SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
1 
FLAT TOP BARGE 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan 
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka 
untuk melengkapi tugas mata kuliah Teknologi Produksi di Jurusan Teknik Perkapalan 
FTK ITS. 
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Sri Rejeki W. P, ST., MT. 
dan Ir. Soejitno selaku dosen kami dan pihak - pihak lain yang telah membantu dalam 
penyusunan dan penyelesaian makalah ini. 
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih ada kekurangan yang 
perlu diperbaiki. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang dapat membangun 
sangat diharapkan oleh penulis. Serta semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan 
dapat digunakan oleh pembaca. 
Surabaya, 20 November 2014 
Penyusun
2 
FLAT TOP BARGE 
Daftar Isi 
KATA PENGANTAR ................................................................................................................1 
BAB I....................................................................................................................................3 
PENDAHULUAN ....................................................................................................................3 
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................3 
1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................4 
1.3 TUJUAN ......................................................................................................................4 
BAB II...................................................................................................................................5 
PEMBAHASAN ......................................................................................................................5 
II.1 Data Flat Top Barge .....................................................................................................5 
II.1.1 Adapun ukuran-ukurannya adalah sebagai berikut : ................................................5 
II.2 Penampang Melintang dan Pandangan Samping Tongkang ............................................5 
II.3 Potongan Memanjang Tongkang pada Penumpu Tengah ...........................................7 
II.4 Gambar Panel – Panel Seksi Secara Terpisah .................................................................7 
II.5 Berat Masing - Masing Panel Seksi...............................................................................9 
II.6 Penentuan Starting Blok ..............................................................................................9 
II.6.1 Penentuan starting blok dari blok dasar pada kamar mesin bagian depan 
mempunyai beberapa alasan : .......................................................................................9 
II.7 Urutan Pemasangan Blok – Blok di Building Berth ....................................................... 11 
II.7.1 Tongkang Dibangun Dengan Metode Lapis ........................................................... 11 
II.7.2 Tongkang Dibangun Dengan Metode Potongan Tegak........................................... 12 
II.8 Gambar Detail Blok- Blok Badan Kapal........................................................................ 13 
BAB III................................................................................................................................ 14 
PENUTUP ........................................................................................................................... 14 
III. 1 Kesimpulan ............................................................................................................. 14 
III.2 Saran ...................................................................................................................... 14 
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 15
3 
FLAT TOP BARGE 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Pembangunan kapal merupakan suatu proses produksi yang bermula dari Owner 
Requirement yang mengingkan sebuah kapal, kemudian pihak galangan sebagai produsen 
yang akan membangun kapal sesuai dengan Owner Requirement dan peraturan-peratura n 
yang berlaku mulai dari tahap Kontrak sampai Delivery. Pembangunan kapal ini 
dilakukan melalui suatu tahapan proses yang salah satunya yaitu penyambungan blok– 
blok badan kapal yang dilakukan di building berth. 
Aktivitas ini merupakan suatu tahapan proses pambangunan kapal tahap Erection. 
Pada dasarnya kapal merupakan dimensi ruang yang terdisi dari 3 sumbu ordinat, yaitu 
sumbu x, y, dan z. Arah sumbu ini menentukan control terhadap arah peletakan dan 
penyambungan blok–blok badan kapal di building berth atau dock. Arah sumbu x 
menunjukkan arah lebar kapal (B), arah sumbu y menunjukkan arah memanjang kapal 
(L), dan arah sumbu z merupakan arah tinggi kapal (H). 
Dari dasar penentuan arah sumbu ini, kemudian dilakukan tahap–tahap 
selanjutnya pada Erection. Tahap Erection merupakan penyambungan seksi/blok kapal 
yang telah selesai dikerjakan pada tahap assembly, misalnya untuk pembangunan dengan 
metode seksi adalah seksi blok dasar, seksi blok lambung, seksi blok sekat melintang, dan 
seksi blok deck, sesuai dengan letaknya sehingga terbentuk badan kapal. Karena 
penentuan arah sumbu akan berpengaruh terhadap arah peletakan dan penyambungan 
blok serta langkah–langkah selanjutnya. 
Kualitas hasil produksi pembangunan kapal atau tongkang dipengaruhi oleh 
beberapa faktor dan juga didasarkan pada standard kualitas yang telah disepakati 
bersama. Untuk memenuhi standard kualitas hasil produksi pembangunan tongkang dan 
waktu penyelesaian yang telah disepakati bersama, pengawasan terhadap proses 
pembangunan tongkang perlu dilaksanakan. Pengawasan tersebut dilakukan dari pihak 
galangan, owner, Class Society, Syahbandar, Insurance, dll. 
Beberapa hal harus dipenuhi dalam pembangunan tongkang. Mulai dari 
pembuatan plat dan profil sesuai dengan aturan BKI 2009 serta sampai dengan pembagian 
blok yang beratnya memenuhi kapasitas crane yang tersedia di galangan.
4 
FLAT TOP BARGE 
1.2 RUMUSAN MASALAH 
Permasalahan yang diangkat dalam tugas ini adalah : 
a) Bagaimana gambar dan uraian penampang melintang dan pandangan samping 
tongkang lengkap dengan ukuran pelat dan profil ? 
b) Bagaimana potongan memanjang pada penumpu tengah, detail konstruksi dan 
uraiannya ? 
c) Bagaimana gambar dan ukuran panel-panel seksi secara terpisah ? 
d) Berapa berat masing-masing panel seksi ? 
e) Bagaimana penentuan starting block ? 
f) Bagaimana urutan pemasangan blok-blok atau seksi-seksi pada Building Berth 
bila : 
1. Tongkang dibangun dengan menggunakan metode lapis ? 
2. Tongkang dibangun dengan menggunakan metode potongan tegak ? 
g) Bagaimana gambar detail dari blok-blok badan kapal tersebut ? 
1.3 TUJUAN 
Adapun tujuan dari penyusunan laporan pembahasan “ Pembangunan 
Tongkang Flat Top Barge ” ini adalah : 
a) Untuk menggambarkan dan menguraikan penampang melintang dan pandangan 
samping tongkang lengkap dengan ukuran plat dan profil. 
b) Untuk menggambarkan dan menguraikan potongan memanjang pada penumpu 
tengah dan detail konstruksi. 
c) Untuk menggambarkan panel-panel seksi secara terpisah dilengkapi dengan 
ukurannya. 
d) Untuk menentukan berat masing-masing panel seksi. 
e) Menentukan pembuatan starting block 
f) Menentukan dan menggambarkan urutan pemasangan blok-blok atau seksi-seksi 
pada Building Berth bila : 
a) Tongkang dibangun dengan menggunakan metode lapis 
b) Tongkang dibangun dengan menggunakan metode potongan tegak 
h) Menggambar detail dari blok-blok badan kapal tersebut
5 
FLAT TOP BARGE 
BAB II 
PEMBAHASAN 
II.1 Data Flat Top Barge 
II.1.1 Adapun ukuran-ukurannya adalah sebagai berikut : 
a) Ukuran utama kapal 
1. LOA : 43.000 mm 
2. B : 9.000 mm 
3. H : 2.900 mm 
4. T : 2.200 mm 
b) Sistem Konstruksi : Memanjang 
c) Jumlah Sekat : 
1. Sekat melintang 7 (tujuh) buah 
2. Sekat memanjang 2 (dua) buah 
d) Jarak pelintang : 6000 mm 
e) Jarak pembujur : 500 mm 
f) Standard plat yang digunakan : 6000x1500xt 
g) Rules yang digunakan : BKI 
II.2 Penampang Melintang dan Pandangan Samping Tongkang 
Penampang melintang sebuah kapal merupakan pandangan dimana kapal tersebut 
dipotong secara melintang yang merupakan fungsi lebar dan tinggi dari kapal. Pada 
penampang melintang kapal tersebut ditunjukan pemasangan-pemasangan sistem-sis tem 
konstruksinya. Misalnya saja pemasangan center girder, side girder, longitudinal 
bulkhead, pembujur dan pelintang geladak, pembujur sisi dan lain-lain. 
Dibawah ini akan ditunjukkan bagaimana gambar dari penampang melintang dan 
pandangan samping dari tongkang.
6 
FLAT TOP BARGE 
Figure 1 Penampang Samping Tongkang 
Figure 2 Penampang Melintang Tongkang
7 
FLAT TOP BARGE 
II.3 Potongan Memanjang Tongkang pada Penumpu Tengah 
Potongan memanjang tongkang pada penumpu tengah ini merupakan penampang 
melintang pada tongkang. Gambar penampang melintang tersebut dilengkapi dengan 
ukuran dan detail dari konstruksinya. Pada gambar terdapat detail gambar dari deck 
transverse dan plate floor dari tongkang tersebut. 
Figure 3 Penampang Memanjang Tongkang 
II.4 Gambar Panel – Panel Seksi Secara Terpisah 
Gambar panel-panel seksi secara terpisah disini merupakan gambar dimana pada 
penampang melintang tongkang dipilih berdasarkan ring blok yang akan dibangun atau 
dipasang. Ring blok disini juga telah ditentukan ukurannya. Pembangunannya juga dapat 
dilakukan dengan metode ring blok ataupun sub blok. 
Metode ring blok merupakan metode dimana kapal atau tongkang dibangun 
berdasar bagian-bagian yang telah ditentukan secara urut, yaitu bagian bottom, lambung
8 
FLAT TOP BARGE 
dan geladak. Sedangkan metode sub blok merupakan metode dimana beberapa bagian 
dari ring blok dapat disatukan dalam pembangunannya. Misalkan pada bagian bottom 
dijadikan satu (dilakukan secara bersama), center girder, bagian lambung (sisi kiri dan 
kanan), dan bagian geladak. 
Figure 4 Panel-Panel Seksi
9 
FLAT TOP BARGE 
II.5 Berat Masing - Masing Panel Seksi 
Setelah penggambaran blok-blok badan tongkong selanjutnya dilakukan 
penghitungan berat dari masing-masing blok tersebut. Penghitungan ini dilakukan untuk 
mengetahui, apakah kapasitas dari crane yang tersedia digalangan mampu mengangkat 
blok-blok yang telah direncanakan untuk dipindahkan ke building berth dan kemudian 
dilakukan proses penyambungan. 
Figure 5 Berat masing-masing Panel Seksi 
II.6 Penentuan Starting Blok 
II.6.1 Penentuan starting blok dari blok dasar pada kamar mesin bagian depan 
mempunyai beberapa alasan : 
a) Bentuk kapal bagian tengah relatif tegak (lambungnya lurus), sedangkan di kamar 
mesin dan ceruk buritan mempunyai bentuk lambung lengkungsehingga 
pengerjaan ke arah depan lebih cepat dibandingkan ke arah belakang. 
b) Sambil menunggu pengerjaan bagian depan maka di bagian kamar mesin dan 
ceruk buritan terdapat 2 konstruksi yang relatif sulit yaitu pondasi kamar mesin 
induk dan tabung poros baling-baling. 
c) Sambil menunggu pengerjaan bagian depan maka pengerjaan outfitting dapat 
dikerjakan seperti pemasangan pipa-pipa di kamar mesin dengan area yang sempit 
sehingga memerlukan waktu pengerjaan yang relatif lama. 
d) Untuk kapal yang besar yang besar starting block berjumlah dua buah.
10 
FLAT TOP BARGE
11 
FLAT TOP BARGE 
II.7 Urutan Pemasangan Blok – Blok di Building Berth 
II.7.1 Tongkang Dibangun Dengan Metode Lapis 
Metode lapis merupakan salah satu metode pembentukan badan kapal 
dimana pengembangan pembuatan dan pemasangan blok-blok badan kapal kapal 
diarahkan memanjang badan kapal. Metode layer dimulai dengan penyusunan 
blok-blok dasar dengan starting block adalah blok dasar pada daerah tengah 
tongkang. Pembangunan blok-blok selanjutnya diarahkan ke bagian depan sampai 
belakang pada daerah bottom. Setelah pembangunan pada daerah bottom selesai, 
maka langkah selanjutnya diarahkan kearah vertikal meliputi konstruksi lambung, 
konstruksi geladak, sekat melintang, sekat memanjang, dll. 
II.7.1.1 Metode lapis terdiri dari : 
a) Panel Seksi Terpisah 
Pembangunan bangunan atas dan rumah geladak dari panel-panel seksi 
secara terpisah meliputi sekat memanjang bangunan atas, sekat melintang 
bangunan atas, dinding sisi bnagunan atas dan geladak diatasnya. 
b) Gabungan Panel-Panel Seksi 
Gabungan dua atau tiga panel seksi, yang lazimnya adalah sebagian rumah 
geladak dengan sekat melintang atau memanjang. Tujuannya adalah : 
1. Pemanfaatan crane 
2. Mengurangi pekerjaan pengelasan 
c) Menyeluruh 
Seluruh pengerjaan bangunan atas dilakukan di bengkel produksi dan 
disatukan di assambly area. 
II.7.1.2 Adapun alasan menggunakan metode lapis adalah : 
a) Terbatasnya metode handling, meliputi tipe, jumlah dan kapasitas 
b) Bengkel-bengkel produksi umumnya kecil sehingga kesulita n 
membangun blok dalam keadaan besar 
c) Galangan kapal memiliki assambly area yang terbatas atau tidak memiliki 
sama sekali sehingga tidak mungkin untuk menggabungkan blok-blok 
d) Kebiasaan dari galangan
12 
FLAT TOP BARGE 
II.7.1.3 Urutan pembangunan berdasarkan gambar : 
a) Penyusunan blok-blok dasar : starting block, I-2, I-3, I-4, I-5, I-6, I-7, I-8 
b) Penyusunan blok-blok lambung : II-1, II-2, II-3, II-4, II-5, II-6, II-7, II-8 
c) Penyusunan blok-blok geladak : III-1, II-2, III-3, III-4, III-5, III-6, III-7, 
III-8 
II.7.2 Tongkang Dibangun Dengan Metode Potongan Tegak 
Metode potongan tegak merupakan metode yang menitikberatkan pembangunan 
bangunan atas dalam arah vertikal yaitu dimulai dari geladak bangunan atas dan rumah 
geladak dari upper deck sampai top deck pada bagian depan dan berjalan mundur dalam 
pembentukan blok-blok bangunan atasnya. 
Urutan pembangunan berdasarkan nomor urut yang ada pada gambar.
13 
FLAT TOP BARGE 
II.8 Gambar Detail Blok- Blok Badan Kapal 
II.8.1 Blok-blok badan kapal biasanya dikerjakan di assambly area. Untuk mempercepat 
proses pengerjaanya, hal-hal yang perlu dilakukan di assembly area adalah : 
a) Mengurangi waktu loading 
Untuk mengurangi waktu loading yakni pada saat perpindahan blok-blok 
dari assambly area ke building berth, maka blok-blok tersebut dibuat berukuran 
besar sesuai dengan kapasitas crane yang mengacu pada pembagian blok, besar 
kapal itu sendiri, dan standard plat yang digunakan. Dengan blok-blok yang 
berukuran besar di assembly area maka penggabungan blok-blok di erection 
menjadi berkurang. Erection adalah tingkatan terakhir dari proses assembly. 
Proses ini merupakan penggabungan blok-blok dari proses assembly menjadi 
sebuah kapal. Proses erection ini dimulai dari blok dasar ganda (double bottom) 
yang biasanya bersamaan dengan proses keel laying kemudian semakin keatas 
sampai bagian superstructure. 
b) Menempatkan blok atau sub blok di assembly area sesuai posisi kapal di 
building berth 
Hal ini dilakukan untuk mencegah berputarnya blok pada waktu proses 
erection. Untuk blok-blok yang disusun vertikal atau secara bertumpuk maka 
blok yang dierection dulu harus diletakkan diatas. 
c) Membuat lingkungan posisi alamiah didalam pembuatan seksi atau sub blok 
Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan kondisi kerja, misalnya 
mengurangi pekerjaan overhead dan vertical up.
14 
FLAT TOP BARGE 
BAB III 
PENUTUP 
III. 1 Kesimpulan 
Metode pembangunan tongkang dapat dipilih sesuai dengan fasilitas galangan 
serta efisiensi dan efektifitas pembangunan kapal untuk mempermudah pengerjaan 
dilapangan nantinya. Untuk mempermudah pengerjaan dilapangan nantinya, maka 
diperlukan desain konstruksi yang detail dari perancang, mulai dari plat, profil, konstruksi 
dasar, ukuran tiap-tiap bagian, sambungan las-lasan serta gambar penampang melintang 
dan memanjang dari tongkang yang akan dibangun. Pada dasarnya, seluruh metode 
pembangunan kapal diawali dengan pengerjaan starting block sebagai titik acuan 
dimulainya pengerjaan pembangunan kapal di atas building berth. Dan setelah itu 
dilakukan pengurutan pada pembangunan tongkang tersebut dengan menggunaka n 
metode layer dimana badan tongkang dibagi menjadi 3 lapis. Pembangunan sistem layer 
ini dipilih karena pembangunan tongkang memiliki kesulitan yang relatif sama pada tiap 
bagiannya. Penentuan starting block nantinya akan bermanfaat untuk memilih proses 
pembangunan kapal setelahnya, apakah menggunakan metode lapis atau menggunaka n 
metode potongan tegak. Pembangunan tongkang dengan metode lapis atau menggunaka n 
metode potongan tegak memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda sesuai 
dengan kapasitas dari galangan. 
III.2 Saran 
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen dan 
Teknologi Produksi 1. Tujuan dari pembuatan makalah ini tidak lain adalah untuk 
memberikan pengetahuan bagi para pembaca. Dalam pembuatannya pun masih memiliki 
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca kami 
harapkan untuk kesempurnaan pembuatan makalah-makalah selanjutnya.
15 
FLAT TOP BARGE 
LAMPIRAN 
Berikut ini merupakan lampiran dari perhitungan yang digunakan untuk menghitung 
berat tongkang. Adapun data dalam lampiran tersebut adalah : 
1. Definisi dan ukuran-ukuran utama dari tongkang 
2. Perhitungan beban tongkang 
3. Perhitungan tebal plat 
4. Perhitungan konstruksi ruang muat 
5. Perhitungan volume tongkang 
6. Gambar Pembagian Blok Kapal 
7. Gambar Starting Blok ( Urutan-Urutan Pembuatan Bagian ) 
8. Gambar penampang melintang dan pandangan samping tongkang lengkap dengan 
ukuran pelat dan profil 
9. Gambarkan potongan memanjang pada penumpu tengah dan detail konstruksi. 
10. Untuk menggambarkan panel-panel seksi secara terpisah dilengkapi dengan 
ukurannya. 
11. Untuk menentukan berat masing-masing panel seksi. 
12. Menentukan pembuatan starting block 
13. Menentukan dan menggambarkan urutan pemasangan blok-blok atau seksi-seksi 
pada Building Berth bila : 
a) Tongkang dibangun dengan menggunakan metode lapis 
b) Tongkang dibangun dengan menggunakan metode potongan tegak 
14. Gambar Detail dari Blok-Blok Badan Kapal

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Makalah tekprod flat top barge

Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3
Slamet Setiyono
 
Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1
Slamet Setiyono
 
Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2
Slamet Setiyono
 
PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA, ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...
PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA,  ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA,  ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...
PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA, ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...
Dian Werokila
 
Its undergraduate-16685-4106100069-presentation
Its undergraduate-16685-4106100069-presentationIts undergraduate-16685-4106100069-presentation
Its undergraduate-16685-4106100069-presentation
Yayuk Setiyowati
 
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasanLaporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
dian haryanto
 
4a1054382bc2cc27add1f61498a20b7c.pdf
4a1054382bc2cc27add1f61498a20b7c.pdf4a1054382bc2cc27add1f61498a20b7c.pdf
4a1054382bc2cc27add1f61498a20b7c.pdf
AkbarGober1
 

Semelhante a Makalah tekprod flat top barge (20)

Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3Teknik bodi otomotif_jilid_3
Teknik bodi otomotif_jilid_3
 
Teknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapalTeknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapal
 
Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1Teknik bodi otomotif_jilid_1
Teknik bodi otomotif_jilid_1
 
Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2Teknik bodi otomotif_jilid_2
Teknik bodi otomotif_jilid_2
 
Tugas rancangan elemen mesin 1 (kopling)
Tugas rancangan elemen mesin 1 (kopling)Tugas rancangan elemen mesin 1 (kopling)
Tugas rancangan elemen mesin 1 (kopling)
 
ANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOAT
ANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOATANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOAT
ANALISIS PROSES PEMBUATAN WHEEL HOUSE TOP PADA ALUMINIUM CREW SUPPLY BOAT
 
100 tek~1
100 tek~1100 tek~1
100 tek~1
 
laporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana Garislaporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana Garis
 
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
Tugas Struktur Beton Bertulang Lanjut (Universitas 17 Agustus 1945 Semarang -...
 
PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA, ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...
PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA,  ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA,  ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...
PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA, ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...
 
pw 2 PRESENTASI LAP 2.ppt
pw 2 PRESENTASI LAP 2.pptpw 2 PRESENTASI LAP 2.ppt
pw 2 PRESENTASI LAP 2.ppt
 
pemesinan konvensional
pemesinan konvensionalpemesinan konvensional
pemesinan konvensional
 
Its undergraduate-16685-4106100069-presentation
Its undergraduate-16685-4106100069-presentationIts undergraduate-16685-4106100069-presentation
Its undergraduate-16685-4106100069-presentation
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
 
Tugas mantekprod 1
Tugas mantekprod 1Tugas mantekprod 1
Tugas mantekprod 1
 
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasanLaporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
 
4a1054382bc2cc27add1f61498a20b7c.pdf
4a1054382bc2cc27add1f61498a20b7c.pdf4a1054382bc2cc27add1f61498a20b7c.pdf
4a1054382bc2cc27add1f61498a20b7c.pdf
 

Mais de Syahar Legenda Markus Lionel (8)

Tugas 2 kelompok
Tugas 2 kelompokTugas 2 kelompok
Tugas 2 kelompok
 
Tugas 2 kelompok (1)
Tugas 2 kelompok (1)Tugas 2 kelompok (1)
Tugas 2 kelompok (1)
 
Laporan marine survei (2 11-2014) (1)
Laporan marine survei (2 11-2014) (1)Laporan marine survei (2 11-2014) (1)
Laporan marine survei (2 11-2014) (1)
 
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
 
Mei puspita-wati-1101125049 math4b-regresi-linear-sederhana-dan-berganda
Mei puspita-wati-1101125049 math4b-regresi-linear-sederhana-dan-bergandaMei puspita-wati-1101125049 math4b-regresi-linear-sederhana-dan-berganda
Mei puspita-wati-1101125049 math4b-regresi-linear-sederhana-dan-berganda
 
Menjawab pertanyaan pras terkait bsc
Menjawab pertanyaan pras terkait bscMenjawab pertanyaan pras terkait bsc
Menjawab pertanyaan pras terkait bsc
 
Tugas 1 getaran word
Tugas 1 getaran wordTugas 1 getaran word
Tugas 1 getaran word
 
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
 

Último

397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 

Último (20)

397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 

Makalah tekprod flat top barge

  • 1. 1 FLAT TOP BARGE KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka untuk melengkapi tugas mata kuliah Teknologi Produksi di Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Sri Rejeki W. P, ST., MT. dan Ir. Soejitno selaku dosen kami dan pihak - pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang dapat membangun sangat diharapkan oleh penulis. Serta semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan oleh pembaca. Surabaya, 20 November 2014 Penyusun
  • 2. 2 FLAT TOP BARGE Daftar Isi KATA PENGANTAR ................................................................................................................1 BAB I....................................................................................................................................3 PENDAHULUAN ....................................................................................................................3 1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................3 1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................4 1.3 TUJUAN ......................................................................................................................4 BAB II...................................................................................................................................5 PEMBAHASAN ......................................................................................................................5 II.1 Data Flat Top Barge .....................................................................................................5 II.1.1 Adapun ukuran-ukurannya adalah sebagai berikut : ................................................5 II.2 Penampang Melintang dan Pandangan Samping Tongkang ............................................5 II.3 Potongan Memanjang Tongkang pada Penumpu Tengah ...........................................7 II.4 Gambar Panel – Panel Seksi Secara Terpisah .................................................................7 II.5 Berat Masing - Masing Panel Seksi...............................................................................9 II.6 Penentuan Starting Blok ..............................................................................................9 II.6.1 Penentuan starting blok dari blok dasar pada kamar mesin bagian depan mempunyai beberapa alasan : .......................................................................................9 II.7 Urutan Pemasangan Blok – Blok di Building Berth ....................................................... 11 II.7.1 Tongkang Dibangun Dengan Metode Lapis ........................................................... 11 II.7.2 Tongkang Dibangun Dengan Metode Potongan Tegak........................................... 12 II.8 Gambar Detail Blok- Blok Badan Kapal........................................................................ 13 BAB III................................................................................................................................ 14 PENUTUP ........................................................................................................................... 14 III. 1 Kesimpulan ............................................................................................................. 14 III.2 Saran ...................................................................................................................... 14 LAMPIRAN ......................................................................................................................... 15
  • 3. 3 FLAT TOP BARGE BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kapal merupakan suatu proses produksi yang bermula dari Owner Requirement yang mengingkan sebuah kapal, kemudian pihak galangan sebagai produsen yang akan membangun kapal sesuai dengan Owner Requirement dan peraturan-peratura n yang berlaku mulai dari tahap Kontrak sampai Delivery. Pembangunan kapal ini dilakukan melalui suatu tahapan proses yang salah satunya yaitu penyambungan blok– blok badan kapal yang dilakukan di building berth. Aktivitas ini merupakan suatu tahapan proses pambangunan kapal tahap Erection. Pada dasarnya kapal merupakan dimensi ruang yang terdisi dari 3 sumbu ordinat, yaitu sumbu x, y, dan z. Arah sumbu ini menentukan control terhadap arah peletakan dan penyambungan blok–blok badan kapal di building berth atau dock. Arah sumbu x menunjukkan arah lebar kapal (B), arah sumbu y menunjukkan arah memanjang kapal (L), dan arah sumbu z merupakan arah tinggi kapal (H). Dari dasar penentuan arah sumbu ini, kemudian dilakukan tahap–tahap selanjutnya pada Erection. Tahap Erection merupakan penyambungan seksi/blok kapal yang telah selesai dikerjakan pada tahap assembly, misalnya untuk pembangunan dengan metode seksi adalah seksi blok dasar, seksi blok lambung, seksi blok sekat melintang, dan seksi blok deck, sesuai dengan letaknya sehingga terbentuk badan kapal. Karena penentuan arah sumbu akan berpengaruh terhadap arah peletakan dan penyambungan blok serta langkah–langkah selanjutnya. Kualitas hasil produksi pembangunan kapal atau tongkang dipengaruhi oleh beberapa faktor dan juga didasarkan pada standard kualitas yang telah disepakati bersama. Untuk memenuhi standard kualitas hasil produksi pembangunan tongkang dan waktu penyelesaian yang telah disepakati bersama, pengawasan terhadap proses pembangunan tongkang perlu dilaksanakan. Pengawasan tersebut dilakukan dari pihak galangan, owner, Class Society, Syahbandar, Insurance, dll. Beberapa hal harus dipenuhi dalam pembangunan tongkang. Mulai dari pembuatan plat dan profil sesuai dengan aturan BKI 2009 serta sampai dengan pembagian blok yang beratnya memenuhi kapasitas crane yang tersedia di galangan.
  • 4. 4 FLAT TOP BARGE 1.2 RUMUSAN MASALAH Permasalahan yang diangkat dalam tugas ini adalah : a) Bagaimana gambar dan uraian penampang melintang dan pandangan samping tongkang lengkap dengan ukuran pelat dan profil ? b) Bagaimana potongan memanjang pada penumpu tengah, detail konstruksi dan uraiannya ? c) Bagaimana gambar dan ukuran panel-panel seksi secara terpisah ? d) Berapa berat masing-masing panel seksi ? e) Bagaimana penentuan starting block ? f) Bagaimana urutan pemasangan blok-blok atau seksi-seksi pada Building Berth bila : 1. Tongkang dibangun dengan menggunakan metode lapis ? 2. Tongkang dibangun dengan menggunakan metode potongan tegak ? g) Bagaimana gambar detail dari blok-blok badan kapal tersebut ? 1.3 TUJUAN Adapun tujuan dari penyusunan laporan pembahasan “ Pembangunan Tongkang Flat Top Barge ” ini adalah : a) Untuk menggambarkan dan menguraikan penampang melintang dan pandangan samping tongkang lengkap dengan ukuran plat dan profil. b) Untuk menggambarkan dan menguraikan potongan memanjang pada penumpu tengah dan detail konstruksi. c) Untuk menggambarkan panel-panel seksi secara terpisah dilengkapi dengan ukurannya. d) Untuk menentukan berat masing-masing panel seksi. e) Menentukan pembuatan starting block f) Menentukan dan menggambarkan urutan pemasangan blok-blok atau seksi-seksi pada Building Berth bila : a) Tongkang dibangun dengan menggunakan metode lapis b) Tongkang dibangun dengan menggunakan metode potongan tegak h) Menggambar detail dari blok-blok badan kapal tersebut
  • 5. 5 FLAT TOP BARGE BAB II PEMBAHASAN II.1 Data Flat Top Barge II.1.1 Adapun ukuran-ukurannya adalah sebagai berikut : a) Ukuran utama kapal 1. LOA : 43.000 mm 2. B : 9.000 mm 3. H : 2.900 mm 4. T : 2.200 mm b) Sistem Konstruksi : Memanjang c) Jumlah Sekat : 1. Sekat melintang 7 (tujuh) buah 2. Sekat memanjang 2 (dua) buah d) Jarak pelintang : 6000 mm e) Jarak pembujur : 500 mm f) Standard plat yang digunakan : 6000x1500xt g) Rules yang digunakan : BKI II.2 Penampang Melintang dan Pandangan Samping Tongkang Penampang melintang sebuah kapal merupakan pandangan dimana kapal tersebut dipotong secara melintang yang merupakan fungsi lebar dan tinggi dari kapal. Pada penampang melintang kapal tersebut ditunjukan pemasangan-pemasangan sistem-sis tem konstruksinya. Misalnya saja pemasangan center girder, side girder, longitudinal bulkhead, pembujur dan pelintang geladak, pembujur sisi dan lain-lain. Dibawah ini akan ditunjukkan bagaimana gambar dari penampang melintang dan pandangan samping dari tongkang.
  • 6. 6 FLAT TOP BARGE Figure 1 Penampang Samping Tongkang Figure 2 Penampang Melintang Tongkang
  • 7. 7 FLAT TOP BARGE II.3 Potongan Memanjang Tongkang pada Penumpu Tengah Potongan memanjang tongkang pada penumpu tengah ini merupakan penampang melintang pada tongkang. Gambar penampang melintang tersebut dilengkapi dengan ukuran dan detail dari konstruksinya. Pada gambar terdapat detail gambar dari deck transverse dan plate floor dari tongkang tersebut. Figure 3 Penampang Memanjang Tongkang II.4 Gambar Panel – Panel Seksi Secara Terpisah Gambar panel-panel seksi secara terpisah disini merupakan gambar dimana pada penampang melintang tongkang dipilih berdasarkan ring blok yang akan dibangun atau dipasang. Ring blok disini juga telah ditentukan ukurannya. Pembangunannya juga dapat dilakukan dengan metode ring blok ataupun sub blok. Metode ring blok merupakan metode dimana kapal atau tongkang dibangun berdasar bagian-bagian yang telah ditentukan secara urut, yaitu bagian bottom, lambung
  • 8. 8 FLAT TOP BARGE dan geladak. Sedangkan metode sub blok merupakan metode dimana beberapa bagian dari ring blok dapat disatukan dalam pembangunannya. Misalkan pada bagian bottom dijadikan satu (dilakukan secara bersama), center girder, bagian lambung (sisi kiri dan kanan), dan bagian geladak. Figure 4 Panel-Panel Seksi
  • 9. 9 FLAT TOP BARGE II.5 Berat Masing - Masing Panel Seksi Setelah penggambaran blok-blok badan tongkong selanjutnya dilakukan penghitungan berat dari masing-masing blok tersebut. Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui, apakah kapasitas dari crane yang tersedia digalangan mampu mengangkat blok-blok yang telah direncanakan untuk dipindahkan ke building berth dan kemudian dilakukan proses penyambungan. Figure 5 Berat masing-masing Panel Seksi II.6 Penentuan Starting Blok II.6.1 Penentuan starting blok dari blok dasar pada kamar mesin bagian depan mempunyai beberapa alasan : a) Bentuk kapal bagian tengah relatif tegak (lambungnya lurus), sedangkan di kamar mesin dan ceruk buritan mempunyai bentuk lambung lengkungsehingga pengerjaan ke arah depan lebih cepat dibandingkan ke arah belakang. b) Sambil menunggu pengerjaan bagian depan maka di bagian kamar mesin dan ceruk buritan terdapat 2 konstruksi yang relatif sulit yaitu pondasi kamar mesin induk dan tabung poros baling-baling. c) Sambil menunggu pengerjaan bagian depan maka pengerjaan outfitting dapat dikerjakan seperti pemasangan pipa-pipa di kamar mesin dengan area yang sempit sehingga memerlukan waktu pengerjaan yang relatif lama. d) Untuk kapal yang besar yang besar starting block berjumlah dua buah.
  • 10. 10 FLAT TOP BARGE
  • 11. 11 FLAT TOP BARGE II.7 Urutan Pemasangan Blok – Blok di Building Berth II.7.1 Tongkang Dibangun Dengan Metode Lapis Metode lapis merupakan salah satu metode pembentukan badan kapal dimana pengembangan pembuatan dan pemasangan blok-blok badan kapal kapal diarahkan memanjang badan kapal. Metode layer dimulai dengan penyusunan blok-blok dasar dengan starting block adalah blok dasar pada daerah tengah tongkang. Pembangunan blok-blok selanjutnya diarahkan ke bagian depan sampai belakang pada daerah bottom. Setelah pembangunan pada daerah bottom selesai, maka langkah selanjutnya diarahkan kearah vertikal meliputi konstruksi lambung, konstruksi geladak, sekat melintang, sekat memanjang, dll. II.7.1.1 Metode lapis terdiri dari : a) Panel Seksi Terpisah Pembangunan bangunan atas dan rumah geladak dari panel-panel seksi secara terpisah meliputi sekat memanjang bangunan atas, sekat melintang bangunan atas, dinding sisi bnagunan atas dan geladak diatasnya. b) Gabungan Panel-Panel Seksi Gabungan dua atau tiga panel seksi, yang lazimnya adalah sebagian rumah geladak dengan sekat melintang atau memanjang. Tujuannya adalah : 1. Pemanfaatan crane 2. Mengurangi pekerjaan pengelasan c) Menyeluruh Seluruh pengerjaan bangunan atas dilakukan di bengkel produksi dan disatukan di assambly area. II.7.1.2 Adapun alasan menggunakan metode lapis adalah : a) Terbatasnya metode handling, meliputi tipe, jumlah dan kapasitas b) Bengkel-bengkel produksi umumnya kecil sehingga kesulita n membangun blok dalam keadaan besar c) Galangan kapal memiliki assambly area yang terbatas atau tidak memiliki sama sekali sehingga tidak mungkin untuk menggabungkan blok-blok d) Kebiasaan dari galangan
  • 12. 12 FLAT TOP BARGE II.7.1.3 Urutan pembangunan berdasarkan gambar : a) Penyusunan blok-blok dasar : starting block, I-2, I-3, I-4, I-5, I-6, I-7, I-8 b) Penyusunan blok-blok lambung : II-1, II-2, II-3, II-4, II-5, II-6, II-7, II-8 c) Penyusunan blok-blok geladak : III-1, II-2, III-3, III-4, III-5, III-6, III-7, III-8 II.7.2 Tongkang Dibangun Dengan Metode Potongan Tegak Metode potongan tegak merupakan metode yang menitikberatkan pembangunan bangunan atas dalam arah vertikal yaitu dimulai dari geladak bangunan atas dan rumah geladak dari upper deck sampai top deck pada bagian depan dan berjalan mundur dalam pembentukan blok-blok bangunan atasnya. Urutan pembangunan berdasarkan nomor urut yang ada pada gambar.
  • 13. 13 FLAT TOP BARGE II.8 Gambar Detail Blok- Blok Badan Kapal II.8.1 Blok-blok badan kapal biasanya dikerjakan di assambly area. Untuk mempercepat proses pengerjaanya, hal-hal yang perlu dilakukan di assembly area adalah : a) Mengurangi waktu loading Untuk mengurangi waktu loading yakni pada saat perpindahan blok-blok dari assambly area ke building berth, maka blok-blok tersebut dibuat berukuran besar sesuai dengan kapasitas crane yang mengacu pada pembagian blok, besar kapal itu sendiri, dan standard plat yang digunakan. Dengan blok-blok yang berukuran besar di assembly area maka penggabungan blok-blok di erection menjadi berkurang. Erection adalah tingkatan terakhir dari proses assembly. Proses ini merupakan penggabungan blok-blok dari proses assembly menjadi sebuah kapal. Proses erection ini dimulai dari blok dasar ganda (double bottom) yang biasanya bersamaan dengan proses keel laying kemudian semakin keatas sampai bagian superstructure. b) Menempatkan blok atau sub blok di assembly area sesuai posisi kapal di building berth Hal ini dilakukan untuk mencegah berputarnya blok pada waktu proses erection. Untuk blok-blok yang disusun vertikal atau secara bertumpuk maka blok yang dierection dulu harus diletakkan diatas. c) Membuat lingkungan posisi alamiah didalam pembuatan seksi atau sub blok Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan kondisi kerja, misalnya mengurangi pekerjaan overhead dan vertical up.
  • 14. 14 FLAT TOP BARGE BAB III PENUTUP III. 1 Kesimpulan Metode pembangunan tongkang dapat dipilih sesuai dengan fasilitas galangan serta efisiensi dan efektifitas pembangunan kapal untuk mempermudah pengerjaan dilapangan nantinya. Untuk mempermudah pengerjaan dilapangan nantinya, maka diperlukan desain konstruksi yang detail dari perancang, mulai dari plat, profil, konstruksi dasar, ukuran tiap-tiap bagian, sambungan las-lasan serta gambar penampang melintang dan memanjang dari tongkang yang akan dibangun. Pada dasarnya, seluruh metode pembangunan kapal diawali dengan pengerjaan starting block sebagai titik acuan dimulainya pengerjaan pembangunan kapal di atas building berth. Dan setelah itu dilakukan pengurutan pada pembangunan tongkang tersebut dengan menggunaka n metode layer dimana badan tongkang dibagi menjadi 3 lapis. Pembangunan sistem layer ini dipilih karena pembangunan tongkang memiliki kesulitan yang relatif sama pada tiap bagiannya. Penentuan starting block nantinya akan bermanfaat untuk memilih proses pembangunan kapal setelahnya, apakah menggunakan metode lapis atau menggunaka n metode potongan tegak. Pembangunan tongkang dengan metode lapis atau menggunaka n metode potongan tegak memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas dari galangan. III.2 Saran Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen dan Teknologi Produksi 1. Tujuan dari pembuatan makalah ini tidak lain adalah untuk memberikan pengetahuan bagi para pembaca. Dalam pembuatannya pun masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca kami harapkan untuk kesempurnaan pembuatan makalah-makalah selanjutnya.
  • 15. 15 FLAT TOP BARGE LAMPIRAN Berikut ini merupakan lampiran dari perhitungan yang digunakan untuk menghitung berat tongkang. Adapun data dalam lampiran tersebut adalah : 1. Definisi dan ukuran-ukuran utama dari tongkang 2. Perhitungan beban tongkang 3. Perhitungan tebal plat 4. Perhitungan konstruksi ruang muat 5. Perhitungan volume tongkang 6. Gambar Pembagian Blok Kapal 7. Gambar Starting Blok ( Urutan-Urutan Pembuatan Bagian ) 8. Gambar penampang melintang dan pandangan samping tongkang lengkap dengan ukuran pelat dan profil 9. Gambarkan potongan memanjang pada penumpu tengah dan detail konstruksi. 10. Untuk menggambarkan panel-panel seksi secara terpisah dilengkapi dengan ukurannya. 11. Untuk menentukan berat masing-masing panel seksi. 12. Menentukan pembuatan starting block 13. Menentukan dan menggambarkan urutan pemasangan blok-blok atau seksi-seksi pada Building Berth bila : a) Tongkang dibangun dengan menggunakan metode lapis b) Tongkang dibangun dengan menggunakan metode potongan tegak 14. Gambar Detail dari Blok-Blok Badan Kapal