Dokumen tersebut membahas manajemen risiko, terutama risiko kredit dan risiko likuiditas, dalam perbankan syariah. Dibahas pula pengukuran dan mitigasi risiko kredit dan likuiditas serta instrumen yang dapat digunakan. Dokumen ini memberikan gambaran umum tentang pentingnya manajemen risiko yang baik dalam perbankan berbasis syariah.
3. 3
RISK AWARENESS
DON’T PLAY WITH THE RISK AND
DON’T TAKE A RISK IF YOU DON’T
KNOW: HOW BIG THE LOST/IMPACT YOU’LL GET
ACCORDING TO THE RETURN
AND HOW TO MITIGATE IT
5. 5
MANFAATMANFAAT
Mengetahui tingkat risiko kredit secara
individual, portofolio, dan bankwide
Risk Based Pricing
Pengambilan keputusan kredit yang cepat
dan tepat
Mengetahui beban modal yang diperlukan
atas aktivitas perkreditan (credit risk
capital charge)
6. 6
RISK AWARENESSRISK AWARENESS
GENERAL RISK RETURN TRADE-
OFF
HIGH RISK-HIGH RETURN, LOW
RISK-LOW RETURN
CREDIT RISK RETURN CONDITION
LIMITED RETURN – UNLIMITED RISK
7. 7
Kurva Risiko KreditKurva Risiko Kredit
Frequency
of loss
Portofolio
loss rate
Unexpected loss
- diserap oleh risiko
berbasis modal
ekonomis
Basel II capital
requirement = UL
99,97%
Confidence level
Expected loss
- diserap oleh
provisi dan
margin
Catastrophic loss
- tidak ekonomis bagi
modal bank
8. 8
er : Iqbal Munawar, Asuaf Ahmad & Tariqullah Khan (1998), Challenges Facing Islamic banking, Jeddah : IRTI
Pembiayaan Syariah berdasarkan
Industri
44%
4%13%
7%
12%
20%
Perdagangan
Pertanian
Industri
Jasa-jasa
Real Estate
Lainnya
9. 9
Jenis Pembiayaan Syariah
er : Iqbal Munawar, Asuaf Ahmad & Tariqullah Khan (1998), Challenges Facing Islamic banking, Jeddah : IRTI
67%
5%
6%
7%
15%
Murabahah
Mudharabah
Musyarakah
Ijarah
Lainnya
10. 10
Keunikan Risiko Kredit Syariah
Jenis pembiayaan banyak
Fixed rate liability tidak ada risk sharing
insolvency risk rendah
Derivative trading tidak ada
Pembiayaan bagi hasil moral hazard
Sedikitnya instrumen mitigasi risiko
Kompensasi restrukturisasi pembiayaan
dilarang Riba Al Jahiliyah
11. 11
Keunikan Risiko Kredit Syariah
Mudharabah / Musyarakah
Default event tidak ada, business/investment risk tinggi
Agunan tidak disyaratkan
Berbasis Profit & Loss sharing
Salam / Istishna’
Supply risk & Counterparty performance risk
Catastrophic risk tinggi
Berbasis jual-beli
Ijarah
Asset recovery risk
Berbasis sewa-beli
Murabahah
Berbasis Jual-beli
Collateral risk
12. 12
Persepsi Risiko Kredit Syariah
Ranking 1 s.d. 5 (berisiko s.d. sangat berisiko)
Musyarakah 3.69
Diminishing Musyarakah 3.33
Mudharabah 3.25
Salam 3.20
Istishna’ 3.13
Ijarah 2.64
Murabahah 2.56
ber : Tariqullah Khan & habib Ahmed (2001), Risk Management : An Analysis of Issues in Islamic Financial
Industry, Jeddah : IRTI
14. 14
Pengukuran Probability of Default (PD) dilakukan
dengan melakukan analisis aspek-aspek risiko
pembiayaan.
Pengukuran Loss Given Default dilakukan
berdasarkan data recovery rate dari pembiayaan
yang disalurkan.
Pengukuran Exposure at Default didapat dari
perhitungan outstanding pembiayaan nasabah
pada saat macet.
CREDIT RISKCREDIT RISK
MEASUREMENTMEASUREMENT
18. 18
MANFAATMANFAAT
Menghindari bank dari kemungkinan
kegagalan dalam memenuhi setiap kewajiban
finansialnya yang sudah diperjanjikan secara
tepat waktu dengan dana yang telah
disiapkan sebelumnya secara efektif dan
efisien, berdasarkan sistem dan prosedur
pengelolaan likuiditas yang diterapkan bank.
Menghindari bank dari kemungkinan ketidak-
mampuan dalam mendanai peningkatan aset
dengan sumber dana yang relatif mudah,
murah dan berkualitas.
Optimalisasi idle funds untuk meningkatkan
pendapatan
21. 21
Stability and Solvency of IBs
Dalam teori, Bank
Syariah bersifat
lebih stabil Profit
& Loss Sharing
pada kedua sisi
asset
22. 22
Stability and Solvency of IBs
Dalam prakteknya,
Bank Syariah
memiliki fixed
income asset dan
profit sharing pada
sisi liability .
Bank Syariah
menjadi lebih stabil
dibandingkan bank
konvensional
23. 23
Risiko Likuiditas
Risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi
kewajiban yang telah jatuh waktu
Risiko Likuiditas Pasar, yaitu risiko yang timbul karena Bank tidak
mampu melakukan offsetting posisi tertentu dengan harga pasar
karena kondisi likuiditas pasar yang tidak memadai atau terjadi
gangguan di pasar (market disruption);
Risiko Likuiditas Pendanaan, yaitu risiko yang timbul karena Bank
tidak mampu mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan
dari sumber dana lain.
Risiko Likuiditas dapat melekat pada aktivitas fungsional pembiayaan
(penyediaan dana), tresuri dan investasi, kegiatan pendanaan dan
instrumen utang.
24. 24
Contoh Risiko Likuiditas
• Risiko Likuiditas Pasar
BSM harus memberikan bagi hasil yang tidak wajar
misalkan 80 % (eq. rate 12%) agar nasabah dana mau
menyimpan dananya padahal pada saat yang
bersamaan pasar hanya eq. 8,5 %
• Risiko Likuiditas Pendanaan
Pada saat BSM membutuhkan likuiditas, BSM tidak
mampu menjual obligasi yang dimilikinya walaupun
sudah diberikan discount yang cukup besar
25. 25
Kesenjangan likuiditas yang dihadapi bank disebabkan 3 faktor,
yaitu:
• Kesenjangan struktural (structural gap) disebabkan kesenjangan
jatuh tempo antara aset (kredit, penempatan dana,dsb.) dengan
sumber dana berupa modal dan kewajiban.
• Kesenjangan Treasuri (treasury gaps) disebabkan aktifitas
trading di pasar tunai – yang dapat dengan mudah dan cepat
dibentuk dan dihilangkan, dengan risiko lebih kecil dibandingkan
dengan risiko struktural.
• Kesenjangan transaksi valuta asing (Foreign Exchange Gap),
yang disebabkan oleh selisih arus kas (selisih kas inflow dan
outflow) dari transaksi valas yang dilakukan bank.
PENYEBAB LIQUIDITY GAPPENYEBAB LIQUIDITY GAP
26. 26
Permasalahan Bank Syariah
Instrumen manajemen likuiditas konvensional
berbasis interest rate
Sedikitnya instrumen likuiditas Syariah
Sedikitnya partisipan dalam pasar
Lambannya perkembangan instrumen
keuangan syariah
Contoh :
Apabila seorang pedagang kain Tanah Abang mengetahui rata-rata kerugian yang dialaminya setiap tahun adalah 5% dari total aset yang dimiliki maka dapat dikatakan Expected Loss dari usahanya adalah 5% dimana angka ini dijadikan “risk premium” dan perlu ditambahkan dalam perhitungan “pricing” dari usahanya. Selama 20 tahun berdagang dia pernah mengalami kerugian yang sangat material yaitu sebesar 30% yaitu pada saat terjadinya kebakaran pasar, maka dapat dikatakan Unexpected Loss dari usahanya adalah 30% dimana seharusnya angka ini menunjukkan jumlah minimal modal yang perlu disediakannya guna mengcover apabila terjadi kembali kerugian yang material. Sedangkan “Potential Unexpected Loss” merupakan potensi kerugian di luar kemampuan dan jauh dari perkiraan, sehingga kebangkrutan tidak dapat lagi ditanggulangi. Kondisi ini dapat dikatakan “uncontrollable” sehingga modal tidak perlu dialokasikan untuk menanggulangi hal tersebut.
To close, restate the action step followed by the benefits. Speak with conviction and confidence, and you will sell your ideas.