SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
Tugas III. Pembiayaan Pembangunan

KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DAN
MASYARAKAT
(PUBLIC-PRIVATE-COMMUNITY-PARTNERSHIP)
DALAM PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
Penyusun :
Moh. Fikri Eka S. (3609100007)
Tadaki Santoso H. (3609100061)
Alviano Gabriel S. (3601010025)
Gede Yoga A.W.
(3601100060)
Tujuan
Agar kita memahami prinsip-prinsip maupun prosedur
pada teori/konsep yang mendasari pembiayaan
pembangunan dan mampu mengkritisi teori/konsep
tersebut terhadap kondisi empiris maupun teori/konsep sejenis
Tinjauan Literatur

Latar Belakang

Sistematika

Penutup

Telaah Kritis
Pelaksanaan otonomi daerah paska 1999, telah mengubah wajah penyelenggaraan pemerintahan daerah
Pada masa Orde Baru terjepit dalam kesempitan wewenang
otonomi yang tersentralisasi, melalui 2 Undang-undang Otonomi
Daerah, mendapatkan keleluasaan bertindak
Studi yang telah dilakukan untuk menakar
hasil pelaksanaan otonomi daerah dapat
menggambarkan Kegagalan (bad practice) :

Latar Belakang

•
•
•
•
•
•

Pajak dan retribusi
Kinerja dan orientasi birokrasi
Lembaga legeslatif
Penegakan hukum
Penanggulangan kemiskinan
Demokratisasi

Governance merupakan suatu solusi, merupakan suatu
consensus
untuk
menjembatani
perbedaan
kepentingan dan membangun sinergi antar-stakeholder
dalam suatu negara, wilayah, atau daerah/lokal.

Kemitraan dalam konteks pembangunan adalah kerjasama antara
pemerintah (daerah) dengan swasta dan/atau masarakat dalam
proses penyelenggaraan pelayanan publik, dengan KPS/PPPs.
KPS atau PPPs :

Triangle Synergy

Kapasitas Fiskal Pemerintah

Kualitas dan Kuantitas
Percepatan Pembangunan

Latar Belakang

Tuntutan Masyarakat
Peningkatan Partisipasi Dunia
Usaha/Swasta Serta Masyarakat

Triangle Synergy
Triangle Synergy
Menurut United Nations Development Program (2004), United Nations
Economic Commission for Europe (2008), dan Asian Development Bank (2008) :
PPPs
(Public Private Partnership)

Tinjauan Literatur

Telaah Kritis

Latar Belakang

Studi Kasus
PPPs
(Public Private Partnership)
Objek Dalam PPPs

Menurut Bult-Spiering and Dewulf, 2006 :

Reformasi Manajemen dalam Interaksi Antara
Pemerintah dan Manajemen Profesional (Swasta) dalam
rupa Kerjasama Sektor Publik-Privat, dengan sebuah Target
tertentu untuk menghasilkan sebuah Produk atau Jasa,
Pembagian Resiko Investasi Atas Dasar Pembagian
Keuntungan dan Biaya dan Ditanggung Bersama, untuk
Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pelaksanaan
Pembangunan, Kualitas Produk, dan Pelayanan Publik
Faktor Keberhasilan PPPs
Selain itu, menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara di
Samarinda (2008) terdapat beberapa asumsi yang harus terpenuhi :
• Pelayanan atau proyek kegiatan tidak bisa dilakukan sendiri karena keterbatasan finansial
atau pengalaman pemerintah.
• Mitra swasta bisa memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas atau pelayanan publik
yang lebih baik daripada yang dilakukan oleh pemerintah.
• Mitra swasta memungkinkan pelayanan atau proyek kegiatan bisa dilaksanakan lebih
cepat daripada dilakukan sendiri oleh pemerintah.
• Ada dukungan dari pengguna layanan publik sebagai alasan dilibatkannya swasta dalam
kegiatan tersebut.
• Ada peluang kompetisi diantara mitra swasta yang prospektif.
• Tidak ada aturan yang melarang pelibatan swasta dalam program kemitraan yang akan
dilakukan
• Output layanan terukur dan ternilai dengan mudah
• Biaya program kemitraan bisa tertutup melalui implementasi biaya pengguna layanan.
• Proyek kegiatan atau pelayanan memberikan peluang berinovasi.
• Ada track record kemitraan dengan swasta dan ada peluang untuk mendorong
perkembangan ekonomi.
Pembiayaan PPPs-Konvensional
Mobilisasi
Sumber
Daya

Objek Dalam PPPs

Manajemen

Efisiensi

Kualitas

Scoop
dan
Skala
General Project Investment Structure
Government
Kepemilikan
Saham
Equity

Perjanjian
PPPs
Private

Perjanjian
Pinjaman
Debt

Sub
Kontrak
Sub-Kontraktor
(Konstruksi)

Sub-Kontraktor
(Operator)
Model Kerjasama Pemerintah-Swasta
O&M Contract
Pemerintah memberi wewenang kepada swasta dalam kegiatan operasional,
perawatan, dan kontrak pelayanan pada infrastruktur yang disediakan oleh
pemerintah. Pihak swasta membuat suatu pelayanan dengan harga yang telah
disetujui dan harus sesuai dengan performance standard yang telah ditentukan
oleh pemerintah. Contoh : pelayanan sektor air bersih (distribusi, operasional,
dan pemeliharaan pipa air).

Leasing
Kontrak dimana pihak swasta membayar uang sewa (fixed fee) untuk
penggunaan sementara suatu fasilitas umum, dan mengelola, mengoperasikan,
serta memelihara dengan menerima pembayaran dari para pengguna fasilitas
(user fees). Penyewa/pihak swasta menanggung resiko komersial. Masa kontrak
umumnya antara 5 -15 tahun. Contohnya adalah Leasing taman hiburan, terminal
udara, armada bis dan transportasi lain.
BOT (Build-Operate-Transfer)
Digunakan dengan melibatkan
Pendanaan pihak swasta akan digunakan untuk
investasi swasta pada
pembangunan konstruksi membangun dan mengoperasikan fasilitas atau sistem
infrastruktur berdasarkan standar-standar performane
infrastruktur baru
yang disusun oleh pemerintah
Masa periode yang diberikan memiliki masa waktu
Merupakan cara yang baik
yang cukup panjang untuk perusahaan swasta
untuk pembangunan
untuk mendapatkan kembali biaya yang telah
infrastruktur baru dengan
dikeluarkan guna membangun konstruksi beserta
keterbatasan dana pemerintah
keuntungan yang akan didapat yaitu sekitar 10
sampai 20 tahun
Untuk fasilitas-fasilitas infrastruktur yang lebih spesifik seperti penampungan
supply air yang besar, air minum, WTP, tempat pengumpulan sampah baik
sementara maupun akhir pembuangan, serta tempat pengolahan sampah
Cara Kerja PPPs
Proses Menawar
Perusahaan Pelaksana
Sponsorship
Dokumentasi
Kontraktor
Pembiayaan
Skema KPS
Skema KPS
Perusahaan pelaksana proyek akan mendapat dana dari swasta untuk
membiayai KPS. Biasanya, dana tersebut diperoleh dari percampuran dana dari
berbagai sponsor (biasanya proporsi kecil dari semua tanggungan) dan pinjaman dari
pemberi pinjaman luar. Pemberi pinjaman akan masuk kedalam Persetujuan
Pembiayaan dan Persetujuan Keamanan.
Selain itu, terdapat Persetujuan Kelangsungan. Biaya proyek menyediakan
kekuatan dari cashflow sebuah perusahaan pelaksana proyek namun dengan
Persetujuan Konsesi sebagai kuncinya. Pembayaran yang dilakukan oleh sektor
publik adalah satu-satunya arus pendapatan dalam sebuah perusahaan pelaksana
proyek, sehingga jika Persetujuan Konsesi habis akibat pemerintah memberhentikan
pembayaran atau terlambat, perusahaan pelaksana proyek tidak harus membayar
semua hutangnya.
Jika sebuah proyek mulai terjadi kesalahan dan hak sebuah perusahaan
pelaksana proyek yang membuat sebuah kontrak dalam bahaya, yang disebabkan
oleh pihak sektor publik, maka pemberi pinjaman dapat mengandalkan Persetujuan
Kelangsungan yang menjamin kelangsungan dan keamanan perusahaan pelaksana
proyek hingga pemberi pinjaman dapat kesempatan untuk “menyelinap” ke dalam
kaki perusahaan pelaksana proyek dan memperbaiki situasi tersebut.
Skema KPS
Untuk melengkapi komitmen pemerintah dalam mendukung KPS di
Indonesia, dibentuk beberapa lembaga yang secara spesifik berperan dalam
pelaksanaan KPS, seperti Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF), yang
dibentuk untuk mencegah dan mengantisipasi resiko-resiko tertentu yang
terdapat pada pembangunan proyek infrastruktur. Penjaminan pemerintah ini
bersifat tidak langsung (non-recourse) sehingga pola penjaminan dilakukan di
luar neraca keuangan (off-balance sheet), yang berarti neraca keuangan
Pemerintah tidak terekspos secara langsung. Risiko yang ditanggung adalah
risiko yang tidak mungkin ditanggung oleh pihak lain selain pemerintah, seperti
pembebasan lahan dan kepastian naiknya tarif secara berkala berdasarkan
perjanjian konsesi.
Peranan Pemerintah Daerah
Apapun yang telah dilakukan oleh
Pemerintah dengan RPJP, RTRWN, belanja
APBN, kerja sama dengan swasta, maupun
pembentukan lembaga-lembaga
pembiayaan dan pengelolaan risiko
tersebut merupakan langkah-langkah yang
strategis, tetapi tetap dalam kapasitas yang
masih terbatas dan masih banyak kendala
Pada tahun 2006 yang lalu, dari sekitar 360
kabupaten/kota, jumlah Silpa mencapai Rp
33,6 triliun dan kabarnya pada tahun 2007
sudah mencapai Rp 45 triliun. Dan bila
jumlah ini ditambah dengan Silpa milik
provinsi (33 provinsi), maka bisa mencapai
Rp 60 triliun lebih.

APBN dan APBD
Sisa Lebih
Pembiayaan
Anggaran (SILPA)
Pemanfaatan Dana
Pembangunan dan
SILPA Untuk
Penyertaan Modal,
Pinjaman, dan
Penutup Defisit,
dalam pembiayaan
Pembangunan
Infrastruktur.
Faktor Keberhasilan PPPs
Faktor Keberhasilan PPPs
Kunci motivasi utama yang disadari oleh pemerintah
dalam Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) adalah kemungkinan
dalam memperoleh sumber pendanaan untuk mendanai
kebutuhan pelayanan dan infrastruktur publik (Barlow, 2010).
Penting untuk dipahami bahwa mekanisme utama dalam
proyek infrastruktur, adalah prinsip investor dalam
mengembangkan sebuah negara, sumber pendanaan, struktur
pembiayaan proyek sejenis, dan isu utama yang muncul dari
transaksi-transaksi proyek yang sedang berkembang (World
Bank. 2012).
Tinjauan Literatur

Telaah Kritis

Latar Belakang

Studi Kasus
Telaah Kritis
Pertama
Dalam sebuah kasus dari pihak swasta, pemerintah yang bekerjasama dengan
pihak swasta dapat menjadi kurang tepat sasaran. Hal ini didasari dengan fakta
kebanyakan dari berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang tidak efisien
dan efektif akibat permasalahan yang dihadapi saat pembangunan sedang
berlangsung. Permasalahan tersebut diantaranya seperti penyendatan proyek
pembangunan infrastuktur akibat kondisi ekonomi nasional mengalami inflasi
sehingga memicu para pekerja demo mogok kerja dan proyek terpaksa
dihentikan karena pemerintah, selaku pemberi proyek, tidak mempersiapkan
jaminan pengganti biaya investasi selama pekerjaan berlangsung.
Telaah Kritis
Kedua
Selain mengenai biaya penjamin pengganti biaya investasi, peraturan dan
perundangan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan
infrastruktur, khususnya pengadaan lahan. Undang-undang Pengadaan
Lahan telah dibuat, namun selalu terhambat di pengadilan. Hal ini
menyulitkan pihak swasta untuk membangun infrastruktur secara efektif
dan efisien, secara otomatis, mempengaruhi kecepatan pembangunan.
Padahal program Kerjasama Pemerintah-Swasta ini digunakan untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur melalui para investor
yang lebih mumpuni mengembangkan infrastruktur.
Telaah Kritis
Ketiga
Dalam warta berita Washington Outside (2009), terdapat beberapa kritik
mengenai kerjasama pemerintah-swasta. Dalam berita tersebut, Prof.
Jeffrey Sachs mengatakan bahwa terdapat kemungkinan “permainan
sistem” oleh bank dengan menjual aset berharga yang penting dalam
sebuah kerjasama sebuah bank atau sekutu yang telah memasuki lembaga
pemerintahan. Namun, dalam kerjasama tersebut, ketika aset berharga
tersebut terbukti sangat berharga, maka pemerintahan menerima kerugian
yang lebih banyak daripada bank, bahkan pihak bank lebih beruntung
dengan menerima sedikit kerugian dan mendapat pemasukan. Dengan
demikian, pemerintah tidak berhemat melainkan malah merugi.
Advantages-Disadvantages
Kelebihan
1. Keputusan Investasi dibawah Kerjasama Pemerintah-Swasta berdasarkan kontrak
lebih berdasarkan pada perhatian terhadap pandangan jangka panjang daripada
pandangan jangka pendek.
2. Resiko dan pekerjaan ditransferkan ke dalam kelompok. Hal ini merupakan hal
terbaik dalam kemampuannya memanajemen, khususnya pengaturan biaya,
sehingga mencapai nilai terbaik.
3. Proyek yang melalui sebuah pemberian harga yang kompetitif, hal ini bermaksud
bahwa biaya pelayanan publik tidak terpengaruh oleh standar-standar pasar.
4. Pengaturan waktu dan pengeluaran lebih diterima dan menunjukkan nilai
keuangan yang lebih baik. Dimana Kerjasama Pemerintah-Swasta bukanlah sebuah
budget yang kaku, melainkan fleksibel dengan adanya pihak swasta yang mampu
menutupi biayannya.
5. Transfer silang kemampuan, pengetahuan, dan keahlian dari sektor privat dan
publik dapat menciptakan inovasi dan efisiensi.
6. Pembayaran kepada sektor privat dalam Kerjasama Pemerintah Swasta biasanya
terhubung kepada bagaimana mereka bekerja (progress), menciptakan insentif
dan efisiensi.
Advantages-Disadvantages
Kekurangan
1. Jumlah anggota yang terlibat dan hubungan alami mereka ketika perencanaan
jangka panjang sering berdampak pada kontrak yang rumit dan negosiasi, dan tinggi
transaksi dan biaya-biaya legalisasi. Sehingga butuh waktu bertahun-tahun lamanya.
2. Terdapat resiko bahwa anggota dari sektor swasta menjadi tidak menjadi
penyelesaian masalah atau membuat keuntungan besar selama berjalannya proyek.
Hal ini dapat menimbulkan masalah politis bagi pihak pemerintah.
3. Proyek jangka panjang PPP secara alami berarti hutang telah dilakukan sebelum
keuntungan telah dirasakan.
4. Terkadang dari pihak pemerintah dapat meminjam lebih murah daripada melalui
pihak swasta. Terdapat fakta bahwa pengeluaran capital atau dana terjadi oleh pihak
swasta yang terhitung merupakan pengeluaran dari pemerintah dimana pada tahap
tertentu dalam siklus ekonomi akan mempersulit macam-macam pengukuran
terhadap pinjaman pemerintah
Kerangka Kerja Bersama
Mengantisipasi permasalahan pemerintah swasta dalam hal investasi, maka suatu
kerangka kerja diperlukan untuk berpikir strategis tentang hubungan pemerintah dan swasta,
serta kebijakan kesehatan sektor swasta. Salah satu yang dianjurkan adalah Kerangka Kerja dari
Harding-Montagu-Preker. Kerangka Kerja Harding-Montagu-Preker ini memberikan acuan yang
memudahkan kita berpikir dalam menentukan strategi apa yang paling tepat berikut instrument
kebijakannya.
Kerangka Kerja ini berawal dari goal (tujuan) apa yang ingin dicapai atau masalah apa
yang ingin dipecahkan. Contohnya Dari aspek sistem kesehatan, umumnya ada 3 tujuan atau
masalah yang terkait dengan distribusi, efisiensi, dan mutu pelayanan.
Pemerintah dan sektor swasta mulai berbagi peran untuk mengatasi masalah atau
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Meskipun demikian, upaya melibatkan sektor swasta
tidak bisa dilakukan begitu saja. Salah satu kendala yang ada adalah kurang diketahuinya
kapasitas sektor swasta oleh pemerintah. Oleh karena itu perlu dilakukan dahulu PHSA (Private
Health Sector Assessment atau assessment sector swasta di bidang kesehatan).
Tujuan PHSA ini adalah untuk mendapatkan informasi, identifikasi kebutuhan
tambahan, dan atau studi mendalam. Hal-hal penting yang perlu diketahui adalah apa saja
kegiatannya; siapa pemiliknya; bagaimana jenis pelayanannya (formal atau informal), dan lainlain. Salah satu kajian rinci tentang situasi kesehatan di sektor swasta di Indonesia telah dilakukan
USAID (2009).
Studi Kasus
Penutup
Kesimpulan
Pelaksanaan otonomi daerah yang tersentralisasi telah memicu inovasi dalam hal
perbaikan hasil kegagalannya. Bentuk-bentuk kegagalan dalam hal pajak dan retribusi yang
semena-mena, kinerja dan orientasi birokrasi yang hanya memikirkan kesejahteraan
anggotanya, lembaga legelatif yang kurang kuat, penegakan hukum yang lemah,
penanggulangan kemiskinan yang belum mencapai tujuan, serta penggunaan azas
demokrasi yang masih sangat kurang, memunculkan pemikiran-pemikiran baru melalui
berbagai studi penelitian.
Diketahui bahwa terdapat solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut, yakni
dengan Governance, yang merupakan suatu solusi, merupakan suatu consensus untuk
menjembatani perbedaan kepentingan dan membangun sinergi antar-stakeholder dalam
suatu negara, wilayah, atau daerah/lokal. Governance tersebut dapat tercapai dengan
berbagai cara. Kemitraan dalam konteks pembangunan adalah kerjasama antara
pemerintah (daerah) dengan swasta dan/atau masarakat dalam proses penyelenggaraan
pelayanan publik, yaitu dengan konsep KPS/PPPs.
Penutup
Kesimpulan (Con’t)
Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) atau Public-Private Partnership (PPPs) dilatarbelakangi
oleh berbagai alasan selain bentuk evaluasi dari otonomi daerah tersebut diatas. Berbagai
alasan tersebut Antara lain :
1. Kapasitas fiskal pemerintah yang lemah,
2. Pencapaian kualitas dan kuantitas dalam pelayanan terhadap masyarakat yang masih
kurang optimal,
3. Percepatan pembangunan yang kian melambat dengan berbagai permasalahannya,
4. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan infrastruktur,
5. Peningkatan partisipasi dunia usaha/swasta serta masyarakat dalam pengembangan
ekonomi masyarakat lokal dan keleluasaan berusaha,
6. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah dalam hal sumber daya ahli
atau expertise dan teknologi-informasi inovatif, dan
7. Untuk mencapai Triangle Synergy. Triangle synergy yang dimaksud, menurut United
Nations Development Program (2004), United Nations Economic Commission for Europe
(2008), dan Asian Development Bank (2008), adalah integrasi sinergis antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat.
PPPs dalam Pembangunan

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Dadang Solihin
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...Ely Goro Leba
 
kebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undipkebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP UndipardinmarL
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Dadang Solihin
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategisardinmarL
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANDadang Solihin
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisardinmarL
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanDadang Solihin
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindleHeru Fernandez
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdfWorkshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdfBws7Perencanaan
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUH2O Management
 
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKKebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKTri Widodo W. UTOMO
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja93220872
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publikunitpublikasi
 

Mais procurados (20)

Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
Tata Cara Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
 
kebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undipkebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undip
 
PPT Collaborative Governace.pptx
PPT Collaborative Governace.pptxPPT Collaborative Governace.pptx
PPT Collaborative Governace.pptx
 
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terhadap Strategi Penca...
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategis
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategis
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja PembangunanPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindle
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Merancang Policy Brief
Merancang Policy BriefMerancang Policy Brief
Merancang Policy Brief
 
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdfWorkshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
Workshop Indeks Ketahanan Air - update 2022.09.29.pdf
 
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBUPresentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
Presentasi Panduan Umum Pelaksana KPBU
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
 
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKKebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 

Destaque

Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Oswar Mungkasa
 
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan SwastaPengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan SwastaOswar Mungkasa
 
Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...
Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...
Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...Oswar Mungkasa
 
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaSiklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaOswar Mungkasa
 
Kajian Komersial dan Keuangan Proyek Infrastruktur
Kajian Komersial dan Keuangan Proyek Infrastruktur Kajian Komersial dan Keuangan Proyek Infrastruktur
Kajian Komersial dan Keuangan Proyek Infrastruktur Oswar Mungkasa
 
Kajian Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah ...
Kajian Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah ...Kajian Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah ...
Kajian Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah ...Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Sistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by WarizenSistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by WarizenAl-waris Suarez
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiTedi Harun
 
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan PublikSlide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan PublikAgus hariyanto
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publikAlfajar A
 
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi mudaMengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi mudaFitri Indra Wardhono
 
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...Oswar Mungkasa
 
Peran swasta dlm infrastruktur indonesia,13 april 2016
Peran swasta dlm infrastruktur indonesia,13 april 2016Peran swasta dlm infrastruktur indonesia,13 april 2016
Peran swasta dlm infrastruktur indonesia,13 april 2016Instansi
 
Public Private Partnership in Health
Public Private Partnership in HealthPublic Private Partnership in Health
Public Private Partnership in HealthAkhilesh Bhargava
 
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015Amir Syafrudin
 
State of the Word 2011
State of the Word 2011State of the Word 2011
State of the Word 2011photomatt
 

Destaque (16)

Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
 
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan SwastaPengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Pengenalan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
 
Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...
Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...
Mekanisme dan Tahapan Penyiapan Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam ...
 
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah SwastaSiklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
Siklus Pelaksanaan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta
 
Kajian Komersial dan Keuangan Proyek Infrastruktur
Kajian Komersial dan Keuangan Proyek Infrastruktur Kajian Komersial dan Keuangan Proyek Infrastruktur
Kajian Komersial dan Keuangan Proyek Infrastruktur
 
Kajian Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah ...
Kajian Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah ...Kajian Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah ...
Kajian Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah ...
 
Sistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by WarizenSistem kesehatan by Warizen
Sistem kesehatan by Warizen
 
Bahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasiBahan kuliah presentasi
Bahan kuliah presentasi
 
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan PublikSlide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publik
 
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi mudaMengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
 
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
 
Peran swasta dlm infrastruktur indonesia,13 april 2016
Peran swasta dlm infrastruktur indonesia,13 april 2016Peran swasta dlm infrastruktur indonesia,13 april 2016
Peran swasta dlm infrastruktur indonesia,13 april 2016
 
Public Private Partnership in Health
Public Private Partnership in HealthPublic Private Partnership in Health
Public Private Partnership in Health
 
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
 
State of the Word 2011
State of the Word 2011State of the Word 2011
State of the Word 2011
 

Semelhante a PPPs dalam Pembangunan

Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptxKebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptxMaresEd
 
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...Tri Widodo W. UTOMO
 
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...Joy Irman
 
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoffIndonesia Infrastructure Initiative
 
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoffIndonesia Infrastructure Initiative
 
Analisis investasi publik
Analisis investasi publikAnalisis investasi publik
Analisis investasi publikZola Zulventus
 
Prakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colourPrakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colourtedy2629
 
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptxPelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptxBillBagas
 
Jurnal pbk terjemahan (1)
Jurnal pbk terjemahan (1)Jurnal pbk terjemahan (1)
Jurnal pbk terjemahan (1)Ruly Mfi
 
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan PraktikM&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan PraktikUmi Hanik
 
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...Oswar Mungkasa
 
Kebijakan dan Kinerja Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis P...
Kebijakan dan Kinerja Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis P...Kebijakan dan Kinerja Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis P...
Kebijakan dan Kinerja Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis P...khoiril anwar
 
Jurnal manajemen pelayanan kesehatan
Jurnal manajemen pelayanan kesehatanJurnal manajemen pelayanan kesehatan
Jurnal manajemen pelayanan kesehatanbigbossjava
 
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah Septian Wildan Mujaddid
 
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeriPedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negerisyahidahputri
 

Semelhante a PPPs dalam Pembangunan (20)

pembiayaan Pembangunan
pembiayaan Pembangunanpembiayaan Pembangunan
pembiayaan Pembangunan
 
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptxKebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
 
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
Kajian ”Pola Kemitraan Pemerintah Kota Dengan Swasta Dalam Pembangunan Daerah...
 
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
 
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
 
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
##1.b. pkrmmp phase 2 ntb workshop hibah & policy draft 2 tyt-geoff
 
Investasi 01
Investasi 01Investasi 01
Investasi 01
 
Paper ppp
Paper pppPaper ppp
Paper ppp
 
Analisis investasi publik
Analisis investasi publikAnalisis investasi publik
Analisis investasi publik
 
KPBU Kelompok 4.pdf
KPBU Kelompok 4.pdfKPBU Kelompok 4.pdf
KPBU Kelompok 4.pdf
 
Prakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colourPrakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colour
 
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptxPelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
 
Jurnal pbk terjemahan (1)
Jurnal pbk terjemahan (1)Jurnal pbk terjemahan (1)
Jurnal pbk terjemahan (1)
 
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan PraktikM&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
 
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
Pemberian Dukungan Kelayakan pada Proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Via...
 
Kebijakan dan Kinerja Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis P...
Kebijakan dan Kinerja Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis P...Kebijakan dan Kinerja Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis P...
Kebijakan dan Kinerja Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis P...
 
Analisis obligasi daerah
Analisis obligasi daerahAnalisis obligasi daerah
Analisis obligasi daerah
 
Jurnal manajemen pelayanan kesehatan
Jurnal manajemen pelayanan kesehatanJurnal manajemen pelayanan kesehatan
Jurnal manajemen pelayanan kesehatan
 
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
Memilah (Kembali) Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
 
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeriPedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
 

Último

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Último (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

PPPs dalam Pembangunan

  • 1. Tugas III. Pembiayaan Pembangunan KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA DAN MASYARAKAT (PUBLIC-PRIVATE-COMMUNITY-PARTNERSHIP) DALAM PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Penyusun : Moh. Fikri Eka S. (3609100007) Tadaki Santoso H. (3609100061) Alviano Gabriel S. (3601010025) Gede Yoga A.W. (3601100060)
  • 2. Tujuan Agar kita memahami prinsip-prinsip maupun prosedur pada teori/konsep yang mendasari pembiayaan pembangunan dan mampu mengkritisi teori/konsep tersebut terhadap kondisi empiris maupun teori/konsep sejenis
  • 4. Pelaksanaan otonomi daerah paska 1999, telah mengubah wajah penyelenggaraan pemerintahan daerah Pada masa Orde Baru terjepit dalam kesempitan wewenang otonomi yang tersentralisasi, melalui 2 Undang-undang Otonomi Daerah, mendapatkan keleluasaan bertindak Studi yang telah dilakukan untuk menakar hasil pelaksanaan otonomi daerah dapat menggambarkan Kegagalan (bad practice) : Latar Belakang • • • • • • Pajak dan retribusi Kinerja dan orientasi birokrasi Lembaga legeslatif Penegakan hukum Penanggulangan kemiskinan Demokratisasi Governance merupakan suatu solusi, merupakan suatu consensus untuk menjembatani perbedaan kepentingan dan membangun sinergi antar-stakeholder dalam suatu negara, wilayah, atau daerah/lokal. Kemitraan dalam konteks pembangunan adalah kerjasama antara pemerintah (daerah) dengan swasta dan/atau masarakat dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik, dengan KPS/PPPs.
  • 5. KPS atau PPPs : Triangle Synergy Kapasitas Fiskal Pemerintah Kualitas dan Kuantitas Percepatan Pembangunan Latar Belakang Tuntutan Masyarakat Peningkatan Partisipasi Dunia Usaha/Swasta Serta Masyarakat Triangle Synergy
  • 6. Triangle Synergy Menurut United Nations Development Program (2004), United Nations Economic Commission for Europe (2008), dan Asian Development Bank (2008) :
  • 7. PPPs (Public Private Partnership) Tinjauan Literatur Telaah Kritis Latar Belakang Studi Kasus
  • 8. PPPs (Public Private Partnership) Objek Dalam PPPs Menurut Bult-Spiering and Dewulf, 2006 : Reformasi Manajemen dalam Interaksi Antara Pemerintah dan Manajemen Profesional (Swasta) dalam rupa Kerjasama Sektor Publik-Privat, dengan sebuah Target tertentu untuk menghasilkan sebuah Produk atau Jasa, Pembagian Resiko Investasi Atas Dasar Pembagian Keuntungan dan Biaya dan Ditanggung Bersama, untuk Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan, Kualitas Produk, dan Pelayanan Publik
  • 9. Faktor Keberhasilan PPPs Selain itu, menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara di Samarinda (2008) terdapat beberapa asumsi yang harus terpenuhi : • Pelayanan atau proyek kegiatan tidak bisa dilakukan sendiri karena keterbatasan finansial atau pengalaman pemerintah. • Mitra swasta bisa memberikan manfaat dalam peningkatan kualitas atau pelayanan publik yang lebih baik daripada yang dilakukan oleh pemerintah. • Mitra swasta memungkinkan pelayanan atau proyek kegiatan bisa dilaksanakan lebih cepat daripada dilakukan sendiri oleh pemerintah. • Ada dukungan dari pengguna layanan publik sebagai alasan dilibatkannya swasta dalam kegiatan tersebut. • Ada peluang kompetisi diantara mitra swasta yang prospektif. • Tidak ada aturan yang melarang pelibatan swasta dalam program kemitraan yang akan dilakukan • Output layanan terukur dan ternilai dengan mudah • Biaya program kemitraan bisa tertutup melalui implementasi biaya pengguna layanan. • Proyek kegiatan atau pelayanan memberikan peluang berinovasi. • Ada track record kemitraan dengan swasta dan ada peluang untuk mendorong perkembangan ekonomi.
  • 12. General Project Investment Structure Government Kepemilikan Saham Equity Perjanjian PPPs Private Perjanjian Pinjaman Debt Sub Kontrak Sub-Kontraktor (Konstruksi) Sub-Kontraktor (Operator)
  • 14. O&M Contract Pemerintah memberi wewenang kepada swasta dalam kegiatan operasional, perawatan, dan kontrak pelayanan pada infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah. Pihak swasta membuat suatu pelayanan dengan harga yang telah disetujui dan harus sesuai dengan performance standard yang telah ditentukan oleh pemerintah. Contoh : pelayanan sektor air bersih (distribusi, operasional, dan pemeliharaan pipa air). Leasing Kontrak dimana pihak swasta membayar uang sewa (fixed fee) untuk penggunaan sementara suatu fasilitas umum, dan mengelola, mengoperasikan, serta memelihara dengan menerima pembayaran dari para pengguna fasilitas (user fees). Penyewa/pihak swasta menanggung resiko komersial. Masa kontrak umumnya antara 5 -15 tahun. Contohnya adalah Leasing taman hiburan, terminal udara, armada bis dan transportasi lain.
  • 15. BOT (Build-Operate-Transfer) Digunakan dengan melibatkan Pendanaan pihak swasta akan digunakan untuk investasi swasta pada pembangunan konstruksi membangun dan mengoperasikan fasilitas atau sistem infrastruktur berdasarkan standar-standar performane infrastruktur baru yang disusun oleh pemerintah Masa periode yang diberikan memiliki masa waktu Merupakan cara yang baik yang cukup panjang untuk perusahaan swasta untuk pembangunan untuk mendapatkan kembali biaya yang telah infrastruktur baru dengan dikeluarkan guna membangun konstruksi beserta keterbatasan dana pemerintah keuntungan yang akan didapat yaitu sekitar 10 sampai 20 tahun Untuk fasilitas-fasilitas infrastruktur yang lebih spesifik seperti penampungan supply air yang besar, air minum, WTP, tempat pengumpulan sampah baik sementara maupun akhir pembuangan, serta tempat pengolahan sampah
  • 16. Cara Kerja PPPs Proses Menawar Perusahaan Pelaksana Sponsorship Dokumentasi Kontraktor Pembiayaan
  • 18. Skema KPS Perusahaan pelaksana proyek akan mendapat dana dari swasta untuk membiayai KPS. Biasanya, dana tersebut diperoleh dari percampuran dana dari berbagai sponsor (biasanya proporsi kecil dari semua tanggungan) dan pinjaman dari pemberi pinjaman luar. Pemberi pinjaman akan masuk kedalam Persetujuan Pembiayaan dan Persetujuan Keamanan. Selain itu, terdapat Persetujuan Kelangsungan. Biaya proyek menyediakan kekuatan dari cashflow sebuah perusahaan pelaksana proyek namun dengan Persetujuan Konsesi sebagai kuncinya. Pembayaran yang dilakukan oleh sektor publik adalah satu-satunya arus pendapatan dalam sebuah perusahaan pelaksana proyek, sehingga jika Persetujuan Konsesi habis akibat pemerintah memberhentikan pembayaran atau terlambat, perusahaan pelaksana proyek tidak harus membayar semua hutangnya. Jika sebuah proyek mulai terjadi kesalahan dan hak sebuah perusahaan pelaksana proyek yang membuat sebuah kontrak dalam bahaya, yang disebabkan oleh pihak sektor publik, maka pemberi pinjaman dapat mengandalkan Persetujuan Kelangsungan yang menjamin kelangsungan dan keamanan perusahaan pelaksana proyek hingga pemberi pinjaman dapat kesempatan untuk “menyelinap” ke dalam kaki perusahaan pelaksana proyek dan memperbaiki situasi tersebut.
  • 19. Skema KPS Untuk melengkapi komitmen pemerintah dalam mendukung KPS di Indonesia, dibentuk beberapa lembaga yang secara spesifik berperan dalam pelaksanaan KPS, seperti Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF), yang dibentuk untuk mencegah dan mengantisipasi resiko-resiko tertentu yang terdapat pada pembangunan proyek infrastruktur. Penjaminan pemerintah ini bersifat tidak langsung (non-recourse) sehingga pola penjaminan dilakukan di luar neraca keuangan (off-balance sheet), yang berarti neraca keuangan Pemerintah tidak terekspos secara langsung. Risiko yang ditanggung adalah risiko yang tidak mungkin ditanggung oleh pihak lain selain pemerintah, seperti pembebasan lahan dan kepastian naiknya tarif secara berkala berdasarkan perjanjian konsesi.
  • 20. Peranan Pemerintah Daerah Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah dengan RPJP, RTRWN, belanja APBN, kerja sama dengan swasta, maupun pembentukan lembaga-lembaga pembiayaan dan pengelolaan risiko tersebut merupakan langkah-langkah yang strategis, tetapi tetap dalam kapasitas yang masih terbatas dan masih banyak kendala Pada tahun 2006 yang lalu, dari sekitar 360 kabupaten/kota, jumlah Silpa mencapai Rp 33,6 triliun dan kabarnya pada tahun 2007 sudah mencapai Rp 45 triliun. Dan bila jumlah ini ditambah dengan Silpa milik provinsi (33 provinsi), maka bisa mencapai Rp 60 triliun lebih. APBN dan APBD Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pemanfaatan Dana Pembangunan dan SILPA Untuk Penyertaan Modal, Pinjaman, dan Penutup Defisit, dalam pembiayaan Pembangunan Infrastruktur.
  • 22. Faktor Keberhasilan PPPs Kunci motivasi utama yang disadari oleh pemerintah dalam Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) adalah kemungkinan dalam memperoleh sumber pendanaan untuk mendanai kebutuhan pelayanan dan infrastruktur publik (Barlow, 2010). Penting untuk dipahami bahwa mekanisme utama dalam proyek infrastruktur, adalah prinsip investor dalam mengembangkan sebuah negara, sumber pendanaan, struktur pembiayaan proyek sejenis, dan isu utama yang muncul dari transaksi-transaksi proyek yang sedang berkembang (World Bank. 2012).
  • 24. Telaah Kritis Pertama Dalam sebuah kasus dari pihak swasta, pemerintah yang bekerjasama dengan pihak swasta dapat menjadi kurang tepat sasaran. Hal ini didasari dengan fakta kebanyakan dari berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang tidak efisien dan efektif akibat permasalahan yang dihadapi saat pembangunan sedang berlangsung. Permasalahan tersebut diantaranya seperti penyendatan proyek pembangunan infrastuktur akibat kondisi ekonomi nasional mengalami inflasi sehingga memicu para pekerja demo mogok kerja dan proyek terpaksa dihentikan karena pemerintah, selaku pemberi proyek, tidak mempersiapkan jaminan pengganti biaya investasi selama pekerjaan berlangsung.
  • 25. Telaah Kritis Kedua Selain mengenai biaya penjamin pengganti biaya investasi, peraturan dan perundangan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur, khususnya pengadaan lahan. Undang-undang Pengadaan Lahan telah dibuat, namun selalu terhambat di pengadilan. Hal ini menyulitkan pihak swasta untuk membangun infrastruktur secara efektif dan efisien, secara otomatis, mempengaruhi kecepatan pembangunan. Padahal program Kerjasama Pemerintah-Swasta ini digunakan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur melalui para investor yang lebih mumpuni mengembangkan infrastruktur.
  • 26. Telaah Kritis Ketiga Dalam warta berita Washington Outside (2009), terdapat beberapa kritik mengenai kerjasama pemerintah-swasta. Dalam berita tersebut, Prof. Jeffrey Sachs mengatakan bahwa terdapat kemungkinan “permainan sistem” oleh bank dengan menjual aset berharga yang penting dalam sebuah kerjasama sebuah bank atau sekutu yang telah memasuki lembaga pemerintahan. Namun, dalam kerjasama tersebut, ketika aset berharga tersebut terbukti sangat berharga, maka pemerintahan menerima kerugian yang lebih banyak daripada bank, bahkan pihak bank lebih beruntung dengan menerima sedikit kerugian dan mendapat pemasukan. Dengan demikian, pemerintah tidak berhemat melainkan malah merugi.
  • 27. Advantages-Disadvantages Kelebihan 1. Keputusan Investasi dibawah Kerjasama Pemerintah-Swasta berdasarkan kontrak lebih berdasarkan pada perhatian terhadap pandangan jangka panjang daripada pandangan jangka pendek. 2. Resiko dan pekerjaan ditransferkan ke dalam kelompok. Hal ini merupakan hal terbaik dalam kemampuannya memanajemen, khususnya pengaturan biaya, sehingga mencapai nilai terbaik. 3. Proyek yang melalui sebuah pemberian harga yang kompetitif, hal ini bermaksud bahwa biaya pelayanan publik tidak terpengaruh oleh standar-standar pasar. 4. Pengaturan waktu dan pengeluaran lebih diterima dan menunjukkan nilai keuangan yang lebih baik. Dimana Kerjasama Pemerintah-Swasta bukanlah sebuah budget yang kaku, melainkan fleksibel dengan adanya pihak swasta yang mampu menutupi biayannya. 5. Transfer silang kemampuan, pengetahuan, dan keahlian dari sektor privat dan publik dapat menciptakan inovasi dan efisiensi. 6. Pembayaran kepada sektor privat dalam Kerjasama Pemerintah Swasta biasanya terhubung kepada bagaimana mereka bekerja (progress), menciptakan insentif dan efisiensi.
  • 28. Advantages-Disadvantages Kekurangan 1. Jumlah anggota yang terlibat dan hubungan alami mereka ketika perencanaan jangka panjang sering berdampak pada kontrak yang rumit dan negosiasi, dan tinggi transaksi dan biaya-biaya legalisasi. Sehingga butuh waktu bertahun-tahun lamanya. 2. Terdapat resiko bahwa anggota dari sektor swasta menjadi tidak menjadi penyelesaian masalah atau membuat keuntungan besar selama berjalannya proyek. Hal ini dapat menimbulkan masalah politis bagi pihak pemerintah. 3. Proyek jangka panjang PPP secara alami berarti hutang telah dilakukan sebelum keuntungan telah dirasakan. 4. Terkadang dari pihak pemerintah dapat meminjam lebih murah daripada melalui pihak swasta. Terdapat fakta bahwa pengeluaran capital atau dana terjadi oleh pihak swasta yang terhitung merupakan pengeluaran dari pemerintah dimana pada tahap tertentu dalam siklus ekonomi akan mempersulit macam-macam pengukuran terhadap pinjaman pemerintah
  • 29. Kerangka Kerja Bersama Mengantisipasi permasalahan pemerintah swasta dalam hal investasi, maka suatu kerangka kerja diperlukan untuk berpikir strategis tentang hubungan pemerintah dan swasta, serta kebijakan kesehatan sektor swasta. Salah satu yang dianjurkan adalah Kerangka Kerja dari Harding-Montagu-Preker. Kerangka Kerja Harding-Montagu-Preker ini memberikan acuan yang memudahkan kita berpikir dalam menentukan strategi apa yang paling tepat berikut instrument kebijakannya. Kerangka Kerja ini berawal dari goal (tujuan) apa yang ingin dicapai atau masalah apa yang ingin dipecahkan. Contohnya Dari aspek sistem kesehatan, umumnya ada 3 tujuan atau masalah yang terkait dengan distribusi, efisiensi, dan mutu pelayanan. Pemerintah dan sektor swasta mulai berbagi peran untuk mengatasi masalah atau untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Meskipun demikian, upaya melibatkan sektor swasta tidak bisa dilakukan begitu saja. Salah satu kendala yang ada adalah kurang diketahuinya kapasitas sektor swasta oleh pemerintah. Oleh karena itu perlu dilakukan dahulu PHSA (Private Health Sector Assessment atau assessment sector swasta di bidang kesehatan). Tujuan PHSA ini adalah untuk mendapatkan informasi, identifikasi kebutuhan tambahan, dan atau studi mendalam. Hal-hal penting yang perlu diketahui adalah apa saja kegiatannya; siapa pemiliknya; bagaimana jenis pelayanannya (formal atau informal), dan lainlain. Salah satu kajian rinci tentang situasi kesehatan di sektor swasta di Indonesia telah dilakukan USAID (2009).
  • 31. Penutup Kesimpulan Pelaksanaan otonomi daerah yang tersentralisasi telah memicu inovasi dalam hal perbaikan hasil kegagalannya. Bentuk-bentuk kegagalan dalam hal pajak dan retribusi yang semena-mena, kinerja dan orientasi birokrasi yang hanya memikirkan kesejahteraan anggotanya, lembaga legelatif yang kurang kuat, penegakan hukum yang lemah, penanggulangan kemiskinan yang belum mencapai tujuan, serta penggunaan azas demokrasi yang masih sangat kurang, memunculkan pemikiran-pemikiran baru melalui berbagai studi penelitian. Diketahui bahwa terdapat solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut, yakni dengan Governance, yang merupakan suatu solusi, merupakan suatu consensus untuk menjembatani perbedaan kepentingan dan membangun sinergi antar-stakeholder dalam suatu negara, wilayah, atau daerah/lokal. Governance tersebut dapat tercapai dengan berbagai cara. Kemitraan dalam konteks pembangunan adalah kerjasama antara pemerintah (daerah) dengan swasta dan/atau masarakat dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu dengan konsep KPS/PPPs.
  • 32. Penutup Kesimpulan (Con’t) Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) atau Public-Private Partnership (PPPs) dilatarbelakangi oleh berbagai alasan selain bentuk evaluasi dari otonomi daerah tersebut diatas. Berbagai alasan tersebut Antara lain : 1. Kapasitas fiskal pemerintah yang lemah, 2. Pencapaian kualitas dan kuantitas dalam pelayanan terhadap masyarakat yang masih kurang optimal, 3. Percepatan pembangunan yang kian melambat dengan berbagai permasalahannya, 4. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan infrastruktur, 5. Peningkatan partisipasi dunia usaha/swasta serta masyarakat dalam pengembangan ekonomi masyarakat lokal dan keleluasaan berusaha, 6. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah dalam hal sumber daya ahli atau expertise dan teknologi-informasi inovatif, dan 7. Untuk mencapai Triangle Synergy. Triangle synergy yang dimaksud, menurut United Nations Development Program (2004), United Nations Economic Commission for Europe (2008), dan Asian Development Bank (2008), adalah integrasi sinergis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.