Rekayasa model kelembagaan petani dalam mendukung sistem usahatani pertanian inovatif di lahan rawa lebak membahas tiga hal utama: (1) kelembagaan pelaksanaan introduksi teknologi melalui Demfarm pada 2018-2019, (2) opsi-opsi kelembagaan pengembangan SUP setelah Demfarm, dan (3) rencana action research aspek kelembagaan oleh tim PSEKP pada 2018-2019.
1. REKAYASA MODEL KELEMBAGAAN PETANI DALAM
MENDUKUNG SUP INOVATIF DI LAHAN RAWA LEBAK
Pengembangan Sistem Usahatani Pertanian Inovatif Lahan
Lebak Berbasis Minipolder mendukung Percepatan
Pencapaian Swasembada Pangan dan Lumbung Pangan
Dunia
Syahyuti
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Banjar Baru, 10 Agustus 2018
1
2. Materi:
1. Konsep kelembagaan
2. Kelembagaan pelaksanaan SUP (domain
introduksi teknologi): Demfarm 2018-2019
3. Opsi-opsi kelembagaan pengembangan SUP
(domain bisnis, pelaku, organizational setting):
Pasca Demfarm
4. Rencana Action Research aspek kelembagaan
oleh Tim PSEKP: Demfarm 2018-2019
2
4. Kekeliruan yang sering terjadi:
1. Menyebut “lembaga” (institution) sama
dengan “organisasi” (organization).
Contoh: Kelembagaan subak. Padahal dalam
literatur berbahasa Inggris subak adalah
”nonformal organization”.
2. Menganggap dengan membuat
organisasi telah menyelesaikan masalah
kelembagaan
3. Menganggap dengan mempelajari
organisasi (dan jaringan) telah
menganalisis kelembagaan
4. Kajian kelembagaan biasanya hanya
meneliti kebijakan-kebijakan, belum
termasuk norma-norma, dan kultural
kognitif.
4
5. In English Biasa
diterjemahkan
menjadi
Terminologi
semestinya
Batasan dan materinya
1. institution Kelembagaan,
institusi
Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-
kultural. Menjadi pedoman dalam
berperilaku aktor
2. institutional Kelembagaan,
institusi
Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan
lembaga.
3. organization Organisasi,
lembaga,
kelembagaan
Organisasi social group, yg sengaja dibentuk,
punya anggota, utk mencapai
tujuan tertentu, aturan dinyatakan
tegas. (kelompok tani, koperasi,
Gapoktan)
4. organizational Keorganisasian,
kelembagaan
Keorganisasi
an
Hal-hal berkenaan dengan
organisasi (struktur org, anggota,
kepemimpinannya,
manajemennya, dll).
Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi”
5
9. Short Guide for Organizational Assessment:
1. Bagaimana kinerja organisasi (organizational
performance)?
2. Bagaimana kemampuan organisasi tumbuh di
lingkungannya (the enabling environment and
organizational performance) ?
3. Bagaimana motivasi organisasi (organizational
motivation) ?
4. Seberapa besar kapasitas organisasi (organizational
capacity) ?
9
10. Contoh REKAYASA KELEMBAGAAN
penguatan kelembagaan agribisnis di lahan rawa
Aspek Upaya yang dapat dilakukan
1. Regulatif -Menyusun UU, PP, Permen, Perda yang berpihak kepada pengembangan
pertanian rawa.
-Mensosialisasikan, menegakkan, dan mengawasi kebijakan yg telah dibuat
-Memberi sanksi kepada Pemda jika kebijakan tidak dijalankan.
2. Normatif -Merubah persepsi dan mental bahwa lahan rawa subotimal, tidak efisien,
tidak prioritas.
-Menghargai petani lahan rawa dengan segala masalahnya.
-Menumbuhkan sikap bahwa petani rawa penting
3. Kognitif -Menyusun tulisan (ilmiah dan pouler) bahwa pertanian rawa adalah kunci
ketahanan pangan ke depan
-Memasukkan materi dan membuat modul bahan ajar di perguruan tinggi,
STPP, BLPP, dll bahwa lahan rawa penting.
-Memberi pelatihan tentang metode pemberdayaan untuk petani rawa
4. Keorganisasian -Memperkuat organisasi petani rawa (KT, Gapoktan, dll)
-Memberikan kemudahan dalam pembentukan badan hukum organisasi
petani rawa , dst
10
13. Karakteristik Polder Alabio
• Luas = 6.400 ha
• Mencakup 15 desa dan 4 kecamatan (Kec Sungai
Pandan, Sungai Tabukan, Babirik dan Danau
Panggang)
• Pertanian yang eksis: padi, horti, itik, ikan, dll
Historik:
• 1898: Polder dirancang semenjak zaman Belanda
• 1929: awal pembangunan polder
• 1933-1936: peninggian tanggul dan mengganti pintu
air.
• 1949: pelaksanaan proyek percontohan
(pengembangan polder pertama di Indonesia)
• 1952: mulai dikelola oleh Pemerintah Indonesia.
• 2009- 2011: rehabilitasi saluran primer dan
sekunder (dana JBIC dan APBN).
• 2016: FKPR mengembangkan kegiatan ......
13
14. Aktor-aktor pada sistem Polder Alabio:
Pengairan Agribisnis padi Agb itik Agb ikan
Petani •Petani padi dll
•P3A
•GP3A
•Petani padi
•KT
•Gapoktan
•UPJA
•Peternak itik
•Kel peternak
•Petani ikan
•Kel petani ikan
Pemerintah •OP
Sumberdaya Air
II
•BB Wilayah
Sungai
•Dinas PUPR
•Juru
pintu/Pompa
•Dinas
pertanian
•Penyuluh PPL
•Tenaga PHP
•Dinas
peternakan
•PPL ternak
•Dokter hewan
•Dinas
perikanan
•PPL ikan
Swasta • --- •Pedagang
pupuk
•Pedagang
gabah
•RMU
•Pdg bibit,
pakan
•Pedagang telur
•Pdg daging
•Pdg benih ikan
•Pdg pakan
•Pdg ikan
14
15. Kegiatan Pengembangan SUP Lahan
Rawa:
1. Luas Demfarm: 50 ha (80 ha??)
2. Superimposed: 1.500 m2
3. Lokasi Demfarm: Desa Hambuku Hulu,
Hambuku Raya, dan Hambuku Pasar (Kec
Sungai Pandan, Kab HSU)
4. Waktu pelaksanaan: MK 2018 + MH 2018-
2019
5. Bentuk kegiatan: pengkajian (Demfarm) dan
pengembangan (Action Researh)
15
16. Kegiatan SUP .....
• Bidang: teknologi, sosial ekonomi, dan lingkungan.
• Aspek teknis: teknologi pengelolaan air, penataan
lahan, penggunaan Alsintan, penggunaan amelioran
dan pupuk hayati, perbaikan pola tanam, pemilihan
komoditas dan varietas, penggunaan pestisida hayati,
dan pengelolaan pasca panen.
• Aspek lingkungan: pengelolaan limbah, perbaikan
keanekaragaman hayati, dan pengendalian banjir
• Analisis: analisis limbah/pencemaran, dan analisis
hidrologi atau banjir.
• Aspek sosial dan kelembagaan: perbaikan
kelembagaan dan analisis kelayakan ekonomi
teknologi.
16
17. Rancangan kelembagaan pelaksanaan Introduksi
teknologi:
Sumber teknologi Penghantar
teknologi
Penerima teknologi
1. Pengelolaan air •Balit Agroklimat •peneliti
•PPL – P3A
•Pengurus P3A ...?
•KT ...... ?
•Petani Desa.... ?
2. Penataan lahan •BBSDLP
•Balitra
•peneliti
•PPL
•KT ...... ?
•Petani Desa.... ?
3. Penggunaan
Alsintan
•BB Mektan •peneliti
•PPL
•KT ...... ?
•Petani Desa.... ?
4. Amelioran dan
pupuk hayati
•Balit Tanah •peneliti
•PPL
•KT ...... ?
•Petani Desa.... ?
5. Pasca panen •BB Pasca panen
•BPTP Kalsel
•peneliti
•PPL
•Kel wanita tani
...... ?
•Perempuan
petani.... ?
..... ..... ..... ..... 17
19. Organizational arrangement Polder Alabio:
Level
dusun/blok
sawah
Level desa Level
kecamatan
(=korporasi)
Level Polder
Alabio (4 kec)
(=korporasi)
Areal
DEMFARM
= 50 ha
(2018-2019)
•Kelompok tani
(padi)
•Kelompok
ternak (itik)
•Kelompok
petani ikan
•KWT
•P3A
•Gapoktan (3
unit)
•UPJA (3 unit)
Koperasi (1
unit)
-----
Areal Polder
Alabio
=6.400 ha
(2019 - ....)
•Kelompok tani
(padi)
•Kelompok
ternak (itik)
•Kelompok
petani ikan
•KWT
•P3A
•Gapoktan (15
unit)
•UPJA (15 unit)
Koperasi (4
unit)
Koperasi Serba
Usaha “Polder
Alabio” (1 unit)
19
20. Rancangan kelembagaan KORPORASI PETANI untuk agribisnis padi
(satu kecamatan):
AKTIVITAS LEVEL DUSUN/ blok
sawah
LEVEL DESA LEVEL KECAMATAN
1. Pemenuhan benih KT penangkar (jual sec
komersil)
-- --
2. Pemenuhan pupuk
dan obat2 an
KT (pupuk subsidi –
RDKK)
-- --
3. Pemenuhan obat2 an -- Kios (beli sec komersial) --
4. Pemenuhan air
irigasi
P3A - blok tersier P3A - blok sekunder --
5. Pemenuhan Alsintan -- UPJA koperasi (sewa
jasa)
--
6. Pemenuhan
permodalan
-- LKMA – Gapoktan dan
koperasi (pinjaman)
Koperasi (pinjaman)
7. Pengolahan (gabah –
beras)
-- RMU milik UPJA dan
koperasi (sewa jasa)
--
8. Pemasaran hasil
produksi
-- Gapoktan (beli gabah) Koperasi (beli beras
medium jual beras
premium, sayuran,
daging dna telur itik)
20
21. Pengembangan teknologi, ekonomi, dan Organizational:
Aspek Technology dan bussines action Organizational action
1. Budidaya (produksi) -Usahatani padi, hortikultura, itik
-Penggunaan mesin (tractor, water
pump, rice transplanter, rice
combine harvester, dryer, huller)
-Membangun dan
mengembangkan primary
farmer organization (kelompok
tani, KWT, rural cooperative)
2. Pengolahan hasil
pertanian
-Pengembangan olahan pangan
(beras premium, sayuran segar,
telor itik)
-Membangun dan
mengembangkan secondary
level farmer organization
(Gapoktan)
- Koperasi pertanian (KEP)
3. Pemasaran hasil
pertanian
-Pemasaran produk pertanian (segar
dan olahan)
- Membangun dan
mengembangkan koperasi
pertanian (KEP)
4. Dukungan permodalan -Membangun dan
mengembangkan koperasi
pertanian (KEP)
5. Dukungan teknologi dan
informasi
- Training untuk PPL dan petugas
irigasi
21
22. Karakter Koperasi (KEP) level kecamatan:
Aspek Karakter
1. Status Berbadan hukum koperasi
2. Level koperasi Koperasi primer
3. Wilayah kerja koperasi Satu kecamatan = satu koperasi
4. Jenis usaha yang dijalankan a. Produksi: beras premium
b. Pemasaran : penjualan beras premium,
hortikultura sayuran, daging dan telur itik
c. Simpan pinjam: meminjamkan modal untuk
petani melalui kelompok tani dan Gapoktan
d. Jasa: pengelolaan Alsintan traktor, combine
harvester, dan huller
22
23. Pengembangan lembaga PERMODALAN melalui penyaturan
beberapa organisasi permodalan di desa:
Organisasi pengelola
permodalan
Jumlah modal
(Rp )
Potensi pendapatan
(+ 10 %/tahun)
Potensi
pendapatan
Jika disatukan
1. LKMA-PUAP 100 juta 10 juta
+ Rp 100
juta
2. LDPM 225 juta 22,5 juta
3. LPM 50 juta 5 juta
4. Koperasi wanita 15 juta 1,5
5. KUD 300 juta 30 juta
6. koperasi pengrajin 200 juta 20 juta
Tingkat
sustainabilitas
Keuntungan rendah,
masing-masing tidak sustain
Mencapai skala
ekonomi,
SUSTAIN
23
24. Pengembangan Koperasi Petani sebagai
Kelembagaan Ekonomi Petani:
Keorganisasian (internal)
• Identifikasi calon pengurus
• Pemilihan pengurus
• Pembentukan organisasi dan
pengukuhan pengurus
• Peningkatan kapasitas
pengurus
• Pemilihan dan penguatan
kapasitas anggota
• Relasi dengan KT , KWT dan
Gapoktan
• Pendampingan
• Monitoring dan evaluasi
Jaringan untuk dukungan
(ekternal)
• Institutional
arrangements
(dukungan Dinas,
Penyuluhan, dll)
• Dukungan
pemerintah pusat
• Dukungan perusahaan
swasta (CSR)
• Dukungan dari NGO
Jaringan bisnis (eksternal)
• Pemasaran beras ke
Bulog
• Pemasaran beras ke
pedagang pasar
• Pemasaran sayuran ,
daging dan telur itik
ke pasar
• Akses permodalan
perbankan
24
26. Kerangka kerja “Tim Kelembagaan”:
1. Penggalian data
SOSEK (Individu, RT,
organisasi petani,
tokoh, dll)
Metode:
Indepth interview, FGD
1. Perancangan Model
Kelembagaan awal
3. Aplikasi Model
- “Mendampingi “
Demfarm
- “pemberdayaan”
petani, organisasi
petani , bisnis
4. Rumusan model
- “model Demfarm”
-Model agribisnis
petani (padi, itik, ikan,
dll)
26
27. Rapid Organizational Assessment (ROA) untuk
organisasi-organisasi petani:
• Objek: seluruh organisasi petani yang eksis di 3 desa,
yakni kelompok tani, kelompok wanita tani, Gapoktan,
LKMA, UPJA, P3A, koperasi pertanian, dll
• Nara sumber: pengurus organisasi dan anggota (3-4
orang)
• Metode: wawancara kelompok dan observasi dokumen
• Materi pertanyaan: kepemimpinan, keanggotaan,
prestasi kelompok, manajemen kelompok,
administrasi, finansial, jaringan yang terbangun,
kapasitas keorganisasian, dll
27
28. Penggalian data untuk kondisi eksisting, kebutuhan, dan pilihan
untuk pengembangan agribisnis padi:
Fungsi agribisnis Kondisi eksistiing *) Kebutuhan ke depan (need
assessment) *)
Opsi jika pilih 2 atau 3
1. Penyediaan benih 1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 Kel penangkar, kios, ....?
2. Penyediaan pupuk dan obat-
obatan
1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 KT, kios, .......?
3. Penyediaan modal 1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 Gapoktan, koperasi, ....?
4.Penyediaan alsintan 1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 UPJA, swasta, ......?
5.Penyediaan air irigasi 1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 P3A, “kontrak” penjaga
pintu, ......?
6.Penyediaan tenaga kerja 1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 Buruh upahah, .....?
7.Pengolahan hasil panen 1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 RMU swasta, RMU
Gapoktan, .....?
8.Pemasaran hasil panen 1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 Gapoktan, koperasi, ....?
9.Penyediaan informasi
pasar
1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 PPL, BPP.......?
10.Penyediaan informasi
teknologi
1 – 2 - 3 1 – 2 - 3 PPL, BPP, ........?
*) 1= dilakukan sec mandiri, 2= melalui relasi individual, 3=melalui relasi kolektif
28
29. Menumbuhkan dan memperkuat organisasi petani
(kelompok tani, Gapoktan, dll)
Existing Kebutuhan Kegiatan pendampingan
1.Kepengurusa
n
- Motivasi lemah
- Pemilihan pengurus belum
demokratis
-Motivasi pengurus kuat sec
internal
-Pengurus capable
-Leading board refreshing
-Election new leader
2. keanggotaan -Anggota berbasis lahan
-Partisipasi rendah
-Jumlah anggota besar (40-80
orang)
-Anggota berbasis lahan
-Partisipasi tinggi
-Jumlah anggota besar (25-30
orang)
-Pembenahan anggota
-Pembentukan KT baru
3. Administrasi
kel
- Buku administrasi tidak diisi -Buku diisi dengan rapi
(minimal buku anggota, catatan
rapat, dan buku keuangan)
-Pelatihan administrasi
kelompok
4. Manajemen
kel
- Tidak ada rapat rutin -Rapat rutin bulanan -Pendampingan oleh extension
worker
-Rencana pertemuan tahunan
5. Keuangan kel -Tidak ada iuran anggota
-Tidak ada kas kelompok
-Iuran anggota rutin
-Kas kelompok
-Pelatihan manajemen
keuangan kelompok
6. Jaringan kel - Lemah , hampir tidak ada
network
-Relasi KT dengan Gapoktan
-Relasi KT dengan KEP
-Relasi Gapoktan dengan KEP
-Relasi dengan swasta
-stakeholders analysis
29
30. Indikator dan peningkatan kelas kelompok tani
Capacity 1. Kelas Pemula 2. Kelas Lanjut 3. Kelas Madya 4. Kelas Utama
Make planning Pemanfaatan SDA, skala usaha, rekomendasi teknologi, pengadaan sarana produksi,
pengadaan atau pengembalian kredit, pengolahan dan pemasaran hasil, tujuan penyuluhan
(PSK), melakukan analisis usahatani.
Execution menjalankan kemitraan usaha, membuat perjanjian kerjasama, penegakan hak dan
kewajiban, berbagi informasi,
Getting financial Memupuk modal dari dalam, mengembangkan modal usaha, memanfaatkan pendapatan
secara produktif, mengembangkan sarana kerja, mendapatkan dan mengembalikan kredit
Network to other
(cooperative)
Mendorong anggota masuk koperasi, menjadi pengurus koperasi, memanfaatkan pelayanan
koperasi, kegiatan kelompok terkoneksi dengan usaha koperasi, memperoleh pinjaman dari
koperasi.
Farm technology
adoption
Mencari dan memanfaatkan informasi, melakukan pencatatan dan evaluasi usahatani,
mengembangkan kader kepemimpinan, meningkatkan produktivitas usahatani,
meningkatkan pendapatan anggota
Total acore 0-250 251-500 501-750 751-1000
Kelas Pemula Kelas Lanjut Kelas Madya Kelas Utama
30