2. Penurunan Permukaan Tanah
di DKI Jakarta:
PBL 2 – MPKT B
2015
HG 5, Kelas S.403, Yogi Septiandi, Shenly Riatna
Erliza, Atha Hamzah, Bagas Muhammad Syafa,
Syamsu Rijal Efendi, Fathiya Salsabila
Depok, 30 November 2015
5. Latar Belakang
• Saat ini, TIK biasa dimanfaatkan di berbagai
aspek kehidupan manusia. Salah satunya pada
berbagai bencana maupun perubahan alam
yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Salah satunya adalah penurunan tanah di
Jakarta.
• Dengan TIK ini, kita bisa membuat suatu alat
untuk memantau wilayah yang mengalami
bencana tersebut. Salah satunya adalah GPS.
• Dengan adanya GPS kita bisa mengambil
tindakan dan mengatasi secepat mungkin
wilayah yang mengalami penurunan tanah.
6. Tujuan
• Tujuan Umum
Mempelajari PBL-2 MPKT-B tentang penurunan permukaan tanah
di DKI Jakarta
Menghubungkan permasalahan pada PBL-2 MPKT-B ini dengan
materi pada CL 1 dan 2
Menimbulkan jiwa problem solver
• Tujuan Khusus
Mencari penyebab-penyebab penurunan permukaan tanah di DKI
Jakarta
Memakai teknologi IT sebagai upaya untuk menangani masalah
penurunan permukaan tanah di DKI Jakarta
9. Penurunan Muka Tanah (Land
Subsidence)
1. Definisi Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence)
• Suatu fenomena alam yang banyak terjadi di kota-kota besar
yang berdiri di atas lapisan sedimen, seperti Jakarta,
Semarang, Bangkok, Shanghai, dan Tokyo.
• Penurunan permukaan tanah ialah pemerosotan secara
bertahap atau anjloknya permukaan tanah secara tiba-tiba
seiring dengan pergerakan material bumi.
• Penurunan ini sering disebabkan oleh tiga hal yang jelas
berbeda namun semua prosesnya berhubungan dengan air.
10. 2. Faktor-Faktor Penyebab Penurunan Muka
Tanah Secara Umum (Land Subsidence)
• Penurunan tanah alami terjadi secara regional yaitu meliputi daerah
yang luas atau terjadi secara lokal yaitu hanya sebagian kecil
permukaan tanah. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya rongga di
bawah permukaan tanah, biasanya terjadi didaerah yang berkapur
(Whittaker and Reddish, 1989).
• Berbagai penyebab terjadinya penurunan tanah alami bisa digolongkan
menjadi:
Siklus geologi.
Sedimentasi daerah cekungan (sedimentary basin).
Adanya rongga di bawah permukaan tanah. Adanya aktifitas
vulkanik dan tektonik.
11. Amblasnya jalan RE Martadinata di
Jakarta Utara membuat kondisi Jakarta
sebagai ibu kota indonesia di pertanyakan
kembali. Setelah macet dan banjir, kini
penurunan tanah mengancam Jakarta isu
pemindahan ibu kota pun kembali gencar
di gulirkan.
Kini penilitian teradap jalan RE
Martadinata masih terus di lakukan, jalan
tersebut juga sudah di amankan oleh
aparat kepolisian dengan memasang
penutup jalan di kedua sisinya. Apalagi
baru-baru ini jalan RE Martadinata
kembali amblas sedalam 25 cm.
Penyebab Penurunan Tanah
di Jakarta
12. Menurut para peneliti, amblasnya jalan di
Jakarta Utara tersebut di sebabkan oleh 3
faktor :
1. Penurunan secara alami, karena kondisi batuan yang
mengalami pemadatan.
2. Penurunan karena adanya penyedotan air tanah secara
berlebihan.
3. Penurunan akibat beban dari gedung-gedung yang ada di
Jakarta Utara.
Namun di antara faktor-faktor tersebut, penyedotan air tanah
secara berlebihan merupakan faktor penting yang di duga
sebagai penyebab amblasnya tanah di Jakarta.
13.
14. Wilayah di DKI Jakarta yang Mengalami
Penurunan Permukaan Tanah
Diantaranya yaitu sebagai berikut.
• Jakarta Utara: Muara Angke, Muara Baru, Penjaringan,
Pantai Indah Kapuk, Pademangan, Pantai Mutiara, Ancol
• Jakarta Barat: Cengkareng, Meruya, Kebon Jeruk, Daan
Mogot
• Jakarta Pusat: Cikini, MH. Thamrin, Gunung Sahari
• Jakarta Timur: Cibubur, Pulogadung
• Jakarta Selatan: Pondok Indah, Kuningan, Kebayoran
15. Dampak Penurunan Permukaan
Tanah di Jakarta
Penurunan Permukaan Tanah di Jakarta membawa beberapa
dampak negatif, yaitu:
Banjir
Kerusakan Infrastruktur
Kerugian Ekonomi
Solusi Penurunan Permukaan Tanah di Jakarta sebagai berikut:
Menghentikan segera tindakan ekstraksi air tanah dalam yang
ada
Dengan membangun daerah-daerah resapan air
Melakukan penghematan akan penggunaan air tanah
16. Teknik Pemantauan Penurunan
Tanah
• Penurunan tanah atau land subsidence
suatu wilayah dapat dipantau dengan
menggunakan beberapa metode, baik
itu metode-metode hidrogeologis dan
metode geoteknik, maupun metode-
metode geodetik seperti:
– survei sipat datar (leveling)
– survei gaya berat mikro
– survei GPS (Global Positioning System)
– InSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar).
17. GPS
• GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan
posisi yang berbasiskan pada pengamatan satelit-
satelit Global Positioning System.
• Prinsip studi penurunah tanah dengan metode survei
GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik
pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara
periodik atau kontinyu untuk ditentukan koordinatnya
secara teliti dengan menggunakan metode survei
GPS.
• GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan
dengan tingkat presisi sampai beberapa mm, dengan
konsistensi yang tinggi baik secara spasial maupun
temporal.
20. JARINGAN DATA SPASIAL
NASIONAL
• Data spasial adalah data yang mengacu pada posisi,
obyek, hubungan diantaranya dalam ruang bumi.
• Data lokasi yang spesifik dibutuhkan untuk melakukan
pemantauan secara terintegrasi terhadap suatu
lingkungan.
• Jaringan data spasial nasional adalah sistem
pengelolaan data spasial secara bersama, tertib,
terintegrasi.
21. INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL
NASIONAL
• Adalah suatu inisiatif nasional dalam penyediaan
data spasial dan aksesnya.
• Perkembangan teknologi membuat teknologi GPS
menjadi salah satu alat yang dapat membantu
dengan cepat penyediaan data spasial.
22. PENGEMBANGAN GPS
• Pemerintah sudah banyak menggunakan
GPS dalam berbagai bidang, seperti
transportasi, kebersihan, dll.
23. Penutup
Pengambilan air tanah yang melebihi batas merupakan
salah satu penyebab terjadinya penurunan tanah.
pembangunan yang berlebihan juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya penurunan tanah khususnya di kota
kota besar.
Pemantauan penurunan tanah sangat berguna untuk
beberapa kebutuhan. Pemantauan menggunakan GPS
memiliki kelebihan yaitu pemantauan dapat dilakukan
kapan saja dan data yang diperoleh sangat akurat.