2. 02
DISUSUN OLEH
Kelompok 4
1. Dita Rahayu Agustina S. (06/X-8)
2.M. Anggik Hartanto (14/X-8)
3.Putri Ayu P. (20/X-8)
4.Savira Winny (24/X-8)
5.Taufiqotul Masrukha T. N. (27/X-8)
3. HEPATITIS 03
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati.
“Hepa” berarti kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti
radang.
Istilah hepatitis biasanya dipakai untuk semua jenis penyakit
peradangan atau pembengkakan hati (liver). Penyakit
hepatitis bisa menyerang semua orang, bahkan pada orang
yang memiliki kekebalan tubuh yang baik. Penyakit hepatitis
ini bisa mengakibatkan sirosis, kanker hati serta kegagalan
fungsi hati yang bisa berakibat fatal.
4. Cara Menginfeksi
Serta Dampak yang Ditimbulkan 04
HAV, HBV, dan HCV menyerang sel hati yang menjadi tempat yang baik
bagi virus untuk berkembang biak. Sebagai reaksi terhadap infeksi, sistem
kekebalan tubuh memberikan perlawanan dan menyebabkan peradangan hati
(hepatitis). Bila hepatitisnya akut (yang dapat terjadi dengan HAV dan HBV)
atau menjadi kronis (yang dapat terjadi dengan HBV dan HCV) maka dapat
bekembang menjadi jaringan parut di hati, sebuah kondisi yang disebut
fibrosis. Lambat laun, semakin banyak jaringan hati diganti dengan jaringan
parut seperti bekas luka, yang dapat menghalangi aliran darah yang normal
melalui hati dan sangat mempengaruhi bentuk dan kemampuannya untuk
berfungsi semestinya. Ini disebut sebagai sirosis. Bila hati rusak berat,
mengakibatkan bendungan di limpa dan kerongkongan bagian bawah akibat
tekanan di organ yang tinggi. Dampak dari kondisi ini – yang disebut sebagai
hipertensi portal – termasuk pendarahan saluran cerna atas dan cairan dalam
perut (asites).
5. 05
Kerusakan pada hati juga dapat mengurangi pembuatan cairan empedu yang
dibutuhkan untuk pencernaan yang baik dan mengurangi kemampuan hati untuk
menyimpan dan menguraikan bahan nutrisi yang dibutuhkan untuk hidup. Dampak
lain dari hati yang rusak temasuk ketidakmampuan untuk menyaring racun dari
aliran darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan
bahkan koma. Ada lima virus yang diketahui mempengaruhi hati dan menyebabkan
hepatitis: HAV, HBV, HCV, virus hepatitis delta (HDV, yang hanya menyebabkan
masalah pada orang yang terinfeksi HBV), dan virus hepatitis E (HEV). Tidak ada
virus hepatitis F. Virus hepatitis G (HGV) pada awal diperkirakan dapat
menyebabkan kerusakan pada hati, tetapi ternyata diketahui sebagai virus yang
tidak menyebabkan masalah kesehatan, dan virus ini sekarang diberi nama baru
sebagai virus GB-C (GBV-C).
6. HEPATITIS A
Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang
disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui
makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual
atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding
hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C
disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan
lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.
7. Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral, yaitu virus
ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah
terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan penderita.
Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Dalam banyak kasus, infeksi Hepatitis A
tidak pernah berkembang hingga separah Hepatitis B atau C sehingga tidak akan menyebabkan
kanker hati. Meski demikian, Hepatitis A tetap harus diobati dengan baik karena mengurangi
produktivitas bagi yang harus dirawat di rumah sakit.
Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:
1. Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan
dan mual;
2. Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan
3. Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk
memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena
pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-
GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.
8. PENCEGAHAN dan PENGOBATAN
Kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan
kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati
permanen.
Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan
sesudah dari toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap
virus Hepatitis A. Orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi
imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix)
atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A
dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan
kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu
bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang
potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar
rumah.
9. HEPATITIS B
Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas
(infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala
Hepatitis B tidak nyata.
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). HBVadalah virus nonsitopatik,
yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan langsung pada sel hati.
Sebaliknya, adalah reaksi yang bersifat menyerang oleh sistem kekebalan tubuh yang
biasanya menyebabkan radang dan kerusakan pada hati. Seperti halnya dengan virus
hepatitis A, kita dapat divaksinasikan terhadap HBV untuk mencegah infeksi. Cara
penularan HBV sangat mirip dengan HIV. HBV terdapat dalam darah, air mani, dan
cairan vagina, dan menular melalui hubungan seks, penggunaan alat suntik narkoba
(termasuk jarum, kompor, turniket) bergantian, dan mungkin melalui penggunaan
sedotan kokain dan pipa ‘crack’. Perempuan hamil dengan hepatitis B juga dapat
menularkan virusnya pada bayi, kemungkinan besar saat melahirkan. Jumlah virus (viral
load) hepatitis B dalam darah jauh lebih tinggi daripada HIV atauvirus hepatitis C, jadi
HBV jauh lebih mudah menular dalam keadaan tertentu (misalnya dari ibu-ke-bayi saat
melahirkan).
10. PENGOBATAN
Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami
kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-
sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya
memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.
Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik dan
dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Perawatannya tersedia dalam
bentuk antiviral seperti lamiyudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti
Interferon Alfa (Uniferon).
Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat
atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan
Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati
dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang,
kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati.
11. HEPATITIS C
Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus ini dapat mengakibatkan infeksi
seumur hidup, sirosis hati, kanker hati, kegagalan hati, dan kematian. Belum ada vaksin yang
dapat melindungi terhadap HCV, dan diperkirakan 3 persen masyarakat umum di Indonesia
terinfeksi virus ini. HCV dapat menyebar dari darah orang yang terinfeksi yang masuk ke darah
orang lain melalui cara yang berikut: memakai alat suntik (jarum suntik, semprit, dapur, kapas,
air) secara bergantian, kecelakaan ketusuk jarum, luka terbuka atau selaput mukosa (misalnya di
dalam mulut,vagina, atau dubur), dan produk darah atau transfusi darah yang tidak diskrining.
Banyak orang dengan hepatitis C kronis juga tidak mengalami gejala penyakit hati.Artinya,
mereka tidak merasa atau kelihatan sakit. Bila terjadi,gejala biasanya ringan, tidak sangat
khusus, cenderung bersifat sementara, dan mirip dengan gejala yang dialami dengan hepatitis C
akut. Bila infeksi HCV menyebabkan kerusakan yang parah pada hatidan/atau sirosis, gejala bisa
terjadi atau memburuk. Selain kelelahan, gejala ini dapat termasuk hilang nafsu makan,
mual,sakit kepala, demam, muntah, sakit kuning, kehilangan bera tbadan, gatal, depresi,
suasana hati berubah-ubah, bingung, sakit pada otot dan sendi, sakit perut, dan pembengkakan
pada pergelangan kaki dan perut membuncit.
12. PENCEGAHAN
Hingga tahun 2011, belum ada vaksin untuk hepatitis C. Vaksin
sedang dikembangkan dan sebagian menunjukkan hasil yang menjanjikan.
Kombinasi strategi pencegahan, seperti program pertukaran jarum suntik
dan pengobatan untuk penyalahgunaan zat terlarang, menurunkan risiko
hepatitis C hingga 75% pada pengguna narkoba suntik. Penapisan pada
pendonor darah penting dilakukan pada tingkat nasional, sesuai dengan
universal precautions (pencegahan universal) di fasilitas layanan kesehatan.
Di negara-negara yang tidak memiliki pasokan spuit steril yang cukup,
penyedia layanan kesehatan sebaiknya memberikan obat oral dibandingkan
dengan obat suntik.
13. PENGOBATAN
Berikut ini tiga senyawa yang dapat digunakan dalam pengobatan hepatitis C :
1. Interferon Alfa, merupakan suatu protein yang dibuat secara alami oleh tubuh
manusia untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh/imunitas dan mengatur fungsi
sel lainnya.
2. Pegylated Interferon Alfa, interferon ini dibuat dengan menggabungkan molekul
polyethylene glycol (PEG) dengan molekul interferon alfa. Hasil penelitian
menunjukkan interferon ini lebih efektif dalam membuat respon bertahan terhadap
virus pada pasien.
3. Ribavirin, merupakan obat anti virus yang digunakan bersama interferon alfa. Apabila
ribavirin digunakan tunggal, senyawa ini kurang efektif melawan virus Hepatitis C.
Namun, dengan kombinasi interferon alfa akan lebih efektif daripada interferon alfa
sendiri.
14. HEPATITIS JENIS LAIN
1. Hepatitis D
Jenis hepatitis ini umumnya menyerang pecandu obat-obatan. Virus
Hepatitis D sering muncul bersama dengan Hepatitis B, membuat
Hepatitis B semakin parah.
2. Hepatitis E
Penularan hepatitis E hampir serupa dengan hepatitis A.