SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
Teknologi Produksi Kapal 1 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat karunia dan rahmat- 
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka untuk 
melengkapi tugas mata Kuliah Teknologi Produksi Kapal di Jurusan Teknik Perkapalan 
FTK ITS. 
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ir. Soejitno dan Sri Rejeki W. P, 
ST., MT. selaku dosen yang telah membimbing kami dan pihak - pihak lain yang telah 
membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini. 
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan 
yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik 
dan saran yang dapat membangun agar dapat menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan 
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat 
digunakan sebagai bahan referensi oleh pembaca. 
Surabaya, 16 Oktober 2014 
Penulis
Teknologi Produksi Kapal 2 
Daftar Isi 
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................1 
BAB I..................................................................................................................................3 
PENDAHULUAN................................................................................................................3 
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................3 
1.2 TUJUAN........................................................................................................................4 
BAB II ................................................................................................................................5 
PEMBAHASAN ..................................................................................................................5 
2.1 FRAME ERECTING SISTEM (SISTEM GADING-GADING) ..........................................5 
2.2 BLOCK ASSEMBLING SYSTEM (SISTEM BLOCK)...................................................... 12 
LAMPIRAN GAMBAR MANUAL PROYEKSI AMERIKA ............................................... 21
Teknologi Produksi Kapal 3 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Secara umum metode atau cara dalam proses pembangunan kapal baru terdiri dari 
dua cara yaitu cara pertama dengan sistem gading-gading atau sistem kerangka terpisah 
(Frame Erecting System) dan yang kedua dengan sistem block (Block Assambly System) 
Frame Erecting System pada umumnya digunakan untuk pembangunan kapal kayu. 
Pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini dapat dikatakan pembangunan kapal dengan 
sistem kuno yang dulunya sistem ini memang umum digunakan sebelum tahun 1950 dikarenakan 
dalam proses pembuatan kapal tersebut tidak menggunakan peralatan-peralatan yang modern. 
Akan tetapi di era yang sekarang ini masih terdapat sebagian galangan kecil yang masih 
menerapkan pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini. 
Di era yang sekarang ini, umumnya dalam membangun suatu kapal menerapkan 
block assembling system. Sejarah diterapkannya sistem ini yakni dahulu pada masa 
perang dunia II, pembangunan kapal baru sangat dibutuhkan secepat mungkin, akhirnya 
tercipta suatu inovasi bahwasannya untuk membangun suatu kapal bisa dengan cara 
penggabungan suatu blok-blok yang nantinya akan dilas untuk penggabungannya. Pada 
sistem ini juga menggunakan teknik-teknik pengelasan yang baru. Konstruksi lambung 
dibagi kedalam banyak bagian, tergantung pada kapasitas kran yang ada di suatu galangan 
tersebut, yang mana satu bagian tersebut biasa disebut dengan block, unit, atau sub-assembly. 
Dan pada setiap pembangunan masing-masing blok tersebut tidak saling 
bergantungan, artinya pembangunan setiap blok itu dapat dilakukan secara independent 
atau terpisah. Block-block yang telah selesai dibuat tersebut nantinya akan diposisikan ke 
building berth dan kemudian dilas antara yang satu dengan yang lainnya. Proses 
penggabungan tiap blok ini dimulai dengan bagian alas (bottom), kemudian bagian sisi, 
dan yang terakhir adalah konstruksi geladak. Dalam pengerjaan perlengkapan kapal bisa 
dilaksanakan setelah penyelesaian konstruksi badan kapal, akan tetapi untuk dapat 
mempercepat proses pembuatan kapal maka proses perlengkapan kapal itu dapat 
dilakukan pada saat pembangunan blok itu sendiri. 
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan bagaimana setiap proses dari dua 
metode tersebut berlangsung dan disertai dengan gambar konstruksi baik dari pandangan 
depan, atas dan samping untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya.
Teknologi Produksi Kapal 4 
1.2 TUJUAN 
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 
1. Menjelaskan proses pembuatan kapal dengan Frame Erecting System dan 
Block Assambly System 
2. Membuat gambar konstruksi beserta penjelasannya dari setiap proses 
pembuatan kapal.
Teknologi Produksi Kapal 5 
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 FRAME ERECTING SISTEM (SISTEM GADING-GADING) 
1. Keel lying 
Gambar 1 (Keel Laying) 
Lunas adalah pondasi dari struktur kapal. Lunas memiliki dua jenis, yakni lunas 
batang dan lunas pelat. Lunas batang biasanya digunakan untuk kapal-kapal yang terbuat 
dari kayu sedangkan lunas pelat biasanya digunakan untuk kapal baja. Peletakan lunas 
merupakan awal dari proses konstruksi pembangunan kapal, yang biasanya diupacarakan 
karena merupakan hari kelahiran kapal. Biasanya untuk kapal kayu diawali dengan 
pembuatan rangka lunas kapal. Sedangkan untuk baja pelaksanaan peletakan lunas kapal 
ditandai dengan pengelasan pertama.Umur kapal dihitung sejak tanggal peletakan lunas 
(keel laying) yang dilakukan di galangan kapal (shipyard).
Teknologi Produksi Kapal 6 
2. Fabrication of bottom shell plating 
Gambar 2 (Fabrication of Bottom Shell Plating) 
Penyusunan pelat alas dari kapal setelah peletakan lunas dilakukan dimana 
penyusunan pelat alas tersebut harus menjaga alighment penyusunannya karena bottom 
shell plating nantinya akan menjadi dasar dari kapal tersebut. Bottom shell plating itu 
merupakan hal yang penting dalam sebuah konstruksi badan kapal, karena fungs inya 
yakni secara efektif menghalangi masuknya air laut, mengatasi tegangan yang dihasilka n 
dari tekanan tegak lurus air ke pelat kulit, mengatasi stress bending yang diakibatkan oleh 
adanya terusan air laut. Konstruksi dasar harus memenuhi persyaratan klasifikas i. 
Konstruksi dasar harus mampu menahan beban yang bekerja pada bagian dasar atau alas, 
sehingga ketika kapal beroperasi tidak timbul momen bending yang terjadi pada pelat 
kulit dasar. 
3. Construction of double bottom 
Gambar 3 ( Construction of Double Bottom) 
Konstruksi dari double bottom dibagi menjadi dua, yakni ada konstruksi secara 
melintang dan konstruksi memanjang. Struktur konstruksi alas ganda pada sistem 
3
konstruksi melintang yakni pada bagian melintang terdapat wrang-wrang atau floors, 
yang mana wrang tersebut adalah pelat yang dipasang melintang pada alas kapal sebagai 
tumpuan pelat alas dan pelat alas dalam. Untuk mempermudah penyusunan muatan dan 
juga pembuatannya, maka floor dibuat mendatar pada sisi atasnya. Jenis wrang atau floor 
itu sendiri terbagi menjadi tiga yakni plate floor, open floor, dan watertight floor. Untuk 
mendapatkan kekuatan memanjangnya maka dipasang pembujur sebagai tumpuan wrang-wrang 
tersebut. Pembujur tersebut adalah penumpu tengah (centre girder) dan penumpu 
samping (side girder). Untuk konstruksi alas ganda dengan sistem konstruksi memanjang, 
kerangka alas gandanya terdiri atas penumpu tengah, penumpu samping, pembujur alas, 
dan pembujur alas dalam. Peletakan wrang tidak boleh melebihi lima kali jarak gading. 
Pemasangan wrang pelat harus membentuk cincin kekuatan konstruksi yang 
berkesinambungan dengan balok besar dan gading besar. 
Teknologi Produksi Kapal 7 
4. Frame Erection from Stern to Stern 
Gambar 4 ( Frame Erection from Stern to Stern ) 
Penggabungan gading dari buritan sampai ke haluan dimana gading - gading 
tersebut nantinya kan dihubungkan dengan pelat sisi dari badan kapal . Selain gading 
biasa yang menyusun badan kapal, ada gading tipe spesial yakni intermediate frame, web 
frame, deep frame, open frame, dan intercostal frame. 
5. Fitting of Side Shell Plating to Frames 
Gambar 5 ( Fitting of Side Shell Plating to Frames ) 
4 
1
Pelat-pelat yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada bagian badan kapal 
ini disebut dengan ship shell. Setelah tahap awal pembangunan kapal yang dimulai dari 
pembangunan double bottom, tahap selanjutnya adalah pemasangan gading-gading 
beserta braketnya. Jika proses pengerjaan ini selesai maka dimulailah tahap peletakkan 
pelat kulit pada gading ditiap sisi kapal sehingga nantinya akan mulai terbentuk badan 
kapal. 
6. Fabrication of Deck Construction Including Pillar Erection 
Gambar 6 ( Fabrication of Deck Construction Including Pillar Erection) 
Setelah konstruksi dasar dan konstruksi sisi kapal selesai di bangun,maka 
pembangunan geladak dari kapal bisa dilakukan. Bagian dari bagian paling atas geladak 
menerus dinamakan dengan main deck atau geladak cuaca. Konstruksi dari geladak ada 
dua macam yaitu konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada bagian geladak 
terdapat beberapa macam penguatan-penguatan yaitu berupa balok geladak, braket, balok 
besar, dan kantilever. Penguatan-penguatan tersebut disusun berdasarkan jenis dari 
konstruksi yang digunakan. Terkadang konstruksi geladak yang terpotong oleh bukaan 
pada bagian geladak seperti lubang palkah, maka konstruksi pada bagian tersebut harus 
diperkuat, bisa juga dengan menggunakan kantilever atau menggunakan pilar yang 
menghubungkan alas dalam dan geladak, kekuatan pilar-pilar tersebut ditentukan oleh 
antara lain jumlah pilar dalam satu deret lebar kapal, jarak antar pilar, panjang dari pillar, 
tipe dari geladaknya, dan berat total muatan diatas pilar. Biasanya terdapat sekat yang 
membatasi antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Sekat itu sendiri terbagi 
menjadi tiga tipe yakni watertight bulkhead, oil-tight bulkhead, dan ordinary bulkhead. 
Biasanya untuk watertight bulkhead setidaknya ada tiga atau empat buah yang terpasang 
dalam suatu kapal. Jika kamar mesin ditengah, sekat terdiri dari dua sekat membatasi 
kamar mesin, yakni after peak bulkhead dan collision bulkhead. 
Teknologi Produksi Kapal 8
Teknologi Produksi Kapal 9 
7. Fitting of Superstructure and Deck House 
Gambar 7 ( Fitting of Superstructure and Deck House) 
Setelah konstruksi geladak selesai dibangun, tahap selanjutnya adalah 
pembangunan bangunan atas kapal dan rumah geladak. Bangunan atas kapal itu dapat 
meliputi forecastle (bangunan atas pada haluan kapal), poop (bangunan atas pada buritan 
kapal), dan jembatan. Yang dinamakan forecastle adalah bangunan atas kapal yang 
mempunyai lebar selebar kapal pada posisi itu atau minimum 0.96 dari lebar kapal pada 
posisi itu (B’), kalau kurang dari 0.96 B’ maka disebut rumah geladak. Bagian paling 
penting pada bangunan atas di area midship adalah struktur memanjangnya yang mana 
akan berkonstribusi langsung pada konstruksi kekuatannya. Bagian-bagian itu adalah 
bridge deck, pelat sisi, dan bagian-bagian penguat memanjang kapal. Konstruksi dari 
rumah geladak tidak difungsikan sebagai kekuatan utama kapal, karena rumah geladak 
hanya terkena tegangan local (local stresses). 
8. Launching 
Gambar 8 (Launching) 
Peluncuran kapal ada dua yakni dengan sistem end launching dan side launching. 
Pada saat peluncuran untuk end launching, sumbu memanjang kapal yang terletak tegak 
5
lurus garis pantai dan biasanya kapal diluncurkan dengan buritan terlebih dahulu. Untuk 
peluncuran side launching, sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis pantai. 
Pada umumnya pembangunan suatu kapal dilakukan di darat, diatas seperangkat 
balok lunas (keelblocks). Yang mana balok-balok lunas ini, dapat dipasang pada suatu 
landasan beton permanen (building berth), atau dapat juga di tanah yang telah diperkuat. 
Ketika kapal akan diluncurkan, dipasanglah peralatan luncur pada building berth tadi. 
Setelah peralatan peluncuran siap, berat kapal dipindahkan dari balok-balok lunas ke 
sepatu luncur dan landasan luncur, sedang ujung darat kapal masih dalam keadaan terikat. 
Kemudian ikatan ujung ini segera dipotong atau dilepas dan kapal akan meluncur karena 
beratnya sendiri sampai terapung di air. Pada tahap peluncuran ini biasanya dilakukan 
dengan upacara. 
Teknologi Produksi Kapal 10 
9. Installation of Machinaries 
Gambar 9 ( Instalation of Machinaries) 
Tahap selanjutanya adalah pemasangan mesin-mesin pada kapal. Pada tahap ini 
mesin dihubungkan dengan komponen-komponen lain yang mendukung operasional 
kapal yang sebelumnya mesin induk dan mesin bantu sudah terpasang didalam kapal 
sebelum kapal tersebut diluncurkan. 
6
Teknologi Produksi Kapal 11 
10. Outfitting of Pipings, Electric Cables, etc 
Gambar 10 ( Outfitting of Pipings Electric Cables, etc) 
Setelah tahap-tahap diatas selesai maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah 
melengkapi peralatan-peralatan kapal, seperti perlengkapan pipa, kabel-kabel elektrik, 
pemasangan peralatan mesin jangkar, dan lain sebagainya. 
11. Sea Trial 
Gambar 11 (Sea Trial) 
Tahap ini dilakukan untuk mendemonstrasikan performance dan kecukupan kapal 
yang tidak bisa dilaksanakan di galangan. Tes-tes yang dilaksanakan pada tahap ini 
meliputi speed-power standardization test, economy power test, full power endurance 
test, ahead stering and maneuverability test, quick reversal astern and head reach, astern 
stering test, quick reversal ahead and stern reach, anchor windlass test, distilling plant 
test, dan callibration of navigation equipment. 
7 
4 
1
Teknologi Produksi Kapal 12 
12. Delivery 
Gambar 12 ( Delivery ) 
Setelah kapal menjalani serangkaian tes yg dilakukan oleh kru, surveyor dan 
pihak-pihak yang terkait lainnya. Jika pengujian tersebut telah memenuhi persyaratan 
yang berlaku maka kapal akan diserahkan dari pihak galangan ke ship owner. Serah 
terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam kontrak. Serah terima 
dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan 
direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender. Mobilisasi kapal ke tempat serah terima 
menjadi tanggung jawab pihak galangan. Dan juga dalam penyerahan ini biasa dilakukan 
dengan upacara. 
2.2 BLOCK ASSEMBLING SYSTEM (SISTEM BLOCK) 
1. Sistem Control Assembly 
Untuk dapat merefleksikan cara-cara dan metode kontol akurasi dimensi pada tiap 
metode assembly, berikut ini sebagai awal contoh metode assembly : 
A. Metode panel and parts assembly 
secara berurut tahap-tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 
a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat 
b. Marking and cutting 
c. Pemasangan pembujur dan pelintang 
d. Tacking dan pengelasan pembujur dan pelintang 
Dengan gambarnya sebagai berikut : 
8 
4 
1
Gambar 13 ( Sistem Control Assembly ) 
Teknologi Produksi Kapal 13 
B. Metode pro-fitting longitudinals assembly 
dengan urutan sebagai berikut : 
a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat 
b. Marking and cutting 
c. Pembujur longitudinal 
d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan pelintang 
Dengan gambarnya sebagai berikut : 
Gambar 14 ( Pro-fitting Longitudinal Assembly ) 
C. Metode egg box framing assembly 
secara berurut dapat diuraikan sebagai berikut : 
a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat 
b. Marking and cutting 
c. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framing (pembujur dan pelintang) 
d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framed assembly diatas
Teknologi Produksi Kapal 14 
Dengan gambarnya sebagai berikut : 
Gambar 15 ( Egg Box Framing Assembly ) 
Dan sebagai saran kontrol pada saat pelaksanaan pekerjaan assembly, digunakan 
peralatan bantu untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dimensi akibat proses-proses 
kerja assembly yang telah disebutkan diatas. 
Umumnya jenis peralatan bantu kerja sebagai saran kontrol tersebut adalah sebagai 
berikut : 
a) Face alignment pieces, untuk meyakinkan kelurusan/kedatara n 
permukaan sambungan pelat. 
b) Wandal pieces, digunakan untuk menarik/mendekatkan sisi sambungan 
pelat panel (block). 
c) Portal pieces (penekan), digunakan untuk memasang pembujur dan 
pelintang dengan baik dan tepat sesuai dengan ketentuan. 
d) Run-off tab, digunakan dengan memasangnya pada kedua ujung 
pengelasan butt join untuk mencegah penyimpangan dimensi akibat 
pengelasan pada bagian ujung-ujung. 
e) Strong-back (penahan), digunakan untuk mencegah terjadinya 
penyimpangan dimensi akibat deformasi pengelasan. 
9 
4 
1
Berbagai macam bentuk konstruksi yang umumnya dibangun dalam tahap assembly : 
Teknologi Produksi Kapal 15 
a) Flat blocks 
Merupakan block dengan konstruksi sederhana yang umumnya terletak di daerah pararel 
middle body badan kapal. Konstruksi ini terdiri dari pelat datar besar, pembujur, 
pelintang, dan girders. Dalam konstruksi flat blocks, kemungkinan adanya bagian 
konstruksi lengkung juga ada, seperti halnya pelat bilga, block deck kamar mesin dan 
sebagainya. 
Gambar 16 ( Flat Block ) 
b) Curved blocks 
Merupakan konstruksi assembly dengan bentukan lengkung dan bagian-bagiannya 
sama dengan konstruksi flat blocks, yaitu pelat lengkung besar, 
pembujur, pelintang, dan girders. Dasar bentuk lengkungnya adalah bentuk 
lengkung pelatnya yang diperkuat oleh pembujur dan pelintang dengan bentuk 
lengkungannya mengikuti bentuk lengkung pelat. 
Gambar 17 ( Curve Block ) 
10
Teknologi Produksi Kapal 16 
c) Grand assembly blocks 
Konstruksi ini merupakan gabungan block-block, baik antar flat block 
maupun antar curved block ataupun gabungan antara keduanya. Dalam konstruksi 
ini terdapat jenis-jenis konstruksi gabungan block tersebut yang umumnya terdiri 
dari, L type dan U type. Penyebutan atas jenis-jenis konstruksi diatas merupakan 
refleksi atas bentuk-bentuk konstruksi yang dihasilkan dari penggabungan block 
tersebut. 
Gambar 18 ( Grand Assembly Block ) 
2. Tahap sub assembly 
Gambar 19 ( Sub Assembly ) 
Pada tahap sub assembly terdapat kegiatan pekerjaan antara lain yakni fitting, 
welding, marking akhir, dan finishing. Maka pelaksanaan pemeriksaan mutunya 
dilakukan pada tiap tahapan tersebut. Dan yang lebih mendapat perhatian disini adalah 
tahap pelaksanaan fitting karena merupakan pekerjaan penentu untuk tahap selanjutnya 
sesuai dengan posisi members, dimana bila terjadi kesalahan perbaikan yang harus 
dilaksanakan memerlukan waktu dan biaya operasi yang cukup besar. 
11
Pekerjaan pengelasan di bengkel sub assembly akan dapat mengurangi jumlah 
pekerjaan pengelasan di bengkel assembly. Pemeriksaan hasil pekerjaan di bengkel sub 
assembly dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi. Sebagai pegangan dalam 
pemeriksaan adalah working drawing, material list dan standar yang telah ditentukan. 
Teknologi Produksi Kapal 17 
3. Tahap assembly 
Gambar 19 ( Tahap Assembly ) 
Tahap ini merupakan tahap perakitan blok/seksi yang berasal dari sub assembly dan 
bengkel fabrikasi. Pada tahap assembly ini pemeriksaan yang dilakukan adalah 
pemeriksaan struktural, pemeriksaan hasil pengelasan, dan pemeriksaan deformasi. 
Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan adalah gambar kerja, material list, dan 
standar yang ditentukan. Pemeriksaan dalam tahap ini dilakukan oleh bengkel, Dalmut 
Divisi, Quality Control & Assurance serta badan klasifikasi. 
4. Tahap Fabrikasi 
Pada tahap fabrikasi dimana merupakan suatu proses pembuatan bagian badan 
kapal yang terdiri dari tiga tahapan proses yaitu marking, cutting, dan bending. 
Pengawasan kualitas pada tahap fabrikasi merupakan tahap awal dari kegiatan 
pengawasan mutu hasil produksi pada tahap selanjutnya. Ruang lingkup pengendalia n 
mutu pada tahap ini meliputi, identifikasi material, pemeriksaan penandaan, pemeriksaan 
pemotongan, dan pemeriksaan pembentukan. 
a) Identifikasi material 
Identifikasi material adalah usaha/tindakan pemeriksaan yang akan 
dipakai, dimana disesuaikan dengan charge no, klasifikasi, dimensi pelat, dan 
12
profil. Demikian juga dengan kondisi permukaan material seperti pitting, flaking, 
laminasi, dll. Selanjutnya hasil pemeriksaan dicatat, dalam suatu laporan 
pemeriksaan (check sheet) sekaligus perbaikannya. Pemeriksaan dilakukan 
bersama-sama dengan Kabeng dan Dalmut Divisi. Material pelat dan profil yang 
akan dilakukan pemeriksaan oleh QC/A. Selanjutnya QC/A mengundang 
klasifikasi untuk melakukan pemeriksaan material. Pemeriksaan kondisi 
permukaan material ini meliputi cacat-cacat yang terjadi pada permukaan pelat 
seperti pitting, flanking, profil yang bengkok atau lengkung. 
Teknologi Produksi Kapal 18 
b) Penandaan 
Ini adalah proses penandaan pada permukaan pelat yang akan mengalami 
pengerjaan sepanjang ketentuan tanda kerjanya. Sehingga secara umum proses 
marking ini dapat dimasukkan sebagai pelaksanaan pemindahan dimensi-dime nsi 
untuk ukuran-ukuran dari gambar kerja yang berasal dari mudflot. Pemindahan 
dimensi dan ukuran dilakukan seakurat mungkin karena kesalahan dari marking 
tidak hanya menyebabkan ditolaknya pemakaian material akan tetapi juga akan 
menambah material yang terbuang. Pemeriksaan penandaan dilakukan oleh 
bengkel dan Dalmut Divisi Niaga. Semua penandaan yang ada pada material 
diperiksa dengan didasarkan pada marking list table, cutting plan, material list, 
mal tamplate, dan mal film. Disamping memeriksa tanda-tanda pada material , 
juga dilakukan pemeriksaan ukuran yang ada di material dengan menggunaka n 
ukur meteran, penggaris, dan lain-lain untuk bentuk teratur, sedang untuk bentuk 
yang tidak teratur memakai mal atau mal film. 
c) Pemotongan 
Untuk proses cutting ini diberikan suatu standar pekerjaan dimana 
ditujukan untuk memberikan kestabilan akan standar mutu pekerjaan serta 
mengurangi terjadinya pekerjaan tambahan akibat penyimpangan dimensi cutting. 
Oleh karena itu, maka para pelaksana diharusakan melakukan pemeriksaan atas 
hasil-hasil pekerjaan sesuai standar yang digunakan. Dari hasil pemotongan yang 
dilakukan pelaksana, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh bengkel dan 
Dalmut Divisi, dimana semua ukuran elemen dan kondisi material yang telah 
dipotong diperiksa dengan membandingkan ketentuan standar yang ada. Proses 
pengerjaan cutting banyak dipengaruhi beberapa hal yang berhubungan dengan 
proses pemotongan itu sendiri., dimana hal ini akan menyebabkan berubahnya 
dimensi material serta kondisi material akibat pemotongan (cacat-cacat). Hal-hal 
yang mempengaruhi antara lain kerf, notch, kekasaran permukaan, kecepatan 
potong terlalu rendah, panas awal tidal cukup, panas awal berlebihan, kecepatan 
pemotongan berubah-ubah, kecepatan pemotongan terlalu tinggi, posisi nozzle 
terlalu tinggi. 
13
Teknologi Produksi Kapal 19 
d) Pembentukan 
Material profil yang telah dipotong dan diperiksa oleh Kabeng dan Dalmut 
Divisi kemudian diadakan pembandingan/pembentukan sesuai dengan gambar 
kerja, dalam hal ini material yang tidak membutuhkan bentuk lengkung seperti 
bulkhead, floor dan lain-lain langsung menuju proses selanjutnya. Pengecekan 
atau pemeriksaan hasil pembentukan yang mana setelah melewati pembentukan 
dengan proses dingin atau panas (fairing) berpedoman pada mal kayu atau mal 
film yang telah diberi tanda untuk pedoman pemeriksaan, dimana ketelitia n 
ukuran tetap diadakan pemeriksaan oleh karena adanya penyusutan material. 
Setiap jenis pelat atau profil mempunyai tingkat penyusutan yang berbeda-beda 
dengan spesifikasi atau sifat-sifat material tersebut. Pengecekan atau pemeriksaan 
hasil pembentukan dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi untuk intern 
bengkel dan selanjutnya oleh surveyor QC/A untuk sistem informasi standar serta 
untuk persiapan pemeriksaan surveyor classs-owner. Hasil pemeriksaan 
dimasukkan kedalam laporan pemeriksaan yang memuat hasil pekerjaan baik atau 
ada penyimpangan ukuran maupun adanya kesalahan pembentukan dan bila ada 
kesalahan maka diadakan perbaikan atau ganti baru sesuai dari Dalmut Divisi. 
14
Teknologi Produksi Kapal 20 
Daftar Pustaka 
Diktat Teori Bangunan Kapal II 
Ir. Murdijanto, “Motor Penggerak Kapal dan Mesin Bantu”. M. Eng.2005.ITS 
Ir. Rooij G.De, “Practical shipbuilding”, MRINA.1961. The Nederlands: 
Koninklijke Drukkerij Van de Garde N. V., Zaltbommel 
Ir. Soejitno, “Ship Production”
LAMPIRAN GAMBAR MANUAL DAN 
AUTOCAD PROYEKSI AMERIKA 
Teknologi Produksi Kapal 21 
16
Teknologi Produksi Kapal 22 
PENJELASAN GAMBAR 
I. Keel laying 
Keel laying adalah proses awal dalam pembangunan kapal, dimana ini merupakan 
pertama kali tahap pembangunan kapal yakni berupa peletakkan lunas. Dimana lunas ini 
menjadi dasar dalam konstruksi kapal. Ada dua jenis bentuk keel yang umum digunakan 
yakni bar keel dan plat keel. Bar keel merupakan lunas yang berbentuk batang, biasanya 
digunakan untuk kapal kayu, sedangkan untuk plat keel biasanya digunakan untuk kapal 
yang terbuat dari material baja. Keel yang digunakan dalam pembangunan kapal ini harus 
memenuhi persyaratan konstruksi dan kekuatannya. 
II. Assembly of Bottom Shell Plating 
Setelah keel laying berhasil dilakukan, maka tahap berikutnya dilanjutkan pada 
pemasangan pelat alas. Pada pemasangan pelat alas ini tidak main-main, harus 
memperhatikan ketepatan dari penyambungan pelat satu dengan pelat yang lain, proses 
pengelasan yang sesempurna mungkin untuk menghindari kebocoran akibat pengelasan 
yang menimbulkan lubang pada bagian alas, ataupun pengelasannya belum sempurna 
sehingga tidak kuat menahan beban yang besar, serta kelurusan dari pemasangan pelat 
alas yang perlu diperhatikan pula. 
III. Completion of Bottom Shell Plating 
Pada tahap ini, struktur yang menyusun dasar kapal sudah dapat terlihat bentuknya 
dengan pemasangan keel, pelat alas serta dilengkapi juga dengan lajur pelat bilga. Lajur 
pelat bilga memiliki bentuk seperempat lingkaran. 
IV. Fitting of Double Bottom Members 
Tahap ini, merupakan tahap pemasangan konstruksi penyusun alas dalam, berupa 
pemasangan penguat-penguat alas dalam yaitu antara lain berupa solid floor dan girder 
(penumpu). Girder terbagi menjadi dua yakni center girder (penumpu tengah) dan side 
girder (penumpu sisi). Tebal dari masing-masing penguat tersebut harus memenuhi beban 
maksimal yang bekerja pada alas dalam. Ada dua konstruksi yang dapat diaplikas ika n 
pada konstruksi alas, yakni berupa konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada 
konstruksi memanjang penegarnya berupa bottom transverse, pembujur alas, center 
girder dan side girder. Sedangkan pada konstruksi melintang penegarnya berupa floor, 
center girder dan side girder. Tinggi dari double bottom minimal adalah 600 mm. 
17
Teknologi Produksi Kapal 23 
V. Assembly of Inner Bottom Plating 
Setelah konstruksi penguatan alas dalam terpasang, maka tahap berikutnya yaitu 
pemasangan pelat alas dalam, tebal dari pelat alas dalam harus memenuhi perhitungan 
beban maksimal yang bekerja pada alas dalam sesuai dalam perhitungan BKI volume II. 
VI. Completion of Double Bottom 
Pada tahap ini, proses pemasangan pelat alas dalam disempurnakan sehingga 
seluruh bagian dari alas dalam sudah terpasangi oleh pelat. Setelah seluruh pelat terpasang 
barulah dapat dilakukan pemasangan konstruksi sisi dan nantinya dilanjutkan dengan 
pemasangan konstruksi geladak. 
VII. Fitting of Side Frames 
Pada tahap ini, dilakukan pemasangan gading – gading yang memperkuat 
konstruksi sisi kapal. Pada umumnya konstruksi ini terdapat sistem penguatan berupa 
gading biasa, gading besar, pelintang sisi pembujur sisi dan senta sisi. Penggunaa n 
penguatan – penguatan tersebut tidak digunakan seluruhnya akan tetapi didasarkan pada 
jenis konstruksi yang digunakan pada lambung kapal. Jika konstruksi memanjang maka 
menggunakan pembujur sisi, pelintang sisi dan senta sisi. Jika menggunakan konstruksi 
melintang maka menggunakan gading, gading besar, dan senta sisi. Pemasangan gading-gading 
pada konstruksi melintang kapal akan diperkuat oleh braket yang dipasang pada 
sisi atas dan sisi bawah gading. Pada proses ini, harus diperhatikan pula bagaimana 
hubungan dari konstruksi yang membentuk cincin kekuatan, yaitu antar wrang pelat, 
gading besar, dan balok besar. Apakah ketiganya terbentuk dengan saling terhubung 
ataukah malah sebaliknya. 
VIII. Completion of Frame Erection 
Pada tahap ini, keseluruhan gading harus terpasang pada konstruksi kapal yang 
nantinya akan dilanjutkan pada pemasangan pelat sisi kapal. 
IX. Assembly of Shell Plating 
Setelah seluruh gading telah terpasang, maka gading-gading tersebut akan 
dihubungkan oleh pelat, dimana pelat tersebut merupakan badan kapal. Pelat yang 
terpasang pada bagian sisi kapal harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada sisi 
kapal (Ps) sesuai dengan perhitungan beban peraturan BKI volume II 
X. Fitting of Deck Beams, Girders, and Hold Pillars 
Pada tahap ini dilakukan pemasangan konstruksi yang menyusun geladak kapal, 
konstruksi tersebut diantaranya berupa balok geladak, girder, pilar, kantilever, strong 
beam, pembujur geladak dan pelintang geladak. Jika konstruksi yang menyusun geladak 
18
berupa konstruksi melintang maka penegarnya terdiri dari balok geladak, balok besar, 
kantilever (untuk lubang palkah) atau bisa juga menggunakan penguatan pilar, dan 
penumpu geladak (side girder dan center girder). Jika konstruksi yang menyusun geladak 
berupa konstruksi memanjang maka penegarnya terdiri dari deck transverse, pembujur 
geladak, dan penumpu geladak. Konstruksi yang direncanakan harus sekuat dan seefisie n 
dalam menyusun geladak. 
Teknologi Produksi Kapal 24 
XI. Fitting of Deck Plating 
Setelah konstruksi geladak terpasang pada kapal, tahap selanjutnya yaitu 
pemasangan pelat geladak. Tebal pelat geladak yang dipilih harus memnuhi beban 
maksimal yang bekerja pada geladak (Pd) berdasarkan perhitungan beban geladak sesuai 
peraturan BKI volume II. 
XII. Completion of Cargo Hold 
Tahap ini merupkan proses penyempurnaan dari konstruksi yang menyusun badan 
kapal pada bagian ruang muat, sehingga berdasarkan gambar terdapat lubang palkah yang 
digunakan sebagai akses loading-unloading muatan.

Mais conteúdo relacionado

Destaque

4 manajemen-proyek
4 manajemen-proyek4 manajemen-proyek
4 manajemen-proyekAtika Darety
 
Bab 4 metode penjadwalan proyek
Bab 4 metode penjadwalan proyekBab 4 metode penjadwalan proyek
Bab 4 metode penjadwalan proyekRif'at Hm
 
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...afifsalim
 
Manajemen konstruksi 1 iman soeharto
Manajemen konstruksi 1 iman soehartoManajemen konstruksi 1 iman soeharto
Manajemen konstruksi 1 iman soehartoTaufick Max Ir
 
KONSEP MANAJEMEN PROYEK
KONSEP MANAJEMEN PROYEKKONSEP MANAJEMEN PROYEK
KONSEP MANAJEMEN PROYEKIwan Sutriono
 

Destaque (7)

4 manajemen-proyek
4 manajemen-proyek4 manajemen-proyek
4 manajemen-proyek
 
Bab 4 metode penjadwalan proyek
Bab 4 metode penjadwalan proyekBab 4 metode penjadwalan proyek
Bab 4 metode penjadwalan proyek
 
Pengantar manajemen proyek
Pengantar manajemen proyekPengantar manajemen proyek
Pengantar manajemen proyek
 
Manajemen proyek
Manajemen proyekManajemen proyek
Manajemen proyek
 
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
PERENCANAAN, PENJADWALAN, PENGENDALIAN PROYEK (MATERI PERKULIAHAN MAGISTER TE...
 
Manajemen konstruksi 1 iman soeharto
Manajemen konstruksi 1 iman soehartoManajemen konstruksi 1 iman soeharto
Manajemen konstruksi 1 iman soeharto
 
KONSEP MANAJEMEN PROYEK
KONSEP MANAJEMEN PROYEKKONSEP MANAJEMEN PROYEK
KONSEP MANAJEMEN PROYEK
 

Semelhante a Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

Proses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapalProses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapaltanalialayubi
 
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdfmenganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdfinfo.nbl
 
ANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOAT
ANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOATANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOAT
ANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOATDirgaHardirama
 
Ship building process & shipyard productivity
Ship building process & shipyard productivityShip building process & shipyard productivity
Ship building process & shipyard productivityFatimatuzzahra Zaza
 
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptxSTRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptxMhmmdQhodri
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan strukturDevian Tri Andriana
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaanBetoro Guru
 
makalah saluran pengelak pada bendungan
makalah saluran pengelak pada bendungan makalah saluran pengelak pada bendungan
makalah saluran pengelak pada bendungan BremaRizky
 
Introducing about Spar platform
Introducing about Spar platformIntroducing about Spar platform
Introducing about Spar platformAgus Madatama Puja
 
bangunan kapal
bangunan kapalbangunan kapal
bangunan kapalComputers
 
Marine engineering i2
Marine engineering i2Marine engineering i2
Marine engineering i2alitaufiqh
 
108540956 bab-5-laporan-kp-metode-kerja-bekisting-aluma-system-pada-balok-portal
108540956 bab-5-laporan-kp-metode-kerja-bekisting-aluma-system-pada-balok-portal108540956 bab-5-laporan-kp-metode-kerja-bekisting-aluma-system-pada-balok-portal
108540956 bab-5-laporan-kp-metode-kerja-bekisting-aluma-system-pada-balok-portalMuslimin Salim
 
Pondasi Laba-Laba.pptx
Pondasi Laba-Laba.pptxPondasi Laba-Laba.pptx
Pondasi Laba-Laba.pptxegaprabawa
 
Kuala lumpur international air port
Kuala lumpur international air portKuala lumpur international air port
Kuala lumpur international air portYuwita Killua
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...Reski Aprilia
 

Semelhante a Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14) (20)

Tugas mantekprod 1
Tugas mantekprod 1Tugas mantekprod 1
Tugas mantekprod 1
 
Proses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapalProses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapal
 
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdfmenganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
 
Konstruksi geladak
Konstruksi geladakKonstruksi geladak
Konstruksi geladak
 
ANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOAT
ANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOATANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOAT
ANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOAT
 
Ship building process & shipyard productivity
Ship building process & shipyard productivityShip building process & shipyard productivity
Ship building process & shipyard productivity
 
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptxSTRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
makalah saluran pengelak pada bendungan
makalah saluran pengelak pada bendungan makalah saluran pengelak pada bendungan
makalah saluran pengelak pada bendungan
 
Introducing about Spar platform
Introducing about Spar platformIntroducing about Spar platform
Introducing about Spar platform
 
bangunan kapal
bangunan kapalbangunan kapal
bangunan kapal
 
Marine engineering i2
Marine engineering i2Marine engineering i2
Marine engineering i2
 
108540956 bab-5-laporan-kp-metode-kerja-bekisting-aluma-system-pada-balok-portal
108540956 bab-5-laporan-kp-metode-kerja-bekisting-aluma-system-pada-balok-portal108540956 bab-5-laporan-kp-metode-kerja-bekisting-aluma-system-pada-balok-portal
108540956 bab-5-laporan-kp-metode-kerja-bekisting-aluma-system-pada-balok-portal
 
FLNG
FLNGFLNG
FLNG
 
Pondasi Laba-Laba.pptx
Pondasi Laba-Laba.pptxPondasi Laba-Laba.pptx
Pondasi Laba-Laba.pptx
 
pondasi
pondasipondasi
pondasi
 
Kuala lumpur international air port
Kuala lumpur international air portKuala lumpur international air port
Kuala lumpur international air port
 
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
TEKNIK PEMASANGAN TIANG PANCANG ULIN MENARA PENGAWAS MANGROVE DI MANGROVE CEN...
 

Mais de Syahar Legenda Markus Lionel (8)

Tugas 2 kelompok
Tugas 2 kelompokTugas 2 kelompok
Tugas 2 kelompok
 
Tugas 2 kelompok (1)
Tugas 2 kelompok (1)Tugas 2 kelompok (1)
Tugas 2 kelompok (1)
 
Laporan marine survei (2 11-2014) (1)
Laporan marine survei (2 11-2014) (1)Laporan marine survei (2 11-2014) (1)
Laporan marine survei (2 11-2014) (1)
 
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
 
Mei puspita-wati-1101125049 math4b-regresi-linear-sederhana-dan-berganda
Mei puspita-wati-1101125049 math4b-regresi-linear-sederhana-dan-bergandaMei puspita-wati-1101125049 math4b-regresi-linear-sederhana-dan-berganda
Mei puspita-wati-1101125049 math4b-regresi-linear-sederhana-dan-berganda
 
Menjawab pertanyaan pras terkait bsc
Menjawab pertanyaan pras terkait bscMenjawab pertanyaan pras terkait bsc
Menjawab pertanyaan pras terkait bsc
 
Tugas 1 getaran word
Tugas 1 getaran wordTugas 1 getaran word
Tugas 1 getaran word
 
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
 

Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)

  • 1. Teknologi Produksi Kapal 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat karunia dan rahmat- Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka untuk melengkapi tugas mata Kuliah Teknologi Produksi Kapal di Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ir. Soejitno dan Sri Rejeki W. P, ST., MT. selaku dosen yang telah membimbing kami dan pihak - pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang dapat membangun agar dapat menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh pembaca. Surabaya, 16 Oktober 2014 Penulis
  • 2. Teknologi Produksi Kapal 2 Daftar Isi KATA PENGANTAR ..........................................................................................................1 BAB I..................................................................................................................................3 PENDAHULUAN................................................................................................................3 1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................3 1.2 TUJUAN........................................................................................................................4 BAB II ................................................................................................................................5 PEMBAHASAN ..................................................................................................................5 2.1 FRAME ERECTING SISTEM (SISTEM GADING-GADING) ..........................................5 2.2 BLOCK ASSEMBLING SYSTEM (SISTEM BLOCK)...................................................... 12 LAMPIRAN GAMBAR MANUAL PROYEKSI AMERIKA ............................................... 21
  • 3. Teknologi Produksi Kapal 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara umum metode atau cara dalam proses pembangunan kapal baru terdiri dari dua cara yaitu cara pertama dengan sistem gading-gading atau sistem kerangka terpisah (Frame Erecting System) dan yang kedua dengan sistem block (Block Assambly System) Frame Erecting System pada umumnya digunakan untuk pembangunan kapal kayu. Pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini dapat dikatakan pembangunan kapal dengan sistem kuno yang dulunya sistem ini memang umum digunakan sebelum tahun 1950 dikarenakan dalam proses pembuatan kapal tersebut tidak menggunakan peralatan-peralatan yang modern. Akan tetapi di era yang sekarang ini masih terdapat sebagian galangan kecil yang masih menerapkan pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini. Di era yang sekarang ini, umumnya dalam membangun suatu kapal menerapkan block assembling system. Sejarah diterapkannya sistem ini yakni dahulu pada masa perang dunia II, pembangunan kapal baru sangat dibutuhkan secepat mungkin, akhirnya tercipta suatu inovasi bahwasannya untuk membangun suatu kapal bisa dengan cara penggabungan suatu blok-blok yang nantinya akan dilas untuk penggabungannya. Pada sistem ini juga menggunakan teknik-teknik pengelasan yang baru. Konstruksi lambung dibagi kedalam banyak bagian, tergantung pada kapasitas kran yang ada di suatu galangan tersebut, yang mana satu bagian tersebut biasa disebut dengan block, unit, atau sub-assembly. Dan pada setiap pembangunan masing-masing blok tersebut tidak saling bergantungan, artinya pembangunan setiap blok itu dapat dilakukan secara independent atau terpisah. Block-block yang telah selesai dibuat tersebut nantinya akan diposisikan ke building berth dan kemudian dilas antara yang satu dengan yang lainnya. Proses penggabungan tiap blok ini dimulai dengan bagian alas (bottom), kemudian bagian sisi, dan yang terakhir adalah konstruksi geladak. Dalam pengerjaan perlengkapan kapal bisa dilaksanakan setelah penyelesaian konstruksi badan kapal, akan tetapi untuk dapat mempercepat proses pembuatan kapal maka proses perlengkapan kapal itu dapat dilakukan pada saat pembangunan blok itu sendiri. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan bagaimana setiap proses dari dua metode tersebut berlangsung dan disertai dengan gambar konstruksi baik dari pandangan depan, atas dan samping untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya.
  • 4. Teknologi Produksi Kapal 4 1.2 TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Menjelaskan proses pembuatan kapal dengan Frame Erecting System dan Block Assambly System 2. Membuat gambar konstruksi beserta penjelasannya dari setiap proses pembuatan kapal.
  • 5. Teknologi Produksi Kapal 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 FRAME ERECTING SISTEM (SISTEM GADING-GADING) 1. Keel lying Gambar 1 (Keel Laying) Lunas adalah pondasi dari struktur kapal. Lunas memiliki dua jenis, yakni lunas batang dan lunas pelat. Lunas batang biasanya digunakan untuk kapal-kapal yang terbuat dari kayu sedangkan lunas pelat biasanya digunakan untuk kapal baja. Peletakan lunas merupakan awal dari proses konstruksi pembangunan kapal, yang biasanya diupacarakan karena merupakan hari kelahiran kapal. Biasanya untuk kapal kayu diawali dengan pembuatan rangka lunas kapal. Sedangkan untuk baja pelaksanaan peletakan lunas kapal ditandai dengan pengelasan pertama.Umur kapal dihitung sejak tanggal peletakan lunas (keel laying) yang dilakukan di galangan kapal (shipyard).
  • 6. Teknologi Produksi Kapal 6 2. Fabrication of bottom shell plating Gambar 2 (Fabrication of Bottom Shell Plating) Penyusunan pelat alas dari kapal setelah peletakan lunas dilakukan dimana penyusunan pelat alas tersebut harus menjaga alighment penyusunannya karena bottom shell plating nantinya akan menjadi dasar dari kapal tersebut. Bottom shell plating itu merupakan hal yang penting dalam sebuah konstruksi badan kapal, karena fungs inya yakni secara efektif menghalangi masuknya air laut, mengatasi tegangan yang dihasilka n dari tekanan tegak lurus air ke pelat kulit, mengatasi stress bending yang diakibatkan oleh adanya terusan air laut. Konstruksi dasar harus memenuhi persyaratan klasifikas i. Konstruksi dasar harus mampu menahan beban yang bekerja pada bagian dasar atau alas, sehingga ketika kapal beroperasi tidak timbul momen bending yang terjadi pada pelat kulit dasar. 3. Construction of double bottom Gambar 3 ( Construction of Double Bottom) Konstruksi dari double bottom dibagi menjadi dua, yakni ada konstruksi secara melintang dan konstruksi memanjang. Struktur konstruksi alas ganda pada sistem 3
  • 7. konstruksi melintang yakni pada bagian melintang terdapat wrang-wrang atau floors, yang mana wrang tersebut adalah pelat yang dipasang melintang pada alas kapal sebagai tumpuan pelat alas dan pelat alas dalam. Untuk mempermudah penyusunan muatan dan juga pembuatannya, maka floor dibuat mendatar pada sisi atasnya. Jenis wrang atau floor itu sendiri terbagi menjadi tiga yakni plate floor, open floor, dan watertight floor. Untuk mendapatkan kekuatan memanjangnya maka dipasang pembujur sebagai tumpuan wrang-wrang tersebut. Pembujur tersebut adalah penumpu tengah (centre girder) dan penumpu samping (side girder). Untuk konstruksi alas ganda dengan sistem konstruksi memanjang, kerangka alas gandanya terdiri atas penumpu tengah, penumpu samping, pembujur alas, dan pembujur alas dalam. Peletakan wrang tidak boleh melebihi lima kali jarak gading. Pemasangan wrang pelat harus membentuk cincin kekuatan konstruksi yang berkesinambungan dengan balok besar dan gading besar. Teknologi Produksi Kapal 7 4. Frame Erection from Stern to Stern Gambar 4 ( Frame Erection from Stern to Stern ) Penggabungan gading dari buritan sampai ke haluan dimana gading - gading tersebut nantinya kan dihubungkan dengan pelat sisi dari badan kapal . Selain gading biasa yang menyusun badan kapal, ada gading tipe spesial yakni intermediate frame, web frame, deep frame, open frame, dan intercostal frame. 5. Fitting of Side Shell Plating to Frames Gambar 5 ( Fitting of Side Shell Plating to Frames ) 4 1
  • 8. Pelat-pelat yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada bagian badan kapal ini disebut dengan ship shell. Setelah tahap awal pembangunan kapal yang dimulai dari pembangunan double bottom, tahap selanjutnya adalah pemasangan gading-gading beserta braketnya. Jika proses pengerjaan ini selesai maka dimulailah tahap peletakkan pelat kulit pada gading ditiap sisi kapal sehingga nantinya akan mulai terbentuk badan kapal. 6. Fabrication of Deck Construction Including Pillar Erection Gambar 6 ( Fabrication of Deck Construction Including Pillar Erection) Setelah konstruksi dasar dan konstruksi sisi kapal selesai di bangun,maka pembangunan geladak dari kapal bisa dilakukan. Bagian dari bagian paling atas geladak menerus dinamakan dengan main deck atau geladak cuaca. Konstruksi dari geladak ada dua macam yaitu konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada bagian geladak terdapat beberapa macam penguatan-penguatan yaitu berupa balok geladak, braket, balok besar, dan kantilever. Penguatan-penguatan tersebut disusun berdasarkan jenis dari konstruksi yang digunakan. Terkadang konstruksi geladak yang terpotong oleh bukaan pada bagian geladak seperti lubang palkah, maka konstruksi pada bagian tersebut harus diperkuat, bisa juga dengan menggunakan kantilever atau menggunakan pilar yang menghubungkan alas dalam dan geladak, kekuatan pilar-pilar tersebut ditentukan oleh antara lain jumlah pilar dalam satu deret lebar kapal, jarak antar pilar, panjang dari pillar, tipe dari geladaknya, dan berat total muatan diatas pilar. Biasanya terdapat sekat yang membatasi antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Sekat itu sendiri terbagi menjadi tiga tipe yakni watertight bulkhead, oil-tight bulkhead, dan ordinary bulkhead. Biasanya untuk watertight bulkhead setidaknya ada tiga atau empat buah yang terpasang dalam suatu kapal. Jika kamar mesin ditengah, sekat terdiri dari dua sekat membatasi kamar mesin, yakni after peak bulkhead dan collision bulkhead. Teknologi Produksi Kapal 8
  • 9. Teknologi Produksi Kapal 9 7. Fitting of Superstructure and Deck House Gambar 7 ( Fitting of Superstructure and Deck House) Setelah konstruksi geladak selesai dibangun, tahap selanjutnya adalah pembangunan bangunan atas kapal dan rumah geladak. Bangunan atas kapal itu dapat meliputi forecastle (bangunan atas pada haluan kapal), poop (bangunan atas pada buritan kapal), dan jembatan. Yang dinamakan forecastle adalah bangunan atas kapal yang mempunyai lebar selebar kapal pada posisi itu atau minimum 0.96 dari lebar kapal pada posisi itu (B’), kalau kurang dari 0.96 B’ maka disebut rumah geladak. Bagian paling penting pada bangunan atas di area midship adalah struktur memanjangnya yang mana akan berkonstribusi langsung pada konstruksi kekuatannya. Bagian-bagian itu adalah bridge deck, pelat sisi, dan bagian-bagian penguat memanjang kapal. Konstruksi dari rumah geladak tidak difungsikan sebagai kekuatan utama kapal, karena rumah geladak hanya terkena tegangan local (local stresses). 8. Launching Gambar 8 (Launching) Peluncuran kapal ada dua yakni dengan sistem end launching dan side launching. Pada saat peluncuran untuk end launching, sumbu memanjang kapal yang terletak tegak 5
  • 10. lurus garis pantai dan biasanya kapal diluncurkan dengan buritan terlebih dahulu. Untuk peluncuran side launching, sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis pantai. Pada umumnya pembangunan suatu kapal dilakukan di darat, diatas seperangkat balok lunas (keelblocks). Yang mana balok-balok lunas ini, dapat dipasang pada suatu landasan beton permanen (building berth), atau dapat juga di tanah yang telah diperkuat. Ketika kapal akan diluncurkan, dipasanglah peralatan luncur pada building berth tadi. Setelah peralatan peluncuran siap, berat kapal dipindahkan dari balok-balok lunas ke sepatu luncur dan landasan luncur, sedang ujung darat kapal masih dalam keadaan terikat. Kemudian ikatan ujung ini segera dipotong atau dilepas dan kapal akan meluncur karena beratnya sendiri sampai terapung di air. Pada tahap peluncuran ini biasanya dilakukan dengan upacara. Teknologi Produksi Kapal 10 9. Installation of Machinaries Gambar 9 ( Instalation of Machinaries) Tahap selanjutanya adalah pemasangan mesin-mesin pada kapal. Pada tahap ini mesin dihubungkan dengan komponen-komponen lain yang mendukung operasional kapal yang sebelumnya mesin induk dan mesin bantu sudah terpasang didalam kapal sebelum kapal tersebut diluncurkan. 6
  • 11. Teknologi Produksi Kapal 11 10. Outfitting of Pipings, Electric Cables, etc Gambar 10 ( Outfitting of Pipings Electric Cables, etc) Setelah tahap-tahap diatas selesai maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah melengkapi peralatan-peralatan kapal, seperti perlengkapan pipa, kabel-kabel elektrik, pemasangan peralatan mesin jangkar, dan lain sebagainya. 11. Sea Trial Gambar 11 (Sea Trial) Tahap ini dilakukan untuk mendemonstrasikan performance dan kecukupan kapal yang tidak bisa dilaksanakan di galangan. Tes-tes yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi speed-power standardization test, economy power test, full power endurance test, ahead stering and maneuverability test, quick reversal astern and head reach, astern stering test, quick reversal ahead and stern reach, anchor windlass test, distilling plant test, dan callibration of navigation equipment. 7 4 1
  • 12. Teknologi Produksi Kapal 12 12. Delivery Gambar 12 ( Delivery ) Setelah kapal menjalani serangkaian tes yg dilakukan oleh kru, surveyor dan pihak-pihak yang terkait lainnya. Jika pengujian tersebut telah memenuhi persyaratan yang berlaku maka kapal akan diserahkan dari pihak galangan ke ship owner. Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam kontrak. Serah terima dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender. Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi tanggung jawab pihak galangan. Dan juga dalam penyerahan ini biasa dilakukan dengan upacara. 2.2 BLOCK ASSEMBLING SYSTEM (SISTEM BLOCK) 1. Sistem Control Assembly Untuk dapat merefleksikan cara-cara dan metode kontol akurasi dimensi pada tiap metode assembly, berikut ini sebagai awal contoh metode assembly : A. Metode panel and parts assembly secara berurut tahap-tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat b. Marking and cutting c. Pemasangan pembujur dan pelintang d. Tacking dan pengelasan pembujur dan pelintang Dengan gambarnya sebagai berikut : 8 4 1
  • 13. Gambar 13 ( Sistem Control Assembly ) Teknologi Produksi Kapal 13 B. Metode pro-fitting longitudinals assembly dengan urutan sebagai berikut : a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat b. Marking and cutting c. Pembujur longitudinal d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan pelintang Dengan gambarnya sebagai berikut : Gambar 14 ( Pro-fitting Longitudinal Assembly ) C. Metode egg box framing assembly secara berurut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat b. Marking and cutting c. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framing (pembujur dan pelintang) d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framed assembly diatas
  • 14. Teknologi Produksi Kapal 14 Dengan gambarnya sebagai berikut : Gambar 15 ( Egg Box Framing Assembly ) Dan sebagai saran kontrol pada saat pelaksanaan pekerjaan assembly, digunakan peralatan bantu untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dimensi akibat proses-proses kerja assembly yang telah disebutkan diatas. Umumnya jenis peralatan bantu kerja sebagai saran kontrol tersebut adalah sebagai berikut : a) Face alignment pieces, untuk meyakinkan kelurusan/kedatara n permukaan sambungan pelat. b) Wandal pieces, digunakan untuk menarik/mendekatkan sisi sambungan pelat panel (block). c) Portal pieces (penekan), digunakan untuk memasang pembujur dan pelintang dengan baik dan tepat sesuai dengan ketentuan. d) Run-off tab, digunakan dengan memasangnya pada kedua ujung pengelasan butt join untuk mencegah penyimpangan dimensi akibat pengelasan pada bagian ujung-ujung. e) Strong-back (penahan), digunakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dimensi akibat deformasi pengelasan. 9 4 1
  • 15. Berbagai macam bentuk konstruksi yang umumnya dibangun dalam tahap assembly : Teknologi Produksi Kapal 15 a) Flat blocks Merupakan block dengan konstruksi sederhana yang umumnya terletak di daerah pararel middle body badan kapal. Konstruksi ini terdiri dari pelat datar besar, pembujur, pelintang, dan girders. Dalam konstruksi flat blocks, kemungkinan adanya bagian konstruksi lengkung juga ada, seperti halnya pelat bilga, block deck kamar mesin dan sebagainya. Gambar 16 ( Flat Block ) b) Curved blocks Merupakan konstruksi assembly dengan bentukan lengkung dan bagian-bagiannya sama dengan konstruksi flat blocks, yaitu pelat lengkung besar, pembujur, pelintang, dan girders. Dasar bentuk lengkungnya adalah bentuk lengkung pelatnya yang diperkuat oleh pembujur dan pelintang dengan bentuk lengkungannya mengikuti bentuk lengkung pelat. Gambar 17 ( Curve Block ) 10
  • 16. Teknologi Produksi Kapal 16 c) Grand assembly blocks Konstruksi ini merupakan gabungan block-block, baik antar flat block maupun antar curved block ataupun gabungan antara keduanya. Dalam konstruksi ini terdapat jenis-jenis konstruksi gabungan block tersebut yang umumnya terdiri dari, L type dan U type. Penyebutan atas jenis-jenis konstruksi diatas merupakan refleksi atas bentuk-bentuk konstruksi yang dihasilkan dari penggabungan block tersebut. Gambar 18 ( Grand Assembly Block ) 2. Tahap sub assembly Gambar 19 ( Sub Assembly ) Pada tahap sub assembly terdapat kegiatan pekerjaan antara lain yakni fitting, welding, marking akhir, dan finishing. Maka pelaksanaan pemeriksaan mutunya dilakukan pada tiap tahapan tersebut. Dan yang lebih mendapat perhatian disini adalah tahap pelaksanaan fitting karena merupakan pekerjaan penentu untuk tahap selanjutnya sesuai dengan posisi members, dimana bila terjadi kesalahan perbaikan yang harus dilaksanakan memerlukan waktu dan biaya operasi yang cukup besar. 11
  • 17. Pekerjaan pengelasan di bengkel sub assembly akan dapat mengurangi jumlah pekerjaan pengelasan di bengkel assembly. Pemeriksaan hasil pekerjaan di bengkel sub assembly dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi. Sebagai pegangan dalam pemeriksaan adalah working drawing, material list dan standar yang telah ditentukan. Teknologi Produksi Kapal 17 3. Tahap assembly Gambar 19 ( Tahap Assembly ) Tahap ini merupakan tahap perakitan blok/seksi yang berasal dari sub assembly dan bengkel fabrikasi. Pada tahap assembly ini pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan struktural, pemeriksaan hasil pengelasan, dan pemeriksaan deformasi. Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan adalah gambar kerja, material list, dan standar yang ditentukan. Pemeriksaan dalam tahap ini dilakukan oleh bengkel, Dalmut Divisi, Quality Control & Assurance serta badan klasifikasi. 4. Tahap Fabrikasi Pada tahap fabrikasi dimana merupakan suatu proses pembuatan bagian badan kapal yang terdiri dari tiga tahapan proses yaitu marking, cutting, dan bending. Pengawasan kualitas pada tahap fabrikasi merupakan tahap awal dari kegiatan pengawasan mutu hasil produksi pada tahap selanjutnya. Ruang lingkup pengendalia n mutu pada tahap ini meliputi, identifikasi material, pemeriksaan penandaan, pemeriksaan pemotongan, dan pemeriksaan pembentukan. a) Identifikasi material Identifikasi material adalah usaha/tindakan pemeriksaan yang akan dipakai, dimana disesuaikan dengan charge no, klasifikasi, dimensi pelat, dan 12
  • 18. profil. Demikian juga dengan kondisi permukaan material seperti pitting, flaking, laminasi, dll. Selanjutnya hasil pemeriksaan dicatat, dalam suatu laporan pemeriksaan (check sheet) sekaligus perbaikannya. Pemeriksaan dilakukan bersama-sama dengan Kabeng dan Dalmut Divisi. Material pelat dan profil yang akan dilakukan pemeriksaan oleh QC/A. Selanjutnya QC/A mengundang klasifikasi untuk melakukan pemeriksaan material. Pemeriksaan kondisi permukaan material ini meliputi cacat-cacat yang terjadi pada permukaan pelat seperti pitting, flanking, profil yang bengkok atau lengkung. Teknologi Produksi Kapal 18 b) Penandaan Ini adalah proses penandaan pada permukaan pelat yang akan mengalami pengerjaan sepanjang ketentuan tanda kerjanya. Sehingga secara umum proses marking ini dapat dimasukkan sebagai pelaksanaan pemindahan dimensi-dime nsi untuk ukuran-ukuran dari gambar kerja yang berasal dari mudflot. Pemindahan dimensi dan ukuran dilakukan seakurat mungkin karena kesalahan dari marking tidak hanya menyebabkan ditolaknya pemakaian material akan tetapi juga akan menambah material yang terbuang. Pemeriksaan penandaan dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi Niaga. Semua penandaan yang ada pada material diperiksa dengan didasarkan pada marking list table, cutting plan, material list, mal tamplate, dan mal film. Disamping memeriksa tanda-tanda pada material , juga dilakukan pemeriksaan ukuran yang ada di material dengan menggunaka n ukur meteran, penggaris, dan lain-lain untuk bentuk teratur, sedang untuk bentuk yang tidak teratur memakai mal atau mal film. c) Pemotongan Untuk proses cutting ini diberikan suatu standar pekerjaan dimana ditujukan untuk memberikan kestabilan akan standar mutu pekerjaan serta mengurangi terjadinya pekerjaan tambahan akibat penyimpangan dimensi cutting. Oleh karena itu, maka para pelaksana diharusakan melakukan pemeriksaan atas hasil-hasil pekerjaan sesuai standar yang digunakan. Dari hasil pemotongan yang dilakukan pelaksana, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh bengkel dan Dalmut Divisi, dimana semua ukuran elemen dan kondisi material yang telah dipotong diperiksa dengan membandingkan ketentuan standar yang ada. Proses pengerjaan cutting banyak dipengaruhi beberapa hal yang berhubungan dengan proses pemotongan itu sendiri., dimana hal ini akan menyebabkan berubahnya dimensi material serta kondisi material akibat pemotongan (cacat-cacat). Hal-hal yang mempengaruhi antara lain kerf, notch, kekasaran permukaan, kecepatan potong terlalu rendah, panas awal tidal cukup, panas awal berlebihan, kecepatan pemotongan berubah-ubah, kecepatan pemotongan terlalu tinggi, posisi nozzle terlalu tinggi. 13
  • 19. Teknologi Produksi Kapal 19 d) Pembentukan Material profil yang telah dipotong dan diperiksa oleh Kabeng dan Dalmut Divisi kemudian diadakan pembandingan/pembentukan sesuai dengan gambar kerja, dalam hal ini material yang tidak membutuhkan bentuk lengkung seperti bulkhead, floor dan lain-lain langsung menuju proses selanjutnya. Pengecekan atau pemeriksaan hasil pembentukan yang mana setelah melewati pembentukan dengan proses dingin atau panas (fairing) berpedoman pada mal kayu atau mal film yang telah diberi tanda untuk pedoman pemeriksaan, dimana ketelitia n ukuran tetap diadakan pemeriksaan oleh karena adanya penyusutan material. Setiap jenis pelat atau profil mempunyai tingkat penyusutan yang berbeda-beda dengan spesifikasi atau sifat-sifat material tersebut. Pengecekan atau pemeriksaan hasil pembentukan dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi untuk intern bengkel dan selanjutnya oleh surveyor QC/A untuk sistem informasi standar serta untuk persiapan pemeriksaan surveyor classs-owner. Hasil pemeriksaan dimasukkan kedalam laporan pemeriksaan yang memuat hasil pekerjaan baik atau ada penyimpangan ukuran maupun adanya kesalahan pembentukan dan bila ada kesalahan maka diadakan perbaikan atau ganti baru sesuai dari Dalmut Divisi. 14
  • 20. Teknologi Produksi Kapal 20 Daftar Pustaka Diktat Teori Bangunan Kapal II Ir. Murdijanto, “Motor Penggerak Kapal dan Mesin Bantu”. M. Eng.2005.ITS Ir. Rooij G.De, “Practical shipbuilding”, MRINA.1961. The Nederlands: Koninklijke Drukkerij Van de Garde N. V., Zaltbommel Ir. Soejitno, “Ship Production”
  • 21. LAMPIRAN GAMBAR MANUAL DAN AUTOCAD PROYEKSI AMERIKA Teknologi Produksi Kapal 21 16
  • 22. Teknologi Produksi Kapal 22 PENJELASAN GAMBAR I. Keel laying Keel laying adalah proses awal dalam pembangunan kapal, dimana ini merupakan pertama kali tahap pembangunan kapal yakni berupa peletakkan lunas. Dimana lunas ini menjadi dasar dalam konstruksi kapal. Ada dua jenis bentuk keel yang umum digunakan yakni bar keel dan plat keel. Bar keel merupakan lunas yang berbentuk batang, biasanya digunakan untuk kapal kayu, sedangkan untuk plat keel biasanya digunakan untuk kapal yang terbuat dari material baja. Keel yang digunakan dalam pembangunan kapal ini harus memenuhi persyaratan konstruksi dan kekuatannya. II. Assembly of Bottom Shell Plating Setelah keel laying berhasil dilakukan, maka tahap berikutnya dilanjutkan pada pemasangan pelat alas. Pada pemasangan pelat alas ini tidak main-main, harus memperhatikan ketepatan dari penyambungan pelat satu dengan pelat yang lain, proses pengelasan yang sesempurna mungkin untuk menghindari kebocoran akibat pengelasan yang menimbulkan lubang pada bagian alas, ataupun pengelasannya belum sempurna sehingga tidak kuat menahan beban yang besar, serta kelurusan dari pemasangan pelat alas yang perlu diperhatikan pula. III. Completion of Bottom Shell Plating Pada tahap ini, struktur yang menyusun dasar kapal sudah dapat terlihat bentuknya dengan pemasangan keel, pelat alas serta dilengkapi juga dengan lajur pelat bilga. Lajur pelat bilga memiliki bentuk seperempat lingkaran. IV. Fitting of Double Bottom Members Tahap ini, merupakan tahap pemasangan konstruksi penyusun alas dalam, berupa pemasangan penguat-penguat alas dalam yaitu antara lain berupa solid floor dan girder (penumpu). Girder terbagi menjadi dua yakni center girder (penumpu tengah) dan side girder (penumpu sisi). Tebal dari masing-masing penguat tersebut harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada alas dalam. Ada dua konstruksi yang dapat diaplikas ika n pada konstruksi alas, yakni berupa konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada konstruksi memanjang penegarnya berupa bottom transverse, pembujur alas, center girder dan side girder. Sedangkan pada konstruksi melintang penegarnya berupa floor, center girder dan side girder. Tinggi dari double bottom minimal adalah 600 mm. 17
  • 23. Teknologi Produksi Kapal 23 V. Assembly of Inner Bottom Plating Setelah konstruksi penguatan alas dalam terpasang, maka tahap berikutnya yaitu pemasangan pelat alas dalam, tebal dari pelat alas dalam harus memenuhi perhitungan beban maksimal yang bekerja pada alas dalam sesuai dalam perhitungan BKI volume II. VI. Completion of Double Bottom Pada tahap ini, proses pemasangan pelat alas dalam disempurnakan sehingga seluruh bagian dari alas dalam sudah terpasangi oleh pelat. Setelah seluruh pelat terpasang barulah dapat dilakukan pemasangan konstruksi sisi dan nantinya dilanjutkan dengan pemasangan konstruksi geladak. VII. Fitting of Side Frames Pada tahap ini, dilakukan pemasangan gading – gading yang memperkuat konstruksi sisi kapal. Pada umumnya konstruksi ini terdapat sistem penguatan berupa gading biasa, gading besar, pelintang sisi pembujur sisi dan senta sisi. Penggunaa n penguatan – penguatan tersebut tidak digunakan seluruhnya akan tetapi didasarkan pada jenis konstruksi yang digunakan pada lambung kapal. Jika konstruksi memanjang maka menggunakan pembujur sisi, pelintang sisi dan senta sisi. Jika menggunakan konstruksi melintang maka menggunakan gading, gading besar, dan senta sisi. Pemasangan gading-gading pada konstruksi melintang kapal akan diperkuat oleh braket yang dipasang pada sisi atas dan sisi bawah gading. Pada proses ini, harus diperhatikan pula bagaimana hubungan dari konstruksi yang membentuk cincin kekuatan, yaitu antar wrang pelat, gading besar, dan balok besar. Apakah ketiganya terbentuk dengan saling terhubung ataukah malah sebaliknya. VIII. Completion of Frame Erection Pada tahap ini, keseluruhan gading harus terpasang pada konstruksi kapal yang nantinya akan dilanjutkan pada pemasangan pelat sisi kapal. IX. Assembly of Shell Plating Setelah seluruh gading telah terpasang, maka gading-gading tersebut akan dihubungkan oleh pelat, dimana pelat tersebut merupakan badan kapal. Pelat yang terpasang pada bagian sisi kapal harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada sisi kapal (Ps) sesuai dengan perhitungan beban peraturan BKI volume II X. Fitting of Deck Beams, Girders, and Hold Pillars Pada tahap ini dilakukan pemasangan konstruksi yang menyusun geladak kapal, konstruksi tersebut diantaranya berupa balok geladak, girder, pilar, kantilever, strong beam, pembujur geladak dan pelintang geladak. Jika konstruksi yang menyusun geladak 18
  • 24. berupa konstruksi melintang maka penegarnya terdiri dari balok geladak, balok besar, kantilever (untuk lubang palkah) atau bisa juga menggunakan penguatan pilar, dan penumpu geladak (side girder dan center girder). Jika konstruksi yang menyusun geladak berupa konstruksi memanjang maka penegarnya terdiri dari deck transverse, pembujur geladak, dan penumpu geladak. Konstruksi yang direncanakan harus sekuat dan seefisie n dalam menyusun geladak. Teknologi Produksi Kapal 24 XI. Fitting of Deck Plating Setelah konstruksi geladak terpasang pada kapal, tahap selanjutnya yaitu pemasangan pelat geladak. Tebal pelat geladak yang dipilih harus memnuhi beban maksimal yang bekerja pada geladak (Pd) berdasarkan perhitungan beban geladak sesuai peraturan BKI volume II. XII. Completion of Cargo Hold Tahap ini merupkan proses penyempurnaan dari konstruksi yang menyusun badan kapal pada bagian ruang muat, sehingga berdasarkan gambar terdapat lubang palkah yang digunakan sebagai akses loading-unloading muatan.