SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Polymyositis dan Dermatomyositis

                        Rachmat Gunadi Wachjudi
             Perhimpunan Reumatologi Indonesia Cabang Bandung

Polymyositis ditandai dengan peradangan dan degnerasi otot-otot. Dermatomyositis
adalah polymiositis yang disertai dengan peradangan kulit.

       Kerusakan otot dapat menyebabkan nyeri otot dan kesulitan mengangkat lengan
       keatas bahu, menaiki tangga, atau bangkit dari duduk.
       Biasanya dilakukan pemeriksaan enzim otot (CPK) dari serum, dan pemeriksaan
       elektrofisologik otot, magnetic resonance imaging (MRI) otot dan biopsy otot.
       Steroid merupakan bagian dari pengobatan utama penyakit ini.

Penyakit ini dapat menimbulkan kelemahan otot yang sangat mengganggu sehingga tak
dapat melakukan kegiatan sehari-hari, kelemahan otot ini lebih sering megenai bahu dan
panggul, namun dapat pula mengenai seluruh otot rangka secara simetris.

Polymyositis dan dermatomyositis paling sering dijumpai pada usia 40 – 60 tahun atau
pada anak usia 5 - 15 tahun. Wanita dua kali lebih sering terkena kedua penyakit tersebut
disbanding pria.pada orang dewasa penyakit ini dapat terjadi secar tersendiri atau dapat pula
merupakan bagian dari penyakit jaringan ikat laiunnya seperti misalnya MCTD.

Penyebab pasti kedua penyakit ini belum diketahui. Diduga ada peran dari infeksi viru
dalam mencetuskan proses autoimun. Keganasan dapat pula mencetuskan dermatomyositis
dan polymyositis. Hal imni mungkin disebabkan reaksi imun terhadap kanker menjadi
diarahkan terhadap jaringan otot.

Bagan Patogenesis Polymiositis dan Dermatomyositis
Manifestasi Klinis

Polymyositis:
Polymyositis pada kelompok usia dewasa mempunyai perjalanan klinis yang kurang lebih
serupa, sedangkan pada anak-anak lebih sering onsetnya akut. Manifestasi klinis dapat
dimulai selama atau setelah terjadinya suatu infeksi. Gejala yang umumnya ditemukan
berupa kelemahan otot-otot yang terjadi secara simetris pada gelang bahu, lengan atas,
panggul dan paha. Gejala lain yang dialami adalah nyeri sendi, dan otot-otot periartikular,
sulit menelan, demam, fatigue dan penurunan berat badan. Raynaud's syndrome lebih sering
dialami oleh pasien dermato-polimyositis yang bersamaan dengan penyakit jaringan ikat
lainnya

Kelemahan otot dapat timbul mendadak atau secara berangsur, dapat memburuk dalam
beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Karena lebih sering mengenai otot
proksimal, maka gangguan fungsi yang terjadi berupa menurunnya kemampuan
mengangkat beban, menaiki tangga dan bangkit dari duduk ke berdiri. Jika mengenai otot
leher, maka penederita akan mengalami kesulitan mengangkat kepala. Kelemahan bahu dan
hip menyebabkan pasien harus menggunakan kursi roda atau bahkan terbaring tak berdaya
di tempat tidur. Kerusakan otot di proksimal esophagus akan menyebabkan dysfagia dan
bahkan terjadi regugitasi makanan. Namun demikian, penyakit ini hampir tak pernah
mengenai otot-otot tangan, kaki dan wajah. Nyeri dan peradangan sendi terdapat pada 30%
penderita, yang biasanya berlangsung ringan.

Polymyositis jarang mengenai organ selain organ dalam kecuali larynx dan pharynx,.namun
demikian, walaupun jarang dapat pula mengenai jantung dan paru sehingga mengakibatkan
pendek nafas dan batuk

Dermatomyositis:
Pada dermatomyositis, gejalanya sama seperti polymyositis. Sebagai tambahan, akan
dijumpai pula rash yang timbulnya bersamaan dengan kelemahan otot atau gejala lainnya.
Rash berupa bercak merah gelap agak ungu (heliotrope rash) dapat mengenai wajah berupa
tonjolan merah keunguan sekitar mata , bisa bersisik, halus, atau menimbul, dapat terjadi di
bagian manapun dari tubuh, namun terutama pada MCP dan pinggiran tangan. Nail beds
menjadi kemerahan. Pada saat rash memudar, maka muncullah pigmentasi kecoklatan,
mengeriput, atau terjadi bercak-bercak depigmentasi.kulit. Diagnosis

Kriteria diagnosis polymyositis dan dermatomyositis:

       Muscle weakness at the shoulders or hips
       A characteristic rash
       Increased blood levels of certain muscle enzymes (especially creatine kinase) in the
       blood, indicating muscle damage
       Abnormalities in muscle electrical activity as measured by electromyography (see
       Symptoms and Diagnosis of Brain, Spinal Cord, and Nerve Disorders:
       Electromyography and Nerve Conduction Studies), or on appearance on a magnetic
       resonance imaging (MRI) scan
       Characteristic changes in muscle tissue obtained by biopsy and observed under a
       microscope (the most conclusive evidence)

Pemeriksaan laboratorium dapat menunjang diagnosis, namun tidak spesifik. Muscle
enzymes diperiksa secara serial dari darah untuk memonitor perjalanan penyakit. Kadarnya
akan menurun seiring perbaikan klinis dengan terapi yang efektif. Magnetic resonance
imaging (MRI)dapat menunjukkan daerah yang menaglami inflammasi dan dapat mebantu
kita untuk menentukan bagian mana yang layak diambil sampel biopsy..pemeriksaan PA
khusus harus dilakukan untuk menyingkirkan kelainan otot lainnya.

Heliotrope rash dan Gottron’s sign




Sebagai ilustrasi dibawah ini disampaikan perbandingan antara dermatomyositis,
polymiositis dan inclusion body myositis

Manifestasi         Deramatomyositis           Polymyositis         Inclusion bodyM’sitis

Age at onset     Children/adults         Adults (> 18 years)         Adults (> 80 years)
Sex              F=M                     F>M                         M>F
Ethnic group     All                     All, HLA restriction        Whites > blacks,
                                         according to race           ethnic clusters
Familial        No                       No                          Yes
association
Other disorders Neoplasm, CTD,           Autoimm. dis., viral        CTD, viral infections
                autoimm. dis.            infections




Main clinical         Cutaneous* and           Muscle weakness:    Muscle weakness:
manifestations        muscle weakness:         symmetrical prox.   symmetrical prox. legs >
                      symmetrical prox. legs   legs > arms neck    arms asymmetric
                      > arms neck flexors >    flexors > neck      prox./distal leg and arm
                      neck extensors,          extensors           muscle, wrist/fingers
                      myalgia                                      flexors ≥ deltoids
EMG                   Myopathic                Myopathic           Myopathic or
                                                                   neurogenic
Muscle enzymes        High or normal         High                  Normal or high
Muscle biopsy         Perifascicular atrophy Endomysial            Endomysial
infiltrates, capillary inflammatory cell    inflammatory cell
                      alterations non-       infiltrates          infiltrates surrounding
                      necrotic muscle fibers surrounding and      and invading non-
                                             invading             necrotic muscle fibers,
                                                                  vacuolated m. fibers
Response to       Yes                        Yes                  No
immunosuppression

       *Gottron's papules, heliotrope rash, and macular erythemas. F, female; M, male;
       HLA, human leukocyte antigen; CTD, connective tissue disease.




Prognosis
Dalam kurun 5 tahun hampir 50% pasien terutama anak-anak yang mendapatkan terapi
yang adequate, mengalami remisi yang panjang (bahkan perbaikan secara nyata.namun
demikian penyakit ini dapat kambuh di sebarang waktu. Pada anak-anak survival 5 tahun
setelah terdiagnosis sekitar 75%, bahkan lebih tinggi lagi. Mortalitas pada penderita jika
didapatkan kelemahan otot progresif dan berat, kesulitan menelan, undernutrition, aspiration
pneumonia, dan gagal nafas yang sering menyertai pneumonia. Polymyositis cenderung
lebih berat dan tidak berespon baik terhadap terapi, pada pasien dengan pelibatan paru dan
jantung. Pada pasien dengan komorbid keganasan, maka mortalitas biasanyaterkait
keganasannya bukan karena PM DM nya.

Terapi
Pada saat penyakit sedang aktif aktivitas sebaiknya agak dibatasi. Terapi medikamentosa
biasanya menggunakan steroid misalnya methyl prednisolon dengan dosis 0,8mg/kgBB/
hari peroral. Dosis sedemikian dipertahankan selama 12 minggu sambil memantau respon
terapi berupa penurunan kadar enzyme otot, lalu dilakukan tap off. Sebagian penderita
terpaksa harus diberikan steroid dosis rendahdalam waktu yang lama untuk mencegah
terjadinya relapspenggunaan steroid ini dapat berlangsung bertahun-tahun, bahkan mungkin
seumur hidup. Lain halnya dengan pasien anak, biasanya pemberian steroid paling lama
selama 1 tahun, lalu dapat dihentikan tanpa terjadi flare

Pada sebagian penderita ada kemungkinan steroid tidak efektif atau harus diberikan dalam
dosis yang tinggi, bahkan pada sebagian lagi mengalami gangguan dan kelemahan otot.
Pada pasien-pasien dseperti ini, biasa akan diberikan obat-obatan imunosupresif seperti .
methotrexate , azathioprine atau cyclosporine
Jika obat-obatan inipun tidak efektif, maka diberikan gamma globulin yang diberikan secara
 intravenous. Pada kasus polymyositis dermatomyositis yang refrakter dapat diberikan
 Biologic agent seperti rituximab, infliximab dan etanercept

 Pada polymyositis yang berkaitan dengan keganasan biasanya tidak memberikan respon
 baik terhadap steroid. Kondisinya akan membaik seiring dengan perbaikan pada
 keganasannya yang berespon terhadap terapi.

 Untuk mengantisipasi efek samping steroid dosis tinggi dan jangka panjang pada pasien PM
 DM, seperti ririko fraktur osteoporotik, maka harus dilakukan pemeriksaan BMD baseline,
 antisapasi peningkatan tekanan darah dan pemeriksaan profil lipid.




Referensi
         o Dalakas MC, Hohlfeld R. Polymyositis and dermatomyositis. Lancet.
           2003;362:971–982. [PubMed: 14511932]
         o Askanas V, Engel WK. Inclusion-body myositis and myopathies: Different
           etiologies, possibly similar pathogenic mechanisms. Curr Opin Neurol.
           2002;15:525–531. [PubMed: 12351995]
         o Hoogendijk JE, Amato AA, Lecky BR. et al. 119th ENMC International
           Workshop: Trial design in adult idiopathic inflammatory myopathies, with the
           exception of inclusion body myositis. Neuromuscul Disord. 2004;14:337–345.
           [PubMed: 15099594]
         o Santmyire-Rosenberger B, Dugan EM. Skin involvement in dermatomyositis.
           Curr Opin Rheumatol. 2003;15:714–722. [PubMed: 14569200]
         o Askanas V, Engel WK. Proposed pathogenetic cascade of inclusion-body
           myositis: Importance of amyloid-β, misfolded proteins, predisposing genes, and
           aging. Curr Opin Rheumatol. 2003;15:737–744. [PubMed: 14569203]
         o Shamin EA, Rider LG, Miller FW. Update on the genetics of the idiopathic
           inflammatory myopathies. Curr Opin Rheumatol. 2000;12:482–491. [PubMed:
           11092196]
         o Hak AE, de Paepe B, de Bleecker JL, Tak PP, de Viser M Dermatomyositis and
           Polymyositis: New Treatrment targets on the horizon. The Journal of Medicine,
           2011: 69,10; 410-419
         o

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
Laporan kasus graves disease
Laporan kasus graves diseaseLaporan kasus graves disease
Laporan kasus graves disease
 
Skrofuloderma
SkrofulodermaSkrofuloderma
Skrofuloderma
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Dermatitis stasis
Dermatitis stasisDermatitis stasis
Dermatitis stasis
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
 
Osteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentationOsteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentation
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Frozen shoulder
Frozen shoulderFrozen shoulder
Frozen shoulder
 
Koledokolitiasis
KoledokolitiasisKoledokolitiasis
Koledokolitiasis
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 

Destaque

Treatment of recurrent and resistant dermatomyositis and polymyositis in adults
Treatment of recurrent and resistant dermatomyositis and polymyositis in adultsTreatment of recurrent and resistant dermatomyositis and polymyositis in adults
Treatment of recurrent and resistant dermatomyositis and polymyositis in adultsMansoura university Hospital
 
Polymyositis dermatomyositis and inclusion body myositis
Polymyositis dermatomyositis and inclusion body myositisPolymyositis dermatomyositis and inclusion body myositis
Polymyositis dermatomyositis and inclusion body myositisNilesh Kucha
 
Polymyositis Dermatomyositis
Polymyositis DermatomyositisPolymyositis Dermatomyositis
Polymyositis DermatomyositisZia ul Haq Nawaz
 

Destaque (6)

Treatment of recurrent and resistant dermatomyositis and polymyositis in adults
Treatment of recurrent and resistant dermatomyositis and polymyositis in adultsTreatment of recurrent and resistant dermatomyositis and polymyositis in adults
Treatment of recurrent and resistant dermatomyositis and polymyositis in adults
 
Dermatomikosis
DermatomikosisDermatomikosis
Dermatomikosis
 
Polymyositis
PolymyositisPolymyositis
Polymyositis
 
Antiphospholipid Syndrome
Antiphospholipid SyndromeAntiphospholipid Syndrome
Antiphospholipid Syndrome
 
Polymyositis dermatomyositis and inclusion body myositis
Polymyositis dermatomyositis and inclusion body myositisPolymyositis dermatomyositis and inclusion body myositis
Polymyositis dermatomyositis and inclusion body myositis
 
Polymyositis Dermatomyositis
Polymyositis DermatomyositisPolymyositis Dermatomyositis
Polymyositis Dermatomyositis
 

Semelhante a Polymyositis dan Dermatomyositis

Semelhante a Polymyositis dan Dermatomyositis (20)

ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptx
 
Chronic inflamatory demyelinating polyneuropathy
Chronic inflamatory demyelinating polyneuropathyChronic inflamatory demyelinating polyneuropathy
Chronic inflamatory demyelinating polyneuropathy
 
Artritis Reumatoid
Artritis ReumatoidArtritis Reumatoid
Artritis Reumatoid
 
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansia
 
Askep sle
Askep sleAskep sle
Askep sle
 
Kelainan saraf tepi
Kelainan saraf tepiKelainan saraf tepi
Kelainan saraf tepi
 
Rehabilitasi Medik pada Polyomielitis.pptx
Rehabilitasi Medik pada Polyomielitis.pptxRehabilitasi Medik pada Polyomielitis.pptx
Rehabilitasi Medik pada Polyomielitis.pptx
 
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptxPPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
 
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITISLAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN MYELITIS
 
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
 
ASKEP LUPUS
ASKEP LUPUSASKEP LUPUS
ASKEP LUPUS
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power point
 
Presentation1 Idk 2
Presentation1 Idk 2Presentation1 Idk 2
Presentation1 Idk 2
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Catatan pbl 2
Catatan pbl 2Catatan pbl 2
Catatan pbl 2
 
PJBL SLE
PJBL SLEPJBL SLE
PJBL SLE
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 

Mais de Rachmat Gunadi Wachjudi

How do we use NSAIDs with patient safety in mind
How do we use NSAIDs with patient safety in mindHow do we use NSAIDs with patient safety in mind
How do we use NSAIDs with patient safety in mindRachmat Gunadi Wachjudi
 
Diagnostic approach to musculoskeletal pain
Diagnostic approach to musculoskeletal painDiagnostic approach to musculoskeletal pain
Diagnostic approach to musculoskeletal painRachmat Gunadi Wachjudi
 
Berkenalan dengan ragam penyakit Autoimun
Berkenalan dengan ragam penyakit AutoimunBerkenalan dengan ragam penyakit Autoimun
Berkenalan dengan ragam penyakit AutoimunRachmat Gunadi Wachjudi
 
Ten Principles in Osteoarthritis Management
Ten Principles in Osteoarthritis ManagementTen Principles in Osteoarthritis Management
Ten Principles in Osteoarthritis ManagementRachmat Gunadi Wachjudi
 
Penyuluhan Lupus untuk pasien dan keluarganya
Penyuluhan Lupus untuk pasien dan keluarganyaPenyuluhan Lupus untuk pasien dan keluarganya
Penyuluhan Lupus untuk pasien dan keluarganyaRachmat Gunadi Wachjudi
 
Komordibitas pada pasien dengan gout di poliklinik reumatologi (edit)
Komordibitas pada pasien dengan gout di poliklinik  reumatologi (edit)Komordibitas pada pasien dengan gout di poliklinik  reumatologi (edit)
Komordibitas pada pasien dengan gout di poliklinik reumatologi (edit)Rachmat Gunadi Wachjudi
 
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?Rachmat Gunadi Wachjudi
 
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikPenatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikRachmat Gunadi Wachjudi
 

Mais de Rachmat Gunadi Wachjudi (20)

How do we use NSAIDs with patient safety in mind
How do we use NSAIDs with patient safety in mindHow do we use NSAIDs with patient safety in mind
How do we use NSAIDs with patient safety in mind
 
Rheumatic autoimmne disease for laymen
Rheumatic autoimmne disease for laymenRheumatic autoimmne disease for laymen
Rheumatic autoimmne disease for laymen
 
Diagnostic approach to musculoskeletal pain
Diagnostic approach to musculoskeletal painDiagnostic approach to musculoskeletal pain
Diagnostic approach to musculoskeletal pain
 
Arthritis manifestation and management
Arthritis manifestation and managementArthritis manifestation and management
Arthritis manifestation and management
 
Vitamin D in health and disease
Vitamin D in health and diseaseVitamin D in health and disease
Vitamin D in health and disease
 
Mengenal ragam penyakit Autoimun
Mengenal ragam penyakit AutoimunMengenal ragam penyakit Autoimun
Mengenal ragam penyakit Autoimun
 
Berkenalan dengan ragam penyakit Autoimun
Berkenalan dengan ragam penyakit AutoimunBerkenalan dengan ragam penyakit Autoimun
Berkenalan dengan ragam penyakit Autoimun
 
apa dan bagaimana lupus ?
apa dan bagaimana lupus ?apa dan bagaimana lupus ?
apa dan bagaimana lupus ?
 
Ten Principles in Osteoarthritis Management
Ten Principles in Osteoarthritis ManagementTen Principles in Osteoarthritis Management
Ten Principles in Osteoarthritis Management
 
Penyuluhan Lupus untuk pasien dan keluarganya
Penyuluhan Lupus untuk pasien dan keluarganyaPenyuluhan Lupus untuk pasien dan keluarganya
Penyuluhan Lupus untuk pasien dan keluarganya
 
Komordibitas pada pasien dengan gout di poliklinik reumatologi (edit)
Komordibitas pada pasien dengan gout di poliklinik  reumatologi (edit)Komordibitas pada pasien dengan gout di poliklinik  reumatologi (edit)
Komordibitas pada pasien dengan gout di poliklinik reumatologi (edit)
 
Quality of life of pateints with Lupus
Quality of life of pateints with LupusQuality of life of pateints with Lupus
Quality of life of pateints with Lupus
 
Adverse reaction and drug allergy
Adverse reaction and drug allergyAdverse reaction and drug allergy
Adverse reaction and drug allergy
 
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
 
Seribu wajah lupus
Seribu wajah lupus Seribu wajah lupus
Seribu wajah lupus
 
Rheumatic pain management
Rheumatic pain managementRheumatic pain management
Rheumatic pain management
 
Osteoarthritis Diagnosis and management
Osteoarthritis Diagnosis and managementOsteoarthritis Diagnosis and management
Osteoarthritis Diagnosis and management
 
Spektrum klinis artritis reumatoid
Spektrum klinis artritis reumatoidSpektrum klinis artritis reumatoid
Spektrum klinis artritis reumatoid
 
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus SistemikPenatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
Penatalaksanaan Lupus Eritematosus Sistemik
 
Lupus overview for journalist
Lupus overview for journalistLupus overview for journalist
Lupus overview for journalist
 

Último

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 

Último (20)

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 

Polymyositis dan Dermatomyositis

  • 1. Polymyositis dan Dermatomyositis Rachmat Gunadi Wachjudi Perhimpunan Reumatologi Indonesia Cabang Bandung Polymyositis ditandai dengan peradangan dan degnerasi otot-otot. Dermatomyositis adalah polymiositis yang disertai dengan peradangan kulit. Kerusakan otot dapat menyebabkan nyeri otot dan kesulitan mengangkat lengan keatas bahu, menaiki tangga, atau bangkit dari duduk. Biasanya dilakukan pemeriksaan enzim otot (CPK) dari serum, dan pemeriksaan elektrofisologik otot, magnetic resonance imaging (MRI) otot dan biopsy otot. Steroid merupakan bagian dari pengobatan utama penyakit ini. Penyakit ini dapat menimbulkan kelemahan otot yang sangat mengganggu sehingga tak dapat melakukan kegiatan sehari-hari, kelemahan otot ini lebih sering megenai bahu dan panggul, namun dapat pula mengenai seluruh otot rangka secara simetris. Polymyositis dan dermatomyositis paling sering dijumpai pada usia 40 – 60 tahun atau pada anak usia 5 - 15 tahun. Wanita dua kali lebih sering terkena kedua penyakit tersebut disbanding pria.pada orang dewasa penyakit ini dapat terjadi secar tersendiri atau dapat pula merupakan bagian dari penyakit jaringan ikat laiunnya seperti misalnya MCTD. Penyebab pasti kedua penyakit ini belum diketahui. Diduga ada peran dari infeksi viru dalam mencetuskan proses autoimun. Keganasan dapat pula mencetuskan dermatomyositis dan polymyositis. Hal imni mungkin disebabkan reaksi imun terhadap kanker menjadi diarahkan terhadap jaringan otot. Bagan Patogenesis Polymiositis dan Dermatomyositis
  • 2. Manifestasi Klinis Polymyositis: Polymyositis pada kelompok usia dewasa mempunyai perjalanan klinis yang kurang lebih serupa, sedangkan pada anak-anak lebih sering onsetnya akut. Manifestasi klinis dapat dimulai selama atau setelah terjadinya suatu infeksi. Gejala yang umumnya ditemukan
  • 3. berupa kelemahan otot-otot yang terjadi secara simetris pada gelang bahu, lengan atas, panggul dan paha. Gejala lain yang dialami adalah nyeri sendi, dan otot-otot periartikular, sulit menelan, demam, fatigue dan penurunan berat badan. Raynaud's syndrome lebih sering dialami oleh pasien dermato-polimyositis yang bersamaan dengan penyakit jaringan ikat lainnya Kelemahan otot dapat timbul mendadak atau secara berangsur, dapat memburuk dalam beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Karena lebih sering mengenai otot proksimal, maka gangguan fungsi yang terjadi berupa menurunnya kemampuan mengangkat beban, menaiki tangga dan bangkit dari duduk ke berdiri. Jika mengenai otot leher, maka penederita akan mengalami kesulitan mengangkat kepala. Kelemahan bahu dan hip menyebabkan pasien harus menggunakan kursi roda atau bahkan terbaring tak berdaya di tempat tidur. Kerusakan otot di proksimal esophagus akan menyebabkan dysfagia dan bahkan terjadi regugitasi makanan. Namun demikian, penyakit ini hampir tak pernah mengenai otot-otot tangan, kaki dan wajah. Nyeri dan peradangan sendi terdapat pada 30% penderita, yang biasanya berlangsung ringan. Polymyositis jarang mengenai organ selain organ dalam kecuali larynx dan pharynx,.namun demikian, walaupun jarang dapat pula mengenai jantung dan paru sehingga mengakibatkan pendek nafas dan batuk Dermatomyositis: Pada dermatomyositis, gejalanya sama seperti polymyositis. Sebagai tambahan, akan dijumpai pula rash yang timbulnya bersamaan dengan kelemahan otot atau gejala lainnya. Rash berupa bercak merah gelap agak ungu (heliotrope rash) dapat mengenai wajah berupa tonjolan merah keunguan sekitar mata , bisa bersisik, halus, atau menimbul, dapat terjadi di bagian manapun dari tubuh, namun terutama pada MCP dan pinggiran tangan. Nail beds menjadi kemerahan. Pada saat rash memudar, maka muncullah pigmentasi kecoklatan, mengeriput, atau terjadi bercak-bercak depigmentasi.kulit. Diagnosis Kriteria diagnosis polymyositis dan dermatomyositis: Muscle weakness at the shoulders or hips A characteristic rash Increased blood levels of certain muscle enzymes (especially creatine kinase) in the blood, indicating muscle damage Abnormalities in muscle electrical activity as measured by electromyography (see Symptoms and Diagnosis of Brain, Spinal Cord, and Nerve Disorders: Electromyography and Nerve Conduction Studies), or on appearance on a magnetic resonance imaging (MRI) scan Characteristic changes in muscle tissue obtained by biopsy and observed under a microscope (the most conclusive evidence) Pemeriksaan laboratorium dapat menunjang diagnosis, namun tidak spesifik. Muscle
  • 4. enzymes diperiksa secara serial dari darah untuk memonitor perjalanan penyakit. Kadarnya akan menurun seiring perbaikan klinis dengan terapi yang efektif. Magnetic resonance imaging (MRI)dapat menunjukkan daerah yang menaglami inflammasi dan dapat mebantu kita untuk menentukan bagian mana yang layak diambil sampel biopsy..pemeriksaan PA khusus harus dilakukan untuk menyingkirkan kelainan otot lainnya. Heliotrope rash dan Gottron’s sign Sebagai ilustrasi dibawah ini disampaikan perbandingan antara dermatomyositis, polymiositis dan inclusion body myositis Manifestasi Deramatomyositis Polymyositis Inclusion bodyM’sitis Age at onset Children/adults Adults (> 18 years) Adults (> 80 years) Sex F=M F>M M>F Ethnic group All All, HLA restriction Whites > blacks, according to race ethnic clusters Familial No No Yes association Other disorders Neoplasm, CTD, Autoimm. dis., viral CTD, viral infections autoimm. dis. infections Main clinical Cutaneous* and Muscle weakness: Muscle weakness: manifestations muscle weakness: symmetrical prox. symmetrical prox. legs > symmetrical prox. legs legs > arms neck arms asymmetric > arms neck flexors > flexors > neck prox./distal leg and arm neck extensors, extensors muscle, wrist/fingers myalgia flexors ≥ deltoids EMG Myopathic Myopathic Myopathic or neurogenic Muscle enzymes High or normal High Normal or high Muscle biopsy Perifascicular atrophy Endomysial Endomysial
  • 5. infiltrates, capillary inflammatory cell inflammatory cell alterations non- infiltrates infiltrates surrounding necrotic muscle fibers surrounding and and invading non- invading necrotic muscle fibers, vacuolated m. fibers Response to Yes Yes No immunosuppression *Gottron's papules, heliotrope rash, and macular erythemas. F, female; M, male; HLA, human leukocyte antigen; CTD, connective tissue disease. Prognosis Dalam kurun 5 tahun hampir 50% pasien terutama anak-anak yang mendapatkan terapi yang adequate, mengalami remisi yang panjang (bahkan perbaikan secara nyata.namun demikian penyakit ini dapat kambuh di sebarang waktu. Pada anak-anak survival 5 tahun setelah terdiagnosis sekitar 75%, bahkan lebih tinggi lagi. Mortalitas pada penderita jika didapatkan kelemahan otot progresif dan berat, kesulitan menelan, undernutrition, aspiration pneumonia, dan gagal nafas yang sering menyertai pneumonia. Polymyositis cenderung lebih berat dan tidak berespon baik terhadap terapi, pada pasien dengan pelibatan paru dan jantung. Pada pasien dengan komorbid keganasan, maka mortalitas biasanyaterkait keganasannya bukan karena PM DM nya. Terapi Pada saat penyakit sedang aktif aktivitas sebaiknya agak dibatasi. Terapi medikamentosa biasanya menggunakan steroid misalnya methyl prednisolon dengan dosis 0,8mg/kgBB/ hari peroral. Dosis sedemikian dipertahankan selama 12 minggu sambil memantau respon terapi berupa penurunan kadar enzyme otot, lalu dilakukan tap off. Sebagian penderita terpaksa harus diberikan steroid dosis rendahdalam waktu yang lama untuk mencegah terjadinya relapspenggunaan steroid ini dapat berlangsung bertahun-tahun, bahkan mungkin seumur hidup. Lain halnya dengan pasien anak, biasanya pemberian steroid paling lama selama 1 tahun, lalu dapat dihentikan tanpa terjadi flare Pada sebagian penderita ada kemungkinan steroid tidak efektif atau harus diberikan dalam dosis yang tinggi, bahkan pada sebagian lagi mengalami gangguan dan kelemahan otot. Pada pasien-pasien dseperti ini, biasa akan diberikan obat-obatan imunosupresif seperti . methotrexate , azathioprine atau cyclosporine
  • 6. Jika obat-obatan inipun tidak efektif, maka diberikan gamma globulin yang diberikan secara intravenous. Pada kasus polymyositis dermatomyositis yang refrakter dapat diberikan Biologic agent seperti rituximab, infliximab dan etanercept Pada polymyositis yang berkaitan dengan keganasan biasanya tidak memberikan respon baik terhadap steroid. Kondisinya akan membaik seiring dengan perbaikan pada keganasannya yang berespon terhadap terapi. Untuk mengantisipasi efek samping steroid dosis tinggi dan jangka panjang pada pasien PM DM, seperti ririko fraktur osteoporotik, maka harus dilakukan pemeriksaan BMD baseline, antisapasi peningkatan tekanan darah dan pemeriksaan profil lipid. Referensi o Dalakas MC, Hohlfeld R. Polymyositis and dermatomyositis. Lancet. 2003;362:971–982. [PubMed: 14511932] o Askanas V, Engel WK. Inclusion-body myositis and myopathies: Different etiologies, possibly similar pathogenic mechanisms. Curr Opin Neurol. 2002;15:525–531. [PubMed: 12351995] o Hoogendijk JE, Amato AA, Lecky BR. et al. 119th ENMC International Workshop: Trial design in adult idiopathic inflammatory myopathies, with the exception of inclusion body myositis. Neuromuscul Disord. 2004;14:337–345. [PubMed: 15099594] o Santmyire-Rosenberger B, Dugan EM. Skin involvement in dermatomyositis. Curr Opin Rheumatol. 2003;15:714–722. [PubMed: 14569200] o Askanas V, Engel WK. Proposed pathogenetic cascade of inclusion-body myositis: Importance of amyloid-β, misfolded proteins, predisposing genes, and aging. Curr Opin Rheumatol. 2003;15:737–744. [PubMed: 14569203] o Shamin EA, Rider LG, Miller FW. Update on the genetics of the idiopathic inflammatory myopathies. Curr Opin Rheumatol. 2000;12:482–491. [PubMed: 11092196] o Hak AE, de Paepe B, de Bleecker JL, Tak PP, de Viser M Dermatomyositis and Polymyositis: New Treatrment targets on the horizon. The Journal of Medicine, 2011: 69,10; 410-419 o