SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
Baixar para ler offline
Tuntunan Walimah;
(Resepsi Pernikahan Islam)
Islam melihat pernikahan itu bukanlah sekedar formalitas hubungan seksual, sekedar Samen Liven
(kumpul kebo), atau sentuhan tubuh ke tubuh belaka. Namun Islam mempunyai pandangan yang lebih dalam,
lebih agung daripada itu, mari coba renungkan salah satu dari sekian petunjuk-Nya :
Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu
merasa tentram kepadanya. Dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang (TQS. Ar-Ruum 21)
Ketentraman disini bukannya sekedar ketentraman dari syahwat yang bergejolak, tapi ketentraman dari
kebingungan dalam jiwa seseorang. Dari situ seseorang merasakan kekosongan yang harus dipenuhi,
kekurangan yang harus disempurnakan, kelemahan yang harus dikokohkan, kecukupan serta sesuatu yang
dapat menghibur dan menggembirakan. Disitulah cinta antara keduanya mulai bersemi.
Salah satu bentuk cinta yang telah mengisi sejarah panjang kehidupan manusia adalah cinta kaum pria
terhadap lawan jenisnya. Itupun digariskan dalam firman-Nya di surat Ali Imron ayat 114, yang artinya:
Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan apa-apa yang diingini, yaitu wanita dan anak-anak (TQS. Ali
Imron 114)
Nah, sudahkah kita menjadikan rumah tangga kita sebagai ladang tempat bersemainya cinta anak
manusia. Atau bagi yang belum menikah, sudah siapkah kita memboyong diri kita untuk mengarungi nan
luasnya samudera kehidupan bersama orang-orang yang hendak kita cintai, menuju muara keberkahan dan
keridloan Allah Swt.
Keberkahan dan keridhloaan Allah akan tersampaikan pada pernikahan, jika kita dapat menjaga agar
saat acara resepsi pernikahan yang kita impikan, tetap dalam koridor tata aturan hukum Islam. Untuk itu,
pemisahan tamu undangan antara pria dan wanita, kedua pengantinnya tidak berdandan berlebihan (tabarruj)
dan membuka aurat adalah merupakan bentuk nilai dan syariat islam. Sehingga begitulah yang harusnya
diperbuat oleh umat muslim, jika ingin keberkahan melimpahi pernikahan dan pernikahan bernilai ibadah di
sisi Allah SWT.
Upaya ini bisa menjadi tauladan bagi umat muslim, karena sejatinya Islam memiliki nilai-nilai luhur
nan mulia dalam persoalan pernikahan ketimbang tradisi pesta pernikahan yang ada selama ini. Yang lebih
bernuansa materialistis, riya (pamer) dan khalwat (campur baur tamu laki-perempuan).
Karena pernikahan adalah ibadah, maka segala sesuatu yang berkaitan dengannya, termasuk tata cara
pernikahanpun tidak boleh keluar dari konteks ibadah, yakni tidak keluar dari aturan islam. Meskipun
walimatul 'ursy (resepsi pernikahan) tidak terpisahkan statusnya dari acara pernikahan sebagai ibadah, namun
dalam pelaksanaannya seringkali cenderung didominasi oleh adat-istiadat setempat yang disadari atau tidak
akan merusak nilai ibadah itu sendiri.
Risalah ini hanyalah satu usaha kecil dari sebuah proyek besar dalam penyadaran umat dan
memberikan pemahaman yang benar dalam rangka pembinaan umat, sehingga ajaran Islam yang begitu
kompleks dan luas tidak lagi asing di tengah-tengah umatnya sendiri, atau bahkan dihujat oleh umat Islam itu
sendiri, karena umat yang salah dalam memahami atau mungkin ketidaktahuannya terhadap ajaran
(agama)nya sendiri.
Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal pada penyelenggaraan walimah agar makna ibadah dalam resepsi
pernikahan tidak rusak alias tidak diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT :
Dasar hukum walimah
Adanya walimatul ursy, usai akad nikah merupakan salah satu sunnah nabi. Dalam pembahasan disini
tidak dibedakan pembahasan antara walimatul ursy (walimah) dengan resepsi pernikahan, karena kebanyakan
di masyarakat kedua acara itu tidaklah dipisahkan. Meskipun ada yang dipisahkan pelaksanannya, tapi
pembahasan disini lebih mengarah ke walimah Islamy.
Dasar hukum dari walimah, diantaranya beberapa hadits Rasulullah Saw, berikut ini:
Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Nabi Saw, melihat pada Abdurahman bin Auf bekas minyak wanginya, lalu beliau
bertanya: Apa gerangan ini? Kenapa kamu melakukan ini? Ia menjawab: Wahai Rasulullah, saya telah kawindengan
seorang perempuan dengan mas kawin sekeping emas Rasulullah Saw lalu menyahut: Semoga Allah memberikan berkah
kepadamu, dan adakan walimah walau dengan (menyembelih) seekor kambing kibasy (HR. Ibnu Majah)
Dari Anas bin Malik, ujarnya: Aku tidak pernah melihat Rasulullah Saw, melakukan walimah untuk istri-istrinya
seperti yang beliau lakukan dalam walimah perkawinannya dengan Zainab, yaitu beliau menyembelih seekor kambing
kibasy (HR. Ibnu Majah)
Dari Anas bin Malik, sesungguhnya ketika kawin dengan Shafiyah, Nabi Saw mengadakan walimah dengan makan
gandum dan kurma (HR. Ibnu Majah)
Walimah diadakan sebagai sarana pengumuman pada khalayak bahwa kedua pengantin yang
sebelumnya dikenal masyarakat belum menikah, maka dengan adanya walimah, masyarakat tahu bahwa
keduanya sudah bukan lagi sebagai bujangan. Sehingga bagi si wanita yang telah menjadi isteri bagi laki-laki
tersebut, telah tertutup bagi laki-laki lain untuk memperisterinya, kecuali diceraikan oleh suaminya atau
suaminya telah meninggal. Disamping itu dengan adanya pengumuman tersebut, orang tahu bahwa
perempuan yang bersangkutan menjadi ahli waris dari laki-laki yang dikenal sebagai suaminya, dan sebaliknya.
Hadirnya dua orang saksi pada saat akad nikah berlangsung juga sudah menjadi bukti kuat bahwa
telah terjadi pernikahan antar dua orang anak manusia. Sehingga yang diwajibkan dalam Islam hanyalah akad
nikah atau lebih tepatnya proses ijab kabul. Adapun walimah hukumnya sunnah, bisa diadakan walimah jika
kita mampu melaksanakannya dan sesuai dengan ukuran kemampuan finansial kita.
Bertujuan untuk melaksanakan ibadah
Tidak sedikit resepsi pernikahan diselenggarakan dengan tujuan yang tidak sesuai syariat Islam.
Sehingga ada motif kebanyakan masyarakat yang berotak materialistis, melaksanakan resepsi pernikahan untuk
mendapatkan keuntungan, layaknya jual beli. Masyarakat menganggap mereka telah mengeluarkan banyak
biaya untuk pernikahan anak mereka, terutama pihak pengantin wanita, maka untuk nomboki pengeluaran,
diundanglah sekian banyak orang, dengan harapan semakin banyak orang yang diundang, maka semakin
banyak pemasukan yang masuk.
Ada juga yang punya dorongan melakukan resepsi pernikahan karena ingin dipandang wah di
masyarakat, baik si punya hajat tersebut orang kaya ataupun miskin. Kalau kebetulan yang punya hajat orang
kaya, pengeluaran berapapun tidak masalah, asal mereka bisa memamerkan kekayaan, kesuksesan, kedudukan
di hadapan rekan, keluarga, tetangga dan masyarakat sekitarnya. Tapi giliran yang punya hajat orang miskin,
untuk menyelenggarakan resepsi mereka harus berhutang kanan-kiri, bahkan ada yang menjual atau
menggadaikan barang-barang miliknya. Setelah hajatan resepsi pernikahan selesai, maka hutang pun masih
menggantung. Padahal tujuannya hanya supaya kelihatan mewah dan dipandang oleh masyarakat yang intinya
ingin riya alias pamer ke orang lain.
Suatu hal yang sia-sia belaka jika kita mengeluarkan biaya puluhan juta untuk sesuatu yang tidak ada
nilai ibadahnya sama sekali. Ibaratnya kita membangun sebuah rumah yang kita berharap bisa menempatinya
untuk tempat tinggal, tapi alangkah malangnya jika ternyata bangunan yang sudah kita susun rapi, hanya
terkena angin sepoi-sepoi saja, akhirnya roboh dan hancur.
Tidak dibenarkan menyelenggarakan resepsi dengan didasari oleh kepentingan-kepentingan selain
mencari ridlo Allah SWT. Dengan pamer kepada orang lain, artinya kita mencari ridlonya manusia, bukannya
Alllah tujuan kita. Islam mengajarkan kepada kita bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah
kepada Allah, sebagaimana dalam Al-Qur an Surat adz-Dzariyat 56:
Tiada Aku ciptakan jin dan manusia, selain untuk beribadah kepada-Ku (Allah) .
Ibadah dalam pengertian luas, bukan hanya ibadah ritual seperti sholat, zakat, puasa atau haji. Tapi
setiap aktivitas yang kita lakukan dengan didasari mencari ridlo Allah serta tata caranya sesuai yang diajarkan
syariat Islam maka bisa bernilai sebagai ibadah. Sehingga sebagai seorang muslim, kita harus bersyukur kepada
Allah karena setiap aktivitas yang kita hendak lakukan, bisa menjadi ladang amal ibadah kita, yang itu tidak
dimiliki oleh umat lain selain Islam. Seharusnya rasa syukur dan bangga sebagai muslim tidak ditutupi dengan
aktivitas kita meniru adat, kebiasaan, ritual umat lain. Rasulullah Saw, dalam salah satu sabdanya :
Barang siapa meniru tingkah laku suatu kaum, maka dia tergolong dari mereka (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Tidak termasuk golonganku, orang-orang yang menyerupai selain golonganku (umat Islam) (HR. Tirmidzi)
Untuk itu pelaksanaan resepsi pernikahan harusnya diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Karena diniatkan sebagai ibadah, maka tujuan kita melakukannya harus dijauhkan dari ketidak ikhlasan alias
hanya untuk mencari ridlo Allah. Serta jangan lupa untuk bernilai ibadah dihadapan Allah, maka tata caranya
tidak boleh melanggar syariat Islam atau yang tidak pernah dituntunkan oleh syariat Islam. Sebagaimana
firman Allah dalam surat al-Hasyr ayat 7 yang artinya
Dan apa-apa yang diperintahkan oleh Rasul maka ambillah, dan apa yang dilarang maka tinggalkanlah .
Juga dalam sabda Rasulullah: Barang siapa yang beramal, tidak ada perintah dariku, maka tertolak amal itu
(HR Bukhori)
Pernikahan sipil, bolehkah?
Yang dimaksud pernikahan sipil disini adalah pernikahan yang dilakukan oleh catatan sipil, yang pihak
pelaksananya di Indonesia adalah Kantor Urusan Agama (KUA). Dalam pernikahan sipil, seluruh data tentang
kedua pengantin dicatat lengkap, kemudian mensyaratkan calon pengantin pria harus mengurus surat pindah
nikah ke pihak wanita. Tidak cukup hanya itu, pihak kantor KUA juga akan menarik biaya administrasi, yang
menurut aturan, tiap-tiap wilayah kecamatan berbeda-beda jumlah nominalnya.
Pernikahan sipil ini hanya sebuah syarat yang harus dilalui, jika kita tetap tercatat sebagai warga negara
Indonesia. Artinya secara prespektif hukum Islam, sebuah pernikahan tetap syah secara syariat Islam, jika telah
memenuhi prasyarat menurut hukum Islam. Diantaranya, mahar, ijab kabul, hadirnya wali dan saksi, serta
tidak lupa hadirnya pihak yang berakad, yakni kedua calon pengantin
Terkait dengan adanya mahar atau mas kawin terdapat dalam salah satu riwayat Sahl bin Sa ad dalam
hadits yang panjang. Diceritakan ada seorang perempuan datang kepada Rasulullah hendak menyerahkan diri
untuk dinikahi oleh Rasulullah. Tapi Rasulullah tidak berkenan terhadap wanita tersebut. Kemudian salah
seorang sahabat berdiri dan menyampaikan keinginannya untuk menikahi wanita tersebut. Oleh Rasulullah,
sahabat tersebut ditanyai tentang mahar pernikahan, yang ternyata dia tidak memiliki mahar berupa barang
apapun meskipun hanya berupa cincin dari besi. Sahabat tersebut hanya memiliki selembar sarung, yang jika
selembar sarung itu digunakan sebagai mahar pernikahannya terhadap wanita tersebut, maka sahabat laki-laki
tersebut tidak mempunyai kain penutup tubuh. Hingga akhirnya Rasulullah memerintah untuk memanggil
kembali sahabat tersebut.
Rasulullah Saw, bertanya: Apakah engkau mempunyai hafalan al-Qur an Ia menjawab Aku hafal surat ini, dan surat
itu . Rasulullah bertanya Apakah engkau menghafalnya di luar kepala? Ia menjawab Ya . Rasulullah Saw bersabda:
Pergilah, sungguh aku telah memberikan kepadamu perempuan itu dengan hafalan al-Qur an yang engkau miliki (HR.
Bukhari dan Muslim)
Adanya hadits diatas selain juga dalam QS. An-Nisa ayat 4, menjadi indikasi bahwa perintah
menghadirkan mahar atau mas kawin, menjadi sebuah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan pada
perkawinan. Indikasi (qarinah) itu ditunjukkan dengan sikap Rasulullah yang terus menanyai sahabat tersebut
tentang mahar, hingga akhirnya bisa menikahi wanita itu hanya dengan mahar hafalan Al-Qur an.
Tentang syarat pernikahan yang lain ijab kabul, hadirnya wali dan saksi, bisa ditelusuri lewat hadits-
hadits di bawah ini
Tidak ada nikah kecuali dengan wali (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Hibban)
Aisyah ra. berkata, Rasulullah Saw, bersabda Setiap orang perempuan yang menikah dengan tanpa ijin walinya, maka
nikahnya batil (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Turmudzi)
Sungguh aku telah menikahkan dia denganmu dengan ayat-ayat Al-Qur an yang engkau hafal (HR. Bukhari dan
Muslim)
Aisyah berkata: Rasulullah Saw bersabda: Tidak ada nikah tanpa wali dan dua saksi laki-laki yang adil . (HR.
Daruqutni dan Baihaqi)
Dengan demikian, pernikahan sipil hanyalah sebuah syarat administrasi di negeri kita, bukan sebagai
syarat dari syahnya pernikahan menurut hukum syariat Islam. Namun karena begitu minimnya pengetahuan
masyarakat kita tentang syariat Islam, walaupun soal tata aturan pernikahan pun mereka tak memahami,
sehingga masyarakat menganggap hadirnya petugas KUA atau naib menjadi sebuah keharusan. Tidak cukup
hanya itu, bahkan banyak para orang tua atau wali yang karena minimnya pengetahuan Islam, mereka
kemudian mewakilkan perwalian pernikahan kepada petugas KUA, meskipun tetap syah, alangkah lebih
afdholnya jika orang tua atau wali yang menikahkan sendiri putrinya.
Jika kita memang terpaksa harus menikah dihadapan petugas sipil, maka ada satu hal penting yang kita
dilarang untuk melakukannya. Yakni membaca akad talak taklik, yang biasanya dibaca oleh pengantin pria usai
melakukan ijab kabul. Dengan membaca talak taklik yang ada di lembar terakhir surat nikah yang diberikan
oleh pihak KUA, maka itu artinya kita telah sepakat atau telah berakad sesuai isi dari bacaan talak taklik
tersebut. Sehingga sebisa mungkin, jika kita memang menikah dihadapan petugas sipil, sebaiknya meminta
kepada petugas KUA agar akad talak taklik itu tidak dibacakan. Bagi petugas KUA yang memahami syariat
Islam, tentu tidak akan memaksa pengantin pria untuk membaca akad tersebut.
Dilarang mengandung TBC (tahayul, bid ah, churafat)
1. Seperti yang sering terjadi di resepsi pernikahan di Jawa, biasanya para orang tua untuk memutuskan hari
dan tanggal pernikahan selalu menggunakan perhitungan kalender jawa (paing, pon, legi, kliwon, wage)
yang dikaitkan dengan tanggal kelahiran kedua calon pengantin. Menurut mereka hal itu nanti ada
hubungannya dengan kelancaran acara resepsi itu sendiri ataupun nasib masa depan perkawinan anak-
anak mereka. Sehingga kalau menurut hitung-hitungan kalender Jawa mereka, dan ternyata hasilnya buruk,
maka bisa saja perkawinan tidak jadi dilaksanakan.
Atau juga dalam adat Jawa, seorang anak bungsu misalnya tidak boleh menikah dengan wanita yang anak
sulung. Tidak jelas apa yang menjadi alasan mereka mengeluarkan larangan itu, tapi jika memang ada
perkawinan semacam itu, mereka akan sangat keras melarangnya. Hari pernikahan menurut mereka sangat
sakral, sehingga kalau misalnya hari pernikahan sudah ditetapkan satu bulan sebelumnya, tapi ternyata
dari salah satu keluarga calon pengantin ada yang meninggal dunia, misalnya kakek atau neneknya, maka
hari pernikahanpun bisa berubah bahkan batal.
Penilaian: Dalam khazanah Islam, tidak ada bulan beruntung ataupun bulan sial. Semua bulan adalah baik
dalam Islam, meskipun itu bulan Muharram ataupun Ramadhan, yang dalam kebiasaan masyarakat Jawa di
bulan itu tidak boleh mengadakan hajatan. Sebab menurut mereka di bulan Muharram jika kita tetap
melaksanakan resepsi pernikahan, maka akan banyak timbul malapetaka, atau nasib buruk akan menimpa
kita. Tentu itu suatu kepercayaan yang tidak berdasar sama sekali. Kepercayaan akan ramalan nasib dalam
Islam tidak ada tuntunannya. Rasulullah Saw bersabda:
Barang siapa mendatangi Kahin (tukang sihir, dukun, tukang santet, tukang ramal, paranormal, dll) dan
membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw
(HR. Abu Dawud)
Barangsiapa mendatangi dukun/ peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu maka shalatnya selama empat
puluh malam, tidak akan diterima (HR. Muslim)
Barang siapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial, maka dia telah bersyirik kepada Allah
(HR. Ahmad)
Dalam rukun Iman, Islam mengajarkan kepada kita untuk beriman kepada qodho dan qodhar serta baik
buruknya bagi kita. Sehingga setiap manusia nasibnya sudah ditentukan oleh Allah SWT, tidak ada
manusia yang dilahirkan bernasib sial ataupun mujur. Hanya manusia itu sendiri yang bisa memilih, dia
ingin selamat atau celaka. Jika kita mengaku beragama Islam, kita selalu bertawakal kepada Allah dengan
senantiasa berusaha agar setiap aktivitas yang kita lakukan, termasuk pelaksanaan resepsi pernikahan, agar
tidak keluar dari koridor syariat Islam, yang akan mengundang murka Allah SWT, itu artinya kita telah
mencelakai diri kita.
2. Hadirnya sesajian dalam pernikahan adat Jawa tidaklah boleh ditinggalkan. Konon hal itu untuk menolak
bala atau sesuatu yang diluar jangkauan manusia. Sesajian itu berisi segelas air putih, nasi putih beserta
lauk pauk kering, pisang satu tandan dan tidak lupa kembang atau bunga tujuh rupa serta kemenyan.
Biasanya peletakan sesajian itu berbeda-beda, ada yang di dapur yang katanya supaya makanan tidak
mudah gosong, atau supaya makanan tidak habis padahal tamu masih berdatangan. Sesajian di kamar tidur
pengantin, menurut mereka untuk menjaga tidur pengantin dari godaan mahluk halus. Sesajian di kamar
mandi atau tempat pengantin perempuan melakukan acara siraman . Sesajian juga ditempatkan di
panggung pelaminan atau tenda tamu, biar panggung atau tendanya tidak roboh dan juga sekaligus
menolak turunnya hujan.
Penilaian: Jelas hadirnya sesajian itu bukanlah berasal dari ajaran Islam, sekalipun mungkin saat
meletakkan sesajian itu mengundang seorang kyai dan melafadzkan bacaan islamy seperti al fatihah atau
surat yaasin. Adat seperti itu terpengaruh oleh adat orang Hindu atau Budha, yang biasanya mereka
berdalih, itu pernah diajarkan oleh para Wali. Jika mereka berdalih seperti itu, maka sebagai seorang Wali
(ahli agama), tentu tidak akan pernah mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan syariat Allah.
Bagaimana bisa seorang Wali yang merepresentasikan sebagai ulama mengajarkan untuk meminta
perlindungan dari godaan marabahaya ataupun syaithan yang terkutuk dengan menggunakan sesajian
yang tidak ada tuntunannya dalam Islam? Tentunya kalau benar ajaran seorang Wali, pasti akan
mengajarkan untuk menolak bala ataupun meminta perlindungan, langsung meminta kepada Allah,
mungkin dengan shalat hajat ataupun bacaan al-qur an yang tidak diikuti dengan sesajian. Dengan sesajian
yang sudah barang pasti menggunakan perantara Jin, yang itu dilarang dalam ajaran Islam, karena jelas
mengundang kesyirikan.
Sehingga hadirnya sesajian dalam pernikahan yang Islamy haruslah ditiadakan, karena tidak ada
tuntunannya dalam syariat Islam dan jelas itu adat yang termasuk dalam bid ah (kesesatan) serta jatuh pada
ritual tahayul. Apa bedanya kemudian dengan kebiasaan jahiliyah yang dilakukan kaum Quraisy sebelum
datangnya Islam? Padahal saat sekarang Islam telah paripurna dan Rasulullah telah tiada, kenapa kita ingin
mengulangi tradisi jahiliyah itu?
3. Upacara resepsi pernikahan dalam adat klasik (Jawa, Madura, Banjar, dll) maupun modern (Eropa, Kristen,
dll), tentu berbeda dengan Islam. Dalam perkawinan orang Jawa ada ritual ketika sepasang pengantin
belum resmi menjadi suami-isteri, diadakan upacara pertunangan, yang acaranya hampir mirip dengan
melamar. Bahkan dalam acara ini kedua calon pengantin di rias layaknya pengantin.
Saat upacara perkawinan dilangsungkan sederet ritual pun sudah dipersiapkan. Ritual yang tidak boleh
ditinggalkan adalah temu pengantin yang biasanya diisi dengan dipertemukannya dua pengantin yang
sudah melangsungkan akad nikah. Pengantin laki-laki berjalan bersama rombongan keluarganya yang
diapit oleh dua anak muda yang disebut manggolo yudha yang membawa sepasang rangkaian kembar mayang
dan dipertemukan dengan pengantin perempuan yang juga diapit dua wanita yang disebut widodari dan
diikuti beberapa wanita dibelakangnya biasanya 3 sampai 4 pasang yang disebut putri domas. Ritual
selanjutnya, pengantin laki-lakinya diminta menginjak telur dan pengantin perempuannya menyiram kaki
pengantin prianya dengan air kembang. Setelah itu kedua orang tuanya secara bergantian memberikan
minum air putih kepada kedua mempelai, baru kemudian keduanya dihantarkan ke pelaminan dengan
digandeng menggunakan kain yang diistilahkan bopongan. Dan masih banyak lagi ritual lain dalam resepsi
pernikahan adat Jawa, seperti sungkeman, kacar-kucur, dll.
Penilaian: Melihat dari runtutan acara pernikahan adat Jawa diatas, jelas tidak satupun ritual diatas, pernah
diajarkan oleh Islam. Meskipun mereka mengatakan ada nilai-nilai Islamy di dalamnya, tetap saja bahwa
Islam tidak bisa dicampuradukkan dengan adat istiadat yang pasti berbau khurafat dan bid ah. Jika kita
mengaku muslim, tentu akan bertanya darimana ritual itu berasal. Dan jika kita berniat ibadah dalam
melaksanakan resepsi pernikahan, maka nilai ibadah itu telah rusak karena terkontaminasi ketentuan yang
bukan berasal dari Islam sama sekali.
Adat istiadat suatu kaum tidak bisa dijadikan bagian dari hukum syariat. Sebagaimana bunyi kaidah ushul
fiqh, yang mengatakan Adat suatu kaum tidak bisa menjadi hukum
Dengan demikian tetap membiarkan resepsi pernikahan kita dicampuri ritual yang tidak Islamy, sama saja
dengan merusak nilai ibadah dalam pernikahan dan kebarokahan pun tidak akan tersampaikan dalam
perkawinan tersebut. Namun ada yang mengatakan bahwa ritual-ritual yang dilakukan itu merupakan
simbol-simbol dan mengandung makna yang dalam, seperti misalnya ritual ketika pengantin perempuan
menyiram kaki pengantin laki-lakinya setelah menginjak telur, menurut mereka itu menunjukkan kesetiaan
pasangan tersebut, sekaligus simbol bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi daripada wanita dalam rumah
tangga, yang kalau dikaitkan dengan Islam, ada saja kaitannya. Memang di dalam Islam kedudukan laki-
laki sederajat lebih tinggi daripada wanita yang menjadi isterinya. Seperti disebut al-Qur an surat an-Nisa
ayat 34 Seorang lelaki adalah pemimpin bagi kaum perempuan . Tapi tidak bisa ketentuan kedudukan seperti
itu disimbolkan dengan ritual sebagaimana adat Jawa diatas. Satu sisi, hal itu tidak diajarkan oleh Islam, di
sisi yang lain karena kedudukannya sebagai simbol semata, maka jelas tidak perlu dipertahankan untuk
dilakukan.
Jika memang harus mengadakan resepsi, maka seharusnya bentuk acaranya tetap dibuat islamy. Hilangkan
ritual-ritual diatas, diganti dengan model acara pengajian. Upacara temu pengantin, bisa dilakukan di
dalam kamar setelah acara akad nikah usai. Sebagaimana yang dilakukan Ibu Aisyah yang
mempertemukan dengan Rasulullah Saw, di dalam kamar hanya berdua. Salah satu hadits menyebutkan:
Dari Aisyah ra. Ujarnya: Nabi Saw, mengawini aku, lalu ibuku datang kepadaku, kemudian memasukkan aku ke
dalam rumah dan tiada orang lain yang menemui aku selain Rasulullah Saw (HR. Bukhori)
Hadits tersebut sekaligus menjadi bukti kuat, bahwa saat acara akad nikah, pengantin wanitanya tidak
harus dihadirkan atau tidak perlu disandingkan bersama pengantin prianya. Cukup kehadiran wali si calon
pengantin wanita yang mewakili wanita dalam akad pernikahan. Keduanya bisa bertemu, setelah calon
pengantin prianya usai mengucapkan lafadz ijab kabul dengan sempurna.
Susunan acara resepsi atau walimah dibuat sederhana, cukup didahului dengan pembukaan, diteruskan
pembacaan ayat suci al-qur an dan sambutan-sambutan dilanjutkan dengan pengajian atau ceramah agama,
dan ditutup dengan ramah tamah.
Hemat Biaya & Mengindari Boros
Dalam adat Jawa ataupun Eropa model dekorasi pelaminannya pasti mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit. Dekorasi pelaminan Jawa misalnya, mengharuskan adanya dekorasi atau aksesoris pengantin berupa
janur (daun kelapa muda) yang dipasang di pintu masuk (penjor) bersama sepasang pohon pisang. Di panggung
(pelaminan) pengantin juga ada kembar mayang, yang biasanya dihiasi dengan buah-buahan. Belum lagi
pakaian pengantin dalam tradisi Jawa, biasanya berganti minimal 2 kali ganti baju. Kemudian untuk menyewa
putri domas, manggolo yudho, widodari, cucuk lampah yang semuanya beserta pakaian dan rias, itu semua tentu
mengeluarkan dana yang tidak kecil. Bagi keluarga yang kurang mampu, mereka akan minder ketika disodori
rincian dana yang begitu besar tersebut. Belum lagi jika memikirkan dana untuk konsumsi para tamu, dan
logistik seperti peralatan dapur, piring, sendok, tenda, kursi, dll.
Dengan menyederhanakan susunan acara, menghindari peluang terjadinya praktek tahayul, berhala,
khurafat dan bid ah, maka satu sisi kita telah berhasil membawa resepsi pada jalan Allah. Rasulullah Saw
bersabda:
Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah jalan hidup Muhammad.
Sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diadakan adalah bid ah. Dan setiap
bid ah adalah sesat, dan tiap kesesatan adalah ke neraka (HR. Muslim)
Barang siapa yang beramal, tidak ada perintah dariku, maka tertolak amal itu (HR Bukhori)
Di sisi lain, ini yang juga penting dan barangkali ini yang membuat banyak keluarga mundur atau
menunda menikah dengan alasan kurang biaya untuk resepsi pernikahan. Jadi dengan format yang Islamy,
maka itu artinya kita juga telah menekan pengeluaran sekecil mungkin untuk acara resepsi pernikahan dan
menghindari pemborosan (tabzir), yang itu dilarang oleh Islam dan termasuk amalan syaithan. Firman Allah:
Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara tabdzir (boros). Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudaranya syaithan (TQS. al- Isra 26-27)
Hindari campur baur (iktilath) dan berduaan (khalwat)
Secara umum kehidupan kelompok laki-laki dan kelompok wanita adalah terpisah. Hal itu ditunjukkan
dengan banyaknya dalil dalam Al-Qur an yang memisahkan pembahasan tentang laki-laki dan perempuan,
seperti salah satu ayat:
. Kaum pria dan kaum wanita yang gemar bersedekah, kaum pria dan kaum wanita yang gemar berpuasa, kaum pria
dan kaum wanita yang senantiasa memelihara kehormatannya, kaum pria dan kaum wanita yang banyak menyebut nama
Allah .. (TQS. al-Ahzab 35)
Penyebutan laki-laki dan perempuan dalam ayat diatas secara terpisah, menunjukkan dengan jelas pada
dasarnya aktivitas keduanya terpisah. Contoh yang lain, Allah tidak menerima wanita sebagai wali dalam
perkawinan, melainkan seorang laki-laki yaitu ayah, karena seorang laki-laki dalam pandangan Islam adalah
qawam (lebih utama) terhadap wanita dan juga nasab seseorang didasarkan atas ayahnya. Allah telah
memerintahkan kepada wanita untuk menutup aurat, dan melarang laki-laki melihat aurat perempuan. Semua
itu menunjukkan secara umum kehidupan laki-laki dan perempuan dalam pandangan Islam adalah terpisah.
Hanya dalam keadaan tertentu, seorang laki-laki dan wanita bisa dan boleh bertemu.
Naluri seksual yang fitrah pada setiap manusia, dalam pandangan Islam tidaklah dikekang, tidak pula
dibebaskan liar. Akan tetapi naluri seksual pada manusia dalam pandangan Islam adalah semata-mata untuk
melestarikan keturunan umat manusia. Islam mencegah segala hal yang dapat membangkitkan nafsu seksual
antar lawan jenis. Faktor yang mempengaruhi naluri seksual salah satunya adalah adanya fakta yang dapat
diindera, seperti melihat lawan jenis, baik yang menutup aurat, apalagi yang tidak menutup aurat. Sehingga
Islam menetapkan seperangkat aturan hubungan laki-laki dan perempuan dalam rangka menjaga sifat iffah
(kehormatan) untuk menghasilkan akhlak yang terpuji. Salah satu aturan atau hukum-hukum tersebut
diantaranya, Islam melarang pria dan wanita berduaan (khalwat), kecuali wanita itu disertai oleh mahramnya.
Rasulullah Saw bersabda:
Tidak diperbolehkan seorang pria dan wanita berduaan, kecuali jika wanita itu disertai mahram-nya (HR. Muslim)
Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah sekali-kali ia berkhalwat dengan seorang wanita yang
tidak disertai mahramnya karena yang ketiga diantara keduanya adalah setan (HR. Abu Dawud)
Atas dasar itu, untuk mencegah terjadinya campur baur (khalwat dan ikhtilat) maka resepsi pernikahan,
jika menghadirkan tamu laki-laki dan perempuan harusnya dipisahkan antara keduanya. Tentang bagaimana
pemisahannya, itu sudah menyangkut persoalan teknis, tapi tetap berpegang pada prinsip syariat Islam. Dalam
pemisahan itu, hendaknya perlu diperhatikan tentang perintah menundukkan pandangan, sebagaimana firman-
Nya:
Katakanlah kepada laki-laki Mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kehormatannya
Katakanlah kepada wanita mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kehormatannya
(TQS. an-Nur 30-31)
Sehingga adanya hijab taam (sempurna) menjadi sebuah kebutuhan untuk memperkecil peluang tamu
laki-laki dan perempuan saling bertemu atau berpandangan, jika keduanya berada dalam satu tempat (gedung,
halaman rumah). Ada alternatif cara atau teknis untuk menghindari pertemuan tamu laki-laki dan perempuan
dalam resepsi pernikahan. Pertama, bisa dengan jalan memisahkan keduanya dalam ruang atau tempat resepsi
yang berbeda. Fasilitas ini dimiliki oleh gedung atau masjid yang memiliki dua ruangan yang berbeda, sehingga
begitu tamu masuk ruangan sudah terpisah total antara keduanya. Persoalan kedua tamunya tidak bisa
menyaksikan kedua pengantin bersanding, itu akan dibahas pada pembahasan selanjutnya. Alternatif kedua,
dengan cara memberikan waktu yang berbeda antara tamu laki-laki dan perempuan dalam menghadiri acara
resepsi. Misalnya tamu laki-laki diundang saat acara akad nikah sedangkan tamu perempuan di undang saat
acara resepsi.
Sedangkan mengenai acara pertunangan baik yang terjadi di adat klasik maupun modern, juga bukan
merupakan ajaran Islam. Islam mengajarkan sebelum perkawinan ada proses yang dinamakan khitbah. Khitbah
dalam Islam bukanlah setengah nikah , sehingga calon suami-isteri boleh berinteraksi bebas, sebagaimana
yang terjadi pada sebagian masyarakat Indonesia yang berideologi kapitalis, terutama para selebritis kita.
Dalam ritual modern mereka menyebutnya pra married atau pra wedding, biasanya mereka bebas untuk berfoto
berdua, memesan undangan, mendesain baju pengantin berdua, merancang dekorasi dan mungkin
mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan hari dan tanggal pernikahan mereka.
Khitbah juga tidak bisa dikatakan sebagai pacaran aman , meskipun boleh bagi keduanya untuk ta aruf
(saling kenal), tapi aturan tentang tidak boleh berduaan, berbicara bebas atau bersenda gurau, tetap harus
menjadi rambu-rambu hubungan mereka.
Menutup aurat dan tidak tabaruj
Dalam upacara perkawinan adat maupun modern, biasanya mengharuskan pengantin wanitanya
menanggalkan jilbab dan kerudungnya. Kemudian dirias wajahnya dengan eye shadow, bedak rias, diberi lipstik
yang menor, kepalanya diberi mahkota atau sunduk mentol, alisnya dikerik, pipinya diberi peronah pipi, dll,
yang tujuannya untuk memamerkan kecantikan si pengantin kepada laki-laki yang bukan suaminya. Sehingga
mereka sering menyebut kedua mempelai dengan sebutan raja dan ratu semalam, karena mereka berdua dirias
bak seorang ratu dan raja. Padahal kalau mereka muslim, tradisi dandanan seperti itu, tidak pernah sama sekali
diajarkan oleh Islam. Allah SWT, berfirman:
dan janganlah kamu berdandan seperti wanita-wanita di jaman Jahiliyah (TQS. al-Ahzab 33)
Islam menetapkan aturan bagi kaum wanita untuk mengenakan pakaian secara sempurna yang
menutupi seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan. Allah SWT, berfirman:
Janganlah mereka menampakkan perhiasannya selain apa yang biasa tampak pada dirinya. Hendaklah mereka menutupkan
kerudung (khimar) ke bagian dada mereka (TQS. an-Nur 31)
Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita Mukmin, hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka (TQS. al-Ahzab 59)
Kedua ayat diatas menunjukkan dengan jelas pakaian wanita yakni berupa khimar (kerudung) dan
jilbab, yang dikenakan ketika bertemu dengan lawan jenis yang bukan mahram atau diluar rumah. Begitupun
saat acara walimah, tidak ada peluang bagi orang lain kecuali muhrim untuk melihat tubuh pengantin wanita,
kecuali muka dan telapak tangannya. Sehingga merupakan sebuah pelanggaran syariat Islam, jikalau pengantin
wanita terpaksa harus menanggalkan kerudung dan jilbabnya kemudian menggantinya dengan pakaian adat
atau modern yang tidak menutup auratnya sama sekali, bahkan cenderung pamer aurat.
Apalagi dengan dirias sedemikian rupa, maka keharamannya bukan saja karena membuka aurat
dihadapan khalayak, tapi keharamannya tampak juga pada tabarruj atau berhias secara berlebihan untuk
membuat tertarik orang lain. Jadi pembahasan tentang menutup aurat dengan menampakkan kecantikan adalah
dua hal yang berbeda. Adakalanya seseorang sudah menutup aurat tapi dia masih melakukan tabarruj, atau
sebaliknya dia tidak menutup aurat tapi bertabarruj. Jelas keduanya tidak boleh dilakukan oleh seorang
muslimah, menutup aurat tapi tabarruj, atau tidak menutup aurat tapi tidak tabarruj.
Ada upaya juga dari kalangan para perias pengantin adat maupun modern, agar tetap pengantin
wanitanya mengenakan kerudungnya. Tapi lagi-lagi, baju yang dipakaikan tetap tidak sesuai ketentuan syariat
Islam. Ada yang bajunya ketat hingga membentuk lekuk tubuh. Ada juga yang bahannya tipis atau transparan,
layaknya kebaya dalam pakaian adat Jawa. Sekali lagi meskipun kerudungnya tidak dilepas, akan tetapi tetap
menampilkan riasan wajah yang tabarruj (berlebihan), maka seperti itu tetap tidak diperbolehkan syariat Islam.
Maka untuk menghindari terjadinya tabarruj dan pamer aurat, baik pengantin maupun yang bukan
pengantin, kewajiban menutup aurat bagi wanita tetap harus dijalankan, sekaligus aturan pemisahan tamu laki-
laki dan perempuan juga tidak boleh ditinggalkan.
Pengantin wanitanya tetap mengenakan jilbab dan kerudung, bukan pakaian adat yang dibalut dengan
kerudung. Serta hindarkan untuk merias wajah dengan mengerik alis, memenorkan bibir, meronakan pipi dan
memakaikan mahkota, yang semuanya akan jatuh pada tabarruj, jika dilakukan. Merias pengantin cukup
sekedar mengenakan pakaian bagus dan memakai bedak atau lipstik seadanya, sehingga dia tampil cantik
untuk pengantin prianya.
Karena adanya larangan tabarruj dalam Islam, maka harus dihindari untuk mensandingkan atau lebih
tepatnya memamerkan kedua pengantin dengan duduk diatas kursi pelaminan untuk dipamerkan kepada para
tamu. Pengantin laki-lakinya cukup menemui para tamu laki-laki, begitupun pengantin wanita cukup berada di
lingkungan sesama kaumnya. Perhatikan sabda Rasulullah Saw, berikut ini:
Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum dengan maksud agar mereka menghirup
bau harumnya, maka wanitu adalah pelacur (HR. An-Nasa i)
Abu Huroiroh ra. Berkata: Rasulullah Saw bersabda: Dua macam orang ahli neraka yang belum saya lihat; Satu, kaum
yang memegang pecut (cemeti) bagaikan ekor lembu digunakan memukul orang-orang. Dan kedua: seorang perempuan
yang berpakaian tapi telanjang, merayu-rayu menarik hati dan berlenggang-lenggang, membesarkan kondenya bagaikan
punggung unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak mendapati baunya, padahal bau surga terasa dari
jarak yang sangat jauh (HR. Muslim)
Ibnu Mas ud ra. Berkata: Allah telah melaknat perempuan yang membuat tahi lalat palsu dan yang meminta dibuatkan
tahi lalat, dan yang memotong alisnya, memanggur giginya serta yang membuat-buat kecantikan dengan merusak buatan
Allah (HR. Bukhori, Muslim)
Bahkan untuk menghemat biaya pernikahan, tidak perlu baju baru untuk pengantin. Kita bisa
meminjam atau menyewanya dari teman atau saudara kita yang sudah lebih dahulu menikah. Tentunya
pakaian yang Islamy, yakni jilbab dan kerudung. Aisyah, isteri Rasulullah, pernah menyampaikan hadits:
Dari Aisyah, bahwa ia telah meminjam kalung dari Asma , lalu kalung itu hilang, kemudian Rasulullah Saw, menyuruh
beberapa orang sahabatnya untuk mencarinya (HR. Bukhari)
Hadits diatas disebutkan oleh Bukhari dalam Kitabunnikah, bab: Meminjam pakaian dan lain-lain untuk
pengantin . Dengan meminjam baju yang dimiliki oleh saudara atau teman kita, kita bisa memperkecil biaya
pernikahan. Tidak perlu ada rasa malu, apalagi biasanya, baju pengantin hanya sekali dipakai oleh pemiliknya,
sehingga kalau kita meminjam, pasti kondisinya masih cukup bagus. Dan kalaupun kita membuat sendiri, pasti
kita akan berpikir berkali-kali, karena baju itu nantinya hanya akan dipakai satu kali, sementara kondisi
keuangan tidak memungkinkan untuk membuat baju pengantin sendiri.
Begitu juga demi menjaga kesucian ibadah pada walimatul ursy, tidak ada dalam pandangan Islam
bahwa tamu laki-laki diterima oleh penerima tamu perempuan atau sebaliknya
"Katakanlah kepada laki-laki beriman, hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang
demikian adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat."(TQS. an-Nur
30).
Undangan Walimah
Karena walimah didedikasikan untuk meraih ridlo Allah dan juga dijauhkan dari sikap riya dan
bernuansa materialistik, maka undangan walimah tidak membatasi pada kaum kaya saja. Apalagi mungkin
makanan yang dihidangkan dalam acara walimah, biasanya makanan yang tidak biasa dimakan oleh orang-
orang miskin. Rasulullah dalam satu sabdanya:
"Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah dimana orang-orang miskin tidak diundang. (H.R. Muslim dan
Baihaqi)
Bukhari meriwayatkan bahwa Abu Hurairoh berkata: Sejelek-jelek makanan ialah makanan walimah yang hanya
mengundang orang-orang kaya, tetapi meninggalkan orang-orang miskin (HR. Bukhari)
Dengan adanya ketentuan diatas, maka itu artinya menggugurkan niat materialistik yang banyak
diidap oleh sebagian masyarakat kita yang sudah berideologi kapitalistik yang cenderung invidualistik. Inilah
tuntunan yang menunjukkan betapa besar sikap kepedulian seorang muslim kepada saudaranya yang miskin.
Rasulullah memberi predikat makanan yang jelek, jikalau saat walimah tidak mengundang fakir miskin untuk
bersama-sama menikmati, karunia Allah berupa makanan istimewa tersebut.
Satu hal juga yang ada kaitannya dengan undangan walimah adalah tentang kewajiban menghadiri
undangan walimah, jika memang diundang. Disebutkan dalam satu hadits:
Dari Abu Hurairoh, bahwa Rasulullah Saw bersabda: ....... Barang siapa tidak memperkenankan undangan,
sesungguhnya telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya (HR. Muslim)
Apabila kita mendapat undangan walimah, tetapi tidak menghadirinya, tanpa ada halangan atau udzur
maka kita dapat memenuhinya pada hari lain. Adapun jika kita diundang untuk menghadiri walimah yang
dengan dugaan kuat kita, didalamnya terdapat hal-hal maksiat, seperti percampuran laki-laki dan perempuan,
membuka aurat, adanya miras, hiburan yang tidak Islamy, dll. Maka kita wajib tidak menghadirinya.
Sudah sering kebiasaan masyarakat di sekitar kita, mengundang untuk menghadiri walimah dengan
konsep standing party. Jika kita berhadapan pada kondisi demikian, maka alternatif yang bisa kita lakukan.
Pertama, kita bisa menghadirinya dan menyantap makanan sambil duduk di kursi yang memang biasanya
jumlahnya terbatas. Kedua, bisa juga kita menghadiri undangan tersebut tapi tidak ikut berstanding party alias
makan dengan berdiri. Ketiga, kita bisa memilih untuk tidak menghadiri undangan tersebut, jika kita tahu
bahwa resepsinya memakai konsep standing party. Rasulullah Saw, besabda: Janganlah salah seorang diantara
kalian minum sambil berdiri (HR. Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan: Rasulullah Saw, melarang orang makan
atau minum sambil berdiri (HR. Muslim)
Adapun memberikan bingkisan berupa kado ataupun uang kepada mempelai, boleh-boleh saja.
Asalkan yang mengundang tidak mengharapkan atau meminta untuk diberi oleh yang diundang. Sebab
meminta-minta itu bukan tradisi yang diajarkan oleh Islam.
Hiburan dalam walimah
Karena masyarakat kita yang berideologi sekular, maka sudah barang pasti ketika mengadakan acara
resepsi pernikahan, biasanya dihadirkan selingan hiburan yang tidak Islamy. Misalnya, diputarkan lagu-lagu
yang tidak Islamy dari suara kaset tape recoder. Ada juga menghadirkan penyanyinya langsung diatas
panggung, dengan berjoget ria yang diikuti oleh para tamu. Ataupun hiburan berupa electone, yakni alat musik
berupa orgen tapi dengan penyanyi yang juga bergoyang-goyang mesra mengundang birahi para tamu. Jika
demikian keadaanya, maka jatuhnya pada pembahasan hukum menutup aurat, menjaga kemaluan dan berhias
berlebihan yang sudah dibahas pada pembahasan sebelumnya. Yang sudah jelas hukumnya haram.
Meskipun bermain musik atau menyanyi hukum asalnya adalah mubah alias boleh-boleh saja. Akan
tetapi penyajiannya tetap tidak boleh melanggar ketentuan syariat Islam. Seperti syair lagunya yang
menyekutukan Allah, cinta berlebihan terhadap sesama mahluk. Suara penyanyi perempuannya yang
mendayu-mendayu yang menimbulkan hasrat naluri terhadap lawan jenis. Serta tampilan penyanyi di
panggung dengan bergoyang, berjoget atau menari mengundang nafsu.
Artinya, hadirnya hiburan dalam walimah selama tidak masuk kategori diatas, maka tetap
diperbolehkan, bukan disunnahkan atau bahkan wajib. Dan bagi yang menghadiri undangan walimah dengan
hiburan semacam diatas, maka hukumnya adalah haram.
Khatimah
Jika kita sudah mampu menghadirkan upacara resepsi pernikahan dengan tidak melanggar syariat
Islam, karena kita punya tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka satu point telah kita raih, bahwa kita
sudah mengawali kebarokahan untuk pernikahan kita. Insya Allah dengan langkah awal itu, pernikahan itu
akan mulia di sisi Allah SWT.
Point kedua yang sudah kita sumbangkan, jika kita sudah berani menghadirkan upacara Islamy
pernikahan Islamy, maka itu artinya kita telah memberi teladan kepada masyarakat tentang nilai-nilai Islamy,
syariat Islam dan juga budaya Islam. Masyarakat sekarang yang sudah terlanjur hidup hedonits, yang
berideologi sekular-kapitalistik, menganggap prosesi pernikahan tidaklah ada sangkat pautnya dengan Islam.
Dengan pandangan tersebut, menurut mereka sah-sah saja mengadopsi tata cara pernikahan yang bukan
berasal dari Islam. Sehingga apa yang kita saksikan di tengah-tengah masyarakat. Meskipun orang tua mereka
dikenal masyarakat sebagai orang yang dekat dengan Islam, bahkan mungkin sudah berhaji berkali-kali, tapi
tidak mampu menunjukkan identitas Islam saat acara pernikahan anak-anak mereka.
Bagi siapapun yang ingin menjalin hubungan lawan jenis dengan suatu ikatan yang dinamai
pernikahan, maka sejatinya mulailah dengan mengislamikan upacara resepsi pernikahan kita. Impian tentang
keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah, hanya akan jadi bayang-bayang, jika kita tidak berani menjadikan
Islam sebagai pedoman hidup kita.
Pernikahan bukan hanya menyatukan dua pasang manusia. Tapi juga menyatukan dua hati,
memadukan dua keluarga besar, menggabungkan dua perbedaan, dan mengikatkan dua tujuan yang berbeda,
agar menjadi satu adanya.
Oleh karenanya, tentu akan banyak aral, rintangan yang senantiasa menerca dua anak adam ini. Tentu
hanya dengan berbekal Islam-lah, biduk cinta akan menghantarkan dua insan, menuju pelabuhan yang
dikehendaki yakni rumah tangga sakinah, mawadah wa rahmah.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Munakahat kelompok 7
Munakahat   kelompok 7Munakahat   kelompok 7
Munakahat kelompok 7Mai Hasibuan
 
Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1Iyeh Solichin
 
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahMarhamah Saleh
 
Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamPernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamMey Sari
 
Apakah kita merayakan maulid nabi
Apakah kita merayakan maulid nabiApakah kita merayakan maulid nabi
Apakah kita merayakan maulid nabiArdian DP
 
Proposal nikah & tips merencanakan pernikahan
Proposal nikah & tips merencanakan pernikahanProposal nikah & tips merencanakan pernikahan
Proposal nikah & tips merencanakan pernikahanYode Arliando
 
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaMakalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaYoollan MW
 
Proposal Nikah Dudung.net
Proposal Nikah Dudung.netProposal Nikah Dudung.net
Proposal Nikah Dudung.netWandi Budiman
 
Fiqih Rangkuman Bab Nikah
Fiqih Rangkuman Bab NikahFiqih Rangkuman Bab Nikah
Fiqih Rangkuman Bab Nikahheckaathaya
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinanDicky Arpakh
 
Andi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahanAndi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahanIntanPrawisti
 
44. do'a imam as ketika masuk bulan ramadhan
44. do'a imam as ketika masuk bulan ramadhan44. do'a imam as ketika masuk bulan ramadhan
44. do'a imam as ketika masuk bulan ramadhanSMA Negeri 9 KERINCI
 
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Diah eka wahyudi
 
Buka Hati ...SOLUSI UMROH GRATIS.
Buka Hati ...SOLUSI UMROH GRATIS.Buka Hati ...SOLUSI UMROH GRATIS.
Buka Hati ...SOLUSI UMROH GRATIS.roisul amin
 

Mais procurados (20)

Perkahwinan islam
Perkahwinan islamPerkahwinan islam
Perkahwinan islam
 
Munakahat kelompok 7
Munakahat   kelompok 7Munakahat   kelompok 7
Munakahat kelompok 7
 
Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1
 
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
 
Bekal pernikahan
Bekal pernikahanBekal pernikahan
Bekal pernikahan
 
Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamPernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam Islam
 
Apakah kita merayakan maulid nabi
Apakah kita merayakan maulid nabiApakah kita merayakan maulid nabi
Apakah kita merayakan maulid nabi
 
Proposal nikah & tips merencanakan pernikahan
Proposal nikah & tips merencanakan pernikahanProposal nikah & tips merencanakan pernikahan
Proposal nikah & tips merencanakan pernikahan
 
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaMakalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
 
Proposal Nikah Dudung.net
Proposal Nikah Dudung.netProposal Nikah Dudung.net
Proposal Nikah Dudung.net
 
Proposal Nikah
Proposal NikahProposal Nikah
Proposal Nikah
 
Fiqih Rangkuman Bab Nikah
Fiqih Rangkuman Bab NikahFiqih Rangkuman Bab Nikah
Fiqih Rangkuman Bab Nikah
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
 
PPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHANPPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHAN
 
Pernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islamPernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islam
 
Andi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahanAndi abdullah pernikahan
Andi abdullah pernikahan
 
44. do'a imam as ketika masuk bulan ramadhan
44. do'a imam as ketika masuk bulan ramadhan44. do'a imam as ketika masuk bulan ramadhan
44. do'a imam as ketika masuk bulan ramadhan
 
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)
 
Buka Hati ...SOLUSI UMROH GRATIS.
Buka Hati ...SOLUSI UMROH GRATIS.Buka Hati ...SOLUSI UMROH GRATIS.
Buka Hati ...SOLUSI UMROH GRATIS.
 
01 nikah
01 nikah01 nikah
01 nikah
 

Destaque

Hukum dan Adab Seputar Walimah
Hukum dan Adab Seputar WalimahHukum dan Adab Seputar Walimah
Hukum dan Adab Seputar Walimahwildanzaid
 
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putihBagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putihEko Supriyadi
 
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanMerencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanAbida Muttaqiena
 
Makanan dan minuman haram
Makanan dan minuman haramMakanan dan minuman haram
Makanan dan minuman harammaulindada
 
Beberapa Kelebihan Sahabat Zaid Bin Tsabit
Beberapa Kelebihan Sahabat Zaid Bin TsabitBeberapa Kelebihan Sahabat Zaid Bin Tsabit
Beberapa Kelebihan Sahabat Zaid Bin Tsabitkonsultan waris
 
Susunan panitia pernikahan
Susunan panitia pernikahanSusunan panitia pernikahan
Susunan panitia pernikahanFaisal Tanjung
 
Makanan halal menurut islam dan konsep halalan toyyiban
Makanan halal menurut islam dan konsep halalan toyyibanMakanan halal menurut islam dan konsep halalan toyyiban
Makanan halal menurut islam dan konsep halalan toyyibanSiti Nadzirah Md Supar
 
Qaedah Sulbah - Muqaddimah Zilal
Qaedah Sulbah - Muqaddimah ZilalQaedah Sulbah - Muqaddimah Zilal
Qaedah Sulbah - Muqaddimah ZilalNajid Jamal
 
Materi training Pelajar Inspiratif Sukses Ujian Nasional smp it avicena bekasi
Materi training Pelajar Inspiratif Sukses Ujian Nasional smp it avicena bekasiMateri training Pelajar Inspiratif Sukses Ujian Nasional smp it avicena bekasi
Materi training Pelajar Inspiratif Sukses Ujian Nasional smp it avicena bekasiNamin AB Ibnu Solihin
 
Materi Training Motivasi Sukses Ujian Nasional 2016
Materi Training Motivasi Sukses Ujian Nasional 2016 Materi Training Motivasi Sukses Ujian Nasional 2016
Materi Training Motivasi Sukses Ujian Nasional 2016 Namin AB Ibnu Solihin
 

Destaque (20)

Hukum dan Adab Seputar Walimah
Hukum dan Adab Seputar WalimahHukum dan Adab Seputar Walimah
Hukum dan Adab Seputar Walimah
 
Temukan jalan hidupmu
Temukan jalan hidupmuTemukan jalan hidupmu
Temukan jalan hidupmu
 
Habisi galaumu
Habisi galaumuHabisi galaumu
Habisi galaumu
 
Menjawab syubhat
Menjawab syubhatMenjawab syubhat
Menjawab syubhat
 
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putihBagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
 
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanMerencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
 
Makanan dan minuman haram
Makanan dan minuman haramMakanan dan minuman haram
Makanan dan minuman haram
 
Beberapa Kelebihan Sahabat Zaid Bin Tsabit
Beberapa Kelebihan Sahabat Zaid Bin TsabitBeberapa Kelebihan Sahabat Zaid Bin Tsabit
Beberapa Kelebihan Sahabat Zaid Bin Tsabit
 
Susunan panitia pernikahan
Susunan panitia pernikahanSusunan panitia pernikahan
Susunan panitia pernikahan
 
Kerangka takatul hizb
Kerangka takatul hizbKerangka takatul hizb
Kerangka takatul hizb
 
Sukses UN
Sukses UNSukses UN
Sukses UN
 
Makanan halal menurut islam dan konsep halalan toyyiban
Makanan halal menurut islam dan konsep halalan toyyibanMakanan halal menurut islam dan konsep halalan toyyiban
Makanan halal menurut islam dan konsep halalan toyyiban
 
Alur Kitab Mafahim HT
Alur Kitab Mafahim HTAlur Kitab Mafahim HT
Alur Kitab Mafahim HT
 
Qaedah Sulbah - Muqaddimah Zilal
Qaedah Sulbah - Muqaddimah ZilalQaedah Sulbah - Muqaddimah Zilal
Qaedah Sulbah - Muqaddimah Zilal
 
Ringkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizbRingkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizb
 
Sukses Ujian Tanpa Stress
Sukses Ujian Tanpa StressSukses Ujian Tanpa Stress
Sukses Ujian Tanpa Stress
 
Materi training Pelajar Inspiratif Sukses Ujian Nasional smp it avicena bekasi
Materi training Pelajar Inspiratif Sukses Ujian Nasional smp it avicena bekasiMateri training Pelajar Inspiratif Sukses Ujian Nasional smp it avicena bekasi
Materi training Pelajar Inspiratif Sukses Ujian Nasional smp it avicena bekasi
 
Materi Training Motivasi Sukses Ujian Nasional 2016
Materi Training Motivasi Sukses Ujian Nasional 2016 Materi Training Motivasi Sukses Ujian Nasional 2016
Materi Training Motivasi Sukses Ujian Nasional 2016
 
Arabic Lesson Book 1
Arabic Lesson Book 1Arabic Lesson Book 1
Arabic Lesson Book 1
 
Alur takatul hizb
Alur takatul hizbAlur takatul hizb
Alur takatul hizb
 

Semelhante a Tuntunan walimah syar'i

Makalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - PernikahanMakalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - PernikahanRIZKY AYU NABILA
 
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2Arya D Ningrat
 
Suvenir nikah
Suvenir nikahSuvenir nikah
Suvenir nikahrenitiara
 
Ari sutono (penugasan makalah aik 1)
Ari sutono (penugasan makalah aik 1)Ari sutono (penugasan makalah aik 1)
Ari sutono (penugasan makalah aik 1)UNIMUS
 
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014 Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014 MOHD ARIFF AB RAZAK
 
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014MOHD ARIFF AB RAZAK
 
Hukum pernikahan
Hukum pernikahanHukum pernikahan
Hukum pernikahanalaulawy
 
Adakah pacaran islami
Adakah pacaran islamiAdakah pacaran islami
Adakah pacaran islamitengkiu
 
Makalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agamaMakalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agamaRachman B. Prasetyo
 
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih IslamKawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih IslamRendra Fahrurrozie
 
Dakwah islam melalui pacaran
Dakwah islam melalui pacaranDakwah islam melalui pacaran
Dakwah islam melalui pacaranAn-Nafa Alfauzan
 
Nikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ahNikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ahAli Murfi
 
Pernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ahPernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ahAli Murfhy
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islamaamridwan
 
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamVonita Amelia
 
Power Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.pptPower Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.pptPortalEdukasi1
 

Semelhante a Tuntunan walimah syar'i (20)

Makalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - PernikahanMakalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - Pernikahan
 
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Suvenir nikah
Suvenir nikahSuvenir nikah
Suvenir nikah
 
Ari sutono (penugasan makalah aik 1)
Ari sutono (penugasan makalah aik 1)Ari sutono (penugasan makalah aik 1)
Ari sutono (penugasan makalah aik 1)
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014 Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
 
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
Khutbah Jumaat – walimah yang diberkati – 28-Nov-2014 28.11.2014
 
Hukum pernikahan
Hukum pernikahanHukum pernikahan
Hukum pernikahan
 
Adakah pacaran islami
Adakah pacaran islamiAdakah pacaran islami
Adakah pacaran islami
 
Makalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agamaMakalah hukum pernikahan beda agama
Makalah hukum pernikahan beda agama
 
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih IslamKawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
Kawin Kontrak (Mut'ah) dan Siri dalam Tinjauan Fikih Islam
 
Dakwah islam melalui pacaran
Dakwah islam melalui pacaranDakwah islam melalui pacaran
Dakwah islam melalui pacaran
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Nikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ahNikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ah
 
Pernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ahPernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ah
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islam
 
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
 
Power Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.pptPower Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.ppt
 
Menyoal nikah sirri
Menyoal nikah sirriMenyoal nikah sirri
Menyoal nikah sirri
 

Mais de sakinah cinta management

Saat detik cinta itu tiba, Antara Pacaran atau Nikah?
Saat detik cinta itu tiba, Antara Pacaran atau Nikah?Saat detik cinta itu tiba, Antara Pacaran atau Nikah?
Saat detik cinta itu tiba, Antara Pacaran atau Nikah?sakinah cinta management
 

Mais de sakinah cinta management (20)

Rapor merah v day
Rapor merah v dayRapor merah v day
Rapor merah v day
 
Profil Luky B Rouf
Profil Luky B RoufProfil Luky B Rouf
Profil Luky B Rouf
 
Buku Rapor merah Valentine's Day
Buku Rapor merah Valentine's DayBuku Rapor merah Valentine's Day
Buku Rapor merah Valentine's Day
 
Rapor Merah Valentine's Day
Rapor Merah Valentine's DayRapor Merah Valentine's Day
Rapor Merah Valentine's Day
 
Muda, Mulia Tanpa Narkoba, Dirindu Surga
Muda, Mulia Tanpa Narkoba, Dirindu SurgaMuda, Mulia Tanpa Narkoba, Dirindu Surga
Muda, Mulia Tanpa Narkoba, Dirindu Surga
 
Renungan nikah mulia
Renungan nikah muliaRenungan nikah mulia
Renungan nikah mulia
 
Saatny WOW-kan Slide Anda
Saatny WOW-kan Slide AndaSaatny WOW-kan Slide Anda
Saatny WOW-kan Slide Anda
 
Sukses belajar - Sukses Akhirat
Sukses belajar - Sukses AkhiratSukses belajar - Sukses Akhirat
Sukses belajar - Sukses Akhirat
 
Nikah aja apa nikah banget
Nikah aja apa nikah bangetNikah aja apa nikah banget
Nikah aja apa nikah banget
 
Valentine’s day adis anggoro
Valentine’s day adis anggoroValentine’s day adis anggoro
Valentine’s day adis anggoro
 
Catatan seorang syabab
Catatan seorang syababCatatan seorang syabab
Catatan seorang syabab
 
Light upyourlife 1#
Light upyourlife 1#Light upyourlife 1#
Light upyourlife 1#
 
Teknik menjadi presenter radio
Teknik menjadi presenter radioTeknik menjadi presenter radio
Teknik menjadi presenter radio
 
Be teenager be leader
Be teenager be leaderBe teenager be leader
Be teenager be leader
 
Saat detik cinta itu tiba, Antara Pacaran atau Nikah?
Saat detik cinta itu tiba, Antara Pacaran atau Nikah?Saat detik cinta itu tiba, Antara Pacaran atau Nikah?
Saat detik cinta itu tiba, Antara Pacaran atau Nikah?
 
Saat detik cinta itu tiba
Saat detik cinta itu tibaSaat detik cinta itu tiba
Saat detik cinta itu tiba
 
Inspirasi menuju sukses2
Inspirasi menuju sukses2Inspirasi menuju sukses2
Inspirasi menuju sukses2
 
Writerpreneur
WriterpreneurWriterpreneur
Writerpreneur
 
Untuk dikau yang galau
Untuk dikau yang galauUntuk dikau yang galau
Untuk dikau yang galau
 
Jadi sahabat hingga akhirat 3
Jadi sahabat hingga akhirat 3Jadi sahabat hingga akhirat 3
Jadi sahabat hingga akhirat 3
 

Último

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Último (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Tuntunan walimah syar'i

  • 1. Tuntunan Walimah; (Resepsi Pernikahan Islam) Islam melihat pernikahan itu bukanlah sekedar formalitas hubungan seksual, sekedar Samen Liven (kumpul kebo), atau sentuhan tubuh ke tubuh belaka. Namun Islam mempunyai pandangan yang lebih dalam, lebih agung daripada itu, mari coba renungkan salah satu dari sekian petunjuk-Nya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tentram kepadanya. Dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang (TQS. Ar-Ruum 21) Ketentraman disini bukannya sekedar ketentraman dari syahwat yang bergejolak, tapi ketentraman dari kebingungan dalam jiwa seseorang. Dari situ seseorang merasakan kekosongan yang harus dipenuhi, kekurangan yang harus disempurnakan, kelemahan yang harus dikokohkan, kecukupan serta sesuatu yang dapat menghibur dan menggembirakan. Disitulah cinta antara keduanya mulai bersemi. Salah satu bentuk cinta yang telah mengisi sejarah panjang kehidupan manusia adalah cinta kaum pria terhadap lawan jenisnya. Itupun digariskan dalam firman-Nya di surat Ali Imron ayat 114, yang artinya: Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan apa-apa yang diingini, yaitu wanita dan anak-anak (TQS. Ali Imron 114) Nah, sudahkah kita menjadikan rumah tangga kita sebagai ladang tempat bersemainya cinta anak manusia. Atau bagi yang belum menikah, sudah siapkah kita memboyong diri kita untuk mengarungi nan luasnya samudera kehidupan bersama orang-orang yang hendak kita cintai, menuju muara keberkahan dan keridloan Allah Swt. Keberkahan dan keridhloaan Allah akan tersampaikan pada pernikahan, jika kita dapat menjaga agar saat acara resepsi pernikahan yang kita impikan, tetap dalam koridor tata aturan hukum Islam. Untuk itu, pemisahan tamu undangan antara pria dan wanita, kedua pengantinnya tidak berdandan berlebihan (tabarruj) dan membuka aurat adalah merupakan bentuk nilai dan syariat islam. Sehingga begitulah yang harusnya diperbuat oleh umat muslim, jika ingin keberkahan melimpahi pernikahan dan pernikahan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Upaya ini bisa menjadi tauladan bagi umat muslim, karena sejatinya Islam memiliki nilai-nilai luhur nan mulia dalam persoalan pernikahan ketimbang tradisi pesta pernikahan yang ada selama ini. Yang lebih bernuansa materialistis, riya (pamer) dan khalwat (campur baur tamu laki-perempuan). Karena pernikahan adalah ibadah, maka segala sesuatu yang berkaitan dengannya, termasuk tata cara pernikahanpun tidak boleh keluar dari konteks ibadah, yakni tidak keluar dari aturan islam. Meskipun walimatul 'ursy (resepsi pernikahan) tidak terpisahkan statusnya dari acara pernikahan sebagai ibadah, namun dalam pelaksanaannya seringkali cenderung didominasi oleh adat-istiadat setempat yang disadari atau tidak akan merusak nilai ibadah itu sendiri. Risalah ini hanyalah satu usaha kecil dari sebuah proyek besar dalam penyadaran umat dan memberikan pemahaman yang benar dalam rangka pembinaan umat, sehingga ajaran Islam yang begitu kompleks dan luas tidak lagi asing di tengah-tengah umatnya sendiri, atau bahkan dihujat oleh umat Islam itu sendiri, karena umat yang salah dalam memahami atau mungkin ketidaktahuannya terhadap ajaran (agama)nya sendiri. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal pada penyelenggaraan walimah agar makna ibadah dalam resepsi pernikahan tidak rusak alias tidak diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT : Dasar hukum walimah Adanya walimatul ursy, usai akad nikah merupakan salah satu sunnah nabi. Dalam pembahasan disini tidak dibedakan pembahasan antara walimatul ursy (walimah) dengan resepsi pernikahan, karena kebanyakan di masyarakat kedua acara itu tidaklah dipisahkan. Meskipun ada yang dipisahkan pelaksanannya, tapi pembahasan disini lebih mengarah ke walimah Islamy. Dasar hukum dari walimah, diantaranya beberapa hadits Rasulullah Saw, berikut ini: Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Nabi Saw, melihat pada Abdurahman bin Auf bekas minyak wanginya, lalu beliau bertanya: Apa gerangan ini? Kenapa kamu melakukan ini? Ia menjawab: Wahai Rasulullah, saya telah kawindengan seorang perempuan dengan mas kawin sekeping emas Rasulullah Saw lalu menyahut: Semoga Allah memberikan berkah kepadamu, dan adakan walimah walau dengan (menyembelih) seekor kambing kibasy (HR. Ibnu Majah) Dari Anas bin Malik, ujarnya: Aku tidak pernah melihat Rasulullah Saw, melakukan walimah untuk istri-istrinya seperti yang beliau lakukan dalam walimah perkawinannya dengan Zainab, yaitu beliau menyembelih seekor kambing kibasy (HR. Ibnu Majah) Dari Anas bin Malik, sesungguhnya ketika kawin dengan Shafiyah, Nabi Saw mengadakan walimah dengan makan gandum dan kurma (HR. Ibnu Majah)
  • 2. Walimah diadakan sebagai sarana pengumuman pada khalayak bahwa kedua pengantin yang sebelumnya dikenal masyarakat belum menikah, maka dengan adanya walimah, masyarakat tahu bahwa keduanya sudah bukan lagi sebagai bujangan. Sehingga bagi si wanita yang telah menjadi isteri bagi laki-laki tersebut, telah tertutup bagi laki-laki lain untuk memperisterinya, kecuali diceraikan oleh suaminya atau suaminya telah meninggal. Disamping itu dengan adanya pengumuman tersebut, orang tahu bahwa perempuan yang bersangkutan menjadi ahli waris dari laki-laki yang dikenal sebagai suaminya, dan sebaliknya. Hadirnya dua orang saksi pada saat akad nikah berlangsung juga sudah menjadi bukti kuat bahwa telah terjadi pernikahan antar dua orang anak manusia. Sehingga yang diwajibkan dalam Islam hanyalah akad nikah atau lebih tepatnya proses ijab kabul. Adapun walimah hukumnya sunnah, bisa diadakan walimah jika kita mampu melaksanakannya dan sesuai dengan ukuran kemampuan finansial kita. Bertujuan untuk melaksanakan ibadah Tidak sedikit resepsi pernikahan diselenggarakan dengan tujuan yang tidak sesuai syariat Islam. Sehingga ada motif kebanyakan masyarakat yang berotak materialistis, melaksanakan resepsi pernikahan untuk mendapatkan keuntungan, layaknya jual beli. Masyarakat menganggap mereka telah mengeluarkan banyak biaya untuk pernikahan anak mereka, terutama pihak pengantin wanita, maka untuk nomboki pengeluaran, diundanglah sekian banyak orang, dengan harapan semakin banyak orang yang diundang, maka semakin banyak pemasukan yang masuk. Ada juga yang punya dorongan melakukan resepsi pernikahan karena ingin dipandang wah di masyarakat, baik si punya hajat tersebut orang kaya ataupun miskin. Kalau kebetulan yang punya hajat orang kaya, pengeluaran berapapun tidak masalah, asal mereka bisa memamerkan kekayaan, kesuksesan, kedudukan di hadapan rekan, keluarga, tetangga dan masyarakat sekitarnya. Tapi giliran yang punya hajat orang miskin, untuk menyelenggarakan resepsi mereka harus berhutang kanan-kiri, bahkan ada yang menjual atau menggadaikan barang-barang miliknya. Setelah hajatan resepsi pernikahan selesai, maka hutang pun masih menggantung. Padahal tujuannya hanya supaya kelihatan mewah dan dipandang oleh masyarakat yang intinya ingin riya alias pamer ke orang lain. Suatu hal yang sia-sia belaka jika kita mengeluarkan biaya puluhan juta untuk sesuatu yang tidak ada nilai ibadahnya sama sekali. Ibaratnya kita membangun sebuah rumah yang kita berharap bisa menempatinya untuk tempat tinggal, tapi alangkah malangnya jika ternyata bangunan yang sudah kita susun rapi, hanya terkena angin sepoi-sepoi saja, akhirnya roboh dan hancur. Tidak dibenarkan menyelenggarakan resepsi dengan didasari oleh kepentingan-kepentingan selain mencari ridlo Allah SWT. Dengan pamer kepada orang lain, artinya kita mencari ridlonya manusia, bukannya Alllah tujuan kita. Islam mengajarkan kepada kita bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana dalam Al-Qur an Surat adz-Dzariyat 56: Tiada Aku ciptakan jin dan manusia, selain untuk beribadah kepada-Ku (Allah) . Ibadah dalam pengertian luas, bukan hanya ibadah ritual seperti sholat, zakat, puasa atau haji. Tapi setiap aktivitas yang kita lakukan dengan didasari mencari ridlo Allah serta tata caranya sesuai yang diajarkan syariat Islam maka bisa bernilai sebagai ibadah. Sehingga sebagai seorang muslim, kita harus bersyukur kepada Allah karena setiap aktivitas yang kita hendak lakukan, bisa menjadi ladang amal ibadah kita, yang itu tidak dimiliki oleh umat lain selain Islam. Seharusnya rasa syukur dan bangga sebagai muslim tidak ditutupi dengan aktivitas kita meniru adat, kebiasaan, ritual umat lain. Rasulullah Saw, dalam salah satu sabdanya : Barang siapa meniru tingkah laku suatu kaum, maka dia tergolong dari mereka (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Tidak termasuk golonganku, orang-orang yang menyerupai selain golonganku (umat Islam) (HR. Tirmidzi) Untuk itu pelaksanaan resepsi pernikahan harusnya diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena diniatkan sebagai ibadah, maka tujuan kita melakukannya harus dijauhkan dari ketidak ikhlasan alias hanya untuk mencari ridlo Allah. Serta jangan lupa untuk bernilai ibadah dihadapan Allah, maka tata caranya tidak boleh melanggar syariat Islam atau yang tidak pernah dituntunkan oleh syariat Islam. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Hasyr ayat 7 yang artinya Dan apa-apa yang diperintahkan oleh Rasul maka ambillah, dan apa yang dilarang maka tinggalkanlah . Juga dalam sabda Rasulullah: Barang siapa yang beramal, tidak ada perintah dariku, maka tertolak amal itu (HR Bukhori) Pernikahan sipil, bolehkah? Yang dimaksud pernikahan sipil disini adalah pernikahan yang dilakukan oleh catatan sipil, yang pihak pelaksananya di Indonesia adalah Kantor Urusan Agama (KUA). Dalam pernikahan sipil, seluruh data tentang kedua pengantin dicatat lengkap, kemudian mensyaratkan calon pengantin pria harus mengurus surat pindah
  • 3. nikah ke pihak wanita. Tidak cukup hanya itu, pihak kantor KUA juga akan menarik biaya administrasi, yang menurut aturan, tiap-tiap wilayah kecamatan berbeda-beda jumlah nominalnya. Pernikahan sipil ini hanya sebuah syarat yang harus dilalui, jika kita tetap tercatat sebagai warga negara Indonesia. Artinya secara prespektif hukum Islam, sebuah pernikahan tetap syah secara syariat Islam, jika telah memenuhi prasyarat menurut hukum Islam. Diantaranya, mahar, ijab kabul, hadirnya wali dan saksi, serta tidak lupa hadirnya pihak yang berakad, yakni kedua calon pengantin Terkait dengan adanya mahar atau mas kawin terdapat dalam salah satu riwayat Sahl bin Sa ad dalam hadits yang panjang. Diceritakan ada seorang perempuan datang kepada Rasulullah hendak menyerahkan diri untuk dinikahi oleh Rasulullah. Tapi Rasulullah tidak berkenan terhadap wanita tersebut. Kemudian salah seorang sahabat berdiri dan menyampaikan keinginannya untuk menikahi wanita tersebut. Oleh Rasulullah, sahabat tersebut ditanyai tentang mahar pernikahan, yang ternyata dia tidak memiliki mahar berupa barang apapun meskipun hanya berupa cincin dari besi. Sahabat tersebut hanya memiliki selembar sarung, yang jika selembar sarung itu digunakan sebagai mahar pernikahannya terhadap wanita tersebut, maka sahabat laki-laki tersebut tidak mempunyai kain penutup tubuh. Hingga akhirnya Rasulullah memerintah untuk memanggil kembali sahabat tersebut. Rasulullah Saw, bertanya: Apakah engkau mempunyai hafalan al-Qur an Ia menjawab Aku hafal surat ini, dan surat itu . Rasulullah bertanya Apakah engkau menghafalnya di luar kepala? Ia menjawab Ya . Rasulullah Saw bersabda: Pergilah, sungguh aku telah memberikan kepadamu perempuan itu dengan hafalan al-Qur an yang engkau miliki (HR. Bukhari dan Muslim) Adanya hadits diatas selain juga dalam QS. An-Nisa ayat 4, menjadi indikasi bahwa perintah menghadirkan mahar atau mas kawin, menjadi sebuah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan pada perkawinan. Indikasi (qarinah) itu ditunjukkan dengan sikap Rasulullah yang terus menanyai sahabat tersebut tentang mahar, hingga akhirnya bisa menikahi wanita itu hanya dengan mahar hafalan Al-Qur an. Tentang syarat pernikahan yang lain ijab kabul, hadirnya wali dan saksi, bisa ditelusuri lewat hadits- hadits di bawah ini Tidak ada nikah kecuali dengan wali (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Hibban) Aisyah ra. berkata, Rasulullah Saw, bersabda Setiap orang perempuan yang menikah dengan tanpa ijin walinya, maka nikahnya batil (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Turmudzi) Sungguh aku telah menikahkan dia denganmu dengan ayat-ayat Al-Qur an yang engkau hafal (HR. Bukhari dan Muslim) Aisyah berkata: Rasulullah Saw bersabda: Tidak ada nikah tanpa wali dan dua saksi laki-laki yang adil . (HR. Daruqutni dan Baihaqi) Dengan demikian, pernikahan sipil hanyalah sebuah syarat administrasi di negeri kita, bukan sebagai syarat dari syahnya pernikahan menurut hukum syariat Islam. Namun karena begitu minimnya pengetahuan masyarakat kita tentang syariat Islam, walaupun soal tata aturan pernikahan pun mereka tak memahami, sehingga masyarakat menganggap hadirnya petugas KUA atau naib menjadi sebuah keharusan. Tidak cukup hanya itu, bahkan banyak para orang tua atau wali yang karena minimnya pengetahuan Islam, mereka kemudian mewakilkan perwalian pernikahan kepada petugas KUA, meskipun tetap syah, alangkah lebih afdholnya jika orang tua atau wali yang menikahkan sendiri putrinya. Jika kita memang terpaksa harus menikah dihadapan petugas sipil, maka ada satu hal penting yang kita dilarang untuk melakukannya. Yakni membaca akad talak taklik, yang biasanya dibaca oleh pengantin pria usai melakukan ijab kabul. Dengan membaca talak taklik yang ada di lembar terakhir surat nikah yang diberikan oleh pihak KUA, maka itu artinya kita telah sepakat atau telah berakad sesuai isi dari bacaan talak taklik tersebut. Sehingga sebisa mungkin, jika kita memang menikah dihadapan petugas sipil, sebaiknya meminta kepada petugas KUA agar akad talak taklik itu tidak dibacakan. Bagi petugas KUA yang memahami syariat Islam, tentu tidak akan memaksa pengantin pria untuk membaca akad tersebut. Dilarang mengandung TBC (tahayul, bid ah, churafat) 1. Seperti yang sering terjadi di resepsi pernikahan di Jawa, biasanya para orang tua untuk memutuskan hari dan tanggal pernikahan selalu menggunakan perhitungan kalender jawa (paing, pon, legi, kliwon, wage) yang dikaitkan dengan tanggal kelahiran kedua calon pengantin. Menurut mereka hal itu nanti ada hubungannya dengan kelancaran acara resepsi itu sendiri ataupun nasib masa depan perkawinan anak- anak mereka. Sehingga kalau menurut hitung-hitungan kalender Jawa mereka, dan ternyata hasilnya buruk, maka bisa saja perkawinan tidak jadi dilaksanakan. Atau juga dalam adat Jawa, seorang anak bungsu misalnya tidak boleh menikah dengan wanita yang anak sulung. Tidak jelas apa yang menjadi alasan mereka mengeluarkan larangan itu, tapi jika memang ada perkawinan semacam itu, mereka akan sangat keras melarangnya. Hari pernikahan menurut mereka sangat
  • 4. sakral, sehingga kalau misalnya hari pernikahan sudah ditetapkan satu bulan sebelumnya, tapi ternyata dari salah satu keluarga calon pengantin ada yang meninggal dunia, misalnya kakek atau neneknya, maka hari pernikahanpun bisa berubah bahkan batal. Penilaian: Dalam khazanah Islam, tidak ada bulan beruntung ataupun bulan sial. Semua bulan adalah baik dalam Islam, meskipun itu bulan Muharram ataupun Ramadhan, yang dalam kebiasaan masyarakat Jawa di bulan itu tidak boleh mengadakan hajatan. Sebab menurut mereka di bulan Muharram jika kita tetap melaksanakan resepsi pernikahan, maka akan banyak timbul malapetaka, atau nasib buruk akan menimpa kita. Tentu itu suatu kepercayaan yang tidak berdasar sama sekali. Kepercayaan akan ramalan nasib dalam Islam tidak ada tuntunannya. Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa mendatangi Kahin (tukang sihir, dukun, tukang santet, tukang ramal, paranormal, dll) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw (HR. Abu Dawud) Barangsiapa mendatangi dukun/ peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu maka shalatnya selama empat puluh malam, tidak akan diterima (HR. Muslim) Barang siapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial, maka dia telah bersyirik kepada Allah (HR. Ahmad) Dalam rukun Iman, Islam mengajarkan kepada kita untuk beriman kepada qodho dan qodhar serta baik buruknya bagi kita. Sehingga setiap manusia nasibnya sudah ditentukan oleh Allah SWT, tidak ada manusia yang dilahirkan bernasib sial ataupun mujur. Hanya manusia itu sendiri yang bisa memilih, dia ingin selamat atau celaka. Jika kita mengaku beragama Islam, kita selalu bertawakal kepada Allah dengan senantiasa berusaha agar setiap aktivitas yang kita lakukan, termasuk pelaksanaan resepsi pernikahan, agar tidak keluar dari koridor syariat Islam, yang akan mengundang murka Allah SWT, itu artinya kita telah mencelakai diri kita. 2. Hadirnya sesajian dalam pernikahan adat Jawa tidaklah boleh ditinggalkan. Konon hal itu untuk menolak bala atau sesuatu yang diluar jangkauan manusia. Sesajian itu berisi segelas air putih, nasi putih beserta lauk pauk kering, pisang satu tandan dan tidak lupa kembang atau bunga tujuh rupa serta kemenyan. Biasanya peletakan sesajian itu berbeda-beda, ada yang di dapur yang katanya supaya makanan tidak mudah gosong, atau supaya makanan tidak habis padahal tamu masih berdatangan. Sesajian di kamar tidur pengantin, menurut mereka untuk menjaga tidur pengantin dari godaan mahluk halus. Sesajian di kamar mandi atau tempat pengantin perempuan melakukan acara siraman . Sesajian juga ditempatkan di panggung pelaminan atau tenda tamu, biar panggung atau tendanya tidak roboh dan juga sekaligus menolak turunnya hujan. Penilaian: Jelas hadirnya sesajian itu bukanlah berasal dari ajaran Islam, sekalipun mungkin saat meletakkan sesajian itu mengundang seorang kyai dan melafadzkan bacaan islamy seperti al fatihah atau surat yaasin. Adat seperti itu terpengaruh oleh adat orang Hindu atau Budha, yang biasanya mereka berdalih, itu pernah diajarkan oleh para Wali. Jika mereka berdalih seperti itu, maka sebagai seorang Wali (ahli agama), tentu tidak akan pernah mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan syariat Allah. Bagaimana bisa seorang Wali yang merepresentasikan sebagai ulama mengajarkan untuk meminta perlindungan dari godaan marabahaya ataupun syaithan yang terkutuk dengan menggunakan sesajian yang tidak ada tuntunannya dalam Islam? Tentunya kalau benar ajaran seorang Wali, pasti akan mengajarkan untuk menolak bala ataupun meminta perlindungan, langsung meminta kepada Allah, mungkin dengan shalat hajat ataupun bacaan al-qur an yang tidak diikuti dengan sesajian. Dengan sesajian yang sudah barang pasti menggunakan perantara Jin, yang itu dilarang dalam ajaran Islam, karena jelas mengundang kesyirikan. Sehingga hadirnya sesajian dalam pernikahan yang Islamy haruslah ditiadakan, karena tidak ada tuntunannya dalam syariat Islam dan jelas itu adat yang termasuk dalam bid ah (kesesatan) serta jatuh pada ritual tahayul. Apa bedanya kemudian dengan kebiasaan jahiliyah yang dilakukan kaum Quraisy sebelum datangnya Islam? Padahal saat sekarang Islam telah paripurna dan Rasulullah telah tiada, kenapa kita ingin mengulangi tradisi jahiliyah itu? 3. Upacara resepsi pernikahan dalam adat klasik (Jawa, Madura, Banjar, dll) maupun modern (Eropa, Kristen, dll), tentu berbeda dengan Islam. Dalam perkawinan orang Jawa ada ritual ketika sepasang pengantin belum resmi menjadi suami-isteri, diadakan upacara pertunangan, yang acaranya hampir mirip dengan melamar. Bahkan dalam acara ini kedua calon pengantin di rias layaknya pengantin. Saat upacara perkawinan dilangsungkan sederet ritual pun sudah dipersiapkan. Ritual yang tidak boleh ditinggalkan adalah temu pengantin yang biasanya diisi dengan dipertemukannya dua pengantin yang sudah melangsungkan akad nikah. Pengantin laki-laki berjalan bersama rombongan keluarganya yang diapit oleh dua anak muda yang disebut manggolo yudha yang membawa sepasang rangkaian kembar mayang
  • 5. dan dipertemukan dengan pengantin perempuan yang juga diapit dua wanita yang disebut widodari dan diikuti beberapa wanita dibelakangnya biasanya 3 sampai 4 pasang yang disebut putri domas. Ritual selanjutnya, pengantin laki-lakinya diminta menginjak telur dan pengantin perempuannya menyiram kaki pengantin prianya dengan air kembang. Setelah itu kedua orang tuanya secara bergantian memberikan minum air putih kepada kedua mempelai, baru kemudian keduanya dihantarkan ke pelaminan dengan digandeng menggunakan kain yang diistilahkan bopongan. Dan masih banyak lagi ritual lain dalam resepsi pernikahan adat Jawa, seperti sungkeman, kacar-kucur, dll. Penilaian: Melihat dari runtutan acara pernikahan adat Jawa diatas, jelas tidak satupun ritual diatas, pernah diajarkan oleh Islam. Meskipun mereka mengatakan ada nilai-nilai Islamy di dalamnya, tetap saja bahwa Islam tidak bisa dicampuradukkan dengan adat istiadat yang pasti berbau khurafat dan bid ah. Jika kita mengaku muslim, tentu akan bertanya darimana ritual itu berasal. Dan jika kita berniat ibadah dalam melaksanakan resepsi pernikahan, maka nilai ibadah itu telah rusak karena terkontaminasi ketentuan yang bukan berasal dari Islam sama sekali. Adat istiadat suatu kaum tidak bisa dijadikan bagian dari hukum syariat. Sebagaimana bunyi kaidah ushul fiqh, yang mengatakan Adat suatu kaum tidak bisa menjadi hukum Dengan demikian tetap membiarkan resepsi pernikahan kita dicampuri ritual yang tidak Islamy, sama saja dengan merusak nilai ibadah dalam pernikahan dan kebarokahan pun tidak akan tersampaikan dalam perkawinan tersebut. Namun ada yang mengatakan bahwa ritual-ritual yang dilakukan itu merupakan simbol-simbol dan mengandung makna yang dalam, seperti misalnya ritual ketika pengantin perempuan menyiram kaki pengantin laki-lakinya setelah menginjak telur, menurut mereka itu menunjukkan kesetiaan pasangan tersebut, sekaligus simbol bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi daripada wanita dalam rumah tangga, yang kalau dikaitkan dengan Islam, ada saja kaitannya. Memang di dalam Islam kedudukan laki- laki sederajat lebih tinggi daripada wanita yang menjadi isterinya. Seperti disebut al-Qur an surat an-Nisa ayat 34 Seorang lelaki adalah pemimpin bagi kaum perempuan . Tapi tidak bisa ketentuan kedudukan seperti itu disimbolkan dengan ritual sebagaimana adat Jawa diatas. Satu sisi, hal itu tidak diajarkan oleh Islam, di sisi yang lain karena kedudukannya sebagai simbol semata, maka jelas tidak perlu dipertahankan untuk dilakukan. Jika memang harus mengadakan resepsi, maka seharusnya bentuk acaranya tetap dibuat islamy. Hilangkan ritual-ritual diatas, diganti dengan model acara pengajian. Upacara temu pengantin, bisa dilakukan di dalam kamar setelah acara akad nikah usai. Sebagaimana yang dilakukan Ibu Aisyah yang mempertemukan dengan Rasulullah Saw, di dalam kamar hanya berdua. Salah satu hadits menyebutkan: Dari Aisyah ra. Ujarnya: Nabi Saw, mengawini aku, lalu ibuku datang kepadaku, kemudian memasukkan aku ke dalam rumah dan tiada orang lain yang menemui aku selain Rasulullah Saw (HR. Bukhori) Hadits tersebut sekaligus menjadi bukti kuat, bahwa saat acara akad nikah, pengantin wanitanya tidak harus dihadirkan atau tidak perlu disandingkan bersama pengantin prianya. Cukup kehadiran wali si calon pengantin wanita yang mewakili wanita dalam akad pernikahan. Keduanya bisa bertemu, setelah calon pengantin prianya usai mengucapkan lafadz ijab kabul dengan sempurna. Susunan acara resepsi atau walimah dibuat sederhana, cukup didahului dengan pembukaan, diteruskan pembacaan ayat suci al-qur an dan sambutan-sambutan dilanjutkan dengan pengajian atau ceramah agama, dan ditutup dengan ramah tamah. Hemat Biaya & Mengindari Boros Dalam adat Jawa ataupun Eropa model dekorasi pelaminannya pasti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Dekorasi pelaminan Jawa misalnya, mengharuskan adanya dekorasi atau aksesoris pengantin berupa janur (daun kelapa muda) yang dipasang di pintu masuk (penjor) bersama sepasang pohon pisang. Di panggung (pelaminan) pengantin juga ada kembar mayang, yang biasanya dihiasi dengan buah-buahan. Belum lagi pakaian pengantin dalam tradisi Jawa, biasanya berganti minimal 2 kali ganti baju. Kemudian untuk menyewa putri domas, manggolo yudho, widodari, cucuk lampah yang semuanya beserta pakaian dan rias, itu semua tentu mengeluarkan dana yang tidak kecil. Bagi keluarga yang kurang mampu, mereka akan minder ketika disodori rincian dana yang begitu besar tersebut. Belum lagi jika memikirkan dana untuk konsumsi para tamu, dan logistik seperti peralatan dapur, piring, sendok, tenda, kursi, dll. Dengan menyederhanakan susunan acara, menghindari peluang terjadinya praktek tahayul, berhala, khurafat dan bid ah, maka satu sisi kita telah berhasil membawa resepsi pada jalan Allah. Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah jalan hidup Muhammad. Sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diadakan adalah bid ah. Dan setiap bid ah adalah sesat, dan tiap kesesatan adalah ke neraka (HR. Muslim)
  • 6. Barang siapa yang beramal, tidak ada perintah dariku, maka tertolak amal itu (HR Bukhori) Di sisi lain, ini yang juga penting dan barangkali ini yang membuat banyak keluarga mundur atau menunda menikah dengan alasan kurang biaya untuk resepsi pernikahan. Jadi dengan format yang Islamy, maka itu artinya kita juga telah menekan pengeluaran sekecil mungkin untuk acara resepsi pernikahan dan menghindari pemborosan (tabzir), yang itu dilarang oleh Islam dan termasuk amalan syaithan. Firman Allah: Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara tabdzir (boros). Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya syaithan (TQS. al- Isra 26-27) Hindari campur baur (iktilath) dan berduaan (khalwat) Secara umum kehidupan kelompok laki-laki dan kelompok wanita adalah terpisah. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya dalil dalam Al-Qur an yang memisahkan pembahasan tentang laki-laki dan perempuan, seperti salah satu ayat: . Kaum pria dan kaum wanita yang gemar bersedekah, kaum pria dan kaum wanita yang gemar berpuasa, kaum pria dan kaum wanita yang senantiasa memelihara kehormatannya, kaum pria dan kaum wanita yang banyak menyebut nama Allah .. (TQS. al-Ahzab 35) Penyebutan laki-laki dan perempuan dalam ayat diatas secara terpisah, menunjukkan dengan jelas pada dasarnya aktivitas keduanya terpisah. Contoh yang lain, Allah tidak menerima wanita sebagai wali dalam perkawinan, melainkan seorang laki-laki yaitu ayah, karena seorang laki-laki dalam pandangan Islam adalah qawam (lebih utama) terhadap wanita dan juga nasab seseorang didasarkan atas ayahnya. Allah telah memerintahkan kepada wanita untuk menutup aurat, dan melarang laki-laki melihat aurat perempuan. Semua itu menunjukkan secara umum kehidupan laki-laki dan perempuan dalam pandangan Islam adalah terpisah. Hanya dalam keadaan tertentu, seorang laki-laki dan wanita bisa dan boleh bertemu. Naluri seksual yang fitrah pada setiap manusia, dalam pandangan Islam tidaklah dikekang, tidak pula dibebaskan liar. Akan tetapi naluri seksual pada manusia dalam pandangan Islam adalah semata-mata untuk melestarikan keturunan umat manusia. Islam mencegah segala hal yang dapat membangkitkan nafsu seksual antar lawan jenis. Faktor yang mempengaruhi naluri seksual salah satunya adalah adanya fakta yang dapat diindera, seperti melihat lawan jenis, baik yang menutup aurat, apalagi yang tidak menutup aurat. Sehingga Islam menetapkan seperangkat aturan hubungan laki-laki dan perempuan dalam rangka menjaga sifat iffah (kehormatan) untuk menghasilkan akhlak yang terpuji. Salah satu aturan atau hukum-hukum tersebut diantaranya, Islam melarang pria dan wanita berduaan (khalwat), kecuali wanita itu disertai oleh mahramnya. Rasulullah Saw bersabda: Tidak diperbolehkan seorang pria dan wanita berduaan, kecuali jika wanita itu disertai mahram-nya (HR. Muslim) Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah sekali-kali ia berkhalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya karena yang ketiga diantara keduanya adalah setan (HR. Abu Dawud) Atas dasar itu, untuk mencegah terjadinya campur baur (khalwat dan ikhtilat) maka resepsi pernikahan, jika menghadirkan tamu laki-laki dan perempuan harusnya dipisahkan antara keduanya. Tentang bagaimana pemisahannya, itu sudah menyangkut persoalan teknis, tapi tetap berpegang pada prinsip syariat Islam. Dalam pemisahan itu, hendaknya perlu diperhatikan tentang perintah menundukkan pandangan, sebagaimana firman- Nya: Katakanlah kepada laki-laki Mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kehormatannya Katakanlah kepada wanita mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kehormatannya (TQS. an-Nur 30-31) Sehingga adanya hijab taam (sempurna) menjadi sebuah kebutuhan untuk memperkecil peluang tamu laki-laki dan perempuan saling bertemu atau berpandangan, jika keduanya berada dalam satu tempat (gedung, halaman rumah). Ada alternatif cara atau teknis untuk menghindari pertemuan tamu laki-laki dan perempuan dalam resepsi pernikahan. Pertama, bisa dengan jalan memisahkan keduanya dalam ruang atau tempat resepsi yang berbeda. Fasilitas ini dimiliki oleh gedung atau masjid yang memiliki dua ruangan yang berbeda, sehingga begitu tamu masuk ruangan sudah terpisah total antara keduanya. Persoalan kedua tamunya tidak bisa menyaksikan kedua pengantin bersanding, itu akan dibahas pada pembahasan selanjutnya. Alternatif kedua, dengan cara memberikan waktu yang berbeda antara tamu laki-laki dan perempuan dalam menghadiri acara resepsi. Misalnya tamu laki-laki diundang saat acara akad nikah sedangkan tamu perempuan di undang saat acara resepsi. Sedangkan mengenai acara pertunangan baik yang terjadi di adat klasik maupun modern, juga bukan merupakan ajaran Islam. Islam mengajarkan sebelum perkawinan ada proses yang dinamakan khitbah. Khitbah dalam Islam bukanlah setengah nikah , sehingga calon suami-isteri boleh berinteraksi bebas, sebagaimana yang terjadi pada sebagian masyarakat Indonesia yang berideologi kapitalis, terutama para selebritis kita. Dalam ritual modern mereka menyebutnya pra married atau pra wedding, biasanya mereka bebas untuk berfoto
  • 7. berdua, memesan undangan, mendesain baju pengantin berdua, merancang dekorasi dan mungkin mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan hari dan tanggal pernikahan mereka. Khitbah juga tidak bisa dikatakan sebagai pacaran aman , meskipun boleh bagi keduanya untuk ta aruf (saling kenal), tapi aturan tentang tidak boleh berduaan, berbicara bebas atau bersenda gurau, tetap harus menjadi rambu-rambu hubungan mereka. Menutup aurat dan tidak tabaruj Dalam upacara perkawinan adat maupun modern, biasanya mengharuskan pengantin wanitanya menanggalkan jilbab dan kerudungnya. Kemudian dirias wajahnya dengan eye shadow, bedak rias, diberi lipstik yang menor, kepalanya diberi mahkota atau sunduk mentol, alisnya dikerik, pipinya diberi peronah pipi, dll, yang tujuannya untuk memamerkan kecantikan si pengantin kepada laki-laki yang bukan suaminya. Sehingga mereka sering menyebut kedua mempelai dengan sebutan raja dan ratu semalam, karena mereka berdua dirias bak seorang ratu dan raja. Padahal kalau mereka muslim, tradisi dandanan seperti itu, tidak pernah sama sekali diajarkan oleh Islam. Allah SWT, berfirman: dan janganlah kamu berdandan seperti wanita-wanita di jaman Jahiliyah (TQS. al-Ahzab 33) Islam menetapkan aturan bagi kaum wanita untuk mengenakan pakaian secara sempurna yang menutupi seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan. Allah SWT, berfirman: Janganlah mereka menampakkan perhiasannya selain apa yang biasa tampak pada dirinya. Hendaklah mereka menutupkan kerudung (khimar) ke bagian dada mereka (TQS. an-Nur 31) Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita Mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka (TQS. al-Ahzab 59) Kedua ayat diatas menunjukkan dengan jelas pakaian wanita yakni berupa khimar (kerudung) dan jilbab, yang dikenakan ketika bertemu dengan lawan jenis yang bukan mahram atau diluar rumah. Begitupun saat acara walimah, tidak ada peluang bagi orang lain kecuali muhrim untuk melihat tubuh pengantin wanita, kecuali muka dan telapak tangannya. Sehingga merupakan sebuah pelanggaran syariat Islam, jikalau pengantin wanita terpaksa harus menanggalkan kerudung dan jilbabnya kemudian menggantinya dengan pakaian adat atau modern yang tidak menutup auratnya sama sekali, bahkan cenderung pamer aurat. Apalagi dengan dirias sedemikian rupa, maka keharamannya bukan saja karena membuka aurat dihadapan khalayak, tapi keharamannya tampak juga pada tabarruj atau berhias secara berlebihan untuk membuat tertarik orang lain. Jadi pembahasan tentang menutup aurat dengan menampakkan kecantikan adalah dua hal yang berbeda. Adakalanya seseorang sudah menutup aurat tapi dia masih melakukan tabarruj, atau sebaliknya dia tidak menutup aurat tapi bertabarruj. Jelas keduanya tidak boleh dilakukan oleh seorang muslimah, menutup aurat tapi tabarruj, atau tidak menutup aurat tapi tidak tabarruj. Ada upaya juga dari kalangan para perias pengantin adat maupun modern, agar tetap pengantin wanitanya mengenakan kerudungnya. Tapi lagi-lagi, baju yang dipakaikan tetap tidak sesuai ketentuan syariat Islam. Ada yang bajunya ketat hingga membentuk lekuk tubuh. Ada juga yang bahannya tipis atau transparan, layaknya kebaya dalam pakaian adat Jawa. Sekali lagi meskipun kerudungnya tidak dilepas, akan tetapi tetap menampilkan riasan wajah yang tabarruj (berlebihan), maka seperti itu tetap tidak diperbolehkan syariat Islam. Maka untuk menghindari terjadinya tabarruj dan pamer aurat, baik pengantin maupun yang bukan pengantin, kewajiban menutup aurat bagi wanita tetap harus dijalankan, sekaligus aturan pemisahan tamu laki- laki dan perempuan juga tidak boleh ditinggalkan. Pengantin wanitanya tetap mengenakan jilbab dan kerudung, bukan pakaian adat yang dibalut dengan kerudung. Serta hindarkan untuk merias wajah dengan mengerik alis, memenorkan bibir, meronakan pipi dan memakaikan mahkota, yang semuanya akan jatuh pada tabarruj, jika dilakukan. Merias pengantin cukup sekedar mengenakan pakaian bagus dan memakai bedak atau lipstik seadanya, sehingga dia tampil cantik untuk pengantin prianya. Karena adanya larangan tabarruj dalam Islam, maka harus dihindari untuk mensandingkan atau lebih tepatnya memamerkan kedua pengantin dengan duduk diatas kursi pelaminan untuk dipamerkan kepada para tamu. Pengantin laki-lakinya cukup menemui para tamu laki-laki, begitupun pengantin wanita cukup berada di lingkungan sesama kaumnya. Perhatikan sabda Rasulullah Saw, berikut ini: Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya, maka wanitu adalah pelacur (HR. An-Nasa i) Abu Huroiroh ra. Berkata: Rasulullah Saw bersabda: Dua macam orang ahli neraka yang belum saya lihat; Satu, kaum yang memegang pecut (cemeti) bagaikan ekor lembu digunakan memukul orang-orang. Dan kedua: seorang perempuan yang berpakaian tapi telanjang, merayu-rayu menarik hati dan berlenggang-lenggang, membesarkan kondenya bagaikan punggung unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak mendapati baunya, padahal bau surga terasa dari jarak yang sangat jauh (HR. Muslim)
  • 8. Ibnu Mas ud ra. Berkata: Allah telah melaknat perempuan yang membuat tahi lalat palsu dan yang meminta dibuatkan tahi lalat, dan yang memotong alisnya, memanggur giginya serta yang membuat-buat kecantikan dengan merusak buatan Allah (HR. Bukhori, Muslim) Bahkan untuk menghemat biaya pernikahan, tidak perlu baju baru untuk pengantin. Kita bisa meminjam atau menyewanya dari teman atau saudara kita yang sudah lebih dahulu menikah. Tentunya pakaian yang Islamy, yakni jilbab dan kerudung. Aisyah, isteri Rasulullah, pernah menyampaikan hadits: Dari Aisyah, bahwa ia telah meminjam kalung dari Asma , lalu kalung itu hilang, kemudian Rasulullah Saw, menyuruh beberapa orang sahabatnya untuk mencarinya (HR. Bukhari) Hadits diatas disebutkan oleh Bukhari dalam Kitabunnikah, bab: Meminjam pakaian dan lain-lain untuk pengantin . Dengan meminjam baju yang dimiliki oleh saudara atau teman kita, kita bisa memperkecil biaya pernikahan. Tidak perlu ada rasa malu, apalagi biasanya, baju pengantin hanya sekali dipakai oleh pemiliknya, sehingga kalau kita meminjam, pasti kondisinya masih cukup bagus. Dan kalaupun kita membuat sendiri, pasti kita akan berpikir berkali-kali, karena baju itu nantinya hanya akan dipakai satu kali, sementara kondisi keuangan tidak memungkinkan untuk membuat baju pengantin sendiri. Begitu juga demi menjaga kesucian ibadah pada walimatul ursy, tidak ada dalam pandangan Islam bahwa tamu laki-laki diterima oleh penerima tamu perempuan atau sebaliknya "Katakanlah kepada laki-laki beriman, hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat."(TQS. an-Nur 30). Undangan Walimah Karena walimah didedikasikan untuk meraih ridlo Allah dan juga dijauhkan dari sikap riya dan bernuansa materialistik, maka undangan walimah tidak membatasi pada kaum kaya saja. Apalagi mungkin makanan yang dihidangkan dalam acara walimah, biasanya makanan yang tidak biasa dimakan oleh orang- orang miskin. Rasulullah dalam satu sabdanya: "Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah dimana orang-orang miskin tidak diundang. (H.R. Muslim dan Baihaqi) Bukhari meriwayatkan bahwa Abu Hurairoh berkata: Sejelek-jelek makanan ialah makanan walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya, tetapi meninggalkan orang-orang miskin (HR. Bukhari) Dengan adanya ketentuan diatas, maka itu artinya menggugurkan niat materialistik yang banyak diidap oleh sebagian masyarakat kita yang sudah berideologi kapitalistik yang cenderung invidualistik. Inilah tuntunan yang menunjukkan betapa besar sikap kepedulian seorang muslim kepada saudaranya yang miskin. Rasulullah memberi predikat makanan yang jelek, jikalau saat walimah tidak mengundang fakir miskin untuk bersama-sama menikmati, karunia Allah berupa makanan istimewa tersebut. Satu hal juga yang ada kaitannya dengan undangan walimah adalah tentang kewajiban menghadiri undangan walimah, jika memang diundang. Disebutkan dalam satu hadits: Dari Abu Hurairoh, bahwa Rasulullah Saw bersabda: ....... Barang siapa tidak memperkenankan undangan, sesungguhnya telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya (HR. Muslim) Apabila kita mendapat undangan walimah, tetapi tidak menghadirinya, tanpa ada halangan atau udzur maka kita dapat memenuhinya pada hari lain. Adapun jika kita diundang untuk menghadiri walimah yang dengan dugaan kuat kita, didalamnya terdapat hal-hal maksiat, seperti percampuran laki-laki dan perempuan, membuka aurat, adanya miras, hiburan yang tidak Islamy, dll. Maka kita wajib tidak menghadirinya. Sudah sering kebiasaan masyarakat di sekitar kita, mengundang untuk menghadiri walimah dengan konsep standing party. Jika kita berhadapan pada kondisi demikian, maka alternatif yang bisa kita lakukan. Pertama, kita bisa menghadirinya dan menyantap makanan sambil duduk di kursi yang memang biasanya jumlahnya terbatas. Kedua, bisa juga kita menghadiri undangan tersebut tapi tidak ikut berstanding party alias makan dengan berdiri. Ketiga, kita bisa memilih untuk tidak menghadiri undangan tersebut, jika kita tahu bahwa resepsinya memakai konsep standing party. Rasulullah Saw, besabda: Janganlah salah seorang diantara kalian minum sambil berdiri (HR. Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan: Rasulullah Saw, melarang orang makan atau minum sambil berdiri (HR. Muslim) Adapun memberikan bingkisan berupa kado ataupun uang kepada mempelai, boleh-boleh saja. Asalkan yang mengundang tidak mengharapkan atau meminta untuk diberi oleh yang diundang. Sebab meminta-minta itu bukan tradisi yang diajarkan oleh Islam. Hiburan dalam walimah Karena masyarakat kita yang berideologi sekular, maka sudah barang pasti ketika mengadakan acara resepsi pernikahan, biasanya dihadirkan selingan hiburan yang tidak Islamy. Misalnya, diputarkan lagu-lagu
  • 9. yang tidak Islamy dari suara kaset tape recoder. Ada juga menghadirkan penyanyinya langsung diatas panggung, dengan berjoget ria yang diikuti oleh para tamu. Ataupun hiburan berupa electone, yakni alat musik berupa orgen tapi dengan penyanyi yang juga bergoyang-goyang mesra mengundang birahi para tamu. Jika demikian keadaanya, maka jatuhnya pada pembahasan hukum menutup aurat, menjaga kemaluan dan berhias berlebihan yang sudah dibahas pada pembahasan sebelumnya. Yang sudah jelas hukumnya haram. Meskipun bermain musik atau menyanyi hukum asalnya adalah mubah alias boleh-boleh saja. Akan tetapi penyajiannya tetap tidak boleh melanggar ketentuan syariat Islam. Seperti syair lagunya yang menyekutukan Allah, cinta berlebihan terhadap sesama mahluk. Suara penyanyi perempuannya yang mendayu-mendayu yang menimbulkan hasrat naluri terhadap lawan jenis. Serta tampilan penyanyi di panggung dengan bergoyang, berjoget atau menari mengundang nafsu. Artinya, hadirnya hiburan dalam walimah selama tidak masuk kategori diatas, maka tetap diperbolehkan, bukan disunnahkan atau bahkan wajib. Dan bagi yang menghadiri undangan walimah dengan hiburan semacam diatas, maka hukumnya adalah haram. Khatimah Jika kita sudah mampu menghadirkan upacara resepsi pernikahan dengan tidak melanggar syariat Islam, karena kita punya tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka satu point telah kita raih, bahwa kita sudah mengawali kebarokahan untuk pernikahan kita. Insya Allah dengan langkah awal itu, pernikahan itu akan mulia di sisi Allah SWT. Point kedua yang sudah kita sumbangkan, jika kita sudah berani menghadirkan upacara Islamy pernikahan Islamy, maka itu artinya kita telah memberi teladan kepada masyarakat tentang nilai-nilai Islamy, syariat Islam dan juga budaya Islam. Masyarakat sekarang yang sudah terlanjur hidup hedonits, yang berideologi sekular-kapitalistik, menganggap prosesi pernikahan tidaklah ada sangkat pautnya dengan Islam. Dengan pandangan tersebut, menurut mereka sah-sah saja mengadopsi tata cara pernikahan yang bukan berasal dari Islam. Sehingga apa yang kita saksikan di tengah-tengah masyarakat. Meskipun orang tua mereka dikenal masyarakat sebagai orang yang dekat dengan Islam, bahkan mungkin sudah berhaji berkali-kali, tapi tidak mampu menunjukkan identitas Islam saat acara pernikahan anak-anak mereka. Bagi siapapun yang ingin menjalin hubungan lawan jenis dengan suatu ikatan yang dinamai pernikahan, maka sejatinya mulailah dengan mengislamikan upacara resepsi pernikahan kita. Impian tentang keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah, hanya akan jadi bayang-bayang, jika kita tidak berani menjadikan Islam sebagai pedoman hidup kita. Pernikahan bukan hanya menyatukan dua pasang manusia. Tapi juga menyatukan dua hati, memadukan dua keluarga besar, menggabungkan dua perbedaan, dan mengikatkan dua tujuan yang berbeda, agar menjadi satu adanya. Oleh karenanya, tentu akan banyak aral, rintangan yang senantiasa menerca dua anak adam ini. Tentu hanya dengan berbekal Islam-lah, biduk cinta akan menghantarkan dua insan, menuju pelabuhan yang dikehendaki yakni rumah tangga sakinah, mawadah wa rahmah.