Pemazmur merindukan kehadiran Allah dan persekutuan dengannya. Ia mengingat masa lalu ketika beribadah bersama umat Allah di rumah Allah. Namun kini ia jauh dan merasa kesepian. Ia jujur akan kesedihannya tetapi tetap berharap pada Allah dan memuji-Nya. Pemazmur menantang dirinya sendiri untuk terus berfokus pada Allah meski menghadapi berbagai cobaan.
3. (1) Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran
bani Korah.
Bani Korah disebutkan
• Menjadi pencipta mazmur (Mazm 42:1-11; 44:1-49:20; 84:1-
85:13; 87:1-88:18),
• Menjadi penjaga pintu Rumah Allah (1Taw 9:19; 26:1)
• dan menjadi penyanyi di dalam kenisah pada zaman Yosafat
(2Taw 20:19).
4. • Psalms 42 and 43: "These psalms comprise a single, sadly
beautiful poem in which the writer, exiled in the far
north of Palestine (42:6), yearns to return to the Temple
in Jerusalem" (Charles Ryrie, Ryrie Study Bible).
• Kerinduan akan rumah Tuhan
• Kerinduan akan fellowship dengan Tuhan
• Ada yang hilang dari kejayaan masa lalu
5. (2) Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
• Pergumulan yang jujur dari pemazmur
• Menggambarkan sebuah kerinduan yang dalam,
kehausan, kebutuhan akan Allah
• Rusa – sungai yang berair (the water-streams, the
fountains of water, flowing streams, a stream of cool
water)
• Jiwa – merindukan Allah (persekutuan dengan Allah)
6. “Ease he did not seek, honour he did not
covet, but the enjoyment of communion
with God was an urgent need of his soul; he
viewed it not merely as the sweetest of all
luxuries, but as an absolute necessity, like
water to a stag.” (Spurgeon)
“Sorrow is always a sense of lack. The sorrow
of bereavement is the sense of the loss of a
loved one. The sorrow of sickness is the lack
of health. The ultimate sorrow is the sense
of the lack of God. This was the supreme
sorrow of the singer.” (Morgan)
7. (3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang
hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
• Psalm 42:2 My soul thirsts for God, for the
living God. When can I go and meet with God?
• Merindukan kehadiran Allah. Kapan datang
melihat Allah ?
• Kondisi saat itu yang jauh dari rumah Allah
• Thirsty and Dry
8. (4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam,
karena sepanjang hari orang berkata kepadaku:
"Di mana Allahmu?"
•Terbuka terhadap kondisi diri, menemukan
source of problem (tekanan)
•Kondisi pemazmur
• Kesedihan yang dalam
• Ketika ia membutuhkan tampaknya Tuhan tidak
ada
9. Mengingat masa lalu (joyful worship
memories at the house of God)
(5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku
gundah-gulana;
bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan
manusia, mendahului mereka melangkah ke
rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan
nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang
yang mengadakan perayaan.
10. Mengingat masa lalu (joyful worship
memories at the house of God)
• Rumah Allah
• Leadership dalam perayaan
• Sorak sorai pujian dan syukur
• Perayaan
11. Hope
(6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di
dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah!
Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku
dan Allahku!
• Bertanya mengapa ke diri sendiri
• Beritakan pada diri ttg pengharapan dalam Tuhan
12. Beberapa pergumulan Pemazmur
· Distance from home and the house of God (42:2, 42:6).
· Taunting unbelievers (42:3, 42:10).
· Memories of better days (42:4).
· The present absence of past spiritual thrills (42:4).
· Overwhelming trials of life (42:7).
· God’s seemingly slow response (42:9).
13. Mengingat kembali karya dan kasih Tuhan.
Sebuah DOA
(7) Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-
Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari
gunung Mizar.
(8) Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-
Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku.
(9) TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan
pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada
Allah kehidupanku.
14.
15. I will say unto God my rock, Why hast thou
forgotten me?
• (10) Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa
Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup
berkabung di bawah impitan musuh?"
• (11) Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku
mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari:
"Di mana Allahmu?"
16.
17. Tantangan kepada diri untuk kembali
berharap dan fokus pada Tuhan
(12) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa
engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada
Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku
dan Allahku!
18.
19. Highlights…
1. Ia haus akan Tuhan (1-2)
2. Mengakui keadaan diri dan tekanan yang dihadapi
(4,10-11)
3. Ia mengingat masa lalu (5)
4. Ia tetap bernyanyi memuji Tuhan dan berdoa (8)
5. Tetap melihat kasih setia Tuhan (7-9)
6. Kejujuran untuk bertanya kepada Tuhan dan kepada
diri, mengapa? (6,10, 12)
7. Ia memotivasi, mendorong diri dalam firman (6 &12)
20. Spirituality health…
1. Fokus pada Allah? Kedalaman Relasi dengan Allah? Atau
pada event/kegiatan/goal oriented
2. Bagaimana relasi pribadi kita dengan Allah saat ini?
Adakah kita perlu waktu untuk doa pribadi dan retreat?
Adakah hal yang perlu kita benahi dalam relasi kita
dengan Allah dan sesama?