SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
INTEGRAL FUNGSI RASIONAL DENGAN PECAHAN PARSIAL
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kalkulus II
Dosen Pengampu : Dra. Afidah Mas’ud
Kelas : 3A
Di susun oleh:
Sari Juniatun Nikmah (11140170000010)
Fitria Maghfiroh (11140170000018)
Robiatul Adawiyah (11140170000026)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
Pada makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana mengintegralkan suatu
fungsi rasional (suatu rasio dari polinom) dengan menyatakannya dalam fraksi/pecahan
parsial (jumlah pecahan yang lebih sederhana). Untuk mengilustrasikan metode pecahan
parsial, amati bahwa dengan menyamakan penyebut dari pecahan 3/(x-1) dan 2/(x+2),
maka akan diperoleh :
3
π‘₯ + 1
βˆ’
2
π‘₯ βˆ’ 2
=
3( π‘₯ βˆ’ 2) βˆ’ 2( π‘₯ + 1)
( π‘₯ + 1)( π‘₯ βˆ’ 2)
=
π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 2
Jika sekarang membalik langkah di atas yakni dengan mengintegralkan fungsi
di ruas kanan, maka akan diperoleh persamaan seperti di bawah ini :
∫
π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 2
𝑑π‘₯ = ∫(
3
π‘₯ + 1
βˆ’
2
π‘₯ βˆ’ 2
) 𝑑π‘₯ = 3 𝑙𝑛| π‘₯ + 1| βˆ’ 2 𝑙𝑛| π‘₯ βˆ’ 2| + 𝐢
Untuk melihat bagaimana metode pecahan parsial tersebut bekerja secara
umum, perhatikan fungsi rasional di bawah ini :
𝑓( π‘₯) =
𝑃(π‘₯)
𝑄(π‘₯)
dengan P dan Q adalah polinom. Dapat dinyatakan f sebagai jumlah dari pecahan yang
lebih sederhana, dengan syarat bahwa derajat P lebih kecil daripada derajat Q. Fungsi
rasional seperti itu disebut wajar/sejati. Ingat kembali bahwa jika
𝑃( π‘₯) = π‘Ž 𝑛 π‘₯ 𝑛
+ π‘Ž π‘›βˆ’1 π‘₯ π‘›βˆ’1
+ β‹―+ π‘Ž1 π‘₯ + π‘Ž0
dengan π‘Ž 𝑛 β‰  0, maka derajat P adalah n dan kita tulis deg (P) = n
Jika f tak sejati/tak wajar, yakni deg(𝑃) β‰₯ deg(𝑄), maka sebelumnya harus
mengambil langkah awal yaitu dengan membagi Q dengan P (dengan pembagian
panjang) sampai sisa R(x) diperoleh sedemikian rupa sehingga deg ( 𝑅) < deg ( 𝑄).
Hasil pembagiannya adalah sebagai berikut
𝑓( π‘₯) =
𝑃(π‘₯)
𝑄(π‘₯)
= 𝑆( π‘₯) +
𝑅(π‘₯)
𝑄(π‘₯)
dengan S dan R adalah polinom juga.
Langkah selanjutnya adalah memfaktorkan penyebut Q(x) setuntas-tuntasnya.
Dapat ditunjukan bahwa sebarang polinom Q dapat difaktorkan sebagai hasil kali faktor
linear (berbentuk ax+b) dan faktor kuadratik yang tak dapat diuraikan (berbentuk
ax2+bx+c, dengan b2-4ac < 0).
Langkah ketiga adalah menyatakan fungsi rasional sejati R(x)/Q(x) sebagai
jumlah dari fraksi parsial yang berbentuk
𝐴
(π‘Žπ‘₯ + 𝑏)𝑖
π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’
𝐴π‘₯ + 𝐡
(π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐) 𝑗
Teorema dalam aljabar menjamin bahwa hal ini selalu mungkin untuk
dilakukan. Diuraikan secara rinci dengan empat kasus yang terjadi di bawah ini.
KASUS I Penyebut Q(x) adalah hasil kali faktor-faktor linier yang berbeda
Dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑄( π‘₯) = ( π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1)( π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2)… ( π‘Ž π‘˜ π‘₯ + 𝑏 π‘˜)
tanpa ada faktor yang berulang. Dalam hal ini, teorema pecahan parsial menyatakan
bahwa ada konstanta A1, A2, A3, … ,Ak. sehingga,
𝑅(π‘₯)
𝑄(π‘₯)
=
𝐴1
π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1
+
𝐴2
π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2
+ … +
𝐴 π‘˜
π‘Ž π‘˜ π‘₯ + 𝑏 π‘˜
Contoh Soal KASUS I
Soal Latihan halaman 596 nomor 56
(James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002)
Hitunglah
∫
2π‘₯ + 1
4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7
𝑑π‘₯
Penyelesaian:
Karena derajat pembilang lebih kecil daripada derajat penyebut, kita tidak perlu
membagi. Kita faktorkan penyebutnya sebagai berikut
4π‘₯2
+ 12π‘₯ βˆ’ 7 = (2π‘₯ βˆ’ 1)(2π‘₯ + 7)
Karena penyebutnya memiliki dua faktor linear yang berbeda, dekomposisi pecahan
parsial dari integran di atas berbentuk
2π‘₯ + 1
(2π‘₯ βˆ’ 1)(2π‘₯ + 7)
=
𝐴
(2π‘₯ βˆ’ 1)
+
𝐡
(2π‘₯ + 7)
Untuk menentukan nilai A dan B, kalikan kedua ruas persamaan ini dengan hasil kali
dari penyebut-penyebutnya, (2π‘₯ βˆ’ 1)(2π‘₯ + 7), dan diperoleh
2π‘₯ + 1 = 𝐴(2π‘₯ + 7) + 𝐡(2π‘₯ βˆ’ 1)
Dengan menguraikan ruas kanan persamaan diatas dan menuliskannya dalam bentuk
polinom standar, maka diperoleh
2π‘₯ + 1 = 2𝐴π‘₯ + 7𝐴 + 2𝐡π‘₯ βˆ’ 𝐡
2π‘₯ + 1 = (2𝐴 + 2𝐡) π‘₯ + 7𝐴 βˆ’ 𝐡
Kedua polinom dalam persamaan di atas identik, sehingga koefisien keduanya sama.
Koefisien π‘₯ pada ruas kanan, harus sama dengan koefisien π‘₯ pada ruas kiri, yaitu 2.
Begitu juga dengan koefisien dan suku-suku konstanta sama. Semua itu memberikan
sistem persamaan berikut untuk A dan B:
(2𝐴 + 2𝐡)π‘₯ = 2π‘₯ β†’ 2𝐴 + 2𝐡 = 2
7𝐴 βˆ’ 𝐡 = 1
Eliminasi kedua persamaan (2𝐴 + 2𝐡 = 2)x1 β†’ 2𝐴 + 2𝐡 = 2
( 7π΄βˆ’ 𝐡 = 1)x2 β†’ 14𝐴 βˆ’ 2𝐡 = 2 +
16𝐴 = 4 β†’ 𝐴 =
1
4
Subtitusikan 𝐴 =
1
4
ke persamaan 2𝐴 + 2𝐡 = 2 maka diperoleh 𝐡 =
3
4
∫
2π‘₯ + 1
4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7
𝑑π‘₯ = ∫ [
1
4
2π‘₯ βˆ’ 1
+
3
4
2π‘₯ + 7
]𝑑π‘₯
∫
2π‘₯ + 1
4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7
𝑑π‘₯ =
1
4
∫
1
2π‘₯ βˆ’ 1
𝑑π‘₯ +
3
4
∫
1
2π‘₯ + 7
𝑑π‘₯
Subtitusikan pada integral 𝑒1 = 2π‘₯ βˆ’ 1 β†’ 𝑑𝑒1 = 2𝑑π‘₯ β†’
1
2
𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯
𝑒2 = 2π‘₯ + 7 β†’ 𝑑𝑒2 = 2𝑑π‘₯ β†’
1
2
𝑑𝑒2 = 𝑑π‘₯
maka
∫
2π‘₯ + 1
4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7
𝑑π‘₯ =
1
4
1
2
∫
𝑑𝑒1
𝑒1
+
3
4
1
2
∫
𝑑𝑒2
𝑒2
Karena pada rumus integrasi dasar ∫
𝑑𝑒
𝑒
= 𝑙𝑛| 𝑒| + 𝑐 maka
∫
2π‘₯ + 1
4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7
𝑑π‘₯ =
1
8
𝑙𝑛| 𝑒1| +
3
8
𝑙𝑛| 𝑒2| + 𝐢
∫
2π‘₯ + 1
4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7
𝑑π‘₯ =
1
8
𝑙𝑛|2π‘₯ βˆ’ 1| +
3
8
𝑙𝑛|2π‘₯ + 7| + 𝐢
CATATAN. Kita dapat menggunakan metode alternatif untuk menghitung koefisien A
dan B dalam contoh di atas. Persamaan adalah kesamaan; persamaan ini berlaku untuk
setiap nilai x, maka kita memilih nilai x yang menyederhanakan persamaan tersebut.
Jika kita mengambil nilai x = 0 dan x = 1 dalam persamaan 2π‘₯ + 1 = 𝐴(2π‘₯ + 7) +
𝐡(2π‘₯ βˆ’ 1) maka jika π‘₯ = 0 β†’ 7𝐴 βˆ’ 𝐡 = 1 dan π‘₯ = 1 β†’ 9𝐴 + 𝐡 = 3. Selesaikan
kedua persamaan, sehingga diperoleh 𝐴 =
1
4
dan 𝐡 =
3
4
Contoh Soal KASUS I
Soal Latihan halaman 596 nomor 55
(James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002)
Hitunglah
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯
Penyelesaian:
Metode fraksi parsial memberikan
1
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯
=
1
π‘₯(π‘₯ βˆ’ 2)
=
𝐴
π‘₯
+
𝐡
π‘₯ βˆ’ 2
dan karenanya
𝐴( π‘₯ βˆ’ 2) + 𝐡( π‘₯) = 1
Dengan menggunakan metode pada catatan sebelumnya, kita substitusikan x = 0 dalam
persamaan ini dan diperoleh 𝐴 = βˆ’
1
2
dan kita substitusikan x = 1, maka diperoleh
– 𝐴 + 𝐡 = 1 β†’ 𝐡 =
1
2
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯
= ∫ [
βˆ’
1
2
π‘₯
+
1
2
π‘₯ βˆ’ 2
]𝑑π‘₯
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯
=
1
2
∫ [βˆ’
1
π‘₯
+
1
π‘₯ βˆ’ 2
] 𝑑π‘₯
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯
=
1
2
(∫ βˆ’
1
π‘₯
𝑑π‘₯ + ∫
1
π‘₯ βˆ’ 2
)
Subtitusikan pada integral 𝑒1 = π‘₯ β†’ 𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯ dan 𝑒2 = π‘₯ βˆ’ 2 β†’ 𝑑𝑒2 = 𝑑π‘₯
maka ∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 βˆ’2π‘₯
=
1
2
(βˆ’ ∫
𝑑𝑒1
𝑒1
+ ∫
𝑑𝑒2
𝑒2
)
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯
=
1
2
[βˆ’π‘™π‘›| 𝑒1| + 𝑙𝑛| 𝑒2|] + 𝐢
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯
=
1
2
[βˆ’π‘™π‘›| π‘₯| + 𝑙𝑛| π‘₯ βˆ’ 2|] + 𝐢
Karena ln π‘₯ βˆ’ ln 𝑦 = ln (
π‘₯
𝑦
), kita dapat menuliskan integral tersebut sebagai
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯
=
1
2
𝑙𝑛 [
π‘₯ βˆ’ 2
π‘₯
] + 𝐢
KASUS II Penyebut Q(x) adalah hasil kali faktor-faktor linear, beberapa
diantaranya berulang
Misalkan faktor linear pertama adalah (a1x+b1) berulang r kali; artinya, (a1x+b1)r muncul
dalam faktorisasi Q(x). Maka sebagai pengganti suku tunggal A1/(a1x+b1) dalam
persamaan
𝑅(π‘₯)
𝑄(π‘₯)
=
A1
a1x + b1
+
A2
a2x + b2
+ β‹― +
Ak
akx + bk
kita menggunakan
𝑅(π‘₯)
𝑄(π‘₯)
=
A1
a1x + b1
+
A2
(a1x + b1)2
+ β‹―+
Ar
(a1x+ b1) π‘Ÿ
Sebagai contoh kita dapat menuliskan
π‘₯3
βˆ’ 3π‘₯ + 5
(𝑋 βˆ’ 3)2 (π‘₯ + 1)3
=
𝐴
(π‘₯ βˆ’ 3)
+
𝐡
(π‘₯ βˆ’ 3)2
+
𝐢
(π‘₯ + 1)
+
𝐷
(π‘₯ + 1)2
+
𝐸
(𝑋 + 1)3
Contoh Soal KASUS II
Soal-Soal 7.5 halaman 28 nomor 21
(Verberg, Purcell, Rigdon. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:Erlangga. 2011)
Hitunglah
∫
π‘₯ + 1
(π‘₯ βˆ’ 3)2
𝑑π‘₯
Penyelesaian:
Oleh karena faktor linear (x-3) muncul dua kali, maka dekomposisi pecahan parsialnya
menjadi
π‘₯ + 1
(π‘₯ βˆ’ 3)2
=
𝐴
(π‘₯ βˆ’ 3)
+
𝐡
(π‘₯ βˆ’ 3)2
Kalikan dengan (x-3)2 untuk mendapatkan
π‘₯ + 1 = 𝐴( π‘₯ βˆ’ 3) + 𝐡
π‘₯ + 1 = 𝐴π‘₯ βˆ’ 3𝐴 + 𝐡
Samakan koefisien sehingga diperoleh,
𝐴π‘₯ = π‘₯ β†’ 𝐴 = 1 π‘‘π‘Žπ‘› βˆ’ 3𝐴 + 𝐡 = 1 β†’ βˆ’3 + 𝐡 = 1 β†’ 𝐡 = 4
∫
π‘₯ + 1
(π‘₯ βˆ’ 3)2
𝑑π‘₯ = ∫
1
(π‘₯ βˆ’ 3)
𝑑π‘₯ + 4 ∫
1
(π‘₯ βˆ’ 3)2
𝑑π‘₯
Subtitusikan 𝑒 = π‘₯ βˆ’ 3 ke dalam integral sehingga 𝑑𝑒 = 𝑑π‘₯
∫
π‘₯ + 1
(π‘₯ βˆ’ 3)2
𝑑π‘₯ = ∫
𝑑𝑒
𝑒
+ 4∫ π‘’βˆ’2
𝑑𝑒
∫
π‘₯ + 1
(π‘₯ βˆ’ 3)2
𝑑π‘₯ = 𝑙𝑛| 𝑒| βˆ’ 4π‘’βˆ’1
+ 𝐢
∫
π‘₯ + 1
(π‘₯ βˆ’ 3)2
𝑑π‘₯ = 𝑙𝑛 | π‘₯ βˆ’ 3|βˆ’
4
(π‘₯ βˆ’ 3)
+ 𝐢
Contoh Soal KASUS II
Soal Latihan halaman 596 nomor 23
(James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002)
Hitunglah
∫
1
( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1)
𝑑π‘₯
Penyelesaian:
Oleh karena faktor linear (x+5) muncul dua kali, maka dekomposisi pecahan parsialnya
menjadi
1
( π‘₯ + 5)2(π‘₯ βˆ’ 1)
=
𝐴
(π‘₯ + 5)
+
𝐡
(π‘₯ + 5)2
+
𝐢
(π‘₯ βˆ’ 1)
Kalikan dengan (x+5)2 (x-1)untuk mendapatkan
1 = 𝐴( π‘₯ + 5)( π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐡( π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐢(π‘₯ + 5)2
1 = 𝐴( π‘₯2
+ 4π‘₯ βˆ’ 5) + 𝐡( π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐢(π‘₯2
+ 10π‘₯ + 25)
1 = 𝐴π‘₯2
+ 4𝐴π‘₯ βˆ’ 5𝐴 + 𝐡π‘₯ βˆ’ 𝐡 + 𝐢π‘₯2
+ 10𝐢π‘₯ + 25𝐢
1 = ( 𝐴 + 𝐢) π‘₯2
+ (4𝐴 + 𝐡 + 10𝐢) π‘₯ + (βˆ’5𝐴 βˆ’ 𝐡 + 25𝐢)
Samakan koefisien sehingga diperoleh,
( 𝐴 + 𝐢) π‘₯2
= 0π‘₯2
β†’ ( 𝐴 + 𝐢) = 0 β†’ 𝐴 = βˆ’πΆ
(4𝐴 + 𝐡 + 10𝐢)π‘₯ = 0π‘₯ β†’ 4𝐴 + 𝐡 + 10𝐢 = 0 ……………….(1)
βˆ’5𝐴 βˆ’ 𝐡 + 25𝐢 = 1…………………………………………....(2)
Substitusikan 𝐴 = βˆ’πΆ ke persamaan (1) dan (2)
4𝐴 + 𝐡 + 10𝐢 = 0 β†’ 4𝐴 + 𝐡 βˆ’ 10𝐴 = 0 β†’ βˆ’6𝐴 + 𝐡 = 0……………….(3)
βˆ’5𝐴 βˆ’ 𝐡 + 25𝐢 = 1 β†’ βˆ’5𝐴 βˆ’ 𝐡 βˆ’ 25𝐴 = 1 β†’ βˆ’30𝐴 βˆ’ 𝐡 = 1………….(4)
Eliminasi persamaan (3) dan (4)
βˆ’6𝐴 + 𝐡 = 0
βˆ’30𝐴 βˆ’ 𝐡 = 1 +
βˆ’36𝐴 = 1 β†’ 𝐴 = βˆ’
1
36
Subtitusikan 𝐴 = βˆ’
1
36
ke persamaan βˆ’6𝐴 + 𝐡 = 0 maka diperoleh 𝐡 = βˆ’
1
6
Karena 𝐴 = βˆ’πΆ maka 𝐢 =
1
36
∫
1
( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1)
𝑑π‘₯ = ∫ (
βˆ’
1
36
(π‘₯ + 5)
+
βˆ’
1
6
(π‘₯ + 5)2
+
1
36
(π‘₯ βˆ’ 1)
) 𝑑π‘₯
∫
1
( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1)
𝑑π‘₯ = βˆ’
1
36
∫
1
(π‘₯ + 5)
𝑑π‘₯ βˆ’
1
6
∫
1
(π‘₯ + 5)2
𝑑π‘₯ +
1
36
∫
1
(π‘₯ βˆ’ 1)
𝑑π‘₯
Subtitusikan pada integral 𝑒1 = π‘₯ + 5 β†’ 𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯ dan 𝑒2 = π‘₯ βˆ’ 1 β†’ 𝑑𝑒2 = 𝑑π‘₯
maka
∫
1
( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1)
𝑑π‘₯ = βˆ’
1
36
∫
𝑑𝑒1
𝑒1
βˆ’
1
6
∫ 𝑒1
βˆ’2
𝑑𝑒 +
1
36
∫
𝑑𝑒2
𝑒2
∫
1
( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1)
𝑑π‘₯ = βˆ’
1
36
𝑙𝑛| 𝑒1| +
1
6
𝑒1
βˆ’1
+
1
36
𝑙𝑛| 𝑒2| + 𝐢
∫
1
( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1)
𝑑π‘₯ = βˆ’
1
36
𝑙𝑛| π‘₯ + 5| +
1
6
1
π‘₯ + 5
+
1
36
𝑙𝑛| π‘₯ βˆ’ 1| + 𝐢
KASUS III Q(x) mengandung faktor kuadratik yang tidak dapat diuraikan, tak
ada yang berulang
Jika Q(x) mempunyai faktor ax2 + bx + c, dengan b2 - 4ac < 0, maka bentuk untuk
R(x)/Q(x) akan memiliki sebuah suku yang berbentuk
𝐴π‘₯ + 𝐡
π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐
dimana A dan B adalah konstanta yang akan ditentukan. Sebagai contoh, fungsi yang
dinyatakan oleh f(x) = 3x/[(x-3)(x2+4)(x2+9)] memiliki dekomposisi pecahan parsial
yang berbentuk
3π‘₯
( π‘₯ βˆ’ 3)( π‘₯2 + 4)(π‘₯2 + 9)
=
𝐴
(π‘₯ βˆ’ 3)
+
𝐡π‘₯ + 𝐢
(π‘₯2 + 4)
+
𝐷π‘₯ + 𝐸
(π‘₯2 + 9)
Suku yang berbentuk
𝐴π‘₯ + 𝐡
π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐
dapat diintegralkan dengan melengkapkan kuadratnya dan menggunakan rumus
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 + π‘Ž2
=
1
π‘Ž
π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1
(
π‘₯
π‘Ž
)+ 𝐢
Contoh Soal KASUS III
Soal-Soal 7.5 halaman 28 nomor 27
(Verberg, Purcell, Rigdon. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:Erlangga. 2011)
Hitung
∫
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯3 + 4π‘₯
𝑑π‘₯
Penyelesaian:
Oleh karena π‘₯3
+ 4π‘₯ = π‘₯(π‘₯2
+ 4) tidak dapat difaktorkan lebih lanjut, maka kita
tuliskan
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯3 + 4π‘₯
=
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯(π‘₯2 + 4)
=
𝐴
π‘₯
+
𝐡π‘₯ + 𝐢
π‘₯2 + 4
Kalikan dengan x(x2+4) untuk mendapatkan
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8 = 𝐴( π‘₯2
+ 4) + ( 𝐡π‘₯ + 𝐢) π‘₯
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8 = 𝐴π‘₯2
+ 4𝐴 + 𝐡π‘₯2
+ 𝐢π‘₯
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8 = 𝐴π‘₯2
+ 𝐡π‘₯2
+ 𝐢π‘₯ + 4𝐴
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8 = ( 𝐴 + 𝐡) π‘₯2
+ 𝐢π‘₯ + 4𝐴
Samakan koefisien sehingga diperoleh,
𝐢π‘₯ = π‘₯ β†’ 𝐢 = 1 π‘‘π‘Žπ‘› 4𝐴 = βˆ’8 β†’ 𝐴 = βˆ’2
serta ( 𝐴 + 𝐡) π‘₯2
= 2π‘₯2
β†’ 𝐴 + 𝐡 = 2 β†’ βˆ’2 + 𝐡 = 2 β†’ 𝐡 = 4
∫
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯3 + 4π‘₯
𝑑π‘₯ = ∫[
βˆ’2
π‘₯
+
4π‘₯ + 1
π‘₯2 + 4
] 𝑑π‘₯
Untuk mengintegralkan suku kedua, pecahkan menjadi dua bagian, sehingga
∫
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯3 + 4π‘₯
𝑑π‘₯ = ∫
βˆ’2
π‘₯
𝑑π‘₯ + ∫
4π‘₯
π‘₯2 + 4
𝑑π‘₯ + ∫
1
π‘₯2 + 4
𝑑π‘₯
Subtitusikan 𝑒1 = π‘₯ ke dalam integral yang pertama sehingga 𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯ dan 𝑒2 = π‘₯2
+
4 ke dalam integral yang kedua sehingga 𝑑𝑒2 = 2π‘₯ 𝑑π‘₯. Lalu hitung integral ketiga
menggunakan rumus
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 + π‘Ž2
=
1
π‘Ž
π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1
(
π‘₯
π‘Ž
)+ 𝐢
dengan π‘Ž = 2
∫
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯3 + 4π‘₯
𝑑π‘₯ = βˆ’2∫
𝑑𝑒1
𝑒1
+ 2∫
𝑑𝑒2
𝑒2
+ ∫
1
π‘₯2 + 4
𝑑π‘₯
∫
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯3 + 4π‘₯
𝑑π‘₯ = βˆ’2 𝑙𝑛 | 𝑒1| + 2 𝑙𝑛| 𝑒2| +
1
2
tanβˆ’1
(
π‘₯
2
) + 𝐢
∫
2π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 8
π‘₯3 + 4π‘₯
𝑑π‘₯ = βˆ’2 𝑙𝑛 | π‘₯| + 2 𝑙𝑛| π‘₯2
+ 4| +
1
2
tanβˆ’1
(
π‘₯
2
) + 𝐢
Contoh Soal KASUS III
Soal Latihan halaman 596 nomor 33
(James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002)
Hitunglah
∫
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1
(𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2)
𝑑𝑑
Penyelesaian:
Dekomposisi pecahan parsialnya
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1
(𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2)
=
𝐴𝑑 + 𝐡
(𝑑2 + 1)
+
𝐢𝑑 + 𝐷
(𝑑2 + 2)
Kalikan dengan (𝑑2
+ 1)(𝑑2
+ 2) untuk mendapatkan
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1 = ( 𝐴𝑑 + 𝐡)( 𝑑2
+ 2) + ( 𝐢𝑑 + 𝐷)( 𝑑2
+ 1)
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1 = 𝐴𝑑3
+ 2𝐴𝑑 + 𝐡𝑑2
+ 2𝐡 + 𝐢𝑑3
+ 𝐢𝑑 + 𝐷𝑑2
+ 𝐷
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1 = (𝐴+𝐢)𝑑3
+ (𝐡 + 𝐷)𝑑2
+ (2𝐴 + 𝐢)𝑑 + (2𝐡 + 𝐷)
Samakan koefisien sehingga diperoleh
𝐴 + 𝐢 = 2….(1) 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1.…(2) 2𝐴 + 𝐢 = 3.…(3) 2𝐡 + 𝐷 = βˆ’1….(4)
Eliminasi persamaan (1) dan (3) 𝐴 + 𝐢 = 2
2𝐴 + 𝐢 = 3 –
𝐴 = 1
Subtitusi 𝐴 = 1 ke persamaan (1) sehingga 𝐴 + 𝐢 = 2 β†’ 𝐢 = 1
Eliminasi persamaan (2) dan (4) 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1
2𝐡 + 𝐷 = βˆ’1 –
𝐡 = 0
Subtitusi 𝐡 = 0 ke persamaan (2) sehingga 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1 β†’ 𝐷 = βˆ’1
∫
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1
(𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2)
𝑑𝑑 = ∫
𝑑
(𝑑2 + 1)
𝑑𝑑 + ∫
𝑑 βˆ’ 1
(𝑑2 + 2)
𝑑𝑑
Untuk mengintegralkan suku kedua, pecahkan menjadi dua bagian, sehingga
∫
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1
(𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2)
𝑑𝑑 = ∫
𝑑
(𝑑2 + 1)
𝑑𝑑 + ∫
𝑑
(𝑑2 + 2)
𝑑𝑑 + ∫
βˆ’1
(𝑑2 + 2)
𝑑π‘₯
Subtitusikan 𝑒1 = 𝑑2
+ 1 ke dalam integral yang pertama sehingga 𝑑𝑒1 = 2𝑑 𝑑𝑑 β†’
1
2
𝑑𝑒1 = 𝑑 𝑑𝑑 dan 𝑒2 = (𝑑2
+ 2) ke dalam integral yang kedua sehingga 𝑑𝑒2 = 2𝑑 𝑑𝑑 β†’
1
2
𝑑𝑒2 = 𝑑 𝑑𝑑. Lalu hitung integral ketiga menggunakan rumus
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 + π‘Ž2
=
1
π‘Ž
π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1
(
π‘₯
π‘Ž
)+ 𝐢
dengan π‘Ž = √2
∫
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1
(𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2)
𝑑𝑑 =
1
2
∫
𝑑𝑒1
𝑒1
+
1
2
∫
𝑑𝑒2
𝑒2
+ ∫
1
(𝑑2 + 2)
𝑑π‘₯
∫
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1
(𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2)
𝑑𝑑 =
1
2
𝑙𝑛 | 𝑒1|+
1
2
𝑙𝑛| 𝑒2| +
1
√2
tanβˆ’1
(
π‘₯
√2
) + 𝐢
∫
2𝑑3
βˆ’ 𝑑2
+ 3𝑑 βˆ’ 1
(𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2)
𝑑𝑑 = βˆ’2 𝑙𝑛 | 𝑑2
+ 1| + 2 𝑙𝑛| 𝑑2
+ 2| +
1
2
tanβˆ’1
(
π‘₯
2
) + 𝐢
Kasus IV Q (x) mengandung satu faktor kuadratik yang tak dapat diuraikan dan
berulang
Jika Q(x) mempunyai faktor ( π‘Žπ‘₯2
+ 𝑏π‘₯ + 𝑐) π‘Ÿ
dengan 𝑏2
βˆ’ 4π‘Žπ‘ < 0 maka bukannya
pecahan parsial tunggal
𝐴π‘₯ + 𝐡
π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐
yang terjadi, melainkan jumlah
𝐴1 π‘₯ + 𝐡1
π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐
+
𝐴2 π‘₯ + 𝐡2
π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐
+ β‹― +
𝐴2 π‘₯ + 𝐡2
π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐
yang muncul dalam dekomposisi pecahan parsial dari R(x)/Q(x). Masing-masing suku
dalam persamaan
𝐴1 π‘₯ + 𝐡1
π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐
+
𝐴2 π‘₯ + 𝐡2
π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐
+ β‹― +
𝐴2 π‘₯ + 𝐡2
π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐
dapat diintegralkan dengan pertama-tama melengkapkan kuadrat.
Contoh Soal KASUS IV
Soal Latihan halaman 596 nomor 32
(James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002)
Hitunglah
∫
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1
( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯
Penyelesaian:
Bentuk dekomposisi pecahan parsialnya adalah :
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1
( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1)
=
𝐴
( π‘₯ βˆ’ 1)
+
𝐡
( π‘₯ βˆ’ 1)2
+
𝐢π‘₯ + 𝐷
( π‘₯2 + 1)
Kalikan dengan ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2
+ 1) sehingga diperoleh:
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = 𝐴( π‘₯ βˆ’ 1)( π‘₯2
+ 1) + 𝐡( π‘₯2
+ 1) + ( 𝐢π‘₯ + 𝐷)( π‘₯ βˆ’ 1)2
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = 𝐴( π‘₯ βˆ’ 1)( π‘₯2
+ 1) + 𝐡( π‘₯2
+ 1) + ( 𝐢π‘₯ + 𝐷)( π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ + 1)
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = 𝐴( π‘₯3
βˆ’ π‘₯2
+ π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐡( π‘₯2
+ 1) + ( 𝐢π‘₯ + 𝐷)( π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ + 1)
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = 𝐴π‘₯3 βˆ’ 𝐴π‘₯2 + 𝐴π‘₯ βˆ’ 𝐴 + 𝐡π‘₯2 + 𝐡 + 𝐢π‘₯3 βˆ’ 2𝐢π‘₯2 + 𝐢π‘₯ + 𝐷π‘₯2 βˆ’ 2𝐷π‘₯ + 𝐷
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = ( 𝐴 + 𝐢) π‘₯3
+ ( 𝐡 + 𝐷 βˆ’ 𝐴 βˆ’ 2𝐢) π‘₯2
+ ( 𝐴 + 𝐢 βˆ’ 2𝐷) π‘₯ βˆ’ 𝐴 + 𝐡 + 𝐷
Samakan koefisiennya
( 𝐴 + 𝐢) π‘₯3
= 0π‘₯3
β†’ 𝐴 + 𝐢 = 0………………………...….(1)
(𝐡 + 𝐷 – 𝐴 – 2𝐢)π‘₯2
= π‘₯2
β†’ 𝐡 + 𝐷 – 𝐴 – 2𝐢 = 1…….(2)
(𝐴 + 𝐢 – 2𝐷)π‘₯ = βˆ’2π‘₯ β†’ 𝐴 + 𝐢 – 2𝐷 = βˆ’2….............(3)
βˆ’π΄ + 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1…………………………………..… (4)
Lakukan eliminasi pada persamaan (1) dan (3)
𝐴 + 𝐢 = 0
𝐴 + 𝐢 βˆ’ 2𝐷 = βˆ’2 -
βˆ’2𝐷 = βˆ’2
𝐷 = 1
Lakukan eliminasi pada persamaan (2) dan (4)
𝐡 + 𝐷 βˆ’ 𝐴 βˆ’ 2𝐢 = 1
βˆ’π΄ + 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1 -
βˆ’2𝐢 = 2
𝐢 = βˆ’1
Subtitusikan 𝐢 = βˆ’1 ke persamaan (1)
A + C = 0 β†’ 𝐴 + βˆ’1 = 0 β†’ 𝐴 = 1
Subtitusikan 𝐴 = 1, 𝐢 = βˆ’1 dan 𝐷 = 1 ke persamaan (2)
𝐡 + 𝐷 βˆ’ 𝐴 βˆ’ 2𝐢 = 1
𝐡 + 1 βˆ’ 1 βˆ’ 2(βˆ’1) = 1
𝐡 = βˆ’2 + 1
𝐡 = βˆ’1
∫
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1
( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯ = ∫ [
𝐴
( π‘₯ βˆ’ 1)
+
𝐡
( π‘₯ βˆ’ 1)2
+
𝐢π‘₯ + 𝐷
( π‘₯2 + 1)
] 𝑑π‘₯
∫
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1
( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯ = ∫ [
1
( π‘₯ βˆ’ 1)
+
βˆ’1
( π‘₯ βˆ’ 1)2
+
βˆ’π‘₯ + 1
( π‘₯2 + 1)
] 𝑑π‘₯
∫
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1
( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯ = ∫
1
( π‘₯ βˆ’ 1)
𝑑π‘₯ βˆ’ ∫
1
( π‘₯ βˆ’ 1)2 𝑑π‘₯ βˆ’ ∫
π‘₯
( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯ + ∫
1
( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯
Subtitusikan 𝑒1 = π‘₯ βˆ’ 1 ke dalam integral yang pertama dan kedua sehingga 𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯
dan 𝑒2 = π‘₯2
+ 1 ke dalam integral yang ketiga sehingga 𝑑𝑒2 = 2π‘₯ 𝑑π‘₯ β†’
1
2
𝑑𝑒2 = π‘₯ 𝑑π‘₯.
Lalu hitung integral keempat menggunakan rumus
∫
𝑑π‘₯
π‘₯2 + π‘Ž2
=
1
π‘Ž
π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1
(
π‘₯
π‘Ž
)+ 𝐢
Dengan a = 1
∫
π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1
( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯ = ∫
𝑑𝑒1
𝑒1
βˆ’ ∫ 𝑒1
βˆ’2 𝑑𝑒 βˆ’
1
2
∫
𝑑𝑒2
𝑒2
+ ∫
1
( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯
∫
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1
( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯ = 𝑙𝑛( 𝑒1) + 𝑒1
βˆ’1
βˆ’
1
2
𝑙𝑛( 𝑒2)+ π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1
π‘₯ + 𝐢
∫
π‘₯2
βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1
( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯ = 𝑙𝑛( π‘₯ βˆ’ 1) +
1
π‘₯2 + 1
βˆ’
1
2
𝑙𝑛( π‘₯2
+ 1) + π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1
π‘₯ + 𝐢
Contoh Soal KASUS IV
Soal-Soal 7.5 halaman 28 nomor 35
(Verberg, Purcell, Rigdon. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:Erlangga. 2011)
Hitunglah
∫
π‘₯3
βˆ’ 4π‘₯
(π‘₯2 + 1)2
𝑑π‘₯
Penyelesaian:
Bentuk dekomposisi pecahan parsialnya
π‘₯3
βˆ’ 4π‘₯
(π‘₯2 + 1)2
=
𝐴π‘₯ + 𝐡
(π‘₯2 + 1)
+
𝐢π‘₯ + 𝐷
(π‘₯2 + 1)2
Kalikan dengan (π‘₯2
+ 1)2
π‘₯3
βˆ’ 4π‘₯ = 𝐴π‘₯ + 𝐡( π‘₯2
+ 1) + 𝐢π‘₯ + 𝐷
π‘₯3
βˆ’ 4π‘₯ = 𝐴π‘₯3
+ 𝐴π‘₯ + 𝐡π‘₯2
+ 𝐡 + 𝐢π‘₯ + 𝐷
π‘₯3
βˆ’ 4π‘₯ = 𝐴π‘₯3
+ 𝐡π‘₯2
+ ( 𝐴 + 𝐢) π‘₯ + (𝐡 + 𝐷)
Samakan koefisien sehingga diperoleh
π‘₯3
= 𝐴π‘₯3
β†’ 𝐴 = 1............................... (1)
𝐡π‘₯2
= 0π‘₯2
β†’ 𝐡 = 0……………….... (2)
( 𝐴 + 𝐢) π‘₯ = βˆ’4π‘₯ β†’ 𝐴 + 𝐢 = βˆ’4....... (3)
𝐡 + 𝐷 = 0........................................... (4)
Subtitusikan persamaan (1) ke persamaan (3)
𝐴 + 𝐢 = βˆ’4 β†’ 1 + 𝐢 = βˆ’4 β†’ 𝑐 = βˆ’5
Subtitusikan persamaan (2) ke persamaan (4)
𝐡 + 𝐷 = 0 β†’ 𝐷 = 0
∫
π‘₯3
βˆ’ 4π‘₯
( π‘₯2 + 1)2
= ∫
π‘₯
( π‘₯2 + 1)
𝑑π‘₯ + ∫
βˆ’5π‘₯
( π‘₯2 + 1)2
𝑑π‘₯
Subtitusikan 𝑒 = π‘₯2
+ 1 ke dalam integral yang pertama dan kedua sehingga 𝑑𝑒 =
2π‘₯ 𝑑π‘₯ β†’
1
2
𝑑𝑒 = π‘₯ 𝑑π‘₯
∫
π‘₯3
βˆ’ 4π‘₯
( π‘₯2 + 1)2
=
1
2
∫
𝑑𝑒
𝑒
𝑑π‘₯ + ∫(βˆ’5π‘₯)π‘’βˆ’2
𝑑𝑒
∫
π‘₯3
βˆ’ 4π‘₯
(π‘₯2 + 1)2
=
1
2
ln( 𝑒) +
5
2
π‘’βˆ’1
∫
π‘₯3
βˆ’ 4π‘₯
(π‘₯2 + 1)2
=
1
2
ln( π‘₯2
+ 1) +
5
2
1
π‘₯2 + 1
+ 𝐢
CATATAN. Terkadang fraksi parsial dapat dihindari ketika mengintegralkan fungsi
rasional. Misalnya, meskipun integral
∫
π‘₯2
+ 1
π‘₯( π‘₯2 + 3)
𝑑π‘₯
dapat dihitung dengan metode untuk kasus III, akan sangat lebih mudah untuk
mengamati bahwa jika 𝑒 = π‘₯( π‘₯2
+ 3) = π‘₯3
+ 3π‘₯, maka 𝑑𝑒 = (3π‘₯2
+ 3) 𝑑π‘₯ dan
karenanya
∫
π‘₯2
+ 1
π‘₯( π‘₯2 + 3)
𝑑π‘₯ =
1
3
ln| π‘₯3
+ 3π‘₯| + 𝐢
Sumber Buku
James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002
Verberg, Purcell, Rigdon. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:Erlangga. 2011

Mais conteΓΊdo relacionado

Mais procurados

Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
Β 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
Β 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iiFaried Doank
Β 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
Β 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPAMuhammad Arif
Β 
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaan
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaanMatematika-Persamaan dan pertidaksamaan
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaanKardilah Azijehmail
Β 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuanRudi Wicaksana
Β 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial ParsialRose Nehe
Β 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuAnderzend Awuy
Β 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihMono Manullang
Β 
Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1pt.ccc
Β 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
Β 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
Β 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nAchmad Sukmawijaya
Β 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
Β 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
Β 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantaiSenat Mahasiswa STIS
Β 

Mais procurados (20)

Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Β 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Β 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
Β 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Β 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Β 
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaan
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaanMatematika-Persamaan dan pertidaksamaan
Matematika-Persamaan dan pertidaksamaan
Β 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan
Β 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
Β 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
Β 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
Β 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Β 
Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1Materi kalkulus 1
Materi kalkulus 1
Β 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
Β 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Β 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
Β 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
Β 
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Vektor ( Aljabar Linear Elementer )
Β 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
Β 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Β 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
Β 

Destaque

Integral fungsi rasional1
Integral fungsi rasional1Integral fungsi rasional1
Integral fungsi rasional1Zhand Radja
Β 
Integral Substitusi
Integral SubstitusiIntegral Substitusi
Integral SubstitusiToro Jr.
Β 
Contoh contoh soal dan pembahasan integral
Contoh contoh soal dan pembahasan integralContoh contoh soal dan pembahasan integral
Contoh contoh soal dan pembahasan integraloilandgas24
Β 
6. Integral Parsial
6. Integral Parsial6. Integral Parsial
6. Integral Parsialwidi1966
Β 
Real numbers system
Real numbers systemReal numbers system
Real numbers systemPradeep Agrawal
Β 

Destaque (6)

Integral fungsi rasional1
Integral fungsi rasional1Integral fungsi rasional1
Integral fungsi rasional1
Β 
Integral Substitusi
Integral SubstitusiIntegral Substitusi
Integral Substitusi
Β 
Integral Parsial
Integral Parsial Integral Parsial
Integral Parsial
Β 
Contoh contoh soal dan pembahasan integral
Contoh contoh soal dan pembahasan integralContoh contoh soal dan pembahasan integral
Contoh contoh soal dan pembahasan integral
Β 
6. Integral Parsial
6. Integral Parsial6. Integral Parsial
6. Integral Parsial
Β 
Real numbers system
Real numbers systemReal numbers system
Real numbers system
Β 

Semelhante a Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial

Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptxPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptxYusSeptikaW
Β 
kalkulusqu.pptx
kalkulusqu.pptxkalkulusqu.pptx
kalkulusqu.pptxyulan20
Β 
Materi Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan LinearMateri Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan LinearSriwijaya University
Β 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxrimanurmalasarispd
Β 
Menceraikan pecahan kedalam pecahan bagian
Menceraikan pecahan kedalam pecahan bagianMenceraikan pecahan kedalam pecahan bagian
Menceraikan pecahan kedalam pecahan bagianSiti Sholekah
Β 
Eksponen (rev. 2017)
Eksponen (rev. 2017)Eksponen (rev. 2017)
Eksponen (rev. 2017)Agung Anggoro
Β 
PPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxPPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxNurunNadia2
Β 
Pertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptxPertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptxMeilaErita
Β 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxSaddamHusain440750
Β 
RPP persamaan kuadrat
RPP persamaan kuadratRPP persamaan kuadrat
RPP persamaan kuadratfajarcoeg
Β 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksRochimatulLaili
Β 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)Catur Prasetyo
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenEman Mendrofa
Β 
Eksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritmaEksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritmayulika usman
Β 
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratMateri Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratIndah Lestari
Β 
Ppt persamaan linear dengan nilai mutlak
Ppt persamaan linear dengan nilai mutlakPpt persamaan linear dengan nilai mutlak
Ppt persamaan linear dengan nilai mutlakANnu Nooer Nooer
Β 

Semelhante a Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial (20)

Materi aljabar polinomial
Materi aljabar polinomialMateri aljabar polinomial
Materi aljabar polinomial
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptxPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen 2.pptx
Β 
kalkulusqu.pptx
kalkulusqu.pptxkalkulusqu.pptx
kalkulusqu.pptx
Β 
Materi Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan LinearMateri Aljabar Persamaan Linear
Materi Aljabar Persamaan Linear
Β 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
Β 
Menceraikan pecahan kedalam pecahan bagian
Menceraikan pecahan kedalam pecahan bagianMenceraikan pecahan kedalam pecahan bagian
Menceraikan pecahan kedalam pecahan bagian
Β 
Eksponen (rev. 2017)
Eksponen (rev. 2017)Eksponen (rev. 2017)
Eksponen (rev. 2017)
Β 
PPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptxPPT Matematika.pptx
PPT Matematika.pptx
Β 
Pertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptxPertemuan-2.pptx
Pertemuan-2.pptx
Β 
analisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptxanalisa kompleks kelompok 1.pptx
analisa kompleks kelompok 1.pptx
Β 
RPP persamaan kuadrat
RPP persamaan kuadratRPP persamaan kuadrat
RPP persamaan kuadrat
Β 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
Β 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.15 fungsi eksponen atau logaritma)
Β 
Materi Aljabar dalil sisa
Materi Aljabar dalil sisaMateri Aljabar dalil sisa
Materi Aljabar dalil sisa
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Β 
Eksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritmaEksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritma
Β 
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan KuadratMateri Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Materi Pemfaktoran Persamaan Kuadrat
Β 
Ppt persamaan linear dengan nilai mutlak
Ppt persamaan linear dengan nilai mutlakPpt persamaan linear dengan nilai mutlak
Ppt persamaan linear dengan nilai mutlak
Β 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
Β 
Materi integral tak tentu
Materi integral tak tentuMateri integral tak tentu
Materi integral tak tentu
Β 

Mais de Fitria Maghfiroh

Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Fitria Maghfiroh
Β 
Persamaan Trigonometri
Persamaan TrigonometriPersamaan Trigonometri
Persamaan TrigonometriFitria Maghfiroh
Β 
Konsentrasi dan sifat koligatif larutan
Konsentrasi dan sifat koligatif larutanKonsentrasi dan sifat koligatif larutan
Konsentrasi dan sifat koligatif larutanFitria Maghfiroh
Β 

Mais de Fitria Maghfiroh (6)

Modul SPSS
Modul SPSSModul SPSS
Modul SPSS
Β 
Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18Pembuktian dalil 9-18
Pembuktian dalil 9-18
Β 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
Β 
Hak Azazi Manusia
Hak Azazi ManusiaHak Azazi Manusia
Hak Azazi Manusia
Β 
Persamaan Trigonometri
Persamaan TrigonometriPersamaan Trigonometri
Persamaan Trigonometri
Β 
Konsentrasi dan sifat koligatif larutan
Konsentrasi dan sifat koligatif larutanKonsentrasi dan sifat koligatif larutan
Konsentrasi dan sifat koligatif larutan
Β 

Último

Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
Β 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
Β 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
Β 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
Β 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
Β 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
Β 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
Β 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
Β 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
Β 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
Β 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
Β 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
Β 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
Β 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
Β 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
Β 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
Β 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
Β 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
Β 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
Β 

Último (20)

Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Β 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
Β 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
Β 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
Β 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
Β 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Β 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
Β 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
Β 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
Β 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
Β 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Β 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Β 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Β 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Β 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
Β 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Β 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Β 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
Β 

Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial

  • 1. INTEGRAL FUNGSI RASIONAL DENGAN PECAHAN PARSIAL Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kalkulus II Dosen Pengampu : Dra. Afidah Mas’ud Kelas : 3A Di susun oleh: Sari Juniatun Nikmah (11140170000010) Fitria Maghfiroh (11140170000018) Robiatul Adawiyah (11140170000026) JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
  • 2. Pada makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana mengintegralkan suatu fungsi rasional (suatu rasio dari polinom) dengan menyatakannya dalam fraksi/pecahan parsial (jumlah pecahan yang lebih sederhana). Untuk mengilustrasikan metode pecahan parsial, amati bahwa dengan menyamakan penyebut dari pecahan 3/(x-1) dan 2/(x+2), maka akan diperoleh : 3 π‘₯ + 1 βˆ’ 2 π‘₯ βˆ’ 2 = 3( π‘₯ βˆ’ 2) βˆ’ 2( π‘₯ + 1) ( π‘₯ + 1)( π‘₯ βˆ’ 2) = π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 2 Jika sekarang membalik langkah di atas yakni dengan mengintegralkan fungsi di ruas kanan, maka akan diperoleh persamaan seperti di bawah ini : ∫ π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯2 βˆ’ π‘₯ βˆ’ 2 𝑑π‘₯ = ∫( 3 π‘₯ + 1 βˆ’ 2 π‘₯ βˆ’ 2 ) 𝑑π‘₯ = 3 𝑙𝑛| π‘₯ + 1| βˆ’ 2 𝑙𝑛| π‘₯ βˆ’ 2| + 𝐢 Untuk melihat bagaimana metode pecahan parsial tersebut bekerja secara umum, perhatikan fungsi rasional di bawah ini : 𝑓( π‘₯) = 𝑃(π‘₯) 𝑄(π‘₯) dengan P dan Q adalah polinom. Dapat dinyatakan f sebagai jumlah dari pecahan yang lebih sederhana, dengan syarat bahwa derajat P lebih kecil daripada derajat Q. Fungsi rasional seperti itu disebut wajar/sejati. Ingat kembali bahwa jika 𝑃( π‘₯) = π‘Ž 𝑛 π‘₯ 𝑛 + π‘Ž π‘›βˆ’1 π‘₯ π‘›βˆ’1 + β‹―+ π‘Ž1 π‘₯ + π‘Ž0 dengan π‘Ž 𝑛 β‰  0, maka derajat P adalah n dan kita tulis deg (P) = n Jika f tak sejati/tak wajar, yakni deg(𝑃) β‰₯ deg(𝑄), maka sebelumnya harus mengambil langkah awal yaitu dengan membagi Q dengan P (dengan pembagian panjang) sampai sisa R(x) diperoleh sedemikian rupa sehingga deg ( 𝑅) < deg ( 𝑄). Hasil pembagiannya adalah sebagai berikut 𝑓( π‘₯) = 𝑃(π‘₯) 𝑄(π‘₯) = 𝑆( π‘₯) + 𝑅(π‘₯) 𝑄(π‘₯) dengan S dan R adalah polinom juga. Langkah selanjutnya adalah memfaktorkan penyebut Q(x) setuntas-tuntasnya. Dapat ditunjukan bahwa sebarang polinom Q dapat difaktorkan sebagai hasil kali faktor linear (berbentuk ax+b) dan faktor kuadratik yang tak dapat diuraikan (berbentuk ax2+bx+c, dengan b2-4ac < 0). Langkah ketiga adalah menyatakan fungsi rasional sejati R(x)/Q(x) sebagai jumlah dari fraksi parsial yang berbentuk 𝐴 (π‘Žπ‘₯ + 𝑏)𝑖 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝐴π‘₯ + 𝐡 (π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐) 𝑗 Teorema dalam aljabar menjamin bahwa hal ini selalu mungkin untuk dilakukan. Diuraikan secara rinci dengan empat kasus yang terjadi di bawah ini. KASUS I Penyebut Q(x) adalah hasil kali faktor-faktor linier yang berbeda Dapat dituliskan sebagai berikut: 𝑄( π‘₯) = ( π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1)( π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2)… ( π‘Ž π‘˜ π‘₯ + 𝑏 π‘˜) tanpa ada faktor yang berulang. Dalam hal ini, teorema pecahan parsial menyatakan bahwa ada konstanta A1, A2, A3, … ,Ak. sehingga,
  • 3. 𝑅(π‘₯) 𝑄(π‘₯) = 𝐴1 π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1 + 𝐴2 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2 + … + 𝐴 π‘˜ π‘Ž π‘˜ π‘₯ + 𝑏 π‘˜ Contoh Soal KASUS I Soal Latihan halaman 596 nomor 56 (James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002) Hitunglah ∫ 2π‘₯ + 1 4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7 𝑑π‘₯ Penyelesaian: Karena derajat pembilang lebih kecil daripada derajat penyebut, kita tidak perlu membagi. Kita faktorkan penyebutnya sebagai berikut 4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7 = (2π‘₯ βˆ’ 1)(2π‘₯ + 7) Karena penyebutnya memiliki dua faktor linear yang berbeda, dekomposisi pecahan parsial dari integran di atas berbentuk 2π‘₯ + 1 (2π‘₯ βˆ’ 1)(2π‘₯ + 7) = 𝐴 (2π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐡 (2π‘₯ + 7) Untuk menentukan nilai A dan B, kalikan kedua ruas persamaan ini dengan hasil kali dari penyebut-penyebutnya, (2π‘₯ βˆ’ 1)(2π‘₯ + 7), dan diperoleh 2π‘₯ + 1 = 𝐴(2π‘₯ + 7) + 𝐡(2π‘₯ βˆ’ 1) Dengan menguraikan ruas kanan persamaan diatas dan menuliskannya dalam bentuk polinom standar, maka diperoleh 2π‘₯ + 1 = 2𝐴π‘₯ + 7𝐴 + 2𝐡π‘₯ βˆ’ 𝐡 2π‘₯ + 1 = (2𝐴 + 2𝐡) π‘₯ + 7𝐴 βˆ’ 𝐡 Kedua polinom dalam persamaan di atas identik, sehingga koefisien keduanya sama. Koefisien π‘₯ pada ruas kanan, harus sama dengan koefisien π‘₯ pada ruas kiri, yaitu 2. Begitu juga dengan koefisien dan suku-suku konstanta sama. Semua itu memberikan sistem persamaan berikut untuk A dan B: (2𝐴 + 2𝐡)π‘₯ = 2π‘₯ β†’ 2𝐴 + 2𝐡 = 2 7𝐴 βˆ’ 𝐡 = 1 Eliminasi kedua persamaan (2𝐴 + 2𝐡 = 2)x1 β†’ 2𝐴 + 2𝐡 = 2 ( 7π΄βˆ’ 𝐡 = 1)x2 β†’ 14𝐴 βˆ’ 2𝐡 = 2 + 16𝐴 = 4 β†’ 𝐴 = 1 4 Subtitusikan 𝐴 = 1 4 ke persamaan 2𝐴 + 2𝐡 = 2 maka diperoleh 𝐡 = 3 4 ∫ 2π‘₯ + 1 4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7 𝑑π‘₯ = ∫ [ 1 4 2π‘₯ βˆ’ 1 + 3 4 2π‘₯ + 7 ]𝑑π‘₯ ∫ 2π‘₯ + 1 4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7 𝑑π‘₯ = 1 4 ∫ 1 2π‘₯ βˆ’ 1 𝑑π‘₯ + 3 4 ∫ 1 2π‘₯ + 7 𝑑π‘₯ Subtitusikan pada integral 𝑒1 = 2π‘₯ βˆ’ 1 β†’ 𝑑𝑒1 = 2𝑑π‘₯ β†’ 1 2 𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯ 𝑒2 = 2π‘₯ + 7 β†’ 𝑑𝑒2 = 2𝑑π‘₯ β†’ 1 2 𝑑𝑒2 = 𝑑π‘₯
  • 4. maka ∫ 2π‘₯ + 1 4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7 𝑑π‘₯ = 1 4 1 2 ∫ 𝑑𝑒1 𝑒1 + 3 4 1 2 ∫ 𝑑𝑒2 𝑒2 Karena pada rumus integrasi dasar ∫ 𝑑𝑒 𝑒 = 𝑙𝑛| 𝑒| + 𝑐 maka ∫ 2π‘₯ + 1 4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7 𝑑π‘₯ = 1 8 𝑙𝑛| 𝑒1| + 3 8 𝑙𝑛| 𝑒2| + 𝐢 ∫ 2π‘₯ + 1 4π‘₯2 + 12π‘₯ βˆ’ 7 𝑑π‘₯ = 1 8 𝑙𝑛|2π‘₯ βˆ’ 1| + 3 8 𝑙𝑛|2π‘₯ + 7| + 𝐢 CATATAN. Kita dapat menggunakan metode alternatif untuk menghitung koefisien A dan B dalam contoh di atas. Persamaan adalah kesamaan; persamaan ini berlaku untuk setiap nilai x, maka kita memilih nilai x yang menyederhanakan persamaan tersebut. Jika kita mengambil nilai x = 0 dan x = 1 dalam persamaan 2π‘₯ + 1 = 𝐴(2π‘₯ + 7) + 𝐡(2π‘₯ βˆ’ 1) maka jika π‘₯ = 0 β†’ 7𝐴 βˆ’ 𝐡 = 1 dan π‘₯ = 1 β†’ 9𝐴 + 𝐡 = 3. Selesaikan kedua persamaan, sehingga diperoleh 𝐴 = 1 4 dan 𝐡 = 3 4 Contoh Soal KASUS I Soal Latihan halaman 596 nomor 55 (James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002) Hitunglah ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ Penyelesaian: Metode fraksi parsial memberikan 1 π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ = 1 π‘₯(π‘₯ βˆ’ 2) = 𝐴 π‘₯ + 𝐡 π‘₯ βˆ’ 2 dan karenanya 𝐴( π‘₯ βˆ’ 2) + 𝐡( π‘₯) = 1 Dengan menggunakan metode pada catatan sebelumnya, kita substitusikan x = 0 dalam persamaan ini dan diperoleh 𝐴 = βˆ’ 1 2 dan kita substitusikan x = 1, maka diperoleh – 𝐴 + 𝐡 = 1 β†’ 𝐡 = 1 2 ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ = ∫ [ βˆ’ 1 2 π‘₯ + 1 2 π‘₯ βˆ’ 2 ]𝑑π‘₯ ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ = 1 2 ∫ [βˆ’ 1 π‘₯ + 1 π‘₯ βˆ’ 2 ] 𝑑π‘₯ ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ = 1 2 (∫ βˆ’ 1 π‘₯ 𝑑π‘₯ + ∫ 1 π‘₯ βˆ’ 2 ) Subtitusikan pada integral 𝑒1 = π‘₯ β†’ 𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯ dan 𝑒2 = π‘₯ βˆ’ 2 β†’ 𝑑𝑒2 = 𝑑π‘₯
  • 5. maka ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 βˆ’2π‘₯ = 1 2 (βˆ’ ∫ 𝑑𝑒1 𝑒1 + ∫ 𝑑𝑒2 𝑒2 ) ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ = 1 2 [βˆ’π‘™π‘›| 𝑒1| + 𝑙𝑛| 𝑒2|] + 𝐢 ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ = 1 2 [βˆ’π‘™π‘›| π‘₯| + 𝑙𝑛| π‘₯ βˆ’ 2|] + 𝐢 Karena ln π‘₯ βˆ’ ln 𝑦 = ln ( π‘₯ 𝑦 ), kita dapat menuliskan integral tersebut sebagai ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ = 1 2 𝑙𝑛 [ π‘₯ βˆ’ 2 π‘₯ ] + 𝐢 KASUS II Penyebut Q(x) adalah hasil kali faktor-faktor linear, beberapa diantaranya berulang Misalkan faktor linear pertama adalah (a1x+b1) berulang r kali; artinya, (a1x+b1)r muncul dalam faktorisasi Q(x). Maka sebagai pengganti suku tunggal A1/(a1x+b1) dalam persamaan 𝑅(π‘₯) 𝑄(π‘₯) = A1 a1x + b1 + A2 a2x + b2 + β‹― + Ak akx + bk kita menggunakan 𝑅(π‘₯) 𝑄(π‘₯) = A1 a1x + b1 + A2 (a1x + b1)2 + β‹―+ Ar (a1x+ b1) π‘Ÿ Sebagai contoh kita dapat menuliskan π‘₯3 βˆ’ 3π‘₯ + 5 (𝑋 βˆ’ 3)2 (π‘₯ + 1)3 = 𝐴 (π‘₯ βˆ’ 3) + 𝐡 (π‘₯ βˆ’ 3)2 + 𝐢 (π‘₯ + 1) + 𝐷 (π‘₯ + 1)2 + 𝐸 (𝑋 + 1)3 Contoh Soal KASUS II Soal-Soal 7.5 halaman 28 nomor 21 (Verberg, Purcell, Rigdon. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:Erlangga. 2011) Hitunglah ∫ π‘₯ + 1 (π‘₯ βˆ’ 3)2 𝑑π‘₯ Penyelesaian: Oleh karena faktor linear (x-3) muncul dua kali, maka dekomposisi pecahan parsialnya menjadi π‘₯ + 1 (π‘₯ βˆ’ 3)2 = 𝐴 (π‘₯ βˆ’ 3) + 𝐡 (π‘₯ βˆ’ 3)2 Kalikan dengan (x-3)2 untuk mendapatkan π‘₯ + 1 = 𝐴( π‘₯ βˆ’ 3) + 𝐡 π‘₯ + 1 = 𝐴π‘₯ βˆ’ 3𝐴 + 𝐡 Samakan koefisien sehingga diperoleh, 𝐴π‘₯ = π‘₯ β†’ 𝐴 = 1 π‘‘π‘Žπ‘› βˆ’ 3𝐴 + 𝐡 = 1 β†’ βˆ’3 + 𝐡 = 1 β†’ 𝐡 = 4
  • 6. ∫ π‘₯ + 1 (π‘₯ βˆ’ 3)2 𝑑π‘₯ = ∫ 1 (π‘₯ βˆ’ 3) 𝑑π‘₯ + 4 ∫ 1 (π‘₯ βˆ’ 3)2 𝑑π‘₯ Subtitusikan 𝑒 = π‘₯ βˆ’ 3 ke dalam integral sehingga 𝑑𝑒 = 𝑑π‘₯ ∫ π‘₯ + 1 (π‘₯ βˆ’ 3)2 𝑑π‘₯ = ∫ 𝑑𝑒 𝑒 + 4∫ π‘’βˆ’2 𝑑𝑒 ∫ π‘₯ + 1 (π‘₯ βˆ’ 3)2 𝑑π‘₯ = 𝑙𝑛| 𝑒| βˆ’ 4π‘’βˆ’1 + 𝐢 ∫ π‘₯ + 1 (π‘₯ βˆ’ 3)2 𝑑π‘₯ = 𝑙𝑛 | π‘₯ βˆ’ 3|βˆ’ 4 (π‘₯ βˆ’ 3) + 𝐢 Contoh Soal KASUS II Soal Latihan halaman 596 nomor 23 (James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002) Hitunglah ∫ 1 ( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1) 𝑑π‘₯ Penyelesaian: Oleh karena faktor linear (x+5) muncul dua kali, maka dekomposisi pecahan parsialnya menjadi 1 ( π‘₯ + 5)2(π‘₯ βˆ’ 1) = 𝐴 (π‘₯ + 5) + 𝐡 (π‘₯ + 5)2 + 𝐢 (π‘₯ βˆ’ 1) Kalikan dengan (x+5)2 (x-1)untuk mendapatkan 1 = 𝐴( π‘₯ + 5)( π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐡( π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐢(π‘₯ + 5)2 1 = 𝐴( π‘₯2 + 4π‘₯ βˆ’ 5) + 𝐡( π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐢(π‘₯2 + 10π‘₯ + 25) 1 = 𝐴π‘₯2 + 4𝐴π‘₯ βˆ’ 5𝐴 + 𝐡π‘₯ βˆ’ 𝐡 + 𝐢π‘₯2 + 10𝐢π‘₯ + 25𝐢 1 = ( 𝐴 + 𝐢) π‘₯2 + (4𝐴 + 𝐡 + 10𝐢) π‘₯ + (βˆ’5𝐴 βˆ’ 𝐡 + 25𝐢) Samakan koefisien sehingga diperoleh, ( 𝐴 + 𝐢) π‘₯2 = 0π‘₯2 β†’ ( 𝐴 + 𝐢) = 0 β†’ 𝐴 = βˆ’πΆ (4𝐴 + 𝐡 + 10𝐢)π‘₯ = 0π‘₯ β†’ 4𝐴 + 𝐡 + 10𝐢 = 0 ……………….(1) βˆ’5𝐴 βˆ’ 𝐡 + 25𝐢 = 1…………………………………………....(2) Substitusikan 𝐴 = βˆ’πΆ ke persamaan (1) dan (2) 4𝐴 + 𝐡 + 10𝐢 = 0 β†’ 4𝐴 + 𝐡 βˆ’ 10𝐴 = 0 β†’ βˆ’6𝐴 + 𝐡 = 0……………….(3) βˆ’5𝐴 βˆ’ 𝐡 + 25𝐢 = 1 β†’ βˆ’5𝐴 βˆ’ 𝐡 βˆ’ 25𝐴 = 1 β†’ βˆ’30𝐴 βˆ’ 𝐡 = 1………….(4) Eliminasi persamaan (3) dan (4) βˆ’6𝐴 + 𝐡 = 0 βˆ’30𝐴 βˆ’ 𝐡 = 1 + βˆ’36𝐴 = 1 β†’ 𝐴 = βˆ’ 1 36 Subtitusikan 𝐴 = βˆ’ 1 36 ke persamaan βˆ’6𝐴 + 𝐡 = 0 maka diperoleh 𝐡 = βˆ’ 1 6 Karena 𝐴 = βˆ’πΆ maka 𝐢 = 1 36
  • 7. ∫ 1 ( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1) 𝑑π‘₯ = ∫ ( βˆ’ 1 36 (π‘₯ + 5) + βˆ’ 1 6 (π‘₯ + 5)2 + 1 36 (π‘₯ βˆ’ 1) ) 𝑑π‘₯ ∫ 1 ( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1) 𝑑π‘₯ = βˆ’ 1 36 ∫ 1 (π‘₯ + 5) 𝑑π‘₯ βˆ’ 1 6 ∫ 1 (π‘₯ + 5)2 𝑑π‘₯ + 1 36 ∫ 1 (π‘₯ βˆ’ 1) 𝑑π‘₯ Subtitusikan pada integral 𝑒1 = π‘₯ + 5 β†’ 𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯ dan 𝑒2 = π‘₯ βˆ’ 1 β†’ 𝑑𝑒2 = 𝑑π‘₯ maka ∫ 1 ( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1) 𝑑π‘₯ = βˆ’ 1 36 ∫ 𝑑𝑒1 𝑒1 βˆ’ 1 6 ∫ 𝑒1 βˆ’2 𝑑𝑒 + 1 36 ∫ 𝑑𝑒2 𝑒2 ∫ 1 ( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1) 𝑑π‘₯ = βˆ’ 1 36 𝑙𝑛| 𝑒1| + 1 6 𝑒1 βˆ’1 + 1 36 𝑙𝑛| 𝑒2| + 𝐢 ∫ 1 ( π‘₯ + 5)2( π‘₯ βˆ’ 1) 𝑑π‘₯ = βˆ’ 1 36 𝑙𝑛| π‘₯ + 5| + 1 6 1 π‘₯ + 5 + 1 36 𝑙𝑛| π‘₯ βˆ’ 1| + 𝐢 KASUS III Q(x) mengandung faktor kuadratik yang tidak dapat diuraikan, tak ada yang berulang Jika Q(x) mempunyai faktor ax2 + bx + c, dengan b2 - 4ac < 0, maka bentuk untuk R(x)/Q(x) akan memiliki sebuah suku yang berbentuk 𝐴π‘₯ + 𝐡 π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 dimana A dan B adalah konstanta yang akan ditentukan. Sebagai contoh, fungsi yang dinyatakan oleh f(x) = 3x/[(x-3)(x2+4)(x2+9)] memiliki dekomposisi pecahan parsial yang berbentuk 3π‘₯ ( π‘₯ βˆ’ 3)( π‘₯2 + 4)(π‘₯2 + 9) = 𝐴 (π‘₯ βˆ’ 3) + 𝐡π‘₯ + 𝐢 (π‘₯2 + 4) + 𝐷π‘₯ + 𝐸 (π‘₯2 + 9) Suku yang berbentuk 𝐴π‘₯ + 𝐡 π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 dapat diintegralkan dengan melengkapkan kuadratnya dan menggunakan rumus ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 + π‘Ž2 = 1 π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1 ( π‘₯ π‘Ž )+ 𝐢 Contoh Soal KASUS III Soal-Soal 7.5 halaman 28 nomor 27 (Verberg, Purcell, Rigdon. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:Erlangga. 2011) Hitung ∫ 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯3 + 4π‘₯ 𝑑π‘₯ Penyelesaian: Oleh karena π‘₯3 + 4π‘₯ = π‘₯(π‘₯2 + 4) tidak dapat difaktorkan lebih lanjut, maka kita tuliskan
  • 8. 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯3 + 4π‘₯ = 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯(π‘₯2 + 4) = 𝐴 π‘₯ + 𝐡π‘₯ + 𝐢 π‘₯2 + 4 Kalikan dengan x(x2+4) untuk mendapatkan 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 = 𝐴( π‘₯2 + 4) + ( 𝐡π‘₯ + 𝐢) π‘₯ 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 = 𝐴π‘₯2 + 4𝐴 + 𝐡π‘₯2 + 𝐢π‘₯ 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 = 𝐴π‘₯2 + 𝐡π‘₯2 + 𝐢π‘₯ + 4𝐴 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 = ( 𝐴 + 𝐡) π‘₯2 + 𝐢π‘₯ + 4𝐴 Samakan koefisien sehingga diperoleh, 𝐢π‘₯ = π‘₯ β†’ 𝐢 = 1 π‘‘π‘Žπ‘› 4𝐴 = βˆ’8 β†’ 𝐴 = βˆ’2 serta ( 𝐴 + 𝐡) π‘₯2 = 2π‘₯2 β†’ 𝐴 + 𝐡 = 2 β†’ βˆ’2 + 𝐡 = 2 β†’ 𝐡 = 4 ∫ 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯3 + 4π‘₯ 𝑑π‘₯ = ∫[ βˆ’2 π‘₯ + 4π‘₯ + 1 π‘₯2 + 4 ] 𝑑π‘₯ Untuk mengintegralkan suku kedua, pecahkan menjadi dua bagian, sehingga ∫ 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯3 + 4π‘₯ 𝑑π‘₯ = ∫ βˆ’2 π‘₯ 𝑑π‘₯ + ∫ 4π‘₯ π‘₯2 + 4 𝑑π‘₯ + ∫ 1 π‘₯2 + 4 𝑑π‘₯ Subtitusikan 𝑒1 = π‘₯ ke dalam integral yang pertama sehingga 𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯ dan 𝑒2 = π‘₯2 + 4 ke dalam integral yang kedua sehingga 𝑑𝑒2 = 2π‘₯ 𝑑π‘₯. Lalu hitung integral ketiga menggunakan rumus ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 + π‘Ž2 = 1 π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1 ( π‘₯ π‘Ž )+ 𝐢 dengan π‘Ž = 2 ∫ 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯3 + 4π‘₯ 𝑑π‘₯ = βˆ’2∫ 𝑑𝑒1 𝑒1 + 2∫ 𝑑𝑒2 𝑒2 + ∫ 1 π‘₯2 + 4 𝑑π‘₯ ∫ 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯3 + 4π‘₯ 𝑑π‘₯ = βˆ’2 𝑙𝑛 | 𝑒1| + 2 𝑙𝑛| 𝑒2| + 1 2 tanβˆ’1 ( π‘₯ 2 ) + 𝐢 ∫ 2π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 8 π‘₯3 + 4π‘₯ 𝑑π‘₯ = βˆ’2 𝑙𝑛 | π‘₯| + 2 𝑙𝑛| π‘₯2 + 4| + 1 2 tanβˆ’1 ( π‘₯ 2 ) + 𝐢 Contoh Soal KASUS III Soal Latihan halaman 596 nomor 33 (James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002) Hitunglah ∫ 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 (𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2) 𝑑𝑑 Penyelesaian: Dekomposisi pecahan parsialnya 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 (𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2) = 𝐴𝑑 + 𝐡 (𝑑2 + 1) + 𝐢𝑑 + 𝐷 (𝑑2 + 2) Kalikan dengan (𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2) untuk mendapatkan 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 = ( 𝐴𝑑 + 𝐡)( 𝑑2 + 2) + ( 𝐢𝑑 + 𝐷)( 𝑑2 + 1) 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 = 𝐴𝑑3 + 2𝐴𝑑 + 𝐡𝑑2 + 2𝐡 + 𝐢𝑑3 + 𝐢𝑑 + 𝐷𝑑2 + 𝐷 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 = (𝐴+𝐢)𝑑3 + (𝐡 + 𝐷)𝑑2 + (2𝐴 + 𝐢)𝑑 + (2𝐡 + 𝐷)
  • 9. Samakan koefisien sehingga diperoleh 𝐴 + 𝐢 = 2….(1) 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1.…(2) 2𝐴 + 𝐢 = 3.…(3) 2𝐡 + 𝐷 = βˆ’1….(4) Eliminasi persamaan (1) dan (3) 𝐴 + 𝐢 = 2 2𝐴 + 𝐢 = 3 – 𝐴 = 1 Subtitusi 𝐴 = 1 ke persamaan (1) sehingga 𝐴 + 𝐢 = 2 β†’ 𝐢 = 1 Eliminasi persamaan (2) dan (4) 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1 2𝐡 + 𝐷 = βˆ’1 – 𝐡 = 0 Subtitusi 𝐡 = 0 ke persamaan (2) sehingga 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1 β†’ 𝐷 = βˆ’1 ∫ 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 (𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2) 𝑑𝑑 = ∫ 𝑑 (𝑑2 + 1) 𝑑𝑑 + ∫ 𝑑 βˆ’ 1 (𝑑2 + 2) 𝑑𝑑 Untuk mengintegralkan suku kedua, pecahkan menjadi dua bagian, sehingga ∫ 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 (𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2) 𝑑𝑑 = ∫ 𝑑 (𝑑2 + 1) 𝑑𝑑 + ∫ 𝑑 (𝑑2 + 2) 𝑑𝑑 + ∫ βˆ’1 (𝑑2 + 2) 𝑑π‘₯ Subtitusikan 𝑒1 = 𝑑2 + 1 ke dalam integral yang pertama sehingga 𝑑𝑒1 = 2𝑑 𝑑𝑑 β†’ 1 2 𝑑𝑒1 = 𝑑 𝑑𝑑 dan 𝑒2 = (𝑑2 + 2) ke dalam integral yang kedua sehingga 𝑑𝑒2 = 2𝑑 𝑑𝑑 β†’ 1 2 𝑑𝑒2 = 𝑑 𝑑𝑑. Lalu hitung integral ketiga menggunakan rumus ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 + π‘Ž2 = 1 π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1 ( π‘₯ π‘Ž )+ 𝐢 dengan π‘Ž = √2 ∫ 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 (𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2) 𝑑𝑑 = 1 2 ∫ 𝑑𝑒1 𝑒1 + 1 2 ∫ 𝑑𝑒2 𝑒2 + ∫ 1 (𝑑2 + 2) 𝑑π‘₯ ∫ 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 (𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2) 𝑑𝑑 = 1 2 𝑙𝑛 | 𝑒1|+ 1 2 𝑙𝑛| 𝑒2| + 1 √2 tanβˆ’1 ( π‘₯ √2 ) + 𝐢 ∫ 2𝑑3 βˆ’ 𝑑2 + 3𝑑 βˆ’ 1 (𝑑2 + 1)(𝑑2 + 2) 𝑑𝑑 = βˆ’2 𝑙𝑛 | 𝑑2 + 1| + 2 𝑙𝑛| 𝑑2 + 2| + 1 2 tanβˆ’1 ( π‘₯ 2 ) + 𝐢 Kasus IV Q (x) mengandung satu faktor kuadratik yang tak dapat diuraikan dan berulang Jika Q(x) mempunyai faktor ( π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐) π‘Ÿ dengan 𝑏2 βˆ’ 4π‘Žπ‘ < 0 maka bukannya pecahan parsial tunggal 𝐴π‘₯ + 𝐡 π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 yang terjadi, melainkan jumlah 𝐴1 π‘₯ + 𝐡1 π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 + 𝐴2 π‘₯ + 𝐡2 π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 + β‹― + 𝐴2 π‘₯ + 𝐡2 π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 yang muncul dalam dekomposisi pecahan parsial dari R(x)/Q(x). Masing-masing suku dalam persamaan 𝐴1 π‘₯ + 𝐡1 π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 + 𝐴2 π‘₯ + 𝐡2 π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 + β‹― + 𝐴2 π‘₯ + 𝐡2 π‘Žπ‘₯2 + 𝑏π‘₯ + 𝑐 dapat diintegralkan dengan pertama-tama melengkapkan kuadrat.
  • 10. Contoh Soal KASUS IV Soal Latihan halaman 596 nomor 32 (James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002) Hitunglah ∫ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ Penyelesaian: Bentuk dekomposisi pecahan parsialnya adalah : π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1) = 𝐴 ( π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐡 ( π‘₯ βˆ’ 1)2 + 𝐢π‘₯ + 𝐷 ( π‘₯2 + 1) Kalikan dengan ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1) sehingga diperoleh: π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = 𝐴( π‘₯ βˆ’ 1)( π‘₯2 + 1) + 𝐡( π‘₯2 + 1) + ( 𝐢π‘₯ + 𝐷)( π‘₯ βˆ’ 1)2 π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = 𝐴( π‘₯ βˆ’ 1)( π‘₯2 + 1) + 𝐡( π‘₯2 + 1) + ( 𝐢π‘₯ + 𝐷)( π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ + 1) π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = 𝐴( π‘₯3 βˆ’ π‘₯2 + π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐡( π‘₯2 + 1) + ( 𝐢π‘₯ + 𝐷)( π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ + 1) π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = 𝐴π‘₯3 βˆ’ 𝐴π‘₯2 + 𝐴π‘₯ βˆ’ 𝐴 + 𝐡π‘₯2 + 𝐡 + 𝐢π‘₯3 βˆ’ 2𝐢π‘₯2 + 𝐢π‘₯ + 𝐷π‘₯2 βˆ’ 2𝐷π‘₯ + 𝐷 π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 = ( 𝐴 + 𝐢) π‘₯3 + ( 𝐡 + 𝐷 βˆ’ 𝐴 βˆ’ 2𝐢) π‘₯2 + ( 𝐴 + 𝐢 βˆ’ 2𝐷) π‘₯ βˆ’ 𝐴 + 𝐡 + 𝐷 Samakan koefisiennya ( 𝐴 + 𝐢) π‘₯3 = 0π‘₯3 β†’ 𝐴 + 𝐢 = 0………………………...….(1) (𝐡 + 𝐷 – 𝐴 – 2𝐢)π‘₯2 = π‘₯2 β†’ 𝐡 + 𝐷 – 𝐴 – 2𝐢 = 1…….(2) (𝐴 + 𝐢 – 2𝐷)π‘₯ = βˆ’2π‘₯ β†’ 𝐴 + 𝐢 – 2𝐷 = βˆ’2….............(3) βˆ’π΄ + 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1…………………………………..… (4) Lakukan eliminasi pada persamaan (1) dan (3) 𝐴 + 𝐢 = 0 𝐴 + 𝐢 βˆ’ 2𝐷 = βˆ’2 - βˆ’2𝐷 = βˆ’2 𝐷 = 1 Lakukan eliminasi pada persamaan (2) dan (4) 𝐡 + 𝐷 βˆ’ 𝐴 βˆ’ 2𝐢 = 1 βˆ’π΄ + 𝐡 + 𝐷 = βˆ’1 - βˆ’2𝐢 = 2 𝐢 = βˆ’1 Subtitusikan 𝐢 = βˆ’1 ke persamaan (1) A + C = 0 β†’ 𝐴 + βˆ’1 = 0 β†’ 𝐴 = 1 Subtitusikan 𝐴 = 1, 𝐢 = βˆ’1 dan 𝐷 = 1 ke persamaan (2) 𝐡 + 𝐷 βˆ’ 𝐴 βˆ’ 2𝐢 = 1 𝐡 + 1 βˆ’ 1 βˆ’ 2(βˆ’1) = 1 𝐡 = βˆ’2 + 1 𝐡 = βˆ’1 ∫ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ = ∫ [ 𝐴 ( π‘₯ βˆ’ 1) + 𝐡 ( π‘₯ βˆ’ 1)2 + 𝐢π‘₯ + 𝐷 ( π‘₯2 + 1) ] 𝑑π‘₯
  • 11. ∫ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ = ∫ [ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1) + βˆ’1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2 + βˆ’π‘₯ + 1 ( π‘₯2 + 1) ] 𝑑π‘₯ ∫ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ = ∫ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1) 𝑑π‘₯ βˆ’ ∫ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2 𝑑π‘₯ βˆ’ ∫ π‘₯ ( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ + ∫ 1 ( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ Subtitusikan 𝑒1 = π‘₯ βˆ’ 1 ke dalam integral yang pertama dan kedua sehingga 𝑑𝑒1 = 𝑑π‘₯ dan 𝑒2 = π‘₯2 + 1 ke dalam integral yang ketiga sehingga 𝑑𝑒2 = 2π‘₯ 𝑑π‘₯ β†’ 1 2 𝑑𝑒2 = π‘₯ 𝑑π‘₯. Lalu hitung integral keempat menggunakan rumus ∫ 𝑑π‘₯ π‘₯2 + π‘Ž2 = 1 π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1 ( π‘₯ π‘Ž )+ 𝐢 Dengan a = 1 ∫ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ = ∫ 𝑑𝑒1 𝑒1 βˆ’ ∫ 𝑒1 βˆ’2 𝑑𝑒 βˆ’ 1 2 ∫ 𝑑𝑒2 𝑒2 + ∫ 1 ( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ ∫ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ = 𝑙𝑛( 𝑒1) + 𝑒1 βˆ’1 βˆ’ 1 2 𝑙𝑛( 𝑒2)+ π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1 π‘₯ + 𝐢 ∫ π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 ( π‘₯ βˆ’ 1)2( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ = 𝑙𝑛( π‘₯ βˆ’ 1) + 1 π‘₯2 + 1 βˆ’ 1 2 𝑙𝑛( π‘₯2 + 1) + π‘‘π‘Žπ‘›βˆ’1 π‘₯ + 𝐢 Contoh Soal KASUS IV Soal-Soal 7.5 halaman 28 nomor 35 (Verberg, Purcell, Rigdon. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:Erlangga. 2011) Hitunglah ∫ π‘₯3 βˆ’ 4π‘₯ (π‘₯2 + 1)2 𝑑π‘₯ Penyelesaian: Bentuk dekomposisi pecahan parsialnya π‘₯3 βˆ’ 4π‘₯ (π‘₯2 + 1)2 = 𝐴π‘₯ + 𝐡 (π‘₯2 + 1) + 𝐢π‘₯ + 𝐷 (π‘₯2 + 1)2 Kalikan dengan (π‘₯2 + 1)2 π‘₯3 βˆ’ 4π‘₯ = 𝐴π‘₯ + 𝐡( π‘₯2 + 1) + 𝐢π‘₯ + 𝐷 π‘₯3 βˆ’ 4π‘₯ = 𝐴π‘₯3 + 𝐴π‘₯ + 𝐡π‘₯2 + 𝐡 + 𝐢π‘₯ + 𝐷 π‘₯3 βˆ’ 4π‘₯ = 𝐴π‘₯3 + 𝐡π‘₯2 + ( 𝐴 + 𝐢) π‘₯ + (𝐡 + 𝐷) Samakan koefisien sehingga diperoleh π‘₯3 = 𝐴π‘₯3 β†’ 𝐴 = 1............................... (1) 𝐡π‘₯2 = 0π‘₯2 β†’ 𝐡 = 0……………….... (2) ( 𝐴 + 𝐢) π‘₯ = βˆ’4π‘₯ β†’ 𝐴 + 𝐢 = βˆ’4....... (3) 𝐡 + 𝐷 = 0........................................... (4) Subtitusikan persamaan (1) ke persamaan (3) 𝐴 + 𝐢 = βˆ’4 β†’ 1 + 𝐢 = βˆ’4 β†’ 𝑐 = βˆ’5 Subtitusikan persamaan (2) ke persamaan (4) 𝐡 + 𝐷 = 0 β†’ 𝐷 = 0 ∫ π‘₯3 βˆ’ 4π‘₯ ( π‘₯2 + 1)2 = ∫ π‘₯ ( π‘₯2 + 1) 𝑑π‘₯ + ∫ βˆ’5π‘₯ ( π‘₯2 + 1)2 𝑑π‘₯
  • 12. Subtitusikan 𝑒 = π‘₯2 + 1 ke dalam integral yang pertama dan kedua sehingga 𝑑𝑒 = 2π‘₯ 𝑑π‘₯ β†’ 1 2 𝑑𝑒 = π‘₯ 𝑑π‘₯ ∫ π‘₯3 βˆ’ 4π‘₯ ( π‘₯2 + 1)2 = 1 2 ∫ 𝑑𝑒 𝑒 𝑑π‘₯ + ∫(βˆ’5π‘₯)π‘’βˆ’2 𝑑𝑒 ∫ π‘₯3 βˆ’ 4π‘₯ (π‘₯2 + 1)2 = 1 2 ln( 𝑒) + 5 2 π‘’βˆ’1 ∫ π‘₯3 βˆ’ 4π‘₯ (π‘₯2 + 1)2 = 1 2 ln( π‘₯2 + 1) + 5 2 1 π‘₯2 + 1 + 𝐢 CATATAN. Terkadang fraksi parsial dapat dihindari ketika mengintegralkan fungsi rasional. Misalnya, meskipun integral ∫ π‘₯2 + 1 π‘₯( π‘₯2 + 3) 𝑑π‘₯ dapat dihitung dengan metode untuk kasus III, akan sangat lebih mudah untuk mengamati bahwa jika 𝑒 = π‘₯( π‘₯2 + 3) = π‘₯3 + 3π‘₯, maka 𝑑𝑒 = (3π‘₯2 + 3) 𝑑π‘₯ dan karenanya ∫ π‘₯2 + 1 π‘₯( π‘₯2 + 3) 𝑑π‘₯ = 1 3 ln| π‘₯3 + 3π‘₯| + 𝐢 Sumber Buku James Stewart. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:Erlangga. 2002 Verberg, Purcell, Rigdon. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta:Erlangga. 2011