang digunakan.

   NNNNNN.Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan

       belajar pada setiap pertemuan.

2) Kegiatan Inti (150 menit)

   OOOOOO.Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

   PPPPPP.Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan.

   QQQQQQ.Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa.

   RRRRRR.Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa

       yang belum bisa menjawab.

   SSSSSS.Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab perta-

       nyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dalam

       lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali se-bagai bentuk

       sangsi bagi siswa.
TTTTTT.Guru memberikan tugas secara kelompok untuk dikerjakan di rumah.

3) Kegiatan akhir (15 menit)

     Bersama-sama dengan siswa, guru membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah

        dilakukan.

4) Evaluasi (30 menit)

    Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada akhir

       siklus II.


c. Pengamatan

            Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai

berikut :

    UUUUUU.Kegiatan pembelajaran semakin kondusif.

    VVVVVV.Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan.

    WWWWWW.Pada pertemuan pertama, ada empat siswa yang mendapat sangsi

        karena belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

    XXXXXX.Pada pertemuan kedua ada dua siswa yang mendapat tugas tambahan.

    YYYYYY.Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan.

    ZZZZZZ.Pertenyaan membimbing semakin efektif digunakan oleh guru.

    AAAAAAA.Guru sering melontarkan pertanyaan yang bersifat menggali.

    BBBBBBB.Pengambilan kesimpulan sudah didominasi oleh siswa.

            Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan ketiga

siklus II juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan pertama

sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut :

1) Kemandirian Belajar
Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat

dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 9) :

         Tabel 4.7 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus II

 Skor                 Keterangan                       Jumlah        %          Skor
                                                                                Mean

   1    Tidak mandiri                                    0           0           0

   2    Kurang mandiri                                   7         18,42        0,31

   3    Mandiri                                         20         52,63        1,69

   4    Sangat mandiri                                  11         28,95        1,13

                         Jumlah                         38                      3,13
Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu

sebesar 52,63% mandiri dan 28,95% sangat mandiri.               Sedangkan skor mean sudah

menunjukkan angka 3,13.


2) Sikap Siswa

           Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan oleh

table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 10) :

              Tabel 4.8 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus II

 Skor                 Keterangan                       Jumlah        %          Skor
                                                                                Mean

   1    Tidak senang                                     0           0           0

   2    Kurang senang                                    5         13,15        0,19

   3    Senang                                          19          50          1,59

   4    Sangat senang                                   14         36,85        1,50

                        Jumlah                          38          100         3,28
Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut dapat

diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan belajar

mengajar, yaitu 50 % senang dan 36,85 % sangat senang. Sedangkan jumlah skor mean

sebesar 3,28.




3) Hasil Belajar

           Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes

siswa pada siklus II (lihat lampiran 11), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebesar

28 siswa (87,50%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 4 siswa (12,5 %). Secara

klasikal kegiatan belajar mengajar sudah tuntas belajar, karena yang memperoleh nilai 65

atau lebih telah mencapai jumlah lebih dari 85 %.


d. Refleksi

           Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi da-lam

siklus II, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut:

   CCCCCCC.Kondisi siswa sudah dapat menyesuaikan dengan metode yang

       digunakan.

   DDDDDDD.Guru dapat melakukan kegiatan lebih baik.

   EEEEEEE.Pembuatan rangkuman sudah didominasi siswa.

   FFFFFFF.Kemandirian belajar siswa sudah baik, yaitu memperoleh skor mean 3,13.

   GGGGGGG.Sikap siswa juga sudah baik, yaitu memperoleh skor mean 3,28.

   HHHHHHH.Secara klasikal kegiatan pembelajaran sudah tuntas, karena 28 siswa
(87,50%) telah memperoleh nilai 65 atau lebih.



B. Pembahasan Keseluruhan

            Berdasarkan hasil observasi, pengisian angket oleh siswa, dan hasil tes yang

dilakukan pada pra tindakan, siklus I dan siklus II, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kemandirian Belajar Siswa

              Berdasarkan hasil angket tentang kemandirian siswa yang dilakukan pada

pra tindakan, siklus I dan siklus II (lihat lampiran 3, lampiran 6 dan lampiran 9), maka

dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:

    Tabel 4.9 Perbandingan Kemandirian Siswa Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

                               Pra Tindakan               Siklus I                Siklus II

                         Jml       %      Mean   Jml       %         Mean   Jml      %        Mean
1     Tidak mandiri        0        0       0      0        0          0      0       0         0
2     Kurang mandiri      15      39,47   1,02    11      28,95      0,56     7    18,42      0,31
3     Mandiri             19       50     1,33    21      55,26      1,78    20    52,64      1,69
4     Sangat mandiri       4      10,53   0,16     6      15,79      0,50    11    28,94      1,13
          Jumlah          38              2,50    38                 2,84    38               3,13


              Kemandirian siswa berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa yang

menyebutkan siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada

pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13 %) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (15,63%)

pada siklus II. Kualifikasi yang menyebutkan siswa mandiri mengalami kenaikan dari 17

siswa (53,13%) pada pra tindakan, menjadi 19 siswa (59,38%) pada siklus I, dan menjadi

18 siswa (56,25%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyebutkan siswa sangat mandiri

mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%)

pada siklus I, dan menjadi 9 siswa (28,13%) pada siklus II. Sedangkan jumlah mean

menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan
menjadi 3,13 pada siklus II.

2. Sikap Siswa

           Berdasarkan hasil angket tentang sikap siswa yang dilakukan pada pra

tidakan, siklus I, dan siklus II (lihat lampiran 4, lampiran 7 dan lampiran 10), maka dapat

diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:

 Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan, Siklus I,
                                 dan Siklus II

                               Pra Tindakan            Siklus I                Siklus II
                          Jml       %     Mean   Jml      %       Mean   Jml     %         Mean
 1    Tidak senang         6      15,79   0,16    0       0         0     0      0           0
 2    Kurang senang       15      39,47   0,81   12     31,58     0,63    5     9,37       0,19
 3    Senang              14      36,85   1,13   17     44,74     1,41   19    53,13       1,59
 4    Sangat senang        3      7,89    0,24    9     23,68     0,88   14    37,50       1,50
          Jumlah          38              2,34   38               2,91   38                3,28


             Sikap siswa yang diperoleh dari angket menunjukkan bahwa kualifikasi

yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra

tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. Kualifikasi yang menun-jukkan

kurang senang menunjukkan penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan

menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada siklus II.

Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa (37,50%) pada

pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17 siswa (53,13%)

pada siklus II. Kualifikasi yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 2

siswa (6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa (21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12

siswa (37,50%) pada siklus II. Sedangkan jumlah mean menunjukkan kenaikkan dari

2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91pada siklus I, dan menjadi 3,28 pada siklus II.


3. Hasil Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I, dan

siklus II (lihat lampiran 5, lampiran 8, lampiran 11), maka dapat diketahui sebagaimana

dalam tabel berikut ini:

                       Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Evaluasi

                                                   Tuntas        Belum Tuntas

                                                Jml       %      Jml       %
  1     Pra Tindakan                             23      60,52    15      39,48
  2     Siklus I                                 30      78,94     8      21,05
  3     Siklus II                                34      89,47     4      10,53


           Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 23

siswa (60,52%) pada pra tindakan menjadi 30 siswa (78,94%) pada siklus I, dan menjadi

34 siswa (89,47%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami

penurunan dari 15 siswa (39,48%) pada pra tindakan menjadi 8 siswa (21,05%) pada

siklus I, dan menjadi 4 siswa (10,53%) pada siklus II.


4. Pembuktian Hipotesis

           Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yang

menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn,

maka motivasi belajar siswa kelas I SDN Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru Kota

Malang akan meningkat” dapat diterima.

           Berdasarkan uraian tersebut dia atas dapat disimpulkan bahwa dengan

pelaksanaan metode ‘Tatas’ dalam kegiatan pembelajaran PKn dapat meningkatkan

kemandirian belajar siswa dan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran PKn.

Kemandirian belajar dan sikap siswa tersebut merupakan variable dari motivasi belajar

siswa. Jadi dengan penggunaan metode ‘Tatas’ dapat meningkatkan motivasi belajar
pelajaran PKn, khususnya pada siswa kelas I SDN Merjosari V. Peningkatan motivasi

belajar juga dapat membawa dampak positif yaitu meningkatnya hasil belajar siswa.




                                         BAB V

                                       PENUTUP



IIIIIII.Simpulan

           Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam bab

terdahulu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar PKn pada siswa kelas I SDN

Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, dapat meningkat dengan penerapan

metode ‘Tatas’. Peningkatan motivasi belajar siswa, yang terdiri atas kemandirian belajar

siswa dan sikap siswa, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kemandirian Belajar Siswa

           Kemandirian belajar siswa berdasarkan hasil penelitian ini dapat diurai-kan

sebagai berikut:

JJJJJJJ.Siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 15 siswa (39,47%) pada pra

   tindakan, menjadi 11 siswa (28,95%) pada siklus I, dan menjadi 7 siswa (18,42%)

   pada siklus II.

KKKKKKK.Siswa mandiri mengalami kenaikan dari 19 siswa (50%) pada pra tindakan,

   menjadi 21 siswa (55,26%) pada siklus I, dan menjadi 20 siswa (52,63%) pada siklus

   II.

LLLLLLL.Siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 4 siswa (10,53%) pada pra

   tindakan, menjadi 6 siswa (15,79%) pada siklus I, dan menjadi 11 siswa (28,95%)

   pada siklus II.

MMMMMMM.Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra

   tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II.


2. Sikap Siswa

             Sikap siswa yang diperoleh dari hasil pengisian angket dapat diuraikan

sebagai berikut:

NNNNNNN.Kualifikasi yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 6

   siswa (15,79%) pada pra tindakan, menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II.

OOOOOOO.Kualifikasi yang menunjukkan kurang senang ada penurunan dari 15 siswa

   (39,47%) pada pra tindakan, menjadi 12 siswa (31,58%) pada siklus I dan menjadi 5

   siswa (13,15%) pada siklus II.

PPPPPPP.Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 14 siswa
(36,85%) pada pra tindakan, menjadi 17 siswa (44,74%) pada siklus I, dan menjadi

   19 siswa (50%) pada siklus II.

QQQQQQQ.Kualifikasi yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 3

   siswa (7,89%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (23,68%) pada siklus I, dan

   menjadi 14 siswa (36,85%) pada siklus II.

RRRRRRR.Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra

   tindakan menjadi 2,91 pada siklus I, dan menjadi 3,28 (82%) pada siklus II.




3. Hasil Evaluasi

           Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 23

siswa (60,52%) pada pra tindakan, menjadi 30 siswa (78,94%) pada siklus I, dan menjadi

34 siswa (89,47%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami

penurunan dari 15 siswa (39,48%) pada pra tindakan menjadi 8 siswa (21,05%) pada

siklus I, dan menjadi 4 siswa (10,53%) pada siklus II.


4. Uji Hipotesis

           Berdasarkan hasil analisis penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, maka

hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ diterapkan dalam

pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas I SDN Merjosari V,

Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, akan meningkat” dapat diterima.



   SSSSSSS.Saran-saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, dapat disampaikan saran-saran se-bagai

berikut :


TTTTTTT.Bagi Guru

            Dengan kondisi tertentu, maka penggunan metode ‘Tatas’ dapat mening-

katkan motivasi belajar siswa. Kepada para guru diharapkan memiliki kemauan dalam

mengembangkan kegiatan belajar mengajar agar dapat menumbuhkan motivasi belajar

siswa.


UUUUUUU.Bagi Sekolah dan Kepala Sekolah

            Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan ten-tang perlunya

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar prestasi belajar

siswa semakin meningkat. Selain itu Kepala Sekolah hendaknya dapat mengusahakan

agar ketersediaan sarana bagi para guru dalam melaksanakan PTK terus ditingkatkan.


VVVVVVV.Bagi Siswa

            Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK), dapat mendorong

siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga hasil yang diperoleh juga semakin me-ningkat.

Kepada peserta didik hendaknya selalu mempersiapkan diri dalam mengi-kuti kegiatan

belajar mengajar agar prestasi belajarnya semakin meningkat.
DAFTAR RUJUKAN


DePorter, B. & Hernacki, M. 1992. Quantum Learning: unleashing the Genius in You.
           Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Kaifa.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran
         Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Perusahaan.
        Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi
         Pembelajaran. Malang: IPTPI.

Miftah Toha. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: P.T.
          Raja Grafindo Persada.

Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Kepegawaian.
          Bandung: Mandar Maju.

Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif
          dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan
           Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K
           Provinsi Jawa Timur.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).
          Jakarta: Bumi Aksara.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
          PT Bumi Aksara.
Lampiran 1

                  ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

Nama          :
Nomor         :
Tanggal       :
Petunjuk      : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan
                keadaan anda.
Keterangan    :       1 = tidak pernah                    3 = sering
                      2 = jarang                          4 = selalu

                                                                        Skala
                                                                       Penilaian
                                                                      1 2 3 4
  1     Saya mengetahui tujuan belajar saya
  2     Saya selalu menyusun jadwal belajar
  3     Saya menyiapkan tempat untuk belajar
  4     Saya menyiapkan kebutuhan untuk belajar
  5     Saya selalu mempelajari materi yang akan diajarkan
  6     Saya berusaha menyelesaikan setiap kesulitan belajar
  7     Saya selalu bertanya setiap ada materi yang belum dipahami
  8     Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan
  9     Saya mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri
  10    Saya berusaha menemukan cara belajar yang baik bagi saya
  11    Saya selalu mengevaluasi materi yang telah saya pelajari
                                  Jumlah
                                 Prosentase

Lampiran 2

                              ANGKET SIKAP SISWA

Nama          :
Nomor         :
Tanggal         :

Petunjuk      : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan keadaan
                 anda.

Keterangan      :      1 = tidak senang
                       2 = kurang senang
                       3 = senang
                       4 = sangat senang

                                                                         Skala
                                                                        Penilaian

                                                                   1     2    3     4
  1       Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan
  2       Saya merasa senang dengan metode pembelajaran
          yang digunakan
  3       Suasana pada saat mengikuti pelajaran
  4       Minat saya mengikuti kegiatan belajar
  5       Saya senang terhadap tugas yang diberikan
  6       Saya senang dengan cara guru mengajar
  7       Kesan terhadap model pembelajaran
                                Jumlah
                              Prosentase




                    LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU
                             DENGAN METODE ‘TATAS’


Kelas           :
Tanggal         :
Petunjuk        : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan      :      1 = tidak baik                 3 = baik
                       2 = kurang baik                4 = sangat baik
                                                             Hasil Pengamatan
1   2   3   4
    Perencanaan Pembelajaran
    a. Kesesuaian materi pelajaran dengan
       kurikulum
    b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan
       dan jawaban-jawaban
    c. Guru menyusun langkah-langkah
       pelaksanaan tindakan
    d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas
      tambahan terhadap siswa yang tidak
      dapat menjawab pertanyaan
    e. Guru menyusun alat penilaian


                      Jumlah

                    Prosentase

2   Pelaksanaan Pembelajaran
    a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
    b. Guru menjelaskan penggunaan metode
       pembelajaran
    c. Guru memberikan apersepsi
       pembelajaran
    d. Guru menggunakan teknik bertanya
       dengan tepat
    e. Guru menjawab pertanyaan dengan
       benar
    f. Guru menggunakan pertanyaan
      membimbing
    g. Guru memberikan evaluasi
                      Jumlah
                    Prosentase
Rejotangan,                  2007
                                               Observer,




                                               _______________________




Lampiran 2
                     LEMBAR PENGAMATAN SIKAP SISWA
                         DENGAN METODE ‘TATAS’


Kelas          :
Tanggal        :
Petunjuk       : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan     :      1 = tidak senang              3 = senang
                      2 = kurang senang             4 = sangat senang
                                                          Hasil Pengamatan

                                                      1       2         3          4
  1       Siswa merasa senang terhadap materi
          yang diajarkan
  2       Siswa merasa senang dengan metode
          pembelajaran yang digunakan
  3       Siswa senang dengan suasana pada saat
          mengikuti pelajaran
  4       Minat siswa mengikuti kegiatan belajar
          lebih baik
  5       Siswa selalu mengerjakan tugas yang
          diberikan
  6       Siswa senang dengan cara guru mengajar
  7       Siswa memiliki kesan yang baik terhadap
          model pembelajaran
                          Jumlah
Prosentase

                                  Rejotangan,        2007
                                  Observer,




                                  _______________________
Lampiran 3



Lampiran 4




Lampiran 5

             REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA
                      PADA PRA TINDAKAN
Indikator
No       Nama                               %                     Ket.
                       1    2 3 4 5 6 7 Jml
 1    Aditya Eko N.     2   2   2   2   2   2   2   14   50   tidak senang
 2    Agus Budiono      3   3   2   2   3   3   2   18   64   kurang senang
 3    Agus Purwanto     2   2   2   2   2   2   2   14   50   tidak senang
 4    Ahmat Takim       3   3   3   3   3   3   3   21   75   senang
 5    Ainul Lakhifah    3   3   3   4   3   3   3   22   79   senang
 6    Anik P.           3   2   3   3   2   3   2   18   64   kurang senang
 7    Anita Raeni       3   3   3   3   3   3   3   21   75   senang
 8    Ari Irawan        2   3   3   2   3   2   3   18   64   kurang senang
 9    Aries Setiawan    3   3   3   3   3   3   3   21   75   senang
 10   Arif Hermawan     2   2   2   2   2   2   2   14   50   tidak senang
 11   Arip Wahyu        3   3   2   2   2   3   2   17   61   kurang senang
 12   Bagus Susanto     3   3   3   3   3   3   3   21   75   senang
 13   Bero Riadi        4   3   3   3   4   4   3   24   86   sangat senang
 14   Candra S.         3   3   3   2   3   4   3   21   75   senang
 15   Devi Wahyu N.     3   3   2   2   2   3   2   17   61   kurang senang
 16   Dwi W ahyuni      3   2   3   3   2   2   2   17   61   kurang senang
 17   Eky W.            2   2   1   2   2   2   2   13   46   tidak senang
 18   Eny Handayani     4   3   3   3   3   3   3   22   79   senang
 19   Findia P.         4   3   3   3   3   4   3   23   82   senang
 20   Heru S.           3   3   2   2   2   3   3   18   64   kurang senang
 21   Lina Sa'adah      4   3   3   3   3   3   3   22   79   senang
 22   M. Khoirur R.     3   2   2   2   3   3   2   17   61   kurang senang
 23   Ninik S.          3   2   2   3   2   3   2   17   61   kurang senang
 24   Pujianik          2   2   2   2   2   2   2   14   50   tidak senang
 25   Ramadhan P.       3   3   2   3   3   2   2   18   64   kurang senang
 26   Rima Fitri N.     3   3   3   3   3   3   3   21   75   senang
 27   Rodiyah           2   2   3   3   2   3   2   17   61   kurang senang
 28   Siti Z.           4   4   3   4   3   3   4   25   89   sangat senang
 29   Sugeng H.         3   3   3   2   2   2   3   18   64   kurang senang
 30   Sugeng R.         3   2   2   2   3   3   2   17   61   kurang senang
 31   Pambudis          3   3   3   3   3   3   3   21   75   senang
 32   Luria             4   3   3   3   3   3   3   22   79   senang




Lampiran 6

             HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS I

Kelas        :
Tanggal      :
Petunjuk     : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan   :       1 = tidak baik               3 = baik
2 = kurang baik              4 = sangat baik
                                                          Hasil Pengamatan


                                                        1      2           3   4
          Perencanaan Pembelajaran
          a. Kesesuaian materi pelajaran dengan                                √
             kurikulum
          b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan                               √
             dan jawaban-jawaban
          c. Guru menyusun langkah-langkah                                     √
             pelaksanaan tindakan
          d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas
             tambahan terhadap siswa yang tidak                            √
             dapat menjawab pertanyaan
          e. Guru menyusun alat penilaian                                      √
                        Jumlah                                      19
                       Prosentase                                   95
  2    Pelaksanaan Pembelajaran
       a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran                             √
       b. Guru menjelaskan penggunaan metode                               √
          pembelajaran
       c. Guru memberikan apersepsi                                        √
          pembelajaran
       d. Guru menggunakan teknik bertanya                                 √
          dengan tepat
       e. Guru menjawab pertanyaan dengan                                      √
          benar
       f. Guru menggunakan pertanyaan                                      √
          membimbing
       g. Guru memberikan evaluasi                                             √
                        Jumlah                                      23
                       Prosentase                                  82,14
Lampiran 7

                   HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS I

Kelas          :
Tanggal        :

Petunjuk       : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan     :       1 = tidak senang
                       2 = kurang senang
                       3 = senang
                       4 = sangat senang
Hasil
                                                     Pengamatan

                                                 1    2           3   4
  1    Siswa merasa senang terhadap materi
       yang diajarkan                                             √
  2    Siswa merasa senang dengan metode
       pembelajaran yang digunakan                                √
  3    Siswa senang dengan suasana pada saat
       mengikuti pelajaran                                        √
  4    Minat siswa mengikuti kegiatan belajar
       lebih baik                                                 √
  5    Siswa selalu mengerjakan tugas yang
       diberikan                                      √
  6    Siswa senang dengan cara guru mengajar                     √
  7    Siswa memiliki kesan yang baik terhadap
       model pembelajaran                                         √
                       Jumlah                              20
                     Prosentase                           71,43


Lampiran 8

      REKAPITULASI HASIL ANGKET KEMANDIRIAN SISWA SIKLUS I
Indikator
No       Nama                                      %                              Ket.
                       1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jml
  1   Aditya Eko N.    2   2   3   2   2   2   2   2   2   2   2   23   52   kurang mandiri
  2   Agus Budiono     3   3   2   3   3   3   2   4   3   3   3   32   73   mandiri
  3   Agus Purwanto    3   2   2   3   3   2   2   3   2   2   3   27   61   kurang mandiri
  4   Ahmat Takim      4   4   4   3   3   4   3   4   3   3   3   38   86   sangat mandiri
  5   Ainul Lakhifah   4   3   3   3   4   3   3   4   3   3   3   36   82   mandiri
  6   Anik P.          2   3   3   2   2   2   2   2   2   2   2   24   55   kurang mandiri
  7   Anita Raeni      3   3   3   3   4   3   3   4   3   3   3   35   80   mandiri
  8   Ari Irawan       3   2   2   3   3   3   2   3   3   2   2   28   64   kurang mandiri
  9   Aries Setiawan   3   3   3   3   4   3   3   3   3   3   3   34   77   mandiri
 10   Arif Hermawan    2   2   2   3   2   2   3   2   2   2   2   24   55   kurang mandiri
 11   Arip W ahyu      3   3   4   4   3   3   3   3   3   3   3   35   80   mandiri
 12   Bagus Susanto    4   4   4   4   4   3   3   3   3   3   3   38   86   sangat mandiri
 13   Bero Riadi       3   3   2   2   3   3   3   3   3   3   3   31   70   mandiri
 14   Candra S.        3   3   3   3   3   4   3   3   2   3   3   33   75   mandiri
 15   Devi W ahyu N.   3   2   2   2   3   3   3   3   3   2   2   28   64   kurang mandiri
 16   Dwi Wahyuni      3   2   2   3   2   3   3   2   3   2   3   28   64   kurang mandiri
 17   Eky W .          2   2   2   2   2   2   3   2   2   2   2   23   52   kurang mandiri
 18   Eny Handayani    3   3   3   3   3   3   3   3   3   3   3   33   75   mandiri
 19   Findia P.        3   3   4   4   3   3   3   3   3   3   3   35   80   mandiri
 20   Heru S.          4   4   3   3   3   3   3   3   3   3   3   35   80   mandiri
 21   Lina Sa'adah     4   4   4   4   3   4   3   3   3   3   4   39   89   sangat mandiri
 22   M. Khoirur R.    3   3   3   4   3   3   3   3   3   3   3   34   77   mandiri
 23   Ninik S.         2   3   2   2   3   3   3   3   3   2   2   28   64   kurang mandiri
 24   Pujianik         2   3   3   2   3   3   3   2   3   3   3   30   68   mandiri
 25   Ramadhan P.      4   4   3   3   3   3   3   3   3   2   3   34   77   mandiri
 26   Rima Fitri N.    3   3   4   4   3   3   3   3   3   3   3   35   80   mandiri
 27   Rodiyah          2   2   3   3   2   2   2   3   2   2   2   25   57   kurang mandiri
 28   Siti Z.          2   2   3   3   2   3   2   2   3   2   2   26   59   kurang mandiri
 29   Sugeng H.        3   3   4   3   3   3   3   3   3   3   3   34   77   mandiri
 30   Sugeng R.        3   3   3   4   3   3   4   3   3   3   4   36   82   mandiri
 31   Pambudis         4   4   4   4   3   3   4   3   3   3   4   39   89   sangat mandiri
 32   Luria            3   3   4   3   3   3   3   2   2   3   3   32   73   mandiri




Lampiran 9

           REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA SIKLUS I
Indikator
 No        Nama                                              %        Ket.
                        1    2    3 4 5 6          7   Jml
 1    Aditya Eko N.      3    2    2   3   2   2   2    16   57   kurang senang
 2    Agus Budiono       3    3    3   3   2   3   3    20   71   senang
 3    Agus Purwanto      3    3    2   2   3   2   2    17   61   kurang senang
 4    Ahmat Takim        4    4    3   3   3   4   3    24   86   sangat senang
 5    Ainul Lakhifah     4    4    4   3   4   3   3    25   89   sangat senang
 6    Anik P.            3    3    3   2   3   3   3    20   71   senang
 7    Anita Raeni        3    3    3   3   3   3   3    21   75   senang
 8    Ari Irawan         3    3    2   3   3   2   2    18   64   kurang senang
 9    Aries Setiawan     3    3    3   3   3   3   3    21   75   senang
 10   Arif Hermawan      3    2    2   2   2   2   2    15   54   kurang senang
 11   Arip Wahyu         3    3    3   3   3   3   2    20   71   senang
 12   Bagus Susanto      4    4    3   3   4   4   3    25   89   sangat senang
 13   Bero Riadi         3    3    3   3   2   3   3    20   71   senang
 14   Candra S.          3    3    3   3   3   3   3    21   75   senang
 15   Devi W ahyu N.     3    3    2   2   3   2   2    17   61   kurang senang
 16   Dwi Wahyuni        3    3    3   3   3   2   3    20   71   senang
 17   Eky W.             3    2    2   2   3   2   2    16   57   kurang senang
 18   Eny Handayani      4    3    3   3   3   3   3    22   79   senang
 19   Findia P.          4    4    3   4   3   4   3    25   89   sangat senang
 20   Heru S.            4    3    3   4   4   3   3    24   86   sangat senang
 21   Lina Sa'adah       4    4    4   3   4   4   3    26   93   sangat senang
 22   M. Khoirur R.      4    3    3   3   3   3   3    22   79   senang
 23   Ninik S.           3    3    2   2   3   3   3    19   68   senang
 24   Pujianik           2    3    3   2   2   3   2    17   61   kurang senang
 25   Ramadhan P.        3    3    2   2   3   3   2    18   64   kurang senang
 26   Rima Fitri N.      3    3    3   3   3   3   3    21   75   senang
 27   Rodiyah            3    3    2   3   3   3   2    19   68   senang
 28   Siti Z.            3    3    3   3   3   3   2    20   71   senang
 29   Sugeng H.          3    3    2   2   2   2   2    16   57   kurang senang
 30   Sugeng R.          3    3    4   3   3   3   3    22   79   senang
 31   Pambudis           4    4    3   4   3   4   3    25   89   sangat senang
 32   Luria              4    3    3   3   3   4   3    23   82   senang




Lampiran 10

              HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS II

Kelas         :
Tanggal       :
Petunjuk      : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan    :       1 = tidak baik               3 = baik
                      2 = kurang baik              4 = sangat baik
Hasil Pengamatan


                                                      1       2           3   4
       Perencanaan Pembelajaran
       a. Kesesuaian materi pelajaran dengan                                  √
          kurikulum
       b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan                                 √
          dan jawaban-jawaban
       c. Guru menyusun langkah-langkah                                       √
          pelaksanaan tindakan
       d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas
          tambahan terhadap siswa yang tidak                                  √
          dapat menjawab pertanyaan
       e. Guru menyusun alat penilaian                                        √
                        Jumlah                                     20
                       Prosentase                                 100
  2    Pelaksanaan Pembelajaran
       a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran                                √
       b. Guru menjelaskan penggunaan metode                                  √
          pembelajaran
       c. Guru memberikan apersepsi                                           √
          pembelajaran
       d. Guru menggunakan teknik bertanya                                √
          dengan tepat
       e. Guru menjawab pertanyaan dengan                                 √
          benar
       f. Guru menggunakan pertanyaan                                         √
          membimbing
       g. Guru memberikan evaluasi                                            √
                        Jumlah                                     26
                       Prosentase                                 96,29
Lampiran 11

               HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS II

Kelas        :
Tanggal      :
Petunjuk     : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan   :       1 = tidak senang
                     2 = kurang senang
                     3 = senang
                     4 = sangat senang

                                                             Hasil
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk
Contoh ptk

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas
Imam Mawardi
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
Agoes Sholeh
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
aljauzy
 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
reditayuke
 
Siklus penelitian tindakan kelas
Siklus penelitian tindakan kelasSiklus penelitian tindakan kelas
Siklus penelitian tindakan kelas
MAFIA '11
 
Modul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIAModul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIA
EKO SUPRIYADI
 
Panduan Usulan Dan Laporan Ptk
Panduan Usulan Dan Laporan PtkPanduan Usulan Dan Laporan Ptk
Panduan Usulan Dan Laporan Ptk
ruro kenzim
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Muhammad Syafrullah
 

Mais procurados (20)

16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)
 
Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)Penelitian tindakan kelas (ptk)
Penelitian tindakan kelas (ptk)
 
PLPG BK 2011: Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK)
PLPG BK 2011: Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK)PLPG BK 2011: Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK)
PLPG BK 2011: Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK)
 
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Ptk presentasi
Ptk presentasiPtk presentasi
Ptk presentasi
 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
 
Siklus penelitian tindakan kelas
Siklus penelitian tindakan kelasSiklus penelitian tindakan kelas
Siklus penelitian tindakan kelas
 
Modul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIAModul plpg PTK KIMIA
Modul plpg PTK KIMIA
 
Metode Penelitian PTK (PAK) Pendidikan Agama Kristen
Metode Penelitian PTK (PAK) Pendidikan Agama KristenMetode Penelitian PTK (PAK) Pendidikan Agama Kristen
Metode Penelitian PTK (PAK) Pendidikan Agama Kristen
 
Presentasi ptk
Presentasi ptkPresentasi ptk
Presentasi ptk
 
Panduan Usulan Dan Laporan Ptk
Panduan Usulan Dan Laporan PtkPanduan Usulan Dan Laporan Ptk
Panduan Usulan Dan Laporan Ptk
 
Ptk akuntansi
Ptk akuntansiPtk akuntansi
Ptk akuntansi
 
Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
Objek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VI
Objek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VIObjek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VI
Objek dalam Penelitian Tindakan Kelas - smst VI
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
 
Konsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTKKonsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTK
 
Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa
 
Konsep dan karakteristik penelitian tindakan kelas
Konsep dan karakteristik penelitian tindakan kelasKonsep dan karakteristik penelitian tindakan kelas
Konsep dan karakteristik penelitian tindakan kelas
 

Destaque

angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
achmad hidayat
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Mading KS
 
Angket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolahAngket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolah
wigati_isye
 
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Operator Warnet Vast Raha
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Indra IR
 

Destaque (20)

Konsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTKKonsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTK
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 
Laporan ppl kkn kependidikan 2014 hermansyah
Laporan ppl kkn kependidikan 2014 hermansyahLaporan ppl kkn kependidikan 2014 hermansyah
Laporan ppl kkn kependidikan 2014 hermansyah
 
Angket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolahAngket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolah
 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELASPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
 
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
Pkp meningkatkan hasil belajar siswa kelas iv sd negeri 17 sawerigadi melalui...
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
 
17 rekap jawaban angket siswa
17 rekap jawaban angket siswa17 rekap jawaban angket siswa
17 rekap jawaban angket siswa
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
 
Q jg
Q jgQ jg
Q jg
 
Review Artikel Metopen
Review Artikel MetopenReview Artikel Metopen
Review Artikel Metopen
 
Rekap Survey Seminar dan Pelatihan
Rekap Survey Seminar dan PelatihanRekap Survey Seminar dan Pelatihan
Rekap Survey Seminar dan Pelatihan
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Tugas PTK
Tugas PTKTugas PTK
Tugas PTK
 

Semelhante a Contoh ptk

Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti cepriana
Bunda Dewi
 
PKP IBU NURNELI BARU.docx
PKP IBU NURNELI BARU.docxPKP IBU NURNELI BARU.docx
PKP IBU NURNELI BARU.docx
zuryatiarmi1
 
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.docREVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
LisiyanaIci
 
Imam Royani
Imam RoyaniImam Royani
Imam Royani
imam89
 
Suhuf pak zaenal
Suhuf pak zaenalSuhuf pak zaenal
Suhuf pak zaenal
frantly
 

Semelhante a Contoh ptk (20)

3. bab i
3. bab i3. bab i
3. bab i
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti cepriana
 
Bab i
Bab  iBab  i
Bab i
 
Pembelajaran problem based learning
Pembelajaran problem based learningPembelajaran problem based learning
Pembelajaran problem based learning
 
Makalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakuMakalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan laku
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
 
Proposal ajir
Proposal ajirProposal ajir
Proposal ajir
 
pemgaruh DL.pdf
pemgaruh DL.pdfpemgaruh DL.pdf
pemgaruh DL.pdf
 
PKP IBU NURNELI BARU.docx
PKP IBU NURNELI BARU.docxPKP IBU NURNELI BARU.docx
PKP IBU NURNELI BARU.docx
 
PKP IBU NURNELI BARU.docx
PKP IBU NURNELI BARU.docxPKP IBU NURNELI BARU.docx
PKP IBU NURNELI BARU.docx
 
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.docREVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
REVIEW_JOURNAL_MOTIVATION.doc
 
Belajar Resume Buku
Belajar Resume BukuBelajar Resume Buku
Belajar Resume Buku
 
Sogol tugas ptk
Sogol tugas ptkSogol tugas ptk
Sogol tugas ptk
 
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Proposal pkn sela
Proposal pkn selaProposal pkn sela
Proposal pkn sela
 
Imam Royani
Imam RoyaniImam Royani
Imam Royani
 
Karil waode rosmia
Karil waode rosmiaKaril waode rosmia
Karil waode rosmia
 
Suhuf pak zaenal
Suhuf pak zaenalSuhuf pak zaenal
Suhuf pak zaenal
 
1710 5486-1-pb
1710 5486-1-pb1710 5486-1-pb
1710 5486-1-pb
 

Contoh ptk

  • 1. BAB I PENDAHULUAN G. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa. Mata pelajaran PKn dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak siswa yang merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini. Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa siswa merasa kurang tertarik, menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang menjemukan. Keberadaan mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat bagi siswa. Sejak mata pelajaran PKn tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional, maka semakin dianggap tidak berarti bagi siswa. Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut memperburuk pan- dangan berbagai pihak tentang mata pelajaran PKn. Terlebih lagi jika mata pelajaran ini disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik. Penggunaan metode menga-jar yang monoton, kurang variasi akan semakin memperparah keadaan. Kejenuhan siswa akan lebih cepat muncul dalam kondisi seperti ini. Kondisi seperti di atas merupakan bukti bahwa siswa memiliki motivasi yang rendah dalam kegiatan pembelajaran, terutama pelajaran PKn. Dengan motivasi yang rendah, sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pem-belajaran yang diharapkan. Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa “Suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol
  • 2. minat-minat”. Minat belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses membangkitkan minat belajar, mempertahankan minat belajar dan mengon-trol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Kecerdasan, cita-cita atau harapan, kesenangan merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat menumbuhkan minat belajar yang tinggi. Kondisi lingkungan, metode mengajar, waktu belajar merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi minat belajar. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut dalam kondisi baik, maka minat belajar siswa juga semakin tinggi. Namun jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut kondi-sinya kurang kondusif, maka motivasi belajar siswa juga akan rendah. Keadaan tersebut juga terjadi pada siswa kelas 1 SDN Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Motivasi belajar siswa sangat rendah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) mata pelajaran PKni diberikan pada jam pelajaran terakhir; (2) siswa merasa kurang tertarik pada pelajaran PKn; (3) siswa sulit untuk menguasai materi pelajaran; (4) kondisi in-put siswa relatif rendah; penggunaan metode yang kurang tepat. SDN Merjosari V merupakan salah satu sekolah yang berada di pinggiran kota. Siswa banyak yang kurang berminat terhadap mata pelajaran PKn. Pada siswa
  • 3. kelas 1 mata pelajaran PKn diberikan pada jam pelajaran terakhir. Kondisi siswa yang sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh selalu muncul setiap kali menerima pelajaran. Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn masih relatif kurang. Sehingga siswa semakin sulit untuk dapat menguasai materi pada mata pelajaran PKn. Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi guru. Bagimana agar siswa dapat memiliki motivasi yang lebih besar terhadap mata pelajaran PKn. Salah satu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan meto-de ‘Tatas’. Metode ‘Tatas’ merupakan kombinasi dari metode ‘Tanya jawab’ dan metode ‘Penugasan/Pemberian tugas’ yang dikemas secara terpadu dengan membe-rikan berbagai tambahan yang berupa ‘sangsi’ yang dapat mendorong siswa untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran. Dengan penggunaan metode ‘Tatas’ yang dirancang secara matang dan dilaksanakan secara tepat diharapkan dapat mendo-rong siswa lebih dapat meningkatkan persiapan dalam menerima pelajaran. Pening-katan motivasi belajar siswa juga diharapkan membawa dampak positif yaitu pening-katan prestasi belajar pelajaran PKn. Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka untuk mengkaji lebih mendalam tentang peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode ‘Tatas’ Siswa Kelas 1 SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang”. H. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka fokus
  • 4. penelitian dalam PTK ini adalah “Apakah motivasi belajar PKn dapat meningkat dengan penerapan metode ‘Tatas’ pada siswa kelas I SDN Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang”. I. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi meningkatnya motivasi belajar pelajaran PKn pada siswa kelas I SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan penerapan metode ‘Tatas’ dalam pembelajaran mata pelajaran PKn. Dengan peningkatan motivasi belajar pada siswa, diharapkan juga membawa dampak positif yaitu peningkatan prestasi belajar pada pelajaran PKn. J. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang masalah, fokus penelitian dan tujuan penelitian tersebut di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “jika metode ‘Tatas’ diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas I SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, akan meningkat”. K. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: L. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada siswa yang berbeda tetapi memiliki kon-disi permasalahan yang sama.
  • 5. M. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melaku-kan kegiatan penelitian yang sejenis. N. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan berbagai kebijakan tentang kegiatan pembelajaran yang dapat dila- kukan oleh guru yang berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar siswa dan peningkatan prestasi belajar. BAB II KAJIAN PUSTAKA Yang diuraikan dalam kajian pustaka ini adalah meliputi: (1) motivasi belajar; (2) metode mengajar; (3) Pelajaran PKn; dan (4) pengaruh metode ‘Tatas’ terhadap motivasi belajar. O. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Motivasi sering disebut motif. Banyak para ahli memberikan pengertian yang berbeda tentang motivasi. Perbedaan pandangan dapat dipahami sebagai kera-gaman pola
  • 6. berfikir, sudut pandang, situasi dan kondisi serta berbagai perbedaan se-cara khusus pada pribadi setiap manusia. Namun perbedaan yang ada justru semakin memperkaya wawasan berbagai pihak tentang motivasi. McDonald dalam Hamalik (1992:173) menyatakan, “motivation is an energy change within the person characterized by effective arousal and anticipa-tory goal reaction”. (Motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri se-seorang yang dikarakteristiki oleh pemacu yang efektif dan reaksi-reaksi tujuan awalnya). Atas dasar pengertian di atas, motivasi mengandung tiga (3) unsur, yaitu (a) perubahan energi dalam pribadi, (b) timbulnya perasaan, (c) pencapaian tujuan. a. Motivasi dimulai dari perubahan energi dalam diri pribadi, yaitu adanya peru-bahan- perubahan tertentu dalam organisme manusia. Dengan berbagai peru-bahan- perubahan yang terjadi akan mendorong manusia untuk selalu mengada-kan penyesuaian. b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Perasaan ini dapat muncul setiap saat dan dapat menekan emosinya sehingga dapat menimbulkan perilaku yang bermotif. c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Reaksi ini berupa respon yang wajar dari akibat adanya perubahan energi dan munculnya perasaan yang mendorong manusia memiliki berbagai tujuan yang harus dipenuhi. Perubahan kebutuhan motivasi menurut Festinger dalam Toha (1996: 188) dikemukakan bahwa perbedaan dalam kognisi mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Perbedaan itu meliputi ketidakserasian dan adanya kontradiksi antara dua hal. Hubungan perbedaan ini muncul, bila dua hal tersebut tidak dapat muncul secara bersama-sama.
  • 7. Dorongan motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme, sekaligus merupakan system yang memungkinkan organisme dapat memelihara ke- langsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab mun- culnya dorongan akan mengaktifkan tingkah laku yang dapat mengembalikan kese- imbangan fisiologis organisme. Dorongan menjadi motivasi penggerak utama ting-kah laku. Tujuan merupakan pemberi arah pada tingkah laku. Jika tujuan sudah tercapai, maka kebutuhan juga sudah terpenuhi untuk sementara. Dengan demikian orang akan menjadi puas. Sedangkan dorongan terhadap mental untuk berbuat se-suatu akan berhenti untuk sementara. Motivasi tujuan dapat digambarkan situasinya sebagai berikut ( Toha, 1996: 189) : Gambar 2.1 : Situasi yang termotivasi Dorongan yang ada dalam diri seseorang mengarahkan ketercapaiannya tujuan. Dorongan yang paling kuat menghasilkan adanya perilaku, baik yang berupa aktivitas terarah ke tujuan atau aktivitas tujuan. Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa “Suatu masalah di
  • 8. dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat”. Membangkitkan atau menumbuhkan minat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sangat diperlukan. Mempertahankan berarti memelihara minat yang sudah tumbuh secara baik dan selalu mengontrol agar minat tersebut tidak padam dari diri seseorang. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa motivasi merupa-kan segala sesuatu yang dapat menumbuhkan keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan. Motif juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan berbagai aktifitas dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Motif juga dapat diartikan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi sering dikaitkan dengan prestasi. Keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang diharapkan akan menjadi prestasi yang membanggakan dirinya. Prestasi yang tinggi merupakan harapan semua orang. Secara umum prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai apabila seseorang memiliki motivasi yang tinggi pula. Menurut Moekijat (1999: 192) bahwa “… motivasi yang tinggi mengaki- batkan moril yang tinggi - suatu sikap dan persamaan yang positif terhadap peru-sahaan, pekerjaan, atasan, teman-teman sekerja, dan orang-orang bawahan – dan moril yang tinggi mempunyai hubungan positif terhadap hasil yang tinggi”. Jadi motivasi dapat mempengaruhi moril yang dapat diwujudkan dalam kinerja dan selan-jutnya mempengaruhi hasil yaitu meningkatkan produktifitas, baik kualitas maupun kuantitasnya. Motivasi untuk berprestasi juga dikemukakan oleh Mangkunegara (2001: 103), “Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang
  • 9. untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya guna mencapai prestasi dengan predikat terpuji”. Dengan demikian setiap orang yang mempunyai motivasi yang tinggi akan cende-rung bekerja dengan giat dan rajin guna mencapai prestasi yang diharapkan. Menurut Clelland dalam Mangkunegara (2001: 102) menyatakan ada 6 karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi, yaitu: P. Memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi, setiap kegiatan selalu dikerjakan dengan serius. Q. Berani mengambil dan memikul resiko. R. Memiliki tujuan yang realistik, dapat diukur dengan jelas dan nyata. S. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. T. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan. U. Memberi kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogram. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan seseorang untuk memperoleh prestasi tertentu sehingga dapat mendorong dirinya melakukan kegiatan-kegiatan yang terarah pada prestasi yang diharapkan. Prestasi yang tinggi merupakan harapan bagi setiap orang, sehingga akan selalu berusaha untuk dapat mewujudkannya. 2. Macam-macam Motivasi Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda dalam melakukan kegiatan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor umur, lingkungan tujuan hidup, dan kebutuhan. Hamalik (1992: 174 – 175) menjelaskan tentang macam-macam motivasi, dapat dirumuskan sebagai berikut:
  • 10. a. Motivasi memenuhi kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah adanya peru-bahan organisme dalam diri manusia. Perubahan organisme ini akan menimbul-kan motivasi dan kelakukan untuk memenuhinya. b. Motivasi memenuhi perubahan neurofisiologis. Perubahan neurofisiologis atau disebut ‘drive’, yaitu merupakan dasar organis perubahan energi dalam diri ma-nusia sehingga menimbulkan motivasi untuk memenuhi. c. Motivasi mencapai tujuan. Tujuan merupakan segala sesuatu yang diinginkan. Keinginan yang sudah dirumuskan secara jelas dapat menjadi pemacu lahirnya motivasi dalam diri seseorang agar tujuannya dapat tercapai. 3. Motivasi Belajar Motivasi dapat tejadi di dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Lingkungan, pendidikan, keluarga, budaya menjadi faktor penentu jenis motivasi yang dimiliki oleh seseorang. Perbedaan kondisi dari berbagai faktor tersebut akan menyebabkan motivasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat juga berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan usia juga mempengaruhi motivasi. Orang tua memilki motivasi yang berbeda dengan anak-anak dalam kehidupannya. Anak dalam usia sekolah lebih mengedepankan motivasi dalam belajar yang lebih dominan. Sedangkan motivasi yang lain bersifat pelengkap. Motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang dapat menumbuhkan ke- inginan seseorang sehingga orang tersebut melakukan kegiatan belajar. Keinginan antara orang yang satu dengan yang lain tidak selalu sama, meskipun kegiatan yang dilakukan bisa sama, yaitu belajar. Motivasi untuk belajar dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun yang berasal dari luar diri sendiri.
  • 11. Motivasi belajar akan menumbuhkan minat belajar. Minat belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses membangkitkan minat belajar, mem-pertahankan minat belajar dan mengontrol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat men-capai tujuan yang diharapkan. Minat belajar anak dapat dibangkitkan atau ditumbuhkan dengan berbagai cara. Di rumah peran orang tua sangat besar dalam membangkitkan minat belajar anak. Kepedulian orang tua terhadap motivasi belajar anak dapat berupa penyediaan sarana belajar yang memadai, penciptaan kondisi yang kondusif, selalu bertanya tentang pelajaran di sekolah, dan sebagainya. Minat belajar anak juga dapat ditumbuhkan di lingkungan sekolah mela-lui kegiatan belajar mengajar. Peran guru dan pihak sekolah sangat besar dalam me- numbuhkan minat belajar pada anak. Dalam kegiatan belajar selalu ada interaksi antara guru dengan anak didik. Anak didik harus memiliki motivasi belajar yang tinggi agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan bersama. Namun jika motivasi anak didik sangat rendah, maka sangat sulit untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu penyediaan sarana belajar yang memadai dan lingkungan sekolah yang kondusif menjadi tugas pihak sekolah. Dalam kondisi motivasi belajar anak didik yang rendah, maka peran guru dan pihak lain yang terkait baik langsung maupun tidak langsung, sangat diharapkan agar dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik. Peran guru sangat besar dalam
  • 12. menumbuhkan mituvasi belajar pada anak didik agar dalam menjalankan tugasnya dapat berhasil dengan baik. Disebutkan oleh Soetomo (1993: 141), “Pengertian dan penggunaan yang tepat dari teknik-teknik motivasi akan menimbulkan minat, moral yang baik, belajar yang efektif, sehingga dengan demikian anak telah mencapai sesuatu yang realistis”. Hamalik (1992: 181) menyebutkan bahwa ada 17 prinsip motivasi belajar yang dikembangkan berdasarkan pandangan demokratis, yaitu: V. Pujian lebih efektif dari pada hukuman. W. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang harus mendapat pemuasan. X. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar. Y. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keingingan) memerlukan usaha penguatan (reinforcement). Z. Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang lain. AA.Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi. BB.Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya ketimbang bila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru. CC.Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external rewards) kadang-kadang di- perlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. DD.Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu efektif untuk meme-lihara minat siswa. EE.Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal
  • 13. lainnya. FF. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa yang tergolong ku-rang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai. GG.Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam memotivasi diban- dingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa. HH.Motivasi yang tinggi erat hubungannya dengan kreatifitas siswa. II. Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar. JJ. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik. KK.Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi sehingga dapat menuju pada demoralisasi. LL.Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berlainan. Jika prinsip-prinsip motivasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka hasil yang diharapkan juga lebih baik. Namun perlu disadari bahwa prinsip-prinsip motivasi yang didasarkan pada pendekatan pendekatan demokratis tidak se-lalu cocok untuk diterapkan dalam segala situasi. Dalam kondisi tertentu penggunaan pendekatan yang lain juga perlu diterapkan, yaitu pendekatan terpimpin maupun bebas. Di sini diperlukan kemampuan untuk membaca situasi, baik situasi ling-kungan maupun situasi kejiwaan anak didik. Selanjutnya Hamalik (1992: 184) menjelaskan tentang pemberian motivasi secara efektif akan dapat memberikan dampak yang positif terhadap moti-vasi belajar anak didik. Ada beberapa teknik dalam memberikan motivasi belajar, yaitu: MM.Pemberian penghargaan atau ganjaran. Perlu disadari bahwa penghargaan yang diberikan adalah bukan tujuan, tetapi merupakan alat yang dapat mendorong minat
  • 14. belajar secara terus menerus. NN.Pemberian angka atau grade. Dengan pemberian angka akan mengukur tingkat keberhasilan anak didik. Namun perlu diperhatikan bahwa jangan sampai pembe-rian angka justru menimbulkan masalah bagi anak didik. OO.Pemberian pujian. Pujian harus dilakukan secara tepat dan melihat situasi dan kondisi pada masing-masing anak didik. PP. Berorientasi pada keberhasilan pekerjaan yang mendahuluinya. Pemberian peker-jaan kepada siswa hendaknya bertumpu pada pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan oleh anak didik dan berhasil dengan baik. Sehingga dapat menum-buhkan minat untuk mengerjakan lagi. QQ.Pembentukan situasi kompetisi dan kooperasi/kerja sama. Persaingan dapat di- tumbuhkan antar individu atau personal, antar kelompok, dan persaingan dengan diri sendiri. Sedangkan kerja sama merupakan dasar dari hubungan-hubungan antar kelompok. RR.Pemberian harapan, yaitu mengacu pada keberhasilan di masa depan. Dengan harapan-harapan tertentu akan dapat menumbuhkan minat belajar anak didik. Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa dibedakan dalam dua kelom-pok, yaitu kemandirian belajar siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. SS. Kemandirian Belajar Untuk dapat memiliki kemandirian belajar, maka setiap siswa harus dapat menciptakan minat belajar pada diri sendiri. DePorter (2005: 51) menyebutkan “Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk memberikan motivasi pada diri anda demi mencapai tujuan anda”. Apabila minat belajar sudah tumbuh dalam diri siswa,
  • 15. maka kemandirian belajar akan dapat muncul dengan sendirinya. Kemandirian belajar dalam penelitian ini meliputi tujuan belajar, kebutuhan belajar, sumber belajar, strategi belajar, dan hasil belajar. Adapun indikator tentang kemandirian belajar siswa adalah sebagai berikut : TT.Merumuskan tujuan belajar UU.Menyiapkan tempat belajar VV.Menyiapkan kebutuhan belajar WW.Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari XX.Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi YY.Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami ZZ.Selalu mengerjakan tugas yang diberikan AAA.Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri BBB.Berusaha menemukan cara belajar yang tepat CCC.Mengevaluasi masteri yang sudah dipelajari DDD.Sikap Siswa Sikap siswa merupakan tanggapan yang dilakukan oleh siswa terhadap berbagai komponen yang terdapat dalam kegiatan belajar. Sikap siswa dalam mengi-kuti kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator sebagai berikut: EEE.Materi yang disajikan FFF.Penggunaan metode pembelajaran GGG.Suasana pada saat mengikuti pelajaran HHH.Minat saya mengikuti proses pembelajaran III. Terhadap tugas yang diberikan
  • 16. JJJ.Cara guru mengajar KKK.Kesan terhadap model pembelajaran LLL.Metode Mengajar Slameto (1991: 84) menyebutkan bahwa “Mengajar adalah kegiatan mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa belajar”. Mengajar dapat diartikan sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan tertentu kepada anak didik. Yang lain menyebutkan bahwa mengajar adalah mengor- ganisasi lingkungan secara kondusif sehingga dapat menciptakan bagi siswa untuk melakukan proses belajar secara efektif. Mengajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh guru dalam melaku-kan interaksi dengan siswa. Aktifitas guru dilakukan secara bertahap, diawali dengan menyusun perencanaan secara menyeluruh tentang segala sesuatu yang akan dila-kukan pada saat terjadi interaksi dengan siswa dan pemanfaatan sumber-sumber yang ada untuk mendukung selama kegiatan interaksi dengan siswa berlangsung. Pada tahap akhir guru masih harus melakukan berbagai kegiatan yaitu melakukan eva-luasi, menganalisis, dan melakukan pencatatan-pencatatan terhadap sesuatu yang ter-jadi pada saat interaksi berlangsung. Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan mela-kukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat berjalan dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa tersebut disebut meto-de mengajar. Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar
  • 17. mengajar. Soetomo (1993: 144) menyebutkan “ Metode mengajar sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, …”. Penggunaan metode mengajar secara tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas anak akan muncul dan berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika penggunaan metode mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna bahkan dapat mematikan kreatifitas siswa. Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi pada saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu tepat digunakan un-tuk menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar sangat banyak ragamnya, antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pembe-rian tugas, metode bermain peran, metode inkuiri, metode demontrasi, metode pemecahan masalah. Berbagai metode tersebut memiliki kelebihan dan keku-rangannya masing-masing. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini metode yang digunakan adalah me-tode ‘Tatas’, yaitu penggabungan metode tanya jawab dan metode pemberian tugas. 4. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban, baik dari guru maupun siswa un- tuk mencapai tujuan ( Mulyasa, 2005: 115). Pertanyaan-pertanyaan dapat muncul dari guru maupun dari siswa. Sedangkan jawaban juga dapat yang berasal dari guru maupun dari siswa. Masing-masing saling mengisi, baik memberikan pertanyaan maupun jawaban. Penggunaan metode tanya jawab secara tepat dapat mendorong aktivitas dan
  • 18. kreativitas berfikir peserta didik. Dalam penggunaan metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada anak didik harus sudah dipersiapkan sedemikian rupa, agar kegiatan belajar mengajar tidak menyimpang dari materi pelajaran yang sedang diba-has. Soetomo (1993: 151) menjelaskan langkah-langkah yang perlu disiapkan oleh guru dalam pemberian pertanyaan adalah: MMM.Merumuskan tujuan secara jelas. NNN.Mengemukakan alasan tentang penggunaan metode tanya jawab. OOO.Menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan. PPP.Membuat garis besar jawaban dari setiap pertanyaan. QQQ.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Metode tanya jawab akan dapat berhasil dengan baik apabila dilaksana-kan pada situasi yang tepat dalam proses belajar mengajar. Soetomo (1993: 151 – 152) menjelaskan bahwa metode tanya jawab tepat digunakan apabila : RRR.Guru hendak meletakkan hubungan antara pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang baru. SSS.Guru hendak memberikan kesempatan kepada anak didik menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. TTT.Guru melihat keadaan siswa di kelas semakin kurang tertarik terhadap materi yang disampaikan. UUU.Guru hendak mendorong aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. VVV.Guru hendak mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah
  • 19. disampaikan. Sebagaimana metode mengajar yang lain, metode tanya jawab tidak selalu baik untuk diterapkan dalam segala situasi. Untuk itu guru diharapkan benar-benar dapat mengambil keputusan secara tepat kapan metode tanya jawab digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan metode tanya jawab tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya. Soetomo (1993: 153) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab sebagai berikut: Kelebihan metode tanya jawab: WWW.Suasana belajar lebih aktif. XXX.Peserta didik memperoleh kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. YYY.Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan peserta didik secara langsung. ZZZ.Dapat melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara lisan. Kelemahan metode tanya jawab antara lain : AAAA.Pertanyaan yang disampaikan cenderung menghendaki jawaban yang bersifat hafalan. BBBB. Penggunaan secara terus menerus lebih mudah menyimpang dari materi yang sedang dipelajari. CCCC.Guru sulit mengetahui secara pasti tentang peserta didik yang tidak mengajukan pertanyaan, apakah sudah menguasai atau belum. Berdasarkan uraian tentang kelebihan dan kelemahan tersebut maka setiap guru yang menggunakan metode Tanya jawab harus mampu memaksimalkan kelebihan dan meminimalisasikan kekurangan, sehingga penggunaan metode tanya jawab dapat
  • 20. berhasil sesuai dengan tujuan yang harapkan. 5. Metode Penugasan/Pemberian Tugas Metode pemberian tugas juga sering diartikan sebagai pekerjaan rumah. Namun sebenarnya metode ini memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari pada pekerjaan rumah. Soetomo (1993: 160) menyebutkan bahwa “metode pemberian tugas adalah pemberian tugas dari guru kepada anak-anak untuk diselesaikan dan dipertanggungjawabkan”. Tugas dapat diberikan di rumah, maupun di sekolah pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, pemberian tugas dari guru akan dapat memupuk peserta didik dalam mengembangkan penalarannya dan melatih siswa untuk belajar secara mandiri, serta dapat melatih siswa dalam bekerja secara kelompok. Sehingga peranan guru semakin berkurang, bahkan hanya sebatas sebagai motivator peserta didik dalam belajar. Pemberian tugas secara tepat juga dapat memupuk rasa tanggung jawab peserta didik dalam berbagai kehidupan yang dialaminya. Setiap tugas selalu menun-tut penyelesaian yang baik, untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan hasilnya kepa-da guru. Kebiasaan seperti ini akan dapat membawa dampak positif terhadap pola kehidupan peserta didik di luar kegiatan belajar mengajar maupun di luar sekolah. Tidak semua situasi selalu sesuai dengan penggunaan metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas ini tepat digunakan apabila : DDDD.Materi yang disampaikan memiliki keterkaitan yang besar terhadap kehidupan sehari-hari, sehingga melibatkan beberapa sumber belajar. EEEE.Materi pelajaran sangat luas, sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas.
  • 21. FFFF.Guru ingin mencari suatu keterkaitan antara meteri yang disajikan dengan materi- materi yang lain. Mulyasa (2005: 113) menjelaskan agar pelaksanaan metode pemberian tugas ini dapat berlangsung secara efektif, maka guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: GGGG.Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis. HHHH.Tugas yang diberikan harus benar-benar sudah dipahami oleh peserta didik. IIII.Jika berupa tugas kelompok, diharapkan bahwa setiap anggota kelompok dapat terlibat secara aktif. JJJJ.Jika memungkinkan, guru hendaknya mengontrol proses penyelesaian tugas yang diberikan. KKKK.Guru hendaknya memberikan penilaian yang proporsional terhadap tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik. Soetomo (1993:161 – 162) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan penggunaan metode pemberian tugas dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai berikut: Kelebihan metode pemberian tugas:  Dapat membangkitkan minat belajar anak.  Dapat memupuk rasa tanggung jawab.  Dapat memupuk rasa percaya diri.  Dapat mengembangkan kreatifitas anak didik. Kelemahan metode pemberian tugas:  Guru sulit mengontrol tugas yang diberikan.
  • 22.  Sulit mencari tugas yang dapat menampung perbedaan individu siswa.  Tugas yang terlalu sulit akan dapat menurunkan minat belajar siswa. Agar penggunaan metode pemberian tugas dapat berjalan secara efektif, maka guru harus mampu menemukan solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut, misalnya: mengontrol tugas yang diberikan secara cermat, memberikan tugas yang berbeda kepada masing-masing individu atau mengelompokkan siswa yang yang memiliki potensi tertentu untuk diberikan tugas yang sama. Sehingga tugas tidak me-nyulitkan bagi siswa, tetapi justru dapat menumbuhkan kesenangan bagi siswa untuk menyelesaikan. 6. Metode ‘Tatas’ Berdasarkan uraian di atas, jika kedua metode tanya jawab dan metode pemberian tugas dilaksanakan dengan saling mengisi, maka akan dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran secara tepat dan baik. Namun juga perlu diperhatikan bahwa tidak semua situasi dan kondisi cocok menggunakan kombinasi kedua metode tersebut. Dalam konteks ini, penulis berusaha untuk menyusun formula penggabungan kedua metode tersebut dengan nama metode ‘Tatas’. Metode ‘Tatas’ adalah metode tanya jawab dan metode pemberian tugas yang dikemas secara terpadu untuk dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar me-ngajar dengan situasi dan kondisi tertentu. Metode ‘Tatas’ dapat dilaksanakan de-ngan langkah- langkah sebagai berikut: LLLL.Guru menyusun tujuan pembelajarn secara rinci. MMMM.Guru menyusun pertanyaan beserta dengan jawabannya. Pertanyaan dapat ber- asal dari guru sendiri maupun yang dijaring dari siswa melalui pemberian tugas. Pertanyaan yang berasal dari siswa dikemas ulang sedemikian rupa dengan baha-sa
  • 23. yang dapat dipahami oleh siswa yang lain. NNNN.Setiap pertanyaan yang disampaikan harus dijawab minimal oleh dua siswa yang ditunjuk oleh guru. OOOO.Siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar diberi sangsi secara langsung berupa mengerjakan/menuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut pada lembaran kertas, minimal dua kali jawaban. PPPP.Jika jam pelajaran sudah habis, maka tugas dapat dikerjakan di rumah. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi dan kondisi tertentu antara lain: QQQQ.Pelajaran diberikan pada jam pelajaran terakhir. RRRR.Kondisi siswa mengantuk, lelah sehingga kurang bergairah dalam mengikuti ke- giatan belajar mengajar. SSSS.Siswa sulit untuk memahami materi pelajaran. TTTT.Tingkat kecerdasan siswa relatif rendah. UUUU.Siswa menganggap pelajaran tersebut kurang berarti dalam kehidupannya. Situasi dan kondisi seperti tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai moti-vasi belajar peserta didik yang rendah. Dengan motivasi belajar yang rendah sangat sulit bagi siswa untuk dapat menyerap materi pelajaran yang sedang diajarkan, se-hingga prestasi belajar siswa juga akan rendah. VVVV.Pelajaran PKn Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib bagi siswa SD. Lebih lanjut tentang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat diuraikan sebagai berikut :
  • 24. 1. Pengertian, Visi, dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio – kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai visi yaitu mewujudkan proses pendidikan yang terarah pada pengem-bangan kemampuan individu sehingga menjadi warganegara yang cerdas, parti-sipatif, dan bertanggung jawab, yang pada gilirannya mampu mendukung berkem-bangnya kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang cerdas. Sedangkan untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Pendidikan Kewarga- negaraan mempunyai misi sebagai berikut : a. Memanfaatkan kenyataan dan kecenderungan dalam masyarakat yang semakin transparan, tuntutan kendali mutu yang semakin mendesak, dan proses demokrasi yang semakin inten dan meluas sebagai konteks dan orientasi dalam pendidikan demokrasi. b. Memanfaatkan substansi berbagai disiplin ilmu yang relevan sebagai wahana pedagogis untuk menghasilkan dampak instruksional dan pengiringnya berupa wawasan, sikap, dan ketrampilan kewarganegaraan, sehingga bisa dihasilkan desain kurikulum yang bersifat interdisipliner. c. Memanfaatkan berbagai konsep, prinsip, dan prosedur pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik mampu belajar demokrasi, dalam situasi yang demokratis, dan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat yang lebih
  • 25. demokratis. 2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pelaksanaan pembelajaran untuk setiap materi pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Pokok bahasan, siswa, tujuan, dan materi yang akan disajikan merupakan komponen yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal, maka setiap guru harus dapat memahami komponen-komponen tersebut secara mendalam. Berdasarkan komponen- komponen tersebut, guru dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru haruslah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga mampu memberikan pengalaman belajar dan memberikan fasilitas kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran yang tepat akan memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran oleh sebanyak mungkin siswa sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa dalam menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian strategi memiliki makna yang lebih luas dari pada metode mengajar. Jadi strategi mengandung makna berbagai alternatif kegiatan dan pendekatan yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga menuntut keca-kapan guru untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat tercapai dengan baik. Secara umum pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, sikap, dan ketrampilan kewarganegaraan
  • 26. yang memadai, yang memungkinkan untuk berpar-tisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Berdasarkan tujuan tersebut, maka pembelajaran Pendidikan Kewargane- garaan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah di- tetapkan, yaitu sebagai berikut: a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewargane-garaan. b. Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa- bangsa lain. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. WWWW.Pengaruh Metode ‘Tatas’ Terhadap Motivasi Belajar Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode ‘Tatas’ yang disertai dengan ‘sangsi’ yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, menuntut persiapan belajar yang memadai baik oleh guru maupun siswa. Setiap guru harus sudah siap terhadap materi yang diajarkan, termasuk juga pengembangan materi jika diperlukan. Kesiapan guru akan sangat membantu dalam penggunaan metode ‘Tatas’ dalam proses pembelajaran. Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan kesiapan
  • 27. siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara terus menerus, akan memaksa siswa untuk ikut serta secara aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa secara aktif dan kreatif dalam mengi-kuti proses pembelajaran, maka setiap siswa dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa motivasi belajar siswa semakin meningkat. Diharapkan peningkatan motivasi selalu diikuti dengan pening-katan minat belajar siswa, baik secara mandiri maupun dalam kegiatan belajar di sekolah, sehingga dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi belajarnya. Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai yang di-peroleh oleh siswa pada saat dilakukan evaluasi.
  • 28. BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pada kelas I, dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahun pelajaran 2006/2007, semester genap, bulan Pebruari 2007 sampai dengan April 2007. Jumlah siswa kelas I sebanyak 38 anak, jumlah siswa kelas I sampai dengan kelas VI ada 197 anak. Kelas I merupakan input dari Taman Kanak-kanak, yang memiliki karakter yang beragam, yaitu berbasis agama dan umum. SDN Merjosari V ini berada di kawasan Perumahan, yaitu Perumahan Joyo Grand Malang, tetapi siswanya tidak hanya dari kawasan Perumahan saja, namun juga berasal dari kampung sekitar,yaitu Clumprit, Watugong, dan Genting. B. Persiapan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan berbagai persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Refleksi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan motivasi belajar pada siswa kelas I. 2. Peneliti merumuskan permasalahan secara operasional yang relevan dengan rumusan masalah penelitian.
  • 29. 3. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan ini bersifat tentatif, sehingga sangat mungkin akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di lapangan. 4. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi: a. Menetapkan indikator-indikator desain pembelajaran dengan metode ’Tatas’. b. Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan metode ’Tatas’. c. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa angket, catatan di lapangan, pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian. d. Menyusun rancangan pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. e. Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan. C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dalam penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Setiap siklus dibagi dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus, dibarengi dengan pengamatan yang dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Guru melaksanakan desain pembelajaran dengan metode ’Tatas’ yang telah direncanakan. 2. Guru melakukan pembelajaran dengan metode ‘Tatas’. 3. Guru memberikan sangsi berupa tugas kepada masing-masing siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 4. Guru mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan alat perekam, pedoman pengamatan serta catatan lapangan.
  • 30. 5. Setiap akhir siklus, guru memberikan kuesioner kepada siswa tentang kemandirian belajar dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran. D. Refleksi Peneliti mengadakan telaah terhadap data-data hasil penelitian yang telah dilakukan, melalui: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan menyimpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas desain pembelajaran dengan metode ‘Tatas’ yang telah dirancang, dan menginventarisir daftar permasalahan yang muncul di lapangan, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pada kegiatan berikutnya. E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang digunakan untuk menjaring data penelitian, yaitu: kuesioner, dokumen, dan catatan lapangan. Instrument penelitian disusun secara fleksibel dengan harapan agar segala bentuk permasalahan yang mungkin timbul dapat dieliminir dan dapat dicarikan solusinya dengan cepat dan tepat. Instrumen penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini berupa: Instrumen Penelitian Kuesioner diberikan kepada siswa setelah setiap siklus kegiatan selesai dilaksanakan. Kuesioner yang diberikan untuk menjaring data tentang motivasi belajar, dapat berupa kemandirian siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kemandirian siswa dalam belajar dapat dirumuskan dengan indikator sebagai berikut:
  • 31. XXXX.Merumuskan tujuan belajar YYYY.Menyiapkan tempat belajar ZZZZ.Menyiapkan kebutuhan belajar AAAAA.Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari BBBBB.Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi CCCCC.Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami DDDDD.Selalu mengerjakan tugas yang diberikan EEEEE.Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri FFFFF.Berusaha menemukan cara belajar yang tepat GGGGG.Mengevaluasi materi yang sudah dipelajari Kemandirian belajar tersebut diuraikan dalam bentuk pernyataan yang dituangkan dalam angket kemandirian siswa. Skala penilaian dengan menggunakan empat (4) titik, yaitu : 1 = tidak pernah; 2 = jarang; 3 = sering; 4 = selalu (lihat lampiran 1). Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa dalam kegiatan be-lajar mengajar menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 : Klasifikasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa No Prosentase Klasifikasi 1 0 – 50 Tidak mandiri 2 51 – 65 Kurang mandiri 3 66 – 85 Mandiri 4 86 – 100 Sangat mandiri Angket juga digunakan untuk menjaring data yang berupa sikap siswa. Sikap
  • 32. siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator pernyataan sebagai berikut: a. Materi yang disajikan b. Penggunaan metode pembelajaran c. Suasana pada saat mengikuti pelajaran d. Minat saya mengikuti proses pembelajaran e. Terhadap tugas yang diberikan f. Cara guru mengajar g. Kesan terhadap model pembelajaran Sedangkan skala penilaian yang digunakan adalah: skor 1 = tidak senang; skor 2 = kurang senang; skor 3 = senang; skor 4 = sangat senang (lihat lampiran 2). Untuk mengetahui sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggu- nakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.2 : Klasifikasi Penilaian Sikap Siswa No Prosentase Klasifikasi 1 0 – 50 Tidak senang 2 51 – 65 Kurang senang 3 66 – 85 Senang 4 86 – 100 Sangat senang HHHHH.Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berupa nilai hasil belajar siswa. Hasil belajar ini hanya digunakan sebagai pelengkap dan sekaligus untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar selanjutnya disebut sebagai
  • 33. prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dijaring melalui evaluasi pada saat sebelum pelaksanaan tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus II. Siswa disebut memiliki prestasi belajar atau berhasil dalam proses kegiatan belajar mengajar apabila masing-masing siswa telah memperoleh nilai minimal 75. Sedangkan secara klasikal disebut berhasil atau tuntas belajar apabila minimal 85 % dari siwa telah memperoleh nilai minimal 75. IIIII.Wawancara Untuk melengkapi informasi tentang pelaksanaan pembelajaran, parti-sipasi siswa, perlu dilakukan wawancara. Kegiatan wawancara digunakan sebagai triangulasi data, biasa disebut ‘cross check,’ apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dalam proses pengamatan maupun dalam pengisian angket. JJJJJ.Catatan Lapangan Pencatatan lapangan dilakukan dengan jalan mencatat berbagai kejadian yang dianggap penting pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, dan data tersebut belum terekam oleh instrumen yang lain. Dengan demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data interaktif. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan membuat kesimpulan.
  • 34. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal penjaringan data. 2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh dapat berupa pola-pola dan kecenderungan- kecenderungan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ‘Tatas’. 3. Menyusun keterkaitan atau pengaruh dari metode ‘Tatas’ dengan motivasi belajar siswa. 4. Menyusun kesimpulan dari keterkaitan atau pengaruh yang ada. G. Penyiapan Partisipan Agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, maka perlu ada penyiapan terhadap partisipan. Metode ‘Tatas’ tidak akan dapat dilakukan secara efektif bila tidak melalui persiapan yang matang. Konsep dan kondisi siswa harus benar-benar sudah siap. Penjelasan tentang tugas masing-masing siswa dalam kegiatan belajar mengajar harus jelas. Dengan kondisi yang benar-benar sudah siap, diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar juga diharapkan dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi atau hasil belajarnya.
  • 35. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan dalam tiga kegiatan, yaitu (1) pra tindakan, (2) siklus I, dan (3) siklus II 1. Pra Tindakan Kegiatan pra tindakan yang dilakukan pada siswa kelas I SDN Merjosari V menemukan permasalahan yaitu motivasi belajar siswa rendah, sebagaimana ditunjukkan dalam rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa berikut ini (lihat lampiran 3) : Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Pra Tindakan Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean
  • 36. 1 Tidak mandiri 0 0 0 2 Kurang mandiri 15 39,47 0,81 3 Mandiri 19 50 1,59 4 Sangat mandiri 4 10,53 0,25 Jumlah 38 2,66 Berdasarkan hasil tersebut, masih terlalu banyak siswa yang kurang mandiri dalam belajar, yaitu sebesar 39,47%. Sedangkan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran juga kurang baik, sebagaimana ditunjukkkan oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 4) : Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean 1 Tidak senang 6 15,79 0.2 2 Kurang senang 15 39,47 0.8 3 Senang 14 36,85 1.1 4 Sangat senang 3 7,89 0.3 Jumlah 38 100 2.4 Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa bersikap kurang senang terhadap ke-giatan belajar mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,4. Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes siswa pada pra tindakan (lihat lampiran 5), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar
  • 37. sebesar 17 siswa (44,74%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 21 siswa (55,26 %). 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari tiga (3) kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 70 menit. Jadi siklus I menggunakan waktu 210 menit. KKKKK.Perencanaan Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus I sebagai berikut: Tabel 4.3 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus I No Komponen Waktu Kegiatan 1 Kegiatan awal 15 menit  Guru mengadakan presensi kelas  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran  Guru menjelaskan metode mengajar yang digunakan  Guru memotivasi siswa 2 Kegiatan inti 150  Guru memberikan pertanyaan- menit pertanyaan yang sudah dipersiapkan.  Siswa menjawab pertanyaan setelah ditun-juk oleh guru.  Guru memberikan tugas secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.  Guru memberikan pertanyan yang bersifat membimbing. 3 Kegiatan akhir 15 menit  Guru membuat kesimpulan bersama siswa 4 Evaluasi 30 menit  Guru melaksanakan evaluasi LLLLL.Pelaksanaan/Implementasi Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
  • 38. 1) Kegiatan awal (15 menit) MMMMM.Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus I. NNNNN.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. OOOOO.Guru menjelaskan metode yang digunakan. PPPPP.Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pada setiap pertemuan. 2) Kegiatan Inti (150 menit) QQQQQ.Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. RRRRR.Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan. SSSSS.Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa. TTTTT.Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa yang belum bisa menjawab. UUUUU.Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab perta- nyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dalam lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali se-bagai bentuk sangsi bagi siswa. 3) Kegiatan akhir (15 menit)  Bersama-sama dengan siswa, guru membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. 4) Evaluasi (30 menit)  Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada akhir siklus I.
  • 39. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : VVVVV.Pada pertemuan pertama, pada saat guru menyampaikan tentang penggunaan metode ‘Tatas’ dan ketentuannya, siswa masih terlihat tegang. WWWWW.Pertama kali guru menyampaikan pertanyaan, sebagian besar siswa juga masih terlihat tegang. XXXXX.Setelah beberapa pertanyaan sudah disampaikan, kondisi siswa sudah mulai terbiasa. YYYYY.Pada pertemuan pertama, ada tujuh siswa yang mendapat sangsi karena belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar. ZZZZZ.Pada pertemuan kedua ada empat siswa yang mendapat tugas tambahan. AAAAAA.Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan. BBBBBB.Pada pertemuan pertama guru sering memberikan pertanyaan membimbing, namun dalam pertemuan berikutnya sudah semakin berkurang. CCCCCC.Pada pertemuan pertama, pengambilan kesimpulan masih didominasi oleh guru. Namun pada pertemuan selanjutnya sudah banyak didominasi oleh siswa. Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan ketiga siklus I juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut : 1) Kemandirian Belajar
  • 40. Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 6) : Tabel 4.4 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus I Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean 1 Tidak mandiri 0 0 0 2 Kurang mandiri 11 28,95 0,56 3 Mandiri 21 55,26 1,78 4 Sangat mandiri 6 15,79 0,50 Jumlah 38 2,84 Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu sebesar 55,26% dan 15,79%. Sedangkan skor mean sudah menunjukkan angka 2,84. 2) Sikap Siswa Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 7) : Tabel 4.5 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus I Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean
  • 41. 1 Tidak senang 0 0 0 2 Kurang senang 12 31,58 0,63 3 Senang 17 44,74 1,41 4 Sangat senang 9 23,68 0,88 Jumlah 38 100 2.91 Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan belajar mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,91. 3) Hasil Belajar Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes siswa pada siklus I (lihat lampiran 8), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 22 siswa (68,75%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 10 siswa (31,25 %). Jadi hasil belajar siswa ada peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra tindakan. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi da-lam siklus I, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut: DDDDDD.Kondisi kelas sudah kondusif, sehingga perlu terus dijaga bahkan diting- katkan lebih baik lagi. EEEEEE.Sangsi yang diberikan sering dianggap ringan oleh siswa, sehingga perlu di- pertimbangkan sangsi yang lebih berat sesuai dengan tingkat kesalahannya. FFFFFF.Pertanyaan yang bersifat membimbing sudah baik, sehingga perlu terus diper-tahankan bahkan ditingkatkan.
  • 42. GGGGGG.Pembuatan rangkuman sudah didominasi oleh siswa, sehingga guru cukup menjadi fasilitator. HHHHHH.Kemandirian belajar siswa cukup baik, yaitu memperoleh skor mean 2,84. IIIIII.Sikap siswa semakin baik, yaitu memperoleh skor mean 2,91. JJJJJJ.Secara klasikal kegiatan pembelajaran belum tuntas, karena hanya 22 siswa (68,75 %) yang telah memperoleh nilai 65 atau lebih. Namun sudah ada peningkatan jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pada pra tindakan. 3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II terdiri dari tiga (3) kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 90 menit. Jadi siklus I menggunakan waktu 270 menit. a. Perencanaan Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus II sebagai berikut: Tabel 4.6 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus II No Komponen Waktu Kegiatan 1 Kegiatan awal 15 menit  Guru mengadakan presensi kelas  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran  Guru menjelaskan metode mengajar yang digunakan  Guru memotivasi siswa 2 Kegiatan inti 150  Guru memberikan pertanyaan- menit pertanyaan yang sudah dipersiapkan.  Siswa menjawab pertanyaan setelah ditun-juk oleh guru.  Guru memberikan tugas secara
  • 43. langsung maupun tidak langsung terhadap siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.  Guru memberikan pertanyan yang bersifat membimbing. 3 Kegiatan akhir 15 menit  Guru membuat kesimpulan bersama siswa 4 Evaluasi 30 menit  Guru melaksanakan evaluasi b. Pelaksanaan/Implementasi Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kegiatan awal (15 menit) KKKKKK.Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus II. LLLLLL.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. MMMMMM.Guru menjelaskan metode yang digunakan. NNNNNN.Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pada setiap pertemuan. 2) Kegiatan Inti (150 menit) OOOOOO.Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. PPPPPP.Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan. QQQQQQ.Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa. RRRRRR.Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa yang belum bisa menjawab. SSSSSS.Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab perta- nyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dalam lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali se-bagai bentuk sangsi bagi siswa.
  • 44. TTTTTT.Guru memberikan tugas secara kelompok untuk dikerjakan di rumah. 3) Kegiatan akhir (15 menit)  Bersama-sama dengan siswa, guru membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. 4) Evaluasi (30 menit)  Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada akhir siklus II. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : UUUUUU.Kegiatan pembelajaran semakin kondusif. VVVVVV.Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan. WWWWWW.Pada pertemuan pertama, ada empat siswa yang mendapat sangsi karena belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar. XXXXXX.Pada pertemuan kedua ada dua siswa yang mendapat tugas tambahan. YYYYYY.Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan. ZZZZZZ.Pertenyaan membimbing semakin efektif digunakan oleh guru. AAAAAAA.Guru sering melontarkan pertanyaan yang bersifat menggali. BBBBBBB.Pengambilan kesimpulan sudah didominasi oleh siswa. Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan ketiga siklus II juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut : 1) Kemandirian Belajar
  • 45. Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 9) : Tabel 4.7 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus II Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean 1 Tidak mandiri 0 0 0 2 Kurang mandiri 7 18,42 0,31 3 Mandiri 20 52,63 1,69 4 Sangat mandiri 11 28,95 1,13 Jumlah 38 3,13 Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu sebesar 52,63% mandiri dan 28,95% sangat mandiri. Sedangkan skor mean sudah menunjukkan angka 3,13. 2) Sikap Siswa Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 10) : Tabel 4.8 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus II Skor Keterangan Jumlah % Skor Mean 1 Tidak senang 0 0 0 2 Kurang senang 5 13,15 0,19 3 Senang 19 50 1,59 4 Sangat senang 14 36,85 1,50 Jumlah 38 100 3,28
  • 46. Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan belajar mengajar, yaitu 50 % senang dan 36,85 % sangat senang. Sedangkan jumlah skor mean sebesar 3,28. 3) Hasil Belajar Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes siswa pada siklus II (lihat lampiran 11), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 28 siswa (87,50%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 4 siswa (12,5 %). Secara klasikal kegiatan belajar mengajar sudah tuntas belajar, karena yang memperoleh nilai 65 atau lebih telah mencapai jumlah lebih dari 85 %. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi da-lam siklus II, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut: CCCCCCC.Kondisi siswa sudah dapat menyesuaikan dengan metode yang digunakan. DDDDDDD.Guru dapat melakukan kegiatan lebih baik. EEEEEEE.Pembuatan rangkuman sudah didominasi siswa. FFFFFFF.Kemandirian belajar siswa sudah baik, yaitu memperoleh skor mean 3,13. GGGGGGG.Sikap siswa juga sudah baik, yaitu memperoleh skor mean 3,28. HHHHHHH.Secara klasikal kegiatan pembelajaran sudah tuntas, karena 28 siswa
  • 47. (87,50%) telah memperoleh nilai 65 atau lebih. B. Pembahasan Keseluruhan Berdasarkan hasil observasi, pengisian angket oleh siswa, dan hasil tes yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I dan siklus II, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kemandirian Belajar Siswa Berdasarkan hasil angket tentang kemandirian siswa yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I dan siklus II (lihat lampiran 3, lampiran 6 dan lampiran 9), maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini: Tabel 4.9 Perbandingan Kemandirian Siswa Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II Pra Tindakan Siklus I Siklus II Jml % Mean Jml % Mean Jml % Mean 1 Tidak mandiri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Kurang mandiri 15 39,47 1,02 11 28,95 0,56 7 18,42 0,31 3 Mandiri 19 50 1,33 21 55,26 1,78 20 52,64 1,69 4 Sangat mandiri 4 10,53 0,16 6 15,79 0,50 11 28,94 1,13 Jumlah 38 2,50 38 2,84 38 3,13 Kemandirian siswa berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa yang menyebutkan siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13 %) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (15,63%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyebutkan siswa mandiri mengalami kenaikan dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan, menjadi 19 siswa (59,38%) pada siklus I, dan menjadi 18 siswa (56,25%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyebutkan siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan menjadi 9 siswa (28,13%) pada siklus II. Sedangkan jumlah mean menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan
  • 48. menjadi 3,13 pada siklus II. 2. Sikap Siswa Berdasarkan hasil angket tentang sikap siswa yang dilakukan pada pra tidakan, siklus I, dan siklus II (lihat lampiran 4, lampiran 7 dan lampiran 10), maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini: Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Pra Tindakan Siklus I Siklus II Jml % Mean Jml % Mean Jml % Mean 1 Tidak senang 6 15,79 0,16 0 0 0 0 0 0 2 Kurang senang 15 39,47 0,81 12 31,58 0,63 5 9,37 0,19 3 Senang 14 36,85 1,13 17 44,74 1,41 19 53,13 1,59 4 Sangat senang 3 7,89 0,24 9 23,68 0,88 14 37,50 1,50 Jumlah 38 2,34 38 2,91 38 3,28 Sikap siswa yang diperoleh dari angket menunjukkan bahwa kualifikasi yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. Kualifikasi yang menun-jukkan kurang senang menunjukkan penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa (37,50%) pada pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17 siswa (53,13%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa (21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12 siswa (37,50%) pada siklus II. Sedangkan jumlah mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91pada siklus I, dan menjadi 3,28 pada siklus II. 3. Hasil Evaluasi
  • 49. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II (lihat lampiran 5, lampiran 8, lampiran 11), maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini: Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Evaluasi Tuntas Belum Tuntas Jml % Jml % 1 Pra Tindakan 23 60,52 15 39,48 2 Siklus I 30 78,94 8 21,05 3 Siklus II 34 89,47 4 10,53 Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 23 siswa (60,52%) pada pra tindakan menjadi 30 siswa (78,94%) pada siklus I, dan menjadi 34 siswa (89,47%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 15 siswa (39,48%) pada pra tindakan menjadi 8 siswa (21,05%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (10,53%) pada siklus II. 4. Pembuktian Hipotesis Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas I SDN Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang akan meningkat” dapat diterima. Berdasarkan uraian tersebut dia atas dapat disimpulkan bahwa dengan pelaksanaan metode ‘Tatas’ dalam kegiatan pembelajaran PKn dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa dan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran PKn. Kemandirian belajar dan sikap siswa tersebut merupakan variable dari motivasi belajar siswa. Jadi dengan penggunaan metode ‘Tatas’ dapat meningkatkan motivasi belajar
  • 50. pelajaran PKn, khususnya pada siswa kelas I SDN Merjosari V. Peningkatan motivasi belajar juga dapat membawa dampak positif yaitu meningkatnya hasil belajar siswa. BAB V PENUTUP IIIIIII.Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar PKn pada siswa kelas I SDN Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, dapat meningkat dengan penerapan metode ‘Tatas’. Peningkatan motivasi belajar siswa, yang terdiri atas kemandirian belajar siswa dan sikap siswa, dapat dijelaskan sebagai berikut :
  • 51. 1. Kemandirian Belajar Siswa Kemandirian belajar siswa berdasarkan hasil penelitian ini dapat diurai-kan sebagai berikut: JJJJJJJ.Siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 15 siswa (39,47%) pada pra tindakan, menjadi 11 siswa (28,95%) pada siklus I, dan menjadi 7 siswa (18,42%) pada siklus II. KKKKKKK.Siswa mandiri mengalami kenaikan dari 19 siswa (50%) pada pra tindakan, menjadi 21 siswa (55,26%) pada siklus I, dan menjadi 20 siswa (52,63%) pada siklus II. LLLLLLL.Siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 4 siswa (10,53%) pada pra tindakan, menjadi 6 siswa (15,79%) pada siklus I, dan menjadi 11 siswa (28,95%) pada siklus II. MMMMMMM.Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II. 2. Sikap Siswa Sikap siswa yang diperoleh dari hasil pengisian angket dapat diuraikan sebagai berikut: NNNNNNN.Kualifikasi yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 6 siswa (15,79%) pada pra tindakan, menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. OOOOOOO.Kualifikasi yang menunjukkan kurang senang ada penurunan dari 15 siswa (39,47%) pada pra tindakan, menjadi 12 siswa (31,58%) pada siklus I dan menjadi 5 siswa (13,15%) pada siklus II. PPPPPPP.Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 14 siswa
  • 52. (36,85%) pada pra tindakan, menjadi 17 siswa (44,74%) pada siklus I, dan menjadi 19 siswa (50%) pada siklus II. QQQQQQQ.Kualifikasi yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 3 siswa (7,89%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (23,68%) pada siklus I, dan menjadi 14 siswa (36,85%) pada siklus II. RRRRRRR.Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91 pada siklus I, dan menjadi 3,28 (82%) pada siklus II. 3. Hasil Evaluasi Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 23 siswa (60,52%) pada pra tindakan, menjadi 30 siswa (78,94%) pada siklus I, dan menjadi 34 siswa (89,47%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 15 siswa (39,48%) pada pra tindakan menjadi 8 siswa (21,05%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (10,53%) pada siklus II. 4. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, maka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas I SDN Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, akan meningkat” dapat diterima. SSSSSSS.Saran-saran
  • 53. Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, dapat disampaikan saran-saran se-bagai berikut : TTTTTTT.Bagi Guru Dengan kondisi tertentu, maka penggunan metode ‘Tatas’ dapat mening- katkan motivasi belajar siswa. Kepada para guru diharapkan memiliki kemauan dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar agar dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. UUUUUUU.Bagi Sekolah dan Kepala Sekolah Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan ten-tang perlunya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar prestasi belajar siswa semakin meningkat. Selain itu Kepala Sekolah hendaknya dapat mengusahakan agar ketersediaan sarana bagi para guru dalam melaksanakan PTK terus ditingkatkan. VVVVVVV.Bagi Siswa Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK), dapat mendorong siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga hasil yang diperoleh juga semakin me-ningkat. Kepada peserta didik hendaknya selalu mempersiapkan diri dalam mengi-kuti kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajarnya semakin meningkat.
  • 54. DAFTAR RUJUKAN DePorter, B. & Hernacki, M. 1992. Quantum Learning: unleashing the Genius in You. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Kaifa. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI. Miftah Toha. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju. Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara.
  • 55. Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Lampiran 1 ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA Nama : Nomor : Tanggal : Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan keadaan anda. Keterangan : 1 = tidak pernah 3 = sering 2 = jarang 4 = selalu Skala Penilaian 1 2 3 4 1 Saya mengetahui tujuan belajar saya 2 Saya selalu menyusun jadwal belajar 3 Saya menyiapkan tempat untuk belajar 4 Saya menyiapkan kebutuhan untuk belajar 5 Saya selalu mempelajari materi yang akan diajarkan 6 Saya berusaha menyelesaikan setiap kesulitan belajar 7 Saya selalu bertanya setiap ada materi yang belum dipahami 8 Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan 9 Saya mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri 10 Saya berusaha menemukan cara belajar yang baik bagi saya 11 Saya selalu mengevaluasi materi yang telah saya pelajari Jumlah Prosentase Lampiran 2 ANGKET SIKAP SISWA Nama : Nomor :
  • 56. Tanggal : Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan keadaan anda. Keterangan : 1 = tidak senang 2 = kurang senang 3 = senang 4 = sangat senang Skala Penilaian 1 2 3 4 1 Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan 2 Saya merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan 3 Suasana pada saat mengikuti pelajaran 4 Minat saya mengikuti kegiatan belajar 5 Saya senang terhadap tugas yang diberikan 6 Saya senang dengan cara guru mengajar 7 Kesan terhadap model pembelajaran Jumlah Prosentase LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU DENGAN METODE ‘TATAS’ Kelas : Tanggal : Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan Keterangan : 1 = tidak baik 3 = baik 2 = kurang baik 4 = sangat baik Hasil Pengamatan
  • 57. 1 2 3 4 Perencanaan Pembelajaran a. Kesesuaian materi pelajaran dengan kurikulum b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban c. Guru menyusun langkah-langkah pelaksanaan tindakan d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas tambahan terhadap siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan e. Guru menyusun alat penilaian Jumlah Prosentase 2 Pelaksanaan Pembelajaran a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan penggunaan metode pembelajaran c. Guru memberikan apersepsi pembelajaran d. Guru menggunakan teknik bertanya dengan tepat e. Guru menjawab pertanyaan dengan benar f. Guru menggunakan pertanyaan membimbing g. Guru memberikan evaluasi Jumlah Prosentase
  • 58. Rejotangan, 2007 Observer, _______________________ Lampiran 2 LEMBAR PENGAMATAN SIKAP SISWA DENGAN METODE ‘TATAS’ Kelas : Tanggal : Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan Keterangan : 1 = tidak senang 3 = senang 2 = kurang senang 4 = sangat senang Hasil Pengamatan 1 2 3 4 1 Siswa merasa senang terhadap materi yang diajarkan 2 Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan 3 Siswa senang dengan suasana pada saat mengikuti pelajaran 4 Minat siswa mengikuti kegiatan belajar lebih baik 5 Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan 6 Siswa senang dengan cara guru mengajar 7 Siswa memiliki kesan yang baik terhadap model pembelajaran Jumlah
  • 59. Prosentase Rejotangan, 2007 Observer, _______________________ Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA PADA PRA TINDAKAN
  • 60. Indikator No Nama % Ket. 1 2 3 4 5 6 7 Jml 1 Aditya Eko N. 2 2 2 2 2 2 2 14 50 tidak senang 2 Agus Budiono 3 3 2 2 3 3 2 18 64 kurang senang 3 Agus Purwanto 2 2 2 2 2 2 2 14 50 tidak senang 4 Ahmat Takim 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 5 Ainul Lakhifah 3 3 3 4 3 3 3 22 79 senang 6 Anik P. 3 2 3 3 2 3 2 18 64 kurang senang 7 Anita Raeni 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 8 Ari Irawan 2 3 3 2 3 2 3 18 64 kurang senang 9 Aries Setiawan 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 10 Arif Hermawan 2 2 2 2 2 2 2 14 50 tidak senang 11 Arip Wahyu 3 3 2 2 2 3 2 17 61 kurang senang 12 Bagus Susanto 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 13 Bero Riadi 4 3 3 3 4 4 3 24 86 sangat senang 14 Candra S. 3 3 3 2 3 4 3 21 75 senang 15 Devi Wahyu N. 3 3 2 2 2 3 2 17 61 kurang senang 16 Dwi W ahyuni 3 2 3 3 2 2 2 17 61 kurang senang 17 Eky W. 2 2 1 2 2 2 2 13 46 tidak senang 18 Eny Handayani 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang 19 Findia P. 4 3 3 3 3 4 3 23 82 senang 20 Heru S. 3 3 2 2 2 3 3 18 64 kurang senang 21 Lina Sa'adah 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang 22 M. Khoirur R. 3 2 2 2 3 3 2 17 61 kurang senang 23 Ninik S. 3 2 2 3 2 3 2 17 61 kurang senang 24 Pujianik 2 2 2 2 2 2 2 14 50 tidak senang 25 Ramadhan P. 3 3 2 3 3 2 2 18 64 kurang senang 26 Rima Fitri N. 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 27 Rodiyah 2 2 3 3 2 3 2 17 61 kurang senang 28 Siti Z. 4 4 3 4 3 3 4 25 89 sangat senang 29 Sugeng H. 3 3 3 2 2 2 3 18 64 kurang senang 30 Sugeng R. 3 2 2 2 3 3 2 17 61 kurang senang 31 Pambudis 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 32 Luria 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang Lampiran 6 HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS I Kelas : Tanggal : Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan Keterangan : 1 = tidak baik 3 = baik
  • 61. 2 = kurang baik 4 = sangat baik Hasil Pengamatan 1 2 3 4 Perencanaan Pembelajaran a. Kesesuaian materi pelajaran dengan √ kurikulum b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan √ dan jawaban-jawaban c. Guru menyusun langkah-langkah √ pelaksanaan tindakan d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas tambahan terhadap siswa yang tidak √ dapat menjawab pertanyaan e. Guru menyusun alat penilaian √ Jumlah 19 Prosentase 95 2 Pelaksanaan Pembelajaran a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √ b. Guru menjelaskan penggunaan metode √ pembelajaran c. Guru memberikan apersepsi √ pembelajaran d. Guru menggunakan teknik bertanya √ dengan tepat e. Guru menjawab pertanyaan dengan √ benar f. Guru menggunakan pertanyaan √ membimbing g. Guru memberikan evaluasi √ Jumlah 23 Prosentase 82,14 Lampiran 7 HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS I Kelas : Tanggal : Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan Keterangan : 1 = tidak senang 2 = kurang senang 3 = senang 4 = sangat senang
  • 62. Hasil Pengamatan 1 2 3 4 1 Siswa merasa senang terhadap materi yang diajarkan √ 2 Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan √ 3 Siswa senang dengan suasana pada saat mengikuti pelajaran √ 4 Minat siswa mengikuti kegiatan belajar lebih baik √ 5 Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan √ 6 Siswa senang dengan cara guru mengajar √ 7 Siswa memiliki kesan yang baik terhadap model pembelajaran √ Jumlah 20 Prosentase 71,43 Lampiran 8 REKAPITULASI HASIL ANGKET KEMANDIRIAN SISWA SIKLUS I
  • 63. Indikator No Nama % Ket. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jml 1 Aditya Eko N. 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 23 52 kurang mandiri 2 Agus Budiono 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 32 73 mandiri 3 Agus Purwanto 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 27 61 kurang mandiri 4 Ahmat Takim 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 38 86 sangat mandiri 5 Ainul Lakhifah 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 36 82 mandiri 6 Anik P. 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 24 55 kurang mandiri 7 Anita Raeni 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 35 80 mandiri 8 Ari Irawan 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 28 64 kurang mandiri 9 Aries Setiawan 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 34 77 mandiri 10 Arif Hermawan 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 24 55 kurang mandiri 11 Arip W ahyu 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 35 80 mandiri 12 Bagus Susanto 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 38 86 sangat mandiri 13 Bero Riadi 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 31 70 mandiri 14 Candra S. 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 33 75 mandiri 15 Devi W ahyu N. 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 28 64 kurang mandiri 16 Dwi Wahyuni 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 28 64 kurang mandiri 17 Eky W . 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 23 52 kurang mandiri 18 Eny Handayani 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 75 mandiri 19 Findia P. 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 35 80 mandiri 20 Heru S. 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 80 mandiri 21 Lina Sa'adah 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 39 89 sangat mandiri 22 M. Khoirur R. 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 34 77 mandiri 23 Ninik S. 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 28 64 kurang mandiri 24 Pujianik 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 30 68 mandiri 25 Ramadhan P. 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 34 77 mandiri 26 Rima Fitri N. 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 35 80 mandiri 27 Rodiyah 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 25 57 kurang mandiri 28 Siti Z. 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 26 59 kurang mandiri 29 Sugeng H. 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 34 77 mandiri 30 Sugeng R. 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 36 82 mandiri 31 Pambudis 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 39 89 sangat mandiri 32 Luria 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 32 73 mandiri Lampiran 9 REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA SIKLUS I
  • 64. Indikator No Nama % Ket. 1 2 3 4 5 6 7 Jml 1 Aditya Eko N. 3 2 2 3 2 2 2 16 57 kurang senang 2 Agus Budiono 3 3 3 3 2 3 3 20 71 senang 3 Agus Purwanto 3 3 2 2 3 2 2 17 61 kurang senang 4 Ahmat Takim 4 4 3 3 3 4 3 24 86 sangat senang 5 Ainul Lakhifah 4 4 4 3 4 3 3 25 89 sangat senang 6 Anik P. 3 3 3 2 3 3 3 20 71 senang 7 Anita Raeni 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 8 Ari Irawan 3 3 2 3 3 2 2 18 64 kurang senang 9 Aries Setiawan 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 10 Arif Hermawan 3 2 2 2 2 2 2 15 54 kurang senang 11 Arip Wahyu 3 3 3 3 3 3 2 20 71 senang 12 Bagus Susanto 4 4 3 3 4 4 3 25 89 sangat senang 13 Bero Riadi 3 3 3 3 2 3 3 20 71 senang 14 Candra S. 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 15 Devi W ahyu N. 3 3 2 2 3 2 2 17 61 kurang senang 16 Dwi Wahyuni 3 3 3 3 3 2 3 20 71 senang 17 Eky W. 3 2 2 2 3 2 2 16 57 kurang senang 18 Eny Handayani 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang 19 Findia P. 4 4 3 4 3 4 3 25 89 sangat senang 20 Heru S. 4 3 3 4 4 3 3 24 86 sangat senang 21 Lina Sa'adah 4 4 4 3 4 4 3 26 93 sangat senang 22 M. Khoirur R. 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang 23 Ninik S. 3 3 2 2 3 3 3 19 68 senang 24 Pujianik 2 3 3 2 2 3 2 17 61 kurang senang 25 Ramadhan P. 3 3 2 2 3 3 2 18 64 kurang senang 26 Rima Fitri N. 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang 27 Rodiyah 3 3 2 3 3 3 2 19 68 senang 28 Siti Z. 3 3 3 3 3 3 2 20 71 senang 29 Sugeng H. 3 3 2 2 2 2 2 16 57 kurang senang 30 Sugeng R. 3 3 4 3 3 3 3 22 79 senang 31 Pambudis 4 4 3 4 3 4 3 25 89 sangat senang 32 Luria 4 3 3 3 3 4 3 23 82 senang Lampiran 10 HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS II Kelas : Tanggal : Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan Keterangan : 1 = tidak baik 3 = baik 2 = kurang baik 4 = sangat baik
  • 65. Hasil Pengamatan 1 2 3 4 Perencanaan Pembelajaran a. Kesesuaian materi pelajaran dengan √ kurikulum b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan √ dan jawaban-jawaban c. Guru menyusun langkah-langkah √ pelaksanaan tindakan d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas tambahan terhadap siswa yang tidak √ dapat menjawab pertanyaan e. Guru menyusun alat penilaian √ Jumlah 20 Prosentase 100 2 Pelaksanaan Pembelajaran a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √ b. Guru menjelaskan penggunaan metode √ pembelajaran c. Guru memberikan apersepsi √ pembelajaran d. Guru menggunakan teknik bertanya √ dengan tepat e. Guru menjawab pertanyaan dengan √ benar f. Guru menggunakan pertanyaan √ membimbing g. Guru memberikan evaluasi √ Jumlah 26 Prosentase 96,29 Lampiran 11 HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS II Kelas : Tanggal : Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan Keterangan : 1 = tidak senang 2 = kurang senang 3 = senang 4 = sangat senang Hasil