Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Penyajian Data SIK
1. Data Pasien Hemodialisa Tahun 2015
Di RSUD Syamsudin SH
4A S1 Keperawatan
Kelompok SIK :
Firman Asirry Almujaddidi
Indri Pratiwi
Imam Firdaus
Syifa Siti Sukmawati
Vicky Ocktavya Loretta
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
Jl. Karamat No.36 Sukabumi
2. BAB I
Pendahuluan
Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor
genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja,
istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Kesehatan merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan manusia karena tanpa kesehatan manusia sulit
untuk menjalankan aktivitas. Menurut undang-undang no.36 tentang kesehatan,
dalam pasal 152 menyatakan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat
bertanggung jawab melakukan upaya pencegahan, pemberantasan dan
penanggulangan penyakit.
Penanggulangan penyakit adalah upaya kesehatan yang mengutamakan
aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan
menghilangkan angka kesakitan kecacatan dan kematian, membatasi penularan
serta penyebaran penyakit. Penyakit menular adalah penyakit yang bersifat
infeksius biasanya disebabkan oleh bakteri ataupun virus. Sedangkan penyakit tidak
menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi
(tidak infeksius), seperti jantung coroner, kanker, stroke, diabetes mellitus dan
penyakit kronis seperti gagal ginjal kronik.
Rumah sakit di Kota Sukabumi yang banyak menerima pasien gagal ginjal
kronik dan melakukan tindakan hemodialisa salah satunya adalah RSUD
R.Syamsudin SH Kota Sukabumi. Berikut ini data pasien hemodialisa yang didapat
dari Rekam Medik dan Instalasi Hemodialisa RSUD R.Syamsudin SH Kota
Sukabumi pada tahun 2015.
3. BAB II
Tinjauan Teori
A. Pengertian Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolism serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat
destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa
metabolit (toksit uremik) di dalam darah.
Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi
saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Secara
medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau
filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih. Ginjal berfungsi menyaring limbah dan
kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urine. Setiap hari,
kedua ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah, dan menghasilkan sekitar 1-
2 liter urine.
Di dalam setiap ginjal, terdapat unit penyaring atau nefron yang terdiri
dari glomerulus dan tubulus. Glomerulus menyaring cairan dan limbah untuk
dikeluarkan, serta mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang
berbentuk protein. Selanjutnya, saat darah melewati unit penyaring tubulus,
mineral yang dibutuhkan tubuh disaring kembali sedangkan sisanya dibuang
sebagai limbah.
Selain menyaring limbah dan kelebihan cairan, fungsi ginjal lain yang
penting dalam tubuh, di antaranya:
1. Menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan kadar garam
dalam tubuh tetap normal.
2. Membuat hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang
memproduksi sel darah merah.
3. Memproduksi vitamin Ddalam bentuk aktif yang menjaga kesehatan tulang.
Dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah
dapat menumpuk dalam tubuh. Gejala dapat terasa lebih jelas saat fungsi ginjal
sudah semakin menurun. Pada tahap akhir GGK, kondisi penderita dapat
4. berbahaya jika tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah satunya cuci
darah atau hemodialisa.
B. Gejala dan Penyebab Gagal Ginjal Kronis
Gejala gagal ginjal kronis seringkali muncul ketika sudah masuk tahap
lanjut. Gejala tersebut meliputi:
1. Kemunculan darah dalam urine.
2. Pembengkakan pada tungkai.
3. Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali.
Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan fungsi ginjal, akibat
penyakit yang terjadi dalam jangka panjang. Penyakit tersebut bisa diabetes,
tekanan darah tinggi, atau penyakit asam urat.
C. Cara Mengobati dan Mencegah Gagal Ginjal Kronis
Penanganan GGK bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah
kondisi penyakit bertambah buruk akibat limbah yang tidak dapat dikeluarkan
dari tubuh. Untuk itu, deteksi dini dan penanganan secepatnya sangat
diperlukan. Secara umum, pengobatan gagal ginjal kronis meliputi:
1. Pemberian obat-obatan
2. Cuci darah / hemodialisa
3. Transplantasi ginjal
Untuk mencegah penyakit ini, jalani pola hidup sehat dengan
menghindari kondisi yang dapat memicu gagal ginjal kronis.
D. Komplikasi Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal kronis dapat memicu sejumlah komplikasi, antara lain:
1. Hiperkalemia atau kenaikan kadar kalium yang tinggi dalam darah.
2. Penyakit jantung dan pembuluh darah.
3. Anemia atau kekurangan sel darah merah.
4. Kerusakan sistem saraf pusat dan menimbulkan kejang.
E. Pengertian Hemodialisa
5. Hemodialisis adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah
buangan. Hemodialysis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal
atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat.
F. Cara Kerja Hemodialisa
Untuk melakukan hemodialisa, prosesnya akan dibantu menggunakan
mesin canggih dan khusus untuk menggantikan ginjal yang rusak agar tubuh
bisa menyaring darah. Mesin ini berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan)
yang dapat menyingkirkan zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di
dalam darah pengidap.
Dalam proses ini, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh
petugas medis. Tindakan ini bertujuan untuk menghubungkan aliran darah tubuh
pasien ke mesin pencuci darah. Setelah itu, darah kotor akan disaring dalam
mesin pencuci darah. Setelah proses penyaringan usai, selanjutnya darah yang
bersih akan dialirkan ke dalam tubuh pasien.
Cuci darah dengan menggunakan metode hemodialisa menghabiskan
waktu sekitar empat jam per sesi. Dalam seminggu, pengidap perlu menjalani
setidaknya 3 sesi dan hanya bisa dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit.
G. Efek Samping Hemodialisa
Peran hemodialisa memang amat memang sangat vital, menggantikan
fungsi ginjal untuk menyaring tubuh. Namun, bukan berarti proses ini bebas
efek samping. Dalam beberapa kasus, hemodialisa bisa menimbulkan efek
samping, seperti kram otot atau kulit gatal.
Tak hanya itu saja, dalam beberapa kasus cuci darah juga bisa
menimbilkan efek samping seperti perut terasa penuh, atau kenaikan berat badan
karena cairan dialisat yang digunakan menggandung kadar gula tinggi.
6. 180
190
200
210
220
230
240
Jumlah Pasien Tahun 2015
jumlah pasien
BAB III
Tabel dan Grafik
A. Tabel Data Pasien Hemodialisa Tahun 2015 Di RSUD Syamsudin SH
No Bulan Jumlah Pasien
1 Januari 231
2 Febuari 230
3 Maret 235
4 April 228
5 Mei 228
6 Juni 235
7 Juli 230
8 Agustus 228
9 September 231
10 Oktober 234
11 November 204
12 Desember 236
Jumlah 2750
Sumber : RSUD R Syamsudin SH
B. Grafik Data Pasien Hemodialisa Tahun 2015 Di RSUD Syamsudin SH
7. BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel dan grafik data pasien hemodialisa di RSUD Syamsudin
SH Sukabumi tahun 2015 jumlah pasien hemodialisa dalam selama satu tahun 2015
yaitu sebanyak 2750 orang. Pada bulan Janurai pasien mencapai 231 orang, pada
bulan Febuari jumlah pasien mencapai 230, pada bulan Maret jumlah pasien
mencapai 235, pada bulan April dan Mei jumlah pasien tidak mengalami
peningkatan atau penurunan yaitu mencapai 228 orang, pada bulan Juni jumlah
pasien mengalami peningkatan menjadi 235 orang, pada bulan Juli pasien mencapai
230 orang, pada bulan Agustus jumlah pasien hemodialisa sebanyak 228 orang,
pada bulan September jumlah pasien mencapai 231orang, pada bulan Oktober
jumlah pasien mencapai 234, pada bulan November jumlah pasien hemodialisa
mengalami penurunan hingga mencapai 204 orang, dan pada bulan Desember
jumlah pasien mengalami peningkatan kembali sehingga mencapai 236 pasien.
Dari bulan Januari sampai bulan Oktober tidak terjadi peningkatan ataupun
penurunan pasien hemodialisa yang tidak terlalu jauh. Namun pada bulan
November terjadi penurunan yang cukup jauh dari bulan – bulan sebelumnya.
8. BAB V
Kesimpulan
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien pasien
hemodialisa tahun 2015 di RSUD Syamsudin SH setiap bulannya tidak terdapat
peningkatan ataupun penurunan pasien hemodialisa yang tidak terlalu jauh.
Penuurunan pasien hemodialisa yang sedikit jauh hanya terjadi pada bulan
November dengan jumlah pasien hemodialisa sebanyak 204. Sedangkan untuk
jumlah pasien yang paling banyak terjadi pada bulan Desember yaitu dengan
jumlah pasien 236. Jika dirata ratakan maka jumlah pasien rata rata per bulan
adalah 229 pasien.