Dokumen tersebut membahas tentang gaya desain interior industri yang muncul pada tahun 1950-an dan kembali populer pada 2000-an. Gaya ini memiliki ciri khas seperti material alami yang diekspos, furnitur tanpa finishing, dan penggunaan lampu gantung industri.
2. Pengertian Konsep Industrial
Gaya desain interior industri (Bahasa
inggris: Industrial design) adalah seni terapan di
mana estetika dan usability (kemudahan dalam
menggunakan suatu barang) suatu barang
disempurnakan. Desain interior industri
menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi,
atau komposisi garis atau warna, atau garis dan
warna, atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2
dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat dipakai
untuk menghasilkan produk, barang, komoditas
industri atau kerajinan tangan.
3. SEJARAH
Pada tahun 1950an Gaya arsitektur industrial awalnya merambah desain interior dan
arsitektur Eropa karena banyaknya bangunan bekas pabrik yang tidak lagi digunakan. Agar tidak
terbengkalai, maka dilakukan penyesuaian agar gedung-gedung ini bisa dijadikan hunian yang
layak dan nyaman. Akan tetapi, walaupun dilakukan beberapa penyesuaian, karakter asli
bangunan tidak dihilangkan.
7. Ciri-ciri Konsep Industrial
Desain interior berkonsep industrial ini memiliki ciri khas tersendiri, yaitu beberapa material yang
cenderung kasar seperti logam dan baja balok lantai sengaja diekspos untuk menunjukkan karakternya dan
lebih menampilkan nuansa yang berkaitan dengan dunia industri. Gaya ini biasanya didesain fungsional
dengan latar belakang teknik yang kuat dan desain interior gaya industrial ini juga berkutat pada pemilihan
material yang tampak apa adanya seperti dinding batu bata ekspos, lantai beton, material yang ada
difinishing dengan menonjolkan bentuk dan tekstur alaminya. Berikut ini adalah ciri-ciri konsep melalui
elemen pembentuk ruang dan funiturenya.
8. • Elemen Atas : pada konsep ini biasanya tidak menggunakan plafond sebagai elemen atasnya,
melainkan menggunakan atap ekspose
9. • Elemen Samping: Pada elemen samping interior, material yang di gunakan tampak apa adanya
seperti batu bata ekspose, tembok acian, dll. Contohnya seperti gambar berikut:
10. • Elemen Dasar: Pada elemen dasar interior, material yang di gunakan adalah lantai parket, atau
lantai acian. Tidak menggunakan lantai keramik atau lantai granit sekalipun. Contohnya seperti
gambar berikut:
11. • Furniture:
Furniture pada ruangan cenderung tanpa finishing
cat, melainkan lebih menunjukan warna aslinya. Contohnya
seperti: 1. furniture yang berbahan kayu biasanya tidak di
cat, melainkan hanya di politur sebagai tindakan untuk
mengantisipai gangguan rayap, 2. Furniture berbahan
besi/aluminium/stainless pun tidak di cat sama sekali,
melainkan di biarkan ada adanya seperti layaknya aslinya
material tersebut. Terkadang juga menggunakan furniture
yang bahannya bersal dari benda yang di daur ulang.
Contohnya seperti gambar berikut:
13. PENCAHAYAAN
Lampu yang digunakan biasanya
berkesan industrial, mulai dari neon hingga
lampu gantung yang sering digunakan untuk
pabrik. Lampu gantung yang dicat dengan
warna porselen atau yang menggunakan
penutup alumunium menjadi ciri khas lampu
dari pabrik-pabrik tua.
14. ORNAMEN
Bentuk ornamen atau pola yang ada pada desain industrialis tidak jauh berbeda dengan
yang diterapkan pada desain modern dan minimalis, yaitu garis-garis tegas dan tegak lurus. Pola
ini membuat desain industrialis tetap terlihat modern walaupun sering menggunakan material yang
natural dan terkesan tua.
15. KESIMPULAN
Industrial style muncul pada tahun 1950an dan sangat popular pada masa nya.
Meskipun industrial style sempat mengalami penurunan namun industial style kembali terkenal
pada tahun 2000an
Industrial style memiliki ciri khas tersendiri seperti material bangunan yang diekspose,
furniture tanpa finishing sehingga biaya yang digunakan lebih terjangkau.