Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
1. DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650
Disusun oleh : FRANSISKA LUMEMPOUW KOEDOEBOEN
1261050302
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak
Periode 25 JULI 2016 – 1 OKTOBER 2016
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
CASE REPORT
3. DEFINISI
Diare akut
adalah buang air
besar pada bayi atau
anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai
perubahan konsistensi
tinja mejadi cair
dengan atau tanpa
lendir dan darah yang
berlangsung kurang
dari satu minggu.
Diare untuk bayi yang
minum ASI
meningkatnya frekuensi
buang air besar atau
konsistensinya menjadi
cair yang menurut ibunya
abnormal atau tidak
seperti biasanya.
Kadang – kadang pada
seorang anak buang air
besar kurang dari 3 kali/
hari, tetap konsistensinya
cair, keadaan ini sudah
dapat disebut diare.
4. ETIOLOGI
• Infeksi enteral
• Infeksi parenteral
Faktor
Infeksi
• Karbohidrat
• Lemak
• Protein
Faktor
Malabsorbsi
• Makanan basi, beracun, alergi
terhadap makanan
Faktor
Makanan
• Rasa takut dan cemas
Faktor
Psikologis
6. Patogenesis
Jasad renik menyebabkan diare melalui :
Virus
• Rotavirus berkembang biak dalam epitel vili usus
halus kerusakan sel epitel & pemendekan vili
terjadi penggantian sementara oleh sel epitel bentuk
kripta yang belum matang usus mensekresi air dan
elektrolit.
• Dapat juga karena hilangnya enzim disakaridase
berkurangnya absorbsi disakarida (laktosa).
• Penyembuhan, bila vili regenerasi & epitel vilinya
Rotavirus
Berkembang
biak
Sel epitel rusak
&
Vili pendek
Oleh sel
epitel
bentuk
kripta
Sekresi
air
&
elektrolit
7. PATOGENESIS
Jasad renik yang masih hidup masuk ke dalam
usus halus setelah melewati asam lambung
Berkembang biak di dalam usus halus
Mengeluarkan toksin
Terjadi hipersekresi
Menimbulkan diare
8. Patogenesis
Bakteri
Diare berdarah terjadi melalui invasi &
perusakan sel epitel mukosa (di colon & distal ileum)
↓
mikroabses & ulkus superficial (krn toksin kerusakan jar)
↓
melena
Bakteri
pili/fimbria
menempel pada
mukosa usus
perubahan epitel
usus
pengurangan
kapasitas
penyerapan/sekresi
cairan
Toksin
absorpsi
natrium
melalui vili ↓
sekresi
chlorida dari
kripta ↑
sekresi air &
elektrolit
9. Patogenesis
Protozoa
G. lamblia dan
Cryptosporidium menempel
pada epitel usus halus
Pemendeka
n vili Diare
E.histolitic
a
menginvasi epitel
mukosa
colon/ileum
Mikroabse
s dan
ulkus
Diare
invasi ke mukosa dan tidak timbul
gejala atau tanda-tanda, meskipun
kista amoeba dan tropozoit mungkin
ada di dalam tinjanya
diare strain
sangat ganas
Tidak diare
strain yang
tidak ganas
10. Mekanisme diare
Diare
sekretorik
Sekresi air &
elektrolit ke dalam
usus halus
gangguan absorbsi
Na oleh vilus
saluran cerna,
sekresi Cl
berlangsung terus/↑
air & elektrolit
keluar dari tubuh
(tinja cair).
Diare
osmotik
Bila di dalam
lumen usus
terdapat bahan
yang secara
osmotik aktif dan
sulit diserap
diare.
11. Manifestasi klinis
1. Bayi/anak cengeng, gelisah, suhu
tubuh meningkat, nafsu makan menurun
2. Muntah
3. Kalau banyak kehilangan cairan dan
elektrolit jadi dehidrasi berat badan
menurun, turgor kulit menurun, mata dan
ubun-ubun besar cekung, selaput lendir
dan mulut serta kulit kering
16. Diagnosis
1. Anamnesis
• Lamanya diare
• Frekuensi ( berapa kali sehari )
• Banyaknya / volumenya
• Warnanya
• Baunya
• Buang air kecil
• Batuk, panas, pilek, dan kejang
• Makanan dan minuman sebelum
dan sesudah sakit
• Penderita diare di sekitar rumah
• Berat badan sebelum sakit
• Apakah tinjanya ada darah?
• Apakah dia muntah?
2. Pemeriksaan Jasmani
Dilihat dari derajat dehidrasi menurut
WHO
- Bagaimana keadaaan umum anak?
- Sadar atau tidak sadar?
- Lemas/terlihat sangat mengantuk?
- Apakah anak gelisah?
- Berikan minum, apakah dia mau
minum? Jika iya, apakah ketika minum
ia tampak sangat haus atau malas
minum?
- Matanya cekung atau tidak cekung?
- Lakukan cubitan kulit perut (turgor).
Apakah kulitnya kembali segera,
lambat, atau sangat lambat (lebih dari
2 detik) ?
17. Penilaian Dehidrasi Menurut WHO
Anamnesis Kolom A Kolom B Kolom C
Diare < 4x sehari 4-10x sehari 10x sehari
Muntah
≠ ada atau
sedikit
Kadang-kadang Sering sekali
Haus Tidak ada Haus Sangat haus
Kencing Normal Sedikit pekat ≠ kencing (6 jam)
18. Penilaian Dehidrasi Menurut WHO
Inspeksi Kolom A Kolom B Kolom C
Keadaan umum Baik Rewel, gelisah ≠ sadar / letargi
Air mata Ada Sedikit/Tidak ada Tidak ada
Mata N Cekung
Sangat cekung
dan kering
Mulut & lidah Basah Kering Sangat kering
Nafas N Lebih cepat
Sangat cepat
dan dalam
19. Penilaian Dehidrasi Menurut WHO
Kolom A Kolom B Kolom C
Palpasi
kulit
Turgor
Cepat
kembali
Kembali pelan Sgt pelan
Nadi N N/cepat Sgt cepat, lemah
Ubun-ubun N cekung Sgt cekung
Cairan
Kehilangan
2,5 %
Kehilangan 2,5
– 10 %
Kehilangan 10 %
Kesimpula
n
Tanpa
dehidrasi
2 tanda / lebih
→ dehidrasi
ringan - sedang
2 tanda / lebih
→ dehidrasi
berat
33. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : An. NA
Umur : 1 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Alamat : Jln. Cipinang Muara
08/01 Cipinang Muara
Suku : Batak
34. Ayah
• Nama : Tn. Jhon Ferry
• Umur : 36 tahun
• Pekerjaan : Buruh
• Pendidikan : SMA
• Agama : Kristen
• Alamat : Bojong Gede,
Bogor
• Suku : Batak
Ibu
• Nama : Ny. Elcy Togi M
• Umur : 35 tahun
• Pekerjaan : Guru
• Pendidikan : S1
• Agama : Kristen
• Alamat : Bojong Gede,
Bogor
• Suku : Batak
IDENTITAS ORANG TUA
36. Pasien datang dibawa oleh keluarganya ke IGD RSU UKI
dengan keluhan BAB lebih dari 5 kali sehari sejak ±2 hari
SMRS. Diarenya berisi ampas (+), lendir (-), darah (-),
dan berwarna kuning dengan konsistensi cair. Pasien
sudah diberi obat lacto b 1x1 dan zinc 1x1, namun
keluhan pasien tidak berkurang. Selain keluhan diatas
pasien juga mengalami mual disertai muntah lebih dari
10 kali, nafsu makan pasien berkurang dan terlihat
lemas, gelisah bersamaan dengan keluhan BAB cair
diatas.
Riwayat penyakit dahulu : disangkal
Riwayat penyakit keluarga : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
37. Perawatan antenatal :
Trimester 1 : 1x/ bulan di RS UKI
Trimester 2 : 1x/ bulan di RS UKI
Trimester 3 : 4x/ bulan di RS UKI
Tempat bersalin : Rumah sakit
Penolong Persalinan : Dokter
Cara persalinan : Sectio Caesaria
Penyulit : Jarak partus berdekatan
Usia kehamilan : Cukup bulan (35 minggu)
Berat badan lahir : 3600 gram
Panjang badan lahir : ibu pasien tidak ingat
RIWAYAT KEHAMILAN & KELAHIRAN
39. • Riwayat Imunisasi : hanya BCG pada usia 2 bulan
Penyakit Usia Penyakit Usia
Diare Morbili -
Otitis - Parotitis -
Radang paru -
Demam
berdarah
-
Tuberkulosis -
Demam
tifoid
-
Kejang - Cacingan -
Ginjal - Alergi -
Jantung - Pertusis -
Darah - Varicella -
Difteri - Biduran -
Asma - Kecelakaan -
Penyakit
kuning
- Operasi -
Batuk
berulang
- Lain-lain -
Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
No
Tanggal
lahir
Jenis
Kelamin
Hidup Keterangan
1 28 April
2014
Perempuan Ya Sehat
2 31 Juli
2015
Laki - Laki Ya Pasien
Riwayat Keluarga
40. Data Keluarga
• Status rumah tinggal : Rumah milik keluarga.
• Keadaan rumah : Ukuran 20 x 40 m2, dinding
terbuat dari semen dan batu bata, atap terbuat dari genteng,
ventilasi baik, pencahayaan baik, jarak septik tank ke
sumber air bersih >10 , air minum : galon, menggunakan air
PAM untuk keperluan sehari-hari.
• Keadaan lingkungan : Perumahan warga padat, tidak
banjir, sanitasi baik, terdapat tempat pembuangan sampah.
Keterangan Ayah / wali Ibu / wali
Perkawinan 1 1
Umur saat menikah 25 tahun 25 tahun
Konsanguitas - -
Keadaan kesehatan Sehat Sehat
41. Keadaan umum : Tampak sakit sedang, sianosis (-),
sesak (-)
Kesadaran : Komposmentis
Frekuensi Nadi : 132x/menit (cukup, reguler, kuat
angkat)
Frekuensi Nafas : 40 x/menit
Suhu tubuh : 36,6 O C (axilla)
Berat badan : 7,7 kg
BBI : 9,6 kg
BB/U : -3 < X < -2 (kesan : berat badan kurang)
TB/U : X < - 3 (kesan perawakan sangat pendek)
BB/TB : X < - 3 (kesan : gizi buruk)
Panjang badan : 66 cm
Lingkar lengan atas : 14 cm
PEMERIKSAAN FISIK
42. Kepala : bulat, normosefali (LK: 40 cm)
Rambut dan : warna hitam, rambut tidak mudah dicabut,
kulit kepala pertumbuhan rata
Mata : konjungtiva anemis -/-, mata cekung +/+,
sklera ikterik -/-
Telinga : normotia, serumen -/-
Hidung : Cavum nasi lapang/lapang, sekret -/-,
septum deviasi (-), konka tidak hiperemis
Mulut, lidah : Mukosa bibir kering (+), sianosis (-), sikap
lidah di tengah, coated tongue(-)
Tonsil : ditengah, T1-T1 , hiperemis -
Faring : hiperemis (-), granula (-)
Leher : kelenjar getah bening tidak teraba
membesar
PEMERIKSAAN SISTEM
43. Pemeriksaan Sistem : Thoraks
Paru
• Inspeksi : pergerakan
dinding dada simetris kanan
dan kiri, retraksi (-)
• Palpasi : stem fremitus
kanan dan kiri sama, tidak
mengeras
• Perkusi : perkusi
perbandingan sonor kanan
dan kiri
• Auskultasi : bunyi napas
dasar bronkovesikuler, rh -/-
, wheezing
Jantung
• Inspeksi : ictus cordis
tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis
teraba
• Perkusi : batas jantung
kanan dan kiri normal
• Auskultasi : bunyi jantung
I dan II regular, murmur (-
), gallop (-)
Dinding thorax : normochest, laterolateral >
anteroposterior
52. Hari/
Tanggal/
Jam
Subyektif Obyektif Assessment Rencana Terapi
6 Agustus
2016
PH: 4
PP: 7
BAB 1x
ampas
lebih
banyak
KU: TSR
Kesadaran: komposmentis
N:100x/menit
RR: 28x/menit
S: 36,4°C
-Mata: kelopak mata edema
-/-, cekung -/-
-Mulut: mukosa bibir
lembab
-Abdomen:
I: perut tampak datar
A: BU (+) 4x/menit
P: supel, nyeri tekan (-),
turgor baik
P: timpani, nyeri ketok (-)
-Ekstremitas: akral hangat,
Diare akut
tanpa dehidrasi
dengan
perbaikan
Diet: lunak
(bubur saring) +
susu soya /
pediasure
IVFD: Kaen 3A
28tpm (mikro)
MM/
1. Inj Acran
2x10 mg (IV)
2. Inj Cedantron
2x0,8 mg (IV)
k/p
3. L-Zinc 2x1cth
4. Flagyl 3x2cc
53. Analisa Kasus
• Pada tanggal 02 Agustus 2016
pukul 01.00 WIB, pasien anak
NA usia 1 tahun, berat badan
7,7 kg, tinggi badan 66 cm,
status gizi cukup datang ke IGD
RSU UKI dengan keluhan diare
disertai mual, muntah, nafsu
makan menurun, lemas sejak 2
hari SMRS. Diare lebih dari 5x
sehari, terus – menerus dengan
konsistensi cair, ampas sedikit,
berwarna kuning. Pasien sudah
diberi lacto – b 1x1 dan zinc
1x1 tetapi keluhan tidak
berkurang
• Diare akut adalah buang air
besar pada bayi atau anak
lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung
kurang dari satu minggu.
54. Analisa Kasus
• Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran
komposmentis namun pasien
rewel, suhu tubuh 36.6o C,
frekuensi nadi 132 x/menit ,
frekuensi nafas 40x/menit.
Pemeriksaan fisik lain yang
bermakna mata cekung,
mukosa bibir kering,
pemeriksaan abdomen turgor /
cubitan perut kembali lambat >
2 detik, bising usus (+)
6x/menit.
• Keadaan umum : rewel /
gelisah
• Mata : cekung
• Mulut & lidah : kering
• Nafas : cepat
• Turgor : kembali pelan / lambat
• Nadi : normal / cepat
• Cairan : kehilangan 2,5 – 10%
56. Penatalaksanaan
Terapi cairan
Oralit 75 cc/kgBB selama 3 jam (577.5 cc) atau RL 75
cc/kgBB (577.5 cc) selama 3 jam
• IVFD maintenance KaEN 3A 32 tpm
Kebutuhan cairan : BB = 7,7 kg
-> 7,7 x 100 = 770 cc / 24 jam
-> Tetes per menit : (770 x 60) : (24x60) = 32 tpm
(mikro)
57.
58.
59. Acran
• Komposisi : ranitidin 150 mg/filcotab; 300 mg/filcocap;
25mg/ml inj
• Indikasi :Tukak duodenum, tukak lambung, hipersekresi
lambung seperti sindroma Zollinger-Ellison dan
mastositosis sistemik, perdarahan saluran cerna,
sebelum induksi anestesi.
• DOSIS
Intramuskular (IM) : 50 mg/2 mL tiap 6-8 jam tanpa
pengenceran.
Bolus / infus intermiten intravena (IV) : 50 mg/2 mL
tiap 6-8 jam, diencerkan dengan larutan yang sesuai.
60. Cedantron
• Komposisi: Ondansetron HCl
• Indikasi: Mual dan muntah karena kemoterapi, radioterapi
atau pasca operasi.
• Dosis: Oral pencegahan mual dan muntah pasca-operasi
awal 1 tablet, 1 jam sebelum pembiusan dan 2 dosis
selanjutnya 1 tablet (interval 8 jam). Untuk mual karena
radioterapi 8 mg/ 8 jam. Dosis ke-1 diberikan 1-2 jam
sebelum radioterapi.
• Pemberian Obat: Diberikan bersama makanan.
• Perhatian: Hamil, laktasi, usia lanjut.
• Efek Samping: Konstipasi, sakit kepala, rasa panas atau
kemerahan pada kepala dan epigastrium.
• Kemasan: T ablet 8 mg x 1
61. L- zinc
Efek zinc antara lain :
• Zinc berperan sebagai anti-oksidan,
‘berkompetisi’ dengan tembaga (Cu) dan besi (Fe)
yang dapat menimbulkan radikal bebas.
• Zinc menghambat sintesis Nitric Oxide (NO).
Dengan pemberian zinc, diharapkan NO tidak
disintesis secara berlebihan sehingga tidak terjadi
kerusaan jaringan dan tidak terjadi hipersekresi.
• Zinc berperan dalam penguatan sistem imun.
62. L zinc
• Komposisi : Zn sulfat monohidrat
• Indikasi : terapi tambahan untuk diberikan
bersama garam rehidrasi oral (oralit)
• Dosis anak 6 bln – 5 thn : 10 ml 1x/hari selama
10 hari walaupun diare sudah berhenti
10 mg dalam 5ml, maka 20 mg = 10 ml
Sehingga pemberian 2 x 1 cth
63. Flagyl Syr
• KOMPOSISI:
Flagyl ® Suspension:berisi 125mg metronidazole/5ml
suspension
• INDIKASI:
- Amoebiasis (usus dan hati amoebiasis)
Anak : 35 – 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3
kalisehari, selama
10 hari.
•
- Giardiasis disebabkan Giardia lambliasis.
Anak : 5mg/kg berat badan tiga kali sehari selama 5 sampai
7 hari.
64. Antibiotik Selektif
• Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare
cair akut kecuali dengan indikasi yaitu
pada diare berdarah dan kolera.
Pemberian antibiotik yang tidak rasional,
akan memperpanjang lamanya diare
karena akan mengganggu keseimbangan
flora usus
65. Antibiotik Selektif
Penyebab Antibiotik pilihan Alternatif
Kolera Tetracyclin
12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari
Erythromycin
12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari
Shigella dysentery Ciprofloxacin
15 mg/kgBB
2x sehari selama 3 hari
Ceftriaxone
50-100 mg/kgBB
4x sehari selama 5 hari
Amoebiasis Metronidazole
10 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari
(10 hari pada kasus berat)
Giardiasis Metronidazole
5 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari
66. Nasihat Kepada Orang Tua
• Nasihat kepada orang tua untuk segera
membawa anak kembali ke petugas
kesehatan jika ada demam, tinja berdarah,
muntah berulang, makan atau minum
sedikit, sangat haus, diare makin sering
atau belum membaik dalam 3 hari.
67. Indikasi
Indikasi pasien rawat inap
• Intake sulit
• Rehidrasi cairan tidak
teratasi
• Demam
• Klinis buruk
Kapan pasien boleh pulang?
• Nafsu makanan membaik
• Perbaikan klinis
• Bebas demam tanpa terapi
• Hasil lab menunjukkan
perbaikan
• Cairan teratasi
Lamanya diare
Diare akut : diare yang terjadi mendadak kurang dari 2 minggu.
b. Diare kronik : diare yang terjadi lebih dari 2 minggu atau sampai menahun
Organ yang terkena
Diare infeksi enteral atau diare karena infeksi di usus (bakteri, virus, parasit).
b. Diare infeksi parenteral atau diare infeksi di luar usus (otitis media, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran urin dan lainya).
Ada tidaknya infeksi
Diare infeksi spesifik : tifus abdomen dan paratifus, desentri basil, eterokiliatis stafilokok. b. Diare infeksi non spesifik : diare dietetic
3. Pembagian diare menurut lamanya diare
a. Diare akut yang berlangsung kurang dari 14 hari
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi
Kegunaan acran (ranitidine) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
Gastroesophageal reflux disease (GERD) : suatu penyakit yang disebabkan oleh iritasi oleh asam lambung. Penderita biasanya mengalami sensasi terbakar pada area dada dan kerongkongan.
Untuk mengobati tukak lambung dan tukak usus duabelas jari.
Acran (ranitidine) digunakan juga untuk menangani erosif esophagitis, meskipun dibandingkan obat-obat golongan penghambat pompa proton seperti omeprazole atau lansoprazole, efektivitasnya lebih rendah.
Zollinger ellison syndrome : penyakit langka akibat adanya tumor di pankreas atau karena usus duabelas jari melepaskan hormon yang menyebabkan kelebihan sekresi asam lambung. Saat ini, obat-obat penghambat pompa proton (PPI) lebih dipilih untuk tujuan ini.
Untuk mengobati penyakit maag, obat-obat antagonis H2 seperti acran (ranitidine) lebih banyak dipilih dibandingkan antasida, karena durasi kerjanya lebih lama dan efektivitasnya lebih tinggi.
Pencegahan tukak lambung yang disebabkan oleh pemakaian obat-obat NSAID.
Mengurangi resiko aspirasi pneumonitis pada pasien sebelum menjalani operasi bedah. Untuk tujuan ini acran (ranitidine) lebih efektif dibandingkan obat-obat golongan penghambat pompa proton.
Pengobatan dispepsia pada pasien berusia muda dengan antagonis reseptor-H2 dapat diterima, namun perhatian khusus harus dilakukan jika obat diberikan kepada pasien dewasa atau usia lanjut karena obat-obat golongan antagonis reseptor-H2 dapat menutupi gejala kanker lambung.
Kontra indikasi
Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang diketahui memiliki riwayat hipersensitif pada ranitidine atau obat golongan antagonis reseptor H2 lainnya.
Jangan diberikan untuk penderita dengan riwayat porfiria aku
FLAGYL SYRUP 60 ML
KOMPOSISI: Flagyl ® Suspension:berisi 125mg metronidazole/5ml suspension
FarmakologisTrichomoniacide, anaerobicide. Disposisi dari Metronidazol diberikan secara oral atau dengan injeksi intravena tetap konstan, dengan waktu penghapusan rata-rata 8 jam dalam pria sehat. Metronidazol terdeteksi pada cairan serebrospinal, air liur-gersang. Payudara-susu dalam konsentrasi yang sama seperti dalam plasma. Metronidazol juga terdeteksi di hepatik nanah abses.
INDIKASI: - Uretritis dan vaginitis karena Tri-chomonas vaginalis. - Amoebiasis (usus dan hati amoebiasisj. - Pencegahan pasca operasi infeksi anaerob. - Giardiasis disebabkan Giardia lambliasis.
DOSIS DAN ADMINISTRASI:Suspensi harus dilakukan 1 jam sebelum makan.Amoebiasis- Dewasa, usus amoebiasis : 750 mg, tiga kali sehari selama 5 sampai 10 hari. - Dewasa, hepatik amoebiasis: 750 mg, tiga kali sehari selama 5 sampai 10 hari. - Anak-anak: 35-50mg/kg/24 jam,. dibagi menjadi tiga dosis, selama 10 hari.
Trikomoniasis:Untuk mencegah infeksi ulang, pasangan dari seorang pasien harus diberikan regimen dosis yang sama.- Dewasa: 2 gram, diberikan baik sebagai dosis tunggal dalam satu hari atau 500 mg, dua kali sehari atau 250 mg, tiga kali sehari selama 7 hari berturut-turut.- Anak-anak: 15mg/kgbodyweight harian, dibagi menjadi tiga dosis, selama 7 sampai 10 hari.
Giardiasis: - Dewasa: 250 mg untuk 500mg, tiga kali sehari selama 5 sampai 7 hari atau 2 gram sehari sebagai dosis tunggal selama 3 hari.- Anak-anak: 5mg/kg berat badan tiga kali sehari selama 5 sampai 7 hari.
Infeksi bakteri anaerob-Pada infeksi serius, metronidazol dalam "travenous harus diberikan sebagai pengobatan awal.Dewasa: 7.5mg/kg setiap 6 jam (sekitar 500mg untuk 70 kg orang dewasa), maksimum 4 gram setiap hari selama 7 sampai 10 hari.
PERINGATAN DAN TINDAKAN:- Digunakan dengan hati-hati dalam ibu menyusui sebagai metronidazol diekskresikan dalam ASI, selama trimester pertama dan kedua kehamilan sebagai metronidazol melintasi placen-angka penghalang.- Digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan penyakit sistem saraf pusat.Gangguan sistem saraf pusat telah dilaporkan dalam beberapa kasus, tetapi menghilang jika terapi dihentikan atau dosis menurun.- Mengambil alkohol selama terapi metronidazol dapat menyebabkan kram perut, mual, muntah, sakit kepala, memerah. - Dalam metronidazol berkepanjangan administrasi, dianjurkan untuk melakukan tes hematological. - Dosis harus dikurangi dan dikelola dengan hati-hati untuk pasien dengan penyakit hati.- Keselamatan dan efektivitas dalam patiens pediatrik belum ditetapkan, kecuali dalam pengobatan amoe-biasis.
Efek samping: - Mual, anoreksia, nyeri epigastrium: telah dilaporkan.- serius reaksi yang merugikan yang dilaporkan: kejang kejang dan neuropati peripher.- Bad rasa, lidah berbulu, mual, muntah atau gangguan pencernaan sering dilaporkan.- urticaria, ruam kulit, pruritus, edema dan Angio-kejutan anafilaksis (jarang).- Jarang: mengantuk, pusing, sakit kepala, ataksia dan urin gelap (karena metabolit dari metronidazol).- ringan reversibel leucopenia di beberapa pasien telah dilaporkan.
OVERDOSAGE:Dosis metronidazol sampai 15 gram overdosage dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan ataksia. Pengobatan untuk metronidazol overdosage: mendukung atau pengobatan simtomatik.
CONTRA INDIKASI:- Hipersensitivitas untuk metronidazol atau nitroimidazoles lain.- Selama trimester pertama kehamilan.
Interaksi obat:- Dianjurkan untuk menggunakan metronidazol sebagai obat tunggal. Dalam kombinasi dengan antibiotik lain, baik harus diberikan dalam dosis penuh untuk terapi normal.
-Seiring digunakan dengan warfarin dan CDUBWfifl-afrticoagulant: prothrombin berkepanjangan waktu harus dipertimbangkan dan mengurangi dosis antikoagulan jika perlu.- Simetidin bisa prolonge metronidazol plasma clearance yang mengarah pada konsentrasi toksik metronidazol.- Psychotic reaksi telah dilaporkan ketika seiring metronidazol, disulfiram dan alkohol itu diambil secara bersamaan.